perbedaan antara obesitas dan non obesitas...
Post on 06-Feb-2018
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERBEDAAN ANTARA OBESITAS DAN NON
OBESITAS TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA
IBU RUMAH TANGGA DI DAERAH KELURAHAN
CILILITAN, JAKARTA TIMUR
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Nurul Fatimah
NIM: 1111103000045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H/2014M
vii
ABSTRAK
Perbedaan Antara Obesitas Dan Non Obesitas terhadap Kejadian Depresi
Pada Ibu Rumah Tangga di Daerah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur
Nurul Fatimah. Pendidikan Dokter 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Depresi dapat terjadi ketika seseorang merasa tidak nyaman dan tidak puas
dengan dirinya sendiri. Orang dengan obesitas cenderung tidak puas dengan
penampilannya yang berbeda dengan espektasi dan cenderung menyalahkan diri
sendiri, sehingga dapat menjurus ke gejala depresi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan antara obesitas dan non obesitas dengan kejadian depresi
pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan. Penelitian analitik cross
sectional dengan teknik purposive sampling. Sampel terdiri dari 103 responden
ibu rumah tangga obesitas dan 103 responden ibu rumah tangga tidak obesitas
yang berusia diatas 20 tahun. Kuesioner depresi yang digunakan adalah Patient
Health Questionaire-9 (PHQ-9). Uji statistika menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dari hasil penelitian terdapat 63,10% responden tidak depresi dan
sebanyak 36,10% responden mengalami depresi. Kejadian depresi lebih banyak
didapati pada responden dengan obesitas yaitu sebesar 64,74%. Hasil bivariat
menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna kejadian depresi pada responden
dengan obesitas dibandingkan dengan responden tidak obesitas (p = 0,018).
Kata kunci: depresi, obesitas, ibu rumah tangga.
Comparasion between Obesity and Non Obesity with Incidence of Depression
within Hosewife in Cililitan, East Jakarta.
Nurul Fatimah. Medical Student 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Deppresion can occur when a person is not pleasant and not satisfied with
themself. An obesse person tend to not satisfied with their appereance which is
different from their expectation, they will blame themself, those can lead to a
symptom of depression. The aim of this study is to find out the comparation
between obesity and non obesity with incidence of depression within housewife
in Kelurahan Cililitan. This study using a cross sectional approach with purposive
sampling technique. Sample concisted of 103 obese respondents and 103 non
obese respondents and the age is 20 or more. This study using a Patient Health
Questionaire-9 (PHQ-9) for depression questionaire. The statistic test for this
study using Kolmogorov-smirnov test. The result figured out 63,10% non
depressive respondents and 36,10% depressive respondents. The result also shown
the incidence of depression among an obese respondents is higher than non obese
respondents with 64,74%. Bivariat results shows a meaningful relation between
incidence of depression in an obese respondents compared with non obese
respondents (p=0,018).
Keyword: depression, obesity, housewife
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat,
serta karunia-Nya sehingga penelitian dengan judul “Hubungan Kejadian Obesitas
dengan Depresi Yang Dialami Oleh Ibu Rumah Tangga di Daerah Kelurahan
Cililitan, Jakarta Timur” ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sulit untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed dan dr. Erfira, Sp.M selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga, dan ilmu
untuk mengarahkan kami dalam penyusunan penelitian ini.
4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab Modul Riset PSPD
2011.
5. dr. Nurul Heidayati, Ph.D selaku dosen Pembimbing Akademik.
6. Wawa Kartiwa, S.E, M.Si selaku kepala Kelurahan Cililitan Jakarta Timur
yang telah mengizinkan kami untuk melakukan penelitian ini.
7. Kedua orang tua kami, Ibu dan Abah yang telah mencurahkan kasih
sayangnya, mendukung dalam suka dan duka, dan selalu menyemangati
serta mendoakan buah hatinya yang terbaik untuk menghadapi hidup.
8. Kedua adik kami, Syifa dan Salma yang hanya bisa hidup damai bila
disatukan dengan suatu genre musik.
9. Keluarga besar Alm. H. Seha Sudianto, BA dan H. Hali Sumawiria yang
selalu memberikan dukungan dan doa dalam perjalanan mencari ilmu.
vi
10. Nikken, Shevrina, Audi, Ayat, dan Faris yang telah menjadi teman berbagi
kisah sejak awal menuntut ilmu di Pendidikan Dokter angkatan 2011.
11. Maizan Khairun Nisa selaku kakak dan teman diskusi berbagi ilmu dan
membantu banyak sejak awal menuntut ilmu di Pendidikan Dokter FKIK
UIN.
12. Teman-teman seperjuangan riset, Annisa Zakiroh, Avissa Mada, dan
Hasya yang telah menjadi teman diskusi selama proses penelitian.
13. Annisa Nurul, Nur Fitria, dan Anugrah Adi selaku teman yang membantu
banyak dalam pembelajaran statistik penyusunan penelitian ini.
14. Teman-Teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011 yang
selalu berbagi ilmu sehingga membantu dalam proses penelitian.
Kami menyadari penyusunan laporan penelitian ini terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini di masa
mendatang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ciputat, 8 September 2014
Nurul Fatimah
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.......................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xii
DAFTAR BAGAN............................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.3 Hipotesis ....................................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi Obesitas .................................................................................5
2.1.2 Epidemiologi Obesitas ........................................................................6
2.1.3 Diagnosis & Klasifikasi Obesitas ........................................................7
2.1.4 Etiologi Obesitas ...............................................................................10
2.1.5 Patofisiologi Obesitas .......................................................................12
2.1.6 Komplikasi Obesitas .........................................................................15
2.2 Depresi
2.2.1 Definisi Depresi .................................................................................16
2.2.2 Etiologi Depresi .................................................................................17
2.3 Hubungan Obesitas Dengan Depresi .........................................................21
2.4 Kerangka Teori ..........................................................................................24
2.5 Keragka Konsep ........................................................................................25
ix
2.6 Definisi Operasional ................................................................................26
BAB 3 METADOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .......................................................................................28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................28
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................29
3.4 Jumlah Sampel ..........................................................................................29
3.5 Kriteria Sampel .........................................................................................30
3.6 Cara Kerja Penelitian ................................................................................31
3.7 Variabel yang Diteliti ...............................................................................31
3.8 Management Data .....................................................................................32
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................33
4.1.1.1 Letak Geografis ...........................................................................33
4.1.1.2 Kependudukan ............................................................................33
4.1.2 Uji Validitas Kuesioner ......................................................................35
4.1.3 Data Hasil Penelitian ..........................................................................36
4.2 Pembahasan ...............................................................................................48
4.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................................50
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................51
5.2 Saran .........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................53
LAMPIRAN .......................................................................................................56
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kalsifikasi Perhitungan Hasil IMT......................................................7
Tabel 2.2 Klasifikasi BB Lebih dan Obesitas berdasarkan IMT menurut
WHO untuk Asia..................................................................................................8
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Perempuan Berdasarkan Usia..........................35
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Perempuan Setiap Rukun Warga.....................35
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Penelitian ..................................................37
Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pertama
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................38
Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedua
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................38
Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketiga
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................39
Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keempat
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................39
Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kelima
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................40
Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keenam
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................40
Tabel 4.10 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketujuh
Kuesioner PHQ-9...............................................................................................41
Tabel 4.11 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan
Kedelapan Kuesioner PHQ-9............................................................................41
Tabel 4.12 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan
Kesembilan Kuesioner PHQ-9..........................................................................42
Tabel 4.13 Distribusi Sampel Berdasarkan Kriteria Obesitas..........................42
Tabel 4.14 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia..............................................43
Tabel 4.15 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku..............................................44
Tabel 4.16 Distribusi Sampel Berdasarkan Agama..........................................45
Tabel 4.17 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................46
Tabel 4.18 Distribusi Sampel Berdasarkan Penghasilan Keluarga....................46
xi
Tabel 4.19 Analisis Bivariat Hubungan Depresi dengan Obesitas...................47
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Feedback pada Regulasi Lapar dan Kenyang............13
Gambar 2.2 Regulasi Hormon Pada Hipotalamus............................................14
Gambar 2.3 Neurobiokimia Pembentukan Serotonin.......................................18
Gambar 2.4 Peran Kortisol dalam Derpesi.......................................................19
Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi.......................20
Gambar 2.6 Etiologi Depresi.............................................................................20
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Prevalensi Obesitas di Seluruh Dunia.....................................................6
Bagan 2.2 Diagnosis Depresi Menggunakan Kriteria ICD 10...............................17
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Obesitas secara harfiah diartikan sebagai terlalu banyaknya jaringan lemak
didalam tubuh seorang individu.1 Obesitas juga dapat diartikan sebagai
peningkatan berat badan yang melebihi kebutuhan skeletal dan fisik karena
adanya akumulasi lemak dalam tubuh.2
Menurut data dari World Health
Organization (WHO) tahun 2008, dilaporkan 10% pria dan 14% wanita yang
berusia diatas 20 tahun mengalami obesitas dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) ≥
30 kg/m2. Sedangkan obesitas pada anak-anak dalam 30 tahun terakhir bertambah
banyak hingga 30 kali lipat.3
Prevalensi obesitas pada negara maju mencapai 24% sedangkan kejadian
pada negara berkembang berkisar 7%. Kejadian obesitas lebih banyak terjadi pada
wanita dibandingkan pria, di beberapa negara bahkan kejadian obesitas pada
wanita dua kali lipat dibandingkan pada pria.4
Data WHO tahun 2008 menjelaskan bahwa prevalensi obesitas pada orang
dewasa di Indonesia didapati sebesar 9,4%. Angka ini meningkat dibandingkan
data prevalensi obesitas tahun 2000 yang hanya sebesar 4,7% .5 Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka obesitas pada tahun 2007 pada
penduduk berusia di atas 15 tahun didapatkan 10,3% dari total penduduk
Indonesia. Pada laki-laki obesitas sebesar 13,9% dari total 81.329.400 penduduk
laki-laki dan perempuan sebesar 23,8% dari total 82.067.100 penduduk
perempuan mengalami obesitas.6 Berdasakan data Riskesdas 2010 terjadi
peningkatan angka obesitas, yaitu laki-laki meningkat menjadi 16,3% dan wanita
meningkat menjadi 26.9% .7 Berdasarkan data Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001, didapati adanya kenaikan prevalensi obesitas pada wanita
sejalan dengan pertambahan usia, yaitu sekitar 41%-50% kejadian obesitas
terdapat pada wanita diatas usia 55 tahun.8
Provinsi DKI Jakarta masuk dalam 15
provinsi yang orang dewasanya memiliki prevalensi obesitas diatas prevalensi
rata-rata nasional bersama dengan provinsi Bangka Belitung, Jawa Tengah,
2
Sulawesi Selatan, Banten, Kalimantan Tengah, Papua, Jawa Timur, Kepulauan
Riau, Gorontalo, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.6
Obesitas dipengaruhi oleh multifaktor. Faktor risiko terjadinya obesitas
mencakup faktor interaksi antara genetik dan lingkungan. Di antaranya adalah
faktor biokimia, nutrisi dan gaya hidup. Kelebihan dari jumlah makanan dan
komposisi makanan yang masuk ke dalam tubuh menyebabkan simpanan lemak
dalam tubuh bertambah. Jika energi yang masuk melebihi energi yang digunakan
dan aktivitas yang dilakukan sedikit, maka energi yang masuk tidak dipergunakan
secara maksimal dan akan tersimpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa 9.
Jaringan adiposa yang terbentuk adalah trigliserida yang merupakan penyusun
berat badan individu.9,10
Efek dari obesitas pada orang dewasa di antaranya adalah morbiditas.
Sedangkan obesitas yang diikuti dengan faktor pemberat lain seperti hipertensi,
hiperlipidemia, dan diabetes melitus memiliki kecenderungan mortalitas yang
lebih besar.7 Berdasarkan sebuah studi, dikatakan bahwa kematian karena
penyakit kardiovaskular ditemukan empat kali lebih besar pada wanita obesitas
dibandingkan dengan wanita tidak obesitas.10
Penampilan fisik individu dengan
obesitas juga terkadang menjadi suatu persoalan tersendiri, khususnya pada
wanita. Penelitian yang dilakukan oleh Kinanti (2010) terkait obesitas pada
remaja wanita menyatakan bahwa terdapat pertentangan antara ekspektasi dan
kenyataan pada bentuk tubuh remaja yang mengalami obesitas. Hal ini
menyebabkan individu dengan obesitas tidak puas dengan penampilan fisiknya,
merasa rendah diri dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri.11
Pertentangan
dalam diri tersebut lama kelamaan dapat mengacu pada gejala depresi.
Depresi merupakan reaksi psikologis dari dalam diri manusia yang
cenderung timbul saat seseorang merasakan kehilangan kesehatan, kehilangan
orang yang mereka cintai, dan sampai merasa kehilangan harga diri.12
Depresi
juga bisa timbul akibat faktor dari dalam diri manusia seperti adanya gangguan
dari neurotransmiter dan gangguan otak. Kejadian depresi juga dapat timbul
dengan adanya stress di lingkungan sekitar individu, serta berbedanya kenyataan
yang diharapkan dengan ekspektasi yang ada. Seseorang yang mengalami depresi
ditandai dengan menurunnya mood, menurunnya energi yang dimiliki, dan
3
menurunnya kepuasan atau ketertarikan terhadap berbagai macam hal yang
dialami.13
Menurut data WHO tahun 2012, sekitar 350 juta orang di dunia
mengalami depresi, dengan angka kematian bunuh diri akibat depresi sekitar 1
juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.14
Kejadian depresi bisa terjadi pada semua usia. Data dari WHO Paper
Depression tahun 2002 menunjukan bahwa usia yang sering ditemukan kejadian
depresi adalah pada usia antara 24-36 tahun. Namun dengan semakin
bertambahnya tahun, saat ini depresi diketahui mulai terjadi pada usia yang lebih
muda, dengan gejala dan tanda yang berbeda-beda pada setiap golongan usia.
Depresi dilaporkan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.
Depresi yang terjadi pada perempuan didapati 1,6 kali sampai 3,1 kali lebih sering
dibandingkan pada laki-laki .15
Angka kejadian depresi di Indonesia hingga saat
ini belum diperoleh data yang pasti. Namun, dengan adanya data dari WHO
mengenai depresi, angka depresi di Indonesia dapat diasumsikan berdasarkan data
tersebut.
Baik obesitas maupun depresi lebih sering ditemukan pada wanita. Hingga
saat ini penelitian terkait obesitas dan depresi hanya ada pada remaja wanita.
Belum adanya penelitian terkait obesitas dan hubungannya dengan depresi pada
ibu rumah tangga mendasari keinginan peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan kejadian obesitas dengan depresi yang dialami oleh ibu
rumah tangga di Wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan antara obesitas
dengan kejadian depresi yang dialami oleh ibu rumah tangga.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah tersebut, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah terdapat perbedaan antara obesitas dan non obesitas terhadap
kejadian depresi pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan?
4
1.3. Hipotesis
a. Terdapat perbedaan obesitas dan non obesitas terhadap kejadian depresi
pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan.
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan antara obesitas dan non obesitas terhadap kejadian
depresi pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan.
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran depresi yang terjadi pada ibu rumah tangga di
daerah Kelurahan Cililitan.
b. Mengetahui gambaran perbedaan obesitas dan non obesitas terhadap
kejadian depresi pada ibu rumah tangga di daerah Kelurahan Cililitan.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat bagi peneliti :
a. Sebagai syarat untuk kelulusan pendidikan klinik Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Melatih kemampuan pribadi dalam melakukan riset dan penelitian.
1.5.2 Manfaat bagi perguruan tinggi :
a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi
dan tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
b. Menjadi data penelitian untuk rujukan bagi penelitian berikutnya.
1.5.3 Manfaat bagi Subjek dan masyarakat :
a. Menaikkan tingkat pengetahuan masyarakat terutama ibu rumah tangga
dan keluarganya tentang obesitas dan depresi.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi
Obesitas didefinisikan sebagai kondisi dimana terdapat ketidaknormalan
dan berlebihnya lemak pada tubuh. Obesitas bukan hanya terdapat kelebihan
simpanan lemak, namun obesitas juga terjadi karena distribusi lemak di seluruh
tubuh yang tidak wajar. Keberadaan proporsi lemak tubuh yang berlebih tentu
menghasilkan berat badan yang berlebih pula. Distribusi lemak pada tubuh dapat
meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit
degeneratif.1,3
Obesitas dikatakan patologis karena terdapat banyaknya timbunan
lemak dalam tubuh yang tidak seimbang dengan yang digunakan oleh tubuh.
Berbeda dengan overweight yang merupakan suatu keadaan berlebihnya berat
badan yang bisa disebabkan oleh bertambahnya otot, tulang, air, dan lemak.3
Obesitas juga berarti terdapatnya ketidakseimbangan antara energi yang
masuk (energy intake) dibandingakan dengan energi yang keluar dalam jangka
waktu lama. Banyaknya intake energi dari makanan yang masuk melebihi energi
yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi
kemudian akan disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan lemak dan
menyebabkan penambahan berat badan.1
Overweight dan obesitas menurut WHO keduanya dapat menyebabkan
efek metabolik yang berpengaruh pada tekanan darah, kadar kolesterol,
trigliserida, dan resistensi insulin pada tubuh, keadaan tersebut dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan tipe 2 diabetes
melitus. Risiko timbulnya berbagai efek tersebut akan meningkat seiring dengan
meningkatnya Indeks Masa Tubuh (IMT). Indeks Masa Tubuh ( IMT ) merupakan
salah satu cara untuk mendiagnosis overweight dan obesitas. Obesitas juga dapat
berhubungan dengan penyakit mental pada individu yang mengalami obesitas.1,3
Kejadian stroke hemoragik pada penderita obesitas didapati lebih tinggi pada
penderita obesitas di daerah Asia dibandingkan dengan daerah lain di dunia.16
6
2.1.2 Epidemiologi
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukan adanya peningkatan insiden
dan prevalensi kejadian obesitas di berbagai penjuru dunia. Menurut WHO,
kejadian obesitas di dunia telah meningkat dua kali lipat dari tahun 1988 sampai
dengan tahun 2008. Prevalensi obesitas pada wanita meningkat dari 8% menjadi
14 %, dan laki-laki meningkat dari 5% menjadi 10% pada tahun 2008
dibandingkan dengan tahun 1988.3 Diperkirakan terdapat sekitar 205 juta laki-laki
dan 297 juta wanita yang berumur lebih dari 20 tahun mengalami obesitas.
Prevalensi kejadian obesitas secara keseluruhan lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan laki-laki.3
Berdasarkan data yang ditunjukan oleh WHO, prevalensi kejadian obesitas
tertinggi adalah di daerah Amerika dan terendah di daerah Asia Tenggara. Hal
tersebut berkaitan dengan perbedaan pendapatan perkapita di setiap negara yang
berpengaruh pada kejadian obesitas. Prevalensi kenaikan IMT dua kali lebih
tinggi ditemukan pada negara yang pendapatannya menengah ke atas
dibandingkan dengan negara berpendapatan menengah ke bawah. Sedangkan
prevalensi untuk obesitas perbedaanya sampai tiga kali lipat pada negara dengan
pendapatan menengah ke atas dengan angka 24% menderita obesitas dan 7%
orang pada negara yang pendapatannya menengah kebawah.3
Bagan 2.1 Prevalensi Obesitas di Seluruh Dunia
(World Health Organization – Obesity. 2011)
7
Namun sekarang dilaporkan bahwa obesitas juga banyak terjadi pada
daerah yang dulunya mempunyai sejarah kejadian obesitas yang jarang, yaitu
Amerika selatan, Amerika Tengah, Asia Tenggara, Australia, dan Afrika.
Kejadian ini berkaitan dengan urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan diet pada
daerah setempat.9
Kejadian obesitas di Indonesia pada tahun 2007 berdasar Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) didapatkan 10,3% (laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8%)
penduduk Indonesia berusia ≥15 tahun mengalami obesitas. Sedangkan
prevalensi pada anak dengan rentang usia usia 6-14 tahun adalah 9,5% laki-laki
dan pada 6,4% perempuan mengalami kelebihan berat badan.7
2.1.3 Diagnosis dan Klasifikasi Obesitas
Obesitas dapat didiagnosis dengan perhitungan IMT atau BMI (Body Mass
Index).3 Meskipun tidak dapat secara langsung menghitung jumlah lemak dalam
tubuh, namun perhitungan menggunakan IMT adalah yang paling sering
digunakan.1
IMT dihitung berdasarkan berat badan (kilogram) dibagi dengan tinggi
badan dikuadratkan (meter) atau dengan berat badan (pounds) dibagi dengan
tinggi badan dikuadratkan (inch) kemudian dikalikan 703.1,3,9
Tabel 2.1. Klasifikasi Perhitungan Hasil Indeks Masa Tubuh
(Gardner, David et al. Obesity and Overweight: In Greenspan’s Basic & Clinical Endokrinology.
8th ed. USA: McGraw Hill. 2007)
8
Menurut WHO, batas awal obesitas berdasar pengklasifikasian adalah IMT
> 30.00. Berdasarkan hasil IMT, obesitas terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Obesitas Tingkat I, nilai IMT antara 30.00 sampai 34.99,
Obesitas Tingkat II, nilai IMT antara 35.00 sampai 39.99, dan
Obesitas Tingkat III, nilai IMT lebih dari 40.00.1,3,5,17
Sedangkan batas pengklasifikasian untuk orang Asia Pasifik berbeda dari
kriteria WHO secara umum. Batas awal obesitas pada penduduk Asia Pasifik
berada pada IMT ≥ 25.00. Kemudian obesitas dibagi menjadi dua kategori
berdasarkan kriteria obesitas untuk penduduk Asia Pasifik, yaitu:
Obesitas Tingkat I, nilai IMT antara 25.00 sampai 29.99, dan
Obesitas Tingkat II, nilai IMT ≥ 30.00.17
Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan BMI
Menurut WHO untuk Orang Asia
(Sumber: World Health Organization, 1995, 2000, 2004)
Menurut Misnadiarly (2007:37) dalam (Setharyono Angga ,2008:h.8)
derajat obesitas dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Bukan Obesitas, Jika berat badan tidak lebih dari 20% dari berat badan
ideal dan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes melitus,
hipertensi dan hiperlipidemia. Pada kondisi ini tidak diperlukan
pengobatan khusus untuk menangani berat badannya, kecuali cara
pencegahan dengan restriksi asupan kalori dan olah raga serta aktifitas
fisik.
b. Obesitas Ringan, jika berat badan individu berada antara 20 – 30 % di atas
berat badan ideal. Pada derajat ini tetap dilakukan pengobatan konservatif
9
dan juga perlu adanya pengawasan terhadap akibat yang dapat ditimbulkan
oleh obesitas.
c. Obesitas Sedang, jika berat badan individu berada antara 30 – 60 % di atas
berat badan ideal. Pada derajat ini risiko bagi individu untuk terkena
penyakit karena obesitas sudah sangat tinggi.
d. Obesitas Berat, jika berat badan indvidu berada pada 60% atau lebih di atas
berat badan ideal. Pada derajat ini risiko mengalami berbagai macam
gangguan respirasi, gagal jantung dan kematian mendadak sudah
meningkat dengan tajam.18
Berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibedakan menjadi dua jenis, yakni
obesitas sentral dan obesitas umum.3
Distribusi lemak di bagian tubuh tertentu
memiliki hubungan dengan tingkat mordibitas pada penderita obesitas. Obesitas
sentral yaitu obesitas dengan distribusi lemak berlebih yang terdapat pada intra
abdominal dan subcutaneous abdominal.
Obesitas sentral dapat didiagnosis
dengan cara perhitungan waist-to-hip-ratio. Perhitungan lingkar perut memiliki
nilai bermakna obesitas jika >80cm pada wanita dan >90cm pada laki-laki.1
Jenis Obesitas:
1. Tipe Android
Banyak didapatkan pada pria dan wanita yang sudah menopause. Tipe
android ditandai dengan adanya penumpukkan lemak berlebih pada bagian
tubuh atas. Adanya penumpukkan lemak di sekitar dada, leher dan muka
sehingga tipe android menyerupai buah apel. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Vague (Prancis) memaparkan bahwa terdapat lemak jenuh yang
mengandung sel besar yang menumpuk, sehingga tipe android berisiko lebih
tinggi terhadap penyakit diabetes, jantung koroner, stroke, dan hipertensi.
Kemungkinan terserang kanker payudara lebih tinggi 6 kali lipat dibanding
yang bertubuh normal. Namun tipe android dilaporkan lebih cepat menurunkan
berat badan dibadingkan dengan tipe lain.
2. Tipe Ginoid
Banyak didapatkan pada wanita usia subur dibandingkan pada pria.
Penimbunan lemak berlebih terlihat pada bagian bawah tubuh, sekitar perut,
pinggul, paha, dan bokong. Obesitas tipe ini dikatakan lebih aman
10
dibandingkan tipe lain, karena kelebihan lemak yang ada adalah kelebihan
lemak tidak jenuh serta sel lemak kecil dan lembek. Namun tipe ini lebih sulit
menurunkan berat badan dibandingkan dengan tipe android, karena lemak yang
berlebihan pada tipe ini lebih sukar mengalami proses metabolisme.19
2.1.4 Etiologi Obesitas
Penyebab terjadinya obesitas sangat multifaktorial.1,5,7,9
Terjadinya saling
keterkaitan antara reaksi biokimia dalam tubuh, asupan makanan individu, dan
kebiasaan hidup individu. Obesitas juga disebabkan oleh adanya pengaruh
lingkungan dan genetik.1 Penyebab obesitas antara lain adalah:
a. Nutrisional
Sejak dalam kandungan, jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dalam
rahim dipengaruhi oleh berat badan ibu. Saat anak mendapat makanan padat
pertama yang berkalori tinggi maka akan memungkinkan terjadinya kebiasaan
untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori pada kehidupan selanjutnya. Karena
makanan dengan tinggi kalori dan lemak memiliki rasa yang lebih menarik dan
bisa meningkatkan selera makan sehingga dapat mengakibatkan konsumsi
makanan yang berlebih.
b. Sosio-ekonomi
Adanya perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku serta gaya
hidup. ditambah dengan meningkatnya pendapatan yang dapat mempengaruhi
jenis makanan yang akan dikonsumsi. Penggunaan transportasi serta pekerjaan
yang menyababkan aktifitas fisik yang menurun juga dapat berujung pada
obesitas.
c. Psikologis
Banyak yang menjadikan makan sebagai pelarian dari situasi yang sedang
dihadapi. Pada kondisi tersebut, kegiatan mengatasi obesitas tanpa diikuti
dengan pemecahan masalah malah akan mempersulit.1,9
Adanya anggapan negatif serta perlakuan negatif dari lingkungan terhadap
obesitas juga menjadi suatu masalah, dimana orang dengan obesitas akan
cenderung menarik diri dari lingkungan yang mengakibatkan makin
berkurangnya aktifitas fisik.20
11
d. Genetik
Sekitar 80% pasien obesitas memiliki riwayat keluarga obesitas. Adanya
gangguan pada produksi leptin, neuropeptida Y, ghrelin, melanokortin,
Karboksipeptidase E, protein tidak berpasangan mitokondria dan tubby protein
merupakan faktor yang ditemukan dapat mengganggu berat badan.21
e. Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya aktifitas fisik menjadi faktor utama meningkatnya insidensi
obesitas dan menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Dengan berkurangnya
aktifitas fisik akan mengurangi energi ekspenditur dan berkontribusi juga pada
meningkatnya asupan makanan.
f. Kerusakan Otak
Adanya kerusakan pada hipotalamus ventromedial pada hewan dapat
menyebabkan obesitas, namun sangat jarang ditemui pada manusia. Ada yang
menyatakan bahwa pada system saraf pusat, terutama pada bagian hipotalamus
lateral dan ventromedial menentukan banyak tidaknya asupan makanan yang
merupakan respon dari kebutuhan energi dan juga berfungsi untuk mengatur
simpanan lemak yang ditentukan oleh set point tertentu yang berbeda pada
setiap individu.
g. Faktor Kesehatan
Pada beberapa kasus obesitas diketahui berhubungan dengan penyakit, di
antaranya penyakit genetik seperti sindrom prader-willi dan abnormalitas
neuroendokrin. Kelainan pada hipotalamus ventromedial juga dapat
menyebabkan obesitas. Adanya kelainan pada hipotalamus ventromedial bisa
dikarenakan trauma, pembedahan, keganasan atau inflamasi.
h. Penggunaan obat obatan psikotropika
Penggunaan obat psikotropika berupa steroid jangka panjang berhubungan
dengan penambahan berat badan yang sigifikan. Pada pasien gangguan psikotik
dan penyakit bipolar biasanya barat badan akan bertambah 3 sampai 10 kg
bahkan, bisa lebih berat pada penggunaan kronik dan dapat menyebabkan
sindroma metabolik.1,2,5
12
2.1.5 Patofisiologi Obesitas
Kejadian obesitas tidak terlepas dari asupan makan yang berlebih ke dalam
tubuh yang nantinya akan tersimpan sebagai jaringan adiposa. Adanya rasa lapar
yang mendorong manusia untuk makan dan rasa kenyang yang membuat manusia
menghentikan asupan makan memegang peranan penting dalam regulasi makanan
dalam tubuh. Baik rasa lapar maupun kenyang dipengaruhi juga oleh faktor
lingkungan sebagaimana dipengaruhi dan dikontrol secara kuat oleh sistem
fisiologi tubuh yang berpusat di otak, yaitu hipotalamus.
Beberapa bagian pada hipotalamus berperan untuk mengontrol rasa lapar
dan rasa kenyang pada manusia. Bagian nukleus lateral hipotalamus berperan
sebagai pusat stimulus untuk makan, jika ada stimulasi di daerah ini maka
manusia akan cenderung makan lebih banyak dan nafsu makan meningkat.
Sebaliknya, bagian nukleus ventromedial hipotalamus berperan memberikan
sensasi kenyang atau puas, yang nantinya akan menginhibisi peran dari nukleus
lateral untuk terus mendapatkan makanan. Jika terjadi kerusakan pada bagian
nukleus ventromedial di hipotalamus maka tidak akan ada yang menginhibisi
sensasi lapar manusia dan bisa menyebabkan obesitas.
Selain nukleus lateral dan ventromedial, bagian hipotalamus lain juga
memegang peranan penting dalam pengaturan lapar dan kenyang dalam tubuh.
Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan nukleus arkuatus berperan dalam
mengontrol intakae makanan. Lesi pada nukleus paraventrikular dapat
menyababkan manusia makan berlebih, sedangkan nukleus dorsomedial akan
menekan nafsu makan.
Di dalam hipotalamus sendiri terjadi reaksi-reaksi kimia antar neuron yang
menerima sinyal utama dari sistem pencernaan manusia tentang lapar dan
kenyang, sinyal kimia dari nutrien yang sudah masuk peredaran darah, sinyal dari
hormon pada sistem gastrointestinal, hormon yang dilepas oleh jaringan adiposa,
dan juga sinyal dari korteks serebri. Nantinya akan terjadi mekanisme umpan
balik dari sinyal-sinyal yang ada, yang kemudian akan turut serta meregulasi lapar
dan kenyang pada diri manusia.
13
Gambar 2.1. Mekanisme Feedback Pada Regulasi Lapar Kenyang
(Guyton, Arthur., and John E. Hall. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders. 2006)
Pada nukleus arkuatus di hipotalamus terdapat dua neuron yang berperan
penting. Proopiomelanocortin (POMC) yang nantinya menghasilkan
amelanocyte-stimulating hormone (a-MSH). Juga ada neuron yang memproduksi
orexigenic substances neuropeptide Y (NPY) dan agouti-related protein (AGRP).
Aktivasi pada POMC akan menurunkan nafsu makan dan meningkatkan energi
ekspenditur, sebaliknya aktivasi dari NPY-AGRP akan meningkatkan nafsu
makan dan menurunkan energi ekspenditur. Neuron-neuron tersebutlah yang
menjadi target utama aksi dari bermacam-macam hormon yang meregulasi nafsu
makan, di antaranya leptin, insulin, kolesistokinin (CCK) dan ghrelin.
14
Gambar 2.2 Regulasi Hormon pada Hipotalamus
(Guyton, Arthur., and John E. Hall. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders. 2006)
Jika ada kerusakan di salah satu pathway tersebut, dapat mengakibatkan
terganggunya baik pada penginhibisian nafsu makan ataupun peningkatan nafsu
makan. Bila terjadi kerusakan yang mengakibatkan tidak dapat diihibisinya nafsu
makan, maka individu dengan kerusakan otak tersebut tidak dapat menghambat
nafsu makannya dan akan terus makan, yang nanti akan berakibat pada terjadinya
obesitas. Jika didukung dengan faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik dan
faktor genetik, maka obesitas juga bisa terjadi. Pada penderita obesitas diyakini
20-30% ada terdaat faktor genetik. Adanya mutasi genetik pada gen MCR-4
didapati terjadi pada 5-6% anak dengan obesitas berat. Pada anak-anak masih
terjadi pertambahan jaringan adiposa, sehingga biasanya anak yang obesitas akan
cenderung mengidap obesitas juga pada saat dewasa.
Meskipun kerusakan hipotalamus tidak selalu didapati pada orang dengan
obesitas, namun diyakini bahwa ada kelainan pada hipotalamus orang yang
obesitas, namun tidak berarti harus terjadi kerusakan. Selain kelainan pada
15
hipotalamus diyakini adanya kelainan pada neurotransmiter-neurotransmiter yang
juga sebagai salah satu faktor dapat terjadinya obesitas pada individu.
2.1.6 Komplikasi Obesitas
Obesitas berdampak negatif pada kesehatan bagi para pendertanya.
Obesitas berhubungan dengan meningkatnya angka mortalitas sebanyak 50%-
100% dibandingkan pada individu dengan berat badan normal, kebanyakan
morbiditas dan mortalitas pada pendrita obesitas disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular.1
Angka Harapan Hidup pada individu dengan obesitas dapat berkurang
hingga 2 sampai 5 tahun dan pada laki-laki dewasa berusia 20 sampai 30 tahun
dengan IMT > 45 angka harapan hidupnya berkurang sampai 13 tahun.22
Beberapa komplikasi dari obestias di antaranya adalah resistensi insulin,
gangguan reproduksi, penyakit kardiovaskular, gangguan pernafasan,
terbentuknya batu empedu, keganasan, penyakit kulit, tulang, dan sendi serta
gangguan psikososial yang dapat timbul karena obesitas. Obesitas berdampak
pada timbulnya rasa rendah diri, cenderung depresif, dan menarik diri dari
lingkungan sekitar. Pada anak-anak sering terjadi hinaan dan ejekan dari teman
sepermainan. Dapat juga terjadi penurunan fungsi kerja akibat terhambat oleh
kondisi fisik pada penderita obesitas.23
Sedangkan untuk obesitas sentral, komplikasi yang sering terjadi adalah
diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, dan hiperandrogenisme pada wanita. Semua
komplikasi tersebut lebih kuat berhubungan dengan kelebihan lemak pada
intraabdominal dan atau lemak di bagian atas tubuh dibandingkan dengan obesitas
yang distribusi lemak di seluruh tubuh.1
2.2 Depresi
2.2.1 Definisi Depresi
Depresi merupakan penyakit mental tersering, tanda depersi disertai
dengan mood yang sering muram atau sedih, hilangnya ketertarikan atau
kesenangan dalam hidup, energi yang semakin menurun, merasakan perasaan
bersalah yang berlebih, merasa dirinya tidak berharga, terganggunya waktu tidur,
16
terganggunya nafsu makan, konsentrasi yang menurun dan cenderung
membahayakan diri sendiri bahkan sampai percobaan bunuh diri.13,15
Berdasarkan kriteria DSM-IV-TR, penyakit depresi timbul tanpa adanya
riwayat mania, hipomania, ataupun gabungan. Penyakit depresif mayor setidaknya
berlangsung selama 2 minggu dan mengalami setidaknya empat gejala yaitu
hilangnya energi, merasa bersalah, masalah dalam berfikir dan megambil
keputusan, dan keinginan untuk bunuh diri. Disertai dengan adanya perubahan
dalam nafsu makan, berat badan, perubahan dalam tidur dan aktifitas.24
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, depresi dideskripsikan sebagai
gangguan jiwa yang terdapat pada seseorang, yang ditandai dengan perasaan yang
menurun, seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan.25
Individu yang menderita
depresi merasakan hilangnya harapan pada dirinya, baik untuk masa sekarang
maupun untuk masa depan. Tidak hanya kehilangan optimisme untuk hidup,
individu dengan depresi hidup dalam kehidupan masa sekarang yang dihantui oleh
masa lalu, yang dianggap sebagai satu-satunya harapan. Kehilangan harapan akan
masa depan akan menyebabkan individu tidak mempercayai masa depanya.26
Depresi termasuk penyakit yang banyak terdapat di dunia, sekitar 350 juta
orang di dunia mengalami depresi.14
Dari data epidemiologi, sekitar 15%
populasi dunia menunjukan gejala depresi, dan sekitar 10% mengalami penyakit
depresi.13
Penyakit depresi mayor merupakan penyakit yang berhubungan dengan
mood yang memiliki prevalensi terbanyak yaitu sekitar 17% dari penyakit
psikiatri lainya. Dengan insidensi pertahun adalah 1,59%.24
Kejadian depresi ditemukan dua kali lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pada pria.13,14,24
Hal ini disebabkan karena perbedaan hormonal,
efek melahirkan anak, perbedaan stressor, dan perilaku yang cenderung
menggambarkan ketidakberdayaan.24
Insidensi depresi dilaporkan meningkat
seiring dengan meningkatnya usia seseorang, namun dilaporkan juga bahwa kini
depresi lebih banyak menyerang di umur yang lebih muda, khususnya pada pria
muda. Depresi lebih sering didapatkan pada usia remaja dibandingkan dengan
usia anak-anak.13
Nilai tengah untuk umur rata rata terkena depresi adalah usia 40
tahun, dengan 50% di antaranya terjadi antara usia 20 sampai 50 tahun. Data lain
17
menyebutkan adanya peningkatan depresi sebelum usia 20 tahun karena adanya
peningkatan penggunaan alkohol dan ketergantungan obat pada usia ini.15
Bagan 2.2 Diagnosis Depresi Mengguanakn Kriteria ICD-10
(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising
Group. University of Southampton. 2002.)
Prevalensi depresi didapati lebih tinggi pada mereka yang tidak
mempunyai hubugan interpersonal yang dekat baik dengan keluarga maupun
lingkungan sosial dan pada individu yang mengalami perceraian atau perpisahan.
Berdasarkan demografi, depresi lebih sering ditemukan pada daerah rural
dibandingkan dengan daerah urban.24
2.2.2 Etiologi depresi
1. Faktor Genetik
Pengaruh genetik akan lebih terlihat pada pasien yang mengalami bentuk
depresi yang berat. Namun pada bentuk depresi lainya faktor genetik terlihat
lebih sedikit berperan dibandingkan faktor lingkungan. Marker genetik dari
pada penyakit afektif yang sudah terdeteksi terdapat pada kromosom
X,4,5,11,18, dan 21. beberapa dari lokasi kromosom yang sudah terdeteksi
18
tersebut berhubungan pada neurobiologi dari depresi, contohnya pada
kromosom lengan panjang kromosom 5 mengandung kandidat gen yang
berkontribusi sebagai reseptor norepinefrin, dipamin asam y-amino butirat dan
glutamat.
2. Gangguan Neurotransmiter
Abnormalitas pada jumlah dan fungsi serotonin (5-hidroksitriptamin, 5-
HT), norepinefrin dan dopamin yang bekerja pada sistem saraf pusat dapat
berpengaruh pada patofisiologi depresi. Pasien yang mengalami depresi mayor
memiliki keabnormalan pada neurotransmiter serotonin. Studi pada hewan
menunjukan serotonin berfungsi dalam pengaturan tidur-bangun, nafsu makan,
kebiasaan seksual dan agresi. Depresi berhubungan dengan menurunya
neurotransmiter pada reseptor post sinaps.
Gambar 2.3 Neurobiokimia Pembentukan Serotonin
(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising
Group. University of Southampton. 2002.)
Depresi juga berhubungan dengan peningkatan level hormon 24-H-
adrenokortikotropik (ACTH). ACTH menyebabkan pelepasan kortisol pada
kelenjar adrenal. Penelitian menunjukan adanya pembesaran kelenjar adrenal
pada individu yang mengalami depresi. Perubahan fungsi 5-HT pada otak yang
terlihat pada individu yang mengalami depresi juga bisa merupakan akibat dari
hipersekresi kortisol.
19
Gambar 2.4 Peran Kortisol dalam Depresi
(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising
Group. University of Southampton. 2002.)
Gambar 2.5 Hubungan Neurotransmiter dengan Psikopatologi
(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising
Group. University of Southampton. 2002.)
3. Faktor Psikososial
Faktor psikososial yang berpengaruh di antaranya adalah kurangnya
penghargaan pada diri sendiri, personaliti yang terlalu obsesional, adanya
pengalaman yang sengsara semenjak masa kanak kanak, dan pola berfikir
20
negatif terhadap diri sendiri dan orang lain disebut sebagai faktor risiko
psikologis pada kejadian depresi. Faktor lainya adalah pengalaman kehidupan
di masa lalu yang tidak diinginkan seperti kehilangan, perceraian dan
mengalami kehidupan yang berat juga sulit, serta kurangnya suport dari
lingkungan sekitar. Kemudian hati bisa menjadi risau dan gelisah, dan dapat
memunculkan gejala depresi. Sesungguhnya jika manusia senantiasa
mengingat Allah maka hatinya akan tenang dan tentram seperti yang telah
disebutkan dalam ayat yang berbunyi:
تطمئن القلىب الذين آمنىا وتطمئن قلىبهم أل بذكر للا بذكر للا
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS Ar-Rad 13:28)
Kurangnya hubungan yang intim anatara orangtua dan anak sebelum anak
berusia 15 tahun menjadi faktor predisposisi depresi ketika diiringi dengan
kejadian dalam kehidupan yang menakutkan dan stress social.13
Gambar 2.6 Etiologi Depresi
(Baldwin, David J.,and Jon Birtwistle. An Atlas of Depression. London: The Parthenon Publising
Group. University of Southampton. 2002.)
21
2.3 Hubungan Obesitas Dengan Depresi
Terdapat empat kemungkinan hubungan antara obesitas dengan kejadian
obesitas pada individu; pertama, obesitas meningkatkan risiko kejadian depresi.
Kedua, depresi meningkatkan risiko kejadian obesitas. Ketiga, keduanya
mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Keempat, tidak
terdapat sama sekali hubungan antara obesitas dengan depresi.27
Obesitas dan depresi merupakan kondisi yang sering terjadi dan memiliki
jangkauan yang luas terhadap masalah kesehatan.28
Baik overweight maupun
obesitas dapat meningkatkan distress psikologis.27
Hubungan antara obesitas dan
depresi bergantung pada derajat keparahan obesitas. Orang dengan obesitas
mempunyai prevalensi depresi 1,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang
memiliki berat badan normal.28,29
Orang dengan obesitas memiliki kemungkinan
dua kali lebih besar untuk mengalami depresi dan orang depresi mempunyai
kemungkinan 1,8 kali lebih besar untuk mengalami obesitas.27
Prevalensi depresi tertinggi didapatkan pada individu yang memiliki IMT
>40.28
Semakin tinggi derajat keparahan obesitas semakin banyak kejadian
depresi. 27,28,29
Orang dengan overweight kejadian depresi lebih meningkat
dibandingkan orang dengan berat normal pada orang yang berpendidikan tinggi,
namun hasil yang sama tidak didapatkan pada subyek yang pendidikanya
rendah.27
Depresi lebih banyak didapatkan pada wanita dibandingkan pada pria.
1,3,27,28,29 Pada usia dewasa lebih dari 18 tahun, IMT yang tinggi memiliki
hubungan yang berkebalikan dengan depresi dan percobaan bunuh diri pada laki-
laki, sedangkan hubungan yang positif bermakna ditemukan pada wanita.27
Pada
pria ditemukan hasil prevalensi paling rendah pada obesitas derajat 2 dan tertinggi
pada obesitas derajat 3. Pada wanita dengan obesitas 30 berhubungan dengan
depresi dalam satu bulan terakhir, namun tidak didapatkan pada pria. Hasil
berbeda pada obesitas derajat 3 baik pada wanita maupun pria didapatkan adanya
hubungan antara obesitas dengan depresi.27
Ada yang mendapatkan bahwa laki-
laki usia dewasa sedikit yang mengalami depresi dan ada beberapa studi yang
menunjukan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara obesitas dengan kejadian
depresi, kemungkinan karena keterkaitan jenis kelamin.29
22
Pada usia remaja dengan obesitas cenderung mudah mengalami gangguan
psikologis terutama depresi. Remaja dengan obesitas lebih cenderung mengalami
depresi karena bentuk badan yang dimiliki cenderung menjadi bahan olok-olok
teman sebaya dan cenderung mudah tersisih dalam pergaulan. Depresi karena
bentuk tubuh yang dimiliki lebih sering terjadi pada remaja wanita dibandingkan
remaja laki-laki. Remaja yang memiliki berat badan berlebih memiliki
kecenderungan untuk menjadi orang dewasa yang obesitas dan mereka juga akan
menjadi subjek risiko fisik, sosial, dan psikologis.11
Studi tahun 1994 di Alameda County oleh Roberts et al ditemukan adanya
depresi pada tahun berikutnya pada orang dengan obesitas setelah dolakukan
kontrol terhadapt usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, lingkungan
sekitar, adanya isolasi sosial dari sekitar, keadaan ekonomi, kondisi kesehatan
kronis, dan disabilitas. Di dapatkan bahwa yang paling berperan sebagai faktor
risiko dari depresi adalah kesehatan dan disabilitas fungsional.27
Friedman dan Brwonnell mendapatkan hasil bahwa orang dengan obesitas
yang memiliki keinginan untuk turun berat badannya jauh lebih depresi
dibandingkan orang obesitas lainya.27
Sedangkan kejadian depresi pada remaja
obesitas terjadi karena adanya pertentangan batin antara keinginan mendapatkan
bentuk tubuh yang ideal dengan bentuk tubuh yang dimiliki pada kenyataan.11
Penjelasan secara biologis hubungan antara obesitas dan depresi sangat
kompleks dan tidak dapat dijabarkan secara detail. Obesitas dapat dilihat sebagai
derajat inflamasi karena didapati adanya kenaikan berat badan yang dapat
mengaktivasi jalur inflamatori dan inflamasi itu sendiri berhubungan dengan
depresi. Karena inflamasi berperan penting baik pada obesitas dan depresi, maka
inflamasi dapat dikatakan sebagai mediator pada hubungan keduanya.13
Hubungan antara hipotalamus - hipofisis – adrenal (Hipothalamus –
Pituitary – Adrenal axis) mungkin mempunyai peran penting dalam hubungan
obesitas dan depresi, karena obesitas mempengaruhi disregulasi HPA-aksis dan
disregulasi HPA-aksis diketahui turut berpengaruh dalam depresi. Obesitas
meningkatkan risiko diabetes melitus dan resistensi insulin, yang dapat
menginduksi alterasi pada otak, dan meningkatkan risiko depresi.
23
Sedangkan depresi yang menginduksi obesitas karena adanya aktivasi
jangka panjang dari HPA-axis. Cortisol, dengan adanya insulin, dapat
menginhibisi enzim lipid-mobilizing, proses ini dimediasi oleh reseptor
glucocorticoid yang ada di jaringan lemak, khususnya di lemak intra-abdominal.
Penggunaan obat-obat antidepresan diketahui dapat menginduksi pertambahan
berat badan.29
Studi tersebut juga mendapatkan hasil tidak adanya hubungan antara
obesitas dengan depresi. Penelitian Lupinno tahun 2010 menuliskan bahwa dari
review systematic dengan metode cross-sectional mendapati adanya hubungan
yang lemah antara obesitas dan depresi dari studi kepustakaan yang dilakukan.29
Sedangkan penelitian oleh Roberts et al, di dapati tidak adanya hubungan antara
obesitas dengan kejadian depresi pada subyek laki-laki.27
Sedangkan Palinkas et
al. yang juga menpelajari obesitas dan depresi pada dewasa mendapatkan tidak
terdapat hubungan antara obesitas dan depresi baik pada pria maupun pada
wanita.27
24
Kerangka Teori
25
Kerangka Konsep
Penyakit fisik Gangguan makan Obesitas Sosio ekonomi
Asupan nutrisi
tinggi kalori
Aktivitas fisik
kurang
Kerusakan
hipotalmus
Depresi
26
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat
Ukur
Cara
Ukur
Hasil
Ukur
Skala
1 Terikat
Depresi Suatu reaksi
psikologis dari diri
manusia yang timbul
saat seseorang
merasakan kehilangan
kesehatan, orang yang
mereka cintai, dan
sampai merasa
kehilangan harga diri.
Kuesioner
Depresi dari
Kuesioner
Patient Health
Quality (PHQ)
9. Depresi
dibagi menjadi
lima kategori
depresi yaitu;
tidak depresi,
depresi ringan,
depresi
sedang,
depresi sedang
berat, dan
depresi berat.
Pengisian
Kuesioner
1. Tidak depresi (skor
1-4)
2. Depresi Ringan
(skor 5-9)
3. Depresi Sedang
(skor 10-14)
4. Depresi sedang
berat (skor 15-19)
5. Depresi Berat(skor
20-27)
Ordinal
2 Bebas
Obesitas Keadaan yang
ditandai dengan
ketidaknormalan
akumulasi lemak di
dalam tubuh.
Perhitungan
Indeks Masa
Tubuh (IMT).
Menimbang,
mengukur,
dan meng-
hitung berat
badan dan
tinggi badan
mengguna-
kan rumus
1.Normal (25.0)
2. Obesitas (25.0)
Ordinal
Ibu rumah
tangga
Wanita berusia 20
tahun atau lebih yang
sudah menikah dan
tidak bekerja untuk
menghasilkan
pemasukan diluar
rumah dan hanya
mengurus rumah
tangga.
Pengisian
kuesioner
Pengisian
kuesioner
Ibu Rumah Tangga Nominal
Usia Usia responden saat
mengisi kuesioner.
Pengisian
identitas
kuesioner
Pengisian
kuesioner
1. 20-24 tahun
2. 25-29 tahun
3. 30-34 tahun
4. 35-39 tahun
5. 40-44 tahun
6. 45-49 tahun
7. 50-54 tahun
8. 55-59 tahun
9. 60-64 tahun
10. >65 tahun
Nominal
Penghasil-
an
Penghasilan yang
diperoleh keluarga
setiap bulan.
Pengisian
kuesioner
Pengisian
kuesioner
1. <5.000.000
2. 5.000.001-
10.000.000
3. 10.000.001-
15.000.000
4. 15.000.001-
Nominal
27
20.000.000
5. >20.000.000
Pendidikan Pendidikan terakhir
yang ditempuh oleh
responden pada saat
pengisian kesioner.
Pengisian
Kuesioner
Pengisian
Kuesioner
1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan tinggi
Nominal
Suku Suku asal daerah
responden.
Pengisian
kuesioner
Pengisian
Kuesioner
1. Jawa
2. Sunda
3. Betawi
4. Lainnya
Nominal
Agama Agama yang dianut
oleh responden.
Pengisian
kuesioner
Pengisian
kuesioner
1. Islam
2. Protestan
3. Katholik
Nominal
28
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian menggunakan desain penelitian analitik kategorik tidak
berpasangan dengan menggunakan pendekatan secara cross-sectional untuk
mengetahui hubungan antara kejadian obesitas dengan depresi yang dialami oleh
ibu rumah tangga di wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur.
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur
selama dua bulan dengan menggunakan data primer berupa kuesioner tingkatan
depresi PHQ-9 yang akan diisi oleh subyek serta data berat badan dan tinggi
badan subyek yang akan dihitung untuk menentukan subyek tergolong obesitas
atau tidak.
3.2.1 Timeline Penelitian
No Kegiatan
Waktu
Feb Mar April Mei Juni Juli
III-
IV
III-
IV
I II II
I
I
V
I II II
I
I
V
I I
I
I
I
I
I
V
I I
I
I
I
I
I
V
1 Pembuatan
proposal
2 Penyebaran
kuesioner
3 Pengolahan
data
4 Analisis data
5 Sintesa hasil
analisis
6 Laporan
29
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi terjangkau pada penelitian adalah ibu rumah tangga di daerah
Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. Sampel adalah para ibu rumah tangga yang
dipilih dengan cara purposive sampling.
3.4 Jumlah Sampel
Perkiraan besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus
besar sampel penelitian analisis kategorik tidak berpasangan, yaitu sebagai berikut
:
√ √
N1=N2 : Jumlah sampel penelitian
Z : derivat baku alpha
Zβ : derivat baku beta
P1 : Proporsi pada beresiko atau kasus
Q1 : 1-P1
P2 : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya,
50%
Q2 : 1-P2
P : Proporsi total
Q : 1-P
P1-P2 : perbedaan proporsi minimal yang dianggap bermakna,
ditetapkan 0,2
Jadi:
P1 = P2 + 0,2 = 0,5 + 0,2 = 0,7
Q1= 1- P1 = 1- 0,7 = 0,3
P =
=
= 0,6
Q = 1-P = 1-0,6 = 0,4
30
Berdasarkan persamaan tersebut, maka untuk total sampel penelitian
didapatkan hasil sebagai berikut:
√ √
3.5 Kriteria Sampel
Kriteria Inklusi :
Subyek merupakan ibu rumah tangga berusia diatas 20 tahun.
Subyek tinggal di daerah tempat penelitian dilaksanakan.
Subyek bersedia menjadi responden penelitian
Pasien dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia.
31
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.7 Variabel yang Diteliti
Variabel bebas
Klasifikasi obesitas dan bukan obesitas, usia, suku, agama, penghasilan,
dan pendidikan.
Variabel terikat
Kejadian depresi yang dinilai menggunakan kuesioner
Mencari subyek penelitian yang
memenuhi kriteria
Persiapan penelitian
Subyek memenuhi kriteria inklusi
Informed consent
Subyek bersedia
Pengisian
kuesioner
Analisis data
kesimpulan
32
3.8 Management Data
3.8.1 Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian menggunakan software SPSS, dengan
melakukan pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing), memberi angka-
angka atau kode-kode tertentu yang telah disesuaikan dengan data kuesioner
(coding), memasukan data sesuai kode yang ditentukan masing-masing variabel
sehingga menjadi suatu data dasar (entry). Data digolongkan, diurutkan, serta
disederhanakan sehingga mudah dibaca dan diintrepetasikan (cleaning)
3.8.2 Analisis Data
Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis
univariat meliputi distribusi umur, pekerjaan, dan tingkat depresi yang dialami
subyek.
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel
independen dan variabel dependen. Analisis bivariat untuk dua kategori depresi
dilakukan menggunakan uji Chi Square jika memenuhi syarat. Jika tidak
memenuhi syarat, maka menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan software SPSS. Skor P<0,05 dinyatakan bermakna secara statistik.
33
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data primer di 16 Rukun Warga
(RW) di daerah Kelurahan Cililitan sejak Bulan Maret s/d Mei 2014. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan terkumpul kuesioner
sebanyak 206 kuesioner.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1.1 Letak Geografis
Kelurahan Cililitan merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang terletak
dalam wilayah Kecamatan Kramatjati, Kota Administrasi Jakarta Timur. Kelurahan
Cililitan memiliki luas wilayah 176,35 Ha yang terdiri dari 130 Rukun Tetangga
(RT) dan 16 Rukun Warga (RW), dengan batas wilayahsebagai berikut:
- Batas utara : Jl. SMUN 14 dan Jl. Raya Kalibata
- Batas Timur : Tol Jagorawi
- Batas Selatan : Jl. Kumbang, Kel. Batu Ampar dan Jl. Buluh, Kel.
Balekambang
- Batas Barat : Kali Ciliwung
4.1.1.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di Kelurahan Cililitan per bulan April 2014 adalah sebagai
berikut:
34
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
Kelompok Jumlah
Usia
20-24 1883
25-2 9 1872
30-34 1875
35-39 1852
40-44 1393
45-49 1653
50-54 973
55-59 945
60-64 596
65-69 388
70-74 740
>75 200
Jumlah 14370
Sumber: Laporan Kegiatan Pembinaan Pemerintahan Kelurahan Cililitan Bulan
April Tahun 2014
Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi usia penduduk
perempuan Kelurahan Cililitan paling banyak adalah pada rentang usia 20-24
sebanyak 1883 orang penduduk, dan yang paling sedikit adalah penduduk pada
kelompok usia >75 sebanyak 200 orang penduduk.
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Perempuan Setiap Rukun Warga (RW)
RW Jumlah
01 1297
02 1375
03 686
04 1636
05 2676
06 538
07 700
08 1263
09 1775
10 1685
11 1687
12 1577
13 1478
14 1374
15 1678
16 1819
Jumlah 23224
Sumber: Laporan Kegiatan Pembinaan Pemerintahan Kelurahan Cililitan Bulan
April Tahun 2014
35
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk perempuan paling
banyak terdapat pada RW 05 dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2676
orang dan jumlah penduduk paling sedikit berada pada RW 06 dengan 538 orang
penduduk perempuan.
4.1.2 Uji Validitas Kuesioner
Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner dari Patient Health Questionnaire-9
(PHQ-9). Kuesioner HPQ-9 merpakan kuesioner yang paling sering dipakai untuk
keperluan baik riset atau diagnosis klinis. PHQ-9 memiliki pertanyaan yang lebih
sedikit dibanding kesioner lain tentang depresi, dan fokus kepada gejala depresi
dalam DSM-IV. Kuesioner HPQ-9 sebelumnya telah divalidasikan dalam dua
studi besar yang melibatkan 3.000 pasien di 8 tempat pelayanan primer dan 7.000
pasien di klinik obstetri ginekologi. Untuk penelitian ini kuesioner diterjemahkan
dan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alfa dengan
bantuan program SPSS versi 17.0. dari 9 pertanyaan yang diujicobakan terdapat 6
pertanyaan yang valid dan 3 pertanyaan tidak valid yaitu nomor 1, 6, dan 9.
Kemudian dilakukan uji reliabilitas dan didapatkan hasil Cronbach Alfa=0,714.
Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai koefisien
Cronbach Alfa > 0,60.
Dengan demikian kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data karena kuesioner tersebut sudah memenuhi syarat kelayakan suatu instrumen.
36
4.1.3 Data Hasil Penelitian
Tabel 4.3 Karakteristik Responden
Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
Obesitas
Obesitas 54 41 7 1 0 103 50
Tidak
Obesitas
76 21 5 1 0 103 50
Usia
20-24 3 0 2 0 0 5 2,4
25-29 9 3 1 0 0 13 6,3
30-34 14 12 2 1 0 29 14,1
35-39 18 10 1 1 0 30 14,6
40-44 23 7 2 0 0 32 15,5
45-49 23 11 1 0 0 35 17,0
50-54 17 8 1 0 0 26 12,6
55-59 11 6 0 0 0 17 8,3
60-64 10 4 2 0 0 16 7,8
>65 2 1 0 0 0 3 1,5
Suku
Jawa 47 21 5 2 0 75 36,4
Sunda 37 13 3 0 0 53 25,7
Betawi 27 14 2 0 0 43 20,9
Lainnya 19 14 2 0 0 35 17,0
Agama
Islam 122 50 10 2 0 184 89,3
Protestan 8 11 1 0 0 20 9,7
Katolik 0 1 1 0 0 2 1,0
Tingkat Pendidikan
Tidak
Sekolah 0 0 0 0 0 0
SD 17 5 1 1 0 24 11,6
SMP 22 8 1 0 0 31 15,1
SMA 76 46 9 0 0 131 63,6
Perguruan
Tinggi 15 3 1 1 0 20 9,7
Penghasilan
<5.000.000 112 54 11 2 0 179 86,9
5.000.000-
10.000.000 16 8 1 0 0 25 12,1
10.000.001-
15.000.000 0 0 0 0 0 0 0
15.000.001-
20.000.000 2 0 0 0 0 2 1,0
>
20.000.000 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 206 100
37
Pada penelitian yang dilakukan di daerah Kelurahan Cililitan ini didapati data
206 responden yang terdiri dari 103 responden yang termasuk dalam kategori obesitas
dan 103 responden termasuk dalam kategori tidak obesitas. Karakteristik responden
adalah ibu rumah tangga yang berusia diatas 20 tahun. Dengan frekuensi responden
terbanyak ada pada kelompok usia 45-49 tahun sebanyak 35 orang responden. Suku
Jawa merupakan suku paling dominan dalam penelitian ini dengan jumlah sebanyak
75 orang responden atau sekitar 36,4% dari total responden penelitian. Sebanyak 184
orang responden atau sekitar 89,3% responden beragama Islam dan responden paling
sedikit beragama Kristen Katholik sebanyak 2 orang atau sekitar 1,0%. Rata-rata
responden berpendidikan lulusan SMA sebanyak 131 responden atau sekitar 63,6%
responden. Sebanyak 179 atau sekitar 86,9% orang responden berpenghasilan
<Rp.5.000.000 .
Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi pada variabel independen dan
variabel dependen yang diteliti. Analisis univariat menggambarkan distribusi depresi,
usia, suku, agama, pendidikan, dan pengahsilan. Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui korelasi antara variabel independen dan variabel dependen.
Dari kuesioner HPQ-9 yang diisi oleh responden, didapati skor jawaban
responden tertinggi adalah 20 (74,07%) dan skor terendah adalah 0 (0%) dengan
rincian jawaban responden perbutir pertanyaan adalah sebagai berikut:
38
Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pertama Kuesioner
PHQ-9
Saya merasa kepuasan dan minat
saya menurun saat melakukan
kegiatan sehari hari
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 38,83% 45,63% 0,97% 5,82%
Tidak Obesitas 59,22% 33,84% 3,88% 2,91%
Pada tabel 4.4 menunjukkan sebanyak 45,63% responden kelompok obesitas
memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu, berbeda dengan responden
kelompok tidak obesitas yang lebih banyak memilih jawaban tidak pernah untuk
pertanyaan nomor satu ini. Dari gambaran jawaban responden di atas dapat terlihat
bahwa responden dengan obesitas lebih banyak mengalami gejala depresi berupa
kepuasan dan minat yang menurun dalam melakukan kegiatan sehari hari
dibandingkan dengan responden yang tidak obesitas.
Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedua Kuesioner
PHQ-9
Saya merasa sedih, depresi, atau
hilang harapan
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 77,66% 18,44% 1,94% 1,94%
Tidak Obesitas 71,84% 27,18% 0,97% 0%
Pada tabel 4.5 baik responden obesitas dan responden tidak obesitas keduanya
lebih banyak memilih jawaban tidak pernah untuk pertanyaan tentang perasaan sedih,
depresi, dan hilang harapan. Namun untuk responden yang memilih jawaban
beberapa hari dalam seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari lebih
banyak didapati pada responden tidak obesitas dibandingkan responden obesitas.
39
Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketiga Kuesioner
PHQ-9
Saya mengalami gangguan saat
tidur, atau tidur terlalu banyak
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 50,48% 41,74% 3,88% 3,88%
Tidak Obesitas 72,81% 22,33% 3,88% 0,97%
Dari tabel 4.6 antara responden obesitas dan tidak obesitas, kelompok
responden obesitas lebih banyak yang menjawab jawaban beberapa hari dalam
seminggu, lebih dari seminggu, dan hampir setiap hari. Responden obesitas yang
menjawab sebanyak 41,74% dan jawaban responden tidak obesitas sebanyak 22,33%
untuk pertanyaan tentang gangguan tidur yang dialami. Namun secara keseluruhan
baik dari responden obesitas dan responden tidak obesitas paling banyak memilih
jawaban tidak pernah.
Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keempat Kuesioner
PHQ-9
Saya merasa mudah lelah, saya
merasa hanya memiliki sedikit
energi
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 41,74% 45,63% 8,73% 2,91%
Tidak Obesitas 55,33% 33,00% 8,73% 2,91%
Pada tabel 4.7 untuk pertanyaan tentang perasaan mudah lelah dan merasa
memiliki sedikit energi pada kelompok responden obesitas lebih banyak yang
memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu sebanyak 45,63% responden.
Sedangkan pada kelompok responden tidak obesitas jawaban yang paling banyak
dipilih adalah jawaban tidak pernah sebanyak 55,33% orang responden yang
menjawab tidak pernah. Dari hasil pertanyaan butir keempat dari kuesioner ini
didapati secara keseluruhan jawaban pada kelompok responden obesitas lebih banyak
jawaban yang mengarah ke jawaban gejala depresi yang sering dialami.
40
Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kelima Kuesioner
PHQ-9
Saya merasa nafsu makan saya
menurun atau meningkat
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 40,77% 46,60% 11,65% 0.97%
Tidak Obesitas 55,33% 33,00% 8,73% 2,91%
Pada tabel 4.8 didapati jawaban pada kelompok responden obesitas untuk
pertanyaan tentang gangguan nafsu makan lebih banyak yang menjawab beberapa
hari dalam seminggu yaitu berjumlah 46,60% responden, sedangkan kelompok
responden tidak obesitas lebih banyak memilih jawaban tidak pernah sebanyak
55,33% responden yang menjawab. Dari hasil pertanyaan butir kelima ini didapati
bahwa gejala gangguan nafsu makan merupakan gejala yang cukup sering timbul
pada kelompok obesitas.
Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Keenam Kuesioner
PHQ-9
Saya merasa diri saya buruk, saya
merasa gagal dan saya
mengecewakan keluarga saya
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 80,58% 16,50% 1,94% 0,97%
Tidak Obesitas 90,29% 6,79% 1,94% 0,97%
Pada tabel 4.9 didapati baik pada kelompok responden obesitas dan kelompok
responden tidak obesitas paling menjawab pertanyaan dengan jawaban tidak pernah.
Pada responden obesitas sebanyak 80,58%, dan pada responden tidak obesitas
sebanyak 90,29%. Namun untuk jawaban secara keseluruhan, kelompok responden
obesitas lebih banyak memilih jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih dari
seminggu, dan hampir setiap hari.
41
Tabel 4.10 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Ketujuh Kuesioner
PHQ-9
Saya merasa sulit berkonsentrasi,
seperti saat membaca koran atau
menonton televisi
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 75,72% 19,41% 1,94% 2,91%
Tidak Obesitas 78,64% 15,53% 2,91% 2,91%
Pada tabel 4.10 didapati hasil jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih
dari seminggu, dan setiap hari lebih banyak pada responden obesitas yaitu sebanyak
24,26% dibandingkan responden tidak obesitas yaitu sebanyak 21,35%. Secara
keseluruhan didapati jawaban kelompok responden obesitas dan tidak obesitas
seputar sulit berkonsentrasi keduanya lebih banyak yang memilih jawaban tidak
pernah. Kelompok responden obesitas sebanyak 75,72% responden dan kelompok
responden tidak obesitas sebanyak 78,64% responden.
Tabel 4.11 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kedelapan Kuesioner
PHQ-9
gerakan saya berubah dari
biasanya, lebih lambat atau lebih
cepat
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 60,19% 27,18% 7,76% 4,85%
Tidak Obesitas 81,55% 17,47% 0,97% 0%
Pada tabel 4.11 baik pada kelompok responden obesitas dan kelompok tidak
obesitas lebih banyak yang memilih jawaban tidak pernah. Kelompok responden
obesitas sebanyak 60,19% responden dan kelompok tidak obesitas sebanyak 81,55%
responden. Namun didapati baik untuk jawaban beberapa hari dalam seminggu, lebih
dari seminggu, dan hampir setiap hari lebih banyak didapati pada kelompok
responden obesitas dengan jumlah 39,79% responden.
42
Tabel 4.12 Distribusi Sampel Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kesembilan
Kuesioner PHQ-9
Saya merasa saya pantas dihukum,
dan saya merasa saya ingin
mengakhiri hidup saya
Tidak
Pernah
Beberapa Hari
Dalam Seminggu
Lebih dari
Seminggu
Hampir
Setiap Hari
Obesitas 100% 0% 0% 0%
Tidak Obesitas 100% 0% 0% 0%
Pada tabel 4.12 baik pada kelompok responden obesitas dan responden
kelompok tidak obesitas semuanya memilih jawaban tidak pernah, dengan masing
masing kelompok obesitas 100% responden dan kelompok tidak obesitas sebanyak
100% responden.
Dari hasil penjabaran data per pertanyaan kuesioner didapatkan bahwa gejala
depresi yang paling dominan dialami ibu rumah tangga di Daerah Kelurahan Cililitan
selama dua minggu terakhir adalah dua gejala utama depresi berupa kehilangan minat
dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah. Serta satu gejala lainnya dari depresi yaitu gangguan nafsu makan.
Tabel 4.13 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Depresi
Obesitas Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
Obesitas 54 41 7 1 0 103 50
Tidak
Obesitas
76 21 5 1 0 103 50
Jumlah 130 62 12 2 0 206 100
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dari 206 responden didapati sebanyak 130
orang (63,10%) responden tidak mengalami depresi, dan sebanyak 76 orang (36,89%)
responden mengalami depresi. Responden yang mengalami depresi terdiri dari 62
orang (81,57%) responden mengalami depresi ringan, 12 orang (15,79%) responden
mengalami depresi sedang, dan 2 orang (2,63%) responden mengalami depresi
sedang-berat. Sedangkan depresi berat tidak ditemukan dari responden.
Kategori depresi yang paling banyak adalah kategori depresi ringan yang
terdiri dari 41 (66,13%) responden obesitas dan 21 (33,87%) responden tidak
43
obesitas. Dengan kata lain depresi diapati hampir dua kali lebih sering pada kelompok
responden obesitas dibandingkan dengan kelompok responden tidak obesitas.
Kategori depresi sedang merupakan urutan kedua depresi yang terjadi pada
responden, yang terdiri dari 7 (58,33%) responden obesitas dan 5 (41,67%) tidak
obesitas. Untuk kategori depresi sedang-berat baik pada responden obesitas dengan
responden tidak obesitas didapati hasil yang sama yaitu 1 (50%) responden obesitas
dan 1 (50%) responden tidak obesitas.
Angka kejadian depresi pada responden dengan obesitas lebih besar
dibandingkan responden tidak obesitas. Dari 76 orang responden yang mengalami
depresi, 49 (64,47%) diantaranya terdapat pada responden yang mengalami obesitas
dan 27 (35,53%) lainnya terjadi pada responden yang tidak mengalami obesitas. Hasil
ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Atlantis et al (2004) yang
menggunakan meta analisis dikatakan terdapat hubungan antara obesitas dan depresi
pada wanita.33
Tebel 4.14 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
20-24 3 0 2 0 0 5 2,4
25-29 9 3 1 0 0 13 6,3
30-34 14 12 2 1 0 29 14,1
35-39 18 10 1 1 0 30 14,6
40-44 23 7 2 0 0 32 15,5
45-49 23 11 1 0 0 35 17,0
50-54 17 8 1 0 0 26 12,6
55-59 11 6 0 0 0 17 8,3
60-64 10 4 2 0 0 16 7,8
>65 2 1 0 0 0 3 1,5
Jumlah 130 62 12 2 0 206 100
Pada tabel 2.13 diatas, berdasarkan jumlah responden dari setiap kelompok
usia, kejadian depresi paling banyak didapati pada rentang usia 30-34 tahun yaitu
sebanyak 15 (51,72%) responden dari 29 orang responden mengalami depresi.
Sedangkan untuk usia yang didapati kejadian depresi paling sedikit adalah usia 40-44
tahun yaitu 9 (28,12%) responden dari 32 responden yang mengalami depresi. Namun
44
berdasarkan total semua responden yang mengalami depresi, kelompok usia 45-49
tahun adalah kelompok usia terbanyak terjadinya depresi yaitu sebanyak 17% dan
kelompok usia dengan jumlah depresi terendah secara keseluruhan adalah kelompok
usia >65 tahun dengan jumlah 1,5% responden mengalami depresi. Hal ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aggraini (2014) yang menyatakan bahwa
depresi lebih banyak ditemui pada usia remaja dibandingkan pada anak-anak dan
orang dewasa.40
Sedangkan menurut buku An Atlas of Depression (2003) kejadian
depresi akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.13
Perbedaan dapat terjadi
karena penyebaran kuesioner pada setiap kelompok usia tidak merata yang
menyebabkan salah satu kelompok usia lebih banyak responden yang nantinya
berpengaruh pada prevalensi depresi yang didapat dari setiap kelompok usia.
Tabel 4.15 Distribusi Sampel Berdasarkan Suku
Suku Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
Jawa 47 21 5 2 0 75 36,4
Sunda 37 13 3 0 0 53 25,7
Betawi 27 14 2 0 0 43 20,9
Lainnya 19 14 2 0 0 35 17,0
Jumlah 130 62 12 2 0 206 100
Depresi didapati paling banyak didapati pada kelompok suku lain yaitu 16
orang (45,71%) responden dari 35 responden mengalami depresi yang terdiri dari
depresi ringan dan depresi sedang. Kemudian diikuti oleh suku Betawi dengan 16
(37,20%) responden dari 43 responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi
ringan dan depresi sedang. Pada suku Jawa didapati adanya 28 (36,84%) responden
dari 75 responden mengalami depresi. Terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan
depresi sedang-berat. Terakhir adalah suku Sunda dimana terdapat kejadian depresi
sebesar 16 (30,02%) responden dari 53 responden mengalami depresi yang terdiri dari
depresi ringan dan depresi sedang. Berdasarkan total responden, kelompok Suku Jawa
merupakan suku yang paling banyak terjadi depresi yaitu sekitar 28 orang (36,4%)
dari total 76 orang responden secara keseluruhan mengalami depresi. Dan kelompok
45
suku yang terendah adalah suku lain yaitu sebanyak 16 orang (17%) responden yang
mengalami depresi. Belum ada penelitian yang meneliti prevalensi depresi antara
suku-suku yang ada di Indonesia.
Tabel 4.16 Dsitribusi Sampel Berdasarkan Agama
Agama Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
Islam 122 50 10 2 0 184 89,3
Protestan 8 11 1 0 0 20 9,7
Katolik 0 1 1 0 0 2 1,0
Jumlah 130 62 12 2 0 206 100
Berdasarkan jumlah responden dari setiap kelompok agama, depresi paling
banyak didapati pada agama katholik yaitu sebanyak 2 (100%) dari 2 responden
mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Kemudian
diikuti oleh agama kristen protestan yaitu sebanyak 12 (60%) responden mengalami
depresi yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Terakhir adalah agama
islam yaitu 62 (33,70%) responden mengalami depresi yang terdiri dari depresi
ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Sedangkan berdasarkan kejadian depresi
secara keseluruhan, agama islam adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 62 (84,93%)
dari 73 responden secara keseluruhan mengalami depresi, diikuti oleh agama kristen
protestan sebanyak 12 (17,10%) responden dan katholik dengan 2 (2,63%) responden
yang mengalami depresi. Penelitian terkait depresi dan hubunganya dengan agama
belum ada di Indonesia.
46
Tabel 4.17 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
Tidak
Sekolah 0 0 0 0 0 0 0
SD 17 5 1 1 0 24 11,65
SMP 22 8 1 0 0 31 15,05
SMA 76 46 9 0 0 131 63,60
Perguruan
Tinggi 15 3 1 1 0 20 9,70
Jumlah 130 62 12 2 0 206 100
Kejadian depresi paling banyak didapati pada tingkat pendidikan SMA yaitu
sebanyak 55 (41,98%) respondenya mengalami depresi yang terdiri dari depresi
ringan dan sedang. Dan kejadian depresi paling sedikit didapati pada responden
dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi, sebanyak 5 (25%) responden mengalami
depresi yang terdiri dari depresi ringan, sedang, dan sedang-berat. Sedangkan untuk
tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 7 (29,16%) responden mengalami depresi
dan SMP sebanyak 9 (29,03%) responden. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Stephanie A (2005) di Amerika Serikat depresi semakin tinggi prevalensinya dengan
tingkat pendidikan yang tinggi pula, namun pendidikan yang rendah berhubungan
dengan kejadian depresi hanya pada responden Mexican American. 34
Tabel 4.18 Distribusi Sampel Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan Bukan
Depresi
Depresi
Ringan
Depresi
Sedang
Depresi
Sedang
Berat
Depresi
Berat
Jumlah %
<5.000.000 112 54 11 2 0 179 86,9
5.000.000-
10.000.000 16 8 1 0 0 25 12,1
10.000.001-
15.000.000 0 0 0 0 0 0 0
15.000.001-
20.000.000 2 0 0 0 0 2 1,0
>20.000.000 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 130 62 12 2 0 206 100
Dari tabel didapakan kejadian depresi paling banyak terjadi pada responden
yang berpenghasilan >Rp.5.000.000 dengan angka kejadian sebanyak 67 (36,89%)
47
dari 179 responden mengalami depresi. Kemudian diikuti oleh yang berpenghasilan
Rp.5.000.000-10.000.000 sebanyak 9 (36%) dari 25 respondenya mengalami depresi
yang terdiri dari depresi ringan dan depresi sedang. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Stephanie A (2005) di Amerika Serikat Depresi lebih banyak 1,5 kali
pada orang dengan tingkatan ekonomi rendah dibandingkan dengan yang tingkat
ekonominya cukup.
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi antara variabel
independen yaitu obesitas dan variabel dependen yaitu tingkat depresi. Analisis
menggunakan Chi Square, namun karena ada lebih dari 1 tabel yang memiliki nilai
expected count < 5 (Sopiyudin, 2009), maka tidak memenuhi syarat untuk uji Chi
Square sehingga dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternatif.
Tabel 4.19 Analisis Bivariat Perbedaan Obesitas dan Non Obesitas dengan Kejadian
Depresi
*Uji Kolmogorov-Smirnov
Dengan analisis Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai significancy adalah
0.018, karena nilai p< 0.05 maka, dinyatakan bahwa terdapat berbeda bermakna
antara obesitas dengan kejadian depresi pada populasi ibu rumah tangga di Kelurahan
Cililitan, Jakarta Timur.
Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang
N % N % N %
Obesitas Obesitas 54 26,21 41 19,90 7 3,39
Tidak Obesitas 76 36,90 21 10,20 5 2,43
Total 130 63,11 62 30,10 12 5,82
Depresi Sedang-Berat Depresi Berat p*
N % N %
Obesitas Obesitas 1 0,48 0 0 0.018
Tidak Obesitas 1 0,48 0 0
Total 2 0,97 0 0
48
4.2 Pembahasan
Individu dengan obesitas memiliki berat badan berlebih dari berat badan ideal
yang seharusnya dan dapat menimbulkan perbedaan antara ekspektasi dan kenyataan
tentang figur tubuh ideal yang mungkin diharapkan. Perbedaan ekspektasi dan
kenyataan ini dapat menyebabkan individu dengan obesitas tidak puas dengan
penampilan fisiknya dirinya sendiri dan akan merasa rendah diri dan cenderung
menyalahkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat merujuk ke gejala depresi.11
Penelitian yang sama pernah dilakukan oleh Kinanti (2010) kepada remaja wanita di
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sumatera Utara, namun tidak didapati hubungan
yang bermakna antara obesitas dengan depresi pada remaja wanita. Hal tersebut
kemungkinan karena stigma masyarakat Indonesia yang masih menganggap bahwa
gemuk adalah lambang kemakmuran.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Distrya
Nugraheningtyas (2014) tentang hubungan obesitas sentral dengan kejadian depresi
pada kaum ibu di daeerah perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta didapati adanya
hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian depresi pada ibu di daerah
perkotaan Yogyakarta.30
Penelitian lain yang dilakukan oleh Carpenter et al (2000) di Amerika Serikat
dengan menggunakan sampel yang lebih banyak menyatakan bahwa obesitas
meningkatkan kejadian depresi dan angka bunuh diri pada wanita, namun tidak pada
pria. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh R.E. Robets et al (2003) menyatakan
bahwa orang dengan obesitas dua kali lebih sering terkena depresi, dibandingkan
dengan depresi yang hanya memungkinkan orang 1,8 kali menjadi obesitas. Lebih
lanjut penelitian tersebut juga menyatakan bahwa antara obesitas dan depresi
memiliki hubungan timbal balik. Obesitas dapat menyebabkan depresi dan depresi
dapat menyebabkan obesitas.26
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Chaidu et al (2003) kepada pria dan
wanita dengan responden wanita lebih banyak dan berbagai status pernikahan
(menikah, belum menikah, cerai) didapati wanita 2,5 kali lebih tinggi mengalami
49
depresi dibandingkan pada pria. Depresi secara keseluruhan terdapat lebih banyak
pada responden wanita yang mengalami obesitas, tidak dilihat dari status pernikahan
responden. Dan depreresi didapati lebih banyak pada individu dengan tingkat
keparahan obesitas yang lebih tinggi.31
Penelitian tersebut sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh M Heo (2009) yang menyatakan bahwa hubungan depresi dan
obesitas bergantung pada jenis kelamin. Didapati hubungan yang negatif antara
obesitas dan depresi pada pria namun didapati positif pada wanita. Dan juga durasi
mengalami depresi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria. 32
Penelitian yang dilakukan oleh Jinks C et al (2006) menyebutkan bahwa
kejadian depresi akan lebih terlihat berhubungan dengan adanya “kesakitan” pada
tubuh individu yang mengalaminya. Pada orang obesitas, kesakitan pada tubuh tinggi
karena adanya berbagai penyakit yang timbul karena obesitas, contohnya adalah
gangguan sendi, diabetes melitus, dan hipertensi.33
Penelitian-penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian ini yaitu terdapat
hubungan antara depresi dan obesitas pada wanita. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan baik pada pria maupun wanita didapati bahwa wanita lebih banyak
mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan untuk hubungan status
individu terhadap obesitas dan depresi, pada penelitian yang dilakukan oleh Stephanie
A. (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan prevalensi depresi berdasarkan
etnis, ras, dan status pernikahan, menyatakan bahwa depresi lebih banyak didapati
pada individu yang mengalami perpisahan dengan indeks sebesar 16,90 dibandingkan
yang belum pernah menikah sebesar 8,7 dan sudah menikah sebesar 8,8. Namun
depresi pada penelitian tersebut tidak menghubungkannya dengan obesitas yang
diderita oleh individu yang menjadi reponden penelitian.34
Penelitian lain menyebutkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan
oleh Palinkas et al yang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas
dengan depresi pada wanita berusia 50-89 tahun tapi pada laki-laki terdapat
hubungan. Sedangkan sebuah studi pada wanita usia 38-54 tahun oleh Hallstrom and
Noppa menunjukan tidak terdapatnya hubungan antara obesitas dan penyakit jiwa
termasuk ansietas, depresi, fobia, stress, dan penggunaan obat psikotropika.26
50
Perbedaan hasil penelitian kemungkinan disebabkan oleh perbedaan
demografis dari sampel, karakteristik sampel, total sampel, instrumen penelitian, dan
perbedaan metode penelitian.
4.3 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan variabel
lain selain variabel dependen dan independen namun tidak dilakukan analisis
lebih lanjut terhadap variabel lain tersebut sehingga tidak dapat melihat
hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan variabel independen.
2. Penelitian ini juga tidak mengikuti perkembangan responden karena hanya
bersifat cross sectional.
3. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner PHQ-9 sebagai diagnosis depresi
responden, tidak dikonfirmasi kembali dengan pemeriksaan langsung oleh
dokter sehingga diagnosis ditegakkan hanya berdasarkan responden.
51
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Dari 206 responden penelitian didapati sebanyak 63,10% responden yang
tidak mengalami depresi, dan ada sebanyak 76 orang 36,10% responden
mengalami depresi yang terdiri dari depresi ringan, depresi sedang, dan
depresi sedang-berat.
2. Jenis depresi yang paling banyak adalah depresi ringan yaitu sebanyak
81,57%.
3. Jenis depresi yang paling sedikit jumlahnya adalah depresi sedang-berat
sebanyak 2,63%.
4. Kelompok usia yang lebih banyak menderita depresi adalah kelompok usia
30-34 tahun yaitu sebanyak 19,73%. Sedangkan kelompok depresi
terendah adalah kelompok usia >65 tahun sebesar 1,31%.
5. Kejadian depresi lebih banyak didapati pada responden dengan obesitas
yaitu sebesar 64,74%.
6. Jumlah responden depresi paling banyak didapati pada suku lainnya yaitu
sebesar 45,71% dan paling sedikit didapati pada suku Sunda sebanyak
30,02%.
7. Depresi paling banyak didapati pada agama Katholik yaitu sebesar 100%
dan paling sedikit pada agama Islam yaitu sebesar 33,70%.
8. Kejadian depresi paling banyak didapatkan pada responden dengan tingkat
pendidikan SMA sebanyak 41,98% dan terendah pada tingkat pendidikan
perguruan tinggi sebanyak 25%.
9. Depresi paling banyak didapati pada responden yang berpenghasilan
>Rp.5.000.000 sebesar 37,43%. Dan paling sedikit di responden
berpenghasilan Rp.15.000.001-20.000.000 sebesar 0%.
10. Terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian depresi
pada ibu rumah tangga (p=0.018)
52
5.2. Saran
a. Peneliti
Penelitian tentang hubungan obesitas dan kejadian depresi sebaiknya
menggunakan studi case control, karena studi case control adalah metode
yang paling baik dalam menerangkan dinamika hubungan antar variabel.
Hubungan antara obesitas dan kejadian depresi sebaiknya juga melihat
hubungan dengan faktor-faktor lain yang juga berhubungan dengan depresi
dan obesitas.
b. Penelitian Selanjutnya
Agar penelitian selanjutnya baiknya dilakukan pada kelompok yang
berbeda untuk melihat hubungan obesitas dan depresi pada kelompok lain
selain kelompok ibu rumah tangga. Penelitian selanjutnya juga meneiliti
faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas yang juga dapat berpengaruh
kepada kejadian depresi.
53
DAFTAR PUSTAKA
1. Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hasuer SL, Longo DL, Jameson JL, et
al. Biology of obesity. In: Jameson LJ, editor. Harrison principles of
internal medicine. 17th
ed. New York: The McGraw Hill Companies; 2008.
p.437.
2. Dorland, WAN. Kamus saku kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;
2002. Obesitas; h.1523.
3. World Health Organization [internet]. WHO Internet Media Center: Obesity
and overweight; 2013. Last update March 2013 [cited June 2013]. Available
from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
4. Centers for Diseases Control and Prevention [internet]. Obesity: data and
statistic; 2012 [cited June 2013]. Available from: http://www.cdc.gov/
5. Jogjakarta. Berita dan Artikel Dinas Kesehtan Jogjakarta: Obesitas, faktor
risiko berbagai penyakit. Jogjakarta: Dinas Kesehatan Provinsi Daerah
Istimewa Jogjakarta; 2012.
6. Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007.
7. Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
8. Inonesia. Profil Kesehatan Indonesia: Hasil survey kesehatan rumah tangga
(SKRT) Tahun 2001. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2001.
9. Gardner D, Dolores S. Chapter 21 Obesity and overweight, In: Gardner D,
Dolores S, editors. Greenspan’s basic and clinical endocrinology. 8th
ed. San
Fransisco: Lange McGraw Hill Publisher; 2008.
10. Alrasyid H. Peranan isoflavon tempe kedelai, fokus pada obesitas dan
komorbid. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 No. 3. H: 203-210.
2007.
11. Kinanti I. Gambaran citra tubuh pada remaja yang mengalami obesitas.
universitas sumatera utara. 2010 [cited 2013 Nov 9].
13. Baldwin DJ, Jon B. An atlas of depression. London: The Parthenon
Publising Group; 2002.
14. World Health Organization [internet]. Media Center: Depression. 2012
[cited June 2013]. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs369/en/ .
54
15. Marcus MM. WHO paper depression, depression: a global public health
concern [internet]. WHO Department of Mental Health and Substance
Abuse; 2002 [cited June 2013] . Available from: www.who.int
16. Ezzati M, Elio R. Global health: behavioral and dietary risk factors for
noncommunicable diseases. New England Journal of Medicine. 2006 [cited
2013 Nov 9].
17. WHO Expert Consultation. Appropriate body-mass index for asian
populations and its implications for policy and intervention strategies. The
Lancet 2004; 636: 157-63.
18. Holli CH, Robert CM, Arthur GC. Comorbidity of obesity and pain in a
general population: results from the shourthern pain prevalence study. The
Journal of Pain. 2008; 8: p. 430-36.
19. Wargahadibrata AF. Kelebihan berat badan dan berat badan berlebih
(obesitas). Jakarta: Familia Medika; 2008.
20. Kaplan, Sadock. Eating disorders. In: Benjamin JS, editor. Synopsis of
psychiatry: bahavioral sciences/clinical psychiatry 10th
ed. New York:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
21. Barsh GS, Farooqi S, O’Rahilly S. Genetic of body weight regulation.
international journal of obesity. 2000; 404: p.644-51.
22. Christopher Jaramillo. Obesity and depression . Florida: University of South
Florida; 2009.
23. Kaplan, Sadock. Mood disorders: depression and bipolar. In: Benjamin JS
,editor. Kaplan & sadock's synopsis of psychiatry: behavioral
sciences/clinical psychiatry 10th
Ed. New York: Lippincott Williams and
Willkins; 2007.
24. Murray RM. The tools of psychiatry, in: esential psyciatry fourth edition.
Cambridge: Cambridge University Press; 2008: p.14.
25. Alwi H. Kamus besar bahasa indonesia. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta: Balai Pustaka; 2007. Depresi.
26. Roberts RE, Deleger S, Strawbridge WJ, Kaplan GA. prospective
association between obesity and depression: evidence from the alameda
county study. School of Public Helath, The University of Texas Health
Science Center. International Jornal of Obesity. 2003 [cited 2013 October
20];27: p.514-21.
55
27. Onyike, CU. Is obesity associated with major depression: results from the
third national health and nutrition examination survey. Departement of
Epidemiology and Behavioral Sciences, School of Medicine, John Hopkins
University. American Journal of Epidemiology. 2003 [cited 2014 Jul 31];
158: p.1139-47.
28. Luppino F, Leonere M, Paul FB, Theo S, Pim C, Brenda W, et al.
Overweight, obesity, and depression. a systematic review and meta-analysis
of longitudinal studies. Arch Gen Psychiatry. 2010 [cited 2014 Jul 31]; 6:
p.220-29.
29. Dong C, Sanchez LE, Price RA. Relationship of obesity to depression: a
family-based study. Center for Neurobiology and Behavior. International
Jurnal of Obesity. 2004;28: p.790-795.
30. Nugraheningtyas RD. hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian
depresi pada ibu di perkotaan daerah istimewa Yogyakarta. Digital Library
Fakultas Kedokteran UMY [internet]. 2013 [cited 2014 Agustus 27].
Available from: http://digilib.fk.umy.ac.id
31. Chaidu O. Is obesity associated with major depression: results from the third
national health and nutrition examination survey. Departement of
Epidemiology and Behavioral Sciences, School of Medicine, John Hopkins
University. American Journal of Epidemiology. 2003 [cited 2014 Jul 31];
158: p.1139-1147.
32. Heo M, Pietrobelli A, Fontaine KR, Sirey JA, Faith MS. depressive mood
and obesity in us adults: comparison and moderation by sex, age, and race.
International Journal of Obesity [internet]. 2006 [cited 2014 Agstus 31]; 30:
p.513-19.
33. Atlantis E, Baker M. Obesity effects on depression: systematic review of
epidemiological studies. International Journal of Obesity [internet]. 2008
[cited 2014 Agustus 31]; 32: p.881-91.
34. Stephanie AR, Tuan AN, John FG, Cheryl AK. Prevalence of depression by
race/ethnicity: findings from the national health and nutrition examination
survey III. American Journal of Public Health. 2005 [cited 2014 August
2014];95: p.989-1000.
56
LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Uji Statistik
a. Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner
Cronbach’s Alpha N of Items
.714 9
b. Uji Kolmogorov-Smirnov Perbandingan Kejadian Depresi pada Ibu Rumah
Tangga dengan Obesitas Dan Tanpa Obesitas di Daerah Kelurahan
Cililitan, Jakarta Timur.
Distribusi depresi
responden
Most Extreme Differences Absolute .214
Positive .000
Negative -.214
Kolmogorov-Smirnov Z 1.533
Asymp. Sig. (2-tailed) .018
57
Lampiran 2
Kuesioner Depresi HPQ-9
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Saya yang bernama Nurul Fatimah / 1111103000045 adalah mahasiswi
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian tentang “Hubungan Kejadian Obesitas Dengan Depresi
Yang Dialami Oleh Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kelurahan Cililitan,
Jakarta Timur”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir sebagai persyaratan meraih gelar Sarjana Kedokteran
(S.Ked). Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan saudara untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak memberikan
dampak yang membahayakan. Saya mohon kesediaanya untuk mengisi kuesioner
dengan jujur dan apa adanya demi ketepatan data dan analisis penelitian.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara
bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua
informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan
dalam penelitian ini. Saudara nantinya akan mengisi beberapa data mengenai
identitas saudara di halaman pertama, sedangkan data mengenai berat badan dan
tinggi badan akan dilakukan oleh saya selaku peneliti. Kemudian di halaman
berikutnya saudara akan diberikan sembilan pertanyaan terkait dengan keadaan
depresi. Kesediaan saudara dalam penelitian ini penting peranya untuk melihat
hubungan antara obesitas dan depresi demi peningkatan kualitas hidup yang lebih
baik di masa mendatang. Jika saudara sudah mengerti dengan penjelasan tersebut,
dan saudara bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan
menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti bahwa saudara mengerti dan
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi
saudara dalam penelitian ini.
Jakarta, 2014
Peneliti Responden
Nurul Fatimah (Nama Lengkap&No Telp/HP)
58
Kuesioner
Hubungan Kejadian Obesitas Dengan Depresi Yang Dialami Oleh Ibu
Rumah Tangga Di Wilayah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur
Kode Responden* :
Berat Badan Responden* :
Tinggi Badan Responden* :
Indeks Masa Tubuh* :
*diisi oleh peneliti
Identitas Responden (diisi oleh responden)
Nama : .......................................................................................
Umur : ............... tahun
Alamat : .......................................................................................
......................................................................................
Suku : ........................................................................................
Agama : ........................................................................................
Pekerjaan : ........................................................................................
Pendidikan : Tidak sekolah / SD / SMP / SMA / PT
Penghasilan Keluarga : 1. <Rp.5.000.000
(per bulan) 2. Rp. 5.000.001-Rp.10.000.000
3. Rp. 10.000.001-Rp. 15.000.000
4. Rp. 15.000.001-Rp.20.000.000
5. > Rp. 20.000.000
59
Kuesioner Tingkat Depresi
Selama 2 minggu terakhir, sesering apakah Anda pernah merasa terganggu oleh
gejala berikut. Jika ya, berikan tanda pada kolom jawaban yang menurut
anda cocok.
Terima kasih atas kesediaan Anda menjawab pertanyaan ini.
No Pertanyaan Tidak
Pernah
Beberapa
Hari
Dalam
Semingg
Lebih
Dari
Seminggu
Hampir
Setiap
Hari
1 Saya merasa kepuasan dan minat
saya menurun saat melakukan
kegiatan sehari-hari
2 Saya merasa sedih, depresi, atau
hilang harapan
3 Saya mengalami gangguan saat
tidur, atau tidur terlalu banyak
4 Saya merasa mudah lelah atau
merasa hanya memiliki sedikit
energi.
5 Saya merasa nafsu makan saya
menurun atau meningkat
6 Saya merasa diri saya buruk,
saya merasa gagal dan saya
mengecewakan keluarga saya
7 Saya merasa sulit
berkonsentrasi, seperti saat
membaca koran atau menonton
televisi.
8 saya merasa (atau orang lain
merasa) bahwa saya bergerak
sangat pelan atau sangat cepat
lebih dari biasa
9 Saya merasa saya pantas
dihukum, dan saya merasa saya
ingin mengakhiri hidup saya
60
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur
61
Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurul Fatimah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 September 1993
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pala II No.80, Lubang Buaya, Jakarta
Timur.
Nomor Telepon/HP : 021-8407505/087883446039
Email : nurulfatimah@live.com
Riwayat Pendidikan:
1. Taman Kanak-Kanak Dinamika (1998-1999)
2. SD Negeri Lubang Buaya 04 (1999-2005)
3. SMP Negeri 81 Jakarta (2005-2008)
4. SMA Negeri 48 Jakarta (2008-2011)
5. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011 – sekarang)
top related