pengaruh tata kelola perusahaan dan kinerja …
Post on 16-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
116 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA
LINGKUNGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI
DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014 – 2016
Mufidah
Fakultas Ekonomi , Universitas Batanghari
Abstract
This research aimed to examine the influence of corporate governance and
environmental performance to firm value in basic and chemical industry . Corporate
governance was identified by the proportion of independent commissioner board, and
number of audit committee. Firm value was proxied by Tobin’s Q (market-based
financial performance), while environmental performance was measured by
PROPER issued by the Indonesian State Ministry of Environmental. The study used
26 companies as a sample from a population of 64 companies in basic and chemical
industry listed on Indonesian Stock Exchange in the period of 2014-2016. The
sample was determined by using purposive sampling. The results showed that
corporate governance mechanisms proxied by the proportion of independent
commissioner board, and number of audit committee had positive effect on firm
value. Beside that, these results proved that there was positive effect of environmental
performance on firm value
Keywords: corporate governance, environmental performance, firm value
PENDAHULUAN
Kegagalan perusahaan-perusahaan yang berskala besar, skandal-skandal
keuangan, dan krisis yang melanda berbagai negara membuat wacana dan tuntutan
terhadap tata kelola perusahaan yang selama ini kurang diperhatikan semakin
meningkat. Lemahnya pengawasan yang independen dan terlalu besarnya kekuasaan
eksekutif menjadi penyebab tumbangnya sebuah perusahaan. Di Indonesia, isu
mengenai tata kelola perusahaan muncul setelah krisis yang berkepanjangan sejak
tahun 1998 sebagai imbas dari krisis keuangan di Asia pada tahun 1997. Sejak saat
itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam praktek
tata kelola perusahaan.Peristiwa-peristiwa tersebut menyadarkan pentingnya peranan
dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik. (Adisetiawan dan Ahmadi, 2016)
Selanjutnya Adisetiawan dan Ahmadi (2016) mengungkapkan bahwa
peningkatan nilai suatu perusahaan dapat tercapai apabila shareholder dan
stakeholder dapat bekerja sama dengan baik dalam membuat keputusan yang tepat
untuk memaksimalkan equitas dan menerapkan mekanisme tata kelola perusahaan
dengan baik. Namun dalam kenyataannya, penyatuan kepentingan kedua belah pihak
tersebut seringkali menimbulkan masalah yang biasa disebut sebagai masalah agensi
(agency problem). Masalah agensi timbul akibat adanya pemisahan bagian
kepemilikan dan konflik kepentingan antara pemilik perusahaan (pemegang saham)
dengan pihak manajemen (pengelola perusahaan).
Velnampy (2013) mengungkapkan bahwa para manajer sebagai bagian dari
pihak manajemen tidak selamanya bertindak sesuai dengan kepentingan para pemilik
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
117 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
perusahaan, melainkan bertindak mengejar kepentingan mereka sendiri. Oleh karena
itu, diperlukan sebuah kontrol dimana peran monitoring (pemantauan) dan
controlling (pengawasan) dapat mengarahkan tujuan sebagaimana mestinya.
Pembentukan dewan komisaris dan komite audit merupakan salah satu cara yang
dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk memastikan pihak manajemen mengelola
perusahaan dengan baik dan bekerja sesuai dengan mekanisme tata kelola yang tepat.
Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Komite Audit Selain itu,
Dewan Komisaris senantiasa menekankan pentingnya independensi dari Komite
Audit dalam memastikan efektivitas Sistem Pengendalian Intern, pelaksanaan tugas
Eksternal Auditor dan Internal Auditor, serta diadopsinya prinsip akuntabilitas dalam
proses pengawasan (oversight) secara komprehensif terhadap proses pelaporan
keuangan.
Dewan komisaris bertugas serta bertanggung jawab atas pengawasan kualitas
informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan. Hal ini penting karena terdapat
kepentingan dari manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba yang akan
memiliki dampak pada menurunnya kepercayaan para investor (Adisetiawan, 2017).
Untuk mengatasi hal itu dewan komisaris diizinkan untuk memiliki akses pada
informasi perusahaan. Dewan komisaris tidak memiliki otoritas dalam perusahaan,
maka dewan direksi bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi terkait
dengan perusahaan kepada dewan komisaris (NCCG, 2001). Selain mengawasi dan
memberi nasihat pada dewan direksi sesuai dengan UU No. 1 tahun 1995, fungsi
dewan komisaris yang lain sesuai dengan yang dinyatakan dalam National Code for
Good Corporate Governance 2001 adalah menegaskan bahwa perusahaan telah
melakukan tanggung jawab sosial dan memikirkan kepentingan seluruh stakeholder
perusahaan sebaik memonitor efektifitas pelaksanaan good corporate governance.
Salah satu kinerja perusahaan yang diukur melalui nilai perusahaan. Nilai
perusahaan dapat diukur dari berbagai aspek diantaranya adalah melalui nilai buku
(book value) dan nilai pasar (market value) ekuitas. Nilai buku ekuitas adalah nilai
ekuitas yang didasarkan pada pembukuan perusahaan. Sedangkan nilai pasar ekuitas
adalah nilai ekuitas berdasarkan harga pasar yang sering dikaitkan dengan harga
saham perusahaan di pasar modal. (Adisetiawan, 2013)
Salah satu alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang dapat digunakan
adalah dengan menggabungkan antara nilai buku dan nilai pasar ekuitas, yaitu
melalui rasio Tobin’s Q. Rasio ini diukur dari nilai pasar ekuitas ditambah nilai buku
total kewajiban kemudian dibagi dengan nilai buku total aset. Tobin’s Q merupakan
ukuran yang lebih teliti karena memberikan gambaran yang tidak hanya pada aspek
fundamental, tetapi juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek
yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor (Hastuti, 2005). Semakin besar nilai
Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang
baik.
Peran Pemerintah menjadi penting selaku regulator bagaimana mengatur
pemanfaatan sumber daya alam untuk industri. Indonesia sebagai negara yang
memiliki keberagaman SDA terbanyak di dunia.Pemanfaatan tersebut harus
memperhatikan aspek ingkungan, karena jika tidak dilakukan bukan manfaat tetapi
bencana yang akan terjadi. Industri dasar dan kimia adalah industri yang langsung
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
118 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
memanfaatkan sumber daya alam langsung untuk kepentingan industrinya , Sehingga
industri ini sangat rentan akan pencemaran lingkungan .Contohnya pada Januari
2014, PT. Tjiwi Kimia Tbk mendapatkan pengaduan dari masyarakat terhadap
dugaan pembuangan limbah cair melebihi baku mutu air limbah langsung ke sungai
Surabaya. Namun dengan kemajuan teknologi, industri semen menjadi solusi bagi
limbah industri lain. Saat ini limbah B3 dan limbah industri dijadikan pabrik semen
sebagai bahan baku untuk mengurangi penggunaan bahan baku alam.Beberapa
industri semen (belum semua) menggunakan limbah sebagai bahan baku antara lain
fly ash (limbah pembakaran batubara), paper sludge (limbah pabrik kertas), cupper
slag (limbah pabrik besi-baja), dan lainnya.(https://kompasiana.com/)
PROPER merupakan program penilaian kinerja yang dilakukan KLHK
terhadap ketaatan suatu perusahaan dalam penataan lingkungan hidup. Pemberian
penghargaan PROPER bertujuan untuk mendorong perusahaan agar mencapai
keunggulan lingkungan (environmental excellence). PROPER mengedepankan
integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan industri yang
beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan
antara lain melalui program pengembangan masyarakat.Hasil penilaian untuk tahun
2016 diikuti oleh 1.930 perusahaan di seluruh Indonesia dari sektor manufaktur,
pertambangan, energi dan migas, agroindustri serta sektor perhotelan, rumah sakit,
kawasan dan jasa. Hasil penilaian menunjukkan bahwa tingkat ketaatan perusahaan
terhadap peraturan lingkungan hidup mencapai 84,75% atau meningkat 11,24% dari
tahun sebelumnya.
Tingginya peringkat kinerja lingkungan perusahaan juga merupakan salah
satu faktor fundamental lainnya yang mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Semakin baik bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap kelestarian
lingkungan hidup maka citra/image perusahaan akan meningkat. Hal ini terjadi
karena perusahaan telah mampu memenuhi kontrak sosial atau legitimasi terhadap
masyarakat, sehingga keberadaannya direspon positif oleh masyarakat. Investor lebih
berminat pada perusahaan yang memiliki citra/image baik di masyarakat, karena
berdampak pada tingginya loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dengan
demikian, dalam jangka panjang penjualan perusahaan akan membaik sehingga
profitabilitasnya juga akan meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai
perusahaan juga akan meningkat (Retno, 2012).
Sektor industri dasar dan kimia berhasil mencatat pertumbuhan sebesar
17,08% year-to-date (ytd) sepanjang 2017. Hal ini menjadikan sektor ini sebagai
sektor yang pertumbuhannya paling tinggi kedua setelah sektor keuangan yang
mencatatkan pertumbuhan hingga 29,18 ytd . Pertumbuhan sektor industri dasar dan
kimia yang tinggi ini ditopang oleh saham yang berasal dari beberapa sub sektor ,
diantaranya sub sektor pulp dan kertas , sub sektor pakan ternak, dan kimia.
Pertumbuhan sektor ini meningkatkan pertumbuhan harga sahamnya dari tahun 2016
ke tahun 2017 . Pertumbuhan ini tidak terlepas dari tata kelola perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki nilai yang baik jika kinerja perusahaan
juga baik dan salah satunya tercermin dari harga saham yang tinggi. Nilai perusahaan
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satu caranya
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
119 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
adalah dengan menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Dalam
penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan nilai Tobin’s Q.
Penelitian – penelitian sebelumnya Hariati dan Rihatiningtyas (2015), Ulya
(2014), Muntiah (2014), dananjaya dan ardiana (2016 ) menunjukan adanya
pengaruh positif antara proporsi dewan komisaris independen terhadap nilai
perusahaan . Pada Penelitian Matsumura et al. (2005), Suratno et al. (2006), Al-
Tuwaijri et al. (2004), Retno (2012) menunjukan bahwa kinerja lingkungan pengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun pada penelitian Hariati dan
Rihatiningtyas (2015) dan Al-Matar et al. (2014) juga menunjukkan bahwa komite
audit berpengaruh negatif tehadap nilai perusahaan .
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Teori Agensi
Teori agensi menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham
dan manajemen perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa
pemegang saham memberikan amanat kepada manajemen perusahaan untuk
mengelola aktivitas perusahaan dan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham. Akan tetapi, pemegang saham maupun manajemen perusahaan memiliki
kepentingan yang berbeda. Hal ini memicu terjadinya konflik kepentingan antara
pemegang saham dan manajemen perusahaan. (Adisetiawan dan Surono, 2016)
Selanjutnya teori agensi memberikan pandangan bahwa praktik kecurangan
yang dilakukan oleh agen hingga berdampak pada turunnya nilai perusahaan dapat
diminimalisir dengan adanya suatu mekanisme pengawasan atau monitoring, yaitu
melalui implementasi tata kelola perusahaan. Implementasi tata kelola perusahaan
diharapkan mampu menjadi penghambat perilaku sebenarnya. Selain itu, juga
diharapkan dapat menciptakan kinerja organisasi yang lebih transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, dan wajar sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan BAPEPAM No: KEP
– 315/BEJ/06 – 2000 yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP –
339/BEJ/07 – 2001 yang menyampaikan bahwa setiap perusahaan publik harus
membentuk komisaris independen yang anggotanya paling sedikit 30% dari jumlah
keseluruhan anggota dewan komisaris. Dewan yang terdiri dari dewan komisaris
independen yang besar mempunyai kontrol yang kuat atas keputusan manajerial
Legitimacy Theory
Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara terus menerus mencoba
untuk menyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan-
batasan dan norma-norma masyarakat dimana mereka berada (Rawi, 2010). Hal ini
berarti bahwa, keberadaan organisasi akan dapat berlanjut apabila sistem nilai yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan operasinya sesuai dengan sistem nilai yang
dimiliki masyarakat. Kegagalan organisasi dalam memenuhi kontrak sosial, akan
menjadikan sebuah ancaman bagi keberlanjutan usaha (going concern) organisasi
tersebut. Ancaman tersebut dapat berupa pemboikotan produk, pembatasan sumber
daya (tenaga kerja, bahan baku, modal keuangan), bahkan hingga pencabutan ijin
usaha. Jika organisasi mampu memenuhi kontrak sosial tersebut, maka keberadaan
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
120 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
organisasi akan direspon positif oleh masyarakat. Adanya citra/image positif dari
masyarakat diharapkan mampu meningkatkan laba organisi, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan (Hariati dan Rihatiningtyas,2015)
Kinerja Lingkungan
Menurut Suratno dkk. (2006), kinerja lingkungan perusahaan (environmental
performance) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik
(green). Penilaian kinerja lingkungan diukur dengan penilaian peringkat PROPER
yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Tujuan dari penilaian tersebut
adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam pelestarian di bidang
lingkungan.
Pengembangan Hipotesis
Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan
Fama dan Jansen (1983) berpendapat bahwa non-executive director
(komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang
terjadi di antara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta
memberikan nasihat kepada manajemen. Semakin tinggi proporsi dewan komisaris
independen maka semakin ketat pula kegiatan monitoring yang dilakukan. Dengan
demikian, biaya keagenan perusahaan akan semakin kecil sehingga perusahaan akan
semakin efisien yang pada akhirnya juga mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Hariati dan Rihatiningtyas (2015), Ulya (2014), Muntiah (2014), dananjaya dan
ardiana (2016 ) menemukan adanya pengaruh positif antara proporsi dewan
komisaris independen dan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah
disebutkan, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
Komite Audit dan Nilai Perusahaan Komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan
perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan
menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun
pihak ekstern lainnya. Dengan adanya pemahaman komite audit mengenai sistem
pengendalian internal perusahaan, diharapkan berbagai tindakan kecurangan dan
perilaku opportunistic manajemen yang dapat merugikan perusahaan khususnya dari
segi finansial dapat dideteksi dan dicegah. Selain itu, dengan adanya sistem
pengawasan terhadap kinerja auditor internal oleh komite audit, diharapkan mampu
meninjau anggota manajemen perusahaan yang harus bertanggung jawab atas
kesalahan atau kecurangan yang dapat mendatangkan kerugian keuangan bagi
perusahaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya komite audit
diharapkan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga nilai
perusahaan dapat meningkat. Hasil penelitian sebelumnya yaitu Obradovich dan Gill
(2013) dan Rouf (2011), serta Tornyeva dan Wereko (2012) dimana dinyatakan
bahwa variabel komite audit memberi pengaruh signifikan positif terhadap nilai
perusahaan. Maka hipotesisnya adalah:
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
121 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
H2. Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Kinerja Lingkungan dan Nilai Perusahaan
Berdasarkan legitimacy theory, legitimasi merupakan bentuk pengakuan
keberadaan perusahaan dari masyarakat. Untuk dapat diterima masyarakat (society),
organisasi harus dapat menyelaraskan antara tujuan ekonomi dengan tujuan
lingkungan dan sosialnya. Perusahaan menginginkan nilai perusahaan meningkat,
maka perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja/pengelolaan lingkungannya.
Hal ini dikarenakan masyarakat selaku konsumen akan menaruh kepercayaannya
terhadap legitimasi tersebut (Ulya, 2014). Investor lebih berminat pada perusahaan
yang memiliki citra/image baik di masyarakat, karena berdampak pada tingginya
loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dengan demikian, dalam jangka
panjang penjualan perusahaan akan membaik sehingga profitabilitasnya juga akan
meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai perusahaan juga akan
meningkat (Retno, 2012). Adanya hubungan positif kinerja lingkungan terhadap nilai
perusahaan sejalan dengan Matsumura et al. (2005), Suratno et al. (2006), dan Al-
Tuwaijri et al. (2004). Dengan demikian, hipotesisnya adalah:
H3. Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
METODE
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi yang merupakan
metode pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan yang termasuk dalam industri dasar dan kimia yang dipublikasikan oleh
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs www.idx.co.id dan annual report
perusahaan yang diambil dari website masing-masing perusahaan.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI dan mengikuti PROPER tahun 2014-2016. Alasannya adalah,
industri dasar dan kimia merupakan salah satu jenis industri yang tergolong rawan
terhadap pencemaran lingkungan. Sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil
dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Total Sampel
1 Perusahaan Sektor Industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
periode 2014- 2016 dan masih beroperasi sampai sekarang dan
mempunyai laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2014- 2016
64
2 Perusahaan tidak mendapat peringkat PROPER berturut- turut
periode 2014-2016
38
Jumlah Perusahaan Sampel 26
Sumber : Data Sekunder diolah
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
122 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari variabel
independen, dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini
diproksikan dengan proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit, dan
kinerja lingkungan. Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan
membandingkan antara jumlah dewan komisaris independen dengan total anggota
dewan komisaris, ukuran komite audit diukur dengan menjumlahkan banyaknya
anggota komite audit yang dimiliki perusahaan, sedangkan kinerja lingkungan yang
diproksikan oleh PROPER diukur dengan menggunakan skala ordinal. Warna emas
diberikan peringkat 5, hijau 4, biru 3, merah 2, dan hitam 1. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q.
Tobin’s Q diukur dengan menjumlahkan nilai pasar saham dan nilai buku total hutang
kemudian dibagi dengan nilai buku total aset. Berikut Tabel 2 dibawah ini adalah
operasional masing-masing variabel .
Tabel 2
Operasional variabel.
Variabel Proksi Skala Sumber
Tobin’s Q (Market Value of Equity +
Book Value of Debt) / Book
Value of Total Asset
Rasio Obradovich dan Gill (2013)
Dewan Independen
Total Anggota Komisaris
Independen / Total Dewan
Komisaris
Rasio Musalli dan Ismail (2012)
Komite Audit Jumlah anggota komite audit
perusahaan
Rasio Obradovich dan Gill(2013)
Kinerja Lingkungan PROPER Rasio Hariati & Rihatiningtyas,(2015)
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis data kuantitatif yang diolah dengan program komputer Statistical Package
For Social Science (SPSS) 22. Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian
ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan kemudian dilakukan pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Model persamaan regresi liner berganda yang dibangun dalam
penelitian ini adalah:
Q = α + β1. PDKIit + β2. KAit + β3. PROPERit + e.
Keterangan: Q : Nilai Perusahaan; PDKI : Proporsi Dewan Komisaris independen;
KA : Ukuran Komite Audit; PROPER : Kinerja Lingkungan; α : Konstanta; β1 – β3 :
Koefisien Regresi; dan e : Error
HASIL
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif mampu memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
123 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (skewness) (Ghozali, 2011). Hasil
pengolahan statistik deskriptif terhadap masing-masing variabel dalam penelitian ini
adalah pada Tabel 3 berikut ini :
.
Tabel 3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
PDKI 78 .1429 1.0000 33.3345 .427366 .1407890
Q 78 -.48 .82 5.43 .0696 .25916
Proper 78 .48 .70 38.78 .4972 .05190
KA 78 2.0 5.0 255.0 3.269 .6581
Valid N (listwise) 78
Sumber: output SPSS
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas dapat digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
persamaan regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011). Salah satu uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji statistik Kolmogorov-Sminov (K-S). Hasil uji statistik pada tabel 4. Kolmogorov-
Sminov (K-S) menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.071. Ghozali
(2011) berpendapat bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari (> 0,05) maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut normal.
Tabel 4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .22385377
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .096
Negative -.074
Test Statistic .096
Asymp. Sig. (2-tailed) .071c
Sumber: output SPSS
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011). Adapun hasil uji
multikolinieritas pada tabel 5 dibawah ini, nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor) variabel PDKI sebesar 0,956 dan 1,046, variabel KA sebesar 0,994 dan
1,006, variabel PROPER sebesar 0,961 dan 1,041. Dengan demikian model
persamaan regresi dalam penelitian bebas dari gejala multikolinearitas.
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
124 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
Tabel 5
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -1.187 .309 -3.840 .000
PDKI .420 .189 .228 2.224 .029 .956 1.046
Proper 1.127 .511 .226 2.202 .031 .961 1.041
KA .158 .040 .401 3.983 .000 .994 1.006
Sumber: output SPSS
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model persamaan regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Berdasarkan hasil tabel
6 , Durbin-Watson didapatkan nilai dL sebesar 1,543 dan nilai dU sebesar 1,709.
Sementara itu, hasil uji Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1,910.
Model persamaan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi karena
nilai DW lebih besar dari batas atas (dU) 1,709 dan kurang dari 2,291 (4-dU).
Tabel 6
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .504a .254 .224 .22835 1.910
Sumber: output SPSS
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2011). Berdasarkan gambar 1, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
titik-titik tersebar secara acak (tidak berpola) baik di atas maupun di bawah angka 0
(nol) pada sumbu Y. Oleh kerena itu, dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi
homoskedastisitas
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
125 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
Gambar 1.
Scatterplot
Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini model persamaan regresi linier berganda dengan data
panel yang disusun untuk mengetahui pengaruh Proporsi dewan komisaris
Independen dan ukuran komite Audit dan kinerja lingkungan (sebagai variabel
independen) terhadap nilai perusahaan (sebagai variabel dependen) hasil uji regresi
berganda dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7.
Hasil Uji Regresi Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.187 .309 -3.840 .000
PDKI .420 .189 .228 2.224 .029
KA .158 .040 .401 3.983 .000
Proper 1.127 .511 .226 2.202 .031
Sumber: output SPSS
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan data panel pada Tabel 7 di
atas dapat diperoleh koefisien untuk variabel bebas PDKI= 0,420 , KA = 0,158 dan
Proper = 1.127 konstanta sebesar -1.187 sehingga model persamaan regresi yang
diperoleh:
Yit = -1.187+0,420 X1it +0,158X2it +1.127 X3it + μ
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
126 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
Dimana :Y = Tobin’s Q; β0= konstanta; β1 = koefisien Regresi dewan komisaris
independen (PDKI); β2= koefisien Regresi komite audit; X1= Proporsi dewan
komisaris Independen; X2= Komite Audit (KA); β3= koefisien Regresi Kinerja
lingkungan (Proper); i = Unit cross section; t = Periode waktu; X3= Kinerja
Lingkungan (Proper); dan μ = error
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis regresi linier berganda. Peneliti menggunakan α = 5% untuk menilai
signifikansi hubungan antara setiap variabel. Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-
sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil perhitungan uji F untuk model regresi
yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :
Tabel 8
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.313 3 .438 8.395 .000b
Residual 3.859 74 .052
Total 5.172 77
Sumber: output SPSS
Uji Anova atau F test sebesar 8.395 dengan tingkat probabilitas 0.000
(signifikan ) . Karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0.05 maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi Q ( nilai perusahaan ) atau dapat dikatakan
proporsi dewan komisaris independen ,komite audit dan kinerja lingkungan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pada industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 - 2016.
Proporsi Dewan Komisaris Independen Berpengaruh Positif Terhadap Nilai
Perusahaan
Tabel 7 hasil uji parsial (t- test) , variabel proporsi dewan komisaris
independen (PDKI) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk PDKI sebesar 0.029 yang
lebih kecil daripada 0.05 dan karena nilai t statistik > t tabel. Oleh karena itu
hipotesis H1a diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori agensi, bahwa
kegiatan monitoring yang dilakukan oleh komisaris independen dalam mengatasi
masalah benturan kepentingan antar para manajer internal seperti penyalahgunaan
aset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan Selain itu, dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya dewan komisaris independen dianggap mampu
menjaga sikap keindependensiannya yang tidak terbatas pada pemegang saham
mayoritas tetapi juga mewakili seluruh pemegang saham baik minoritas maupun
asing. Hasil penelitian ini didukung Hariati dan Rihatiningtyas (2015), Ulya (2014),
Muntiah (2014), dananjaya dan ardiana (2016 )
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
127 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
Ukuran Komite Audit Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji parsial didapatkan bahwa ukuran komite audit (KA) berpengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Dilihat dari probabilitas signifikansi
untuk ukuran komite audit (KA) sebesar 0.000 dimana probabilitas jauh lebih kecil
daripada 0.05 dan nilai t statistik > t tabel. Oleh karena itu hipotesis H2a diterima
Menurut F. Antonius Alijoyo, seorang narasumber dari FCGI menyatakan bahwa
efektivitas komite audit dapat terbentuk apabila komite audit tersebut independen,
transparan, memiliki akuntabilitas yang tinggi, adil, dan memiliki charter komite
audit.
Kinerja Lingkungan Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan
Hasil uji parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan. Dilihat dari
probabilitas signifikansi kinerja lingkungan (Proper ) sebesar 0.031 dimana
probabilitas lebih kecil daripada 0.05 dan nilai t statistik > t tabel .Oleh karena itu
hipotesis H3a. Hasil penelitian ini sejalan dengan Matsumura et al. (2005), Suratno et
al. (2006), Al-Tuwaijri et al. (2003), dan Retno (2012). Hasil penelitian ini
mendukung teori legitimasi, yaitu apabila perusahaan manufaktur mampu
memperhatikan pengelolaan lingkungannya, maka keberadaan perusahaan tersebut
akan direspon positif oleh masyarakat, sehingga citra/image-nya meningkat. Investor
lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra/image baik di masyarakat, karena
berdampak pada tingginya loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Dengan
demikian, dalam jangka panjang penjualan dan profitabilitas perusahaan akan
meningkat. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin besar pula return
yang diterima sehingga akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Salah
satu contohnya dimana meningkatnya harga bubur kertas dan image perusahaan yang
mendorong kinerja PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ( INKP ) dan PT. Pabrik kertas
Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menjadi cemerlang di tahun 2017 sehingga berdampak
positif ke pertumbuhan harga sahamnya (https://investasi.kontan.co.id).
Analisis determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil koefisien determinasi (R2)
yaitu sebagai berikut:
Tabel 9. Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .504a .254 .224 .22835
Sumber: output SPSS
Berdasarkan tabel 9 di atas, diperoleh nilai R Square yaitu sebesar 0.254. Hal
ini menunjukkan bahwa besar pengaruh Proporsi dewan komisaris independen,
ukuran komite audit dan kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan adalah
sebesar 25.4% sedangkan sebesar 74.6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian
ini.
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
128 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan Selain itu ukuran komite audit juga berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Sehingga dewan komisaris independen dan komite audit ini telah dapat
menunjukkan pengaruh yang positif sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang
baik. Dengan tata kelola yang baik , maka perusahaan akan dapat beroperasi secara
efektif dan efisien yang berarti akan menaikkan nilai perusahaan. Penelitian ini juga
menemukan adanya pengaruh positif kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini mengindikasikan diterimanya teori legitimasi, bahwa apabila perusahaan
mampu memperhatikan pengelolaan lingkungannya, maka keberadaan perusahaan
tersebut akan direspon positif oleh masyarakat. Investor lebih berminat pada
perusahaan yang memiliki citra/image baik di masyarakat karena berdampak pada
tingginya loyalitas konsumen yang pada akhirnya juga berdampak pada peningkatan
nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisetiawan, R., and Ahmadi, 2016, The Impact of Earnings Management against
Market Reaction: Empirical Evidance from Indonesia, International
Research Journal of Finance and Economics, 146: 112-128
Adisetiawan, R., 2017, Does Stock Option Force Bid-Ask Spread and Abnormal
Return?, International Research Journal of Finance and Economics, 161: 96-
104
Adisetiawan, R., 2013, Kebijakan Akuntansi terhadap Manajemen Laba,
Akuntabilitas: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 12(2): 298-311
Adisetiawan, R., and Surono, Yunan., 2016, Earnings Management and Accounting
Information Value: Impact and Relevance, Business, Management and
Economics Research, 2(10): 170-179
Al-Matar, E.M., Al-Swidi, A.K.& Fadzil, F.H.(2014).The effect of board of directors
charac teristics, audit committee characteristics and executive committee
characteristics on firm performance in Oman: An empirical study. Asian
Social Science, 10(11),149-171.
Al-Musalli & Ismail (2012). Corporate Governance , bank Spesific Characteristics,
Bangking Industry Characteristic , and Intellectual Capital ( IC) Performance
of Banks in Arab Gulf Cooperation Council (GCG) Countries . Asian
Academics of Management Journal of Accounting and Finance ,8 (Supp .1)
115-135
Al-Tuwaijri, S. A., Christensen, T. E., & Hughes, K. E. (2003). The relation among
environmental disclusure, environmental performance, and economic
performance: A simultaneous equation approach. Accounting Organization
and Society, 29, 447-471.
Arief. Industri Semen Perusak Alam atau Penyelamat lingkungan. Melalui
(https://kompasiana.com/ (18/01/2017)
Dananjaya dan Ardiana (2016) . Proporsi dewan komisaris independen sebagai
pemoderasi pengaruh kepemilikan institusional pada manajemen laba .E-
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
129 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.15.2. ISSN: 2302-8556: 1595-
1622
Fama, E., & Jensen, M. (1983). Agency problem and residual claims. Journal of Law
and Economic, 26 (2), 301-325.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Https:// investasi.kontan.co.id /news/sector-industri-dasar dan kimia berpotensi-
meroket ( 10-3-2018)
Hariati & Rihatiningtyas, (2015). Pengaruh Tata kelola perusahaandan Kinerja
Lingkungan terhadap Nilai perusahaan . Simposium Nasional Akuntansi
XVIII , Medan
Hastuti, D. T. (2005). Hubungan antara good corporate governance dan struktur
kepemilikan dengan kinerja keuangan. Simposium Nasional Akuntansi
VIII,Solo. 475-490.
Jensen, M. C., and W. Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics.
Vol. 3: 305–360.
Matsumura, K., Nakao, Y., Nakano, M., Amano, A., Kokubu, K., & Gemba, K.
(2005). Corporate environmental and financial performance and the effects
of informational instruments of environmental policy in Japan. IGES Kansai
Research Center Discussion Paper, KRC, 5E.
Muntiah, S. (2014). Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja
perusahaan.
http://eprints.dinus.ac.id/8768/1/jurnal_13448.pdf
Nasution, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh corporate governance terhadap
manajemen laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi X, 1-26. Makasar.
NCCG (National Committee on Corporate Governance). 2001. Indonesian Code for
Good Corporate Governance.
Obradovich, J., & Gill, A. (2013). The Impact of Corporate Governance and
Financial Leverage on the Value of American Firms. International Research
Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 91, 1-14.
Peraturan BAPEPAM No KEP – 339/BEJ/07 – 2001
Rawi. 2010. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusi, Laverage, dan Corporate
Social Responsibility. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto
Retno M, R. D. (2012). Pengaruh good corporate governance dan pengungkapan
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Jurnal Nominal, 1
(1), 84-103.
Rouf, A. (2011). The Relationship between Corporate Governance and Value of the
Firm in Developing Countries: Evidence from Bangladesh. The International
Journal of Applied Economics and Finance Vol. 5 (3), 237-244.
Suratno, Ignatius Bondan, dkk, “Pengaruh Enviromental Performance terhadap
Enviromental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-
EKONOMIS: Jurnal of Economics and Business
Vol.2 No.1 Maret 2018
130 PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 – 2016
2004)”, Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang (23-29 Agustus 2006),
2006
Velnampy, T. (2013). Corporate Governance and Firm Performance: A Study of Sri
Lankan Manufacturing Companies. Journal of Economics and Sustainable
Development Vol. 4 (3), 228-235.
Tornyeva, K., & Wereko, T. (2012). Corporate Governance and Firm Performance:
Evidence from the Insurance Sector of Ghana. European Journal of Business
and Management Vol. 4 (13), 95-112.
Ulya, M. A. (2014). Pengaruh corporate governance terhap kinerja ekonomi
perusahaan dengan kinerja lingkungan sebagai variabel intervening. Jurnal
Akuntansi Diponegoro, 3 (3), 1-14.
top related