pengembangan model kurikulum wheeler
Post on 03-Jan-2016
913 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Dilengkapi Contoh Perangkat RPP dan LKS
Penulis :
Ni Wayan Ekayanti, S.Pd
Ni Nyoman Widiari, S.Pd
Luh Gede Ayu Rika Adnyani, S.Pd
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013
KATA PENGANTAR
Kurikulum memegang kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi
dan proses pendidikan yang pada ahkhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu
lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam
lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah, maupun nasional. Semua orang berkepentingan dengan
kurikulum sebab kita sebagai orang tua, sebagai warga masyarakat, sebagai pemimpin formal
ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda, dan generasi
muda yang lebih baik, lebih cerdas, lebih berkemampuan. Kurikulum mempunyai andil yang
cukup besar dalam melahirkan harapan tersebut.
Kemampuan membina dan mengembangkan kurikulum merupakan tuntutan profesional
guru. Sebab tugas guru adalah mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Upaya dalam
mencapai tujuan itu memerlukan alat, dan alat yang digunakan adalah kurikulum. Peran dan
tugas guru dalam mengembangkan kurikulum berkaitan dengan level mana kurikulum
dimaksudkan. Kurikulum pada level nasional pengembangnnya dilakukan oleh suatu tim di
tingkat pusat. Tim ini terdiri dari beberapa orang dalam berbagai keahlian. Ahli pendidikan,
psikologi, bidang-bidang studi dan semacamnya. Para ahli ini merumuskan bentuk kurikulum
yang akan dilaksanakan untuk semua sekolah, yang bersifat universal. Maka jadilah kurikulum
ini kurikulum nasional yang resmi atau formal. Dengan adanya kurikulum resmi yang bersifat
nasional, semua program belajar sudah dibuat dalam bentuk siap pakai. Tugas guru di sekolah
pada umumnya hanya tinggal mengembangakan kurikulum pada tingkat pengajaran. Agar
implementasi kurikulum dapat belajar secara efektif.
Diharapkan buku ini bermanfaat baik untuk pembaca seperti guru ataupun mahasiswa
sebagai rujukan dalam mengembangkan sebuah kurikulum
Denpasar, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
MODEL KURIKULUM WHEELER
A. Karakteristik Model Wheeler...............................................................................................2
B. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Wheeler........................................................3
C. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Model Wheeler.....................................................8
D. Implementasi Model Pengembangan Kurikulum Wheeler...................................................8
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar
yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,
pengetahuan dan perbuatan pendidikan. Pihak-pihak yang secara aktif terlibat dalam
pengembangan kurikulum adalah: administrator pendidikan, para ahli, guru, dan orang tua
murid. Rancangan ini disusun dan dikembangkan dengan maksud memberi pedoman kepada
para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan
yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di sana semua
konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan pengetahuan guru diuji dalam bentuk
perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep,
prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu,
gurulah yang memegang peranan penting dalam keberhasilan kurikulum. Dialah sebenarnya
perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya. Suatu kurikulum
diharapkan memberikan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan
siswa secara optimal dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.
Secara umum ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum
yakni prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Ada beberapa prinsip umum dalam
pengembangan kurikulum yakni relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektifitas.
Sedangkan prinsip-prinsip khusus berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar
dan penilaian.
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu
model dalam pengembangan kurikulum tidak hanya didasarkan atas kelebihan dan kebaikannya
serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem
pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana
yang digunakan.
Menurut Good ( 1972 ) dan Travers ( 1973 ). Model adalah abstraksi dunia nyata atau
representasi peristiwa kompleks atau sistem dalam, dalam bentuk naratif, matematis grafis, serta
lambang – lambang lainnya . Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi
realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan
dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke dalam realitas, yang
sifatnya lebih praktis.
MODEL KURIKULUM WHEELER
A. Karakteristik Model Wheeler
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap model
memiliki kekhasan atau karakteristik tertentu, baik dilihat dari keluasan pengembangan
kurikulumnya, maupun dari tahap-tahap pengembangannya sesuai dengan pendekatan yang
dilakukan. Salah satu model kurikulum yang kini dikembangkan atau diterapkan dalam bidang
pendidikan adalah model kurikulum Wheeler. Sesuai dengan nama model pengembangannya,
model kurikulum ini dikembangkan atau dipublikasikan oleh Daryl Kenneth Wheeler pada tahun
1967 dalam buku yang berjudul Curriculum Process.
D.K. Wheeler adalah seorang ahli yang mengemukakan model kurikulum siklus dimana
model ini berbeda dengan model kurikulum sebelumnya yang pengembangannya masih berupa
garis lurus . Beliau mempunyai gagasan tersebut, karena kurikulum sebelumnya dirasakan belum
bisa memberikan umpan balik atau feedback dan membantu siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Menurut Wheeler, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk
lingkaran, proses ini terjadi secara terus menerus dan saling berkaitan. Wheeler berpendapat
bahwa proses pengembangan kurikulum terdiri dari lima fase atau tahapan. Setiap fase atau
tahapan dalam proses ini merupakan suatu pekerjaan yang harus berlangsung secara berurut atau
sistematis dan saling berhubungan. Oleh karena pengembangan kurikulum ini harus berlangsung
secara sistematis, maka tidak mungkin dapat menjalankan atau menyelesaikan tahap berikutnya
kalau tahap pertama belum terselesaikan atau dikerjakan. Sebaliknya, manakala setiap tahap
sudah selesai dikerjakan, kita akan kembali lagi ke tahap awal. Demikian seterusnya sehingga
proses pengembangan daripada sebuah kurikulum berlangsung secara terus menerus tanpa ada
ujungnya. Untuk lebih jelas mengenai model pengembangan kurikulum Wheeler, dapat diihat
pada gambar di bawah ini.
B. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Wheeler
Seperti pada pembahasan di atas mengenai karakteristik model pengembangan Wheeler,
berikut akan dijelaskan langkah-langkah pengembangan model Wheeler yang terdiri dari lima
tahapan, yakni sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan
Tujuan yang ditentukan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam hal ini, tujuan
umum dapat berupa tujuan yang bersifat normatif yang mengandung tujuan filisofis (aim)
atau tujuan pembelajaran yang bersifat praktis (goals). Sedangkan yang menjadi tujuan
khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan observable (objective) yaitu suatu tujuan
pembelajaran yang mudah diukur ketercapaiannya. Dalam pengembangan kurikulum
menurut Wheeler penentuan tujuan merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam
penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan
karena tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan. Alasan alasan yang mendasar
mengenai pentingnya perumusan suatu tujuan adalah :
Gambar 1. Model Kurikulum Wheeler
a. Tujuan berkaitan erat dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh
dunia pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan
demikian salah satu komponen penting yang harus ada dalam suatu perencanaan
kurikulum adalah tujuan itu sendiri.
b. Tujuan kurikulum dapat membantu pengembang kurikulum dalam mendesain suatu
model kurikulum. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang
kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan bahkan akan
membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran. Maksudnya disini adalah dengan
tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru dalam menentukan bahan atau
materi yang harus dipelajari, menentukan metode dan strategi pembelajaran yang akan
digunakan, menentukan alat, media, dan sumber pembelajaran, serta bagaimana cara
merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.
c. Tujuan dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas batas serta kualitas
pembelajaran. Dengan adanya tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai
kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui
penetapan tujuan, para pengembang kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai
mana siswa telah memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan
tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dari itu dengan adanya tujuan akan dapat
ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
2. Menentukan pengalaman belajar
Pengalaman belajar ini dirumuskan dari tujuan. Pengalaman belajar yang dimaksud dengan
disini adalah segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menentukan
pengalaman belajar merupakan hal yang penting untuk materi - materi yang sesuai dalam
proses pembelajaran. Beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa, yaitu:
a. pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai karena setiap tujuan
akan menentukan pengalaman pembelajaran,
b. setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa,
c. setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan peran serta siswa,
d. dalam satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda.
Langkah pengorganisasian pengalaman belajar ini sangat penting karena pengorganisasian
yang jelas akan memberikan arah dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi
pengalaman yang nyata bagi siswa
3. Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
Tahap ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi dan
materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini didasarkan atas pengalaman belajar
yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik
dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar. Langkah-langkah pengorganisasian
merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian yang jelas akan
memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman
belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang
nyata bagi siswa.
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi pelajaran.
Setelah materi ajar disusun maka dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar dengan
materi ajar yang telah disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau kesinambungan
antara pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat maksimal. Ada dua jenis
pengorganisasian pengalaman belajar (Sanjaya, 2008), yaitu:
a. Pengorganisasian pengalaman belajar secara vertikal
Pengorganisasian secara vertikal adalah menghubungkan pengalaman belajar dalam
satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda. Contohnya, pengorganisasian
pengalaman belajar yang menghubungkan antara IPA kelas lima dengan IPA di kelas
enam.
b. Pengorganisasian pengalaman belajar secara horizontal
Pengorganisasian pengalaman belajar secara horizontal adalah menghubungkan
pengalaman belajar antara bidang yang satu dengan bidang yang lainnya dalam tingkat
yang sama. Contohnya, menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang fisika dengan
matematika di kelas VII.
Kedua jenis pengorganisasian pengalaman belajar ini sangat penting, dimana hubungan
vertikal akan memungkinkan siswa memiliki pengalaman belajar yang semakin luas dalam
kajian yang sama, sedangkan hubungan horizontal antara pengalaman belajar yang satu dan
yang lain akan saling mengisi dan memberikan penguatan
5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.
Disini setelah proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi. Dalam
proses pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting,
hal itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat memberikan informasi tentang
ketercapaian daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan evaluasi ini maka
akan dapat diketahui apakah kurikulum yang diterapkan itu berjalan denagn baik sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tersebut.secara rinci dapat dikatakan bahwa
Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan
penentuan keputusan mengenai kurikulum apakan kurikulum itu masih bisa berlaku atau
harus di perbaharui atau digamti lagihal itu terjadi karena evaluasi suatu kurikulum dapat
memberikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum terhadap
tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya,yang mana informasi ini akan sangat
berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan
tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.
Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah.
Jadi, ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam evaluasi (Sanjaya, 2008), sebagai berikut.
a. Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
b. Evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu
tertentu.
C. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Model Wheeler
Walaupun model kurikulum Wheeler merupakan pengembangan dari model kurikulum
Tyler, gambar siklus model pengembangan kurikulum Wheeler menunjukkan bahwa model
pengembangan ini tampaknya jauh lebih progresif dari pada model garis lurus yang
dikembangkan oleh Tyler.Berikut keunggulan dari model pengembangan Wheeler.
1. Model ini memiliki mekanisme umpan balik, sehingga menyediakan masukan atau saran
dengan tujuan untuk mengukur kemajuan dari penerapan model pengembangan kurikulum.
2. Dengan adanya umpan balik, dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaaian
pengembangan kurikulum yang diimplementasikan. Jadi, fungsi evaluasi disini tergantung
dari tujuan orang yang melakukan evaluasi. Apakah untuk mengetahui atau untuk mengukur
tingkat ketercapaian pengembangan kurikulum, atau hanya untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian model pengembangan kurikulum.
Namun di sisi lain, model pengembangan kurikulum ini juga memiliki beberapa
kelemahan. Beberapa kelemahannya yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan jangka pendek Wheeler meliputi karakteristik perilaku. Perilaku memiliki banyak
tujuan keuntungan jika diterapkan untuk merancang kurikulum, akan tetapi memiliki
beberapa batasan dalam pelaksanaannya. Contohnya, bagaimana seseorang bisa mengukur
meningkatnya kelancaran siswa dalam menulis.
2. Model ini kurang prosedur antara mengorganisir dan mengintegrasikan konten pengalaman
belajar dan evaluasi. Menurut Huang &Yang (2004) prosedur ini adalah pelaksanaan konten
yang terintegrasi.
D. Implementasi Model Pengembangan Kurikulum Wheeler
Untuk lebih jelasnya mengenai model pengembangan kurikulum Wheeler, berikut
ditampilkan penerapannya dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di
tingkat satuan pendidikan sekolah menengah pertama. Adapun acuan yang digunakan dalam
implementasi pengembangan kurikulum Wheeler di sekolah adalah lima langkah yang telah
dipaparkan di atas.
1. Menentukan tujuan
Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Tujuan umum
Tujuan ini memuat aspek perilaku, aspek isi dan aspek kondisi. Contoh : Siswa
mengetahui cara-cara mempelajari komponen penyusun ekosistem dengan pendekatan
observasi dan klasifikasi. Dari tujuan ini terlihat ada aspek perilaku (mengetahui), aspek
isi (cara-cara mempelajari komponen penyususn ekosistem) dan aspek kondisi (dengan
pendekatan klasifikasi dan observasi)
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus ini memuat empat komponen, yaitu audience (siswa), behavior (tingkah
laku), condition (keadaan) dan degree (strandarisasi). Contoh : Setelah melakukan
pengamatan terhadap ekosistem kolam (C), siswa SMP kelas VII (A) dapat membedakan
(B) komponen biotik dan abiotik (D).
2. Menentukan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar didapatkan dari merumuskan tujuan. Faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan pengalaman belajar adalah karakteristik konsep yang diajarkan, kesiapan
siswa, dan ketersediaan alat.
3. Menentukan isi atau materi pembelajaran.
Isi atau materi ini disesuikan dengan pengalaman belajar siswa. Dari hasil pengalaman
belajar tersebut, maka guru dapat menganalisis dan menentukan konsep yang cocok dalam
materi pembelajaran. Contoh : penyiapan materi kelas VII semester II yaitu materi ekosistem
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi belajar.
Adapun cara-cara mengorganisasi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran adalah
membuat panduan pengamatan yang di dalamnya terdapat judul, tujuan, bahan dan alat,
prosedur kerja, hasil, pembahasan, diskusi,serta simpulan.
5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan
Langkah terakhir yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian materi oleh siswa
yaitu dengan melakukan evaluasi dalam bentuk tes tulis dengan mengintegrasikan tujuan dan
hasil pengamatan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Denpasar
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas / Semester : VII / II
Pertemuan Ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem
Indikator : 1. Mengidentifikasi satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem secara cermat dan jujur
2. Mengidentifikasi tingkat organisasi dalam ekosistem dengan cermat
3. Menjelaskan dan memberi contoh tingkat organisasi ekosistem pada tingkat molekul sampai bioma secara jujur dan cermat
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses belajar mengajar selesai diharapkan siswa dapat :1. Siswa mampu mengidentifikasi satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem2. Siswa mampu mengidentifikasi tingkat organisasi dalam ekosistem3. Siswa mampu Menjelaskan dan memberi contoh tingkat organisasi ekosistem pada
tingkat molekul sampai bioma4. Siswa dapat melakukan pengamatan untuk mengetahui komponen abiotik dan biotik
II. Materi Pembelajaran
A. Satuan dan Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan mahluk hidup dan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik (saling berinteraksi). Berdasarkan proses terjadinya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami terjadi tanpa campur tangan manusia, contohnya danau, rawa, sungai, gurun, hutan, dan padang rumput. Sedangkan ekosistem buatan terjadi karena dibuat oleh manusia, contohnya kolam, sawah, dan kebun. 1. Satuan-satuan kehidupan dalam ekosistem
Satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosisistem meliputi individu, populasi dan komunitas.a. Individu
Individu adalah suatu mahluk hidup tunggal yang dapat berdiri sendiri, misalnya seorang manusia, seekor hewan, dan sebatang pohon.
b. PopulasiPopulasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Misalnya, populasi kucing di suatu daerah adalah meliputi kucing baik yang berekor panjang, berekor pendek, berambut hitam, berambut putih, jantan ataupun betina yang terdapat pada daerah itu. Perubahan populasi dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), perpindahan masuk(migrasi), dan perpindahan keluar (emigrasi).
c. KomunitasKomunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda yang hidup pada tempat dan waktu tertentu. Misalnya pada suatu komunitas kebun terdapat berbagai macam populasi hewan dan tumbuhan yang tinggal di kebun itu.
d. EkosistemEkosistem merupakan interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungan abiotiknya. Berdasarkan proses terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu1) Ekosistem alami : yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah. Misalnya
ekosistem hutan, ekosistem sungai dan rawa.2) Ekosistem buatan : yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh
manusia. Misalnya ekosistem sawah, kolam dan hutan budidaya. e. Biosfer
Biosfer merupakan seluruh permukaan bumi yang menjadi tempat tinggal mahluk hidup.
2. Komponen-komponen penyusun ekosistemEkosistem di muka bumi ini memiliki dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan abiotik. a. Komponen biotik
Semua mahluk hidup yang berada dalam ekosistem antara lain hewan, tumbuhan, dan jasad renik (mikroorganisme) merupakan komponen biotik. Berdasarkan perannya, komponen biotic dibedakan menjadi produsen, konsumen, dan pengurai. 1) Produsen
Tumbuhan hijau merupakan satu-satunya mahluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis dihasilkan zat makanan dan oksigen. Zat makanan sebagian digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan sisanya disimpan dalam akar, batang, buah, dan bijinya. Selanjutnya cadangan makanan ini akan dimakan oleh hewan dan
atau manusia. Sebagai penghasil makanan, baik untuk dirinya sendiri maupun mahluk hidup yang lain, maka tumbuhan hijau ini disebut sebagai produsen.
2) KonsumenHewan dan manusia tidak mampu menyusun makanannya sendiri melalui proses fotosintesis seperti tumbuhan hijau. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, beberapa jenis hewan secara langsung memakan tumbuhan. Ada pula hewan yang memakan hewan lainnya. Hewan yang secara langsung memakan tumbuhan disebut herbivore, sedangkan yang memakan hewan lain disebut karnivora. Oleh karena itu semua hewan dan manusia yang mendapatkan zat makanan dari mahluk lain disebut konsumen. Konsumen yang langsung memakan produsen dinamakan konsumen pertama, sedangkan konsumen yang memakan konsumen pertama disebut konsumen kedua, dan seterusnya.
3) Pengurai (Dekonposer)Pengurai (decomposer) adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa tubuh mahluk hidup yang telah mati ataupun kotoran mahluk hidup yang telah mati ataupun kotoran mahluk hidup menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana. Pengurai meliputi berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme antara lain terdiri atas bermacam-macam bakteri yang hidup bebas dan jamur saprofit. Semua mahluk hidup pada akhirnya akan mati. Bangkai hewan dan sisa-sisa bagian tubuh tumbuhan yang mati akan membentuk sampah. Beberapa waktu kemudian sampah tersebut akan terurai menjadi bagian-bagian yang sangat kecil berupa unsur-unsur sederhana. Proses ini berlangsung karena adanya organisme pengurai.
b. Komponen AbiotikBeberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup di dalamnya, antara lain faktor tanah, faktor cahaya, faktor air, dan faktor udara.
3. Saling ketergantungan antara komponen biotic dan abiotikTumbuhan hujau memerlukan cahaya matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Sebagai bahan fotosintesis diperlukan CO2 yang diambil dari udara, sedangkan air dan garam-garam mineral diambil dari tanah. Sebaliknya tumbuhan melepaskan O2 ke udara sebagai salah satu hasil fotosintesis.
4. Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan penguraiTumbuhan hijau merupakan produsen yang menghasilkan sumber makanan bagi semua makhluk hidup. Sebagai contoh, tanaman padi dimakan oleh ulat sebagai konsumen I, kemudian ulat dimakan oleh burung sebagai konsumen II, jika burung mati akan membusuk dan diuraikan oleh pengurai (decomposer), dan akan menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman.
III. Metode Pembelajaran
Strategi : pembelajaran Siklus belajar Metode : Eksplorasi, tanya jawab, diskusi dan penugasan
IV. Langkah – Langkah Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Alokasi Waktu
I Kegiatanawal
- Guru mengucapkan salam- Guru melaksanakan
absensi- Apersepsi:
Guru memberikan apersepsi kepada siswa”anak- anak pernahkan kalian mendengar istilah ekosistem?”’’pernahkan kalian memperhatikan apa saja yang terdapat dalam kolam ikan ?”
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- siswa membalas salam guru
- siswa memberikan respon kepada guru
- siswa mendengarkan dengan seksama arahan dari guru
- siswa melihat lingkungan diluar kelas lalu siswa menanggapi pertanyaan dari guru
- siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
12 menit
II Kegiatan Inti
Eksplorasi- Guru mengeksplorasi pengetahuan
awal siswa tentang komponen penyusun dalam ekosistem dengan memberikan pertanyaan awal kepada siswa ”anak- anak jika kalian sendiri dalam kelas disebut apa? Sedangkan jika kalian berkelompok disebut apa dalam suatu kelas?”
- Guru mengajak siswa untuk berpendapat mengenai pertanyaan yang disampaikan tadi.
- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
- Guru membagikan LKS berbasis siklus belajar kepada masing- masing kelompok
- Guru mengajak siswa kelapangan untuk mengamati dan mengidentifikasi apa saja yang terdapat di kolam ikan dan kebun disesuaikan dengan pertanyaan
- Siswa merespon pertanyan guru dengan menjawabnya secara bergiliran
- Siswa mencari kelompoknya- Siswa melakukan observasi
dan mengidentifikasi temuan yang ada di lapangan dengan mengerjakan LKS
30 menit
yang ada di LKS (Fase Eksplorasi)
Elaborasi- Guru mengajak siswa kembali ke
kelas dan menyuruh siswa melanjutkan mengerjakan LKS
- Guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan pertanyaan di LKS
- Guru memperbaiki konsepsi siswa yang masih salah dan mengenalkan konsep- konsep tentang ekosistem dan tingkat organisasi (Fase Pengenalan Konsep)
Konfirmasi- Guru mengarahkan siswa untuk
menemukan contoh- contoh nyata penerapan konsep tersebut(Aplikasi Konsep)
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas
- Siswa melengkapi kembali LKS berbasis siklus belajar
- Siswa menjawab pertanyaan dari guru
- Siswa mendengarkan penjelasan atau konsep-konsep yang diberikan oleh guru
- Siswa aktif untuk berpendapat tentang apliaksi konsep dalam kehidupan sehari- harinya
- Siswa yang belum mengerti bertanya kepada guru
15 menit
15 menit
III Kegiatan Akhir
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan
- Guru mengiformasikan mengenai materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya
- Guru mengucapkan salam penutup
- Siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini
- Siswa mendengarkan informasi yang telah disampaikan oleh guru
- Siswa membalas salam guru
8 menit
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. Alat : LCD, Papan Tulis, spidol, dan kapur tulis2. Bahan :LKS (terlampir)3. Sumber :
1. Sugiyarto, Teguh. 2008. IPA SMP Kls VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.2. Tim Penyusun. 2009. Buku Latihan Soal Wajar. Kls VII semester 2. Jakarta: Graha
Pustaka.
VI. Penilaian
1. Penilaian psikomotor berupa penilaian proses pembelajaran dengan menggunakan instrument berupa rubrik
keterangan :
Untuk skor 4 rentang 85-95 Untuk skor 3 rentang 75-85 Untuk skor 2 rentang 65-75 Untuk skor 1 rentang 60-65
2. Penilaian kognitif berupa tes, laporan hasil kerja dan tugas mandiri terstruktur maupun tak terstrukur
3. Alat penilaian Tes a. soal
1. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem?2. Sebutkanlah dua komponen penyusun ekosistem beserta contohnya!3. Apakah perbedaan antara individu, populasi, dan komunitas
b. Kunci jawaban 1. Hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya 2. Ekosistem tersusun dari komponen biotic (berbagai mahluk hidup seperti
tumbuhan, hewan, dan manusia) dan komponen abotik (berbagai benda mati seperti batu, udara dan air)
3. Individu adalah: mahluk hidup tunggal yang dapat hidup secara fisiologis Populasi :kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentuKomunitas :kumpulan beberapa populasi yang berbeda yang saling berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu
c. Penskoran
Skor Kriteria
4 Siswa mampu memecahkan masalah dengan baik
3 Siswa mampu memecahkan masalah dengan baik namun
masih memerlukan bantuan dari guru
2 Siswa mampu memecahkan masalah dengan bantuan guru
namun belum 100 persen benar
1 Siswa kesulitan memecahkan masalah walaupun sudah
mendapat bantuan dari guru
Aspek Kognitif
No Kriteria Skor
1 Jawaban benar sesuai dengan tujuan pertanyaan Penjelasan yang disampaikan lengkap dan jelas Penggunaan bahasa dan tanda baca tepat
4
2 Jawaban benar sesuai dengan tujuan pertanyaan Penjelasan yang disampaikan kurang lengkap Penggunaan bahasa dan tanda baca tepat
3
3 Jawaban Hampir mendekati dengan tujuan pertanyaan Penjelasan yang disampaikan kurang lengkap Penggunaan bahasa dan tanda baca kurang tepat
2
4 Jawaban kurang tepat Penjelasan yang disampaikan kurang lengkap Penggunaan bahasa dan tanda baca kurang tepat
1
5 Tidak membuat jawaban sama sekali 0
Nilai= Jumlah skor yang diperoleh siswaJumlahskor maksimal
×100
Denpasar , Juli 2013
Guru Mata Pelajaran IPA
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Satuan Pendidikan : SMPN 2 Denpasar
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi : Ekosistem
Standar Kompetensi : Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi Dasar : Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem
Tujuan :
1. Setelah melakukan diskusi dengan temans sebangku, siswa mampu mengidentifikasi
satuan-satuan mahluk hidup dalam ekosistem dengan tepat.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa mampu memahami komponen biotik
dengan komponen abiotik dengan baik.
3. Setelah melakukan pengamatan di luar kelas, siswa mampu memahami hubungan
antara komponen biotik dan biotik dengan baik.
Alokasi waktu : 20 menit
I. KEGIATAN EKSPLORASI
Mahluk hidup dengan lingkungan merupakan satu kesatuan fungsional yang tidak dapat
dipisahkan. Hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut
ekosistem. Ekosistem tersusun dari komponen biotik dan abiotik. Dalam suatu ekosistem,
hubungan antarkomponen berlangsung sangat erat dan saling mempengaruhi
a. Alat dan bahan
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Alat tulis
b. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pergilah ke kebun dan kolam sekitar sekolah
3. Perhatikan dan catat komponen penyusun ekosistem pada kebun dan kolam sekolah.
4. Dari komponen yang telah ditemukan di kebun dan kolam sekolah, selanjutnya
bedakanlah komponen mana yang tergolong biotik dan abiotik. Tulislah hasil
pengamatan pada tabel di bawah ini.
5.
Ukurlah suhu air kolam menggunakan thermometer yang di sediakan.
Dan catat hasil pengukurannya.
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………
II. KEGAIATAN PENGENALAN KONSEP
Guru memperkenalkan konsep berdasarkan hasil pada kegiatan eksplorasi sebagai berikut.
1. Komponen Biotik adalah: ikan ,teratai, kembang kertas,kenanga, rumput, semut, lumut,
enceng gondok, pohon cemara, alamanda dan lain-lain.
2. Kompoenen
abiotik adalah: cahaya
matahari, udara, oksigen,
suhu, air, tanah,
No Benda hidup Benda mati
Gambar ekosistem kolam
Pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan , jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………
2. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Abiotik:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
b. Biotik
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………..
3. Sebutkanlah 2 contoh dari ekosistem buatan dan ekosistem alami!
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
III.KEGIATAN APLIKASI KONSEP
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar.
LEMBAR JAWABAN KEGIATAN APLIKASI KONSEP
1. Pertanyaan aplikasi konsep: jika pada kayu yang telah mengalami
kelapukan karena sering terkena hujan dan panas. Maka komponen
apa saja yang bisa kalian amati, jika dikaitkan dengan komponen
penyusun ekosistem!
2. Mengapa kolam disebut sebagai ekosistem buatan?
3. Klasifikasikanlah komponen ekosistem yang ada di dalam kotak
sesuai ciri-ciri hidup dengan dasar klasifikasinya!
Suhu, rumput, kambing, belalang, bakteri, anjing,
tikus, air, tanah, jamur, kembang sepatu, udara ,
harimau, burung elang, kangkung, padi, sinar
matahari, kelinci, sapi, singa, manusia, cacing.
1. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………
2. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3.
DAFTAR PUSTAKA
Abiotik Biotik
Abdusshomad. 2009. Model-Model Pengembangan Kurikulum. http://abdusshomad.blogspot.com/2009/10/model-model-pengembangan-kurikulum.html. diunduh tanggal 4 Juli 2013
Baryons. 2009. Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran http://baryons23.blogspot.com/2009/11/manajemen-kurikulum-dan-pembelajaran.html diunduh tanggal 2 Juli 2013
Sanjaya,Wina.2008.Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Bandung. Kencana Prenada Media Group
top related