proposal ngawur xd
Post on 26-Dec-2015
93 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN
SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 2
PAGARALAM TAHUN AJARAN 2014/2015
Proposal Oleh
TITIK MARSELA
Nomor Induk Mahasiswa : 10111066
Program Studi : Pendidikan Matematika
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH PAGARALAM
TAHUN 2014
2
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAGARALAM TAHUN
AJARAN 2014/2015
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat. Dalam undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3
Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas maka manusia
dituntut untuk menempuh jenjang pendidikan formal maupun nonformal, salah
satu pendidikan formal yang diajarkan dan juga penting dalam kehidupan sehari-
hari adalah matematika, karena matematika merupakan dasar dari semua ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari
peranannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya informasi dan gagasan banyak
dikomunikasikan atau disampaikan dengan bahasa matematik serta banyak
masalah kontekstual dapat disajikan dalam model matematik.
Soal matematika diberikan kepada siswa sebagai alat evaluasi untuk
mengukur kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima suatu materi. Dari
hasil evaluasi ini dapat diketahui sejauh mana keberhasilan proses belajar
mengajar dan letak kesalahan siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar
matematika maka sumber kesalahan yang dilakukan siswa harus dapat segera
diatasi karena siswa akan selalu mengalami kesulitan jika kesalahan sebelumnya
tidak diperbaiki terutama soal yang memiliki karakteristik yang sama.
3
Namun umumnya siswa kurang memahami dan menguasai hal tersebut
yang berakibat timbulnya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika. Pada dasarnya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika antara lain disebabkan kurangnya penguasaan konsep matematika.
Kesalahan siswa yang lain dalam menyelesaikan soal matematika yaitu kurangnya
ketelitian dalam menghitung. Siswa seringkali salah dalam menghitung suatu
bentuk perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan.
Berdasarkan penelitian dari Wijaya (2011) yang berjudul “Analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linier
dua variabel”, menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa letak
kesalahan siswa yaitu kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui, membuat
model matematika, menyelesaikan model matematika, dan jawaban akhir. Jenis
kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kesalahan konsep, prinsip dan operasi.
Faktor penyebab kesalahan yaitu tidak mampu menerjemahkan kalimat soal ke
dalam kalimat matematika; lemah tentang konsep variabel, metode eliminasi dan
substitusi; lemah dalam menentukan hasil perhitungan.
Serta hasil penelitian dari Rindayana (2013) yang berjudul “Analisis
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Matematika materi sistem
persamaan linier dua variabel berdasarkan analisis Newman”, mengatakan bahwa
tidak ada siswa yang dapat menjawab benar semua soal yang telah diberikan.
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa (1) sebanyak 84,4 % siswa
melakukan kesalahan pada tahap membaca soal (reading) kesulitan yang dialami
siswa adalah tidak dapat memaknai kalimat yang mereka baca dengan baik. (2)
Pada tahap memahami masalah (comprehension) sebanyak 87,7 % siswa ,
kesalahan yang dilakukan siswa meliputi: (a) tidak menuliskan apa yang
diketahui, (b) menuliskan yang diketahui tidak sesuai dengan permintaan soal, (c)
menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan soal, (d) tidak
menuliskan yang ditanyakan dalam soal, (e) tidak mengetahui maksud pertanyaan.
(3) Pada tahap transformasi soal sebanyak 46,6 % siswa yang melakukan
kesalahan diantaranya yaitu siswa tidak mengetahui metode yang akan digunakan.
(4) Tahap ketrampilan proses sebanyak 32,2 % siswa, yaitu kesalahan dalam
4
proses eliminasi subtitusi (5) penulisan jawaban akhir sebanyak 42,2 % siswa,
yaitu (a) menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal, (b)
tidak menuliskan jawaban akhir.
Guna mengatasi kesalahan yang dihadapi siswa, masalah itu perlu
ditemukan dan dipastikan sumbernya, menanganinya, dengan harapan
memecahkan masalahnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru guna
mengatasi masalah kesulitan belajar khususnya dalam menyelesaikan soal-soal
matematika.
Menurut Sizzilia (dalam Rode, 2013) kesalahan yang dilakukan siswa,
pada umumnya disebabkan karena kesulitan dalam menggunakan konsep, prinsip
maupun kesulitan dalam memahami maksud dari soal. Oleh karena itu diperlukan
informasi yang jelas sehubungan dengan kesulitan siswa terutama dalam
memecahkan soal Persamaan Linear Dua.
Persamaan Linear Dua Variabel merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran matematika yang diajarkan pada siswa di jenjang Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Persamaan Linear Dua Variabel adalah materi yang memerlukan
penyelesaian dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi karena terdapat beberapa
cara dalam proses penyelesaiannya terutama dalam menentukan nilai variabel.
Oleh karena itu, banyak siswa yang mengalami kesulitan dan melakukan
kesalahan dalam menentukan nilai variabel.
Sehingga pada setiap materi siswa diharapkan benar-benar mengusai
konsep yang diberikan. Karena konsep yang telah dipelajari akan digunakan untuk
mempelajari materi berikutnya. Menurut Hudoyo (dalam Rode, 2013)
“Matematika bukanlah suatu bidang studi yang sulit dipelajari asalkan strategi
penyampaiannya cocok dengan kemampuan dipelajarainya”.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang : “ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM
PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 2
PAGARALAM TAHUN AJARAN 2014/2015 ”
5
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah:
a) Kesalahan-kesalahan apa yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal
cerita pada materi sistem persamaan linier dua variabel ?
b) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan yang dialami siswa
dalam mengerjakan soal cerita materi sistem persamaan linier dua
variabel ?
1.3 Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas dapat dibatasi masalah yang akan diteliti.
Batasan-batasan tersebut sebagai berikut :
a) Pembatasan Materi
Penelitian ini membahas tentang pokok bahasan persamaan linier dua
variabel dan dibatasi pada sub pokok bahasan soal cerita pada sistem
persamaan linier dua variabel.
b) Penelitian difokuskan pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal persamaan linier dua variebel dibatasi pada
kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan, kesalahan dalam pemahaman konsep, penafsiran maksud
dari soal itu sendiri maupun kesalahan dalam operasi aljabar.
c) Subyek Penelitian
Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pagaralam dan dilakukan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a) Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua
variabel.
6
b) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkam siswa mengalami kesalahan
dalam menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linier dua
variabel.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dalah :
a) Bagi siswa dapat mengerti dan lebih memahami konsep tentang Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel sehingga dapat menyelesaiakan soal-soal
matematika terutama yang berhubungan dengan menentukan nilai variabel
tanpa mengalami kesulitan dan kesalahan dalam penyelesaiannya.
b) Bagi guru matematika supaya dapat lebih teliti dalam menanamkan konsep
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel kepada siswa sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan
menentukan nilai variabel.
c) Bagi peneliti dapat memberi masukan bagi peneliti lain yang ingin
menganalisis materi matematika SMP yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel.
d) Bagi Sekolah dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari kesalahan-kesalahan
yang dilakukan siswa.
1. Tinjauan Pustaka
1.1. Belajar
1.1.1.Pengertian Belajar
Witherington, dalam buku Education Psycology mengemukakan: “Belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaiaan,
atau suatu pengertian. Selajutnya Skinner berpandangan bahwa belajar adalah
suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik
sebaliknya bila ia tidak belajar maka responya menurun. (Purwanto, 2010:84)
Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
7
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkunganya. Menurut Dimyati (2009:295) belajar adalah kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah
bahan ajar.
Berdasarkan kutipan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa belajar dan
pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk menghasilkan perubahan-
perubahan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang lebih baik.
1.1.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2010:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor ini meliputi
a. Faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh).
b. Faktor psikologis (minat, bakat, dan motif pribadi).
c. Faktor kelelaha (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di luar individu yang sedang
belajar. Faktor ini meliputi:
a. Faktor keluarga (keadaan ekonomi orang tua, keharmonisan keluarga, dan
latar belakang budaya).
b. Faktor sosial (metode mengajar, kurikulum, alat belajar, dan relasi antara
siswa dengan siswa).
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman
bergaul, dan bentuk kegiatan masyarakat).
1.2. Pengertian Matematika
Matematika dipandang oleh banyak orang adalah pelajaran yang sangat
sulit dan menakutkan yang sebenarnya matematika tidak sesulit apa yang mereka
pikirkan dan sebenarnya matematika adalah pelajaran yang sangat mengasyikkan.
8
Berikut pengertian matematika menurut para ahli yang dikutip oleh
(Abdurahman, 2010:252) yaitu:
1. Menurut Johson dan Myklebust
Matematika adalah bahasa simbol dan fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan kualitatif dan keruangan, sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
2. Menurut Lerner
Mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis
juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,
mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
3. Menurut Paling
Mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan
jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan
informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,
menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting
adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan pasti, penalaran, logika, dan
masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, ruang dan bentuk yang
tersusun secara penalaran dedukatif.
1.3. Analisis Kesalahan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1996:37) analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa dan untuk mengetahui keadaan yang
sebenar-benarnya. Analisis mempunyai tujuan untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Analisis kesalahan sebagai prosedur kerja mempunyai langkah-
langkah tertentu. Menurut Tarigan (1988:67) langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data kesalahan
9
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka analisis datanya adalah
non statistik. Data yang muncul berupa kata-kata dan bukan merupakan rangkaian
angka. Dalam penelitian ini, data diambil dari hasil tes. Berdasarkan jawaban
siswa kemudian dianalisis tahap-tahap atau langkah-langkah yang dilakukan oleh
siswa. Data hasil tes dan data hasil wawancara dibandingkan untuk mendapatkan
data yang valid. Kemudian, data yang telah valid disajikan untuk tiap jawaban dan
faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan.
2. Mengidentifikasi dan mengklarifikasi kesalahan
Setelah semua materi diberikan, maka soal tes diberikan kepada siswa untuk
memperoleh data tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Kesalahan-
kesalahan tersebut kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan menurut kesalahan
yang sejenis. Berdasarkan identifikasi terhadap jawaban tes siswa, maka diperoleh
beberapa siswa untuk diwawancarai. Wawancara ini bertujuan untuk
mengkonfirmasikan jawaban siswa pada tes serta untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab kesalahan yang dilakukan. Dari hasil tes dan hasil wawancara
dilakukan triangulasi data yaitu membandingkan data yang diperoleh dari
keduakegiatan tersebut untuk memperoleh data yang valid.
3. Menjelaskan Kesalahan
Berikutnya adalah kegiatan menjelaskan kesalahan yang meliputi dua kegiatan
yang dilakukan secara bersamaan yaitu pemilihan data dan penyajian data.
Pemilihan dan penyederhanaan data yang melakukan agar tidak terjadi
penumpukan data atau informasi yang sama.
4. Mengoreksi kesalahan
Setelah menjelaskan kesalahan dan mengelompokkan jenis kesalahan
kemudian kegiatan mengoreksi kesalahan. Mengoreksi kesalahan adalah
penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan analisis berlangsung sehingga
diperoleh suatu kesimpulan final. (Skripsi Rode, 2013)
1.4. Menyelesaikan Soal Cerita
Soal cerita merupakan salah satu bentuk tes uraian. Tes uraian ini akan
berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami oleh siswa. Dalam soal
10
cerita, siswa dituntut kemampuannya untuk mengorganisir jawaban yang meliputi
beberapa langkah yang harus dilakukan. Soal cerita dapat digunakan sebagai
indikator kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes pada soal cerita
tersebut.
Soal cerita dalam pembelajaran matematika merupakan soal terapan dari
pokok bahasan yang dihubungkan dengan masalah sehari-hari, atau suatu sistem
susunan kalimat yang didalamnya membentang bagaimana terjadinya suatu hal
atau kejadian sehari-hari dalam bentuk yang sesederhana mungkin, dengan kata
lain soal cerita yang menggunakan bahasa secara umum dan kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa matematika. (dalam Rode, 2013)
Sutawidjaya, dkk. (dalam Rode, 2013) menyatakan bahwa langkah-langkah
yang dapat dijadikan pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan soal cerita
adalah :
a. Menemukan apa yang ditanyakan dalam soal cerita.
b. Menemukan informasi atau keterangan yang esensial.
c. Memilih operasi yang sesuai.
d. Membuat kalimat matematikanya.
e. Menyelesaikan kalimat matematikanya
f. Menyatakan jawab tersebut dalam bahasa indonesia sehingga menjawab
pertanyaan soal cerita tersebut.
Adapun dalam penelitian ini, langkah-langkah menyelesaikan soal cerita,
khususnya yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel adalah
sebagai berikut.
a. Memahami soal, meliputi:
i. Menentukan apa yang diketahui dalam soal dan
ii. Menentukan apa yang ditanyakan dalam soal.
b. Membuat model matematika.
c. Menyelesaikan model matematika.
d. Menentukan jawaban akhir soal.
1.5. Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
11
Dalam menyelesaikan soal cerita siswa banyak mengalami kesulitan.
Penyelesaian soal cerita memang memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi
dibandingkan dengan penyelesaian soal bentuk hitungan. Banyak siswa yang
masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita antara lain :
a. Ketidakmampuan siswa dalam memahami soal cerita akibat kurang
pengetahuan siswa tentang konsep atau beberapa istilah yang diketahui.
b. Ketidakmampuam siswa dalam mengubah soal berbentuk soal cerita ke
dalam model atau kalimat matematika.
c. Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan model atau kalimat
matematika.
d. Ketidakmampuan siswa dalam menarik atau membuat kesimpulan dari
penyelesaian model matematika.
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita bisa diperinci lagi,
diantaranya kesulitan pada waktu mengubah bentuk soal cerita menjadi model
matematika, secara spesifik kesulitan muncul dalam menentukan apa yang
diketahui, ditanyakan dan dalam membuat model matematikanya.
Pada tahap selanjutnya kesulitan mungkin akan timbul pada penyelesaian
perhitungan model matematikanya. Hal tersebut bisa ditinjau dari pemahaman
siswa dari maksud soal yang ditanyakan dan konsep materi yang telah diajarkan
sebelumnya. Kemudian ditinjau dari kemampuan siswa dalam berhitung dan
ketelitian siswa dalam berhitung.
Letak kesalahan belajar yang dialami siswa dapat diidentifikasi melalui
letak pada pola-pola kesalahan umum yang mereka lakukan dalam mengerjakan
soal. Demikian halnya dalam matematika, kesulitan belajar siswa dapat
diidentifikasi melalui letak kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika.
(Skripsi Kurniawan, 2007:10).
1.1. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
A. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Persamaan adalah kalimat terbuka yang mermuat tanda sama dengan (=).
Sedangkan persamaan yang hanya memuat satu variabel dengan pangkat satu
12
disebut persamaan linear dengan satu variabel.
Contoh:
a) 6 + 2y = 3y – 1
b) x - 8 = 3x – 6
Dimana x, a, dan m merupakan variabel.
A. Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan Linier dengan Dua Variabel adalah persamaan yang memiliki
dua varaiabel dan pangkat masing-masing variabel sama dengan satu.
Bentuk umumnya ax + by = c dengan a, b ≠ 0 dan x, y sebagai variabel.
Contoh :
x + y = 3
x – 3y = 6
5y – x = 8 x dan y merupakan variabel
B. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem Persamaan Linier dengan dua variabel adalah suatu sistem
persamaan yang terdiri atas dua persamaan linier dan setiap persamaan
mempunyai dua variabel.
Bentuk Umum :
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
Keterangan :
Variabelnya adalah x dan y
Koefisien variabel adalah a dan b
Konstanta adalah C.
Contoh :
Diketahui SPLDV 2x – y = 1 dan x + y = 3
Variabel SPLDV adalah x dan y
Konstanta SPLDV adalah 1 dan 3
Koefisien dari 2x – y = 1 adalah 2 dan -1
Koefisien dari x + y = 3 adalah 1 dan 1
Sifat – sifat Sistem Persamaan Linier Dua Variabel adalah sebagai berikut :
13
- Jika a1
a2
≠b1
b2 , maka ada satu penyelesaian atau ada 1 harga x dan 1 harga y
- Jika a1
a2
=b1
b2 , maka tidak ada penyelesaian.
- Jika a1
a2
=b1
b2
=c1
c2 , maka ada banyak penyelesaian.
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu : Subtitusi, Eliminasi, Campuran, Grafik dan
Determinan.
C. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel.
Untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier
dua variabel, soal cerita tersebut terlebih dahulu diterjemahkan kedalam kalimat
matematika, kemudian diselesaikan sistem persamaannya.
Contoh :
Hadi, Anton, dan Aminah membeli buku tulis dan pena di toko yang sama. Hadi
membeli 5 buah buku tulis dan 1 buah pena, sedangkan Anton membeli 7 buah
buku tulis dan 2 buah pena. Uang yang harus dibayar oleh Hadi sebesar Rp
8.000,00 sedangkan uang harus dibayar oleh Anton sebesar Rp 12.100,00. Berapa
uang yang harus dibayarkan oleh Aminah jika ia membeli 3 buah buku tulis dan
sebuah pena ?
Jawab:
Misalkan, harga buku tulis = x dan harga pena = y. Persoalan diatas dapat ditulis,
5x + y = 8.000
7x + 2y = 12.100
Dan uang yang harus dibayarkan Aminah adalah 3x + y. Penyelesaian dari sistem
persamaan diatas adalah sebagai berikut :
5x + y = 8.000
7x + 2y = 12.100 x 1
x 2
10x + 2y = 16.000
7x + 2y = 12.100
3x = 3.900
14
x = 1.300
Dengan mensubtitusikan x = 1.300 ke persamaan
5x + y = 8.000
5(1.300) + y = 8.000
6.500 + y = 8.000
y = 1.500
Dengan demikian, harga buku tulis adalah Rp 1.300,00 per buah dan harga pena
aadalah Rp 1.500,00 per buah.
Jadi uang yang harus dibayar oleh Aminah adalah :
3x + y = 3(1.300) + 1.500 = Rp 3.900,00 + Rp 1.500,00
= Rp 5.400,00
2. Metodologi Penelitian
2.1. Desain Penelitian
2.1.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel. Dalam analisis datanya digunakan metode kualitatif. Penelitian ini
bersifat deskriptif berupa hasil tertulis dan kata-kata lisan dari orang-orang yang
diamati. Penelitian ini bersifat eksploratif karena dalam tujuan disebutkan untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal matematika pada materi Persamaan Linear Dua Variabel.
Dalam hal ini Arikunto (dalam Rode, 2013) mendefinisikan “Bahwa
penelitian eksploratif adalah penelitian untuk menentukan sebab musebab
terjadinya peristiwa itu”. Gambaran tersebut diungkap dengan mendeskripsikan
keadaan yang sebenarnya tentang kesalahan-kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripsi.
2.1.2.Tempat dan Subjek Penelitian
15
Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 2 Pagaralam tahun ajaran 2014-
2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Pagaralam Tahun Ajaran 2014/2015.
2.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yang
disesuaikan dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang
dimanfaatkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
2.2.1.Metode Observasi
Metode observasi pada penelitian ini untuk mengamati berlangsungnya
proses belajar mengajar. Metode observasi dalam penelitian ini hanya untuk
mengetahui aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar menyelesaikan soal
cerita pada materi SPLDV. Selain itu juga sebagai gambaran awal penelitian
untuk memperkuat hasil analisis data dan juga sebagai salah satu sumber
informasi untuk mengetahui kemampuan siswa.
2.2.2.Metode Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian yang
bersifat diagnostis untuk mengetahui setiap langkah penyelesaian siswa sehingga
dapat diketahui kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Tes uraian yang dimaksud
adalah tes yang memuat soal yang berupa permasalahan dan penguraiannya
sebagai jawabannya, sehingga pihak yang dites dituntut mengorganisasikan
jawabannya berdasarkan latar belakang yang dimiliki. Tes uraian dalam penelitian
ini digunakan untuk mengumpulkan kesulitan-kesulitan siswa dalam
menyelesaiakan dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan materi
sistem persamaan linear dua variabel.
2.2.3.Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan siswa yang sudah berlalu. Dokumentasi
biasanya berbentuk lisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang,
dokumen yang berbentuk lisan misal catatan harian sejarah kehidupan, cerita,
16
biografi, peraturan, kebijakan,. Dokumentasi yang berbentuk gambar misal fhoto,
gambar hidup, dan sketsa. (Sugiyono, 2012:326)
2.3. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menjadi 2 bagian yaitu analisis data Observasi
dan analisis data tes.
3.4.1 Analisis Data Observasi
Dalam menganalisis data observasi dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
a. Pemberian conteng (tanda betul) tiap deskriptor bila deskriptor muncul dengan
jelas
b. Tiap indikator terdiri dari beberapa dekriptor.
1) Indikator I tahap pemahaman maksud soal.
Pada tahap ini siswa harus mampu :
- Mengetahui apa yang diketahui.
- Mengetahui apa yang ditanyakan.
2) Indikator II Tahap penyelesaian soal
Pada tahap ini siswa harus mampu :
- Membuat model matematika dari soal cerita.
- Teliti dalam menyelesaiakan soal.
- Benar dalam menyelesaikan soal.
c. Pemberian skor ditentukan berdasarkan tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
Pemberian skor data observasi
Deskriptor yang tampak Skor
Tidak ada dekriptor yang tampak 1
Satu dekriptor yang tampak 2
Dua dekriptor yang tampak 3
Tiga dekriptor yang tampak 4
Usman (Dalam Hasanah, 2013:29)
17
Setelah observasi dilakukan maka hasil observasi aktivitas siswa
dianalisis dengan cara menghitung persentasi tiap kategori untuk tiap tindakan
yang dilakukan oleh tiap obsevasi dan menghitung rata-rata persentase dari
pengamat berdasarkan rumus berikut:
A= xSm
x100 %
Keterangan :
A = Nilai akhir yang diperoleh
x = Rata-rata hitung
Sm = Skor maksimum
Selanjutnya rata-rata nilai dapat dikonversikan kedalam data kualitatif, untuk
menentukan kategori klasifikasi kegiatan siswa, berdasarkan :
Tabel 3.4Klasifikasi Kegiatan siswa
Nilai Siswa Kreteria
>80% Sangat Baik
60%-79,99% Baik
40%-55.99% Cukup
20%-33,99% Kurang
0%-19,99% Sangat Kurang
(Modifikasi Sudjana, 2005:133)
3.4.2 Teknik Analisis Data Tes
Sebelum dilaksanakan tes, langkah pertama yaitu membuat kisi-kisi soal
dengan tujuan agar penyebaran soal lebih merata baik meliputi materi maupun
ranah kognitifnya. Kemudian langkah kedua yaitu dilakukan validasi isi terhadap
soal tes yang dilakukan oleh guru selaku validator dalam penelitian ini. Dari hasil
validasi diperoleh 5 soal yang memenuhi kriteria dari kisi-kisi soal dari 6 soal
yang telah diajukan. Langkah ketiga yaitu pengambilan data dengan
menggunakan 5 soal yang telah di validasi tersebut. Berdasarkan hasil pekerjaan
siswa dalam mengerjakan soal pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
18
dapat ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan-
kesalahan tersebut sangat variatif, berikut tipe-tipe kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV adalah :
Tipe I tahap pemahaman maksud soal.
a. Tidak mengetahui / tidak menuliskan apa yang diketahui.
b. Tidak mengetahui / tidak menuliskan apa yang ditanyakan.
Tipe II tahap penyelesaian soal.
a. Tidak membuat model matematika dari soal cerita.
b. Tidak teliti dalam menyelesaiakan soal.
c. Salah dalam operasi aljabar saat menyelesaikan soal.
Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan untuk
mengetahui letak kesulitan dan penyebabnya, dipilih 5 siswa yang akan dianalisis
jawabannya. Pertimbangan dipilihnya kelima siswa antara lain kesalahan yang
dilakukan mewakili secara umum dilakukan oleh siswa lain. Kesalahan yang
dilakukan bervariasi, kesalahan yang dilakukan menarik untuk diteliti. Untuk
mendapatkan data yang valid mengenai jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan
penyebabnya, dilakukan triangulasi data, yaitu dengan cara menyelaraskan data hasil
observasi, analisis kesalahan jawaban siswa dan analisis hasil wawancara.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartuti, Evi Rine, DKK. 2012. Undang Undang Dasar Republik Indonesia. Jogjakarta: Laksana.
Kurniawan, Abdul Haris. 2007. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 6 Sukoharjo Tahun Ajaran 2006/2007. Surakarta: Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkan.
Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rindayana, Bunga Suci Bintari. 2012. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Berdasarkan Analisis Newman Studi Kasus Siswa MAN Malang 2 Batu. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rode, Getrudis Rangga. 2013. Analisis Kesalahan Dan Solusinya Dalam Menyelesaikan Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 01 Kodi NTT [Online]. Tersedia: http://hipawidha.blogspot.com/2013/01/analisis-kesalahan-dan-solusinya-dalam.html (diakses tanggal 23 April 2014)
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta
Wijaya, Aris Arya. 2011. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Surabaya: Unesa. http://www.scribd.com/doc/123117409/ANALISIS-KESALAHAN-SISWA-DALAM-MENYELESAIKAN-SOAL-CERITA-MATERI-SISTEM-PERSAMAAN-LINEAR-DUA-VARIABEL#download (diakses tanggal 25 April 2014).
20
top related