pertemuan 1 dan 2 dan latihan kelas 11 (minggu ke 2).pdfdela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah...
Post on 18-May-2020
29 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Materi : Drama
Tujuan :
1. Memahami struktur drama
2. Unsur-unsur drama
3. Menelaah-bagian-bagian drama
4. Menganalisis isi naskah drama
5. Menganalisis kebahasaan dalam naskah drama
6. Memahami teknik dan langkah pementasan drama
7. Mengkonversi cerita rakyat ke dalam bentuk naskah drama
8. Mendemonstrasikan drama
Uaraian Materi
Pertemuan 1 dan 2
I. Pengertian Drama
Drama merupakan salah satu dari bentuk karya sastra yang menggambarkan atau
mengilustrasikan kehidupan dengan menyampaikan konflik dengan melalui dialog. Didalam
sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur yang membangun sebuah karya sastra
terdapat di dalamnya.
II. Struktur Drama
Berikut merupakan 3 struktur drama
1. Prolog (adegan pembukaan).
2. Dialog (percakapan).
3. Epilog (adegan akhir atau penutup).
III. Jenis Drama
Dengan beerdasarkan penyajian lakon, drama tersebut dapat dibedakan menjadi delapan (8)
jenis, diantaranya sebagai berikut
1. Tragedi merupakan sebuah drama yang penuh dengan kesedihan
2. Komedi merupakan sebuah drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
3. Tragekomedi merupakan sebuah perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
4. Opera merupakan sebuah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
5. Melodrama merupakan sebuah drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
6. Farce merupakan sebuah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
7. Tablo merupakan sebuah jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak
mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
8. Sendratari merupakan sebuah gabungan antara seni drama dan seni tari.
Dengan berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama tersebut dibagi diantaranya:
1. Drama Panggung merupakan sebuah drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
2. Drama Radio merupakan sebuah drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa
didengarkan oleh penikmat.
3. Drama Televisi merupakan sebuah hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi
tak dapat diraba.
4. Drama Film merupakan sebuah drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di
bioskop.
5. Drama Wayang merupakan sebuah drama yang diiringi pegelaran wayang.
6. Drama Boneka merupakan sebuah para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh
beberapa orang.
Jenis drama selanjutnya adalah dengan berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian
jenis drama berdasarkan naskah drama ini, antara lain:
1. Drama Tradisional merupakan sebuah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
2. Drama Modern merupakan sebuah tontonan drama menggunakan naskah.
IV. Struktur Drama
Berikut merupakan 3 struktur drama:
1. Prolog (adegan pembukaan) 2. Dialog (percakapan)
3. Epilog (adegan akhir atau penutup)
Ciri-Ciri Drama
Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:
1. Harus ada konfliks
2. Harus ada aksi
3. Harus dilakonkan
4. Tiada ulangan dalam satu masa
Soal
Perhatikan naskah drama berikut!
Air Mata Haru
Saat pagi buta ada seorang suami istri yang berjalan menuju Masjid, mereka
berjalan penuh kebahagiaan untuk menjalankan sholat Subuh.
Suami: Bu, kita ketemu lagi sehabis sholat di sini ya.
Istri: iya Yah (istri tersenyum dengan hangat pada suaminya begitu juga
sebaliknya).
Masuklah mereka ke dalam Masjid dan keluar lagi saat selesai sholat. Saat itu
sang istri yang terlebih dahulu selesai, ia kebingungan mencari sendalnya yang
menghilang.
Suami: kenapa bu?
Istri: sendal ibu enggak kelihatan lagi ama saya.
Suami: ya sudah Bu, mungkin saatnya mata ibu harus operasi katarak biar bisa
tetap dapat melihat walapun kondisi kurang terang.
Istri: iya Yah, tapi ibu berarti harus pulang dengan jalan tanpa alas kaki.
Ayah: sini Bu biar ayah gendong.
Istri: jangan Yah, ibu berat.
Ayah: ayo cepat, kalau kita kelamaan keburu anak-anak bangun.
Akhirnya sang istri mau digendong suaminya. Air mata sang istri jatuh menetes
ke punggung suaminya karena terharu dengan ke baikan dan romantis dari
suaminya.
Ayah: jangan jadikan perbuatan Ayah menjadi alasan air mata Ibu jatuh, Ayah
hanya ingin melihat Ibu bahagia.
Ibu: saat ini Ibu sangat bahagia, memiliki suami seperti Ayah.
Ayah: terus rawat aku dan anak-anak ya Bu sampai kita tua.
Ibu: iya Yah, Ayah juga jangan lelah menjaga dan menasihati Ibu dan anak-
anak.
Diakses dari https://www.romadecade.org/contoh-teks-drama/#! Dengan perubahan, 15 Maret 2020
Amplop untuk Dela
Dela, Riza, Rifwan dan Lia sedang serius menyaksikan Satia yang sedang
bertanding. Mereka memang tidak satu SMA namun akrab karena dulu satu
SMP. Sehingga terlihat jelas kompak dan mereka saling mendukung sahabatnya
seperti contohnya hari ini.
Namun tidak tahu kenapa seperti ada yang aneh dengan Dela hari ini, dia hanya
diam dan tentu saja Lia menyadari itu.
Lia: elo kenapa Del? Dari tadi diam aja enggak ada semangatnya.
Riza: iya juga ya, biasanya kalau Satia tanding Dela yang paling heboh teriak.
Rifwan: elo sakit Del?
Dela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah gue ke kamar mandi dulu.
Dela melangkah pergi.
Rifwan: iya aneh, kalau enggak aneh enggak mungkin Dela ke kamar mandi
sendirian, dia kan penakut pasti minta antar Lia.
Riza sedang asik mengorek isi tas Dela yang memang tidak dibawa Dela,
setelah menemukan smartphone nya Riza mendekat ke pada dua sahabatnya
yang sedang kebingungan.
Rifwan: jiwa maling dia hebat banget.
Riza: ini namanya jiwa persahabatan.
Dela: di mana hobinya membobol hp orang mulu.
Riza: salah kalian sendiri, buat Pasword gampang diingat.
Mereka membaca isi chat Dela dan benar saja ternyata Dela sedang ada masalah
karena keluarganya sedang kesusahan jadi Dela sudah menunggak uang komite
sekolah.
Rifwan memberi tahu Satia yang baru selesai tanding dan kebingungan melihat
sahabatnya bertingkah aneh. Setelah selesai bercerita akhirnya mereka
menemukan solusinya.
Pertandingan selesai dengan Satia sebagai pemenang, dia menerima hadiah
sebesar 5 juta. Untuk membuat masalah Dela terselesaikan tanpa Dela curiga
akhirnya Satia memberikan ke empat temannya amplop.
Satia: gue kan menang, entah kenapa jiwa kaya raya gue menjerit mau obral
amplop ke kalian.
Rizal: jiwa miskin gue berteriak histeris.
Satia: tapi Cuma satu amplop yang isi uang, sisanya kosong.
Mereka memang sudah bekerjasama dan menandai amplop yang kosong
sehingga hanya sisa amplop berisi uang ke pada Dela.
Dela: serius ini uang untuk gue? Kalian enggak ada yang iri.
Lia: jelas elo yang hoki.
Seketika Dela menangis dan langsung dipeluk oleh Lia. Sedangkan yang
lainnya menyemangati Dela.
Soal
Analisislah teks drama “ Air Mata Haru” dan “ Amplop untuk Dela” berdasarkan struktur
dan jenis drama!
Pertemuan 3 dan 4
V. Unsur-Unsur Drama
Unsur- unsur drama sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat dibedakan
menjadi berikut.
a. Berdasarkan sifatnya
tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.
Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita. Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.
Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk
tokoh antagonis.
b. Berdasarkan perannya
Diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:
Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama. Tokoh
sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh
protagonis serta juga tokoh antagonis.
Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga sebagai
perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.
Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap atau
tambahan dalam rangkaian cerita
2. Perwatakan/Penokohan
Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan
didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu digambarkan dengan melalui
dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga
dimensi (watak dimensional) sebagai berikut.
1. Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku bangsa,
kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.
2. Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral, temperamental, ambisi,
psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.
3. Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras, agama, dan
ideologi.
3. Setting atau Latar
Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita Setting melingkupi
tiga dimensi, antara lain sebagai berikut
1. Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita didalam sebuah drama, Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut berhubungan dengan setting ruang
serta waktu.
2. Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita didalam sebuah
drama.
3. Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting cerita
tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata lampu saat pementasan drama,
4. Tema
Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari sebuah drama. Tema
yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi: masalah percintaan, kritik sosial,
kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, keluarga yang retak, patriotisme,
perikemanusiaan,ketuhanan, dan renungan hidup
5. Amanat atau Pesan Pengarang
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau
penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat tersebut memiliki sifat kias
subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat lugas, objektif, serta juga khusus. Amanat
drama itu selalu berhubungan dengan tema drama.
6. Dialog (Percakapan)
Ciri khas naskah drama berbentuk cakapan atau dialog, di bawah ini merupakan beberapa hal
yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.
1. Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena didalama drama itu
merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
2. Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif
serta juga bukan ragam bahasa tulis.
3. Diksi (pilihan kata) yang digunakan didalam sebuah drama juga harus berhubungan
dengan konflik serta plot.
4. Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki
bahasa yang indah.
5. Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik ituwatak secara
psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.
7. Konflik
Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan
menjadi dua, konflik eksternal dan internal.
Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu
yang berada di luar dirinya.
Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
Tahapan Drama
Dalam perkembangannya drama tersebut berarti suatu karangan prosa atau juga puisi yang
disusun dalam bentuk percakapan serta dapat dipentaskan. Dalam mementaskan drama tersebut
perlu waktu dan proses yang panjang. Proses tersebut ialah sebagai berikut.
Penelitian atau Penyeleksian Naskah
1. Naskah drama tersebut diseleksi apakah layak serta juga dapat dipentaskan atau tidak. 2. Penafsiran atau Penghayatan Naskah
3. Naskah drama itu ditafsirkan mengenai isi, latar, cerita, tokoh, watak tokoh, dan jalan
ceritanya.
VI. Unsur Kebahasaan Teks Drama
Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Kalimat-kalimat yang
tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Ada
kalimat-kalimat tidak langsung, ada pula bagian prolog dan epilognya.
Fitur-fitur kebahasaan dalam drama memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama pun
menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog dan epilognya. Karena melibatkan
banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
Lain halnya dengan dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan
kedua, seperti saya, kami, kita, Anda. Mungkin juga digunakan kata
sapaan penembahan.
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali
menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di
dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari
kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan (seperti: Ah,ya!, Ampun seribu ampun!,
Bagus! Bagus!, Atas dasar kekuatan!, Jangan khawatir, Jangan sampai mereka
menjadi korban dari pancaroba perubahan, Sri…. Ratu Dara?, Bagaimanakah keadaan
mereka?).
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat (descritive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud misalnya, rapi, bersih, baik,
gagah, kuat.
Pemilihan Peran atau Tokoh
Pemilihan peran tersebut disebut juga dengan casting. Dalam proses tersebut para pemain drama
itu ditunjuk menjadi salah satu tokoh didalam naskah drama. Pemain yang sudah ditunjuk
tersebut harus memahami watak, sifat, tingkah laku, serta juga gerakan tokoh yang akan
diperankannya.
Memerankan Drama
Dibawah ini merupakan beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memerankan naskah
drama,
1. Tiap-tiap kata itu harus diucapkan dengan jelas.
2. Bagus pada Tekanan keras lembutnya pengucapan (tekanan dinamik).
3. Tekanan tinggi rendahnya suatu pengucapan suatu kata didalam kalimat (tekanan nada).
4. Tekanan cepat lambatnya suatu pengucapan suatu kata didalamkalimat (tekanan tempo).
5. Pengucapan pengembangan, tersebut dapat dicapai denganmelalui cara sebagai berikut,
yaitu: menaikkan volume suara, menaikkan tinggi pada nada, menaikkan kecepatan pada
tempo suara, serta juga mengurangi volume tinggi nada dan juga kecepatan tempo suara?
6. Menunjukkan gerakan tubuh (gerak-gerik) serta juga ekspresi wajah (mimik) yang sesuai
dengan karakter atau juga watak tokoh yang dimainkan atau diperankan. Melalui mimik
serta juga gerak tubuh pemain yang harus dapat menunjukkan perasaan yang sedang
dialami oleh tokoh yang sedang diperankan.
7. Watak tokoh didalam sebuah drama terlihat di dalam percakapan antartokoh. Dalam
percakapan tersebut tergambar sifat serta juga tingkah laku tiap-tiap tokoh.
Latihan
Cermatilah naskah drama berikut!
Air Mata Haru
Saat pagi buta ada seorang suami istri yang berjalan menuju Masjid, mereka
berjalan penuh kebahagiaan untuk menjalankan sholat Subuh.
Suami: Bu, kita ketemu lagi sehabis sholat di sini ya.
Istri: iya Yah (istri tersenyum dengan hangat pada suaminya begitu juga
sebaliknya).
Masuklah mereka ke dalam Masjid dan keluar lagi saat selesai sholat. Saat itu
sang istri yang terlebih dahulu selesai, ia kebingungan mencari sendalnya yang
menghilang.
Suami: kenapa bu?
Istri: sendal ibu enggak kelihatan lagi ama saya.
Suami: ya sudah Bu, mungkin saatnya mata ibu harus operasi katarak biar bisa
tetap dapat melihat walapun kondisi kurang terang.
Istri: iya Yah, tapi ibu berarti harus pulang dengan jalan tanpa alas kaki.
Ayah: sini Bu biar ayah gendong.
Istri: jangan Yah, ibu berat.
Ayah: ayo cepat, kalau kita kelamaan keburu anak-anak bangun.
Akhirnya sang istri mau digendong suaminya. Air mata sang istri jatuh menetes
ke punggung suaminya karena terharu dengan ke baikan dan romantis dari
suaminya.
Ayah: jangan jadikan perbuatan Ayah menjadi alasan air mata Ibu jatuh, Ayah
hanya ingin melihat Ibu bahagia.
Ibu: saat ini Ibu sangat bahagia, memiliki suami seperti Ayah.
Ayah: terus rawat aku dan anak-anak ya Bu sampai kita tua.
Ibu: iya Yah, Ayah juga jangan lelah menjaga dan menasihati Ibu dan anak-
anak.
Diakses dari https://www.romadecade.org/contoh-teks-drama/#! Dengan perubahan, 15 Maret 2020
Amplop untuk Dela
Dela, Riza, Rifwan dan Lia sedang serius menyaksikan Satia yang sedang
bertanding. Mereka memang tidak satu SMA namun akrab karena dulu satu
SMP. Sehingga terlihat jelas kompak dan mereka saling mendukung sahabatnya
seperti contohnya hari ini.
Namun tidak tahu kenapa seperti ada yang aneh dengan Dela hari ini, dia hanya
diam dan tentu saja Lia menyadari itu.
Lia: elo kenapa Del? Dari tadi diam aja enggak ada semangatnya.
Riza: iya juga ya, biasanya kalau Satia tanding Dela yang paling heboh teriak.
Rifwan: elo sakit Del?
Dela: enggak, gue baik-baik aja, sudahlah gue ke kamar mandi dulu.
Dela melangkah pergi.
Rifwan: iya aneh, kalau enggak aneh enggak mungkin Dela ke kamar mandi
sendirian, dia kan penakut pasti minta antar Lia.
Riza sedang asik mengorek isi tas Dela yang memang tidak dibawa Dela,
setelah menemukan smartphone nya Riza mendekat ke pada dua sahabatnya
yang sedang kebingungan.
Rifwan: jiwa maling dia hebat banget.
Riza: ini namanya jiwa persahabatan.
Dela: di mana hobinya membobol hp orang mulu.
Riza: salah kalian sendiri, buat Pasword gampang diingat.
Mereka membaca isi chat Dela dan benar saja ternyata Dela sedang ada masalah
karena keluarganya sedang kesusahan jadi Dela sudah menunggak uang komite
sekolah.
Rifwan memberi tahu Satia yang baru selesai tanding dan kebingungan melihat
sahabatnya bertingkah aneh. Setelah selesai bercerita akhirnya mereka
menemukan solusinya.
Pertandingan selesai dengan Satia sebagai pemenang, dia menerima hadiah
sebesar 5 juta. Untuk membuat masalah Dela terselesaikan tanpa Dela curiga
akhirnya Satia memberikan ke empat temannya amplop.
Satia: gue kan menang, entah kenapa jiwa kaya raya gue menjerit mau obral
amplop ke kalian.
Rizal: jiwa miskin gue berteriak histeris.
Satia: tapi Cuma satu amplop yang isi uang, sisanya kosong.
Mereka memang sudah bekerjasama dan menandai amplop yang kosong
sehingga hanya sisa amplop berisi uang ke pada Dela.
Dela: serius ini uang untuk gue? Kalian enggak ada yang iri.
Lia: jelas elo yang hoki.
Seketika Dela menangis dan langsung dipeluk oleh Lia. Sedangkan yang
lainnya menyemangati Dela.
Soal
Analisislah teks drama “ Air Mata Haru” dan “ Amplop untuk Dela” berdasarkan struktur
dan jenis drama!
Pertemuan 5 dan 6
Perhatikan Cerita Rakyat Berikut!
Puti Kusumba
Pada suatu malam, pasangan suami istri itu mengalami mimpi yang sama. Mereka
bermimpi didatangi seorang kakek yang tak mereka kenal.
“ Bila kalian ingin memiliki anak, carilah rebung yang dililit ular sawah” , kata si kakek.
“ Masaklah rebung itu dan makanlah. Niscaya apa yang kalian dambakan akan segera
terwujud” , tambahnya lagi. Setelah berkata demikian si kakek itupun pergi.
Keesokan harinya pasangan suami istri itu saling menceritakan mimpinya masing masing.
Mereka merasa aneh, mengapa bisa mengalami mimpi yang sama. Mereka pikir pastilah ini
pertanda baik. Mereka memutuskan untuk mengikuti petunjuk si kakek.
Ketika hari mulai terang, berangkatlah mereka menuju ke pinggir hutan yang banyak
ditumbuhi pohon bambu. Rebung merupakan tunas bambu yang masih muda dan biasa
dijadikan sayur sebagai pelengkap makan nasi.
Begitu sampai, mereka segera mengamati satu persatu rebung yang ada sambil berjalan
menunduk. Mereka terus mencari rebung yang dililit ular sawah.
Tak berapa lama kemudian, pasangan suami istri itu menemukan seekor ular sawah yang
sedang melilitikan tubuhnya pada serumpun rebung. Hati mereka melonjak kegirangan
karena menemukan apa yang cari.
“ Sebaiknya kita bicara saja pada ular sawah ini apa tujuan kita kesini” , kata sang suami
pada istrinya. Sang istri mengangguk setuju.
Sang suami segera menceritakan mimpinya kepada ular sawah. Tak disangka, ular sawah
itu ternyata bisa bicara layaknya seorang manusia.
“ Bila kau membutuhkan rebung itu, ambilah” , kata ular sawah. “ Tapi aku ingin membuat
perjanjian terlebih dulu denganmu” , tambah si ular sawah sambil mulai merenggangkan
lilitannya pada rebung.
“ Perjanjian apa yang kau maksud ?” , tanya sang suami penasaran. Ular sawah itu mulai
merayap mendekatinya.
“ Aku ingin kau berjanji untuk menyerahkan anakmu padaku jika ia perempuan. Jika
anakmu laki laki maka kau berhak memilikinya” , kata ular sawah itu sambil mengangkat
kepalanya menatap sang suami.
Sepasang suami istri itu terkejut mendengar apa yang dikatakan ular sawah. Mereka tak
menyangka ular sawah itu mengajukan syarat yang sungguh berat. Setelah terdiam
beberapa saat, akhirnya sang suami menyetujui kesepakatan yang diajukan ular sawah.
“ Baiklah, kami akan menyerahkan anak kami padamu jika ia perempuan..” , kata sang
suami pelan. “ Kami akan menyerahkannya ketika ia berumur tujuh tahun” , tambahnya
sambil menatap ular sawah.
Meski terasa sangat berat, keinginan memiliki anak yang begitu kuat membuatnya
memutuskan untuk setuju. Sang istripun tak punya pilihan. Ia sependapat dengan
suaminya.
Pulanglah sepasang suami istri itu membawa rebung seperti yang dimaksud si kakek.
Begitu tiba di rumah sang istri langsung memasaknya dan menyantapnya bersama sang
suami. Waktu terus berjalan, hari berlalu. Pada suatu pagi sang istri merasakan ada
perubahan pada dirinya. Ia mulai mengandung.
Tak terasa tibalah saatnya sang istri melahirkan jabang bayi. Kegembiraan mereka akan
kehadiran anak yang ditunggu mendatangkan kebahagiaan dan kesedihan sekaligus.
Mereka gembira karena harapan untuk memiliki seorang anak telah terwujud. Namun
demikian pasangan suami istri itu juga merasakan kesedihan manakala mengetahui anak
mereka perempuan. Mereka teringat akan kesepakatan yang telah dibuat dengan ular
sawah tempo hari.
Bayi perempuan itu diberi nama Puti Kusumba. Ia tumbuh menjadi seorang anak
perempuan yang lucu dan menggemaskan. Ayah dan ibunya semakin resah karena kini
Puti Kusumba telah berumur tujuh tahun. Tibalah saatnya anak itu diserahkan kepada ular
sawah.
Karena tak sanggup memenuhi janjinya, sepasang suami istri itu bermaksud
mengingkarinya. Mereka mengurung Puti Kusumba di dalam rumah dan tak pernah
ditinggalkan seorang diri. Mereka takut sekali jika ular sawah datang dan membawa pergi
putri yang sangat mereka cintai.
Pada suatu ketika, sang suami hendak pergi berlayar meninggalkan pulau tempat tinggal
mereka. Sebelum berangkat sang suami berpesan pada istrinya agar tak membawa Puti
Kusumba keluar rumah walau sekejap.
“ Jagalah Puti baik baik. Jangan sampai ular sawah itu punya kesempatan untuk
mengambilnya” , kata sang suami dengan nada khawatir. Sang suami sebenarnya enggan
meninggalkan istri dan anaknya sendirian, namun apa daya, ia harus mencari nafkah.
Beberapa hari setelah kepergian suaminya, sang istri membawa Puti Kusumba mandi ke
sungai. Sang istri lupa akan pesan suaminya. Ketika keduanya tengah asyik bermain air
sungai, tiba tiba datang ular sawah dan mengangkat Puti Kusumba.
“ Tolong bu…. tolong…” , teriak Puti Kusumba panik. Sang ibu tak kalah paniknya. Ia segera
menjerit jerit minta pertolongan. Namun sayang, tak ada seorangpun di dekat mereka. Ular
sawah itu membawa Puti Kusumba pergi dengan cepatnya.
Ular sawah membawa Puti Kusumba ke sebuah tebing yang menjorok ke laut. Puti
Kusumba tak dapat berbuat apa apa. Gadis kecil itu hanya duduk menangis sambil
menatap perahu perahu nelayan yang lalu lalang dibawah tebing. Ingin sekali ia berteriak
minta tolong, namun bayangan dimakan ular sawah membuatnya mengurungkan niatnya.
Ia hanya bisa berharap ayahnya lewat disitu dan menolongnya.
Sehari hari Puti makan buah buahan yang dibawakan ular sawah untuknya. Suatu hari ular
sawah datang menghampiri Puti Kusumba dan bertanya,
“ sebesar apakah hatimu gadis kecil ?” , tanyanya suatu kali. “ Sebesar jeruk..” , jawab
Puti Kusumba sambil menahan tangis.
Beberapa hari kemudian ular sawah datang lagi dan bertanya padanya,
“ sebesar apa hatimu sekarang gadis kecil ?” tanyanya sambil membawakan Puti Kusumba
buah buahan.
“ Sebesar mangga..” , jawab Puti Kusumba. Ia berharap ular sawah itu segera pergi
meninggalkannya. Ia sungguh ketakutan berdekatan dengan ular itu.
Setiap hari Puti Kusumba senantiasa memandang kebawah tebing. Ia berharap ayahnya
lewat disitu. Suatu hari ketika tengah melamun, Puti Kusumba dikejutkan oleh suara ular
sawah yang tiba tiba sudah berada dikampingnya.
“ Hai gadis kecil, sudah sebesar apa hatimu sekarang ?” , tanya ular sawah dengan suara
keras. Puti Kusumba kembali menangis ketakutan.
“ Sebesar kelapa ” , jawabnya di tengah isak tangisnya.
Ular sawah gembira sekali mendengar jawaban Puti Kusumba.
“ Hhhmmmm…sudah saatnya berpesta nanti malam..” , pikirnya senang. Ular sawah
berniat mengundang kesepuluh ekor ular temannya untuk beramai ramai menyantap Puti
Kusumba. Melihat ular sawah yang menyeringai ke arahnya, Puti Kusumba menangis
semakin keras. Ia tahu kalau tak lama lagi dirinya akan disantap ular sawah.
Hari mulai senja ketika Puti Kusumba melihat sebuah perahu yang berada tak jauh dari
tebing. Ia mengamati sosok laki laki di atasnya dengan seksama. Ia merasa mengenali
sosok yang tengah mendayung di atas perahu itu. Dugaannya benar. Ayahnya yang tengah
melaju di atas perahu itu sebentar lagi lewat di dekatnya.
Puti Kusumba berteriak sekeras kerasnya.
“ Ayah….ayah…tolong Puti…” , teriaknya berkali kali. Sang ayah terkejut mendengar suara
anak perempuannya berteriak minta tolong. Setelah memperhatikan keadaan sekeliling,
sang ayah akhirnya menemukan tempat anaknya berada. Ia melihat Puti Kusumba tengah
melambai lambaikan tangannya dari atas tebing sambil berteriak teriak.
Sang ayah terkesiap. Ia memastikan bahwa anaknya itu tengah disandera ular sawah. Tak
mau membuang waktu, ia langsung mendayung ke bawah tebing hendak menjemput
anaknya.
“ Melompatlah kau kesini, nak…” , teriak sang ayah. “ Ayah akan menangkapmu..” ,
tambahnya dengan suara tergesa.
Meski takut, Puti Kusumba menuruti perintah ayahnya. Ia segera melompat dari atas tebing
yang rupanya tak terlalu tinggi itu. Sekejap kemudian ia merasakan tubuhnya telah sampai
dalam gendongan ayahnya.
Ular sawah yang baru datang bersama kesepuluh temannya sangat terkejut melihat Puti
Kusumba tak ada di tempatnya. Setelah mencari cari, matanya menangkap sebuah perahu
nelayan berisi seorang laki laki dan seorang anak kecil di kejauhan.
“ Aaaaargggg…..santapanku lepas…” , teriaknya marah. Ia tahu bahwa anak kecil dalam
perahu itu adalah Puti Kusumba yang telah dibawa pergi ayahnya.
Kesepuluh teman ular sawah marah besar. Mereka merasa ditipu. Bayangan lezatnya
menyantap daging manusia membuat mereka semakin murka. Entah siapa yang memulai,
kesepuluh ekor ular yang tengah kelaparan itu akhirnya menyerang si ular sawah. Mereka
mengoyak tubuhnya dan menyantap dagingnya bersama sama.
Kini Puti Kusumba telah kembali ke rumah dengan selamat. Sejak matinya si ular sawah,
Puti Kusumba hidup tenang bersama ayah ibunya. Ketakutan akan kejaran si ular sawah
telah sirna selamanya.
https://dongengceritarakyat.com/cerita-dongeng-menjelang-tidur-dari-jambi/diakses 15 Maret 2020
soal
Ubahlah cerita Rakyat tersebut ke dalam bentuk naskah drama!
Pertemuan 7 dan 8
Cerita Rakyat Kalimantan Timur
Legenda Danau Lipan
Pada masa lampau tersebutlah sebuah kerajaan di Muara Kaman, Kutai, yang dipimpin
oleh seorang putri yang cantik jelita bernama Aji Bedarah Putih.
Sang putri dinamai demikian karena jika ia menyirih dan menelan airnya, maka tampaklah
air sirih bercampur pinang yang berwarna merah itu mengalir melalui tenggorokannya.
Kecantikan Putri Aji Bedarah Putih terkenal luas bahkan sampai ke negeri Cina. Alkisah
ada seorang raja dari negeri itu yang tertarik akan kabar kecantikan sang putri. Iapun
segera berlayar dengan pasukannya ke Kutai guna melamar Putri Aji Bedarah Putih untuk
dijadikan istrinya.
Kedatangan raja dari Cina itu disambut baik oleh Putri Aji Bedarah Putih. Seperti biasa,
sang putri menjamu setiap tamu yang berkunjung ke kerajaannya. Begitu pula dengan raja
dari Cina yang menjadi tamunya kali ini. Mereka makan bersama sebagai tanda
penghormatan bagi sang raja.
Diam diam Putri Aji Bedarah Putih memperhatikan cara tamunya bersantap. Ia jijik akan
cara makan sang tamu yang menghabiskan makanannya dengan langsung menyesapnya.
Putri Aji Bedarah Putih merasa tersinggung. Ia merasa sang tamu tak menghormati dirinya
dengan cara bersantap seperti itu.
Ketika selesai makan, sang putri langsung berujar. “ Maaf beribu maaf Baginda, kami tak
dapat menerima lamaran Baginda…” , katanya sambil menatap sang tamu.
Raja dari negeri Cina itu terkejut. Ia tak menyangka lamarannya akan ditolak. “ Apa
alasanmu menolak lamaranku ?” , sergahnya dengan nada marah.
“ Kami tak mungkin menerima lamaran orang yang cara bersantapnya seperti binatang.
Bagi kami cara makan Baginda sungguh tak sopan…” , jawab Putri Aji Bedarah Putih
sambil berlalu. Ia menyuruh pengawalnya untuk mengantar sang tamu ke gerbang istana.
Betapa murkanya raja dari negeri Cina itu. Bukan hanya karena lamarannya yang ditolak. Ia
juga merasa dirinya dihina. Kata kata Putri Aji Bedarah Putih sangat menyakiti hatinya.
Akhirnya sang raja pulang ke negerinya dengan membawa amarah dan dendam di hati.
Beberapa bulan kemudian, tak disangka sang raja dari negeri Cina itu kembali lagi ke Kutai.
Kali ini ia datang bukan untuk melamar, melainkan untuk menyerang kerajaan yang
dipimpin Putri Aji Bedarah Putih. Sang raja membawa pasukan banyak sekali. Mereka
langsung menyerang membabi buta, membunuh siapa saja yang mereka jumpai disana.
Pasukan kerajaan yang dikerahkan Putri Aji Bedarah Putih kewalahan menghadapi
musuhnya. Pasukan dari negeri Cina itu banyak sekali. Mereka juga merupakan pasukan
yang sangat tangguh. Akibatnya banyak pasukan kerajaan yang terbunuh. Pertempuran
yang baru saja berlangsung telah membuat jumlah pasukan kerajaan hanya tinggal
setengahnya.
Putri Aji Bedarah Putih yang melihat pertempuran dari menara istananya mulai khawatir. Ia
merasa tak lama lagi pasukannya akan habis terbunuh. Jika itu terjadi, kerajaannya akan
direbut raja dari negeri Cina itu. Sang Putri juga yakin dirinya akan ikut dibunuh.
Dengan tergesa Putri Aji Bedarah Putih mengambil sirih dan pinang yang selalu tersedia di
dekatnya.
Sang Putri mulai mengunyah. Tak lama kemudian ia berujar di dalam hati, “ Jika kesaktian
yang diwariskan padaku oleh nenek moyangku benar adanya, maka jadikanlah sepah
sepah sirihku ini menjadi lipan lipan ganas yang menyerang pasukan dari negeri Cina
itu…” .
Setelah berkata demikian, Putri Aji Bedarah Putih langsung berdiri dan menyemburkan
sepah sirihnya lewat jendela menara. Ia terus menyemburkan sepah sirih yang
dikunyahnya tanpa henti. Sungguh ajaib, sepah sirih yang disemburkan Putri Aji Bedarah
Putih langsung berubah menjadi lipan lipan ganas yang menyerang pasukan Cina. Jumlah
lipan lipan ganas itu banyak sekali. Jauh lebih banyak dari pada jumlah pasukan Cina.
Banyak pasukan Cina yang jatuh terbunuh karena digigit lipan lipan ganas itu. Akibatnya
pasukan itu mulai mundur dan akhirnya berlari menuju kapal mereka. Pasukan itu
bermaksud melarikan diri, tak terkecuali sang raja yang memimpin mereka. Namun
demikian lipan lipan ganas itu tak berhenti sebelum membinasakan mereka semua. Lipan
lipan ganas itu terus mengejar musuh sampai ke kapalnya.
Sang raja dari negeri Cina dan seluruh pasukannya akhirnya mati dibunuh lipan lipan ganas
jelmaan sepah sirih Putri Aji Bedarah Putih. Bahkan kapal yang mereka tumpangipun
ditenggelamkan ke dasar laut. Tempat tenggelamnya kapal raja dari negeri Cina itu
kemudian berubah menjadi tempat yang dangkal dan dikemudian hari menjadi daratan
luas yang ditumbuhi semak dan perdu. Tempat itulah yang sekarang dikenal sebagai
Danau Lipan di Kalimantan Timur.
Adapun setelah menyemburkan sepah sepah sirih yang berubah menjadi lipan lipan ganas
itu, Putri Aji Bedarah Putih menghilang. Tak seorangpun tahu kemana perginya sang putri.
https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-ringkas-dari-kalimantan-timur/diakses 15 Maret 2020
Soal
Ubahlah teks tersebut ke dalam naskah drama !
top related