perawatan restoratif untuk mencegah gagal-pulih pada lanjut usia di masyarakat
Post on 12-Apr-2017
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UNTUK MENCEGAH GAGAL -PULIH PADA
LANJUT USIA DI MASYARAKAT
MENUA SEHAT (Healthy Aging)
Lingkungan Gaya Hidup
Sel Jaringan Organ Sistem
FAKTOR EKSOGEN(Penuaan Sekunder)
MENUA ENDOGENIK(Penuaan Primer)
(Boedhi-Darmojo, 2003)
Age 70
53%
30%
5%
12%Water Fat Bone Mineral Cell Solids
Age 25
61% 14%
6%
19%
Water Fat Bone Mineral Cell Solids
Body Composition in Relation to Age
Faktor Eksogen
DEPRESIDEPRESI
PENYAKITPENYAKIT
UMURUMUR
Faktor Endogen
Faktor Eksogen
Penyakit Jantung
Stroke
Hypertensi
Dementia
Diabetes Melitus
Kanker
Osteoporosis
Penyakit liver
Penyakit Ginjal
Penyakit saluran napas
PENYAKIT DEGENERATIF
MODEL LABA-LABA
FAKTOR RISIKO
Penyakit Jantung
Stroke
Hypertensi
Dementia
Diabetes Melitus
Kanker
Osteoporosis
Penyakit liver
Penyakit Ginjal
Penyakit saluran napas
Faktor Risiko dan penyakit degenaratif (FR harus dihindari sedini mungkin supaya lebih berhasil). Boedi –darmojo, Retirement Speech 6 Januari 2001, Sidang Konsorsium Ilmu Kesehatan (KDK) 2000.
TAHAPAN PROSES MENUA
Kelemahan (impairment)
Keterbatasan (handicap)
Ketidakmampuan (disability)
sindroma gagal-pulih (frailty)
DAMPAK UTAMA SINDROMA GAGAL-PULIH :DAMPAK UTAMA SINDROMA GAGAL-PULIH :
Pemenuhan kebutuhan menurun :• Aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari
(instrumental activities of daily living /IADL)• Aktivitas kehidupan sehari-hari (activities of daily
living /ADL)
Aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari (instrumental activities of daily living /IADL)
1. Menyiapkan hidangan2. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
yang ringan (misal: menyapu, merapikan)
3. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang berat (misal: mengepel lantai, membersihkan jendela)
4. Mencuci dan menyetrika baju5. Merapikan tempat tidur6. Belanja
Aktivitas kehidupan sehari-hari (activities of daily living /ADL)
1. Berpakaian2. Beranjak dari dan ke tempat tidur3. Beranjak dari kursi4. Membersihkan diri (lap muka, sisir, gosok gigi)5. Mandi dan mengeringkan badan6. Menggunakan toilet (ke/dari WC, menyiram,
menyeka, lepas/pakai celana)7. Makan 8. Berjalan di dalam rumah termasuk menggunakan
tongkat9. Naik turun tangga10. Berjalan di sekitar/luar rumah termasuk
menggunakan tongkat11. Merawat/melindungi kaki
Sindroma Gagal-pulih• Suatu kondisi tubuh sebagai akibat dari
menurunnya kapasitas multisistem yang berisiko tinggi terhadap timbulnya berbagai penyakit, trauma atau kondisi kesehatan negatif lainnya namun kondisi tersebut dapat dicegah melalui intervensi tertentu (Fried, et al., 2004)
• Contoh: – Perawatan diri yang tidak terpelihara karena
mengalami kelemahan dan keletihan (fatigue) – Seseorang yang sering jatuh karena gaya berjalan yang
tidak seimbang atau lemah
Gejala sindroma gagal-pulih
1. Penurunan berat badan secara progresif2. Kecepatan/gaya berjalan melambat3. Kekuatan cengkeraman tangan menurun 4. Mengalami keletihan atau daya tahan
menurun5. Tingkat aktivitas fisik yang rendah
(Eliopoulos, 1997)
Tabel 1. Kriteria Gagal-pulih menurut Gill, et al. (2006)
Indikator KriteriaPenurunan berat badan
BB turun 4,5 kg atau lebih dalam satu tahun terakhir namun penyebab tidak dijelaskan
Keletihan Kelelahan atau daya tahan menurun dalam 3-4 hari terakhir atau sepanjang waktu
Aktivitas fisik rendah
Skala Minnesota Leisure Time Activity, pengeluaran kalori untuk aktivitas fisik dalam seminggu menurut jenis kelamin
Kekuatan otot Tonus otot, hand dynamometer, kriteria Indeks Massa Tubuh
Kecepatan berjalan lambat
Latihan kecepatan jalan menurut jenis kelamin sejauh 4,575 m lebih dari 10 detik
2mkg
Fried, et al., 20041. GAGAL-PULIH -- Apabila
seseorang menunjukkan tiga gejala atau lebih
2. PREGAGAL-PULIH -- apabila hanya menunjukkan satu atau dua gejala
3. TAK GAGAL-PULIH -- apabila tidak menujukkan gejala apapun
NB : Ketiga level tersebut tergantung pada usia, kondisi penyakit kronis, fungsi kognitif, dan gejala depresif
Kematian
gagal-pulih
Pre gagal-pulih
Tak gagal-pulih
Fried, et al., 2004
The Canadian Study of Health and Aging (CSHA) Clinical Frailty Scale (Rockwood et al., 2005)
1. SANGAT FIT — sehat, kuat, tegap, aktif, energik, dan motivasi kuat; Umumnya seseorang melakukan latihan secara rutin dan berada pada kondisi kesehatan yang optimal
2. SEHAT — Tidak sedang menderita sakit tetapi kurang fit dibanding seseorang dengan kategori I
3. SEHAT NAMUN PERNAH MENDERITA SAKIT— gejala penyakit telah terkontrol bila dibandingkan pada Kategori IV
4. MUDAH TERSERANG PENYAKIT— meskipun tidak kelihatan tergantung pada orang lain, golongan ini umumnya mengeluh kapasitas fungsionalnya telah menurun atau telah memiliki gejala-gejala penyakit
5. GAGAL-PULIH RINGAN— adanya ketergantungan pada salah satu atau lebih komponen aktivitas instrumental kehidupan sehari-harinya (IADL)
6. GAGAL-PULIH SEDANG — adanya ketergantungan pada salah satu atau lebih komponen aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari (IADL) dan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
7. GAGAL-PULIH BERAT— ADL tergantung sepenuhnya pada orang lain atau menderita penyakit terminal
PERAWATAN RESTORATIF
• Program latihan untuk meningkatkan kapasitas fungsional lansia (Lusky, 2002)
• Intervensi keperawatan yang paling efektif untuk meningkatkan otonomi dan kemandirian klien di fasilitas kesehatan (Haffenreffer & Gold, 1991)
• Salah satu strategi utama dalam implementasi keperawatan untuk meningkatkan luaran status kesehatan klien (Adams & Rentfro, 1991)
• Membantu individu yang tidak mampu mengembalikan derajat kapasitas fungsionalnya secara optimal baik dalam aspek fisik maupun psikologis
“Penurunan kapasitas fungsional lansia dapat distabilkan atau
dikurangi meskipun tidak dapat pulih seperti sediakala..”
(Beck et al., 1993; Paffenbarger et al., 1993; Blair, 1996; Bijnen et al., 1998; Wannamethee, Shaper & Walker, 1998; Bijnen et al.,
1999; Ferrucci, 1999; Spillman, 2004).
Ambang batas disabilitas
FASE AWALK
apas
itas
Fun
gsio
nal
U m u r
FASE DEWASA FASE LANSIA
Rentang fungsional
individu
Rehabilitasi dan jaminan kualitas hidup
Pertumbuhan dan perkembangan
Pemeliharaan kondisi fungsional yang paling optimal
Pemeliharaan kemandirian dan mencegah disabilitas
(Kalachea & Kickbusch, 1997)
Tujuan perawatan restoratif
(1) Meningkatkan mobilitas fisik yang optimal(2) Meningkatkan atau menjaga kekuatan dan
koordinasi otot(3) Meningkatkan pengawasan diri(4) Mencegah kontraktur(5) Meningkatkan kemandirian AKS atau perawatan
diri(6) Mencegah terjadinya cedera(7) Meningkatkan aktivitas sosial(8) Meningkatkan kepekaan terhadap pencapaian
prestasi (sense of accomplishment)
Oida, et al. (2003).
Tujuan perawatan restoratif
(9) Mencegah isolasi sosial dan depresi(10) Mencegah komplikasi (11) Meningkatkan kemampuan motorik(12) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi(13) Meningkatkan kesempatan untuk melakukan
aktivitas yang berarti(14) Meningkatkan martabat dan peran sosial, dan (15) Meningkatkan moralitas dan kepuasan dalam
bekerja(16) Penyesuaian diri dengan keterbatasannya
Oida, et al. (2003).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat di saat memberikan perawatan restoratif
(1) Pahami bahwa setiap lanjut usia memiliki keunikan kapasitas dan keterbatasan fisik, kaji kapasitas dalam merawat diri, status mental, motivasi, dan dukungan keluarga;
(2) Prioritas intervensi lebih difokuskan pada kapasitas yang telah dimiliki atau yang lebih mudah untuk dipulihkan;
(3) Sesuaikan waktu latihan dengan kebiasaan lanjut usia;
(4) Berikan penghargaan/pujian apabila lanjut usia mampu melakukan latihan dengan lebih baik;
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat di saat memberikan perawatan restoratif
(5) Pemberian latihan sesuaikan dengan kondisi penyebab gagal-pulih, apakah disebabkan disabilitas fisik atau disabilitas mental;
(6) Hindarkan adanya komplikasi atau hal-hal yang berisiko, misalnya cedera, isolasi social, depresi);
(7) Dorong optimisme dengan harapan yang lebih baik dan rasa humor; dan
(8) Upaya pemulihan sangat bergantung pada proses individu dan dukungan tim kesehatan lainnya
MENJAGA MOBILITAS DAN POSTUR TUBUH
Tujuan :• Menjaga dan meningkatkan gerakan
sendi di seluruh tubuh• Meningkatkan kekuatan otot• Menstimulasi peredaran darah• Menjaga kapasitas fungsional• Mencegah kontraktur• Memelihara postur tubuh yang baik
Jenis latihan
1. Latihan rangkaian gerakan sendi (range of motion) aktif atau pasif
2. Latihan sambil berdiri 3. Latihan di tempat tidur 4. Latihan di kursi 5. Latihan diwaktu senggang
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Ketika melatih gerakan sendi, putaran sendi harus memperhatikan kondisi lansia
2. Bentuk latihan sederhana dapat dilakukan usila di dalam rumah selama 20 s.d. 30 menit
3. Latihan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan usila
4. Latihan awal dilakukan 3 x seminggu 5 s.d. 10 ulangan. Selanjutnya ditambah 2 s.d. 4 ulangan, penambahan dilakukan setiap 5 s.d. 10 sekali sampai mendekati 15 s.d. 20 kali ulangan setiap kali latihan
MELATIH KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL
Tujuan :
1. Lansia dapat mengontrol berkemih2. Lansia dapat mengontrol buang air
besar (defekasi)3. Menghindari kelembaban dan iritasi
pada kulit lansia4. Menghindari risiko jatuh pada lansia
akibat air kencing (urin) dan kotoran (feses) yang tercecer
5. Menghindari isolasi sosial bagi lansia
Jenis latihan :
1.Latihan mengontrol berkemih (bladder training)
2.Latihan mengontrol buang air besar (bowel training)
3.Latihan Kegel (Kegel’s exercise)
MENCEGAH DEMENSIA
Jenis latihan
1. Terapi lingkungan (milleu therapy)a. Lingkungan orientasi realitasb. Keamanan usilac. Lingkungan intelektual
2. Senam Gerak Latih Otak (SGLO)
Melatih pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari [ADS]
ADS :
1.1. Transfer. Berpindah dari kursi Transfer. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidurtempat tidur
2.2. Berjalan di jalan yang datar (jika Berjalan di jalan yang datar (jika tidak mampu berjalan, lakukan tidak mampu berjalan, lakukan dengan kursi roda)dengan kursi roda)
3.3. Aktivitas di toilet (ke/dari WC, Aktivitas di toilet (ke/dari WC, menyiram, menyeka, menyiram, menyeka, lepas/pakai celana)lepas/pakai celana)
4.4. Kebersihan diri (mencuci muka, Kebersihan diri (mencuci muka, menyisir, mencukur, dan menyisir, mencukur, dan menggosok gigi)menggosok gigi)
ADS :
5.5. Mengontrol defekasi Mengontrol defekasi (b.a.b) (b.a.b)
6.6. Mengontrol berkemih Mengontrol berkemih (b.a.k).(b.a.k).
7.7. MandiMandi8.8. Berpakaian termasuk Berpakaian termasuk
mengenakan sepatu, mengenakan sepatu, 9.9. MakanMakan10.10.Naik turun tanggaNaik turun tangga
top related