skripsi analisis usaha mikro dan kecil pabrik tahu …
Post on 04-Oct-2021
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
ANALISIS USAHA MIKRO DAN KECIL PABRIK TAHU DALAM
MENAMBAH LAPANGAN KERJA
(STUDI KASUS: PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA)
OLEH:
FAISAL AMIR NASUTION
140501115
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
ABSTRAK
ANALISIS USAHA MIKRO DAN KECIL PABRIK TAHU DALAM MENAMBAH
LAPANGAN KERJA DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA
Penelitian ini untuk mengetahui apakah usaha pabrik tahu dapat menambah lapangan kerja
yang berada di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, dimana teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner kepada pelaku usaha.
Penelitian dilakukan pada Usaha Pabrik Tahu yang berada di daerah Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua. Penelitian ini menggunakan analisis program Statitical Product and
Service Solution (SPSS). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kualitas
data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Periode penelitian yang digunakan yaitu dari tanggal 1 –
31 Maret 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usaha Pabrik Tahu dapat menambah lapangan
pekerjaan dipengaruhi oleh ketahanan usaha dan pendapatan pabrik tersebut. Sedangkan faktor
perkembangan usaha mikro dan kecil, jumlah tenaga kerja dan volume penjualan tidak begitu
berpengaruh dalam menambah lapangan kerja di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
Kata Kunci: Usaha, Mikro, Tahu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
ABSTRACT
ANALYSIS OF MICRO AND SMALL BUSINESS TOFU FACTORY IN ADDING WORK
FIELDS IN KECAMATAN(SUBDISTRICT) PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA
This research is to find out whether tofu factory business can increase employment in
Padangsidimpuan Batunadua Subdistrict, where the technique of data collection is done by means
of interviews and questionnaires to business actors.
The study was conducted at the Tofu Factory Business located in the Padangsidimpuan
Batunadua Subdistrict.
This study uses an analysis of the Statistical Product and Service Solution (SPSS)
program. The data used in this study are data quality test, classic assumption test, and hypothesis
testing. The research period used is from 1 - 31 March 2019.
The results of the study show that Tofu Mill Business can increase employment due to
the business resilience and income of the factory. While the development factors of micro and
small businesses, the number of workers and sales volume are not very influential in increasing
employment in Padangsidimpuan Batunadua Subdistrict.
Keywords: Business, Micro, Tofu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Usaha Mikro dan Kecil Pabrik
Tahu dalam Menambah Lapangan Kerja di Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadua”. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, teristimewa kepada kedua
orangtua Ayahanda Zulkifli Nasution dan Ibunda Nurul Hidayati S.Pd yang
senantiasa memberikan semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan
pengerjaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Prof Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku Ketua Program Studi S-1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, MSi., selaku Sekretaris Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Walad Altsani H Ritonga, SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya
skripsi ini.
5. Bapak DR. Rujiman,MA dan Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, MSi.,
selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu penulis
melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah membagi ilmu pengetahuan yang akan
bermanfaat bagi saya.
7. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi.
8. Seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
terkhusus teman-teman angkatan 2014 yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Seluruh keluarga Kobaku, adik-adik penulis yang selalu membantu dalam doa agar dihilangkan hambatan-hambatan sehingga terselesaikannya
skripsi ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan
ilmu.
Medan, 30 April 2019
Faisal Amir Nasution
140501115
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB II TINJAUANPUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah.......................................
6
2.1.1 Pengertian Usaha ......................................................... 6
2.1.2 Klasifikasi Usaha Mikro............................................... 10
2.1.3 Karakteristik Usaha Mikro .......................................... 11
2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Mikro....................... 12
2.2 Tenaga Kerja ........................................................................ 2.2.1 Pengertian Tenaga Kerja……………..……………… 2.2.2 Klasifikasi Tenaga Kerja…………………………….. 2.2.3 Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja…………… 2.2.4 Penyerapan Tenaga Kerja……………………………. 2.2.5 Pasar Tenaga Kerja…………………………………... 2.2.6 Kepuasan Tenaga Kerja……………………………… 2.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja...
2.3 Pengertian Industri Kecil…….…..………………………… 2.3.1 Peran dan Bentuk-Bentuk Usaha Kecil……...……….
2.3.2 Pengertian Industri Tahu……………..……………… 2.3.3 Bahan dan Peralatan Produksi Tahu…...……………..
2.4 Penelitian Terdahulu……...……………………………….. 2.5 Kerangka Konseptual……...………………………………. 2.6 Hipotesis…………...……………………………………….
14 14 15 18 20 22 24 25 29 30 31 32 34 35 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ........................................................
37
3.2 Tempat dan Waktu Penelitianq ........................................... 37
3.3 Variabel Penelitian ............................................................... 37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
3.4 Definisi Operasional Variabel .............................................. 38
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 3.5.1 Populasi……………………………………………… 3.5.2 Sampel……………………………………………….. 3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel…………………………
3.6 Metode Pengumpulan Data...……………………………… 3.7 Metode Analisis Data...….…………………………………
3.7.1 Uji Kualitas Data…………………………………….. 3.7.2 Uji Asumsi Klasik……………………………………
40 40 40 40 41 42 42 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian………………………………
4.2 Profil dan Deskripsi Responden ...........................................
4.2.1 Data Responden Berdasarkan Usia.……………….....
48
48
49
4.3 Uji Kualitas Data ..................................................................
4.3.1 Uji Validitas…...….………………………………….
4.3.2 Uji Realibiltas …...…………………………………..
4.4 Uji Asumsi Klasik………………………………………….
4.4.1 Uji Normalitas Data………………………………….
4.4.2 Uji Mulikolonieritas…………....…………………….
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas……………………………….
4.5 Uji Hipotesis……………………………………………….
4.5.1 Uji Regresi Secara Parsial ( Uji t)…....………………
4.5.2 Uji Signifikan Simultan ( Uji-F )…………………….
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)…….…………………….
50
50
52
53
53
55
56
56
57
59
59
BAB V KESIMPULAN DANSARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................... 61 5.2 Saran.................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Hasil Produksi Kacang Kedelai ........................................................... 3
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 34
3.1 Operasionalisasi Variabel .................................................................... 39
4.1 Data Responden Berdasarkan Usia ...................................................... 49
4.2 Hasil Uji Validitas................................................................................ 51 4.3 Realibility Statistics ............................................................................. 52
4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 53
4.5 HasilUji Multikolonieritas ................................................................... 55
4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .............................................. 57
4.7 Hasil Uji Signifikan t ........................................................................... 58
4.8 Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 59
4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................................ 36
4.1 Data Responden Berdasarkan Usia ........................................................ 49
4.2 Grafik Normal Plot ................................................................................. 54
4.3 Diagram Normal Plot……………………………..…………………... 54
4.4 Scatter Plot ............................................................................................. 56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1 Kuesioner Penelitian
2 Tabel Korelasi Uji Validitas
3 Tabel Uji Realibilitas
4 TabelStatistik Hasil Kuesioner
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan industri berpotensi menambah lapangan kerja dan
menyebabkan kurangnya jumlah pengangguran. Produktifitas sumber daya
manusia perlu ditingkatkan sehingga kesejahteraan dapat terwujud karena
tingginya produktifitas berarti keuntungan akan tinggi dan upah juga
tinggi.Sebagai negara yang berkembang, Indonesia menghadapi suatu persoalaan
yang juga dihadapi negara-negara yang berkembang lainnya. Masalah tersebut
adalah masalah ketenaga kerjaan, dimana jumlah pertambahan tenaga kerja yang
begitu tidak seimbang dengan tersedianya lapangan kerja sehingga menimbulkan
pengangguran.
Untuk peningkatan perindustrian, maka yang harus diperhatikan adalah
industri yang digunakan oleh masyarakat yang dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak mungkin, seperti industri kecil. Dengan demikian proses industrialisasi
lebih dimantapkan guna mendukung perkembangan industri sebagai penggerak
utama laju pertumbuhan perekonomian dan perluasan lapangan kerja.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi
nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga
menjadi tulang punggung perekonomian Nasional. UMKM juga merupakan
kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah
terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian Nasional dalam masa krisis
ekonomi serta menjadi desiminator pertumbuhan ekonomi pasca krisis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
11
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peran
yang sangat penting terutama dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia sangat
melimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar sehingga Usaha Besar (UB)
tidak sanggup menyerap semua pencari kerja dan ketidaksanggupan usaha besar
dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar disebabkan karena memang pada
umumnya kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan UMKM relatif
padat karya. Selain itu, pada umumnya usaha besar membutuhkan pekerja dengan
pendidikan formal yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup, sedangkan
UMKM khususnya usaha kecil, sebagian pekerjanya berpendidikan rendah.
Selain itu modal juga merupakan alat yang dapat mendorong pertumbuhan
kesempatan kerja akan dapat meningkatkan produktifitas, dan pada akhirnya
dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat
berarti akan meningkatkan permintaan akan barang dan jasa. Hal ini akan
mengakibatkan kenaikan permintaan akan tenaga kerja.
Padang Sidimpuan merupakan daerah yang potensial untuk
mengembangkan industri rumah tangga tahu. Dilihat dari luasnya jumlah produksi
kedelai yang ada di Kota Padangsidimpuan . Untuk mengetahui jumlah produksi
yang ada di Kota Padangsidimpuan dapat dilihat di tabel berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
12
Tabel 1.1
Hasil Produksi Kacang Kedelai Kota Padangsidimpuan 2015
Kecamatan Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
Rata-rata
Produksi
(Kw/Ha)
Padangsidimpuan
Tenggara
6 7.92 13.2
Padangsidimpuan
Selatan
15 19.8 13.2
Padangsidimpuan
Batunadua
85 112.2 13.2
Padangsidimpuan
Utara
1 1.32 13.2
Padangsidimpuan
Hutaimbaru
- - -
Padangsidimpuan
Angkola Julu
- - -
Jumlah/Total 107 141.24 13.2
2014 70 92.4 13.2
2013 63 831.6 13.2
2012 34 22.88 13.2
2011 23 20.64 8.97
2010 25 13.07 5.23
Sumber: BPS Kota Padangsidimpuan
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah produksi yang ada di
Padangsidimpuan Batunadua merupakan produksi kacang kedelai terbanyak
dengan jumlah 112,2 Ton dari 141.24 Ton total jumlah produksi kacang kedelai
ini. Implikasi dari banyaknya produksi kacang kedelai adalah bahwa industri
pengolahan rumah tangga kacang kedelai sangat kompetitif dan baik untuk
pemerataan kesempatan berusaha.
Tahu merupakan produk makanan berbahan baku kedelai yang sudah
dikenal sejak lama di Indonesia. Berbeda dengan tempe yang merupakan makanan
asli Indonesia, tahu merupakan produk makanan asal China. Sebagaimana produk
tempe, tahu juga banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
13
rasa yang nikmat, bergizi tinggi dan harganya juga terjangkau. Di Indonesia, tahu
sudah menjadi makanan yang sangat familier dikonsumsi oleh masyaratkat kelas
bawah maupun kelas atas.
Berdasarkan dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dengan banyaknya
jumlah produksi kacang kedelai yang mempunyai potensi dalam menambah
tenaga kerja. Maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut
kedalam suatu penelitian dengan mengambil judul: “ANALISIS USAHA
MIKRO DAN KECIL PABRIK TAHU DALAM MENAMBAH
LAPANGAN KERJA DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN
BATUNADUA”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada pengaruh perkembangan UMK terhadap lapangan kerja?
2. Apakah ada pengaruh Jumlah tenaga kerja terhadap lapangan kerja?
3. Apakah ada pengaruh ketahanan usaha terhadap lapangan kerja?
4. Apakah ada pengaruh pendapatan terhadap lapangan kerja?
5. Apakah ada pengaruh perkembangan UMK, jumlah tenaga kerja, ketahanan
usaha, pendapatan usaha terhadap lapangan kerja?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perkembangan UMK terhadap
lapangan kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
14
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja
berpengaruh positif terhadap lapangan kerja.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ketahanan usaha terhadap
lapangan kerja.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan usaha terhadap
lapangan kerja.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perkembangan UMK, jumlah
tenaga kerja, ketahanan usaha, pendapatan usaha terhadap lapangan kerja.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti baik secara teori maupun
praktek.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini nantinyaakan memberikan masukan yang positif bagi pemerintah
khususnya bagi jajaran staf, bagaimana nantinya dapat menerapkan betapa
pentingnya UMK dalam menambah lapangan kerja Kota Padangsidimpuan.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai sumber informasi dan bahan referensi yang dapat dijadikan bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang yang
berkaitan dengan perkembangan usaha mikro dan kecil khususnya dalam
menambah lapangan kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
2.1.1. Pengertian Usaha Mikro
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Tulus T.H.Tambunan (2009)
menjelaskan Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan
anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun
tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. Sedangkan usaha mikro
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
Di dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai
kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
16
a. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp.50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan
tahunan paling besar Rp.300 juta.
b. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300 juta hingga maksimum
Rp.2.500.000,00, dan.
c. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih dari
Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil penjualan tahunan di
atasRp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50 milyar.
Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga
pemerintahan seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS),
selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan
skala usaha antara usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar.
Misalnya menurut Badan Puat Statistik (BPS), usaha mikro adalah unit usaha
dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usaha kecil antara 5 sampai 19
pekerja, dan usaha menengah dari 20 sampai dengan 99 orang.
Perusahaanperusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam
kategori usaha besar.
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan pemain utama dalam
kegiatan ekonomi di Indonesia. masa depan pembangunan terletak pada
kemampuan usaha mikro kecil dan menengah untuk berkembang mandiri.
Kontribusi usaha mikro kecil dan menengah paada GDP di Indonesia tahun 1999
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
17
sekitar 60%, dengan rincian 42% merupakan kontribusi usaha kecil dan mikro,
serta 18% merupakan usaha menengah.
Pentingnya kedudukan usaha mikro kecil dan menengah dalam
perekonomian nasional bukan saja karena jumlahnya yang banyak, melainkan
juga dalam hal penerapan tenaga kerja. Disamping usaha mikro kecil dan
menengah juga dapat menghasilkan devisa yang cukup besar melalui kegiatan
ekspor komoditas tertentu dan memberikan kontribusi terhadap product Domestic
Bruto (PDB).
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat
penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama
dalam memperkuat struktur perekonomian nasional.
Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi
stabilitas nasional, ekonomi dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan-
kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk, sementara UMKM serta koperasi
relatif masih dapat mempertahankan kegiatan usahanya.
Perkembangan UMK dan penilaian UMK di dasarkan 4 dimensi menurut Diti
(2014:47)adalah sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja
Adalah banyaknya orang yang bekerja pada suatu usaha. Indikatornya adalah jumlah
karyawan yang dimiliki oleh wirausahawan.
1. Volume Penjualan
Adalah jumlah penjualan yang dihasilkan untuk satu tahun. Indikatornya adalah
jumlah penjualan dalam satu tahun, frekuensi produksi perbulan,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
18
peningkatan penjualan, dan perkembangan hasil usaha beberapa tahun.
2. Ketahanan Usaha
Adalah lama usaha yang dijalankan oleh wirausahawan. Indikatornya adalah lama
atau umur usaha yang dijalankan dan usaha pernah vakum atau berhenti
produksi.
3. Pendapatan
Adalah jumlah penerimaan bersih yang diterima oleh wirausahawan
dariusahanya. Indikatornya adalah pendapatan usaha selama satu tahun.
Indikator keberhasilan usaha menurut Riyanti (2007:22) kriteria yang
cukupsignifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari:
1. Peningkatan modal
2. Jumlah produksi
3. Jumlah pelanggan
4. Perluasan usaha
5. Pendapatan usaha
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi
kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk menghadapi
persaingan bebas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
19
2.1.2. Klasifikasi Usaha Mikro
Dalam perspektif perkembangannya,Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain
itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi
ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro
Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok. Ade Reslawati (2011)
pernah mencantumkan beberapa klasifikasi usaha mikro dan kecil dalam
skripsinya yang berjudul “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah
terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM Indonesia”Berikut ini adalah
klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) :
1. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah,
yang labih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki
lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi usaha besar (UB).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
20
2.1.3. Karakteristik Usaha Mikro
Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan
karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat serta sumber daya
manusia yang besar merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha
kecil tersebut akan tetapi perlu dicermati beberapa hal seiring perkembangan
usaha kecil rumahan seperti: perkembangan usaha harus diikuti dengan
pengelolaan manajemen yang baik, perencanaan yang baik akan meminimalkan
kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan akan menunjang keberlanjutan usaha
tersebut, mengelola sistem produksi yang efisien dan efektif, serta melakukan
terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah
menuju keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut.
Dalam buku Pandji Anoraga diterangkan bahwa secara umum,
sektor usaha memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana dan
cenderung tidak mengikuti kaidah admistrasi pembukuan standar.
Kadangkala pembukuan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai
kerja usahanya.
b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
c. Modal terbatas
d. Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
21
e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisieni jangka panjang.
f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat
terbatas.
g. Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah, mengingat
keterbatasan salam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana
dipasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.
Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan adanya
kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal
ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan
pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas.
2.1.4. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Mikro
Pandji Anoraga juga menuliskan pada bukunya Ekonomi Islam Kajian
Makro dan Mikro h .67 (2010) UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial
yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan
datang adalah :
a. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga
kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan
50% tenaga kerja yang tersedia;
b. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini
terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
22
c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen
sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.
d. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri
yang lainnya:
e. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri kecil
mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait.
Kelemahan, yang sering juga menjadi faktor penghambat dan
permasalahan dari Usaha Mikro terdiri dari 2 fakor :
1. Faktor Internal Faktor internal, merupakan masalah klasik dari UMKM
yaitu diantaranya :
a. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
b. Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri Kecil
lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi
pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam
informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya
berfungsi sebagai tukang saja.
c. Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk
Industri Kecil.
d. Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil memanfaatkan
modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
23
2. Faktor eksternal, merupakan masalah yang muncul dari pihak pengembang
dam pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak tepat sasaran
tidak adanya monitoring dan program yang tumpang tindih.
Dari kedua faktor terebut muncullah kesenjangan diantara faktor internal
dan eksternal, yaitu disisi perbankan, BUMN dan lembaga pendamping lainnya
sudah siap dengan pemberian kredit, tapi UMKM mana yang diberi, karena
berbagai ketentuan yang harus dipenuhi oleh UMKM. Disisi lain UMKM juga
mengalami kesulitan mencari dan menentukan lembaga mana yang dapat
membantu dengan keterbatasan yang mereka miliki dan kondisi ini ternyata masih
berlangsung meskipun berbagai usaha telah diupayakan untuk memudahkan bagi
para pelaku UMKM meperoleh kredit, dan ini telah berlangsung 20 tahun.
Pola yang ada sekarang adalah masing-masing lembaga/institusi yag
memiliki fungsi yang sama tidak berkoordinasi tapi berjalan sendiri-sendiri,
apakah itu perbankan, BUMN, departemen, LSM, perusahaan swasta. Disisi lain
dengan keterbatasannya UMKM menjadi penopang perekonomian menjadi roda
perekonomian menjadi kenyataan.
2.2. Tenaga Kerja
2.2.1. Pengertian Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. Sedangkan pengertian menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
24
tenaga kerja (manpower) sebagai seluruh penduduk dalam usia kerja (15 tahun
keatas) yang berpotensi memproduksi barang dan jasa.
Lebih lanjut dijelaskan Payaman J. Simanjuntak dalam bukunya (2001)
tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau sedang bekerja, yang
sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga. Dalam hal ini dijelaskan penduduk yang masih
bersekolah dan penduduk yang mengurus rumah tangga tetap termasuk dalam
golongan tenaga kerja, karena mereka sewaktu-waktu dapat bekerja sehingga
digolongkan dalam tenaga kerja.
Tenaga kerja juga bukan semata-mata penduduk dalam konteks universal.
Di setiap Negara memiliki batas usia tenaga kerja yang berbeda-beda. Di
Indonesia sendiri batasan yang dapat disebut sebagai tenaga kerja yaitu penduduk
yang berusia 15-64 tahun. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun
2003, penduduk di luar batasan usia kerja yaitu mereka yang berusia di bawah 15
tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan,
para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga kerja yaitu
menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha
kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan yang dilakukan menghasilkan barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Baik diukur secara fisik,
kemampuan kerja diukur dengan usia dalam hal ini berusia antara 15-64 tahun.
Dengan kata lain, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
25
dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau. Secara singkat, tenaga
kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja.
2.2.2.Klasifikasi Tenaga Kerja
a. Angkatan Kerja
Sonny Sumarsono dalam bukunya (2009) menuliskan bahwa angkatan
kerja adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan.
Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan jasmani, kemampuan mental dan
secara yuridis mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan
melakukan pekerjaan serta bersedia secara aktif maupun pasif melakukan dan
mencari pekerjaan. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari 1) golongan yang
bekerja, dan 2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.
Untuk memudahkan pembahasan penawaran tenaga kerja atau Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) biasanya perlu disiapkan dengan tolak ukur
tertentu.
1) Umur
2) Seks
3) Wilayah Kota dan Pedesaan
4) Pendidikan.
Dalam buku yang sama pada hal.4, Sonny Sumarsono juga menuliskan
angkatan kerja termasuk golongan yang aktif secara ekonomis. Golongan ini
terdiri dari penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya dan berhasil
memperolehnya (employed) dan penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya
di pasar tenagakerja tetapi belum berhasil memperolehnya (unemployed).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
26
Penduduk yang digolongkan mencari pekerjaan menurut Simanjuntak
adalah sebagai berikut: 1) mereka yang belum pernah bekerja dan sedang
berusaha mencari pekerjaaan 2) mereka yang pernah bekerja tetapi menganggur
dan sedang mencari pekerjaan dan mereka yang sedang bebas tugasnya dan
sedang mencari pekerjaan.
Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah:
1. Mereka yang selama seminggu melakukan pekerjaan dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan atas keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit
dua hari
2. Mereka yang selama seminggu tidak melakukan pekerjaan atau bekerja
kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah orang-orang yang bekerja dibidang
keahliannya sperti dokter, tukang cukur dan lain-lainnya serta pekerjaannya
tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena
sakit, cuti, mogo, dan sebagainya.
b. Bukan angkatan kerja
Payaman J. Simanjuntak dalam buku Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia (2001) menuliskan bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja
yang sesungguhnya tidak terlibat di dalam kegiatan produktif yaitu yang
memproduksi barang. Jadi yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja yaitu
bagian dari tenaga kerja yang tidak mampu mencari pekerjaan, termasuk dalam
golongan ini adalah:
1. Golongan yang masih bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya
bersekolah atau menuntut ilmu disekolah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
27
2. Golongan yang mengurus rumah tangga yaitu mereka yang kegiatannya hanya
mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa
mendapat upah
3. Golongan lain-lain, yang digolongkan disini adalah: a) penerima pendapatan
yaitu mereka yang tidak melakukan suatau kegiatan tetapi memperoleh
pendapatan, seperti dari bunga simpanan, hasil sewa atas milik dan b) mereka
yang hidupnya tergantung dari orang lain misalnya karena lanjut usia, cacat,
dalam penjara atau sakit kronis.
Sedangkan dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja
dibedakan atas tiga golongan yaitu: pertama, tenaga kerja kasar adalah tenaga
kerja yang tidak berpendidikan atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki
keahlian dalam suatu pekerjaan. Kedua, tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja
yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja. Ketiga, tenaga kerja
terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli
dalam bidang ilmu tertentu, ditulis oleh Sadono Sukirno dalam bukunya(2005).
2.2.3. Permintaan dan penawaran tenaga kerja
a. Permintaan tenaga kerja
Permintaan adalah suatu hubungan yang berkaitan antara harga dan
kuantitas. Jika dihubungkan dengan suatu komoditi, maka hal ini menyangkut
antara harga dan kuantitas komoditi dimana pembeli bersedia dan mampu untuk
membelinya. Sedangkan permintaan dalam tenaga kerja, permintaan adalah
hubungan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh
pengusaha untuk dipekerjakan. Upah dalam hal ini dilihat dari perspektif seorang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
28
pengusaha adalah harga tenaga kerja dan kuantitas tenaga kerja yaitu harga yang
mampu dibayarkan, Arfida BR (2003)
Dengan kata lain, permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung
dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya.
Permintaan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived demand. (Payaman J.
Simanjuntak, 2001)
Sedangkan menurut Sony Sumarsono, permintaan tenaga kerja berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi
tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan
tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan
hasil produksi.
Pada dasarnya Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga
yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan
tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi permintaan hasil produksi.
b. Penawaran tenaga kerja
Pada dasarnya penawaran memiliki kesamaan dengan penawaran yaitu
hubungan antara harga dan kuantitas. Apabila dikaitkan penawaran terhadap suatu
komoditi, maka penawaran merupakan hubungan antara harga dan kuantitas
komoditi itu yang para pemasoknya siap untuk menyediakannya. Jika penawaran
dihubungkan dengan tenaga kerja, penawaran adalah suatu hubungan antara
tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap
untuk menyediakannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
29
Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu
perekonomian tergantung pada:
1) Jumlah penduduk
2) Presentase penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja, dan
3) Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja.
Lebih lanjut, masing-masing dari tiga komponen ini dari jumlah tenaga
kerja keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar.
Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah. Sehingga jumlah
tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah terutama untuk
jenis jabatan yang sifatnya khusus. Apabila upah sebagai jabatan X naik lebih
besar dari pada jabatan Y, dalam hal ini karena kebutuhan yang meningkat. Hal
ini akan menimbulkan kecendrungan untuk menjadi jabatan X akan meningkat.
Sehingga kenaikan upah akan mempengaruhi kurva tenaga kerja yang ditawarkan.
(Arfida BR, 2003)
Faktor lain yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja yaitu keputusan sesorang,
apakah dua mau mengambil kesempatan kerja atau tidak. Keputusan ini
dipengaruhi oleh penggunaan waktu seseorang seperti digunakan untuk bekerja,
konsumtif atau keduanya. Penggunaan waktu ini berkaitan dengan tinggi
rendahnya penghasilan sesorang. Apabila penghasilan dari tenaga kerja itu rendah
maka tenaga kerja itu akan mnambah waktunya untuk bekerja, begitu juga
sebaliknya. Dibawah ini adalah contoh dari tenaga kerja yang mengurangi waktu
bekerjanya dikarenakan memiliki penghasilan yang relatif tinggi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
30
2.2.4.Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja menjelaskan tentang hubungan kuantitas tenaga
kerja yang dikehendaki dengan tingkat upah. Permintaan pengusaha atas jumlah
tenaga kerja yang diminta karena orang tersebut dapat meningkatkan jumlah
barang atau jasa yang diproduksi dan kemudian dijual kepada konsumen. Adanya
pertambahan permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja bergantung kepada
pertambahan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi.
(Payaman J. Simanjuntak, 2001)
Sedangkan menurut BPS, penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya
orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan
pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja ini akan menampung semua tenaga kerja
apabila unit usaha atau lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau
seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan pekerjaan
adalah bidang kegiatan usaha atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah
bekerja.
Menurut Kuncoro, Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan
kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja.
Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian.
Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga
kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai
permintaan tenaga kerja.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu Penyerapan
tenaga kerja pada dasarnya tergantung dari besar kecilnya permintaan tenaga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
31
kerja. Penyerapan tenaga kerja secara umum menunjukkan besarnya kemampuan
suatu perusahaan menyerap sejumlah tenaga kerja untuk menghasilkan satu
produk. Kemampuan untuk menyerap tenaga kerja besarnya tidak sama antara
sektor satu dengan sektor yang lain.
2.2.5. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja adalah seluruh aktivitas dari perilaku-perilaku yang
mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Pelakupelaku ini terdiri dari:
a) pengusaha yang membutuhkan tenaga, b) pencari kerja, perantara atau pihak
ketiga yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk
saling berhubungan. (Payaman J. Simanjuntak ,2001). Ketiga elemen ini memiliki
hubungan yang saling berkaitan, sehingga membentuk sebuah pasar tenaga kerja
yang memberikan kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja dan pekerjaan bagi
pencari kerja.
Pasar tenaga kerja merupakan seluruh aktivitas dari pelaku yang tujuannya
adalah mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja.
Sifat dari pasar kerja itu sendiri ditentukan oleh para pelaku tersebut.
Misalnya suatu instansi pemerintahan memerlukan tenaga kerja (sebagai
pengganti pensiun) maka akan dilaksanakan pembukaan lowongan kerja diseluruh
Negara yang bersangkutan. (Sonny Sumarsono, 2009).
Proses mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja dan lowongan
kerja ternyata memerlukan waktu lama. Dalam proses ini, baik pencari kerja
maupun pengusaha dihadapkan kepada kenyataan bahwa:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
32
a. Pencari kerja mempunyai tingkat pendidikan, keterampilan, kemampuan
dan sikap pribadi yang berbeda. Dilain pihak setiap lowongan yang tersedia
mempunyai sifat pekerjaan yang berlainan.
b. Setiap perusahaan atau unit usaha menghadapi lingkungan yang berbeda :
keluaran (output), masukan (input), manajemen, teknologi, lokasi, pasar dan
lain-lain, sehingga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memberi
tingkat upah, jaminan sosial dan lingkungan pekerjaan. Dilain pihak, pencari
kerja mempunyai produktivitas yang berbeda dan harapan-harapan mengenai
tingkat upah dan lingkungan pekerjaan.
c. Baik pengusaha maupun pencari kerja sama-sama mempunyai informasi
yang terbatas mengenai hal-hal yang dikemukakan dalam butir (1) dan (2).
Dari sekian banyak pelamar, pengusaha biasanya menggunakan waktu yang
cukup lama melakukan seleksi guna mengetahui calon yang paling tepat
mengisi lowongan yang ada. (Payaman J. Simanjuntak,2001)
(Ade Raselawati ,2011) Pasar tenaga kerja di Indonesia dapat dibedakan
atas sektor formal dan informal. Sektor formal mencakup perusahaan yang
mempunyai status hukum, pengakuan dan izin resmi serta umumnya berskala
besar. Sebaliknya sektor informal merupakan sektor yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. kegiatan usaha umumnya sederhana
b. skala usaha relatif kecil
c. umumnya sektor informal tidak memiliki izin usaha
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
33
d. untuk bekerja di sektor informal biasanya lebih mudah dari pada sektor
formal
e. tingkat penghasilan umumnya rendah
f. keterkaitan sektor informal dengan usaha lain sangat kecil
g. usaha sektor informal sangat beragam.
2.2.6. Kepuasan Tenaga Kerja
Menurut Suwarno dan Donni Juni Priansa, “kepuasan kerja adalah cara
individu merasakan pekerjannya yang dihasilkan dari sikap individu tersebut
terhadap berbagai aspek yang terkandung dalam pekerjaan”. Sedangkan menurut
Hani Handoko berpendapat bahwa “kepuasan kerja adalah keadaan emosional
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan
memandang pekerjaan mereka”. Perasaan tersebut merupakan cermin dari
penyesuaian antara apa yang diperoleh dengan apa yang diharapkan.
Sementara pendapat lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Susilo
Martoyo, yaitu, Kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional karyawan dimana
terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari
perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan
oleh karyawan yang bersangkutan.
Menurut blum dalam anoraga mengartikan kepuasan kerja sebagai sikap
umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja. Menurut
Danim, kepuasan kerja merupakan kombinasi aspek ekonomi, psikologis
sosiologis, kultural, aktualisasi diri, penghargaan, dan suasana lingkungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
34
Greenberg dalam Wibowo mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap positif
atau negatif yang dilakukan individual terdadap pekerjaan mereka.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian kepuasan kerja, maka
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah timbal balik dari sikap atau
emosional seorang pekerja terhadap pekerjaannya yang dilakukannya dengan
berbagai aspek yang mempengaruhinya.
2.2.7.Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Menurut Wexley dan Yukl dalam Subakti Syaiin (2007) faktorfaktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: (1) upah, (2) kondisi kerja, (3) mutu
pengawasan, (4) teman sekerja, (5) jenis pekerjaan, (6) keamanan kerja, dan (7)
kesempatan untuk maju. Faktor-faktor individual yang berpengaruh adalah
kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, nilai-nilai yang dianut dan sifat-sifat
kepribadian dan pengalaman masa lampau.
Sedangkan menurut Spector dalam Agung Eko Gumilar (2010)
mengidentifikasikan terdapat sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
dengan namaJob Satisfaction Survey (JSS), yaitu:
a. Gaji/upah
b. Promosi
c. Supervisi
d. Tunjangan-tunjangan
e. Penghargaan
f. Peraturan prosedur
g. Rekan kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
35
h. Pekerjaan itu sendiri
i. Komunikasi.
Dalam pendapat dua ahli ini terdapat beberapa kesamaan dalam
menentukan faktor-faktoryang mempengaruhi kepuasan tenaga kerja. Kesamaan
tersebut yaitu upah, rekan kerja, jenis pekerjaan ataupekerjaan itu sendiri,
supervisi serta kesempatan untuk maju. Beberapa indikator inilah yang merupakan
kesamaan dari pendapat kedua ahli.
Selanjutnya Menurut Gilmer dalam As’ad (1999) tentang faktorfaktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
a. Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan
peningkatan kemampuan kerja.
b. Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman mempengaruhi
perasaan karyawan selama kerja.
c. Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
diperolehnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
36
d. Perusahaan dan manajemen
Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi
dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja
karyawan.
e. Pengawasan (Supervisi)
Bagi karyawan, superior dianggap sebagai figure ayah sekaligus atasannya.
Supervisi yang buruk dpat berakibat absensi dan turn over.
f. Faktor intrinsik dari pekerjaan
Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu, sukar
dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau
mengurangi kepuasan.
g. Kondisi kerja
Termasuk disini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan
tempat parkir.
h. Aspek sosial dalam pekerjaan
Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai
faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.
i. Komunikasi
Komunikasi yang lancer antar karyawan dan menajemen banyak dipakai
alasan untuk menyukai jabatanya. Dalam hal ini kesediaan pihak atasan
untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun
prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas
terhadap kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
37
j. Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dan pensiun, atau perumahan merupakan
standar suatu jabatan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
Dari beberapa ahli tersebut memang memiliki beberapa kesamaan dalam
menentukan faktor-faktor kepuasan tenaga kerja. Dalam hal ini, masih terdapat
beberapa ahli yang menjabarkan tentang kepuasan tenaga kerja menurut
pernyataan masing-masing. Menurut Brown & Ghiselli dalam Edy Sutrisno
(2011), bahwa ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu:
a.Kedudukan
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka yang bekerja
pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa
hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah
yang memengaruhi kepuasan kerja.
a. Pangkat
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau golongan,
sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukam tertentu pada orang yang
melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan
dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang
baru itu akan mengubah perilaku dan perasaannya.
b. Jaminan finansial dan sosial
Finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan
kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
38
c. Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya
dalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan dapat ditingkatkan melalui
perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga
karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari
organisasi kerja.
Sedangkan ahli lain yang menjabarkan tentang kepuasan tenaga kerja yaitu
Robbins dalam M. Zainur Roziqin (2010), menurutnya faktor yang mendorong
kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
a. Kerja yang secara mental menantang
b. Ganjaran yang pantas
c. Kondisi kerja yang mendukung
d. Rekan kerja yang mendukung
e. Kesesuaian kepribadian pekerjaan.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan tenaga kerja memiliki
beberapa indikator yang sama dalam memperoleh kepuasan tenaga kerja.
Beberapa kesamaan faktor-faktor kepuasan tenaga kerja tersebut yaitu Perusahaan
dan manajemen, Fasilitas, Jenis pekerjaan, Gaji, Tunjangan-tunjangan, Kondisi
kerja, Peraturan prosedur, Pengawasan (Supervisi), Komunikasi, Keamanan kerja,
Faktor intrinsik dari pekerjaan, Aspek sosial dalam pekerjaan, Rekan kerja,
Penghargaan, Kesempatan untuk maju .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
39
2.3.Pengertian Industri Kecil
Industri kecil adalah yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar
menjadi setengah jadi atau barang nilai menjadi barang yang lebih tinggi nilainya
yang tidak menggunakan proses modern yang menggunakan keterampilan
tradisional dan yang menghasilkan benda-benda seni pada umunya diusaha hanya
oleh warga Negara Indonesia dari kalangan ekonomi lemah. Adapun
bentukbentuk industri sebagai berikut:
Industri kecil adalah industri yang memiliki tenaga kerja antara 1-19 orang.
Industri sedang adalah industri yang memiliki tenaga kerja antara 20-99 orang.
Industri besar adalah industri yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang. (
Pekanbaru: Kanwil Desprindag Provinsi Riau 1997)
2.3.1. Peran dan Bentuk-bentuk Usaha Kecil
Menurut Amirullah dan Hadjanto menyatakan bahwa peran usaha kecil
dalam perekonomian suatu negara adalah kontribusi dalam mengatasi masalah
ekonomi makro, seperti pengangguran dan supplay utama bahan baku bagi peran
menengah dan besar. Peran lain usaha kecil meliputi ,
a) penciptaan lapangan kerja,
b) meningkatkan inovasi,
c) penopang bagi usaha menengah dan besar.
Sedangakan bentuk kecil yang umum ditemukan meliputi;
a) bisnis jasa,
b) bisnis eceran
c) bisnis distribusi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
40
d) agribisnis dan pertanian
e) pertanian dan
f) bisnis manifaktur.
Selanjutnya bahwa fungsi dan peran usaha kecil sangat besar dalam
kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi penyediaan barang
dan jasa, penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapat, sehingga nilai tambah
bagi produk daerah, dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
2.3.2. Pengertian Industri Tahu
Menurut Kastyanto, tahu berasal dari negeri China. Kata “tahu” sendiri
sesungguhnya berasal dari bahasa China yakni “tao-hu” atau “teu-hu”. Suku kata
“tao” atau “teu” berarti kacang kedelai, sedangkan “hu” berarti hancur menjadi
bubur. Adapun dalam bahasa Jepang istilah tahu terbagi dua yakni, tahu basah
(hiyayakko) dan tahu goreng (aborange). Tahu adalah ekstrak protein kacang
kedelai yang dikenal dan populer di negara-negara Asia, seperti China, Jepang,
dan negara-negara anggota ASEAN. Dengan migrasinya orang-orang Asia ke
Eropa dan Amerika, tahu mulai juga menyebar ke negera-negara tersebut.
Menurut Sutomo, bahwa industri rumah tangga tahu adalah suatu industri
yang melakukan pembuatan tahu melalui proses produksi dengan bahan baku
kedelai, serta menggunakan modal, peralatan, keterampilan dan tenaga kerja
sebagai faktor-faktor produksi.
Mubyarto dalam Sutomo menyatakan bahwa ciri-ciri industri tahu tersebut
adalah masih menggunakan teknologi tradisional, sangat sederhana, dan banyak
menggunakan keahlian tangan, untuk memperoleh bahan dasar umumnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
41
diperoleh dengan cara mudah, yaitu didapat dari daerah pedesaan atau daerah
sekitarnya. Pemesaran hasil produksi tidak didasarkan atas promosi atau iklan
melainkan melalui perantara (distributor). Industri ini merupakan kegiatan
tambahan untuk pendapatan keluarga.
2.3.3. Bahan dan Peralatan Produksi Tahu
Menurut Kastyanto mengatakan bahan baku utama yang paling baik untuk
membuat Tahu adalah kedelai putih dari kualitas yang nomor satu. Bijinya
besarbesar, mulus dan tidak terdapat campuran batu krikil atau kotoran lainnya.
Sebab kalau yang dipakai kedelai kualitas rendahan, maka sari kedelainya tidak
akan banyak diperoleh dan pasti banyak tercampur dengan kotoran kecil- kecil.
Tahu tidak dibuat melalui fermentasi, tetapi dibuat dengan cara mengendapkan
protein dari kedelai dengan menggunakan bahan penggumpal yang berupa asam
cuka yang biasa dipakai untuk bumbu dapur. Selain asam cuka, dapat juga dipakai
batu Tahu atau (CaSo4). Batu Tahu ini berasal dari batu gips atau sulfur kapur
yang telah dibakar dan kemudian ditumbuk dibuat tepung.
Selanjutnya menurut Kastyanto sebagai bahan tambahan tetapi amat
penting ialah air bersih. Air bersih ini mutlak diperlukan agar Tahu yang
dihasilkan benar-benar tidak menyebabkan penyakit, bebas kuman dan warna
Tahunya pun menarik. Industri Tahu dapat menggunakan dua macam alat dalam
pembakaran, yaitu dengan menggunakan tungku atau kompur. Industri Tahu yang
memakai tungku sebagai alat pembakaran menggunakan kayu bakar sebagai
bahan bakar, sedangkan jika menggunakan kompor maka bahan bakarnya adalah
minyak tanah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
42
Proses Kegiatan Produksi Industri Tahu Menurut Santoso adalah sebagai berikut,
1). Penyortiran, biji – biji kedelai tua diletakkan di tampah kemudian ditampi.
2). Pencucian, biji- biji kedelai dicuci diember berisi air.
3). Perendaman, biji-biji kedelai yang sudah dicuci direndam dalam bak air
selama sekitar 6-12 jam.
4). Pengupasan, Kedelai diremas-remas dalam air kemudian dikuliti,
5). Penggilingan, keping-keping kedelai yang direndam dalam air panas
dimasukan kedalam alat penggilingan sedikit demi sedikit sampai menjadi
bubur putih.
6). Pendidihan, bubur kedelai ditambah air panas dimasukan kedalam wajan lalu
dipanaskan kedalam tungku. Tujuannya untukmengaktifkan zat anti nutrisi
kedelai (trypsin inhibitor) dan sekaligus meningkatkan nilai cerna,
7). Penyaringan, bubur kedelai disaring dengan kain blacu atau mori kasar yang
diletakkan didalam panci kemudian ditekan dengan papan kayu sekuat-
kuatnya sehingga diperoleh sari kedelai secara optimal,
8). Pengumpulan, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning –
kuningan itu ditambah dengan batu Tahu yang telah dilarutkan dengan air, lalu
diaduk –aduk, ditunggu 5-10 menit agar pengumpulan protein sempurna,
9). Pencetakan, air asam yang terdapat diatas endapan dipisahkan, kemudian
dimasukan kedalam cetakan yang Bagian alasnya dihamparkan kain blacu,
10). Perebusan, sebelum produk dipasarkan, direbus dulu agar Tahu tidak menjadi
basi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
43
2.4. Penelitian Terdahulu
Dalam mendukung penelitian yang dilakukan pada industri tahu di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, maka ada beberapa penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu bertujuan untuk
membandingkan dan memperkuat atas hasil analisis yang dilakukan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
&Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Maharani
Tejasari (2008) Peran Sektor Usaha
Kecil dan Menengah
dalam Penyerapan
Tenaga Kerja dan
Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah unit usaha, Kedit
Modal Kerja dan PDB UKM
secara signifikan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap
penyerapan tenaga kerja.
Sedangkan, Kredit Investasi
secara signifikan berpengaruh
negative terhadap penyerapan
tenaga kerja. Pendapatan
perkapita memberikan pengaruh
yang signifikan secara negative
terhadap penyerapan tenaga
kerja .
A chmad
Hendra
Setiawan
(2010)
A nalisis Penyerapan
Tenaga Kerja Pada
Sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) di
Kota Semarang.
Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa jumlah unit usaha, nilai
investasi, nilai output dan upah
minimum secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
jumlah tenaga kerja. Jumlah unit
usaha, nilai investasi, dan upah
minimum kota secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
terhadap jumlah tenaga kerja,
sedangkan nilai output tidak
berpengaruh signifikan terhadap
jumlah tenaga kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
44
2.5. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, terdapat 5 variabel independen yang ingin dilihat
pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadua yaitu variabel perkembangan UMK, jumlah tenaga kerja, volume
penjualan,ketahanan usaha,dan pendapatan pada sektor industri pabrik tahu.Berdasarkan
hal tersebut, dapat digambarkan:
Sudarno(2011) Kontribusi Usaha
Mikro, Kecil dan
Menengah(UMKM)
dalam Penyerapan
Tenaga Kerja di Depok.
Hasil analisis data menunjukan
sebagai berikut:
a) Kemampuan UMKM di Depok
Menyerap keseluruhan angkatan
kerja sebesar 534.500 orang atau
sekitar 73 % Permasalahan yang
paling banyak dihadapi oleh
pengusaha UKM adalah
masalah kurangnya modal,
yakni sebesar 45%, disusul
kemudian masalah kurang
terampilnya sumber daya
manusia, masalah bahan baku
juga termasuk permasalahan
serius, ini menempati tingkat
permasalahan rangking tiga,
yakni sebesar 4%. Masalah
lainya seperti persaingan, lokasi,
perijinan, pemasaran dan lain-
lain merupakan permasalahan
berikutnya yang sering dihadapi
oleh pengusaha UKM.
R izki Eka
Putra (2012)
Pengaruh Nilai
Investasi, Nilai Upah,
dan Nilai Produksi
Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Pada
Industri Mebel di
Kecamatan
Pedurungan Kota
Semarang .
Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa secara
parsial maupun simultan
terdapat pengaruh signifikan
antara nilai investasi, nilai upah
dan nilai produksi dan terhadap
penyerapan tenaga kerja
industry mebel di Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
45
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber : Peneliti (2019)
Sesuai dengan gambar kerangka konseptual (Gambar 2.1), dapat dijelaskan bahwa
perkembangan UMK dapat meningkatkan lapangan kerja (Y).
2.6. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H1 : Perkembangan UMK berpengaruh positif terhadap lapangan kerja.
H2 : Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap lapangan kerja.
H3 : Volume penjualan berpengaruh positif terhadap lapangan kerja.
H4 : Ketahanan usaha berpengaruh positif terhadap lapangan kerja.
H5 : Pendapatan berpengaruh positif terhadap lapangan kerja.
Perkembangan UMK
Lapangan Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
Ketahanan Usaha
Pendapatan
Volume Penjualan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
46
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan
yang menentukan metode pengumpulan data. Jenis data yang akan digunakan,
yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
responden yaitu kepada pedagang pasar yang bersangkutan untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan penelitian. Cara memperolehnya dengan
menggunakan kuesioner atau wawancara terstruktur.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
Dimulai dari bulan Maret 2019 sampai penelitian skripsi selesai.
Alasan dipilihnya lokasi ini sebagai lokasi peneitian karena:
1. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua merupakan kecamatan yang
mempunyai produksi kedelai terbanyak di Kota Padangsidimpuan.
2. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua memiliki jumlah penghasil kedelai
sebesar 19.8 Ton berdasarkan data BPS Kota Padangsidimpuan tahun 2015.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai atau sifat dari objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Adapun
variabel dalam penelitian ini adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
47
1. Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependent). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah jumlah unit, jumlah
penduduk , dan nilai output .
2. Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat penyerapan tenaga kerja di Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi:
Lapangan kerja ialah kenaikan yang terjadi dalam waktu jangka panjang dengan
kemampuan suatu negara dalam menyediakan banyaknya jenis barang-barang
ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan
teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan.
Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan
pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu
dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi
merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the
promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
48
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Skala
Lapangan kerja
(Y)
Setiap orang yang
mampu
melaksanakan
pekerjaan baik
didalam maupun
diluar hubungan kerja
guna menghasilkan
barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat. Tenaga
kerja adalah sebagian
dari seluruhan
penduduk yang
secara potensial dapat
menghasilkan barang
dan jasa dari
penduduk
1. Kebutuhan akan
prestasi
Likert
2. Sumber
kendali
3.Keyakinan diri
Perkembangan
UKM (X1)
Keberhasilan bisnis
dalam mencapai
tujuannya.
1. Jumlah tenaga kerja
Likert 2. Volume penjualan
3. Ketahanan usaha
4. Pendapatan
Jumlah Tenaga
Kerja (X2)
banyaknya
pekerja/karyawan
rata-rata
perhari kerja.
1. Pekerja lepas
2. Pekerja tetap
3. Volume kerja
Likert
Volume penjualan
(X3)
pencapaian penjualan
yang dinyatakan
dalam bentuk
kuantitatif dari segi
fisik atau volume.
1. Segmen Pasar
2. Produk yang
ditawarkan
3. Harga Produk
4. Promosi
Likert
Ketahanan Usaha
(X4)
sebuah kemampuan
masyarakat atau
kelompok usaha
untuk dapat bertahan
atau
mempertahankan
usahanya
1. Bertambahnya jumlah
produksi
2. Bertambahnya laba
3. Bertambahnya modal
4. Jangkauan pemasaran
Likert
Pendapatan
(X5)
penghasilan yang timbul
dari aktivitas
perusahaan
1. Modal usaha
2. Lama usaha
3. Jam kerja usaha
Likert
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
49
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek itu (Sugiyono,
2016). Populasi penelitian ini adalah seluruh pabrik tahu yang berada di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua .
3.5.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
3.5.3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah metode Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiyono, 2016). Hal ini diperkuat oleh pendapat Suharsimi
Arikunto, “apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya lebih dari 100
orang, maka sampelnya cukup diambil yaitu antara 10%-15% atau 20%-25%”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
50
(Suharsimi Arikunto, 2006:134). Dalam hal ini peneliti mengambil 20% dari
populasi yang ada yaitu 3 pabrik yang akan dijadikan sampel.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan menggunakan
suatu alat tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016). Jenis angket yang digunakan adalah angket
campuran, yang dimana angket tersebut yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
jenis angket tertutup dan juga terbuka.
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor yaitu isi dan tujuan
pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tidak mendua, tidak
menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang
pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila penelitian ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiono, 2016).
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
51
menyiapkan draf pertanyaan (angket) sebelumnya. Dalam hal ini wawancara
dilakukan dengan pemilik pabrik tahu danpekerja pabrik tahu di Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua. Wawancara dengan pemilik pabrik tahu untuk
mencari informasi tentang pabrik tahu itu sendiri. Sedangkan wawancara dengan
pekerja pabrik tahu selain untuk memperoleh informasi secara langsung juga
untuk mempermudah dalam memperoleh data untuk pengisian kuesioner.
3.7. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya akan diuji dan dianalisis dengan program
Statitical Product and Service Solution (SPSS). Adapun data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
3.7.1. Uji Kualitas Data
3.7.1.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Menurut Sugiyono bila korelasi
tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut mempunyai
construct yang kuat. Jadi penulis menilai validitas kuesioner dari nilai corrected
item correlation yang lebih besar dari 0,3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
52
3.7.1.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan One
shot, yaitu pengukuran yang dilakukan sekali saja dan hasilnya kemudian
dibandingkan dengan pertanyaan atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. Program SPSS memberikan fasilitas untuk antar jawaban pertanyaan.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas variabel dengan uji
statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
3.7.2. Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak
Umar (2010:77). Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah data
berdistribusi normal atau tidak diketahui dengan menggambarkan penyebaran data
melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas Umar
(2010:77). Cara lain untuk menguji normalitas data adalah dengan Uji Normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov. Menurut Suliyanto (2011:75) uji normalitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
53
menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov merupakan uji
normalitas menggunakan fungsi distribusi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi
berdistribusi normal jika K hitung < K tabel atau Sig. > alpha.
3.7.2.2 Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut apabila nilai
tolerance kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) lebih dari 10, maka dapat menunjukan adanya multikolonieritas dan begitu
pula sebaliknya (Ghozali, 2011:105-106). Cara lain untuk menguji
Multikolonieritas adalah dengan menggunakan Nilai Pair-Wise Correlation antar
Variabel Bebas. Menurut Suliyanto (2011:85) uji ini dilakukan dengan melihat
nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel bebas. Jika nilai koefisien
korelasi antar masing-masing variabel bebas tidak lebih dari 0,7 maka model
tersebut tidak mengandung gejala multikolonier.
3.7.2.3 Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
54
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah regresi yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
Untuk menguji heteroskedastisitas penulis melihat scatterplot. Jika scatterplot
menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk, (Suliyanto, 2011:95).
3.7.3. Uji Hipotesis
Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan
metode regresi linear berganda (multiple regression). Bentuk persamaannya
adalah sebagai berikut:
Y=a+bX1+bX2+bX3+bX4+bX5
Keterangan: Y = variabel lapangan kerja
a = konstanta regresi berganda
b = koefisien regresi
X1= perkembangan UKM
X2= jumlah tenaga kerja
X3= volume penjualan
X4= ketahanan usaha
X5= pendapatan
Untuk membenarkan uji hipotesis maka penulismenggunakan uji statistik terhadap
data-data yang telah diperoleh,maka penulis melakukan uji statistik yang meliputi:
a. Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
55
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
koefisien regresi signifikan atau tidak. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya signifikan berarti
tzerdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen.
a. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat. Kriteria pengujinya adalah:
H0 : β 1, β 2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan kepribadian wirausaha (X1) dan ketersediaan informasi (X2)
terhadap keberhasilan usaha (Y)
H0 : β1, β2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan kepribadian wirausaha (X1) dan ketersediaan informasi (X2)
terhadap keberhasilan usaha (Y). Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika F hitung< F table pada α = 5%
Ha ditolakjika F hitung> F table pada α = 5%
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien
determinasi digunakan untuk mengukur variabel bebas yang diteliti, koefisien
determinasi terletak pada table Model Summary dan tertulis R square berkisar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
56
antara angka 0 sampai dengan 1 (satu).Apabila R Square semakin kecil atau
mendekati angka 0 (nol), maka hubungan antara variabel bebas (X) dengan
variabel terikat (Y) semakin lemah.Sebaliknya apabila R Square semakin besar
atau mendekati angka 1 (satu), maka hubungan kedua variabel semakin kuat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua adalah sebuah kecamatan yang
berada di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, Indonesia. Luas Wilayah
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua: 38,74 Km2. Kecamatan Batunadua
berbatasan dengan Kecamatan Padangsidimpaun Angkola Julu di sebelah utara,
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara di sebelah selatan, Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan di sebelah barat, dan Kecamatan Angkola Timur Kab.
Tapanuli Selatan di sebelah timur.
Berdasarkan data BPS Kota Padangsidimpuan Tahun 2017, jumlah
penduduk Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua tahun 2016 berjumlah 22.604
jiwa dengan kepadatan penduduk 583 jiwa/km2. Sedangkan untuk data
perindustrian, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua memiliki 84 unit usaha
dan 261 orang tenaga kerja.
4.2 Profil dan Deskripsi Responden
Profil dan deskripsi responden adalah data yang menjadi keterangan
pribadi seorang responden. Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha
pabrik tahu Padangsidimpuan Batunadua.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
58
4.2.1 Data Responden Berdasarkan Usia
Data pabrik tahu di Padangsidimpuan Batunadua yang menjadi
responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Usia
No Umur (tahun) Jumlah Persentase
1 20 - 40 Tahun 4 33,33
2 41 - 56 tahun 6 50
3 > 57 tahun 2 16,67
Jumlah
12 100
Sumber: Diolah Peneliti,2019
Gambar 4.1
Data Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Diolah Peneliti,2019
> 57 TAHUN 20 - 40 TAHUN 41 - 56 TAHUN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
59
Berdasarkan data pada tabel tersebut, didapati jumlah responden yang
berumur 41-56 tahun, merupakan kelompok umur dengan jumlah terbanyak yaitu
6 responden atau sebesar 50% dari jumlah keseluruhan responden, karena umur
ini merupakan saat produktif seseorang dalam menjalankan suatu usaha dengan
segala pengalaman yang sudah dilewati, kemudian disusul dengan kelompok
umur 20-40 tahun dengan jumlah 4 orang atau sebesar 33,33% dari jumlah
keseluruhan responden, dan jumlah paling sedikit adalah kelompok umur >57
tahun yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 16,67% dari total keseluruhan
responden, hal ini menunjukkan bahwa pemilik pabrik tahu yang ada di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua didominasi oleh kelompok umur yang
sudah tergolong dewasa, dan kelompok yang paling kecil adalah kelompok yang
sudah tua.
4.3 Uji Kualitas Data
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas eksternal. Uji
Validitas Alat ukur dilakukan dengan menggunakan pearson product moment,
yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya.
Besarnya korelasi untuk dianggap suatu item dikatakan valid adalah rhitung ≥ 0,576.
Jadi, jika korelasi antara item pertanyaan dengan skor kurang dari 0,158 maka
item dinyatakan tidak valid (Sugiyono,2012). Jadi pada penelitian ini
menggunakan batas nilai validitas sebesar 0,576.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
60
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan Pearson Correlation Sig. (2-
tailed) N
X1.1 ,906 ,000 12
X1.2 ,909 ,000 12
X1.3 ,918 ,000 12
X2.1 ,955 ,000 12
X2.2 ,906 ,000 12
X2.3 ,856 ,000 12
X3.1 ,785 ,000 12
X3.2 ,868 ,000 12
X3.3 ,842 ,000 12
X4.1 ,869 ,000 12
X4.2 ,916 ,000 12
X4.3 ,947 ,000 12
X5.1 ,955 ,000 12
X5.2 ,906 ,000 12
X5.3 ,856 ,000 12
Sumber : Hasil Pengelolaan SPSS 21
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel
berdasarkan uji signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
61
4.3.2 Uji Realibilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil
pengamatan dengan instrument atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang
berbeda, dengan kata lain reabilitas berkaitan dengan keandalan suatu indikator
mengenai informasi yang ada pada indikator dengan konsisten. Teknik digunakan
untuk mengukur reabilitas pengamatan adalah Cronbach Alpa dengan cara
membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan jika (Ghozali,
2009: 42):
a. Cronbach Alpha > 0,6 maka instrument pengamatan dinyatakan reliabel.
b. Cronbach Alpha < 0,6 maka instrument pengamatan tidak reliable.
Tabel 4.3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.927 6
Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s
Alpha diperoleh nilai sebesar 0.927 > 0.6 maka dapat disimpulkan seluruh
variabel dinyatakan reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
62
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Asym.
Sig. (2-Tailed) dalam Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan nilai residual yang diuji dengan Kolmogorov-Smirnov Test
melaluipengukuran tingkat signifikan 5%. Data dikatakan berdistribusi normal
apabila Asymp.Sig. (2-Tailed) lebih besar dari 5% atau 0,05 (Ghozali, 2013).
Tabel 4.4
Tes Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel
Unstandardiz
ed Residual
N 12
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
1.03169016
Most Extreme
Differences
Absolute .170
Positive .114
Negative -.170
Kolmogorov-Smirnov Z .589
Asymp. Sig. (2-tailed) .879
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
63
Gambar 4.2
Grafik Normal Plot
Sumber : Diolah Peneliti (2019)
Gambar 4.3
Histogram Normal Plot
Sumber: Diolah Peneliti (2019)
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikan adalah 0,879 yang
telah berada di atas 0,05 sedangkan dari grafik normal plot dapat dilihat bahwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
64
data telah menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
serta diagram telah membentuk sebuah lonceng. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
4.4.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai cut-offyang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2013). Ringkasan hasil
ujimultikolinearitas penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Coefficientsa
Model Statistik Kolonieritas
Toleransi VIF
(Konstan)
Perkembangan
UMK
.293 3.419
Jumlah Tenaga
Kerja
.530 1.887
Volume Penjualan .598 1.673
Ketahanan Usaha .328 3.045
Pendapatan .334 2.990
a. Dependent Variabel: Lapangan Kerja
Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan
bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai toleransi > 0,10 dan
nilai VIF < 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian
ini tidak terjadi multikolinearitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
65
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan meguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2013).Menurut Priyatno (2009) heteroskedastisitas adalah
keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi.
Dapat dilihat pada scatter plot titik-titik menyebar tanpa menggumpal dan
membentuk sebuah pola dapat disimpulkan data tidak terkena heteroskedastisitas.
Gambar 4.4
Pola Titik Sebar Scatter Plot
Sumber: Diolah Peneliti (2019)
4.5 Uji Hipotesis
Analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis regresi
adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini
diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
66
persamaan. Dalam penelitian ini, digunakan Lapangan Kerja(Y) sebagai variabel
dependen dan variabel Perkembangan UMK(X1), Jumlah Tenaga Kerja(X2),
Volume Penjualan(X3), Ketahanan Usaha(X4) dan Pendapatan(X5) sebagai
variabel independen. Hasil analisis regresi linear berganda disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model Koefisien Tidak
Standard
B
(Konstan) -7.981
.078
.022
.380
1.257
.988
Perkembangan UMK
Jumlah Tenaga Kerja
Volume Penjualan
Ketahanan Usaha
Pendapatan
Sumber: Diolah Peneliti (2019)
a. Dependent Variabel : Lapangan Kerja
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -7,981 + 0,078X1 + 0,022X2 + 0,380X3 + 1,257X4 + 0,988X5 + e
4.5.1 Uji Regresi Secara Parsial ( Uji t)
Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikan t yang dihasilkan dari perhitungan. Apabila nilai signifikan t <tingkat
signifikan (0,05) maka variabel independen secara individu berpengaruh terhadap
variabel dependennya, sebaliknya jika nilai signifikan t > tingkat signifikan (0,05)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
67
maka variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel
dependennya. Hasil uji signifikan t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Signifikan t
Model Signifikan
(Konstan) -1.913 .104
Perkembangan UMK .174 .868
Jumlah Tenaga Kerja .079 .939
Volume Penjualan .865 .420
Ketahanan Usaha 2.855 .029
Pendapatan 2.764 .033
Sumber: Diolah Peneliti (2019)
Berdasarkan hasil signifikan parameter individual (uji t) yang disajikan
pada tabel diatas diketahui bahwa variabel Ketahanan Usaha(X4) dan
Pendapatan(X5) memiliki nilai signifikan < 0,05 dan t hitung >1,895 (nilai t tabel)
yang artinya secara individu Ketahanan Usaha(X4) dan Pendapatan(X5)
berpengaruh signifikan terhadap Lapangan Kerja(Y). Sedangkan variabel
Perkembangan UMK(X1), Jumlah Tenaga Kerja(X2), dan Volume Penjualan(X3)
memiliki nilai signifikan < 0,05 dan t hitung >1,782 (nilai t tabel) yang artinya
secara individu Perkembangan UMK(X1), Jumlah Tenaga Kerja(X2), dan
Volume Penjualan(X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Lapangan Kerja(Y).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
68
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Untuk mengetahui apakah suatu model regresi layak digunakan atau tidak,
perlu dilakukan uji kelayakan model melalui pengujian secara statistik. Apabila
nilai F signifikan pada tingkat profitabilitas 5%, dinyatakan bahwa model regresi
layak digunakan. Hasil uji statistik F disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8
ANOVAa
Model Jumlah Kuadrat
Total
df Rata-rata
Kuadrat
F Signifikan
Regresi 199.958 5 39.992 20.494 .001b
Residual 11.708 6 1.951
Total 211.667 11
a. Dependen Variabel: Lapangan Kerja
b. Predictors: (Konstan), Pendapatan, Jumlah Tenaga Kerja, Volume Penjualan,
Ketahanan Usaha, Perkembangan UMK
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 29,854 dimana
lebih besar dari 3,00 (F tabel) dan probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
Lapangan kerja atau dapat dikatakan Perkembangan UMK,Jumlah tenaga
kerja.Volume penjualan, Ketahanan usaha dan Pendapatan berpengaruh terhadap
Lapangan kerja.
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil menunjukkan kemampuan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
69
variabel independen terbatas dalam menjelaskan variabel dependen. Bila terdapat
adjusted R2 dengan nilai negatif maka dianggap bernilai 0 (nol), sedangkan nilai
adjusted R2
yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi dan
menjelaskan variabel dependennya.
TABEL 4.9
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std.
Error of
the
Estimat
e
1 .972a .945 .899 1.39692
a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Tenaga Kerja, Volume Penjualan,
Ketahanan Usaha, Perkembangan UMK
b. Dependent Variabel: Lapangan Kerja
Dari tampilan output SPSS model summary yang disakan diatas, nilai
adjusted R2 adalah 0,899. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan varians variabel dependen yaitu sebesar 89,9%.
Masih terdapat 10,1% varian variabel dependen yang tidak mampu dijelaskan oleh
variabel independen dalam model penelitian ini. Hal ini disebabkan adanya faktor-
faktor lain yang turut mempengaruhi yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian serta penelitian diatas dapat
disimpulkan bahwa Analisis Usaha Mikro dan Kecil Pabrik Tahu Dalam
Menambah Lapangan Kerja di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua sebagai
berikut:
1. Berdasarkan uji yang dilakukan pada Industri Tahu yang ada di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua bahwa adanya pengaruh
ketahanan usaha terhadap penambahan lapangan kerja secara signifikan.
2. Berdasarkan uji yang dilakukan pada Industri Tahu yang ada di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua bahwa adanya pengaruh
pendapatan terhadap penambahan lapangan kerja secara signifikan.
3. Perkembangan usaha mikro dan kecil, jumlah tenaga kerja dan volume
penjualan tidak begitu signifikan dalam menambah lapangan kerja.
5.2 Saran
1. Kepada Pemerintah
Untuk mendorong pabrik tahu dalam menambah lapangan kerja dibutuhkan
bantuan berupa sosialisasi tentang usaha mikro dan menjaga kestabilan bahan
baku guna mempertahankan ketahanan usaha dan juga pendapatan usaha para
pelaku usaha pabrik tahu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
71
2. Kepada Pelaku Usaha Pabrik Tahu
a. Faktor yang diperlukan agar Pabrik Tahu dapat menyerap lapangan
kerja adalah dengan mempertahankan ketahanan usaha dengan
meningkatkan jumlah produksi dan modal.
b. Popularitas dan kualitas produk akan meningkatkan pendapatan dari
para pelaku Usaha Pabrik Tahu.
3. Kepada Peneliti
Untuk penelitian masih dilakukan dalam cakupan kecil yaitu tingkat
kecamatan. Dibutuhkan variabel yang lebih untuk mendalami tentang Usaha
Pabrik Tahu agar penelitian mendapatkan hasil yang lebih akurat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
72
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Hardjanto, (2005) Pengantar Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Anoraga, Pandji, (2010). Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, PT. Dwi Chandra
Wacana, Yogyakarta.
Arfida BR, (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Tersedia pada http://www.bps.go.id [12 November
2018].
Desprindag, (1997). ”Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan RI, Kanwil
Desprindag Provinsi Riau, Pekanbaru.
Gumilar, Agung Eko, (2010). “Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Tenaga Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. X”, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Handoko, Hani. (2000). “Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia”, BPFE-
Yogyakarta.
Kastyanto, F. L. W., (1994). Membuat Tahu, Penebar Swadaya, Jakarta.
Kuncoro, Haryo. (2002). Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga
Kerja,Jurnal.
Martoyo, Susilo, “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
M. As’ad, (1999). “Psikologi Industri”, Liberty, Yogyakarta.
Republik Indonesia. 2003. Undang – Undang No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Lembaran Negara RI tahun 2003 No.4279. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Resalawati, Ade, (2011). “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, H.13, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Roziqin, M. Zainur, (2010). “Kepuasan Kerja”. Averroes Press, Malang.
Santoso, Bambang, (1993). “Pembuatan Tahu Tempe Kedelai Bahan Makanan Bergizi
Tinggi”, Kanisius, Jakarta.
Simanjuntak, Payaman J., (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia,
Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sumarsono, Sonny, (2009). Teori dan Kebijakan Publik “Ekonomi Sumber Daya
Manusia”, H.7, Graha Ilmu, Yogyakarta.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
73
Sutomo, Bambang, (2001). “Analisis Usaha Industri Rumah Tangga Tahu: Studi
Kasus Didusun Sumodaran Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten
Sleman DIY. Yogyakarta”. Fakultas Pertanian UPN Veteran, Yogyakarta.
Sutrisno, Edy. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Prenada Media Group, Jakarta.
Suwarno & Donni Juni Priansa. (2011). “Manajemen SDM dalam Organisasi Publik
dan Bisnis”, Alfabeta, Bandung.
Syaiin, Subakti, (2008). “Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai klinik
spesialis bersari medan tahun 2007”, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Tambunan, Tulus T.H., (2009). UMKM di Indonesia, H.16, Ghalia Indonesia, Bogor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
74
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Saya Faisal Amir Nasution mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang sedang
melakukan penelitian tentang “ANALISIS USAHA MIKRO DAN KECIL
PABRIK TAHU DALAM MENAMBAH LAPANGAN KERJA DI
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA”.
Data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan hal yang sangat
berharga, oleh karena itu partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu dalam menjawab
kuesioner ini sangat saya hargai. Data dan infomasi yang Bapak/Ibu berikan akan
saya jamin kerahasiaan dan semata-mata digunakan untuk kegiatan ilmiah.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada responden yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat Saya,
Faisal Amir
Nasution
A. Cara Pengisian Kuesioner
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
75
a) Berikan tanda silang (Ѵ) pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban Bapak/Ibu.
b) Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.
c) Mohon Bapak/Ibu dapat memberikan jawaban yang sebenar-benarnya.
No. Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Nomor Responden : ………… (diisi peneliti)
B. Idenditas Responden
a) Nama :
b) Jenis Kelamin :
c) Umur :
d) Pendidikan terakhir :
e) Pekerjaan saat ini :
C. Pengaruh perkembangan UMK terhadap pertambahan lapangan kerja di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua (X1)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1 Adanya pertambahan cabang usaha
mempengaruhi pertambahan lapangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
76
kerja
2 Luas perusahaan mempengaruhi
pertambahan lapangan kerja
3 Meningkatkan upah dan kesejahteraan
karyawan mempengaruhi
pertambahan lapangan kerja
D. Pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertambahan lapangan kerja di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua (X2)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1 Jumlah pekerja lepas pada suatu
usaha berpengaruh terhadap
pertambahan lapangan kerja
2 Jumlah pekerja tetap pada suatu usaha
berpengaruh terhadap pertambahan
lapangan kerja
3 Volume pekerja pada suatu usaha
berpengaruh terhadap pertambahan
lapangan kerja
E. Pengaruh volume penjualan terhadap pertambahan lapangan kerja di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dalam menambah lapangan
pekerjaan (X3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
77
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1 Segmen pasar berpengaruh terhadap
lapangan kerja
2 Harga produk yang murah
berpengaruh terhadap lapangan kerja
3 Promosi pada acara tertentu
berpengaruh terhadap lapangan kerja
F. Pengaruh ketahanan usaha terhadap pertambahan lapangan kerja di
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dalam menambah lapangan
pekerjaan (X4)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1 Apablia jumlah produksi meningkat
maka akan berpengaruh terhadap
lapangan kerja
2 Bertambahnya laba usaha
berpengaruh terhadap lapangan kerja
3 Dengan bertambahnya modal usaha
maka akan berpengaruh terhadap
lapangan kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
78
G. Pengaruh pendapatan terhadap pertambahan lapangan kerja di Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua dalam menambah lapangan pekerjaan
(X5)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1 Popularitas usaha berpengaruh
terhadap lapangan kerja
2 Kualitas produk usaha berpengaruh
terhadap lapangan kerja
3 Jam kerja usaha berpengaruh
terhadap lapangan kerja
H. Lapangan kerja dipengaruhi oleh perkembangan UMK,jumlah tenaga
kerja,volume penjualan,ketahanan usaha,dan pendapatan (Y)
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1 Lapangan kerja selalu bertambah
seiring dengan meningkatnya
penjualan
2 Apabila terdapat permintaan produk
dalam jumlah besar,maka akan dicari
pekerja lepas
3 Kurangnya pekerja tetap
mengakibatkan perusahaan membuka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
79
lapangan kerja
4 Manajemen keuangan yang baik dapat
mengembangakan usaha sehingga
tercipta lapangan kerja
5 Semakin besar penghasilan suatu
usaha maka semakin banyak lapangan
kerja terbuka
6 Lapangan kerja akan tersedia seiring
dengan peraturan batasan usia pada
perusahaan
Lampiran 2
Tabel Hasil Korelasi Uji Validitas
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 Perkembangan
UMK
X1.1
Pearson Correlation 1 .728** .713
** .906
**
Sig. (2-tailed) .007 .009 .000
N 12 12 12 12
X1.2 Pearson Correlation .728
** 1 .802
** .909
**
Sig. (2-tailed) .007 .002 .000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
80
N 12 12 12 12
X1.3
Pearson Correlation .713** .802
** 1 .918
**
Sig. (2-tailed) .009 .002 .000
N 12 12 12 12
Perkembangan UMK
Pearson Correlation .906** .909
** .918
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 12 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 JTK
X2.1
Pearson Correlation 1 .791** .757
** .955
**
Sig. (2-tailed) .002 .004 .000
N 12 12 12 12
X2.2
Pearson Correlation .791** 1 .736
** .906
**
Sig. (2-tailed) .002 .006 .000
N 12 12 12 12
X2.3
Pearson Correlation .757** .736
** 1 .856
**
Sig. (2-tailed) .004 .006 .000
N 12 12 12 12
JTK
Pearson Correlation .955** .906
** .856
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 12 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 Volume
Penjualan
X3.1
Pearson Correlation 1 .539 .529 .785**
Sig. (2-tailed) .070 .077 .003
N 12 12 12 12
X3.2
Pearson Correlation .539 1 .561 .868**
Sig. (2-tailed) .070 .058 .000
N 12 12 12 12
X3.3 Pearson Correlation .529 .561 1 .842**
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
81
Sig. (2-tailed) .077 .058 .001
N 12 12 12 12
Volume Penjualan
Pearson Correlation .785** .868
** .842
** 1
Sig. (2-tailed) .003 .000 .001
N 12 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 Ketahanan
Usaha
X4.1
Pearson Correlation 1 .638* .696
* .869
**
Sig. (2-tailed) .026 .012 .000
N 12 12 12 12
X4.2
Pearson Correlation .638* 1 .904
** .916
**
Sig. (2-tailed) .026 .000 .000
N 12 12 12 12
X4.3
Pearson Correlation .696* .904
** 1 .947
**
Sig. (2-tailed) .012 .000 .000
N 12 12 12 12
Ketahanan Usaha
Pearson Correlation .869** .916
** .947
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X5.1 X5.2 X5.3 Pendapatan
X5.1
Pearson Correlation 1 .791** .757
** .955
**
Sig. (2-tailed) .002 .004 .000
N 12 12 12 12
X5.2
Pearson Correlation .791** 1 .736
** .906
**
Sig. (2-tailed) .002 .006 .000
N 12 12 12 12
X5.3 Pearson Correlation .757
** .736
** 1 .856
**
Sig. (2-tailed) .004 .006 .000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
82
N 12 12 12 12
Pendapatan
Pearson Correlation .955** .906
** .856
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 12 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 3
Tabel Hasil Uji Realibilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 19.0833 14.265 .774 .916
Y2 18.7500 14.386 .869 .908
Y3 19.2500 11.841 .935 .893
Y4 18.7500 14.568 .668 .928
Y5 19.0833 14.629 .702 .924
Y6 19.2500 11.659 .866 .906
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.888 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
83
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1.1 7.1667 1.242 .758 .878
X1.2 7.8333 1.606 .824 .830
X1.3 7.6667 1.333 .806 .818
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.904 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2.1 7.5833 1.720 .831 .846
X2.2 7.2500 1.841 .816 .856
X2.3 7.6667 2.061 .789 .882
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.768 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3.1 7.7500 .932 .605 .715
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
84
X3.2 7.4167 .629 .629 .675
X3.3 8.0000 .727 .621 .667
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.889 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X4.1 7.2500 1.295 .687 .936
X4.2 7.7500 1.477 .835 .821
X4.3 7.6667 1.152 .867 .763
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.904 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X5.1 7.5833 1.720 .831 .846
X5.2 7.2500 1.841 .816 .856
X5.3 7.6667 2.061 .789 .882
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
85
Lampiran 4
Tabulasi Data Hasil Kuesioner
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y1 12 3.00 5.00 3.7500 .75378
Y2 12 3.00 5.00 4.0833 .66856
Y3 12 2.00 5.00 3.5833 .99620
Y4 12 3.00 5.00 4.0833 .79296
Y5 12 3.00 5.00 3.7500 .75378
Y6 12 2.00 5.00 3.5833 1.08362
Lapangan Kerja 12 16.00 30.00 22.8333 4.38662
X1.1 12 3.00 5.00 4.1667 .71774
X1.2 12 3.00 4.00 3.5000 .52223
X1.3 12 3.00 5.00 3.6667 .65134
Perkembangan UMK 12 9.00 14.00 11.3333 1.72328
X2.1 12 3.00 5.00 3.6667 .77850
X2.2 12 3.00 5.00 4.0000 .73855
X2.3 12 3.00 5.00 3.5833 .66856
JTK 12 9.00 15.00 11.1667 2.03753
X3.1 12 3.00 4.00 3.8333 .38925
X3.2 12 3.00 5.00 4.1667 .57735
X3.3 12 3.00 4.00 3.5833 .51493
Volume Penjualan 12 9.00 13.00 11.5833 1.24011
X4.1 12 3.00 5.00 4.0833 .66856
X4.2 12 3.00 4.00 3.5833 .51493
X4.3 12 3.00 5.00 3.6667 .65134
Ketahanan Usaha 12 9.00 14.00 11.3333 1.66969
X5.1 12 3.00 5.00 3.6667 .77850
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
86
X5.2 12 3.00 5.00 4.0000 .73855
X5.3 12 3.00 5.00 3.5833 .66856
Pendapatan 12 9.00 15.00 11.1667 2.03753
Valid N (listwise) 12
Y1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 5 41.7 41.7 41.7
4.00 5 41.7 41.7 83.3
5.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
Y2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 16.7 16.7 16.7
4.00 7 58.3 58.3 75.0
5.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
Y3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 16.7 16.7 16.7
3.00 3 25.0 25.0 41.7
4.00 5 41.7 41.7 83.3
5.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
87
Y4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 3 25.0 25.0 25.0
4.00 5 41.7 41.7 66.7
5.00 4 33.3 33.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Y5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 5 41.7 41.7 41.7
4.00 5 41.7 41.7 83.3
5.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
Y6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 16.7 16.7 16.7
3.00 4 33.3 33.3 50.0
4.00 3 25.0 25.0 75.0
5.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
Lapangan Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
16.00 2 16.7 16.7 16.7
20.00 2 16.7 16.7 33.3
22.00 2 16.7 16.7 50.0
24.00 2 16.7 16.7 66.7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
88
26.00 2 16.7 16.7 83.3
28.00 1 8.3 8.3 91.7
30.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 16.7 16.7 16.7
4.00 6 50.0 50.0 66.7
5.00 4 33.3 33.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 50.0 50.0 50.0
4.00 6 50.0 50.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
X1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 5 41.7 41.7 41.7
4.00 6 50.0 50.0 91.7
5.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Perkembangan UMK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
89
Valid
9.00 2 16.7 16.7 16.7
10.00 3 25.0 25.0 41.7
11.00 1 8.3 8.3 50.0
12.00 2 16.7 16.7 66.7
13.00 3 25.0 25.0 91.7
14.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X2.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 50.0 50.0 50.0
4.00 4 33.3 33.3 83.3
5.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
X2.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 3 25.0 25.0 25.0
4.00 6 50.0 50.0 75.0
5.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
X2.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 50.0 50.0 50.0
4.00 5 41.7 41.7 91.7
5.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
90
JTK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
9.00 3 25.0 25.0 25.0
10.00 3 25.0 25.0 50.0
11.00 1 8.3 8.3 58.3
12.00 2 16.7 16.7 75.0
13.00 1 8.3 8.3 83.3
14.00 1 8.3 8.3 91.7
15.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X3.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 16.7 16.7 16.7
4.00 10 83.3 83.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X3.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 1 8.3 8.3 8.3
4.00 8 66.7 66.7 75.0
5.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
X3.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 3.00 5 41.7 41.7 41.7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
91
4.00 7 58.3 58.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Volume Penjualan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
9.00 1 8.3 8.3 8.3
10.00 1 8.3 8.3 16.7
11.00 3 25.0 25.0 41.7
12.00 4 33.3 33.3 75.0
13.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
X4.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 16.7 16.7 16.7
4.00 7 58.3 58.3 75.0
5.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
X4.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 5 41.7 41.7 41.7
4.00 7 58.3 58.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X4.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
92
Valid
3.00 5 41.7 41.7 41.7
4.00 6 50.0 50.0 91.7
5.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Ketahanan Usaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
9.00 2 16.7 16.7 16.7
10.00 3 25.0 25.0 41.7
12.00 4 33.3 33.3 75.0
13.00 2 16.7 16.7 91.7
14.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
X5.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 50.0 50.0 50.0
4.00 4 33.3 33.3 83.3
5.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
X5.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 3 25.0 25.0 25.0
4.00 6 50.0 50.0 75.0
5.00 3 25.0 25.0 100.0
Total 12 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
93
X5.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 50.0 50.0 50.0
4.00 5 41.7 41.7 91.7
5.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
9.00 3 25.0 25.0 25.0
10.00 3 25.0 25.0 50.0
11.00 1 8.3 8.3 58.3
12.00 2 16.7 16.7 75.0
13.00 1 8.3 8.3 83.3
14.00 1 8.3 8.3 91.7
15.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
top related