skripsi pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
Post on 05-Oct-2021
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN INDUSTRI
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015
OLEH :
FRANCISKA MARINTAN NAPITUPULU
130503228
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : FRANCISKA MARINTAN NAPITUPULU
NIM : 130503228
PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
JUDUL : PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK P;ADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015
Tanggal Ketua Departemen Akuntansi
(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS.,Ak., CPA NIP. 19580222 198203 1003
)
Tanggal Dekan
(Prof. Dr. Ramli, SE, MS NIP. 19580602 198803 1001
)
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : FRANCISKA MARINTAN NAPITUPULU
NIM : 130503228
PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI
JUDUL : PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK P;ADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015
Medan, 2017
Menyetujui,
Pembimbing
(Drs. Sucipto, M.M., AkNIP. 195110251 198203 1 001
)
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal 31 Juli 2017
TIM PENGUJI SKRIPSI
KetuaPenguji S : Drs. Sucipto, M.M., Ak.
Penguji I : Drs. SyahrulRambe, M.M., Ak.
Penguji II : AbdillahArifNasution , SE., Msi., Ak.
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Industri
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015” adalah benar
hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dipublikasikan dan diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penelitian Skripsi Program Strata I Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data atau informasi yang saya peroleh dari badan atau lembaga,
dan / atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika dalam penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku
Medan, 04 September 2017
Yang membuat pernyataan
Franciska M. Napitupulu
NIM: 130503228
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015.Variabel independen yaitu ukuran perusahaan, hutang jangka panjang, intensitas modal, intensitas persediaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dan diperoleh 65 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian.
Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2015. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melakukan pengujian asumsi klasik. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Secara parsial Ukuran Perusahaan, berpengaruh signifikan negatif terhadap Penghindaran Pajak, Intensitas Modal berpengaruh signifikan positif terhadap Penghindaran Pajak. Sedangkan Hutang Jangka Panjang, Intensitas Persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak.
Kata Kunci : Penghindaran Pajak, Total Hutang Jangka Panjang, Intensitas Modal, Intensitas Persediaan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015
This study aimed to analyze the factors that may affect the tax avoidance. The
independent variabel is the firm size, leverage, capital intensity, inventory intensity. The
sampling method used in this research is purposive sampling method and obtained 65
sampel companies were the object of research.
Data were obtained from the financial statements of manufactur companies listed
on the Indonesia Stock Exchange from 2013-2015 years. The analytical method used is
quantitative method to perform the classical assumption test. The analysis showed that
simultaneously independent variabel significantly influence dependent.
Partially firm size, negative affect the tax avoidance, inventory intensity positive
affect the tax avoidance. While leverage, and , inventory intensity has no effect on tax
avoicance.
Keyword : Tax Avoidance, firm size, leverage, capital intensity, inventory intensity
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih Peneliti panjatkan setinggi-tingginya atas
kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia, berkah serta rahmat-
Nya yang begitu melimpah hingga saat ini kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Dimana skripsi ini berjudul
“PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAN TERHADAP PENGHINDARAN
PAJAK PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015”. Adapun tujuan dari penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi S-1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis sendiri mendapatkan dukungan dari
segala pihak dan bantuan serta masukan sehingga dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1) Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS., selaku DekanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2) Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS., Ak., CPA selaku
Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak.,
Selaku Sekretaris Departemen Akuntansi.
3) Bapak Drs. Sucipto, MM., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah sangat
banyak membantu saya, memberikan perhatian dan waktunya untuk
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
4) Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM., Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak
Abdillah Arif Nasution, SE., Msi., Ak selaku dosen Pembanding yang telah
memberikan waktu, saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. Dan
kepada seluruh Dosen yang telah mendidik penulis dalam menjalani
perkuliahan selama ini.
5) Kedua orang tua penulis Wasinton Napitupulu dan Nurlina Simanjuntak yang
telah mendukung penulis dari segala sisi sehingga penulis bisa sampai pada
titik sekarang ini. Dan kepada Paman dan bibi saya, saudara-saudara sepupu
saya. Arta, Dodi, Deo, Ivena. Dan sahabat-sahabat penulis Agus, Anita,
Astuti, Bani, Benny, Christoper, Ester, Helen, Frandriek, Gabriel, Horasman,
Lenny, Lisa, Novita, Patar, Samuel, Stephanie, Veronyca, Dan Vicky, Serta
berbagai pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Terima
kasih yang sebesar-besarnya untuk kebersamaan suka dan duka, doa,
bantuan, motivasi, dukungan, maupun inspirasi yang telah diberikan pada
peneliti hingga sampai saat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kelemahan-kelemahan yang semata-mata merupakan
keterbatasan peneliti. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan peneliti guna
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2017 Penulis,
NIM. 130503228 Franciska Marintan Napitupulu
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
HALAMAN
PERNYATAAN ....................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................... ii
ABSTRACT ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 9
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Teori Gaya Pikul ............................................................... 9
2.1.2 Teori Kepatuhan .................................................................. 10
2.2 Pajak ............................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Pajak ................................................................. 10
2.2.2 Penghindaran Pajak ............................................................ 12
2.3 Karakteristik Perusahaan ............................................................. 18
2.3.1 Ukuran Perusahaan ............................................................. 18
2.3.2 Leverage ............................................................................. 19
2.3.3 Bauran Aset ........................................................................ 21
2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 23
2.5 Kerangka Konseptual .................................................................... 24
2.6 Hipotesis ....................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 28
3.2 Batasan Operasional ....................................................................... 28
3.3 Defenisi Operasional ...................................................................... 28
3.3.1 Variabel bebas ................................................................. 29
3.3.2 Variabel terikat ................................................................ 30
3.4 Skala Pengukuran Variabel ............................................................ 31
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 32
3.6 Jenis Data ............................................................................ 34
3.7 Metode pengumpulan Data ............................................................. 34
3.8 Teknik Analisis ............................................................................ 34
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40
4.1 Deskriptif penelitian ........................................................................... 40
4.2 Analisis Hasil Penelitian..................................................................... 40
4.3 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 43
4.3.1 Uji multikolinearitas ....................................................... 43
4.3.2 Uji Autokorelasi .................................................... 44
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 45
4.3.4 Uji Normalitas .................................................................. 47
4.4 Pengujian Statistik ............................................................................ 50
4.4,1 Analisis linear Berganda .................................................... 50
4.4,2 Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 52
4.4,3 Uji Parsial (Uji t) ............................................................... 53
4.4,4 Uji Simultan (Uji F) .......................................................... 55
4.5 Pembahasan .......................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 60
5.2 Saran ............................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62
LAMPIRAN............................................................................................................. 66
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Halaman
2.1 Penghindaran Pajak .......................................................................... 16
2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................... 23
3.1 Skala Pengukuran Variabel .............................................................. 31
3.2 Jumlah Sampel .................................................................................. 33
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................................ 41
4.2 Uji Multikolinearitas......................................................................... 43
4.3 Nilai Koefisien Korelsi ..................................................................... 44
4.4 Uji Autokorelasi .................................................................................. 45
4.5 Uji Kolmogorov-Smirnov .................................................................. 49
4.6 Uji Regresi Linear Berganda ............................................................. 50
4.7 Uji R2 ................................................................................... 53
4.8 Uji t ....................................................................................... 54
4.9 Menghitung t-tabel ............................................................... 54
4.10 Uji F ........................................................................................... 57
4.11 Menghitung F-tabel ........................................................................... 57
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual........................................................................25
4.1 Uji Heteroskedastisitas......................................................................46
4.2 Histogram......................................................................................... 47
4.3 P-Plot............................................................................................... 48
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Sampel & Populasi Penelitian Penelitian...........................................49
Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitiian................................................................. 53
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pajak merupakan fenomena penting belakangan ini bukan hanya di
Indonesia namun juga di dunia. Sebagai salah satu penghasilan terbesar bagi suatu
negara, terkhusus di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
negara terbesar setelah sektor migas dan non-migas. Tentu dalam hal ini, pajak
memberikan banyak kontribusi untuk mendukung pembangunan nasional. Maka
dibutuhkan pengelolaan yang baik untuk memaksimalkannya.
Tarif pajak di Indonesia Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 pasal 17
ayat (1b), Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar
28% ( dua pulu delapan persen) pada tahun 2009 dan 25% (dua puluh lima
persen) pada tahun 2010. Tingginya tarif yang dikenakan ini menyebabkan
keengganan pihak wajib pajak untuk membayar pajak karena dianggap
membebani perusahaan. Dampaknya perusahaan mencari cara untuk
meminimalkan pembayaran pajak. Bahkan beberapa perusahaan mengambil
resiko melakukan tindakan yang melanggar hukum agar tidak membayar pajak.
Rendahnya kepatuhan pajak di Indonesia merupakan salah satu indikasi adanya
praktik menghindari pajak baik yang dilakukan secara legal dan ilegal.Beberapa
contoh penghindaran pajak di Indonesia yang sudah dilakukan tindakan oleh
Direktorat Jendral pajak (DJP), diantaranya kasus Asian Agri, Bumi Resources,
Adaro, Indosat, Indofood, Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Airfast Indonesia
Universitas Sumatera Utara
(anak perusahaan PT Freeport Mc Moran), PT Toyota Motor Manufacturing
Indonesia.
Didalam pelaksanaan pemungutan pajak, terdapat perbedaan kepentingan
antara wajib pajakdan pemerintah.Wajib pajak cenderung untuk mengurangi
jumlah pembayaran pajak. Hal ini juga dimungkinkan jika ada peluang yang
dimanfaatkan karena lemahnya peraturan perpajakan. Pemerintah dalam hal ini
melalui Direktorat Jendral Pajak (DJP) berusaha untuk menaikkan penerimaan
dari sektor pajak. Namun perlawanan yang dilakukan wajib pajak atau perusahaan
tersebut yang tentu akan merugikan penerimaan pemerintah. Namun siapa yang
diuntungkan dari penghindaran pajak adalah pertanyaan lain.
Menurut Supramono (2005: 6) perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan
menjadi perlawanan pasif dan aktif.
Perlawanan pasif diakibatkan oleh adanya yang mempersukar pemungutan pajak. Perlawanan ini tidak dilakukan secara aktif apalagi agresif oleh para wajib pajak. Sedangkan, perlawanan aktif mencakup ruang lingkup semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan terhadap fiskus dengan tujuan menghindari pajak. Terdapat beberapa cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance), penggelapan pajak (tax evasion). Penghindaran pajak mengacu pada pengurangan pembayaran pajak dengan
cara yang legal, misalnya melalui celah-celah peraturan perpajakan yang ada,
berbeda dengan penggelapan pajak(tax evasion)yang mengacu pada penghindaran
pajak dengan cara yang ilegal, misalnya melaporkan pendapatan dibawah yang
sebenarnya ataupun tingkat pengurangan yang tinggi. Penghindaran pajak
digambarkan sebagai tindakan yang sah secara hukum dan moral terkait dengan
penghematan di aspek pembayaran pajak, dan hal tersebut merupakan ide yang
Universitas Sumatera Utara
baik juga pintar. Dengan kata lain, penghindaran pajak(tax avoidance) merupakan
suatu tindakan yang dilakukan wajib pajak dalam efisiensi beban pajak.
Penghindaran pajak yang juga disebut sebagai tax planning, adalah proses
pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang
tidak dikehendaki.Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-benar
legal. Seperti halnya suatu pengendalian yang tidak dapat menghukum seseorang
karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk dalam kategori
pelanggaran/kejahatan, begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat dipajaki,
apabila tidak ada tindakan/transaksi yang dapat dipajaki. Dalam hal ini sama
sekali tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan
diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang
menghindarkan aplikasi penghematan pajak melalui pengendalian fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau
sama sekali tidak kena
Menurut Hanlon dan Heitzman (2010: 145) “Overall, the field cannot
explain the variation in tax avoidance very well, although strides have been made
in linking avoidance to firm characteristic, manager effects, ownership,
governance, and incentive structures.” Karakteristik perusahaan merupakan ciri
khas atau sifat yang melekat pada entitas usaha. Karakteristik perusahaan dapat
dilihat dari beberapa segi, diantaranya jenis usaha atau industri, tingkat likuiditas,
profitabilitas perusahaan, financial leverege dan kepemilikan saham, ukuran
perusahaan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Hanlon dan Heitzman (2010, 139) menyatakan, “The measures of tax
avoidance that we review are listed in Table 1. We list 12 measures of tax
avoidance commonly used in literature, effective tax rates, book-tax
difference,.....” Beberapa studi meneliti hubungan antara karakteristik perusahaan
dan penghindaran pajak menggunakan beberapa proksi, misalnya effective tax
rates, book-tax difference, tarif pajak efektif dan lain-lain. Menurut Hanlon
Heitzman (2010: 144) “....reports evidance that suggests the scale of international
operations leads to more tax avoidance opportunities resulting in lower GAAP
ETRs.” Bukti yang mendukung bahwa adanya kegiatan operasional akan
membuat kesempatan penghindaran pajak yang lebih rendah dan berakibat pada
tarif pajak pogresif.
Variasi tarif pajak efektif juga dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan.
Ukuran perusahaan, struktur hutang, dan bauran aset yang digunakan sebagai
proksi pengukuran karakteristik perusahan tertentu juga dapat mendeteksi adanya
penghindaran pajak.
Hubungan tax avoidance dengan ukuran perusahaan sudah dilakukan
penelitian seperti Desai Dharmapala (2006:3) ”... the effect of incentive
compensation and tax avoidance measured by the firm level and a find negative
association beetween tax avoidance...” Menyatakan bahwa pengaruh negatif
antara ukuran perusahaan dengan penghindaran pajak. Sedangkan Hanlon dan
Heitzman (2010:144), “...examine a wide range of tax avoidance opportunities
resulting higer firm level.” Bahwa pengaruh positif antara ukuran perusahaan dan
tax avoidance. Dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan hasil penelitian (research gap) inilah yang memotivasi peneliti untuk
memilih ukuran perusahaan menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi
penghindaran pajak.
Suatu perusahaan bisa saja melakukan tindakan-tindakan untuk
mengurangi kewajiban pajaknya seperti menggunakan pembiayaan mayoritas
yang berasal dari hutang. Dalam pembiayaan hutang, terdapat komponen biaya
bunga pinjaman yang menjadi pengurang dalam penghasilan kena. Dengan
demikian, laba perusahan sebelum kena pajak yang menggunakan hutang sebagai
sumber pendanaan mayoritas akan cenderung lebih kecil dibanding perusahaan
yang mendanai kegiatan operasionalnya mayoritas dengan penerbitan saham. Hal
tersebut tentunya dapat mengurangi kewajiban pajak perusahan dan dapat
digolongkan sebagai tindakan penghindaran pajak.
Bauran aset yang dimiliki oleh perusahaan juga berpengaruh terhadap
kesempatan perusahaan melakukan penghindaran pajak. Proporsi komponen aset,
seperti investasi yang utamanya berpengaruh, karena kebijakan investasi yang
berbeda tentunya akan mendapatkan perlakuan pajak yang berbeda pula.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
meneliti apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif yaitu
karakteristik perusahaan memiliki hubungan dengan adanya penghindaran pajak.
Penelitian ini menggunakan studi kasus perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Alasan pemilihan
perusahaan manufaktur karena jenis perusahaan tersebut melakukan aktivitas
usaha secara menyeluruh mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahan
Universitas Sumatera Utara
baku menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi hingga proses menjual
kembali, sehingga dalam segala aktivitasnya sebagian besar terkait dengan
perpajakan.
Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya (Surbakti,
2012:4) dengan menghilangkan salah satu variabel independennya yaitu
Reformasi Pajak (Tax Reform) karena rentan waktu penelitian yang tidak
menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah reformasi perpajakan di
efektifkan. Desai dan Dharmapala (2006:15) ”To account for the component of
the book-tax gap that is attributable to earnings management, we then run the
following OLS regression...” Menggunakan proksi book-tax gap/book-tax
differences namun pada penelitian ini menggunakan proksi cash effective tax rate
sebagai proksi penghitungan penghindaran pajak (tax avoidance).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitianyang
berjudul “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN INDUSTRI
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI2013-2015”.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
2) Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
3) Apakah capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
4) Apakah inventory intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
Universitas Sumatera Utara
5) Apakah ukuran perusahaan, leverage, capital intensity, inventory intensity
berpengaruh secara bersama-sama terhadap penghindaran pajak?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.
2) Mengetahui pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak.
3) Mengetahui pengaruh capital intensity terhadap penghindaran pajak.
4) Mengetahui pengaruh inventory intensity terhadap penghindaran pajak.
5) Mengetahui hubungan ukuran perusahaan, leverage, capital intensity,
inventory intensity berpengaruh secara bersama-sama terhadap
penghindaran pajak
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi peneliti, selain sebagai penambahan wawasan tentang pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak dan syarat kelulusan
juga bagi penulis.
Bagi penelitian yang akan datang, penelitian ini juga dapat dijadikan
sebagai sumber literatur dan dapat menjadi refrensi untuk disempurnakan
yang menunjukkan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
penghindaran pajak.
Universitas Sumatera Utara
Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi
investor untuk pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi pada suatu perusahaan.
Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
kepatuhan pajak di Indonesia dan menilai efektifitas peraturan perpajakan
yang dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Gaya Pikul
Terotis ini mendasarkan kepada pemungutan pajak pada jasa jasa
yang diberikan negara kepada warganya. Teori ini pada hakekatnya
mengandung suatu kesimpulan bahwa dasar keadilan dalam pemungutan
pajak adalah terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada
warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Dan untuk
kepentingan tersebut dibutuhkan adanya biaya yang harus dipikul oleh
warga dalam bentuk pajak. Yang menjadi pokok pangkal teori ini adalah
tekanan pajak itu haruslah sama beratnya untuk setiap orang. Menurut
Soemarso (2007:4) menyatakan bahwa :
Biaya-biaya sehubungan dengan jasa-jasa ini harus dipikul oleh warga negara yang menikmatinya. Pajak adalah pembebanan biaya-biaya tersebut. Namun, teori ini mengemukakan bahwa pembebanan pajak sesuai dengan keadilan haruslah mempertimbangkan gaya pikul seseorang atau badan.
2.1.2 Teori Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh yang menurut KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada
perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh,
ketaatan, tunduk, patuh pada peraturan. Terdapat dua perspektif dasar dalam
Universitas Sumatera Utara
literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada hukum yang disebut
instrumental dan normative. Perspektif instrumental mengasumsikan
individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan
terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, intensif, dan penalti yang
berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawan
dengan kepentingan pribadi mereka.
Keharusan masyarakat Indonesia membayar pajak ditulis dalam UU
Perpajakan nomor 28 tahun 2007 pasal 1 yang menyatakan pajak sebagai
kontribusi kepada Negara yang bersifat memaksa dan pasal 2 yang
mewajibkan masyarakat yang telah sesuai kriteria untuk mendaftarkan diri
sebagai Wajib Pajak. Undang-undang tersebut secara hukum
mengisyaratkan kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk memenuhi
peraturan tersebut, hal ini sesuai dengan teori kepatuhan (compliance
theory).
2.2 Pajak
2.2.1 Pengertian Pajak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2007 pasal 1 dijelaskan bahwa:
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian pajak menurut Soemitro (1990), yang dikemukakan
oleh Supramono (2005:5) menyatakan bahwa, pajak adalah iuran kepada
kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dari pengertian mengenai pajak diatas, dapat diketahui karakteristik
yang melekat pada pengertian pajak, yaitu :
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya
yang sifatnya dapat dipaksakan.
b. Tidak ada kontraprestasi individual oleh pemerintah daerah.
c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila
dari pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk
membiayai public investment.
Selain itu, dari kedua definisi diatas dapat diambil keputusan
senada bahwa pajak bersifat wajib dan dilaksanakan berdasarkan
peraturan undang-undangan. Menurut Resmi (2005:2) menyatakan bahwa:
Terdapat dua fungsi utama dari pajak, yaitu fungsi penerimaan (budgeter) dan mengatur (reguler). Budgeter berarti pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah, misalnya dimasukkan sebagai penerimaan dalam negeri di dalam APBN. Sedangkan fungsi yang kedua (reguler), pajak sebagai alat ukur untuk mengukur atau melaksanakan kebijakan bidang sosial dan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan pemungutan pajak, selain berdasarkan undang-undang
perpajakan yang berlaku, tentu harus meperhatikan asas-asas yang
disarankan oleh para ahli. Salah satunya yang terkenal adalah Adam Smith
(1996) yang dikemukakan oleh Surbakti (2012:9) menyatakan empat asas
yang lebih dikenal dengan four maxims yang terdiri dari :
a. Equality, ialah pajak harus adil dan merata. Hal ini berarti pengenaan pajak sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya.
b. Ceratainly, ialah pajak ditetapkan secara sewenang-wenang, tetapi harus jelas bagi semua wajib pajak, yang terdiri atas berapa jumlah yang harus dibayar, kapan harus dibayar dan bagaimana cara pembayarannya.
c. Convenience, ialah pajak hendaknya dibayar pada saat yang tidak menyulitkan wajib pajak, misalnya dikenakan pada saat wajib pajak menerima penghasilan.
d. Efficiency, ialah biaya pemungutan pajak hendaknya sekecil mungkin, jangan sampai terjadi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah lebih besar dari hasil yang diterima pemerintah.
2.2.2 Penghindaran Pajak
Penerimaan dari sektor pajak merupakan tulang punggung bagi
penerimaan APBN, sehingga kejujuran wajib pajak dalam melaksanalkan
kewajibannya sangat diperlukan terutama dalam sistem self assesmentyang
dianut perpajakan di Indonesia.
Sikap patuh atau tidak patuh merupakan salah satu sikap wajib pajak
yang harus diperhatikan. Kepatuhan pajak didefenisikan sebagai suatu
keadaan wajib pajak yang memenuhi semua kewajiban perpajakan dalam
melaksanakan hak perpajakannya. Biaya kepatuhan pajak (compliance cost)
sebagai biaya transaksi pajak mempengaruhi kepatuhan pajak. Semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi biaya kepatuhan pajak, maka semakin rendah kepatuhan pajak, begitu
juga sebaliknya.
Pada umumnya, ukuran kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan
biasanya diukur dan dibandingkan dengan besar kecilnya penghematan
pajak (tax saving), penghindaran pajak (tax avoidance) dan penyeludupan
pajak (tax evasion) yang kesemuanya bertujuan untuk meminimalkan beban
pajak. Menurut Allingham dan Sandmo (1972) yang dikemukakan oleh
Hanlon dan Heitzman (2010:138) “In theory, individual tax compliance is
determined by tax rates, the probability of detection and punishment,
penalties, and risk-aversion.” Menurut teori tersebut, kepatuhan
perpajakaan individual ditentukan oleh tarif pajak, kemungkinan
terdekteksi, hukuman, pinalti dan risk-aversion.
Adanya keinginan dari wajib pajak untuk tidak memenuhi peraturan
perpajakan membuat adanya perlawanan pajak yang mereka berikan.
Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu, perlawanan
pasif dan aktif. Seperti yang dikemukakan oleh Supramono (2005:6) bahwa:
Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungut pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi. Sedangkan perlawanan aktif adalah semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk menghindar pajak. Terdapat 3 perlawanan aktif, yaitu penghindaran pajak (tax
avoidance), pengelakan pajak (tax evasion), dan melalaikan pajak (tax
flight).
Universitas Sumatera Utara
Dari sudut pandang ekonomi, tax avoidance, tax evasion dan tax
flight memiliki efek yang sama yaitu sama-sama merupakan tindakan
menurunkan nilai laba dengan tujuan mengurangkan beban pajak. Namun
sisi legal dan moral, ternyata hasil survey yang menunjukkan ketiga istilah
tersebut memiliki makna dan tingkat keadilan yang berbeda. Tax avoidance
diartikan sebagai suatu usaha mengurangkan pembayaran pajak dengan cara
yang diperbolehkan hukum, yaitu dengan cara memanfaatkan celah-celah
peraturan yang ada.
Berdasarkan asumsi Leon Yudkin (2003) yang dikemukakan oleh
Surbakti (2012:11), terdapat 2 potensi untuk bertahan terhadap pembayaran
pajak, yaitu:
1. Wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak yang terutang sekecil mungkin, sepanjang hal itu dimungkinkan oleh kententuan peruturan perundang-perundangan perpajakan.
2. Wajib pajak cenderung untuk menyeludupkan pajak (tax evasion) yaitu berusaha menghindarkan pajak terutang secara ilegal. Upaya penghindaran ini dilakukan sepanjang wajib pajak tersebut mempunyai alasan yang meyakinkan bahwa akibat dari perbuatannya kemungkinan besar mereka tidak akan dihukum serta yakin bahwa rekan-rekannya melakukan hal yang sama.
Dapat disimpulkan poin pertama merupakan pengertian dari
penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak sering
dianalogikan dengan upaya dengan upaya perencanaan pajak (tax
planning) yang merupakan proses mengorganisasikan usaha wajib pajak
atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajak baik
pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya berasa dalam posisi yang
Universitas Sumatera Utara
paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinakan baik oleh ketentuan
perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial.
Pengertian taxavoidance adalah upaya wajib pajak dalam
memanfaatkan pelang-peluang (loopholes) yang ada dalam undang-
undang perpajakan, namun dari sudut pandang jiwa undang-undang
perpajakan, perbuatan tersebut dikategorikan sebagai perbuatan melanggar
jiwa undang-undang. Sedangkan tax evasion merupakan perbuatan yang
melanggar undang-undang, baik secara harafiah maupun secara jiwa dan
moral undang-undang perpajakan (Supramono, 2005:6).
Terdapat tiga karaakter dari tax avoidance menurut komite fiskal
OECD yang dikemukakan oleh Surbakti (2012:11) yaitu :
1. Adanya unsur artificial arrangement 2. Seringkali memanfaatkan peluang dari undang-undang atau
menetapkan kententuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, yang berlawanan dari jiwa undang-undang sebenarnya.
3. Terdapat unsur kerahasiaan. Biasanya konsultan yang ditunjuk perusahaan untuk mengurus pajak perusahaan untuk mengurus pajak perusahaan tersebut menunjukkan cara penghindaran pajak yang dilakukanya dengan syarat wajib pajak harus menjaga kerahasiaannya sedalam mungkin.
Beberapa studi menguji hubungan antara karakteristik perusahaan
dan penghindaran pajak menggunakan beberapa proksi, diantaranya tarif
pajak efektif, penggunaan perlindungan pajak (tax shelter), dan lain-lain.
Menurut Wilson (2009) yang dikemukakan oleh Hanlon dan Heitzman
(2010:144) “In addition, firms accused of using tax shelter have larger
book-tax differences, more foreign operation, subsidiaries in tax haven,
Universitas Sumatera Utara
higher prior-year effective tax rates, greater litigation losses, and
leverage”. Menyatakan, perusahaan yang diindikasikan melakukan
penghindaran pajak lebih banyak operasi luar negri, cabang di negara tax
haven, kerugian yang lebih besar, dan leverage yang lebih sedikit.
Banyak cara yang dapat digunakan dalam mengukur adanya
penghindaran pajak. Kebanyakan proksi pengukuran penghindaran pajak
membutuhkan data dari laporan keuangan karena pengembalian pajak
membutuhkan data dari laporan keuangan karena pengembalian pajak
tidak dipublikasikan dan akses untuk mendapatkan data tersebut terbatas.
Hanlon dan Heitzman (2010:140) “We listed 12 measures of tax
avoidance commonly used in literature.” Penelitian tersebut membuat 12
daftar cara pengukuran penghindaran pajak yang biasanya digunakan di
berbagai literatur dan dirangkum pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Tabel Penghindaran Pajak
Metode Pengukuran
Cara Perhitungan Keterangan
GAAP ETR 𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑤𝑤𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑤𝑤𝑡𝑡𝑒𝑒𝑤𝑤𝑖𝑖𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑤𝑤𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑤𝑤𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤
Total tax expense per dollar of pre-tax book income
Current ETR 𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑖𝑖𝑎𝑎𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑖𝑖𝑡𝑡 𝑤𝑤𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑤𝑤𝑡𝑡𝑒𝑒𝑤𝑤𝑖𝑖𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑤𝑤𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑤𝑤𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤
Current tax expense per dollar of pre-tax book income
Cash ETR 𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑤𝑤𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑤𝑤𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤
Cash taxes paid per
dollar of pre-tax
Universitas Sumatera Utara
book income
Long-run Cash ETR
𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑒𝑒ℎ 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤𝑒𝑒 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑎𝑎𝑖𝑖𝑡𝑡𝑤𝑤𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑤𝑤𝑖𝑖𝑖𝑖𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤
Sum of cash taxes paid over & years divided by the sum of pre-tax earnings over &years
ETR Differential
Statutory ETR–GAAP ETR The difference of between the statutory ETR and firm’s GAAP ETR
DTAX Error term from the following regression: ETR differential x Pre-tax book income = a + b x Control + e
The unexplained portion of the ETRdifferential
Total BTD Pre-tax book income –((U.S.CTE + Fgn CTE)/U.S. STR) –(NOLt –NOLt-1))
The total difference between book and taxable income
Temporary BTD
Deferred tax expense/U.S.STR The total difference between book and taxable income
Abnormal total BTD
Residual from BTD/TAit = βTAit + βmi+ eit
A measure of unexplained total book-tax differences
Unrecognized tax benefits
Disclosed amount post-FIN48 Tax liability accrued for taxes not yet paid on uncertain positions
Tax shelter activity
Indicator variable for firms accused of engaging in a tax shelter
Firms identified via firm disclosures, the press, or IRS confidential data
Marginal tax rate
Simulated marginal tax rate Present value of taxes on an additional dollar of income
Sumber: Hanlon dan Heitzman (2010)
Universitas Sumatera Utara
2.3 Karakteristik Perusahaan
Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat
dalam suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya jenis
usaha atau industri, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan,
keputusan investasi dan lain-lain. Pada penelitian kali ini karakteristik perusahaan
yang digunakan adalah ukuran perusahaan (Firm size), leverage, capital intensity
dan inventory intensity.
2.3.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran dapat dilihat pada total aktiva perusahaan. Aktiva adalah
manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang akan diharapkan akan
diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil transaksi masa lalu.Oleh
karena itu semakin tinggi total aktiva yang dimiliki perusahaan maka
transaksi bisnis yang dilakukan juga semakin besar. Karena transaksi bisnis
yang dilakukan perusahaan semakin besar maka laba yang dihasilkan
perusahaan juga akan semakin tinggi. Desai Dharmapala (2004:3)
menyatakan, “... the paper also consistent with notable aggregate feature of
our tax sheltering measure the growing cross-sectional variation among
firms in their levels of tax avoidance...” Dengan laba yang tinggi maka
secara otomatis beban pajak yang harus dibayar perusahaan kepada
pemerintah juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu perusahaan akan
mencoba melakukan penghindaran pajak agar pembayaran pajaknya
menjadi semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian terdahulu mengatakan bahwa ukuran perusahaan terbukti
memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap penghindaran pajak.
Surbakti (2012:60) menyatakan semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin mampu perusahaan tersebut untuk mengatur perpajakan dengan
melakukan tax saving yang dapat memasukkan unsur penghindaran pajak.
2.3.2 Leverage
Leverage untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menggunakan aset atau dana yang mempunyai beban tetap untu
memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik atau pemegang
saham (Syahyunan, 2013:126). Leverage menggambarkan tingkat risiko dari
perusahaan yang diukur dengan membandingkan total kewajiban
perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Maka dari itu,
semakin besar tingkat hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin besar
risiko yang ditanggung. Leverage biasanya diukur menggunakan rasio debt
to equity ratio (DER). DER menggambarkan perbandingan antara total
utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber
pendanaan usaha. Jika rasio ini semakin besar, maka dapat dijelaskan bahwa
struktur modal yang paling besar berasal dari komposisi hutang.
Apabila perusahan menggunakan hutang pada komposisi
pembiayaan, maka akan ada bunga yang harus dibayar. Pada peraturan
perpajakan, bunga pinjaman merupakan komponen dari pengurang
penghasilan kena pajak.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan pendanaan dan keputusan investasi dapat mempengaruhi
ada atau tidaknya peghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan karena
peraturan perpajakan memberikan perlakuan yang berbeda untuk setiap
kebijakan struktur modal dan bauran aset yang dimiliki perusahaan. Hal
tersebut terlepas dari perusahaan lebih memilih menggunakan hutang atau
saham dalam membiyai operasinya. Namun, komponen biaya atas bunga
pinjaman dapat menjadi pengurang pajak (deductible expanse), sedangkan
dividen yang merupakan komponen biaya atas saham yang diterbitkan
perusahaan tidak dapat dijadikan pengurang.
Maka dari itu, Hanlon dan Heitzman (2010:154) menyatakan
“Because firms vary in their use of off-balance sheet financing for reasons
tied to financial reporting incentives, understanding to what extent the off-
balance sheet financing affects the analysis of taxes on the choice between
debt and equity is open question.” Bahwa perusahaan yang lebih banyak
menggunakan hutang dalam struktur modalnya atau dengan kata lain
memiliki tingkat leverage yang tinggi akan memiliki beban pajak yang lebih
kecil daripada perusahaan yang lebih banyak menggunakan.
2.3.3 Bauran Aset (Capital Intensity dan Inventory Intensity)
Struktur aset merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi keputusan pendanaan dan investasi pada perusahaan. Capital
intensity dan inventory intensity merupakan dua proksi yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menangkap keputusan investasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Capital intensity dapat dijelaskan sebagai rasio dari net property, plant and
equipment terhadap total aset (dalam nilai buku). Sedangkan inventory
intensity didefenisikan sebagai rasio persediaan terhadap total aset (dalam
nilai buku).
Pemilihan investasi dalam bentuk aset ataupun modal terkait
perpajakan adalah dalam depresiasi. Perusahaan yang memutuskan untuk
berinvestasi aset tetap diperbolehkan menghitung depresiasi yang dapat
dijadikan pengurangan penghasilan kena pajak. Sedangkan perusahaan yang
berinvestasi dalam bentuk inventori tidak dapat melakukan hal serupa yaitu
depresiasi yang dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak.
Kebijakan untuk memilih bauran aset yang merupakan investasi
perusahaan juga dapat menentukan besar kecilnya beban pajak dan
tentunya juga untuk menilai apakah ada penghindaran pajak yang
dilakukan oleh perusahaan. Kebijakan perpajakan membolehkan wajib
pajak yang dalam hal ini adalah perusahaan untuk mendepresiasikan aset
dengan periode yang lebih pendek dibanding dengan masa manfaat
ekonomis aset tersebut.
Sehingga perusahaan dengan capital intensive yaitu perusahaan yang
lebih banyak berinvestasi dalam bentuk aset tetap cenderung memiliki
nilai beban pajak yang lebih rendah. Berkebalikan dengan perusahaan
dengan inventory intensive, yaitu perusahaan yang lebih banyak
berinvestasi inventori, relatif memiliki nilai beban pajak yang lebih tinggi.
Hal tersebut dikarenakan beban depresiasi dari aset lebih besar dan dapat
Universitas Sumatera Utara
menjadi pengurang penghasilan kena pajak. Semakin besar beban
perusahaan, maka penghasilan kena pajak juga akan semakin kecil yang
mengakibatkan nilai tarif pajak perusahaan semakin kecil.
Menurut Stickney dan McGee (1982) yang dikemukakan oleh
Gupta Newberry (1997:7) “... Again, their results did not show a company
size effect in a multivariate framework.” Penelitian tersebut juga
mengemukakan hal yang sama, penelitian yang dilakukan membuktikan
bahwa tingkat leverage dan intensitas modal (capital intensity) perusahaan
memiliki hubungan yang negatif dengan tarif pajak. Meskipun penelitian
tersebut masih menggunakan univariate.
Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak tentunya harus
memperhatikan kebijakan pendanaan dan investasi yang mereka lakukan.
Apabila perusahaan ingin membayar pajak yang lebih kecil, maka lebih
baik menggunakan hutang sebagai opsi pembiayaan dan memilih
berinvestasi dalam bentuk aset tetap ketimbang inventori. Sesuai dengan
penjelasan sebelumnya bahwa ketika tarif pajak semakin kecil, maka hal
itu mengidentifikasikan adanya penghindaran pajak yang dilakukan oleh
perusahaan. Maka dari itu, kebijakan pendanaan dan kebijakan investasi
pun dapat digunakan sebagai variabel dalam mengukur penghindaran
pajak perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Desai dan Dharmapala(2006)
Dependen: penghindaran pajak (BTD) Independen: insentif manager
Meningkatkan kompensasi insentif cenderung mengurangi tingkat penyembunyian pajak. Efek negatif ini terjadi terutama pada perusahaan yang memiliki susunan tata kelola yang lemah.
2. Richardson dan Lanis (2007)
Variabel Independen: ukuran perusahaan, hutang finansial, intensitas aset tetap, intensitas persediaan, dan intensitas penelitian dan pengembangan Variabel Dependen: Effective tax rates (ETR).
Ukuran perusahaan, hutang perusahaan, intensitas aset tetap, intensitas penelitian dan pengembangan berpengaruh negatif terhadap effective tax rates (ETR). intensitas persediaan berpengaruh positif terhadap effective tax rates (ETR).
3. Noor, dkk (2010) Variabel Independen: ukuran perusahaan, return on asset (ROA), hutang perusahaan, intensitas aset tetap, intensitas persediaan, perbedaan bisnis perusahaan, perbedaan metode perpajakan dan perbedaan tahun pajak. Variabel Dependen: Effective tax rates (ETR).
ROA, hutang perusahaan, dan intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap effective tax rates (ETR). intensitas persediaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Effecrive Tax Rate (ETR).
4. Watson (2012) Variabel Independen: CSR berpengaruh positif
Universitas Sumatera Utara
CSR. Variabel Dependen: Tax Avoidance.
terhadap tax avoidance.
5. Surbakti (2012) Variabel Independen: karakteristik perusahaan Tax reform Variabel dependen: penghindaran pajak (tax avoidance)
Size bepengaruh positif terhadap tax avoidance Leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance Capital intensity berpengaruh positif dan inventory intensity berpengaruh negatif terhadap tax avoidance
2.5 Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap adanya penghindaran pajak di perusahaan.
Menurut Hanlon dan Heitzman (2010:137) “There is widespread interest
and concern over the magnitude, determinants and consequences of corporate tax
avoidance and aggressiveness.” Penelitian ini juga menggunakan penghindaran
pajak (tax avoidance) sebagai variabel dependen, sejalan dengan penelitian yang
dilakukan
Untuk mengetahui bagaimana karakteristik perusahaan mempengaruhi ada
atau tidaknya penghindaran pajak di sebuah perusahaan, maka penelitian ini
menggunakan variabel independen yang sejalan dengan sebelumnya yang
dilakukan oleh Gupta dan Newberry (1997:9), “The hypotheses are stated with
direction where possible. Company ETR’s are related to company size, Company
ETRs are inversely related to capital intensity, Company ETRs are inversely
Universitas Sumatera Utara
related leverage....” Variabel dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,
jumlah hutang jangka panjang terhadap total aset dan bauran aset perusahaan.
Dari uraian diatas, metodologi penelitian dapat digambarkan seperti di bawah ini :
H1
H2
H3
H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Perusahaan yang besar akanmemiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah
karena perusahaan tersebut mempunyai substansi sumber daya yang mampu
memanipulasi proses politik yang dikehendakinya, dalam melakukan perencanaan
pajak dan mengatur aktivitas-aktivitas perusahaan sehingga dapat melakukan
penghematan pajak (tax savings) secara optimal.
Menurut Gupta dan Newberry (1997:10), “... Thus we expect companies
with high interest expenses to have lower ETRs.” Kebijakan pendanaan suatu
perusahaan akan mempengaruhi tarif pajak efektif karena pajak memiliki
Penghindaran
Pajak (Tax
Avoidance)
(Y)
Leverage (X2)
Capital Intensity (X3)
Inventory Intensity (X4)
Ukuran perusahaan (X1)
H1
H2
H3
H4
Universitas Sumatera Utara
perlakuan yang berbeda terkait dengan struktur modal suatu perusahaan. Karena
tarif pajak efektif juga merupakan proksi perhitungan penghindaran pajak, maka
kebijakan pendanaan pun akan berpengaruh terhadap adanya penghindaran pajak
yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan proporsi hutang jangka panjang dalam
melakukan penghindaran pajak kerena perusahaan yang menggunakan pendanaan
dengan hutang akan memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah dibandingkan
yang menggunakan pendanaan ekuitas. Dengan kata lain, jika perusahaan ingin
membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil, seharusnya dapat menggunakan
pendanaan dengan hutang. Hal ini dikarenakan biaya bunga pinjaman dapat
digunakan sebagai pengurang pajak (tax deductible) dalam pendapatan kena
pajak, sedangkan dividen tidak dapat.
Kebijakan investasi juga dinilai dapat mempengaruhi penghindaran pajak.
Menurut Gupta dan Newberry (1997:9), “...has found an inverse relationship
between capital intensity and ETRs, due to tax prederences associated with
investments in fixed assets. Also, there are tax preferences for investments in fixed
assets.” Pada perusahaan yang lebih menekankan pada investasi berupa aset tetap
(capital intensive) akan memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah. Jika tarif
pajak efektif turun, maka discretionary tax avoidance akan naik.
Sehubungan dengan kebijakan investasi perusahaan yang mempengaruhi
tarif pajak efektif, hal tersebut dimungkinkan karena adanya kebijakan pajak yang
memperbolehkan perusahaan menyusutkan nilai asetnya dengan umur yang lebih
pendek daripada umur manfaat ekonomis yang sebenarnya. Karena intensitas
Universitas Sumatera Utara
persediaan adalah substitusi dari intensitas modal, maka berlaku : semakin besar
inventory intensity, maka semakin besar pula tarif pajak efektif perusahaan.
Semakin besar tarif pajak efektif perusahaan, maka kemungkinan adanya
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan pun akan semakin kecil.
2.6 Hipotesis
H1 : Ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
H2 : Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
H3 : Capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak
H4 : Inventory intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
H5 : Ukuran perusahaan, leverage, capital intensity, dan inventory intensity
berpengaruh secara bersama-sama terhadap penghindaran pajak
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: deskriptif, komparatif,
dan asosiatif. Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antar dua variabel. Penelitian
asosiatif dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: hubungan kausal, simetris, dan interaktif.
Hubungan antar variabel yang diteliti adalah kausal. Hubungan kausal adalah
hubungan sebab-akibat antar variabel, dimana salah satu variabel (independent)
mempengaruhi variabel lain (dependent).
3.2 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi
penghindaran pajak suatu perusahaan adalah karakteristik perusahaan.
2. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3.3 Defenisi Operasional
Menurut Erlina (2011:48) definisi operasional adalah penjelasan
karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke
dalam penelitian.
3.3.1 Variabel bebas (Independent variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variable terikat, atau yang memilki hubungan positif atau
negative bagi variabel terikat.
3.3.1.1 Ukuran Perusahaan
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16) “... Firm Size,
defined logaritma natural as total assets.” Pada variabel ukuran
perusahaan (size), diukur dengan cara logaritma natural dari nilai
buku total nilai aset perusahaan, yaitu :
𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺𝑺 = 𝑺𝑺𝑰𝑰 (𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑨𝑨𝑨𝑨𝑨𝑨𝑻𝑻)
3.3.1.2 Leverage
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16) menyatakan “...
Leverage of the company defined as long term liabilities over tatal
assets.” Proporsi hutang jangka panjang terhadap total aset
(leverage) diukur sebagai rasio dengan cara membandingkan nilai
buku jumlah hutang jangka panjang dengan nilai buku total aset
pada suatu perusahaan, yaitu:
𝑳𝑳𝑺𝑺𝑳𝑳 =𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝒉𝒉𝒉𝒉𝑻𝑻𝑻𝑻𝑰𝑰𝒉𝒉 𝒋𝒋𝑻𝑻𝑰𝑰𝒉𝒉𝒋𝒋𝑻𝑻 𝒑𝒑𝑻𝑻𝑰𝑰𝒋𝒋𝑻𝑻𝑰𝑰𝒉𝒉
𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑨𝑨𝑨𝑨𝑻𝑻
Universitas Sumatera Utara
3.3.1.3 Capital Intensity
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16), “... Capital
Intensity, which is tangible fixed assets divided by total assets.”
Proporsi plant, property, and equipment terhadap total aset (capital
intensity) adalah sebuah rasio yang diukur dengan membandingkan
nilai buku jumlah aset tetap bersih dengan nilai buku total aset
perusahaan, yaitu:
𝑪𝑪𝑨𝑨𝑪𝑪𝑺𝑺𝑪𝑪𝑻𝑻 =𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑨𝑨𝑨𝑨𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑨𝑨𝑻𝑻𝑻𝑻𝒑𝒑 𝒃𝒃𝑨𝑨𝒃𝒃𝑨𝑨𝒃𝒃𝒉𝒉
𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑨𝑨𝑨𝑨𝑻𝑻
Variabel ini merupakan salah satu proksi untuk mengukur
bauran aset perusahaan yang bisa menjelaskan keputusan investasi
perusahaan.
3.3.1.4 Inventory Intensity
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16), “...Inventory
Intensity, which is total inventory divided by total assets.” Proporsi
inventori terhadap total aset (inventory intensity) diukur dengan
membandingkan jumlah inventori dengan total aset perusahaan
keduanya dalam nilai bukunya, yaitu:
𝑺𝑺𝑪𝑪𝑳𝑳𝑺𝑺𝑪𝑪𝑻𝑻 =𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝒑𝒑𝑨𝑨𝒃𝒃𝑨𝑨𝑨𝑨𝒑𝒑𝒃𝒃𝑻𝑻𝑻𝑻𝑰𝑰
𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑨𝑨𝑨𝑨𝑻𝑻
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel terikat adalah Tax Avoidance.
Menurut Gupta dan Newberry (1997:16), “ETR is tax expense define
earning before taxes.” Tax avoidance diukur dengan menggunakan proksi
Effective tax rates (ETR) yang dihitung dari:
𝑺𝑺𝑻𝑻𝑬𝑬 = 𝑩𝑩𝑨𝑨𝒃𝒃𝑻𝑻𝑰𝑰 𝑪𝑪𝑻𝑻𝒋𝒋𝑻𝑻𝒋𝒋 𝑪𝑪𝑨𝑨𝑰𝑰𝒉𝒉𝒉𝒉𝑻𝑻𝑨𝑨𝒃𝒃𝑻𝑻𝑻𝑻𝑰𝑰𝑪𝑪𝑨𝑨𝑰𝑰𝒑𝒑𝑻𝑻𝒑𝒑𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻𝑰𝑰 𝑨𝑨𝑨𝑨𝒃𝒃𝑨𝑨𝑻𝑻𝒉𝒉𝒔𝒔 𝒑𝒑𝑻𝑻𝒋𝒋𝑻𝑻𝒋𝒋
ETR menjelaskan persentase atau rasio antara beban pajak
penghasilan perusahaan yang harus dibayarkan kepada pemerintah dari total
pendapatan perusahaan sebelum pajak.
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
Variabel
Penelitian Indikator Pengukuran Skala
Tax
avoidance
Tarif pajak
efektif
perusahaan
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝐵𝐵𝑤𝑤𝐵𝐵𝑡𝑡𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑃𝑃𝑡𝑡𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑤𝑤𝑖𝑖𝑎𝑎ℎ𝑡𝑡𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤𝑡𝑡𝑖𝑖𝑃𝑃𝑤𝑤𝑖𝑖𝑤𝑤𝑡𝑡𝑒𝑒𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑖𝑖 𝑒𝑒𝑤𝑤𝐵𝐵𝑤𝑤𝑤𝑤𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑃𝑃𝑡𝑡𝑃𝑃
Rasio
Ukuran
Perusahaan
Jumlah aset
yang dimiliki
perusahaan
𝑆𝑆𝑤𝑤𝑆𝑆𝑤𝑤 = 𝐿𝐿𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑒𝑒𝑤𝑤𝑡𝑡
Rasio
Universitas Sumatera Utara
Leverege Proporsi
hutang jangka
panjang
𝐿𝐿𝐸𝐸𝐿𝐿 =𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 ℎ𝑎𝑎𝑡𝑡𝑡𝑡𝑖𝑖𝑎𝑎 𝑃𝑃𝑡𝑡𝑖𝑖𝑎𝑎𝑃𝑃𝑡𝑡 𝑒𝑒𝑡𝑡𝑖𝑖𝑃𝑃𝑡𝑡𝑖𝑖𝑎𝑎
𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑒𝑒𝑤𝑤𝑡𝑡
Rasio
Capital
intensity
Presentase
aset tetap
perusahaan
𝐶𝐶𝐶𝐶𝑃𝑃𝐶𝐶𝐶𝐶𝐸𝐸 =𝐸𝐸𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝐶𝐶𝑒𝑒𝑤𝑤𝑡𝑡 𝐸𝐸𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑒𝑒
𝐸𝐸𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝐶𝐶𝑒𝑒𝑤𝑤𝑡𝑡
Rasio
Inventory
intensity
Jumlah
inventory
perusahaan
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐿𝐿𝐶𝐶𝐶𝐶𝐸𝐸 =𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤𝑒𝑒𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑖𝑖
𝑡𝑡𝑤𝑤𝑡𝑡𝑡𝑡𝑤𝑤 𝑡𝑡𝑒𝑒𝑤𝑤𝑡𝑡
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang,
kejadian, atau benda yang memiliki karakteristik tertentu, yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Erlina, 2011:81). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Pemilihan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam metode ini, pengambilan
sampel didasarkan pada kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam
penelitian ini adalah :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan
keuangan selama kurun waktu 2013-2015.
3. Data mengenai variabel-variabel yang diteliti tersedia dengan lengkap
dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba negatif (sebelum
pajak).
5. Perusahaan manufaktur menyajikan laporan keuangan dalam mata uang
rupiah.
Proses seleksi berdasarkan kriteria:
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
No
. Kriteria Jumlah Akumulasi
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2013-2015 159
2.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
yang laporan keuangannya tidak lengkap selama 3
tahun berturut-turut 2013-2015.
(28) 131
3. Data mengenai variabel-variabel yang diteliti
tidak lengkap. (1) 130
4.
Perusahaan manufaktur yang pernah mengalami
laba negatif (sebelum pajak) pada periode 2013-
2015. (52) 78
5. Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan
laporan keuangan dalam mata uang rupiah. (13) 65
Universitas Sumatera Utara
Jumlah (65x3) 195 195
3.6 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data
sekunder. Data sekunder yang dipakai merupakan laporan tahunan dan laporan
keuangan perusahaan yang telah dipublikasikn di www.idx.co.id
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data
sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang
telah dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Selain itu, pengumpulan data
juga dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan membaca dan mempelajari
literature, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.
3.8 Teknik Analisis
3.8.1 Statistik Deskriptif
Menurut Erlina (2016:94), “Statistik deskripstif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterpretasikan.” Statistik deskriptif dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang data sampel yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi perhitungan rata-rata, median, standar deviasi, nilai maksimum,
dan nilai minimum.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan atas model
utama dalam penelitian sebelum melakukan regresi untuk memberikan
keyakinan memadai mengenai keandalan data. Pengujian ini bertujuan
untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best,
Linear, Unbiased, and Estimator). Terdapat 4 cara untuk melakukan uji
asumsi klasik, yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
3.8.2.1 Uji Multikolonearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
terdapat hubungan antar variabel independen dalam model regresi
(Ghozali 2016:103). Karena model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi penelitian
ini menurut Ghozali (2016:104) dengan cara sebagai berikut:
1 Matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,95), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
2 Nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Cutoff yang umum digunakan untuk menunjukan adanya
Universitas Sumatera Utara
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 at au nilai VIF ≥ 10.
3.8.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016:134). Karena
itu autokorelasi sering ditemukan pada data runtut (time series). Jika
terdapat korelasi maka terdapat autokorelasi di dalamnya. Sementara
model regresi yang baik dalah model regresi yang tidak memiliki
masalah autokorelasi.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2016:134). Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Regresi yang baik adalah yang tidak
heteroskedastisitas atau homoskedastisitas.
3.8.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
(Ghozali, 2016:154). Apabila nilai residual tidak terdistribusi normal
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil.
3.8.3 Pengujian Statistik
3.8.3.1Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan
naik-turunnya variabel dependen apabila dua atau lebih variabel
independen dimanipulasi. Adapun model regresi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
TaxAvoidance= α+β1SIZE+β2LEV+β3CAPINT+β4INVINT+e
Keterangan:
• Tax Avoidance : Pajak diukur dengan proksi ETR.
• α : Konstanta.
• β : Koefisien Variabel.
• SIZE : Ukuran Perusahaan
• LEV : Leverege
• CINT : Capital intensity
• INVINT : Inventory Intensity
• e : Error (kesalahan pengganggu).
Dengan persamaan statistik di atas, hipotesis alternatif akan
diterima dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila tingkat sig dari hasil
analisis lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.
Universitas Sumatera Utara
3.8.3.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai (R2)
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2016:95).
3.8.3.3 Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Adapun penerimaan atau
penolakan hipotesis dalam uji t berdasarkan Ghozali (2016:96) pada
kriteria berikut:
1. Jika nilai signifikasi ≤ 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.3.4Uji Statistik F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama dengan variabel independen. Menurut Ghozali
(2016:97) ketentuan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikasi ≤ 0,05 berarti variabel independensecara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikasi ≥ 0,05 berarti variabel independen tidak secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
metode dokumentasi yaitu mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang
berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya, data dianalisis
dengan menggunakan program SPSS 22.0 (aplikasi software pengolah data).
Dalam menentukan sampel digunakan metode purposive sampling yaitu
dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu agar sampel yang dihasilkan benar-
benar representatif. Melalui metode tersebut diperoleh enam puluh lima (65)
perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam
penelitian yang diamati selama periode 2013 -2015 dengan 195 unit analisis.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik
sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam
penelitian. Statistik dreskiptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, Kurtosis, dan Skewness (kemerengan
Universitas Sumatera Utara
distribusi) (Ghozali, 2016: 73). Berikut ini disajikan table hasil pengujian
dengan analisis descriptive :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Std. Error
TAX_AVOIDANCE 159 ,28 ,37 ,65 79,27 ,4986 ,00329 ,04153 ,002 ,223 ,192 1,995 ,383
SIZE 159 10,1545 23,4270 33,5815 4499,3561 28,297837 ,1531865 1,9316087 3,731 ,331 ,192 ,195 ,383
LEV 159 ,4446 ,0021 ,4467 17,4869 ,109981 ,0079510 ,1002587 ,010 1,334 ,192 1,148 ,383
CAPITAL 159 ,82 ,09 ,92 84,13 ,5291 ,01364 ,17202 ,030 -,171 ,192 -,169 ,383
INVT 159 ,6165 ,0160 ,6325 32,3750 ,203617 ,0094897 ,1196610 ,014 ,809 ,192 ,687 ,383
Valid N (listwise) 159
Berdasarkan table 4.1, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai minimum dari Tax Avoidance adalah 0,37 dan nilai
maksimumnya adalah 0,65. Rata-rata dari Tax Avoidance pada
penelitian ini adalah 79,27 dan standar deviasinya adalah
0,04153.
2. Ukuran perusahaan atau Size yang diukur dengan cara logaritma
natural dari nilai buku total aset perusahaan. Dari tabel diatas,
dapat dilihat bahwa nilai minimum dari Size pada penelitian ini
adalah 23,4270 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 33,5815.
Nilai rata-rata yang dimiliki adalah 4499,3561 dengan standar
deviasinya sebesar 1,9316087.
Universitas Sumatera Utara
3. Leverage atau proporsi hutang jangka panjang terhadap total aset
diukur sebagai rasio dengan cara membandingkan nilai buku
jumlah hutang jangka panjang dengan nilai buku total aset pada
suatu perusahaan. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
minimum dari leverage pada penelitian ini adalah 0,0021 dan
nilai maksimumnya adalah sebesar 0,4467. Nilai rata-rata yang
dimiliki adalah 17,4869 dengan standar deviasinya sebesar
0,1002587.
4. Capital intensity diukur dengan perbandingan antara aset tetap
dan total aset yang dimiliki perusahaan. Dari tabel diatas, dapat
dilihat bahwa nilai minimum dari capital intensity pada
penelitian ini adalah 0,09 dan nilai maksimumnya adalah sebesar
0,92. Nilai rata-rata yang dimiliki adalah 84,13 dengan standar
deviasinya sebesar 0,17202.
5. Inventory intensity atau proporsi inventori terhadap total aset
diukur dengan membandingkan jumlah inventori dengan total
aset perusahaan. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
minimum dari inventory intensitypada penelitian ini adalah
0,0160 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 0,6325. Nilai rata-
rata yang dimiliki adalah 32,3750 dengan standar deviasinya
sebesar 0,1196610.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas memiliki tujuan menguji apakah model regresi
terjadi korelasi antara variabel independen. Model regresi data dikatakan
bebas dari multikolinearitas jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai
VIF>10. Hasil uji multikolenearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Uji Multikolinearitas
Dari tabel 4.2 nilai Tolerance variabel size sebesar 0,919;
leverage sebesar 0,898; capital intensity sebesar 0,860; dan inventory
intensity sebesar 0,898 berada diatas nilai 0,10 (Tolerance> 0,10) dan
nilai VIF variabel size sebesar 1,088; leverage sebesar 1,113; capital
intensity sebesar 1,163; dan inventory intensity sebesar 1,113 lebih
kecil dari 10 (VIF>10), sehingga disimpulkan bahwa data pada
penelitian ini tidak mengalami masalah multikolinearitas.
Tabel 4.3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,596 ,050 11,843 ,000
SIZE -,005 ,002 -,227 -2,869 ,005 ,919 1,088
LEV ,016 ,033 ,039 ,491 ,624 ,898 1,113
CAP ,058 ,020 ,239 2,928 ,004 ,860 1,163
INVT ,040 ,028 ,114 1,426 ,156 ,898 1,113
a. Dependent Variable: SQRT_TA
Universitas Sumatera Utara
Nilai Koefisien Korelasi
Dari tabel koefisien korelasi di atas, dapat dilihat bahwa
hubungan antar variabel-variabel independen dalam penelitian
mempunyai hasil korelasi antar variabel dibawah 0,95 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
4.3.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Uji Autokorelasi dilakukan
dengan melakukan uji Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik
non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random (Ghozali, 2016:120).
Coefficient Correlationsa
Model INVT LEV SIZE SQRT_CAP
1 Correlations INVT 1,000 ,016 ,249 ,167
LEV ,016 1,000 ,065 -,311
SIZE ,249 ,065 1,000 -,092
CAP ,167 -,311 -,092 1,000
Covariances INVT ,001 1,464E-5 1,170E-5 9,106E-5
LEV 1,464E-5 ,001 3,650E-6 ,000
SIZE 1,170E-5 3,650E-6 2,881E-6 -3,092E-6
CAP 9,106E-5 ,000 -3,092E-6 ,000
a. Dependent Variable: TAX_AVOIDANCE
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,00112
Cases < Test Value 79
Cases >= Test Value 80
Total Cases 159
Number of Runs 84
Z ,557
Asymp. Sig. (2-tailed) ,577
a. Median
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah -
-0,00112dengan probabilitas 0,577 signifikan pada 0,05, berarti dapat
disimpulkan bahwa residual acak atau random dan tidak terjadi
autokorelasi antar nilai residual.
4.3.3. Uji Heteroskedasitisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lainnya dalam model regresi (Ghozali, 2016:134). Model regresi
yang baik adalah jika varian dari residual pengamatan tetap
(homoskedastisitas) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini
dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi
variabel independen dengan nilai residualnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gaambar 4.1 diatas menujukkan bahwa data- data
pada penelitian ini menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola tertentu serta tersebar diatas maupun dibawah titik nol yang
dapat dilihat dari grafik Scatter Plot.
Oleh karena itu, maka model regresi disimpulkan tidak
mengalami masalah heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi tax avoidance (penghindaran pajak)
perusahaan berdasarkan masukan variabel independen size,
leverage,capital intensity dan inventory intensity.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis
grafik dengan analisis grafik dan analisis statistik.
4.3.4.1. Analisis Grafik
Analisis grafik dilakukan dengan cara melihat
grafik histogram dan grafik normal propability plot. Pada
grafik histogram data dikatakan berdistribusi normal apabila
data tersebut mengikuti atau mendekati distribusi dengan
berbentuk lonceng.
Gambar 4.2
Universitas Sumatera Utara
Pada grafik normal propability plot, data berdistibusi
normal apabila titik-titik data mengkuti garis diagonal yang
memanjang. Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa grafik
histogram data penelitian ini berdistribusi normal, hal ini dapat
dilihat dari bentuk grafik yang berbentuk lonceng yang tidak
melenceng dari ke kiri ataupun ke kanan pada persamaan regresi di
atas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai pada
penelitian ini.
Gambar 4.3
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa adanya
titik-titik yang mengikuti garis normal yang memanjang dan
tersebar mengikuti garis normal.Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi dengan normal dan
model regresi dapat digunakan dapat penelitian ini.
4.3.4.2. Analisis Statistik
Analisis ini dilakukan melalui Uji Kolmogorov-
Smirnov. Jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka data dapat
dikatakan berdistribusi normal. Hasil dari pengujian
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Uji Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi
zed
Residual
N 159
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .03901553
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .087
Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov 1.102
Asymp. Sig. (2-tailed) .176
Nilai Kolmogrov-Smirnov dari tabel 4.5 adalah 1.102
dengan nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,176. Nilai signifikasi
Universitas Sumatera Utara
pada persamaan regresi ini lebih besar 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pada model berdistribusi normal.
4.4. Pengujian Statistik
4.4.1. Analisis Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda pada penelitian ini dilakukanuntuk
meramalkan bagaimana hubungan variabel dependen bila dua atau lebih
variabel dimanipulasi (Sugiono, 2011:210).Variabel dependen pada
penelitian ini adalah Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) sedangkan
variabel independenya adalah Ukuran Peusahaan (Firm size),
Leverage,Capital Intensity,Inventory Intensity. Hasil uji regresi berganda
dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.6
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,596 ,050 11,843 ,000
SIZE -,005 ,002 -,227 -2,869 ,005
LEV ,016 ,033 ,039 ,491 ,624
CAP ,058 ,020 ,239 2,928 ,004
INVT ,040 ,028 ,114 1,426 ,156
a. Dependent Variable: TAX_AVOIDANCE
Berdasarkan hasil uji regresi berganda di atas, maka diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
TAX AXOIDANCE = 0,596-0,005SIZE+0,016LEV+0,058CAP+0,040INVT
Keterangan :
a. Konstanta (α) 0,596
Nilai konstanta tersebut menunjukkan jika variabel independen
bernilai 0 (nol), maka tax avoidance perusahaan menjadi sebesar
0,596.
b. Koefisien SIZE (β1) -0,005
Nilai koefisien Size memiliki arah negatif, maka variabel ini
memiliki hubungan yang berlawanan dengan tax avoidance. Hal ini
menunjukkan jika terjadi kenaikan pada kualitas pengungakapan SIZE
satu satuan maka tingkat Tax Avoidance akan turun 0,005 dengan
asumsi variabel-variabel lainnya dianggap tetap.
c. Koefisien Leverage (β2) 0,016
Nilai koefisien Leverage memiliki arah positif, maka variabel
ini memiliki hubungan yang searah dengan Tax Avoidance. Hal ini
menunjukkan jika terjadi kenaikan tingkat Leverage satu satuan maka
tingkat Tax Avoidance akan naik 0,016 dengan asumsi variabel-
variabel lainnya dianggap tetap.
d. Koefisien Capital Intensity (β3) 0,058
Nilai koefisien Capital Intensity memiliki arah positif, maka
variabel ini memiliki hubungan yang searah dengan Tax Avoidance.
Hal ini menunjukkan jika terjadi kenaikan tingkat Capital
Universitas Sumatera Utara
Intensitysatu satuan maka tingkat Tax Avoidance akan naik 0,058
dengan asumsi variabel-variabel lainnya dianggap tetap.
e. Koefisien Inventory Intensity (β3) 0,040 Nilai koefisien Inventory
Intensity memiliki arah positif, maka variabel ini memiliki
hubungan yang searah dengan Tax Avoidance. Hal ini
menunjukkan jika terjadi kenaikan tingkat Inventory Intensity satu
satuan maka tingkat Tax Avoidance akan naik 0,040 dengan asumsi
variabel-variabel lainnya dianggap tetap.
4.4.2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R Square) mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independent dapat menjelaskan variabel
terikat.Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien
determinan.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1.
Semakin tinggi nilai R Square (koefisien korelasi) maka akan semakin
baik model regresi karena variabel independen mampu memberikan semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Namun, nilai R Square yang kecil memiliki arti bahwa kemapuan variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen amat terbatas. R Square
memiliki kelemahan yaitu apabila setiap penambahan variabel independen
ke dalam model, maka R Square pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2016:95).
Universitas Sumatera Utara
Angka koefisien korelasi (Adjusted R Square) menunjukan
seberapa besar variasi dependen dapat dijelaskan oleh variasi yang
terjadi pada variabel independen. Nilai Adjusted R Squaredapat turun
maupun naik meskipun ada penambahan variabel. Standar Eror of
Estimate, apabila semakin kecil maka akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 4.7
Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,343a ,117 ,094 ,03952
a. Predictors: (Constant), INVT, LEV, SIZE, SQRT_CAP
b. Dependent Variable: SQRT_TA
Dari tampilan output SPSS di atas nilai adjusted R square
adalah 0,094. Hal ini berarti variabel size, leverage, capital intensity
dan inventory intensity mampu menjelaskan sebesar 9,4% variabel
Tax Avoidance. Sedangakan sisanya, yaitu 90,6% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
4.4.3. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.Ketentuan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Bila t hitung< t tabel, atauprobability lebih besar dari tingkat
signfikasi (sig. > 0,05), artinya bahwa secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen;
b. Bila t hitung > t tabel, atau probability lebih kecil dari tingkat
signifikasi (sig. <0,05) artinya bahwa secara parsial variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,596 ,050 11,843 ,000
SIZE -,005 ,002 -,227 -2,869 ,005
LEV ,016 ,033 ,039 ,491 ,624
CAP ,058 ,020 ,239 2,928 ,004
INVT ,040 ,028 ,114 1,426 ,156
a. Dependent Variable: TAX_AVOIDANCE
Tabel 4.9
Menghitung t-Tabel
DF SIGNIFIKAN T TABEL 154 0,05 1,975488024
Dari Tabel 4.9, diketahui bahwa nilai dari Ttabel sebesar
1,975488024. Dengan df sebesar 154 (n-k-1), dimana n adalah jumlah data
Universitas Sumatera Utara
setelah eliminasi dan K adalah jumlah variabel independen (159-4-1),
kemudian digunakan rumus TINV untuk mendapatkan nilai Ttabel pada
program Ms.Excel.
Dari hasil Uji Parsial (Uji- t) pada tabel 4.8, maka dapat
disimpulkan :
1. Size (Ukuran Perusahaan)
Nilai t hitung dari Size (Ukuran Perusahaan) adalah |2,869|> t tabel
|1,974996177|. NilaiSig. 0,005 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Size
(Ukuran Perusahaan) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Tax
Avoidance.
2. Leverage
Nilai t hitung dari Leverage adalah |0,491| < t tabel |1,974996177|.
Nilai Sig. 0,624> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Leveragesecara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.
3. Capital Intensity
Nilai t hitung dari Capital Intensity adalah |2,928| > t tabel
|1,974996177|. Nilai Sig. 0,004 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Capital Intensity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Tax
Avoidance.
4. Inventory Intensity
Nilai t hitung dari Inventory Intensity adalah |1,426| < t tabel
|1,974996177|. Nilai Sig, 156> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Inventory Intensity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Tax Avoidance.
4.4.4. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama dengan variabel independen ( Ghozali, 2016:96). Ketentuan
hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
a. Bila F hitung< F tabel, atauprofitability lebih besar dari tingkat
singfikasi (sig.>0,05), artinya secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Bila F hitung > F tabel, atauprofitability lebih kecil dari tingkat
signifikasi (sig.<0,05) artinya bahwa secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,032 4 ,008 5,122 ,001b
Residual ,241 154 ,002 Total ,273 158
a. Dependent Variable: SQRT_TA
b. Predictors: (Constant), INVT, LEV, SIZE, SQRT_CAP
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11
Menghitung F-Tabel
DF PEMBILANG DF PENYEBUT SIG
F-TABEL
4 154 0,05 2,430385
Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa F-hitung menunjukkan nilai
sebesar 5,122dan nilai F-tabel 2,430385dengan nilai adalah jumlah data
yang awalnya 195 namun setelah dilakukan transformasi data, maka
jumlah data yang terbuang adalah sebanyak 36 sehingga tersisa 159.
Kemudiank adalah jumlah variabel independen maka df pembilang = 4, df
penyebut dengan rumus (n-k-1=154) maka (159 -4 -1= 154) dengan nilai
signifikansi 0,05 sehingga diperoleh hasil Fhitung>Ftabel(5,122>2,430385)
dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, leverage, capital intensitydan
inventory intensity berpengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap tax avoidance.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) (X1)terhadap tax
avoidanceperusahaan (Y)
Hasil penelitian mengenai variabel Ukuran Perusahaan (SIZE)
menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (SIZE)berpengaruh dan
signifikan kearah negatif terhadap tax avoidance perusahaan. Ini
menunjukkan bahwa Hipotesis 1(H1) pada penelitian ini diterima.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini bebeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Surbakti (2012:60) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan
(SIZE) berpengaruh signifikan kearah positif terhadap tax avoidance.
Semakin besar ukuran perusahaan maka transaksi bisnis yang
dilakukan perusahaan juga semakin tinggi. Oleh sebab itu laba yang
dihasilkan perusahaan juga besar, maka otomatis beban pajak perusahaan
yang harus dibayar juga semakin tinggi, hal tersebut dapat meningkat
celah (lopholes) yang ada dalam setiap perusahaan untuk melakukan
penghindaran pajak dalam setiap transaksi. Sehingga semakin besar
ukuran perusahaan maka tingkat penghindaran pajak juga semakin besar.
4.5.2 Pengaruh Leverage (X2) terhadap Tax Avoidance
perusahaan (Y)
Leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan namun kearah
positif terhadap penghindaran pajak. Maka hipotesis 2 (H2) dapat
ditolak.Keputusan pendanaan perusahaan dapat menjadi gambaran
penghindaran pajak terkait dengan tarif pajak efektif, hal tersebut
dikarenakan ada peraturan perpajakan terkait kebijakan struktur
pendanaan. Karena interest expendituredari hutang jangka panjang dapat
menjadi pengurang dalam perhitungan laba fiskal, sedangkan dividen
tidak, maka perusahaan dengan tingkat leverage yang semakin tinggi akan
memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah, dan dapat disimpulkan
perusahaan tersebut terindikasi melakukan penghindaran pajak.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan dengan jumlah leverageyang lebih besar memiliki
kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan tax planning. Adanya tax
planningbiasanya membuat perusahaan dapat melakukan aktivitas
penghindaran pajak.
Namun keadaan ini tidak terbukti pada penelitian ini, bahwa
leverage melalui uji yang dilakukan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penghindaran pajak.
4.5.3Pengaruh Capital Intensity(X3)terhadap Tax Avoidance
perusahaan (Y)
Variabel capital intensityberpengaruh signifikan kearah positif
terhadap penghindaran pajak sesuai dengan hipotesis yang dibangun
sebelumnya (H3 diterima). Hal tersebut dimungkinkan karena perusahaan
yang lebih menekankan capital intensive atau cenderung memilih lebih
banyak berinvestasi modal akan memiliki tarif pajak efektif yang lebih
rendah, dan hal tersebut juga mengindikasikan naiknya tingkat
penghindaran pajak.
Hal ini dikarenakan beban depresiasi dari aset tersebut lebih besar
sehingga beban perusahaan juga akan besar. Dengan kata lain laba yang
diperoleh semakin kecil,begitu juga dengan pendapatan kena pajak
perusahaan tersebut. Pengukuran variabel capital intensityadalah membagi
nilai buku total aset tetap bersih (net property, plant and equipment)
terhadap total aset perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga apabila perusahaan yang ingin melakukan penghindaran
pajak tentunya bisa melakukan invetasi modal pada aset tetap bersih. Hal
tersebut dimungkinkan karena perlakuan perpajakan yang
memperbolehkan perusahaan untuk menyusutkan aset tetapnya dengan
periode yang lebih pendek dari umur ekonomisnya.
4.5.4 Pengaruh Inventory Intensity(X4)terhadap Tax Avoidance
perusahaan (Y)
Hasil penelitian mengenai variabel Inventory Intensity
menunjukkan bahwa Inventory Intensity tidak berpengaruh signifikan
terhadap tax avoidance perusahaan. Ini menunjukkan bahwa H4 pada
penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Surbakti (2012:60) yang menyatakan bahwa Inventory Intensity
berpengaruh tidak signifikan terhadap tax avoidance.
Semakin besar inventory intensity, maka semakin besar pula tarif
pajak efektif perusahaan yang berarti mengurangi kesempatan perusahaan
untuk melakukan penghindaran pajak. Maka dari itu apabila perusahaan
ingin melakukan penghindaran pajak, perusahaan harus mengurangi
bauran aset di bagian persediaan.
Namun hal tersebut tidak ditemukan pada penelitian ini, uji
signifikan menunjukkan bahwa inventory intensity tidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap penghindaran pajak. Dimungkinkan karena periode
observasi ini terlalu singkat yaitu 3 tahun.
4.5.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan (X1), Leverage (H2), Capital
Intensity (X3) dan Inventory Intensity (X4) berpengaruh secara
bersama-sama terhadap Tax Avoidance(Y)
Dari tabel Uji F nilai signifikansi 0,05 sehingga diperoleh hasil
Fhitung>Ftabel(5,122>2,430385) dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari
0,05 (0,001<0,05).Hal ini mengindentifikasikan variabel-variabel
independen tersebut berpengaruh secara simultan pada tax avoidance
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, leverage,
capital intensitydan inventory intensity berpengaruh secara bersama-sama
atau simultan terhadap tax avoidance. Maka hipotesis 5 (H5) diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini
maka kesimpulan yang diperoleh yaitu:
1. Variabel size, leverage, capital intensity dan inventory intensity mampu
menjelaskan sebesar 9,4% variabel Tax Avoidance.
2. Size atau ukuran perusahaanberpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap tax avoidance perusahaan.
3. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance
perusahaan.
4. Capital Intensity berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tax
avoidance perusahaan.
5. Inventory Intensity berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax
avoidance perusahaan.
6. Ukuran Perusahaan, Leverage, Capital Intensity dan Inventory Intensity
tidakberpengaruh secara bersama-sama terhadap Tax Avoidance
5.2. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu
Size,Leverage, Capital Intensitydan Inventory Intensity. Sementara itu,
Universitas Sumatera Utara
masih banyak variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi tax
avoidanceperusahaan.
2. Populasi penelitian ini adalah perusahaan Manufakturyang terdaftar di
bursa efek Indonesia. Penggunaan pada sektor lainnya mungkin
memberikan hasil penelitian yang berbeda.
3. Peneltian ini menggunakan periode pengamatan selama tiga tahun,
sehingga hasil yang diberikan akan berbeda dengan periode waktu yang
lebih lama dari tiga tahun.
5.3. Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel-variabel lain
yang belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya sehingga hasil
penelitian dapat terus berkembang dan mengetahui faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan.
2. Penelitian selanjutnya juga diharapkan menggunakan sektor/kategori
perusahaan lainnya sebagai populasi penelitian terutama sektor/kategori
perusahaan yang jarang digunakan dalam penelitian tax avoidanceseperti
sektor jasa dan keuangan.
3. Penelitian selanjutnya menggunakan penelitian yang sejenis dengan
periode pengamatan yang lebih lama sehingga memberikan hasil yang
lebih pasti karena memiliki jumlah sampel yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Arnold, J. Brian, & Michael, J. McIntyre. 2002. International Tax Primer. The Hague: Kluwer. Law International.
Bursa Efek Indonesia. Website:
Derashid, C., & Zhang, H .2003. Effective tax rates and the “industrial policy” hypothesis: evidence from Malaysia. Journal of InternationalAccounting,Auditing and Taxation, 45-62.
www.idx.co.id
Desai, M. A., & Dharmapala, D .2006. Corporate tax avoidance and high-
powered incentives.Journal of Financial Economics79 (2006), 145-179. Djebali, Raoudha and Amel Belanes. 2012. Simultaneous Determination of Firm
Leverage and Private Benefits in French Firms. Internasional Journal of Economics and Finance, 4(1): 177-191.
Erlina .2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Ghozali, Imama. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. .2009.Basic Econometrics 5th ed.New York:McGraw-Hills.
Gupta, S., & Newberry, K. 1997. Determinants of the Variability in Corporate
Effective Tax Rates: Evidence from Longitudinal Data.Journal ofAccounting and Public Policy, 1-34.
Hanlon, M., & Heitzman, S. 2010. A review of taxresearch.Journal ofAccounting
and Economics 50, 127-178. Ibrahim, Yusnidah. 2010. Firm Characteristic and The Choice Between Straight
Debt and Convertible Debt Among Malaysian Listed Companies. International Journal of Bussines and Management, 5 (11): 74-83.
Indonesian Capital Market Directory.2013. Jakarta. Bursa Efek Indonesia Indonesian Capital Market Directory.2014. Jakarta. Bursa Efek Indonesia Indonesian Capital Market Directory. 2015. Jakarta. Bursa Efek Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Kirchler E, Maciejovsky B, Schneider F. 2002.Everyday representations of tax
avoidance, tax evasion,and tax flight: Do legal differences matter?, Journal of Economics Psychology(2003), Vol:24,Pages:535-553
Lanis, R., dan Richardson, G. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax
Aggresiveness: an Empirical Analysis. Journal of Accounting and Public Policy. 31, 86-108.
Lestari, Indah. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Kepemilikan
Manajerial, dan Reformasi Perpajakan Terhadap Tarif Pajak Efektif.Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Departemen AkuntansiDepok.
Minnick dan Noga. Do Corporate Governance Characteristic Influence Tax
Management?. Journal of Corporate Finance 16, 703-718. Prasetyo, Adinur. 2008. Pengaruh Uniformity dan Kesamaan Persepsi,
sertaUkuran Perusahaan terhadap Kepatuhan Pajak : Minimalisasi Biaya Kepatuhan Pajak pada Perusahaan Masuk Bursa.Disertasi Program Doktor Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, hlm. 187
Rego, Sonja Olhoft. 2003. Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational
Corporations. Contemporary Accounting Research, 20 (4), 805-833. Setiyani, Rina. 2008. Detterent effect penyidikan pajak Asian Agri Group
terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak sektor industri dan perkebunan kelapa sawit. Tesis Program Master Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.
Siegfried, 1972. The Relationships between Economic Structure and The Effect of
Political Influence: Empirical Evidence from The Federal Corporation Income Tax Program. Ph.D. University of Wisconsin.
Spitz, Barry. 1983. International Tax Planning 2nd edition. p. 79. London. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV : Bandung.
Sumarsan, Thomas, S.E., M.M. .2010. Perpajakan Indonesia : Pedoman Perpajakan yang Lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. Jakarta:Indeks.
Supramono, 2005. Perpajakan Indonesia: Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta:Andi.
Universitas Sumatera Utara
Syahyunan, 2013. Penganggaran Perusahaan. Medan: USU Press
Safri, Nurmantu. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit. Surbakti, Theresia Adelina Victoria. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak di Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Teyler, T.R. 1990. Psycological models of the justice: A test of the group value
model. Journal of Personality and Social Psychology, 57(5): 830-838. Undang-Undang Perpajakan Republik Indonesia No.28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Waluyo, Drs. MSc., M.M., Akt. 2009.Perpajakan Indonesia. Jakarta:
SalembaEmpat. Zadeh, Farahnaz dan Alireza Eskandaria. 2012. Firm Size as Company and Level
of Risk Disclosure: Review on Theories and Literatures. International Journal of Business and Social Science, 3 (17), 9-17.
Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat Zimmerman, J., 1983. Taxes and firm size. Journal of Accounting and Economics
5, 119-149.
Universitas Sumatera Utara
KODE EMITEN
NAMA EMITEM K1
K2
K3
K4
K5
S
ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk √ √ √ √ √ 1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk √ √ √ − − AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk √ √ √ √ √ 2 AKKU PT. Alam Raya Unggul Tbk √ − √ − √ AKPI PT. Arga Karya Prima Industry Tbk √ √ √ √ √ 3 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk √ √ √ √ √ 4 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk √ √ √ − √ ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ √ − √ ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk √ √ √ − √ AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk √ √ √ √ √ 5 AMIN PT. Ateliers Mecaniques D'Indonesia Tbk √ − √ √ √ APLI PT. Asiaplast Industries Tbk √ √ √ √ √ 6 ARGO PT. Argo Pantes Tbk √ √ √ − − ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk √ √ √ √ √ 7 ASII PT. Astra Internasional Tbk √ √ √ √ √ 8 AUTO PT. Astra Otopart Tbk √ √ √ √ √ 9 BAJA PT. Saranacebtral Bajatama Tbk √ √ √ − √ BATA PT. Sepatu Bata Tbk √ √ √ √ √ 10 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk √ √ √ − √ BOLT PT. Garuda Metalindo √ − √ √ √ BRAM PT. Indo Kordsa Tbk √ √ √ √ − BRNA PT. Berlina Tbk √ √ √ − √ BRPT PT. Barito Pasific Tbk √ √ √ − − BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk √ √ √ √ √ 11 BUDI PT. Budi Strach & Sweetner Tbk √ √ √ √ √ 12 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 13 CINT PT. Chitose Internasional Tbk √ − √ √ √ CNTB PT. Century Textile Industry (Seri B) √ − √ − − CNTX PT. Century Textile Industry (PS) √ − √ − − CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 14 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk √ √ √ √ − DAJK PT. Dwi Jaya Kemasindo Tbk √ √ √ − √ DAVO PT. Davomas Abadi Tbk √ − √ − − DLTA PT. Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ √ 15 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ √ √ √ 16 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ √ 17 EKAD PT. Ekadharma Internasional Tbk √ √ √ √ √ 18 ERTX PT. Eratex Djaja Tbk √ √ √ √ − ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk √ √ √ − − ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk √ √ √ − √ FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ − √ FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk √ √ √ − − GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ √ − √ GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ − − GGRM PT. Gudang Garam Tbk √ √ √ √ √ 19 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk √ √ √ − √ HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk √ √ √ − √ HMSP PT. HM Sampoerna Tbk √ √ √ √ √ 20
LAMPIRAN 1
DAFTAR POPULASI DAN KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL
Universitas Sumatera Utara
ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ √ 21 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 22 IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk √ √ √ − √ IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ √ − IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ √ − √ IMPC PT. Impack Pratama Industri Tbk √ − √ √ √ INAF PT. Indofarma Synthetics Tbk √ √ √ − √ INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk √ √ √ √ √ 23 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk √ √ √ √ √ 24 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ √ 25 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk √ √ √ √ − INDS PT. Indospring Tbk √ √ √ √ √ 26 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ √ √ − INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk √ √ √ − − INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk √ √ √ √ √ 27 IPOL PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ √ √ − ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 28 ITMA PT. Itamaraya Tbk √ − √ √ − JECC PT. Jembo Cable Company Tbk √ √ √ √ − 29 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk √ √ √ − √ JPFA PT. JPFA Comfeed Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 30 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ − √ KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ √ √ 31 KARW PT. Karwell Indonesia Tbk √ √ √ − − KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ √ √ 32 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk √ √ √ √ √ 33 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indoesia Tbk √ √ √ − √ KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √ √ KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ √ − √ KICI PT. Kedaung Tbk √ √ √ − √ KINO PT. KINO Indonesia Tbk √ − √ √ √ KLBF PT. Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ √ 34 KRAH PT. Grand Kartech Tbk √ √ √ − √ KRAS PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk √ √ √ √ − LION PT. Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ √ 35 LMPI PT. Langeng Makmur Industri Tbk √ √ √ − √ LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk √ √ √ √ √ 36 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk √ − √ √ − MAIN PT. Malindo Feedmil Tbk √ √ √ − √ MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ − − MBTO PT. Martina Berto Tbk √ √ √ − √ MERK PT. Merck Tbk √ √ √ √ √ 37 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 38 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk √ √ √ − √ MRAT PT. Mustika Ratu Tbk √ √ √ − √ MYOR PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ √ √ 39 MYRX PT. Hanson Internasional Tbk √ √ √ − √ MYTX PT. APAC Citra Centertex Tbk √ √ √ − √ NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ √ − − NIPS PT. Nipress Tbk √ √ √ √ √ 40
Universitas Sumatera Utara
PBRX PT. Pan Brothers Tbk √ √ √ √ − PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ √ 41 POLY PT. Asia Pasific Fibers Tbk √ √ √ − − PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk √ − √ √ √ PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ − √ PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk √ √ √ − − PYFA PT. Pyridam Farma Tbk √ √ √ √ √ 42 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ √ √ √ 43 RMBA PT. Bentoel Internasional Investama Tbk √ √ √ − √ ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk √ √ √ √ √ 44 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation
Tbk √ √ √ √ √ 45
SCPI PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk √ √ √ − √ SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk √ − √ − √ SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk √ √ √ √ √ 46 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk √ − √ − √ SIPD PT. Sierad Produce Tbk √ √ √ − √ SKBM PT. Sekar Bumi Tbk √ √ √ √ √ 47 SKLT PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ √ √ 48 SMBR PT. Semen Baturaja Tbk √ √ √ √ √ 49 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 50 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ √ √ 51 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ √ 52 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ − √ √ √ SPMA PT. Suparma Tbk √ √ √ − √ SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 53 SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk √ − − − − SRIL PT. Sri Rejeki Isman Tbk √ √ √ √ − SRSN PT. Indo Acinatama Tbk √ √ √ √ √ 54 SSTM PT. Sunson Textile Manufacture Tbk √ √ √ − √ STAR PT. Star Petrcohem Tbk √ − √ √ √ STTP Pt. Siantar Top Tbk √ √ √ √ √ 55 SULI PT. SLJ Global Tbk √ √ √ − √ TALF PT. Tunas Alfin Tbk √ √ √ √ √ 56 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanam Tbk √ √ √ √ − TCID PT. Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 57 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk √ √ − − − TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ √ − √ TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ √ − − TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 58 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk √ √ √ √ − TRIS PT. Trisula International Tbk √ √ √ √ √ 59 TRST PT. Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ √ 60 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ √ √ 61 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk √ √ √ √ √ 62 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ √ − √ UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ √ √ √ 63 UNTX PT. Unitex Tbk √ − − − − UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 64 VOKS PT. Voksel Electric Tbk √ − − − −
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
• K1 = Kriteria 1 • K2 = Kriteria 2 • K3 = Kriteria 3 • K4 = Kriteria 4 • K5 = Kriteria 5 • S = Sampel
WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk √ √ √ √ √ 65 WTON PT. Wijaya Karya Beton Tbk √ − √ √ √ YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk √ √ √ − √
Universitas Sumatera Utara
NO KODE EMITEM NAMA EMITEM 1 ADES PT. Akasha Wira Internasional Tbk 2 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk 3 AKPI PT. Arga Karya Prima Industry Tbk 4 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk 5 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 6 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 7 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 8 ASII PT. Astra Internasional Tbk 9 AUTO PT. Astra Otopart Tbk 10 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 11 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk 12 BUDI PT. Budi Strach & Sweetner Tbk 13 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 14 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 15 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 16 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 17 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 EKAD PT. Ekadharma Internasional Tbk 19 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 20 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk 21 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 22 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk 23 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk 24 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk 25 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 26 INDS PT. Indospring Tbk 27 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 28 ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 29 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk 30 JPFA PT. JPFA Comfeed Indonesia Tbk 31 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 32 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk 33 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk 34 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 35 LION PT. Lion Metal Works Tbk 36 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 37 MERK PT. Merck Tbk 38 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 39 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 40 NIPS PT. Nipress Tbk
LAMPIRAN 2
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara
41 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk 42 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 43 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 44 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 45 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk 46 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 47 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk 48 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 49 SMBR PT. Semen Baturaja Tbk 50 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk 51 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk 52 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 53 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 54 SRSN PT. Indo Acinatama Tbk 55 STTP PT. Siantar Top Tbk 56 TALF PT. Tunas Alfin Tbk 57 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 58 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 59 TRIS PT. Trisula International Tbk 60 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 61 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk 62 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk 63 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 64 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk 65 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk
Universitas Sumatera Utara
top related