persepsi mahasiswa fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan...
Post on 06-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA TERHADAP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
DEVICA KESUMA ULUNG
NIM : 1110104000016
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
LEMBAR PERI\IYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salatr satu persyaratan memperoleh gelar Strata I Keperawatan di Fakuttas
Kedokleran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri OnD Syarif
Hidayatullah Jal€rta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedolteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (Ub{) Syarif Hidayatullatr
Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti batrwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiptakan dari hasil karya omng lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIIID Syarif Hidayatullah Jakarta
t.
2.
J.
DevicaKesuma
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2014
Devica Kesuma, NIM: 1110104000016
Students’s Perception for Interprofessional Education at The Faculty of
Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta
xvii + 84 pages + 20 tables + 2 schemes + 7 attachments
ABSTRACT
Concept of Collaboration has been expressed as an effort to solve educational
problem. The Integrated education initiated as media of collaboration according to
The World Health Organization (WHO) is interprofessional education (IPE).
Positive perception to accept IPE are supposed to become a consideration for an
institution to develop the concept of IPE at The Faculty of Medicine and Health
Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. This study to get
a overview on students’ perception for IPE at The Faculty of Medicine and Health
Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The study was
quantitative with descriptive analyze and cross sectional design. Samples
consisted of 143 undergraduated students of medical education, public health,
pharmacy, and nursing taken with disproporsional stratified random sampling
method. Quantitative data were obtained through questionnaire of
Interprofessional Education Perception Scale with modification. Perception about
IPE mainly belonged to good (97,21%.). The questionnaire had 18 items with
measure of sampling adequacy (MSA) 0,866. Female students had good
perception compared to male students about subscale perception of actual co-
operation (SS.1), competency and autonomy (SS.2), and perceived need for co-
operation (SS.4). Public health had good perception on SS.1 and SS.2 compared
other profession, and Medical education had good perception on understanding of
others’ values (SS.3) and SS.4. Perception for IPE of undergraduate students at
The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta mainly belonged to good category.
Keyword: Perception, Student’s Perception, Interprofessional Education,
undergraduate student, Interprofessional Education Perception Scale
References: 67 (years 1990-2013)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
Devica Kesuma, NIM: 1110104000016
Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education
xvii + 84 halaman+ 20 tabel + 2 bagan + 7 lampiran
ABSTRAK
Konsep kolaborasi sudah lama dicetuskan sebagai salah satu usaha untuk
menyelesaikan masalah kesehatan. Pendidikan terintegrasi yang dicetuskan
sebagai media kolaborasi menurut WHO adalah Interprofessional Education
(IPE). Persepsi yang positif terhadap penerimaan IPE diharapkan menjadi bahan
pertimbangan bagi institusi terhadap pengembangan konsep IPE di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
Interprofessional Education. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian adalah 143 mahasiswa yang aktif kuliah program studi pendidikan
dokter, kesehatan masyarakat, farmasi, dan ilmu keperawatan dengan metode
disproporsional stratified random sampling. Pengambilan data kuantitatif dengan
kuesioner IEPS (Interprofessional Education Perception Scale) yang
dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap IPE mayoritas baik
97,21%. Kuesioner yang digunakan memiliki 18 item dengan measure of
sampling adequacy (MSA) 0,866. Responden perempuan memilki persepsi yang
lebih baik dari pada laki-laki pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang
sesungguhnya (K.1), kompetensi dan otonomi (K.2), serta kebutuhan untuk
bekerjasama (K.4). Program studi kesehatan masyarakat memiliki persepsi yang
baik pada K.1 dan K.2 dibanding dengan program studi lain, dan pendidikan
dokter memilki memiliki persepsi yang baik pada komponen pemahaman
terhadap profesi lain (K.3) dan K.4. Persepsi pada mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE sebagian besar dalam kategori baik.
Kata kunci: Persepsi, Interprofessional Education, Mahasiswa, Interprofessional
Education Perception Scale
Referensi : 67 (tahun 1990-2013)
PER}TYATAAII PERSETUJUAI\I
Skripsi denganjudul
PERSEPSI MAHASISWA FAKT]LTAS KEDOKTERANDAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIT HIDAYATULLAH
JAKARTA TERHADAP /NTERPR OTESSI ONAL E D UCATION
Telah disetujui dan diperiksa oJeb peanbimbing skripsiProgram Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Islam Negeri Syarif llidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
I)evica Kesuma
I\IM: 1110104000016
Pembimbing I Pembimbing II
9-r/6Ratna Pelawati. M.FiomedIirP. r978021s 200901 2 00s
Maftuhah. S.Kn.. M.Ken." Ph.DNrP. 19680808 2006042 001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT
FAKULTAS KEDOIffERAN DAI\[ ILMU KESEHATAIY
UIN SYARIF HIDAYATTJLLAII
JAKARTA
u3sHnal4 M
LEMBAR PENGESAHAN
Slaipsi dengan judul
PERSEPSI MAIIASISWA FAKULTAS KEDOKTERANDAI\I ILMU KESETIATAI\I T'IN SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA TERI{ADAP INTERPRO FE SSIONAL E DUCATION
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:
Deviea Kesuma
ltitM: 1110104000016
Pembimbing I Pembimbing II
w.Ratna Pelawati. M.Biomed
I\IIP. 19780215 200901 2 005
Penguji I
Ita Yuanita. S.Kp. M.KepIrIP. 19700122 200801 2 005
I{IP. 19680808 200604 2 001
Penguji II
I[IP: 19680808 200604 2 001
&.'yd q0*O
Penguji III
trtuRatna Pelawati M.BiomedI[IP. 19780215 200901 2 005
vl
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi denganjudul
PERSEPSI MAHASISWA TAKI]LTAS KEDOKTERANDAIY ILMU KESEHATAI\T T]IN SYARIT HIDAYATT]LLAH
JAKARTA TERHAD AP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Telah disusun dan dipertahankan di hadapan penguji oleh:
I)evica Kesuma
MM: 1110104000016
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Dekan Fakultas Kedokleran dan Itmu Kesehatan
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : DEVICA KESUMA ULUNG
Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 02 Oktober 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Abrati No. 123 Rt.01/01 Kotabumi
Lampung Utara
HP : +6281310963058 dan +6281298190410
E-mail : kdevica@yahoo.co.id
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK Islam Taman Sakti 1996-1998
2. Sekolah Dasar Negeri 05 Bambu Apus 1998-2004
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 81 Jakarta 2004-2007
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 48 Jakarta 2007-2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang
ORGANISASI
1. OSIS SMA 2008-2009
2. BEM FKIK 2012-2013
3. BEM FKIK 2013-2014
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji,
meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita
berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan
kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan
aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam.
Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap Interprofessional Education”.
Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat
guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta
menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama
kuliah.
Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang
rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis
menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan
penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta
mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis
terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tuaku, Ibu Sri Darwati dan Bapak Kamrus Ibrahim yang telah
mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan
keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun
materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi
ini. Tak lupa, Adikku, Dea Milano, Mayola Mayang Segara, dan
seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.
2. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed. dan Ibu Maftuhah, Ph.D selaku Dosen
Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar
kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
x
3. Ibu Uswatun Khasanah, MNS. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan
memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.
4. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi
dan Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di
lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Teman-teman FKIK 2009-2012, PSIK 2010, BEM FKIK 2013, Cherry,
Aisya, Fardina, teman-teman kostan yang telah membantu, memberi
inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan
terkhusus untuk Ivo yang telah banyak memberikan referensi dan
membantu mengoreksi dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.
10. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan
Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-
referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Ciputat, Juli 2014
Devica Kesuma
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................................
Pernyataan Keaslian Karya ..............................................................................
Abstract ............................................................................................................
Abstrak .............................................................................................................
Pernyataan Persetujuan ....................................................................................
Lembar Pengesahan ..........................................................................................
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................
Daftar Singkatan ...............................................................................................
Daftar Bagan ....................................................................................................
Daftar Tabel ......................................................................................................
Daftar Lampiran ...............................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Interprofessionalisme ............................................................................... 10
1. Interprofessional Collaboration (IPC) .............................................. 10
2. Interprofessional Education (IPE) .................................................... 13
a) Pengertian ..................................................................................... 13
b) Karakteristik Model IPE yang Ideal ............................................. 15
xii
c) Manfaat IPE ................................................................................. 17
d) Kompetensi IPE ........................................................................... 20
e) Gambaran Pelaksanaan IPE ......................................................... 22
f) Pendekatan Pembelajaran IPE ..................................................... 23
g) Hambatan IPE .............................................................................. 26
B. Persepsi Mengenai IPE ............................................................................ 27
1. Pengertian Persepsi ............................................................................ 27
2. Komponen Persepsi ............................................................................ 27
C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................. 32
1. Mahasiswa .......................................................................................... 32
2. FKIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah ................................................ 32
D. Penelitian Terkait ..................................................................................... 33
E. Kerangka Teori ......................................................................................... 39
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 40
B. Definisi Operasional ................................................................................. 41
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 44
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 45
D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 47
E. Validitas dan Reabilitas ............................................................................ 50
1. Validitas ............................................................................................ 50
2. Reabilitas ........................................................................................... 52
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ...................................................... 54
G. Pengolahan Data ....................................................................................... 55
1. Editing ............................................................................................... 55
2. Coding ............................................................................................... 56
3. Entry .................................................................................................. 56
xiii
H. Analisa Data ............................................................................................. 56
1. Analisa Univariat ............................................................................... 56
2. Uji Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ............ 57
3. Uji Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) .......................... 57
I. Etika Penelitian ......................................................................................... 58
J. Penyajian Data .......................................................................................... 58
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden .......................................................................... 59
B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ............................................................ 62
C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ....... 65
D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ..................... 67
BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .......................................................................... 69
B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ............................................................ 72
C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ....... 77
D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ..................... 78
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 81
B. Saran ......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
UIN : Universitas Islam Negeri
FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
MKDKI : Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
IHI : Institute for Healthcare Improvement
ADEs : Adverse Drug Events
WHO : World Health Organization
IPE : Interprofessional Education
IPC : Interprofessional Collaboration
HPEQ : Health Professional Education Quality
ACCP : American College of Clinical Pharmacy
CIHC : Canadian Interprofessional Health Collaborative
CAIPE : Centre for the Advancement of Interprofessional Education
ILC : Interprofessional Learning Clinic
SPC : Stimulated Practice Centre
IEPS : Interprofessional Education Perception Scale
MSA : Measure of Sampling Adequacy
TTUHSC : Texas Tech University Health Sciences Center
FGD : Focused Group Discussion
RIPLS : Readiness Interprofessional Learning Scale
ITPS : Interprofessional Teamwork Perceptions Scale
PSKM : Program Studi Kesehatan Masyarakat
PSF : Program Studi Farmasi
PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan
PSPD : Program Studi Pendidikan Dokter
GCU : Glasgow Caledonian University
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori 39
3.1 Kerangka Konsep 40
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1
2.2
2.3
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
Kompetensi untuk IPE American College of Clinical Pharmacy,
2009)
Original IEPS by Luecht et. al., (1990)
Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara
Luecht et. al. (1990) dan McFadyen (2007)
Definisi Operasional
Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan
Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014
Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18)
Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen,
2007)
Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE
Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi
Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen
Hasil Uji Beda Mean
Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi
21
29
30
41
45
47
49
53
59
60
61
61
62
63
64
64
65
65
66
67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Izin Pengambilan Data dan Penelitian
Lampiran 2. Izin Penggunaan Kuesioner
Lampiran 3. Kuesioner McFadyen dan Luecht
Lampiran 4. Kuesioner Hasil Terjemah Pusat Bahasa
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Lampiran 6. Hasil Olah SPSS
Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya,
atau antar petugas kesehatan sendiri yang tidak efektif menimbulkan masalah
tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Basuki, 2008).
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) melampirkan
data jumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan malpraktik kedokteran
sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 mencapai 182 kasus. Dari 182
kasus malpraktik di seluruh Indonesia itu, sebanyak 60 kasus dilakukan
dokter umum, 49 kasus dilakukan dokter bedah, 33 kasus dilakukan dokter
kandungan, dan 16 kasus dilakukan dokter spesialis anak. Sisanya di bawah
10 macam-macam kasus yang dilaporkan (Tempo, 2013).
Contoh kasus tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang diduga malpraktik adalah kasus yang dialami oleh Ny. Prita
Mulyasari pada tahun 2008. Ny. Prita menulis dalam surat elektronik yang
berisi keluhan atas pelayanan diberikan pihak Rumah Sakit Omni
Internasional terhadap dirinya. Ny. Prita mengeluhkan kinerja perawat dan
dokter yang ia nilai tidak professional dalam menyampaikan informasi
kepada pasien, serta kurangnya informed consent terhadap tindakan medis
yang ia terima (Kompasiana, 2009). Kasus malpraktik lain yang terjadi
dialami oleh Arizal Fahri (29 tahun) seorang warga Jemur Handayani,
2
Surabaya, yang dalam tubuhnya terdapat kain kassa tertinggal pascaoperasi
cangkok otot pada September 2011 (Republika, 2013).
Kasus-kasus malpraktik yang terjadi dalam dunia kesehatan semakin
meningkat disebabkan kelalaian yang seharusnya dapat berjalan dengan baik
jika kolaborasi antar petugas kesehatan berjalan efektif (Sukardi, dkk, 2007).
Kolaborasi atau kerjasama antarpetugas kesehatan diperlukan untuk
memecahkan masalah kesehatan yang kompleks dan untuk menyukseskan
suatu pelayanan kesehatan (Basuki, 2008). Institute for Healthcare
Improvement (IHI) Amerika Serikat melaporkan hasil pelaksanaan kolaborasi
antarprofessional kesehatan di unit perawatan intensif neonatal dapat
menurunkan kejadian infeksi dari 22% menjadi 5% dalam 2 tahun. Laporan
pelaksanaan lain dari IHI adalah 20% rumah sakit di Amerika Serikat berhasil
menerapkan kolaborasi tenaga kesehatan dalam program Adverse Drug
Events (ADEs). Selain itu dapat mengurangi kesalahan sebesar 50% dalam
managemen pengobatan (Øvretveit, 2002 dalam A’la, 2010).
Kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangatlah penting.
Sehingga diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang terintegrasi
antar profesi kesehatan. World Helath Organization (WHO) menawarkan
metode Interprofessional Education (IPE) demi mendukung kolaborasi
sehingga tercipta kerja tim yang baik (WHO, 2010). Interprofessional
Education (IPE) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh
dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu sama
lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan pelayanan
3
yang berkualitas (Royal College of Nursing, 2006). IPE adalah langkah yang
diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap
untuk menghadapi masalah kesehatan. (WHO, 2010).
Penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa dan pembimbing klinik
untuk mengevaluasi penerapan IPE di tatanan pendidikan klinik yang
dilakukan di Winchester District Memorial Hospital menyebutkan bahwa ada
antusiasme yang tinggi dari responden terhadap penerapan IPE. Kemudian
para peserta juga mengungkapkan persepsi yang positif mengenai
pelaksanaan IPE. Para peserta memberikan beberapa rekomendasi untuk IPE
di tatanan pendidikan klinik selanjutnya (Jelley et al., 2006).
Bagi seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi
kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah
tentang kesehatan, maka sejak awal mereka harus mampu memahami konsep
IPE. Coster, et. al., (2008) menjelaskan bahwa IPE merupakan hal yang
penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antarprofessional
yang ada dengan mempromosikan sikap dan tingkah laku yang positif
antarprofesi yang terlibat di dalamnya. Perlu digaris bawahi bahwa IPE perlu
dikembangkan sejak profesional kesehatan masih dalam studi akademik
untuk mencapai tujuan tersebut.
Mahasiswa yang sudah mampu bekerjasama secara interprofessional,
diharapkan ketika lulus siap memasuki dunia kerja dan bergabung dalam tim
collaborative practice. Dalam tim collaborative practice akan terjadi
komunikasi, tukar menukar pemikiran, proses belajar, sampai kemudian
4
menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan
yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk
peningkatan kualitas kesehatan (HPEQ Project, 2011).
Mahasiswa sudah memiliki persepsi dan kesiapan yang positif
terhadap IPE. Penelitian IPE pada mahasiswa di institusi pendidikan
kesehatan di Indonesia sudah mulai dilakukan. Salah satu hasil penelitian
nasional terbaru mengenai persepsi dan kesiapan mahasiswa kesehatan
terhadap IPE telah dilakukan oleh Sedyowinarso dkk., (2011) menunjukkan
mahasiswa kesehatan Indonesia memiliki persepsi yang baik terhadap IPE
sebanyak 73,62% dan mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE
sebanyak 79,90%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
stake holder untuk mengembangkan IPE dalam sistem pendidikan ilmu
kesehatan di Indonesia (Sedyowinarso dkk., 2011).
Konsep IPE belum banyak diketahui di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal ini dibuktikan
dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Desember
2013 kepada 12 orang mahasiswa yang terdiri dari empat Program Studi,
yaitu Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran dan Ilmu Keperawatan.
Sebagian besar mahasiswa mengatakan belum mengenal konsep IPE dan
merasa bahwa mereka memerlukan pembelajaran terintegrasi. Peneliti juga
tidak menemukan penelitian sejenis yang menjadikan, FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai subjek penelitiannya.
5
Penelitian mengenai persepsi IPE pada mahasiswa merupakan bentuk
kajian awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa
negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE karena
mahasiswa merupakan pemangku kepentingan utama dalam upaya
pengembangan dan penerapan IPE mulai dari tingkat institusi. Persepsi
mereka terhadap metode pembelejaran IPE dapat menjadi modal utama untuk
pengembangan IPE (Sedyowinarso dkk., 2011).
Berawal dari beberapa fenomena dan fakta dari uraian di atas membuat
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE. Sehingga penelitian
tentang persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE diharapkan dapat menjadi
acuan bagi stake holder FKIK untuk mengembangkan IPE dalam sistem
pendidikan ilmu kesehatan di FKIK, untuk menciptakan outcome mahasiswa
FKIK yang lebih baik dalam berkolaborasi antar tenaga kesehatan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
B. Perumusan Masalah
MKDKI melampirkan data jumlah pengaduan masyarakat terkait
dugaan malpraktik kedokteran sejak tahun 2006-2012 mencapai 182 kasus.
Metode pembelajaran IPE adalah langkah yang diperlukan dalam
mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi
masalah kesehatan. IPE merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti
oleh dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu
sama lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan
6
pelayanan yang berkualitas. Diharapkan mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan profesi kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam
pemecahan masalah kesehatan, maka sejak awal harus mampu memahami
konsep IPE. Indonesia adalah negara yang mulai mengembangkan metode
IPE.
Penelitian nasional Sedyowinarso (2011) tentang persepsi terhadap IPE
menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia telah memiliki persepsi yang
baik terhadap IPE sebanyak 73,62%. Di FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta belum pernah dilakukan penelitian tentang persepsi terhadap IPE.
Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE karena bentuk riset awal yang paling
penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah
menerapkan dan mulai mengembangkan IPE.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah
dirumuskan. Tujuan penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan
khusus (Hidayat, 2008).
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah mengidentifikasi persepsi
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
Interprofessional Education.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui:
7
a) Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi program
studi, jenis kelamin, angkatan, pendidikan akhir, dan umur.
b) Mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap IPE.
c) Mengidentifikasi apakah ada perbedaan mean persepsi
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan
jenis kelamin terhadap komponen persepsi IPE.
d) Mengidentifikasi apakah ada perbedaan mean persepsi
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antar
program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi
peneliti, institusi pendidikan, pemerintah dan rumah sakit:
a. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh tambahan ilmu mengenai persepsi mahasiswa
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode pembelajaran
IPE yang dapat digunakan sebagai dasar untuk berkontribusi dalam
pengembangan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti
turut serta dalam proses sosialisasi dan memberikan usulan-usulan
metode penerapan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Institusi pendidikan
Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan
pertimbangan bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
8
membuat kebijakan lebih lanjut terhadap pengembangan metode
pembelajaran IPE.
c. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat kebijakan-
kebijakan yang dapat mendukung penyelenggaraan IPE di institusi
pendidikan secara efektif dan efisien, seperti masuknya IPE sebagai salah
satu indikator dalam penilaian akreditasi institusi pendidikan kesehatan.
d. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi institusi rumah sakit untuk mendukung pembelajaran IPE di klinik.
e. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitan
selanjutnya, pada penelitian selanjutnya diharapkan fokus untuk
mengendalikan variabel pengganggu sehingga hasilnya lebih sempurna.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional
Education. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode
9
pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner yang diadaptasi dari
Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen
et al (2007) dan ditambah kuesioner asli IEPS milik Luecht et al (1990) yang
kemudian peneliti modifikasi kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Mei 2014. Subjek yang diteliti adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang terdiri dari mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan
Kedokteran.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Interprofessionalisme
1. Interprofessional Collaboration (IPC)
Kolaborasi memiliki definisi yang beragam. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli, definisi kolaborasi mengacu pada kerja sama, proses
interaksi, hubungan timbal balik, dan proses penggabungan pemikiran
diantara beberapa orang yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut
Lindeke dan Sieckert (2005), kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan atau yang
disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien,
dan terkadang itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga
profesional kesehatan.
Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi, ahli
gizi, dan fisioterapi dapat saling berkolaborasi secara efektif untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara
praktisi kesehatan tersebut melahirkan suatu istilah yang disebut
dengan Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ, 2010). Ada
beberapa deskripsi yang dapat menjelaskan Interprofessional
Collaboration dalam penyediaan layanan kesehatan. Menurut College of
Nurses of Ontario (2008), Interprofessional Collaboration adalah kerja
sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan
11
umum dimana masing-masing anggota memberikan kontribusi yang unik
sesuai dengan batasannya masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teresa Broers
(2009) Interprofessional Collaboration didefinisikan sebagai beragam
profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan
untuk meningkatkan kesehatan pasien/ klien dengan saling mengerti
batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional
Collaboration adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan
hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien / klien /
keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan
(CIHC, 2010).
Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dicapai dengan praktik
kolaborasi. Canadian Interprofessional Health Collaborative (2009)
memaparkan bahwa kolaborasi terjadi ketika pemberi pelayanan kesehatan
bekerja bersama dengan rekan seprofesi, dengan rekan selain profesinya,
dan dengan pasien dan keluarganya. Penggunaan bahasa yang tepat ketika
berbicara dengan profesi kesehatan lain atau pasien serta keluarganya
perupakan salah satu keuntungan praktek kolaborasi. Berbagi
tanggungjawab antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain atas
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan untuk merumuskan dan
menyediakan rencana perawatan pasien dalam kolaborasi meningkatkan
kesadaran akan keilmuan dan keterampilan sesama anggota tim sehingga
peningkatan keterampilan pengambilan keputusan dapat berlanjut
12
(O‟Daniel & Rosenstein, 2007).
Dokter, perawat, dan ahli gizi merupakan tenaga kesehatan ang
sering berinteraksi dengan pasien dalam melakukan tindakan perawatan
kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan keadaan di lapangan, perawat dan
dokter mempunyai waktu lebih banyak dalam memberikan tindakan
kepada pasien. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang lebih mengerti
perkembangan kesehatan pasien. Sebagai tenaga kesehatan yang terlibat
dalam tatanan klinik, perawat dan dokter mempunyai seperti keterampilan
berkomunikasi, bekerja dalam lingkungan tim yang multidisiplin,
mempelajari etikat profesional, dan mempraktikan keterampilan
psikomotor sesuai profesi (Williams et. al., 2009).
National Interprofessional Competency Framework memberikan
pendekatan integratif untuk menggambarkan kompetensi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan kolaborasi yang efektif dalam Interprofessional
Collaboration. Kompetensi tersebut adalah:
a. Komunikasi antar profesi
b. Perawatan dengan pasien / klien / keluarga / masyarakat sebagai
pusatnya
c. Klarifikasi peran masing-masing
d. Kerja sama tim
e. Kepemimpinan kolaborasi
f. Penyelesaian konflik antar profesi (CIHC, 2010)
Untuk dapat menghasilkan Interprofessional Collaboration yang
13
efektif dibutuhkan suatu media pembelajaran interprofessional dalam
bentuk interprofessional education bagi para pelajar dan praktisi kesehatan
untuk dapat mempelajari kompetensi-kompetensi tersebut sehingga dapat
diterapkan dalam praktek kerja yang sebenarnya (CIHC, 2010).
2. Interprofessional Education (IPE)
a) Pengertian Interprofessional Education (IPE)
Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran
yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan dengan
menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik
yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan pemahaman
mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar
organisasi sebagai proses profesionalisasi (Royal College of Nursing,
2006). IPE dapat terjadi ketika dua atau lebih mahasiswa dari program
studi kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk
meningkatkan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatan (CAIPE,
2002). IPE merupakan pendidikan interdisiplin dimana profesional
kesehatan belajar mengenai kolaborasi dalam lintas disiplin ilmu
dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
nilai dalam bekerja bersama profesi kesehatan lainnya (CIHC, 2008).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
di dalam dunia kesehatan, IPE dapat terwujud apabila para mahasiswa
dari berbagai program studi di bidang kesehatan serta disiplin ilmu
terkait berdiskusi bersama mengenai konsep pelayanan kesehatan dan
14
bagaimana kualitasnya dapat ditingkatkan demi kepentingan
masyarakat luas. Secara spesifik, IPE dapat dimanfaatkan untuk
membahas isu-isu kesehatan maupun kasus tertentu yang terjadi di
masyarakat supaya melalui diskusi interprofesional tersebut
ditemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara
efektif dan efisien. Penerapan IPE diharapkan dapat membuka mata
masing-masing profesi, untuk menyadari bahwa dalam proses
pelayanan kesehatan, seorang pasien menjadi sehat bukan karena 14
jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan konstribusi dari
tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan
(HPEQ Project, 2011).
World Health Organization (WHO) tahun 2010 menyatakan
bahwa banyak sistem kesehatan di negara-negara di dunia yang sangat
terfragmentasi pada akhirnya tidak mampu menyelesaikan masalah
kesehatan di negara itu sendiri. Hal ini kemudian disadari karena
permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut banyak aspek dalam
kehidupan, dan untuk dapat memecahkan satu persatu permasalahan
tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak
dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusi
berbagi disiplin ilmu ternyata memberi dampak positif dalam
penyelesaian berbagai masalah kesehatan.
Pengembangan model IPE yang ideal harus dimulai dengan
persamaan paradigma bahwa IPE hanyalah langkah awal dari tujuan
15
utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berpusat
pada pasien. Pendekatan interprofesional akan memfasilitasi dengan
lebih baik mahasiswa dari satu disiplin ilmu untuk belajar dari disiplin
ilmu lainnya. Pembelajaran bersama antardisiplin ilmu dapat
meningkatkan keterampilan baru mahasiswa yang akan memperkaya
keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing disiplin dan
mampu bekerja sama lebih baik dalam lingkungan tim yang
terintegrasi. Selama ini penerapan IPE masih tidak konsisten, untuk
itu harus dibuat sebuah komitmen sehingga pembelajaran
interprofesional dapat diterapkan di institusi pendidikan dan
diterapkan dalam kurikulum pendidikan di semua program pelayanan
kesehatan untuk memastikan keberadaan jangka panjang IPE yang
berkelanjutan (ACCP, 2009).
b) Karakteristik Model IPE yang Ideal
Penyamaan paradigma merupakan hal yang penting dalam
membangun konsep IPE. Kolaborasi akan tercipta apabila paradigma
antar tenaga kesehatan dapat berjalan selaras yaitu fokus terhadap
kesejahteraan pasien. Pengembagan IPE yang ideal harus dimulai
dengan menyamakan paradigma, keefektifan IPE dapat terlihat apabila
pendekatan penyelesaian masalah melibatkan lebih dari satu profesi
kesehatan (Lee, 2009).
Pelaksanaan terintegrasi dalam pembelajaran perlu diperhatikan
sebagai salah satu karakteristik IPE yang ideal. Pelaksanaan
16
terintegrasi dapat dilaksanakan dalam bentuk kemampuan
keterampilan bekerja dalam tim meliputi kemampuan penyelesaian
masalah dan penyelesaian konflik antar tim (Begley, 2009 dalam A‟la,
2010). Terintegrasi ini melibatkan semua profesi kesehatan, meliputi
kedokteran, keperawatan, apoteker, kesehatan masyarakat, pekerja
sosial, dan ahli gizi.
Pelaksanaan pendidikan yang terintegrasi dalam penerapan IPE
membutuhkan lingkungan yang mampu mendukung berlangsungnya
proses pendidikan. Real world experience merupakan model
lingkungan pendidikan yang sangat relevan dalam menunjang
pelaksanaan IPE. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa lingkungan
yang mendukung terjadinya diskusi antar profesi kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan sebagai media bekerja dalam tim, seperti
ruang diskusi maupun mini hospital (Lee, 2009).
Persamaan paradigma, pelaksanaan yang terintegrasi maupun
lingkungan yang memadai tidak akan bisa berjalan dan membentuk
IPE yang ideal tanpa role model pendidikan yang mampu
berkomitmen dalam menuntun pelaksanaan IPE. Role model
pendidikan disini dapat diartikan sebagai dosen. Dosen dalam
pelaksanaan IPE berperan sebagai fasilitator. Ketika dosen mampu
berperan dengan baik sebagai fasilitator, akan menumbuhkan sikap
saling menghormati antar profesi (Lee, 2009).
17
c) Manfaat IPE
Terkait dengan manfaat perkembangan personal dan
profesionalisme semua kelompok yang ikut dalam IPE, melaporkan
bahwa mereka telah mengalami banyak perkembangan pada diri
mereka dalam melakukan tindakan dan lebih profesional, misalnya
memberikan mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman
seperti dalam kehidupan kerja yang nyata. Selain itu, para mahasiswa
dapat berinteraksi lebih luas dalam lingkungan fakultas sebagai suatu
lingkungan kerja, bukan hanya dalam hal akademik saja, sehingga
para mahasiswa dapat belajar untuk menghargai profesi lainnya. Salah
satu hasil yang signifikan dilaporkan oleh pelajar di area
perkembangan profesional. Mahasiswa melaporkan bahwa mereka
menjadi lebih jelas mengenai peran mereka masing-masing dan
profesi lain. Selain itu mereka merasa lebih efektif dalam melakukan
tindakan. Mereka dapat menilai masalah dari wilayah disiplin mereka
sendiri dan disesuaikan dari segi kolaborasi sehingga mereka mampu
memperluas pandangan mereka dari profesi lainnya. (Illingworth &
Sonya, 2007).
Manfaat yang penting adalah mahasiswa dapat belajar
bagaimana untuk bekerja dalam lingkungan kelompok. Mereka belajar
bagaimana manajemen konflik dan belajar saling melengkapi sebagai
sebuah tim sehingga menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien.
Mahasiswa yang telah mengikuti program IPE melaporkan
18
peningkatan keterampilan pribadi, mereka belajar lebih hormat, sabar,
dan fleksibel. Mereka juga melaporkan bahwa para mahasiswa dapat
menjadi pendengar yang lebih baik dan lebih mampu untuk
berkomunikasi dalam kelompok. Mereka belajar bagaimana
menangani perbedaan yang timbul antara orang-orang karena budaya
atau kepribadian (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth
& Sonya, 2007).
Melalui program IPE mahasiswa dapat belajar untuk bekerja di
berbagai kelompok budaya dan langsung terlibat dalam berbagai
kelompok. Belajar untuk menghormati dan memahami profesi lain
dalam menentukan intervensi. Kelompok yang terdiri dari berbagai
budaya melatih mahasiswa untuk menghargai budaya lain, misalnya
dalam hal mengemukakan pendapat saat berdiskusi tanpa melibatkan
rasisme, masalah budaya, kepercayaan dan etnis (McCroskey &
Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007).
Mahasiswa yang mengikuti program IPE dapat memanfaatkan
sumber daya yang tersedia secara maksimal karena dilakukan secara
kolaboratif dengan profesi lain. Para mahasiswa menjadi lebih
memahami akan pentingnya kolaborasi dan memahami perannya
masing-masing sebagai sebuah tim yang berorientasi pada pasien.
Laporan dari mahasiswa yang mengikuti program IPE bahwa mereka
merasa lebih mampu melayani klien sebagai hasil dari pengalaman
mereka saat mengikuti IPE. Para mahasiswa dapat menambah
19
pengalaman mereka dalam menangani masalah kompleks
mengahadapi klien (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth
& Sonya, 2007).
WHO (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang
dampak dari penerapan collaborative practice dalam dunia kesehatan.
Hasil dari penelitian ternyata sangat menjanjikan bukan hanya bagi
negara terkait, namun juga apabila digunakan di negara-negara lain.
Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa collaborative
practice dapat meningkatkan:
1. Keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,
2. Penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai,
3. Outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan
4. Pelayanan serta keselamatan pasien.
WHO (2010) juga menjelaskan collaborative practice dapat
menurunkan:
1. Total komplikasi yang dialami pasien,
2. Jangka waktu rawat inap,
3. Ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers),
4. Biaya rumah sakit,
5. Rata-rata clinical error, dan
6. Rata-rata jumlah kematian pasien
Mahasiswa harus mampu memahami konsep IPE sedini
mungkin untuk dapat bersama-sama memecahkan masalah kesehatan
20
di kemudian hari. Mahasiswa yang sejak awal mampu bekerja secara
interprofesi diharapkan sudah siap untuk memasuki dunia kerja dan
masuk ke dalam tim collaborative practice. Proses IPE membentuk
proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai kemudian
menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi
kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah
atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite & Monica,
2010).
d) Kompetensi Interprofessional Education
Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dengan
metode pembelajaran IPE adalah kemampuan untuk mengembangkan
kompetensi yang diperlukan untuk berkolaborasi. Dalam buku HPEQ
Project (2011) dijelaskan kompetensi kolaborasi yaitu yaitu:
1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain
dengan jelas,
2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam
memutuskan perawatan dan pengobatan pasien,
3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan
memantau perawatan pasien,
4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi
lain,
5. Memfasilitasi pertemuan interprofesional, dan
21
6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan
lain.
American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009)
membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan tim (Tabel 2.1):
Tabel 2.1.
Kompetensi untuk IPE (ACCP, 2009)
No Kompetensi utama
IPE Komponen kompetensi IPE
1 Kompetensi
pengetahuan
Strategi koordinasi
Model berbagi tugas/ pengkajian situasi
Kebiasaan karakter bekerja dalam tim
Pengetahuan terhadap tujuan tim
Tanggung jawab tugas spesifik
2 Kompetensi
keterampilan
Pemantauan kinerja secara bersamasama
Fleksibilitas/ penyesuaian
Dukungan/ perilaku saling mendukung
Kepemimpinan tim
Pemecahan konflik
Umpan balik
Komunikasi/ pertukaran informasi
3. Kompetensi sikap
Orientasi tim
(moral)
Kemajuan bersama
Berbagi pandangan/ tujuan
4. Kompetensi
kemampuan tim
Kepaduan tim
Saling percaya
Orientasi bersama
Kepentingan bekerja tim
22
e) Gambaran Pelaksanaan IPE
Sejak WHO (2010) mengidentifikasi IPE sebagai komponen
penting dari perawatan kesehatan primer pada tahun 1978, berbagai
universitas di dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum
mereka. Salah satu universitas yang relah menerapkan IPE adalah
Universitas Australia. Pada tahun 2009 telah dibentuk sebuah komite
yang terdiri dari perwakilan seluruh program profesi kesehatan di
Universitas Australia yang bertugas membahas pelaksanaan IPE dan
mengidentifikasi berbagai hambatan yang ada. Mahasiswa
keperawatan, patologi, pendidikan dokter, kesehatan masyarakat desa,
gizi kesehatan, kesehatan masyarakat, psikologi dan psikiatri di
Universitas Australia belajar bersama dan berkolaborasi dalam sebuah
pendidikan interprofessional. Program pendidikan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lain.
Universitas di Eropa dan Amerika juga telah mengaplikasikan
IPE dalam kurikulum pendidikan mereka. Terdapat departemen
khusus di bagian pendidikan fakultas yang mengelola IPE secara
tersendiri yang mengelola dan melakukan managemen terhadap
pelaksanaan IPE. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah
dengan ceramah dan diskusi di kelas, fieldtrip untuk memperdalam
pengetahuan mereka dan melakukan diskusi kelompok dengan topil-
topik pembelajaran tertentu (The University of Queensland, 2005).
23
Pada pelaksanaan program IPE terdapat pengelompokan
program dan pengembangan governance model dalam kurikulum IPE.
Metode Interprofessional Learning Clinic (ILC) dan Stimulated
Practice Centre (SPC) mempermudah integrasi pelaksanaan IPE. Para
mahasiswa menjadi mampu mengaitkan antara teori dengan praktek
secara teamwork yang dapat meningkatkan outcome pasien (Wolfson,
2007)
f) Pendekatan Pembelajaran IPE
Tidak ada satu pun metode penerapan IPE yang menjadi pilihan
utama, metode pembelajaran IPE dapat berubah sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan bagaimana cara dosen
untuk menjaga perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Metode-
metode balajar yang ada dapat saling memperkuat, tidak berdiri
sendiri. Pendekatan belajar mengajar yang dapat diterapkan dalam IPE
yaitu exchange-based learning, action-based learning, practice-based
learning, simulation-based learning, observation-based learning, dan
e-based learning (Sedyowinarso, dkk., 2011).
i. Exchanged-based learning merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk memungkinkan para peserta mengungkapkan
perasaan, membandingkan pandangan pertukaran pengalaman.
Debat tentang masalah etika dapat mengekspos nilai yang
mendasari perbedaan antara profesi. Permainan yang memainkan
hubungan kerja antara profesi dan antara organisasi dapat
24
meringankan belajar tetapi tetap berisi konten serius. Studi kasus
dapat meningkatkan peran aktif peserta dari profesi yang berbeda
untuk memperkenalkan pemahaman yang berbeda dan
menyarankan intervensi berbeda sebagai kelompok kerja terhadap
respon kolaboratif.
ii. Action-based learning, atau problem-based learning (PBL), atau
enquiry-based learning (EBL), sejak tahun 1970 telah menjadi
rekomendasi WHO sebagai metode pembelajaran untuk
interprofesional. Sistem pembelajaran ini tidak dirancang untuk
menyelesaikan masalah saat ini. Bukti menunjukkan bahwa PBL
mendorong kebebasan, kerja tim, ilmu pengetahuan yang lebih
terintegrasi, dan pembelajaran mendalam (Bligh, 1995 dalam
Freeth, 2005). Hughes dan Lucas, 1997 dalam Freeth, 2005,
menemukan bahwa PBL efektif dalam mencapai tujuan IPE
seperti belajar tentang peran dan meningkatkan keterampilan
komunikasi interprofesional.
iii. Interprofessional practice-based learning mengambil beberapa
bentuk penugasan luar dalam lingkungan kerja profesi lain,
pemebelajaran terkait untuk peserta didik secara bersamaan pada
penempatan di tempat kerja yang berdekatan, penempatan
bersama di pengaturan yang sama dan tujuan yang dirancang
untuk lingkungan belajar seperti pelatihan bangsal
25
iv. Simulated-based learning dapat menggunakan permainan peran
yang diadaptasi untuk memaparkan hubungan kerja antar profesi,
peserta berperan sebagai klien, pemberi pelayanan atau praktisi
dari diri mereka sendiri atau perspektif profesi lain. Keterampilan
laboratorium dikenalkan dalam pendidikan professional, misalnya
pada kedokteran dan keperawatan, dalam kondisi ini bias
dikembangkan penyertaan dua profesi atau lebih dan perspektif
interprofessional dalam diagnosis dan pengobatan. Kehidupan
kerja bisa disimulasikan di dalam lingkungan belajar di mana
hubungan tiap-tiap orang, tiap-tiap kelompok, dan tiap-tiap
organisasi bisa ditunjukkan keluar.
v. Observation-based learning, pelajar secara sederhana diminta
untuk mengamati pertemuan tim multidisiplin dengan
menggunakan metode studi observasional yang lebih canggih.
vi. E-based learning timbul karena adanya peningkatan pengenalan
dunia elektronik, ditambah dengan pembelajaran kesehatan dan
profesi kesehatan sehingga dapat memperbesar peluang
penerapan IPE. Penerapan teknologi ini dalam IPE digunakan
untuk melengkapi dan memperkuat pembelajaran tatap muka atau
sebagai penggantinya (Freeth, 2005).
g) Hambatan IPE
Berbagai penelitian mengenai hambatan IPE sudah banyak
dilakukan. Hambatan ini terdapat dalam berbagai tingkatan dan
26
terdapat pada pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya
ataupun sikap. Sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan
ini sebagai persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang
lebih baik demi praktik kolaborasi hingga perubahan sistem pelayanan
kesehatan (Sedyowinarso, dkk., 2012).
Hambatan-hambatan yang mungkin muncul adalah penanggalan
akademik, peraturan akademik, struktur penghargaan akademik, lahan
praktek klinik, masalah komunikasi, bagian kedisiplinan, bagian
profesional, evaluasi, pengembangan pengajar, sumber keuangan,
jarak geografis, kekurangan pengajar interdisipliner, kepemimpinan
dan dukungan administrasi, tingkat persiapan peserta didik, logistik,
kekuatan pengaturan, promosi, perhatian dan penghargaan, resistensi
perubahan, beasiswa, sistem penggajian, dan komitmen terhadap
waktu (ACCP, 2009).
27
B. Persepsi Mengenai IPE
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera
dengan didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,
mengartikan, dan menghayati tentang hal yang di amati, baik yang ada
diluar maupun didalam diri individu (Sunaryo, 2004). Sedangkan dalam
buku HPEQ-Project Dikti tahun 2012, persepsi adalah suatu proses
mengorganisasi dan menginterpretasi informasi yang diterima oleh panca
indra sensori, tidak hanya melihat dan mendengar secara fisik saja namun
juga terhadap maksud dari pola sebuah informasi yang didapatkan.
Persepsi meliputi kegiatan penerimaan, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan stimulus (HPEQ-Project Dikti, 2012). Persepsi
mengenai IPE adalah segala asumsi yang dimiliki seseorang terhadap IPE,
yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terhadap IPE.
Asumsi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.
2. Komponen Persepsi Mengenai IPE
Luecht, et al. (1990) adalah pemilik asli kuesioner Interdisciplinary
Education Perception Scale (IEPS). Kuesioner tersebut berisi 18
pernyataan yang dapat menilai persepsi seseorang terhadap IPE
(TTUHSC, 2011). Luecht, et al. (1990) dan Lee (2009) juga menerangkan
dalam penelitian tentang skala IEPS, terdapat empat komponen persepsi
tentang IPE terdiri dari kompetensi dan otonomi, persepsi kebutuhan untuk
bekerja sama, bukti kerjasama pada saat ini, dan pemahaman terhadap
28
profesi lain. Hal ini sejalan dengan Barr (2005) mengenai IPE yaitu
kolaborasi, persamaan kompetensi, bekerja dalam tim, pengalaman dan
merupakan ilmu terapan.
Perspektif dari mahasiswa merupakan hal yang sangat berpengaruh
dalam pencapaian IPE kedepan (Lee, 2009). Menurut Barnsteiner et. al.
(2007) dalam A‟la (2010), perkembangan IPE sangat membutuhkan sikap
dan keinginan dari peserta didik untuk bekerja sama. Penelitian Ker et. al.,
(2003) menyebutkan bahwa penerimaan mahasiswa tentang pemahaman
tentang profesi lain merupakan suau pendektakan yang harus dipenuhi
dalam pelaksanaan kurikulum IPE.
Item pernyataan pada penelitian Luecht et. al. (1990) terdiri dari 18
item, 18 item tersebut tersebar pada empat komponen persepsi terhadap
IPE, yaitu:
(1) K.1 - Kompetensi dan otonomi (8 item)
(2) K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)
(3) K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)
(4) K.4 – Pemahaman terhadap profesi lain (3 item)
Luecht et. al. (1990) menjelaskan nilai alpha untuk masing-masing
komponen adalah 0.823, 0.563, 0.543, dan 0.518 secara berurutan dan
nilai alpha secara keseluruhan item adalah 0.872 dengan jumlah responden
sebanyak 143 orang. Tabel 2.2 menjelaskan item-item pernyataan pada
penelitian Luecht et. al. (McFadyen, 2007).
29
Tabel 2.2
Original IEPS by Luecht et. al. (1990)
1. Individuals in my profession are well-trained 6 5 4 3 2 1
2. Individuals in my profession are able to work
closely with individuals in other professions 6 5 4 3 2 1
3. Individuals in my profession demonstrate a great
deal of autonomy 6 5 4 3 2 1
4. Individuals in other professions respect the work
done by my profession 6 5 4 3 2 1
5. Individuals in my profession are very positive
about their goals and objectives 6 5 4 3 2 1
6. Individuals in my profession need to cooperate
with other professions 6 5 4 3 2 1
7. Individuals in my profession are very positive
about their contributions and accomplishments 6 5 4 3 2 1
8. Individuals in my profession must depend upon
the work of people in other professions 6 5 4 3 2 1
9. Individuals in other professions think highly of
my profession 6 5 4 3 2 1
10. Individuals in my profession trust each other's
professional judgment 6 5 4 3 2 1
11. Individuals in my profession have a higher
status than individuals in other professions 6 5 4 3 2 1
12. Individuals in my profession make every effort
to understand the capabilities and contributions
of other professions
6 5 4 3 2 1
13. Individuals in my profession are extremely
competent 6 5 4 3 2 1
14. Individuals in my profession are willing to share
information and resources with other
professionals
6 5 4 3 2 1
15. Individuals in my profession have good relations
with people in other professions 6 5 4 3 2 1
16. Individuals in my profession think highly of
other related professions 6 5 4 3 2 1
17. Individuals in my profession work well with
each other 6 5 4 3 2 1
18. Individuals in other professions often seek the
advice of people in my profession 6 5 4 3 2 1
The scale is as follows: 6 = strongly agree, 5 = agree, 4 = somewhat agree, 3 = somewhat
disagree, 2 = disagree, 1 = strongly disagree
McFadyen, MaClaren, & Webster (2007) memaparkan sebuah
alternatif model komponen untuk kuesioner IEPS. Hasil revisi
kuesionernya berisi 12 pertanyaan asli dari pernyataan asli kuesioner IEPS
30
milik Luecht et al.. Dua belas pertanyaan tersebut disusun ke dalam 3
komponen yaitu:
(1) K.1 - Kompetensi dan otonomi (5 item)
(2) K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)
(3) K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)
McFadyen (2007) memaparkan nilai alpha untuk setiap komponen
adalah 0.79, 0.40, dan 0.83 secara berurutan, dan untuk nilai alpha secara
keseluruhan adalah 0.86 dengan jumlah responden sebanyak 308 orang
dari berbagai disiplin ilmu. Kuesioner IEPS yang telah direvisi oleh
McFadyen et al. menunjukkan kestabilan dan handalnya sebuah instrumen
(McFadyen et al., 2007).
Perbandingan lokasi item pada komponen persepsi terhadap IPE
antara Luecht et. al. dan McFadyen adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara Luecht
et. al. (1990) dan McFadyen (2007) No.
Komponen Komponen
Luecht et. al.
(1990) (n=143)
McFadyen (2007)
(n=308)
K.1 Kompetensi dan otonomi 1,3,4,5,7,9,10,13 1,5,7,10,13
K.2 Kebutuhan untuk
bekerjasama 6,8 6,8
K.3 Persepsi tentang bekerja
sama yang sesungguhnya 2,14,15,16,17 2,14,15,16,17
K.4 Pemahaman terhadap
profesi lain 11,12,18 dihapus
Tiga dari komponen persepsi terhadap IPE milik Luecht et. al.
menunjukkan nilai dibawah 0.60 dan beberapa penelitian menjelaskan
bahwa nilai alpha dibawah 0.60 tidak disarankan untuk dipakai.
31
McFadyen dalam penelitiannya melaporkan nilai alpha yang lebih baik
pada 2 komponen persepsi terhadap IPE (McFadyen, 2007).
Kompetensi dan otonomi menjelaskan tentang “kompetensi dan
otonomi individu dalam profesi mereka sendiri dan sikap menghormati
yang ditunjukan oleh profesi lain kepada profesi mereka” (Goelen et al.,
2006 dalam TTUHSC, 2011). Kebutuhan untuk bekerjasama menjelaskan
tentang “sikap memahami antar profesi dalam kerjasama antar disiplin
ilmu karena dapat mempengaruhi profesi mereka sendiri”. Persepsi
tentang bekerja sama yang sesungguhnya menjelaskan tentang “persepsi
tentang bekerjasama yang sesungguhnya antara profesi individu dan
profesi lainnya (Luecht et al. 1990 dalam TTUHSC, 2011).
Hasil analis faktor yang dilakukan McFadyen menunjukkan bahwa
item nomor 3, 4, dan 9 memiliki nilai korelasi dibawah 0.40, berdasarkan
hasil tersebut McFadyen mengeluarkan item nomor 3, 4, dan 9. Kurangnya
kemampuan sebuah item pengukuran untuk menilai komponen
„pemahaman terhadap profesi lain‟ mengubah suatu instrumen. Tiga item
pernyataan (Item 11, 12, dan 18) pada komponen-4 „pemahaman terhadap
profesi lain‟ tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman
terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum
terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen „pemahaman
terhadap profesi lain‟ seharusnya digunakan untuk mahasiswa tingkat
akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam lingkungan klinik, dan
mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman klinik atau para praktisi itu
32
sendiri. Jika komponen tersebut tetap diukur kepada mahasiswa yang
belum memiliki pengalaman klinik penelitian harus dilakukan lebih
mendalam. Seharusnya hal ini menjadi catatan bahwa walaupun dilakukan
pengukuran terhadap tenaga profesional yang berpengalaman didapatkan
pengukuran dengan konsistensi yang rendah yaitu sebesar 0.586 & 0.487
Hayward et. al., (1996) dan mungkin komponen tersebut sesuatu
pengukuran yang tidak mudah untuk diukur (McFadyen, 2007)
C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Mahasiswa
Mahasiswa mengacu pada buku Pedoman Akademik Program Strata 1
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2011 adalah
peserta didik yang mengikut program pendidikan sarjana. Dalam
aplikasinya, setiap program studi mempunyai jenjang yang berbeda dalam
menempuh tahap akademik ini (UIN, 2010).
2. FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Pada tanggal 30 Desember 2002, Senat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta melakukan pembahasan dalam suatu sidang tentang pentingnya
pembukaan program studi baru dalam bidang kedokteran dan kesehatan.
Forum tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK). Pendirian FKIK dimaksudkan untuk menjawab
tantangan dalam mewujudkan konsep Indonesia Sehat 2010 yang
dicanangkan pemerintah yang membutuhkan lebih banyak tenaga dokter,
apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
33
visi UIN “menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga
pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan,
keislaman, dan keindonesiaan (UIN, 2010).
Di samping itu, pendirian FKIK adalah untuk menampung para
lulusan Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren yang berada dalam rural
area yang selalu termarginalisasikan karena kalah bersaing, baik secara
ekonomi maupun prestasi, untuk memasuki program studi umum pada
Universitas Negeri/Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan keputusan Senat
tersebut, penyusunan proposal empat Program Studi yang bernaung di
bawah FKIK mulai dirintis, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan. FKIK terbagi menjadi empat
program studi, yakni: Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM),
Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
dan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) (UIN, 2010).
D. Penelitian Terkait
1. Analisis persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap profesi terhadap IPE
Fauziah (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Profesi Fakultas Kedokteran
UGM terhadap Interprofessional Education di tatanan klinik. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan rancangan cross
sectional dan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan
data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Studi kuantitatif
34
dilakukan terhadap 133 mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu
keperawatan tahap pendidikan profesi. Hasilnya 117 (87.97%) mahasiswa
memiliki persepsi baik terhadap IPE dan 111 (83.46%) mahasiswa
menunjukkan kesiapan yang baik terhadap IPE.
Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sama-sama meneliti
variabel persepsi, namun peneliti tidak mengukur variabel kesiapan.
Tetapi, pada penelitian kali ini pendekatan yang dilakukan hanya
kuantitatif. Sampel penelitian juga memiliki perbedaan, dalam penelitian
Fauziah sampel yang diambil adalah Mahasiswa FK UGM tahap profesi
program studi pendidikan dokter dan keperawatan, sedangkan pada
penelitian ini sampelnya lebih umum yaitu Mahasiswa FKIK yang terdiri
dari empat program studi dan tidak hanya yang sedang tahap profesi saja.
Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian
Fauziah menggunakan IEPS milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi,
sedangkan penelitian ini menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen
et al. 2007. Penelitian Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM,
sedangkan penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
35
2. Gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap akademik
terhadap IPE
A‟la (2010) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Persepsi
dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik terhadap Interprofessional
Education di Fakultas Kedokteran UGM. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif eksploratif dengan rancangan cross sectional dan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif dengan
menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan data kualitatif
dilakukan dengan focus group discussion (FGD). Penelitian dilakukan
terhadap mahasiswa tahap akademik dari pendidikan dokter, ilmu
keperawatan, dan gizi kesehatan. Hasilnya, 86.8% mahasiswa memiliki
persepsi yang baik dan 92.8% mahasiswa memiliki kesiapan yang baik
terhadap IPE.
Penelitian ini meneliti variabel persepsi dan kesiapan, dan
menggunakan kuesioner yang sama, sedangkan penelitian yang dilakukan
tidak meneliti tentang kesiapan. Perbedaan juga terletak terletak pada
sampel, sampel penelitian A‟la (2010) adalah mahasiswa pendidikan
dokter, ilmu keperawatan dan gizi kesehatan tahap akademik, sedangkan
penelitian yang dilakukan sampelnya adalah mahasiswa pendidikan dokter,
ilmu keperawatan, kesehatan masyarakat, dan farmasi. Penelitian ini juga
menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian A‟la menggunakan IEPS
milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi, sedangkan penelitian ini
menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007. Penelitian
36
Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM, sedangkan penelitian ini
dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen pendidik terhadap model
pembelajaran IPE
Sedyowinarso dkk., (2011) melakukan penelitian yang berjudul
Persepsi mahasiswa dan Dosen Pendidik terhadap Model Pembelajaran
Interprofessional Education (IPE). Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan Focused Group Discussion (FGD) pada
mahasiswa pendidikan tinggi ilmu kesehatan Indonesia dari pendidikan
dokter, pendidikan dokter gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi,
ilmu gizi, dan kesehatan masyarakat dari institusi pendidikan tinggi ilmu
kesehatan yang sekurang-kurangnya memiliki 2 bidang keilmuan
kesehatan di Indonesia dan kepada 47 dosen di Surabaya. Perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti tidak meneliti
variabel kesiapan, dan pendekatan penelitian Sedyowinarso dengan
kualitatif yaitu Focused Group Discussion (FGD) sedangkan penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yang instrumennya berupa kuesioner.
Sedyowinarso, dkk. (2011) melakukan penelitian pada tujuh profesi
ilmu kesehatan, yaitu kedokteran, kedokteran gigi, ilmu keperawatan,
kebidanan, farmasi, ilmu gizi, kesehatan masyarakat yang tersebar di
berbagai Universitas di Indonesia, diantaranya: Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah
Mada, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlam, Fakultas Kesehatan
37
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, program Studi
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanudin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin,
Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Program Studi Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia Timur, Makasar. Terlihat
ndari daftar universitas yang ikut serta dalam penelitian tersebut UIN
Syarif Hidayatullah tidak ada didalamnya, dan kali ini peneliti
menggunakan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai subjek
penelitian.
4. Persepsi Interprofessional Teamwork: ITPS & IEPS
Texas Tech University Health Sciences Center (TTUHSC) pada tahun
2011 melakukan penelitian tentang persepsi terhadap kerjasama
interprofesional dengan menggunakan Interprofessional Teamwork
Perceptions Scale (ITPS) dan Interdisciplinary Education Perception
Scale (IEPS). Penelitian dilakukan di semua fakultas TTUHSC dan
menggunakan alumni yang yang sudah lulus satu, tiga, dan lima tahun
yang lalu. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kuesioner
IEPS memiliki validitas dan reabilitas yang baik untuk mengukur persepsi
kerjasama interprofessional.
Persamaan penelitian TTUHSC dengan penelitian ini adalah terletak
dari instrumen yang digunakan, sama-sama menggunakan IEPS yang
direvisi oleh McFadyen et al. 2007, namun penelitian ini tidak
38
menggunakan ITPS sebagai intrumen yang lain. Selain itu, penelitian
TTUHSC menggunakan mahasiswa dan alumni sebagai sampelnya,
sedangkan penelitian itu tidak menggunakan alumni sebagai sampelnya.
TTUHSC melakukan penelitian di Texas, Amerika sedangkan penelitian
ini dilakukan di Indonesia.
39
E. Kerangka Teori
Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat
Farmasi
Pendidikan Dokter
Ilmu Keperawatan
(UIN, 2010) Persepsi
Komponen Persepsi
a. Kompetensi dan
otonomi
b. Kebutuhan untuk
bekerjasama
c. Persepsi tentang
bekerjasama yang
sesungguhnya
(TTUHSC, 2011, McFadyen,
2009)
d. Pemahaman terhadap
profesi lain
(Luecht, 1990 & Lee, 2009)
Interprofessional Education
Pengertian IPE (WHO, 2010)
Karakteristik Model IPE yang
Ideal (Lee, 2009)
Manfaat IPE
(Illingworth & Sonya 2007)
Kompetensi IPE
(ACCP, 2009)
Gambaran pelaksanaan IPE
(University of Queensland,
2005)
Pendekatan Pembelajaran IPE
(Freeth, 2005)
Hambatan IPE
(ACCP, 2009)
Interprofessional
Collaboration
(CIHC, 2010 & Teresa
Broers, 2009)
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Keterangan:
: Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak diteliti
40
BAB III
KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan
ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini memiliki satu variabel
yaitu persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
IPE.
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap
Interprofessional Education
Kompetensi dan Otonomi
Kebutuhan untuk bekerjasama
Persepsi tentang bekerjasama yang
sesungguhnya
Pemahaman terhadap profesi lain
(Luecht, 1990 & Lee, 2009,
McFadyen et al., 2007)
41
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1
Persepsi
terhadap
IPE
Segala asumsi yang
dimiliki seseorang
terhadap IPE, yang
dapat
mempengaruhi sikap
dan perilaku
seseorang terhadap
IPE, yang diukur
berdasarkan
komponen
kompetensi dan
otonomi, kebutuhan
untuk bekerja sama,
dan persepsi tentang
bekerjasama yang
sesungguhnya, dan
pemahaman
terhadap profesi
lain.
(Sunaryo, 2004,
HPEQ-Project
Dikti, 2012, Luecht,
1990, McFadyen et
al, 2007)
Menggunakan
Interdiciplinary
Education
Perception Scale
(IEPS)
(Luecht, 1990,
McFadyen et al,
2007)
Terdiri dari 18
pernyataan
Pemberian skor
menggunakan skala
Likert:
(McFadyen et al,
2007, Hidayat, 2008)
Sangat setuju = 6
Setuju = 5
Agak setuju = 4
Agak tidak setuju = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju =
1
Kuisioner Penilaian
1. Baik, jika:
{(µ+1,0σ) ≤ X}
Skor X ≥ 78
2. Sedang, jika:
{(µ-1,0σ) ≤ X <
(µ+1,0σ)}
Skor 48 ≤X< 78
3. Buruk, jika:
{X < (µ-1,0σ)}
Skor X < 48
(Azwar, 2005)
Ordinal
42
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
2
Karakteristik
Responden
a. Jenis
kelamin
b. Program
Studi
Identitas responden
yang dapat digunakan
untuk membedakan
mahasiswa laki-laki
dan perempuan
(KBBI, 2014)
Kesatuan rencana
belajar sebagai
pedoman
penyelenggaraan
pendidikan, akademik
dan / profesional yang
diselenggarakan atas
dasar suatu kurikulum
serta ditujukan agar
mahasiswa dapat
menguasai
pengetahuan,
keterampilan dan
sikap sesuai dengan
sasaran kurikulum
(KBBI, 2014)
Angket
Check List
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
(KBBI, 2014)
(1) PSKM
(2) PSF
(3) PSPD
(4) PSIK
(UIN, 2010)
Nominal
Nominal
43
No Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
c. Angkatan
d. Pendidikan
akhir
e. Umur
Tahun mahasiswa
diterima masuk
kuliah
(UIN, 2010)
Sekolah menengah
atas atau sederajat
sebelum mahasiswa
kuliah di FKIK UIN
Jakarta
(UIN, 2010)
Usia responden yang
terhitung sejak lahir
hingga ulang tahun
terakhir
(KBBI, 2014)
(1) 2013
(2) 2012
(3) 2011
(4) 2010
(UIN, 2010)
(1) SMA
(2) SMK
(2) MA
(3) Pesantren
(UIN, 2010)
continues
Nominal
Nominal
Nominal
44
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
cross sectional meneliti suatu kejadian satu waktu sekaligus pada saat yang
sama. Metode ini digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan adalah kampus FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah tempat kuliah peneliti, dan IPE adalah
rancangan pembelajaran yang sedang didiskusikan oleh tim HPEQ UIN
demi meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa kesehatan. Selain itu
di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di dalamnya terdapat empat
program studi ilmu kesehatan yang sistem pembelajarannya masih
terfragmentasi, dan belum ada penelitian sejenis. Penelitian dilakukan pada
bulan Mei 2014 di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
45
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya
tidak ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut
data yang peneliti dapatkan dari Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terdapat 1570 mahasiswa FKIK yang tersebar di empat
jurusan.
Tabel 4.1
Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu
untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2008). Penelitian
ini menggunakan disproporsional stratified random sampling dikarenakan
anggota populasi yang heterogen (tidak sejenis). Disproporsional stratified
random sampling adalah metode pengambilan sampel dengan jumlah yang
sama setiap strata walaupun tidak sebanding dengan jumlah populasi
proporsi sampel di setiap strata (Siregar, 2013). Sampel diambil dari
masing-masing program studi dan angkatan di FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti.
2008 2009 2010 2011 2012 2013
PSPD Koas: 203 mahasiswa 96 96 88
PSKM 36 9 80 136 111 106
PSIK 21 27 45 58 37 50
PSF - - 68 127 97 79
Total
Seluruh 1570 mahasiswa
46
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah
Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bersedia untuk menjadi responden
Mahasiswa berstatus aktif kuliah
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian, seperti halnya hambatan etis, menolak menjadi responden atau
suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian
(Nursalam, 2008).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
Mahasiswa yang sedang cuti kuliah
Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
menjadi responden uji validitas
Perhitungan jumlah sampel dibawah ini menggunakan rumus
perbandingan jumlah sampel menurut Burns dan Grove (2005). Setiap
variabel dapat diwakili oleh 5-10 sampel, semakin kuat hubungan antar
variabel berdasarkan uji validitas, maka semakin sedikit jumlah sampel
yang diperlukan dan semakin lemahnya hubungan antar variabel, maka
jumlah sampel yang diperlukan semakin besar. Hasil perhitungan dari 13
item kuisioner yang valid dan reliabel maka dibutuhkan (13 x 10) = 130
responden. Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai
cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel yang
ditentukan: 10% x 130 = 13 responden. Maka, total sampel dalam penelitian
47
ini adalah: 130+13 = 143 responden. Pengembalian sampel dilakukan
dengan membagi strata tiap jurusan dan angkatan, lalu dilakukan random
sampling dengan cara diundi.
Tabel 4.2
Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan
PSIK
(orang)
PSPD
(orang)
PSF
(orang)
PSKM
(orang)
2013 9 9 9 9 36
2012 9 9 9 9 36
2011 9 9 9 9 36
2010 9 9 9 9 36
Jumlah 36 36 36 36 144
D. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
diolah (Saryono, 2011). Jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah berupa kuesioner. Kuesioner dipilih dengan pertimbangan jumlah
responden yang besar dan jenis penelitian yang telah dilakukan. Peneliti
menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner untuk mengukur
persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
Interprofessional Education.
Pengukuran persepsi terhadap IPE menggunakan Interdiciplinary
Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen et. al. (2007)
yang diperbaharui dari kuisioner asli IEPS milik Luecht et. al. (1990) yang
kemudian peneliti modifikasi kembali dengan menambahkan 1 item
pernyataan nomor 13. Jumlah pernyataan dalam kuesioner ini adalah 13
48
pertanyaan (nomor item 1-12 diambil dari IEPS milik McFadyen, 2007,
dan item no 13 hasil modifikasi peneliti) yang kemudian di uji validitas
dan reabilitas kepada 30 responden. Item pernyataan original dari IEPS ini
berbahasa inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Peneliti kemudian menambahkan 6 item pernyataan asli milik
Luecht et. al. (1990) yang telah diterjemahkan dan di uji validitas oleh
Fauziah (2010) dengan perizinan penggunaan kuesioner kepada Fauziah.
Jumlah item kuesioner yang digunakan dalam kuesioner adalah 19 item
pernyataan.
Jenis kuesionernya adalah kuesioner yang diisi oleh responden sesuai
dengan pernyataan yang berada pada lembar kuesioner. Bentuk pertanyaan
dari kuesioner ini adalah close ended item dimana responden diberi
kebebasan untuk memilih jawaban tentang kebenaran suatu pernyataan.
Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut
Hidayat (2008) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada atau yang
dialaminya. Setiap butir pertanyaan nilai yang diperoleh adalah: 6 = sangat
setuju, 5 = setuju, 4 = agak setuju, 3 = agak tidak setuju, 2 = tidak setuju, 1
= sangat tidak setuju.
49
Tabel 4.3
Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE
Komponen Favorable Jumlah
Kompetensi dan otonomi 1,3,5,7,8 5
Kebutuhan untuk
bekerjasama
4,6,13 3
Persepsi tentang bekerja
sama yang sesungguhnya
2,9,10,11,12 5
Jumlah 13 13
Persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap IPE dikategorikan menjadi baik, sedang, dan buruk.
Pengkategoriannya adalah sebagai berikut:
(µ+1,0σ) ≤ X....................................................................................Baik
(µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ)...................................................................Sedang
X < (µ-1,0σ)......................................................................................Buruk
(Azwar, 2005)
Keterangan:
X = jumlah skor jawaban responden
µ = ½ (Xmaks+Xmin) x total item pernyataan
σ = 1/6 (Imaks – Imin)
Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pernyataan (6)
Xmin = skor terendah pada 1 item pernyataan (1)
Imaks = jumlah total skor tertinggi (108)
Imin = jumlah skor terendah (18)
50
Kategori untuk kuesioner persepsi mengenai IPE berdasarkan
pembagian baik, sedang, buruk adalah sebagai berikut:
78 ≤ X.....................................................................................................Baik
48 ≤ X < 78.........................................................................................Sedang
X < 48...................................................................................................Buruk
E. Validitas dan Reabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas berarti untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu
alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan
tepat tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data
tersebut. Cermat berarti bahwa pengumpulan itu mampu memberikan
gambaran mengenai perubahan sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu
dengan yang lain (Azwar, 2005).
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi
antara skor tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.
Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna maka
semua pertanyaan yang ada pada kuesioner itu telah mengukur konsep
yang kita ukur (Notoatmojo, 2005). Uji validitas instrumen ini
menggunakan teknik uji validitas dengan pendekatan faktor analisis.
Faktor analisis adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk
51
mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi
beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti (Polit,
1996). Faktor analisis akan mengkaji nilai skala setiap item kuesioner dan
kemudian akan mengelompokkannya dalam satu atau beberapa dimensi,
setiap item yang mengukur dimensi yang sama akan memuat faktor yang
sama dan item yang mengukur dimensi yang berbeda akan memuat faktor
yang berbeda juga (Wood dan Haber, 2006). Prinsip utama analisis faktor
adalah korelasi, maka pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar
variabel) yang di ukur dengan besaran Bartlett Test Of Sphericity atau
Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang mengharuskan adanya
korelasi yang signifikan diantara paling sedikit beberapa variabel (>0,5).
Jumlah sampel yang dianjurkan dalam faktor analisis adalah 50-100
sampel atau menggunakan perbandingan yang ideal yaitu 1:10, dimana
setiap item variabel diwakili oleh 10 orang responden (Polit, 1996). Untuk
melihat korelasi antar item dalam kuesioner dipakai rumus Pearsen’s
product moment correlation yang terintegrasi dalam faktor analisis.
Analisis validitas faktor yang dimaksud adalah seperti yang tercantum
pada metoda statistik pada bagian analisis faktor.
Peneliti melakukan uji validitas kepada 30 mahasiswa FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2014 yang dijaga
identitasnya untuk mengantisipasi tercampurnya responden uji validitas
dan responden penelitian. Penelitian ini menggunakan software komputer,
52
SPSS 20, untuk membantu dalam analisis faktor dan melihat korelasi antar
item. Hasil uji validitas pada penelitian ini ada dalam Tabel 4.4.
2. Reabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya. Hasil pengukuran konsisten atau tepat azas
bila dilakukan pengukuran berulang (Saryono, 2011). Reliabilitas
dinyatakan dalam koefisien dengan angka 0 sampai 1.00. Semakin tinggi
koefisien mendekati angka 1.00 berarti reliabilitas instrumen semakin
tinggi. Uji yang digunakan untuk menentukan reliabilitas dari kuesioner ini
adalah dengan uji Cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha secara simultan akan
membandingkan skala setiap item yang satu dengan yang lainnya. Suatu
instrumen dikatakan cukup konsisten/ reliabil apabila memiliki nilai
cronbach’s alpha >0,70 (Wood dan Haber, 2006). Penelitian ini
menggunakan software komputer, SPSS 20. Hasil uji reabilitas pada
instrumen ini terlampir dalam tabel 4.4.
53
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian
Item Variabel KMO
/MSA
Faktor Alpha
Cronbach’s 1 2 3
profesi saya akan saling membantu
pekerjaan profesi lain
,606
,827
,720
profesi saya menghargai orang-orang lain
yang bekerja dalam profesi yang berkaitan ,742
profesi saya dapat bekerja dengan baik
bersama orang lain dengan profesi yang
berbeda
,634
profesi saya bekerja sama dengan orang
lain dengan baik. ,610
profesi saya memiliki hubungan baik
dengan orang dari profesi lain ,609
profesi saya sangat terlatih ,964
,704
profesi saya sangatlah kompeten ,793
profesi saya bersedia berbagi informasi
dan sumber daya dengan orang-orang
professional lainnya
,431
profesi saya saling mempercayai penilaian
professional yang dibuat orang lain
,773
,636
profesi saya bergantung pada pekerjaan
orang-orang di profesi lain
,770
profesi saya perlu untuk bekerjasama
dengan profesi lain
,600
profesi saya memiliki pandangan yang
sangat positif akan kontribusi dan
pencapaian yang mereka lakukan
,541
profesi saya memiliki pandangan sangat
optimis akan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai
,460
Dari hasil uji instrumen, didapatkan 11 item yang valid dan 3 faktor
yang terbentuk dengan nilai measure of sampling adequacy (MSA) 0,606
dan masing-masing faktor mempunyai nilai cronbach alpha sebesar 0,72,
0,704, dan 0,636. Pada penelitian ini kevalidan dan reabilitas instrumen
akan dilakukan analisis dan pengukuran kembali yang tersaji pada BAB V
dan VI.
54
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data
1. Peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen kepada
30 mahasiswa yang aktif kuliah di FKIK sebelum seminar proposal
dilakukan untuk mengantisipasi kevalidan dan reliabelnya sebuah
instrumen yang diterjemahkan langsung dari Bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia.
2. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan
permohonan ijin penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jawaban persetujuan izin penelitian disampaikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha Bidang Akademik
4. Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti menyeleksi calon responden
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
5. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, dan disetujui oleh
penguji, peneliti menambahkan 6 item pernyataan asli yang dikeluarkan
oleh McFadyen pada penelitiannya (penjelasan terdapat pada BAB V
dan VI). Jumlah item pernyataan ketika dilakukan penelitian dalah 19
item.
6. Dengan menggunakan teknik disproporsional stratified random
sampling, peneliti menentukan jumlah responden.
7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon
responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka
dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.
55
8. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden
selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner
dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun
pernyataan yang kurang jelas.
9. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 10 menit untuk
masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data
dilakukan selama 3 hari.
10. Responden diharapkan menjawab seluruh pernyataan didalam
kuesioner, setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada
peneliti.
11. Peneliti menyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan
lengkap, dan hanya mengambil kuesioner yang lengkap diisi.
12. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh
peneliti.
G. Pengolahan Data
Berikut langkah-langkah dalam pengolahan data meliputi editing,
coding, tabulating, analiting menurut Hidayat (2008) dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Editing
Memeriksa kuesioner yang telah diisi, mengecek nama dan
kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, konsistensi
jawaban, dan mengecek macam isian data. Editing bisa dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
56
2. Coding
Memberi kode tertentu untuk setiap pertanyaan. Dalam coding,
data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau
bilangan. Dan untuk kode dari item pada kuesioner ini antara lain;
sangat setuju = 6, setuju = 5, agak setuju = 4, agak tidak setuju = 3,
tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.
3. Entry
Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat
tabel kontingensi. Program untuk analisis data pada penelitian ini
adalah menggunakan SPSS 20.
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang
dikumpulkan, terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
proporsinya. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada
variabel penelitian yang meliputi: 1) Karakteristik mahasiswa FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari program studi, angkatan,
jenis kelamin, pendidikan akhir, dan umur; 2) Persepsi mahasiswa FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE; 3) Persepsi mahasiswa
57
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan
program studi.
2. Analisa Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE)
a. T-test
Pada penelitian ini analisis T-test yang dipakai adalah
Independent sample test. Tujuan analisis ini adalah untuk
membandingkan dua rata-rata dua grup yang tidak berhubungan.
Data yang digunakan adalah kuantitatif dengan asumsi berdistribusi
normal (Riduwan, 2007). Grup yang dilihat adalah karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin, dan yang diukur adalah
komponen persepsi terhadap IPE. Pada analisis ini peneliti hanya
akan melihat mean antargrup dan signifikansi antar komponen.
3. Analisa Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE)
a. Oneway ANOVA
Oneway ANOVA (analisa ragam satu arah) biasanya
digunakan untuk menguji rata-rata/pengaruh perlakuan dari suatu
percobaan yang menggunakan 1 faktor, di mana 1 faktor tersebut
memiliki 3 atau lebih kelompok. Disebut satu arah karena peneliti
dalam penelitiannya hanya berkepentingan dengan 1 faktor saja atau
juga dapat dikatakan oneway ANOVA (analisa ragam satu arah)
mengelompokkan data berdasarkan satu kriteria saja (Siregar, 2013).
Tujuannya ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata.
Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data
58
sampel dianggap mewakili populasi (Riduwan, 2007). Pada analisis
ini peneliti hanya akan melihat mean antargrup dan signifikansi antar
komponen.
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menerapkan prinsip etis
(Nursalam, 2008) sebagai berikut:
1. Prinsip Manfaat
Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi
responden. Informasi yang telah diberikan oleh responden, tidak akan
dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk
apapun.
2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia
Responden mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia
menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun. Responden
mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan
dilaksanakan.
3. Prinsip Keadilan
Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi. Penelitian ini
akan dijaga kerahasiaan dengan tidak mengikut sertakan nama dari
responden.
J. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang
kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
59
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Peneliti menyebarkan 160 kuesioner kepada mahasiswa FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan 152 kuesioner yang telah diisi
kemudian setelah memilih kuesioner yang lengkap maka didapatkan 143
kuesioner yang diisi oleh 143 mahasiswa FKIK UIN. Pada penelitian ini,
karakteristik mahasiswa yang dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Program Studi
Pengelompokan responden berdasarkan kategori program studi
digambarkan pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Peneliti membagi strata pada tiap responden berdasarkan program
studi, namun pada tabel 5.1 menunjukkan hasil sebagian besar responden
ada di program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, masing-masing
sebesar 25.9% dan 25.9%, sedangkan responden Ilmu keperawatan 23.8%
dan Pendidikan dokter 24.5%.
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Program Studi
Kes.Masyarakat
Farmasi
Ilmu Keperawatan
Pendidikan Dokter
37
37
35
34
25.9
25.9
23.8
24.5
Total 143 100
60
2. Angkatan
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori angkatan
digambarkan pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Peneliti mengambil angkatan yang sedang aktif kuliah, yaitu
angkatan 2013, 2012, 2011, dan 2010. Berdasarkan pembagian strata per-
angkatan, hasil terbesar yaitu ada pada angkatan 2013 sebanyak 27.3%,
diikuti angkatan 2011 sebanyak 26.6%, angkatan 2012 23.8%, dan terkecil
yaitu 22.4% angkatan 2010.
3. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Pada tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan, sebanyak 65.7% sedangkan laki-laki sebesar 34.3%.
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Angkatan
2013
2012
2011
2010
39
34
38
32
27.3
23.8
26.6
22.4
Total 143 100
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
49
94
34.3
65.7
Total 143 100
61
4. Pendidikan Akhir
Peneliti membagi responden berdasarkan pendidikan akhir pada
tabel 5.4.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Data pada Tabel 5.4 di atas terlihat bahwa dari 143 responden,
mayoritas mahasiswa berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 93 orang
(65.0%), sedangkan mahasiswa berpendidikan akhir MA sebanyak 25
orang (17.5%), Pesantren sebanyak 23 orang (16.1%) dan SMK sebanyak
2 orang (1.4%).
5. Umur
Peneliti membagi responden berdasarkan umur pada tabel 5.5.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143)
Pada tabel diatas menunjukkan dari 143 mahasiswa yang terendah
adalah berumur 15 tahun, dan umur tertinggi yaitu 23 tahun, dengan nilai
mean 19.76 dan Std. Deviation sebesar 1.337.
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Pendidikan Akhir
SMA
SMK
MA
Pesantren
93
2
25
23
65.0
1.4
17.5
16.1
Total 143 100
N Min Max Mean Std.
Deviation
Umur Valid N (listwise)
143
143
15 23 19.76 1.337
62
B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education
1. Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional
Education
Hasil faktor analisis item kuesioner digambarkan pada tabel 5.6:
Tabel 5.6 Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18)
No
Item Item Variabel
KMO
/MSA
Komponen Alpha
Cronbach’s 1 2 3 4
11 Orang-orang dalam profesi saya menghargai
orang-orang lain yang bekerja dalam profesi
yang berkaitan
,866
,811
,817
12 Orang-orang di dalam profesi saya bekerja
sama dengan orang lain dengan baik. ,810
10 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
hubungan baik dengan orang dari profesi lain ,671
9 Orang-orang dalam profesi saya bersedia
berbagi informasi dan sumber daya dengan
orang-orang professional lainnya
,594
3 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai
,546
14 Orang-orang dalam profesi saya dapat
menunjukkan outonomi dengan baik ,450
2 Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja
dengan baik bersama orang lain dengan
profesi yang berbeda
,724
,695
17 Orang-orang dalam profesi saya percaya satu
sama lain dalam penilaian profesionalisme
,677
7 Orang-orang dalam profesi saya saling
mempercayai penilaian professional yang
dibuat orang lain
,592
8 Orang-orang dalam profesi saya sangatlah
kompeten
,505
18 Orang-orang dalam profesi saya berusaha
untuk memahami kemampuan dan kontribusi
dari profesi lain
,496
13 Orang-orang dalam profesi saya akan saling
membantu pekerjaan profesi lain
,379
19 Orang-orang dalam profesi lain sering
menerima saran dari individu profesi saya
,854
,624 15 Orang-orang dari profesi lain menghargai
hasil kinerja dari profesi saya
,710
16 Orang-orang dalam profesi saya menganggap
tinggi terhadap profesi lain
,557
4 Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk
bekerjasama dengan profesi lain
,689 ,412
63
Peneliti mengidentifikasi kembali item pernyataan kuesioner
pengukuran persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE dengan menggunakan
metode faktor analisis untuk melihat KMO/MSA, faktor yang terbentuk,
factor loading per-item pernyataan, lalu mengukur Alpha Cronbach’s per-
komponen item pengukuran.
Pada tabel 5.6, didapatkan nilai measure of sampling adequacy
(MSA) 0.866 dan masing-masing faktor mempunyai nilai Alpha
Cronbach’s sebesar 0.817, 0.695, 0.624, dan 0.412. Empat faktor yang
terbentuk yaitu nomor item 11, 12, 10, 9, 3, dan 14 membentuk komponen
persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, nomor item 2, 17, 7, 8,
18, dan 13 membentuk komponen kompetensi dan otonomi, nomor item
19, 15, dan 16 membentuk komponen pemahaman terhadap profesi lain,
sedangkan nomor item 4, 6, dan 5 membentuk komponen kebutuhan untuk
bekerjasama. Item pernyataan nomor 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 adalah
tambahan item pernyataan milik Luecht et al (1990) yang dimasukkan
untuk melihat faktor analisis item tersebut untuk membuktikan teori
komponen persepsi pada penelitian McFadyen (2007).
6 Orang-orang dalam profesi saya bergantung
pada pekerjaan orang-orang di profesi lain
,653
5 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan yang sangat positif akan kontribusi
dan pencapaian yang mereka lakukan
,468
: Persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya (11,12,10,9,3,14)
: Kompetensi dan otonomi (2,17,7,8,18,13)
: Pemahaman terhadap profesi lain (19,15,16)
: Kebutuhan untuk bekerjasama (4,6,5)
64
Peneliti mengeluarkan item pernyataan nomor 1 karena dianggap
tidak valid karena menunjukkan factor loading 0,276. Berikut tabel
distribusi frekuensi item no 1:
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen, 2007)
Frekuensi Persentase
Agak Tidak Setuju 1 0.77
Agak Setuju 12 8.4
Setuju 97 67.8
Sangat Setuju 33 23.1
Total 143 100
Sebanyak 97 orang (67.8%) responden menjawab ‘Setuju’, 33 responden
(23.1%) memilih jawaban ‘Sangat Setuju’, 12 responden (8.4%)
menjawab ‘Agak Setuju’, dan 1 responden (0.77%) menjawab ‘Agak
Tidak Setuju’.
2. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education
Komponen persepsi mahasiswa terhadap IPE terdiri atas 18
pernyataan. Distribusi jawaban seluruh responden terhadap pernyataan
persepsi dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8
Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa secara umum
sebagian besar mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mempunyai persepsi terhadap IPE dalam kategori baik (97.21%).
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Baik
Sedang
Buruk
139
4
0
97.21
2.79
0
Total 143 100
65
Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE
berdasarkan program studi.
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mahasiswa program studi kesehatan masyarakat (100%),
farmasi (94.59%), ilmu keperawatan 97.14%, dan pendidikan dokter
(97.06%) mempunyai persepsi terhadap IPE dalam kategori baik.
C. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Komponen
Persepsi IPE
Tabel 5.10 menjelaskan hasil perbedaan mean berdasarkan jenis
kelamin terhadap komponen persepsi IPE.
Tabel 5.10
Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen
Komponen Persepsi Jenis_Kelamin N Mean Std.
Deviation
Persepsi tentang bekerjasama
yang sesungguhnya
Laki-laki 49 29,69 3,242
Perempuan 94 31,37 2,790
Kompetensi dan Otonomi Laki-laki 49 30,33 2,366
Perempuan 94 30,89 2,443
Pemahaman terhadap profesi
lain
Laki-laki 49 13,73 2,262
Perempuan 94 13,60 2,416
Kebutuhan untuk
bekerjasama
Laki-laki 49 14,82 1,900
Perempuan 94 15,27 1,815
Kategori
Kesehatan
Masyarakat Farmasi
Ilmu
Keperawatan
Pendidikan
Dokter
Frek. Persen.
(%) Frek.
Persen.
(%) Frek.
Persen.
(%) Frek.
Persen.
(%)
Baik
Sedang
Buruk
37
0
0
100
0
0
35
2
0
94.59
5.41
0
34
1
0
97.14
2.86
0
33
1
0
97.06
2.94
0
66
Pada Tabel 5.10, komponen persepsi tentang bekerjasama yang
sesungguhnya, komponen kompetensi dan otonomi, dan komponen
kebutuhan untuk bekerjasama, menunjukkan responden berjenis kelamin
perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis
kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan. Namun
untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain, responden yang memilki
mean tertinggi adalah responden laki-laki yaitu 13.73. Perbedaan jumlah jenis
kelamin anatara laki-laki (n=49) dan perempuan (n=94) disebabkan oleh
jumlah populasi mahasiswa FKIK yang sebagian besar berjenis kelamin
perempuan, dan diambil dengan cara random sampling.
Hasil uji beda mean disajikan kembali pada tabel 5.11:
Tabel 5.11
Hasil Uji Beda Mean t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-
tailed)
Persepsi tentang
bekerjasama yang
sesungguhnya
Equal variances assumed -3,227 141 ,002
Equal variances not
assumed -3,078 85,638 ,003
Kompetensi dan
Otonomi
Equal variances assumed -1,332 141 ,185
Equal variances not
assumed -1,345 100,183 ,182
Pemahaman
terhadap profesi
lain
Equal variances assumed ,334 141 ,739
Equal variances not
assumed ,341 103,214 ,734
Kebutuhan untuk
bekerjasama
Equal variances assumed -1,383 141 ,169
Equal variances not
assumed -1,363 93,578 ,176
Pada tabel 5.11 menunjukkan perbedaan mean yang berarti, hal ini
terdapat pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya
nilai p = < 0.05 maka disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti
antara komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya terhadap
67
jenis kelamin. Komponen kompetensi dan otonomi, pemahaman terhadap
profesi lain dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05 maka
disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata yang berarti antara komponen
tersebut terhadap jenis kelamin.
D. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi antar Program Studi di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Komponen Persepsi Terhadap
IPE
Peneliti melakukan uji beda mean untuk mengidentifikasi perbedaaan
persepsi antar program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE.
Tabel 5.12
Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi N Mean Std.
Deviation F Sig.
Persepsi tentang
bekerjasama yang
sesungguhnya
Kesehatan
Masyarakat 37 31,62 2,240
1,412 ,242 Farmasi 37 30,41 3,775
Pendidikan Dokter 34 30,82 3,224
Ilmu Keperawatan 35 30,31 2,676
Total 143 30,80 3,048
Kompetensi dan Otonomi
Kesehatan
Masyarakat 37 31,19 2,025
1,266 ,289 Farmasi 37 30,54 2,534
Pendidikan Dokter 34 30,91 2,723
Ilmu Keperawatan 35 30,14 2,353
Total 143 30,70 2,424
Pemahaman terhadap
profesi lain
Kesehatan
Masyarakat 37 13,46 2,352
6,469 ,000 Farmasi 37 13,62 2,113
Pendidikan Dokter 34 14,94 1,890
Ilmu Keperawatan 35 12,60 2,511
Total 143 13,64 2,357
Kebutuhan untuk
bekerjasama
Kesehatan
Masyarakat 37 15,16 1,878
,754 ,522 Farmasi 37 15,24 1,949
Pendidikan Dokter 34 15,32 1,934
Ilmu Keperawatan 35 14,71 1,637
Total 143 15,11 1,850
68
Berdasarkan tabel 5.12 diatas pada komponen persepsi tentang
bekerjasama yang sesungguhnya dan komponen kompetensi dan otonomi,
program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Kesehatan
Masyarakat, sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama
yang sesungguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi.
Sedangkan pada komponen pemahaman terhadap profesi lain dan komponen
kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi
adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen
pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 komponen kebutuhan untuk
bekerjasama. Komponen pemahaman terhadap profesi lain memperoleh nilai
p = 0.000 yang artinya p = < 0.05, maka ada perbedaan persepsi terhadap IPE
yang berarti antara program studi pada komponen pemahaman terhadap
profesi lain.
69
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
Intepretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan
teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan
memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.
A. Karakteristik Responden
Menurut Thoha (2004) perbedaan karakteristik responden
menyebabkan perbedaan dalam mempresepsikan sesuatu, termasuk persepsi
terhadap IPE.
1. Program Studi
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2010 sampai tahun 2013.
Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 143
orang. Responden Program Studi Kesehatan Masyarakat berjumlah 37
orang (25.9%), responden Program Studi Farmasi berjumlah 37 orang
(25.9%), responden Program Studi Ilmu Keperawatan berjumlah 35
orang (23.8%), dan responden Program Studi Pendidikan Dokter
berjumlah 34 orang (24.5%). Jumlah terbesar responden ada pada
Program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, ini dikarenakan
peneliti membagi rata jumlah responden untuk tiap program studi.
70
Setelah mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi peneliti
memeriksa kembali kuesioner yang lengkap dan bisa dipakai, dan
mengeluarkan kuesioner yang tidak lengkap. Maka didapatkan
ketidaksetaraan jumlah pada Program Studi Ilmu Keperawatan dan
Pendidikan Dokter.
2. Angkatan
Pengelompokkan responden berdasarkan kategori angkatan juga
menyetarakan dalam jumlah per-angkatan, dan mengeluarkan kuesioner
yang tidak lengkap. Terlihat dari jumlah responden yang terlibat
berjumlah 143 orang. Responden angkatan tahun 2013 berjumlah 39
orang (27.3%), angkatan tahun 2012 berjumlah 34 orang (23.8%),
angkatan tahun 2011 berjumlah 38 orang (23.8%), dan angkatan tahun
2010 berjumlah 32 orang (22.4%). Angkatan yang paling banyak terlibat
adalah angkatan tahun 2013, lalu tahun 2011, tahun 2012, dan angkatan
tahun 2010. Peneliti hanya mengambil responden dari angkatan 2013
sampai angkatan tahun 2010 karena masih aktif berada di kampus FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jenis Kelamin
Pada kategori jenis kelamin sebanyak 94 orang (65.7%) berjenis
kelamin perempuan dan laki-laki 49 orang (34.3%). Hal ini berkaitan
dengan sistem pengambilan responden secara stratfied random sampling
dan data menurut Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif Hidayatullah
71
Jakarta jumlah mahasiswa FKIK tahun 2010-2013 yang menyatakan
sebagian besar mahasiswa FKIK adalah perempuan.
4. Pendidikan Akhir
Mayoritas mahasiswa FKIK berlatar belakang pendidikan SMA
berjumlah 93 orang (65%), lalu terbesar kedua adalah MA berjumlah 25
orang (17.5%), terbesar ketiga adalah Pesantren berjumlah 23 orang
(16.1%), dan yang paling sedikit adalah SMK yaitu 2 orang (1.4%).
Keberagaman latar belakang pendidikan dikarenakan UIN Syarif
Hidayatullah memiliki 5 jalur penerimaan mahasiswa baru (UIN, 2010).
Dominasi pada mahasiswa dengan latar belakang SMA disebabkan
karena teknik pengambilan responden secara stratfied random sampling
dan kuota terbesar penerimaan ada pada mahasiswa berlatar belakang
SMA. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalah salah satu perguruan
tinggi yang dibawah naungan Departemen Agama, maka terdapat
program yang menerima mahasiswa pada jalur beasiswa yang diberikan
oleh departemen agama untuk santri-santri berprestasi dalam program
nya yaitu „santri menjadi dokter‟ maka terlihat jumlah responden kedua
dan ketiga terbesar adalah mahasiswa dengan berlatar belakang MA dan
pesantren.
72
5. Umur
Kategori umur, dari jumlah responden sebanyak 143 orang
angkatan 2010 samapai 2013 menunjukkan umur terendah adalah 15
tahun dan umur tertinggi yaitu 23 tahun. Mahasiswa umur 15 tahun
adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program Studi Farmasi
angkatan 2012 dan berpendidikan akhir pesantren. Sedangkan mahasiswa
umur 23 tahun adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program
Studi Pendidikan Dokter angkatan 2010 dan berpendidikan akhir
pesantren.
B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education
1. Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional
Education
Pernyataan dalam kuesioner yang di susun oleh peneliti merupakan
hasil modifikasi dari penelitian McFadyen (2007) dan Luecht et. al.
(1990). Peneliti memasukkan 12 pernyataan asli yang telah direvisi oleh
McFadyen dalam penelitiannya yang dibuat oleh Luecht et al (1990) dan
menambahkan 6 item pernyataan dalam penelitian Luecht (1990) yang
tidak digunakan oleh McFadyen, kemudian peneliti menambahkan 1 item
pernyataan untuk melengkapi komponen yang hanya terdiri dari 2
pernyataan. Jumlah keseluruhan adalah 19 item pernyataan. Setelah
dilakukan pengukuran dengan menggunakan faktor analisis didapatkan
data yang disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 menunjukkan adanya 4
faktor yang terbentuk, diantaranya item pernyataan nomor 3, 9, 10, 11,
73
12 dan 14 membentuk faktor pertama, item pernyataan nomor 2, 7, 8, 13,
17, dan 18 membentuk faktor kedua, item pernyataan nomor 15, 16, dan
19 membentuk faktor ketiga, dan item pernyataan nomor 4, 5, dan 6
membentuk faktor keempat.
Komponen persepsi terhadap IPE dibagi menjadi 4 komponen yaitu
komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi
dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk
bekerjasama (Luecht, 1990). Faktor pertama terbentuk menjadi
komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, faktor
kedua terbentuk menjadi komponen kompetensi dan otonomi, faktor
ketiga terbentuk menjadi komponen pemahaman terhadap profesi lain,
dan faktor keempat terbentuk menjadi komponen kebutuhan untuk
bekerjasama. Luecht et al (1990) dalam penelitiannya memiliki 18 item
pernyataan pengukuran persepsi terhadap IPE, namun dalam penelitian
McFadyen yang merevisi teori tersebut, ia mengeluarkan 6 item
pengukuran karena dianggap item tersebut bisa masuk kedalam
komponen lain, dan beberapa pernyataan ada yang tidak valid secara
statistik (McFadyen, 2007).
McFadyen menjelaskan bahwa komponen „pemahaman terhadap
profesi lain‟ tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman
terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum
terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen
„pemahaman terhadap profesi lain‟ seharusnya digunakan untuk
74
mahasiswa tingkat akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam
lingkungan klinik, dan mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman
klinik atau para praktisi itu sendiri (McFadyen, 2007).
Item nomor 1 dengan pernyataan “Profesi saya sangat terlatih”
tidak valid secara statistik. Item 1 menunjukkan factor loading 0.276, hal
ini menunjukkan ketidakvalidan maka peneliti mengeluarkan item
tersebut. Terlihat pada Tabel 5.7 dari 143 responden sebanyak 97 orang
(67.8%) responden menjawab „Setuju‟, 33 responden (23.1%) memilih
jawaban „Sangat Setuju‟, 12 responden (8.4%) menjawab „Agak Setuju‟,
dan 1 responden (0.77%) menjawab „Agak Tidak Setuju‟. Fakta yang
terjadi mengenai dipersepsikannya profesi yang terlatih tidak
menunjukkan kejadian sebenarnya karena kenyataannya tidak semua
profesi kesehatan terlatih. Hal ketidakvalidan ini dikarenakan jawaban
responden yang variatif, sehingga menyebabkan responden tidak teguh
dalam memilih jawaban.
Pada Tabel 5.8 item nomor 14 membentuk faktor pertama (persepsi
tentang bekerjasama yang sesungguhnya), item nomor 15, 16, dan 19
mebentuk faktor ketiga (pemahaman terhadap profesi lain), dan item
nomor 17 dan 18 membentuk faktor kedua (kompetensi dan otonomi).
Hasil faktor analisis ini memperkuat peneltian McFadyen (2007) yang
merevisi bahwa 6 item pernyataan tersebut dikeluarkan dari 18 item
pernyataan milik Luecht (1990) karena item tersebut sudah tercakup
dalam 3 komponen lain.
75
Hal ini juga dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Team
Interprofessional Learning dari Glasgow Caledonian University (GCU).
GCU menjelaskan bahwa adanya kekurangan kepatenan terhadap 18 item
pernyataan dalam pengukuran persepsi terhadap IPE yang dibuat oleh
Luecht, et al, 1990 (McFadyen, 2007).
2. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education
Pengukuran persepsi terhadap IPE menggunakan 18 item pernyataan
yang valid. Pengkategorian persepsi dibagi menjadi baik, sedang, buruk
(Azwar, 2005). Dari pengekategorisasian tersebut didapatkan distribusi
frekuensi persepsi terhadap IPE dalam Tabel 5.8.
Berdasarkan Tabel 5.8 sebagian besar mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap IPE mempunyai persepsi yang baik sebesar
97.21%. Persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE menunjukkan memiliki
persepsi yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Fauziah (2010) yang
menyatakan bahwa mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu keperawatan
memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebesar 87.97%. Hal yang sama
juga ditunjukkan pada penelitian Sedyowinarso dkk (2011) yang
mengatakan bahwa mahasiswa kesehatan di Indonesia memliki persepsi
yang baik terhadap IPE sebanyak 73.62%.
Dari keempat program studi di FKIK tingkat persepsi terhadap IPE
mempunyai hasil yang relatif sama ditunjukkan pada Tabel 5.9, kesehatan
masyarakat memiliki persepsi terhadap IPE paling besar (100%),
selanjutnya ilmu keperawatan (97.14%), pendidikan dokter (97.06%), dan
76
farmasi sebesar (94.59%). Hal ini memperkuat bahwa distribusi persepsi
dari keempat program studi mempunyai persepsi yang sama. Sejalan
dengan penelitian Ker et al. (2003) yang menyatakan mahasiswa kesehatan
di Universitas of Dundee, Scotland mempunyai persepsi yang positif
terhadap IPE. Penelitian A‟la (2010) juga menunjukkan antar program
studi di Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Gajah Mada memiliki
persepsi yang baik terhadap IPE.
Persepsi yang baik terhadap IPE pada mahasiswa FKIIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa mahasiswa yang belum terpapar
dengan pengalaman klinik memiliki persepsi yang baik sama seperti
dengan mahasiswa yang telah terpapar dengan pendidikan klinik. Hal ini
juga ditunjukkan pada penelitian A‟la (2010) dan TTUHSC (2011) tentang
persepsi mahasiswa tahap akademik yang memiliki persepsi baik terhadap
IPE.
Menurut Morison (2003) mahasiswa yang mempunyai persepsi
terhadap IPE yang baik pada saat kuliah akan dapat meningkatkan
hubungan interprofesi dalam memberikan perawatan kesehatan pasien
ketika mereka telah bekera sebagai petugas kesehatan profesional.
Sebagaimana pendapat Ateah et. al., (2011), bahwa mahasiswa yang
terbiasa belajar pada lingkungan yang mendukung kolaborasi interprofesi
akan mempunyai persepsi yang baik terhadap IPE.
77
C. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Komponen
Persepsi IPE
Peneliti mempersepsikan asumsinya terhadap hasil penelitian beda
mean dikarenakan sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian yang
menunjukkan perbedaan secara langsung jenis kelamin terhadap komponen
persepsi terhadap IPE. Hasil penelitian beda mean menunjukkan responden
berjenis kelamin perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada
responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara
berurutan pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya,
kompetensi dan Otonomi, dan kebutuhan untuk bekerjasama. Walaupun
peneliti belum menemukan hasil uji sejenis namun pada penelitian TTUHSC
(2011) disebutkan persepsi mahasiswa terhadap IPE yang dinilai dari jenis
kelamin menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan (mean =
62.6) lebih memiliki persepsi yang baik terhadap IPE dibandingkan laki-laki
(mean = 61.7).
Komponen pemahaman terhadap profesi lain menunjukkan hasil yang
berbeda. Responden laki-laki cenderung lebih memiliki persepsi pemahaman
terhadap profesi lain yang lebih baik dibandingkan dengan responden
perempuan. Pada Tabel 5.11 nilai p = < 0.05 untuk komponen persepsi
tentang bekerjasama yang sesunggguhnya, maka disimpulkan bahwa ada
perbedaan rerata yang berarti antara komponen persepsi tentang bekerjasama
yang sesunggguhnya terhadap jenis kelamin. Untuk komponen kompetensi
78
dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk
bekerjasama nilai p > 0.05 maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan
rerata yang berarti antara komponen tersebut terhadap jenis kelamin.
D. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi antar Program Studi di FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Komponen Persepsi Terhadap
IPE
Hasil penelitian beda mean yang dilakukan mengidentifikasi persepsi
tiap program studi yang terbagi menjadi empat komponen. Pada Komponen
persepsi tentang bekerjasama yang sesunggguhnya dan komponen
kompetensi dan otonomi, program studi yang memilki mean tertinggi adalah
program ptudi kesehatan masyarakat sebesar 31.62 untuk komponen persepsi
tentang bekerjasama yang sesunggguhnya dan 31.19 untuk komponen
kompetensi dan otonomi. Komponen pemahaman terhadap profesi lain dan
kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi
adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen
pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 untuk komponen kebutuhan
untuk bekerjasama.
Hawk (2002) dalam penelitiannya mengatakan bahwa perbedaan latar
belakang profesi dapat mempengaruhi persepsi terhadap IPE. Hal ini tidak
sejalan dengan penelitian Fauziah (2010). Fauziah menerangkan bahwa
program studi keperawatan lebih tinggi persepsi terhadap IPE (61.12%)
dengan komponen „pemahaman terhadap profesi lain‟ dibandingkan dengan
program studi dokter (60.42%). Komponen „kebutuhan bekerjasama‟ yang
79
menyatakan bahwa program studi pendididkan dokter lebih tinggi
persepsinya sejalan dengan penelitian Fauziah (2010), dengan presentase
PSPD sebesar 95.83% sedangkan PSIK sebesar 91.89%.
Tabel 5.12 menunjukkan nilai p = 0.000 yang artinya ada perbedaan
persepsi terhadap IPE yang siginifikan antara program studi pada komponen
pemahaman terhadap profesi lain. Komponen pemahaman terhadap profesi
lain walaupun menunjukkan hasil dengan mean yang baik tetapi diantara
komponen lainnya memilki nilai mean yang paling rendah. Keadaan ini
dipengaruhi karena komponen ini hanya terdiri dari tiga pernyataan. Hasil
penelitian Suter et. al. (2009) yang mengatakan profesi kesehatan di kota
Alberta, Edmonton, Canada mempunyai persepsi yang positif terhadap
pentingnya pemahaman terhadap profesi lain. Namun penelitian Cameron et.
al. (2009) menunjukkan peserta IPE Faculty Development Course in May
2006 mempunyai persepsi yang positif terhadap IPE, tetapi pemahaman
terhadap profesi lain mempunyai presentase terendah. Menurut Hall (2005)
kurang maksimalnya pemahaman terhdap profesi lain disebabkan karena
masih adanya kerancuan peran antar tenaga profesi, contoh: perawat dan
dokter. Fauziah (2010) menerangkan bahwa diperlukan penerapan IPE dalam
sistem pembelajaran untuk memperjelas peran dan tangung jawab masing-
masing profesi.
Hasil penjabaran mean menunjukkan program studi ilmu keperawatan
memiliki nilai terendah di setiap komponen persepsi terhadap IPE. Peneliti
berasumsi bahwa program studi ilmu keperawatan menganggap rendah
80
profesinya sendiri dibandingkan dengan profesi lain, sedangkan program
studi lain percaya diri terhadap profesi mereka. Hal ini dapat dijadikan bahan
evaluasi bagi program studi ilmu keperawatan bahwa diperlukan.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.
Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner ini digunakan dari hasil modifikasi penelitian McFadyen (2007)
dan Luecht (1990). Kuesioner ini belum pernah dipergunakan dalam
penelitian tentang persepsi terhadap IPE di Indonesia sehingga item-item
pernyataan yang dipakai belum distandarisasi sesuai dengan kondisi di
Indonesia. McFadyen juga menjelaskan perbedaan budaya mempengaruhi
kepatenan suatu kuesioner.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap IPE
belum bisa digali dalam penelitian ini
3. Peneliti belum menemukan penelitian terkait pada analisis beda mean,
sehingga literatur yang terkait belum didapatkan untuk dilakukan
pembahasan.
81
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik mahasiswa FKIK yang menjadi responden
dalam penelitian ini yaitu: persentase program studi Kesehatan
Masyarakat dan Farmasi, masing-masing sebesar 25.9% dan 25.9%,
sedangkan responden ilmu keperawatan 23.8% dan pendidikan dokter
24.5%, persentase angkatan 2013 sebanyak 27.3%, diikuti angkatan
2011 sebanyak 26.6%, angkatan 2012 23.8%, dan terkecil yaitu 22.4%
angkatan 2010, presentase jenis kelamin perempuan, sebanyak 65.7%
sedangkan laki-laki sebesar 34.3%, presentase mahasiswa
berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 93 orang (65.0%),
sedangkan mahasiswa berpendidikan akhir MA sebanyak 25 orang
(17.5%), Pesantren sebanyak 23 orang (16.1%) dan SMK sebanyak 2
orang (1.4%), dan responden berumur termuda adalah berumur 15
tahun, dan umur tertua yaitu 23 tahun, dengan nilai mean 19.76 dan
Std. Deviation sebesar 1.337.
2. Komponen persepsi terhadap IPE memilki kuesioner dengan
(item=18) 4 faktor yang terbentuk secara faktor analisis dengan nilai
measure of sampling adequacy (MSA) 0.866 dan masing-masing
82
faktor mempunyai nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.817, 0.695,
0.624, dan 0.412. Peneliti mengeluarkan item pernyataan nomor 1
karena dianggap tidak valid karena menunjukkan factor loading
0,276. Persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE dalam kategori baik
(97.21%). Sebagian besar responden mahasiswa program studi yang
memilki persepsi baik sebanyak; kesehatan masyarakat (100%),
farmasi (94.59%), ilmu keperawatan 97.14%, dan pendidikan dokter
(97.06%).
3. Uji beda mean didapatkan komponen persepsi tentang bekerjasama
yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, dan kebutuhan untuk
bekerjasama menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan
memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis kelamin
laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan. Namun
untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain responden yang
memilki mean tertinggi adalah responden laki-laki yaitu 13.73.
Perbedaan nilai yang signifikan terdapat pada komponen persepsi
tentang bekerjasama yang sesungguhnya, nilai p = < 0.05 maka
disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti terhadap jenis
kelamin. Untuk komponen kompetensi dan otonomi, pemahaman
terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05
maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata antara komponen
tersebut terhadap jenis kelamin.
83
4. Hasil uji beda mean, untuk komponen persepsi tentang bekerjasama
yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, program studi yang
memilki mean tertinggi adalah Program Studi Kesehatan Masyarakat,
sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang
sesungguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi.
Sedangkan pada komponen pemahaman terhadap profesi lain, dan
kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean
tertinggi adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94
untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 untuk
komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Komponen pemahaman
terhadap profesi lain memperoleh nilai p = 0.000 yang artinya p = <
0.05, maka ada perbedaan persepsi terhadap IPE yang siginifikan
antara program studi pada komponen pemahaman terhadap profesi
lain yaitu komponen pemahaman terhadap profesi studi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dapat
disarankan hal-hal berikut ini:
1. Bagi institusi pendidikan, agar mampu membuat suatu kurikulum
dalam tahap akademik yang berorientasi terhadap kolaborasi maupun
IPE dalam menunjang mutu pendidikan tahap akademik dalam
professional kesehatan dengan landasan bahwa persepsi sudah baik
dari mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
84
2. Bagi program studi ilmu keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta agar menciptakan suatu pembelajaran atau kegiatan guna
meningkatkan kepercayaan diri terhadap profesi mereka sendiri.
3. Bagi mahasiswa, meningkatkan lagi pengetahuan dan kesadaran
terhadap IPE dengan sering belajar bersama mahasiswa profesi lain
dan meningkatkan interaksi dengan mahasiswa profesi lain.
4. Bagi peneliti selanjtunya, diharapkan dapat menggali lebih dalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE serta meneliti kesiapan
terhadap IPE, serta mencari hubungan persepsi dan kesiapan terhadap
IPE pada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
A’la, M.Z. (2010). Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Tahap
Akademik terhadap Interprofessional Education di Fakultas Kedokteran
UGM. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.
American College of Clinical Pharmacy (ACCP). (2009). Interprofessional
education: principel and application, a framework for clinical pharmacy.
Pharmacotherapy, 29 (3): 145-164.
Anderson, E., Manek, N., & Davidson, A. (2006). Evaluation of model for
maximizing interprofessional education in an acute hospital. Journal of
Interprofessional Care; 20(2): 182-194.
Ateah, C. A., et. al. 2011. Nurse Education Today. Diakses dari
http://www.elsevier.com/nedt pada tanggal 29 Juni 2014
Azwar, S. (2005). Pengkuran Skala Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Barr, H. (1998). Competent to collaborate: Towards a competency-based model
for interprofessional education. Journal of Interprofessional Care 12:
181- 187.
Barr, H., Koppel, I., Reeves, S., Hammick, M., & Freeth, D. (2005). Effective
interprofessional education: Argument, assumption and evidence. 1st ed.
Blackwell Publishing: Oxford.
Basuki, Endang. 2008. Komunikasi antar Petugas Kesehatan. Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta. indonesia.digitaljournals.org
Burns, N & Grove, S, K. (2005). The Practice Of Nursing Research: Conduct,
Critique, and utilization. Missouri: Elsevier Saunders.
Cameron, A. et. al.. 2009. Interprofessional Education Supplementan
Interprofessional Education Session for First-YearHealth Science
student. American Journal of Pharmaceutical Education, 73 (4) Article
62
Canadian Interprofessional Health Collaborative. 2009. What is Collaborative
Practice.
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE). (2002).
Interprofessional education: A definition. London: CAIPE
College of Nurses of Ontario. Interprofessional Collaboration among Health
Colleges and Professions.May.2008.hal.1-8
Coster, S., 2008. Interprofessional Attitudes Amongst Undergraduate Student In
The health Professions: A Longitudinal Questionnaire Survey.
International Journal of Nursing Studies[serial online] [cited 2009 may
14] : 45 (2008); 1667-1681.
Fauziah, F.A. (2010). Analisis gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa profesi
FK UGM terhadap interprofessional education di tatanan pendidikan
klinik. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.
Forte, A. & Fowler, P. (2009). Participation in interprofessional education : An
evaluation of student and staff experiences. Journal of Interprofessional
Care, 23(1): 58-66.
Freeth. D. Hammick, M., Reeves, S., Koppel, I. & Barr, H. (2005). Effective
Interprofessional Education: Development, Delivery and Evaluation. 1st
ed. Blackwell Publishing: Oxford.
Galle, J. & Lorelei L.. (2010). A medical student’s prespective of praticipation in
an interprofessional education placement: An autoethnography. Journal
of Interprofessional Care November 24 (6): 722-733.
Gaudet J, Wolfson L Shekter, Seaberg R, Stulla D, Cohoon C, Kapelus G,
Goldman J, et. al. 2007. Implementing and evaluating interprofessional
education for health sciences students: Early experiences from a
Canadian College. Journal of interprofessional care [cites 2009 may 15].
Available from: http://informahealthcare .com
Gilbert, J.H.V. (2005). Interprofessional education for collaborative, Patient-
Centered Practice. Nursing Leadership volume 18 number 2.
Glen, S., Revees, S. 2003. Developing Interprofessional education inthe
preregistration curricula: mission impossible?. Nurse Education in
Practic, 4:45-52. Diakses dari
http://www.elsevierhealth.com/journals/nepr
Hall, P. (2005). Interprofessional teamwork: Professional cultures as barriers.
Journal of Interprofessional Care Suplement 1: 188-196.
Hawk, C., Buckwalter, K., Byrd, L., Cigelman, S., Dofman, L., Ferguson, K.,
(2002). Health professions students’ perceptions of interprofessional
relationships. Academic Medicine, 77(04): 354-357.
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
HPEQ-Project. (2011). Mahasiswa kesehatan harus tahu!: Berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam sistem pendidikan tinggi ilmu kesehatan. Jakarta:
Dikti-Kemendikbud.
HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi &
kolaborasi mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta: Dikti-
Kemendikbud.
http://hukum.kompasiana.com/2009/06/03/kronologi-kasusprita-mulyasari-
13940.html diakses pada jam 22.30 tgl 25/04/2014 ditulis oleh Iskandar
dzulkarnaen
http://kamusbahasaindonesia.org diakses pada jam 10.28 tgl 30/04/2014
http://republika.co.id/berita/nasional/jawatimur/13/06/20/mooyc0-kain-kassa-
tertinggal-pascaoperasi-keluarga-akan-gugat-rsud-soetomo. Diakses pada
jam 9.36 tgl 29/04/2014
http://tempo.co/read/news/2013/03/25/058469172/Sampai-Akhir-2012-Terjadi-
182-Kasus-Malpraktek diakses pada jam 9.17 tgl 29/04/2014
Illingworth, Paul & Sonya Chelvanayagam. (2007). Benefits of Interprofessional
Education in Health care. Journal of Nursing. Vol 16, No 2.
Jelley, W., Cragg, B., Hirsh, M., Barnes, P. (2006) Interprofessional Rural
Clinical Education. University of Ottawa & St. Paul’s University
Keith, K.M. & Askin, D. F. (2008). Effective collaboration: The key to better
healthcare. Canadian Journal of Nursing Leadership (CJNL), 21 (2): 51-
61.
Ker, J. Mole, l. Bradley, P. (2003). Early Introduction to Interprofessional
Learning: A Simulated Ward Environment. Medical Education, 37:248-
255.
Lee, R. (2009). Interprofessional education: Principles and application.
Pharmacotherapy, 29 (3): 145e-164e.
Lindeke, L. L., & Sieckert, A. M. (2005). Nurse-physician workplace
collaboration. Journal of Issues in Nursing.
Luecht, R.M., Madsen, M.K., Taugher, M.P., & Petterson, B.J. (1990). Assessing
Professional Perceptions: Design and Validation of an Interdisciplinary
Education Perceptions Scale. Journal of Allied health, Spring, 181-191.
MacDonals, M. B., bally, J. M. S. 2010. Nurse Education In Practice,10: 238-
242. Diakses dari http://www.elsevier.com/nepr
McCroskey, J. And P.J. Robertson (1999). Challenges and Benefits of
Interprofessional Education: Evaluation of the Inter-Professional
Initiative at the University of Souther California. Teacher Education
Quarterly, 26: 69-87
McFadyen, A.K., Maclaren, W.M., & Webster, V.S. 2007. The Interdisciplinary
Education Perception Scale (IEPS): An Alternative remodeled sub-scale
structure and its reliability.
Morison, S. et. al..2003. Developing Pre-Qualification Interprofessional
Education For Nursing and Medical Student: Sampling Student Attitude
To Guide Development. Nursing Education in Practice, 4: 20-29. Diakses
dari http://www.elsevierhealth.com/journals/nepr pada tanggal 20 Juni
2014.
Noor, Murni .(2013). Survei 7 tahun, 772 malpraktek medis. Di unduh di
www.sroto.beritagar.com/p/survei-7-tahun-772-malpraktek-medis-9683
pada tanggal 13 Desember 2013
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan: Pedoman skripsi, thesis, dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta: Salemba
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
O’Daniel, M., Rosenstein, A.H. 2007. Patient-Safety and Quality: An Evidence-
Based Handbook for Nurse.
Polit, Denise F. (1996) Data Analysis & Statistics For Nursing Research. New
York.
Riduwan. (2007). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Royal College of Nursing. (2006). The impact and effectiveness of
interprofessional education in primary care : An RCN literature review.
London: RCN.
Saryono. (2008). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press. (2011). Metodologi penelitian kesehatan. Kampus Unsoed: UPT
Percetakan dan Penerbitan.
Sedyowinarso, M., Fauziah, F. A., Aryakhiyati, N., Julica, M. P., Sulistyowati, E.,
Masriati, F. N., Olam, S. J., Dini, C., Afifah, M., Meisudi, R., Piscesa, S.
(2011). Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen profesi kesehatan
terhadap model pembelajaran pendidikan interprofesi. Proyek HPEQ-
Dikti.
Siregar, Syofian. 2013. Statistika parametrik untuk penelitian kuantitatif dengan
perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, Elias. dkk. 2007. Modul Komunikasi Pasien-Dokter: Suatu Pendekatan
Holistik. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Suter, E. et. al..2009. Role Understanding and Effective Communication As Core
Competencies For Collaborative Practice.Journal of Interprofessional
Care, 23 (1): 41-51
Teresa Broers, MSc, et al.What’s in a Word? Understanding Interprofessional
Collaboration from the Students’ Perspective.Vol.1.1.November
2009. hal.17
Texas Tech University Health Sciences Center. 2011. Perceptions of
Interprofessional Teamwork: Interprofessional Teamwork Perception
Scale and Interdisciplinary Education Perception Scale. Texas Tech
University.
The Canadian Interprofessional Health Collaborative. 2010 . A National
Interprofessional Competency Framework. .Canada
The Canadian Interprofessional Health Collaborative. (2008). Interprofessional
Education & Core Competencies. Diakses
http:www.cihc.ca/files/publications/CIHC_IPE-LitReview_May07.pdf
pada 13 Desember 2013
The University of Queensland. (2005), Handbook of University Policies and
Procedures. 3.40.5 Placement Courses. Diakses dari
http://www.uq.edu.au/hupp/?page=25120&pid=25075 pada tanggal 14
Desember 2013
Thistlethwaite, J. & Monica M., (2010). Learning outcomes for interprofessional
education (IPE): Literature review and synthesis. Journal of
Interprofessional Care, September 2010, 24(5): 503-513.
Thoha, M. (2004). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
CV Rajawali
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Panduan Akademik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Program Strata tahun 2010-2011.
Williams, et. al.. 2009. Can Interprofessional Education DVD Simulations
Provide and Alternative Method for Clinical Placements in Nursing.
Nurse Education Today, 1-5.
Wolfson, L. S. (2007). Interprofessional Education: A College Perspective.
Healthcare Quarterly, 10(4), 8-9
Wood, G. LoBiondo, Judith Haber. (2006). Nursing Research: Method and
Critical Appraisal. Mosby Elsevier - Medical
World Health Organization (WHO). (2010). Framework for action on
interprofessional education & collaborative practice. Geneva: World
Health Organization.
Zhang, C., Thompson, S., Miller, C. 2010. A review of Simulation-Based
Interprofessional Education. Clinical Simulation in Nursing, 10: le-10e.
LAMPIRAN
KEMENTERIAII AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. Kertamukti No.5 Pisangan, Ciputat 15412, JakartaTelp. : (62-21)74716718 Fax : (62-2t)7404985Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : fkik@uinjkt.ac.id
Nomor : Un.01/F10/Tf.OOllbS3 t2}l4 Jakarta,o8 April2014Lampiran : -Hal : Permohonan Izin Pengambilan data dan Penelitian
NamaNIMSemester
Program Studi
Fakultas
Kepada Yth,Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatandi
FKIK
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasisu,a diperlukanpenyusunan Skripsi berjudul "Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap InterprofessionalEducation"
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpengambilan datadan penelitian atas nama :
Devica Kesuma
1 1 10104000016
VIIIIlmu Keperawatan
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
,KtuHi9(."':
"?s-m Widj aj akusumah, AIF.,PFKI
IZIN PENGGUNAAN KUESIONER
Lampiran 2
Lampiran 7
Revised Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) (McFadyen et al 2007)
Interdisciplinary Education Perception Scale Please indicate the degree to which you agree or disagree with the statement by drawing a circle around the number of the response that best expresses your feeling.
Strongly Agree
Agree Some-what Agree
Some-what
Disagree Disagree
Strongly Disagree
1.
Individuals in my profession are well-trained
6
5
4
3
2
1
2.
Individuals in my profession are able to work closely with individuals in other professions
6 5 4 3 2 1
3.
Individuals in my profession are very positive about their goals and objectives
6 5 4 3 2 1
4.
Individuals in my profession need to cooperate with other professions
6 5 4 3 2 1
5.
Individuals in my profession are very positive about their contributions and accomplishments
6 5 4 3 2 1
6.
Individuals in my profession must depend upon the work of people in other professions
6 5 4 3 2 1
7.
Individuals in my profession trust each other's professional judgment
6 5 4 3 2 1
8.
Individuals in my profession are extremely competent
6
5
4
3
2
1
9.
Individuals in my profession are willing to share information and resources with other professionals
6 5 4 3 2 1
10.
Individuals in my profession have good relations with people in other professions
6 5 4 3 2 1
11.
Individuals in my profession think highly of other related professions
6 5 4 3 2 1
12.
Individuals in my profession work well with each other
6 5 4 3 2 1
The new sub-structure thus had the following three sub-scales:
Competency and Autonomy [Items 1, 3, 5, 7, 8]
Perceived Need for Co-operation [Items 4 and 6]
Perception of Actual Co-operation [Items 2, 9, 10, 11, 12]
With max/min scores of 30/5; 12/2 and 30/5 respectively
Lampiran 7 Lampiran 7 Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 3
Original Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) (Luecht et al 1990)
Interdisciplinary Education Perception Scale Please indicate the degree to which you agree or disagree with the statement by drawing a circle around the number of the response that best expresses your feeling.
Strongly Agree
Agree Some-what Agree
Some-what
Disagree Disagree
Strongly Disagree
1.
Individuals in my profession are well-trained
6 5 4 3 2 1
2. Individuals in my profession are able to work closely with individuals in other professions
6 5 4 3 2 1
3. Individuals in my profession demonstrate a great deal of autonomy
6 5 4 3 2 1
4. Individuals in other professions respect the work done by my profession
6 5 4 3 2 1
5. Individuals in my profession are very positive about their goals and objectives
6 5 4 3 2 1
6. Individuals in my profession need to cooperate with other professions
6 5 4 3 2 1
7. Individuals in my profession are very positive about their contributions and accomplishments
6 5 4 3 2 1
8. Individuals in my profession must depend upon the work of people in other professions
6 5 4 3 2 1
9. Individuals in other professions think highly of my profession
6 5 4 3 2 1
10. Individuals in my profession trust each other's professional judgment
6 5 4 3 2 1
11. Individuals in my profession have a higher status than individuals in other professions
6 5 4 3 2 1
12. Individuals in my profession make every effort to understand the capabilities and contributions of other professions
6 5 4 3 2 1
13.
Individuals in my profession are extremely competent
6 5 4 3 2 1
14. Individuals in my profession are willing to share information and resources with other professionals
6 5 4 3 2 1
15. Individuals in my profession have good relations with people in other professions
6 5 4 3 2 1
16. Individuals in my profession think highly of other related professions
6 5 4 3 2 1
17.
Individuals in my profession work well with each other
6 5 4 3 2 1
18.
Individuals in other professions often seek the advice of people in my profession
6 5 4 3 2 1
I have left the original item numbers on this version but obviously you can change to read 1-
12 for use as in above version.
The new sub-structure thus had the following four sub-scales:
Competency and Autonomy [Items 1, 5, 7, 10, 13]
Perceived Need for Co-operation [Items 6 and 8]
Perception of Actual Co-operation [Items 2, 14, 15, 16, 17]
With max/min scores of 30/5; 12/2 and 30/5 respectively
Skala Persepsi Pendidikan Interdisipliner (IEPS) direvisi (McFadyen et al20y7)
Skala Persepsi Pendidikan Interdisipliner
Tunjukkan jika anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan berikut ini dengan melingkari
angka yang paling menunjukkan respon perasaan anda.
Agak TidakSetuiu setuiu
l. Orang-orang dalam profesi saya sangat terlatih 54
Agaktidaksetuju
J
Sangatsetuiu
Sangattidaksetui
1
2. Orang-orang dalam profesi
dengan baik bersama orang
yang berbeda.
saya dapat bekerja
lain dengan profesi
3. Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai.
4. Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk
bekerjasama dengan profesi lain.
5. Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan yang sangat positifakan kontribusi dan
pencapaian yang mereka lakukan.
6. Orang-orang dalam profesi saya harus
mengandalkan pekerjaan yang dilakukan oleh
profesi lain.
7. Orang-orang dalam profesi saya saling
mempercayai penilaian professional yang dibuat
orang lain.
8. Orang-orang dalam profesi saya sangatlah
kompeten
9. Orang-orang dalam profesi sayi6erGOia UerUagi
informasi dan sumber daya dengan orang-orang
professional lainnya.
10. Orang-orang dalam profesi saya memiliki
hubungan baik dengan orang dari profesi lain.
I l. Orang-orang dalam profesi saya menghargai
orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang
berkaitan.
12. Orang-orang di dalam profesi saya bekerja sarna
dengan orang lain dengan baik.
Sub-struktur yang baru memiliki empat sub-skala berikut:
- Kompetensi dan otonomi [nomor 1,3, 5, 7, g)
- Kebutuhan untuk bekerja sama [nomor 4 dan 6]- Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya [nomor z, g, lo, ll, 12)
skor maksimum/ minimum 3015; l2/2 dan 30/5 secara berurutan
Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa terjemahan inibetul dan akurat sesuai deyqffi$qQlis di dokumen asli y*giitulir dalam bahasa tnggris.
Kepala,
t,,UllUI. fh.D. ]^leetdi I oo2tr
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Saudara Responden
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan, saya mohon bantuan
dan kesedian waktu untuk mengisi daftar pernyataan berikut ini dengan sejujur-
jujurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap interprofessional education.
Partisipasi Saudara akan sangat berarti terhadap penelitian saya dan berguna
bagi pengembangan pembelajaran. Semua pernyataan yang Saudara jawab dan
identitas Saudara, saya jamin kerahasiaannya dan akan menjadi data penelitian.
Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Inisial :
Program Studi :
Tahun angkatan :
NIM :
Umur :
Jenis kelamin : L/P
No. HP :
Pendidikan Akhir : SMA/SMK/MA/Pesantren
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh:
Nama : Devica Kesuma
Program Studi : Ilmu Keperawatan 2010, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIM : 1110104000016
Judul penelitian : Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
Interprofessional Education
Saya akan memberikan jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu
penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tanpa unsur paksaan
dari siapapun.
Ciputat, .........................................
(...................................................................)
*Coret yang tidak perlu
KUESIONER PERSEPSI MAHASISWA FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA TERHADAP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Petunjuk pengisian
1. Responden adalah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdiri dari empat program
studi:
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Studi Farmasi
Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi Ilmu Keperawatan
2. Istilah lain
Profesi saya = Program studi saya
Profesi lain = Program studi selain program studi saya
*Contoh program studi saya adalah kesehatan masyarakat, maka profesi lain adalah Farmasi,
Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan
3. Berilah tanda (V) untuk jawaban Saudara.
Keterangan :
SS: Sangat Setuju
S: Setuju
AS: Agak Setuju
ATS: Agak Tidak Setuju
TS: Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S AS ATS TS STS
1 Orang-orang dalam profesi saya sangat terlatih
2 Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja
dengan baik bersama orang lain dengan profesi
yang berbeda
3 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai
4 Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk
bekerjasama dengan profesi lain
5 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
pandangan yang sangat positif akan kontribusi
dan pencapaian yang mereka lakukan
6 Orang-orang dalam profesi saya bergantung
pada pekerjaan orang-orang di profesi lain
No Pertanyaan SS S AS ATS TS STS
7 Orang-orang dalam profesi saya saling
mempercayai penilaian professional yang
dibuat orang lain
8 Orang-orang dalam profesi saya sangatlah
kompeten
9 Orang-orang dalam profesi saya bersedia
berbagi informasi dan sumber daya dengan
orang-orang professional lainnya
10 Orang-orang dalam profesi saya memiliki
hubungan baik dengan orang dari profesi lain
11 Orang-orang dalam profesi saya menghargai
orang-orang lain yang bekerja dalam profesi
yang berkaitan
12 Orang-orang di dalam profesi saya bekerja
sama dengan orang lain dengan baik.
13 Orang-orang dalam profesi saya akan saling
membantu pekerjaan profesi lain
14 Orang-orang dalam profesi saya dapat
menunjukkan outonomi dengan baik
15 Orang-orang dari profesi lain menghargai hasil
kinerja dari profesi saya
16 Orang-orang dalam profesi saya menganggap
tinggi terhadap profesi lain
17 Orang-orang dalam profesi saya percaya satu
sama lain dalam penilaian profesionalisme
18 Orang-orang dalam profesi saya berusaha
untuk memahami kemampuan dan kontribusi
dari profesi lain
19 Orang-orang dalam profesi lain sering
menerima saran dari individu profesi saya
== TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA==
Faktor Analisis Uji Validitas 13 item (n=30)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,606
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 126,943
df 78
Sig. ,000
Pattern Matrixa
Component
1 2 3
profesi saya akan saling membantu pekerjaan profesi lain ,827 -,451 -,132
profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja
dalam profesi yang berkaitan ,742 -,109 ,107
profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain
dengan profesi yang berbeda ,634 ,113 -,245
profesi saya bekerja sama dengan orang lain dengan baik. ,610 ,237 -,051
profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari
profesi lain ,609 ,245 ,098
profesi saya sangat terlatih -,228 ,964 -,175
profesi saya sangatlah kompeten ,142 ,793 -,033
profesi saya bersedia berbagi informasi dan sumber daya
dengan orang-orang professional lainnya ,124 ,431 ,384
profesi saya saling mempercayai penilaian professional
yang dibuat orang lain -,144 ,183 ,773
profesi saya bergantung pada pekerjaan orang-orang di
profesi lain -,146 -,353 ,770
profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain -,071 -,243 ,600
profesi saya memiliki pandangan yang sangat positif akan
kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan ,347 ,128 ,541
profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai ,103 ,170 ,460
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.
Lampiran 6
Reliabilitas Faktor-1 5 item dari 13 item (n=30)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
RELIABILITY
/VARIABLES=P13 P11 P2 P12 P10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliabilitas Faktor-2 3 item dari 13 item (n=30)
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P8 P9
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliabilitas Faktor-3 5 item dari 13 item (n=30)
RELIABILITY
/VARIABLES=P7 P6 P4 P3 P5
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,720 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,704 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,636 5
Faktor Analisis 19 item (n=143)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,854
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 798,553
df 171
Sig. ,000
Pattern Matrixa
Component
1 2 3 4 5
P10 ,832 ,215 -,109 -,188 -,116
P11 ,817 -,055 -,022 ,138 -,054
P12 ,705 ,015 ,201 ,054 ,002
P9 ,652 -,105 ,284 -,056 -,040
P14 ,449 ,139 ,058 ,162 ,161
P13 ,393 ,143 ,355 ,054 -,129
P19 ,006 ,838 -,105 ,059 ,025
P15 ,288 ,712 -,059 -,098 -,101
P16 -,024 ,524 ,072 ,289 ,017
P2 ,082 -,276 ,661 -,082 ,287
P17 ,070 ,014 ,583 ,135 ,156
P7 -,087 ,382 ,536 -,090 ,085
P18 ,060 ,026 ,532 ,323 -,139
P6 -,328 ,394 ,100 ,695 ,002
P4 ,108 -,204 ,214 ,585 -,364
P5 ,126 ,024 ,043 ,542 ,217
P3 ,409 -,062 -,329 ,534 ,275
P1 -,176 -,084 ,130 ,072 ,897
P8 ,180 ,161 ,264 -,144 ,566
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 11 iterations.
Reliabilitas 19 item pernyataan (n=143)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 143 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 143 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,845 19
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 90,25 55,246 ,234 ,845
P2 90,24 53,904 ,349 ,841
P3 90,20 52,652 ,427 ,838
P4 89,69 55,175 ,295 ,843
P5 90,16 52,530 ,485 ,836
P6 91,20 48,187 ,404 ,846
P7 90,50 52,548 ,415 ,838
P8 90,23 52,489 ,456 ,837
P9 90,07 52,164 ,506 ,835
P10 90,29 52,096 ,460 ,836
P11 90,19 51,478 ,572 ,832
P12 90,31 50,978 ,656 ,829
P13 90,17 52,188 ,529 ,834
P14 90,45 51,193 ,547 ,833
P15 90,78 50,654 ,419 ,839
P16 91,00 48,901 ,453 ,839
P17 90,26 52,658 ,518 ,835
P18 90,20 53,684 ,497 ,837
P19 90,73 51,323 ,387 ,841
Reliabilitas 18 item pernyataan (n=143)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 143 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 143 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,845 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P2 85,11 51,790 ,334 ,842
P3 85,06 50,538 ,415 ,839
P4 84,55 52,812 ,308 ,843
P5 85,03 50,379 ,478 ,836
P6 86,06 46,045 ,404 ,847
P7 85,36 50,346 ,413 ,839
P8 85,10 50,483 ,433 ,838
P9 84,94 49,933 ,509 ,835
P10 85,16 49,812 ,468 ,836
P11 85,06 49,222 ,578 ,832
P12 85,18 48,770 ,659 ,829
P13 85,04 49,871 ,541 ,834
P14 85,31 49,034 ,544 ,833
P15 85,64 48,330 ,429 ,839
P16 85,87 46,778 ,451 ,839
P17 85,13 50,477 ,514 ,835
P18 85,07 51,389 ,505 ,837
P19 85,60 49,086 ,390 ,841
Faktor Analisis 18 item (n=143)
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,866
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 748,297
df 153
Sig. ,000
Pattern Matrixa
Component
1 2 3 4
P10 ,811 -,140 ,220 -,174
P11 ,810 -,017 -,053 ,145
P12 ,671 ,214 ,010 ,074
P9 ,594 ,277 -,122 -,002
P3 ,546 -,251 -,004 ,436
P14 ,450 ,163 ,146 ,106
P2 ,038 ,724 -,285 -,028
P17 -,006 ,677 -,013 ,138
P7 -,178 ,592 ,356 -,093
P8 ,191 ,505 ,183 -,237
P18 -,026 ,496 -,012 ,370
P13 ,289 ,379 ,102 ,076
P19 ,011 -,068 ,854 -,041
P15 ,251 -,053 ,710 -,150
P16 ,026 -,006 ,557 ,258
P4 ,118 -,025 -,207 ,689
P6 -,248 ,003 ,430 ,653
P5 ,187 ,124 ,049 ,468
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 6 iterations.
Reliabilitas Faktor-1, 6 item dari 18 item (n=143)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 143 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 143 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
RELIABILITY
/VARIABLES=P11 P12 P10 P9 P14 P3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliabilitas Faktor-2, 6 item dari 18 item (n=143)
RELIABILITY
/VARIABLES=P2 P17 P7 P8 P18 P13
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliabilitas Faktor-3, 3 item dari 18 item (n=143)
RELIABILITY
/VARIABLES=P19 P15 P16
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliabilitas Faktor-4, 3 item dari 18 item (n=143)
RELIABILITY
/VARIABLES=P4 P5 P6
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,817 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,695 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,624 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,412 3
Hasil Olahan SPSS Univariat
Statistics
Program_Studi
N Valid 143
Missing 0
Program_Studi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kesehatan Masyarakat 37 25,9 25,9 25,9
Farmasi 37 25,9 25,9 51,7
Pendidikan Dokter 34 23,8 23,8 75,5
Ilmu Keperawatan 35 24,5 24,5 100,0
Total 143 100,0 100,0
Statistics
Tahun_Angkatan
N Valid 143
Missing 0
Tahun_Angkatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2013 39 27,3 27,3 27,3
2012 34 23,8 23,8 51,0
2011 38 26,6 26,6 77,6
2010 32 22,4 22,4 100,0
Total 143 100,0 100,0
Statistics
Tahun_Angkatan
N Valid 143
Missing 0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 49 34,3 34,3 34,3
Perempuan 94 65,7 65,7 100,0
Total 143 100,0 100,0
Statistics
Pendidikan_Akhir
N Valid 143
Missing 0
Pendidikan_Akhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SMA 93 65,0 65,0 65,0
SMK 2 1,4 1,4 66,4
MA 25 17,5 17,5 83,9
Pesantren 23 16,1 16,1 100,0
Total 143 100,0 100,0
Descriptive Statistics Umur
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 143 15 23 19,76 1,337
Valid N (listwise) 143
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Agak Tidak Setuju 1 ,7 ,7 ,7
Agak Setuju 12 8,4 8,4 9,1
Setuju 97 67,8 67,8 76,9
Sangat Setuju 33 23,1 23,1 100,0
Total 143 100,0 100,0
Hasil Olahan SPSS Beda Mean
Descriptives
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Min Max
Lower
Bound
Upper
Bound
kom_1
Kesehatan Masyarakat 37 31,62 2,240 ,368 30,87 32,37 27 36
Farmasi 37 30,41 3,775 ,621 29,15 31,66 16 36
Pendidikan Dokter 34 30,82 3,224 ,553 29,70 31,95 21 36
Ilmu Keperawatan 35 30,31 2,676 ,452 29,39 31,23 25 36
Total 143 30,80 3,048 ,255 30,29 31,30 16 36
kom_2
Kesehatan Masyarakat 37 31,19 2,025 ,333 30,51 31,86 27 36
Farmasi 37 30,54 2,534 ,417 29,70 31,39 23 36
Pendidikan Dokter 34 30,91 2,723 ,467 29,96 31,86 22 36
Ilmu Keperawatan 35 30,14 2,353 ,398 29,33 30,95 25 36
Total 143 30,70 2,424 ,203 30,30 31,10 22 36
kom_3
Kesehatan Masyarakat 37 13,46 2,352 ,387 12,68 14,24 9 18
Farmasi 37 13,62 2,113 ,347 12,92 14,33 10 18
Pendidikan Dokter 34 14,94 1,890 ,324 14,28 15,60 11 18
Ilmu Keperawatan 35 12,60 2,511 ,424 11,74 13,46 6 15
Total 143 13,64 2,357 ,197 13,25 14,03 6 18
kom_4
Kesehatan Masyarakat 37 15,16 1,878 ,309 14,54 15,79 11 18
Farmasi 37 15,24 1,949 ,320 14,59 15,89 11 18
Pendidikan Dokter 34 15,32 1,934 ,332 14,65 16,00 10 18
Ilmu Keperawatan 35 14,71 1,637 ,277 14,15 15,28 12 18
Total 143 15,11 1,850 ,155 14,81 15,42 10 18
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
kom_1
Between Groups 39,013 3 13,004 1,412 ,242
Within Groups 1280,106 139 9,209
Total 1319,119 142
kom_2
Between Groups 22,184 3 7,395 1,266 ,289
Within Groups 811,886 139 5,841
Total 834,070 142
kom_3
Between Groups 96,637 3 32,212 6,469 ,000
Within Groups 692,174 139 4,980
Total 788,811 142
kom_4
Between Groups 7,788 3 2,596 ,754 ,522
Within Groups 478,422 139 3,442
Total 486,210 142
Group Statistics
Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kom_1 Laki-laki 49 29,69 3,242 ,463
Perempuan 94 31,37 2,790 ,288
kom_2 Laki-laki 49 30,33 2,366 ,338
Perempuan 94 30,89 2,443 ,252
kom_3 Laki-laki 49 13,73 2,262 ,323
Perempuan 94 13,60 2,416 ,249
kom_4 Laki-laki 49 14,82 1,900 ,271
Perempuan 94 15,27 1,815 ,187
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
kom_1
Equal
variances
assumed
,158 ,692 -3,227 141 ,002 -1,678 ,520 -2,707 -,650
Equal
variances
not
assumed
-3,078 85,638 ,003 -1,678 ,545 -2,762 -,595
kom_2
Equal
variances
assumed
,164 ,686 -1,332 141 ,185 -,567 ,426 -1,409 ,275
Equal
variances
not
assumed
-1,345 100,183 ,182 -,567 ,422 -1,404 ,269
kom_3
Equal
variances
assumed
,027 ,870 ,334 141 ,739 ,139 ,417 -,685 ,963
Equal
variances
not
assumed
,341 103,214 ,734 ,139 ,408 -,670 ,948
kom_4
Equal
variances
assumed
,481 ,489 -1,383 141 ,169 -,450 ,325 -1,092 ,193
Equal
variances
not
assumed
-1,363 93,578 ,176 -,450 ,330 -1,104 ,205
Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner Persepsi terhadap IPE Kode
Res. Umur
Jen.
Kel
Prog.
Stud. Angk.
Pend.
Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
1 18 2 2 1 1 5 6 5 6 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 31 14 14 89
2 19 1 2 1 1 5 5 5 5 4 4 5 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 31 31 12 13 87
3 21 1 2 1 1 5 5 6 6 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 31 30 12 13 86
4 19 1 2 1 1 5 5 4 5 6 2 6 5 6 5 5 5 5 5 4 2 6 5 4 30 32 10 13 85
5 20 1 2 1 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108
6 19 1 2 1 1 4 5 5 5 5 2 5 6 6 5 5 5 5 4 6 4 5 5 4 30 31 14 12 87
7 19 2 2 1 1 4 5 5 6 5 4 4 4 5 4 5 5 6 5 5 4 4 5 4 29 28 13 15 85
8 18 1 2 1 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 12 86
9 19 1 2 1 1 5 5 5 6 5 5 5 5 5 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 32 30 16 16 94
10 19 2 2 1 1 6 5 6 5 6 5 5 6 6 5 6 6 5 5 6 5 6 6 5 34 33 16 16 99
11 18 1 2 1 1 5 6 5 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 6 4 5 5 4 29 30 14 16 89
12 18 2 2 1 1 5 5 5 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 6 33 35 17 17 102
13 21 1 2 3 1 5 4 5 6 6 5 3 5 4 4 4 3 3 1 3 2 3 5 5 21 23 10 17 71
14 22 2 2 4 4 4 4 5 6 6 4 5 4 6 5 5 4 5 3 5 2 5 5 5 28 28 12 16 84
15 22 2 2 4 1 5 5 6 6 6 6 5 4 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 5 32 29 14 18 93
16 21 2 2 4 4 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 31 30 13 16 90
17 21 2 2 4 3 5 5 6 6 6 4 5 6 5 6 6 6 6 6 6 5 5 5 4 35 32 15 16 98
18 21 2 2 4 4 5 3 5 6 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 28 28 10 13 79
19 21 2 2 4 1 4 4 4 6 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 29 28 16 15 88
20 21 2 2 4 1 4 3 5 5 6 6 4 4 5 5 5 5 5 6 3 2 5 5 5 31 26 10 17 84
21 22 2 2 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 30 30 14 14 88
22 21 2 2 3 3 6 6 6 6 6 5 5 6 6 5 5 5 5 6 3 4 5 6 5 33 33 12 17 95
23 21 1 2 3 1 5 5 4 6 5 4 5 5 6 6 5 5 5 4 5 3 5 5 5 30 30 13 15 88
24 21 1 2 3 1 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 31 31 15 16 93
Lampiran 7
Kode
Res. Umur
Jen.
Kel
Prog.
Stud. Angk.
Pend.
Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
25 20 2 2 3 1 5 5 5 6 5 4 5 6 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 5 33 32 15 15 95
26 20 1 2 3 1 5 6 6 6 5 5 5 6 6 6 5 5 6 5 4 4 6 5 4 33 34 12 16 95
27 21 2 2 3 1 5 6 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 6 30 33 17 17 97
28 19 2 2 3 1 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 30 30 13 17 90
29 19 2 2 3 1 3 5 4 6 4 3 4 4 6 5 4 4 6 4 6 5 4 5 3 27 28 14 13 82
30 19 1 2 2 1 4 5 4 6 5 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 6 3 28 29 12 14 83
31 19 2 2 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
32 19 2 2 2 1 6 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 6 34 31 16 18 99
33 19 2 2 2 2 5 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 5 6 6 5 36 34 14 18 102
34 19 2 2 2 1 5 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 36 33 15 18 102
35 20 2 2 2 1 6 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 30 28 15 14 87
36 15 1 2 2 4 6 5 4 4 5 2 6 5 3 2 1 2 5 4 4 2 6 5 5 16 32 11 11 70
37 19 2 2 2 1 5 5 3 6 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 6 5 28 31 11 13 83
38 18 1 1 1 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 5 6 34 32 17 15 98
39 18 1 1 1 3 5 5 6 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 6 5 31 30 11 14 86
40 18 1 1 1 1 5 6 5 6 5 4 4 5 6 5 4 6 5 4 4 5 5 5 3 30 30 12 15 87
41 18 2 1 1 1 5 5 6 5 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 4 3 4 5 4 33 30 11 15 89
42 19 2 1 1 1 5 6 6 6 5 1 5 6 6 4 6 6 5 5 2 5 5 6 5 33 33 12 12 90
43 19 1 1 1 4 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 6 6 5 31 32 12 16 91
44 19 1 1 1 1 6 5 6 5 6 3 5 6 5 5 5 5 6 5 6 6 5 6 6 31 33 18 14 96
45 19 2 1 1 3 5 5 5 6 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 6 5 5 5 3 27 27 14 15 83
46 18 2 1 1 3 5 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 35 35 18 18 106
47 19 1 1 2 2 6 5 5 6 5 3 5 5 6 5 5 5 5 6 6 4 4 5 5 32 29 15 14 90
48 19 2 1 2 1 5 6 5 6 5 3 5 5 5 6 5 6 5 5 4 5 5 5 5 32 31 14 14 91
49 20 2 1 2 3 5 5 6 5 5 1 5 6 5 6 6 6 6 6 6 2 5 5 5 35 32 13 11 91
50 19 2 1 2 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 5 35 36 16 18 105
Kode
Res. Umur
Jen.
Kel
Prog.
Stud. Angk.
Pend.
Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
51 19 2 1 2 1 5 5 6 6 6 5 4 4 5 5 5 6 6 5 4 4 5 5 5 32 29 13 17 91
52 19 2 1 2 1 5 5 5 6 6 1 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 5 5 6 34 33 17 13 97
53 20 2 1 2 1 5 5 5 6 5 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 31 15 17 93
54 19 2 1 2 1 5 6 5 6 5 5 5 6 6 5 6 6 5 5 5 2 5 5 4 33 32 11 16 92
55 19 1 1 2 3 5 5 4 6 5 6 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 27 29 13 17 86
56 20 1 1 3 3 5 5 5 6 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 29 30 15 14 88
57 20 1 1 3 1 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 29 27 13 14 83
58 21 2 1 3 1 5 6 6 6 6 4 5 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 5 3 35 33 15 16 99
59 20 2 1 3 1 6 6 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 30 32 10 15 87
60 21 2 1 3 1 6 6 5 5 5 3 5 5 5 6 6 6 6 5 2 4 5 5 3 33 32 9 13 87
61 21 2 1 3 1 6 5 6 6 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 31 31 13 17 92
62 20 2 1 3 1 6 5 5 5 6 5 5 6 6 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 31 31 12 16 90
63 20 2 1 3 1 6 6 6 6 6 6 5 5 6 5 6 5 5 5 4 3 5 5 3 33 31 10 18 92
64 20 2 1 3 1 6 6 6 6 5 3 5 5 6 5 5 5 6 5 5 3 4 5 5 32 31 13 14 90
65 20 2 1 3 1 5 6 5 6 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 3 29 31 10 14 84
66 21 2 1 4 3 5 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 4 4 5 5 6 6 33 34 15 18 100
67 22 1 1 4 1 5 4 5 5 5 2 6 4 6 5 5 5 5 4 5 6 4 4 4 30 27 15 12 84
68 21 2 1 4 1 5 5 5 5 6 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 30 31 15 14 90
69 21 2 1 4 1 4 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 36 34 17 18 105
70 22 2 1 4 1 5 5 6 6 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 4 4 5 5 5 33 30 13 16 92
71 22 2 1 4 1 5 5 4 6 5 3 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 29 32 14 14 89
72 22 1 1 4 3 4 6 6 6 6 6 5 5 5 3 6 5 6 5 4 5 5 5 4 30 32 13 18 93
73 21 2 1 4 1 5 5 5 6 5 3 5 5 6 5 6 6 6 4 3 3 5 5 4 32 31 10 14 87
74 21 2 1 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 30 30 14 15 89
75 19 2 4 1 4 5 5 4 6 5 3 5 5 5 6 5 4 5 4 5 4 4 5 5 28 29 14 14 85
76 18 2 4 1 4 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 36 34 15 17 102
Kode
Res. Umur
Jen.
Kel
Prog.
Stud. Angk.
Pend.
Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
77 17 2 4 1 1 5 6 5 6 4 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 6 3 28 30 12 15 85
78 19 2 4 1 1 6 5 5 5 5 2 3 5 6 5 5 5 6 5 4 5 6 5 4 31 30 13 12 86
79 18 2 4 1 1 5 5 6 6 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 31 29 14 15 89
80 18 2 4 1 1 5 6 4 5 5 4 5 6 6 6 4 5 6 4 5 3 5 5 5 29 33 13 14 89
81 18 2 4 1 4 5 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 30 15 16 92
82 18 1 4 1 3 5 6 6 6 6 1 5 6 5 5 6 5 4 6 6 1 5 5 4 33 31 11 13 88
83 20 1 4 1 4 5 5 4 6 4 2 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 5 6 2 27 29 8 12 76
84 19 2 4 2 1 5 5 4 6 6 4 5 5 4 4 5 5 6 6 4 5 6 5 4 28 32 13 16 89
85 20 2 4 2 3 5 5 6 6 6 2 5 5 5 5 6 5 6 5 4 5 6 6 4 32 33 13 14 92
86 19 2 4 2 1 5 5 5 6 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 2 2 6 5 2 29 31 6 12 78
87 19 2 4 2 3 6 4 6 6 6 4 4 6 5 3 6 5 6 6 3 5 5 5 3 31 30 11 16 88
88 19 2 4 2 1 5 5 5 6 6 4 5 5 6 5 6 5 6 5 4 3 5 5 5 32 31 12 16 91
89 20 2 4 2 4 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 3 36 36 14 16 102
90 19 2 4 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 6 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 30 30 14 15 89
91 19 2 4 2 1 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
92 21 1 4 3 1 5 5 3 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 25 28 13 13 79
93 21 2 4 3 4 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 5 6 6 5 32 32 15 16 95
94 20 1 4 3 1 5 5 5 6 5 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 31 15 17 94
95 20 1 4 3 1 5 3 6 6 5 2 5 5 5 6 5 4 3 4 2 5 5 4 4 30 25 11 13 79
96 19 2 4 3 1 6 6 4 6 5 3 5 6 6 5 5 5 5 5 4 5 6 5 4 30 33 13 14 90
97 20 2 4 3 1 5 6 5 6 5 2 3 2 6 6 6 5 4 6 2 2 5 5 2 34 25 6 13 78
98 21 1 4 3 1 5 5 6 6 5 2 2 5 5 5 5 5 6 6 4 3 5 5 5 32 28 12 13 85
99 19 2 4 3 3 5 5 6 6 6 2 2 6 6 6 6 5 5 5 4 3 5 5 1 34 28 8 14 84
100 21 2 4 3 1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 32 30 15 15 92
101 21 1 4 4 4 5 5 4 6 6 6 5 5 4 4 4 5 6 4 3 6 5 5 3 25 31 12 18 86
102 21 1 4 4 4 5 5 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 31 32 15 18 96
Kode
Res. Umur
Jen.
Kel
Prog.
Stud. Angk.
Pend.
Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
103 22 1 4 4 3 5 4 6 6 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 28 28 14 13 83
104 21 1 4 4 1 5 5 4 6 5 4 5 6 5 6 5 5 5 4 4 5 5 6 5 29 32 14 15 90
105 22 2 4 4 1 5 5 5 6 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 26 27 14 15 82
106 21 2 4 4 1 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 30 31 15 16 92
107 22 2 4 4 1 5 5 5 6 5 4 4 5 5 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 31 29 14 15 89
108 21 2 4 4 1 5 5 6 5 4 4 4 4 5 6 5 5 5 5 4 5 4 5 4 32 27 13 13 85
109 21 2 4 4 1 6 6 6 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 3 5 4 3 27 30 9 16 82
110 18 2 3 1 1 6 5 5 6 6 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 30 31 14 18 93
111 18 2 3 1 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 31 31 14 15 91
112 18 2 3 1 4 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 35 34 18 18 105
113 18 2 3 1 1 5 6 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 35 34 15 17 101
114 18 2 3 1 4 5 5 5 5 5 3 5 6 5 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 31 30 15 13 89
115 19 1 3 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 6 5 4 4 5 5 5 28 31 13 15 87
116 19 1 3 1 1 5 4 6 6 5 5 5 4 4 5 4 5 6 5 6 5 5 5 6 29 29 17 16 91
117 17 1 3 1 3 6 5 5 6 5 5 5 4 6 5 5 5 5 4 5 4 5 6 4 30 30 13 16 89
118 18 1 3 1 1 6 4 5 6 5 3 6 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 27 27 15 14 83
119 19 1 3 2 1 5 5 4 6 6 6 5 5 6 4 6 5 6 6 6 6 6 6 6 31 33 18 18 100
120 20 1 3 2 4 5 5 5 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 32 32 17 17 98
121 19 1 3 2 1 6 6 5 5 5 5 4 6 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 28 30 14 15 87
122 20 1 3 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 5 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 31 31 15 15 92
123 19 1 3 2 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 29 29 13 14 85
124 19 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 21 22 11 10 64
125 18 2 3 2 1 5 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 29 30 12 11 82
126 20 2 3 2 1 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 25 28 14 14 81
127 19 2 3 2 3 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 30 30 13 15 88
128 20 1 3 3 1 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
Kode
Res. Umur
Jen.
Kel
Prog.
Stud. Angk.
Pend.
Akhir P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 K.1 K.2 K.3 K.4 Jum.
129 20 1 3 3 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108
130 20 2 3 3 1 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 28 15 15 87
131 20 2 3 3 3 5 5 6 6 5 5 5 5 6 4 5 5 5 5 4 3 6 5 5 31 31 12 16 90
132 20 2 3 3 3 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 35 18 18 107
133 20 2 3 3 1 4 6 5 6 5 5 6 5 6 6 6 5 6 5 5 3 6 6 6 33 35 14 16 98
134 20 2 3 3 3 6 6 6 6 6 4 3 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 36 32 17 16 101
135 21 2 3 3 1 5 5 6 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 6 6 5 6 6 6 33 32 17 16 98
136 20 2 3 3 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36 36 18 18 108
137 20 2 3 3 1 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 30 15 16 92
138 22 1 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 13 87
139 22 2 3 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
140 23 1 3 4 4 6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 30 30 14 14 88
141 22 1 3 4 4 6 6 5 6 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 31 33 15 16 95
142 21 2 3 4 1 6 5 5 5 5 3 5 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 34 31 15 13 93
143 21 2 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 30 15 15 90
top related