proposal penelitian
Post on 22-Jul-2015
200 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Aprilina Savitri Penelitian 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan membaca menduduki posisi serta peranan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan manusia. Dengan membaca, akan membuka peluang
atau jembatan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk meraih kemajuan dan
kesuksesan baik di lingkungan dunia sekolah maupun di lingkungan dunia kerja.
Memperhatikan uraian di atas, jelaslah bahwa seseorang yang
berkeinginan maju dan sukses harus mempunyai kemampuan dalam membaca.
Akan tetapi kegiatan keterampilan membaca bukanlah hal yang mudah karena
keterampilan tersebut merupakan sesuatu yang sangat kompleks sifatnya, yang
melibatkan keterampilan lain yang cenderung rumit dan pelik dalam
penguasaannya. Tarigan, (1987 : 10) membaca merupakan suatu keterampilan
yang kompleks, yang mencakup atau melibatkan yang lebih kecil.
Oleh karena itu pengajaran membaca yang termasuk pada bidang studi bahasa
Indonesia di setiap jenjang pendidikan semenjak sekolah dasar hingga perguruan
tinggi dipelajari agar siswa mampu serta terampil dalam membaca yang baik.
Siswa SMPN 1 Palabuhanratu khususnya kelas VII C diharapkan
mempunyai kemampuan untuk membaca menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar serta lancar untuk membacakan teks berita kepada orang lain. Hal
ini sesuai dengan materi bicara yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Standart Kompetensi : Siswa mampu memahami wacana tulis
dengan membaca ekstensif, membaca intensif dan membaca nyaring dengan
Kompetrensi Dasar : membaca teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi
dan volume suara yang jelas serta pengadaan kelompok.
Kenyataan yang ditemui di kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu
sebagian besar siswanya pendiam dan pasif. Bila diberi tugas untuk membacakan
teks berita dideapan kelas dengan cara berlatih sendiri kemudian tampil dengan
Aprilina Savitri Penelitian 2
waktu kurang lebih 5 menit masih sukar untuk mengutarakannya dengan lancer
apalagi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Peneliti
tertarik untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VII C SMPN 1 Palabuhanratu
dalam membacakan berita setelah melihat kenyataan yang tepat saat proses belajar
mengajar. Siswa-siswi di SMPN 1 Palabuhanratu terdiri dari 40 siswa, 15 Laki-
laki dan 25 Perempuan. Dari 40 siswa kelas VII C terdapat 28 siswa yang
bicaranya gugup, penjedaan berdasarkan kelompok kata belum dipahami, banyak
yang mengalami demam panggung serta ortikulasi kurang jelas saat membacakan
kata atau istilah dalam teks berita.
Pada Penelitian Tindakan Kelas yang sesuai dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Membaca Teks Berita Melalui Model Problem Based Introduction
Siswa Kelas VII SMPN 1 Palabuhanratu”. Diharapkan siswa kelas VII C
mempunyai kemampuan yang maksimal agar kemampuan membacakan teks
berita dapat ditingkatkan oleh siswa maka peneliti menggunakan model Problem
Based Introduction .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Adakah peningkatan kemempuan membaca teks berita melalui model Problem
Based Introduction siswa kelas VII SMP N 1 Palabuhanratu?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca teks berita melalui model
Problem Based Introduction siswa kelas VII SMP N 1 Palabuhanratu?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memperoleh gambaran peningkatan kemampuan membaca teks berita
melalui Problem Based Introduction siswa kelas VII SMP N 1 Palabuhanratu
2. Untuk memperoleh gambaran efektifitas model Problem Based Introduction
dalam peningkatan kemampuan membaca teks berita
Aprilina Savitri Penelitian 3
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Guru
Guru dapat melakukan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran dikelasnya
agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajarannya. Selain itu, guru bias
mengukur kemampuan siswa dikelasnya sesuai dengan materi yang
disampaikan di sekolah.
2. Sekolah
Pihak sekolah diharapkan dapat memperhatikan, memfasilitasi dan
menyalurkan bakat siswa yang berprestasi dalam kegiatan membacakan teks
berita. Iswa dapat diikutkan lomba pidato, penyiar radio dan MC.
3. Siswa
Siswa akan menyadari pentingnya membaca dengan lancer dengan
menggunkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta lancer sehingga
pendengar/orang lain dapat menafsirkan informasi teks berita yang dibacakan.
Aprilina Savitri Penelitian 4
BAB II
TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi teori
Membaca merupakan kegiatan/keterampilan berbahasa. Menurut D.P.
Tampubolon (1987 : 3) Dalam Pendidikan Bahasa Terdapat Empat Kemampuan
Pokok Yang Yang Harus Dibina Dan Dikembangkan Yaitu Menyimak, Berbicara,
Membaca, Dan Menulis. Dua kemampuan pertama terdapat dalam komunikasi
lisan dan dua terakhir adalah komunikasi tulisan.
Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan
merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.
D.P. Tampubolon (1987 : 7 ) menyatakan bahwa kemampuan membaca
adalah ketepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan
membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien.
Soedarso (1996: 4), membaca adalah tidak hanya sekedar membunyikan lambang-
lambang bunyi bahasa yang tertulis. Membaca adalah aktivitas yang kompleks
yang mengarahkan sejumlah besar tindakan yang berbeda-beda. Smith (Ginting,
2005), membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman sari teks yang
tertulis. Juel (Sandjaja, 2005), membaca adalah proses untuk mengenal kata dan
memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Sehingga hasil akhir dari
proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
Dari beberapa pengertian membaca di atas dapat disimpulkan, bahwa
membaca adalah suatu proses memahami serta memetik makna dari kata-kata, ide,
gagasan, konsep, dan informasi yang dikemukakan oleh pengarang dalam bentuk
tulisan.
Berita adalah informasi yang menginformasikan peristiwa atau kejadian
yang penting diketahui oleh masyarakat, yang disampaikan baik secara lisan
Aprilina Savitri Penelitian 5
maupun tulisan (Heri Jauhari, 2013 : 193) Menurut William S Maulsby : Berita
adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang
mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca
surat kabar yang memuat berita tersebut. Menurut Eric C. Hepwood : Berita
adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian
umum. Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide
yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan,
yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena
pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human
interest seperti humor, emosi dan keteganga
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada
beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni:
Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting
disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.
PBI berlandaskan pada psikologi kognitif. Fokus pengajaran tidak begitu
menekankan kepada apa yang sedang dilakukan siswa (perilaku siswa) melainkan
kepada apa yang mereka pikirkan (kognisi) pada saat mereka melakukan kegiatan
itu. Oleh karena itu peran utama guru pada PBI adalah membimbing dan
memfasilitasi sehingga siswa dapat belajar berfikir dan memecahkan masalah oleh
mereka sendiri.
PBI dilandasi oleh tiga pikiran ahli, yaitu sebagai berikut :
1. John Dewey dan kelas Demokrasi
Akar intelektual pembelajaran PBI adalah penelitian John Dewey. Dalam
tulisannya yang berjudul Demokrasi dan Pendidikan (1916), Dewey
mengemukakan pandangan bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat
yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah
yang ada dalam kehidupan nyata. Dewey menganjurkan agar guru memberi
dorongan kepada siswanya terlibat dalam proyek atau tugas-tugas berorientasi
masalah dan membantu mereka menyelidiki masalahnya.
Aprilina Savitri Penelitian 6
2. Kill Patrick (1918) mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya
bermanfaat dan tidak abstrak. Agar pembelajaran itu bermanfaat serta nyata,
seharusnya siswa terlibat menyelesaikan proyek yang menarik dan merupakan
pilihan mereka sendiri.
3. Piaget, Vygotsky dan Kontruktivisme
Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan
secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini
menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman mereka
tentang lingkungan yang mereka hayati. PBI dikembangkan berdasarkan kepada
teori Piaget ini.
4. Bruner dan Pembelajaran Penemuan
Teori pendukung penting yang dikemukakan oleh Bruner terhadap PBI adalah
pembelajaran penemuan. Pembelajaran penemuan adalah suatu model pengajaran
yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur/ide kunci dari
suatu disiplin ilmu. Bruner yakin pentingnya siswa terlibat di dalam pembelajaran
dan dia meyakini bahwa pembelajaran yang terjadi sebenarnya melalui penemuan
pribadi.
Jadi, PBI tujuan utamanya yaitu untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar
berbagi peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam pengalaman nyata
atau simulasi. PBI juga membuat siswa menjadi pembelajar yang otonom,
mandiri. Secara terinci tujuan PBI adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Kerjasama
yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya berbagi keterampilan
inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang keterampilan sosial dan
berpikir.
2. Permodelan Peranan Orang Dewasa
3. Pembelajar Otonom dan Mandiri
Aprilina Savitri Penelitian 7
B. Kerangka berfikir
Membaca teks berita berarti kita melakukan kegiatan untuk mendapatkan
informasi yang berorientasi bagi diri kita. Membacakan teks berita adalah
membacakan teks mengenai sebuah berita pada orang lain atau pendengar.
Membaca yang terampil tidak akan membacakan teks kata demi kata, tetapi dia
akan membaca berdasarkan kelompok-kelompok kata yang mengandung satuan-
satuan pengertian yang berupa ide-ide atau konsep-konsep.
Kemampuan membacakan teks berita siswa pada umumnya masih belum
memenuhi harapan guru. Hal ini disebabkan oleh penerapan pembelajaran yang
kurang menarik atau pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional,
misalnya anak ditugasi didepan kelas. Hasil yang didapat kurang maksimal, siswa
sukar member jedah kalimat-kalimat berdasarkan kelompok kata saat
membacakan teks berita, intonasi yang kurang tepat, artikulasi dan volume suara
yang kurang jelas.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan pembelajaran yang jitu agar
kemampuan membaca siswa berhasil secara maksimal. Pembelajaran yang
diinginkan untuk menghidupkan kelas saat membacakan teks berita adalah
penggunaan model Problem Based Introduction yang sedang hangat dibicarakan
dan sesuai dengan jiwa remaja siswa.
Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian membacakan teks berita ini
sebagai berikut :
a. Siswa dimotifasi dengan materi membaca teks berita dan kaitannya dengan
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
b. Guru membentuk kelompok kerja. Selama kerja kelompok pembelajaran
tampak dengan adanya :
Mengadakan diskusi antar teman dalam kelompok
Menggunakan model yaitu temannya sendiri sebagai contoh dalam
pembelajaran
Aprilina Savitri Penelitian 8
Memberikan saran kepada teman
c. .Guru memotifasi kelompok yang belum bekerja secara maksimal.
Dari langkah-langkah pembelajaran ini dapat membantu tugas akhir berupa
penilaian-penilaian kemampuan membacakan teks berita.
C. Hipotesis tindakan
1. Ada peningkatan kemampuan membaca teks berita melalui model Problem
Based Introduction siswa kelas VII SMPN 1 Palabuhanratu
2. Model Problem Based Introduction dapat meningkatkan kemampuan
membaca teks berita siswa kelas VII SMPN 1 Palabuhanratu
Aprilina Savitri Penelitian 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subjek Penelitian
Kelas yang akan diteliti adalah kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu.
Peneliti memilih kelas ini karena sebagian besar siswanya pendiam dan agak
pasif, sehingga penulis ingin mengubah sikap dari pendiam dan pasif menjadi
agresif, pemberani dan aktif. Kelas tersebut terdapat 40 siswa yang terdiri dari 15
orang laki-laki dan 25 orang perempuan dengan latar belakang ekonomi dan
social yang berbeda-beda.
B. Rencana tindakan siklus 1, meliputi :
1. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah yang muncul ketika pembelajaran membaca
Teks berita dengan model PBI di kelas VII C SMPN 1 Palabuhanratu
2) Menganalisis dan merumuskan masalah dalam pembelajaran membaca
Teks berita dengan model PBI di kelas VII C SMPN 1 Palabuhanratu
3) Menyususn dan mempersiapkan instrument pembelajaran berupa RPP
4) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian
5) Merancang pembelajaran membaca Teks berita dengan model PBI di kelas
VII C SMPN 1 Palabuhanratu
6) Mendiskusikan penerapan pembelajaran membaca Teks berita dengan
model PBI di kelas VII C palabuhanratu
7) Menyiapkan instrumen pembelajaran (pedoman observasi, LKS, dan
lembaran tes).
8) Mempersiapkan format penilaian, lembar observasi, daftar nama, dan field
note
Aprilina Savitri Penelitian 10
2. Pelaksanaan tindakan
1) Guru menjelaskan rencana kegiatan saat itu dan melatih siswa untuk lancar
membaca dengan bahan latihan yaitu membacakan teks berita dengan
menggunakan intonasi yang tepat, artikulsi dan volume suara yang jelas
serta penjedaan kelompok kata.
2) Guru membentuk 20 kelompok, satu kelompok terdiri dari 1-2 siswa.
3) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk berlatih intern dengan
kelompoknya secara bergantian
4) Guru mengamati proses kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai fasilitator
dan motifator pada saat diperlukan kelompok diskusi.
5) Guru menugasi siswa secara individu untuk presentasi didepan kelas dan
menugasi siswa lain untuk memberi komentar.
6) Masing-masing kelompok meneliti, mencatat temuan-temuan yang kurang
sesuai dengan 4 hal yang dinilai.
7) Siswa dan guru mengadakan penguatan yaitu membetulkan diatara 4 hal
yang kurang tepat.
3. Data dan cara pengumpulan data
Data diperoleh dari hasil observasi peneliti kemudian di rangkum. Data ini
di pakai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran
membacakan teks berita.
Untuk mengukur kemampuan siswa saat membacakan teks berita melalui
media surat kabar menggunakan nilai rata-rata dari artikulsi, intonasi dan
volume suara. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut :
Antonasi Artikulsi Volume Jeda
Aprilina Savitri Penelitian 11
4. Penetuan kriteria keberhasilan penelitian
Skala Penilaian :
10 – 50 = Kurang mampu
51 – 70 = Cukup mampu
71 – 100 = Sangat mampu/baik
Sebagai patokan keberhasilan siswa dalam kemampuan
membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume
suara yang jelas adalah :
200 – 250 = Siswa kurang mampu membacakan teks berita.
251 – 300 = Siswa cukup mampu membacakan teks berita.
301 – 400 = Siswa sangat mampu membacakan teks berita.
5. Analisis dan refleksi
Dari tahap pelaksanaan dan pengamatan akan didapatakan bebarapa
hasil yang akan menunjukan siapa yang bagus, siapa yang mampu, cukup
mampu, kurang mampu dan tidak mampu dalam kegiatan membacakan
teks berita berdasarkan penyedaan kelompok kata, intonasi yang tepat,
artikulasi dan volume suara yang jelas. Dari pelaksanaan dari pengamatan
dicari kelemahan-kelemahan yang menyebabkan kurang optimal.
Dari hasil pengamatan secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa kemampuan membacakan teks berita dengan model PBI siswa
kelas VII C pada awalnya masih belum maksimal pada siklus I karena
Aprilina Savitri Penelitian 12
belum memenuhi target peneliti. Beberapa kendala yang dihadapi pada
siklus I seperti dibawah ini :
1) Dari 18 kelompok yang ada ternyata siswa yang termasuk pandai dan
lancar membacakan teks berita seharusnya siswa tersebut disebar ke
kelompok-kelompok yang lain sehingga suasana kelas lebih hidup dan
kerja setiap kelompok bias berhasil. Siswa-siswa yang pandai bisa
memacu semangat dan motivasi kelompoknya.
2) Siswa kurang tertarik terhadap teks berita yang diberikan oleh guru
karena tidak sesuai dengan psikologi remaja mereka dan ketinggalan
zaman.
3) Keaktifan siswa untuk memberi arahan kepada temannya hanya
tampak pada 5 kelompok saja.
4) Pada saat siswa tampil, kejelasan artikulsi dan penjedaan berdasarkan
kelompok kata masih belum memenuhi target yaitu dibawah 70%.
Memang kedua tersebut saling berkaitan.
5) Penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata kurang karena siswa
terburu-buru saat membacakan teks berita.
Dengan memperhatikan kendala yang dijumpai pada siklus I maka
sebelum melaksanakan siklus II kemampuan membacakan teks berita
melalui model PBI dan sesuai dengan psikologi siswa dapat meningkat.
Hal ini yang dilakukan peneliti untuk mengatasi permasalahan pada siklus
I antara lain adalah :
1) Guru menjelaskan rencana kegiatan pada saat itu yaitu melatih siswa
supaya lancar membacakan teks berita melalui model PBI dengan
ketepatan intonasi, kejelasan artikulasi dan volume suara serta
penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata.
2) Guru memberi wawasan tentang berbahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Aprilina Savitri Penelitian 13
3) Guru membagikan teks berita yang lebih populer dan menekankan
bahwa teks berita harus yang belum dibaca oleh siswa.
4) Guru membagikan format penilaian kepada masing-masing kelompok
untuk menilai siswa yang praktek membacakan teks berita dihadapan
anggota kelompoknya.
5) Semua anggota kelompok berdiskusi memberikan penjedaan kalimat
berdasarkan kelompok katanya pada teks berita yang diberikan oleh
guru.
6) Semua anggota kelompok secara bergiliran membacakan teks berita
dan menilai anggota kelompoknya saaat membacakan teks berita
dalam format penilaian.
7) Anggota kelompok memberikan pendapat dan saran kepada anggota
yang membacakan teks berita secara bergiliran. Misalnya ketepatan
intonasi, kejelasan artikulasi, dan volume suara serta ketepatan
penjedaan kalimat berdasarkan kelompok kata.
8) Guru mempersiapkan instrument yang diperlukan.
Dari data siklus II ternyata hasil yang diperoleh sudah melebihi
target peneliti dan sudah dikatagorikan berhasil.
Dari hasil analisis data tentang tingkat kemampuan membacakan
teks berita melalui model PBI pada suklus II mengalami peningkatan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui model Problem
Basic Introduction dan tema berita yang sesuai dengan psikologi remaja
pada siswa kelas VII C di SMPN 1 Palabuhanratu meningkat.
C. Tim kolaborasi
Tim Peneliti dan tugasnya :
Ketua : Suyono
Anggota : Pariyati sebagai guru pamonng
Rino Abdul Fatah sebagai guru pembimbing
Handika Sugiharto sebagai guru pembimbing
Aprilina Savitri Penelitian 14
D. Jadwal penelitian
JADWAL KEGIATAN
No Jenis Kegiatan
Waktu Kegiatan
Keterangan Januari Pebruari
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan √ √
2 Siklus I
√
3 Penulisan hasil siklus I
√
4 Siklus II
√
5 Penulisan hasil siklus II
√
6 Penulisan hasil laporan akhir
√
7 Perbaikan penulian
√
8 Laporan akhir
Aprilina Savitri Penelitian 15
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R & B. Bandung Alfabeta
Natawidjaja, Rochman. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action
Research). Bandung: Depdikbud IKIP Bandung.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tampubolon, D.P. 2002. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan
Efesien. Bandung: Angkasa.
Rustam Mudilarto, 2004. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti, Depdiknas,
top related