rumah tangga
Post on 22-Jan-2016
84 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
RUMAH TANGGAPEMERINTAHPERUSAHAAN
PENANAMAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN
LUAR NEGERI
Pengeluaran
Konsumsi
ImporEkspor
Gaji, Upah, Sewa dan Keuntungan Perusahaan
PajakPajak
NoNo IndikatorIndikator
11 Penawaran Penawaran AgregatAgregat
•Barang dan jasa yang di dalam negeri (Y)Barang dan jasa yang di dalam negeri (Y)
•Barang dan jasa yang di Impor (M)Barang dan jasa yang di Impor (M)
•AS=Y+MAS=Y+M
22 Pengeluaran Pengeluaran AgregatAgregat
•Konsumsi atas barang dan jasa dalam Negeri Konsumsi atas barang dan jasa dalam Negeri (Cdn)(Cdn)
•Investasi (I)Investasi (I)
•Pengeluaran Pemerintah (G)Pengeluaran Pemerintah (G)
•Ekspor (X)Ekspor (X)
•AEdn=Cdn+I+G+XAEdn=Cdn+I+G+X
33 KeseimbangKeseimbanganan
AE=ASAE=AS
•AE=AEdn+M=Cdn+I+G+X+MAE=AEdn+M=Cdn+I+G+X+M
•AE=C+I+G+XAE=C+I+G+X
C=Cdn+MC=Cdn+M
AE=C+I+G+X AS=Y+M
C+I+G+X=Y+M Y=C+I+G+X-M
NoNo IndikatorIndikator
11 Pendapatan Pendapatan digunakandigunakan
•Konsumsi C=Cdn+MKonsumsi C=Cdn+M
•Pajak (T)Pajak (T)
•Tabungan (S)Tabungan (S)
22 Penawaran Penawaran AgregatAgregat
•Y=C+I+G+X-MY=C+I+G+X-M
33 KeseimbangKeseimbanganan Y=C+I+G+X-M Y=C+S+T
C+I+G+X-M=C+S+T I+G+X=S+T+M
Y=C+S+T
Fiskal:Pajak dan pengeluaran pemerintah
• Pajak tetap• Pajak proporsional• Pajak progresif
Nilai multiplier menggambarkan perbandingan antara jumlah pertambahan atau Pengurangan dalam pendapatan nasional
dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan
perubahan dalam pendapatan nasional.
Cara Perhitungan Multiplier, dengan menggunakan pemisalan:
1. Fungsi Consumsi C=a+bYd2. Pajak tetap T3. Investasi Io4. Pengeluaran Pemerintah Go5. Ekspor Xo6. Impor M=mY
Y=C+I+G+X-MY=a+bYd+Io+Go+Xo-mY
Y=a+b(Y-T)+Io+Go+Xo-mYY=a+bY-bT+Io+Go+Xo-mYY-bY+mY=a-bT+Io+Go+Xo(1-b+m)Y=a-bT+Io+Go+Xo
Y1=C1+I1+G+X-MY1=a+bYd+Io+ΔI+Go+Xo-mY1
Y1=a+b(Y1-T)+Io+ΔI+Go+Xo-mY1Y1=a+bY1-bT+Io+ΔI+Go+Xo-mY1Y1-bY1+mY1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo(1-b+m)Y1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo
Y=(a-bT+Io+Go+Xo)(1/(1-b+m)) Y1=(a-bT+Io+ΔI+Go+Xo)(1/(1-b+m))
I1=Io+ΔI
ΔY=(1/(1-b+m)) ΔI
Cara Perhitungan Multiplier, dengan menggunakan pemisalan:
1. Fungsi Consumsi C=a+bYd2. Pajak proporsional T=tY3. Investasi Io4. Pengeluaran Pemerintah Go5. Ekspor Xo6. Impor M=mY
Y=C+I+G+X-MY=a+bYd+Io+Go+Xo-mY
Y=a+b(Y-tY)+Io+Go+Xo-mYY=a+bY-btY+Io+Go+Xo-mYY-bY+mY=a-btY+Io+Go+Xo
(1-b+bt+m)Y=a-bT+Io+Go+Xo
Y1=C1+I1+G+X-MY1=a+bYd+Io+ΔI+Go+Xo-mY1
Y1=a+b(Y1-tY1)+Io+ΔI+Go+Xo-mY1Y1=a+bY1-bY1+Io+ΔI+Go+Xo-mY1
Y1-bY1+btY1+mY1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo(1-b+bt+m)Y1=a-bT+Io+ΔI+Go+Xo
Y=(a-bT+Io+Go+Xo)(1/1-b+bt+m)Y1=(a-bT+Io+ΔI+Go+Xo) (1/1-b+bt+m)
I1=Io+ΔI
ΔY=(1/1-b+bt+m) ΔI
Pengeluaran pemerintahY = C + I + G + X - M
Y
G
0
G0
G1
autonomPEMERINTAH
Penerimaan Pemerintah: Pengeluaran Pemerintah:
1.Proyeksi penerimaan pajak2.Tujuan dari pembangunan ekonomi3.Pertimbangan politik & keamanan
1.Proyeksi penerimaan pajak2.Tujuan dari pembangunan ekonomi3.Pertimbangan politik & keamanan
Ringkasan APBN 2006 dan RAPBN 2007Urain 2006 2007
A.Pendapatan Negara dan Hibah 625,2 713,4
1.Penerimaan Dalam Negeri 621,6 710,8
1.1. Penerimaan Perpajakan 416,3 505,9
1.2.Penerimaan Negara bukan Pajak 205.3 204,9
1.2.1.Penerimaan SDA 151,6 151,6
1.2.2.Bagian laba BUMN 23,3 16,2
1.2.3.PNBP lainnya 30,4 37,1
2.Hibah 3,6 2,7
B.Belanja Negara 647,7 746,5
1.1.Belanja Pemerintah Pusat 427,6 496,0
1.2.Belanja ke Daerah 220,1 250,5
C.Keseimbangan Prime 54,2 52,0
D.Surplus/Defisit (A-B) -22,4 -33,1
E.Pembiayaan 22,4 33,1
1.1.Pembiayaan dalam negeri 50,9 51,3
1.1.1.Perbankan dalam negeri 23,0 16,1
1.1.2.Non-perbankan dalam negeri 27,9 35,2
1.2.Pembiayaan luar negeri (neto) -28,5 -18,2
1.2.1.Penariakn pinjaman LN (Bruto) 35,1 35,9
1.2.2.Pembayaran Cicilan pokok Utang LN -63,6 -54,1
Utang Pemerintah
Alexander Hamilton: Utang jika tidak terlalu banyak akan menguntungkan kita semua.James Medison:Utang publik itu kutukanRicardo, utang adalah setan
Pandangan tradisional:Hutang•Menguras tabungan nasional•Meng crowds-out akumulasi modalPandangan ekuivalensi RicardianHutang•Tidak mempengaruhi tabungan nasional•Tidak mempengaruhi akumulasi modal
Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah
Asumsi:Konsumen melihat ke depan, oleh karena itu pengeluaran mereka didasarkan pada pendapatan sekarang dan masa datang yang mereka harapkan.
Logika DasarRespon konsumen terhadap pemotongan pajak. Konsumen berpendapat pemerintah mendanai pemotongan pajak dengan menjalankan defisit anggaran. Maka dimasa datang pemerintah harus meningkatkan pajak untuk membayar utang dan bunga yang terakumulasi. Sehingga kebijakan tersebut benar-benar menunjukan pemotongan pajak saat ini digabungkan kenaikan pajak masa datang. Pemotongan pajak hanya akan memberikan pendapatan transitoris yang pada akhirnya akan diambil kembali. Konsumen tidak akan mengubah konsumsi.
Prinsip Umumnya:Utang pemerintah ekuivalen dengan pajak masa depan.Jadi mendanai pemerintah dengan utang adalah ekuivalen dengan mendanainya dengan pajak. Pandangan ini dinamakan ekuivalensi Ricardian.
Implikasinya: Pemotongan pajak yang didanai utang tidak mempengaruhi konsumsi
Utang Pemerintah bagi generasi masa depan
Pandangan tradisonal
Konsumen mengaharapkan implikasi pajak masa depan tidak menimpa mereka tetapi menimpa generasi berikutnya.Utang pemerintah menunjukkan transfer kekayaan dari generasi pembayar pajak tinggi kepada generasi pembayar pajak rendah (yang menikmati pemotongan pajak)
Esensinya pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong konsumsi dengan memberikan peluang kepada generasi sekarang untuk mengkonsumsi atas beban generasi berikutnya.
Ekonom Robert Barro pendukung Ricardian mengkritik pandangan tradisonal.
Barro berependapat, generasi mendatang adalah anak-anak dan cucu-cucu dari generasi sekarang, maka seharusnya tidak memandang mereka sebagai aktor-aktor ekonomi independen.
Asumsi yang tepat: generasi sekarang sangat peduli pada generasi mendatang. Sikap altruisme ini diwujudkan dengan memberikan hadiah atau warisan kepada generasi mendatang.
Analisis Barro, maka unit pengambilan keputusan adalah keluarga bukan individu
Defisit Anggaran
Pandangan tradisonalDefisit anggaran•Memperbesar permintaan agregat dan•Mendorong output dalam jang pendek tetapi meng crowd out modal•Menekan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
Ricardian•Tidak memiliki dampak ini•Hanya mencerminkan penundaan beban pajak
Anggaran berimbang VS Kebijakan Fiskal Optimal (defisit atau surplus)
Ada tiga alasan mengapa kebiajakan fiskal optimal dipilih:
•Stabilasi•Tax smothing•Redistribusi antargenerasi
Dimensi Internasional dari utang pemerintah
• Utang yang besar dari negara meningkatkan resiko, pelarian modal.
Jika utang sudah besar bisa dengan mudah untuk menyatakan pailit:
Contoh:Th 1335, Raja Edward III dari
InggrisTh 1980-an, negara Amerika
LatinTh 1998, Rusia • Utang besar didanai oleh
utang luar negeri dapat menurunkan pengaruh politis negara dalam percaturan global.
Moody’s Investor Services (sebuah lembaga pemringkat) menyatakan :
Batas utang yang realatif aman maksimum 60% dari PDB
IMBALANCE EKSTRIM DI NEGARA2 SUBMERGINGPERTUM-BUHAN
PDB 2011
NEGARA
PERCENTASE THD PDBNERACA DAGANG2011($M)
PENG-ANGGU
RAN 011
UTANG EKSTER’L
UTANG PUBLIK
SALDO APBN 011
AS 95% 92.7% -9.1% -691.5 9.2% +2.5%
INGGRIS 400% 76.7% -9.1% -155.8 7.7% +1.5%
PERANCIS 182% 84.2% -5.8% -86.8 9.5% +2.1%
ITALIA 108% 118.4% -4.0% -50.7 8.1% +0.9%
SPANYOL 154% 64.5% -6.5% -68.3 20.9% +0.7%
YUNANI 174% 130.2% -9.6% -36.5 15.8% -4.5%
KANADA 64% 81.7% -3.8% -8.2 7.4% +2.9%
AUSTRIA 200% 70.0% -3.3% -6.6 4.3% +2.7%
BELGIA 266% 98.6% -3.8% +17.2 7.3% +2.3%
DENMARK 180% 44.2% -3.8% +14.0 4.0% +1.7%
SWEDIA 187% 41.7% +0.5% +12.1 7.9% +4.4%
BELANDA 471% 66.0% -3.8% +56.6 5.0% +2.2%
JEPANG 45% 225.8% -8.4% +47.0 4.5% -0.6%
NORWEGIA 538% 54.3% +12.5% +60.8 3.4 +1.3%
JERMAN 142% 74.3% -1.7% +197.9 7.0% +3.4%04/21/23 16SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011
IMBALANCE RINGAN DI NEGARA2 EMERGINGPERTUM-BUHAN
PDB 2011
NEGARA
PERCENTASE THD PDBNERACA DAGANG2011($M
)
PENGANG-GURAN 2011
UTANG EKSTER’L
UTANG PUBLIK
SALDO APBN 011
ARAB SAUDI 19% 12.9% +12.7% +149.5 NA +6.3%
RRC 7% 19.1% -2.1% +174.8 6.1% +8.7%
KORSEL 37% 32.1% +1.6% +41.0 3.3% +4.2%
INDONESIA 28% 26.7% -1.2% +24.9 6.8% +6.1%
RUSIA 33% 11.1% -1.5% +163.4 6.1% 4.3%
TAIWAN 21% 39.0% -1.5% +7.2 4.4% +4.4%
THAILAND 26% 45.5% -3.1% +11.8 0.7 +4.3%
SINGAPORA 10% 102.4% +0.3% +45.9 1.9% +4.8
BRAZIL 15% 66.8% -2.2% 25.3 6.2% +4.0%
MALAYSIA 31% 55.1% -6.9% +34.0 3.0 +5.1%
MEKSIKO 20% 45.2% -2.5% -0.4 5.2% +4.2%
AFSEL 23% 33.2% -5.3% +2.0 25.0% +3.7%
TURKI 36% 43.4% -2% -92.4 9.9% +6.0%
MESIR 14% 80.5% -10.4% -25.0 11.9% +4.6%
INDIA 15% 71.8% -4.7% -112.5 10.8% +7.8%04/21/23 17SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011
AE=Y
Y
AE
AE1AE2AE3
r1
r2
r3
Y1 Y3
Y2 Y
r
IS
top related