pengaruh latihan kekuatan spesifik terhadap bola kaki
Post on 05-Dec-2014
194 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-
masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut
kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola
sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya
sendiri tidak kemasukan (A. Sarumpaet, 1992: 5).
Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang
tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin
menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi
bintang sepakbola. Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang
diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah
baiknya jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pelatihan olahraga
khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan
olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan
beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu
juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik,
maka kita dapat bermain dengan baik.
Adapun teknik dasar permainan sepakbola yang perlu dikuasai oleh para
pemain pada umumnya adalah: menendang bola, menggiring bola, menahan dan
menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, merampas atau merebut
bola.
Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena itu kekuatan mutlak harus dimiliki
seorang atlet sebelum ia berlatih mengembangkan unsur-unsur yang lain.
1
Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik.
Disamping membutuhkan kekuatan otot tungkai untuk mencapai keterampilan
menggiring bola diperlukan juga unsur fisik yang berupa kelentukan, kelentukan
merupakan kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis merumuskan
masalah makalahnya, yakni :
1. Bagaimana hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan
menggiring bola pada permainan sepakbola?
2. Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan
kaki terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menulis makalah ini
bertujuan diantaranya :
1. Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan
menggiring bola pada permainan sepakbola.
2. Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan
pergelangan kaki terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan
sepakbola.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Keterampilan Menggiring Bola
Pengertian keterampilan sesuai dengan perkataan Poerwadarminta (2002 :
935) yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan. Menurut
Sukatamsi (1988 : 158) menggiring bola diartikan dengan gerakan lari
menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah.
Adapun pendapat Engkos Kosasih (1994 : 95) menggiring bola yaitu berlari
membawa bola atau membawa bola dengan kaki.
Dari pendapat-pedapat di atas, keterampilan menggiring bola dapat
diartikan kemampuan seseorang untuk meggunakan kakinya, mendorong bola
agar bergulir terus menerus di atas tanah dengan waktu yang sesingkat-
singkatnya. Luxbacher (1998 : 47) mengatakan bahwa menggiring bola dalam
sepak bola memiliki fungsi yang sama dengan bolabasket yaitu memungkinkan
pemain untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke
ruang yang terbuka. Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki (inside,
outside, instep, telapak kaki) untuk mengontrol bola sambil terus menggiring
bola. Beberapa orang menanggap penggiringan bola lebih sebagai seni daripada
keterampilan. Pemain dapat mengembangkan gayanya sendiri atau berimprovisasi
dalam menggiringbola selama tetap mencapai sasaran utama yaitu mengalahkan
lawan sambil tetap menguasai bola. Sehingga dapat diambil suatu pengertian
bahwa menggiring bola adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki
oleh pemain sambil lari untuk melewati lawan atau membuka daerah pertahanan
lawan. Adapun tujuan menggiring bola menurut Sukatamsi (1988 : 158) adalah:
1. Melewati lawan.
2. Mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat.
3
3. Menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak
terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan
operan kepada teman.
Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu dilakukan latihan-latihan
yang terus menerus sehingga akhirnya akan menjadi gerakan yang otomatis.
Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola. Menurut
Sukatamsi (1988 : 158) beberapa prinsip-prinsip menggiring bola yaitu:
1. Bola di dalam penguasaan pemain, tidak mudah direbut lawan dan bola
selalu terkontrol.
2. Di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan.
3. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan
atau kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan
ditendang. Irama sentuhan pada bola tidak mengubah irama langkah kaki.
4. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola
saja, akan tetapi harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar
dan lapangan atau posisi lawan maupun posisi kawan.
5. Badan agak condong kedepan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu lari
biasa.
Adapun kesalahan di dalam menggiring bola adalah sebagai berikut:
1. Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya bola terlalu cepat
dan tidak terkontrol.
2. Jarak antara pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga direbut lawan.
3. Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak
teratur.
4. Mata hanya selalu tertuju pada bola saja sehingga dalam permainan
sesungguhnya pemain tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.
Cara menggiring bola menurut pendapat Sukatamsi (1988 : 161-162) yaitu
untuk melakukan teknik menggiring bola berputar kearah kiri digunakan kura-
4
kura kaki sebelah dalam kaki kanan, sedangkan untuk melakukan teknik
menggiring bola ke arah kanan digunakan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan.
Adapun cara menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
menurut Sukatamsi (1988 : 159) adalah sebagai berikut:
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang
bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam.
2. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik
menendang, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau
mendorong bola bergulir kedepan dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan.
3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan pada
waktu kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi
lapangan.
Menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam akan
mempermudah melindungi bola dari lawan atau bola tetap berada dalam
penguasaan pemain, hal ini menyebabkan lawan menemui kesulitan untuk
merampas bola. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Sarumpaet (1992 : 25) yaitu
jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau dibayangi oleh lawan maka
cara menggiring bola seperti inilah yang lebih baik dilakukan karena bola selalu
berada di antara kedua kaki dengan lain perkataan bola selalu dapat dilindungi.
Disamping itu kalau menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam
pemain dapat mudah merubah arah bila dihadang oleh lawannya.
Sedangkan menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian luar
menurut Sukatamsi (1988 : 161) adalah :
1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki menendang bola
dengan kura-kura kaki sebelah luar.
2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan
atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat
dengan kaki.
5
3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan pada
waktu kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi
lapangan.
A. Sarumpaet (1992 : 25) mengatakan bahwa mengiring bola dengan
menggunakan kura-kura bagian luar memberi kesempatan bagi pemain untuk
merubah-ubah arah serta dapat menghindari lawan yang berusaha merampas bola.
Merubah arah atau membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan
bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang
menggiring bola dapat menutup atau membatasi antara lawan dengan bola.
· Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan
dapat dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja
atau kaki kiri saja, adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1988 : 169)
adalah sebagai berikut: Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan
dengan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian, bola didorong
menggunakan kura-kura kaki bagian dalam. Waktu melampaui di sebelah kanan
tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kanan
sedangkan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan
kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri.
1. Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan dengan
menggunakan kaki sebelah kanan saja, yaitu dengan cara: waktu melampaui
di sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam
dan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan
kura-kura kaki bagian luar.
2. Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan dengan
menggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu dengan cara: waktu melampaui di
sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar dan
pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan kura-
kura kaki bagian dalam.cara: waktu melampaui di sebelah kanan tiang
pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam dan pada waktu
6
melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki
bagian luar.
3. Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan dengan
menggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu dengan cara: waktu melampaui di
sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar dan
pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan kura-
kura kaki bagian dalam.
Beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk dapat menggiring bola
dengan baik menurut A. Sarumpaet (1992 : 24) antara lain:
1. Bola harus dikuasai sepenuhnya, berarti tidak mungkin dirampas lawan.
2. Dapat menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang
ingin dicapai.
3. Dapat menguasai situasi pemain pada waktu menggiring bola.
Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.
Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena dengan
menguasai bola menciptakan gol akan lebih mudah. Setelah bola dapat dikuasai,
pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut
lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola.
Penguasaan bola dapat ditunjukkan salah satunya dengan kemampuan seorang
pemain dalam menggiring bola.
B. Analisis Gerak
1. Keterlibatan Otot dalam Menggiring Bola
Kekuatan otot tungkai menggunakan kekuatan maksimum. Menurut
KONI (2000: 12) kekuatan adalah kekuatan otot yang membangkitkan
tenaga/ kekuatan/ force terhadap suatu tahanan.
M. Sajoto (1988 : 58) mengatakan bahwa kekuatan atau strenght
adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan
7
seseorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban
dalam waktu kerja tertentu.
Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot
untuk menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu
dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi
ini timbul untuk melakukan gerakan yang mendukung.
A. Hamidsyah Noer (1995 : 135) mengatakan salah satu unsur
kondisi fisik yang perlu dilatih terlebih dahulu adalah unsur kondisi fisik
kekuatan, karena kekuatan memiliki peranan yang penting dalam melindungi
atlet dari cedera serta membantu stabilitas sendi-sendi.
Menurut Harsono (1988 : 179) kontraksi otot dapat digolongkan
dalam tiga kategori yaitu:
1. Kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot tidak
memanjang atau memendek sehingga tidak nampak suatu gerakan
yang nyata, atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang
ditempuh. Kontraksi ini disebut juga kontraksi statis.
2. Kontraksi isotenis,dalam kontraksi akan nampak bahwaterjadi
suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan
memanjang dan memendeknya otot-otot sehingga terdapat
perubahan dalam panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi
dinamis.
3. Kontraksi isokinetis yaitu kontraksi dari kedua kontraksi tersebut.
Dari pengertian kekuatan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas latihan. Kekuatan
harus mutlak diperlukan pada setiap atlet untuk semua cabang olahraga.
Kekuatan otot merupakan komponen penting dari kesegaran jasmani,
karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan proporsi dari
8
kualitas dan jumlah serabut otot. Ateng (1992 : 66) berpendapat bahwa
kesegaran jasmani dalam kaitan dengan kekuatan otot memerlukan:
1. Kualitas dan jumlah serabut otot yang memadai.
2. Kemampuan menginervasi (mengerahkan) sejumlah serabut otot
yang diperlukan.
3. Irama gerak sesuai dengan beban kerja otot.
4. Tahanan internal yang rendah.
5. Pola koordinasi yang efisien.
6. Efektivitas pengungkit.
Harsono (1988 : 77) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah
komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara
keseluruhan. Karena, pertama kekuatan merupakan daya penggerak setiap
aktivitas fisik, kedua kekuatan memegang peranan penting dalam
melindungi atlet atau orang dari cedera, ketiga dengan kekuatan atlet akan
dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan efisien,
memukul lebih keras, demikian juga dapat membantu memperkuat sendi-
sendi.
Dari beberapa pengertian tersebut, kekuatan dapat diartikan sebagai
kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi
secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam
maupun dari luar. Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan
menghasilkan gerakan aktivitas seperti menendang, berjalan, melompat dan
lain sebagainya. Dimana garakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan
gerakan olahraga, terutama cabang olahraga yang dominan menggunakan
kaki separti: sepakbola, pencaksilat, bersepada dan masih banyak lainnya.
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang
dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakan bagian-bagian
kerangka dalam suatu letak tertentu. Otot dapat mengadakan kontraksi
9
dengan cepat, apabila ia mendapatkan rangsangan dari luar berupa
rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis, dingin dan lain-lain. Syaifuddin
(1997 : 41) mengatakan bahwa dalam keadaan sehari-hari otot ini bekerja
atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintah yang datang dari susunan
saraf motoris.
Di dalam peningkatan latihan kekuatan, kita harus selalu ingat akan
prinsip peningkatan/penambahan beban. Hamidsyah Noer (1995 : 136)
mengatakan bahwa disamping faktor latihan masih ada faktor lain yang turut
menentukan baik tidaknya kekuatan seorang atlet, diantaranya yaitu:
1. Tergantung dari besarnya fibril otot dan tergantung pula atas
banyaknya yang ikut serta dalam melawan beban, serta tonus otot.
2. Tergantung dari bentuk kerangka tubuh, makin besar kerangka
tubuh makin baik.
3. Faktor umur juga sangat menentukan, bagi atlet yang berusia tua
tentu saja faktor kekuatannya akan berubah.
4. Pengaruh psikis dari dalam maupun dari luar.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka kita dapat menjaga
bahkan meningkatkan unsur kekuatan, sehingga dapat menunjang dalam
meningkatkan prestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan/strength
adalah kemampuan otot membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Oleh karena itu latihan-latihan yang cocok untuk dapat membantu
mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistance
exercise) dimana kita harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu
beban, beban itu bisa beban anggota tubuh kita sendiri ataupun beban bobot
dari luar (extance resistance). Beban tersebut harus sedikit demi sedikit
bertambah berat agar perkembangan otot terjamin.
Oleh karena itu, pada latihan tahanan haruslah selalu merupakan
latihan-latihan tahanan yang progresif dan tidak berhenti pada satu berat,
beban atau bobot tertentu. Sehingga otot memiliki kemampuan menerima
10
beban maksimal. Apabila diterapkan pada pelaksanaan aktivitas menggiring
bola adanya kekuatan yang baik diharapkan keterampilan menggiring
bolanya lebih memadai.
2. Keterlibatan Tulang dan Persendian yang Dominan Bekerja dalam
Keterampilan Menggiring Bola
M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa kelentukan adalah efektifitas
seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh
dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di
sekitar persendian.
Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak
olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada
persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada
otot.
Macam-macam kelentukan menurut Suharno (1986 : 50) antara lain:
(1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan
amplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada
umumnya dan menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-sendi tidak
mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan pekerjaan
umum sesuai dengan situasi, (2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan
seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu
cabang olahraga. Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap
kelentukan sangat berbeda-beda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar
perbedaan teknik masing-masing cabang olahraga dan teknik bertanding yang
digunakan.
Menurut Pate yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993 :
173) Pergelangan kaki dan telapak kaki adalah komponen penting dari sistem
pengantar kekuatan yang memungkinkan olahragawan untuk menampilkan
gerakan berlari. Tulang persendian tibia, fibula dan talus membentuk sendi
engsel pergelangan kaki.
11
Luxbacher (1998 : 49) berpendapat bahwa dalam beberapa situasi
pemain tidak perlu melakukan dribble dengan kontrol yang rapat, misalkan
dalam situasi yang menguntungkan di pertahanan lawan. Dalam situasi
tersebut pemain harus mampu menggiring bola dengan kecepatan penuh,
jangan biarkan bola rapat dengan kaki, tapi sebaliknya dorong bola beberapa
kaki ke depan ke arah ruang yang terbuka, berlari dengan cepat dan kemudian
mendorongnya kembali menggunakan seluruh permukaan instep atau outside-
of-the-foot. Sebelum impac dengan bola. Kaki dalam menggerakkan instep
atau outside-of-the-foot memerlukan kelentukan pergelangan kaki.
Tidak semua orang memiliki pergelangan kaki yang lentuk, sehingga
dalam melakukan gerakan tungkaipun kurang sempurna. Dengan seorang
pemain memiliki kelentukan pergelangan kaki diharapkan akan menambah
keterampilannya dalm menggiring bola.
Menurut Harsono (1988 : 164) kelentukan dapat dikembangkan
melalui latihan-latihan peregangan otot dan latihan-latihan memperluas ruang
gerak sendi-sendi. Adapun beberapa metode latihan yang dapat dipakai untuk
mengembangkan kelentukan:
1. Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan menggerak-
gerakkan tubuh atau anggota-anggota tubuh secara ritmis (berirama)
sehingga otot-otot terasa teregangkan.
2. Peregangan statis, dalam peregangan ini perlu mengambil sikap
sedemikian sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu dan
sikap ini dipertahankan secara statis untuk beberapa detik.
3. Peregangan pasif, dalam metode ini, pelaku merelax-kan kelompok
tertentu, kemudian temannya membantu meregangkan otot tersebut
secara berlahan-lahan sampai titik fleksibilitas maksimum tercapai,
tanpa keikut sertaan secara aktif dari pelaku.
12
4. peregangan kontraksi-rileksasi, otot diregangkan dulu secara
isometrik 6 sampai 10 detik, lalu otot diregangkan dengan metode
pasif selama 20 sampai 30 detik.
Pendapat lain dari Suharno (1986 : 51) masalah-masalah yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah:
1. Pemanasan sebelum inti latihan harus cukup panas.
2. Gerakan-gerakan jangan dipaksakan, sehingga mengakibatkan
robek/putusnya jaringan-jaringan.
3. Latihan harus sistematis, teratur dan peningkatan latihan sedikit
demi sedikit.
4. mulailah latihan sejak anak-anak.
5. Latihan harus diulang-ulang, jika merasa sakit segera latihan
dihentikan.
6. Selesai latihan kelentukan perlu diimbangi dengan latihan
penguatan.
7. Jangan memaksa atlet yang sedang muram, takut, susah untuk
berlatih kelentukan.
8. Latihan kelentukan sebaiknya dimulai dari kanak-kanak dan pada
siang hari.
Kegunaan kelentukan menurut Suharno (1986 : 49) di dalam
olahraga adalah:
1. Mempermudah atlet dalam penguasaan-penguasaan teknik-teknik
tinggi.
2. Mengurangi terjadinya cedera atlet
3. Seni gerak tercermin dalam kelentukan yang tinggi.
4. Meningkatkan kecepatan dan kelincahan gerak.
Keuntungan bagi seorang pemain sepakbola apabila memiliki
kelentuka yang baik yaitu:
13
1. Cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan teknik atau
taktik.
2. Tidak mudah mendapatkan kecelakaan atau cedera pada otot.
3. Gerakan-gerakan akan dilaksanakan dengan mudah sehingga tidak
lekas lelah.
4. Membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan.
Dari pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan drible/menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah
arah dan menghindari lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan
seluruh bagian kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat
melakukan semuanya itu sangat dibutuhkan unsur fisik diamtaranya
berupa kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki.
3. Sistem Energi Dominan Saat Menggiring Bola
Sistem energi yang diperlukan didalam sepak bola diantaranya adalah
system energi daya tahan Aerobik dan Anaerobik. Rincian sistem Aerobik dan
Anaerobik menujukan bagaimana atau betapa besar keterlibatan kedua system
ini dalam melekukan aktifitas tertentu yang berhubungan dengan aktifitas olah
raga. Rincian kedua system ini di tentukan dengan mengidentifikasikan
berapa lama dan berapa berat seorang atlet bekerja tanpa istirahat.
Sistem energi Aerobik berarti dengan oksigen artinya kerja otot
dan gerak otot yang dilakukan mengunakan oksigen guna melepas
energi dari bahan-bahan otot (PB. PASI 1993 : 22). Beban kerja
latihan aerobik dapat secara terus-menerus atau dirinci menjadi
interval-interval antara lari kencang dan lari pelan. Latihan aerobik
yang betul akan memperbaiki produksi energi aerobik dalam otot dan
juga dapat menunjang meningkatkan kinerja jantung dan paru-paru.
Sedangkan sistem energi Anaerobik berarti tanpa oksigen
artinya mampu bekerja dengan intensitas tingkat tinggi (PB. PASI
14
1993:23). Latihan ringan seperti jogging dapat digunakan untuk dapat
meningkatkan dan melatih daya tahan anaerobic.
Dalam keterkaitannya dengan cabang olah raga sepak bola
kedua system energi ini sama-sama memberi peranan yang penting
dalam menunjang melakukan gerak olah raga ini. Sistem aerobik
dalam sepak bola digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan dalam
intensitas yang cepat seperti sprint dalam perebutan bola, memberi
umpan atau dalam mencetak gool. Sedang system anaerobik untuk
melakukan gerakan dalam intensitas sedang atau lambat seperti lari
jogging.
Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepakbola
juga harus mempunyai kondisi fisik dan energi yang baik, dalam
meningkatkan kondisi fisik maka perlu dilatihkan beberapa kondisi
fisik atau energi, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi
kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan.
Sedangkan unsur kondisi fisik khusus mencakup stamina, daya ledak,
reaksi, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan (Suharno HP, 1985:
24).
Kekuatan atau energi merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi
fisik seseorang dan sangat dibutuhkan dihampir semua cabang
olahraga, kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot
untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya
( Suharno HP, 1985: 24).
Harsono (1988: 176) menyatakan bahwa kekuatan adalah
komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena:
1. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas.
15
2. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi
atlet/orang dari kemungkinan cidera.
3. Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang
lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih
memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak
dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap
dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh
hasil yang baik.
Menurut Suharno HP (1985: 25) kekuatan ada 3 macam yaitu:
kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat
dan tahan lama).
1. Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi
maksimal serta dapat melawan/menahan beban yang maksimal
pula.
2. Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau
segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan
kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.
3. Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan
tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban
yang tinggi intensitasnya.
Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kecepatan
menggiring bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan energi otot
tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai kecepatan menggiring bola
harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang
digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat lari
menggiring bola.
Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam
meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi
langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan
16
otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari
menggiring bola. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kaki yang
kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang
kuat agar dapat memikul badan yang berat.
Dalam pencapaian kecepatan menggiring bola kelincahan dan
kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan
faktor pendukung kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki.
Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap
kekuatan otot. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot
itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut otot akibat suatu
latihan. Makin besar serabut-serabut otot seseorang, makin kuat pula
otot tersebut. (M.Sajoto, 1988: 111).
Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang
menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat
mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja
tertentu (M. Sajoto, 1988: 58). Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan
adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap
suatu tahanan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 973) tungkai
adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah)”. Kekuatan
otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk
mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja
tertentu. Kekuatan otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang
dalam menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan
menggiring bola.
Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering
digunakan pelatih adalah weight training, circuit training, dan interval
training, disamping bentuk-bentuk latihan yang lain. Weight training
adalah bentuk latihan yang bertujuan mengembangkan dan
17
memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar
kekuatannya juga besar. “umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi
oleh unsur struktural otot itu, khususnya volume. Telah diketahui
bahwa kekuatan otot meningkat sesuai dengan volume otot” (Straoss,
1988: 7).
Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus
akan diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang akan dapat
memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki.
4. Analisis Kinetik
Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Keterampilan Menggiring
Bola
Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan seseorang untuk
menggerakan kakinya, mendorong bola agar bergulir terus menerus di
atas tanah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Melihat dari pernyataan tersebut di atas diasumsikan bahwa untuk
mendapatkan keterampilan menggiring bola diperlukan latihan yang
terus menerus selain itu juga dibutuhkan unsur fisik berupa kekuatan otot
tungkai, karena dalam menggiring bola otot tungkai berperan utama yaitu
sebagai tumpuan dan stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki
kekuatan otot tungkai yang baik diharapkan keterampilan menggiring
bolanya lebih memadai.
Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kelentukan Pergelangan
Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola
Pada cabang olahraga sepakbola, khususnya teknik dasar
menggiring bola anggota tubuh yang berperan utama adalah tungkai,
karena tungkai berfungsi sebagai tumpuan dan stabilisator. Dengan
seorang pesepakbola memiliki kekuatan otot tungkai yang baik
diharapkan keterampilan menggiring bolanyapun akan menjadi lebih
baik.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pembahasan di atas, penulis makalah ini
menyimpulkan makalahnya ini, diantaranya :
1. Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot untuk menerima beban
dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu dihasilkan oleh adanya
kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk
melakukan gerakan yang mendukung.
2. Menggiring bola diperlukan latihan yang terus menerus selain itu juga
dibutuhkan unsur fisik berupa kekuatan otot tungkai, karena dalam
menggiring bola otot tungkai berperan utama yaitu sebagai tumpuan dan
stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki kekuatan otot tungkai
yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.
3. kelentukan pergelangan kaki dibutuhkan untuk melakukan gerakan-
gerakan lari sehingga dalam menggiring bola bisa lebih cepat. Oleh karena
itu timbul dugaan bahwa kelentukan pergelangan kaki mempunyai
hubungan dengan keterampilan menggiring bola, artinya seorang pemain
yang memiliki kelentukan baik diharapkan dapat menambah keterampilan
menggiring bola dengan lebih baik.
4. Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak
olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada
persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada
otot.
5. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang
tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun
pemeliharaannya (M. Sajoto, 1995: 8), sedangkan menurut Sugiyanto
19
(1993: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-
organ tubuh didalam melakukan aktivitas fisik.
6. Komponen kondisi fisik (Bompa, 1990: 29) sebagai komponen kesegaran
biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok
komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: 1)
kesegaran otot, 2) kesegaran kardiovaskuler, 3) kesegaran keseimbangan
jumlah dalam tubuh dan 4) kesegaran kelentukan. Kelompok komponen
lain dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang
terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4)
kelincahan, 5) daya ledak otot.
B. Saran-Saran
· Untuk mendapatkan keterampilan menggiring bola, maka perlu
memperhatikan kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki
dengan jalan memberikan latihan kekuatan dam kelentukan secara
terprogram.
· Kondisi fisik para pemain sepak bola harus lebih didahulukan melalui
program-program latihan teknik, taktik dan fisik yang terencana dan
terprogram dengan baik supaya dapat meningkatkan kondisi fisik para
pemainnya secara keseluruhan agar yang kurang baik menjadi lebih baik
dan dapat berprestasi dalam cabang olahraga Sepak Bola.
20
DAFTAR PUSTAKA
P Soekamtasi, 1984. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Solo: Tiga SErangkai.
Oerwadarminta, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01ab/5f83b52e.dir/
doc.pdf
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH1da5/c8b6618a.dir/
doc.pdf
http://tegartia.wordpress.com/2009/12/16/sepak-bola/
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01d9/0437d05a.dir/
doc.pdf
21
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap
keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul “ Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap
Bola Kaki” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini
sangat diharapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Maret 2013
Penulis
i
22
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 20
B. Kritik dan Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
ii
23
top related