salah asuhan
Post on 24-Jun-2015
2.234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
NAMA : IKA JUANITA PURBANPM : 09110040PRODI : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAMATA KULIAH : SEJARAH SASTRADOSEN : Dra. R. NAINGGOLAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2010
SALAH ASUHAN
BAB I : DUA ORANG SAHABAT
Ringkasan : Dua orang sahabat yaitu Hanafi dan Corrie sedang duduksantai di
tempat bermain tennis, mereka saling mengeluarkan pendapat tentang
pergaulan anak Barat dan Bumiputera. Menurut Corrie dinegaranya
yaitu bangsa Eropa sangat longgar dalam pergaulan antara laki-laki
dan perempuan. Sedangkan di Sumatera lain keadaannya dalam
pergaulan perempuan lain dengan ahlinya yang paling karib
sekalipun dengan adik atau kakaknya sendiri sudah janggal, apabila
ia bergaul atau duduk bersenda gurau bahkan berjalan berdua-dua
dan buat bersinggungan kulit dengan perempuan lain sudah haram.
Setelah mereka selesai berbincang, mereka bermain tennis
berpasangan dan Hanafi menyuruh Corrie datang ke rumhnya dan
Corrie mengiyakannya.
BAB II : AYAH DENGAN ANAK
Ringkasan : Tuan du Bussee, ayah Corrie seorang Prancis. Hidupnya hanya untuk
Corrie saja. Pada saat itu Corrie baru berumur 19 tahun, tapi sudah
banyak kaum pria yang jatuh hati pada paras Corrie yang cantik.
Begitu banyak surat datang kepada Corrie setiap harinya.
Corrie lalu bertanya kepada papanya, apakah rintangan yang
ditimbulkan akibat perkawinan campuran?. Lalu ayah menjelaskan
secara detail kepada Corrie. Lalu Corrie mengumpamakan ada
seorang anak lelaki Bumiputera yang baik budinya seperti mamanya,
tetapi papanya tetap tidak merestui dan ayahnya memberi pedoman
seperti Timur tinggal Timur, Barat tinggal Barat dan tidaklah
keduanya akan menjadi satu.
BAB III : BUKAN BUNDA SALAH MENGANDUNG
Ringkasan : Dari kecil, Hanafi bersekolah di Betawi dan tinggal di rumah orang
Belanda. Ibunya sangat bertanggung jawab. Setelah tamat, Hanafi
pulang ke Solok, seluruh ruangan rumahnya diatur bergaya rumah
Belanda dan Hanafi mengatakan orang yang tidak pandai bahasa
Belanda tidak masuk bilangan, berhubungan dengan Melayu dicatat
dan dicemoohkan. Adat lembaga orang Melayu dan agama Islam
tidak mendapat perindahan serambut, agama Islam takhayul. Ibunya
menjelaskan bahwa Hanafi berutang budi kepada keluarganya.
Ibunya lalu mengatakan peribahasa utang emas dibayar emas, utang
uang dibayar uang, utang budi dibayar dengan budi. Ibunya
mengatakan bahwa pamannya sudah menunggu jawaban dari pihak
Hanafi tentang perjodohan dengan anaknya, bukannya didengar
Hanafi melainkan Hanafi membuat ibunya menangis dan tangisan itu
sudah dua tiga kali terjadi.
BAB IV : DALAM KEBIMBANGAN
Ringkasan : Semalaman Corrie tidak dapat tidur, dia bertanya dalam hatinya,
cintakah ia pada Hanafi. Corrie mengenang masa kecil semasa
dengan Hanafi. Corrie sudah menganggap Hanafi sebagai saudara.
Baru bersama Hanafi dia merasa ada sesuatu perasaan yang tumbuh
di luar kendalinya. Corrie berkata pada dirinya sendiri tidak mungkin
Bumiputera dan Belanda bisa bersatu, lalu dia mulai menebak
perasaannya sendiri dengan kata-kata cinta – tidak - cinta – tidak –
cinta ternyata dia cinta dengan Hanafi. Tiba dia dengan histeris
sehingga papanya masuk ke dalam kamar Corrie dan bertanya ada
apa? Corrie menjawab dia hanya kegirangan sewaktu bermain tennis.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul lima keesokan harinya,
Corrie sudah menyiapkan kata-kata yang hendak disampaikan kepada
Hanafi yaitu buat menyurutkan hatinya jangan sampai berharap-harap
BAB V : DALAM GELOMBANG PERASAAN
Ringkasan : Dalam pertemuan dengan Hanafi, hati Corrie selalu berdebar-debar.
Ketika Hanafi membawa Corrie untuk duduk di kursi rotan, Hanafi
mengetam jari Corrie, sesaat lamanya dengan perasaan malu Corrie
menundukkan kepala, muka sampai kedua belah telinganya berwarna
merah jambu, tubuhnya gemetar. Lalu Corrie bertanya pada Hanafi
kabar penting yang hendak kau ceritakan. Hanafi tidak menjawab,
melainkan ia memandang dengan sedih hati sesaat lamanya kepada
Corrie, lalu membuang mata berjalan kaky Hanafi pergi ke ruang
kerjanya tidak berapa lama kemudian Corrie datang. Ketika Corrie
memandang bunga yang kering itu dan tidak sengaja Hanafi
memeluk pinggang Corrie sambil menekan dada gadis itu ke
dadanya, diciumlah Corrie berkali-kali, matanya pada kening dan
pipinya dan tidak disengaja tukang pos datang lalu mereka sadar atas
perbuatannya. Seketika itu Corrie lari meninggalkan Hanafi tanpa
permisi lagi.
BAB VI : TERBANG MEMBUMBUNG KE LANGIT HUJAN
Ringkasan : Corrie merasa geli karena dipeluk dan dicium Hanafi, dalam
berbaring hebatlah peramukan pikiran dan perasaan Corrie, berasalah
sekarang cinta Hanafi tidak dapat ditolak, tapi Corrie tidak suka akan
menjadi istrinya karena tidak boleh. Lalu Corrie menulis surat untuk
Hanafi. Sepeninggalan Corrie, Hanafi seperti kehilangan hidup dan
semangatnya. Ibunya Hanafi merasa kasihan pada anaknya itu karena
itu merasakan bahwa Corrie sudah mempermainkan hati Hanafi,
pikiran Hanafi, hanya untuk Corrie saja.
BAB VII : IBU DENGAN ANAK
Ringkasan : Dengan kepergian Corrie, Hanafi jatuh sakit 14 hari lamanya ia
demam panas lalu ibunya memanggil dokter untuk mengobati
anaknya. Lalu ibunya meminta bantuan dukun karena ibunya orang
kampung masih percaya dengan hal-hal seperti itu. Setelah Hanafi
sembuh seperti semula, ibunya berkata pada Hanafi untuk menikahi
Rafiah sebagai istrinya. Hanafi tak mungkin lagi mencintai orang
kecuali Corrie maka berpikirlah Hanafi akan utang pada
mamaknyatentang utang mengutang budi Hanafi bermenung pula,
sabar, tahu diri, itulah saja yang dikehendakinya. Jika tidak ada hal
utang budi, dia tidak akan memperistri Rafiah, tetapi dengan itu
walaupun Hanafi menerima Rafiah, tidak berarti hatinya sudah luntur
untuk Corrie.
BAB VIII : ISTRI PEMBERIAN IBU
Ringkasan : Dua tahun berjalan Hanafi dengan ibu dalam perundingan tentang
beristri itu Hanafi sudah dinikahkan dengan Rafiah. Baju adat yang
dipakai Hanafi dikatakannya anak kemudi stambul dia hanya may
memakai smolong yaitu jas hitam. Hanafi lalu menolak menutup
kepala karena lebih gila dari komdi. Lalu dia menyampaikan ke pihak
perempuan untuk tidak memakai pakaian adat yang kuno. Sesampai
di rumah pengantin perempuan, mempelai sudah membantah untuk
bersanding dua dinamakannya “mempekongkan diri” dalam 2 tahun.
Rapiah hidup tersiksa bersama Hanafi. Hanafi tidak menganggap istri
itu ada. Dia selalu sibuk dengan urusan kepada tamu-tamunya,
ibunya pun makan hati melihat tingkah laku Hanafi kepada istri dan
cucunya.
BAB IX : DURHAKA KEPADA IBU
Ringkasan : Matahari sudah rendah, teman-teman Hanafi datang bertamu, lalu
Hanafi menyuruh Rafiah untuk mengantarkan minuman kepada
tamunya. Hanafi memarahi Rafiah di depan teman-temannya karena
Hanafi menumpahkan seluruh kesalahan kepada Rafiah diwaktu itu
ibu Hanafi melihat Rafiah dimarahi lalu menangislah ibunya, ketika
ibunya menasehati Hanafi, tiba-tiba datang anjing menggigit tangan
Hanafi. Hanafi tidak berkata sepatahpun dengan pucat ia memandang
pada lukanya. Lalu dipanggil dokter, dokterpun mengatakan untuk
berobat ke Betawi, keesokan harinya Hanafi pergi.
BAB X : BERTEMU KEMBALI
Ringkasan : Di dalam 2 tahun Corrie pun sudah berubah. Belum setahun ayahnya
sudah meninggal. Semula ia ingin pulang ke Solok tapi dia
membatalkan niatnya karena nanti Corrie akan bertemu Hanafi. Di
saat bersekolah Corrie sudah malas dengan peraturan, sekolah,
asrama dan merasa terkekang. Dia ingin cepat-cepat melepaskan diri
dari kongkongan. Corrie ingin bebas. Seketika itu sepeda angin yang
dibawa Corrie jatuh ke tanah karena bertabrakan dengan sepeda
pemuda bangsa Betawi. Corrie dan Hanafi bertemu lagi. Corrie
menceritakan kehidupannya, demikian sebaliknya Hanafi. Hanafi
mengantarkan Corrie ke asrama lalu mereka akan bertemu keesokan
harinya karena Corrie libur.
BAB XI : PERTEMUAN JODOH
Ringkasan : Sudah seperempat jam Hanafi menanti Corrie di pintu air, tidak lama
antaranya datanglah Corrie lalu mereka berjalan berdua manikmati
malam itu, lalu Corrie berkata pada Hanafi Alangkah sunyi
kehidupanku bila engkau kembali ke Sumatera Barat. Tanpa
sepengetahuan Corrie, Hanafi sudah pindah kerja ke Departemen BB.
Lalu Corrie bertanya tentang istri, anak dan ibu Hanafi, akankah
mereka datang. Hanafi menjawab, tidak, mereka tinggal di Solok aja.
Pada suatu hari Corrie sudah berkata, Hanafi hari Kamis umurku 21
tahun, dia mengundang Hanafi. Hanafi memberikan cincin kepada
Corrie. Hanafi sangat mencintai Corrie. Corrie pun begitu
perasaannya bukan sekedar saudara lagi. Hanafi meminta kepada
Corrie jika haknya dengan Corrie sudah bersamaan.
BAB XII : ISTRI PEMBERIAN IBU
Ringkasan : Rafiah dan ibu yang ditinggalkan Hanafi di Solok sangat merisaukan
Hanafi. Mereka sangat takut jika terjadi sesuatu pada Hanafi. Rafiah
berpuasa untuk keselamatan suaminya. Safei menangis dalam
tidurnya. Mereka menunggu surat dari Betawi, surat itu beralamat ke
ibunya Hanafi bukan sitrinya. Rafiah merasa tidak dihargai oleh
Hanafi sebagai istri. Ibunya menasehati menantunya untuk tidak
berpikiran yang buruk, ibu dan Rafiah menerka-nerka isi dari surat
Hanafi, mengapa harus esok harinya boleh diambil. Syafei menangis
entah apa penyebabnya. Setelah neneknya bersamanya tidur barulah
Syafei tidur.
BAB XIII : MELEPASKAN KONGKONGAN
Ringkasan : Keesokan harinya Rafiah berserta mertuanya pergi ke kantor pos
mengambil surat. Mereka tergesa-gesa pulang untuk segera membaca
surat Hanafi. Ibunya menyuruh Rafiah untuk membaca surat karena
ibunya tidak tahu membaca. Dalam inti surat itu Hanafi mengatakan
dia sudah pindah kerja, dia sudah berpindah warga negara. Dia ingin
meninggalkan Solok bersama orang yang dikenalnya dan Hanafi
berkata, Bunda aku tidak akan melupakannya. Hanafi menyuruh
Rafiah untuk menikah. Hanafi menyuruh ibunya untuk mengirim
barang-barangnya ke Betawi. Ibu menangis bersama Rafiah. Mereka
pindah dari Solok. Ibunya berkata pada Rafiah, bila ibu meletakkan
kepala buat poenghabisan sekali ke halang bulu engkaulah yang akan
mengkafani ibu.
BAB XIV : HIDUP BERSUKARIA
Ringkasan : Tiga bulan sudah terlampau setelah corrie merayakan ultahnya.
Hampir setiap hari Hanafi dan Corrie bertemu. Setelah Hanafi
menjadi bangsa Eropa, namanya diganti menjadi Cristian Han. Suatu
hari Hanafi berkata pada Corrie agar mau menerima Hanafi menjadi
suaminya. Lalu Corrie menjawab berilah aku berpikir dulu. Dalam
penantian itu Corrie pergi ke tempat temannya di pabrik kopi,
Gunung Wayang di Jawa Timur. Belum sebulan Hanafi menanti,
maka dengan girang hati ia sudah menerima surat dari Corrie. Hanafi
disuruh menyusul untuk menemui Corrie. Saudara Corrie tidak
merestui pernikahan mereka karena Hanafi anak Bumiputera. Lalu
Corrie menyatakan mereka akan kawin diam-diam dengan saksi yang
seadanya.
BAB XV : SETELAH MENJADI SUAMI ISTRI
Ringkasan : Di dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta, Corrie tidak pernah
memperlihatkan raut wajah yang senang melainkan Corrie selalu
menutup matanya tanpa mempedulikan orang yang disekelilingnya.
Dalam perjalanan itu mereka bertukar pikiran tentang rumah yang
ingin dikontrak beserta isinya. Hanafi menyatakan pada Corrie
malukah engkau menikah dengan aku. Corrie menjawab tak ada yang
aku malukan hanya saja orang lain tidak usah turut mengetahui hal
ihwal kita berdua. Corrie memakai pakaian pengantin yang
sederhana, Hanafi memakai smooking, mereka memulai hidup baru.
BAB XVI : DIDALAM GELOMBANG KEHIDUPAN
Ringkasan : Di dalam dua tahun setelah pernikahan itu. Hanafi dan Corrie
diasingkan oleh orang skitar. Mereka tidak dianggap. Corrie sebagai
istri yang setia pada suaminya. Hanafi sudah terlalu sesak melihatkan
perangai istri, maka marahlah ia dengan tidak ketentuan apa yang
dikatakannya. Corrie mengangkat kepalanya, menantang suaminya,
lalu berkata, apakah yang sudah terjadi atas dirimu, Han ? Fiilmu
sebagai orang bertukar pikiran. Mereka berantam hebat karena
Hanafi menyalahkan Corrie . corrie membalasnya dengan
mengatakan mereka menjauhi aku karena aku bersuamikan anak
Bumiputera, begitu juga sebaliknya, kita sama-sama dibuang dari
negara kita. Lalu mereka menyalahkan keegoisan diri. Air mata
Hanafi dan Corrie tidak tertahan lagi, mereka menangis dan Hanafi
memeluk istrinya, lalu berkata Oh Corrie istriku yang kubawa
sengsara, buah hati mainan mata. Ketahuilah olehmu bahwa cintaku
padamu tidak berhingga-hingga meskipun bagaimana laku fiilmu.
Berjanjilah aku mulai dari saat ini tiadalah aku akan berkata akasar
atau berkata menyakiti hati istriku lagi.
BAB XVII : BERCERAI
Ringkasan : Diwaktu iyu ada seorang perempuan yang biasa dipanggil Tante
Lien. Mereka menceritakan tentang sebelah yang iri pada Corrie.
Corrie tidak pernah bergaul kecuali Tante Lien yang bertamu ke
rumahnya. Tante itu perokok berat. Tante itu menawari sebuah anting
untuk Corrie. Corrie tidak langsung menerimanya. Tapi berpikir-
pikir, ketika tante itu pergi Hanafi melihat tanpa bertanya, Hanafi
menghakimi Corrie dengan mengatakan Corrie selingkuh, berzinah.
Berantamlah kedua manusia itu. Corrie menangis dan mengingat
perkataan ayahnya. Keesokan harinya Hanafi pergi ke kantor dan
Corrie mengemasi barangnya untuk meninggalkan Hanafi. Corrie
sangat berat hati meninggalkan rumah itu karena dari rumah itu
meninggalkan kegadisannya sampai suami istri hingga perceraiannya
dengan Hanafi.
BAB XVIII : MENEMPUH KEHIDUPAN BARU
Ringkasan : Corrie mencari tempat untuk tinggal, dia mencari pekerjaan lalu
diterima di kantor bank. Tempat dia bekerja ada seorang karyawan
yang mengatakan pada Corrie, setiap orang yang dihampiri Tante
Lien tentu tenggelam. Corrie sangat sedih mendengar hal itu. Corrie
akhirnya keluar dari kantor, tidak berapa lama ia bekerja lagi.
Ternyata atasannya kurang berprilaku baik pada Corrie dan
sebelumnya tuan itu sudah mendengar cerita tentang Corrie. Corrie
tidak terima atas perlakuan yang tidak senonoh itu. Lalu Corrie
membatalkan bekerja di kantor itu. Sepulang dari mencari pekerjaan,
Corrie menangis dan merenungkan nasibnya yang buruk, tiba-tiba
ada seorang perempuan yang empunya rumah kontrakan yang biasa
dipanggil nyonya pensiun. Dia sudah mengetahui permasalahan yang
dihadapi Corrie tanpa sepengetahuannya. Hanafi sudah datang ke
tempat kontrakan itu untuk mengajak Corrie pulang. Nyonya itu
sudah mengetahui masalah Corrie dan Hanafi. Nyonya itu memberi
tawaran pekerjaan untuk Corrie di Semarang di tempat saudara
nyonya. Corrie menerima dan berangkat untuk memulai kehidupan
baru dan Hanafi baru sadar akan kesalahannya. Dia menyerahkan
nasibnya ke tangan orang yang baru dikenal itu.
BAB XIX : MERTUA DAN MENANTU
Ringkasan : Fajar menyungsung di sebelah timur matahari naik. Ibu Hanafi dan
istrinya Rafiah bersahut-sahutan, mertuanya menyuruh Rafiah untuk
mencari pengganti Hanafi. Rafiah menolaknya dan berkata akan tetap
setia menunggu Hanafi sampai kapanpun. Rafiah sangat menyayangi
anaknya Syafei dia tidak ingin anaknya berprilaku seperti ayahnya.
Rafiah selalu mengajari anaknya tentang agama, menghormati orang
tua agar Syafei kelak tidak salah asuhan.
BAB XX : DARI GELAP KEPADA YANG TERANG
Ringkasan : Dengan susah payah Hanafi mendapat tumpangandi rumah suatu
famili bangsa Belanda. Kawan sekerja meskipun nyonya rumahnya
tidak suka keberadaan Hanafi. Nyonya itu sangat tidak suka dengan
Hanafi karena tidak asli orang Belanda. Hanafi terkenang akan ibu,
istri anak yang ditinggalkan di Solok. Hanafi membandingkan Corrie
dengan Rafiah. Suatu malam sahabatnya Piet datang ke kamar.
Hanafi meminta nasehat pada Piet apa salahnya ? Mengapa semua
orang membencinya, yaitu karena engkau keturunan Bumiputera dan
Corrie Belanda. Tidak menyetujui pernikahan itu sehingga
menyisihkan engkau dari pergaulan. Setelah itu baru sadarlah Hanafi
pada semua kesalahan yang telah diperbuat.
BAB XXI : TALI PERCINTAAN
Ringkasan : Semalam itu, Hanafi tidak memicingkan mata sekejappun.pada
malam itu Hanafi baru dapat mengulak utangnya pada ibunya yaitu
utang yang kira-kira belum akan langsai terbayar meskipun ia
memperbuat mahligai tinggi bagi ibunya. Hanafi mengingat istrinya
yang baik hati tapi Hanafi sering membuat sakit hati merasa bersalah
Hanafi kepada semua orang setelah satu lamanya Hanafi datang ke
rumah nyonya untuk menanyakan tentang Corrie. Sesampai disana,
nyonya itu menyampaikan bawa Corrie sedang di rawat di rumah
sakit. Corrie mengidap penyakit kolepra. Bagai disambar petir Hanafi
tidak menyangka wanita yang dicintainya sedang sakit parah.
Sesampai di rumah sakit, Hanafi langsung memeluk Corrie, lalu
Corrie menyapu-nyapu kepala suaminya dengan telapak tangan yang
sebelah lalhu berkata dengan suara yang sayup-sayup, Hanafi
kekasihku sudah lama kuampuni dosamu kepadaku. Aku tahu engkau
akan datang. Aku menantikan engkau buat memberi selamat tinggal.
Setelah itu Corrie menghembuskan nafas terakhir.
BAB XXII : BERTAMBAH SEMPIT ALAM RASANYA
Ringkasan : 14 hari lamanya Hanafi tinggal terpelihara di rumah sakit Paderi di
Semarang. Setelah sembuh Hanafi berziarah ke makam Corrie. Dia
meratapi tanah kuburan Corrie. Dia sangat menyesal. Hanafi
mendatangi tempat asuhan untuk mengambil sesuatu barang yaitu
medahon yang dipakai istrinya.
BAB XXIII : SETINGGI-TINGGI MELAMBUNG, JATUHNYA KE TANAH
JUA
Ringkasan : Hanafi berangkat ke Sumatera Barat sesudah sampai disana tanpa
disengaja Hanafi berjalan di pasar malam. Dia melihat seorang anak
kecil yang ingin dibelikan balon. Ternyata anak itu dikepong si
Buyung yang tak lain pembantunya sangat senanglah hati Hanafi
melihat anak itu tidak tahu dimana asalnya. Rafiah datang dan
mengambil Syafei di tangan Hanafi dan berlalu meninggalkan
Hanafi.
BAB XXIV : DI JALAN HENDAK PULANG
Ringkasan : Keesokan harinya Hanafi bertemu ibunya di rumah makan Belantung
lalu ibunya bertanya tentang Corrie, dan Hanafi menjawab Corrie
sudah meninggal. Di perjalanan berhentilah Hanafi pada suatu tempat
yang mengingatkan Hanafi pada sosok perempuan yang sangat dia
cintai. Hanafi seperti orang yang tak berdaya. Ibunya sangat kasihan
melihat keadaan anaknya yang malang.
BAB XXV : MEMBAYAR UTANG
Ringkasan : Sesampai di Kota sifat dan kelakuan Hanafi jadi tertutup dan
pendiam, dia tidak suka melihat keramaian. Hanafi di kamar
mengurung diri. Ibunya sangat sedih dan sabar merawat Hanafi.
Semua orang mengatakan Hanafi itu gila. Hanafi sudah semakin
pucat, matanya cekung. Pada suatu malam. Hanafi menjerit kesakitan
dari mulurnya keluar darah. Ibunya memanggil dokter agar
memeriksa Hanafi tapi semuanya tidak ada gunanya. Hanafi meminta
maaf pada ibunya atas perbuatan yang selalu menyakitkan hati.
Hanafi meninggal.
top related