peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi …lib.unnes.ac.id/31608/1/5201410080.pdf ·...
Post on 28-Aug-2019
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR MEMELIHARA SISTEM
KELISTRIKAN BODI MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING
SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
Oki Rizky Rodina
5201410080
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Kita harus selalu mencoba kemustahilan untuk mengetahui di mana batas
kemungkinan” (Sultan Muhammad AL-Fatih)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan
2. Adik-adikku tersayang yang selalu
memberikan semangat
3. Teman-teman kos
4. Teman-teman PTM 2010
5. Almamaterku Unnes
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan
mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Peningkatan hasil belajar siswa
pada kompetensi memelihara sistem kelistrikan bodi melalui penerapan model
pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang. Sholawat dan salam disampaikan kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua
mendapatkan safaatNya di yaumil akhir nanti,Amin.
Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan kepada:
1. Dr. Nur Qudus M.T Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,
Ketua Jurusan Rusiyanto, S.Pd., M.T Ketua Kompetensi Keahlian dan
Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Suwahyo, M. Pd pembimbing yang telah memberi masukan yang sangat
berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,
menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
3. Drs. Supraptono, M. Pd dan Dr. Dwi Widjarnarko, S. Pd, S. T, M.T, Dosen
penguji I dan Dosen penguji 2.
4. Semua dosen jurusan Teknik Mesin FT UNNES yang memberi bekal
pengetahua yang berharga.
5. Kepala Sekolah dan guru SMK Ma’Arif NU 1 di kota Semarang yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk memperoleh data penelitian.
6. Kepada kedua orang tua yang mendoakan dan memberi semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
vii
7. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran
kompetensi sistem kelistrikan bodi pada mata pelajaran praktik umumnya di SMK
kota Semarang dan khususnya SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan di Kota Semarang .
Semarang, Agustus 2017
Penulis
viii
Abstrak
Rizky R, Oki. 2017. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar
Memelihara Sistem Kelistrikan Bodi Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Student Facilitator And Explaining”. Skripsi, Pendidikan Teknik Mesin S1,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing Drs. Suwahyo.
Kemajuan teknologi terutama di bidang otomotif sangat mempengaruhi
performa dari masing-masing kendaraan, tapi pada dasarnya setiap kendaraan
menggunakan sistem kelistrikan yang hampir sama. Sistem kelistrikan merupakan
materi pelajaran yang menuntut guru dan siwa untuk bekerjasama dalam proses
pembelajaran agar materi yang tersampaikan terserap dengan baik. Salah satu
model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dalam memberikan umpan
balik kepada guru ialah model pembelajaran SFAE (Student Facilitator And Explaining). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada SMK Ma’Arif NU 1 Semarang setelah diterapkan model pembelajaran
Student Facilitator And Explaining pada kompetensi dasar memelihara sistem
kelistrikan bodi.
Penelitian menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
variabel yaitu model ceramah dan model Student Facilitator And Explaining (SFAE). ). Objek penelitian ini adalah variabel penelitian yang meliputi model
ceramah dan Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE).
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, metode tes,
dan metode dokumentasi. Analisis yang digunakan yaitu instrumen tes kognitif
dan tahap uji coba perangkat tes yang kemudian diukur menggunakan validitas
dan reliabilitas.
Hasil belajar kognitif menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke
siklus II dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan. Hasil analisis ranah afektif
siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Hasil belajar
ranah psikomotorik menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada mata pelajaran produtif di SMK Ma’Arif NU 1
Semarang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik. Saran penelitian ini adalah guru hendaknya
memberi penghargaan kepada siswa agar siswa dapat termotivasi, model
pembelajaran SFAE dapat dijadikan alternatif untuk memvariasikan model
pembelajaran, dan peneliti yang lain dapat meneliti aspek ranah afektif dan
psikomotorik yang lainnya.
Kata Kunci : Metode Belajar, SFAE, Hasil Belajar
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..... ............................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..... ......................................................... v
PRAKATA .................................................................................................. vi
ABSTRAK.... .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.... ................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..... ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN.. ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2.Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
1.3.Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
1.4.Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.5.Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.6.Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
1.7.Penegasan Istilah. ................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8
2.1 Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining ................... 8
2.2.Kajian Teori ......................................................................................... 12
2.3.Sistem Kelistrikan Bodi ....................................................................... 15
2.4.Memelihara Sistem Kelistrikan Bodi Sepeda Motor ........................... 26
2.5.Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 27
2.6.Kerangka Berfikir ................................................................................ 30
2.7.Hipotesis .............................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 32
3.1.Model dan Desain Penelitian ............................................................... 32
3.2.Sumber Informasi dan Objek Penelitian .............................................. 39
x
3.3.Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
3.4.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 40
3.5.Teknik Analisis Data ............................................................................ 43
3.6.Instrumen Penelitian ............................................................................ 44
3.7.Analisis Instrumen Penelitian .............................................................. 46
3.8.Teknik Analisis Data ............................................................................ 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.... ................................................ 56
4.1.Hasil dan Pembahasan.... ..................................................................... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 77
5.1. Simpulan .............................................................................................. 77
5.2. Saran .................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 78
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Indikator dan kisi-kisi soal... ...................................................... 42
Tabel 3.2. Klasifiasi Koefisien Korelasi..... ................................................ 46
Tabel 3.3. Kriteria Tarif Kesukaran Soal... ................................................. 47
Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda.... .......................................................... 48
Tabel 3.5 Kriteria faktor g (gain) ................................................................ 49
Tabel 4.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif ...................................................... 59
Tabel 4.2 Hasil Belajar Ranah Afektif ........................................................ 63
Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik .............................................. 66
Tabel 4.4. Daftar Nilai Pre Test .................................................................. 70
Tabel 4.5. Kriteria Hasil Belajar Siswa Nilai Pre Test .............................. 71
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test .......................................... 72
Tabel 4.7. Daftar Nilai Post test Belajar .................................................... 73
Tabel 4.8. Kriteria Hasil Belajar Nilai Post Test ........................................ 75
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Nilai Post Test .......................................... 76
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Baterai ................................................................................................ 15
Gambar 2.2. Alternator ........................................................................................... 16
Gambar 2.3. Rectifier/regulator .............................................................................. 16
Gambar 2.4. Kunci Kontak ..................................................................................... 17
Gambar 2.5. Rangkaian Sistem Lampu Kepala ...................................................... 18
Gambar 2.6. Tampilan Instrument Tanda Pada Sepeda Motor ............................... 19
Gambar 2.7. Rangkaian Lampu belakang ............................................................... 21
Gambar 2.8. Posisi Bola Lampu Rem dan Belakang .............................................. 21
Gambar 2.9. Rangkaian Sistem Lampu Belok ........................................................ 22
Gambar 2.10. Model Piringan (kiri) dan Spiral (kanan) ......................................... 23
Gambar 2.11. Rangkaian Klakson (Horn) .............................................................. 23
Gambar 2.12. Penempatan Sistem Penerangan Dan Sinyal Pada Sepeda Motor.... 24
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 31
Gambar 4.1 Diagram batang hasil belajar kognitif siswa ....................................... 60
Gambar 4.2 Diagram batang hasil belajar afektif siswa ......................................... 64
Gambar 4.3 Diagram batang hasil belajar psikomotorik siswa............................... 67
Gambar 4.4 Diagram Nilai Pre Test Hasil Belajar siswa....................................... 70
Gambar 4.4. Diagram Nilai Frekuesi Pre test Hasil Belajar Siswa ....................... 73
Gambar 4.5 Diagram Nilai Post Test Hasil Belajar siswa ..................................... 74
Gambar 4.6. Diagram Frekuensi Nilai Post test Hasil Belajar ............................. 76
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar nama siswa kelas uji coba.......................................................70
Lampiran 2 Daftar nama siswa kelas eksperimen.................................................71
Lampiran 3 Daftar nilai SMK Ma’Arif NU 1 Semarang ......................................72
Lampiran 4 Daftar pembagian kelompok..............................................................73
Lampiran 5 Kisi-kisi soal uji coba instrumen penelitian.......................................74
Lampiran 6 Soal uji coba instrumen penelitian......................................................75
Lampiran 7 Kunci jawaban soal uji coba instrumen penelitian siklus I................83
Lampiran 8 Lembar jawaban soal uji coba instrumen penelitian siklus I.............84
Lampiran 9 Analisis validitas.................................................................................85
Lampiran 10 Analisis reabilitas.............................................................................86
Lampiran 11Analisis daya pembeda soal..............................................................87
Lampiran 12 Analisis tingkat kesukaran...............................................................88
Lampiran 13 Silabus........... .................................................................................. 89
Lampiran 14 RPP............. ..................................................................................... 94
Lampiran 15 Kisi-Kisi Soal Pre-Test (Siklus I)....................................................98
Lampiran 16 Tes evaluasi siklus I ......................................................................... 99
Lampiran 17 Kunci jawaban................................................................................107
Lampiran 14 Lembar jawaban.............................................................................108
Lampiran 19 Silabus............................................................................................110
Lampiran 20 RPP.................................................................................................113
Lampiran 21 Kisi-kisi soal post-test siklus II......................................................117
Lampiran 22 Test evaluasi siklus II.....................................................................118
Lampiran 23 Kunci jawaban ........................... ....................................................125
Lampiran 24 Lembar jawaban................................ ............................................126
Lampiran 25 Silabus.................. .........................................................................127
Lampiran 26 RPP..................................... ...........................................................131
Lampiran 27 Soal evaluasi siklus II ..................................... ..............................135
Lampiran 28 Analisis nilai kognitif siklus II ............................. ........................136
Lampiran 29 Uji gain nilai kognitif ............................ .......................................137
xiv
Lampiran 30 Pedoman penilaian aspek afektif .......................... ........................138
Lampiran 31 Lembar observasi penilaian ranah afektif........................ ..............139
Lampiran 32 Analisis nilai afektif siklus I.......................... ................................140
Lampiran 33 Analisis nilai afektif siklus II.........................................................141
Lampiran 34 Lembar observasi penilaian ranah afektif. .....................................142
Lampiran 35 Pedoman penilaian aspek psikomotorik siswa..........................143 Lampiran 36 Lembar observasi penilaian ranah psikomotorik...........................144
Lampiran 37 Analisis nilai psikomotorik siklus I............................. ..................145
Lampiran 38 Analisis nilai psikomotorik siklus II....................... .......................146
Lampiran 39 Uji gain nilai psikomotorik........... .................................................147
Lampiran 40 Dokumentasi Penelitian ......................................... .......................148
Lampiran 41 Surat Penetapan Dosen Pembimbing..... ........................................150
Lampiran 42 Surat Ijin Penelitian.... ...................................................................151
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan manusia dalam ilmu pengetahuan sudah semakin maju
terbukti dengan ditemukannya teknologi-teknologi penunjang kehidupan manusia
salah satunya teknologi mesin yang bertujuan mempermudah kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi mesin selain di bidang pemanfaatan kayu dan
pemanfaatan hasil bumi berupa batubara dan minyak, teknologi dibidang otomotif
juga telah banyak mengalami kemajuan. Kemajuan pada bidang otomotif dapat
dilihat dari pembuatan kendaraan bermotor baik mobil maupun motor berbagai
merk dengan keunggulan performa masing-masing, walaupun demikian
kendaraan bermotor seperti mobil dan motor menggunakan sistem dan fungsi
yang hampir sama salah satunya yaitu sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan
kendaraan bermotor dibagi menjadi beberapa bagian, seperti : sistem pengisian,
sistem pengapian, sistem stater dan sistem kelistrikan bodi.
Sistem kelistrikan merupakan salah satu materi yang diberikan pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Materi kelistrikan merupakan materi yang
menuntut pemahaman yang baik dari peserta didik agar ketika melakukan
kegiatan praktek tidak terjadi kesalahan. Peserta didik akan mudah untuk
memahami pelajaran jika proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Proses
pembelajaran dapat berjalan baik ketika seorang guru memberikan suatu
pelajaran, dengan model dan metode yang tepat sehingga hasil pembelajaran
2
berupa nilai dapat dimaksimalkan. Komunikasi yang baik antara guru dan siswa
sangat membantu dalam proses pembelajaran yang dapat berdampak positif pada
jumlah kelulusan. Komunikasi yang baik dapat tercipta jika seorang guru dapat
membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Guru
yang dapat menarik perhatian siswanya dengan metode pembelajarannya biasanya
mudah disenangi siswa-siswanya, sehingga ketika guru tersebut menyampaikan
materi para siswa akan dengan senang hati memperhatikan.
Beberapa metode pembelajaran telah banyak diterapkan di lingkungan
sekolah salah satunya metode ceramah. Metode ceramah sering menjadi favorit
karena lebih simpel dan tidak membutuhkan persiapan yang banyak, tapi metode
ceramah dinilai kurang efektif dalam pembelajaran praktik. Proses pembelajaran
praktik tidak dapat diajarkan hanya dengan menyampaikan materi secara teori,
siswa akan lebih mudah menangkap materi yang disampaikan apabila guru
memberikan contoh praktik langsung. Metode ceramah penerapannya lebih cocok
dalam kelas daripada diterapkan dalam pelajaran praktik.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’Arif NU 1 Semarang bertempat di
Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang merupakan salah satu sekolah kejuruan
yang ada di kota Semarang. SMK Ma’Arif NU 1 Semarang dalam proses belajar
mengajar menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung siswa untuk
mendapatkan ilmu sesuai dengan bidang yang diambilnya. Pemahaman siswa
dalam materi sistem kelistrikan bodi terutama sistem penerangan, dalam hal ini
untuk materi kompetensi sistem penerangan meliputi : memelihara
rangkaian/sistem kelistrikan, pengaman, dan kelengkapan tambahan. Pemahaman
3
kompetensi ini dapat tercapai jika siswa melakukan praktik sehingga siswa dapat
mengerti alur dari arus listrik dari baterai hingga masuk ke beban/lampu.
Sukarnya pemahaman materi dapat berpengaruh dalam hasil belajar siswa
pada pemahaman materi selanjutnya yang lebih rumit daripada materi
sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI
jurusan teknik kendaraan ringan semester genap tahun 2016/2017 pada mata
pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan dengan jumlah siswa 22
anak, yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekitar 69% dari
jumlah siswa yang ada, karena masih ada 31% dari jumlah siswa yang belum
memenuhi KKM maka perlu dipikirkan solusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa salah satunya dengan merencanakan model pembelajaran yang lebih baik
dan menarik sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan mudah memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
Model pembelajaran merupakan suatu teknik/cara seorang guru
menyampaikan suatu materi dalam proses pembelajaran. Dengan pemilihan model
pembelajaran yang tepat diharapkan materi pelajaran dapat tersampaikan dengan
baik. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Student Facilitator And
Explaining (SFAE). Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran
dimana peserta didik belajar mempresentasikan ide gagasan pada rekan sesama
peserta didik. Siswa belajar berinteraksi mengeluarkan pendapat tentang suatu
masalah yang ditentukan, sehingga diharapkan dengan model pembelajaran ini
4
terjadi timbal balik diantara siswa sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup.
Model pembelajaran ini juga menargetkan siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran menjadi aktif karena siswa menjelaskan kembali materi yang
disampaikan oleh guru kepada teman-temannya. Student Facilitator And
Explaining juga menargetkan siswa yang kurang cakap dalam menyampaikan
ide/gagasan untuk aktif berbicara sehingga melatih siswa menjadi guru, karena
siswa diberi kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah
didengarnya.
1.2. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang diatas sebagai
berikut:
a. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Siswa kurang cakap dalam menyampaikan ide/gagasan dari materi yang
diberikan.
c. Siswa kurang mampu menangkap materi yang disampaikan.
1.3. Pembatasan Masalah
Agar permasalah dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak menyimpang
dari tujuan yang telah ditetapkan maka peneliti perlu membatasi beberapa masalah
yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu :
1. Penerapan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining
sebagai perlakuan tambahan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam memelihara sistem kelistrikan bodi.
5
2. Pembelajaran yang diteliti adalah sepeda motor dan motor kecil yang di
dalamnya mempelajari motor dengan satu silinder.
3. Materi sistem kelistrikan dalam penelitian ini adalah materi sistem
penerangan sepeda motor yang di dalamnya mengacu beberapa indikator yaitu
pengetahuan tentang memelihara rangkaian/sistem kelistrikan, pengaman, dan
kelengkapan tambahan.
1.4. Rumusan Masalah
Siswa pada waktu penerimaan materi masih kurang memahami, mengalami
kesulitan yang berhubungan dengan materi dan takut menyampaikan kepada guru.
Masalah yang terjadi saat penerapan model pembelajaran yang kurang tepat
dengan karakteristik siswa adalah siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa urang cakap dalam menyampaikan materi yang disampaikan guru
dan siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan.
Apakah ada peningkatan hasil belajar setelah diterapkan model pebelajaran
Student Facilitator And Explaining pada kompetensi memelihara sistem
kelistrikan bodi?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pembelajaran
yang dilakukan meningkatan hasil belajar siswa pada SMK Ma’Arif NU 1
Semarang setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining pada kompetensi dasar memelihara sistem kelistrikan bodi.
6
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi siswa, dapat mempermudah dalam memahami materi memelihara
kerusakan ringan sistem kelistrikan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan dan bermakna.
2. Bagi guru, menambah variasi dalam metode pembelajaran sehingga
diharapkan dengan menggunakan model student fasilisator and explaining dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah.
3. Bagi sekolah, diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah
untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar.
1.7. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak
terjadi salah penafsiran mengenai permasalahan yang ada berkaitan dengan judul
skripsi ini. Beberapa istilah dalam judul skripsi ini sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan diartikan sebagai proses, cara, pembuatan meningkat (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Peningkatan yang dimaksudkan adalah peningkatan
prestasi belajar siswa dalam kompetensi memelihara kerusakan ringan pada sistem
kelistrikan antara menggunakan model pembelajaran student facilisator and
explaining dengan bahan ajar modul.
7
2. Kompetensi dasar memelihara sistem kelistrikan bodi
Kompetensi dasar memelihara sistem kelistrikan bodi adalah suatu
kemampuan siswa dalam memelihara dan mencari letak kerusakan yang terjadi
pada rangkaian sistem penerangan sepeda motor
3. Student facilisator and explaining (SFAE)
Suatu model pembelajaran yang diterapkan dimana siswa/peserta didik
belajar mempresentasikan ide/pendapatnya pada rekan peserta didik lainnya.
Model ini menekankan agar siswa berlatih berbicara menyampaikan ide/gagasan
atau pendapatnya sendiri.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
2.1.1. Pengertian pembelajaran kooperatif student facilisator and explaining
Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining merupakan salah
satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa
belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa
yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu
sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif
dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar (Trianto dalam Andari,
2013:10).
Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining merupakan
rangkai penyajian materi ajar yang diawali dengan menjelaskan secara terbuka,
memberi kesempatan siswa menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan
diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa (Huda 2014: 228).
Pembelajaran kooperatif student facilisator and explaining merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik.
9
2.1.2. Langkah-langkah model pembelajaran Student Facilitator and
Explaining
Huda (2014: 228) menerangkan langkah-langkah yang digunakan dalam
pross pembelajaran menggunakan model Student Fasilitator and Explaining
adalah sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan
mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema
kerja.
b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi
pembelajaran.
Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa
memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru membagi siswa menjadi
berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada
siswa bagaimana membuat bagan/peta konsep. Kemudian guru bisa meminta
siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan,
berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru
juga bisa meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya
diri.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya, misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan
secara bergiliran atau acak.
10
Tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep, meminta seorang
sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui,
kemudian siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan berhak berkata “lewat”
jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar
pada tahap berikutnya.
d. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan
kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang
tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh,
miskonsepsi, bagian yang hilang, hal ini bisa ditangani langsung sehingga siswa
tidak membentuk kesan yang salah, atau mereka dapat membuat dasar dari
rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pelajaran berikutnya.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
Guru menjelaskan keseluruhan materi agar siswa lebih memahami materi
yang sudah dibahas pada saat itu.
f. Penutup.
2.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining
Setiap model yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan dan
kekurangan, begitu juga dengan model Student Facilitator And Explaining
11
memiliki kedua hal tersebut. Kelebihan dan kekurangan dari model ini yaitu
(Huda 2014: 229)
a. Kelebihan
1) Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret.
2) Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan
demonstrasi.
3) Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk
mengulangi penjelasan guru yang telah didengar.
4) Mengacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan
materi ajar.
5) Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan.
b. Kekurangan
1) Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang
diperintahkan oleh guru.
2) Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya
(menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu
pembelajaran).
3) Adanya pendapat yang tidak sama sehingga hanya sebagian saja yang
terampil.
4) Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan
materi secara ringkas.
12
2.2. Kajian Teori
2.2.1. Belajar
Belajar menurut Sudjana sebagaimana dikutip oleh Sumadi (2013:8)
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Menurut Gagne dalam Rifa’i (2010:84) belajar merupakan sebuah sistem
yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengkait sehingga
menghasilkan perubahan perilaku.
Belajar adalah suatu proses atau suatu kegiatan membangun makna/
pemahaman terhadap sesuatu dipengaruhi lingkungan. Belajar tidak hanya
mengingat, tetapi lebih luas lagi ketika seorang individu dapat memahami dan
mengalami.
2.2.2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku tersebut tergantung dari apa yang
dipelajari oleh peserta didik. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta
didikan. Tujuan peserta didikan merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku
yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah
terjadi (Garlach dan Elly dalam Rifa’i 2010: 85).
13
Arikunto dalam Sumadi (2013:11) mengemukakan, secara garis besar
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua jenis yang
bersumber dari diri manusia yang belajar, yang disebut faktor internal, dan faktor
yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor
eksternal.
a. Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri manusia dibagi menjadi
dua, yaitu : faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis diantaranya usia,
kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana
hati, motivasi, minat dan lingkungan fisik.
b. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri manusia dibagi menjadi
dua, yaitu : faktor manusia dan faktor non manusia seperti benda, hewan,
tumbuhan dan lingkungan fisik.
Menurut Benyamin S. Bloom sebagaimana dikutip oleh Rifa’i (2010:86),
menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Yaitu:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.
2. Ranah Afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap, minat,
dan nilai.Kategori ranah afektif meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian,
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
14
3. Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik
seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Kategori ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreatifitas.
Pada penelitian ini yang digunakan yaitu hasil belajar ranah psikomotoris.
Hal ini dapat dicerminkan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak
siswa dalam kompetensi dasar memelihara sistem kelistrikan bodi. Keberhasilan
proses pembelajaran dilihat dari hasil belajar yang diperoleh. Salah satu upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah penggunaan model student
facilisator and explaining.
2.3. Sistem Kelistrikan Bodi
Sistem kelistrikan bodi merupakan salah satu sistem yang penting dan
harus ada didalam setiap kendaraan bermotor baik mobil maupun motor. Menurut
Tjanarko (1999: 4), sistem kelistrikan bodi atau penerangan yang dimaksudkan
adalah sistem yang dapat/harus dioperasikan pada malam hari agar dapat
digunakan untuk membantu memudahkan pengemudi mengoperasikan atau
menjalankan kendaraan bermotor dengan sempurna. Sistem penerangan berfungsi
memudahkan pengendara lain atau orang lain yang berada di luar kendaraan
mengetahui dengan cepat dan jelas bahwa yang terlihat adalah unit kendaraan
tertentu (mobil atau sepeda motor). Sistem penerangan meliputi lampu utama
(head light) merupakan komponen yang penting yang memberikan cahaya saat
15
gelap, lampu tanda belok (turn signal lights) yang memberikan tanda ke kiri dan
ke kanan, lampu rem (brake light) digunakan saat rem dipakai, dan lampu
belakang menyala ketika sepeda motor dinyalakan lampu utamanya.
Fungsi sistem penerangan dan sinyal menurut Wahyudi (2013:1) adalah
sebagai penerangan jalan dan pemberi sinyal (tanda) kepada pengemudi dan orang
lain untuk ketertiban dan keselamatan bersama. Mekanisme kelistrikan dipakai
untuk menghasilkan daya pembakaran untuk proses kerja mesin dan sinyal untuk
menunjang keamanan berkendaraan. Jadi semua komponen yang berhubungan
langsung dengan energi listrik dikelompokkan menjadi bagian kelistrikan.
Bagian-bagian kelistrikan tersebut dibagi menjadi :
a. Sistem pengapian
b. Sistem pengisian
c. Sistem penerangan
Menurut Wahyudi (2013: 1) yang termasuk dalam komponen sistem
penerangan dan tanda belok antara lain :
1. Sistem Penerangan
a. Lampu Kepala
Lampu Kepala terletak di depan kendaraan yang berfungsi sebagai
penerangan jalan sekaligus agar terlihat posisi kita oleh orang lain terutama pada
malam hari. Sistem lampu kepala terdiri dari lampu kepala dekat dan lampu
kepala jauh, dimana fungsinya lampu kepala dekat sebagai penerangan jalan
terutama pada malam hari sedangkan lampu kepala jauh digunakan selain sebagai
penerangan juga sebagai tanda pengganti klakson.
16
Komponen-komponen sistem lampu kepala meliputi :
- Baterai, sebagai sumber arus (DC) yang umumnya mempunyai tegangan
12 Volt. Fungsi baterai pada kendaraan sebagai sumber arus dan untuk mensuplai
sistem kelistrikan pada saat mesin hidup, diantaranya sistem starter, sistem
pengapian, sistem penerangan dan komponen kelistrikan lainnya.
Gambar 2.1. Baterai
- Alternator atau generator AC, sebagai suatu alat pembangkit tenaga listrik
arus AC.
Gambar 2.2. Alternator
- Rectifier atau generator DC adalah suatu pembangkit tenaga listrik arus
DC. Arus yang dihasilkan generator AC harus diubah menjadi arus DC, hal ini
dilakukan dengan mengalirkan arus listrik melalui rectifier.
17
Gambar 2.3. Rectifier/regulator
- Kunci kontak, berfungsi menghubungkan sumber tegangan baterai dengan
rangkaian.
Gambar 2.4. Kunci Kontak
- Saklar lampu kepala, berfungsi menghubungkan arus utama untuk
mengaktifkan rangkaian lampu kepala.
- Relay berfungsi digunakan untuk membuka dan menutup sirkuit
kelistrikan berdasarkan penerimaan signal hubungan.
- Saklar Dim, berfungsi sebagai saklar pemindah lampu dekat dan jauh.
- Lampu indikator jauh, sebagai tanda lampu jauh sedang menyala.
18
- Bola lampu kepala adalah komponen yang mengubah energi listrik
menjadi energi panas yang menghasilkan cahaya yang digunakan pengendara
sebagai penerangan di kendaraan agar pengendara lain dapat mengetahui posisi
pengendara.
Gambar 2.5. Rangkaian Sistem Lampu Kepala
Cara kerja sistem lampu kepala :
Kunci Kontak (ON) dihubungkan maka arus mengalir dari baterai menuju
saklar lampu kepala, saat lampu kepala digerakkan sekali (posisi 1) tuas saklar
lampu kepala terhubung dengan lampu kota sehingga lampu kota bagian depan,
bagian belakang dan lampu panel nyala bersamaan karena terhubung paralel. Saat
saklar lampu kepala digerakkan dua kali maka disamping lampu kota tetap
menyala, tuas saklar lampu kepala (posisi 2) arus akan mengalir menuju saklar
dim kemudian saklar dim akan mengalirkan arus untuk lampu dekat atau lampu
jauh sekaligus lampu control jauh yang terhubung paralel dengan lampu jauh.
19
b. Lampu Kota
Lampu Kota disebut juga lampu posisi dinyalakan ketika mulai senja atau
keadaan jalan mulai gelap, dengan kata lain lampu kota ini juga berfungsi agar
pengendaraan lain mengetahui keberadaan pengendara, pada umumnya lampu
kota terdiri dari lampu kota bagian depan dan bagian belakang dimana sebagian
besar sepeda motor lampu kota bagian belakang sekaligus difungsikan sebagai
lampu plat nomer kendaraan. Daya lampu kota lebih kecil dibanding lampu kepala
yaitu antara 7 –10 watt.
c. Lampu Panel
Lampu panel berfungsi sebagai penerangan pada panel yang ada pada
sistem instrumentasi pengemudi antara lain penerangan speedometer, penerangan
meter bahan bakar, temperature mesin. Daya lampu panel umumnya sama dengan
lampu kota.
Gambar 2.6. Tampilan Instrument Tanda Pada Sepeda Motor
2. Sistem Lampu Sinyal
Sistem sinyal atau tanda adalah sistem kelistrikan yang ada pada sebuah
sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang
20
lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi.yang termasuk sistem
kelistrikan sinyal.
Sistem sinyal atau tanda adalah sistem kelistrikan yang ada pada sebuah
sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang
lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi, yang termasuk sistem
kelistrikan sinyal antara lain;
1) Lampu Belakang dan Rem
Lampu belakang berfungsi memberi isyarat jarak kendaraan yang ada
dibelakang bahwa ada kendaraan bermotor di depannya ketika malam hari, lampu
belakang pada kendaraan bermotor biasanya menyala bersama dengan lampu kota
atau bisa disebut lampu senja karena biasanya lampu tersebut dinyalakan sebelum
hari menjadi gelap atau pada saat senja. Lampu bagian depan dinamakan lampu
jarak (clereance light) dan pada bagian belakang disebut lampu belakang (tail
light).
Lampu rem pada kendaraan bermotor berfungsi memberikan isyarat
kepada kendaraan lain agar tidak terjadi benturan ketika kendaraan berhenti atau
mengerem. Lampu rem di kendaraan bermotor biasanya digabung dengan lampu
belakang,yaitu satu lampu terdapat dua filamen (lampu belakang dan lampu rem).
Lampu belakang menyala ditandakan dengan nyala lampu lebih redup sedangkan
lampu rem nyala lampunya biasanya lebih terang.
21
Gambar 2.7. Rangkaian Lampu belakang
Gambar 2.8. Posisi Bola Lampu Rem dan Belakang
Cara kerja lampu rem : pada saat sepeda motor melakukan pengereman saklar
ON, maka aliran listrik dari baterai - sekring - saklar lampu stop - massa. Aliran
arus listrik tersebut menjadikan lampu rem menyala.
2) Lampu sein/tanda belok
22
Lampu tanda belok atau lampu sein yang dipasang dibagian depan dan
belakang kendaraan bermotor yang biasanya menyala dengan warna kuning.
Berfungsi untuk memberi isyarat pada kendaraan lain yang ada di depan, belakang
dan sisi kendaraan bahwa pengendara bermaksud umtuk membelok kendaraan
atau pindah jalur. Lampu sein mengedip secara tetap antara 60-120 setiap
menitnya, lampu sein berkedip karena dilengkapi dengan flasher. Flasher sendiri
adalah suatu alat yang menyebaban lampu belok dapat berkedip secara interval.
Gambar 2.9. Rangkaian Sistem Lampu Belok
Cara kerja lampu sein : pada saat Kunci kontak ON, arus baterai mengalir ke
sekering menuju kunci kontak lalu menuju terminal B/X pada flaser keluar Flaser
lewat terminal L sakelar lampu tanda belok massa lampu tanda belok menyala
berkedip.
3) Sistem Klakson.
Klakson adalah normal jika berbunyi sewaktu sebuah baterai 12 Volt
dihubungkan pada terminal klakson. Klakson sendiri berfungsi memberi isyarat
atau tanda dengan bunyi. Bunyi yang dihasilkan klakson timbul karena adanya
23
getaran, agar klakson dapat berbunyi dengan baik maka klakson harus mempunyai
frekuensi getaran antara 1800-3550 Hz. Fungsi dari klakson adalah untuk
memberi tanda pada pengendara lain/ pejalan kaki tentang keberadaan kendaraan
kita. Klakson terdiri dari dua jenis, yaitu : model piringan dan model spiral
Gambar 2.10. Model Piringan (kiri) dan Spiral (kanan)
Gambar 2.11. Rangkaian Klakson (Horn)
Cara kerja klakson : saklar klakson ditekan, arus baterai - kunci kontak - sekering
- saklar klakson - relay klakson - klakson - massa.
Contoh penempatan sistem penerangan (lighting system), baik yang berfungsi
sebagai penerangan maupun pemberi isyarat adalah seperti pada gambar di bawah
ini:
24
Gambar 2.12. Penempatan Sistem Penerangan Dan Sinyal Pada Sepeda Motor
2.4. Memelihara sistem kelistrikan bodi sepeda motor
Kompetensi dasar memelihara sistem kelistrikan bodi adalah salah suatu
kompetensi kejuruan yang harus ditempuh siswa SMK jurusan teknik kendaraan
ringan. Diharapkan nantinya peserta didik mampu menguasai materi ini sehingga
mampu diterapkan dalam dunia kerja. Materi dalam kompetensi ini mencakup
berbagai rangkaian sistem kelistrikan kendaraan bermotor, diantaranya : sistem
lampu kepala, lampu tanda belok, lampu rem, lampu mundur dan klakson.
25
2.5. Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, agar
dapat diketahui persamaan dan perbedaan dengan peneltian sebelumnya. Adapun
penelitian terdahulu tentang model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining sebagai berikut:
Andari (2013) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran fisika, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Nurul Islam Kelas VIII C tahun
ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 29 siswa. Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah soal evaluasi untuk ranah kognitif yang dilaksanakan setiap
akhir siklus dan lembar observasi untuk ranah afektif dan psikomotorik. Hasil
penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar
69,66 dengan ketuntasan klasikal 72,41 %. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa
pada siklus II sebesar 79,08 dengan ketuntasan klasikal 89,66 %. Adapun rata-rata
hasil belajar afektif siswa pada siklus I sebesar 65 dengan ketuntasan klasikal
86,21 %. Rata-rata hasil belajar afektif siswa pada siklus II sebesar 83,10 dengan
ketuntasan klasikal 100 %. Sedangkan rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa
pada siklus I sebesar 58,33 dengan ketuntasan klasikal 68,97 %. Rata-rata hasil
belajar psikomotorik siswa pada siklus II sebesar 75,77 dengan ketuntasan
klasikal 93,10 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) dapat
meningkatkan hasil belajar. Saran yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu guru
26
hendaknya memberi motivasi atau penghargaan berupa nilai terhadap tugas siswa,
sehingga siswa termotivasi untuk belajar karena merasa dihargai. Model
pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) dapat dijadikan
alternatif untuk memvariasikan model pembelajaran. Untuk peneliti lain, yaitu
hendaknya dapat meneliti aspek hasil belajar afektif dan psikomotorik yang
lainnya.
Sari (2012) Penelitian ini diawali dengan kegiatan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
dilakukan dengan cara reduksi, penyajian kemudian dilanjutkan dengan
mengambil kesimpulan lalu verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Pulokulon tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
pembelajaran sebelum tindakan sebesar 45% dan setelah dilakukan tindakan pada
siklus I yaitu putaran I sebesar 51% dan putaran II sebesar 72% dan diakhir
tindakan pada siklus II putaran I sebesar 86% dan putaran II sebesar 90%.
Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri1 Pulokulon tahun pelajaran 2011/2012.
Kristyaswati (2014) Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP
N 2 Depok sebanyak 32 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
27
keaktifan siswa di kelas VII B SMP N 2 Depok dengan menerapkan metode
Student Facilitator And Explaining karena keaktifan siswa di kelas tersebut masih
rendah.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Student
Facilitator And Explaining dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas VII B SMP N 2 Depok. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan rata-rata persentase indikator keaktifan siswa setiap
siklusnya. Pada siklus I rata-rata persentase indikator keaktifan siswa berdasarkan
triangulasi metode, hasil observasi, angket dan wawancara keaktifan siswa adalah
70%. Pada siklus II persentase indikator keaktifan siswa berdasarkan triangulasi
metode, hasil observasi, angket dan wawancara keaktifan siswa persentasenya
menjadi 77%. Hal ini berarti bahwa rata-rata persentase indikator keaktifan siswa
kelas VII B SMP N 2 Depok telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang
ditetapkan yaitu 75%.
Mawarsih, dkk (2015: 22) Model pembelajaran SFAE (student facilitator
and expalining) menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan
penyajian materi yang dilakukan dengan menghubungkan kegiatan sehari-hari dan
lingkungan siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Dalam
pembelajaran SFE (Student Facilitator and Explaining) ini memanfaatkan
pengetahuan dasar yang dimiliki siswa dan fenomena yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas.
Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana
yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
28
mengikuti pelajaran yang diajarkan. Namun sampai saat ini masih banyak guru
yang menggunakan metode konvensional. Proses pembelajaran masih berpusat
pada guru, sehingga di sini siswa hanya berfungsi sebagai obyek atau penerima
perlakuan saja. Oleh karena itu perlu digunakan sebuah metode yang dapat
menempatkan siswa sebagai subyek (pelaku) pembelajaran dan guru hanya
bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. Solusinya adalah
dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
2.6. Kerangka Berfikir
Metode pembelajaran yang biasa diberikan kepada peserta didik bertujuan
agar peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan oleh pendidik
dengan mudah. Agar peserta didik mampu memahami semua materi yang
disampaikan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik maka metode
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik harus dapat diterima dan
dapat membuat tertarik siswanya sehingga penyampaian dari guru bisa terserap
dengan maksimal. Dengan penerapan model pembelajaran yang membuat siswa
turut aktif dalam kegiatan dalam kelas dapat menjadi solusi.
Model pembelajaran Student Facilisator and Explaining atau biasa dikenal
SFAE, yang membuat siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas,
penerapan model ini dengan mengelompokkan sejumah siswa dan membentuknya
menjadi beberapa kelompok. Dalam kelompok tersebut siswa diberikan
kesempatan untuk belajar menyampaikan materi kepada temannya dalam satu
kelompok setelah guru mendemonstrasikan dan menyampaikan materi. Guru
29
kemudian menyimpulkan materi yang disajikan dan menyampaikan kembali
materi yang disajikan pada saat itu.
2.7. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis yang akan diuji
kebenarannya pada penelitian ini adalah: Ada peningkatan hasil belajar pada
kompetensi dasar memelihara kerusakan ringan pada sistem kelistrikan bodi
dengan menggunakan metode student facilisator and explaining.
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada mata pelajaran
produtif di SMK Ma’Arif NU 1 Semarang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, baik ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Peningkatan ini
dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar secara klasikal
dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan klasikal ranah kognitif pada siklus I sebesar
71,41 % dan meningkat pada siklus II sebesar 90,5%. Ketuntasan klasikal ranah
Afektif pada siklus I sebesar 71,4% meningkat sebesar 100% pada siklus II.
Sedangkan ketuntasan klasikal ranah psikomotorik pada siklus I sebesar 85,7%
dan pada siklus II meningkat sebesar 100%.
5.2 Saran
a. Guru hendaknya memberi motivasi atau penghargaan berupa nilai terhadap
tugas kepada siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar karena merasa
dihargai.
b. Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) dapat
dijadikan alternatif untuk memvariasikan model pembelajaran.
c. Untuk peneliti lain, yaitu hendaknya dapat meneliti aspek hasil belajar afektif
dan psikomotorik yang lainnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Andari, D. W. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII
SMP Nurul Islam. Skripsi. Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Semarang.
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Indriyanti S. A, Suryandari K. C, Susiani T. S. 2015. Implementasi Student Facilitator And Explaining (SFAE) dengan Media Presentasi Untuk
Meningkatkan Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1
Ngadirojo Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal PGSD FKIP UNS. Hal 1-6.
Kristyaswati, R. 2014. Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembeajaran IPS Materi
Kondisi Geografis dan Penduduk Kelas VII B Di SMP N 2 Depok Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Laksmini N.N.E., Sedanayasa G., Sudana N. D., 2014. Pengaruh Model Student Facilitator And Explaining Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
Semester 1. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Hal 1-
10.
Mawarsih, Syamsu, Kamaluddin. H. 2015. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Student Facilitator And Explaining untuk Meningatkan
Peahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Palu. Jurnal
Pendidikan Fisika Tadulako Vol.4 No. 3, hal 22-25.
Muyasa, E. (2004). Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA
Rifa’i, A. dan Tri Anni, C. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : Unnes Press.
Sari, N. I. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 1 Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
69
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sumadi. 2013. Pengembangan Media Sistem Penerangan Sepeda Motor Berbasis
LED Untuk Pembelajaran Kompetensi Mendiagnosa Rangkaian. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang (UNNES). Semarang.
Susanti T, Siswantoro, Sudirman A. 2015. Penrapan Model Student Facilitator And Explaining untuk Meningkatkan Aktifitas dan hasil Belajar Siswa.
Jurnal. Hal 1-10.
Tjatur W. S. 1999. Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Penerangan dan Sistem
Tanda. PPPGT VEDC. Malang.
Wahyudi A. 2013.Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor. PPPPTK BOE
Malang.
top related