peran pustakawan dalam pelestarian bahan...
Post on 06-Mar-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERAN PUSTAKAWAN DALAM PELESTARIAN BAHAN
PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI
EKONOMI PRASETIYA MULYA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Perpustakaan (S.IP)
oleh :
Mila Putrita Islami
NIM 108025000032
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437 H/2015
iv
ABSTRAK
Mila Putrita Islami (NIM: 108025000032) Peran Pustakawan Dalam Pelestarian
Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS. Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pustakawan faktor-faktor
apa saja yang menunjang dan apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam
pelestarian bahan pustaka di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya
Mulya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan metode yang
digunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
penulis adalah melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah Jumlah koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi lebih
dari 35.000 koleksi buku. Peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka
adalah melakukan tindakan upaya pencegahan (preventif) seperti penyampulan
buku, baik buku baru maupun buku yang sampulnya sudah rusak, membersihkan
buku secara berkala. Selanjutnya, faktor penunjang di Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya untuk keberlangsungan proses kegiatan
pelestarian diantaranya ruang perpustakaan yang luas, AC, meja dan bangku
yang nyaman untuk membaca buku, dan pemustaka memiliki kesadaran tinggi
untuk menjaga koleksi bahan pustaka. Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan
Prasetiya Mulya yaitu kurangnya SDM dan tidak ada bagian khusus untuk
menjalankan pelestarian bahan pustaka, apabila ada buku yang rusak pelestarian
bahan pustaka tidak menjadi optimal.
Kata Kunci : Peran Pustakawan, Pelestarian, Perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Prasetiya Mulya
viii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan lahir batin kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Peran Pustakawan Dalam Pelestarian
Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya”
Dalam proses penyusunan skripsi ini, Saya mendapatkan bantuan, petunjuk,
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan kali
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, diantaranya yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
pembimbing akademik. Terimakasih atas perhatian yang telah bapak berikan.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan. Terimakasih atas perhatian yang telah bapak berikan.
4. Ibu Nuryudi, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membantu penulis dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis selama proses penulisan skripsi ini.
5. Ibu Onny Mugihastuti, selaku kepala Perpustakaan di Sekolah Tinggi
Ekonomi Prasetiya Mulya Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian dan wawancara yang berhubungan dengan
skripsi penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Khususnya Dosen Jurusan Ilmu
Perpustakaan yang telah memberikan ilmunya kepada mahasiswa mahasiswa
Jurusan Ilmu Perpustakaan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat.
7. Kedua Orangtuaku Ayahanda Muhammad Bachtiar Habib dan ibunda
tercinta Sri Suprihati, serta Kakakku Mutmainnah Irvani, dan Adikku
Mayang Sri Raehani, terima kasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang,
perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang besar serta bantuan
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
8. Terimakasih kepada keluarga Umi dan Abah atas doa, support dan
kepercayaannya kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku tersayang Andari Putri, Barika Dwi Adriaty, Yayu
Karmila, Meily Eka Prathiwie, Putri Ratnasari, Dewi Ristasari terimakasih
untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan
motivasi yang besarsehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kalian
yang terbaik, Sukses terus ya!
10. Teman-teman seperjuanganku pada Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan
2008, Hikmah, Tita, Etika, Rima, Neneng, Desi, Meily, Yoke, Ravita, Coki,
Ekbud, Lanna, Zihan, El, Idub, Masud, Bombom, Hakim, Radit, Danang,
Tomi, fajar. Terimakasih untuk supportnya!
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do’a dan
ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah SWT
membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Aamiin
Jakarta, Oktober 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN. ..................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 6
D. Penelitian Terdahulu. ........................................................ 7
E. Definisi Istilah ................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ....................................................... 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Pustakawan ..................................................................... 11
B. Peran ............................................................................... 12
C. Peranan ........................................................................... 12
D. Penunjang. ...................................................................... 13
E. Perpustakaan Perguruan Tinggi ...................................... 13
F. Pelestarian Bahan Pustaka. ............................................. 15
G. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ....... 16
1. Faktor biologi ............................................................. 17
2. Faktor Fisika. ............................................................. 23
3. Faktor Kimia .............................................................. 26
4. Faktor Lain ................................................................. 26
H. Perbaikan Bahan Pustaka ................................................ 29
1. Menambal Kertas. ...................................................... 29
2. Memutihkan Kertas. ................................................... 29
ix
3. Mengganti Halaman yang Robek ............................... 30
4. Mengencangkan Benang Jilidan yang Kendur ......... 30
5. Memperbaiki Punggung Buku, Engsel atau Sampul
Buku yang Rusak ...................................................... 30
I. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka .......................... 30
J. Fumigasi, Desifikasi, Laminasi, dan Enkapsulasi. ..... 36
1. Fumigasi (pengasapan) .............................................. 36
2. Deasidifikasi (menghilangkan keasaman pada kertas) 36
3. Laminasi (melapisi).................................................... 38
4. Enkapsulasi ................................................................ 38
K. Maksud dan Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka ............ 39
L. Fungsi Pelestarian. ......................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian ................................................................ 43
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian. ......................................... 44
C. Sumber Data ........................................................................ 45
1. Sumber Data Primer ....................................................... 45
2. Sumber Data Sekunder. .................................................. 45
D. Teknik Pengumpulan Data. ................................................. 46
1. Studi Literatur atau Kepustakaan .................................... 46
2. Observasi ........................................................................ 46
3. Wawancara. .................................................................... 46
E. Teknik Analisis Data. .......................................................... 47
1. Reduksi Data. .................................................................. 47
2. Sajian Data (display data) .............................................. 48
3. Verifikasi dan Kesimpulan Data ..................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Profil Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Ilmu.................................................................... 50
1. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
x
Prasetiya Mulya ............................................................ 51
2. Koleksi ....................................................................... 52
3. Layanan Peminjaman Koleksi………………………. . 53
4. Layanan ........................................................................ 53
5. Peraturan dan Tata Tertib ............................................. 54
6. Tata Cara Peminjaman. ................................................ 55
B. Hasil Penelitian ................................................................. 56
1. Peran Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka
di Perpustakaan Prasetiya Mulya. .............................. 56
2. Faktor-faktor penunjang di Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya. ............................. 58
3. Kendala-Kendala di Perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Prasetiya Mulya .......................................... 59
C. Pembahasan ....................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 63
B. Saran ............................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah
sistem perpustakaan selain gedung dan peralatan, sehingga harus dilestarikan
karena memiliki nilai informasi yang tinggi, mengingat seluruh perlengkapan
perpustakaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, bahan
pustaka harus diberdayakan dan dikelola secara sempurna untuk waktu jangka
panjang dengan melalui kegiatan pelestarian, agar bahan pustaka yang dimiliki
oleh setiap perpustakaan dapat selalu dalam keadaan terjaga dan utuh pada
saat digunakan, baik secara fisik maupun isi informasi yang dikandungnya,
serta dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perpustakaan.
Kegiatan pelestarian bahan pustaka pada hakikatnya mencakup dua
segi, yaitu melestarikan kandungan informasi, dan melestarikan fisik dokumen
atau bahan pustaka bersangkutan. Untuk melestarikan kandungan informasi,
maka informasi yang dimuat dalam media bahan pustaka seperti majalah,
buku, dan dokumen lainnya dapat dialih bentuk ke dalam media lain seperti
microfilm, mikrofis, compact disk (CD) dan media rekam lainnya. Sedangkan
kegiatan melestarikan bahan pustaka dan dokumen dilakukan dengan berbagai
kegiatan, seperti fumigasi, laminasi dan enkapulasi, serta berbagai upaya dan
cara untuk memperpanjang umur bahan pustaka dan dokumen.
2
Pelestarian lebih menekankan pada penjagaan fisik bahan pustaka agar
tidak mudah rusak. Untuk itu pelestarain bahan pustaka adalah kegiatan untuk
mempertahankan wujud fisik bahan pustaka sehingga tahan lama atau awet.
Pemeliharan bahan pustaka termasuk kegiatan yang bersifat preventif atau
pencegahan atau bisa juga disebut pelestarian bahan pustaka. Mengingat
tujuan pelestarian bahan pustaka dan fungsinya dalam suatu perpustakaan,
maka keberadaan bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting. Maksud
melakukan pelestarian adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat
mengalami kerusakan.
Pelestarian bahan pustaka dalam suatu perpustakan memerlukan peran
pustakawan, Pustakawan itu sendiri mempunyai peran yang sangat penting
dalam berdirinya perpustakaan. Definisi pustakawan adalah Pegawai Negeri
Sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang
diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi
pemerintah atau unit tertentu lainnya.1
Dari batasan tersebut terlihat ada kecenderungan membatasi definisi
pustakawan pada pustakawan yang bekerja di instansi pemerintah. Meskipun
demikian, perpustakaan yang bukan milik pemerintah, dapat mengikuti
pengertian tersebut dan disesuaikan dengan kondisi badan atau lembaga
bersangkutan. Yang patut kita pahami dari pengertian atau batasan tersebut,
bahwa perpustakaan, harus dikelola oleh tenaga yang berkualifikasi dan
berpendidikan tertentu, dan bekerja penuh (bukan paroh waktu) di
1 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),
h.1.2.
3
perpustakaan yang bentuk atau didirikan berdasarkan keputusan yang
berwenang.
Dalam UU perpustakaan, perpustakaan memberikan batasan
pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan. Dengan demikian dua hal yang menjadi kriteria dasar seorang
pustakawan adalah:
1) Yang bersangkutan telah menempu pendidikan
kepustakawanan
2) Dan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam bidang
perpustakaan. Dengan definisi tersebut pustakawan adalah
yang masih aktif bekerja dalam bidang perpustakaan.2
Lebih lanjut ketentuan mengenai keberadaan dan peran pustakawan
adalah sebagai salah satu tenaga perpustakaan. Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2)
menyatakan:
1) Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis
perpustakaan.
2) Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan.
Dalam UU perpustakaan, perpustakaan disebut bahwa Standar
Nasional Perpustakaan mencakup antara lain Standar Tenaga Perpustakaan,
yang jelas akan mengatur tentang kompetensi seorang pustakawan. Pasal 31
2 Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi, (Jakarta: ISPII, 2009), h.109.
4
menyebutkan hak pustakawan antara lain adalah penghasilan diatas kebutuhan
hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, serta pembinaan karier
sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas. Dengan demikian peningkatan
kemampuan dan kesejahteraan pustakawan jelas menjadi amanat yang harus
dilaksanakan oleh pustakawan. Organisasi pustakawan dapat menjadi wadah
pustakawan berupaya mewujudkan kemampuan dan kesejahteraan.3
Pada mulanya pelestarian Pustaka sebatas melestarikan bahan pustaka
yang semakin tua dan rusak karena intensitas pemakaian yang tinggi,
penyimpanan yang kurang sempurna, dan banyaknya faktor perusak bahan
pustaka. Namun dalam perkembangannya mengingat kesulitan ruang
penyimpanan dan kemajuan teknologi, pelestarian Pustaka tidak ditujukan pada
bahan pustaka yang sudah rusak saja, tetapi mencakup juga bahan pustaka yang
baru diterima oleh perpustakaan. Perihal kesulitan ruang penyimpanan bisa diatasi
dengan alih pustaka dalam bentuk mikro (mikrofis/microfische, microfilm, video
disk, pita film, dsb. Dengan kemajuan teknologi informasi & komunikasi (TIK)
maka bahan pustaka dapat direkam dalam bentuk Compact Disk (CD), VCD,
DVD, dsb, ini pun dapat dilakukan dengan adanya peran pustakawan yang
bertanggung jawab terhadap perpustakaannya karena itu pustakawan melakukan
pelestarian bahan pustaka.
Penulis ingin peran pustakawan dalam melakukan pelestarian bahan
pustaka dapat dilakukan dengan baik agar koleksi bahan pustaka dapat terjaga
dengan baik, Karena itu peran pustakawan dalam melakukan pelestrian bahan
pustaka sangat penting dan perlu dikaji lebih mendalam lewat penelitian.
Hal-hal tersebut yang menjadikan landasan dasar penulis untuk
3 Ibid., h.110
5
melakukan penelitian ini. Penulis ingin melakukan penelitian berjudul “Peran
Pustakawan Dalam Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai nelalui penelitian
sesuai dengan masalah yang telah ditentukan. Penulis memberikan
batasan yang jelas dan sesuai dengan topik yang ingin diteliti, yaitu
Masalah yang terbatas pada “Bagaimana Peran Pustakawan dalam
Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya.
a. Peran Pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
b. Faktor-faktor Penunjang pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
c. Kendala – kendala yang dihadapi pustakawan dalam melakukan
pelestarian di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat
menyusun rumusan masalah yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang
akan dijawab dari penelitian yang akan dilakukan. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di
6
perpustakaan Prasetiya Mulya?
b. Apa saja faktor-faktor penunjang pelestarian bahan pustaka di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?
c. Apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam melakukan
pelestarian di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka
di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menunjang pada
pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya.
c. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam
melakukan pelestarian di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Memperluas wawasan penulis dalam menganalisa peran pustakawan
dalam pelestarian bahan pustaka di Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya
Mulya.
b. Diharapkan bisa menjadi kontribusi pemikiran bagi Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya dalam melakukan
7
pelestarian bahan pustaka.
c. Memperkaya pengetahuan literatur tentang pelestarian bahan pustaka
bagi pengembangan informasi kepada Jurusan Ilmu Perpustakaan.
D. Penelitian Terdahulu
Tinjauan literatur ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki
tema serupa dengan penelitian yang penulis lakukan, baik itu skripsi maupun
tesis. Penelitian yang terkait dengan topik Penelitian yang dilakukan oleh
Wariyanti untuk program Diploma III Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul skripsi
Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan STIE-AUB Surakarta
dikarenakan Pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan karena selama
disimpan dan dimanfaatkan diperpustakaan pasti akan mengalami kerusakan
dan pelapukan, cepat atau lambatnya kerusakan bahan pustaka ini tergantung
dari mutu kertas, mutu penjilidan, cara penanganan dan faktor lingkungan
lainnya. Pelestarian mempunyai arti yang luas, yaitu mencakup preservation,
conservation dan restoration. untuk melindungi pahan pustaka baik dari fisik
maupun informasinya mutlak perlu adanya kegiatan Pelestarian Bahan
Pustaka. Menyadari pentingnya pelestarian bahan pustaka pada setiap
perpustakaan, maka penulis mengangkat masalah “Pelestarian Bahan Pustaka
di Perpustakaan STIE – AUB Surakarta” dengan harapan agar bermanfaat
bagi pihak – pihak yang memerlukan, serta agar penulis lebih memahami dan
8
menyadari arti pentingnya pelestarian bahan pustaka.4 penelitian yang saya
ajukan menekankan kepada peranan pustakawan dalam pelestarian bahan
pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
E. Definisi Istilah
1. Peran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian peran adalah
aktor/pemain sandiwara.
2. Peranan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Peranan adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.
3. Pustakawan
Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) pustakawan adalah seorang
yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya
berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang
dimilikinya melalui pendidikan.
4. Penunjang
Pemberi tunjangan (uang dan sebagainya) penyokong, pemberi dana
(sarana yang akan mempelancar (usaha dan sebagainya).
5. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang mencakup
sekolah tinggi, institut, akademi, dan lain sebagainya yang berperan
4 Wariyanti, Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan STIE-AUB Surakarta,
(Surakarta : STIE-AUB, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas sebelas maret, 2010), h.
3.
9
dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi yang
sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi.
6. Pelestarian Bahan Pustaka
Pelestarian (preservation) mencakup semua aspek usaha melestarikan
bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan,
keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpanannya.
Tujuan pelestarian bahan pustaka dan arsip adalah melestarikan
kandungan informasi bahan pustaka dengan menggunakan media lain
atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat
digunakan secara optimal.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memberikan gambaran dalam penyusunan
skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi 5 (lima) bab yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Merupakan bab awal adalah pembuka yang terdiri atas dasar
pemikiran yang menjadi latar belakang masalah, diikuti dengan
pembatasan dan perumusan dan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Pada bab kedua ini akan dibahas teori-teori yang melandasi
penelitian penulis. Yaitu, pengertian pustakawan, pengertian peran,
pengertian perpustakaan perguruan tinggi, pengertian pelestarian
10
bahan pustaka, pengertian faktor-faktor penyebab kerusakan bahan
pustaka, perbaikan bahan pustaka, pencegahan bahan pustaka,
fumigasi, deasidifikasi, laminasi, dan enkapsulasi, maksud dan tujuan
pelestarian bahan pustaka, fungsi pelestarian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ketiga ini kita akan membahas hakikat makna metode
penelitian beserta beberapa konsep lain yang relevan, yaitu jenis dan
pendekatan penelitian, Data Primer dan Sukunder, Teknik
Pengumpulan Data, Teknik analisis Data.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab keempat membahas dan menggambarkan hasil dari
penelitian yang berisi sejarah perpustakaan di sekolah tinggi Ekonomi
prasetiya mulya, mengenai pola dan strategi pengembangan sarana
prasarana, program dan layanan, kendala, serta manfaat dari
pengembangan pada Perpustakaan di Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetya Mulya dan juga gambaran.
Bab V Penutup
Pada bab kelima ini adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan
dari permasalahan yang penulis teliti serta saran dari permasalahan
yang telah diteliti.
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Pustakawan
Pustakawan merupakan suatu jabatan penting dalam suatu
keorganisasian perpustakaan, pustakawan merupakan seorang ahli dalam
bidang kepustakawanan baik dalam bidang teknis maupun bidang nonteknis.
Pustakawan merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap
pengembangan suatu perpustakaan.
Pengertian pustakawan menurut buku Etika Kepustakawanan kata
perpustakaan berasal dari kata “pustaka”. Dengan demikian penambahan kata
“wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat
dengan dunia pustaka atau bahan pustaka.5
Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) pustakawan adalah
seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya
berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya
melalui pendidikan.6
Definisi yang terdapat dalam undang-undang Republik Indonesia
nomor 43 tahun 2007 tentang pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
5Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: suatu pendekatan
terhadap profesi dan kode etik pustakawan indonsia, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 45 6 Ibid., h. 46.
12
melaksanakan pengelolahan dan pelayanan perpustakaan.7
Pengertian pustakawan menurut buku manajemen perpustakaan
sekolah adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan
jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga
induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang
dimilikinya melalui pendidikan.8
Pustkawan menurut buku pustakawan cinta dan teknologi adalah
pelaku utama penyelenggaraan perpustakaan.9
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pustakawan
adalah profesi bagi orang yang bekerja di perpustakaan, pusat informasi dan
seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan
informasi.
B. Peran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian peran adalah
aktor/pemain sandiwara.10
C. Peranan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Peranan adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.11
Menurut tesaurus bahasa Indonesia kata peran memiliki kesamaan
7Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan
8Sulistia, dkk., Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009)
h. 5.3 9Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta Teknologi (Jakarta: ISIPII: Ikatan Sarjana
Perpustakaan Dan Informasi Indonesia. 2009) h. 80. 10
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 3 ed. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), h.349. 11 Ibid, h.854.
13
dengan fungsi dan tugas.12
Fungsi merupakan arti lain dari kata berguna dan menjalankan
tugasnya.13
Tugas adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk
dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang, pekerjaan
yang dibebankan seseorang.14
D. Penunjang
Menurut Arif Mansur Makmur Pemberi tunjangan adalah (uang dan
sebagainya) penyokong, pemberi dana (sarana yang akan mempelancar
(usaha dan sebagainya).15
E. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Begitu banyak pihak yang telah mendefinisikan mengenai
Perpustakaan Perguruan Tinggi, baik organisasi maupun perorangan. Berikut
adalah beberapa pendapat dari beberapa pihak mengenai Perpustakaan
Perguruan Tinggi.
Menurut Sutarno NS, Perpustakaan perguruan tinggi mencakup
universitas, sekolah tinggi, institut, akademi, dan lain sebagainya.
Perpustakaan tersebut berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah
sivitas akademi perguruan tinggi tersebut, dan tugas dan fungsinya yang
12
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia. 2006), h. 467. 13
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 2005), h. 322. 14
Ibid., h. 1215 15
Makmur Arif Mansur, Tesaurus Plus Indonesia-Inggris: Referensi Kata-Kata
Indonesia Bermakna Ganda Dan Padanannya Dalam Bahasa Isnggris (Jakarta: PT. Mizan Publika. 2009), h. 1226.
14
utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). Sedangkan pengelolahnya
dan penanggung jawabnya adalah perguruan tinggi yang bersangkutan.16
Menurut buku yang dikarang oleh beberapa praktisi dan akademisi
Ilmu Perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi (PT), merupakan unit
pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama- sama dengan unit lain
turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih,
menghimpun, mengelolah, merawat, dan melayankan sumber informasi
kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada
umumnya. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan tata cara, administrasi,
dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan. Yang
disebut dengan perguruan tinggi ialah meliputi universitas, institut, sekolah
tinggi, akademi, poleteknik, perguruan tinggi lainnya yang sederajat.17
Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut buku Etika
Kepustakawanan adalah perpustakaan yang terdapat dilingkungan lembaga
pendidikan tinggi seperti, universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan
lembaga perguruan tinggi lainnya. Perpustakaan perguruan tinggi dibentuk
untuk memnuhi kebutuhan informasi sivitas akademika perguruan tinggi yang
bersangkutan.18
16
Sutarno Ns, Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h. 28.
17Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
(Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab, 2006), h. 10. 18
Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: suatu pendekatan
terhadap profesi dan kode etik pustakawan indonsia (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 33.
15
F. Pelestarian Bahan Pustaka
Koleksi utama perpustakaan adalah buku. Buku adalah barang
berharga sehingga memerlukan pemeliharaannya. Agar buku-buku tahan
lama, petugas perpustakaan harus berusaha memeliharanya dengan baik.
Usaha-usaha penjagaan (preventif) menurut buku pembimbing
perpustakaan adalah usaha pencegahan agar buku tidak cepat rusak yaitu
yang sifatnya represif atau memperbaiki jika buku telah rusak.19
Pelestarian (preservation) menurut definisi yang diberikan oleh
International Federation Of Library Association (IFLA), mencakup semua
aspek usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenangan, metode dan
teknik, serta penyimpanannya. Definisi pengawetan (conservation) oleh IFLA
dibatasi pada kebijaksanaan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka
dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut. Sedangkan perbaikan
(restoration) menurut definisi yang diberikan IFLA menunjuk pada
pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka
dan arsip yang rusak. 20
Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols
dan Hassan Sadily, konservasi berarti perlindungan dan pengawetan.
Sedangkan menurut J.M. Dureau & D.W.G. Clements konservasi adalah
teknik yang dipakai utnuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan
kehancuran.21
Seorang pustakawan harus mengetahui mengenai masalah pelestarian
19
Sumarno, Pembimbing perpustakaan (Jakarta: Akadoma, 1989), h. 107. 20
Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), h. 1. 21
Eko Handoyo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Semarang: Universitas Negeri Semarang,
2012), h. 1.
16
bahan pustaka, karena hal utama yang dihadapi seorang pustakawan adalah
buku. Pada mulanya pustakawan merasa perlu melestarikan bahan pustaka
karena banyak bahan pustaka yang semakin tua dan semakin rusak.
pemakaiannya yang tinggi, penyimpan yang kurang sempurna, dan banyaknya
faktor perusak bahan pustaka mengharuskan pustakawan untuk berfikir
bagaimana mengatasi segala masalah tersebut. Kesulitan ruang bisa diatasi
dengan membuat alih bentuk bahan pustaka yang masuk, misalnya dibentuk
mikro, video disk, dan sebagainya. Kemajuan teknologi memungkinkan bahan
pustaka direkam didalam compact disc, dan berkat bantuan alat baca, serta
kemajuan teknologi komputer, pemakaian dan penyimpanannya bahan pustaka
menjadi lebih mudah.
G. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Berbagai jenis perusak bahan pustaka didaerah tropis yang dikenal di
Indonesia, yaitu:
1. Serangga
2. Binatang Pengerat
3. Jamur
4. Kelembaban
5. Debu
6. Gelombang pasang surut
7. Gempa bumi
8. Kekeringan
9. Angin topan
17
Adapun kerusakan bahan pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh:
a. Faktor Biologi, contoh: serangga (rayap,kecoa,kutu buku),
binatang pengerat, jamur.
b. Faktor fisika, contoh: cahaya, udara, debu, suhu,dan kelembaban.
c. Faktor kimia, contoh: zat-zat kimia, keasaman, oksidasi.
d. Faktor-faktor lain, contoh: bencana alam (banjir, gempa bumi),
api, dan manusia.
1. Faktor Biologi
Bahan pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang
merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur, serangga,
binatang pengerat dan lain-lain. Makhluk tersebut dapat hidup dengan
kondisi lingkungan yang kelembaban dan suhunya tinggi. Bila ruang
tempat menyimpanan bahan pustaka lembab dan dibiarkan berlarut-larut
maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak.
a. Binatang Pengerat
Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar
diberantas. Jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut : (1)
tikus hitam, (2) tikus coklat atau tikus rumah, (3) tikus kelabu atau
tikus sawah, (4) tikus ketsuri, (5) tikus putih.
Kertas dan buku sering menjadi sasaran untuk dijadikan sarang.
Air kencing tikus rumahan membahayakan kesehatan manusia. Air
kencing dapat menyebabkan penyakit leptospiral, sejenis penyakit
kuning. isolasi listrik yang terdapat didalam rumah/gedung juga
menjadi sasaran serangan tikus rumah. hal ini dapat menimbulkan
18
kebakaran. tikus parit membuat sarangnya dibawah fondasi bangunan.
untuk mengatasi serangan tikus itu perlu diadakan pencegahan.
tindakan pencegahan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat
penyimpanan harus bersih dan kering. lubang-lubang yang
memungkinkan tikus masuk harus ditutup rapat. jika gedung sudah
tersersng tikus, pembasmian tikus dapat dilakukan dengan bahan
kimiawi atau racun. dewasa ini berbagai jenis bahan kimiawi
pembasmi tikus banyak diproduksi orang.
b. Serangga
Jenis serangga cukup banyak. Serangga merupakan masalah
yang pelik dinegara tropic. Makanan yang digemarinya ialah lem atau
perekat yang terbuat dari tepung kanji. Siklus kehidupan serangga
terdiri atas beberapa fase (tahap) yaitu telur, larva,
kepompong,kerusakan yang tersebar terjadi ketika serangga hidup
pada fase larva. Lingkungan yang lembab, gelap, sirkulasi udara
kurang merupakan tempat yang ideal bagi serangga. Jenis-jenis
serangga dapat digolongkan sebagai berikut :
(1) Rayap
Sebutan lain untuk rayap adalah semut putih, walaupun
sebetulnya rayap itu bukan semut dan warnanya pun tidak putih.
Makan utama rayap adalah kayu, kertas, foto, gambar, rumput, dan
lain-lain. Rayap mampu memusnahkan setumpuk bahan pustaka
dalam waktu singkat. Rayap sangat terkenal dengan organisasinya
yang rapih. Selain itu rayap juga bersifat kanibalistik , suka makan
19
kawan-kawannya yang mati. Berdasakan tempat tinggalnya, rayap
dapat digolongkan menjadi dua golongan: (a) rayap bumi, (b)
rayap kayu.
(2) Kecoa
Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk
yang panjang. Jenisnya bermacam-macam, jenis-jenis kecoa yang
dikenal ialah sebagai berikut:
(a) Kecoa Timur
(b) Kecoa Amerika
(c) Kecoa Jerman
(d) Kecoa Australia
Kecoa merupakan salah satu penyebab penyakit pes, lepra,
kolera, tifus, dan lumpuh anak-anak. Kotoran kecoa yang berupa
cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka. Kecoa senang
bermukim di tempat gelap, disudut-sudut ruangan, dan lain-lain.
Makanan kegemarannya ialah sisa-sisa makanan busuk, serangga
mati, kanji, perekat, sampul, buku,serta kain pada punggung buku.
a. Ikan perak
Ikan perak mempunyai banyak nama, antara lain silver
moth, sugar fish, slicker, fish moth, dan sugar louse. Serangga
ini berbadan ramping, tidak bersayap dan berwarna abu-abu.
Serangga ini lebih aktif dimalam hari. Telurnya diletakan di
tempat-tempat yang gelap. Setelah dua minggu apabila kondisi
lingkungan mendukung maka telur akan menetas.
20
Jenis serangga ini hidup di tempat-tempat gelap seperti di
belakang buku, rak-rak, dan lemari. Makanan yang menjadi
sasaran utamanya ialah perekat yang terbuat dari tepung kanji.
Bagian buku yang paling cepat dirusak ialah punggung buku,
kulit buku, label buku, gambar, dan lain-lain. Serangga ini
diperkirakan mempunyai seratus jenis yang tersebar diseluruh
dunia. Jenis-jenis ikan perak yang dikenal ialah sebagai
berikut: (a) lepisma sacharina, (b) thermogia domestika, (c)
cteno lepisma urbana, (d) cetno lepisma longi caudate.
b. Kutu buku
Bentuk serangga ini sangat kecil sehingga sering disebut
kutu buku. Bagian buku yang diserang ialah punggung dan
pinggir buku. Serangga ini memang sangat rakus terhadap
kertas. Permukaan kertas selalu dikikisnya hingga huruf-
hurufnya hilang. Disamping itu, kutu buku menghancurkan
selulosa. Perusakan kertas dilakukan oleh larvanya. Jenis
serangga ini paling sukar diberantas. Jenis-jenis kutu buku
yang paling dikenal ialah sebagai beikut: (a)lipocelis
divinatorium, (b) trogium pulastorum, (c)pesoceoptropus
macrops, (d)pesyllopsocus, (e) dorypetrix, (f) laschessilla, (g)
lepinotus, (h) ectopsocus, (i) archipsocus.
c. Ngengat pakaian
Jenis serangga ini memiliki badan yang tipis dan berwarna
coklat. Umurnya tidak lama. Meskipun serangga ini
21
dinamakan ngengat pakaian, namun ini menyerang juga kulit
dan kertas. Ngengatnya ini lebih senang hidup di tempat-
tempat yang gelap. Jenisnya bermacam-macam, tetapi yang
paling banyak dikenal ialah :
(a) Tincola Polioella,paga, (b) Tincola Biselliela Humm, (c)
Tri Chorpaga Tapetzella.
d. Kumbang
Jenis kumbang yang berbahaya untuk perpustakaan ialah
sebagai berikut: (a) kumbang kulit (Dermestidac), (b) kumbang
bubuk (Anoobiidae Lyctidae), (c) kumbang bertanduk panjang
(carabycidae), (d) kumbang laba-laba (Ptinidae).
Larva kumbang bubuk suka sekali makan selulose bahan-
bahan pustaka.
a. Jamur
Jamur (fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak
berklorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari
sumber kehidupan lain (parasit) ataupun dari benda mati
(sapropit). Jamur berkembang biak dengan spora,dapat
menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang
cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas
merupakan tempat yang ideal bagi berkembangnya spora,
terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi.
Jamur yang bisa merusak bahan pustaka ini bukanlah
jenis jamur yang bisa dibuat soup dan kita makan, tetapi jenis
22
jamur beracun yang lazim bisa kita lihat pada pakaian, kertas,
atau benda-benda yang lain. Jamur jenis ini akan bisa membiak
dengan leluasa jika benda tersebut kena kotoran, debu, serta
tingkat kelembaban yang tinggi yaitu 80% keatas, dengan
temperature diatas 21 derajad celcius.
Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan
organik seperti asam oksalat, asam formiat, dan asam sitrat
yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh.
Jamur ini juga merusak prekat-perekat yang ada pada kertas
sehingga mengurangi daya rekatnya, dan merusak tinta yang
mengakibatkan tulisan tidak terbaca.
Jamur yang menempel pada bahan pustaka bisa
membuat bahan pustaka lengket satu sama lain sehingga kertas
sobek jika dibuka. Kita bisa lihat misalnya, mula-mula kertas
berwarna putih, kemudian warna itu berubah menjadi biru, dan
akhirnya warna biru itu menjadi hitam. Pada tingkat demikian,
kertas sukar diperbaiki, jamur sukar dihilangkan.
Jika punggung buku kena air atau lembab, timbuh
jamur dengan warna putih. Jamur ini bisa dibersihkan dengan
alkohol, dan tidak akan tumbuh lagi.22
Selain faktor biologi seperti serangga, mikroorganisme, tikus dan
sebagainya, ada lagi perusak bahan pustaka yang hebat, yaitu yang disebut
faktor fisik, misalnya debu, cahaya, suhu dan kelembaban. Jenis perusak
22
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka. 1999. h. 36
23
bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-benar bisa
membawa kerusakan yang besar. Berikut penjelasannya:
2. Faktor fisika
a. Debu
debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan
melalui pintu jendela, atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila
debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang
meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi
rapuh dan cepat rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang
perpustakaan lembab, debu yang bercampurdengan air lembab itu akan
menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalan yang mengandung
belerang atau debu dari kenalpot kendaraan memiliki daya rusak yang
paling tinggi. Debu tersebut sangat mudah bersenyawa dengan kertas,
apalagi pada ruangan yang lembab. Untuk menghindari kerusakan
bahan pustaka yang disebabkan oleh debu perpustakaan hendaknya
selalu bebas dari debu. Caranya ialah dengan selalu membersihkan
ruangan perpustakaan. Alat pembersih yang paling bagus untuk bahan
pustaka adalah vacuum cleaner
b. Suhu dan kelembaban
Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering,
sedangkan jilidanya sendiri menjadi longgar. Disamping itu, suhu yang
tinggi itu dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas
menjadi kuning. Sebaliknya, apabila lembab nisbi terlalu tinggi, buku
24
akan menjadi lembab. Sebagai akibatnya, buku mudahdiserang jamur,
rayap,kecoa,kutu buku,dan ikan perak.
Suhu yang tidak terlalu ekstrim seperti di Indonesia, tidak begitu
berpengaruh pada kekuatan kertas. Masalah baru timbul karena di
Indonesia mempunyai kelembaban udara relatife tinggi. Jika udara
lembab, maka kandungan air dalam kertas akan meningkat.
Hubungan suhu dan kelembaban sangat erat. Jika suhu naik,
kelembaban sangat erat. Jika suhu naik,kelembaban turun dan
kandungan air dalam kertas akan berkurang sehingga kertas menyusut.
Serat selulosa sering tarik-menarik pada proses penyusutan ini.
Ruangan dengan kelembaban tinggi bisa menimbulkan kerusakan
pada bahan pustaka. Jamur bisa tumbuh dengan subur dalam kondisi
yang lembab ini. Di samping itu kertas yang lembab akan terjadi reaksi
kimia antara zat yang tersisa dalam pembuatan kertas dengan air. Kalau
ini terjadi, kertas akan menjadi rapuh, mudah robek.
Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup
tinggi menyebabkan asam yang ada pada kertas terhidroksi, bereaksi
dengan partikel logam dan memutuskan rantai ikatan kimia selulosa.
Karena itu hindarilah sumber kelembaban tersebut. Jika kelembaban itu
disebabkan oleh oleh air hujan atau banjir, keringkanlah tempat -tempat
tersebut. Kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus
dianginkan pelan-pelan menurut tingkat kebasahannya.Kertas yang
sangat tidak boleh diembus keras-keras. Pengembusan angin yang
cukup keras hanya dapat diberikan pada kertas yang sudah agak kering.
25
Buku yang tercelup air harus dibuka jilidannya, kemudian dikeringkan
lembar per lembar agar tidak lengket antara lembar yang satu dan
lainnya. Setelah kering kemudian dijilid kembali.
c. Cahaya
Kertas yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning
dan rapuh akhirnya rusak. Hindarilah sinar ultra violet (sinar
matahari)yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang
terjadi karena pengaruh sinar ultra adalah memudarnya tulisan,
sampul buku,dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi
rapuh.
Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan
oksigen dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna. Buku
menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serat pada kertas
menurun.
Tidak hanya buku, bahan audiovisual lainnya seperti piringan
hitam, kaset audio maupun video akan rusak jika kepanasan.
Demikian pula disket computer.
Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden
sehingga panas atau sinar yang masuk keperpustakaan bisa diatur.
Sinar alami cukup bagus,tetapi tidak bisa dikontrol dengan mudah.
Karena itu dinegara maju, penerangan perpustakaan menggantugkan
pada sinar listrik karena mudah dikontrol.
Lampu pada ruang hanya dinyalakan pada saat diperlukan. Jika
tidak, ruang rak tersebut gelap. Hal ini juga bisa menghemat listrik.
26
Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembaban dan
temperature bisa terkontrol terus.
3. Faktor Kimia
Terjadi reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas
yang terdiri atas senyawa-senyawa kimia itu akan terurai. Oksidasi pada
kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah
gugusan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan
memudarnya warna kertas.
Hidrolis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O).
Reaksi hidrolis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat
selulosa sehingga mengurangikekuatan serat. Akibatnya kekuatan kertas
berkurang dan kertas menjadi rapuh.
Kandungan asam dalam kertas akan mempercepat kerusakan kertas
karena asam akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan
mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber
terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dengan memcampur
asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik. Selain itu
sumber keasaman dapat juga bersal dari udara karena sifat kertas yang
mudah menyerap gas-gas seperti sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida
(NO2), Karbon dioksida (CO2),dan gas lain seperti ozon.
4. Faktor lain
a. Manusia
Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa
menjadi perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang
27
ada,kerusakan buku terjadi karena ulah manusia. Misalnya, pembaca
diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari
sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabel-tabel statistiknya.
Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja,
membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku
kebelakang. Sebagai akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku
untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga lembaran-
lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lain
misalnya habis makan tidak membersihkan tangan dahulu
menyebabkan buku menjadi kotor. Apabila buku dipegang dengan
tangan kotor atau berminyak, buku akan bernoda. Kotoran yang
melekat pada tangan akan berpindah ke buku. Penempatan buku yang
terlalu pada di rak akan menyebabkan punggung dan kulitnya rusak.
Hal itu harus diperhatikan oleh pustakawan.
Sering terjadi kerusakan justru disebabkan oleh pustakawan sendiri
yang sehari-hari bergelimang dengan buku. Petugas perpustakaan yang
tidak memiliki rasa sayang kepada buku, dan tidak pernah belajar
bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan
yang sangat fatal. Seperti contoh diatas kita harus tahu bagaimana
menempatkan buku dirak. Mengambil buku dari rak, atau menempatkan
buku kembali kedalam rak. Rak hendaknya jangan diisi terlalu penuh,
cukup sekitar 80 persen saja. Kemudian juga sewaktu menempatkan
buku di rak pengangkut pun tidak boleh sembarangan, misalnya
ditumpuk begitu saja tanpa memperhatikan kalau ada buku yang
28
tertindih dalam keadaan terlipat. Kalau petugas perpustakaan melihat
sebuah buku mengalami kerusakan ia harus segera mengambil tindakan.
Begitu pula pembaca perpustakaan harus diajari bagaimana
membuka halaman dengan tidak menggunakan ludah. Tidak mengotori
buku, tidak membawa makanan dan minuman kedalam perpustakaan.
Kotoran makanan yang jatuh dilantai perpustakaan bisa mengundang
tikus atau binatang lain untuk datang ke perpustakaan dan merusak
buku. Diberikan kesadaran untuk tidak mencuri atau merobek buku.
Perpustakaan memberikan fasilitas ruang baca atau foto kopi yang
cukup untuk para pembaca. Jika mereka meminjam buku hendaknya
disertai dengan tanggung jawab yang tinggi, tidak merusak, mengotori
ataupun tidak menghilangkan buku tersebut. Jika terpaksa hilang
mereka harus bertanggung jawab untuk menggantinya dengan buku
yang sama atau sejenis. Tidak sedikit pembaca yang tidak bertanggung
jawab dan mencuri koleksi perpustakaan.
b. Bencana alam
Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan
kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu
yang relative singkat. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu
menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut.
Untuk menanggulanginya bahaya api maka faktor yang perlu
diperhatikan antara lain:
d. Alat-alat dalam gedung digunakan yang tahan api
e. Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran
29
f. Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan
g. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati.
Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda beberapa
tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus
diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.23
H. Perbaikan Bahan Pustaka
Pekerjaan memperbaiki bahan pustaka disebut restorasi. Pekerjaan
tersebut meliputi:
1. Menambal Kertas.
Ada dua jenis penambalan bahan pustaka yang selama ini dikenal,
yaitu: penambalan karena kertas berlubang dan penambalan karena
kertas robek memanjang.
2. Memutihkan Kertas.
Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan. Ini
dapat diputihkan dengan menggunakan berbagai zat kimia, seperti:
1) Chloromine T 2,5%, 2) Gas Chlordioksida, 3) Natrium Chlorida,
4) Potasium Permanganate, 5) Natrium Hipochlorite, dan 6)
Hidrogen Peroksida. Pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar
menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran
buku yang sudah ditulisi baik tulisan cetak maupun tulisan tangan.
23
Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, ( Jakarta: Universitas Terbuka), h. 44.
30
3. Mengganti Halaman yang Robek.
Halaman yang robek dan robekkannya tidak dapat diperbaiki dengan
menambalnya/sudah hilang, harus diganti dengan membuatkan foto
kopinya. Dengan cara menyisipkan dan menempelkan menggunakan
lem secara hati-hati pada bagian yang hilang.
4. Mengencangkan Benang Jilidan yang Kendur.
Apabila belum terlalu parah kita dapat menarik benang tersebut
untuk mengencangkan jilidannya. Dengan jarum benang, kita jahit
dan matikan benang yang longgar tadi. Namun apabila sudah terlalu
parah maka bukalah kertas pelindung dan sampul buku sekaligus.
Lihat benangnya dan kemudian kencangkan yang longgar, sambung
yang putus atau ganti benang dengan menjilidnya lagi. Setelah itu
pasangkan lagi lembar pelindung dan sampulnya.
5. Memperbaiki Punggung Buku, Engsel atau Sampul Buku yang
Rusak.
Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan
tersebut bisa diperbaiki. Pada kerusakan punggung buku misalnya,
engsel buku dan sampul buku harus dilakukan dengan membongkar
buku yang rusak, kemudian memperbaiki/menggantinya dengan
yang baru.
I. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka
Bahan pustaka pada umumnya terbuatnya dari kertas yang akan
mengalami kerusakan dengan sendirinya. Hal ini disebabkan oleh bahan
31
pembuat kertas itu sendiri yang bersifat asam merupakan bahan organic yang
selalu bereaksi dan akan mengurai. Disamping itu faktor-faktor lain seperti
kelembaban karena pengaruh uap air,atau kekeringan karena pengaruh panas
terhadap ruangan koleksi, bias merusakkan koleksi tersebut. Polusi
udara,manusia,serangga,binatang mengerat dan lain-lain,adalah faktor
perusak bahan pustaka yang hebat.
Pencegahan kerusakan bahan pustaka terutama bertujuan agar:
1. kerusakan yang lebih hebat dapat di hindarkan. Koleksi yang dimakan
oleh serangga atau dirusak oleh binatang mengerat dapat diselamatkan;
2. koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati,yang
terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki.
3. Koleksi yang masih bagus dapat terhindar dari penyakit
maupunkerusakan lainnya;
4. Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga;
5. Kelestarian informasi yang terkandungdalam bahan pustaka
tersebutdapat terjaga;
6. Pustakawan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan;
7. Para pemakai terdidik untuk berhati-hati dalam menggunakan buku, serta
ikut menjaga keselamatan;
8. Semua pihak baik pustakawan maupun pemustaka selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan
sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih tepat daripada
melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Usaha
32
melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh
beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1. Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia,
dengan cara adakan control yang ketat pada pengembalian buku.
Apakah pembaca membuat kerusakan atau mengotori buku,
sehingga semua buku yang ada dirak berstatus bersih dan baik, siap
dipakai. Kalau ada kerusakan kecil harap segera diperbaiki.
2. Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus, tikus adalah
jenis hewan pengerat yang susah dibasmi. Usaha pembasmian yang
biasa dilakukan manusia adalah dengan memasang perangkap
tikus.cara itu sekarang telah terdesak oleh hadirnya beberapa racun
dan lem untuk menangkap tikus. Pencegahan dan pembasmian tikus
dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
(1) Melakukan pemerikasaan secara teratur terhadap gedung, ruang,
atau tempat penyimpanan bahan pustaka. Andai kata terdapat
sarang atau lubang tikus, hendaknya sarang itu dihancurkan dan
lubangnya segera ditimbun dengan bahan yang sesuai.
(2) Kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat didalam saluran
air di sekitar tempat penyimpanan bahan pustaka hendaknya
dibuang.
(3) Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus.
(4) Menggunakan lem penangkap tikus
(5) Menggunakan berbagai jenis racun tikus seperti racumin dan kill
mouse.
33
(6) Menerapkan system emposan, yaitu memasang petasan berisi
gas racun di dalam lubang tikus yang terdapat di sekeliling
tempat penyimpanan bahan pustaka. Sumbu petasan dibakar,
kemudian petasan itu diletakan didalam lubang tikus. Gas racun
yang menyembur kedalam lubang tikus akan mampu membunuh
semua tikus yang terdapat dalam lubang itu.
3. Kerusakan yang disebabkan oleh serangga
Pemberantasan serangga dapat ditempuh dengan cara-cara berikut:
(1) Penyemprotan serangga dengan bahan insektisida (bahan
pembasmi serangga) tempat-tempat yang disemprot dengan
bahan insektisida tertentu ialah tembok, lantai, langit-langit, rak
buku, dan bagia-bagian tertentu sebuah buku, penyemprotan
dengan bahan insektisida tertentu dapat dilakukan secara
berkala. Bebeberapa jenis bahan insektisida yang dikenal di
Indonesia ialah Raid,Baygon,Mortein,Maftu,dan Sheltox.
(2) Penggunaan gas racun, salah satu cara untuk membasmi hewan
perusak bahan pustaka jenis serangga ialah dengan cara
fumigasi atau pengasapan. Kata fumigasi berasal dari kata latin
fumigare yang berarti pengasapan.
(3) Penggunaan system pengumpanan, pembasmian serangga dapat
pula dilakukan dengan berbagai cara pengumpanan misalnya:
(a) Campuran tepung terigu, beras, atau tepung tapioca
dengan sodium fluosilic (5:1) ditempatkan pada tempat
terbuka. Campuran ini dapat membunuh kecoa dan ikan
34
perak.
(b) Sejumlah kertas sheet tau kertas berwarna coklat yang
disemprot dengan dieldrin dan ditempatkan dibelakang
buku-buku, dapat membunuh ikan perak.
(c) Campuran arsenic acid, barium carbonate, atau sodium
denga tepung terigu, gula, atau garam diletakan di tempat
terbuka, dapat membunuh segala jenis serangga.
(4) Peracunan buku, bebrapa penerbit di Amerika, Inggris, dan
India telah menggunakan racun pembasmi serangga. Bahan
kimia yang digunakan oleh penerbit Inggris ialah sebagai
berikut:
(a) Pyroxilyn atau vynil diresapkan kedalam kulit buku.
(b) Lem yang digunakan untuk menjilid bukundicampur
polyvinyl, engrin, atau betanapol
(c) Sebelum dijilid, kulit buku dipernis dengan menggunakan
insektisida tertentu.
Penerbit di India menggunakan bahan campuran mercuric
chloride, pyrethrum extract, creosote, rasin, carbolic, dan spirtus
untuk membasmi serangga. Bahan-bahan lainnya yang dapat
digunakan untuk membasmi serangga ialah DDT,
benzenehexachloride, atau pyrethrin.
(5) Penuangan larutan racun kedalam lubang
Cara ini dilakukan khusus untuk membunuh rayap. Larutan
yang digunakan sebagai pembasmi rayap ialah
35
trichlorobenzene, aldrin, sodium arsenate, dieldrex, dan
dieldrin. Bahan-bahan kimia itu dituangkan kedalam lubang
yang dihuni oleh rayap. Disamping itu, bahan kimia lainnya
yang dapat digunakan untuk membasmi rayap ialah DDT atau
Gemmexane Smoke. Akan tetapi, bahan-bahan itu hanya
digunakan diluar gedung. Pembasmian secarah menyeluruh
dapat dilakukan dengan cara memfumigasikan ruangan. Bahan
kimia yang dapat digunakan untuk melaksanakan fumigsi ialah
carbon disulphide dan carbon tetracloride. Campuran krosot
dan minyak kerosin (1:2) yang dioleskan pada kaki rak buku
atau lemari dapat menghalau kehadiran rayap. Atau cara lain
dalam mangkok yang berisi cairan kreosot.
(6) Jika pada lantai muncul tanah galian rayap, kita dapat
menghaparkan plastik di atasnya agar rayap tidak muncul di
permukaan lantai. Lebih baik kalau lantai dioles dengan oli
bekas. Rayap tidak berani naik, sebab oli bekas yang sudah
mengandung kikisan baja mesin mobil bias merusak gigi rayap.
Kita dapat menempatkan rak atau kardus berisi buku di atas
hamparan plastic tersebut.
(7) Tempatkan kapur barus atau akar loro setu dibelakang buku
dirak. Benda-benda tersebut menghalau ikan perak atau
serangga perusak buku lainnya. Banyak cara yang dapat
dikerjan untuk mencegah datangnya hana atau penyakit
keperpustakaan. Kita harus selalu berpegang kepada motto di
36
ata bahwa: Mencegah lebih baik daripada mengobati.
J. Fumigasi, Deasidifikasi, Laminasi, Dan Enkapsulasi
1. Fumigasi (Pengasapan)
Fumigasi adalah salah satu cara melestarikan bahan pustaka
dengan mengasapinya untuk mencegah jamur agar tidak tumbuh,
binatang mati, dan binatang perusak bahan pustaka lainnnya terbunuh.
Bahan yang digunakan untuk fumigasi misalnya dengan Carbon Disufit
(CS2), Carbon Tetra Chloride (CCL4), Methyl Bromide (CH3Br),
Thymol Cristal, dan Naptaline.
Persiapan yang dilakukan sebelum fumigasi yaitu mempersiapkan
ruang atau tempat khusus untuk fumigasi apabila pustaka yang akan
difumigasi berjumlah banyak, atau menggunakan kerudung atau kantong
plastik besar bila jumlah pustakanya sedikit. Hal lain yang biasanya
dilakukan sebelum fumigasi adalah membuka dan menengkurapkan
bahan pustaka sedemikian rupa agar setiap lembar kertas dapat terkena
gas pembasmi hama tersebut secara merata. Pelaksanaan fumigasi
membutuhkan pengamanan yang ketat dan orang yang berpengalaman
atau berpendidikan dalam bidang ini.
2. Deasidifikasi (Menghilangkan Keasaman pada Kertas)
Deasidifikasi adalah pelestarian Bahan Pustaka dengan cara
menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas. Bahan yang
digunakan antara lain pH meter untuk mengukur tingkat keasaman
kertas, kertas pH atau sepidol pH yang dapat dibeli di took kimia. Kertas
37
yang baik memiliki pH 7, sedangkan kertas yang asam memiliki pH
kurang ataup lebih dari angka 7, Ada dua macam cara deasidifikasi,
yaitu:
a. Cara kering, dikerjakan jika buku menggunakan bahan tinta
yang luntur, menggunakan campuran cairan amoniak dengan
air dengan perbandingan 1 : 3. Caranya adalah dengan
penguapan cairan tersebut pada bejana dan pustaka
diletakkan di atasnya atau diuapi. Persiapan yang dilakukan
sebelum fumigasi yaitu mempersiapkan ruang atau tempat
khusus untuk fumigasi apabila pustaka yang akan difumigasi
berjumlah banyak, atau menggunakan kerudung atau kantong
plastik besar bila jumlah pustakanya sedikit. Hal lain yang
biasanya dilakukan sebelum fumigasi adalah membuka dan
menengkurapkan bahan pustaka sedemikian rupa agar setiap
lembar kertas dapat terkena gas pembasmi hama tersebut
secara merata. Pelaksanaan fumigasi membutuhkan
pengamanan yang ketat dan orang yang berpengalaman atau
berpendidikan dalam bidang ini.
b. Basah digunakan untuk kertas yang tintanya tidak luntur.
Bahan pustaka yang akan dihilangkan keasamannya harus
direndam dalam air suling, yaitu air yang sudah dihilangkan
mineralnya, yang dicampur dengan magenesium carbonat
yang larut dalam air.
38
3. Laminasi (Melapisi)
Laminasi adalah pelestarian dengan cara melapisi bahan pustaka
dengan kertas khusus agar lebih awet. Proses keasaman pada kertas atau
bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis yg terdiri dari film oplas,
kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya. Pelapisan bahan pustaka akan
menahan polusi atau debu yang menempel pada pustaka sehingga tidak
beroksidasi dengan polutan. Laminasi digunakan untuk kertas-kertas
yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan cara menambal, menjilid,
menyambung, dan sebagainya.
Ada dua cara laminasi, yaitu:
a) Laminasi Mesin; dengan cara dingin yaitu melapisi kedua sisi
kertas menggunakan film oplas, ataupun cara panas dengan
menggunakan kertas cromton yang dipanaskan pada suhu 70 –
90o C agar dapat menempel pada kertas.
b) Laminasi Manual; yaitu menggunakan kertas laminasi hasil
impor karena di negara kita belum diproduksi. Prosesnya yaitu
kertas laminasi direkatkan dibawah dan diatas pustaka yang
dilaminasi dan dihampakan udaranya. Setelah itu dikeringkan
dan setelah kering bagian pinggirnya digunting dengan rapih.
4. Enkapsulasi
Enkapsulasi adalah pelestarian dengan cara melindungi kertas
dari kerusakan yang bersifat fisik, seperti rapuh karena umur, pengaruh
asam, dimakan serangga, kesalahan penyimpanan, dsb. Pada umumnya
kertas yang akan dienkapsulasi berupa kertas lembaran seperti naskah
39
kuno, peta, poster, dsb. Pada engkapsulasi setiap lembar kertas diapit
dengan lembar plastik yang transparan, sehingga tulisannya tetap dapat
dibaca dari luar. Pada pinggir plastic atau sisi luar kertas tersebut
ditempeli lem atau double sided tape, sehingga bahan pustaka tidak
lepas. Engkapsulasi mirip menempatkan BP pada amplop yang terbuat
dari plastik. Perbedaan antara laminasi dan engkapsulasi ialah bahwa
pada laminasi, bahan pustaka menempel dengan pembungkusnya,
sedangkan pada enkapsulasi Bahan Pustaka tidak menempel, sehingga
bila diperlukan bisa diambil dengan utuh, dengan cara menggunting
bagian tepi plastik pelindungnya.
K. Maksud Dan Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka
Maksud pelestarian mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat
mengalami kerusakan, agar awet sehingga bisa dimanfaatkan lebih lama.
Koleksi atau bahan yang dirawat dimaksudkan untuk menimbulkan daya tarik
pemustaka dalam memanfaatkan bahan pustaka.
Tujuan pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat
mengalami kerusakan. bahan pustaka yang mahal, diusakahan agar awet, bisa
dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Koleksi yang dirawat dimaksudkan bias menimbulkan daya tarik, sehingga
orang yang tadinya segan membaca atau enggan memakai buku perpustakaan
menjadi rajin mempergunakan jasa perpustakaan.
Dapat disimpulkan juga tujuan pelestarian bahan pustaka sebagai berikut :
1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen.
40
2. Menyelamatkan fisik dokumen.
3. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
4. Mempercepat perolehan informasi : dokumen yang tersimpan dalam
CD (CompactDisc) sangat mudah untuk diakses, baik dari jarak dekat
maupun jauh. Sehingga pemakaian dokumen atau bahan pustaka
menjadi lebih optimal.
Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka dapat
berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli
bahan yang sama, yang dapat membebani pemesanan, pengolahan
kembali, penempelan kartu-kartu, yang semuanya memerlukan uang.24
L. Fungsi Pelestarian
Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak
diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng, atau jamur yang merajalela
pada buku-buku yang ditempatkan diruang yang lembab.jika disimpulkan
maka pelestarian memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. fungsi melindungi: bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga,
manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian
yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat menyentuh
dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai
bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta
kelembaban udara diperpustakaan akan mudah dikontrol.
24
Ibid, h. 5.
41
2. fungsi pengawetan: dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi
awet, bias lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca
dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.
3. fungsi kesehatan: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi
bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari
berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap
sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.
4. fungsi pendidikan: pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus
belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Mereka harus
menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam
perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan
perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk
berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.
5. fungsi kesedihan: merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau
orangtua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bias menambal buku
berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku
dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan
pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.
6. fungsi sosial: pelestarian tidak bias dikerjakan oleh seorang diri.
Pustakwan harus mengikut sertakan pembaca perpustakaan untuk tetap
merawat bahan pustak dan perpustakaan. Rasa pengorbanan yang tinggi
harus diberikan oleh setiap orang,demi kepentingan dan keawetan bahan
pustaka.
42
7. fungsi ekonomi: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi
lebih awet. Keuangan dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi nilai yang
berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka.
8. fungsi keindahan: dengan pelestarian yang baik, panataan bahan pustaka
yang rapih, perpustakaan tampak menjadi makin indah, sehingga
menambah daya tarik kepada pembacanya. Coba betapa jeleknya kalau
bahan pustaka tidak dirawat, penuh dengan binatang perusak, pengap,
bau busuk mengembara pada setiap sudut perpustakaan?25
25
Karmidi martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka), h.
6.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode, berasal dari bahasa Yunani, “Methodos” yang berarti cara
atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja; yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.26
Dalam suatu penelitian,
metodologi menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam
menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.27
Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan
atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional
dan terarah sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.28
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, ciri penelitian
kualitatif lebih menekankan realitas sosial sebagai suatu yang utuh, komplek,
dinamis, dan bersifat interaktif, untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah.
Data yang diperoleh dapat berbentuk kata, kalimat, skema atau gambar.29
Penelitian ini berusaha memahami situasi sosial secara mendalam,
menemukan pola, hipotesis dan teori.30
26
Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat,, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1977), h. 30. 27
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Yogyakarta, Rake Sarasin, 1989), h. 11. 28
Anton H. Bakker, Metode-Metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986) , h. 6. 29
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 14. 30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2008), h. 399.
44
B. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian
Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif, yang memiliki ciri-ciri
nonmanipulatif dan nonkontrol, holistik dan berorientasi pada kasus,
memusatkan diri pada proses, terbuka dan fleksibel tanpa kerangka pikir
konseptual yang aprior, menggunakan metode jamak untuk triangulasi,
mengkode data ke kategori yang berasal dari analisis isi, pengamat bersifat
humanistik dan yang diamati memiliki rapor yang baik, bersifat induktif
dalam analisis data.31
Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.32
Sedangkan tujuan dari metode deskriptif adalah melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fektual
dan cermat.33
Penelitian kualitatif tertarik untuk memahami bagaimana orang
menafsirkan pengalaman mereka, bagaimana mereka membangun dunia
mereka, dan apa konstribusi mereka dengan pengalaman mereka.34
Pendekatan kualitatif bermaksud memahami konteks, dan bukan sekedar
menggambarkannya. Pendekatan kualitatif sangat memperhatikan kenyataan
bahwa apa yang dilihat dan dipahami oleh seseorang, baik ia seorang peneliti,
31
Sulistyo Basuki, Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Visi Pustaka, vol. 8, no. 1, Juni 2006, p. 12.
32 Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: pengantar teori dan panduan praktis
penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula, (Jakarta: STIA-LAN. 1999), h. 60. 33
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rodakarya.
1997), h. 22. 34
Sharan B. Merriam. Qualitative Research: a guide to design and implementation.
(USA: Jossey Bass. 2009), h. 5.
45
maupun seorang yang sedang diteliti.35
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif karena
penulis ingin mengetahui secara mendalam bagaimana Peranan Pustakawan
Dalam Pelestarikan bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Prasetiya Mulya.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data-data
diperoleh. Sumber dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan
sebagainya. Menurut Lefland dan Leflan, sumber data yang utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya seperti sumber
data tertulis, foto dan statistic merupakan data tambahan sebagai pelengkap
atau penunjang data utama.36
1. Sumber Data Primer
Yaitu Sumber yang langsung memberikan data kepada peneliti,
Beliau adalah Pustakawan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya.
2. Sumber Data Sekunder
Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
peneliti, seperti buku-buku yang membahas tentang peranan Pustakawan
dalam Pelestarian Bahan Pustaka.
35
Putu Laxman Pendit. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. JIP-FSUI : Jakarta.
2003. h. 266. 36
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, 112.
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh peneliti untuk
mendapatkan data dan fakta-fakta yang ada pada subyek maupun obyek
penelitian. Untuk memperoleh data yang valid, dalam penelitian penulis
menggunakan beberapa metode yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur atau kepustakaan
Dilakukan untuk menemukan teori-teori pendukung serta
melihat informasi yang dihasilkan dan berkaitan dengan topik
penelitian. Sumber informasi yang digunakan adalah buku-buku,
makalah-makalah hasil seminar, terbitan-terbitan berkala yang
berkaitan dengan penelitian dan artikel-artikel.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap lokasi yang
akan diteliti. Observasi merupakan sarana utama dalam
pengumpulan data di penelitian kualitatif. Disini penulis akan
langsung melakukan observasi pada perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Pratesya Mulya.
3. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang uang ingin memperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu37
. Wawancara diperlukan saat peneliti
37
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya.
2003), h. 180.
47
tidak dapat mengamati kebiasaan, perasaan, atau bagaimana orang
berinterpretasikan sesuatu. Dengan cara tersebut penulis
mengumpulkan data untuk selanjutnya akan dianalisis. Dalam hal
ini wawancara melibatkan pengurus dan pengunjung taman bacaan
masyarakat.
E. Teknik Analisis Data
Maksud utama penelitian data adalah untuk membuat data itu dapat
dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan mampu dikomunikasikan
kepada orang lain. Dalam hal ini, penulis menggunakan model analisis
interaktif Miles dan Huberman, yaitu proses aktifitas dalam analisis data yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.38
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transparansi data
kasar yang muncul dari catatan lapangan. Oleh karena itu
langkahlangkah yang dilakukan oleh peneliti adalah kemudian
menyederhanakan dan mengabstrasikan. Dalam reduksi data ini,
peneliti melakukan proses living in (data yang terpilih) dan living
out (data yang terbuang) baik dari hasil pengamatan, wawancara
maupun dokumentasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Parsetiya Mulya.
38 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 337.
48
2. Sajian Data (display data)
Sajian data merupakan suatu proses pengorganisasian data
sehingga mudah dianalisis dan disimpulkan. Penyajian data dalam
penelitian ini berbentuk uraian narasi serta dapat diselingi dengan
gambar. Hal ini disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul
dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil observasi,
wawancara, maupun dokumentasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Parsetiya Mulya.
3. Verifikasi dan Simpulan Data
Verifikasi data dan simpulan merupakan langkah ketiga
dalam proses analisis. Langkah ini dimulai dengan mencapai pola,
tema, hubungan, hal-hal yang sering timbul, yang mengarah pada
peranan Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka Di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Prasetiya Mulya. Kemudian diakhiri
dengan menarik kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan.
Kesimpulan yang pada awalnya masih sangat tentative, kabur, dan
diragukan, maka dengan bertambahnya data, menjadi lebih
grounded. Kegiatan ini merupakan proses memeriksa dan menguji
kebenaran data yang telah dikumpulkan sehingga kesimpulan akhir
didapat sesuai dengan rumusan masalah.
Simpulan ini merupakan proses re-check yang dilakukan
selama penelitian dengan cara mencocokkan data dengan catatan-
catatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penarikan
simpulan-simpulan awal. Karena pada dasarnya penarikan
49
simpulan sementara dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data
yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan dalam melakukan
penarikan simpulan. Simpulan awal yang telah dirumuskan dicek
kembali (verifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti
dan selanjutnya menuju kearah simpulan yang mantap. Simpulan
merupakan intisari dari hasil penelitian yang menggambarkan
pendapat terakhir peneliti. Simpulan ini diharapkan memiliki
relevansi sekaligus menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Penelitian ini membahas tentang upaya peranan pustakawan dalam
pelestarian bahan pustaka, penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Data-data yang ada dibawah ini
merupakan jawaban yang dihasilkan penulis melalui wawancara dan
observasi.
Penelitian dilakukan selama 1 bulan, yaitu sejak 23 Agustus hingga 21
September 2015. Observasi bukan hanya melihat, mengamati atau menonton
saja, melainkan melihat sekaligus mengkaji suasana secara umum. Pada
akhirnya mencatat semua pengamatan dan mengubah menjadi serangkaian
kata yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Pada penelitian ini penulis melakukan beberapa kegiatan observasi
seperti melakukan wawancara dengan staf perpustakaan, melihat kegiatan
penyampulan koleksi buku, melihat kegiatan pembersihan rak buku yang
terkena debu, melihat kegiatan pembersihan jendela pada perpustakaan,
melihat kegiatan penataan buku, mengunjungi website, melihat kegiatan
peminjaman dan pengembalian buku, mengamati buku, mengamati
lingkungan Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
Untuk mendapatkan data, penulis juga melakukan wawancara dengan
Ibu Onny Mugihastuti selaku Kepala Perpustakaan di Sekolah Tinggi
51
Ekonomi Prasetiya Mulya. Adapun yang ditanyakan kepada informan adalah
untuk mendapatkan informasi dan hal-hal yg berkaitan dengan peranan beliau
dalam pelestarian bahan pustaka di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya yang berdomisili di Cilandak, Jakarta Selatan.
A. Profil Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
1. Sejarah singkat Perpustakaan Sekolah Tinggi Prasetiya Mulya.
Sekolah Tinggi Prasetiya Mulya, di jalan TB Simatupang, Jakarta
Selatan, Kini memiliki perpustakaan baru yang besar dan nyaman,
menempati lantai tiga gedung baru itu diresmikan Desember 2006, dan
diberi nama Tanoto Library. Perpustakaan ini memang dibangun dengan
bantuan dana dari Tanoto Foundation (Yayasan Bhakti Tanoto), yang
didirikan oleh keluarga pengusaha Sukanto Tanoto. Sebelumnya
Perpustakaan hanya menempati setengah lantai di gedung lain, dan sudah
kesempitan karena koleksi bukunya terus bertambah. Perpustakaan
Prasetiya Mulya memiliki dua perpustakaan dengan banyak koleksi lebih
dari 35.000 buku. Perpustakaan berlokasi di kampus Cilandak dan salah
satunya berada di gedung rektorat di kampus BSD. Perpustakaan
memiliki berbagai macam koleksi, mulai dari materi fiksi hingga sains,
dari koleksi materi buku-buku cetak dan digital seperti CD-ROM, CD,
VCD, dan DVD. Perpustakaan juga mengkoleksi terbitan berseri seperti
Koran Kompas dan juga seri bulanan seperti majalah Berita Politik,
Bisnis dan Ekonomi.
52
Khusus Anggota Perpustakaan (Library Membership Only),
anggota perpustakaan bisa meminjam buku dari Perpustakaan PMBS.
Anggota juga bisa mengakses jurnal digital dan buku seperti Gale
Cenggage learning (Pembelajaran Gale Cengage), Proquest, EBSCO,
Badan Pusat Riset Ekonomi (National Bureau Of Economic Research),
Econ Papers, Basis Data Jurnal Ilmiah Indonesia dan Akses Perpustakaan
PMBS : http://pmbs.ac.id/library/
2. Koleksi
NO
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI JUMLAH BUKU
000
Ilmu komputer, Informasi &
Karya umum
5.000
100 Filsafat & Psikologi 2.500
200 Agama 1.500
300 Ilmu Sosial 17.500
400 Bahasa 3.200
500 Sains 2.000
600 Teknologi 1.300
700 Seni & Rekreasi 2.200
800 Sastra 1.000
900 Sejarah & Geografi 1.500
TOTAL 37.700
53
3. Layanan Peminjaman Koleksi
a. Buku wajib : Jangka waktu peminjaman
1 hari (pukul 08.00-20.00)
b. Buku Biasa : Jangka waktu peminjaman
14 hari kalender (termasuk harisabtu, minggu dan
hari libur)
c. Buku Reference : Hanya dapat dibaca di perpustakaan
d. Periodical : Hanya dapat dibaca di perpustakaan
e. Audiovisual : Tidak dipinjamkan
f. Business Plan : Tidak dipinjamkan
4. Layanan
a. Sistem layanan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya
Mulya menggunakan sistem layanan sivitas akademik, yaitu
diperuntukkan hanya untuk mahasiswa dan karyawan.
b. Jam layanan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya
Mulya :
Senin-jum’at 08.00-20.00 WIB
Sabtu 09.00-13.00 WIB
c. Jenis Layanan
1) Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti
buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang
baca.
54
2) Layanan sirkulasi (peminjaman), yaitu peminjaman buku untuk
dibawa ke rumah atau di luar ruangan. Pengguna yang boleh
meminjam buku hanyalah anggota yang telah terdaftar. Lama
peminjaman buku adalah 2 minggu dan maksimal jumlah buku
yang boleh dipinjam adalah 3 buku.
5. Peraturan dan tata tertib
a. Untuk dapat masuk kedalam perpustakaan, mahasiswa dapat
menggunakan kartu mahasiswa dengan menempelkan kartu
mahasiswa ke mesin access door yang ada di dekat pintu masuk
perpustakaan.
b. Harap menunjukkan kartu identitas (kartu mahasiswa, SIM, KTP)
c. Harap meletakkan barang-barang diloker perpustakaan.
d. Tidak membawa makanan dan minuman.
e. Tidak membawa tas dan sarung laptop.
f. Tidak membawa masuk buku milik perpustakaan yang statusnya
sedang dipinjam.
g. Kegiatan diskusi hanya boleh dilakukan di dalam ruang diskusi.
h. Dilarang menelfon atau menerima panggilan telfon di dalam ruang
baca perpustakaan.
i. Tidak mengembalikan buku yang sudah dibaca ke dalam rak.
j. Tidak menggunakan loker perpustakaan lebih dari satu hari.
k. Tidak merusak dan menyobek halaman.
55
l. Tidak diperkenankan mencoret-coret bahan pustaka.
m. Menjaga keamanan dan tetertiban.
n. Tidak diperkenankan meminjamkan kartu anggota kepada orang
lain.
o. Tidak merokok dalam ruangan.
6. Tata Cara Peminjaman
a. Maksimum peminjaman dua buku.
b. Peminjaman dilakukan dengan menunjukkan kartu mahasiswa.
c. Maksimum perpanjangan adalah dua kali, dengan jangka
perpanjangan dua minggu. Perpanjangan hanya dapat dilakukan
jika buku tersebut tidak diperlukan oleh pemakai lain.
d. Perpanjangan dapat dilakukan melalui:
1. Email: perpustakaan @pmbs.ac.id
2. Datang ke perpustakaan dengan menunjukkan kartu
mahasiswa.
e. Keterlambatan pengembalian buku akan dikenakan denda/hari.
f. Pembayaran denda hanya bisa dilakukan secara tunai di
perpustakaan.
g. Perhitungan denda keterlambatan dihitung/hari kalender (termasuk
hari sabtu, minggu dan hari libur).
h. Kehilangan buku dikenakan sanksi berupa pergantian buku asli
dengan judul yang sama.
56
i. Apabila buku tersebut sulit dicari atau tidak terbit lagi, dikenakan
sanksi berupa uang sebesar harga buku yang hilang saat ini.
B. Hasil Penelitian
1. Peran Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka di
Perpustakaan Prasetiya Mulya
Berdasarkan wawancara dengan pustakawan dalam melestarikan
bahan pustaka, peran pustakawan di Perpustakaan Prasetiya Mulya sudah
cukup baik. Informasi yang didapatkan, bahwa pustakawan memberikan
tanggung jawab kepada cleaning service untuk memelihara kebersihan,
pengaturan suhu dan kelembaban ruangan, pengaturan cahaya yang
memadai, dibantu oleh cahaya dari jendela yang berukuran besar.
Cleaning service membersihkan ruang perpustakaan 2 kali sehari, yaitu
sebelum perpustakaan dibuka dan sesudah perpustakaan ditutup.
Peran lain pustakawan adalah dengan melakukan penyampulan
buku, baik buku baru maupun buku yang sampulnya sudah rusak,
membersihkan buku secara berkala.
Keterangan tersebut dijelaskan dalam wawancara dengan
narasumber pada 26 Agustus 2015 sebagai berikut :
“Kami sangat memperhatikan dalam kegiatan memelihara kebersihan
perpustakaan, memelihara itensitas suhu,cahaya, dan kelembaban
diruangan perpustakaan salah satunya dengan Cleaning service selalu
rajin menjalankan tugasnya dalam melakukan bersih-bersih
diperpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya dengan
menjaga ruangan agar tetap kondusif (membersihkan, mengatur suhu,
57
cahaya, dan aroma ruangan), 2 sampai 3 orang selalu rajin untuk
bersih-bersih diperpustakaan, perpustakaan tutup pada pukul 20.00
malam kemudian pada pukul 09.00 malam 1 sampai 2 orang mulai untuk
membersikan perpustakaan dan ini dilakukan rutin, Menyampul dan
memberikan identitas buku, membersihkan buku, menata buku sesuai
kategori, ruanganpun menggunakan AC yang disesuaikan suhunya,
bangku dan meja yang nyaman untuk membaca buku, cahaya lampu
disesuiakan terangnya untuk menjaga koleksi-koleksi di Perpustakaan
Prasetiya Mulya, jendelanyapun dibuat dengan baik agar cahaya yang
masuk dapat diterima dengan baik oleh koleksi-koleksi di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.”39
Selain itu pustakawan juga mengolah dokumen tercetak menjadi
dokumen digital, serta melakukan kontrol keamanan bahan pustaka. Hal
ini dapat dilihat melalui wawancara narasumber sebagai berikut :
“Peran pustakawan selama ini melakukan pelestarian dokumen
(diantaranya mengolah dokumen menjadi bentuk digital); mengelola
layanan pinjam antar perpustakaan (PAP); melakukan kontrol keamanan
bahan pustaka.”40
Berdasarkan wawancara dengan pustakawan, mereka menilai
bahwa kebijakan tentang pelestarian bahan pustaka tidak terlalu penting
karena tanpa adanya kebijakan, pelestarian bahan pustaka tetap dilakukan
setiap tahunnya. Seperti yang dapat dilihat dalam wawancara narsumber
sebagai berikut :
“Kebijakan tentang pelestarian pelestarian bahan pustaka di
perpustakaan sekolah tinggi ekonomi prasetiya mulya untuk secara
khusus tidak terlalu penting karena tanpa adanya kebijakan di
perpustakaan kami, kami secara rutin melakukan kegiatan pelestarian
39
Wawancara Pribadi dengan Kepala Perpustakaan, Jakarta, 26 Agustus 2015 40
Wawancara Pribadi dengan Kepala Perpustakaan, Jakarta, 26 Agustus 2015
58
bahan pustaka atau melakukan pemeliharaan buku-buku agar buku-buku
di perpustakaan ini tidak cepat rusak kami lakukan setiap tahunnya.”41
2. Faktor-faktor Penunjang Pelestraian Bahan Pustaka Di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pelestarian
bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya
Mulya adalah faktor kenyamanan. Hal ini dapat dilihat melalui
wawancara narasumber sebagai berikut :
“Faktor yang menjadi pertimbangan kami dalam melakukan pelestarian
bahan pustaka diperpustakaan adalah faktor kenyamanan, agar
pembaca yang datang ke perpustakaan kami dapat merasakan
kenyamanan.”42
Faktor penunjang dalam kegiatan pelestarian bacaan pustaka di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya diantaranya :
1. Ruang perpustakaan yang luas
Ruang Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
memiliki ruangan yang cukup luas, sehingga menyimpanan dan
pengaturan buku tidak menumpuk dan tidak merusak buku.
2. AC
Ruangan Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
menggunakan pendingin ruangan (AC) dengan suhu 21oC yang
sesuai dengan standar suhu perpustakaan. Sehingga membantu
dalam menjaga keawetan fisik bahan bacaan.
41
Wawancara Pribadi dengan Kepala Perpustakaan, Jakarta, 26 Agustus 2015 42
Wawancara Pribadi dengan Kepala Perpustakaan, Jakarta, 26 Agustus 2015
59
Seperti yang dapat dilihat dalam wawancara narasumber sebagai
berikut :
“Kami memberikan fasilitas berupa ruang perpustakaan yang
luas, pendingin ruangan (AC) di Perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Prasetiya Mulya.”43
3. Kendala Dalam Pelestraian Bahan Pustaka Di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya dalam pelaksanaan pelestarian bahan
pustaka, antara lain adalah rusaknya beberapa buku dikarenakan
ketidaksadaran akan pentingnya menjaga bahan bacaan oleh pembaca
ataupun dikarenakan sudah lamanya usia buku.
Sedangkan menurut hasil wawancara dengan pustakawan, sejauh
ini Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
menanggulangi kendala di atas dengan cara melakukan mengganti buku
yang sudah lama secara berkala, yaitu setahun sekali, sedangkan untuk
buku yang rusak dikarenakan sampul yang lepas, sampul yang sudah
lama, buku yang robek, buku yang dicoret-coret oleh pembaca akan
segera kami perbaiki.
Hal ini dapat dilihat melalui wawancara narasumber sebagai berikut :
“Buku yang sudah lama dan harus diganti akan segera kami ganti dan
itu kami lakukan secara berkala setahun sekali sedangkan kalau buku
rusak dikarenakan oleh pembaca akan segera kami perbaiki tapi
43
Wawancara Pribadi dengan Kepala Perpustakaan, Jakarta, 26 Agustus 2015
60
biasanya rusaknya buku di sini hanya dikarenakan sampul yang sudah
rusak dan sudah waktunya kami ganti.”44
C. Pembahasan
1. Peranan Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka di
Perpustakaan Prasetiya Mulya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Peranan adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.45
Menurut Ikatan
Pustakawan Indonesia (IPI) pustakawan adalah seorang yang melaksanakan
kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui
pendidikan.46
Berdasarkan pengamatan penulis peranan pustakawan dari segi
pelestarian bahan pustaka diantaranya penyampulan buku, baik buku baru
maupun buku yang sampulnya sudah rusak, memberikan identitas buku,
membersihkan buku secara berkala, dan menata buku sesuai kategorinya
sudah cukup baik di perpustakaan prasetiya mulya.
Seorang pustakawan harus mengetahui mengenai masalah pelestarian
bahan pustaka, karena hal utama yang dihadapi seorang pustakawan adalah
buku. Pada mulanya pustakawan merasa perlu melestarikan bahan pustaka
44
Wawancara Pribadi dengan Kepala Perpustakaan, Jakarta, 26 Agustus 2015 45
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 3 ed. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), h. 854. 46
Rachman hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: sesuatu pendekatan
terhadap profes dan kode etik pustakawan indonesi, (Jakarta: Sagung Seto,2006), h. 45.
61
karena banyak bahan pustaka yang semakin tua dan semakin rusak.
Usaha-usaha penjagaan (preventif) menurut buku pembimbing
perpustakaan adalah usaha pencegahan agar buku tidak cepat rusak yaitu
yang sifatnya represif atau memperbaiki jika buku telah rusak.47
2. Faktor-faktor Penunjang Pelestraian Bahan Pustaka Di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
Faktor penunjang adalah sarana dan prasarana dalam sebuah
perpustakaan. Sarana dan prasarana merupakan penunjang aktifitas
perpustakaan dalam melakukan pelestarian bahan pustaka dengan
demikian sarana dan prasarana sangat berperan penting dalam
kelengkapan dan kerapihan koleksi di perpustakaan.
Menurut Arif Mansur Makmur tunjangan adalah (uang dan
sebagainya) penyokong, pemberi dana (sarana yang akan mempelancar
(usaha dan sebagainya).48
Faktor yang menjadi pertimbangan di
perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya adalah faktor
kenyaman dapat dilihat dari ruangan perpustakaan yang luas, koleksi
bukunya yang lengkap, adanya pendingin ruangan (AC), kursi dan meja
yang nyaman untuk membaca buku, disediakannya tempat untuk
fotocopy.
47
Sumarno, Pembimbing perpustakaan (Jakarta: Akadoma, 1989), h. 107. 48
Makmur Arif Mansur, Tesaurus Plus Indonesia-Inggris: Referensi Kata-Kata Indonesia
Bermakna Ganda Dan Padanannya Dalam Bahasa Isnggris (Jakarta: PT. Mizan Publika. 2009), h.
1226.
62
3. Kendala Dalam Pelestraian Bahan Pustaka Di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya
Pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan karena selama
disimpan dan dimanfaatkan diperpustakaan pasti akan mengalami
kerusakan dan pelapukan, cepat atau lambatnya kerusakan bahan pustaka
ini tergantung dari mutu kertas, mutu penjilidan, cara penggunaan dan
fator lingkungan lainnya. Pelestarian mempunyai arti yang luas, yaitu
Preservation (Pelestarian), Conservation (Pengawetan), Restoration
(Perbaikan).
Berdasarkan pengamatan penulis kendala yang dihadapi
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya yaitu sampul
buku yang lepas, buku sedikit sobek, sampul buku yang sobek, dan kertas
yang terkena noda, maka untuk melindungi bahan pustaka baik dari fisik
maupun iformasinya mutlak perlu adanya kegiatan pelestarian bahan
pustaka.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian, penjelasan dan analisa diatas sebagai hasil penelitian
yang berkenaan dengan kegiatan pelestarian bahan pustaka di
perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya, maka sebagai
upaya mengakhiri pembahasan skripsi ini, penulis mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran pustakawan selama ini melakukan pelestarian dokumen
(diantaranya mengolah dokumen menjadi bentuk digital);
melakukan kontrol keamanan bahan pustaka, Peran lain
pustakawan adalah dengan melakukan penyampulan buku, baik
buku baru maupun buku yang sampulnya sudah rusak, memberikan
identitas buku, membersihkan buku secara berkala, dan menata
buku sesuai kategorinya. Selain itu membantu pengguna untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian
informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, serta tepat waktu.
2. Faktor yang menjadi penunjang bahan pustaka di perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya adalah implentasi
standar kenyaman yang tinggi dapat dilihat dari ruangan
perpustakaan yang luas, koleksi bukunya yang lengkap, adanya
pendingin ruangan (AC), kursi dan meja yang nyaman untuk
membaca buku, disediakannya tempat untuk fotocopy.
64
3. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya dalam pelaksanaan pelestarian
bahan pustaka, antara lain adalah tidak adanya bagian khusus untuk
melakukan pelestarian bahan pustaka dan pedoman untuk
melaksanakan kegiatan pelestarian bahan pustaka seperti fumigasi
(pengasapan).
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya adalah :
1. Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya belum pernah
melakukan fumigasi (pengasapan), walaupun koleski didalamnya tidak
terlihat rusak atau jelek, penulis sarankan segera mungkin untuk
melakukan fumigasi agar koleksi yang sudah dijaga dengan baik tidak
akan ada jamur yang tumbuh, binatang mati, dan binatang perusak bahan
pustaka lainnnya.
2. Perpustakaan Prasetiya Mulya tidak untuk umum hanya untuk mahasiswa
dan karyawan saja, Mungkin untuk menjaga agar koleksi tetap awet dan
tidak cepat rusak akan tetapi lebih baiknya perpustakaan diperbolekan
untuk umum agar pemustaka umumpun bisa melihat dan merasakan
betapa nymannya perpustakaan Prasetiya Mulya.
3. Perpustakaan prasetiya mulya tidak terlalu besar tetap harus memiliki
bagian khusus untuk melakukan pelestarian bahan pustaka.
65
DAFTAR PUSTAKA
Aris, “Peranan Perpustakaan dalam Kebutuhan Rekreasi, Pendidikan,
Penelitian dan Informasi Masyarakat”, Visi Pustaka, vol. 5, no. 2,
Desember 2003.
Bakker, Anton H. Bakker. Metode-Metode Filsafat, Jakarta: Ghalia
Indonesia. 1986.
Blasius Sudarsono. Pustakawan Cinta dan Teknologi, Jakarta: ISPII:
Ikatan Sarjana Perpustakaan Dan Informasi Indonesia. 2009.
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2003.
Eko Endarmoko. Tesaurus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia. 2006.
Eko Handoyo. Pelestarian Bahan Pustaka. Semarang: Universitas Negeri
Semarang. 2012.
Hasan Alwi. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2005.
Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. Etika Kepustakawanan. Jakarta:
Sagung Seto. 2006.
Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan, Jakarta: Universitas
Terbuka. 1999.
Irawan Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: pengantar teori dan
panduan praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti
pemula. Jakarta: STIA-LAN. 1999.
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja
Rodakarya. 1997.
Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. 1977.
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka. 1999.
Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta, Rake
Sarasin. 1989.
66
Pendit, Putu Laxman. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. JIP-
FSUI : Jakarta. 2003.
Qalyubi, Syihabuddin. dkk., Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan
Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab.
2006.
Sharan Merriam, B. Qualitative Research: a guide to design and
implementation. USA : Jossey-Bass. 2009.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Sagung Seto. 2006.
Sulistyo Basuki. “Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian
Ilmu Perpustakaan dan Informasi”, Visi Pustaka, vol. 8, no. 1, Juni
2006.
Sholeh, Asrorun Ni’am. Perpustakaan Jendela Peradaban: teks, konteks
dan dinamika pembahasan undang-undang tentang perpustakaan.
Jakarta: ELSAS. 2008.
Siregar, A. Ridwan. Perpustakaan: energi pembangunan bangsa. Medan:
USUpress. 2004.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2005.
.............., Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta. 2008.
Sulistia, dkk. Manajemen Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Universitas
Terbuka. 2009.
Sumarno, Pembimbing perpustakaan. Jakarta: Akadoma. 1989.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3
ed. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Yusuf, Taslimah. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas
Terbuka. 1996.
PANDUAN OBSERVASI
NO KEGIATAN OBSERVASI YA TIDAK
1. Mengunjungi website Perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Prasetiya Mulya.
2. Mengamati Buku Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya.
3. Melihat kegiatan pembersihan rak buku yang terkena
debu.
4. Melihat kegiatan pembersihan jendela pada Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
5. Melihat kegiatan menyampul koleksi Buku di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
6.
Melihat kegiatan penataan buku di Perpustakaan Sekolah
Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
7. Melihat kegiatan peminjaman dan pengembalian buku
oleh pemustaka, peneliti melihat buku yang telah
dipinjam dijaga dengan baik oleh pemustaka.
8. Megamati lingkungan Perpustakaan Sekolah Tinggi
Ekonomi Prasetiya Mulya.
9. Melakukan wawancara dengan staf perpustakaan
LAMPIRAN
Gambar. 3.1
Sumber: http://pmbs.ac.id/library/
1. Peta kampus Prasetiya Mulya Cilandak.
kampus Cilandak kini ditempati oleh mahasiswa pasca sarjana dan siswa
penelitian
Gambar. 3.2
Sumber: http://pmbs.ac.id/library/
2. Peta kampus Prasetiya Mulya di Edutown, Bumi Serpong Damai (BSD)
mahasiswa program sarjana menempati kampus BSD sejak agustus 2010
Gambar. 3.3
Sumber: http://pmbs.ac.id/library/
FOTO RAK DAN KOLEKSI BUKU
FOTO RUANG TUNGGU
FOTO TANGGA DAN RAK
FOTO RUANG BACA
FOTO PERPUSTAKAAN TAMPAK SAMPING KIRI
FOTO PERPUSTAKAAN TAMPAK SAMPING KANAN
Sumber: http://pmbs.ac.id/library/
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH
TINGGI EKONOMI PRASETIYA MULYA
1. Peranan pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka
Sejauh mana peranan bapak/ibu dalam pelestarian bahan pustaka?
Kami melakukan pelestarian bahan pustaka yaitu penyampulan buku, baik buku baru
maupun buku yang sampulnya sudah rusak, memberikan identitas buku, membersihkan
buku secara berkala, dan menata buku sesuai kategorinya, dokumen (diantaranya
mengolah dokumen menjadi bentuk digital); melakukan kontrol keamanan bahan
pustaka dan peran lain pusatakawan untuk mempermudah pengguna untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif,
tepat sasaran, serta tepat waktu. Selain itu membantu pengguna untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif,
tepat sasaran, serta tepat waktu.
Menurut Bapak/ibu, seberapa penting kebijakan pelestarian bahan pustaka
diterapkan?
Kebijakan tentang pelestarian pelestarian bahan pustaka di perpustakaan sekolah tinggi
ekonomi prasetiya mulya untuk secara khusus tidak terlalu penting karena tanpa adanya
kebijakan di perpustakaan kami, kami secara rutin melakukan kegiatan pelestarian
bahan pustaka atau melakukan pemeliharaan buku-buku agar buku-buku di
perpustakaan ini tidak cepat rusak kami lakukan setiap tahunnya.
Kebijakan apa saja yang diterapkan dalam pelestarian bahan pustaka di
perpustakaan, baik bagi pustakawan maupun pemustaka?
Kebijakan tentang pelestarian pelestarian bahan pustaka di perpustakaan sekolah tinggi
ekonomi prasetiya mulya belum ada kebijakannya secara khusus. Karena kegiatan
pelestarian bahan pustaka sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya agar buku-buku
di perpustakaan disini tidak cepat rusak..
Apa saja kegiatan yang dilakukan bapak/ibu dalam pelestarian bahan pustaka?
Kami sangat memperhatikan dalam kegiatan memelihara kebersihan dilingkungan
perpustakaan, memelihara itensitas suhu,cahaya, dan kelembaban diruangan
perpustakaan salah satunya dengan Cleaning service selalu rajin menjalankan tugasnya
dalam melakukan bersih-bersih diperpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya
Mulya dengan menjaga ruangan agar tetap kondusif (membersihkan, mengatur suhu,
cahaya, dan aroma ruangan), 2 sampai 3 orang selalu rajin untuk bersih-bersih
diperpustakaan, perpustakaan tutup pada pukul 08.00 malam kemudian pada pukul
09.00 malam 1 sampai 2 orang mulai untuk membersikan perpustakaan dan ini
dilakukan rutin, Menyampul dan memberikan identitas buku, membersihkan buku,
menata buku sesuai kategori, ruanganpun menggunakan AC yang disesuaikan suhunya,
bangku dan meja yang nyaman untuk membaca buku, cahaya lampu disesuiakan
terangnya untuk menjaga koleksi-koleksi di Perpustakaan Prasetiya Mulya,
jendelanyapun dibuat dengan baik agar cahaya yang masuk dapat diterima dengan baik
oleh koleksi-koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
Bagaimana ke depan program kegiatan pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?
Program kegiatan kedepan pelestarian bahan pustaka yang ingin kami lakukan untuk
perpustakaan sekolah tinggi ekonomi PRESMUL adalah melakukan kegiatan
pengasapan (fumigasi) agar buku-buku lebih dapat terjaga lagi dari binatang perusak
dll.
2. Sarana dan Faktor Penunjang dalam pelestarian bahan pustaka
Faktor apa yang menjadi pertimbangan dalam pelestarian bahan pustaka di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?
Faktor yang menjadi pertimbangan kami dalam melakukan pelestarian bahan pustaka
diperpustakaan adalah faktor kenyamanan, agar pembaca yang datang ke perpustakaan
kami dapat merasakan kenyamanan.
Fasilitas apa saja yang dapat menunjang pelestarian bahan pustaka di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?
Kami memberikan fasilitas berupa ruang perpustakaan yang luas, komputer, pendingin
ruangan (AC), Fotocopy, meja dan bangku yang nyaman untuk mahasiswa membaca buku di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.
Fasilitas apa yang sangat dibutuhkan dalam waktu dekat untuk pelestarian bahan
pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?
Untuk dalam waktu dekat ini kami belum berencana menambahkan fasilitas di
perpustakaan PRESMUL ini , karena fasilitas saat ini di perpustakaan sekolah tinggi
ekonomi prasetiya mulya sudah cukup memadai dan sudah cukup lengkap untuk para
mahasiswa sekolah tinggi ekonomi PRESMUL.
Apakah ada kerja sama dalam hal pelestarian bahan pustaka dengan pihak lain?
Ya/Tidak. Bagaimana.
Belum ada rencana untuk berkerjasama dengan pihak lain, dikarenakan belum ada
pemicaaran dalam waktu dekat ini tapi kami tidak menutup kemungkinan melakukan
kerja sama ke pihak lain.
3. Kendala dalam pelestarian bahan pustaka
Apa kendala yang dihadapi dalam melakukan pelestarian bahan pustaka?
Rusaknya beberapa buku baik dikarnakan oleh pembaca ataupun dikarnakan sudah
lama usia buku. Itu yang sering kami hadapi di sini.
Sejauh ini bagaimana menanggulangi kendala-kendala tersebut?
Buku yang sudah lama dan harus diganti akan segera kami ganti dan itu kami lakukan
secara berkala setahun sekali sedangkan kalau buku rusak dikarenakan oleh pembaca
akan segera kami perbaiki tapi biasanya rusaknya buku di sini hanya dikarenakan
sampul yang sudah rusak dan sudah waktunya kami ganti.
Hambatan apa yang sampai saat ini belum bisa teratasi?
Hambatan yang saat ini yang belum bisa kami atasi yaitu izin untuk melakukan
pengasapan di perpustakaan sekolah tinggi PRESMUL karena kami belum pernah
melakukan pengasapan sejak tahun 80 hingga sekarang, dengan itu kami sedang
mengusahakan untuk dapat izin melakukan pengasapan di perpustakaan kami.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
MILA PUTRITA ISLAMI. Lahir di Depok, 16 Januari 1990.
Putri kedua dari tiga bersaudara. Ayahanda Drs. Muhammad
Bachtiar Habib dan Ibunda Dra. Sri Suprihati. Penulis bertempat
tinggal di Jl. Dewi Sartika 1 RT 003/014 Kel. Depok Kec.
Pancoran Mas Prov. Jawa Barat. Menyelesaikan sekolah
dasarnya di SDN Anyelir 1 Depok (tahun 2002). Kemudian
melanjutkan sekolah menengahnya di Depok: MTS Darul Arqam
(tahun 2005) dan SMK Setia Negara (tahun 2008). Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada program (S1)
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Peran
Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi
Prasetiya Mulya”. Penulis pernah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kel. Cibarayut
Kec. Cigombong Kab. Bogor, Jawa Barat pada tahun 2011 dan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Perpustkaan Sekolah SMP/SMA Islam Al-Azhar Pusat Kebayoran Baru pada tahun
2012.
top related