perencanaan lanskap arboretum sumber brantas … taman dan lanskap indonesia vol. 1 no. 3 1998...
Post on 26-May-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998
Perencanaan Lanskap Arboretum Sumber Brantas sebagai Obyek Wisata Alam
(Landscape Planning for Sumber Brantas Arboretum as Outdoor Recreation Area)
Oleh :
Medha Baskara1) Aris Munandar2) dan Tjahjono Samingan3)
1) Alumni Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
2) Staf Pengajar Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
3) Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
ABSTRACT
Sumber Brantas Arboretum is located at Malang County, East Java, which is managed by Perum Jasa
Tirta (PJT) has function as water preservation. The arboretum area is about 129630 m2. The goal of this planning is to plan the arboretum as natural conservation area, recreation and education. The planning basic
concept is to increase people’s knowledge about plants by recreational activities. Site arrangement was done by activities and facilities development based on needs and natural resources.
ABSTRAK
Arboretum Sumber Brantas terletak di Kabupaten Malang, yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) sebagai
usaha perlindungan mata air Kali Brantas. Arboretum yang direncanakan mempunyai luas 129630 m2 yang terletak diantara Taman Hutan Raya R. Suryo dan pemukiman penduduk. Tujuan perencanaan ini adalah untuk memperoleh kawasan Arboretum yang dapat digunakan sebagai kawasan pelestarian alam, wisata dan
pendidikan lingkungan hidup. Metode perencanaan sistematis Gold (1980) digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Konsep dasar perencanaan arboretum ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap
tumbuh-tumbuhan terutama pohon-pohonan melalui kegiatan yang bersifat rekreatif. Penataan tapak dilakukan
dengan mengembangkan bentuk aktivitas dan fasilitas berdasarkan kebutuhan dan sumber daya tapak yang ada.
PENDAHULUAN
Arboretum merupakan kebun koleksi tanaman pohon
atau kayu-kayuan (biasanya tanaman hutan) yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama ilmu kehutanan. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari
arboretum adalah sebagai pengatur tata air, pengendali erosi, pembentukan iklim mikro serta sebagai obyek wisata/rekreasi alam.
Tujuan pengembangan Arboreum Sumber Brantas (ASB) yang ditentukan Perum Jasa Tirta antara lain (a) untuk
pelestarian mata air Kali Brantas (daerah resapan air), (b) koleksi jenis-jenis tanaman dataran tinggi, (c) untuk sarana penelitian dan pendidikan, dan (d) untuk sarana
rekreasi yang mengandung unsur pendidikan lingkungan hidup. Untuk memenuhi hal tersebut, Arboretum Sumber Brantas memiliki potensi keindahan alam pegunungan
yang menarik, keragaman flora dan fauna, gejala-gejala alam serta nilai historis, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek pendidikan, penelitian dan rekreasi alam
bagi masyarakat. Arbore-tum Sumber Brantas diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap perlindungan plasma nutfah, ilmu pengetahuan, rekreasi
dan pariwisata, serta sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan.
Studi ini bertujuan untuk merencanakan Arbo-retum Sumber Brantas sebagai kawasan pelestarian alam (konservasi), wisata dan pendidikan lingkungan hidup
masyarakat. Bagi pengelola (Perum Jasa Tirta) studi ini merupakan alternatif pengembangan kawasan Sumber Brantas serta pedoman teknis perancangan detail
lansekap. Studi dilaksanakan di Sumber Brantas, Kota
Administratif Batu, Malang. Lokasi studi berjarak kurang lebih 32 km arah barat laut Kota Malang dengan luas areal ± 13 ha. (Gambar 1)
Metode studi yang digunakan adalah metode sistematis perencanaan yang dikemukakan Gold (1980) meliputi
lima tahap, yaitu : persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis dan perencanaan. Sesuai dengan karakter tapak, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sumber
daya, yaitu menentukan tipe-tipe serta kemungkinan-kemungkinan rekreasi berdasarkan sumber daya yang tersedia dan potensial di ASB.
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998
KEADAAN UMUM TAPAK
Fisik
ASB terletak pada 112° 31"18' BT dan 7°42"40' LS dengan ketinggian ± 1500m dpl. Kawasan ASB ber-sebelahan langsung dengan pintu gerbang selatan Taman
Hutan Raya (Tahura) R. Suryo yang berjarak ± 17 km dari pusat Kotatif Batu (30 menit perjalanan menanjak).
Kawasan ini merupakan salah satu dari beberapa tujuan wisata pegunungan yang banyak tersebar di sekitarnya sehingga berpotensi sebagai obyek wisata alam.
Kawasan Sumber Brantas mempunyai jenis tanah andosol yang kaya bahan organik, pH agak masam (5.9-6.3), horison atas gembur, remah, porositas tinggi,
densitas rendah dan mudah tererosi. Untuk mencapai pertumbuhan optimum tanaman pengapuran dan pemupukan merupakan usaha terbaik dalam
memperbaiki kesuburan tanah. Secara umum kesesuaian lahan terhadap pertumbuhan tanaman masih tergolong
tinggi dengan sifat fisik baik, sifat kimia sedang serta permeabilitas sedang (LPT Departemen Pertanian, 1969) sehingga penanaman berbagai jenis vegetasi dataran
tinggi dapat dilaksanakan meskipun dengan usaha pengolahan tambahan. Kawasan ASB merupakan daerah basah dengan curah
hujan tahunan berkisar 2500-4500 mm. Perbedaan musim sangat jelas, dimana musim penghujan terjadi pada bulan Desember-Maret dan musim kemarau pada
bulan Mei-Oktober/November. Suhu udara pada malam hari bisa mencapai 13°C (suhu minimum), sedangkan suhu maksimum siang hari 22°C. Kelembaban udara
cukup tinggi yaitu berkisar 65-70 % (terendah) sampai 90-97 % (tertinggi). Kondisi ini sangat berpengaruh bagi
perkembangan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif sehingga diperlukan usaha pemeliharaan dan pengaturan penanaman yang sesuai.
Kali Brantas memiliki banyak mata air yang tersebar di sepanjang hulu sungai baik besar maupun kecil. Mata air
utama yang terdapat pada tapak memiliki debit air rata-rata 12.2 l/detik dan tidak kering walaupun musim kemarau.. Kualitas air di Sumber Brantas dinilai cukup
baik, dengan penampakan tidak berwarna (bening) dan tidak berbau. Tepian kali ini banyak ditumbuhi tanaman
pohon maupun tumbuhan asli kawasan ini yang dapat mempengaruhi kualitas sungai sehingga rawan terhadap sifat ekologis merugikan dari tanaman disekitarnya
seperti evapotransprasi yang tinggi. Biota Kawasan ASB merupakan ekosistem buatan, baik
sebelum maupun setelah pengembangan sebagai arboretum. Ekosistem alami tampak pada kawasan Tahura R.Suryo yang berada di utara dan barat tapak.
Kawasan Tahura dikategorikan sebagai Hutan Hujan Tropis dengan tipe vegetasi Sub-Montane (800m-
1500m). Vegetasi yang ada di dalam kawasan ASB merupakan pertanaman dari jenis asli maupun eksotik. Jenis pohon yang ditanam sampai saat ini kurang lebih
30 spesies dengan jumlah total ± 2100 pohon. Enam tanaman dominan di kawasan ASB adalah Calliandra calothyrsus, Eucalyptus alba, Cinnamomum
burmanii, Samanea samans, Araucaria sp dan Agathis alba. Sifat ekologis tanaman mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas dan sifat lingkungannya.
Secara umum vegetasi dominan mempunyai sifat berlawanan dengan sifat yang diharapkan yaitu tingkat evapotranspirasi dan zat allelopathy. Rencana untuk
memperoleh kualitas lingkungan yang sesuai dapat ditempuh dengan mengurangi dominansi jenis merugikan
dan seleksi jenis tanaman baru terutama yang dapat tumbuh secara alami. Penanaman jenis asli merupakan
Gambar 1 Kawasan Arboretum Sumber Brantas
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998
cara termudah dalam pemilihan jenis tanaman baru untuk kawasan ini. Secara umum fauna di kawasan ASB jarang dijumpai
kecuali dari jenis burung diantaranya kutilang, tekukur, jjalak gunung, elang jawa, ayam hutan dan burung hantu. Jenis burung lebih sering terlihat di tapak dan sekitarnya
dibanding jenis mamalia yang diam di habitat asli yang jauh dari tapak. Pemanfaatan kegiatan rekreasi bird watching dapat digunakan di beberapa tempat bila
memungkinkan. Sosial
Pengunjung arboretum terdiri dari tamu dinas Perum Jasa Tirta (PJT), masyarakat sekitar dan pengunjung dari
luar Sumber Brantas yang khusus bertujuan untuk berekreasi. Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di dalam tapak dapat yang bersifat kerja (dinas) maupun
rekreasi. Kegiatan dalam tapak sehari-hari sebagian besar merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar ASB yang bersifat kerja (mencari rumput, mencari
tanaman hias) maupun kegiatan sehari-hari (melintas ASB dan bermain-main). Keberadaan masyarakat sekitar di dalam ASB ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat di antisipasi dengan membuat kebijakan yang memberikan
manfaat bagi ASB dan masyarakat sendiri. Pengembangan arboretum sebagai sarana wisata mempunyai kendala yang serius karena kegiatan dalam
arboretum sangat sulit untuk dipasarkan sebagai kegiatan wisata yang diinginkan oleh masyarakat. Hal ini mendorong pengelola perlu melakukan diversitas usaha
untuk mengantisipasi perubahan-perubahan pasar (keinginan masyarakat) terhadap pengembangan arboretum sebagai obyek wisata alam.
Pengembangan Aktivitas
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan sumber daya yaitu dengan menentukan tipe-tipe serta kemungkinan-kemungkinan aktivitas pada tapak
berdasarkan sumber daya yang tersedia dan potensial. Secara garis besar aktivitas pengunjung di golongkan sesuai fungsi tapak yaitu aktivitas konservasi, pendidikan
dan rekreasi. Analisa kesesuaian sumber daya yang ada pada tapak dengan aktivitas yang dapat dikembangkan merupakan
upaya untuk mengetahui dapat/tidaknya tapak mengakomodasikan aktivitas tersebut. Dengan menggunakan sistem skore pada Tabel 1 dapat
ditentukan aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan ditentukan berdasar kemungkinan aktivitas yang
dilakukan pengunjung dan pengelola serta kesesuaian terhadap aspek biofisik serta aspek teknik. Aktivitas pengunjung yang dapat dikembangkan (skore tinggi)
meliputi aktivitas konservasi air, tanah dan flora/fauna; rekreasi pasif; penelitian flora/fauna; pengamatan vegetasi dan satwa. Aktivitas pengelola tidak termasuk
dalam sistem skore ini karena aktivitas pelayanan, pengawasan dan administrasi merupakan kegiatan rutin pengelola terhadap Arboretum Sumber Brantas.
Zonasi Tapak Berdasarkan analisa kemampuan sumber daya menampung aktivitas yang dapat dilakukan, maka di
dalam ASB dapat dikembangkan zona intensif di area tengah dan selatan tapak, zona semi intensif di utara dan sebagian area selatan serta zona non-intensif di area
sekitar mata air Kali Brantas dan perbatasan tahura. Zona Intensif diperuntukkan sebagai zona pengelolaan dan pelayanan kegiatan rekreasi. Zona ini dikembangkan
untuk peruntukan lahan sebagai pintu gerbang, area parkir, area bagi pengelola, area kegiatan rekreasi dan pendidikan, pusat informasi, serta sirkulasi kendaraan
dan manusia. Zona Semi Intensif diperuntukkan sebagai zona
penanaman dan pengembangan koleksi tanaman arboretum. Peruntukan lahan yang dapat dikembangkan pada zona ini adalah area koleksi pohon, area koleksi
tanaman bawah dan ephifit, pembibitan, penelitian flora/fauna dan sirkulasi manusia. Zona Non-Intensif di peruntukkan sebagai zona
perlindungan mata air dan bantaran Kali Brantas serta pelestarian ekosistem alami tahura. Dalam zona ini dilakukan tindakan konservasi terhadap tanah, air,
flora/fauna yang ada pada tapak dan sekitarnya.
Konsep Konsep Perencanaan Konsep dasar studi perencanaan ini adalah meningkatkan
pengetahuan pengunjung terhadap tumbuh-tumbuhan terutama pohon-pohonan melalui kegiatan yang bersifat rekreatif. Hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aktivitas
yang dikembangkan serta penataan fasilitas arboretum. Pengunjung diajak lebih mengenal pohon-pohanan baik secara biologi, ekonomi maupun budaya melalui kegiatan
pengamatan maupun kegiatan lain dalam tapak. Konsep perencanaan tapak merupakan pengem-bangan
pemanfaatan potensi tapak, pemecahan masa-lah/hambatan serta disesuaikan dengan kebutuhan ruang yang ada. Konsep ini pada prinsipnya merupakan
pengembangan fungsi-fungsi Arboretum Sumber Brantas yaitu konservasi, rekreasi dan pendidikan lingkungan hidup. Untuk mengakomodasikan fungsi-fungsi diatas
terhadap tapak dibuat konsep pengembangan yang terdiri dari konsep tata hijau, konsep aktivitas, konsep sirkulasi dan konsep tata ruang.
Konsep Tata Hijau Konsep tata hijau diwujudkan dalam rencana
penataan vegetasi. Peletakan pohon disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada serta fungsi area pada
tapak. Vegetasi yang digunakan terbagi menjadi vegetasi konservasi, koleksi dan estetik. Vegetasi konservasi digunakan pada daerah-daerah sekitar badan air (mata air
dan aliran Kali Brantas), daerah rawan erosi (tebing dan area kemiringan tinggi) dan daerah perbatasan dengan tahura. Vegetasi koleksi merupakan vegetasi utama
arboretum yang terdiri dari berbagai macam spesies tumbuhan terutama pohon-pohonan. Vegetasi estetik merupakan tanaman pemberi keindahan yang digunakan
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998
sebagai unsur rekreatif untuk menarik pengunjung ke dalam kawasan ASB. Penataan koleksi tanaman Arboretum Sumber Brantas
didasarkan pada kelompok satuan taxon famili. Penataan kelompok berdasarkan evolusi tanaman berbunga yang telah disusun oleh J. Hutchinson (1969) dengan satu
kelompok famili pada satu blok penanaman. Pola penempatan kelompok famili disesuaikan dengan urutan skema klasifikasi dikotil berkayu J. Hutchinson seperti
pada Gambar 2. Hal ini disebabkan Arboretum merupakan kebun koleksi pohon atau kayu-kayuan sehingga sistem klasifikasi Hutchinson yang
diaplikasikan dalam pola penataan tanaman hanya dikotil berkayu.
Konsep Aktivitas Pemanfaatan sumber daya tapak direncanakan untuk
aktivitas rekreasi, pendidikan serta konservasi oleh masyarakat yang dilakukan sendiri maupun secara berkelompok. Aktivitas pengunjung ditujukan untuk
lebih dekat dengan alam. Pengunjung memperoleh manfaat lebih besar apabila kegiatan dalam tapak tidak terganggu serta memperoleh pelayanan pengelola dengan
baik. Hal tersebut mendorong pengaturan waktu dan jenis aktivitas pengelolaan. Kegiatan pemeliharaan
arboretum difokuskan pada pagi hari sedangkan pelaya-nan pengunjung difokuskan pada siang dan sore hari.
Konsep Ruang Pembagian ruang didasarkan pada pemanfaatan kawasan oleh pengunjung dan pengelola mengikuti fungsi yang
ada (konservasi, rekreasi dan pendidikan lingkungan hidup). Semakin mendekati kawasan tahura, pengunjung semakin terlibat dalam suasana ekosistem alami. Tata
ruang pada tapak terdiri dari ruang penerimaan koleksi pohon,pengelolaan serta preservasi
Ruang penerimaan merupakan area pertama yang ditemui pengunjung sebelum memasuki kawasan arboretum. Peletakan ruang ini didasarkan pada kedekatan terhadap
akses jalan raya. Kegiatan yang ada pada ruang ini adalah penerimaan pengunjung yang akan berekreasi berupa pembayaran tiket masuk dan pelayanan informasi
kawasan ASB. Pada area ini disediakan pula tempat penjualan tanaman hias maupun bibit-bibit pohon hasil pembibitan ASB, souvenir dan makanan.
Ruang koleksi pohon termasuk dalam peman-faatan intensif dan semi intensif. Pelayanan pengelola di ruang ini memberikan kenyamanan, keamanan serta informasi
yang lengkap terhadap koleksi tanaman sehingga pengunjung benar-benar terlibat dengan lingkungan
sekitar. Penyediaan fasilitas pendidikan disesuaikan dengan bentukan lahan, program pengelolaan serta
standar yang ada diantaranya fasilitas papan nama tanaman, shelter, dan rambu-rambu peringatan. Ruang pengelolaan merupakan ruang khusus bagi
pengelola untuk mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan kawasan ASB. Dalam ruang ini kegiatan yang dilakukan termasuk intensif sehingga peletakan ruang
jauh dari kawasan preservasi. Peletakan ruang pengelolaan berada ditengah-tengah kawasan memanjang untuk mempermudah pengawasan, pemeliharaan, dan
pengelolaan kawasan secara keseluruhan. Ruang preservasi merupakan ruang khusus untuk menunjang pelestarian dan perlindungan air, tanah, serta
ekosistem alami. Ruang ini merupakan penyangga serta perpanjangan dari habitat satwa dalam tahura dengan
lebar 20-30m. Kegiatan pengunjung dalam kawasan ini termasuk non-intensif yaitu rekreasi bersifat visual. Fasilitas yang disediakan lebih sedikit daripada ruang
lain kecuali fasilitas rambu peringatan. Konsep Sirkulasi
Sirkulasi utama yang direncanakan mengikuti pola melingkar yang menjangkau seluruh kawasan. Sirkulasi utama menghubungkan seluruh ruang serta pemersatu
bagi tapak yang memiliki bentuk memanjang. Pada sirkulasi utama ini dibuat sedemikian rupa sehingga
pengunjung nyaman memakainya meski dari dua arah yang berbeda. Sirkulasi penunjang dibuat lebih sempit dan sederhana untuk menampung satu arah pejalan kaki.
Sirkulasi ini juga menghubungkan fasilitas-fasilitas dengan sirkulasi utama.
Perencanaan Hasil rencana pengembangan pada tapak berbentuk gambar rencana tapak (site plan) yang menggambarkan
pola peletakan tata hijau dan fasilitas dalam tapak. Gambar site plan merupakan pengembang-an konsep
perencanaan yang merupakan perpaduan empat konsep meliputi konsep tata hijau, konsep aktivitas, konsep ruang dan konsep sirkulasi yang dapat dilihat pada
Gambar 3.
DAFTAR PUSTAKA Gold, S.M. 1980. Recreation planning and design.
McGraw Hill Book Co. New York. 332 p.
Lembaga Penelitian Tanah Departemen Pertanian. 1969. Naskah peta tanah eksplorasi Jawa dan Madura. Lembaga Penelitian
Tanah Departemen Pertanian.Bogor. Hutchinson. J. 1969. Evolution and Phylogeny of
flowering olants dycotyledons Facts and theory. Academic Press. London.
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998
Tabel 1. Matriks Hubungan Antara Sumber Daya dan Aktivitas di ASB
AKTIVITAS P E N G U N J U N G PENGELOLA
KOMPONEN LAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
T a n a h jenis tanah • • • • • • • • • • •
drainase tanah • • • • • • • • • •
tekstur permukaan tanah • • • • • • •
erosi • •
K e m I r I n g a n
L a h a n
0 - 3 % • • • • • • • • • • •
3 - 8 % • • • • • • • • • • •
8 - 15 % • • • • • • • • •
15 - 25 % • • •
25 - 40 % • •
> 40 % • •
I k l I m
CH/HH • • • • • • • • •
kelembaban • • • • • • •
suhu udara • • • • • • • • • • •
penyinaran matahari • • • • • • • •
H I d r
o l o g i kualitas air • • • • • • • • • •
kedalaman air tanah • • • • • •
ketersediaan air • • • • • • • • • • • •
F l o r a
jenis vegetasi di tapak • • • • • •
jenis vegetasi di luar tapak • • • • • • • • •
gulma • • •
kerapatan • • • • • • •
F a u
n a
burung • • • • •
mamalia • • • •
satwa pengganggu •
mata air ASB • • • • • • • • • •
kali brantas • • • • • • • • • • •
F a s I l I t
a s
kantor pengelola • • • • • •
shelter • • •
jalan setapak • • • • • • • • •
parkir •
rencana pengembangan wisata tahura
• • • • • • • • • • •
S k o r e 21 20 20 9 21 11 23 17 15 20 18 10 12
Keterangan : 1. aktivitas konservasi air 6. piknik & berkemah 11. pelayanan 2. aktivitas konservasi tanah 7. penelitian flora/fauna 12. pengawasan 3. aktivitas konservasi flora/fauna 8. pengamatan vegetasi 13. administrasi
4. rekreasi aktif 9. pengamatan satwa 5. rekreasi pasif 10. mempelajari historis Kali Brantas
• aktivitas yang sesuai dengan sumber daya
Buletin Taman dan Lanskap Indonesia Vol. 1 No. 3 1998
Gambar 3. Site Plan Arboretum Sumber Brantas
Gambar 2. Pola Penataan Area Koleksi Pohon berdasarkan Klasifikasi J Hutchinson
top related