peningkatan hasil belajar ips dengan...
Post on 04-Feb-2018
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
AKTIF INFORMATION SEARCH PADA SISWA
KELAS IV MI NURUL IMAN II JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Marsih
1812018300214
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DMS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M
ABSTRAK
Marsih. Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Aktif Information Search Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Iman II
Jakarta Barat.
Metode yang digunakan dalm penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK dilaksanakan upaya mengatasi permasalahan yang
muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) kegiatan observasi dan (4)
tahap refleksi. Keempat tahap tersebut terdapat dalam satu siklusyang dilakukan
berulang dengan langkah-langkah yang sama dan tetap difokuskan pada pencarian
informasi dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Information search .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode Information Search ini mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tiap siklus yang dilakukan. Perincian
nilai rata-rata pretes siklus I dengan nilai rata-rata 49,81. Pretes siklus II dengan
nilai rata-rata 54,62. Postest siklus I dengan nilai rata-rata 70,74. Postest siklus II
dengan nilai rata-rata 87,59. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai N-
Gain dari tiap siklusnya. Yakni N-Gain siklus I dengan nilai rata-rata 0,46. N-
Gain siklus II dengan nilai rata-rata 3,09. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Information Search sudah
cukup maksimal, karena pencapaian nilai di atas KKM.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran
Aktif Information Search Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Iman II Jakarta Barat”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
telah membantu dalam penyelesaiannya khususnya kepada dosen pembimbing
yang telah membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
2. Dr. Khalimi, M.Ag. Ketua Jurusan/Prodi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd. Sekretaris Jurusan/prodi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
4. Anissa Windarti, M.Sc. Sebagai Dosen Pembimbing.
5. Seluruh Dosen Program Studi PGMI DMS yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
6. Kepala Sekolah MI Nurul Iman II Jakarta Barat yang telah membantu
penelitian dan memberikan semangat kepada penulis.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program studi PGMI DMS yang telah
memberikan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Suami dan Ibunda tercinta yang telah memberikan semangat serta do’anya
dari awal hingga akhir perkuliahan kepada penulis.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak disebutkan satu persatu oleh
penulis.
ii
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis guna
menyempurnakan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Jakarta, 13 April 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ......................... 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ....................................... 4
D. Perumusan Masalah Penelitian ..................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus Yang Diteliti ................. 7
1. Hasil Belajar IPS .................................................... 7
2. Pengertian Metode Pembelajaran aktif Information
Search ...................................................................... 18
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................... 21
C. Hipotesis Tindakan ....................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 23
iv
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .... 23
C. Subjek Penelitian .......................................................... 26
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .................. 26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................... 26
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ............... 27
G. Data dan Sumber Data .................................................. 27
H. Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 27
1. Observasi ............................................................... 28
2. Tes ......................................................................... 30
3. Wawancara ............................................................ 32
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 34
J. Analisis Data dan Interpretasi Data .............................. 34
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................ 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................... 39
B. Hasil Penelitian ............................................................. 41
C. Interprestasasi Hasil Analisis ....................................... 59
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................... 62
B. Implikasi ........................................................................ 63
C. Saran-Saran .................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksaan Tindakan Kelas Pada Bulan September
Sampai Desember 2015 ....................................................... 23
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru ....................................... 28
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................... 29
Tabel 3.4 Kisi - Kisi Penyebaran Soal ................................................. 31
Tabel 3.5 Format Pedoman Wawancara Siswa ................................... 33
Tabel 3.6 Hasil analisis N-Gain .......................................................... 38
Tabel 4.1 pembentukan Kelompok Belajar ......................................... 42
Tabel 4.2 Hasil Analisis N-Gain Siklus I ............................................ 46
Tabel 4.3 Perolehan Data Hasil Belajar IPS Siklus I .......................... 49
Tabel 4.4 Observasi Keaktifan Siswa dan Guru Siklus I .................... 51
Tabel 4.5 Hasil Analisis N-Gain Siklus II ........................................... 53
Tabel 4.6 Perolehan Data Hasil Belajar IPS Siklus II ......................... 56
Tabel 4.7 Observasi Keaktifan Siswa dan Guru Siklus II ................... 56
Tabel 4.8 Perbandingan N-Gain Siklus I dan Siklus II ....................... 57
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model PTK Menurut Kemmis S. dan Mc. Taggert R ....... 25
Gambar 2 Gambar Keragaman Suku Bangsa ...................................... 72
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I....................
Lampiran 2 Materi Pembelajaran Siklus I......................................................
Lampiran 3 Daftar Pembagian Kelompok Siklus I.........................................
Lampiran 4 Kisi - Kisi Penyebaran Soal Siklus I...........................................
Lampiran 5 Evaluasi Hasil Belajar IPS MI Nurul Iman II Siklus I................
Lampiran 6 Perolehan Skor Nilai Hasil Belajar IPS Siklus I Siklus I............
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I .......................
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ......................
Lampiran 9 Format Pedoman Wawancara Siswa Siklus I .............................
Lampiran 10 Pencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II..................
Lampiran 11 Materi Pembelajaran Siklus II.....................................................
Lampiran 12 Daftar Pembagian Kelompok Siklus II.......................................
Lampiran 13 Perolehan Skor Nilai Hasil Belajar IPS Siklus I Siklus II..........
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ......................
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II .....................
Lampiran 16 Format Pedoman Wawancara Siswa Siklus II ...........................
Lampiran 14 Bukti Dokumentasi Pada Saat Penelitian ...................................
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia pada saat ini sedang berusaha mengembangkan
pendidikan ke arah yang lebih baik. Usaha ini dikaitkan erat dengan
kesadaran masyarakat yang telah menjadikan pendidikan sebagai salah satu
kebutuhan hidup yang primer. Pendidikan merupakan saran yang langsung
menunjang keberhasilan dalam arti luas yakni menghasilkan tenaga yang
terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi sesuai dengan tuntutan
zaman.
Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar. Salah satu diantaranya adalah
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk memperkenalkan variasi
strategi pembelajaran kepada guru sekolah dasar. Namun demikian kualitas
pembelajaran dan mutu pendidikan masih jauh dari harapan. Hal ini
disebabkan karena hanya sebagian kecil saja yang melaksanakan variasi
strategi pembelajaran terutama strategi yang berpusat pada siswa dalam
proses pembelajarannya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal
1 tentang sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa “pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu cara untuk
menguasai pengetahuan sosial. Pendidikan IPS menekankan pada pemberian
1 sisdiker.dikti.go.id/dok/uu/uu20-2003-sisdiknas.pdf/diakses 12 September 2015
2
pengalaman langsung untuk pengembangan kompetensi agar siswa dapat
mamahami kehidupan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari hasil belajar siswa pada Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) di
sekolah MI NURUL IMAN II kelas IV pada tahun ajaran 2013/2014, pada
mata pelajaran IPS memperoleh nilai rata-rata 52,34 dengan nilai KKM 65.
Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berjumlah 15 siswa. Dan siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM berjumlah 12 siswa dari 27 siswa.
Maka dengan ini jelas terlihat bahwa nilai yang diperoleh siswa tidak
memuaskan dan perlu adanya solusi untuk memperbaiki masalah tersebut.
Pada pelaksanaan pembelajaran di kelas guru harus mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat, karena cara guru dalam
menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi kelancaran proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pra observasi di kelas IV MI Nurul Iman II Jakarta
Barat pada hari kamis tanggal 17 September 2015, guru dalam mengajarkan
IPS cenderung menempatkan diri sebagai sumber belajar dan siswa sebagai
objek belajar yang pasif menerima konsep dari guru, akibatnya pelajaran IPS
menjadi sulit dimengerti oleh siswa, banyak konsep-konsep belajar yang
dapat menimbulkan kebosanan dan kejenuhan bagi siswa. Rasa bosan dan
jenuh yang berkelanjutan dapat membuat siswa tidak berminat terhadap
pelajaran IPS yang disajikan oleh guru. Hal ini akan berimbas pada hasil
belajar IPS yang rendah.
Selama ini guru mengajarkan IPS bersifat konvensional, dimana guru
memberikan materi kepada siswa melalui metode ceramah, latihan soal dan
kemudian pemberian tugas, sehingga siswa hanya sebagai pendengar dan
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru serta membuat catatan
seperlunya. seperti yang diungkapkan oleh Bahar bahwa “guru berkewajiban
untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan
kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif bagi siswa agar mencapai
hasil pembelajaran yang optimal”. Dalam hal ini siswa tidak diberi
3
kesempatan untuk aktif mengembangkan kemampuan untuk dirinya, hal ini
akan mengurangi semangat belajar siswa.
Proses pembelajaran IPS membekali peserta didik dengan kemampuan
berkomunikasi antar sesama dan dengan berbagai bidang keilmuan serta
berbagai keahlian. Pembelajaran IPS mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan kehidupan siswa sehari-hari, karena pembelajaran IPS berkaitan erat
dengan lingkungan sekitar sehingga pembelajaran IPS akan lebih berhasil jika
diajarkan melalui pengalaman langsung pada siswa.
Di sekolah dasar pada umumnya dan khususnya di MI Nurul Iman II
Jakarta Barat. Para gurunya masih belum optimal mengajarkan IPS hanya
menggunakan metode ceramah. Padahal pembelajaran IPS menuntut
pengetahuan dan keterampilan yang lebih bukan sekedar tahu saja.
Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran dan mutu
pendidikan mulai dari penataran guru, meningkatkan mutu guru dan
penggunaan pendekatan pembelajaran seperti pendekatan individu,
pendekatan kelompok, pendekatan proses dan metode-metode baru lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba memberikan materi IPS
dengan menggunakan metode pembelajaran aktif information search, sebuah
metode yang membantu guru mendorong siswa untuk aktif mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya dan membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kehidupan sosial.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka peneliti menyadari
betapa pentingnya suatu pendekatan dalam pembelajaran IPS sehingga
memutuskan mengkaji masalah ini dalam suatu penelitian dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Aktif Information Search Pada Siswa Kelas IV MI Nurul
Iman II Jakarta Barat”.
4
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasikan adalah:
1. Peserta didik sulit memahami konsep pada pembelajaran IPS.
2. Pembelajaran IPS di sekolah dasar masih monoton dan kurang kreatif.
3. Peserta didik lebih bersifat pasif dan kurang antusias dan lebih banyak
menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri.
4. Guru kurang menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
5. Hasil belajar yang rendah ditunjukkan dengan pencapaian nilai kurang
dari 70% siswa mendapatkan nilai KKM.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas,
diperoleh permasalahan yang begitu luas. Menyadari adanya keterbatasan
waktu dan kemampuan, perlu adanya pemberian batasan masalah.
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu penulis
memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi
konteks permasalahan dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada materi
“Keragaman Suku Bangsa dan Budaya” dengan menggunakan metode
pembelajaran aktif Information Search pada siswa kelas IV MI Nurul Iman II
Jakarta Barat. Hasil belajar berupa kognitif.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah sebagaimana telah diuraikan di atas,
maka perumusan masalah yang akan dicari pemecahannya apakah dengan
metode pembelajaran aktif information search dapat meningkatkan hasil
belajar IPS pada siswa kelas IV MI Nurul Iman II Jakarta Barat?
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Peningkatan
hasil belajar IPS dengan menggunakan metode pembelajaran aktif
information search pada siswa kelas IV MI Nurul Iman II Jakarta Barat”.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian secara teoritis.
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi
dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS dengan
menggunakan metode pembelajaran aktif Information Search.
2. Manfaat penelitian secara praktis
a) Bagi siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS,
siswa merasa senang terhadap pembelajaran IPS dan mampu mengurangi
kebosanan dan kejenuhan terhadap pembelajaran IPS. Selain itu dapat
mengukur kemampuan siswa dalam bentuk hasil belajar berupa tugas
mandiri dengan tes tertulis.
b) Bagi guru
Penggunaan metode pembelajaran aktif information search ini dapat
bermanfaat bagi para guru dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat meningkatkan keaktifan dan kekreatifan bagi peserta didik dan juga
pemahaman peserta didik sehingga terbentuk proses pembelajaran
yang diinginkan atau tercapainya proses kegiatan belajar mengajar yang
aktif, kreatif dan inovatif. Sehingga hasil belajar siswa semakin
meningkat.
c) Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pemahaman dan menambah ilmu tentang penerapan
metode pembelajaran aktif information search serta mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan mengajar selama ini dengan diterapkannya metode
information search dalam pembelajaran IPS.
6
d) Lembaga atau sekolah
Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan
penggunaan metode pembelajaran aktif information search untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah
pengajaran yang lebih baik.
e) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan atau wawasan dalam
penggunaan metode pembelajaran aktif information search sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan latihan dan pengembangan dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus Yang Diteliti
1. Hasil Belajar IPS
a. Pengertian Belajar
Di masyarakat sering dijumpai penggunaan istilah belajar seperti:
belajar menulis, belajar berbicara, belajar bernyanyi, belajar IPS bahkan
termasuk kegiatan belajar yang sifatnya lebih umum dan tidak mudah diamati
seperti: belajar hidup mandiri, belajar bermasyarakat, belajar disiplin, belajar
menahan emosi dan lain-lain.
Menurut Dimyati dan Mudjiono belajar merupakan hal yang kompleks.
Kompleks belajar ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan
dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa
mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru
proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal. Belajar
merupakan proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh ranah, yaitu
afektif, kognitif dan psikomotor.2
Sedangkan menurut Muhibbin Syah “belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi / materi pelajaran”.3
2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: DEPDIKBUD
bekerjasama dengan Rineka Cipta, 2002), hlm. 18
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
hlm. 87
7
8
b. Ciri-Ciri Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan
belajar.
Pada pendidikan formal, guru adalah praktisi yang paling
bertanggung jawab atas berhasil tidaknya program pembelajaran di
sekolah/madrasah, sebab guru merupakan ujung tombak atau peran sentral
dalam kegiatan pembelajaran di ruang kelas. Sebagai seorang praktisi yang
berhadapan langsung dengan siswa sehari-hari, guru pasti pernah
menghadapi masalah berkaitan dengan pekerjaannya. Sebagai seorang
pendidik ia berkeinginan siswa dapat memahami pembelajaran di dalam
kelas seoptimal mungkin, namun hasil yang diharapkan seringkali tidak
sesuai dengan apa yang ia harapkan. Berbagai strategi digunakan oleh guru
dalam kelas. Namun guru tradisional pada umumnya menggunakan strategi
yang meliputi: penggunaan ceramah, tanya jawab, penjelasan, pemberian
ilustrasi, pendemonstrasian, atau mengarahkan siswa secara langsung ke
sumber informasi selama pembelajaran berlangsung, atau menggunakan
buku teks untuk pemberian tugas-tugas rumah. Semua itu dirancang dan
seringkali dijalankan oleh guru, sementara siswa hanya melihat.
Model pembelajaran seperti itu terbukti gagal mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal, sehingga pada saat ini banyak sekali
beberapa konsep pembelajaran yang diperkenalkan untuk mendongkrak
keterpurukan mutu pembelajaran. Beberapa konsep pembelajaran tersebut
antara lain: Active Learning, Contekstual Teaching Learning dan lain
sebagainya, yang pada intinya menawarkan strategi pembelajaran yang
mengutamakan aktivitas siswa dari pada aktivitas guru. Untuk tujuan inilah
guru seharusnya memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba
9
terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah, atau
penerapan suatu strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat
dipertanggung jawabkan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan, siswa akan mengingat hanya 20o/o karena siswa
hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa melakukan
sesuatu dan melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90o/o.
c. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran.4
Menurut Masitoh dan Laksmi. “hasil belajar dikelompokan ke dalam
tiga ranah (kawasan), yaitu: pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik
(psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif)”.5
Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai oleh siswa bukan
hanya menyelesaikan bahan pelajaran dari guru, melainkan
berkembangnya mental yang lebih baik dari sebelum ia belajar.
Menurut Oemar Hamalik “Hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Senada dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono bahwa hasil belajar
adalah berubahnya tingkah laku seseorang berdasarkan perkembangan mental
yang lebih baik.
4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Cet. 4, hlm. 250-251
5 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Agama
RI. 2009), hlm. 5
10
Menurut M. Uzer Usman belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan
disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses
kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa
perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan atau dalam ketiga
aspek yakni pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotorik).
Menurut Sardiman A.M. “belajar itu senantiasa perubahan tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”.6
Seseorang telah belajar kalau terdapat perubahan tingkah laku dalam
dirinya. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan terjadi karena proses pertumbuhan fisik
atau kedewasaan, bukan karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-
obatan. Perubahan tersebut bersifat relatif permanen, tahan lama dan
menetap, tidak berlangsung sesaat saja.
Kesimpulan pengertian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan
penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Pengambilan keputusan tentang hasil belajar ini merupakan suatu
keharusan yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa. Disamping itu penilaian terhadap prestasi
belajar siswa juga untuk memahami dan mengetahui tentang siapa dan
bagaimana peserta didik itu, Pemahaman tentang peserta didik ini untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang
6 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm. 20
11
dimilikinya, agar mempermudah dan membantu guru dalam
mengembangkan program pengajaran yang harus diberikan.
Mengukur hasil belajar siswa dapat dilakukan guru dalam setiap
kegiatan belajar. Pada akhir proses belajar mengajar, guru mengevaluasi
siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah di
sampaikan. Oleh karena itu dengan adanya evaluasi atau tes maka akan
diketahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas
dan juga untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajarnya. Dengan
demikian siswa akan mengetahui prestasi belajarnya dalam kurun waktu
tertentu.
Untuk menentukan nilai akhir dan mengukur hasil belajar siswa,
maka perlu evaluasi yang bisa berupa test formatif maupun test
sumatif. Akan tetapi sebelum melakukan evaluasi perlu disusun standar
penilaian terlebih dahulu untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar
siswa dengan harapan mendapat data sebagai bahan informasi guna
mempermudah dalam melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran.
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku
manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar
yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba
mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil
belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi
intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh.
Sebagaimana dikatakan Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
a) Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor
Intern, yang meliputi : (a) Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi,
pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis
terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar. (b) Faktor
12
psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian
ingatan berfikir. (c) Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan
rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh,
lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk mengahsilkan sesuatu akan hilang.
b) Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor
Ekstern, yang meliputi: (1) Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan
dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan
dalam ukuran besar. (2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar,
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan
berdisiplin di sekolah. (3) Faktor masyarakat, meliputi: bentuk
kehidupan masyarakatsekitar dapat mempengaruhi prsetasi belajar
siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa
akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.7
2) Usaha Meningkatkan Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar sebagian besar
ditentukan oleh usaha dan kegiatannya sendiri. Itu terkait dengan faktor
kemauan, minat, ketekunan, tekad untuk sukses, dan cita-cita tinggi yang
mendukung setiap usaha dan kegiatannya. Faktor-faktor tersebut harus
menjadi perhatian pendidik supaya pendidik termotivasi menciptakan
proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan hasil siswa.
Menurut E. Mulyasa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa antara lain:
a) Keadaan Jasmani
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang
sehat, karena belajar memerlukan tenaga. Apabila jasmani dalam
7 http://sunartombs.wordpress.com/2011/10/10/Faktor-Yang-Mempengaruhi-
Hasil-Belajar/diakses 26 Agustus 2015
13
keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat maka hasil belajar tidak
efektif.
b) Keadaan Sosial Emosional
Peserta didik yang mengalami kegoncangan emosi yang kuat,
mendapat tekanan jiwa, tidak disukai temannya tidak dapat belajar
dengan efektif, karena kondisi tersebut sangat mempengaruhi
konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.
c) Keadaan lingkungan
Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-
perangsang dari luar, karena dalam proses belajar diperlukan
konsentrasi pikiran. Sebelum belajar lingkungan harus kondusif, cukup
bahan dan alat-alat serta segala sesuatu yang diperlukan.
d) Memulai Pelajaran
Memulai pelajaran hendaknya harus tepat pada waktunya, bila
merasakan keengganan untuk belajar atasi dengan suatu perintah
kepada diri sendiri untuk memulai pelajaran tepat pada waktunya.
e) Membagi Pekerjaan
Sewaktu belajar seluruh perhatian dan tenaga dicurahkan pada suatu
tugas yang khas, jangan mengambil tugas yang terlampau berat untuk
diselesaikan, sebaiknya untuk memulai pelajaran lebih dulu
menentukan apa yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu.
f) Adakan Kontrol
Selidiki pada akhir pelajaran, sampai manakah bahan itu telah dikuasai.
Hasil baik menggembirakan, tetapi kalau kurang baik akan menyiksa
diri dan memerlukan latihan khusus.
g) Pupuk Sikap Optimis
Adakan persaingan dengan diri sendiri supaya hasil meningkat.
Meningkatkan hasil berarti memupuk sikap yang optimis. Lakukan
segala sesuatu dengan sempurna, karena pekerjaan yang baik
memupuk suasana kerja yang menggembirakan.
14
h) Menggunakan Waktu
Menghasilkan sesuatu hanya diharapkan akan tercapai jika kita
menggunakan waktu dengan efisien. Menggunakan waktu tidak
berarti bekerja lama sampai habis tenaga, tetapi bekerja sungguh-
sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan
suatu tugas yang khas.
i) Cara Mempelajari Buku
Sebelum kita membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh
gambaran tentang buku dalam garis besarnya.
j) Mempertinggi Kecepatan Prestasi Membaca
Seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-
banyaknya dari bacaan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Karena itu harus diadakan usaha untuk mempertinggi efisiensi
membaca sampai perguruan tinggi. Untuk suatu tindakan yang efisien
diperlukan adanya kesiapan dalam diri individu baik kesiapan fisik
maupun kesiapan mental. Demikian pula dalam belajar kesiapan ini
merupakan hal yang esensial.
Kesiapan dapat diartikan sebagai sejumlah pola-pola respon atau
kecakapan tertentu yang diperlukan untuk suatu tindakan. Pada dasarnya
kesiapan merupakan kapasitas fisik maupun mental untuk belajar, disertai
harapan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk mengerjakan
sesuatu. Seseorang dikatakan siap untuk sesuatu bila mempunyai latar
belakang pengetahuan untuk memahami isi buku, mempunyai kemauan
untuk melakukannya, dan mempunyai harapan keterampilan tertentu yang
akan dimiliki sesudah mempelajari buku tersebut.
d. Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS berperan memfungsionalkan dan merealisasikan
ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam dunia kehidupan nyata di
masyarakat. Oleh karena itu secara substansi materi IPS mengintegrasikan
dan mengorganisasikan secara pedagogik dari berbagai ilmu sosial yang
15
diperuntukkan untuk pembelajaran di tingkat persekolahan, sehingga melalui
pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu membawa dirinya secara dewasa
dan bijak dalam kehidupan nyata.
Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu
menguasai teori-teori kehidupan di dalam masyarakat tetapi mampu
menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial.
1) Pengertian IPS
Dalam kurikulum 2006 dikemukakan bahwa IPS merupakan salah satu
mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat ilmu sosial. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan
ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokrasi dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.8
Sedangkan menurut Nu’man Somantri mengemukakan bahwa
pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,
ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial
terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.9
2) Langkah-Langkah Pembelajaran
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat diterapkan
terdapat sembilan langkah prosedural (urutan peristiwa) pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Menarik Perhatian
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa (kompetensi
dasar yang hendak dicapai)
c. Merangsang ingatan pada prasyarat belajar
d. Menyajikan bahan
e. Memberikan bimbingan belajar
8 Sapriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI
PRESS, 2006), hlm. 7
9 Ibid, hlm. 7
16
f. Mendorong unjuk kerja
g. Memberikan balikan informative
h. Menilai unjuk kerja, dan
i. Meningkatkan retensi dan alih belajar.
3) Karakteristik Pembelajaran IPS
Dari pengertian di atas kita dapat menemukan karakteristik
pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial
lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dll). Menurut A. Kosasih Djahiri
ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya
(menelaah fakta dari segi ilmu).
b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin
ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu
sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi
terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. Pendekatan
seperti ini disebut juga sebagai pendekatan integrated, juga menggunakan
pendekatan broadfield, dan multiple resources (banyak sumber).
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa
mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis.
d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/menghubungkan
bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan
kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan
dan memproyeksikannya kepada kehidupan dimasa depan baik dari
lingkungan fisik/alam maupun budayanya.
e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil
(mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya
proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa
memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan
kehidupan nyata pada masyarakatnya.
f. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antar manusia
yang bersifat manusiawi.
17
g. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai
dan keterampilan.
h. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program
maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan
masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
i. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan
prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan
yang menjadi ciri IPS itu sendiri.10
4) Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
untuk memenuhi materi, budaya dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber
daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan
kehidupan masyarakat. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan
mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
5) Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS yang harus dicapai meliputu hal-hal sebagai
berikut:
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupan masyarakat.
b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
10 Ibid, hlm. 8
18
c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta
berbagai keahlian.
d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,
dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian
kehidupannya yang tidak terpisahkan.
e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
2. Pengertian Metode Pembelajaran Aktif Information Search
a. Metode Pembelajaran Aktif
Menurut Agus Suprijono pembelajaran aktif adalah proses belajar yang
membutuhkan dinamika belajar bagi peserta didik, dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkontrotif ide itu dengan dunia
realitas yang dihadapinya.
Sedangkan menurut Hisyam Zaini dkk:
pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk belajar secara aktif, ketika peserta didik dengan aktif,
berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka
secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dan
materi yang dipelajari, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan
apa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam
kehidupan nyata. Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik
untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik
pasif atau hanya menerima dan mengajar, ada kecenderungan untuk
melupakan apa yang telah diberikan, faktor yang menyelaraskan
informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu
sendiri, oleh sebab itu dengan belajar aktif informasi yang baru didapat
akan disimpan dalam memori otak.
Belajar aktif berlaku bagi siapa saja baik yang berpengalaman maupun
yang pemula, yang mengajarkan informasi-informasi dan keterampilan teknis
dan non teknis, walaupun banyak strategi-strategi dan tips-tips yang
diterapkan kepada para pengajar pada berbagai tingkatan.
19
b. Metode information Search
Metode Information Search yaitu cara yang digunakan oleh guru
dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri,
kemudian mencari informasi jawabannya melalui membaca untuk
menemukan informasi yang akurat.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran aktif Information Search adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif dengan memberikan
pengalaman belajar bermakna dalam memperoleh informasi yang bermanfaat
bagi kehidupan siswa melalui membaca dengan berbagai macam sumber
informasi baik dari media cetak maupun media elektronik.
Langkah-langkah metode pembelajaran aktif Information Search adalah
sebagai berikut:
1. Sampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang disampaikan
dengan metode ini.
2. Susun sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat dicari dalam
sumber materi tersebut.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok agar peserta didik dapat
belajar dengan cara kerja sama.
4. Bagikan sumber materi (buku bacaan, teks, dokumen dan lain-lain)
kepada siswa.
5. Siswa diminta untuk mencari informasi tentang pertanyaan atau
permasalahan yang diberikan oleh guru melalui barbagai referensi yang
telah disediakan.
6. Siswa menulis hasil pemecahan soal tersebut dalam LDS secara
bersama-sama.
7. Siswa menyampaikan hasil problem solving mereka, siswa yang lain
ikut menanggapi dan memberikan pertanyaan, sehingga terjadi diskusi
dan interaktif.
20
8. Pada akhirnya, guru memberikan penegasan hasil diskusi agar tidak
terjadi salah persepsi tentaang konsep maateri yang telah dipelajari.
c. Tujuan Pembelajaran Aktif Information Search
Adapun tujuan pembelajaran aktif Information Search adalah untuk
melibatkan peserta didik secara aktif dalam mencari informasi mengenai
materi yang diajarkan dengan berbagai sumber sebagai informasinya, dengan
ini juga peserta didik dapat berkompetensi yang bersahabat dan menciptakan
serta meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar.11
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Information Search
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode Information Search
berdasarkan sumber yang ada dalam buku 101 Cara Pelatihan dan
Pembelajaran Aktif yaitu:
1) Kelebihan Metode Information Search
(a) Meningkatkan minat baca siswa dalam mencari informasi.
(b) Siswa dapat mengenal berbagai macam sumber informasi.
(c) Melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
(d) Menambah keakraban antar siswa.
2) Kekurangan Metode Information Search
(a) Masih ada siswa yang tidak ikut serta dalam mencari informasi.
(b) Masih ada siswa yang jalan-jalan dan bercanda pada saat proses
belajar mengajar berlangsung.
(c) Siswa yang pasif mengandalkan siswa yang aktif atau siswa yang
pintar saja.12
11
Mel Silberman, 101 Cara pelatihan dan Pembelajaran Aktif, (Jakarta: PT. Indeks,
2010), hlm 160
12
Ibid, hlm 160
21
e. Tahapan Metode Information Search
Menurut Melvin Silberman, tahap-tahap metode Information Search
dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Buatlah beberapa pertanyaan yang jawaban-jawabannya dapat
ditemukan dalam sumber yang telah disediakan oleh guru untuk
peserta didik, sumber informasinya dapat berupa: dokumen, buku
teks, paduan referensi, dan informasi yang diakses melalui internet.
2) Bentuklah para peserta didik ke dalam tim-tim kecil dan mintalah
mereka untuk mencari jawaban-jawabannya.
3) Bagikan pertanyaan-pertanyaan mengenai topik tersebut pada setiap
kelompok yang telah dibentuk.
4) Kumpulkan kembali peserta dalam kelompok besar dan kajilah
jawaban-jawabannya. Kemudian guru dan siswa bersama-sama
mengembangkan jawaban-jawaban tersebut untuk memperluas
cakupan pembelajaran.13
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
Information Search adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif
menemukan sendiri tentang materi yang diberikan oleh guru dengan berbagai
sumber informasi yang telah disediakan dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah ditentukan.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Neneng Husnul hotimah, dengan penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Jigsaw Pada Pelajaran
PKN Melalui Pemahaman Konsep Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar
Cibitung” dalam penelitian ini juga sama-sama berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa. Perbedaannya adalah metode yang digunakan yaitu metode
Jigsaw sedangkan penulis menggunakan metode information search.
13
Ibid, hlm. 162
22
Risyah Nisfafera, dengan penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Metode Kolaboratif Murder Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Sosiologi”. Dalam penelitian ini juga berupaya meningkatkan
hasil belajar siswa dengan melakukan penelitian tindakan Kelas.
Perbedaannya adalah metode yang digunakan adalah Metode Kolaboratif
Murder sedangkan penulis menggunakan metode information search.
Penelitian relevan lainnya adalah yang ditulis oleh Mahfuzdin dengan
judul “Pengaruh Strategi Aktive Learning (belajar aktif) teknik Information
Search/ Mencari Informasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”.
Perbedaannya dengan penulis disini adalah jenis penelitiannya. Penelituan
yang digunakan oleh mahfuzdin adalah jenis penelitian kuantitatif yang
bertujuan mengetahui pengaruh metode Information Search terhadap hasil
belajaar siswa, sedangkan penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
diman penulis berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode
Information Search.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori di atas maka penulis mengambil kesimpulan
sementara bahwa dengan menggunakan metode Information Search dalam
pembelajaran IPS maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Iman II, yang
terletak di Jl. Kapuk Rawa Gabus Rt. 007 / Rw. 011, Kelurahan Kapuk,
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan
Desember 2015.
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Tindakan Kelas Pada Bulan September - Desember
2015
Kegiatan Penelitian September Oktober November Desember
Persiapan dan
Perencanaan
Observasi
Kegiatan Penelitian
Analisis Data
Laporan Penelitian X
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas yang sering disebut “Classroom Action Research
(CAR)” adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kelas melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga prestasi belajar siswa meningkat atau tujuan pembelajaran dapat
tercapai, serta Penelitian Tindakan Kelas ini adalah suatu bentuk penelitian
23
24
yang dilaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan proses
pembelajaran.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan bagian dari kaji tindak (action research). Kaji tindak dan
Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan intervensi dalam skala kecil
(terbatas) terhadap dunia nyata, khususnya terhadap praksis pendidik pada
skala mikro yaitu yaitu kelas pada satuan pendidikan tertentu.
Tim Pelatih Proyek PGSM (1999) menyatakan bahwa:
PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh para
pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional mengenai
tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta
memperbaiki kondisi utama praktek pembelajaran.14
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan
tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut dan melihat pengaruh nyata
dari upayanya.
Model proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah model proses
siklus (putaran/spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis S. dan Mc.
Taggert R. Model dari putaran ke putaran atau atau dari siklus ke siklus
dengan target agar kualitas pembelajaran penyelesaian soal semakin baik
sehingga kualitas pembelajaran semakin tinggi.
Adapun rancangan siklus penelitian memiliki empat tahapan kegiatan
pada setiap siklusnya, yaitu:
1. Membuat rencana kegiatan.
2. Melaksanakan tindakan.
3. Mengadakan pemantauan/observasi.
14
Achmad Hufad, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), hlm. 6
25
4. Memberikan refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana
pencapaian hasil yang diharapkan kemudian direvisi untuk
melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya:
Tahapan tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah ini menurut
Kemmis S. dan Mc. Taggert R yang dikutip dari Suharsimi Arikunto sebagai
berikut:
Gambar 1
Model PTK menurut Kemmis S. dan Mc. Taggert R.15
??
15
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 16
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS III Refleksi
Pengamatan
?
26
C. Subjek Penelitian
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPS, observer dan
siswa kelas IV MI Nurul Iman II Jakarta Barat yang berjumlah 27 siswa.
Peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelas IV MI
Nurul Iman II, karena nilai Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) pada tahun
ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS memperoleh nilai rata-rata 52,34
dengan nilai KKM 65. Guru IPS dalam penelitian ini terlibat sebagai observer
yang dinilai memahami tentang pembelajaran IPS sedangkan siswa kelas IV
MI Nurul Iman II sebagai objek dari penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peran tersendiri
yaitu sebagai perancang kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan
pengamatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil data, tentang
jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model
pembelajaran aktif Information Search. Penelitian ini dibantu oleh guru
IPS sebagai observer.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Adapun tahap intervensi tindakan sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.
2. Peneliti mengajar berdasarkan hasil kesepakatan bersama dengan
observer.
3. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan kemampuan
yang bervariasi.
4. Guru menjelaskan pembelajaran kepada tiap-tiap kelompok dengan
harapan mereka dapat memahami tujuan serta dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
27
5. Guru membimbing siswa mencari materi yang diajarkan berdasarkan
kelompok dengan berbagai sumber yang bisa dijadikan sebagai informasi
materi yang diajarkan.
6. Setelah kegiatan masing-masing kelompok selesai, guru mengumpulkan
kembali peserta dalam kelompok besar dan mengkaji jawaban-jawaban
yang didapat.
7. Guru dan siswa mengembangkan jawaban-jawaban tersebut untuk
memperbesar dan memperluas cakupan materi yang diajarkan.
8. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan hasil kegiatan.
9. Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan secara individu.
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan
Pencapaian tindakan yang diharapkan terdapat perubahan dalam
pengajaran dengan penggunaan metode pembelajaran aktif Information
Search karena siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran
berlangsung, dan setiap pembelajaran yang menggunakan metode yang
menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam pembelajaran akan
mendapatkan hasil belajar yang optimal dan tidak membosankan. Pencapaian
hasil belajar yang diharapkan 80 o
/o.
G. Data dan Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nurul Iman II
Jakarta Barat, guru dan peneliti.
2. Jenis data yang terdiri dari hasil observasi, hasil tes, dan wawancara.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
28
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dilihat dari kerangka kerjanya observasi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah
ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-
faktor yang telah diatur kategorisasinya.
b. Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer
tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan observer
hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.16
Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa, yaitu instrumen
pelaksanaan pembelajaran yang di dalamnya mencakup pengamatan terhadap
guru mengajar, serta suasana kelas yang menggambarkan bagaimana siswa
belajar yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode Information Search.
Tabel 3.2
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1 Guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan
salam kepada siswa
2 Guru membimbing doa sebelum pelajaran
dimulai
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran metode Information Search
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
metode Information Search
6 Guru memberikan masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
16
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 154
29
7 Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang
belum dipahami
8 Guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
10 Guru mampu menjawab dan memberi bimbingan
kepada siswa yang bertanya
11 Guru memberikan motivasi kepada siswa
12 Guru mampu mengkondisikan kelas
13 Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan
tes secara tertulis
14 Guru menyimpulkan materi pelajaran
15 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
membaca doa dan mengucap salam
Jumlah
Prosentase
Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Siswa duduk dengan rapi dan siswa menjawab
salam guru
2 Siswa berdoa dengan khusyu sebelum pelajaran
dimulai
3 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
4 Siswa memahami langkah-langjah pembelajaran
metode Information Search
5 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan metode Information Search
6 Siswa menanggapi masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
7 Siswa memahami tentang hal yang sudah
dijelaskan oleh guru
8 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
secara aktif
9 Siswa bertanya kepada guru tentang hal yang
belum dimengerti
10 Siswa memahami pertanyaan yang sudah
dijawab oleh guru
30
Keterangan:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
2. Tes
Tes tertulis ini berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) jenis
uraian.
Tes awal (pre test) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik, karena itu butir-butir soal dibuat yang
mudah.
Sedangkan tes akhir (post test) adalah bahan-bahan pelajaran yang
tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan
biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.17
Tes
tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis uraian sebanyak 10 soal.
17
Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
70
11 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan penuh semangat
12 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan rapi dan tenang
13 Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dengan tes secara tertulis
14 Siswa mendengarkan kesimpulan yang
disampaikan oleh guru yang berkaitan dengan
materi pembelajaran
15 Siswa berdoa tanda kegiatan belajar mengajar
telah selesai, dan menjawab salam guru
Jumlah
Prosentase
31
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Penyebaran Soal
No Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Bentuk
Soal
No
Soal
1
Memahami sejarah,
kenampakan alam,
dan keragaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi
Menghargai
keragaman suku
bangsa dan
budaya setempat
(kabupaten/kota
dan provinsi)
Keragaman
suku bangsa
dan budaya
setempat
Siswa
menjelaskan
keragaman
suku bangsa
dan negara
Isian
Siswa
menjelaskan
pentingnya
persatuan dan
kesatuan
Siswa dapat
menjelaskan
arti Bhineka
Tunggal Ika
Siswa dapat
memberikan
contoh bentuk
persatuan di
lingkungan
sekitar
Siswa dapat
menyebutkan
bentuk-bentuk
keragaman
budaya suku
bangsa
32
Siswa mampu
memberikan
contoh
kebiasaan
masyarakat
setempat
2
Memahami sejarah,
kenampakan alam,
dan keragaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi
Menghargai
keragaman suku
bangsa dan
budaya setempat
(kabupaten/kota
dan provinsi)
Menghargai
keragaman
suku bangsa
dan budaya
Siswa mampu
menjelaskan
cara
menghargai
keragaman
yang ada di
masyarakat
Siswa
menjelaskan
sikap
menerima
keragaman
suku bangsa
dan budaya di
masyarakat
3. Wawancara
Wawancara adalah “kegiatan yang menuntut peneliti mengadakan
pembicaraan terencana terhadap siswa atau subjek yang diteliti dengan
pertanyaan lisan yang telah disiapkan untuk mendapat data yang diinginkan”.18
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat terbuka dan
terstruktur. Penelitian ini menggunakan wawancara terbuka karena subyek
18
Opcit, Achmad Hufad, hlm. 92
33
penelitian mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan juga
mengetahui apa maksud dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian ini juga menggunakan wawancara terstruktur karena peneliti
membuat dan menetapkan sendiri masalah dan menyusun dengan rapi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara dilakukan pada akhir
tindakan I dan dilakukan terhadap 2 siswa yang menjadi subjek pengamatan.
Pemilihan untuk siswa ini selain didasarkan kemampuan akademik juga
berdasarkan pertimbangan keterampilan mereka dalam berbicara.
Tabel 3.5
Format Pedoman Wawancara Siswa
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kalian senang belajar dengan
menggunakan metode Information Search
2
Apakah kalian telah memahami langkah-
langkah pembelajaran metode Information
Search
3
Apakah kalian termotivasi dalam
pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
4
Apakah kalian mendapatkan kesulitan
dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
5
Apakah kalian tidak merasa jenuh pada
saat pembelajaran dengan mengunakan
metode Information Search
6
Apakah kalian merasa puas setelah
mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode Information Search
34
7
Apakah hasil belajar kalian mengalami
peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yakni untuk pengambilan data proses dengan
mengumpulkan data melalui pengamatan langsung secara sistematis
mengenai permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan lembar
pengamatan. Observasi yang ditujukan kepada guru dan siswa dilakukan
oleh observer.
2. Tes
Tes digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa, baik
kemampuan awal, perkembangan dan peningkatan kemampuan siswa
selama dikenai tindakan, serta kemampuan pada akhir siklus tindakan.
Tes dilakukan secara tertulis.
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi. Informasi yang
didapat dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa, dan jawaban
yang diberikan dilakukan secara verbal.
J. Analisis Data dan Interpretasi Data
1. Uji Instrumen Test
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. suatu instrumen yang valid
atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
35
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan
oleh pearson, yang dikenal dengan rumus product moment sebagai
berikut:
∑ xy _________________________________________________________
r xy = ( ∑ x2
) ( ∑ y2
)
Keterangan:
x = X – X
y = Y – Y
X = skor rata-rata nilai X
Y = skor rata-rata nilai Y
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensisus mengrahkan responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu. Rumus yang digunakan adalah rumus kuder dan
Richardson. 20.
Rumus K – R. 20.19
k
Vt - ∑ pq _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ r11 = ( k - 1
) ( Vt )
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 231
36
Vt = varians total
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi
subjek yang mendapat skor 1).
p = banyaknya subjek yang skornya 1
N
q = proporsi subjek yang mendapat skor 10
(q = 1 = p )
c. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang belum/ kurang menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.20
Semakin tinggi koefisien
daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut
membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi
dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi.Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
DP = (WL – WH)
n
keterangan:
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah.
WH = jumlah peserrta didik yang gagal dari kelompok atas.
n = 27 0/0 x n.
d. Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal.21
Jika suatu soal memiliki tingkat
kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal
20 Opcit, Zaenal Arifin, hlm. 273
21 Opcit, Zaenal Arifin, hlm. 266
37
tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan tingkat kesukaran adalah:
TK = (WL + WH) x 100 0/0
(nL + nH)
Keterangan:
WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok
bawah.
WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok
atas.
nL = jumlah kelompok bawah.
nH = jumlah kelompok atas.
2. Perhitungan Nilai N-Gain
Dengan menggunakan nilai-nilai dari hasil pre test dan post test, dapat
dicari nilai rata-rata N-Gain, dengan rumus sebagai berikut:
skor post test – skor pre tes N-Gain =
skor ideal – skor pre test
Keterangan: skor ideal = 100
38
Tabel 3.6
Hasil Analisis N-Gain
No
Responden
Siklus
Post test
-
Pre test
Ideal
-
Pre test
N-
Gain
Keterangan
Pre test Post test
1
2
3
4 Dst.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah penelitian ini berakhir pada tindakan pertama dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan, maka akan diteruskan ke
tindakan kedua dan seterusnya. Sampai tampak benar adanya peningkatan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang Keragaman Suku
Bangsa dan Budaya dengan menggunakan metode Information Search.
39
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Observasi
Data oservasi aktifitas guru pada siklus I mendapatkan hasil 200/0 sangat
baik, dari mulai guru memasuki ruang, mengkondiskan kelas, dan menutup
kegiatan belajar mengajar. Dan hasil 450/0 baik, dari mulai membimbing doa
sebelum belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran, bertanya kepada siswa tentang hal yang belum
dipahami, memberikan kesempatan siswa bertanya, memberi bimbingan
kepada siswa yang bertanya, memberi motivasi kepada siswa, mengadakan
evaluasi pembelajaran, dan menyimpulkan materi pembelajaran. Sedangkan
hasil 100/0 sedang, dari mulai guru melaksanakan pembelajaran, memberikan
masalah, dan melibatkan siswa secara aktif.
Data observasi aktivitas siswa siklus I mendapatkan hasil 200/0 baik, dari
mulai siswa duduk dengan rapi, siswa berdoa dengan khusyu, siswa bertanya
kepada guru, dan siswa berdo`a tanda kegiatan belajar mengajar telah selesai.
Dan hasil 36,60/0 dari mulai siswa mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa
memahami langkah-langkah pembelajaran, siswa melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, siswa menanggapi masalah, a siswa memahami apa yang
sudah dijelaskan guru siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar, siswa
memahami pertanyaan, siswa melaksanakan kegiatan, siswa menjawab
pertanyaan, dan siswa mendengarkan kesimpulan yang disampaikan oleh
guru.
Data observasi guru siklus II mendapatkan hasil 80 0/0 sangat baik, dari
mulai guru memasuki ruang kelas, membimbing do`a sebelum belajar,
menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai metode Information
Search, bertanya kepada siswa yang belum paham, memberikan kesempatan
39
40
siswa bertanya, memberikan motivasi kepada siswa, mampu mengkondisikan
kelas, mengadakan evaluasi pembelajaran, menyimpulkan materi
pembelajaran, dan menutup kegiatan belajar mengajar. Sedangkan 150/0 baik,
dari mulai guru memberikan masalah yang berkaitan dengan materi
pembelajaran, melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan
memberikan bimbingan kepada siswa.
Data observasi siswa siklus II mendapatkan hasil 800/0 sangat baik, dari
mulai siswa duduk dengan rapi, berdo`a dengan khusyu, mendengarkan
tujuan pembelajaran, memahami hal yang sudah dijelaskan oleh guru,
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, bertanya kepada guru tentang hal
yang belum dipahami,memahami pertanyaan yang sudah dijawab guru,
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, mendengarkan kesimpulan yang disampaikan oleh guru, dan
berdo`a tanda kegiatan belajar mengajar sudah selesai. Sedangkan 15 0/0
baik, dari mulai memahami langkah-langkah pembelajaran, melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan metode Information Search dan
menanggapi masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
2. Data Wawancara
Data wawancara siswa pada siklus I dan siklus II mendapatkan hasil
71,4 0/0, diantaranya siswa senang belajar dengan menggunakan metode
Information Search, siswa memahami langkah-langkah pembelajaran, siswa
termotivasi dalam pembelajaran menggunakan metode Information Search,
siswa merasa puas dengan pembelajaran menggunakan metode Information
Search, dan mengalami peningkatan hasil belajar siswa.
3. Data Test
pada siklus I hasil belajar siswa memperoleh nilai 12,600/0 di bawah
KKM. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa memperoleh nilai 83,690/0
di atas KKM. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode pembelajaran aktif Information Search sangat mudah
41
dipahami oleh siswa dan membuat siswa semakin aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
B. Hasil Penelitian
1. Uji Instrumen Soal
a). Reabilitas Tes
No Nama Siswa Skor Ganjil Skor Genap Jumlah Skor
1 Nazla Aulia 3 5 8
r Adinda Kasih 5 5 10
3 Siti Nurjanah 5 7 12
4 Umu Salamah 6 9 15
5 Dst
b). Daya Beda
No Butir Soal Kel. Atas Kel. Bawah Beda Presentase
1 6 1 5 75.50
2 5 2 3 50.00
3 4 3 1 35.50
4 6 0 6 75.50
Dst
c). Tingkat Kesukaran
No Butir Soal Jumlah Betul Tingkat Kesukaran Tafsiran
1 14 42.86 Sedang
2 25 96.43 Sangat Mudah
3 20 89.29 Sangat Mudah
4 5 21.43 Sukar
Dst
42
2. Pra Tindakan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pertemuan
dengan kepala sekolah untuk mengantarkan surat penelitian serta
menentukan waktu penelitian yang akan dilaksanakan. Kemudian bertemu
dengan guru bidang studi IPS kelas IV, tujuan pertemuan ini adalah peneliti
meminta izin untuk melakukan penelitian di kelas IV. Setelah mendapat izin
dari pihak sekolah, peneliti menemui pengurus bidang Tata Usaha (TU)
untuk meminta data-data profil sekolah kemudian peneliti mulai
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian.
Hal penting yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah
membentuk kelompok belajar dan menentukan subyek penelitian. Untuk
membentuk kelompok belajar siswa, peneliti mengurutkan data awal siswa
berupa nilai ulangan harian siswa mulai dari yang tertinggi sampai terendah.
Daftar nama siswa yang sudah diurutkan tersebut dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu kelompok siswa berkemampuan tinggi, berkemampuan
sedang, dan berkemampuan rendah. Selain berdasarkan kemampuan,
pembentukan kelompok juga berdasarkan jenis kelamin. Karena kelas IV
terdiri dari 27 siswa maka terbentuk 3 kelompok belajar masing-masing
terdiri dari 9 siswa, baik dari segi kemampuan maupun jenis kelamin.
Pembentukan kelompok dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Pembentukan Kelompok Belajar
Kelompok
Kriteria Siswa Nomor
Absen
Jenis
Kelamin
Nilai
Ulangan Harian
1
Kelompok
siswa yang
berkemampuan
tinggi
14
5
7
26
23
P
P
P
P
P
87
86
85
85
83
43
9
20
8
6
P
P
P
P
82
81
80
78
2
Kelompok
Siswa yang
Berkemampuan
sedang
24
27
22
16
17
18
15
21
25
L
P
P
L
L
P
P
P
P
76
76
75
73
70
69
67
66
65
3
Kelompok
siswa yang
berkemampuan
rendah
12
10
4
13
1
19
2
3
11
L
L
L
L
L
L
L
P
L
64
63
63
61
60
58
56
54
53
3. Perencanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, peneliti membuat
persiapan, beberapa hal yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
44
1). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Information Search (dapat dilihat pada
lampiran).
2). Menyiapkan materi pembelajaran sesuai metode Information Search
dan membagi kelompok (dapat dilihat pada lampiran).
3). Menyiapkan kisi-kisi soal pembelajaran IPS, dan menyiapkan soal
formatif dan kunci jawaban (dapat diihat pada lampiran).
4). Memberikan hasil individu hal tersebut untuk mengetahui keberhasilan
siswa (dapat dilihat pada lampiran).
6). Melakukan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa (dapat dilihat
pada lampiran).
7). Melakukan wawancara guru dan wawancara siswa (dapat dilihat pada
lampiran)
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan yang telah peneliti lakukan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Untuk mengawali pembelajaran guru memasuki kelas sambil
mengucapkan salam, setelah itu guru memperhatikan kebersihan dan
kerapihan kelas, kemudian guru mengajak siswa berdoa sebelum pelajaran
dimulai, setelah berdoa guru melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa, lalu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
Dalam tahap inti guru menjelaskan dan menyebutkan keragaman
suku bangsa dan budaya, kemudian guru menampilkan gambar tentang
keragaman suku bangsa dan memulai diskusi dengan siswa, setelah
melakukan diskusi guru membentuk kelompok menjadi 4 kelompok dari
27 siswa yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 - 7 orang.
Tahap selanjutnya siswa mengamati gambar yang telah disediakan
oleh guru, kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menyebutkan macam-macam suku bangsa, bahasa, pakaian adat, dan
rumah adat yang berasal dari daerah masing-masing, dan menuliskannya
45
pada selembar kertas sebagai laporan kelompok. Setiap kelompok diberi
10 pertanyaan oleh guru. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
mendiskusikan hasilnya pada tiap-tiap kelompok.
Pada tahap akhir pembelajaran guru mengapresiasi sikap tanggung
jawab dan kerja sama siswa dalam kelompok, kemudian guru melakukan
konfirmasi dengan cara mengulang kembali apa yang sudah dibahas pada
pelajaran hari ini.
Sebagai kegiatan penutup guru mengajak siswa berdoa tanda
pelajaran telah selesai, kemudian guru mengucapkan salam kepada siswa
dan meninggalkan kelas.
c. Kegiatan Observasi
Ketika peneliti melakukan tindakan, observer melakukan
pengamatan terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
Information Search melalui lembar pengamatan bagi guru dan siswa.
Pengamatan dilakukan oleh observer dilaksanakan pada saat
pelaksanaan tindakan berlangsung yaitu pada saat proses pembelajaran di
ruang kelas, dalam hal ini observer yang ditunjuk adalah teman sejawat.
Selain lembar pengamatan, dalam hal ini observer membuat catatan yang
berisi tentang kekurangan dan kelebihan peneliti pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung. Untuk memperoleh data proses
pembelajaran, observer mengamati segala aktivitas peneliti yang bertindak
sebagai guru, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan hal-hal
yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut.
Adapun hasil catatan pengamatan tersebut dirangkum dan
didiskusikan antara peneliti dan observer. Hasil diskusi ini akan menjadi
masukan bagi peneliti yang bertindak sebagai guru untuk melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya. Sehingga kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada kegiatan siklus pertama dapat diperbaiki pada kegiatan siklus
selanjutnya.
46
Hasil yang diperoleh pada siklus pertama yaitu adanya partisipasi
dalam pembelajaran dan hasil belajar peserta didik yang belum mencapai
target yang telah ditentukan oleh peneliti. Proses pembelajaran peserta
didik berjalan dengan baik dan menyenangkan, hal ini ditandai adanya
kesungguhan peserta didik dalam melakukan pengamatan, mencatat,
mendengarkan dan berdiskusi dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Pada pertemuan selanjutnya sudah terlihat jelas adanya peningkatan yang
lebih baik dalam partisipasi pembelajaran maupun hasil belajar peserta
didik yang sudah mencapai target yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Tabel 4.2
Hasil Analisis N-Gain Siklus I
No
Nama Siswa
Siklus I Postest
-
Pretest
Ideal
-
Pretest
N-
Gain
Keterangan Pretest Postest
1 Alma Kasih 45 60 15 55 0,27 Rendah
2 Adinda Cinta 30 40 10 70 0,14 Rendah
3 Alinda R 40 50 10 60 0,16 Rendah
4 Ahmad Rizal 30 45 15 70 0,21 Rendah
5 Ardella P 55 85 35 45 0,77 Tinggi
6 Aprilado H 65 90 25 35 0,71 Tinggi
7 Bowo 55 65 10 45 0,22 Rendah
8 Dedi 55 80 25 45 0,55 Sedang
9 Eka Fitriani 80 95 15 20 0,75 Tinggi
10 Intan Ramdini 55 70 15 45 0,33 Rendah
47
11 Jordi 35 45 10 65 0,15 Rendah
12 M. Wildan 60 85 25 40 0,62 Sedang
13 M. Muzhafar 45 85 40 55 0,73 Tinggi
14 Nova 40 85 40 55 0,75 Tinggi
15 Nazla Aulia 25 35 10 75 0,13 Rendah
16 Putra Bayu 30 40 10 70 0,14 Rendah
17 Raisyah Aini 65 90 25 35 0,71 Tinggi
18 Raisyah Dwi 40 80 40 60 0,67 Tinggi
19 Riski Pratama 65 95 30 35 0,86 Tinggi
20 Ridho P 45 70 25 55 0,45 Rendah
21 Suhandin 60 85 25 40 0,62 Sedang
22 Yoga 40 60 20 60 0,33 Rendah
23 Sarah Desiana 40 50 10 60 0,16 Rendah
24 Siti Nurjanah 55 80 25 45 0,55 Sedang
25 Suci 65 85 20 35 0,57 Sedang
26 Umu Salamah 70 95 25 30 0,83 Tinggi
27 Umi Fatimah Y 55 65 10 45 0,22 Rendah
Jumlah 1345 1910 - 12,60 -
Rata-rata 49,81 70,74 - 0,46 -
o/o N-Gain Rendah 64,50
o/o
o/o N-Gain Sedang 21,90
o/o
o/o N-Gain Tinggi 14,60
o/o
48
Berdasarkan tabel 4.2 sebagai hasil analisis N-Gain siklus I, dapat
dibuat grafik seperti di bawah ini.
Persentase N-Gain Siklus I
Grafik I. Hasil Persentase N-Gain Siklus I
Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-Gain 0,46
(kategori rendah), hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
menerapkan pembelajaran aktif Information Search yang digunakan
belum efektif dalam proses pembelajaran.
0
10
20
30
40
50
60
70
N-Gain Rendah N-Gain Sedang N-Gain Tinggi
N-Gain Siklus I
49
Tabel 4.3
Perolehan Data Hasil Belajar IPS Siklus I (Post Test)
No
Kriteria Jenis Data Jumlah Presentase
1 Belum mencapai
KKM
25 – 60
18
64,50 0/0
2
Sudah mencapai
KKM
65 – 100
9
36,50 0/0
Tabel 4.4
Observasi Keaktifan Siswa dan Guru Siklus I
No Aktivitas Presentase
1 Siswa 60,80 0/0
2 Guru 75,50 0/0
d. Tahap Refleksi
Refleksi ini dilakukan melalui diskusi antara peneliti dengan
observer mengenai proses pembelajaran dengan metode Information
Search yang telah dilakukan peneliti yang bertindak sebagai guru, dengan
tujuan untuk memperbaiki hasil pembelajaran agar lebih baik dan
mencapai target yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh
observer ditemukan beberapa kekurangan pada pelaksanaan tindakan
kelas.
50
Adapun kekurangan-kekurangan yang menyebabkan hasil
pembelajaran belum memenuhi target yang telah ditentukan yaitu:
1 Menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search belum efektif dalam proses pembelajaran.
Hal ini terlihat jelas bahwa masih ada beberapa siswa yang masih
bingung dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas siswa dan hasil
kerja yang diamati kurang optimal.
2 Masih banyak siswa yang belum berani untuk menyampaikan
pertanyaan atau memberi jawaban kepada peneliti/guru, serta dalam
menjawab soal yang diberikan guru dalam lembar kerja kepada siswa.
3 Pada pelaksanaan evaluasi diakhir pertemuan siklus I peneliti belum
maksimal dalam mengkondisikan siswa terlebih dahulu sehingga siswa
belum siap secara keseluruhan untuk mengerjakan evaluasi pada akhir
pelajaran.
Dari hasil refleksi dan analisis data yang dilakukan pada siklus I,
ternyata hasil belajar IPS pada pokok bahasan keragaman suku bangsa
yang diperoleh siswa belum mencapai target yang telah ditentukan, siswa
yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 18
orang dengan presentase 64,50 0/0. Sedangkan siswa yang sudah mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 9 orang dengan presentase
36,50 0/0 yang menurut kolabolator masih kurang optimal.oleh karena itu
peneliti melanjutkan tindakan perbaikan pada siklus II.
4. Perencanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, dan permasalahan-
permasalahan yang ditemukan serta hasil belajar siswa yang belum
mencapai target yang sudah ditentukan , maka direncanakan tindakan yang
akan dilakukan untuk mencapai target yang diharapkan. Rencana tindakan
pada siklus II ini merupakan tindak lanjut siklus I.
51
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus II, peneliti
membuat persiapan, beberapa hal yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut:
1). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Information Search (dapat dilihat pada
lampiran).
2). Menyiapkan materi pembelajaran sesuai metode Information Search
dan membagi kelompok (dapat dilihat pada lampiran).
3). Menyiapkan kisi-kisi soal pembelajaran IPS, dan menyiapkan soal
formatif dan kunci jawaban (dapat diihat pada lampiran).
4). Memberikan hasil individu hal tersebut untuk mengetahui keberhasilan
siswa (dapat dilihat pada lampiran).
5). Melakukan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa (dapat dilihat
pada lampiran).
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan yang telah peneliti lakukan pada siklus II adalah
sebagai berikut:
Untuk mengawali pembelajaran guru memasuki kelas sambil
mengucapkan salam, setelah itu guru memperhatikan kebersihan dan
kerapihan kelas, kemudian guru mengajak siswa berdoa sebelum pelajaran
dimulai, setelah berdoa guru melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa, lalu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
Pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri
dari 6 – 7 orang, dalam kelompok ini dipilih siswa yang berkemampuan
tidak sama dari kegiatan pada siklus I. Setiap kelompok akan
mendapatkan 10 pertanyaan dari guru.
Siswa secara berkelompok akan menjawab pertanyaan yang sudah
diberikan oleh guru yang ditulis pada selembar kertas. Kemudian siswa
melakukan diskusi untuk mengumpulkan informasi tentang materi yang
sudah disampaikan dengan berdasarkan sumber informasi yang disediakan.
52
Setelah masing-masing kelompok melakukan diskusi, maka tiap
kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas yang diwakilkan
oleh satu orang dari masing-masing kelompok. Kelompok yang lain diberi
kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang
dibacakan oleh kelompok yang maju.
Guru memberikan penguatan dan bimbingan kepada siswa yang
sudah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mengadakan
diskusi pada tiap kelompok. Kemudian guru dan siswa bersama-sama
mengembangkan jawabannya untuk memperluas cakupan pembelajaran.
Guru memberikan umpan balik positif kepada siswa dan memberikan
penguatan kembali tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pada kegiatan akhir, dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah diajarkan dan memberikan pesan moral
kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang disampaikan maupun
dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian guru menutup kegiatan belajar
mengajar dengan membaca doa bersama-sama, setelah itu guru
mengucapkan salam kapada siswa dan keluar meninggalkan kelas.
c. Kegiatan Observasi
Setelah observer melakukan pemantauan dengan lembar
observasinya ternyata dalam siklus II memperoleh nilai yang diharapkan
sesuai target yang ditentukan oleh peneliti.
Pada pertemuan kedua kegiatan peneliti adalah melanjutkan materi
pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang ada, dan
mengadakan evaluasi siklus II yang berjumlah 10 soal. Pemberian soal
evaluasi pada akhir pembelajaran adalah sebagai hasil yang dicapai oleh
peserta didik selama mengikuti pembelajaran IPS yang disajikan dengan
metode Information Search.
53
Tabel 4.5
Hasil Analisis N-Gain Siklus II
No
Nama
Siklus II Postest
-
Pretest
Ideal
-
Pretest
N-
Gain
Keterangan
Pretest Postest
1 Alma Kasih 40 80 40 60 0,67 Sedang
2 Adinda Cinta 40 80 40 60 0,67 Sedang
3 Alinda R 45 85 40 55 0,73 Tinggi
4 Ahmad Rizal 60 85 25 40 0,63 Sedang
5 Ardella P 65 95 30 35 0,86 Tinggi
6 Aprilado H 55 90 35 45 0,78 Tinggi
7 Bowo 45 80 35 55 0,64 Sedang
8 Dedi 45 85 40 55 0,73 Tinggi
9 Eka Fitriani 55 90 35 45 0,78 Tinggi
10 Intan Ramdini 55 85 30 45 0,67 Sedang
11 Jordi 55 85 30 45 0,67 Sedang
12 M. Wildan 45 85 40 55 0,73 Tinggi
13 M. Muzhafar 65 100 35 35 1 Tinggi
14 Nova 75 100 25 25 1 Tinggi
15 Nazla Aulia 40 75 25 60 0,41 Rendah
16 Putra Bayu 55 85 40 55 0,67 Sedang
17 Raisyah Aini 70 95 25 30 0,83 Tinggi
18 Raisyah Dwi 50 90 40 50 0,80 Tinggi
19 Riski Pratama 65 100 35 35 1 Tinggi
54
20 Ridho P 40 80 40 60 0,67 Sedang
21 Suhandin 65 95 30 35 0,86 Tinggi
22 Yoga 45 80 35 55 0,64 Sedang
23 Sarah Desiana 60 85 25 40 0,63 Sedang
24 Siti Nurjanah 40 80 40 60 0,67 Sedang
25 Suci 45 85 40 55 0,73 Tinggi
26 Umu Salamah 85 100 15 15 1 Tinggi
27 Fatimah 70 90 20 30 0,67 Sedang
Jumlah 1475 2365 - 83,69 -
Rata-rata 54,62 87,59 - 3,09 -
o/o N-Gain Rendah 0,46
o/o
o/o N-Gain Sedang 49,54
o/o
o/o N-Gain Tinggi 50,00
o/o
Berdasarkan tabel 4.5 sebagai hasil analisis N-Gain siklus II, dapat dibuat
grafik seperti di bawah ini.
55
Persentase N-Gain Siklus II
Grafik 2. Hasil Persentase N-Gain Siklus II
Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata N-Gain 3,09
(kategori tinggi) lebih besar dari hasil rata-rata N-Gain siklus I yaitu 0,46,
hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menerapkan
pembelajaran aktif Information Search yang digunakan sudah jauh
meningkat dibandingkan pada siklus I, dan hasil belajar yang didapat
menjadi lebih efektif.
0
10
20
30
40
50
60
N-Gain Rendah N-Gain Sedang N-Gain Tinggi
N-Gain Siklus II
56
Tabel 4.6
Perolehan Data Hasil Belajar IPS Siklus II (Post Test)
No
Kriteria Jenis Data Jumlah Presentase
1 Belum mencapai
KKM
40 – 60
1
0,46 0/0
2
Sudah mencapai
KKM
65 – 100
26
99,54 0/0
Tabel 4.7
Observasi Keaktifan Siswa dan Guru Siklus II
No Ativitas Presentase
1 Siswa 90,50 0/0
2 Guru 92,50 0/0
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pada siklus II,
menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan baik dari nilai-
nilai pengamatan, baik dalam proses pembelajaran maupun kemampuan
siswa bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I.
57
Berikut adalah perbandingan N-Gain dari hasil siklus I dan siklus II:
Tabel 4.8
Perbandingan N-Gain Siklus 1 dan Siklus II
No Nama Siswa N-Gain
Siklus I
N-Gain
Siklus II Selisih Keterangan
1 Alma Kasih 0,27 0,67 0,4 Meningkat
2 Adinda Cinta 0,14 0,67 0,53 Meningkat
3 Alinda R 0,16 0,73 0,57 Meningkat
4 Ahamad Rizal 0,21 0,63 0,42 Meningkat
5 Ardella P 0,77 0,86 0,09 Meningkat
6 Aprilado H 0,71 0,78 0,07 Meningkat
7 Bowo 0,22 0,64 0,42 Meningkat
8 Dedi 0,55 0,73 0,18 Meningkat
9 Eka Fitriani 0,75 0,78 0,03 Meningkat
10 Intan Ramdini 0,33 0,67 0,34 Meningkat
11 Jordi 0,15 0,67 0,52 Meningkat
12 M. Wildan 0,62 0,73 0,11 Meningkat
13 M. Muzhafar 0,73 1 0,27 Meningkat
14 Nova 0,75 1 0,25 Meningkat
15 Nazla Aulia 0,13 0,55 0,42 Meningkat
16 Putra Bayu 0,14 0,67 0,53 Meningkat
17 Raisyah Aini 0,71 0,83 0,12 Meningkat
18 Raisyah Dwi 0,67 0,80 0,17 Meningkat
19 Riski Pratama 0,86 1 0,14 Meningkat
20 Ridho P 0,45 0,67 0,22 Meningkat
21 Suhandin 0,62 0,86 0,24 Meningkat
22 Yoga 0,33 0,64 0,31 Meningkat
23 Sarah Desiana 0,16 0,63 0,47 Meningkat
24 Siti Nurjanah 0,55 0,67 0,12 Meningkat
25 Suci 0,57 0,73 0,16 Meningkat
58
26 Umu Salamah 0,83 1 0,17 Meningkat
27 Fatimah 0,22 0,67 0,45 Meningkat
Jumlah 12,60 83,69 71,09
Rata-rata 0,46 3,09 2,63
Perbandingan N-Gain Siklus I dan Siklus II
Grafik 3. Perbandingan N-Gain Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh
observer pada siklus II ditemukan beberapa hal pada Pelaksanaan
Tindakan Kelas (PTK). Adapun temuan-temuan itu antara lain:
1). Kegiatan pembelajaran berjalan sangat efektif dan efisien serta
antusias peserta didik sangat bagus karena proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru (peneliti) sangat baik, dimana sebelum
melaksanakan pembelajaran guru terlebih dahulu mengkondisikan
kelas serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi kepada seluruh peserta didik.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
Pretest
Postest
59
2). Pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search
sangat efektif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
siswa sudah mengenal berbagai macam suku bangsa dan negara yang
ada di lingkungan setempat.
3). Peserta didik sudah dapat berani bertanya dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun temannya.
4). Pada saat pelaksanaan evaluasi siklus II peserta didik sudah dapat
menjawab soal dengan baik dan benar, karena sebelum mengerjakan
soal guru guru terlebih dahulu mengkondisikan kelas serta
menyampaikantujuan pembelajaran.
5). Siswa terlihat antusias dan perhatiannya berpusat kepada materi
pelajaran dan tidak terlihat lagi siswa yang ngobrol.
Dari hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan menunjukan
bahwa nilai pengamatan dalam proses belajar mengajar melalui model
pembelajaran aktif Information Search adalah sebesar 99,54 0/0 dan nilai
hasil belajar siswa terhadap penugasan materi sesuai target yang
diharapkan.
Melihat hasil yang dicapai pada siklus II menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa, hal ini terbukti bahwa hanya ada 1 siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari 60. Dengan demikian peneliti dan
observer memutuskan untuk mengakhiri pembelajaran pada siklus ini.
C. Interprestasi Hasil Analisis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan peneliti pada pelajaran
IPS di kelas IV MI Nurul Iman II dilaksanakan II siklus dengan
menggunakan metode pembelajaran aktif Information Search.
Dalam memberikan pembelajaran pada siklus I peneliti sudah
merencanakan kegiatan dengan membuat rancangan proses pembelajaran
dengan seoptimal mungkin namun dalam prosesnya masih terdapat banyak
kekurangan yang mengakibatkan kurang efektif.
60
Pada saat guru memberikan pembelajaran, masih banyak siswa yang
pasif karena kurang mengerti dengan kegiatan yang diperintahkan oleh guru,
dan guru pun hanya berfokus pada materi pelajaran yang disampaikan,
sehingga kurang memperhatikan siswa secara keseluruhan. Pada saat diskusi
berlangsung masih banyak siswa yang asik berbicara dan bercanda dengan
temannya sehingga membuat kondisi kelas benjadi berisik yang
mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif, banyak siswa
yang tidak aktif dalam berdiskusi dan menjawab pertanyaan atau
menyampaikan pendapatnya. Dari kelemahan inilah yang menyebabkan
proses pembelajaran pada siklus I kurang berhasil dan tidak mencapai target
yang diinginkan oleh peneliti.
Pada siklus II peneliti sudah mampu melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Information Search.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini berjalan sangat efektif dan efisien
dalam mengkondisikan kelas. Siswa mulai mengerti dengan kegiatan yang
diperintahkan oleh guru. Banyak siswa yang mulai aktif dalam berdiskusi dan
menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya. Siswa terlihat
antusias dan perhatiannya terpusat pada materi yang disampaikan oleh guru
dan tidak terlihat lagi siswa yang berbicara dan bercanda dengan temannya.
Pada siklus II ini, pengamatan proses kegiatan pembelajaran mencapai
target yang diharapkan dan hasil belajar siswa memperoleh peningkatan,
presentase pada siklus II ini mencapai 99,54 0/0, sehingga peneliti dan
observer memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus II.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa berdasarkan hasil dari
serangkaian proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menggunakan
metode pembelajaran aktif Information Search dapat menjadi salah satu
alternatif metode pembelajaran IPS dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, sehingga hipotesis tindakan dianggap berhasil.
Selama penelitian berlangsung, penulis mengamati semua kejadian
yang terjadi selama proses pembelajaran dan penulis menyimpulkan beberapa
terkait dengan kekurangan atau bisa dikatakan keterbatasan dalam penerapan
61
metode Information Search dalam pembelajaran. Yang pertama adalah jika
melihat cara belajar siswa sebelumnyayang terbiasa dengan penerimaan
stimulus saja ( Spoon Feeding) menjadikan peserta didik belum terbiasa
dengan metode Information Search ini yang membutuhkan pembiasaan
belajar mandiri sehingga kondisi KBM pada awalnya masih di luar kontrol
atau perlu pembiasaan. Jadi untuk menerapkan metode Information Search ini
lebih mudah diterapkan pada siswa yang terbiasa belajar mandiri, kemudian
yang kedua adalah metode ini tentunya tidak dapat diterapkan dalam semua
pembahasan teori, dan yang ketiga adalah kondisi pembelajaran terkesan
tidak serius atau berisik, karena memang siswa dituntut untuk aktif berbicara
dan berdiskusi mengenai materi yang dibahas.
62
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran aktif
Information Search terbukti dapat menarik perhatian peserta didik dan
membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif dan efisien sehingga dapat
meningkatkan motivasi, keterampilan memecahkan masalah dan peran serta
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa.
Dengan menggunakan metode pembelajaran aktif Information Search
siswa dapat lebih memahami tentang konsep dasar IPS karena dengan belajar
memecahkan suatu masalah, mereka terlibat langsung dalam pembelajaran
dan siswa mengetahui konsep dasar IPS setelah mampu memecahkan
permasalahan yang ada, dengan pemahaman siswa tentang konsep dasar IPS
maka siswa akan lebih mudah dan merasa senang dalam belajar IPS sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini membuat lebih aktif, kreatif dan
terampil dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran aktif
Information Search ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
khususnya pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya. Hal ini
ditunjukkan dengan rata-rata hasil kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal IPS yang terlihat pada siklus I sebesar 12,60 dan pada siklus II sebesar
83,69. Dengan meningkatnya hasil belajar aktivitas siswa dan guru dalam
proses pembelajaran juga meningkat.
62
63
B. Implikasi
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan akan berjalan lebih efektif
jika guru dapat memilih dan menggunakan metode pendekatan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Metode pembelajaran aktif
Information Search merupakan salah satu metode yang cocok dalam proses
pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, metode pembelajaran aktif
Information Search dapat diterapkan sebagai usaha meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya pada materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya. Hal ini sesuai dengan keberhasilan
pencapaian tujuan yang diharapkan.
Dalam metode pembelajaran aktif Information Search siswa diajak
untuk melakukan kegiatan mencari informasi. Siswa dengan mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa saling
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Dengan metode
ini juga siswa akan mempelajari arti dari kerja kelompok dan terciptanya
komunikasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
C. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya mempersiapkan sumber belajar sebanyak-banyaknya,
agar siswa ikut serta dalam kegiatan belajar dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan.
2. Guru hendaknya memperhatikan siswa pada saat proses pembelajaran
dan mampu mengkondisikan kelas agar siswa fokus pada saat belajar dan
melakukan kegiatan diskusi.
3. Guru hendaknya menuntun siswanya dalam kegiatan belajar mengajar,
apalagi pada saat kegiatan proses diskusi. Usahakan guru juga mampu
mengajak siswa yang lain untuk aktif, sehingga yang tadinya pasif tidak
64
mengandalkan temannya yang pintar saja, sehingga siswa tersebut
menjadi aktif dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.
4. Kepala sekolah dan instansi terkait hendaknya menyediakan sarana dan
prasarana yang mendukung proses pembelajaran sehingga guru dapat
berkreasi dan dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu kelulusan
sekolah.
5. Orang tua siswa hendaknya menjalin kerja sama yang baik dengan guru
dan selalu memperhatikan, membimbing, mendidik dan memotivasi
anaknya dalam belajar di rumah agar tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai.
6. Masyarakat sekolah hendaknya mendukung program yang telah
direncanakan sekolah baik secara materi maupun non materi sehingga
pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar.
7. Pengawas hendaknya memberikan pelatihan kepada guru tentang
berbagai macam metode yang bervariasi agar guru memiliki pengetahuan
yang luas tentang metode pembelajaran dan bisa menentukan metode
yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran.
8. Kepada para pemerhati pendidikan dan para pendidik hendaknya mampu
mengajar dengan profesional dan mengetahui setiap perubahan yang
tejadi ke arah yang lebih baik.
Penelitian ini hendaknya ditindak lanjuti oleh penulis lain sehingga
dapat ditemukan inovasi baru dalam dunia pendidikan demi perubahan ke
arah yang lebih baik dan bermanfaat bagi pendidik dalam mengembangkan
tugas mencerdaskan tunas-tunas bangsa.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
_________ Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009
A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008
__________ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
_____________ Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2013
Dokumen Sekolah ( MI Nurul Iman, 2012)
Dewi, Laksmi dan Masitoh, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Agama
RI, 2009
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: DEPDIKBUD
bekerjasama dengan Rineka Cipta, 2002
______________ Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 4, 2010
http://sunartombs.wordpress.com/2011/10/10/Faktor-Yang-Mempengaruhi-Hasil-
Belajar/diakses 26 Agustus 2015
http://lib.uin-malang.ac.id//fullchapter/ 06110179.pdf/diakses 16 September 2015
Hufad, Achmad, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009
__________ Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009
65
66
Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI
PRESS, 2006
sisdiker.dikti.go.id/dok/uu/uu20-2003-sisdiknas.pdf/diakses 12 September 2015
Sudijono, Anas, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus 1
Satuan Pendidikan : MI Nurul Iman II
Kelas / Semester : IV / 1
Tema : Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami kenampakan alam, keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kenampakan alam, keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan
keragaman sosial dan budaya.
C. Indikator
1. Menjelaskan dan menyebutkan keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat.
2. Menjelaskan cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan dan menyebutkan keragaman suku bangsa dan
budaya di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat.
2. Siswa dapat Menjelaskan cara menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat.
E. Materi Pembelajaran
1. Keragaman suku bangsa dan budaya
2. Menghargai Keragaman suku bangsa dan budaya
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Information Search
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Pemberian Tugas
G. Media / Alat Bantu dan Sumber Belajar
Buku LKS IPS kelas IV, penulis Engkoy Rokayah dan H. Kasdi, CV ARYA
DUTA, Depok, 2006.
Alat
Gambar keragaman suku bangsa dan budaya.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Guru memberikan salam kepada semua siswa
dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum
belajar.
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiaran
siswa
3. Guru mengkondisikan siswa agar siap untuk
belajar (menerima pelajaran dari guru)
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi
yang akan dipelajari, yaitu tentang “keragaman
suku bangsa dan budaya di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi setempat”.
15 menit
Inti 1. Guru menampilkan gambar tentang keragaman
suku bangsa dan budaya dan meminta siswa
110 menit
untuk menyebutkan macam-macam suku bangsa
yang ada di lingkungan tempat tinggal setempat.
2. Siswa dikelompakkan menjadi 4-5 kelompok.
3. Siswa mengamati gambar yang telah disediakan
oleh guru, kemudian siswa menyebutkan
macam-macam suku bangsa, bahasa, pakaian
adat, dan rumah adat yang berasal dari daerah
masing-masing daerah masing-masing dan
menuliskannya pada selembar kertas sebagai
laporan kelompok.
4. Guru menjelaskan dan menyebutkan keragaman
suku bangsa dan budaya.
5. Siswa mencari informasi lainnya mengenai
materi yang diajarkan
6. Siswa diajak untuk berdiskusi tentang
keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
setempat.
7. siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru.
Penutup 1. Guru bertanya kepada siswa kegiatan apa saja
yang sudah dilakukan pada hari ini.
2. Guru mengapresiasi sikap tanggung jawab dan
kerja sama siswa dalam kelompok.
3. Sebagai kegiatan inti yang terakhir guru
melakukan konfirmasi dengan cara mengulang
kembali apa yang sudah dibahas pada pelajaran
hari ini.
4. Guru mengajak siswa berdoa sebagai penutup
kegiatan belajar mengajar, lalu guru
mengucapkan salam kepada siswa.
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian sikap
2. Penilaian unjuk kerja (laporan kelompok hasil diskusi tentang keragaman
suku bangsa dan budaya di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
setempat)
3. Penilaian hasil kerja secara individu.
Lampiran 2
Materi Pembelajaran
A. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau tersebut
membentang dari sabang sampai merauke. Dahulu orang Indonesia berasal
dari nenek moyang yang sama, yaitu bangsa Yunani. Kemudian, mereka
berpencar di beberapa wilayah sehingga terbentuklah berbagai suku bangsa.
Suku bangsa tersebut memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda antara
satu dengan yang lain.
Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki
kebiasaan dan budaya yang sama. Suku bangsa di Indonesia terdiri dari
beraneka ragam suku bangsa. Suku bangsa tersebut antara lain adalah suku
Jawa, suku Sunda, suku Tengger, suku Aceh, suku Batak, suku Asmat, suku
Dayak, suku Bali dan lain sebagainya. Suku-suku tersebut ada yang belum
banyak mendapat pengaruh dari budaya lain.
1. Bentuk-bentuk Keragaman Budaya Suku Bangsa
Bentuk-bentuk keragaman budaya yang biasa terdapat disetiap suku
bangsa, antara lain:
a. Pakaian adat
b. Tarian daerah
c. Lagu-lagu daerah
d. Ungkapan bahasa daerah
e. Makanan khas daerah
f. Rumah adat
g. Macam-macam senjata dari berbagai daerah
2. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Dalam Keragaman
Arti penting persatuan dan kesatuan dalam keragaman, antara lain:
a. Menjalin kerukunan antar sesama warga masyarakat
b. Terciptanya keamanan, ketentraman dan kesejahteraan.
c. Tidak ada tindakan diskriminasi.
d. Pembangunan berjalan lancar
3. Pengertian Bhineka Tunggal Ika
Keragaman suku bangsa dan budaya bukan merupakan penghalang
bahkan dianggap sebagai kekayaan bangsa Indonesia.hal itu diwujudkan di
dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kata Bhineka Tunggal Ika berasal
dari bahasa sanskerta yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Kalimat Bhineka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma karya
Empu Tantular.
Gambar Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Gambar pakaian adat
Gambar rumah adat
Gambar senjata dari berbagai daerah
Gambar tarian daerah
Gambar Makanan khas daerah
Lampiran 3
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK
Kelompok No Nama Siswa Jenis Kelamin
I
1
2
3
4
5
6
7
Nova
Ardella P
Bowo
Siti Nurjanah
Fatimah
M. Wildan
Intan Ramdini
P
P
L
P
P
L
P
II
1
2
3
4
5
6
7
Umu Salamah
Sarah Desianah
Yoga
Putra Bayu
Ahmad Riezal
M. Muzhaafar
Alma Kasih
P
P
L
L
L
L
P
III
1
2
3
4
5
6
Eka Fitriani
Ridho P
Raisyah Aini
Raisyah Dwi
Riski Pratama
Adinda Cinta
P
L
P
P
L
P
IV
1
2
3
4
5
6
7
Dedi
Aprilado H
Nazla Aulia
Suhandin
Suci
Alinda R
Jordi
L
L
P
L
P
P
L
Lampiran 4
Kisi-Kisi Penyebaran Soal
No Standar Kompetensi Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Bentuk
Soal
No
Soal
1
Memahami sejarah,
kenampakan alam,
dan keragaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi
Memahami
keragaman suku
bangsa dan
budaya setempat
(kabupaten/kota
dan provinsi)
Keragaman
suku bangsa
dan budaya
setempat
Siswa
memahami dan
menjelaskan arti
suku bangsa dan
budaya
Isian 1, 2
Siswa dapat
memahami
pentingnya
persatuan dan
kesatuan
3
Siswa dapat
menjelaskan arti
Bhineka
Tunggal Ika
4, 5
Siswa dapat
memberikan
contoh bentuk
persatuan di
lingkungan
sekitar
6
Siswa dapat
menyebutkan
bentuk-bentuk
keragaman
budaya suku
bangsa
7
Siswa mampu
memberikan
contoh
kebiasaan
masyarakat
setempat
8
2
Memahami sejarah,
kenampakan alam,
dan keragaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi
Menghargai
keragaman suku
bangsa dan
budaya setempat
(kabupaten/kota
dan provinsi)
Menghargai
keragaman
suku bangsa
dan budaya
Siswa
memahami cara
menghargai
keragaman yang
ada di
masyarakat
9
Siswa
memahami
sikap menerima
keragaman suku
bangsa dan
budaya di
masyarakat
10
Lampiran 5
EVALUASI HASIL BELAJAR IPS
MI NURUL IMAN II JAKARTA BARAT
TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016 __________________________________________________________________
Nama siswa : Mata Pelajaran : IPS
Kelas : Tanggal : 12 November 2015
1. Apa yang dimaksud dengan suku bangsa?
2. Apa yang menyebabkan bangsa Indonesia memiliki berbagai suku bangsa?
3. Mengapa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa dan negara?
4. Apa arti dari Bhineka Tunggal Ika?
5. Terdapat dalam buku apakah kalimat Bhineka Tunggal Ika?
6. Berikan contoh bentuk persatuan di lingkungan sekitar?
7. Sebutkan bentuk- bentuk keragaman budaya yang terdapat disetiap suku
bangsa?
8. Kebiasaan apa yang sering dilakukan di masyarakat sebagai bentuk persatuan
di lingkungan sekitar?
9. Bagaimana cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya negara kita?
10. Sikap apa yang perlu dikembangkan dalam menerima keragaman suku bangsa
dan budaya di masyarakat?
KUNCI JAWABAN SOAL IPS
1. Suku bangsa adalah sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan
budaya yang sama.
2. Dahulu, bangsa Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu
bangsa Yunani, kemudian mereka berpencar diberbagai wilayah sehingga
terbentuklah berbagai suku bangsa.
3. Karena untuk menjalin kerukunan antar sesama warga masyarakat dan
terciptanya keamanan, ketentraman dan kesejahteraan.
4. Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
5. Terdapat dalam buku Sutasoma karya Empu Tantular.
6. Saling tolong menolong dan saling menghormati.
7. Bentuk-bentuk keragaman budaya yang biasa terdapat disetiap suku bangsa,
antara lain:
a. Pakaian adat
b. Tarian daerah
c. Lagu-lagu daerah
d. Ungkapan bahasa daerah
e. Makanan khas daerah
f. Rumah adat
g. Macam-macam senjata dari berbagai daerah
8. Gotong-royong.
9. Tidak menjelek-jelekkan suku lain, mampu menerima dan menghargai suku,
agama, budaya dan adat istiadat orang lain.
10. a. Saling mengasihi, membina dan memberi antar sesama.
b. Tidak menonjolkan perbedaan, tetapi mencari kesamaan.
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
Lampiran 6
Perolehan Skor Nilai hasil Belajar IPS Siklus I Pada Siswa Kelas
IV MI Nurul Iman II Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015 – 2016
No
Nama Siswa
Siklus I Postest
-
Pretest
Ideal
-
Pretest
N-
Gain
Keterangan Pretest Postest
1 Alma Kasih 45 60 15 55 0,27 Rendah
2 Adinda Cinta 30 40 10 70 0,14 Rendah
3 Alinda R 40 50 10 60 0,16 Rendah
4 Ahmad Rizal 30 45 15 70 0,21 Rendah
5 Ardella P 55 85 35 45 0,77 Tinggi
6 Aprilado H 65 90 25 35 0,71 Tinggi
7 Bowo 55 65 10 45 0,22 Rendah
8 Dedi 55 80 25 45 0,55 Sedang
9 Eka Fitriani 80 95 15 20 0,75 Tinggi
10 Intan Ramdini 55 70 15 45 0,33 Rendah
11 Jordi 35 45 10 65 0,15 Rendah
12 M. Wildan 60 85 25 40 0,62 Sedang
13 M. Muzhafar 45 85 40 55 0,73 Tinggi
14 Nova 40 85 40 55 0,75 Tinggi
15 Nazla Aulia 25 35 10 75 0,13 Rendah
16 Putra Bayu 30 40 10 70 0,14 Rendah
17 Raisyah Aini 65 90 25 35 0,71 Tinggi
18 Raisyah Dwi 40 80 40 60 0,67 Tinggi
19 Riski Pratama 65 95 30 35 0,86 Tinggi
20 Ridho P 45 70 25 55 0,45 Rendah
21 Suhandin 60 85 25 40 0,62 Sedang
22 Yoga 40 60 20 60 0,33 Rendah
23 Sarah Desiana 40 50 10 60 0,16 Rendah
24 Siti Nurjanah 55 80 25 45 0,55 Sedang
25 Suci 65 85 20 35 0,57 Sedang
26 Umu Salamah 70 95 25 30 0,83 Tinggi
27 Umi Fatimah Y 55 65 10 45 0,22 Rendah
Jumlah 1345 1910 - 12,60 -
Rata-rata 49,81 70,74 - 0,46 -
o/o N-Gain Rendah 64,50
o/o
o/o N-Gain Sedang 21,90
o/o
o/o N-Gain Tinggi 14,60
o/o
Lampiran 7
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1 Guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan
salam kepada siswa
4
2 Guru membimbing doa sebelum pelajaran
dimulai
3
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3
4 Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran metode Information Search
3
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
metode Information Search
2
6 Guru memberikan masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
2
7 Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang
belum dipahami
3
8 Guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran
2
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
3
10 Guru mampu menjawab dan memberi bimbingan
kepada siswa yang bertanya
3
11 Guru memberikan motivasi kepada siswa 3
12 Guru mampu mengkondisikan kelas 4
13 Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan
tes secara tertulis
3
14 Guru menyimpulkan materi pelajaran 3
15 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
membaca doa dan mengucap salam
4
Jumlah 45
Prosentase 75,50 0/0
Lampiran 8
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada siklus I
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Siswa duduk dengan rapi dan siswa menjawab
salam guru
3
2 Siswa berdoa dengan khusyu sebelum pelajaran
dimulai
3
3 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
2
4 Siswa memahami langkah-langjah pembelajaran
metode Information Search
2
5 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan metode Information Search
2
6 Siswa menanggapi masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
2
7 Siswa memahami tentang hal yang sudah
dijelaskan oleh guru
2
8 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
secara aktif
2
9 Siswa bertanya kepada guru tentang hal yang
belum dimengerti
3
10 Siswa memahami pertanyaan yang sudah
dijawab oleh guru
2
11 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan penuh semangat
2
12 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan rapi dan tenang
2
13 Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dengan tes secara tertulis
2
14 Siswa mendengarkan kesimpulan yang
disampaikan oleh guru yang berkaitan dengan
materi pembelajaran
2
15 Siswa berdoa tanda kegiatan belajar mengajar
telah selesai, dan menjawab salam guru
3
Jumlah 34
Prosentase 60,80 0/0
Lampiran 9
Format Pedoman Wawancara Siswa Siklus I
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kalian senang belajar dengan
menggunakan metode Information Search
X
2
Apakah kalian telah memahami langkah-
langkah pembelajaran metode Information
Search
X
3
Apakah kalian termotivasi dalam
pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
X
4
Apakah kalian mendapatkan kesulitan
dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
X
5
Apakah kalian merasa jenuh pada saat
pembelajaran dengan mengunakan metode
Information Search
X
6
Apakah kalian merasa puas setelah
mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode Information Search
X
7
Apakah hasil belajar kalian mengalami
peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
X
Lampiran 10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Satuan Pendidikan : MI Nurul Iman II
Kelas / Semester : IV / 1
Tema : Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami kenampakan alam, keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kenampakan alam, keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan
keragaman sosial dan budaya.
C. Indikator
1. Menjelaskan dan menyebutkan keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat.
2. Menjelaskan cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan dan menyebutkan keragaman suku bangsa dan
budaya di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat.
2. Siswa dapat Menjelaskan cara menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi setempat.
E. Materi Pembelajaran
1. Keragaman suku bangsa dan budaya
2. Menghargai Keragaman suku bangsa dan budaya
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan Information Search
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Pemberian Tugas
G. Media / Alat Bantu dan Sumber Belajar
Buku LKS IPS kelas IV, penulis Engkoy Rokayah dan H. Kasdi, CV ARYA
DUTA, Depok, 2006.
Alat
Gambar keragaman suku bangsa dan budaya.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Guru memberikan salam kepada semua siswa
dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum
belajar.
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiaran
siswa
3. Guru mengkondisikan siswa agar siap untuk
belajar (menerima pelajaran dari guru)
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan ruang lingkup materi
yang akan dipelajari, yaitu tentang “keragaman
suku bangsa dan budaya di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi setempat”.
15 menit
Inti 1. Siswa dikelompakkan menjadi 4-5 kelompok.
2. Guru menjelaskan cara menghargai keragaman
110 menit
suku bangsa dan budaya.
3. Siswa mencari informasi lainnya mengenai
materi yang diajarkan
4. Siswa diajak untuk berdiskusi tentang
keragaman suku bangsa dan budaya di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
setempat.
5. siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru.
Penutup 1. Guru bertanya kepada siswa kegiatan apa saja
yang sudah dilakukan pada hari ini.
2. Guru mengapresiasi sikap tanggung jawab dan
kerja sama siswa dalam kelompok.
3. Sebagai kegiatan inti yang terakhir guru
melakukan konfirmasi dengan cara mengulang
kembali apa yang sudah dibahas pada pelajaran
hari ini.
4. Guru mengajak siswa berdoa sebagai penutup
kegiatan belajar mengajar, lalu guru
mengucapkan salam kepada siswa.
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian sikap
2. Penilaian unjuk kerja (laporan kelompok hasil diskusi tentang keragaman
suku bangsa dan budaya di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
setempat)
3. Penilaian hasil kerja secara individu
Lampiran 11
Materi Pembelajaran
A. Menghargai Keragaman Yang Ada Di Masyarakat
Cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya antara lain:
1. Tidak menjelek-jelekkan suku lain.
2. Ikut memelihara, melestarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya
yang ada dalam masyarakat.
3. Tidak membanggakan suku sendiri.
4. Menerima dan menghargai suku, agama, budaya dan adat istiadat orang
lain.
B. Sikap Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Di Masyarakat
Sikap yang perlu dikembangkan dalam menerima keragaman budaya, antara
lain:
1. Saling mengasihi, membina dan memberi antar sesama.
2. Tidak menonjolkan perbedaan, tetapi mencari kesamaan.
3. Menempatkan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
4. Ikut serta dalam upaya menggalang integrasi antar suku bangsa.
Lampiran 12
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK
Kelompok No Nama Siswa Jenis Kelamin
I
1
2
3
4
5
6
7
Nova
Ardella P
Bowo
Siti Nurjanah
Fatimah
M. Wildan
Intan Ramdini
P
P
L
P
P
L
P
II
1
2
3
4
5
6
7
Umu Salamah
Sarah Desianah
Yoga
Putra Bayu
Ahmad Riezal
M. Muzhaafar
Alma Kasih
P
P
L
L
L
L
P
III
1
2
3
4
5
6
Eka Fitriani
Ridho P
Raisyah Aini
Raisyah Dwi
Riski Pratama
Adinda Cinta
P
L
P
P
L
P
IV
1
2
3
4
5
6
7
Dedi
Aprilado H
Nazla Aulia
Suhandin
Suci
Alinda R
Jordi
L
L
P
L
P
P
L
Lampiran 13
Perolehan Skor Nilai hasil Belajar IPS Siklus II Pada Siswa Kelas
IV MI Nurul Iman II Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2015 – 2016
No
Nama
Siklus II Postest
-
Pretest
Ideal
-
Pretest
N-
Gain
Keterangan
Pretest Postest
1 Alma Kasih 40 80 40 60 0,67 Sedang
2 Adinda Cinta 40 80 40 60 0,67 Sedang
3 Alinda R 45 85 40 55 0,73 Tinggi
4 Ahmad Rizal 60 85 25 40 0,63 Sedang
5 Ardella P 65 95 30 35 0,86 Tinggi
6 Aprilado H 55 90 35 45 0,78 Tinggi
7 Bowo 45 80 35 55 0,64 Sedang
8 Dedi 45 85 40 55 0,73 Tinggi
9 Eka Fitriani 55 90 35 45 0,78 Tinggi
10 Intan Ramdini 55 85 30 45 0,67 Sedang
11 Jordi 55 85 30 45 0,67 Sedang
12 M. Wildan 45 85 40 55 0,73 Tinggi
13 M. Muzhafar 65 100 35 35 1 Tinggi
14 Nova 75 100 25 25 1 Tinggi
15 Nazla Aulia 40 75 25 60 0,41 Rendah
16 Putra Bayu 55 85 40 55 0,67 Sedang
17 Raisyah Aini 70 95 25 30 0,83 Tinggi
18 Raisyah Dwi 50 90 40 50 0,80 Tinggi
19 Riski Pratama 65 100 35 35 1 Tinggi
20 Ridho P 40 80 40 60 0,67 Sedang
21 Suhandin 65 95 30 35 0,86 Tinggi
22 Yoga 45 80 35 55 0,64 Sedang
23 Sarah Desiana 60 85 25 40 0,63 Sedang
24 Siti Nurjanah 40 80 40 60 0,67 Sedang
25 Suci 45 85 40 55 0,73 Tinggi
26 Umu Salamah 85 100 15 15 1 Tinggi
27 Fatimah 70 90 20 30 0,67 Sedang
Jumlah 1475 2365 - 83,69 -
Rata-rata 54,62 87,59 - 3,09 -
o/o N-Gain Rendah 0,46
o/o
o/o N-Gain Sedang 49,54
o/o
o/o N-Gain Tinggi 50,00
o/o
Lampiran 14
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1 Guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan
salam kepada siswa
4
2 Guru membimbing doa sebelum pelajaran
dimulai
4
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4
4 Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran metode Information Search
4
5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
metode Information Search
4
6 Guru memberikan masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
3
7 Guru bertanya kepada siswa tentang hal yang
belum dipahami
4
8 Guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran
3
9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
4
10 Guru mampu menjawab dan memberi bimbingan
kepada siswa yang bertanya
3
11 Guru memberikan motivasi kepada siswa 4
12 Guru mampu mengkondisikan kelas 4
13 Guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan
tes secara tertulis
4
14 Guru menyimpulkan materi pelajaran 4
15 Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan
membaca doa dan mengucap salam
4
Jumlah 63
Prosentase 92,50 0/0
Lampiran 15
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada siklus II
No Pertanyaan Skor
1 2 3 4
1 Siswa duduk dengan rapi dan siswa menjawab
salam guru
4
2 Siswa berdoa dengan khusyu sebelum pelajaran
dimulai
4
3 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
4
4 Siswa memahami langkah-langjah pembelajaran
metode Information Search
3
5 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan metode Information Search
3
6 Siswa menanggapi masalah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran
3
7 Siswa memahami tentang hal yang sudah
dijelaskan oleh guru
4
8 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
secara aktif
4
9 Siswa bertanya kepada guru tentang hal yang
belum dimengerti
4
10 Siswa memahami pertanyaan yang sudah
dijawab oleh guru
4
11 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan penuh semangat
4
12 Siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan rapi dan tenang
4
13 Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dengan tes secara tertulis
4
14 Siswa mendengarkan kesimpulan yang
disampaikan oleh guru yang berkaitan dengan
materi pembelajaran
4
15 Siswa berdoa tanda kegiatan belajar mengajar
telah selesai, dan menjawab salam guru
4
Jumlah 63
Prosentase 90,50 0/0
Lampiran 16
Format Pedoman Wawancara Siswa Siklus II
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kalian senang belajar dengan
menggunakan metode Information Search
X
2
Apakah kalian telah memahami langkah-
langkah pembelajaran metode Information
Search
X
3
Apakah kalian termotivasi dalam
pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
X
4
Apakah kalian mendapatkan kesulitan
dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
X
5
Apakah kalian merasa jenuh pada saat
pembelajaran dengan mengunakan metode
Information Search
X
6
Apakah kalian merasa puas setelah
mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode Information Search
X
7
Apakah hasil belajar kalian mengalami
peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan
metode Information Search
X
Lampiran 17
Bukti Dokumentasi Pada Saat Penelitian
top related