pola komunikasi guru dengan orang tua murid dalam ...etheses.uinmataram.ac.id/126/1/jamiatul...
Post on 04-Jan-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
POLA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA MURID DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII PADA
MATA PELAJARAN IPS DI MTS SATU ATAP GUNUNG RAJAK SAKRA BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
OLEH :
JAMIATUL MUNAWARAH 151136288
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
POLA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA MURID DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII PADA
MATA PELAJARAN IPS DI MTS SATU ATAP GUNUNG RAJAK SAKRA BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
JAMIATUL MUNAWARAH 151136288
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Ayahanda Moh Tohri dan Ibunda Munirah beserta adik-adik ku
Yusfi Salsabila dan Siti Rohmatullah , yang selalu mendukung
kesuksesanku dengan iringan do’a dan penuh harapan di
setiap langkah dan perjuanganku.
.Untuk yang memberi arti dihidupku dan yang telah mengisi
ruang kebodohanku dengan ilmu-ilmu, guru-guruku, sahabat
terbaikku, sahabat-sahabatku, teman-teman seperjuangan.
Almamaterku tercinta UIN Mataram
Terima kasihku untuk semua
Segala puji hanya bagi Engkau Ya Allah atas semua karunia
yang Engkau berikan...
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamamdulillahirobbilalamin, puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT khaliqul baits yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini dengan cepat. Shalawat beserta salam dan berbuah syafa’at
senantiasa tercurahkan kepada Nabi akhiruzzaman baginda Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta generasi penerus
akhir zaman yang dengan-Nyapula penulis memiliki kesabaran untuk
dapat menyelesaikan proposal ini.
Selama penulisan proposal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Do’a, perhatian, semangat dalam bentuk apapun
adalah suatu hal yang sangat berharga bagi penulis dalam meraih cita-cita.
Dalam kesempatan kali ini, penulis menyampaikan ribuan terimakasih
kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd selaku Dekan Fakultas ilmu tarbiyah
dan kegururan yang telah banyak memberikan nasihat kepada penulis.
2. Bapak H. Ibnu Hizam, S.Ag selaku ketua jurusan dalam pendidikan IPS
Ekonomi
3. Bapak H. Ibnu Hizzam, S.Ag M.Pd dan bapak Sarafuddin M.A selaku
pembimbing penulis yang dengan tekun dan sabar dalam memberikan
nasehat dan menyempatkan waktu untuk membimbing penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas kesabaran
beliau semua dalam memberikan ilmu yang sangat berharga.
5. Kedua orang tua ku tercinta, Ayahanda Muhammad Tohri dan Ibunda
Munirah. Kedua adik-adik ku tersayang, Yusfi Salsabila dan Siti
Rohmatullah, mereka telah memberikan dukungan dan do’a untuk
mewujudkan cita-cita penulis.
6. Teman-teman seperjuangan ku Kelas G yang selalu dan selalu saling
member motivasi agar biasa wisuda tepat waktu.
Atas segala bantuannya, penulis hanya mampu berdo’a semoga
amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala
yangberlipat ganda disisi Allah SWT. Sebagai manusia biasa, penulis
menyadari banyak kekurangan yang dirasakan dalam penulisan skripsi
ini baik secara redaksional maupun kontekstual, untuk itu penulis
berharap krirtik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sebagai bekal dimasa-masa yang akan datang.
Semoga Allah SWT meridhoi setiap waktu, langkah dan
pengorbanan yang telah dilakukan selama penyelesain proposan ini.
Amiin
Mataram, 2017
Jamiatul Munawarah
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ......................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
ABSTRAK .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ..................................... 9
E. Telaah Pustaka ......................................................................... 9
F. Kerangka Teori......................................................................... 12
G. Metode Penelitian..................................................................... 32
H. Sistematika Pembahasan .......................................................... 37
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Satu Atap ............................. 39
B. Visi dan Misi MTs Satu Atap................................................... 39
C. Sarana Dan Prasarana MTs Satu Atap ..................................... 40
D. Denah Sekolah MTs Satu Atap ................................................ 41
E. Program Kegiatan Sekolah MTs Satu Atap ............................. 42
F. Kegiatan Ekstrakulikuler MTs Satu Atap ................................ 44
G. Struktur Organisasi MTs Satu Atap ......................................... 45
H. Kegiatan Belajar Mengajar MTs Satu Atap ............................. 46
I. Pola Komunikasi Guru dengan Orang Tua Murid ................... 47
BAB III PEMBAHASAN
A. Pola Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Murid .................. 52
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Guru Dengan
Orang Tua Murid...................................................................... 56
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Saran ......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pola Komunikasi Guru dengan Orang Tua Murid dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Satu Atap
Gunung Rajak Sakra Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
DisusunOleh:
JAMIATUL MUNAWARAH 151136288
ABSTRAK
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah, yang pertama untuk menegtahui pola komunikasi guru dengan orang tua murid, yang kedua untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dari komunikasi guru dengan orang tua murid. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang digunakan dalam mempelajari masalah sosial dan hubungannya dengan masyarakat, seperti pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teori yang ditemukan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok menurut Josep A. Devito yang dirumuskan oleh Nurddin yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika dan juga bisa terjadi antara seorang pembicara dengan sekelompok orang dengan jumlah yang lebih besar pada suatu tatap muka.
Dalam proses komunikasi guru dengan orang tua murid di MTs atu Atap yang ditemukan adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok dan berdasarkan obsevasi yang dilakukan dengan orang tua murid yang diwawancara juga menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi di MTs Satu Atap adalah komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
Kata Kunci: Komunikasi Guru dengan Orang Tua, Prestasi Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan
struktur dan fungsinya yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan
mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai mahluk
multidimensial, memiliki akal pikiran dan kemampuan berintraksi secara
personal maupun social, karena itu manusia disebut sebagai mahluk yang
unik. Selain itu manusia dengan akan pikirannya mampu mengembangkan
kemampuan tertinggi sebagai mahluk ciptaan Tuhan yaitu memiliki
kemampuan spiritual, sehingga manusia disamping sebagai mahluk social,
individual juga sebagai mahluk spiritual.
Manusia mahluk sosial yang memiliki rasa ingin tau, ingin berkembang
dan ingin maju, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri
didunia ini. Manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkomunikasi
dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial lainnya.1
Salah satu cara bersosialisasi manusia melalui komunikasi. Dengan
komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, ide, pengetahuan dan
perasaan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai maupun
penerima. Melalui komunikasi juga orang dapat mempengaruhi dan merubah
sikap tingkah laku orang lain, karna komunikasi merupakan suatu kebutuhan
mutlak bagi kehidupan manusia. Komunikasi merupakan hubungan kontak
1 Skripsi Sri Isnaini,“Pola Komunikasi Pengajain Yayasan As- Shofi Di Desa Montong Are
Kecamatan Kediri Lombok Barat”, (IAIN Mataram :2011) h. 1-2
1
antara manusia baik individu maupun kelompok, baik secara sadar maupun
tidak. Komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia karna
komunikasi dilakukan dalam kehidupan sehari hari.2
Al-qur’an juga mengajarkan kita untuk pandai dalam segala hal yang
positif terutama dalam hal berkomunikasi. Perlu disadari bahwa peran
komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi, bahkan dalam
proses belajar mengajar. Karna proses belajar mengajar pada hakikatnya
adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian dari sumber pesan
kepada penerimanya. Berbicara tentang proses belajar mengajar tak lepas pula
dari peran orang tua karna tanpa orang tua atau wali murid, guru akan
kesulitan memberikan pesan atau pengajaran kepada seorang murid atau
peserta didiknya.
Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah
dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga kecil, Keluarga pada hakekatnya
merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari anggotanya,
terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung
jawab orang tuanya. Sehingga orang tua merupakan dasar pertama dalam
pembentukan pribadi anak.
Bentuk komunikasi pendidikan pun sudah ada sejak zaman kenabian.
Orang tua bernama Luqman memberi nasihat kepada anaknya supaya menjadi
anak yang baik: “Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
2 Widjaja H.A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002)
h.1
Sesungguhnya kamu dalam berjalan, dan lunakkan suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” 3
Anak sangat membutuhkan sentuhan dari orang tuannya, dalam bentuk
sentuhan hati yang berupa empati dan simpati untuk membuat anak menjadi
peka terhadap lingkungannya, selain itu, belaian, pelukan, ciuman, kecupan
dan senyuman diperlukan untuk membuat kehangatanjiwa dalam diri anakdan
membantu anak dalam menguasai emosinya.4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model,
sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh dapat
berati menjaga, merawat, mendidik , membimbing (membantu dan melatih)
supaya dapat berdiri sendiri (tetntang orang atau negeri), memimpin
(mengepalai, menyelengarai) suatu badan kelembagaan. 5
Menurut Dr. Ahmad Tafsir seperti yang dikutip oleh Danny I. Yatim-
Irwanto Pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan adalah
bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama .
Jadi pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang
tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan
mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling
tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara
sehat dan optimal.
3 Pawit M. Yusuf, “Komunikasi Intruksional”, (Jakarta, Bumi Aksara, 2010) h. 51 4 Skripsi Muhyasin, “Pola Komunikasi Keluarga Di Dusun Bebie Desa Mekar Damai
Kecamatan Praya”, (IAIN Mataram: 2016) h. 5 5 Hoetomo M.A. “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, (Surabaya, Mitra Pelajar: 2005) h.
65
Menurut Nurani pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang
diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola
perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi negatif dan positif. Pola asuh
yang benar bisa ditempuh dengan memberikan perhatian yang penuh serta
kasih sayang pada anak dan memberinya waktu yang cukup untuk menikmati
kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga.6
Menurut Stewart dan Koch mengatakan bahwa pola asuh pada orang tua
ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh
permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya tidak
hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh pula
pada prestasi belajarnya.
Guru adalah orang tua murid disekolah namun selepasnya dirumah
orang tualah yang paling banyak perperan untuk membantu proses belajar
dirumah, jika hanya mengandalkan seorang guru saja, tidak akan mungkin
seorang murid akan berkembang pesat dalam proses belajar.
Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara
formal, sekolah memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar. Pada dasarnya setiap
individu memiliki keahlian, misalnya keahlian siswa dalam menangkap
pelajaran. Keahlian tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai bentuk
aktifitas yang dilakukan siswa, sperti aktifitas yang didorong oleh kebutuhan
yang dirasakan masing-masing siswa. Sebagai seorang siswa pastilah
6 www.//http//. Nurani, A. T.. Pengaruh kualitas perkawinan, pengasuhan anak dan kecerdasan emosonal terhadap prestasi belajar anak (Tesis. Bogo r: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor :2004)
berkeinginan untuk mengembangkan keahliannya berupa meraih prestasi baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Di samping upaya dari pihak siswa, pihak pendidik juga harus
mempunyai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
melakukan pembelajaran seefektif mungkin.7 Berbicara masalah prestasi
sangatlah luas, pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai usaha
untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa yang selanjutnya terwujudlah perubahan dalam
pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar
mengajar.
Prestasi belajar pada hakikatnya adalah cerminan dari usaha belajar,
semakin baik usaha belajar maka semakin baik pula prestasi yang dicapai.
Tujuan pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan yang bertujuan
mengembangkan aspek batin atau rohani atau pendidikan yang bersifat
jasmani atau lahiriah.
Pendidikan bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian,
karakter, watak, dan akhlak kesemua itu menjadi suatu bagian yang penting
dalam dunia pendidikan. Pendidikan jasmani berfokus pada ketangkasan,
cakap dan kreatif. Pengembangan tersebut dilakukan didunia sekolah maupun
diluar sekolah seperti dalam keluarga dan didalam lingkungan aktifitas sehari-
hari.
7 Muh Fathurrohman, Belajar & Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012 ) h. 137
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 27 Feberuari 2017 di MTs Satu Atap Gunung Rajak Sakra Barat
diperoleh informasi bahwa pencapaian prestasi belajar siswa kelas VII pada
mata pelajaran IPS masih berkategori rendah hal ini disebabkan karna
kurangnya komunikasi guru dengan orang tua murid dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa tidak dituntut untuk selalu aktif selama proses
pembelajaran. Karena hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti
tentang “Pola Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Murid Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajar IPS Ekonomi Kelas
VII di MTs Satu Atap Gunung Rajak Sakra Barat Lombok Timur Tahun
2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pola komunikasi antara guru dengan orang tua murid dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Satu Atap Gunung Rajak
Sakra Barat Tahun 2017?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pola komunikasi antara
guru dengan orang tua murid dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
di MTs Satu Atap Gunung Rajak Sakra Barat Tahun 2017?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
peneliti yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengatahui pola komunikasi antara guru dan wali murid dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Satu Atap Gunung Rajak
Sakra Barat Tahun 2017.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pola
komunikasi antara guru dan wali murid dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa di MTs Satu Atap Gunung Rajak Sakra Barat Tahun
2017.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1) Penelitian ini di harapkan dapat memberi sumbangan yang
berharga dalam memperkaya khasah ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan khususnya pada pola komunikasi guru dengan
wali murid, selain itu itu juga diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis lain guna mengembangkan pengetahuan secara mendalam
dan komprehensif, terutama untuk mengungkap faktor-faktor yang
belum terkaji.
2) Sebagai bahan informasi institusi pemerintahan, swasta, guru
tentang pola komunikasi guru dengan wali murid di MTs Satu Atap
Gunung Rajak.
b. Secara Praktis
1) Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberikan informasi serta sebagai bahan
masukan dan saran kepada sekolah, khusunya dalam meningkatkan
mutu pendidikan dalam arti yang lebih luas, yaitu bagaimana pola
komunkasi guru dengan orang tua murid dalam meningkatkan
prestasi belajar.
2) Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya pada mata
pelajaran IPS, guna meningkatkan keprofesionalnnya sebagai
seorang pendidik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
sehingga masalah-masalah yang timbul pada siswa dapat
terpecahkan.
3) Siswa
Bagi peserta didik, dengan adanya tindakan baru yang
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Bagi Penulis
Penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan terutama
yang berhubungan dengan komunikasi gurudengan orang tua
murid.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Adapun lingkup dan Setting Penelitian adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Satu Atap Gunung Rajak
Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur yang bertempat di Jln.
Sokarno Hatta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Satu Atap Gunung
Rajak Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017.
3. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah Pola komunikasi Guru dengan orang tua
murid dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII MTs Satu
Atap Gunung Rajak Pada mata pelajaran IPS Ekonomi tahun 2017.
Lokasi penelitian ini bertepat di Jalan Seokarno Hatta tepatnya di MTs
Satu Atap Gunung Rajak Sakra Barat yang dimana sekolah ini terletak
ditengah-tengah masyarakat serta berada dalam satu lingkungan dengan MIN
Gunung Rajak, tetapi berbeda bagunan serta berbeda pula para dewan Guru
dan stap masing-masing pengelola sekolah tersebut hanya saja MTs satu Atap
dengan MIN Gunung Rajak berada dalam satu arena yang sama.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi atau karya terdahulu
sebagai pedoman penelitian lebih lanjut dan untuk mendapatkan data yang
valid serta menghindari duplikasi, sehingga menjamin legalitas penelitian ini.
Dari judul penulisan yang angkat, penulis telah menijau \beberapa skripsi
yang sama pembahasannya dengan objek yang berbeda, antara lain:
1. Aulia Pratiwi, judul skripsi “Pola Komunikasi Antara Guru dan Wali
Murid di Sekolah Fajar Islami Tangerang”.
Dalam skripsi ini ditemukan fokus penelitiannya yaitu, apa faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam pola komunikasi antara guru dan
orang tua murid di SD Fajar Islami. Adapun metode yang digunakkan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang sifatnya
mendeskripsikan keadaan objek penelitian saat penelitian dilakukan. Dari
hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dari pola
komunikasi antara guru dan wali murid di Sekolah Fajar Islami yaitu wali
murid yang proaktif dengan ide-ide, kritik dan saran mereka yang cukup
membangun, adapun faktor penghambatnya yaitu ketrbatasan sarana dan
fasilitas, karna komunikasi akan berjalan baik jika dilakukan ditempat
yang nyaman namun karna belum adanya tempat yang nyaman untuk
berkomunikasi maka guru yang ingin berbicara dengan wali murid
biasanya dibawa keruang kepala sekolah.
Adapun poin yang menjadi persamaan penelitian yang dilakukan
oleh penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan penelitian
kualitatif dan sama-sama membahas tentang Pola komunikasi guru dan
wali murid, sedangkan yang menjadi perbedaannya adalah dalam
penelitian sebelumnya memfokuskan pada apa faktor pendukung dan
faktor penghamabat dalam pola komunikasi guru dan wali murid,
sedangkan pada penelitian ini memfokuskan pada bagaimana pola
komunikasi antara guru dengan wali murid adalam meningkatkan prestasi
belajar siswa di MTs Satu Atap Gunung Rajak sakra Barat.
2. Amelia Kurniawati, Judul skripsi “ Pola Komunikasi Guru dan Orang Tua
Dalam Pembinaan Karakter Murid di Taman Kanak-Kanak EL-Fikri
Yayasan Kahfi Tangerang Selatan”.
Dalam skripsi saudari Amelia Kurniawati ditemukan fokus
penelitiannya yaitu bagaimana pola komunikasi guru dan orang tua dalam
pembinaan karakter murid di TK EL-Fikri Yayasan Kahfi Tangerang
Selatan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi guru
dan orang tua dalam pembinaan karakter murid yaitu kedisiplinan,
keteladanan, dan pembiasaan ditemui kendala-kendala diantaranya
kurangnya kesadaran dari masin-masing siswa, minimnya pengetahuan
murid terhadap kedisiplinan serta kurangnya hubungan walikelas dan
murid terutama murid yang bermasalah.
Adapun poin yang menjadi persamaan penelitian yang dilakukan
oleh penelitian sebelumnya yaitu sama-sama membahas tentang Pola
komunikasi guru dan orang tua serta sama-sama menggunakan jenis
penelitian kualitatif, sedangkan yang menjadi perbedaannya yang paling
menonjol adalah pada fokus penelitiannya dimana dalam penelitian
sebelumnya memfokuskan pola komunikasi guru dan orang tua dalam
pembinaan karakter murid di TK EL-Fikri, sedangkan pada penelitian ini
memfokuskan pada meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Satu Atap
Gunung Rajak.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Pola Komunikasi
Dalam kamus bahasa Indonesia, pola artinya adalah “gambar,
corak, model, system, cara kerja, bentuk dan struktur”8. Kata
“Komunikasi” berasal dari bahasa Latin Cum, yaitu kata depan yang
berarti dengan dan bersama dengan dan unus, yaitu kata bilangan yang
berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda Communico yang
dalam bahasa inggris menjadi Communico yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan dan hubungan. Untuk.9
Dari kata itu dibuat kata kerja Communicare yang berarti membagi
sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada seseorang, tukar
menukar, membericarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan,
berteman.
Kata kerja Communicare pada akhirnya dijadikan kata kerja benda
Communication atau bahasa inggris Communication dan dalam bahasa
Indonesia diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan berbagai arti kata
communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah
8Raehanun, Pola Pengembangan Program Kewirausahaan Masyarakat Studi Kasus Dalam
Kerajinan Olahan kacang Jambu Mete di Desa Beringin Jaya Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu , (Skripsi IAIN Mataram, 2015) h. 13
9Ngainun Naim, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2016)h 17
komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran
pikiran atau hubungan.10
Beberapa definisi komunikasi menurut beberapa ahli antara lain:
a. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian makna dalam
bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui media tertentu (Agus M. Hardjana). 11
b. Komunikasi merupakan proses pernyataan anatarmanusia atau proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Onong
Uchajana Effendi).
c. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.12
d. Komunikasi adalah sebuah proses penyampain pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampaian pikiran-pikiran atau informasi.13
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi
merupakan suatu bentuk hubungan dua orang atau lebih dalam proses
pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.
10Ibid h.18 11 Ibid h. 20 12 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006)
h.10 13 Daryanto, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Satu Nusa, 2010) h.147
2. Pola Komunikasi
Ada empat pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda,
komunikasi pola rantai, pola lingkaran danpola bintang. Keempat pola
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:14
B
A
Roda
A
E B
D C
Lingkaran
A B C D
Rantai
A
E B
D C
Bintang
Penjelasan:
a. Pola roda, seseorang berkomunikasi pada banyak orang, yaitu: B, C,
D, dan E.
14 H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, Rineka Cipta: 2000) h.102-103
b. Pola rantai, sesorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain (B)
dan seterusnya ke (C) dan (D).
c. Pola lingkaran, hampir sama pada pola rantai, namun orang terakhir
(E) berkomunikasi pula kepada oarng pertama (A).
d. Pola bintang, semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.
Dari pemaparan diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk
atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengriman
dan penerimaan pesan yang mengaitkan dua komponen, yaitu gambaran
atau rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas, dengan
komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya
hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.
Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang
atau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau
rencana yang menjadi langkah–langkah pada suatu aktifitas dengan
kompone-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya
hubungan antar organisasi ataupun juga manusia.
a. Bentuk-bentuk Komunikasi
Beberapa bentuk komunikasi, yaitu :Komunikasi Interpersonal,
Komunikasi Antarpersonal, Komunikasi Kelompok, Komunikasi
Massa.15
15 Dirman & Cicih Juarsih, Komunikasi dengan peserta didik, (Jakarta, Rineka Cipta :
2014) h 13-14
1) Komunikasi Interapersonal
Komunikasi interapersonal merupakan komunikasi dengan
diri sendiri dengan tujuan untuk berpikir, melakukan penalaran,
menganalisis dan merenung.16
Komunikasi intrapersonal dapat berlangsung dalam diri
seseorang dan seseorang itu berperan baik sebagai komunikator
(pemberi pesan) maupun sebagai komunikan (yang diberikan
pesan).
2) Komunikasi Antrapersonal
Komunikasi antrapersonal merupakan proses pengriman
dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara
sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika.
3) Komunikasi Kelompok
a) Komunikasi dalam kelompok besar, tidaklah selalu sama
dengan komunikasi dalam kelompok kecil meskipun kelompok
besar pasti terdiri atas beberapahal, pertama, komunikasi
dalam kelompok besar jumlahnya yang besar dan yang kedua,
situasi dialogis hampir tidak ada.
b) Komunikasi kelompok kecil, sekumpulan perorangan yang
relative kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa
16Ibid h.16
tujuan yang sama dan mempunyai drajat organisasi tertentu
diantara mereka.
4) Komunikasi Massa
Komunikasi masa adalah produksi dan distribusi secara
institusional dan teknologis dari dari sebagian besar aliran pesan
yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat
industrional.17
Unsur-unsur komunikasi harus mampu menjadi sebuah
pemahaman yang berarti ketika kita mencoba untuk berkomunikasi
baik antar pribadi, interpersonal, kelompok atau massa, sisi lain
yang harus diperhatikan dalm menjalankan pola komunikasi harus
menggunakan prinsip-prinsip komunikasi sebagai kajian terhadap
kondisi psikologi komunikan yang kita hadapi.
b. Prinsip-prinsip Komunikasi
Untuk dapat memahami suatu hakikat komunikasi perlu dikethui
prinsip-prinsip dari komunikai tersebut.
1) Komunikasi adalah Paket Isyarat
2) Komunikasi adalah Proses Penyesuaian
3) Komunikasi Mencangkup Dimensi Isi dan Hubungan
4) Ketidak mampuan Membedakan Dimensi Isi dan Hubungan
5) Rangkaian Komunikasi
6) Komunikasi adalah proses
17 Dirman & Cicih Juarsih, Komunikasi dengan peserta didik, (Jakarta, Rineka Cipta :
2014) h. 15
7) Komponen-komponen Komunikasi Saling Terkait
8) Komunikator Bertindak sebagai Suatu Kesatuan
9) Komunikasi tidak terhindarkan.18
Memahami prinsip-prinsip dari komunikasi sangatlah penting
untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya agar
tercipta atau terjalinya komunikasi yang sesuai dengan harapan tanpa
adanya gangguan dalam proses komunikasi.
c. Tujuan Komunikasi
Ada empat tujuan komunikasi yang perlu dikemukakan disini,
antara lain: Menemukan, Berhubungan, Meyakinkan, bermain. 19
1) Menemukan
Salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan
diri (Personal discovery). Apabila bekomunikasi dengan orang
lain,anda belajar mengenai diri sendiri selain juga orang lain. 20
Cara lain di mana kita melakukan penemuan diria dalah
melalui proses perbandingan social, melalui perbandingan sikap,
pendapatan dankegagalan kita dengan orang lain. Artinya kita
mengevaluasi diri sendiri dengan cara membandingkan diri kita
dengan orang lain.
2) Berhubungan
Salah satu tujuan kita yang paling kuat adalah berhubungan
dengan orang lain (membina dan memelihara hubungan dengan
18 Daryanto, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Satu Nusa, 2010) h.181 19 Ibid 179 20 Ibid 180
orang lain). Kita ingin merasa dicintai dan disukai, kemudian kita
juga ingin mencintai dan menyukai orang lain.21
Kita menghabiskan waktu dan energi untuk berkomunikasi
semata-mata untuk membina dan memelihara hubungan social
dengan banyakorang baik itu teman dekat disekolah, dikantor, dan
barang kali melalui telpon.
3) Meyakinkan
Media masa dapat meyakinkan kita agar mengubah sikap
dan perilaku kita. Media dapat hidup karna adanya dana dari
iklan,yang diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai
produk. Dalam perjumpaan antarpribadi sehari-hari, kita berusaha
mengubah sikap dan prilaku orang lain.22
Disisi lain, kita juga menghabiskan banyak waktu untuk
melakukan persuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun
sebagai penerima, memang sedikit dari komunikasi antarpribadi
yang berupayamengubah sikap atau peilaku
4) Bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi untuk
bermain dan menghibur diri. kita mendengarkan pelawak, music,
dan film sebagian besar untuk hiburan.23
Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi kita
rancanguntuk menghibur orang lain, adakalanya hiburan ini
21 Ibid 181 22 Daryanto, Ilmu Komunikasi, (Bandung, Satu Nusa, 2010) h. 181 23 Ibid 181
merupakan tujuan akhir, tetapi adakalanya ini merupakan cara untuk
mengikat perhatian orang lain sehingga kita dapat mencapai tujuan
tujuan lain.
Tentu saja, tujuan komunikasi bukan hanya ini, masih banyak
tujuan komunikasi yang lain. Tetapi keempat tujuan tujuan yang
disebutkan di atas tampaknya merupakan tujuan-tujuan yang utama.
Tidak ada tindak komunikasi yang didorong hanya oleh satu faktor,
Oleh karna itu, setiap komunikasi barang kali didorong oleh kombinasi
beberapa tujuan bukan hanya satu tujuan. Tujuan komunikasi pada
dasarnya tetap sama bagaimanapun hebatnya revolusi elektronika dan
revolusi-revolusi lain yang akan datang.
d. Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara
primer dan secara sekunder.24
1) Proses Komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan sesorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambing sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar,
warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada
komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak digunakan dalam
24Onong Uchjana Effendy, Ilmu Koomunikasi, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006) h.
11
komunikasi adalah jelas karna bahasalah yang mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat seperti
tongtong, bedug, sirene serta warna-warna yang memepunyai
makna tertentu. Kedua lambang itu amat terbatas kemampuannya
dalam mentransmisikan pikiran sesorang kepada orang lain. Akan
tetapi, demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut
sering dipadukan penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari
bukanlah hal yang luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi
yang menggunakan bahasa siertai gambar-gambar berwarna.
2) Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah peruses
penyampaian pesan pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sasaran sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya
karna komunikasi sebagai sasrannya berada ditempat yang relatif
jauh.
Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam
proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai
komunikan. Surat kabar, radioatau televisi misalnya merupakan
media yang efesien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang
amat banyak. Jelas efisien karna dengan menyiarkan sebuah pesan
satu kali saja sudah dapat tersebar luas.
Akan tetapi oleh para ahli komunikasi diakui bahwa
kefektifan dan efesiensi komunikasi bermedia hanya dalam
menyebarkan pesan-pesan bersifat informative. Menurut mereka,
yang efektif dan efesien dalam menyampaikan pesan adalah
komunikasi tatap muka karna kerangka acuan komunikan dapat
diketahui oleh komunikator sedangkan dalam proses
komunikasinya, umpan balikberlangsung seketika, dalam arti kata
komunikator mengetahui reaksi komunikan pada saat itu juga.
Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi yakni
tindakan atau perubahan sikap penerima sesuai dengan keinginan
pengirim. Akan tetapi makna suatu pesan dipengaruhi bagaimana
penerima merasakan pesan itu sesuai konteksnya. Oleh sebab itu,
tindakan atau perubahan sikap selalu didasarkan atas pesan yang
dirasakan.
Adanya umpan balik menunjukkan bahwa proses komunikasi
terjadi dua arah, artinya individu atau kelompok dapat berfungsi
sebagai pengirim sekaligus penerima dan masing-masing saling
berinteraksi. Interaksi ini memungkinkan pengirim dapat
memantau seberapa baik pesan yang dikirimkan dapat diterima.
Dalam kaitan ini sering digunakan konsep gangguan (noise)
untuk menunjukkan bahwa ada semacam hambatan dalam proses
komunikasi yang bisa saja terjadi pada pengirim, saluran, penerima
atau umpan balik. Dengan kata lain, semua unsur-unsur atau
elemen proses komunikasi berpotensi menghambat terjadinya
komunikasi yang efektif
e. Hambatan Dalam Komunikasi
Tidak mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.
Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak
mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya
efektif. Ada banyak hambatan yang bias merusak komunikasi, antara
lain :25
1) Gangguan
2) Kepentingan
3) Motivasi terpendam
4) Prasangka
f. Komunikasi Guru
Gordon dalam Santroc mengemukakan lima hal yang dapat
menjadi rintangan dalam menjalankan komunikasi verbal yang efektif,
yaitu kritik, memberi julukan, menasihati, mengatur-atur, dan ceramah
moral.26 Mengevaluasi dengan memberikan kritik kepada siswa dapat
mengurangi efektivitas komunikasi, sehingga mengkritik siswa dapat
25 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori & Filsafat Pendidikan (Bandung, PT Citra Aditya
Bakti,1993)h. 45-49 26https://www.google.co.id/webhp?oq=&sourceid=chrome&ie=UTF8#safe=strict&q=komu
nikasi+guru
dilakukan dengan meminta siswa evaluasi diri, misalnya penyebab
nilai ujiannya yang buruk.
Mengajar dilakukan dengan tujuan untuk membantu murid
belajar, untuk itulah guru perlu untuk memperhatikan kualitas
mengajar, kualitas mengajar yang baik ada pada kualitas respons yang
diberikan pengajar kepada siswa dalam proses belajar mengajar.27
Komunikasi guru yang berjalan dengan baik akan memberi
manfaat yang cukup baik bagi murid dan guru itu sendiri.
Jadi komunikasi guru dan siswa adalah kegiatan belajar mengajar
dengan tatap muka baik secara verbal atau non verbal, secara
individual ataupun kelompok dan dibantu dengan media belajar.
Saat berbicara dan berkomunikasi dengan siswa, guru diharapkan
menggunakan tata bahasa yang benar, kosa kata yang dapat dipahami
dan tepat pada perkembangan anak, melakukan penekanan pada kata-
kata kunci dengan mengulang penjelasan, berbicara dengan tempo
yang tepat, tidak menyampaikan hal-hal yang kabur atau bermakna
ganda, serta menggunakan perencanaan sebagai dasar berbicara.
g. Komunikasi Orang Tua
Dalam kesibukan kerja dan aktifitas dari orang tua kadang
mengakibatkan kurangnya komunikasi antara orang tua dengan sang
anak, terkadang orang tua akan sedikit lalai dalam memperhatikan
sang anak karena kesibukannya, komunikasi dan kedekatan antara
27https://www.google.co.id/webhp?oq=&sourceid=chrome&ie=UTF8#safe=strict&q=komu
nikasi+guru
orang tua dengan anak akan mempengaruhi perkembangan sang buah
hati.
Salah satu cara komunikasi yang efektif adalah melalui
komunikasi one by one. Komunikasi ini di lakukan hanya berdua
antara orang tua dengan sang anak. Cara ini akan membantu orang tua
untuk mengenal lebih dalam karakter, perasaan dan harapan sang anak.
Komunikasi one by one akan mempererat hubungan keluarga terutama
sang anak kepada orang tua dan sebaliknya.28
Sebagai orang tua, upayakan meluangkan waktu anda secara
teratur untuk berkomunikasi kepada sang anak. Cara yang paling
simpel adalah mengajak sang anak keluar rumah, semisal berbelanja,
jalan-jalan di kebun dan sebagainya, yang terpenting buat suasana atau
acara yang mendukung interaksi dari kedua pihak.
3. Prestasi Belajar IPS
a. Pengertian Prestasi Balajar IPS
Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prestasi
dan belajar. Yang mana pada setiap kata tersebut memiliki makna
tersendiri. Pleh karna itu, sebelum pengertian Prestasi belajar
dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada asalah
pertama untuk memahami lebih jauh mengenai makna prestasi dan
belajar.
28 http://sebarinfo45.blogspot.co.id/2013/02/pentingnya-komunikasi-orang-tua-dengananak.
html#ixzz4g2IPmcgB
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai.29 Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, baik secara individual maupun kelompok.30 Prestasi tidak
akan pernah dihasilkan selama seseorang tidakmelakukan suatu
kegiatan, oleh karna itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan
jalan keuletan kerja.
Tohirin berpendapat bahwa, prestasi adalah apa yang telah
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.31 Menurut
Mas’ud Khasan Abdul Qohar, bahwa prestasi belajar adalah apa yang
telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Sementara Nasrun Harahap dan kawan-kawan memberikan
batasan, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-
nilai yang terdapat dalam kurikulum.32
Disisi lain menurut W.J.S Poerwadamita, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai. Sedangkan menurut Tulus Tu’u bahwa prestasi
29 M Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar & Pembelajaran (Yogyakarta, Teras, 2012)
h.118 30Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar & Kompetensi Guru (Surabaya, Usaha
Nasional, 2012) h.19 31 M Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar & Pe,belajaran (Yogyakarta, Teras, 2012)
h.119 32 Syaiful Bahri Djamaran, Prestasi Belajar & Kompetensi Guru (Surabaya, Usaha
Nasional, 2012) h.21
diartikan sebagai hasil yang yang telah dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.33
Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli
diatas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai
penekanaan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan. Untuk itu dapat difahami bahwa prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan
hati yang diperolehdengan jalan ketekunan, baik secara individual
maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Berbicara masalah belajar, Sudirman A.M mengemukakan suatu
rumusan, bahwa belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,
psikofisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
menyangkut rasa cipta, ranah kognitif afektif dan psikomotorik.
Menurut Slameto bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam intraksi dengan Lingkungannya.34
Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat difahami mengenai
makna kata “Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah
hasil yang diperoleh dari suatu aktifitas. Sedangkan belajar adalah
33 Ahmad Jufri, Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk peningkatan
Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran kelas IV di MIN Duman Desa Langko kecamatan Lingsar kabupaten Lombok Barat Tahun 2014/2015, (Skripsi IAIN Mataram, 2014) h.8
34 Ibid h.21-22
suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni
perubahan tingkah laku.
Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang cukup
sederhana mengenai hal ini yaitu prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan yangmengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pencapaian prestasi yang baik meupakan usaha yang tidak
mudah, karna prestasi belajar dapat dipengaruhi olehbeberapa factor.
Dalam pendidikan formal, guru sebagai pendidik harus dapat
mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa tersebut, karna sangat penting untuk dapat membantu siswa
dalam rangka pencapaian prestasi belajar yang diharapkan.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa factor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Slameto factor-faktor yang
mempengaruhi belajar yaitu :35
1) Faktor Internal terdiri dari :
a) Faktor Jasmaniah, factor jasmaniah berkaitan dengan kondisi
pada organ-organ tubuh manusia yang mempengaruhi pada
kesehatan manusia. Kondisi organ khusus siswa seperti tingkat
kesehatan, maka dari itu hendaklah peserta didik menjaga
35 M. Fathurrohman & Sulistyorini, Belajar & Pembelajaran (Yogyakarta, Teras, 2012)
h.119-36
kebugaran tubuhnya dengan membiasakan hidup bersih dan
mengkomsumsi sesuatu yang menyehatkan.
b) Faktor Psikologis, adapun factor yang tercakup dalam
psikologis yaitu :
(1) Kecerdasan
(2) Bakat
(3) Minat
(4) Motivasi siswa
(5) Sikap siswa
2) Faktor Eksternal terdiridari
a) Faktor Keluarga, keluarga temapat pertama kali anak
merasakan pendidikan karna didalam keluargalah anak tumbuh
dan berkembang dengan baik sehingga secara langsung
maupun tibdak langsung keberadaan keluarga akan
mempengaruhi keberhasilan anak.
b) Faktor Sekolah, sekolah merupakan lembaga pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, kkarna
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendororng untuk
belajar yang lebih giat.
c) Lingkunagn masyarakat, lingkungan masyarakat juga merupak
salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil
belajar. Karna lingkungan sangat besar pengauhnya terhadap
hasil belajar. Oleh karna itu, apabila seorang siswa bertempat
tinggal dilingkungan yangrajin, maka kemungkinan besar hal
tersebutakan membawa pengaruh pada dirinya, begitunpun
sebaliknya.
Menurut Dalyono faktor-faktor yang mempengaruhi capaian
hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri )
a) Kesehatan
b) Intelegensi
c) Minat dan Motivasi
d) Cara Belajar
2) Faktor Eksternal (Faktor yang berasal dari luar diri )
a) Keluarga
b) Sekolah
c) Masyarakat
d) Lingkungan Sekitar
Menurut pendapat Rooijakkers yang diterjemahkan oleh Soenoro
mengatakan bahwa “ faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah factor yang berasal dari pelajar, factor dari si pengajar”. Kedua
faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :36
1) Faktor yang berasal dari si Pelajar (Siswa)
Faktor ini meliputi motivasi, perhatian pada mata pelajaran
yang berlangsung, tingkat penerimaan dan pengingatan bahan,
36 Ahmad Jufri, Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk peningkatan Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran kelas IV di MIN Duman Desa Langko kecamatan Lingsar kabupaten Lombok Barat Tahun 2014/2015, (Skripsi IAIN Mataram, 2014) h.11-12
kemampuan menerapkan apa yang dipelajari, kemampuan
memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.
2) Faktor yang berasal dari si pengajar (Guru)
Faktor ini meliputi kemampuan membangun hubungan
dengan si pelajar, kemampuan menggerakkan minat belajar,
kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan
pokok-pokok masalah yang diajarkan, kemampuan mengarahkan
perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan
memberikan tanggapan terhadap reaksi.
Dari pendapat Rooijakkers tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat diberikan kesimpulan
bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor yang berasal dari diri pelajar dan faktor yang berasal dari si
pengajar (guru). Prestasi belajar siswa bias dipengaruhi oleh
bagaimana guru mengelola peserta didik antara siswa dengan guru,
anatara siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran.
Belajar bagi siswa merupakan suatu proses pembelajaran dalam perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya intraksi dengan sumber belajar, sedangkan mengajar bagi guru adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar ketika itu sudah bias tercapai maka belajar bukan lagi sebagai sesuatu yang membosankan akan tetapi sebagai sebuah kebutuhan.37
37 Romi Susanti, Penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
(SPPKB) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sub pokok bahasan kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas kelas VIII SMPN Suela Tahun 2011/2012, (Skripsi IAIN Mataram, 2012) h.27
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana
pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
secara sistematis secara fakta , akurat, mengenai faktor-faktor, sifat serta
hubungan antara fenomena atau subjek yang diteliti.
Pendekatan kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang
digunakan dalam mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan
sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi
kesejahteraan bersama.38
Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karna
permasalahan belum jelas, dinamis dan penuh makna sehingga tidak
mungkin data pada situasi sosial tersebut dengan metode kuantitatif
dengan instrument seperti tes atau kuesioner.39
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti berkedudukan sebagai pengumpul data, dengan demikian
peneliti mutlak hadir dilapangan. Kehadiran peneliti disini sebagai
pengamat penuh dimana peneliti secara utuhnya mengamati bagaimana
proses komunikasi guru dengan orang tua murid dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa tanpa ada campur tangan dari para dewan guru atau
wali murid. Kehadiran peneliti dilokasi bertujuan untuk melihat secara
langsung fenomena yang terjadi di MTs Satu Atap Gunung Rajak Sakra
38 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Bumi Aksara: 2015) h.80-81 39 Sugiono Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2015) h.399
Barat kaitannya dengan Pola komunikasi guru dengan orang tuamurid
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Jalan Soekarno Hatta, MTs Satu
Atap Gunung Rajak Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur. Peneliti
memilih MTs Satu Atap sebagai lokasi penelitian ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan daya tarik keunikkannya berupa struktur
organisasi sekolahnya yang begitu teratur dan sistematis serta suasan
didalam lingkungan sekolah yang masih begitu asri.
4. Sumber Data
Sumber data disini antara lain waka kesiswaan, Waka humas, wali
kelas, dan orang tua murid.
a. Waka Kesiswaan
b. Waka Humas
c. Wali Kelas
Peneliti menggunakan sumber data dari wali kelas disebabkan
karena gurulah yang sepenuhnya mengetahui bagaimana peserta didik
disaat proses pembelajaran sedang berlangsung.
d. Orang Tua Murid
Peneliti juga mengambil sumber data dari orang tua murid
disebabkan karna orang tuanya yang lebih banyak waktunya untuk
bersama dengan peserta didik dibandingkan dengan guru, guru tidak
sepenuhnya bisa mengontrol peserta didik selain dilingkungan sekolah
sedangkan orang tua bisa mengontrol peserta didik secara untuhnya
sewaktu berada dirumah.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Poerwan dari berpendapat bahwa observasi merupakan metode
yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita
selalu terlibat dalam proses mengamati.40
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi secara
langsung, dimana peneliti melakukan observasi secara langsung untuk
memperoleh data yang diperlukan, metode observasi langsung
memungkinkan peneliti membentuk pengetahuan yang diketahui
bersama. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan komunikasi
antar guru dan wali murid dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
di MTs Satu Atap Gunung Rajak Sakra Barat.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.41
Dalam penelitian ini metode wawancara yang digunakan oleh
peneliti yaitu metode wawancara yang bersifat terstruktur, dimana
dalam metode wawancara terstruktur ini sebelum peneliti melakukan
wawancara, peneliti menyusun atau mempersiapakan apa saja yang
40 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Bumi Aksara: 2015) h.143 41 Ibid h.160
dibutuhkan pada saat melakukan wawancara, seperti beberapa butir
pertanyaan dan alat-alat apa saja yang akan dibutuhkan selama proses
wawancara sedang berlangsung.
Adapun yang menjadi informan adalah guru dan orang tua murid
yang menjadi sampel untuk memperoleh informasi mengenai pola
komunikasi antara guru dengan orang tua murid yang digunakan di
MTs Satu Atap Gunung Rajak.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber, tertulis, film, dan karya-
karya, monumental yang semuanya itu memberikan informasi bagi
proses penelitian42. Dokumentasi ini dapat dilakukan untuk mencari
data mengenai permasalahan yang diteliti dari berbagai macam
dokumen sperti arsip atau buku-buku yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
6. Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu : Reduksi
data (data reduction), paparan data (data display) dan penarikan.43
a. Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan
42 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Bumi Aksara: 2015) hal 178 43Ibid h. 210-211
polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaranlebih
jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.
b. Paparan Data
Data yang sudah direduksi maka langkah selanjutnya adalah
memaparkan data. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi
tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan.44
Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan
pemahaman kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan
pemahaman dan analisis sajian data.
c. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab
focus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan
dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada
kajian penelitian.45
7. Validitas Data
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
44 Ibid h. 211 45 Ibid h. 212
dan sistematis.46 Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat
dapat melakukan pengecekan kembali data yang telah ditemukan.
b. Triangulasi
Menurut Wiliam Wiersma, Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara,
dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga macam dari
triangulasi, yaitu: Triangulasi sumber, Triangulasi teknik dan
Triangulasi waktu. 47 Namun adapun yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini yaitu Triangulasi Teknik.
Triangulasi Teknik merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.48
H. Sistematika Pembahasan
1. Judul Skipsi : Pola Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Murid Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS
di MTs Satu Atap Sakra Barat Tahun 2016/2017
2. Dalam bagian Bab I terdiri dari beberapa sub, yaitu :
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan dan Manfaat
d. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
e. Telaah Pustaka
46Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal 272 47Ibid h. 273 48 Ibid h.274
f. Kerangka Teori
g. Metode Penelitian
h. Sistematika Pembahasan
3. Dalam bagian Bab II terdiri dari beberapa sub, yaitu :
a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Satu Atap
b. Visi dan Misi MTs Satu Atap
c. Sarana dan Prasarana
d. Denah Sekolah MTs Satu Atap
e. Program Kegiatan MTs Satu Atap
f. Kegiatan Ekstrakulikuler MTs Satu Atap
g. Struktur Organisasi
h. Kegiatan Belajar Mengajar MTs Satu Atap
i. Pola Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Murid
4. Dalam bagian Bab III terdiri dari beberapa sub, yaitu :
a. Pola Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Murid
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang
Tua Murid
5. Dalam bagian Bab IV terdiri dari beberapa sub, yaitu :
a. Simpulan
b. Saran
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Satu Atap
Berdirinya MTs Satu Atap Gunung Rajak berawal dari MIN Gunung
Rajak Sakra Barat yang telah berdiri pada tahun 2000. MTs Satu Atap berdiri
dibawah naungan kementrian Agama Lombok Timur. Salah satu pendorong
beridirinya MTs Satu Atap Gunung Rajak yang paling menonjol adalah
banyaknya para siswa siswi yang lulusan dari MIN Gunung Rajak sehingga
orang tua murid yang telah mempercayakan anak-anak mereka dididik dalam
satu naungan kemudian atas usulan orang tua murid MTs Satu Atap dapat
berdiri pada tahun 2010 hingga saat ini yang memiliki luas bangunan sebesar
1500m. Berhubung dilingkungan ini pendidikannya masih minim maka semua
masyarakat dan para pengelola menggerakkan semua pikiran dan hati mereka
untuk membangun MTs Satu Atap Gunung Rajak sehingga bias berjalan
lancer sampai saat ini.49
B. Visi dan Misi
1. Visi dari MTs Satu Atap Gunung Rajak Adalah Berbudaya islam,
berakhlak, disiplin, terampil, dan berprestasi.50
2. Misi
a. Menanamkan iman, ilmu dan budaya agama dalam kehidupan sehari-
hari.
49 Dokumentasi Data Sekolah Sejarah Singkat MTs Satu Atap Gunung Rajak 50 Visi dan Misi MTs Satu Atap (Senin 09.00 WIB 15 Mei 2017)
39
b. Menanamkan budaya disiplin dan berakhlak mulia kepada peserta
didik dan seluruh warga madrasah dalam berbuat dan berkarya
c. Memiliki prestasi dibidang akademik dan non akademik
d. Tersedianya pasilitas pendukung dalam peroses belajar mengajar,
sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
bertanggung jawab serta penuh dengan suasana kekeluargaan dan
demokratis.
e. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bernuansa religious
(keagamaan) serta kegiatan yang dapat mendukung kreatifitas, disiplin,
tanggung jawab potensi diri sebagai modal masa depan.
C. Sarana dan Prasarana
Tabel 1 Sarana dan prasarana
Kondisi
J B Jumlah Lokal :
a. Jumlah Ruang Belajar : 9 b Ruang Kepala : 1 1
c Ruang Tata Usaha : 1 1 d Ruang Guru : 1 1 e Ruang Perpustakaan : 1 1 f Ruang Multimedia : 1 1 g. Ruang Laboratorium
:
- Lab. IPA : 1 1 - Lab. Komputer : - - - Lab. Bahasa : - - h. Kamar Mandi : 4 4 j. Ruang BP/BK : 1 1 k. Ruang P3K/PMR : 1 1 l. Gudang : 1 1 m Mushola : 1 1 n. Kantin : 1 1 Jumlah 23 13
Keterangan
J : Jumlah
B : Banyak
D. Denah Sekolah MTs Satu Atap
Gambar 1 Denah sekolah MTs Satu Atap
Keterangan :
: Gerbang : Ruang Guru
: Ruang Kelas : Koperasi : Kantin
: Mushola : Ruang PMR : Kamar Mandi
: Perpustakaan : Ruang Pramuka : Gudang
: Lab Bahasa : Lab Komputer
E. Program Kegiatan
Program-program yang telah dilakukan sejak berdirnya sampai
sekarang antara lain:
1. Upacara Bendera Setiap Hari Senin
Gambar 2
Upacar bendera yang dilakukan setiap hari senin di MTs Satu Atap
merupakan suatu tindakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan
disiplin guna meningkatkan kemampuan serta membiasakan kesediaan
dipimpin dan membina kekompakan serta kerja sama dan yang paling
penting adalah untuk mengenang jasa para pahlawan Negara.
2. Imtaq Setiap Hari Sabtu
Gambar 3
Kegiatan imtaq di MTs Satu Atap biasanya dilakukan setiap hari
sabtu, berbeda dengan sekolah lain. Biasanya sekolah lai-lain mengadakan
imtaq pada hari jum’at tetapi di MTs Satu Atap mengadakan kegiatan
imptaq pada hari sabtu kenapa tidak dilaksanakan pada hari jum’at karena
hari jum’at waktu yang terlalu singkat sehingga di MTs Satu Atap kegiatan
imtaq dilaksanakan pada hari sabtu. Melalui kegiatan imtaq yang
dilakukan setiap hari sabtu, para siswa-siswi di didik untuk menanamkan
sikap religious manusia terutama para generasi muda untuk mendapatkan
pendidikan dibergabai aspek lebih-lebih dalam hal keagamaan.
3. Memperingati Hari Besar Nasional Setiap Menjelang 17 Agustus
Gambar 4 Gambar 5
Kegiatan dalam rangka menyamput hari besar nasional sama
halnya dengan hari-hari besar islam, diantara kegiatan hari besar nasional
adalah Hari 17 Agustus yang wajib dirayakan oleh semua sekolah gua
menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap Negara kita.
4. Lomba Kelas Metting di Setiap Selesai Ujian Semeter
Gambar 6
Setelah diadakan Ujian akhir semester, kegiatan class metting
adalah salah satu kegiatan yang diadakan di MTs Satu Atap , kegiatan
class perlu bagi para siswa-siswa guna memberikan hiburan setelah
menjalankan Ujian yang membuat para siswa-siswi dilanda kecemasan
yang begitu hebat serta bisa memberikan waktu bagi para siswa-siswi
untuk bercanda tawa dengan teman-temannya sebelum datangnya libur
panjang.
F. Kegiatan Ekstrakulikuler
Berikut adalah kegiatan ekstra kulikuler di MTs satu Atap Gunung
Rajak beserta para penanggung jawabnya atau Pembina.
1. Pramuka : ZURRIYATUN TOYYIBAH, S.Pd.i
2. PMR : ABDUL AZIZ ANSORI, S.Pd
3. Futsal : ANDI HAZIZ, S.Pd
4. Basket Putra : DEDI AGUS WANDI, S.Pd
5. Basket Putri : DEDI AGUS WANDI, S.Pd
6. Drum Band : M. FARHAN AZMI, S.Pd
KOMITE
G. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASIMTS SATU ATAP SAKRA BARAT Alamat :Jalan Soekarno Hatta Gunung Rajak Sakra Barat 8367151
51 Dokumentasi Data Sekolah Struktur Organisasi MTs Satu Atap Gunung Rajak
Kepala Madrasah MUSLIHIN, S. Pd
NIP. 196906102009011005 Ketua
Sekertaris
Bendahara
TU
WAKA KESISWAAN Maswan, S. Pd
NIP. 197312312005011028
Waka KURIKULUM Abdul Azis Ansori, S. Pd
Waka HUMAS Lalu Muhammad
Basri, S. Pd
WAKA SARPRA Nursandi, S. Pd. I
M. FARHAN AZMI, S. Pd
SUDARMAN, S. Ag DEDI AGUS WANDI, S. Pd
HARLINA ROSWITA, S. Pd
ZUHRATUL AINI, S. Pd
BQ.NELLY AULIA ROHMI,S. Pd
MUZHAR, S. Pd FATMI, S. Pd
LALU MUHAMMAD SAFARI,S.Pd.I
ANDI HAZIZ, S. Pd
HILMIANI, S. Pd. I ZURRIYATUN THOYYIBAH,S.Pd.I
HUSNUL HOTIMAH, S. Pd
WARNI MUKTI, S. Pd MINI ASMIATI, S. Pd
ISMI MAELINA, S. Pd
ABDUL AZIS ANSORI, s. Pd
MARINI WIDAYANTI, SE
HUSNA MAAB, S. Ag
RABIATUN ADAWIYAH, S. Pd
HERLIN AMY BERLIANA, S. Pd
RAUHUL MAANI, S. Pd YUDI MEIDY RIPANDI, S. Pd
BUDI YUSTININGSIH, S. Pd
SISWA
H. Kegiatan Belajar Mengajar
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan “Guru dan murid merupakan
salah satu komponen kegiatan belajar mengajar di MTs Satu Atap, para siswa
dan siswi memanggil gurunya dengan sebutan bapak guru dan ibu guru seperti
bagaimana biasanya panggilan murid kepada gurunya”52. Sekolah MTs Satu
Atap merupakan, “salah satu lembaga pendidikan sekolah formal lainnya dan
dalam sekolah MTs Satu Atap tujuan pembelajarannya hampir sama dengan
sekolah lainnya hanya sedikit yang membedakannya yaitu MTs Satu Atap
berada didaerah lokasi yang terpencil”53.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di MTs Satu Atap dalam satu
minggu hanya terjadi enam hari, dari hari senin sampai hari sabtu sedangkan
hari minggu adalah hari libur sama dengan sekolah yang lainnya. Untuk
proses belajar mengajar dimulai dari pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul
13.10 WIB, untuk jumlah mata pelajaran dalam sehari ada empat mata
pelajaran. Sedangkan untuk jumlah jam pelajaran yang terlaksana dari pukul
07.15 WIB sampai pukul 13.10 ada delapan jam, yang dimana dalam satu jam
pelajaran terdiri dari empat puluh menit.
Jumlah siswa dan siswi didalam satu kelas yang melakukan kegiatan
belajar mengajar minimalnya ada tiga puluh delapan siswa, sedangkan untuk
jumlah maksimalnya ada empat puluh siswa, dimana yang terdiri dari dua
puluh perempuandandua puluh laki-laki, jika melebihi dari empatpuluh siswa
didalam satu kelas maka kegiatan belajar mengajartidak akan bisa efektif.
52 Ibu Marini Didayanti, Wawancara, Gunung Rajak 17 Mei 2017 53 Ibid
Untuk dalam Pelaksanaan evaluasi dalam rangka control kualitas dan
meningkatkan kualitas, “MTs Satu Atap menerapkanya dalam bentuk
Ulangan harian, Ujian semester serta ujian akhir semester, tujuan diadakannya
ulangan harian tak luput dari komunikasi antara guru dan orang tua murid”54.
Dengan diadakanya tes, “gurupun menyiapkan hasilnya berupa raport
bulanan, disanalah proses komunikasi dapat terjadi walaupun dengan waktu
yang terbatas”55.
I. Pola Komunikasi Guru dengan Orang Tua Murid Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar
Menurut Dirman dan Cicih bentuk pola komunikasi terdapat ada empat
macam antara lain, Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi Antrapersonal,
Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Masa.
1. Komunikasi Intrapersonal
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa sumber
informan, “ditemukan bahwa komunikasi intrapersonal merupaka bentuk
komunikasi yang sering terjadi di MTs satu Atap Gunung Rajak,
komunikasi ini sering terjadi antara wali kelas dengan orang tua murid,
proses komunikasi tersebut tidak memilik waktu tertentu, bisa ketika
disela-sela orang tua murid mengantarkan anaknya kesekolah, ketika ada
keperluan orang tua murid dalam hal belajar anak, dan begitujuga
sebaliknya ketika ada suatu hal yang ingin disampaikan oleh seorangguru
kepada wali murid, dalam komunikasi tersebut tentunya ada beberapa hal
54 Ibu Zurriatun, Wawancara, Gunung Rajak 18 Mei 2017 55 Ibid
yang dibahas tentang proses belajar anak didik mereka antara lain
mengenai langkah yang semestinya di jalankan oleh guru dengan orang tua
murid dalam peningkatan prestasi belajar siswa baik dilingkungan sekolah
maupun dilingkungan rumah.”56
2. Komunikasi Antarpersonal
Dalam hasil wawancara peneliti, Komunikasi antarpersonal ini
“kadang terjadi di MTs Satu Atap antara beberapa dewan guru dengan
orang tua murid, proses komunikasi antarpersonal bisa kapan saja terjadi
hal ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,bisa ketika orang tua murid
berpapasan dengan guru, walaupun dengan keterbatasan waktu orang tua
murid bisa menanyakan hal-hal yang singkat tentang proses belajar anak
disekolah lebih-lebih tentang peningkatan prestasi belajar anak.”57
3. Komunikasi Kelompok
Dalam lingkungan sekolah MTs Satu Atap Gunung Rajak,
“komunikasi kelompok ini sering terjadi antara guru dengan wali murid
lebih-lebih diawal semester, pertemuan tersebut sudah sangat jelas
pastinya akan membahas tentang beberapa hal terutama dalam bagaimana
proses peningkatan prstasi belajar siswa baik dirumah maupun disekolah,
dimana yang paling banyak berperan dalam komunikasi ini adalah para
komite sekolah yang dikarenakan komite sekolah yang mengatur
56 Ibu Husnul, Wawancara, Gunung Rajak 19 Mei 2017 57 Ibu Marini Widayanti, Wawancara, Gunung Rajak, 17 Mei 2017
bagaimana program-program yang akan di laksanakan dilingkungan
sekolah tentunya dalam peningkatan prestasi belajar siswa.”58
4. Komunikasi Masa
Komunikasi masa ini merupakan suatu bentuk “komunikasi yang
terjadi di MTs Satu Atap tanpa rencana yang proses terjadi di antara
banyak orang serta didalamnya membahas tentang banyak hal antara lain,
proses pembelajaran, peningkatan hubungan kedekatan antara guru dengan
wali murid dan peningkatan hubungan yang terjadi antara guru dengan
peserta didik.”59
Jadi berdasarkan hasil wawancara serta paparan data diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk pola komunikasi yang terjadi
antara guru dengan orang tua murid di MTs satu Atap adalah bentuk
Komunikasi Intrerpersonal dan Komunikasi Kelompok.
J. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Guru dengan Orang
Tua Murid Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Setiap usaha atau proses yang dilakukan selalu ada yang namanya
pendukung dan penghambat, begitu pula dengan proses komunikasi apalagi
terkait proses komunikasi guru dengan orang tua murid yang dimana mereka
memiliki beberapa perbedaan, seperti waktu, pikiran dan proses mendidik
anak. Oleh karena itu terjadi beberapa hal yang mampu mendukung dan
menghambat pola komunikasi.
58 Ibu Marini Widayanti, Wawancara, Gunung Rajak, 17 Mei 2017 59 Ibu Linda, Wawancara, Gunung Rajak 20 Mei 2017
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber bahwa faktor
yang dapat menghambat pola komunikasi guru dengan orang tua murid di
MTs Satu Atap adalah seperti masalah yang dihadapi oleh guru dan orang tua
murid ketika proses komunikasi sedang berlangsung, “kebanyakan orang tua
murid merasa malu atau canggung untuk bertemu dengan para dewan guru
yang disebabkan karena jarang terjadi pertemuan yang secara langsung
berhadapan dengan guru sehingga waja-wajar saja kalau banyak orang tua
murid yang merasa malu untuk berkomunikasi langsung dengan guru”60.
Perkataan tersebut diperkuat oleh informan lainnya, “banyak wali murid
yang merasa canggung untuk berdiskusi dengan para guru yang disebabkan
karena jarang terjadi komunikasi untuk semua wali murid, lain halnya dengan
wali murid yang sudah terbiasa berkomunikasi dengan para dewan guru,
ketika hal tersebut sudah biasa dihadapi maka kapan pun dan dimanapun
orang tuamurid tersebut bertemu dengan guru maka tidakakan sungkan untuk
saling bertegur sapa”61.
Selanjutnya dari sumber lainnya mengatakan faktor penghambat pola
komunikasi guru dengan orang tua murid seperti “kurangnya sarana dan
prasarana untuk pertemuan antara guru dengan orang tua murid sehingga
untuk merencanakan pertemuan dengan orang tua murid pihak sekolah merasa
kesulitan”62.
Adapun penghambat lainnya yang penulis dapatkan dari sember lainnya
adalah “guru kurang memanfaatkan pasilitas yang tersedia untuk menciptakan
60 Ibu Marini Widayanti, Wawancara, Gunung Rajak, 17 Mei 2017 61 Muhammad Basri , Wawancara, Gunung Rajak 18 Mei 2017 62 Ibid
komunikasi dengan orang tua murid misalnya ketika anaknya mendapat
masalah guru tidak langsung menelpon orang tuanya melaikan lebih memilih
memakai surat meskipun ada pendapat guru mengatakan bahwa memakai
surat lebih resmi dan lebih sopan namun melihat kemajuan tehnologi zaman
ini lebif efektif apabila guru memanfaatkan tehnologi yang tersedia agar
tercipta pola komunikasi guru dengan orang tua yang lebih baik.63
Adapun faktor pendukung dari komunikasi antara guru dengan orang
tua murid, “wali murid yang proaktif dalam bimbingan proses belajar
mengajar anak dan guru yang paling sering berkomunikasi dengan orang tua
murid adalah wali kelas”64. Hal tersebut diperkuat kembali oleh informan
lainnya, ”orang tua murid yang selalu memberikan kritikan kepada guru
terkait proses belaja anak disekolah maupun dirumah”65
Sedangkan untuk hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan
beberapa orang tua murid lainnya faktor pendukung dan penghambat dalam
proses komunikasi antara guru dengan orang tua murid ditemukan berbagai
macam jawaban, untuk sumber informasi yang pertama, “adanya daftar nilai
raport sebagai faktor pendukung dan kurangnya sarana prasana sebagai
penghambatnya”66.
Sedangkan faktor lainnya yang dilontarkan oleh narasumber yang
berbeda berupa, “Kurangnya pertukaran informasi dan pemanfaatan teknologi
yang belum maksimal adalah salah satu faktor penghambatnya yang dimana
63 Ibu Dewi, Wawancara, Gunung Rajak 17 Mei 2017 64 Ibu Isti, Wawancara, Gunung Rajak, 19 Mei 2017 65 Ibid 66 Ibu Ihsan, Wawancara, Gunung Rajak 20 Mei 2017
seharusnya media tehnologi dimanfaatkan yang sebaik-baiknya seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin meningkat”.67
Dalam hasil wawancara dengan informan lainnya faktor pendukung
dalam komunikasi guru dengan orang tua murid yaitu, “karena adanya nilai
raport sebab ketika nilaiyangdidapat oleh persta didik baik lebih lebih saat
peserta didik mendapatkan nilai yang kurang baik maka pada saat itu orang
tua murid akan menghubungi atau menanyakan kepada guru penyebab dari
turun atau naiknya nilai anak didik mereka”68. Perkataan tersebut diperkuat
oleh informan lainnya, “adanya nilai raport salah satu penghubung
komunikasi guru dengan orang tua murid yang akan membawa dampak yang
semakin membaik”69.
Berdasarkan hasil dari paparan data diatas maka dapat ditari
kesimpulan, bahwa faktor pendukung dalam komunikasi guru dengan orang
tua murid di MTs Satu Atap ada tiga macam antara lain yaitu wali murid yang
proaktif, guru sebagai motivator dan karena adanya nilai rapot. Sedangkan
yang menjadi faktor penghambatnya terdapat ada tiga macam antara lain yaitu
kurang maksimalnya pertukaran informasi, pemanfaatan teknologi yang
belum maksimal serta keterbatasan sarana dan prasarana.
67 Ibu Linda, Wawancara, Gunung Rajak, 20 Mei 2017 68 Ibu Husnul, Wawancara, Gunung Rajak 19 Mei 2017 69 Ibu Linda, Wawancara, Gunung Rajak, 20 Mei 2017
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pola Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar
Guru dan orang tua pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama dalam
pendidikan anak, yaitu mendidik, membimbing, membina serta memimpin
anaknya menjadi orang yang mendapat kebahagiaan hidupnya baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Seorang guru akan senang melihat siswanya, ketika
siswanya tersebut memiliki prestasi begitu pula dengan orang tua akan lebih
senang lagi bahkan bangga ketika anaknya memiliki prestasi. Karena itu guru
dan orang tua memiliki tujuan yang sama dalam mendidik.
Untuk dalam hal hubungan guru dan orang tua murid, dapat terjadi
setiap hari ketika orang tua murid mengantarkan anaknya atau menjemput
karena walapun dengan waktu yang sangat singkat orang tua murid akan
menanyakan keadaan anaknya didalam kelas atau sebaliknya. Maka
sehubungan dengan kegiatan-kegiatan seperti itu orang tua murid akan
terpacu untuk berkomunikasi dengan guru karena ini menyangkut
peningkatan prestasi belajar anak didik mereka lebih-lebih dalam proses
belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan demikian dalam pandangan
siswa, Senang atau tidaknya murid pasti akan menyampaikan atau
mengungkapkan kepada orang tuanya dan karena itulah guru berdiskusi untuk
mengetahui dampak positif atau negative suatu kegiatan belajar mengajar.
53
Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus ada
komunikasi yang baik antara guru dan orang tua. Komunikasi yang baik
antara guru dan orangtua sangat penting karena dua pihak inilah yang setiap
hari berhadapan langsung dengan siswa. Jika komunikasi antara guru dan
orang tua kurang, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan
pendidikan yang direncanakan tersebut tidak akan berhasil dengan baik.
Bentuk pola komunikasi yang terdapat di dalam buku Dirman dan Cicih
bahwa bentuk pola komunikasi ada empat yakni, Komunikasi Interpersonal,
Komunikasi Antarpersonal, Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Masa.
Adapun bentuk Komunikasi yang terjadi di MTs Satu Atap yakni komunikasi
Interpersonal dan komunikasi kelompok.
Komunikasi interpersonal merupakan suatu bentuk komunikasi yang
terjadi antara dua orang yang secara langsung didalamnya terjadinya
hubungan timbal balik, sedangkan untuk komunikasi kelompok merupakan
suatu bentuk proses pengiriman pesan dari dua orang atau lebih yang dengan
cara tertentu sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti betul. Untuk
lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Komunikasi Interpersonal
Pola komunikasi interpersonal, salah satu wujud komunikasi yang
terjadi antara guru dengan orang tua murid di MTs Satu Atap yaitu,
komunikasi ini terjadi disaat-saat tertentu antara lain di sela-sela orang tua
yang mengantarkan anaknya ke sekolah, saat menjemput ataupun disaat
siswa sedang ada masalah baik dalam dalam hal positif atau hal yang
negatif yang dimana dalam proses komunikasi tersebut membahas atau
membicarakan bagaimana seharus dan selanyaknya langkah yang diambil
oleh seorang guru atau orang tua murid untuk meningkatkan prestasi
belajar anak didik mereka baik itu dirumah maupun disekolah lebih-lebih
sewaktu peserta didik berada dirumah karena waktu yang dimilik oleh
peserta didik dirumah lebih banyak dibandingkan dengan dilingkungan
sekolah dan juga ketika dirumah proses pembelajaran akan terasa lebih
nyaman.
Komunikasi interpersonal ini tidak terjadi disemua orang tua
murid yang disebabkan karena berbagai macam hal salah satunya karena
berbeda-beda pekerjaan orang tua murid. Orang tua murid yang hanya
sebagai ibu rumah tangga akan memiliki banyak waktu untuk mengontrol
proses belajar anak sangat berbeda dengan seorang wali murid yang lebih
memilih menjadi seorang wanita karir yang lebih banyak waktunya untuk
mengurus pekerjaan yang berada diluar rumah dari pada mengontrol
bagaimana proses belajar anak saat berada dirumah.
Adapun yang memulai proses komunikasi disini bisa saja guru atau
orang tua murid, dimana ketika orang tua murid ingin mengetahui
perkembangan anak didik mereka dalam proses belajar maka orang tua
murid bisa menghubungi wali kelas terlbih untuk mengetahui hal-hal
tersebut. Proses komunikasi yang terjadi di MTs Satu Atap dapat terlihat
ketika wali murid ingin mengetahui perkembangan anaknya di kelas
maupun diluar kelas, ingin mengetahui nilai anak dan kegiatan lainnya
disekolah kepada guru yang bersangkutang lebih-lebih wali kelas karena
biasanya guru kelas yang paling banyak mengontrol proses pembelajaran
peserta didik.
Komunikasi interpersonal yang terjadi di MTs Satu Atap
berlangsung secara intensif antara guru dengan wali kelas yang
disebabkan karena yang paling sering mengontrol siswa disaat proses
belajar mengajar. Komunikasi yang terjalin antara guru dengan wali murid
kelas VII cukup baik, sebab kelas VII adalah murid yang baru menginjak
bangku MTs yang dimana memerlukan perhatian khusus dalam proses
belajar mengajar, dimana antara guru dan orang tua muridnya dibutuhkan
kerja sama yang baik agar proses belajar anak tidak hanya disekolah saja.
Tidak heran jika orang tua murid kelas VII menghentikan kegiatan diluar
sekolah dan memfokuskan anaknya untuk lebih banyak belajar. Berbeda
dengan guru kelas VII belajar saat dipagi hari yang diiringi dengan
kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan pada sore hari akan menumbuhkan
semangat belajar para siswa.
Rapat antara guru denga wali murid kelas VII juga terasa lebih
insentif dibanding dengan kelas lainnya. Dengan adanya rapat-rapat
seperti hal tersebut komunikasi antara guru dengan wali murid pun akan
terasa lebih baik karena bukan hanya membicarakan masalah belajar anak-
anak saja namun sikap anak terhadap guru bahkan kakak-kakak kelas
dibahas juga saat pertemuan ini berlangsung yang akhirnya dapat
berlangsung secara intraktif.
2. Komunikasi Kelompok
Untuk Pola komunikasi kelompok juga terjadi dalam hubungan
antar guru dan wali murid di MTs Satu Atap, di katakan komunikasi
kelompok karena orang tua murid adalah sekelompok orang yang berada
di luar sekolah yang sama-sama memiliki peran penting dengan para
dewan guru juga merupak suatu kelompok tim pengajar yang berada
dilingkungan sekolah.
Komunikasi kelompok ini paling sering terjadi ketika awal semester
adanya acara rapat yang dibuat oleh pihak sekolah guna membahas hal-hal
yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar anak semester selanjutnya
lebih-lebih tentang proses peningkatan prestasi belajar siswa, namun
didalam komunikasi kelompok ini yang paling banyak berperan adalah
komite sekolah diantaranya, kepala sekolah, kesiswaan dan humas.
Berbeda dengan komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal
yang paling banyak berperan disana adalah wali kelas.
Biasanya didalam komunikasi kelompok yang terjadi di MTs Satu
atap yang memulai terlebih dahulu dalam pelaksanaan komunikasi adalah
pihak sekolah karena pihak sekolah sering kali mengadakan acara-acara
seperti acara rapat tentang berbagai macam hal salah satunya tentang
peninkatan kualitas sekolah, pengakraban antara guru dengan orang
tuamurid atau pemanggilan untuk orang tua murid ketika siswa ada
keperluan siswa baik itu keperluan yang negatif ataupun keperluan yang
bersifat positif.
Dalam komunikasi kelompok ini tidak semua guru ikut terjun dalam
proses komunikasi yang disebabkan karena, ketika proses komunikasi
sedang berlangsung ada beberapa guru yang berhalangan hadir atau karena
pekerjaan yang sedang tugaskan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa sumber penulis dapat
menyimpulkan bahwa pola komunikasi di MTs Satu Atap terjadi dalam
dua bentuk yakni, komunikasi Interpernosal dan komunikasi kelompok,
yang mana interpersonal terjadi antara guru dengan orang tua terkait
dengan peningkatan prestasi belajar siswa dan kegiatan harian siswa
dalam pembelajaran. Sedangkan komunikasi kelompok terjadi antara
komite sekolah dengan wali murid terkait dengan biaya pendidikan, sarana
pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya.
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pola Komunikasi Antara Guru
Dengan Orang Tua Murid Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Hambata-hambatan pola komunikasi guru dengan orang tua murid
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Satu Atap Gunung Rajak
yaitu :
1. Faktor Pendukung Komunikasi
a. Wali Murid yang Proaktif
Bermacam-macam karakter wali murid di MTs Satu Atap dari
yang pasif sampai yang proaktif, berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan orang tua murid dan guru lebih, banyak orang tua
murid yang proaktif dari pada orang tua yang pasif. Dimana proaktif
disini ada yang positif dan ada yang negatif, proaktif yang positif disini
contohnya jika ada pertemuan guru dengan orang tua murid sebagian
besar orang tua murid mengusulkan agar diadakannya bimbingan
belajar agar anak-anak yang kurang konsentrasi dalam belajar dirumah
bisa dibimbing diluar jam sekolah apalagi orang tua murid yang sibuk
bekerja namun sebagian orang tua murid yang proaktif lainnya
mengusulkan ide yang negatif yaitu menginginkan wali kelas anak-
anak jika ada waktu dan kesempatan mereka ide tersebut disampaikan
langsung kepada kepala sekolah tanpa mengadakan rapat resmi dengan
orang tua murid yang lainnya. Komunikasi yang seperti ini yang akan
membuat perpecahan antara orang tua murid dan akan terjadi
kecemburuan social khususnya dikalangan guru.
Dalam komunikasi tidak bisa menyalahkan pesan yang beredar
karena pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan komunikan,
jika ada pesan yang tidak benar artinya komunikan yang belum bisa
menyampaikan pesan dengan baik. Bagaimanapun juga orang tua
murid yang proaktif yang mengakibatkan negative tetap saja orang tua
murid adalah factor pendukung komunikasi di MTs Satu Atap karena
kita tidak mungkin kita menjadi lebih baik jika tidak pernah
melihatdari kesalahan yang ada karena dalam komunikasi pasti ada
yang namanya benar dan ada yang namanya salah.
b. Guru sebagai motivator
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal,
guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga
terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Dengan adanya guru sebagai motivator maka siswa siswi
dengan antusias mencerikan sikap dan perilaku sang guru kepada
orang tuanya, bagaimana mereka dididik, diasah dan diasuh disekolah
sehingga tumbuhlah rasa kangum orang tua kepada para dewan guru
serta para dewan guru semakin dipercaya untuk mendidik anak mereka
baik didikan jasmani maupun rohani, dengan begitu maka komunikasi
guru dengan orang tua akan terjalin semakin baik guna meningkatkan
prestasi anak didik mereka.
Guru sebagai motivator akan membawa sikap baik kepada
anak, Seandainya anak termotivasi secara intrinsic dengan baik maka
anak tersebut akan menerima dengan logika dari apa yang diwariskan
dan bertahan terhadap berbagai cobaan. Dari sini telah ada kejelasan
bahwa motivasi sebagai seorang guru sangat membantu moralitas anak
serta membangkitkan sebuah kekuatan yang memberi ketetapan arah
tingkah laku yang diinginkan.
c. Adanya Daftar Nilai Atau Raport
Berdasrkan hasil wawancara nilai raport itu sendiri merupakan
salah satu sebab komunikasi guru dengan orang tua murid bisa terjadi.
Pertanggung jawaban sekolah terhadap masyarakat tentang
kemampuan yang telah dimiliki siswa yang berupa sekumpulan hasil
penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan melalui pengukuran atau
pengujian terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam
suatu unit tertentu. Untuk memperoleh informasi yang akurat penilaian
harus dilakukan secara sistematik dengan menggunakan prinsip
penilaian.
Bagi Orang Tua Mengetahui perkembangan anaknya sehingga
orang tua dapat membantu anaknya belajar, memotivasi untuk
meningkatkan hasil belajar dan melengkapi fasilitas belajar di rumah,
ada yang senang dan bangga dengan nilai raport yang ditunjukkan
anak-anak. Ada juga yang menangis kecewa karena ada mata ajaran
yang tidak tuntas (alias merah untuk zaman saya dulu). Dan yang
paling parah adalah ternyata ada orang tua yang marah luar biasa saat
mendapati banyak nilai anak yang gagal. Ketika anak tidak naik kelas,
diapun tidak pernah menginginkannya.
Rasa ketakutan menghadapi tidak naik sudah sangat
membebaninya, sikap bijak orang tua akan memberi efek positif pada
anak dan memberi pelajaran menghadapi situasi tersebut. Tidak ada
gunanya mencari-cari kesalahan anak dan mengungkit-ungkit masalah
yang sudah terjadi dan tidak dapat diubah, membeberkan kesalahan-
kesalahan anak yang mengakibatkannya tidak naik akan makin
memojokkan anak. Tanpa disadari keadaan itu akan membuat
hubungan komunikasi guru dengan orang tua akan terjalin sedikit demi
sedikit guna membicarakan bagaimana tindakan yang akan ditempuh
oleh seorang guru dengan orang tua dalam meningkatkan prestasi
belajar anak.
2. Faktor Penghambat Komunikasi
a. Kurang Maksimalnya Pertukaran Informasi
Manusia memiliki panca indra pendengar yaitu berupa telinga
dan alangkah baiknya kita mendengar informasi yang positif bukan
yang negatif. Banyak hal yang ada disekeliling kita, namun tidak
semua yang kita dengar harus langsung ditanggapi, setiap informasi
harus dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pada kasus di MTs Satu
Atap sebagaian besar wali murid hanya tertarik mendengarkan cerita
yang bukan fakta atau sekedar gosip yang belum tentu kebenarannya.
Orang tua murid yang ingin mengetahui kabar yang
sebenarnya menyikapinya dengan menanyakan informasi yang beredar
kepada wali kelas yang bersangkutan karena mereka tahu dampak yang
akan terjadi jika hanya mendengar saja. Ada pula beberapa orang tua
murid yang pintar memanfaatkan situasi misalnya pada upacara apel
yang diadakan pada hari senin biasanya Pembina upacara
menyampaikan informasi tentang kegiatan yang satu kali dalam
sebulan atau satu kali dalam seminggu, orang tua murid yang masih
berada didepan sekolah seusai mengantarkan anaknya secara tidak
langsung mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Pembina
upacara.
Alangkah baiknya semua orang tua murid seperti itu jadi tidak
hanya sekedar mendengarkan informasi yang belum pasti
kebenarannya, tapi masih banyak saja orang tua murid yang
terpengaruh hanya dengan mendengarkan informasi yang belum pasti
yang dampaknya akan terasa pada orang yang bersangkutan namun
akan lebih terasa pula oleh orang yang sudah menyebarkan informasi
yang belum pasti dan akhirnya orang tua murid tidak percaya dengan
apa yang disampaikan.
b. Pemanfaatan Teknologi Media yang Belum Maksimal
Seharusnya dengan semakin berkembangnya zaman
pemanfaatan media haruslah optimal, Media yang sudah ada salah
satunya adalah telpon seluler yang bias dimanfaatkan guru dan orang
tua murid dalam menjalin komunikasi selama ini belum terlaksana.
Seharusnya dengan tersedianya telpon seluler yang sudah disiapkan
oleh pihak sekolah dimanfaatkan oleh guru misalnya ketika ada siswa
yang bermasalah untuk segera menghubungi orang tua murid agar
memberikan efek jera langsung kepada siswa, namun disini guru lebih
memilih memakai surat yang belum pasti akan sampai kepada orang
tua murid walaupun terkadang ada guru yang berpendapat bahwa
memalui surat akan terlihat lebih resmi dan lebih sopan namun melihat
kemajuan tehnologi zaman ini lebih efektif apabila guru memanfaatkan
tehnologi yang tersedia agar tercipta pola komunikasi guru dengan
orang tua yang lebih baik
Buku penghubung yang tersedia belum bias menjadi media yang
efektif dalam menjalin komunikasi antara guru dengan orang tua murid
karena belum semua orang tua murid menyadari betapa pentingnya
komunikasi antara guru dengan orang tua murid. Alasan yang paling
banyak dilontarkan oleh orang tua murid adalah mereka sibuk bekerja
dan tidak memilik waktu luang untuk hanya sekedar memeriksa buku
anak-anak mereka sendiri.
Berbeda dengan ibu rumah tangga yang lebih banyak waktu
dirumah sehingga bias memanfaatkan buku penghubung dengan
sebaik-baiknya, telpon seluler juga bias menjadi penghambat dalam
proses komunikasi, ini banyak terjadi salah informasi antara guru
dengan orang tua murid. Orang tua murid lebih percaya dengan kata-
kata dari sesama wali murid dari pada kata-kata guru disekolah dalam
beberapa hal. Media lain yang belum bias dioperasikan dengan baik
yaitu media internet, media ini belum bisa digunakan dengan baik
karena belum ada guru yang khusus untuk melanyani proses
komunikasi melalui dalam media internet.
c. Keterbatasan Sarana
Keterbatasan sarana juga menjadi faktor penghambat jalannya
komunikasi guru dengan orang tua, sarana yang mendukung akan
membuat komunikasi guru dengan orang tua lebih baik dan nyaman,
namun disini belum adanya ruang sarana yang khusus untuk
berkomunikasi guru dengan orang tua muri, sehingga apabila ada
orang tua murid yang datang berkunjung kesekolah untuk
menanyakan atau ingin mengetahu informasi tentang anaknya harus
menunnggu dulu dibawah pohon jika ruang kepala sekolah sedang
dipakai, jika tidak ada kegiatan atau tamu diruang kepala sekolah serta
ruang mushola yang sering sekali terpakai dalam hal-hal seperti ini.
kurangnya sarana dan prasarana untuk pertemuan antara guru dengan
orang tua murid sehingga untuk merencanakan pertemuan dengan
orang tua murid pihak sekolah merasa kesulitan
d. Tim Pengajar Yang Kurang Perhatian Saat di Luar Kelas
Guru adalah orang tua murid disekolah namun masih banyak
anak yang merasa kurang diperhatikan oleh wali kelas dan gurunya
yang berakibat anak akan berontak di kelas atau pertengkaran kecil
yang menyebabkan kesalah pahaman dalam komunikasi guru dengan
orang tua murid. Saat pulang sekolah guru juga seharusnya menunggu
anak-anaknya pulang didepan pintu kelas agar bisa terkontrol siswa
yang sudah pulan dan yang belum pulang, tetapi masih banyak guru
yang belum melakukannya, sehingga inilah faktor utama penghambat
komunikasi guru dengan orang tua murid.
Penanggulan terhadap guru yang kurang perhatian jugasudah
dilakukan seperti guruyang sedang piket wajib menegur para guru
khususnya wali kelas yang masih duduk diruang guru saat jam pulang
sekolah. Kurangnya perhatian guru terhadap orangtua murid menjadi
bahasan orangtua disaat anaknya mendapatkan nilai yang kurang
dibandingkan anak yang mendapat pelajaran tambahan atau les.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang pola komunikasi guru dengan orang tua murid di
MTs Satu Atap Sakra Barat, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pola komunikasi yang digunakan antara lain :
a. Pola komunikasi pertama yang digunakan guru dengan orang tua
murid di MTs Satu Atap adalah komunikasi antarpribadi karena
komunikasi ini dilakukan oleh dua orang atau lebih dan pesan yang
disampaikan juga langsung dapat balasannya.
b. Pola komunikasi yang kedua yang digunakan guru dengan orang tua
murid di MTs satu Atap adalah komunikasi kelompok karena
komunikasi yang terjadi disuatu kelompok bisa membuat informasi
yang ada mudah diketahui oleh wali murid yang lainnya.
2. Faktor pendukung dan penghambat komunikasi di MTs Satu Atap antara
lain:
a. Wali murid yang proaktif dengan ide-ide, kritik dan saran dari mereka
yang cukup membangun adalah salah satu faktor pendukung
komunikasi di MTs Satu Atap
b. Faktor yang menghambat komunikasi guru dengan orang tua murid
antara lain pemanfaatan teknologi media yang belum maksimal.
c. Keterbatasan sarana juga dapat menghambat komunikasi guru dengan
orang tua karena komunikasi akan berjalan baik jika dilakukan
67
ditempat yang nyaman namun karena memang belum adanya tempat
yang nyaman untuk berkomunikasi maka guru yang ingin berbicara
dengan wali murid biasanya dibawa keruang kepala sekolah.
B. Saran
1. Kepada guru-guru di MTs Satu Atap sebaiknya agar lebih
mengintensifkan komunikasi dengan wali murid baik di dalam proses
belajar mengajar maupun diluarnya.
2. Kepada wali murid MTs Satu Atap hendaknya lebih proaktif lagi dalam
mengomunisasikan kegiatan belajar anak baik dilingkungan sekolah
maupun diluar dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
3. Kepada wali murid MTs Satu Atap agar lebih selektif dalam menerima
informasi tersebut dengan sebaik-baiknya.
4. Kepada Peneliti lain
Kepada peneliti lain disarankan untuk melanjutkan penelitian pada
aspek lain yang menentukan prestasi belajar siswa dalam hal komunikasi
guru dengan wali murid. Karena dengan penelitian ini, dapat diketahuai
faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar pada mata pelajaran
IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Asgar Hasan skripsi, 2015,“ Pola Komunikasi Pimpinan Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat”, IAIN Mataram
Bahri Syaiful. 2012. “Prestasi Belajar&Kompetensi Guru.” Surabaya: Usaha
Nasional. Daryanto. 2010.”Ilmu Komunikasi.” Bandung: Satu Nusa. Dirman & Juarsih Cicih. 2014. “Komunikasi dengan peserta didik.” Jakarta:
Rineka Cipta Effendy, Onong Uchjana. 1993. “Ilmu, Teor & Filsafat Komunikasi” Bandung:
PT Citra Aditya Bakti. ________. 2006. “Ilmu Komunikasi.” Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gunawan Imam, (2015), “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta: Bumi Aksara Hoetomo M.A. (2005), “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, Surabaya, Mitra
Pelajar Jufri Ahmad Skripsi. 2015. “Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar
IPS untuk peningkatan Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran kelas IV di MIN Duman Desa Langko kecamatan Lingsar kabupaten Lombok Barat Tahun 2014/2015.” IAIN Mataram
Muh Fathurrohman dan Sulistyorini. 2012. “Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras. Muhyasin Skripsi, 2016, “Pola Komunikasi Keluarga Di Dusun Bebie Desa
Mekar Damai Kecamatan Praya”, IAIN Mataram. Mustain Skripsi, 2013, Penerapan Metode Pembelajaran Koopratif tipe Scrit
(Bekerja Berpasangan) terhadap Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Pokok Usaha Mempertahankan Kemerdeakaan, siswa Kelas V MI Al-Muslimun NW Tegal Tahun Pelajaran 2013, IAIN Mataram
Naim Ngainun. 2016. “Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogyakarta : Ar-
Ruzz Media. Raehanun Skripsi. 2015. “Pola Pengembangan Program Kewirausahaan
Masyarakat Studi Kasus Dalam Kerajinan Olahan kacang Jambu Mete di Desa Beringin Jaya Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.” IAIN Mataram.
Sugiyono. 2015. “Metode Penelitian Pendidikan.” Bandung: Alfabeta _______2010. “Metode Penelitian Kuantitafi, Kualitatif.” Bandung. Alfabeta Widjaja H.A.W 2002. ”Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.” Jakarta : Bumi
Aksara. Widjaja, (2000), “Ilmu Komunikasi”, Jakarta: Rineka Cipta WWW.//http//. Nurani, A. T. (2004). Pengaruh kualitas perkawinan, pengasuhan
anak dan kecerdasan emosonal terhadap prestasi belajar anak [Tesis]. Bogo r: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor .
https://www.google.co.id/webhp?oq=&sourceid=chrome&ie=UTF8#safe=strict&q=komu
nikasi+guru (Rabu pukul 10.20 Wita 03 Maret 2017) http://sebarinfo45.blogspot.co.id/2013/02/pentingnya-komunikasi-orang-tua-
dengan anak.html#ixzz4g2IPmcgB (Rabu pukul 10.20 Wita 03 Maret 2017)
Yusuf, Pawit M. (2010), ‘‘Komunikasi Instruksional”, Jakarta, Bumi Aksara
LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI (Foto)
Tanggal : Februari 2017
Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Sakra Barat
1. Sarana dan Prasarana Belajar Mengajar siswa di MTs Satu Atap
2. Kegiatan Belajar Mengajar siswa di MTs Satu Atap
3. Kondisi Sekolah MTs Satu Atap
4. Kondisi Para siswa di MTs Satu Atap
5. Intraksi antara Guru dengan Wali Murid di MTs Satu Atap
6. Intraksi antara Guru dengan Siswa
PEDOMAN DOKUMENTASI
Tanggal : 15 Mei 2017
Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Gunung Rajak, Sakra Barat
1. Sejarah berdirinya MTs Satu Atap Sakra Barat
2. Visi dan Misi MTs Satu Atap
3. Struktur organisasi MTs Satu Atap
4. Sarana dan Prasarana Belajar Mengajar Siswa
5. Data Siswa
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal : 15-20 Mei 2017
Sekolah : Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Sakra Barat
1. Apakah jabatan Bapak/Ibu disekolah MTs Satu Atap ini ?
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang pelaksaan kegiatan belajar
mengajar di MTs Satu Atap ?
3. Apakah komumikasi guru dengan orangtua murid terjadi disekolah ini ?
4. Seperti apa bentuk komunikasi guru dengan orang tua murid ?
5. Dimana biasanya Bapak/Ibu berkomunikasi dengan orang tua murid ?
6. Kapan proses komunikasi antara guru dan orang tua murid terjadi ?
7. Kendala apa saja yang dihadapi guru ataupun orang tua murid ketika
proses komunikasi terjadi ?
8. Guru apa saja yang lebih sering berkomunikasi dengan orang tua murid ?
9. Apa saja faktor pendukung dalam proses komunikasi guru dengan orang
tua murid ?
10. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dari komunikasi antara guru
dan worang tua murid ?
11. Apakah semua wali murid berkomunikasi dengan guru ?
Foto-Foto Saat Melakukan Wawancara
1. Wawancara dengan Waka Kesiswaan 3. Wawancara dengan Humas
2. Wawancara dengan Wali Kelas 4. Wawancara dengan Guru Akidah
5. Wawancara Dengan Orang Tua Murid
6. komunikasi Guru dengan Orang Tua
1) Sarana dan Prasarana Belajar Mengajar siswa di MTs Satu Atap
2) Kegiatan Belajar Mengajar siswa di MTs Satu Atap
3) Kondisi Sekolah MTs Satu Atap
4) Komunikasi antara Guru dengan Wali Murid di MTs Satu Atap
7. Komunikasi antara Guru dengan Siswa
top related