peningkatan hasil belajar pendidikan agama islam...
Post on 15-Oct-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
MATERI PERILAKU TERPUJI
MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING
PADA SISWA KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI 1 SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukanuntuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
AHMAD KHAIRUDIN
NIM: 111-14-082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ISLAM
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
يسراالعسرفإن مع ,إن مع العسر يسرا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah ayat 5-6)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis mempersembahkan untuk:
1. Kedua Orang Tuaku (Bapak Heri Suwarno dan Ibu Eni Widyawati)
terkasih dan tersayang yang senantiasa membesarkanku, membimbingku
dengan penuh kasih sayang, penuh cinta, kesabaran, ketabahan, dan doa
restunya serta yang memberikan dukungan secara moral, materiil, serta
spiritual dan yang selalu senantiasa memanjatkan do’a untuk putra
tercinta dalam setiap langkah petualangan hidupnya.
2. Adik-adikku tercinta Qisthi Muthi’ah & Wisnu Aryadi yang mengisi
keceriaan selama dirumah.
3. Kakek, Nenek, Pakde, Budhhe, Om, Bulik, yang selalu memanjatkan do’a
disetiap waktu, memberi semangat dukungan agar terus bangkit dalam
menghadapi kesulitan kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah.
4. Kepoakan, kakak, adik, sepupu yang selalu mendo’akanku dalam setiap
waktu selalu mensuport dalam segala sesuatu ketika jatuh atau bangkit.
5. Sahabat-sahabat angka 8 yang selalu menemani hidup saya dalam susah
atau pun senang (Wahid, Arif Fathurohman, M. Farid, Nurul Arif,
Prasetyo, Yoyok, Aris)
6. Teman-temanseperjuangan PAI angkatan 2014 khususnya PAI C
kebersamaan yang tidakakan pernah hilang di akhir sejarah hidup kita
masing-masing.
viii
7. Teman-teman PPL di SMA N 1 Suruh yang paling gokil dan seru (Ilham,
Mella, Duwik, Novi, Santika, Ayu, Qurnia, Iqoh, M. Nazil, dan Ririn)
kalian Warbyasah.
8. Terimakasih kepada saudara KKN Posko 62 dan pak Sukidi Familydusun
Grogol, Genengsari, Kemusu, Boyolali yang telah memberi pelangi dan
banyak pengalaman di dalam hidupku dan luar biasa.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya skripsi ini yang tidak
bisa disebut satu persatu
10. Pembaca yang Budiman
ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis hanturkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehiggga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nati-
nantikan syafaatnya di yaumil qiyamah..
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), maka penulis membuat karya
ilmiah dengan bentuk skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam Materi Perilaku Terpuji Semester I Menggunakan
Metode Role PlayingPada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Suruh Kab.
SemarangTahun Ajaran 2017/2018”. Selesainya skripsi ini tidak semata-mata
hasil jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah
membantu baik mterial maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
x
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Program Studi PAI dan juga
selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan ikhlas mencurahkan pikiran
dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing
penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi
yang telah membantu lancarnya proses pembuatan skripsi.
5. Bapak dan Ibuku tercinta dan tersayang (Bpk Heri Suwarno dan Ibu Eny
Widyawati) yang telah tulus ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis,
serta kakek, nenek, pakdhe, budhe, om, tante dan adik-adikku tercinta yang
telah memberiku semangat.
6. Bapak Jumadi Family dan Seluruh keluargaku dirumah yang telah membantu
baik materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
IAIN Salatiiga.
7. Keluarga Besar SMA N 1 Suruh Kab. Semarang yang telah memberikan ijin
serta membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Teman-teman angkatan 2014 terlebih PAI C yang telah banyak membantu
dan mengisi hari-hari dengan canda dan tawa kalian.
9. Keluarga besar PPL SMA N 1 Suruh
10. Keluarga besar KKN Posko 62 Grogol, Genengsari, Kemusu, Kab. Boyolali
yang tercinta dan terindah yang telah memberi semangat dalam penyelesaian
skripsi.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
xi
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do’a kepada Allah SWT,
semoga amal sholih Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan
balasan yang mulia disisi-Nya.
Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon, saran dan
kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis
berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal
Alamin.
xii
ABSTRAK
Khairudin, Ahmad. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Materi Perilaku Terpuji Menggunakan Metode Role Playing Pada Siswa
Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, dan Role Playing
Penelitian dilatar belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa SMA N
1 Suruh Kab. Semarang pada pelajaran PAI. Salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar siswa adalah kurangnya varian metode pembelajaran yang digunakan saat
pembelajaran. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Perilaku Terpuji pada siswa kelas X SMA N 1
Suruh Kab. Semarang Tahun pelajaran 2017/2018 ?.
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
sebanyak dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Suruh
dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak. Dengan teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, test dan dokumentasi.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pra siklus yang mencapai
KKM hanya 10 siswa dari 29 anak atau 34,48% dengan nilai rata-rata 59,31. Pada
siklus I yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa dari 29 siswa atau 58,62%
dengan nilai rata-rata kelas 66,55. Adapun pada siklus II yang mencapai KKM
sebanyak 25 siswa dari 29 siswa atau 86,21% dengan nilai rata-rata kelas 80,34.
Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI materi Perilaku Terpuji pada siswa
kelas X SMA N 1 Suruh Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... v
MOTTO........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
ABSTRAK....................................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
D. Hipotesis............................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 8
F. Definisi Operasional............................................................................. 10
G. Indikator Keberhasilan.......................................................................... 13
H. Metode Penelitian................................................................................. 13
I. Sistematika Penulisan........................................................................... 21
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 23
A. Kajian Teori........................................................................................... 23
1. Hasil Belajar...................................................................................... 23
2. Pendidikan Agama Islam................................................................... 31
3. Akhlak Terpuji.................................................................................. 35
4. Metode Role Playing......................................................................... 38
xiv
B. Kajian Pustaka....................................................................................... 42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN................................................... 47
A. Gambaran Umum SMA N 1 Suruh Kab. Semarang............................. 47
1. Profil Sekolah................................................................................... 47
2. Visi Misi dan Tujuan........................................................................ 49
3. Struktur Kepemimpinan SMAN 1 Suruh......................................... 52
4. Sarana dan Prasarana........................................................................ 52
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................................ 53
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II........................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 64
A. Deskripsi Paparan Siklus....................................................................... 64
1. Pra Siklus.......................................................................................... 64
2. Siklus I.............................................................................................. 68
3. Siklus II............................................................................................ 72
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus.......................................................... 76
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 79
A. Kesimpulan...................................................................................... 79
B. Saran................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 77
LAMPIRAN...................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I
Tabel 4.4 Data Perolehn Nilai KKM Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4.6 Data Perolehn Nilai KKM Siklus II
Tabel 4.7 Data Nilai Rata-rata Antar Siklus
Tabel 4.8 Data Ketuntasan KKM siswa antar Siklus
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai siklus I
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai siklus II
Gambar 4.4 Diagram Data nilai rata-rata antar siklus
Gambar 4.5 Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Siklus I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Siklus II
Lampiran 3. Lembar Latihan Soal Siklus I
Lampiran 4. Lembar Latihan Soal Siklus II
Lampiran 5. Naskah Drama Siklus I
Lampiran 6. Naskah Drama Siklus II
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 8. Lembar pengamatan Terhadap Siswa Siklus I
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 10. Lembar pengamatan Terhadap Siswa Siklus II
Lampiran 11. Dokumentasi
Lampiran 12. Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 13. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 14. Surat Balasan Dari SMA N 1 Suruh
Lampiran 15. Keterangan SKK
Lampiran 16. Lembar Konsultasi
Lampiran 17. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat
penting bagi perkembangan manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang
maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas.Oleh karena itu, untuk menjadikan manusia yang berkualitas
atau memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus
dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Setiap siswa hendaknya ditanamkan pentingnya pendidikan dan
diberiakan motivasi belajar dalam dirinya, agar siswa bisa senang hati
mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah dan
memiliki motivasi belajar yang kuat. Perlu ditanamkan pada diri siswa
bahwa dengan belajar, siswa akan mempunyai pengetahuan yang sangat
luas dan dengan belajar, siswa akan mempunyai bekal untuk menjalani
kehidupannya di kemudian hari. Hal-hal yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dalam dirinya sendiri,
lingkungan keluarga, maupun lingkungan sekolah.Di lingkungan sekolah,
guru disamping memberikan materi pelajaran hendaknya guru juga
menanamkan motivasi belajar kepada siswa-siswanya. Di dalam
pembelajaran banyak siswa yang kurang tertarik, kurang motivasi dalam
2
pembelajaran, minat belajar yang rendah, malah belajar dan lain
sebagainya, hal ini akan mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Oleh
karena itu, sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian
rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar dan hasil
belajar bisa memuaskan.
Di dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,
tercantumpengertian pendidikan :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Setiap bangsa tentu akan menyatakan tujuan pendidikannya sesuai
dengan nilai-nilai kehidupan yang sedang diperjuangkan untuk kemajuan
bangsanya. Walaupun masing-masing bangsa memiliki tujuan hidup
berbeda, namun secara garis besar, ada beberapa kesamaan dalam berbagai
aspeknya. Pendidikan bagi setiap individu merupakan pengaruh dinamis
dalam perkembangan jasmani, jiwa, rasa sosial, dan
sebagainya(Suwarno,2006: 21-22).
Di dalam melaksanakan pembelajaran, guru menempati posisi yang
sangat sentral dalam pembelajaran, seorang pendidik di tuntut untuk
mampu membina, dan mengarahkan peserta didik agar peserta didik secara
mampu aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan
3
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspekyang saling berkaitan. Oleh karea itu untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan
ketrampilan. Di antaranya adalah keterampilan membelajarkan
danketerampilan mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang
cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensiguru secara
utuh dan menyeluruh. Turney (1973) mengungkapkan 8 keterampilan
mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran,
yaitu(keterampilan bertanya, member penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka, menutup pelajaran, membimbing disakusi
kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan
perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus
utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis
(Mulyasa, 2005: 69).
Proses pembelajaran di kelas selama ini masih didominasi dengan
berfokus pada guru, yaitu guru sebagai sumber utama pengetahuan,
metode ceramah menjadi pilihan utama dalam proses pembelajaran,
sehingga dalam mengikuti pembelajaran, siswa menjadi kurang aktif dan
seringkali proses pembelajaran dan hasil belajar yang diraih tidak sesuai
4
dengan yang diharapkan. Peserta didik hanya sekedar mengikuti
pembelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas, hanya dengan
mendengar ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan guru tanpa
adanya respon, kritik, dan pertanyaan peserta didik kepada guru.
Dalam dunia pendidikan, pendidik sangat memerlukan metode
dalam mengajar, karena keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
bergantung pada model yang digunakan pedidik saat Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) berlangsung. Jika model pembelajaran yang digunakan
pendidik sesuai dengan materi yang diajarkan, maka pesera didik akan
tekun, rajin, dan antusias dalam menerima materi pelajaran yang
diajarkan,sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada
peserta didik, baik tutur katanya, tingkah lakunya, dan gaya hidupnya.
Salah satu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran akhlak adalah
dengan menerapkan model pembelajaran role playingyang merupakan
strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk menggairahkan diskusi,
menyemarakkan suasana, mempraktekkan keterampilan, atau untuk
merasakan atau mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian.
Keberhasilan proses pembelajaran, tidak terlepas dari jerih upaya
guru membentuk generasi yang mampu menerapkan nilai-nilai islam
dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak mulia, memiliki keahlian dalam
ilmu pengetahuan dan mampu menjawab tantangan zaman. Pendidik
adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke
arah kedewasaan (Wiji suwarno, 2006: 37).
5
Salah satu cara untuk menarik minat siswa adalah dengan
menggunakan metode yang di dalamnya siswa dengan guru dapat
berinteraksi dengan baik. Karena secara praktis suatu pendekatan tidak
bisa diterapkan tanpa melibatkan metode-metode aplikatif, maka disetiap
pendekatan pembelajaran tersebut disertakan beberapa metode yang telah
diseleksi berdasarkan karakteristik-karakteristiknya yang sesuai dengan
tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai dalam setiap pendekatan
(Miftahu Huda, 2014: 185). Metode mengajar yang tepat sangat berperan
dalam membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Siswa
akan bersemangat dan merasa senang untuk belajar bila metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran sangat menarik dan mudah untuk
dipahami. Sebaliknya, apabila metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran tidak menarik, sukar di mengerti, akan membuat siswa
menjadi bosan dan tidak tertarik untuk belajar.
Seorang guru harus memperhatikan metode-metode yang
digunakan dalam pembelajaran. Seorang guru dalam menggunakan metode
dalam pembelajaran juga harus memperhatikan segi-segi perencanaanya
agar proses pembelajaran bisa maksimal.
Metode role playing merupakan metode belajarpengalaman yang
sangat bermanfaat. Metode ini biasa digunakan untuk menggairahkan
diskusi, menyemarakkan suasana, mempraktekkan keterampilan, atau
untuk merasakan atau mengalami seperti apa rasanya suatu
kejadian.Melalui bermain peran, peserta didik mengeksplorasi hubungan-
6
hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan
mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama peserta didik dapat
mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, niali-nilai, dan berbagai
strategi pemecahan masalah. Namun untuk bisa berhasil dalam melakukan
pemeranan, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu cara
menyusunnya (penulisan naskah) dan mengarahkannya (penataan).
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada tanggal 21 Oktober
2017 proses pembelajaran di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang,
ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya: pertama, hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI masih rendah, masih banyak siswa yang
nilainya di bawah KKM. Kedua, metode yang digunakan yaitu dengan
metode ceramah belum bervariasi sehingga peserta didik menjadi kurang
aktif dan antusias dalam pembelajaran tersebut dan hasilnya kurang
optimal. Ketiga, ada beberapa siswa yang memiliki karakter dan perlu
pendekatan khusus dalam memotivsi agar semangat dalam belajar dan
masih banyak peserta didik yang kurang fokus dalam belajar, mengantuk
dalam pembelajaran, bermain HP, ngobrol sendiri saat kegiatan belajar
mengajar (KBM) berlangsung. Dengan demikian pembelajaran menjadi
kurang kondusif sehingga peserta didik menjadi pasif. Keterbatasan media
yang digunakan guru, menjadikan peserta didik menjadi mudah bosan dan
kurang memperhatikan saat pembelajaran.
7
Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba
mengangkat skripsi dengan judul Penigkatan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Materi Perilaku Terpuji Menggunakan Metode Role
Playing pada Siswa Kelas X Semester I SMA N 1 Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat
merumuskan permasalahan penelitian, yaitu: apakah penggunaan metode
role playing dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikaan Agama Islam
materi perilaku terpuji pada siswa kelas X SMA N 1 Suruh kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuanmelakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
materi perilaku terpuji menggunakan metode role playing semester ganjil
pada siswa kelas X di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
8
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari
suatu penelitian (Frankel dan Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto,
(1996: 13).Lebih lanjut dinyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam
penelitian.Hipotesis belum tentu benar.Benar tidaknya suatu hipotesis
tergantung hasil pengujian dari data empiris (Zuriah, 2007: 162).
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah bahwa penggunaan
metode role playing jika dilakukan dengan baik maka dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam materi perilaku
terpujipada siswa kelas X SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang tahun
pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini, diharapkan
dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi dunia
pendidikan khususnya, memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
terutama dibidang pengajarajan PAI. Metode tersebut diharapkan dapat
diterapkan dalam mata pelajaran yang lain.
9
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat :
1) Meningkatkan motivasi belajar siswa
2) Meningkatkan hasil belajar siswa
3) Menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran
4) Menjadikan siswa tertarik terhadap mata pelajaran PAI
b. Manfaat bagi guru
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat :
1) Meningkatkan motivasi guru dalam memperbaiki strategi
pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
2) Meningkatkan mutu profesionalitas guru.
3) Guru lebih percaya diri dalam mengembangkan pengetahuan
dan ketrampilannya.
c. Manfaat bagi sekolah
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi sekolah sebagai pengelola
pendidikan, antara lain :
1) Dapat digunakan untuk perbaikan strategi dalam proses
kegiatan belajar mengajar (KBM).
2) Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam
mengembangkan siswanya terutama dalam hal proses
10
pembelajaran agama Islam, khususnya peningkatan hasil
belajar.
3) Dapat digunakan sebagai pembaharuan pendidikan di sekolah.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau
pengalaman.Dalam hal ini, hasil belajar dapat didefinisikan sebagai
tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan. Gagne dan Briggs, seperti yang dikutip oleh Whyudin
Nur Nasution, menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Reigeluth
juga turut mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang
dapat diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang
(Umiarso dan Gojali, 2011: 240).
2. Pendidikan AgamaIslam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani bertaqwa, dan beraklaq mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan
Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta
11
penggunaan pengalaman (Abdul Majid, 2014: 11). Ilmu Agama Islam
dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan redaksi yang
agak singkat, Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang
berdasarkan Islam. (Abuddin Nata, 2010: 13). Jadi pendidikan agama
Islam merupakan ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist untuk memahami pendidikan agama Islam tersebut dibutuhkan
seorang pengajar sebagai kegiatan belajar.
3. Perilaku Terpuji
Perilaku atau Akhlak adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa
Arab Al-Akhlaaq. Ia merupakan bentuk jamak dari kata al-Khuluq
yamg berarti budi pekerti , tabiat atau watak. Selanjutnya, arti ini
sering disepadankan (disinonimkan) dengan kata: etika, moral,
kesusilaan, tata krama atau sopan santun (Halim, 2000: 8).
Pada pokoknya akhlak itu ada 2 macam, yaitu akhlak yang terpuji
dan akhlak yang tercela. Akhlak terpuji disebut akhlaqulmahmudah
dan akhlak yang tercela disebut Akhlaqul Mazmumah.
Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji) ialah akhlak yang baik, yang
berupa semua akhlak yang baik-baik yang harus dianut dan dimiliki
oleh setiap orang (Tatapangarsa, 1980: 147).
Jadi penulis dapat memahami bahwa perilaku terpuji adalah segala
sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai ajaran islam. Adapun
12
contoh dari perilaku jujur seperti sifat Jujur, Perwira, merasa cukup
dengan apa yang ada (qana’ah), adil, dan lain sebagainya.
4. Metode Role Playing
Role playingatau bermain peran adalah sejenis permainan gerak
yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan edutainment (Fogg, 2001).
Dalam Role Playing, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar
kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain
itu, Role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk
aktivitas di mana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah
berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain.
Role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangaan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini
pada umumnya di lakuukan lebih dari satu orang, bergantug pada apa
yang diperankan. Pada strategi Role Playing, titik tekannya terletak
pada emosional dan pengamatan indra ke dalam situasi permasalahan
yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlukaan sebagai subjek
pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa
(bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi
tertentu.
Role Playing juga diorganisasikan berdasarkan kelompok-
kelompok siswa yang heterogen. Masing-masing kelompok mem-
13
peragakan/menamapilkan skenario yang telah disiapkan guru. Siswa
diberi kebebasan berimprovisasi, namun masih dalam batas-batas
skenario dari guru (Huda, 2013: 208-209).
G. Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode pembelajaran Role Playingini dikatakan efektif apabila indikator
keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator
keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil belajar siswa dikatakan
berhasil apabila 85% dari jumlah siswa telah tuntas dari nilai KKM yang
ditetapkan di SMA N 1 Suruh yaitu ≥70.
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upayaguru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaikidan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.Penelitian
tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan
dengan tugas guru di lapangan.Singkatnya, PTK merupakan penelitian
praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki
praktik pembelajaran yang ada.
Hal demikian sesuai dengan pandangan Basrowi (2006),
sebagaimana mengutip dari The Frist International
14
HandbookResearch for Indonesian Educators, yang menyatakan
batasan tentang Classroom Action Research(CAR) adalah bentuk
partisipasi, kolaborasi terhadap penelitian tentang pendidikan
yangdilakukan di sekolah dan di ruang kelas oleh sekelompok guru,
kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai fasilitator, dalam
rangka memperolehpandangan dan pemahaman baru tentang belajar
mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh. Lebih lanjut,
dijelaskan bahwa CAR sebagai alat untuk mengukur pengetahuan dan
pengalaman guru dalam konteks mereka. Dari konteks tersebut, guru
bisa menggambarkan manfaat bagi guru itu sendiri atau guru lain
dalam konteks yang lain. Kebiasaan seorang guru melaksanakan CAR
dapat mencerminkan bahwa guru tersebut mampu mengadakan inovasi
dan mengembangkan program pembelajaran, apalagi jika guru tersebut
didukung oleh kepala sekolah dan para praktisi pendidikan sebagai
fasilitator (Basrowi dan Suwandi, 2008: 25).
Seorang Ahli di bidang ini, yaitu Arikunto (2006) yang
menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan
mutu objek yang diamati.
15
b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal
sebagai siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik
yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang
sama.
Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian,tindakan, dan kelas,
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan (Suyadi, 2014: 18).
2. Lokasi, waktu dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi : SMA N 1 Suruh
Mata Pelajaran : PAI
Materi : Perilaku Terpuji
Kelas/Semester : X/Ganjil
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2017/2018.
1) Siklus I dilaksanakan 16 November 2017
2) Siklus II dilaksanakan 23 November 2017
16
c. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa siswi
kelas X SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang, mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Perilaku Terpuji.
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan
Kelas (2014: 50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara
matang dan teliti. Pada tahap ini dilakukan persiapan mata
pembelajaran PAI dengan pokok pembahasan Perilaku Terpuji,
diantaranya:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat skenario pembelajaran.
3) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan.Pelaksanaan adalah
menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu
bertindak di kelas. Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan yaitu
pelaksanaan RPP, dalam penyampaian materi guru menggunakan
metode Role Playing.
17
c. Pengamatan
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan.Pada tahap ini
guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa.
Peneliti akan menggunakan teknik tes, pengamatan, dan
wawancara untuk melihat hasil dari penggunaan metode Role
Playing dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi.
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
telah dilakukan. (Suyadi, 2014: 64). Hasil refleksi terhadap pe-
rencanaan yang telah dilakukan tersebut akan dipergunakan untuk
memperbaiki kinerja selanjutnya. Peneliti akan mengkajihasil
tindakan beserta kelebihan dan kelemahan tindakan tersebut, dan
akan melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)
18
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar observasi siswa
b. Lembar soal test
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut
meliputi pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan dokumentasi
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Observasi
Supardi dalam Suyadi (2014: 63) Observasi adalah alat
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data
yang dikumpulkan, cara mengumpulkan dan alat atau instrumen
pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data
dalam penelitian atau pengamat melihat situasi penelitian.
Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang
berhubungan dengan kondisi atau interaksi belajar mengajar,
tingkah laku dan interaksi kelompok.(Wijaya Kusuma dan Dedi
Dwitagama, 2010: 66). Observasi yang peneliti lakukan oleh guru
kelas X SMA N 1 Suruh dan peneliti dalam melaksanakan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas maupun kinerja siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi difokuskan
pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran
19
PAI.Selama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan
siswa dalam pembelajaran.
b. Tes
Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi.Tes dilakukan
terhadap siswa. Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang
disusun sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur
seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas X SMA N 1 Suruh
Kabupaten Semarang setelah kegiatan peberian tindakan.
c. Dokumentasi
Pada penelitian ini metode yang dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen dan catatan-
catatan yang ada di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang.
6. Analisis Data
Dalam hal ini, seseorang yang sedang melakukan suatu kegiatan
penelitian perlu memahami barbagai bentuk data yang berbeda dengan
jenis analisisnya masing-masing yang sesuai (Mulyasa, 2011:
27).Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisi
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya.Analisis ini dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk
20
menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk
mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai
KKMyang berlaku di SMA N 1 Suruh Kabupaten Semarang).Oleh
karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau sudah
mencapai KKM jika nilai perolehan siswa lebih dari 70.Sebaliknya
siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM
jika nilai perolehan siswa kurang dari 70.
a. Menghitung nilai rata-rata kelas:
∑
∑
Keterangan :
= Nilai rata-rata
∑ = Jumlah nilai semua siswa
∑ = Jumlah siswa
b. Menghitung persentase ketuntasan:
∑ x100%
Keterangan :
% = Persentase ketuntasan klasikal
ft = Frekuensi siswa tuntas KKM
∑ = Jumlah frekuensi seluruhnya
Apabila ketuntasan ≥85% maka ketuntasan belajar klasikal tercapai
(Trianto, 2009: 241).
21
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang
diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti
dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi mencakup tentang halaman sampul, halalman
judul, lembar berlogo IAIN, persetujuan pembimbing, pengesahan
kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, indikator keberhasilan, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini terdiri dari kajian teori dan kajian pustaka
BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bab ini terdiri dari gambaran umum sekolah,
deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan
siklus II.
22
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini terdiri dari deskripsi per siklus dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
daftar riwayat hidup penulis.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran. Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat latihan atau pengalaman. Dalam hal ini, hasil belajar dapat
didefinisikan sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Gagne dan
Briggs, seperti yang dikutip oleh Wahyudin Nur Nasution,
menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Reigeluth juga turut
mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat
diamati yang menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang
(Umiarso dan Gojali, 2011: 240).
Hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan
belajarnya, terampil dalam mengerjakan tugas, dan memiliki
apresiasi yang baik terhadap pelajaran. Hasil belajar yang optimal
merupakan perolehan dari proses belajar yang optimal pula. Untuk
24
memperoleh proses dan hasil belajar yang optimal, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip dan tahap-tahap pembelajaran
(Arifin, 2011: 303).
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Untuk mendapatkan
hasil belajar yang optimal, guru mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap tuntas tidaknya belajar seorang siswa. Hasil
belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dengan
demikian, tugas utama seorang guru dalam kegiatan ini adalah
merancang instrument yang dapat menuntaskan keberhasilan siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Penilaian Hasil Belajar
Untuk mengevaluasi seorang guru PAI dapat menggunakan
berbagai alat untuk melakukan penilaian. Evaluasi adalah suatu
proses berklanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi
untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang
suatu sistem pengajaran (Hamalik, 2002: 210).
Dengan demikian, evaluasi merupakan proses yang
berkenaan dengan pengumpulan informasi yang memungkinkan
kita menentukan tingkat kemajuan pengajaran dan bagaimana
berbuat baik pada waktu-waktu mendatang.
25
Salah satu sasaran pendidikan adalah menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan
dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu yang berpengaruh adalah
penilaian yang dilakukan oleh guru atau lembaga pendidikan yang
memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas penilaian. Itulah
sebabnya, sebelum memutuskan penilaia harus dimulai dengan
pengukuran. Adapun pengertian pengukuran menurut Wond dan
Brown, evaluation refer to the art act or process to determining the
value of something, yang artinya evaluasi adalah suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu
(Hamalik, 2002: 164).
Dengan demikian, penilaian pendidikan agar objektif dimulai
dari pengukuran yang bersifat kuantitas, kemudian diolah dan
disimpulkan secara kualitas. Sehingga, objektivitas penilaian akan
tinggi sesuai daya serap peserta didik secara riil. Meski demikian,
pada sisi lain perlujuga adanya sikap subjektivitas dai guru dalam
penilaian, yaitu pada kondisi psikis peserta didik yang labil
dikarenakan problematika keluarga ataupun yang lainnya.
Sehingga dari sini Oemar Hamalik mengelompokkan alat penilaian
menjadi dua, yaitu tes lisan dan nontes. Bila dilihat dari jumlah
siswa, tes dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes individual
dan tes kelompok. Sedangkan dari hasil penyusunan, tes dapat
dibedakan menjadi tes buatan dan tes standar (Hamalik, 2002: 86).
26
Pada hakikatnya, bentuk tes yang sering digunakan dalam
proses belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan/tindakan. Bentuk tes
tertulis secara umum dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yakni tes esai dan tes objektif.
1) Tes esai, yaitu tes yang berbentuk pertanyaan tertulis yang
jawabannya merupakan kerangka (esai) atau kalimat yang
panjang-panjang.
2) Tes objektif, yaitu tesyang dibuat sedemikian rupa sehingga
hasil tes dapat dinilai secara objektif dan dinilai oleh siapapun
akan menghasilkan nilai yang sama. Jenis-jenis tes objektif
antara lain:
a) The False, yaitu bentuk tes yang berupa pernyataan-
pernyataan, ada pernyataan yang benar dan ada pernyataan
yang salah. Anak didik diminta memilih mana pernyataan
yang benar dan mana yang salah.
b) Multiple Choice, yaitu bentuk soal yang terdiri atas
pernyataan yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya
disediakan pilihan (option) serta distractor atau pengecoh
c) Matcing atau menjodohkan, yaitu bentuk soal yang terdiri
atas dua kolom yang pararel di mana masing-masing
kolom berisi uraian, dan anak didik diminta menjodohkan
uraian di sebelah kiri dengan pasanganya di sebelah kanan.
27
d) Completion atau melengkapi, yaitu alat penilaian yang
termasuk nontes, seperti observasi, wawancara, studi
kasus, dan lain sebagainya. (Umiarso dan Gojali, 2011:
230-232).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan proses kegiatan unuk mengubah tingkah
laku bagi subjek belajar (peserta didik), ternyata banyak faktor
yang mempengaruhinya. Berhasil atau tidaknya proses belajar
siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dapat dikelompokkan menadi dua yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam
diri siswa itu sendiri. Faktor ini sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa, adapun
yang termasuk faktor internal adalah sebagai berikut :
a) Aspek filosofis
Kondisi ini bersifat jasmani dan keadaan ketegangan
otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh
pada siswa dapat menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar pada siswa. Contoh faktor
jasmani ini seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain-lain,
28
hal ini sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
memahami atau mempelajari pelajaran yang diajarkan oleh
guru.
b) Aspek psikologis
Dalam aspek ini banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dalam memperoleh
pelajaran, diantaranya adalah tingkat intelegensi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motifasi siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri
siswa. Adapun faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah:
a) Guru
Guru adalah seorang tenaga profesional yang dapat
menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan,
menganalisa dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, seorang guru hendaklah mempunyai
cita-cita tinggi, berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan
tegar serta berperikemanusiaan yang mendalam.
Dengan kepandaian seorang guru maka diharapkan
siswa akan lebih mudah menyelesaikan masalah-masalah
belajar dengan bimbingan gurunya.
29
b) Prasarana dan sarana pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,
ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang
kesenian, peralatan olah raga dll. Sarana pembelajaran
meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas
laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang
lain. Lengkapnya sarana dan prasarana sekolah merupakan
kondisi pembelajaran yang baik.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung
diharapkan siswa bisa belajar dengan baik, merawat sarana
dan prasarana yang ada, dan tidak lupa dengan adanya
sarana dan prasarana yang mendukung diharapkan bisa
mejadikan siswa yang berprestasi.
c) Lingkungan sosial siswa di sekolah
Siswa-siswa disekolah membentuk suatu lingkungan
pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan sekolah siswa.
Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya
kedudukan dan peranan tertetu. Sebagai ilustrasi, seorang
siswa dapat menjbat sebagai pengurus kelas, sebagai ketua
OSIS, sebagai ketua kelas, sebagai pengurus OSIS.
Kedudukan ketua kelas ataupun ketua OSIS memperoleh
penghargaan dari sesama siswa. Dalam kehidupan kesiswaan
terjadilah hubungan anta siswa. Tiap siswa dalam ligkungan
30
sosial mempunyai kedudukan, peranan, dan tanggung jawab
tertentu. Dalam kehidupan tersebut teradi pergaulan, seperti
hubugan akrab, kerja sama, kerja berkoperas, berkompetisi,
bersaing, konflik atau perkelahian.
Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di
sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui
oleh sesama. Jika seorang siswa terterima, maka ia aan
dengan mudan menyesuaikan diri dan seger dapat belajar
dengan baik. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan
merasa tertekan dan tentunya hal itu akan mempengaruhi
semangatnya dalam belajar dn hal itu akan berdampak pada
prestasi belajarnya.
d) Kurikulum sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri
pada suatu kurikulum. Krikukum yang diberlakukan di
sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh
pemerintah, atau suatu kurikulum yng disahkan oleh suatu
yayasan pendidikan. Kuiklum sekolah tersebut berisi tujuan
pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar dan
evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun
desain intruksional untuk membelajarkan siswa. Hal itu
berarti bahwa program pembelajaran di sekolah sesuai
dengan sistem pendidikan nasional.
31
Dengan penetapan kurikulum yang tepat sesuai
dengan kebutuhan siswa, maka siswa tidak akan banyak
mengalami kendala yang berati dalam proses belajarnya,
siswa akan dengan santai dan gembira melakukan aktivitas
belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 247-253).
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati , hingga mengimani bertaqwa, dan beraklaq mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
kitab suci Al-Qur’an dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Abdul Majid,
2014: 11). Ilmu Agama Islam dapat diartikan sebagai studi tentang
proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis
ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW. Dengan redaksi yang agak singkat, Ilmu pendidikan Islam
adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. (Abuddin Nata,
2010: 13). Jadi pendidikan agama Islam merupakan ilmu agama
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist untuk memahami
pendidikan agama Islam tersebut dibutuhkan seorang pengajar
sebagai kegiatan belajar.
32
Menurut Zakiyah Darajat (1987: 87), Pendidikan Agama
Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam
secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup. (Abdul Majid, 2014: 12). Pendidikan Islam yang bersumber
dari nilai-nilai ajaran Islam harus bias menanamkan atau
membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga
mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan
dengan nilai-nilai Islam yang melandasi, merupakan proses
ikhtiariah yang secara pedagogis mampu mengembangkan hidup
anak ke arah kedewasaan/kematangan yang menguntungkan
dirinya. (Arifin, 2014: 9). Dapat disimpulkan bahwa adanya
pendidikan agama Islam diharapkan seseorang siswa dapat
mengetahui tentang agama Islam dan ajaran-ajaran yang
terkandung di dalamnya. Selain itu dengan pendidikan agama
Islam seseorang yang mengetahui tentang ajarannya dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena ajaran
dalam agama Islam merupakan ajaran yang baik dan benar.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Arifin dalam Abudin Nata (2010: 20-21) Sejalan dengan
pengertian pendidikan agama Islam maka baik secara teori
maupun praktik, berusaha merealisasikan misi ajaran Islam, yaitu
33
menyebarkan dan menanamkan ajaran islam ke dalam jiwa umat
manusia, mendorong penganutnya untuk mewujudkan nilai-nilai
ajaran Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagaimana tersebut di atas,
mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola kemajuan hidup
yang dapat menyejahterakan pribadi dan masyarakat,
meningkatkan derajat dan martabat manusia dan seterusnya.
Dengan mempelajari ilmu pendidikan agama Islam seorang
manusia dapat menanamkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari, supaya menciptakan pola kemajuan dalam
pendidikan di sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi (Abdul Majid, 2014: 16). Pendidikan Agama Islam
mempunyai peran penting dalam sekolahan dalam pembentukan
karakter diri pada siswa. Dengan berbekalan ilmu pendidikan
agama Islam, siswa mempunyai pegangan hidup untuk berperilaku
yang baik dalam bergaul maupun bermasyarakat.
34
c. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Kehidupan
Agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam
kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya
manusia sangatlah membutuhkan agama. Agama yang
membimbing kita kepada moral dan perilaku dan cara hidup yang
membuat mendapatkan ridlo Allah. Allah telah menjelaskan dalam
Al-Qur’an bahwa seseorang yang patuh kepada agama Allah maka
ia termasuk orang yang berjalan di jalan yang benar.
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang
peranan yang memnentukan terhadap eksistensi dan
perkembangan masyarakatnya, hal ini karena pendidikan
merupakan proses usaha melestarikan, mengalihkan, serta
mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek
dan jenisnya kepada generasi penerus. Demikian pula dengan
peranan pendidikan Islam, keberadaannya merupakan salah satu
bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam yang bias
melestarikan, mengalihkan, menanamkan (internalisasi), dan
mentrasformasi nilai-nilai Islam yang kepada generasi penerusnya,
sehingga nilai-nilai kultural-religius yang dicita-citakan dapat
tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke
waktu (Arifin, 2014: 8).
35
Pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan
Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan
mendidik anak diarahkan pada perkembangan jasmani dan rohani
sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama sesuai
dengan ajaran agama Islam (Abdul Majid, 2014: 22). Dengan
berbekalan Agama maka seoorang anak mampu membentuk
kepribadian yang lebih baik.
3. Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah segala sikap dan perbuatan yang baik sesuai
ajaran islam. Rasulullah SAW merupakan suri teladan dalam hal
berperilaku terpuji. Kita sebagai umatnya tentu ingin dapat mengikuti
apa yang sudah dicontohkan dan diajarkan oleh rasulullah SAW.
Orang yang berperilaku terpuji dalam pergaulan sehari-hari akan
senantiasa dicintai oleh sesama dan Allah SWT. Pada hari kiamat akan
masuk surga bersama Nabi SAW. Beliau bersabda dalam hadisnya
yang artinya, “Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai di antara
kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat
adalah orang yang paling baik budi pekertinya di antara kalian.”
Salah satu contoh akhlak terpuji adalah perilaku jujur. Banyak
orang tidak mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam memenuhi
kebutuhan hidup atau keinginannya. Hal ini terjadi karena mereka
tidak memahami dan menghayati ajaran luhur agama. Mereka hanya
mempelajarinya tanpa ada kesadaran untuk menerapkan nilai-nilai
36
luhur tersebut dalam kehidupan yang nyata. Alhasil, apa yang
dipelajari dan apa yang dipraktekkan tidak sesuai/bertolak belakang.
a. Pengertian perilaku jujur
Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan dalam
kenyataan. Dalam pengertiaan yang lebih umum, jujur adalah
sesuainya lahir dan batin. Kebalikannya adalah munafik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jujur berarti
lurus hati, tidak berbohong (berkata apa adanya). Kejujuran
artinya sifat jujur yang melekat pada seseorang yang tampak tulus
dan lurus hatinya. Tindakan benar, seperti apa yang diucapkannya.
Dalam bahasa arab jujur adalah shiddiq.
b. Perintah Allah SWT untuk berbuat jujur
Berikut ini adalah perintah Allah SWT, melalui ayat-ayat-
Nya agar manusia senantiasa berbuat jujur dan adil.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah/5 ayat 8.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
37
Ayat di atas merupakan perintah Allah agar manusia berlaku
jujur dan adil. Perilaku yang mencerminkan pengamalan ayat
tersebut antara lain sebagai berikut :
1) Allah SWT memerintahkan kepada orang mukmin (beriman)
agar mampu menjadi penegak keadilan karena hanya
mengharap ridha Allah SWT.
2) Ketika bersaksi hendaknya menjadi saksi yang adil, yaitu
menyampaikan kesaksian yang benar dan jujur, tidak
memberikan kesaksian palsu atau rekayasa.
3) Dilarang keras melakukan ketidakadilan terhadap orang
lain/kelompok karena dilandasi kebencian (tidak suka)
terhadapnya. Allah SWT memerintahkan agar tetap berlaku adil
walaupun kepada orang yang kita benci.
4) Allah SWT mewajibkan agar manusia senantiasa bertaqwa
kepada-Nya. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang
senantiasa konsisten menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
c. Dampak kebaikan perilaku jujur
Berikut ini beberapa dampak kebaikan berlaku jujur..
1) Dapat meningkatkan kualitas taqwa, melalui kejujuran, seperti
dalam bekerja dan keikhlasan dalam beribadah maupun suatu
kebajikan, manusia terlatih untuk senantiasa menjadi orang
yang semakin bertaqwa.
38
2) Terciptanya suasana yang kondusif, aman, sejahtera, dan
terhindar dari bencana. Daerah atau negeri yang pemimpin dan
masyarakatnya bersikap jujur akan menciptakan suasana
kondusif, aman, sejahtera, dan terhindar dari bencana.
3) Akan memperoleh ketentraman, kemakmuran, dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Berlaku adil adalah jalan
terdekat untuk mencapai tujuan bertaqwa kepada Allah
(Modul PAI dan Budi Pekerti SMA/SMK).
4. Metode Role Playing
a. Pengertian Metode Role Playing
Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan
gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan, dan edutainment (Fogg,
2011). Dalam Role Playing, siswa dikondisikan pada situasi
tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di
dalam kelas. Selain itu, Role Playing sering kali dimaksudkan
sebagai suatu bentuk aktivias di mana pem-belajar membayangkan
dirinya seolah-olah berada diluar kelas dan memainkan peran
orang lain.
Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan bahan-
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini umumnya dilakukan lebih dari satu orang,
39
bergantung pada apa yang diperankan. Pada strategi Role Playing,
titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan
indera ke dalam suatu situasi permasalahan yang secara nyata
dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang
secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan
menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.
Strategi Role Playing juga diorganisasi berdasarkan
kelompok-kelompok siswa yang heterogen. Masing-masing
kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah
disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi, namun
masih dalam batas-batas skenario dari guru (Huda, 2014: 209).
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk
menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam
suatu pertunjukan peran di dalam kelas pertemuan yang kemudian
dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan
penilaian. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang
diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain
dalam melakukan permainan peran. Bermain peran memiliki
beragam keuntungan yaitu tidak membutuhkan banyak biaya dan
membuat seorang anak belajar untuk mempraktikkan sebuah
perilaku atau keahlian.
Menurut Melvin L. Silberman seni pemeranan metode belajar
pengalaman (eksperimensial) yang sangat bermanfaat. Metode ini
40
biasa digunakan untuk menggairahkan diskusi, menyemarakkan
suasana, mempraktekkan keterampilan, atau untuk merasakan atau
mengalami seperti apa rasanya suatu kejadian. Namun untuk bisa
berhasil dalam melakukan pemeranan, ada baiknya untuk
mengetahui terlebih dahulu cara menyusunnya (penulisan naskah)
dan mengarahkannya (penataan) (Silberman, 2007:33).
b. Langkah-langkah Metode Role Playing
1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari
sebelum KBM.
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunju untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, sambil
memerhatikan skenario yang sedang diperagakan.
7) Seelah dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas.
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10) Evaluasi.
11) Penutup.
41
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing
1) Kelebihan metode role playing
a) Siswa bebas mengmbil keputusan dan berekspresi secara
utuh.
b) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat
digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
c) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan.
d) Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
e) Sangat menarik bagi siswa sehingga memungkinkan kelas
menjadi dinamis dan penuh antusias.
f) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri
siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan
kesetiakawanan sosial yang tinggi.
g) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan
mudah dan dapat menarik butir-butir hikmah yang
terkandung didalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
h) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan
profesional siswa dan dapat menumbuhkan/membuka
kesempatan bagi lapangan kerja.
2) Kekurangan metode role playing
a) Metode bermain peran memerlukan waku yang relatif
panjang/banyak.
42
b) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari
pihak guru maupun murid. Ini tidak semua guru
memilikinya.
c) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa
malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
d) Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi
sekaligus tujuan pengajaran tidak tercapai.
e) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui
metode ini (Shoimin, 2014: 162-163).
B. Kajian Pustaka
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang ada relevansinya dengan judul
skripsi ini. Adapun karya tersebut adalah:
1. Penelitian karya Khus’un Nafisah yang berjudul “Penerapan Role
Playing Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Materi Membiasakan
Perilaku Terpuji Bagi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas
VI MI Tsamarotul Huda 2 Jatirogo Bonang Demak Tahun Ajaran
2010/2011”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI MI Tsamarotul Huda 2
Jatirogo Bonang Demak Tahun Ajaran 2010/2011 pada mata
43
pelajaran Akidah Akhlak materi membiasakan perilaku terpuji
dengan menggunakan metode Role Playing. Dalam penelitian yang
dilakukan Khus’un Nafisah terdapat peningkatan hasil belajar dan
keaktifan siswa kelas VI MI Tsamaotul Huda 2 Jatirogo Bonang
Demak pada pembelajaran akidah akhlak materi membiasakan
perilaku terpuji setelah menerapkan metode bermain peran (role
play) pada pra siklus tingkat ketuntasannya 12 siswa atau 40% naik
menjadi 20 siswa atau 67% pada siklus I, terakhir pada siklus II
menjadi 26 siswa atau 87% . demikian juga pada keaktifan siswa
pada kategori baik dan baik sekali juga mengalami peningkatan
dimana pada pra siklus ada 11 siswa atau 36% naik menjadi 19
siswa atau 63% pada siklus I, dan di siklus II sudah mencapai 27
siswa atau 90%. Hasil yang dicapai siswa sudah melebihi indikator
yang ditentukan yaitu 85% ke atas.
2. Penelitian karya Elin Nurliana Suryani yang berjudul “Peningkatan
Hasil Belajar IPS Materi Uang Melalui Metode Role Playing Pada
Siswa Kelas III Semester II MI Ma’arif Arrosyidin Pucang
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2015/2016”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan
metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
siswa kelas III semester II MI Ma’arif Arrosyidin Pucang
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelaaran
44
2015/2016. Dalam peneltian yang dilakukan Elin Nurlina Suryani
menunjukkan bahwa peerapan metode role playing dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi uang pada siswa kelas III MI
Ma’arif Arrosyidin Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Dapat dilihat dari hasil
pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus
sebesar 61,28 menjadi 70,14 pada siklus I dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 81,80. Untuk angka ketuntasa belajar siswa dari
pra siklus ke siklus I naik menjadi 6 anak atau sebesar 28,43% dan
pada siklus II naik menjadi 8 anak atau sebesar 38,24%. Penggunaan
metode role playing terbukti dapat meningkatkan hasil belaja IPS
pada siswa kelas III MI Ma’arif Arrosyidin Pucang Kecamatan
Secang Kabupaten Magelang pada semester II tahun 2016. Hal ini
dapat diketahui dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS yang diperoleh.
3. Penelitian karya Ahmad Muhson yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Materi Khalifah Umar Bin Khattab Pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Role Playing
Di MI Negeri Kalibuntu Wetan Kendal Tahun Ajaran 2010/2011”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan
hasil belajar siswa MI Negeri Kalibuntu Wetan Kendal Tahun
Ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
materi Khalifah Umar Bin Khattab dengan menggunakan metode
45
Role Playing. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad
Muhson pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi
Khalifah Umar Bin Khattab belum mendapatkan peningkatan hasil
belajar yang diinginkan pada pelaksanaan pra siklus sebelum
menggunakan metode Role Playing tingkat keberhasilan siswa pada
ranah kognitif sangat rendah yaitu 18 siswa atau 40,00% yang
mendapat nilai tuntas dan 27 siswa atau 60,00% yang mendapat nilai
belum tuntas. Pada siklus I setelah menggunakan metode bermain
peran (Role Play) mulai terjadi peningkatan yaitu 30 siswa atau
66,67% yang mendapat nilai tuntas dan 15 siswa atau 33,33% yang
mendapat nilai belum tuntas. Pada siklus II terdapat 42 siswa atau
93,33% yang mendapat nilai tuntas dan 3 siswa atau 06,67% yang
mendapat nilai belum tuntas. Dan pada siklus III terdapat 45 siswa
atau 100% yang mendapat nilai tuntas. Sedangkan pada ranah
afektif dan psikomotorik untuk pra siklus presentasenya sangat
rendah yaitu 50,00% dan 53,00%, pada siklus I 57,91% dan 57,92%,
pada siklus II 80,55% dan 82,92%, dan pada siklus III mengalami
peningkatan yang sangat pesat yaitu 83,75% dan 85,00%. Pada
siklus I, siklus II, dan siklus III terjadi peningkatan hasil belajar di
mana rata-rata nilainya sudah di atas KKM 65 pada siklus II dan
siklus III hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sudah di atas persentase ketuntasan yang diinginkan yaitu di atas
85%.
46
Dari uraian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan baik itu waktu, tempat, tahun, dan judul
penelitian. Judul penelitian yang peneliti ambil adalah penerapan
metode role playing dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran PAI materi perilaku terpuji di kelas X SMA N 1 Suruh
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Suruh Kab. Semarang
Penelitian tindakan kelas telah selesai dilaksanakan di SMA Negeri
1 Suruh yang terletak di Jl. Jatirejo No. 17 Kecamatan Suruh Kabupaen
Semarang Kode Pos 50776. SMA Negeri 1 Suruh terletak dilokasi yang
strategis dan memiliki fasilitas yang baik dalam proses pembelajaran.
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Suruh
b. Nomor Statistik Sekolah : 3011 3220 4031
c. Propinsi : Jawa Tengah
d. Otonomi Daerah : Kab. Semarang
e. Kecamatan : Suruh
f. Desa / Kelurahan : Jatirejo
g. Alamat : Jl. Jatirejo No. 17 Suruh
h. Kode Pos : 50766
i. No. Telp. : 0298-317266
j. E-mail : sma1suruh@yahoo.com
k. Website : http://sma1suruh.host.sc/
l. Daerah : Pedesaan
m. Status Akreditasi : A
48
n. Surat Keputusan / SK : No. 117/O/1997 Tanggal 6 Mei
1997
o. Penerbit SK : Mendikbud RI
p. Tahun Berdiri : 1995
q. Pelaksanaan KBM : Pagi
r. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
s. Jarak ke pusat kecamatan : 1 Km
t. Jarak ke pusat Otoda : 40 Km
u. Terletak Pada lintas : Kecamatan
v. Nama Kepala Sekolah : Supriyanto, S.Pd
w. Jumlah Kelas : 14 Rombongan Belajar
x. Terdiri dari
Kelas X: 4 Rombongan Belajar
Kelas XI : 4 Rombongan Belajar
Kelas XII : 6 Rombongan Belajar
y. Jumlah Guru dan Karyawan : 36 Orang
Terdiri dari : Guru : 30 Orang
L = 16 Orang, P = 14 Orang
Karyawan: 6 Orang
L = 4 Orang, P = 2 Orang
Standar Sekolah : Rintisan Sekolah Kategori Mandiri
49
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a. Visi
“PRESTASI TINGGI LUHUR BUDI PEKERTI”
Visi SMA Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang Propinsi Jawa
Tengah yang mulia ini dijadikan sebagai sumber motivasi bagi
warga sekolah dalam menunaikan tugas dan kewajibannya. Seluruh
warga sekolah harus senantiasa mempunyai semangat dan penuh
motivasi untuk meraih prestasi yang tin ggi disegala bidang.
Kesempurnaan prestasi yang dicapai dihiasi dengan budi pekerti.
Wawasan yang senantiasa dikembangkan pada pribadi warga SMA
Negeri 1 Suruh Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah adalah
keseimbangan teraihnya prestasi yang tinggi dan terciptanya
keluhuran budi pekerti
Indikator pencapaian visi sekolah tersebut adalah :
1) Meningkatnya perolehan nilai ujian sekolah dan nasional bagi
lulusan.
2) Meningkatnya jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan
tinggi
3) Meraih prestasi dibidang akademik dan non akademik
4) Organisasi kesiswaan berjalan aktif ( OSIS, Kerohanian Islam,
Pramuka dan PMR )
5) Tercapainya kedisiplinan bagi setiap warga sekolah.
50
b. Misi
1) Tercapainya pribadi warga sekolah yang religius, berakhlaq
mulia, mempunyai kepekaan dan kesetiakawanan sosial yang
tinggi.
2) Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik
3) Mendidik peserta didik menjadi warga Negara yang
bertanggungjawab dan berkarakter
4) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat,
memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni
5) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan
sesuai kompetensi keahliannya
6) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha
7) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan.
c. Tujuan
Bertolak dari Visi dan Misi sekolah yang dicanangkan maka
ditetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh SMA Negeri 1 Suruh
Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah yaitu :
1) Membentuk pribadi siswa yang berakhlak mulia, berbudaya, dan
berperilaku terpuji.
51
2) Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa jawa
3) Peserta didik memiliki kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan hidup di sekitarnya.
4) Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama yang tinggi dan
melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutnya.
5) Memiliki nilai Rata-rata ujian sekolah dan ujian nasional selalu
meningkat
6) Lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi selalu meningkat.
7) Menghasilkan lulusan yang memiliki life skill sesuai yang
dibutuhkan masyarakat
8) Memiliki tim olimpiade dan lomba mata pelajaran
“MIPAKABUGEKING” (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi,
Astronomi, Kebumian, Geografi, Komputer, Ekonomi, Inggris)
yang handal dan mampu bersaing.
9) Memiliki tim olah raga yang solid dan berdaya saing tinggi.
10) Memiliki group seni ( Band, Theater, Paduan Suara ) yang dapat
meraih juara pada perlombaan.
11) Memiliki penguruskan OSIS, Rohis, Pramuka dan PMR yang
aktif dan mandiri
12) Memiliki program ekstrakurikuler ( bola volley, catur, sepak
bola, paduan suara, band, English clup, KIR, Rohis, pramuka,
Pencak Silat dan PMR ) yang berjalan tertib dan lancar.
52
3. Struktur Kepemimpinan SMAN 1 Suruh
Kepala Sekolah : Supriyano, S.Pd
Waka Kurikulum : Drs. Yazid Al Johani
Waka Kesiswaan : Suswanto, S.Pd
Waka Sarana Prasarana : Kun Sumartono, SS
Waka Humas : Dra. Eny Subiyanti
4. Sarana dan Prasarana
Lingkungan belajar nyaman dan mudah dijangkau oleh transportasi
umum, memiliki semua fasilitas yang diperlukan merupakan salah satu
syarat bagi keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Suruh terletak di tempat yang srategis tepatnya
di jalan yang dapat diakses oleh semua transportasi umum, hal ini
memudahkan bagi setiap pelanggan yang hendak berhubungan dengan
pihak kami.
Beberapa fasilitas yang ditawarkan SMA N 1 Suruh, yaitu:
a. Ruangan Belajar
Sejumlah 14 Kelas Teori, Ruang Musik, 1 Laboratorium
Komputer, 1 Laboratorium Bahasa, 1 Laboratorium Kimia, 1
Laboratorium Biologi, 1 Laboratorium Fisika, 1 Lab PAI.
Menjadikan tanda kesiapan sarana dan prasarana yang kami miliki.
53
b. Pusat Informasi
Perpustakaan memiliki stok buku eksemplar yang terdiri dari
buku pelajaran, BSE, buku fiksi, buku non fiksi, dan buku referensi
yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris, belum termasuk
majalah dan penerbitan lainnya. Juga termasuk data elektronik
melalui e-mail dan akses internet yang dapat digunakan setiap saat
serta adanya Hot Spot area dimana setiap orang dapat mengakses
internet secara gratis.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada bagian siklus I ini penulis ingin mengetahui hasil belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas X dengan menggunakan
metode Role Playing pada materi Perilaku Terpuji. Untuk mengetahuinya
atau menerapkan pembelajaran tersebut, penulis menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menentukan tanggal pelaksanaan.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Role
Playing.
54
c. Merancang dan membuat soal yang berisi pertanyaan dan jawaban
sesuai dengan jumlah siswa.
d. Menyusun lembar evaluasi dan membuat lembar observasi.
2. Tindakan
Dalam Siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16
November 2017, penelitian siklus I ini sudah menggunakan metode
Role Playing.
Tahap-tahap dalam siklus I ini adalah:
a. Pendahuluan
1) Guru memberi salam kepada peserta didik.
2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a sebelum
belajar.
3) Guru membagikan lembar fotokopi nadzom al asmaul husna
pada siswa.
4) Secara bersama-sama guru dan murid membaca nadzom al
asmaul husna tersebut.
5) Guru mengabsen kehadiran siswa dan mempersiapkan
perlengkapan pembelajaran siswa.
6) Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas akan memainkan
permainan yang dinamakan role playing.
7) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan
disampaikan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan di
capai.
55
b. Kegiatan inti
1) Guru menerangkan materi yang akan disampaikan dan
menjelaskan kepada siswa tentang metode role playing dan
aturan-aturan di dalamnya.
2) Guru membagikan naskah peran dan daftar pertanyaan kepada
seluruh siswa untuk membaca dan memahaminya.
3) Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap sesuai untuk
memerankan tokoh dalam naskah.
4) Guru menugaskan siswa yang lain untuk mengamati nilai-nilai
akhlak dalam pementasan berdasarkan daftar pertanyaan yang
mereka peroleh.
5) Gurudan siswa menyiapkan ruang berupa area yang cukup luas
untuk pementasan.
6) Siswa bermain peran.
7) Selama role playing, guru mengamati dan memberikan
bimbingan kepada siswa, serta memberikan umpan balik dan
penguatan seperti kata-kata “bagus”, “luar biasa”, “keren”,
“indah sekali”, “tepuk tangan” dan lain sebagainya.
c. Penutup
1) Membawa siswa keluar dari peran mereka dengan bertepuk
tangan merayakan keberhasilan bersama-sama.
2) Meminta siswa secara individu untuk mengekspresikan
pengalaman belajarnya.
56
3) Menanyakan kepada siswa tentang ide-ide yang muncul.
4) Memfasilitasi terjadinya analisis kelompok.
5) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan role playing.
6) Guru membagikan lembar soal pada setiap siswa.
7) Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
8) Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan Peserta
didik menjawab salam penutup pelajaran dari guru.
3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan
faktor hambatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode Role Playing pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi Perilaku Terpuji. Pada tahap ini dilakukan observasi atau
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung yaitu:
a. Memperhatikan sikap dan perilaku ketika pembelajaran
berlangsung.
b. Mengamati perubahan yang terjadi pada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Mengamati tingkat kesulitan siswa dalam menggunakan metode
Role Playing.
d. Memperhatikan tingkat kesulitan pada siswa dalam memahami
pelajaran yang diajarkan.
57
4. Refleksi
Refleksi merupakan tahap evaluasi dan perbaikan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang telah diajarkan.
Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode yang sudah
digunakan dalam proses pembelajaran sudah maksimal dalam
penggunaan metode yang digunakan. Untuk mengetahui semua itu
maka perlu pengamatan dalam proses pembelajaran, hasil pengamatan
tersebut digunakan untuk perbaikan dalam penelitian tindakan kelas
berikutnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa dalam siklus I ini sudah membuat
sedikit perubahan yang terjadi pada siswa. Siswa yang tadinya tidak
ikut aktif dalam pelajaran kini sudah mulai aktif dan memberi respon
dengan baik. Dalam peningkatan keaktifan siswa maka peneliti harus
membuat ide-ide perbaikan dalam siklus kedua yang akan dilaksanakan
pada pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan agar dalam siklus yang
kedua nanti tidak mengulang kesalahan yang sama.
Berdasarkan pengamatan ditemukan beberapa kekurangan yaitu:
a. Ketika Guru mengajar dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai
dengan RPP yang dirancang sebelumnya, sehingga alokasi
waktunya kurang sesuai dengan yang sudah direncanakan.
58
b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam pembelajaran, karena
masih ada yang kurang paham dengan jalannya pembelajaran
dengan metode Role Playing.
c. Ketika diberi waktu untuk bertanya belum semua aktif bertanya
tentang pelajaran yang kurang paham, hal ini terlihat ketika hasil
obsevasi dikoreksi masih banyak yang belum tuntas nilainya.
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:
a. Guru mengondisikan terlebih dahulu alur dari metode Role playing,
supaya semua siswa paham dan mengikuti jalannya pembelajaran
dengan baik.
b. Memberi arahan kepada siswa supaya memperhatikan materi yang
diajarkan.
Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap
hasil belajar yang telah diajarkan oleh guru. Evaluasi atau penilaian ini
bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi siswa
setelah diberi pelajaran.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada bagian siklus II ini penulis ingin mengetahui hasil belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas X dengan menggunakan
metode Role Playing pada materi Perilaku Terpuji. Untuk mengetahuinya
atau menerapkan pembelajaran tersebut, penulis menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
59
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menentukan tanggal pelaksanaan.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Role
Playing.
c. Merancang dan membuat soal yang berisi pertanyaan dan jawaban
sesuai dengan jumlah siswa.
d. Menyusun lembar evaluasi dan membuat lembar observasi.
2. Tindakan
Dalam Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23
November 2017, penelitian siklus II ini sudah menggunakan metode
Role playing.
Tahap-tahap dalam siklus II ini adalah:
a. Pendahuluan
1) Guru memberi salam kepada peserta didik.
2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a sebelum
belajar.
3) Guru membagikan lembar fotokopi nadzom al asmaul husna
pada siswa.
4) Secara bersama-sama guru dan murid membaca nadzom al
asmaul husna tersebut.
60
5) Guru mengabsen kehadiran siswa dan mempersiapkan
perlengkapan pembelajaran siswa.
6) Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas akan memainkan
permainan yang dinamakan role playing.
7) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan
disampaikan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan di
capai.
b. Kegiatan inti
1) Guru menerangkan materi yang akan disampaikan dan
menjelaskan kepada siswa tentang metode role playing dan
aturan-aturan di dalamnya.
2) Guru membagikan naskah peran dan daftar pertanyaan kepada
seluruh siswa untuk membaca dan memahaminya.
3) Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap sesuai untuk
memerankan tokoh dalam naskah.
4) Guru menugaskan siswa yang lain untuk mengamati nilai-nilai
akhlak dalam pementasan berdasarkan daftar pertanyaan yang
mereka peroleh.
5) Gurudan siswa menyiapkan ruang berupa area yang cukup luas
untuk pementasan.
6) Siswa bermain peran.
7) Selama role playing, guru mengamati dan memberikan
bimbingan kepada siswa, serta memberikan umpan balik dan
61
penguatan seperti kata-kata “bagus”, “luar biasa”, “keren”,
“indah sekali”, “tepuk tangan” dan lain sebagainya.
c. Penutup
1) Membawa siswa keluar dari peran mereka dengan bertepuk
tangan merayakan keberhasilan bersama-sama.
2) Meminta siswa secara individu untuk mengekspresikan
pengalaman belajarnya.
3) Menanyakan kepada siswa tentang ide-ide yang muncul.
4) Memfasilitasi terjadinya analisis kelompok.
5) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan role playing.
6) Guru membagikan lembar soal pada setiap siswa.
7) Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
8) Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan Peserta
didik menjawab salam penutup pelajaran dari guru.
3. Observasi
Hasil observasi siklus II ini menunjukkan adanya faktor
pendukung dan faktor hambatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan metode Role playing pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Perilaku Terpuji. Pada tahap ini
dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung yaitu:
62
a. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran meningkat, dimana hampir
seluruh siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
karena siswa sudah dapat mengikuti model yang digunakan dalam
pembelajaran, sehingga menarik perhatian siswa.
b. Keterlibatan pendidik dalam proses belajar sudah meningkat,
ditunjukkan pada peningkatan langkah-langkah metode Role
Playing dalam pembelajaran PAI sudah sangat efektif.
c. Dalam pelaksanaan alokasi waktu sudah sesuai waktu yang
ditentukan dan kondisi kelas sudah kondusif dengan baik.
4. Refleksi
Tahap akhir dari siklus II ini adalah refleksi, berdasarkan hasil
pengamatan terdapat keberhasilan pada proses pembelajaran yaitu
siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik
dibandingkan dengan siklus I. hampir semua siswa sudah aktif dalam
proses pembelajaran, selain itu ada beberapa siswa yang sudah
memberanikan diri untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi
Perilaku Terpuji dan telah menuntaskan target pencapaian KKM yang
telah ditetapkan pada sekolahan tersebut.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa metode
pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI materi Perilaku Terpuji pada kelas X di SMA Negeri 1
Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus. Dalam penelitian ini tes tertulis yang berbentuk lembar soal essay
untuk mengukur hasil belajar PAI. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Ade Chomairoh 80 Tuntas
2 Ainaini Mardiah 50 Tidak Tuntas
3 Andri Tri Yuliansyah 70 Tuntas
4 Arin Inayatul Rizki 60 Tidak Tuntas
5 Calvina Febriani 50 Tidak Tuntas
6 Cici Elza Yuniyanti 60 Tidak Tuntas
7 Desi Ayu Safitri 40 Tidak Tuntas
8 Deva Nur laila 50 Tidak Tuntas
64
9 Dewi Anggraini K 50 Tidak Tuntas
10 Eka Noviana 70 Tuntas
11 Elvin Nur R 80 Tuntas
12 Faris Amirul I 40 Tidak Tuntas
13 Fika Fatmasari 50 Tidak Tuntas
14 Fitri Laela K 70 Tuntas
15 Khusnul Widayati 60 Tidak Tuntas
16 Meida Artha M 80 Tuntas
17 Moh Tegar A S 40 Tidak Tuntas
18 Muhammad Ardian Y 50 Tidak Tuntas
19 Muhammad Asroffudin 40 Tidak Tuntas
20 Nafis Eka N 50 Tidak Tuntas
21 Nikmatun Nihayati 60 Tidak Tuntas
22 Risqiya Falila 50 Tidak Tuntas
23 Rosyid Suganda 60 Tidak Tuntas
24 Septi Handayani 50 Tidak Tuntas
25 Siti Ayun F 50 Tidak Tuntas
65
26 Zesika Amanda F 70 Tuntas
27 Zidna Sabila N 80 Tuntas
28 Zizka Ramadani 80 Tuntas
29 Aurellia A N A 80 Tuntas
Jumlah 1720
Rata-rata Kelas 59,31
Persentse Siswa Tuntas 34,48%
Persentse Siswa Tidak Tuntas 65,52%
Dengan KKM > 70 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
penghitungan nilai rata-rata kelas, persentase siswa yang tuntas dan
persentase siswa yang tidak tuntas sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa pra siklus
∑
= 59,31
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas pra siklus
∑
P = 34,48%
66
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas pra siklus
∑
P = 65,52%
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus
No
Rentang Nilai
Jumlah siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 10 34,48%
2 <70 Tidak Tuntas 19 65,52%
Jumlah 29 100%
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
34,48%
65,52%
Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
67
Refleksi Pra Siklus
Dalam pembelajaran pra siklus ini hasil belajar siswa masih
dikatakan kurang dan masih banyak siswa yang tidak tuntas yaitu 19
siswa atau 65,52% dan yang tuntas ada 10 siswa atau 34,48%, dapat
dilihat dari hasil pengamatan banyak siswa yang belum tuntas karena
dengan rata-rata nilai 59,31 belum bisa memenuhi KKM yaitu ≥70. Dari
kekurangan tersebut maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
menggunakan metode Role Playing dengan pelaksanaannya
menggunakan dua siklus.
2. Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Ade Chomairoh 90 Tuntas
2 Ainaini Mardiah 60 Tidak Tuntas
3 Andri Tri Yuliansyah 80 Tuntas
4 Arin Inayatul Rizki 70 Tuntas
5 Calvina Febriani 50 Tidak Tuntas
6 Cici Elza Yuniyanti 70 Tuntas
7 Desi Ayu Safitri 60 Tidak Tuntas
8 Deva Nur laila 50 Tidak Tuntas
9 Dewi Anggraini K 70 Tuntas
10 Eka Noviana 70 Tuntas
11 Elvin Nur R 80 Tuntas
68
12 Faris Amirul I 40 Tidak Tuntas
13 Fika Fatmasari 50 Tidak Tuntas
14 Fitri Laela K 80 Tuntas
15 Khusnul Widayati 70 Tuntas
16 Meida Artha M 80 Tuntas
17 Moh Tegar A S 50 Tidak Tuntas
18 Muhammad Ardian Y 70 Tuntas
19 Muhammad Asroffudin 40 Tidak Tuntas
20 Nafis Eka N 50 Tidak Tuntas
21 Nikmatun Nihayati 70 Tuntas
22 Risqiya Falila 60 Tidak Tuntas
23 Rosyid Suganda 80 Tuntas
24 Septi Handayani 60 Tidak Tuntas
25 Siti Ayun F 50 Tidak Tuntas
26 Zesika Amanda F 80 Tuntas
27 Zidna Sabila N 80 Tuntas
28 Zizka Ramadani 80 Tuntas
29 Aurellia A N A 90 Tuntas
Jumlah 1930
Rata-rata Kelas 66,55
Presentase Siswa Tuntas 58,62%
Presentase Siswa Tidak Tuntas 41,38%
69
Dengan KKM > 70 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
penghitungan nilai rata-rata kelas, persentase siswa yang tuntas dan
persentase siswa yang tidak tuntas sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus I
∑
= 66,55
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus I
∑
P = 58,62%
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus I
∑
P = 41,38%
70
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I
No
Rentang Nilai
Jumlah Siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 17 58,62%
2 <70 Tidak Tuntas 12 41,38%
Jumlah 29 100%
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai siklus I
Refleksi Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I ini hasil belajar siswa mulai dikatakan
meningkat dari pertemuan yang sebelumnya dengan persentase
ketuntasan 58,62% atau 17 siswa dan yang belum tuntas 41,38% atau 12
siswa dikarenakan siswa dalam proses pembelajaran sudah mulai berani
58,62%
41,38%
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
71
untuk aktif dalam pembelajaran. Dan sebagian siswa masih ada yang
belum begitu mengikuti pembelajaran dengan aktif. Berdasarkan
pengamatan tersebut disimpulkan bahwa metode Role Playing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi masih belum banyak yang
mencapai KKM. Oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran dengan cara dilaksanakannya siklus yang kedua.
3. Siklus II
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 Ade Chomairoh 100 Tuntas
2 Ainaini Mardiah 80 Tuntas
3 Andri Tri Yuliansyah 100 Tuntas
4 Arin Inayatul Rizki 80 Tuntas
5 Calvina Febriani 80 Tuntas
6 Cici Elza Yuniyanti 90 Tuntas
7 Desi Ayu Safitri 80 Tuntas
8 Deva Nur laila 70 Tuntas
9 Dewi Anggraini K 80 Tuntas
10 Eka Noviana 80 Tuntas
11 Elvin Nur R 90 Tuntas
12 Faris Amirul I 60 Tidak Tuntas
13 Fika Fatmasari 70 Tuntas
14 Fitri Laela K 100 Tuntas
72
15 Khusnul Widayati 70 Tuntas
16 Meida Artha M 100 Tuntas
17 Moh Tegar A S 60 Tidak Tuntas
18 Muhammad Ardian Y 70 Tuntas
19 Muhammad Asroffudin 50 Tidak Tuntas
20 Nafis Eka N 80 Tuntas
21 Nikmatun Nihayati 90 Tuntas
22 Risqiya Falila 70 Tuntas
23 Rosyid Suganda 80 Tuntas
24 Septi Handayani 60 Tidak Tuntas
25 Siti Ayun F 70 Tuntas
26 Zesika Amanda F 100 Tuntas
27 Zidna Sabila N 80 Tuntas
28 Zizka Ramadani 90 Tuntas
29 Aurellia A N A 100 Tuntas
Jumlah 2330
Rata-rata Kelas 80,34
Presentase Siswa Tuntas 86,21%
Presentase Siswa Tidak Tuntas 13,79%
Dengan KKM > 70 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
penghitungan nilai rata-rata kelas, perentase siswa yang tuntas dan
persentase siswa yang tidak tuntas sebagai berikut:
73
a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus II
∑
= 80,34
b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II
∑
P = 86,21%
c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus II
∑
P = 13,79%
Tabel 4.6 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II
No
Rentang Nilai
Jumlah Siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≥70 Tuntas 25 86,21%
2 <70 Tidak Tuntas 4 13,79%
Jumlah 29 100%
74
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai siklus II
Refleksi Siklus II
Ketuntasan nilai pada siklus II sudah banyak siswa yang tuntas,
dengan persentase ketuntasan mencapai 86,21%. Dalam pelaksanaan
siklus II ini belum sempurna 100% dikarenakan ada 4 siswa yang belum
mencapai KKM yang ditentukan. Selain itu dalam pembelajaran siklus II
ini keaktifan siswa sudah meningkat dan banyaknya anak yang bertanya
dan memberikan umpan balik. Dengan menggunakan metode Role
Playing yang diterapkan oleh guru mampu meningkatkan hasil belajar
PAI kelas X. Siswa lebih bersemangat dan sudah mempunyai keberanian
dalam bertanya maupun menjawab. Keaktifan selama mengikuti
pembelajaran juga sudah meningkat daripada pertemuan yang
sebelumnya.
86,21%
13,79%
Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
75
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus
Dalam bagian ini dirangkum data rata-rata antar sikus yang
dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.7 Data Nilai Rata-rata Antar Siklus
No Ketuntasan Pelaksanaan Nilai rata-rata
1 Pra siklus 59,31
2 Siklus I 66,55
3 Siklus II 80,34
Gambar 4.4 Diagram Data Nilai Rata-rata Antar Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
59,31 66,55
80,34
Data Nilai rata-rata Antar Siklus
76
Dalam bagian ini disajikan data ketuntasan KKM siswa antar
siklus yang dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus
No Pelaksanaan Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 Pra siklus
Tuntas 10 34,48%
Tidak tuntas 19 65,52%
2 Siklus I
Tuntas 17 58,62%
Tidak tuntas 12 41,38%
3 Siklus II
Tuntas 25 86,21%
Tidak tuntas 4 13,79%
Gambar 4.5 Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
34,48
58,62
86,21
Diagram Ketunasan KKM Siswa Antar Siklus
77
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari pra siklus
34,48% menjadi naik di siklus I menjadi 58,62% dan meningkat di siklus II
menjadi 86,21%. Karena banyaknya siswa yang mulanya prestasi belajar
yang rendah, cenderung naik secara perlahan,kegiatan aktifitas siswa
mengikuti pembelajaran juga meningkat sehingga kualitas hasil belajar
siswa cukup memuaskan.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran dua siklus, dengan metode Role Playing dapat disimpulkan
bahwa metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam materi Perilaku Terpuji pada siswa kelas X SMA N 1 Suruh
Kab. Semarang tahun ajaran 2017/2018. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai
KKM hanya 10 siswa atau 34,48% dengan nilai rata-rata kelas sebesar
59,31. Pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau 58,62%
dengan nilai rata-rata kelas 66,55. Adapun pada siklus II sebanayak 25
siswa atau 86,21% telah mencapai KKM, nilai rata-rata kelas pada siklus
dua ini 80,34. Dari hasil siklus II belum 100% tercapai dikarenakan ada
13,79% atau 4 siswa yang belum begitu menguasai materi dan ada
masalah dalam pribadinya saat mengerjakan lembar soal post test. Dari
siklus II hasil belajar siswa sebagian besar sudah mencapai KKM yang
mulanya prestasi belajar relative rendah, cenderung naik secara perlahan.
Metode Role Playing dapat diaplikasikan untukmateri pelajaran
lainnya sebab dengan menguasai metode ini dapat meningkatkan iteraksi
antara guru-murid dan murid-murid sehingga kelas menjadi hidup dan
tidak membosankan. Selain itu akan menjadikan tantangan oleh guru
79
untuk mencoba metode pembelajaran lainya dalam rangka meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan
saran sebagai berikut.
1. Bagi kepala sekolah
Sebagai pemimpin hendaknya selalu meninjau, memantau, dan
mengatur proses belajar, terutama dalam penggunaan metode
pembelajaran. Mengingat pentingnya penggunaan sebuah metode
pembelajaran. Hal ini dikarenakan memang tidak semua metode bisa
digunakan untuk semua bidang studi yang akan diajarkan guru kepada
siswa.
2. Bagi Guru
Sebaiknya guru lebih menguasai dalam pemilihan dan penggunaan
metode yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran untuk
siswa. Mampu melaksanakan metode pembelajaran yang sesuai
sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak pasif, melainkan
terlihat aktif.
3. Bagi Peneliti
Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada
bidang yang sama, agar dapat menindak lanjuti penelitian ini dalam
ranah yang lebih luas. Sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih
baik yang nanti dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Yudhistira
Dimiyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogjakarta: PUSTAKA PELAJAR
Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Modul PAI dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas X. Solo: CV PRIORITAS
CENDIKIA
Muhson, Ahmad.2011. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Khalifah
Umar Bin Khattab Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudyaan Islam
Melalui Metode Role Playing di MI NegeriKalibuntu Wetan Kendal
Tahun Ajaran 2010/ 2011
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Nafisah, Khus’un. 2011. Penerapan Role Playing Pada Pembelajaran Akidah
Akhlak Materi Membiasakan Perilaku Terpuji Bagi Peningkatan
Keaktifan Belajar Siswa Kelas VI MI Tsamarotul Huda 2 Jatirogo
Bonang Demak Tahun Ajaran 2010/2011
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan
Multidisipliner. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suryani, Elin Nurlina. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Uang
Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas III Semester II MI
Ma’arif Arrosyidin Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2015/2016
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
Silberman, M. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta. PUSTAKA INSAN MADANI
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogjakarta: GRAHA
ILMU
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikian. Yogyakarta: AR. RUZZ
Suyadi. 2014. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA press
Trinto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep
landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Umiarso dan Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Yogjakarta: IRCiSoD
Kusumah dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi
Kedua. Jakarta Barat: PT Indeks
Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori –
Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : SMAN 1 SURUH
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : X / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Aspek : Akhlak Terpuji Perilaku Jujur
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam
mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya
sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan
kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran Role Playing, peserta didik
dapat menganalisisPerilaku jujur, Peserta didik bisa menjadi pribadi yang
jujur,Serta mengetahui manfaat dan hikmahnya.
C. Kompetensi Dasar
1. Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama.
2. Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menganalisis manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
4. Menyajikan kaitan antara contoh perilaku jujur dalam kehidupan
shari-hari dengan keimanan.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampumendefinisikan dan memahami perilaku jujur
2. Mampu mengidentifikasi hikmah dan manfaat perilaku jujur.
3. Mampu menampilkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran
1. Perilaku Jujur
a. Pengertian jujur
Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan dengan
kenyataan. Dalam pengertian yang lebihumum, jujur adalah
sesuainya lahir dan batin. Kebalikannya adalah munafik.
b. Perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk berbuat juur dan
adil
Berikut ini adalah perintah Allah SWT, mealui ayat-ayat-
Nya agar manusia snantiasa berbuat jujur dan adil.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah/5 yat 8 :
Artinya : “wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai
penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi yang adil.
Dan janganlahkebencian terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih
dekat denga taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah SWT, sungguh,
Allah maha teliti tehadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-
Maidah/5:8)
2. Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
a. Perintah Allah SWT, secara gamblang agar horat dan patuh kepada
kedua orang tua dapat kita fahami pada firman-Nya melalui surat
Al-Isra’ 17 ayat 23 berikut ini.
Artinya : “dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapak.
Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam peliharaanmu, maka sekali-kali jangnalah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkkau membentak keduanya, dan ucapkanah kepada
keduanya pekataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah,”wahai
Tuhanku sayangilah keduanya sebagaiman keduanya mereka
berdua telah endidik aku pada waktu kecil”. Tuhanmu lebbih
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, jika kamu orang baik,
maka sungguh Dia Maha Pengampu kepada orang yang
bertaubat.”(QS. Al-Isra’/17:23)
b. Sikap dan perilaku yang menunjukkan Birrul Walidain selama
keduanya masih hidup dapat tercermin dalam tindakan-tindakan
antara lain :
Membantu orang tua dalam bentuk akal maupun pikiran.
Membantu orang tua dalam bentuk tenaga
Membantu orang tua dalam bentuk finansial.
Mengikuti segala nasehat yang bak, membuat hati mereka
senang, dan berkata sopan.
Selalu berdo’a memohonkan ampun kepada Allah SWT
agar orang tua di ampuni dosa dan kesalahannya serta
meyayangi seperti orang ua menyayangi anakny.
Bergaul dengan orang tua secara baik.
Tawadhu’(rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong
karena sewaktu lhir seorang anak berada dalam keadaan
hina dan membutuhkan pertolongan orang tua.
c. Bentuk-bentuk durhaka kepada orang tua, antara lain dapa berupa
hal-hal sebagai berikut :
Menyakiti dan memuat sedih orang tua.
Berkata “ah” dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
Membentak/menghardik orangtua.
Bakhil/tidak mau mengurusi orangtua.
Bermuka masam atau cemberut dihadapan orangtua.
Merendahkan orangtua di hadapan mereka sendiri ataupun
teman-temn.
Malu mengakui keberadaan atau identias orng tua kita.
Menyuruh orangtua melakukan hal yang tidak pantas.
Mendahulukan taat kepada orang lain.
3. Hormat dan patuh kepada guru
Guru adalah orang yang pekerjaanya mengajar, guru
disebut juga tenaga pengajar, pendidik, atau mudarris.
Menurut kamus bahasa indonesia hormat berarti perbuatan
yang menandakan rasa khidmat atau takzim. Pelajar wajib
mengormati dan mematuhi guru. Firman allah SWT. Dalam QS
17:36 menjelaskan bahwa kita tidak boleh mengikuit orang yang
tidak berpengetahuan. Artinya manusia di wajibkan belajar epada
siapa saja yang mempunyai ilmu dan bermanfaat bagi hidupnya di
dunia maupun di akhirat kelak.
Sikap dan perilaku yang menunjukkan perilaku hormat dan
patuh/santun kepada guru, antara lain sebagai berikut :
Memliaka,tidak mengina/ mencaci maki guru.
Mendatangi tempat beljar dengan ikhlas dan penuh
semangat.
Ketika belajar hendaklah berpakaian rapi dn sopan.
Tidak mengobrol atau sibuk sendiri sat guru sedang
menjelaskan pelajaran.
Bertanya kepada guru apabilaada sesuatu yang
belum dimengerti dengan cara yang baik.
Tidak menyeletuk.
Saat bertanya menggunakan cara dan bahasa yang
baik.
F. Metode, media, alat dan Sumber Belajar
1. Metode pembelajaran Role Playing
2. Media dan alat
Naskah Drama
LCD Proyektor
3. Sumber belajar
Modul MGMP PAI SMA
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru memberi salam kepada peserta didik.
2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a
sebelum belajar.
3. Guru membagikan lembar fotokopi nadzom al asmaul
husna pada siswa.
4. Secara bersama-sama guru dan murid membaca
nadzom al asmaul husna tersebut.
5. Guru mengabsen siswa.
6. Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas akan
memainkan permainan yang dinamakan role playing.
7. Guru menerangkan secara singkat materi yang akan
disampaikan yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan di capai.
30menit
Kegiatan Inti Pelaksanaan pembelajaran metode role playing.
8) Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode role
playing dan aturan-aturan di dalamnya.
9) Guru membagikan naskah peran dan daftar
pertanyaan kepada seluruh siswa untuk membaca dan
memahaminya.
10) Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap sesuai
untuk memerankan tokoh dalam naskah.
11) Guru menugaskan siswa yang lain untuk mengamati
nilai-nilai akhlak dalam pementasan berdasarkan
daftar pertanyaan yang mereka peroleh.
12) Guru menyiapkan ruang berupa area yang cukup luas
untuk pementasan.
13) Siswa bermain peran.
14) Selama role playing, guru mengamati dan
memberikan bimbingan kepada siswa, serta
memberikan umpan balik dan penguatan seperti kata-
kata “bagus”, “luar biasa”, “keren”, “indah sekali”,
“tepuk tangan” dan lain sebagainya.
75
Menit
Kegiatan
Penutup
1. Membawa siswa keluar dari peran mereka dengan
bertepuk tangan merayakan keberhasilan bersama-
sama.
2. Meminta siswa secara individu untuk
mengekspresikan pengalaman belajarnya.
3. Menanyakan kepada siswa tentang ide-ide yang
muncul.
4. Memfasilitasi terjadinya analisis kelompok.
5. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan role playing.
6. Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
7. Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan
30 menit
Peserta didik menjawab salam penutup pelajaran dari
guru.
H. Penilaian
1. Pengamatan situasi kelas
No Aspek yang diamati Nilai Catatan
K C B SB
1 Siswa mampu
bekerjasama dengan
siswa lain.
2 Siswa mampu
memerankan naskah
dengan baik.
3 Siswa mampu melakukan
obsevasi terhadap tokoh
4 Siswa aktif bertanya
5 Siswa memperhatikan
dan tidak berbuat gaduh
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
SB = Sangat Baik
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : SMAN 1 SURUH
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : X / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Aspek : Akhlak Terpuji Perilaku Jujur
I. Kompetensi Inti
5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam
mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya
sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan
kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
7. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
J. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran Role Playing, peserta didik
dapat menganalisisPerilaku jujur, Peserta didik bisa menjadi pribadi yang
jujur,Serta mengetahui manfaat dan hikmahnya.
K. Kompetensi Dasar
1. Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama.
2. Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menganalisis manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
4. Menyajikan kaitan antara contoh perilaku jujur dalam kehidupan
shari-hari dengan keimanan.
L. Indikator Pencapaian Kompetensi
4. Mampumendefinisikan dan memahami perilaku jujur
5. Mampu mengidentifikasi hikmah dan manfaat perilaku jujur.
6. Mampu menampilkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
M. Materi Pembelajaran
2. Perilaku Jujur
a. Pengertian jujur
Jujur dalam arti sempit adalah sesuainya ucapan dengan
kenyataan. Dalam pengertian yang lebihumum, jujur adalah
sesuainya lahir dan batin. Kebalikannya adalah munafik.
b. Perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk berbuat juur dan
adil
Berikut ini adalah perintah Allah SWT, mealui ayat-ayat-
Nya agar manusia snantiasa berbuat jujur dan adil.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah/5 yat 8 :
Artinya : “wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai
penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi yang adil.
Dan janganlahkebencian terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih
dekat denga taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah SWT, sungguh,
Allah maha teliti tehadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-
Maidah/5:8)
2. Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
a. Perintah Allah SWT, secara gamblang agar horat dan patuh kepada
kedua orang tua dapat kita fahami pada firman-Nya melalui surat
Al-Isra’ 17 ayat 23 berikut ini.
Artinya : “dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik pada ibu bapak.
Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam peliharaanmu, maka sekali-kali jangnalah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah engkkau membentak keduanya, dan ucapkanah kepada
keduanya pekataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah,”wahai
Tuhanku sayangilah keduanya sebagaiman keduanya mereka
berdua telah endidik aku pada waktu kecil”. Tuhanmu lebbih
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, jika kamu orang baik,
maka sungguh Dia Maha Pengampu kepada orang yang
bertaubat.”(QS. Al-Isra’/17:23)
b. Sikap dan perilaku yang menunjukkan Birrul Walidain selama
keduanya masih hidup dapat tercermin dalam tindakan-tindakan
antara lain :
Membantu orang tua dalam bentuk akal maupun pikiran.
Membantu orang tua dalam bentuk tenaga
Membantu orang tua dalam bentuk finansial.
Mengikuti segala nasehat yang bak, membuat hati mereka
senang, dan berkata sopan.
Selalu berdo’a memohonkan ampun kepada Allah SWT
agar orang tua di ampuni dosa dan kesalahannya serta
meyayangi seperti orang ua menyayangi anakny.
Bergaul dengan orang tua secara baik.
Tawadhu’(rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong
karena sewaktu lhir seorang anak berada dalam keadaan
hina dan membutuhkan pertolongan orang tua.
c. Bentuk-bentuk durhaka kepada orang tua, antara lain dapa berupa
hal-hal sebagai berikut :
Menyakiti dan memuat sedih orang tua.
Berkata “ah” dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
Membentak/menghardik orangtua.
Bakhil/tidak mau mengurusi orangtua.
Bermuka masam atau cemberut dihadapan orangtua.
Merendahkan orangtua di hadapan mereka sendiri ataupun
teman-temn.
Malu mengakui keberadaan atau identias orng tua kita.
Menyuruh orangtua melakukan hal yang tidak pantas.
Mendahulukan taat kepada orang lain.
3. Hormat dan patuh kepada guru
Guru adalah orang yang pekerjaanya mengajar, guru
disebut juga tenaga pengajar, pendidik, atau mudarris.
Menurut kamus bahasa indonesia hormat berarti perbuatan
yang menandakan rasa khidmat atau takzim. Pelajar wajib
mengormati dan mematuhi guru. Firman allah SWT. Dalam QS
17:36 menjelaskan bahwa kita tidak boleh mengikuit orang yang
tidak berpengetahuan. Artinya manusia di wajibkan belajar epada
siapa saja yang mempunyai ilmu dan bermanfaat bagi hidupnya di
dunia maupun di akhirat kelak.
Sikap dan perilaku yang menunjukkan perilaku hormat dan
patuh/santun kepada guru, antara lain sebagai berikut :
Memliaka,tidak mengina/ mencaci maki guru.
Mendatangi tempat beljar dengan ikhlas dan penuh
semangat.
Ketika belajar hendaklah berpakaian rapi dn sopan.
Tidak mengobrol atau sibuk sendiri sat guru sedang
menjelaskan pelajaran.
Bertanya kepada guru apabilaada sesuatu yang
belum dimengerti dengan cara yang baik.
Tidak menyeletuk.
Saat bertanya menggunakan cara dan bahasa yang
baik.
N. Metode, media, alat dan Sumber Belajar
4. Metode pembelajaran Role Playing
5. Media dan alat
Naskah Drama
LCD Proyektor
6. Sumber belajar
Modul MGMP PAI SMA
O. Kegiatan Pembelajaran
Tahap
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
8. Guru memberi salam kepada peserta didik.
9. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a
sebelum belajar.
10. Guru membagikan lembar fotokopi nadzom al asmaul
husna pada siswa.
11. Secara bersama-sama guru dan murid membaca
nadzom al asmaul husna tersebut.
12. Guru mengabsen siswa.
13. Menjelaskan kepada siswa bahwa kelas akan
memainkan permainan yang dinamakan role playing.
14. Guru menerangkan secara singkat materi yang akan
30menit
disampaikan yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan di capai.
Kegiatan Inti Pelaksanaan pembelajaran metode role playing.
15) Guru menjelaskan kepada siswa tentang metode role
playing dan aturan-aturan di dalamnya.
16) Guru membagikan naskah peran dan daftar
pertanyaan kepada seluruh siswa untuk membaca dan
memahaminya.
17) Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap sesuai
untuk memerankan tokoh dalam naskah.
18) Guru menugaskan siswa yang lain untuk mengamati
nilai-nilai akhlak dalam pementasan berdasarkan
daftar pertanyaan yang mereka peroleh.
19) Guru menyiapkan ruang berupa area yang cukup luas
untuk pementasan.
20) Siswa bermain peran.
21) Selama role playing, guru mengamati dan
memberikan bimbingan kepada siswa, serta
memberikan umpan balik dan penguatan seperti kata-
kata “bagus”, “luar biasa”, “keren”, “indah sekali”,
“tepuk tangan” dan lain sebagainya.
75
Menit
Kegiatan
Penutup
8. Membawa siswa keluar dari peran mereka dengan
bertepuk tangan merayakan keberhasilan bersama-
sama.
9. Meminta siswa secara individu untuk
mengekspresikan pengalaman belajarnya.
10. Menanyakan kepada siswa tentang ide-ide yang
muncul.
11. Memfasilitasi terjadinya analisis kelompok.
12. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan
30 menit
evaluasi terhadap pelaksanaan role playing.
13. Peserta didik menyimak penjelasan guru atas rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
14. Menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama dan
Peserta didik menjawab salam penutup pelajaran dari
guru.
P. Penilaian
2. Pengamatan situasi kelas
No Aspek yang diamati Nilai Catatan
K C B SB
1 Siswa mampu
bekerjasama dengan
siswa lain.
2 Siswa mampu
memerankan naskah
dengan baik.
3 Siswa mampu melakukan
obsevasi terhadap tokoh
4 Siswa aktif bertanya
5 Siswa memperhatikan
dan tidak berbuat gaduh
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
SB = Sangat Baik
Lampiran 5. Naskah Drama Pada Siklus I
Naskah Drama 6 Orang, Dompet Siapa - Arti Sebuah Kejujuran
Tokoh : Jono, Lono, Mama Lia, Yunita, Luki, Ronan
Dompet Siapa
“Sejumlah siswa keluar dari ruang kelas untuk pulang. Jono dan Lono lantas
pulang kerumah masing-masing dimana mereka adalah tetangga. Lono tidak
kuat untuk menahan rasa ingin buang air kecil lantas dia buang air kecil di
halaman sekolah dimana disitu ada sebuah pohon besar.”
Lono : Jon aku buang air dulu oke, sudah kebelet banget nih!
Jono : Ya sudah. Cepat, buruan. Nanti bisa telat sampai rumah!
Lono : Ok, enggak lama kok.
“Kemudian Jono melihat sesuatu dibawah pohon besar di dekat halaman.”
Jono : Apa sih itu? Sepertinya bukan barang berharga?!
Tidak lama kemudian Lono menyusul Jono!
Lono : Apa itu? Dompet. Dompet siapa memang? Dimana kamu jumpa?
Kapan kamu jumpa? Jangan-jangan kamu enggak benar nih?!
Jono : Ngaco ah kamu. Nanya yang benar dong. Aku menemukan
dompet ini, enggak tau siap pemiliknya orang belum ku buka.
Lono : Ya sudah cepat dibuka!
Jono : Ya deh!
Jono dan Lono : Wow.. Banyak amat duit nya!
Jono : Ada kartu identitas!
Lono : Benar, sepertinya KTP pemilik nih dompet.
Jono : Rumah nih orang dekat kok, kita kembalikan dompet ini!
Lono : Buat apa juga mesti dikembalikan, orang kita menemukannya!
Sudah deh, lebih baik kita bagi aja itu uang.
Jono : enggak mau ah, dosa tau.
Lono : Ya siapa suruh dia menjatuhkan dompet itu!
Jono : Kalau kamu memaksa, ya sudah kita bagi dua.
Lalu mereka berdua pulang. Selang 2 jam kemudian Lono main kerumah
Jono guna mengajak Jono bermain.
Lono : Jono, Jono ayo pergi main!
Yunita : Eh kamu Lono! Silahkan masuk! Jono lagi disuruh ibunya
mengerjakan tugas sekolah dulu baru boleh main!
Lono : Ok kak, terimakasih.
Yunita : Lono mau minum apa? Kakak buatkan!
Lono : Enggak perlu Kak, enggak usah.
Yunita : Enggak boleh begitu dong Han. Ayo mau minum apa?
Lono : Seadanya saja lah Kak!
Yunita : Tunggu sebentar ya
Lantas muncul mama Jono.
Mama Lia : Eh nak Lono, sudah lama?
Lono : baru aja tante. Tante apa kabar?
Mama Lia : Baik. Mau mengajak Jono bermain ya?
Lono : Iya tan. Tante Lono boleh nanya enggak?
Mama Lia : Tentu. Mau tanya apa?
Lono : Kok Jono mengerjakan tugas-nya sekarang sih tante. Kan nanti
malam juga bisa!
Mama Lia : Kalau nanti malam biasanya Jono lebih cepat tidur-nya
Lono : Begitu ya tante. Ya sudah deh Lono tunggu saja
Mama Lia : Iya, ditunggu aja, bentar lagi juga sudah selesai kok.
Yunita : Ini minumnya Han. Lekas diminum.
Lono : Iya kak, terimakasih.
Yunita : Mam, kan sekarang ada jadwal arisan?
Mama Lia : Ye elah, mama lupa. Ya sudah deh lekas berangkat. Jon, mama
pergi dulu ya.
Jono : Ya mam...
Tidak lama kemudian
Lono : Jono kok lama amat ya, padahal kalau aku cepat banget
mengerjakan tugas begitu doang
Jono : Sorry Han, lama nunggu ya?
Lono : Iya, sudah lama nih, dari tadi nunggu kamu.
Mereka berdua lantas duduk didepan rumah dan sedang membagi-bagikan
uang hasil penemuan dompet di halaman sekolah tadi siang.
Lono : Cepat, kok lama banget!
Jono : Uangnya ada 200 ribu. Kamu 100 ribu, aku 100 ribu.
Tidak lama berselang Luki datang kerumah Jono. (teman dekat kakaknya
Jono)
Luki : Hi Jono/Lono. Sedang apa kalian? Biasanya kalian main diluar,
tumben pada muncul disini. Han/Jon apa itu? Uang siapa kok
banyak?
Lono : Ya uang kita dong kak, masa uang orang kita bawa.
Luki : Ah, enggak mungkin. Kalian kan masih kanak-kanak, masak
punya uang sebanyak itu. Aku tanya kak Yunita Ya.
Jono : Sebenarnya ini bukan duit kita Mas, kita menemukannya dijalan.
Luki : Kok enggak dikembalikan?
Jono : Tadi sudah akan dikembalikan, tapi Lono yang ngotot mengajak
membagi uang ini.
Luki : Coba Mas liat alamat pemiliknya
Jono : Tadi maksud Jono mau kembalikan ke pemiliknya mas. Tapi
Lono melarang.
Luki : Enggak boleh begitu dong dik, itu naYunita merampas hak orang
lain sekalipun kalian menemukannya, karena yang bersangkutan
kan membutuhkannya.
Jono : Aku sudah bilang ke Lono, tapi dia masih ngotot
Luki : Ya sudah deh, mendingan kalian kembalikan sekarang ke
pemiliknya.
Lono : maaf mas, aku emang salah.
Jono : Ayo kita kembalikan dompet ini!
Mereka berdua lantas pergi kerumah pemilik dompet tersebut dengan
maksud untuk mengembalikannya.
Lono : Selamat sore..
Ronan : Sore.. Siapa?
Lono : Maaf, ini betul rumahnya Ronan?
Ronan : Betul, ada yang bisa dibantu? Kalian siapa ya?
Jono : Kami berdua datang kesini dengan tujuan untuk mengembalikan
dompet yang tadi siang kami temukan di halaman sekolah.
Ronan : Menemukan dompet? Sebentar ya, saya lihat dulu. Silahkan
masuk!
Ronan masuk ke kamar dan mengecek dompet tersebut, sementara Jono dan
Lono masih berada di ruang tamu.
Ronan : Benar, ini memang dompet saya. Terimakasih banyak ya sudah
mau mengembalikan dompet saya yang kalian temukan. Kalian
baik sekali
Lono : Itu memang sudah menjadi kewajiban kami untuk
mengembalikan sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Jono : Benar
Ronan : Duuh.. terimakasih banyak ya
Jono dan Lono : Sama-sama!
Akhir cerita Ronan sangat bersyukur ada orang yang menemukan
dompetnya dan mau mengembalikan padanya, Ronan memberikan Imbalan
kepada Jono dan Lono (sang penemu dompet) dan karena kejadian itu,
mereka menjadi sangat akrab.
Selesai
Lampiran 6. Naskah Drama Siklus II
Kewajiban Berbakti Pada Orangtua
Airin : Kemarin aku lihat ibu seperti sedang sakit, apa benar Ta?
Cinta : Iya, ibuku memang sakit. Sampai sekarang dia juga belum sembuh.
Airin : Kalau kamu tahu dia sedang sakit, kenapa kamu biarkan dia ke pasar
sendirian? harusnya kamu yang pergi ke pasar.
Airin dengan muka serius menegur Cinta.
Cinta : Aku malas ke pasar, makanya aku suruh ibu yang pergi.
Airin : Tapi kamu kan tahu kalau dia sedang sakit. Setidaknya kalau dia sedang
sakit ya kamu gantikan dia.
Risma ikut masuk dalam percakapan mereka berdua.
Irma: Ada apa ini?
Airin : dia tahu ibunya sedang sakit tapi malah dia suruh ke pasar.
Irma : Kenapa kamu tega sekali, Ta
Cinta : Aku memang malas ke pasar, jadi kalau disuruh ibuku aku selalu alasan.
Airin : Justru itu, harusnya kamu itu jadi anak yang patuh pada perintah
orangtua.
Irma : Iya, kalau kamu itu bukan sekedar tidak patuh pada perintah orangtua,
tapi kamu malah keterlaluan sekali, Ta, sudah tahu ibunya sakit, tapi malah
disuruh ke pasar.
Cinta merasa bersalah dengan sikpanya. Dia merenung, dan bermaksud
meminta maaf kepada ibunya.
Cinta : Iya, memang benar apa yang kalian bilang. Seharusnya aku turuti
perintah ibuku, apalagi ini dia sedang sakit.
Irma : Iya, apapun itu, kita tidak boleh jadi anak yang tak tahu diuntung, benar
tidak, Rin?
Airin : Iya, benar sekali.
Cinta memberi tahu temannya bahwa dia akan meminta maaf kepada
ibunya saat dia pulang.
Cinta : ya sudah, nanti kalau aku sudah dirumah aku akan minta maaf sama
ibuku. Aku janji akan menuruti perintah ibuku, karena aku tidak mau jadi anak
durhaka.
Irma dan Airin senang sekali mendengar ucapan Cinta.
Irma : Bagus, begitu baru sahabat aku.
Airin : Awas, kalau kamu sampai mengulangi kesalahan yang sama.
Cinta : Tidak, aku tahu aku salah.
1 jam kemudian, Cinta tiba dirumah dan dia langsung menemui ibunya
untuk meminta maaf.
Cinta : Bu.. ibu...
Ibu Cinta: Iya, nak.. ada apa?
Cinta : Ibu maafkan aku ya.. aku ini banyak salah sama ibu.
Ibu Cinta pun terkejut mendengarnya.
Ibu Cinta : Kenapa kamu tiba-tiba minta maaf nak, ada apa?
Cinta : Aku tidak bisa jadi anak yang nurut sama orangtua bu, buktinya waktu
ibu suruh aku ke pasar aku tidak mau padahal ibu kan sedang sakit. Aku minta
maaf ya bu, aku janji aku akan mengerjakan apa yang ibu suruh.
Ibu Cinta tersentuh sekali dengan perkataan anaknya itu.
Ibu Cinta : Ibu senang sekali mendengar ucapan kamu. Ibu selalu berdo'a supaya
kamu jadi anak yang sholihah, nak.
Cinta : Iya, bu aku akan menjadi anak yang berbakti kepada ibu.
Lampiran 11. Dokumentasi
Dokumentasi
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Ahmad Khairudin
NIM : 111-14-082
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : Pendidikan Agama Islam
NO Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Jabatan Nilai
1
Piagam Penghargaan “Prestasi
diterima SPAN PTAIN Jalur Prestasi
akademik Prodi PAI STAIN
Salatiga”
31 Mei 2014 Peserta 4
2 OPAK STAIN SALATIGA 2104 18-19 Agustus 2014 Peserta 3
3 OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga
20-21 Agustus 2014 Peserta 3
4 Orientasi Dasar Keislaman (ODK) 21 Agustus 2014 Peserta 2
5 Achievement Motivation Training
(AMT)
23 Agustus 2014 Peserta 2
6 UPT Perpustakaan 28 Agustus 2014 Peserta 2
7 Seminar Nasional dengan tema:
“ISIS? RAHMATAL LIL
ALAMINNYA MANA? “
19 Desember 2015 Peserta 8
8 Seminar Nasional : Peningkatan
Profesionalisme Guru Sebagai
Dalam Pembelajaran di Era
Globalisasi
23 November 2015 Peserta 8
9 Seminar : Menggugah Jiwa
Nasionalisme Pemuda di Era
Moderenitas
14 November 2015 Peserta 2
10 Seminar Nasional : Budaya Sebagai 31 Mei 2016 Peserta 8
Atitude Pendidikan
11 Seminar Internasional : Petani Untuk
Negeri
24 September 2016 Peserta 8
12 Seminar Nasional : Peran Partai
Politik Pendukung dan Oposisi
dalam mewujjudkan pemerintahan
yang Berdaulat menuju
Kesejahteraan Rakyat
19 Oktober 2016 Peserta 8
13 Seminar Internasional : Menjadi
Mobilepreuneur dalam Era E-
commerce
25 April 2017 Panitia 8
14 Piagam Penghargaan : Peserta
Seminar Internasional “ Menjadi
Mobilepreneur Dalam Era E-
comerce”
25 April 2017 Peserta 4
15 Seminar Nasional : Menakar Untung
Rugi Pemmilu Serentak Tahun 2019
untuk kehidupan Demokrasi
Indonesia di Masa Depan
12 Oktober 2017 Peserta 2
16 Seminar Nasional : Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Menuju
Desa Wisata
17 November 2017 Peserta 8
17 Seminar Nasional : Inovasi
Pembelajaran dan Media
Pembelajara Matematika Berbasis
IT”
11 November 2017 Peserta 8
PAI
top related