pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan ...repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1030/1/manuskrip...
Post on 19-Jan-2021
24 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENGETAHUAN
SIKAP DAN PERILAKU IBU NIFAS DI RS
dr.R.HARDJANTO BALIKPAPAN
TAHUN 2020
MANUSKRIP
Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Sarjana Terapan Kebidanan
PERA SETIAWATI
NIM. PO7224319063
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
ii
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Audio Visual
Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Nifas
di Rumah Sakit Dr.R.Hardjanto Balikpapan Tahun 2020
Pera Setiawati¹, Ernani Setyawati², Yona Palin³
1. Mahasiswa jurusan kebidanan Balikpapan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
2. Dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
3. Dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
*Penulis Korespondensi : Pera Setiawati, Jurusan Kebidanan Prodi Alih Jenjang Kebidanan,
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, Indonesia
Email : perasetiawati.ps@gmail.com, Phone : +6281320077013
Abstrak
Latar belakang : Masa nifas masih dinyatakan masa yang kritis bagi ibu setelah
melahirkan. Diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantara nya
terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama. Penanganan komplikasi nifas sering terlambat
karena masih banyak ibu tidak mengenal tanda bahaya masa nifas yang dapat di deteksi
secara dini. Salah satu upaya memberikan pengenalan pendidikan kesehatan menggunakan
media audiovisual.
Tujuan Penelitian : : untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media
audiovisual terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku ibu nifas di Rumah Sakit
dr.R.Hardjanto Balikpapan Tahun 2020.
Desain Penelitian : desain penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan one
grup pre-post test design. Populasi ibu nifas yang melahirkan di RS dr.R.Hardjanto. Tehnik
pengambilan sampel dengan consecutive sampling sebanyak 26 orang.
Hasil Penelitian : hasil penelitian ini terdapat pengaruh dari pendidikan kesehatan tentang
tanda bahaya nifas menggunakan media audiovisual terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
ibu nifas dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (P < 0,05).
Kesimpulan Penelitian : Pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual
berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku ibu nifas dengan harapan ibu nifas
mengambil sikap dan perilaku apabila menemukan tanda bahaya nifas agar dapat ditangani
sebelum terjadi komplikasi yang fatal.
Kata Kunci : pendidikan kesehatan, media audiovisual, pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu nifas.
iii
Effects of Health Education Using Audio Visual Media on Knowledge,
Attitudes and Behavior of Postpartum Mothers at Dr.R.Hardjanto Hospital
Balikpapan in 2020
Pera Setiawati¹, Ernani Setyawati², Yona Palin³
1. Students midwifery Balikpapan, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan.
2. Lecturer of midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan.
3. Lecturer of midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
*Corresponding Author : Pera Setiawati, Department of Midwifery Balikpapan, Polytechnic
Ministry of Health of East Kalimantan, Indonesia
Email : perasetiawati.ps@gmail.com, Phone : +6281320077013
Abstract
Background : The puerperium is still considered a critical period for mothers after giving
birth. An estimated 60% of maternal deaths occur after delivery and 50% of them occur within
the first 24 hour interval. Handling of puerperal complications that can cause maternal death
is often late because there are still many mothers do not recognize the danger signs of the
puerperium that can be detected early. One way to provide an introduction to health education
using audiovisual media.
Objectives: to find out the effect of health education using audiovisual media on the knowledge,
attitudes and behavior of postpartum mothers at dr.R.Hardjanto Hospital Balikpapan in 2020.
Design: This research design is Quasi Experiment with one group pre-post test design
approach. The population of postpartum mothers giving birth in Dr.R.Hardjanto Hospital.
Sampling technique sampling is consecutive sampling of 26 people.
Results: the results of this study there is the influence of health education about puerperal
signs using audiovisual media on the knowledge, attitudes and behavior of postpartum mothers
with a significant value of 0,000 (P <0.05).
Conclusion: The provision of health education using audiovisual media influences the
knowledge, attitudes and behavior of the puerperal mother in the hope that the puerperal
mother can take an attitude and behavior if they find signs of puerperal danger so that they can
be handled before fatal complications occur.
Keywords: health education, audiovisual media, knowledge, attitudes and behavior of
postpartum mothers
1
PENDAHULUAN
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-
8 minggu. Setelah melahirkan, ibu masih perlu
mendapat perhatian karena ibu nifas masih
beresiko mengalami perdarahan atau infeksi
yang dapat mengakibatkan kematian ibu. Untuk
menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir
harus mendapat Post Natal Care (pelayanan
nifas) oleh tenaga kesehatan (Prawirohardjo,
2012).
Risiko meninggal karena sebab ibu terkait
dengan risiko hamil dan risiko kebidanan,
komplikasi dan kematian saat hamil, saat
melahirkan atau dalam 42 hari pasca persalinan.
Jenis komplikasi yang sebagian besar
menyebabkan kematian ibu adalah perdarahan,
infeksi, tekanan darah tinggi saat hamil,
komplikasi persalinan dan aborsi yang tidak
aman (WHO,2014).
Tanda bahaya masa nifas merupakan suatu
tanda abnormal yang mengindikasikan adanya
bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi
selama masa nifas. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan ibu nifas yaitu
pengetahuan (pendidikan, usia, pekerjaan,
informasi, pengalaman, lingkungan, sosial
ekonomi, sosial budaya) dan juga pendidikan
kesehatan dari tenaga kesehatan selama
kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo,
2010).
Salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu tentang tanda
bahaya kehamilan adalah melalui pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan berupaya
agar masyarakat menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatan mereka,
bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal
merugikan kesehatan mereka dan kesehatan
orang lain dan kemana seharusnya mencari
pengobatan bilamana sakit (Notoadmodjo,
2014).
Pengelompokan media berdasarkan
perkembangan teknologi dibagi menjadi media
cetak, audiovisual dan komputer. Audiovisual
merupakan salah satu media yang menyajikan
informasi atau pesan secara audiovisual
(Dermawan & Setiawati, 2008). Audiovisual
memberikan kontribusi yang sangat besar
dalam perubahan perilaku masyarakat. Media
ini memberikan stimulus pada pendengaran
dan penglihatan, sehingga hasil yang diperolah
lebih maksimal. (Maulana, 2009).
Berdasarkan data di Rumah Sakit dr.R.
Hardjanto Balikpapan jumlah persalinan tahun
2018 sebanyak 547 persalinan dan yang
melakukan kunjungan nifas ke 2 sebanyak 415
orang (75.83%). Studi pendahuluan yang
peneliti lakukan terhadap 10 orang ibu nifas
yang berkunjung ke rumah sakit untuk periksa,
mereka datang dalam keadaan terlambat dan
mengalami infeksi serta masalah pada masa
nifas, hal ini karena ibu tidak mengenali tanda-
tanda bahaya selama masa nifas dan datang
berobat pada saat kondisi sudah kurang baik.
Komplikasi masa nifas yang sering ditemukan di
RS dr.R.Hardjanto pada 10 orang pasien adalah
infeksi luka operasi 4 kasus, perdarahan post
partum sekunder 2 kasus, infeksi luka perineum
2 kasus, bendungan ASI 1 kasus dan mastitis 1
kasus.
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan media audiovisual
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
nifas di Rumah Sakit dr.R.Hardjanto
Balikpapan Tahun 2020.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam
peningkatan dan pengembangan ilmu kebidanan
dan dapat memberikan informasi menggunakan
media audiovisual untuk peningkatan
pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku ibu
nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
sehingga masalah yang terjadi pada masa nifas
dapat segera di atasi.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah Quasi
Eksperimen dengan pendekatan one grup
2
pre-post test design. Populasi ibu nifas yang
melahirkan di RS dr.R.Hardjanto. Tehnik
pengambilan sampel yaitu consecutive
sampling berdasarkan kriteria Inklusi. Alat
ukur yang digunakan adalah kuesioner
dengan 28 pertanyaan untuk pengetahuan dan
16 pertanyaan untuk sikap. Untuk perilaku
dinilai dengan dokumentasi langsung saat
pasien kontrol ulang. Analisa yang digunakan
adalah analisa univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji paired t-test dan chi
square.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
RS dr.R.Hardjanto Balikpapan, hasil
penelitian sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi responden berdasarkan
Karakteristik
sumber data primer penelitian tahun 2020
Tabel 1 diketahui total responden 26
orang mayoritas distribusi responden
menurut usia adalah 26-30 tahun sebanyak 12
(46,3%), menurut pendidikan mayoritas
adalah SMA sebanyak 17 (65,3%), menurut
pekerjaan mayoritas adalah Ibu Rumah
Tangga (IRT) sebanyak 15 (57,7%) dan
menurut paritas mayoritas adalah multipara
sebanyak 17 (65,4%).
2. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil Kuesioner
penelitian yang diberikan pada responden
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil Penilaian pre dan post terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu nifas
Variabel Frekuensi (n) % Persentase(%)
Pengetahuan
Pre Test
Kurang
Cukup
Baik
4
16
6
15,4
61,5
23,1
Post test
Kurang
Cukup
Baik
2
7
17
7,7
27,0
65,3
Sikap
(Pre) > 50
(Pre ) ≤ 50
11
15
42,3
57,7
(Post ) >50
(Post) ≤ 50
26
0
100
0,0
Perilaku
Pre test
Melakukan
Tidak melakukan
6
20
23,1
76,9
Post Test
Melakukan
Tidak melakukan
24
2
92,3
7,7
sumber data primer penelitian tahun 2020
Tabel 2 di ketahui nilai pengetahuan
pada pre test mayoritas katagori cukup
sebanyak 16 (61,5%) dan nilai post test
mayoritas baik sebanyak 17 orang (65,3%).
Nilai sikap pada pretest mayoritas nilai ≤ 50
(sikap negatif) sebanyak 15 (57,7%) dan
post test semua responden 26 (100%) pada
nilai > 50(bersikap positif). Hasil Perilaku
pada pre test mayoritas tidak melakukan
kunjungan nifas sebanyak 20 orang (76,9%)
dan nilai post test mayoritas melakukakn
kunjungan sebanyak 24 orang (92,3%).
3. Analisa Bivariat
Sebelum data diolah dan dilakukan
perhitungan statistik melalui komputer
Usia Jumlah %
21-25 Tahun 4 15,3
26-30 Tahun
31-35 Tahun
36-40 Tahun
12 46,3
6 23,0
4 15,4
Pendidikan
SMP 3 11,5
SMA
Perguruan Tinggi
17 65,3
6 23,2
Pekerjaan
Ibu Rumah tangga
Wiraswasta
PNS
Honorer
Swasta
15 57,7
3 11,5
5 19,3
1 3,8
2 7,7
Paritas
Primi
Multi
Grande
6 23,0
17 65,4
3 11,6
Jumlah
Responden
26 100
3
dilakukan uji normalitas data menggunakan
saphiro wilk karena data kurang dari 50,
dengan hasil uji normalitas data untuk
pengetahuan dan sikap dengan hasil nilai
sig < ἀ 0,05 artinya data terdistribusi
normal.
Tabel 3
Hasil Uji Pengaruh pendidikan kesehatan
pre dan post test menggunakan media
audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap
ibu nifas .
sumber data primer penelitian tahun 2020
Tabel 3 Hasil analisis menggunakan uji t
dependent untuk melihat perbedaan sikap
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
diperoleh hasil nilai p value 0,000 < α 0,05
dan nilai thitung 24,054> ttabel (n-1)(1/2α) = 2,059
yang menunjukkan bahwa Ho ditolak yang
artinya terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan audiovisual .
Tabel 5
Hasil Uji pre dan post test Pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan media audiovisual
terhadap perilaku
sumber data primer penelitian tahun 2020
Tabel 5 Hasil uji Chi Square dengan
melihat continuity correction diperoleh
nilai P value 0,000 (<0,05) maka dapat
disimpulkan ada pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan audiovisual
terhadap perilaku tanda bahaya masa nifas
di Rumah Sakit dr. R. Hardjanto
Balikpapan.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Media Audiovisual
Terhadap Pengetahuan Tentang Tanda
Bahaya Masa Nifas
Hasil penelitian pendidikan kesehatan
menggunakan media audiovisual tentang tanda
bahaya nifas di Rumah Sakit dr. R. Hardjanto
Balikpapan diperoleh hasil nilai p value 0,000
< α 0,05 dan nilai thitung17,258 > ttabel (n-
1)(1/2α) = 2,059 yang menunjukkan bahwa Ho
ditolak yang artinya terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan menggunakan
audiovisual terhadap pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan di
Rumah Sakit dr. R. Hardjanto Balikpapan
tahun 2020.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Arivatur Ravida, 2018) tentang Pengaruh
penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu
hamil trimester III tentang tanda bahaya nifas
di Puskesmas Kraton Yogyakarta dengan nilai
p = 0,002, yang artinya ada pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan ibu tentang tanda bahaya nifas.
Menurut (Ariani, 2014) Pengetahuan
(knowledge) merupakan hasil rasa
keingintahuan manusia terhadap sesuatu dan
hasrat untuk meningkatkan harkat hidup
sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan
nyaman yang berkembang sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan manusia baik di masa
sekarang maupun di masa depan. Tingkat
pengetahuan terbagi menjadi 3 kriteria, yaitu;
Pengetahuan baik jika persentase jawaban 76-
100%, pengetahuan cukup jika persentase
jawaban 56-75%, pengetahuan kurang jika
persentase jawaban <56.
Pengetahuan Mean thitung P value
Pretest 6,923 17,321 0,000
Posttest
Sikap
Pretest
6,423 24,054 0,000 Posttest
Posttest
Pendi
dikan
Kese
hatan
Perilaku terhadap tanda
bahaya
P value Mela kukan Tidak
Melaku kan
Total
N % N % N %
Pre 6 23,1 20 76,9 26 100 0,000
Post 24 92,3 2 7,7 26 100
4
Dilihat dari karakteristik responden
terdapat 7 responden (77.77%) dari 9
responden yang berpengetahuan cukup
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
dengan rentang usia 20-35 tahun. Menurut
Ariani (2014), usia sangat berpengaruh
terhadap daya tangkap seseorang. Jika
seseorang memiliki usia yang cukup, maka
akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang
matang pula. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian oleh Neli (2016) dengan judul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Tanda Bahaya Postpartum di Rumah
Sakit Nur Hidayah Bantul” yaitu tingkat
pengetahuan ibu nifas dikategorikan cukup
sebanyak 11 responden (64,7%) dengan
rentang usia antara 20-35 tahun.
Berdasarkan paritas didapatkan responden
terbanyak merupakan multigravida yaitu 17
(65,4%) responden. Paritas adalah status
seorang wanita sehubungan dengan jumlah
anak yang pernah dilahirkannya. Dari 17
responden yang memiliki katagori pengetahuan
baik saat post test sebanyak 12 responden
(46,1%). Ibu yang pernah melahirkan memiliki
pengetahuan dan pengalaman tentang tanda
bahaya nifas di bandingkan ibu yang pertama
kali melahirkan. Masa nifas merupakan masa
yang rawan karena ibu nifas beresiko
mengalami perdarahan lewat jalan lahir, keluar
cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di
wajah, tangan serta kaki, sakit kepala, kejang-
kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara
bengkak, merah disertai rasa sakit, dan ibu
terlihat sedih, murung dan menangis tanpa
sebab/depresi (Buku KIA, 2015).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
oleh (Irawati Naser,2018) tentang Gambaran
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya nifas di RSUD Sleman Yogyakarta
dengan hasil responden sebagian besar
berpengetahuan cukup pada paritas 2-4 anak
sebanyak 17 orang (51.5%). Kemudian
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
oleh (Abdul Qudus, 2019) tentang hubungan
paritas dan usia ibu dengan pengetahuan ibu
nifas tentang tanda bahaya nifas di desa
Cijagra Bandung dengan hasil menunjukkan
bahwa nilai ρ = 0.189 > 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara paritas
dengan pengetahuan, berdasarkan uji Chi
square menunjukkan hubungan yang tidak
signifikan.
Dari 9 responden yang berpengetahuan
cukup sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan, terdapat 6 responden (66,66%)
dengan latar belakang ibu tidak bekerja.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan karena sering
berinteraksi dengan orang lain. Pengalaman
bekerja akan memberikan pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman belajar dalam
bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan dalam mengambil keputusan yang
merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah
(Ariani, 2014).
Hal penting yang dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan selain usia, latar belakang
pendidikan, latar belakang pekerjaan dan status
ekonomi dan sumber informasi. Sumber
informasi adalah sesuatu yang menjadi
perantara dalam menyampaikan informasi,
seseorang yang memiliki sumber informasi
yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan
yang luas pula. Pengetahuan bisa didapat
media cetak, elektronik, keluarga, teman dan
lain-lain (Ariani, 2014).
Hasil penelitian setelah dilakukan
pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya
nifas di Rumah Sakit dr. R. Hardjanto
Balikpapan bahwa tingkat pengetahuan
responden mengalami peningkatan yaitu
mayoritas responden berpengetahuan baik
sebanyak 17(65,39%) responden.
Berdasarkan analisa peneliti pengetahuan
responden tentang tanda bahaya nifas sudah
cukup baik, hal ini menunjukkan bahwa
responden sudah paham dengan materi
tersebut. Dari hasil kuesioner pretest dan post
test terlihat ada peningkatan pada beberapa
5
pernyataan. Dampak ketidaktahuan terhadap
tanda bahaya nifas adalah saat ibu mengalami
masalah yang tidak terdeteksi. Sehingga sangat
penting pendidikan kesehatan tentang tanda
bahaya masa nifas sejak dini yaitu selama
masa kehamilan agar ibu dapat melakukan
deteksi dini selama masa nifas.
2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Media Audiovisual
Terhadap Sikap Tanda Bahaya Masa
Nifas
Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh
pendidikan kesehatan menggunakan
audiovisual terhadap sikap tentang tanda nifas
dengan nilai Asym.Sig (nilai p-value < 0.05)
sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan
audiovisual terhadap sikap tanda bahaya masa
nifas, sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian (Devi Indrawati, Damayanti, &
Nurjanah, 2018) tentang Efektifitas Pendidikan
kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Hamil Tentang Preeklampsia di
Wilayah Kerja Puskemas Kedung Mundu Kota
Semarang, bahwa ada perbedaan pada sikap
responden tentang preeklampsia sebelum dan
sesudah penyuluhan kesehatan dengan hasil p
0,000 < 0.005, perubahan ditunjukkan dilihat
dari aktifnya responden bertanya tentang
materi yang diberikan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian
oleh (M.R Mahmud ,2017) tentang efektifitas
edukasi dengan media audiovisual terhadap
pengetahuan dan sikap tentang gizi seimbang
pada siswa usia 11 tahun di SDN Bugangan 03
dan SDN Rejosari 01. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada pengaruh edukasi gizi
dengan media audiovisual terhadap sikap
tentang gizi seimbang sesudah diberikan
perlakuan dengan nilai (p = 0,080).
Menurut teori Bloom dalam
(Notoatmodjo, 2007) dalam proses pendidikan
kesehatan ada tiga ranah yang ingin diubah
yaitu kognitif afektif dan psikomotor.
Menurut (Wawan & Dewi, 2012) sikap
bisa dipengaruhi beberapa faktor karena sikap
merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial, sehingga masih bisa
bersifat tertutup. Selain itu faktor pengalaman
pribadi pun bisa mempengaruhi dimana apa
yang telah dan sedang berlangsung akan ikut
membentuk sehingga mempengaruhi stimulus
sosial, juga faktor pengaruh orang lain dalam
mempengaruhi sikap yang berubah, selain
pengaruh orang lain adalah media massa dalam
menyajikan berita.
Teori yang dikemukakan oleh (S.
Notoadmodjo, 2012) yang menyatakan suatu
sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi
suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan sikap menjadi positif.
Berdasarkan analisa peneliti bahwa
dengan meningkatnya pengetahuan karena
diberikan pendidikan kesehatan menyebabkan
peningkatan sikap positif terhadap tanda-tanda
bahaya nifas yang dapat terjadi selain itu juga
banyak faktor yang mempengaruhi sikap, tidak
hanya pengetahuan tetapi juga pengalaman
pribadi ataupun pengaruh orang lain yang lebih
dominan.
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Media Audiovisual
Terhadap Perilaku Tanda Bahaya Masa
Nifas
Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh
penidikan kesehatan menggunakan audiovisual
terhadap perilaku tentang tanda bahaya nifas
dengan nilai Asym.Sig (nilai p-value < 0.05)
sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan
audiovisual terhadap perilaku tanda bahaya
masa nifas, dapat dilihat dari adanya
peningkatan pengetahuan tentang tanda bahaya
masa nifas sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan dan adanya peningkatan
kunjungan masa nifas.
6
Hasil penelitian yang sejalan adalah
penelitian yang dilakukan oleh (Siti Fadilah,
2018) bahwa terdapat pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan tentang
perawatan payudara dengan perilaku
pemeriksaan payudara sendiri dengan hasil
p=0,000 (p<0,01).
Menurut (S. Notoadmodjo, 2012) perilaku
manusia adalah semua tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati. Dari segi biologis, perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup yang bersangkutan).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pendidikan kesehatan menggunakan audio
visual berpengaruh terhadap perilaku ibu untuk
melakukan kunjungan nifas, hal tersebut
disebabkan karena pendidikan kesehatan akan
memberikan informasi mengenai pentingnya
mengenali tanda bahaya masa nifas sedini
mungkin dengan melakukan kunjungan nifas.
Namun terdapat 2 responden yang tidak
melakukan kunjungan nifas, dengan alasan
merasa sehat dan tidak ada keluhan namun ibu
mengatakan tetap akan waspada jika ada gejala
tanda bahaya nifas, akan segera memeriksakan
dirinya ke petugas kesehatan. Menurut peneliti
2 responden tersebut sudah memahami tanda
bahaya nifas sehingga mewaspadai tanda
bahaya nifas yang mungkin muncul. Hal ini
sesuai seperti yang dikemukakan oleh
(Suprajitno, 2017) bahwa keyakinan seseorang
didapat dari pengetahuan, latar belakang
pendidikan dan pengalaman masa lalu.
Kemampuan kognitif akan membentuk cara
berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk
memahami faktor-faktor yang berhubungan
dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk
menyelesaikan masalahnya.
Perilaku kesehatan ibu nifas terdiri dari 2
macam yaitu perilaku orang sehat atau perilaku
orang sakit. Menurut (S. Notoadmodjo, 2012)
perilaku orang sehat. Perilaku ini disebut
perilaku sehat (healthy behavior) yang
mencakup perilaku yang tampak maupun tidak
(overt and covert behavior) dalam hal
pencegahan penyakit (preventif) dan perilaku
dalam upaya meningkatkan kesehatan
(promotif). selain itu adalah perilaku orang
yang sakit. Perilaku orang yang sakit terjadi
pada orang yang sudah mengalami masalah
dengan kesehatannya. Perilaku ini disebut
dengan perilaku pencarian masalah kesehatan
(health seeking behavior). Perilaku ini
mencakup tindakan-tindakan yang diambil
seseorang untuk memperoleh kesembuhan atas
penyakit yang dideritanya. Dalam penelitian
ini sasaran yang diinginkan dari pendidikan
kesehatan yang diberikan adalah perilaku
orang sehat dan perilaku orang sakit artinya
ibu nifas walaupun tidak memiliki tanda
bahaya masa nifas harus melakukan
pemeriksaan sesuai jadwal kunjungan nifas.
Tetapi jika ibu nifas melihat adanya tanda
bahaya masa nifas akan segera melakukan
pemeriksaan ketempat pelayanan kesehatan
meskipun tidak sesuai jadwal kunjungan masa
nifas untuk melakukan pemeriksaan awal tanda
bahaya masa nifas.
Berdasarkan analisa peneliti dalam
penelitian ini terjadi peningkatan perilaku
kunjungan ibu nifas ke Rumah Sakit tetapi hal
ini kemungkinan juga disebabkan karena
peneliti memberikan intervensi pendidikan
kesehatan melalui handphone, dan
menanyakan alasan ibu tidak datang kontrol,
sehingga ibu merasa harus datang ke RS.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan melalui handphone, diperoleh
informasi bahwa ibu tidak datang kembali ke
rumah sakit karena melakukan pemeriksaan
kebidan yang menurut responden lebih aman
dibandingkan dengan harus ke rumah sakit
sehubungan dengan situasi pandemi covid 19.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
7
1. Pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas sebelum diberikan pendidikan
kesehatan hanya 23,0% responden yang
memiliki pengetahuan yang baik, setelah
diberikan perlakuan pengetahuan
responden tentang tanda bahaya nifas
menjadi baik sebanyak 65,3%. Terjadi
peningkatan sebanyak 42,3% responden.
2. Sikap tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas sebelum pendidikan kesehatan
menggunakan audio visual diperoleh
sebanyak 42,3% responden yang telah
bersikap positif kemudian setelah
dilakukan pendidikan kesehatan 100%
responden bersikap positif. Terjadi
peningkatan persentasi sikap sebanyak
57,7%.
3. Perilaku terhadap tanda bahaya sebelum
diberikan perlakuan hanya 23,1%
responden yang melakukan kunjungan
dan setelah diberikan pendidikan
kesehatan sebanyak 92,3% responden
yang melakukan kunjungan. Terjadi
peningkatan sebanyak 69,2% responden.
4. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
menggunakan media audiovisual terhadap
pengetahuan pada ibu nifas di Rumah
Sakit dr.R. Hardjanto Balikpapan Tahun
2020 dengan nilai p value = 0,000
5. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
menggunakan media audiovisual terhadap
sikap pada ibu nifas di Rumah Sakit dr.R.
Hardjanto Balikpapan Tahun 2020 dengan
nilai p value = 0,000
6. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
menggunakan media audiovisual terhadap
perilaku pada ibu nifas di Rumah Sakit dr
R. Hardjanto Balikpapan Tahun 2020
dengan nilai p value = 0,000
SARAN
1. Bagi tenaga Kesehatan
Dapat mengaplikasikan hasil penelitian ini
dengan memberikan pendidikan kesehatan
mengguakan audiovisual kepada ibu post
partum.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat membuat program pendidikan
kesehatan yang diberikan sebagai asuhan
kebidanan kepada ibu nifas untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap serta
perilaku ibu terhadap tanda bahaya masa
nifas.
3. Bagi Responden
Dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh selama
penelitian untuk diterapkan dan dibagikan
kepada keluarga atau teman khususnya ibu
post partum agar memperhatikan tanda-tanda
bahaya masa nifas.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan acuan atau sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya yang
mengangkat masalah yang sama dengan
mengembangkan jumlah sampel, metode
yang digunakan ataupun variabel yang
diangkat yang berbeda.
Hasil Penelitian ini telah saya susun
dengan mendapatkan bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
diselesaikan tepat waktu. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada penguji, pembimbing dan pihak RS
dr.R.Hardjanto yang menjadi tempat penelitian
ini sehingga terlaksana dengan baik. Akhir kata
kami berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Diah Wulandari.
2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika
8
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. In
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. Sikap Manusia: Teori
Dan Pengukurannya
Eliana dan Sudarmiati. (2017). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di
Puskesmas Karangdoro. Jurnal
Departemen Keperawatan, 1–8.
Retrievedfromhttp://eprints.undip.ac.id
/52725/2/artikel_revisi_21_maret_17.p
df
Depkes, 2013. Buku Pedoman Pengenalan
Tanda Bahaya, Persalinan Dan Nifas,
Jakarta: Depkes RI.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama
Riskesdas 2018.
Kesehatan, D., & Balikpapan,
K. (2018). Profil 2018 kesehatan.
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian
ilmu keperawatan: pendekatan praktis.
In Metodologi penelitian Iimu
keperawatan: pendekatan praktis.
Notoatmodjo S., 2007, Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
., 2010, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
., 2014, Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan, Jakarta:
Rineka Cipta.
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC.
Pusat Bahasa Kemdikbud. (2016). Kamus
Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ).
Kementerian Pendidikan Dan Budaya.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan
(4th ed.). Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Santrock, J. W. (2012). Life-span
development: perkembangan masa
hidup. Edisi ketiga
S. Notoadmodjo. (2012). PENDIDIKAN
DAN PERILAKU KESEHATAN.
JAKARTA: PT Rineka Cipta (2012).
In Metodologi Penelitian Kesehatan.
Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa.
Jakarta : Bumi Aksara
Sudigdo Sastroasmoro, sofyan I. (2011).
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis Edisi Ke-4. Sagung Seto.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung:Alfabeta.
Uha Suliha ; Herawani ; Sumiati ; Yeti
resnaya. (2001). PENDIDIKAN
KESEHATAN dalam keperawatan.
Jakarta: EGC.
Wawan, A., & Dewi, M. (2012). Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. In Nuha Medika.
Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
& Neonatal. Yogyakarta: Pustaka Baru
Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Bedah
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
WHO, UNICEF, U. and the W. B. (2015).
Trends in Maternal Mortality: 1990 to
2015,Trends in Maternal Mortality:
1990 to 2015. WHO, Geneva.
WHO. (2014). Trends in Mternal Mortality:
1990-2013. Estimates by
WHO,UNICEF, UNFPA, The World
Bank and the United Nations
Population Division. World Health
Organisation
Yugistyawati, A. (2016). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Masa Nifas
Terhadap Kemampuan Perawatan
Mandiri Ibu Nifas Post Sectio
Caesarea (SC). Jurnal Ners Dan
Kebidanan Indonesia, Vol. 1, p. 96.
https://doi.org/10.21927/jnki.2013.1(3)
.96-100
Zakaria, F. (2018). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Dengan Media Audiovisual
Terhadap Sikap Ibu Tentang Inisiasi
Menyusu Dini. Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan Aisyiyah, 13(2), 128–
140. https://doi.org/10.31101/jkk.396
Zaidin.Ali. (2010). Dasar-dasar pendidikan
kesehatan masyarakat & promosi
kesehatan. yogyakarta: Trans info
media.
top related