perkembangan psikososio anak usia sekolah
Post on 21-Dec-2015
252 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
Perkembangan Anak Usia Sekolah
Oleh :
Kelompok 4
Fany Luthfiani
Gita Apri Lonia
Siti Rahma
Weni Sriwahyuni
Kelas : II A S1 Keperawatan
Dosen Pembimbing : Ns. Junaidi, S.Kep
STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi
TA : 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah
yang berjudul "PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.. Keberhasilan penulis dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Bukittinggi,20 maret
2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
Perkembangan Anak Usia Sekolah dan Karakteristiknya.......................................... 3
Teori Pengamatan Anak............................................................................................. 5
Segi-segi Perkembangan Anak usia Sekolah............................................................. 6
Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar............................................ 11
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 13
Kesimpulan................................................................................................................ 13
Saran dan Kritik......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri.
Sebagai pendidik atau orang tua harus bersikap tenang dan terus memperhatikan
pertumbuhan anak agar terhindar dari gangguan apapun yang tentu saja akan merugikan.
Suatu perkembangan akan melalui proses. Ada beberapa teori yang perlu kita ketahui
kebenarannya atau kita renungkan demi perkembangan psikologi anak. Menurut Piaget dari
fase ke fase seseorang akan mengalami perbedaan tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi yang
terpenting yaitu terdapat perbedaan kualitatif.
Perkembangan individu dari lahir hingga dewasa dibagi empat fase yaitu, masa pra
sekolah, masa sekolah usia dasar, masa sekolah menengah, dan masa mahasiswa. Tiap fase
memiliki kriteria atau karakteristik sendiri-sendiri. Sehingga apabila dijelaskan semuanya,
maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Karenanya, dari beberapa fase tersebut,
pemakalah hanya akan membahas satu fase saja yaitu fase perkembangan anak pada usia
sekolah dasar. Dimana pada tahap ini anak sudah mulai berkembang dari berbagai seginya.
Pada masa perkembangan anak diharapkan dapat melakukan tugas-tugas tertentu sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Agar dapat diperoleh gambaran menyeluruh tentang
perkembanagan anak usia sekolah dasar, maka kami akan mengemukakannya dalam makalah
ini ditinjau dari beberapa segi perkembangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah karakteristik perkembangan anak usia sekolah ?
2. Apa saja teori pengamatan anak usia sekolah ?
3. Bagaimana gambaran perkembangan anak usia sekolah dari berbagai segi
perkembanagan?
4. Apa saja tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
· Untuk mengetahui apa karakteristik dari perkembangan anak pada masa usia sekolah
· Untuk mengetahui apa saja teori pengamatan anak usia sekolah
1
· Untuk mengetahui bagaimana gambaran perkembangan anak usia sekolah ditinjau dari
berbagai segi perkembangan
· Untuk mengetahui apa saja tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN KARATERISTIKNYA
Pada periode ini dimulai pada umur 6 tahun sampai pada kira-kira umur 13 tahun.
Pada periode ini juga disebut sebagai periode intelektual, karena pada periode ini seorang
anak memiliki perkembangan dalam hal berfikir sangat pesat.
Semua bagian dari anak baik itu fisik maupun psikis juga mulai berkembang dengan
seimbang, Sebab pada masa ini, anak sudah mulai mengenal lingkungan sekitar dengan
obyek-obyek lain yang berada di luar dirinya. Pada masa ini juga, seorang anak akan
memiliki keinginan yang sangat besar terhadap sesuatu yang baru, dia akan mencoba sesuatu
yang cocok untuk dirinya. Walaupun Sesuatu itu dirasa buruk oleh orang lain, dia tidak mau
tahu, dia hanya asalkan hal tersebut sesuai dengan dirinya.
Dalam menghadapi lingkungan sekitar, awalnya seorang anak menilai lingkungan
tersebut secara subyektif, yaitu penilaian yang disesuaikan dengan dirinya. Tetapi lama
kelamaan, penilaian tersebut akan berubah menjadi obyektif, hal ini disebabkan pemahaman
yang semakin sempurna terhadap obyek di luar dirinya.
Pada masa ini bisaanya anak sudah matang untuk masuk sekolah.
Adapun perkembangan jiwa pada masa sekolah yang menonjol adalah:
a) Adanya keinginan yang cukup tinggi, terutama yang menyangkut perkembangan
intelektual anak, bisaanya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau senag melakukan
percobaan-percobaan.
b) Energi yang melimpah, sehingga kadang kalah anak itu tidak memperdulikan dirinya telah
lelah atau capek.
c) Perasaan kesosialan yang berkembang cepat, sehingga anak menyukai untuk lebih
mematuhi grup teman sebayanya daripada orang tuanya.
d) Sudah dapat berfikir secara abstrak, sehingga memungkinkan bagi anak untuk menerima
hal-hal yang berupa teori-teori atau norma-norma tertentu.
e) Minat istimewanya tertuju kepada kegemaran dirinya, yang mengakibatkan anak
melalaikan tugas belajarnya.
f) Perasaan marah dan ingin bertengkar, perasaan ini timbul karena kurangnya perhatian
terhadap dirinya.
3
Pada masa usia sekolah ini, sikap hidup yang sebelumnya egosentris diganti dengan
sikap yang obyektif, dan empiris berdasarkan pengalaman. Emosional anak sudah mulai
semakin berkurang, sedang unsur intelek dan akal budi (rasio, fikir) jadi semakin menonjol.
Minat anak yang obyektif terhadap dunia sekitar menjadi besar.
Pada saat ini anak tidak lagi banyak dikuasai oleh dorongan-dorongan yang bersifat
intern dari dalam dirinya, dalam hal melakukan perbuatan dan berfikir. Akan tetapi lebih
banyak dirangsang oleh stimulus-stimulus yang berasal dari luar. Untuk melakukan kegitan
tersebut, maka anak memerlukan banyak informasi. Karenanya dia selalu haus bertanya,
meminta bimbingan, menuntut pengajaran serta pendidikan.
Pada masa usia sekolah dasar ini dibagi menjadi 2 kelas, yaitu :
1. Masa kelas-kelas rendah (usia 6-9 tahun)
Sifat khas pada masa ini adalah :
· Ada korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
· Sikap tunduk pada peraturan permainan yang tradisional
· Ada kecenderungan memuji dirisendiri
· Suka membandinkan dirinya dengan anak lain, jika menguntungkan
· Kalau tidak dapat menyelesaaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
· Mengehndaki nilai rapor yang baik, tanpa mengingat apakah dirinya pantas diberi nilai baik
atau tidak.
2. Masa kelas-kelas tinggi (usia 10-12/13 tahun)
Sifat khas pada masa ini adalah :
· Minat kepada kehidupan praktis kongkret kehidupan sehari-hari, cenderung
membandingkan pekerjaan yang praktis
· Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar
· Menjelang akhir periode ini cenderung ada minat untuk mempelajari pelajaran-pelajaran
khusus
· Sampai usia 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugasnya. Setelahnya anak cenderung menyelesaikan tugasnya dengan bebas
dan berusaha menyelesaikannya sendiri
· Anak memandang nilai rapor sebagai ukuran yang tepat terhadap pestasi sekolah
4
· Dalam permainan bisaanya anak tidak terikat pada peraturan permainan tradisional, mereka
cenderunbg membuat peratuaran sendiri(DEDIKBUD, 1982/1983)
B. TEORI PENGAMATAN ANAK
Dalam perkembangan kejiwaan anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting.
Sehingga banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya:
1. Teori Meuman
Meuman membagi pengamatan ke dalam tiga masa, yaitu:
a. Masa sintesis fantasi : masa ini terjadi pada umur 7 sampai dengan 8 tahun. Dalam masa
ini pengamatan anak masih global, bagian-bagiannya belum tampak jelas. Bagian-bagian
yang yang belum jelas itu ditambahkan( synthese = penggabungan) dengan fantasi anak
tersebut.
b. Masa analisis : dalam masa ini anak sudah dapat membedakan bagian-bagian, tetapi masih
belum bisa merangkai dan menghubungkan dengan bagian lainnya, sehingga menjadi
keseluruannya. Sekarang fantasi anak mulai berkurang, dan diganti dengan sikap yang lebih
berfikir rasional. Masa ini terjadi pada umur 8 sampai dengan 12 tahun.
c. Masa logis : pada tahun 12 tahun ke atas. Anak mulai memahami benda-benda dan
peristiwa. Tumbuh wawasan akal budinya. Bagian-bagian sekarang mulai dikaitkan dengan
hubungan totalitasnya dengan pikiran yang logis.
2. Teori William Stern
Stern membagi pengamatan menjadi empat masa, yaitu:
a. Masa mengenal benda: 0 sampai 8 tahun. Di samping mendapatkan gambaran total yang
samara-samar, ia telah dapat membedakan benda tertentu, seperti manusia atau hewan.
b. Masa mengenal perbuatan: Pada masa ini anak menaruh minat besar terhadap pekerjaan
dan perbuatan orang dewasa, serta tingkah laku binatang. Terjadi pada umur 8 sampai 9
tahun.
c. Masa mengenal hubungan: 9 sampai 10 tahun. Anak mulai mengenal hubungan antara
waktu, tempat, dan sebab akibat.
d. Masa mengenal sifat: 10 tahun keatas. Anak mulai menganalisis hasil pengamatan
sehingga ia mengenal sifat-sifat benda, manusia dan hewan.
5
3. Teori Oswald Kroh
Oswald membagi pengamatan kedalam empat tahap, yaitu:
a. Sintesis fantasi: 7 sampai 8 tahun. Pengamatan masih dipengaruhi oleh fantasinya.
Kenyataan dicampur-bawurkan dengan fantasi.
b. Masa realisme naïf: 8 sampai 10 tahun. Semua yang diamati diterima begitu saja tanpa ada
kecaman atau kritik. Masa ini juga disebut “masa pengumpulan ilmu pengetahuan.
c. Masa realisme kritis: 10 sampai 12 tahun. Dalam masa ini anak mulai berfikir kritis. Ia
mulai mencapai tingkat berfikir abstrak.
d. Masa subyektif: 12 sampai 14 tahun. Anak berpaling dari dunianya sendiri. Perhatiannya
ditujukan kepada dirinya sendiri. Hidupnya mulai gelisah, ragu-ragu, timbul rasa malu, hidup
perasaannya tidak harmonis.
Dari semua teori yang telah dikemukakan oleh para ahli, ternyata semuanya memiliki banyak
persamaan, hanya sedikit yang berbeda. Dari persamaan yang ada, pengamatan dapat
disimpulkan sebagai berikut; dimulai dari pengamatan keseluruhan menuju kepada bagian-
bagiannya, menerima tanpa kritik menuju kearah pengertian, dari dunia fantasi menuju dunia
realitas.
C. SEGI-SEGI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
1. Perkembangan Fisik
Pada masa ini pertumbuhan fisik tidak secepat masa bayi atau pada masa renaja.
Peningkatan tinggi badan setahun sekitar 5-6 cm. Bentuk badan mempengaruhi tinggi dan
berat badan. Secara umum perkembangan fisik sejajar dengan perkembangan
mental.Terutama pada tahun-tahun pertama gizi dan kesehatan memiliki peranan yang besar
terhadap kecerdasan.
Perbedaan antar jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dalam pertumbuhan fisik
menjadi lebih nyata pada masa ini. Artinya bentuk badan antara laki-laki dan perempuan
yang semula ketika masa kanak-kanak masih cenderung kelihatan sama, akan tetapi pada
masa ini cenderung terlihat perbedaannya secara lebih menonjol dan jelas.
2. Perkembangan Emosi
Anak SD sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan dan emosinya
begitu saja tanpa memperhatikan lingkungannya. Ia mulai belajar mengungkapkan
perasaannya dalam perilaku yang dapat diterima secara social. Penumbuhan kesadaran ini
tergantung pada bagaimana orang tua mendisiplinkan anaknya.
6
3. Perkembangan Sosial dan Kepribadian
Pada usia sekolah dasar anak-anak mulai melepaskan diri dari keluarga. Mereka mulai
mendekatkan diri dengan orang lain di samping anggota keluarga. Meluasnya lingkungan
sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh yang ada di luar pengawasan orang
tua. Ia bergaul dengan teman-temannya dan guru yang mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap proses emansipasi. Dalam proses emansipasi dan individu maka teman-teman
sebaya mempunyai peranan yang besar. Di samping itu maka perkembangan motif prestasi
dan identitas kelamin sangat penting, tetapi juga perkembangan pengertian norma justru lebih
mengalami kemajuan yang esensial dalam periode ini.
Anak SD memiliki kontak yang intensif dengan teman-teman sebaya. Anak-anak
saling mempengaruhi satu sama lain. Anak-anak berusaha untuk menjadi anggotasuatu
kelompok.
Pada mulanya anak mengetahui beberapa tingkah laku yang dihargai dan dipuji serta
tingkah laku yang tidak dihargai dan tidak dipuji, dia belum tahua apa yang harus dilakukan
untuk dapat doiterima dalam kelompok. Sering dapat dilihat bahwa anak cenderung
menirukan anggota kelompok yang paling aktif dan berkuasa.
4. Perkembangan Kognitif: Tahap Operasi Konkret
Anak pada usia ini sudah memasuki masa sekolah. Dia mempunyai kapasitas mental
untuk mengatur dan menghubungkan pengalaman dalam suatu kesimpulan. Dia sudah
memahami pembagian ruang, sadar akan waktu, berat dan volume, membuat kategorisasi,
menganalisis, menilai, dan mengerti hukum sebab akibat. Aspek mentalnya dapat beroperasi
untuk membuat kombinasi, memisahkan, membuat urut-urutan, perkalian dan pembagian,
substitusi, dan berkoresponden secara pribadi. Meskipun demikian, mereka mengalami
kesulitan untuk memecahkan masalah-masalah yang bersifat verbal.
Perkembangan kemampuan peserta didik usia 6-12 tahun (SD). Pada usia ini peserta
didik dalam periode operasional konkrit yang dalam menyelesaikan masalah sudah mulai
ditempuh dengan berpikir, tidak lagi terlalu terikat pada keadaan nyata. Kemampuan
mengolah informasi lingkungan sudah berkembang sehingga transformasi yang dihasilkan
sudah lebih sesuai dengan kenyataan. Demikian juga perkembangan moral anak sudah mulai
beralih pada tingkatan moralitas yang fleksibel dalam rangka menuju ke arah pemilihan
kaidah moral sendiri secara nalar. Perkembangan moral peserta didik masa ini sangat
dipengaruhi oleh kematangan intelektual dan interaksi dengan lingkungannya. Dorongan
untuk keluar dari lingkungan rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya mulai nampak
7
dan semakin berkembang. Pertumbuhan fisik mendorong peserta didik untuk memasuki
permainan yang membutuhkan otot kuat.
5. Perkembangan Moral/Etika
Mereka mulai memperhatikan kelompok dan menyesuaikan dengan norma-norma
kelompok. Mereka mulai melakukan relasi timbal balik dengan orang lain (we are good to
each other). Motifnya adalah menjadi ‘ anak laki-laki yang baik dan anak perempuan yang
manis’ (to be a nice guy/ girl) agar diterima oleh orang lain, menarik perhatian orang lain,
dan mempunyai peran yang penting. Namun pada masa ini, banyak terjadi konformitas
(budaya membebek terhadap stereotip-stereotip dalam masyarakat). Dalam dirinya mulai
muncul kesanggupan menilai perbuatan dari motivasinya.
6. Perkembangan Ego
Pada tahap ini, anak bergumul. Di satu sisi, dia ingin bersikap rajin, berkelakuan baik,
dan berinisiatif. Namun, di sisi lain, dia ingin mengalahkan rasa rendah diri (inferioritas).
Anak mulai menyadari kompetensi, kemampuan, bakat, atau talentanya. Pada saat ini, mereka
sangat bersemangat untuk mengembangkan keterampilan, ingin mencapai sesuatu, dan
bekerja dengan rajin sebagai suatu kesenangan atau untuk mendapatkan pengakuan. Mereka
mulai senang mengerjakan hal-hal yang kompleks, senang membantu orang lain dan berminat
untuk mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan belajar. Meskipun demikian,
kadang-kadang mereka harus berusaha melawan keinginan untuk bersikap pasif, kehilangan
ambisi, melawan keterlambatan, dan sulit berkonsentrasi.
7. Perkembangan Minat
Dengan meluasnya cakrawala mental anak, minat-minatnya pun berkembang. Hal ini
akan mempunyai dampak terhadap bentuk dan kedalaman aspirasinya. Minat juga juga dapat
menjadi kekuatan motivasi. Prestasis seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas
minat-minatnya.
Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk mengulang tindakan-tindakan
yang didasari oleh minat. Dan minat ini dapat bertahan sepanjang hidupnya.
8. Perkembangan Iman
Anak mengawali suatu taraf saat ia mengambil alih cerita atau kisah, kepercayaan,
8
dan tradisi persekutuan tempat ia menjadi anggotanya, atau ambil bagian di dalamnya. Pada
usia sekolah ini, anak mulai dapat menempatkan diri dalam perspektif orang lan. Ia mulai
memiliki world of view (pandangan dunia) yang didasari pada aspek resiprositas (asas
memberi dan menerima). Anak juga mulai mengembangkan kesadaran mengenai keadilan.
Mereka tertarik kepada kisah-kisah atau cerita sederhana yang dapat dipahami. Pemahaman
atau pengertian mereka masih bersifat harfiah (literal) dan sering kali, pandangannya
terhadap yang baik dan yang jahat sangat sempit. Demikian juga pandangannya mengenai
keadilan. Imannya sering diekspresikan dalam ungkapan : orang yang baik menerima berkat
Tuhan, sementara orang yang jahat dihukum oleh Tuhan.
9. Perkembangan Fantasi
Walaupun anak sudah mengenal dunia luar dan sudah berinteraksi dengan berbagai obyek di
luar dirinya. Akan tetapi fantasip seorang anak akan hilang, fantasi itu akan tetap hidup
sampai seorang anak benar-benar bisa berfikir rasional. Fantasi ini akan timbul ketika anak
membaca buku-buku cerita, mendengarkan cerita dan lainnya.
Beberapa Masa Fantasi
a. Masa dongeng: 4 sampai 8 tahun. Masa ini bertepatan dengan perkembangan anak kearah
kenyataan. Anak masih suka mendengarkan cerita-cerita tentang raja, pemburu dan lainnya.
b. Masa Robinson Crusoe: 8 sampai 12 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai tidak
menyukai cerita-cerita yang tidak masuk akal. Sekarang lebih menyukai cerita yang benar-
benar terjadi, cerita yang masuk akal, seperti cerita perjalanan.
c. Masa pahlawan: 12 sampai 15 tahun. Anak lebih suka membaca buku tentang perjuangan.
Dalam masa fantasi, kadang-kadang seorang anak terpengaruh dengan apa yang ia
fantasikan. Fantasi memiliki manfaat jika seorang anak menggunakannya hanya sebagai
hiburan, selain itu fantasi juga bisa digunakan sebagai tempat belajar, seperti mencontah
perbuatan baik dari tokoh yang dibacanya.
Tidak selamanya fantasi berdampak positif terhadap anak. Terkadang anak akan
tenggelam dalam dunia fantasinya, sehingga ia suka melamun. Selain itu, ia akan menjadi
orang penakut dalam menghadapi kenyataan, menjadi seorang pembbual.
9
10. Kehidupan Perasaan
Pada masa ini, perasaan yang paling besar dan yang paling menonjol adalah perasaan
intelektual. Teka-teki silang, soal matematka dan perhitungan merupakan daya tarik yang
besar bagi seorang anak. Sebaliknya, kehidupan emosionalnya belum begitu berkembang.
Criteria baik dan buruk, indah dan jelek, sopan dan tidak, semua nilai itu diperoleh dari orang
tua atau orang dewasa.
Dengan menghilangnya cerita-cerita dongeng fantasi, maka berkurang pula gambaran
fantasi tentang surga dan neraka, sehingga perasaan religius dalam diri anakpun mulai
menipis. Hal ini, bukan berarti bahwa perasaan religius anak hilang sama sekali, akan tetapi
tidak menoojol, perasaan ini akan timbul secara tiba-tiba. Karena itu, hendaknya dalam
mendidik anak dalam masalah agama pada usia 6 sampai 12 tahun tidak dilakukan dengan
kekerasan, ancaman-ancaman ataupun kekerasan.
Selain perasaan tadi, masih ada beberapa perasaan yang berbentuk emosi yang ikut
berkembang pula pada masa ini. Perasaan-persaan ini memerlukan perlakuan yang kusus dari
orang sekitar agar tidak bersifat merusak.
1. Marah
Dalam masa ini terdapat lebih banyak keadaan yang dapat menimbulkan rasa marah dari pada
masa sebelumnya. Hal ini, disebabkan oleh dia lebih besar keinginannya akan kebebasan diri.
Jika ada penghalang untuk mendapatkan hal tersebut, maka rasa marah akan timbul.
Hal-hal yang dapat menimbulkan rasa marah antara lain:
· Senanti dikritik
· Diganggu ketika mengerjakan sesuatu
· Terus- menerus diberi nasehat
· Tidak tercapai tujuan yang diinginkan
Dalam melampiaskan marahnya, anak memiiki cara, atara lain:
1. Tidak mau berbicara
2. Menentang
3. Mencari sebab untuk bertengka
4. Dan sebagainya.
2. Takut
Perasaan takut dan cemas yang dialami oleh seorang anak merupakan suatu unsur
10
utama dari kehidupan, dan merupakan naluri yang memperingatkan manusia akan adanya
bahaya, agar manusia bersiap sedia untuk melindungi dan mempertahankan diri dari suatu
ancaman.
Bisaanya rasa takut yang timbul dari seorang anak, dikarenakan dia belum
mengetahui tentang sesuatu itu, yang samara-samar dan rahasia. Perasaan ini juga timbul
karena fantasi anak yang masih tinggi, sehingga dia sering membayangkan hal-hal yang aneh.
Untuk mengatasi perasaan-perasaan takut pada anak, diperlukan sikap orang dewasa
yang tenang dan bijaksana. Tuntunan dan pemberian keyakinan akan tuangan kasih sayang
orang tua akan menguatkan unsure kepercayaan pada diri anak. Merupakan kekeliruan jika
orang tua bertindak keras, serta menggunakan ancaman dan paksaan untuk menghilangkan
rasa takut pada diri anak. Sebab sekalipun seorang anak itu kelihatan diam, tapi sebenarnya
dia masih belum bisa menghilangkan rasa takutnya. Orang tua harus bisa memberikan
penjelasan yang gamblang terhadap anak mengenai suatu benda atau peristiwa, agar anak
mendapatkan wawasan yang benar dan mendalam.
D. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Pada setiap masa perkembangan manusia ada tugas-tugas tertentu yang oleh
lingkungan social atau masyarakat diharapkan dapat dilaksanakan oleh individu. Tugas-tugas
ini disebut tugas perkembangan. Agar dapat diterima oleh kelompok sosialnya seorang anak
harus mampu melakukan tugas-tugas perkembangan yang oleh masyarakatnya diharapkan
dapat dilaksanakan pada masa perkembangannya tersebut, dan agar tidak mengalami
kesulitan terhadap tugas-tugas pada masa perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah :
1. mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
2. mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
3. belajar bergaul dengan kelompok sebaya
4. belajar bekerja dengan kelompok sebaya
5. mempelajari peran jenis kelamin yang sesuai
6. belajar menjadi pribadi yang mandiri
7. mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan
8. mengembangkan hati nurani dan system nilai sebagai pedoman perilaku
9. mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga social
10. mengembangkan konsep diri yang sehat
11
Pada masa ini, anak diharapkan mempelajari beberapa keterampilan sebagai berikut :
a. Keterampilan membantu diri sendiri, seperti kemempuan anak untuk bisa makan, memakai
pakaian sendiri, dan mandi sendiri tanpa memerlukan perhatian dari orang tua.
b. Keterampilan Sosial, diharapkan seorang anak bisa membantu orang lain, minimal ia sudah
sanggup untuk membersihkan tempat tidurnya sendiri, membersihkan rumah, dan membantu
berbelanja. Di sekolah ia bisa membantu guru untuk menghapus papan tulis, membagikan
buku, membersihkan kelas, dan sebagainya.
c. Keterampilan Sekolah, seperti menulis, menggambar, memasak, menjahit, dan sebagainya.
d. Keterampilan Bermain, seperti sepak bola, naik sepeda, berenang, dan sebagainya.
Membina anak agar dapat melakukan tugas-tugas perkembangannya dalah menjadi
tanggungjawab orang tua atau pendidik. Bahkan peranan teman sebaya dalam hal ini juga
ada. Oleh karena itu, orang tua harus membantu untuk memupuk dasar-dasar agar anak
mampu bergaul dengan anak sebayanya.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian yang kami paparkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
· Pada masa sekolah dasar, semua bagian dari anak baik itu fisik maupun psikis juga mulai
berkembang dengan seimbang, Sebab pada masa ini, anak sudah mulai mengenal lingkungan
sekitar dengan obyek-obyek lain yang berada di luar dirinya. Pada masa ini juga, seorang
anak akan memiliki keinginan yang sangat besar terhadap sesuatu yang baru, dia akan
mencoba sesuatu yang cocok untuk dirinya.
· Perbedaan antar jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) dalam pertumbuhan fisik menjadi
lebih nyata pada masa ini
· Perkembangan kemampuan peserta didik usia 6-12 tahun (SD). Pada usia ini peserta didik
dalam periode operasional konkrit yang dalam menyelesaikan masalah sudah mulai ditempuh
dengan berpikir, tidak lagi terlalu terikat pada keadaan nyata. Kemampuan mengolah
informasi lingkungan sudah berkembang sehingga transformasi yang dihasilkan sudah lebih
sesuai dengan kenyataan.
· Dengan meluasnya cakrawala mental anak, minat-minatnya pun berkembang. Hal ini akan
mempunyai dampak terhadap bentuk dan kedalaman aspirasinya. Minat juga juga dapat
menjadi kekuatan motivasi. Prestasis seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas
minat-minatnya
· Pada masa usia sekolah dasar, anak memiliki beberapa tugas dalam perkembangannya yang
menjadi tanggungjawab orang tua, pendidik bahkan teman sebayanya agar dapat
membinanya dalam pelaksanannya.
B.SARAN DAN KRITIK
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan perlu
perbaikan agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Oleh sebab itu penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah agar bisa bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Munawar Sholeh.1991. “ Psikologi Perkembangan”. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hartono, Kartini. 1995. “Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan)”. Bandung: CV Mandar
Maju.
Monks, F.J., Knoers, Siti Rahayu Haditono. 1996. “Psikologi Perkembangan–Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya”. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Munandar, Utami. 1985. “Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah – Petunjuk
Bagi Para Guru dan Orang Tua”. Jakarta : PT GRAMEDIA
Soesilowindradini. “Psikologi Perkembangan (masa remaja)”. Surabaya: Usaha Nasional
14
top related