skripsi putri betani islamisty = 12310513
Post on 05-Jul-2018
303 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
1/84
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG
AUTISME DENGAN SIKAP PENERIMAAN ORANG TUATERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISTIK
DI BANDAR LAMPUNG
Skripsi
Oleh
PUTRI BETANI ISLAMISTY
12310513
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2016
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
2/84
2
ii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
3/84
3
iii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
4/84
4
MOTTO
“Hidup awalnya hanya mempunyai dua warna yaitu HITAM
dan PUTIH. Dari dua warnan itulah bila dipadukan dengan
bijaksana akan menghasilkan berbagai warna dalam kehidupan.
Tergantung bagaimana setiap individu menyikapinya. Seperti
halnya pelangi yang datang setelah mendung dan hujan pergi.”
“The greatest secret of succes is there is no big secret, who ever
you are, you will succesfull if you endeavor in earnest.”
“If you fall a thousand times, stand up millions of times because
you do not know how close you are to succes.”
(Putri Betani Islamisty)
iv
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
5/84
5
PERSEMBAHAN
“ Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Karya tulis ini
kupersembahkan sebagai rasa hormat dan baktiku kepada kedua orang tuaku
ayahanda Helbrand dan Ibunda Sutati SP.D tercinta yang tak henti-hentinya
memberikanku dorongan motivasi dan doa. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan kesehatan, kesejahteraan dan umur panjang kepada ibu dan ayah.
Amin.
Adikku Putri Dinda Aditya yang selalu mensupportku, menyayangiku,
memberikan canda dan tawanya agar aku selalu bersemangat. Keluarga besarku
yang selalu mendo’akanku.
v
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
6/84
6
BIODATA
Nama : Putri Betani Islamisty
NPM : 12310513
Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 28 April 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kel Tempino Kec Mestong Kab Muaro Jambi
Provinsi Jambi
Riwayat Pendidikan:
1. SDN 58/IX Ma Jambi
2. SMPN 2 Ma Jambi
3. SMAN 3 Ma Jambi
4. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
vi
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
7/84
7
vii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
8/84
8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Skripsi, April 2016
Putri Betani Islamity
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan Orang
Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik Di Bandar Lampung.
XIX + 60 Halaman + 4 Gambar + Lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang. Autisme merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan olehkerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun.
Penyandang autisme menunjukkan gangguan komunikasi yang menyimpang. Anak
autis di Indonesia diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 400.000 anak. Jumlah
penyandang autisme akan semakin meningkat menjadi 15-20 anak atau 1 per 500 anak
tiga tahun yang akan datang. Belum ada data resmi mengenai data anak penyandang
autistik di Bandar Lampung.
Tujuan. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan
Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik Di Bandar
Lampung.
Metode. Penelitian merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan cross sectional .
Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 dan dilaksanakan di sekolah luar biasa di Bandar
Lampung. Terdapat 30 responden dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis datadengan uji Chi Square dimana nilai p
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
9/84
9
MEDICAL SCHOOL
UNIVERSITY OF MALAHAYATI
Undergraduate Thesis, April 2016
Putri Betani Islamity
Correlation of knowledge with Autism Acceptance Attitude of Parents Against Children
with Autistic In Bandar Lampung.
XIX + 60 page + 4 picture + attachment
Abstract
Background . Autism is a group of symptoms caused by nerve damage. The symptoms arealready apparent before the child reaches the age of three years. Persons with autism show adistorted communication disorders. Children with autism in Indonesia is estimated to amount tomore than 400,000 children. Number of people with autism will increase to 15-20 children or 1 per 500 children three years to come. There are no official data on the data of children withautism in Bandar Lampung.
Purpose . To determine Correlation of knowledge with Autism Acceptance Attitude of
Parents Against Children with Autistic In Bandar Lampung.
Methods . The study is a qualitative research with cross sectional approach. The study was
conducted in April 2016 and held in a special school in Bandar Lampung. There are 30respondents to meet the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed by Chi Square testwhere p
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
10/84
10
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan Judul
“ Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan
Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik di Bandar Lampung ”.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak, maka dengan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr Toni Prasetia Sp. PD FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati.
2. Ibu Octa Reni Setiawati, S.Psi ,. M.Psi ,. Psikolog, selaku dosen Pembimbing I
yang selalu meluangkan waktu, memberi saran dansolusi, sertamotivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. dr. Mardheni Wulandari, selaku dokter Pembimbing II yang selalu meluangkan
waktu dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. dr.Aspri Sulanto, Sp.A , MSCselakupenguji yang telahbanyakmemberikian saran
danmeluangkanwaktudalampenyusunanskripsiini.
5. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang telah memberikan
pembelajaran kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Kepala Sekolah Dharma Bhakti Dharma Pertiwi dan jajaran staff guru yang telah
memberikan saya izin penelitian.
x
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
11/84
11
7. Keluarga saya khusus nya kedua orang tua saya sayang lahir dan bathin papa
Helbrand, mama Sutati, SP.D serta adik saya Putri Dinda Adityayang selalu
mendo’akan, memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Yang tersayang Muhamad Rizki Hermawan, S.Kedyang telah membantu saya
dalam melakukan penelitian skripsi ini.
9. Adik- adik kamar saya Nanik Kurani, Citra Wulandari S, Ajeng Nabilah serta
sahabat-sahabat saya yurisma, cici, septian yang telah memberikan masukan dan
saran dalam penyelesaian skripsi ini serta bantuannya dalam mempersiapkan
penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-temanKelompok30 PA, Rekan Kuliah, serta Teman-Teman Angkatan 2012
yang selalu memberikan semangat, saran, masukan dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini serta bantuannya dalam mempersiapkan seminar proposal
dan sidang hasil.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
xi
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
12/84
12
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
tambahan pengetahuan dan khususnya kepada penulis dan pembaca. Semog Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.Amin.Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Bandar Lampung, April 2016
Putri Betani Islamisty
xii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
13/84
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR ........................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM.................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN....................................................................................... vi
BIODATA..................................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................ . xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... . xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................. 4
xiii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
14/84
14
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 5
1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan...................................................... 5
1.4.2 Bagi Peneliti Lain............................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup................................................................................. 6
1.5.1 Judul Penelitian................................................................. 6
1.5.2 Subyek Penelitian.............................................................. 6
1.5.3 Obyek Penelitian............................................................... 6
1.5.4 Waktu dan Tempat Penelitian........................................... 6
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengetahuan..................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian.......................................................................... 7
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ....................................................... 7
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ........................ 9
2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan.......................................... 12
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan.................................................... 14
2.2 Sikap................................................................................................... 15
2.2.1 Definisi.................................................................................. 15
2.2.2 Tingkatan Sikap................................................................... 16
2.2.3 Ciri-Ciri Sikap...................................................................... 16
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi Sikap ....................................... 17
2.3 Sikap Penerimaan Orang Tua ............................................................. 18
2.3.1 Definisi................................................................................. 18
2.3.2 Tahap-tahap Penerimaan Orang Tua ................................... 18
xiv
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
15/84
15
2.3.3 Bentuk Penerimaan Orang Tua ........................................... 20
2.4 Autisme .............................................................................................. 20
2.4.1 Pengertian Autisme ............................................................. 20
2.4.2 Klasifikasi Autisme ............................................................. 21
2.4.3 Penyebab Autisme ............................................................... 22
2.4.4 Perilaku Autistik .................................................................. 24
2.4.5 Gangguan Anak Autisme .................................................... 25
2.4.6 Penanganan Autisme ............................................................ 28
2.5 Kerangka Teori..................................................................................... 33
2.6 Kerangka Konsep.................................................................................. 33
2.7 Hipotesis................................................................................................ 34
BAB III Metodelogi Penelitian
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 35
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 35
3.3 Rancangan Penelitian .......................................................................... 35
3.4 Subjek Penelitian ................................................................................. 35
3.4.1 Populasi ................................................................................. 35
3.4.2 Sampel ................................................................................... 36
3.5 Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 36
3.6 Variabel Penelitian................................................................................ 37
3.7 Definisi Operasional............................................................................. 37
3.8 Pengolahan Data.................................................................................. 38
3.9 Analisis Data........................................................................................ 39
xv
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
16/84
16
3.9.1 Analisis Univariat.................................................................. 39
3.9.2 Analisis Bivariat................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden ................................................................... 40
4.2 Analisis Univariat ............................................................................. 44
4.3 Analisis Bivariat .............................................................................. 45
4.4 Pembahasan ...................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 51
5.2 Saran........................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
17/84
17
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................ 37
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia................................................ 40
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................ 40
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................. 41
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 42
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Media Pertama Kali ...................... 43
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi ...................................... 43
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .................... 44
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap....... ...................................... 45
Tabel 4.9 Hasil Uji Analisis Chi Square............................................................... 45
xvii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
18/84
18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................... 33
Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................................ 33
xviii
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
19/84
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Izin Penelitian
Lampiran II Surat Balasan dari Rumah Sakit
Lampiran III Data Hasil Penelitian SPSS
Lampiran IV Dokumentasi
xix
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
20/84
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Autisme merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh
kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga
tahun. Penyandang autisme menunjukkan gangguan komunikasi yang
menyimpang. Gangguan komunikasi tersebut dapat terlihat dalam bentuk
keterlambatan bicara, tidak bicara, bicara dengan bahasa yang tidak dapat
dimengerti (bahasa planet ), atau bicara hanya dengan meniru saja (ekolalia).
Selain gangguan komunikasi, anak juga menunjukkan gangguan interaksi
dengan orang disekitarnya, baik orang dewasa maupun orang sebayanya.1
Hampir pada seluruh kasus, autisme muncul saat anak lahir atau pada
usia tiga tahun pertama. Jika anak autistik terlambat atau bahkan tidak mendapat
intervensi hingga dewasa, maka gejala autis bisa semakin parah. Hal ini
yang kemudian akan menyebabkan terjadinya banyak kasus autis yang gagal
dalam mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasi. Untuk itu, perlu
dilakukan terapi secara dini, terpadu, dan intensif sehingga anak mampu bergaul
layaknya anak-anak yang lain tumbuh secara normal. 2
Anak autis di Indonesia diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari
400.000 anak. Jumlah penyandang autisme akan semakin meningkat menjadi
15-20 anak atau 1 per 500 anak tiga tahun yang akan datang. Prevalensi anak
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
21/84
2
autis di Jawa Tengah pada tahun 2009 di perkirakan 1 anak mengalami autis per
500 kelahiran sedangkan anak autis di Semarang diperkirakan 1 : 150 anak. 3
Belum ada data resmi mengenai data anak penyandang autistik di Bandar
Lampung.
Meningkatnya prevalensi yang terus berkelanjut tidak menutup
kemungkinan bahwa saat ini penyandang autistik sudah ada di setiap penjuru
daerah di Indonesia. 4
Orang tua merupakan orang yang terdekat bagi penyandang austitik,
tentunya pada saat mengetahui bahwa anak mereka menyandang autisme. Orang
tua mengalami stress dalam menghadapi kondisi tersebut. Orang tua akan
merasa kaget bahkan menolak serta tidak menyangka jika harus berada dalam
situasi seperti itu, dan yang pasti mereka tidak siap menghadapi hal tersebut. 4
Bagaimanapun kondisi anak, orang tua harus menerima keadaanya
dengan segala keterbatasannya dan tetap berusaha memberikan yang terbaik
untuk anak, karena di balik keterbatasannya pasti memiliki kelebihan. Proses
perubahan sikap penerimaan orang tua ini dipengaruhi berbagai macam faktor,
salah satunya adalah informasi yang diterima oleh para orang tua baik dari surat
kabar cetak maupun elektronik, sesama orang tua penyandang autistik, browsing
di internet dan lain-lain. 4
Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang autisme akan lebih dapat
menerima keadaan anaknya daripada orang tua yang tidak mempunyai
pengetahuan tentang autisme. Pada orang tua yang memiliki pengetahuan yang
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
22/84
3
tepat tentang autisme akan dapat mengerti bagaimana keadaan seorang anak
autistik baik secara fisik maupun emosinya, mereka pun akan turut serta dalam
kegiatan yang melibatkan peran orang tua bagi kesembuhan anak. 4
Berdasarkan penelitian Futuhiyat pada tahun 2004, jumlah sampel
sebanyak 17 orang di empat tempat berbeda. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa semakin tinggi pengetahuan orang tua tentang autisme maka penerimaan
orang tua terhadap anak penyandang autistik pun semakin tinggi. 4
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti:
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap
Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di Sekolah
Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
1.2 Rumusan masalah
Dari uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“adakah Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap
Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di Sekolah Luar
Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung?“
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme
dengan Sikap Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di
Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
23/84
4
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi usia pada orang tua yang memiliki anak
penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi
Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin pada anak penyandang autistik di
Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui distribusi tingkat pendidikan pada orang tua yang
memiliki anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti
Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
4. Untuk mengetahui distribusi permulaan mengetahui autisme pada orang tua
yang memiliki anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma
Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
5. Untuk mengetahui distribusi intensitas mendapatkan berita tentang autisme
dalam sehari pada orang tua yang memiliki anak penyandang autistik di
Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
6. Untuk mengetahui distribusi jenis perkejaan pada orang tua yang memiliki
anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma
Pertiwi Bandar Lampung.
7. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang autisme dengan
sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Sekolah
Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
24/84
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian yang dilaksanakan akan menambah informasi, meningkatkan
dan mengembangkan pengetahuan mengenai austisme maupun sikap penerimaan
orang tua serta penerapan teori – teori tentang autisme.
1.4.2 Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mengenai autisme serta
pengetahuan dan sikap orang tua dalam menerima anak penyandang autistik.
Dan juga diharapkan pada peneliti lain mampu melanjutkan penelitian ini
ataupun melebarkan sampel penelitian untuk satu daerah atau satu provinsi.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Judul Penelitian
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan
Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma
Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung
1.5.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak penyandang autistik
di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung
1.5.3 Obyek Penelitian
Variabel independen pada penelitian adalah pengetahuan Orang tua tentang
autisme sedangkan variabel dependen adalah sikap penerimaan orang tua
terhadap anak penyandang autistik.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
25/84
6
1.5.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi
Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 s/d
selesai
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
26/84
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga
dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seorang diperoleh
melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).5
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya di bagi dalam 6 tingkat pengetahuan,
yakni: 5
a. Tahu (know)
Tahu di artikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa
buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat untuk
membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan
nyamuk Aedes agepti dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat mengunakan pertanyaan-pertanyaan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
27/84
8
misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit
TBC, bagai mana cara melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),
dan sebagainya.5
b. Memahami (comprehension):
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang di ketahui
tersebut. Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan penyakit
demam berdarah, bukan hanya sekadar menyebutkan 3 M (mengubur,
menutup dan menguras), dan sebagainya, tempat-tempat penampungan
air tersebut. 5
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain. 5
d. Analisis (analysis):
Analisis atau analisa adalah mengulang kembali apa yang telah
diketahui, dipahami, serta telah kita aplikasikan (terapkan), gunanya
untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan yang akan terjadi. 5
e. Sintesis ( synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seorang untuk merangkum
atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
28/84
9
komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk meyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas
dengan kata-kata atau kalimat sendiri atau tentang hal-hal yang telah di
baca atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang
telah dibaca. 5
f. Evaluasi (evaluation):
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya seorang ibu
dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau
tidak, seorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana bagi
keluarga, dan sebagainya. 5
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 5
1. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun
orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang. 5
2. Tingkat Pendidikan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
29/84
10
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 5
3. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun
negatif. 5
4. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah,
Koran, dan buku.5
5. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia
akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber
informasi.
5
6. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Tingkat pengetahuan atau perkembangan
kognitif seseorang bisa dipengaruhi uisa. Semakin cukup usia seseorang,
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
30/84
11
maka akan semakin baik cara mengekspresikan atau menghadapi
masalah, jadi semakin matang usia seseorang maka dalam memahami
suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah pengetahuan. 5
7. Pekerjaan
Manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang
dan berubah. Seseorang bekerja untuk mencapai suatu keadaan yang
lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat
berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai
pengalaman.5
8. Sosial Ekonomi
Struktur sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah
lakunya.individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya baik
dimungkinkan memiliki sifat positif dan masa depannya dibandingkan
mereka yang berasal dari keluarga yang status ekonominya rendah. 5
9. Sosial Budaya
Sosial budaya memiliki pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami proses belajar
untuk memperoleh suatu pengetahuan. 5
10. Infomasi
Dengan memberikan informasi tentang kerbiasaan hidup sehat
cara pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
31/84
12
pengetahuan sikap dan perilaku sehat dalam diri dan individu /
kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu
yang bersangkutan. 5
2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dapat di kelompokkan menjadi dua: 5
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, sebelum di ketemukannya metode ilmiah, atau
metode penemuan sistematik dan logis. 5
a. Cara Coba salah (trail and error )
Cara telah dipakai sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Pada waktu apabila seseorang menghadapi
suatu masalah atau persoalan, upaya pemecahannya dengan coba-coba
saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, akan dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan
berikutnya gagal maka akan dicoba kemungkinan yang lain dan
seterusnya, sampai masalah tersebut akan terpecahkan. Itulah karena itu
kenapa cara ini disebut metode trail (coba) and Error (gagal atau salah)
atau metode coba salah/ coba-coba. 5
b. Cara kekuasaan atau otoritas
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
32/84
13
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-
kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke
generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada selamatan selapanan
dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu menyusui harus minum jamu,
mengapa anak tidak boleh makan teloh dan sebagainya. 5
Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional
saja, melainkan terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan seperti ini seolah-
olah dari sumbernya dan sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan
tersebut dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal ataupun informal, ahli
Agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan
tersebut dari peroleh secara otoritas, baik tradisi, otoritas pemerintah, pemimipin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 5
a. Berdasar pengalaman pribadi
Pengalaman guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan untuk kebenaran pengetahuan. Oleh
karena itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh untuk memecahkan suatu masalah
yang dihadapi pada masa yang lalu. 5
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
33/84
14
b. Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya melalui induksi atau deduksi. Induksi
yaitu proses penarikan suatu kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-
pernyataan khusus kepernyataan yang bersifat umum. Deduksi yaitu
pembuatan dari pernyataan umum kepada khusus. 5
2. Cara modern
Cara baru atau cara modern dalam memeproleh pengetahuan
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara seperti ini disebut “metode
penelitian ilmiah” atau yang lebih populer disebut metodelogi
penelitian yaitu dengan mengembang metode berfikir induktif. Mula-
mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau
kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan dan diklasifikasikan. 5
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden.5
Cara mengukur pengetahuan dengan menggunakan skor penilaian ke dalam 4
kategori yaitu: 6
a. Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai 76-
100%.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
34/84
15
b. Cukup, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai 56-
75%.
c. Kurang, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai 40-
55%
d. Kurang Sekali, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan
nilai < 40 %.
Namun dalam penelitian ini untuk mengukur pengetahuan dengan
menggunakan skor penilaian ke dalam 2 kategori yaitu:
a. Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai >
56%.
b. Kurang baik, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai
≤ 56%.
2.2 Sikap
2.2.1 Definisi
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).
7
2.2.2 Tingkatan Sikap
Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi empat yaitu menerima yang berarti
subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek, merespon yaitu
memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
35/84
16
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, menghargai yaitu mengajak
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan terakhir
yaitu bertanggung jawab yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko. 8
2.2.3 Ciri-Ciri Sikap
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,
kebutuhan akan istirahat.9
Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.9
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu
yang dapat dirumuskan dengan jelas.9
Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.9
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan yang dimiliki orang.9
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
36/84
17
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Pengalaman Pribadi, yaitu untuk dapat menjadi dasar pembentukan
sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh
karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.9
Pengaruh orang lain yang dianggap penting, yaitu individu cenderung
untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap
penting.9
Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan
garis yang mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhnya.9
Media Massa, yaitu pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.9
Lembaga Pendidikan dan lembaga Agama, konsep moral dan ajaran dari
lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem
kepercayaan, tidak mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.9
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
37/84
18
Faktor emosional adalah suatu bentuk sikap yang merupakan pernyataan
yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.9
2.3 Sikap Penerimaan Orang Tua
2.3.1 Definisi
Dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidupnya, semua
pengalaman-pengalamannya, baik maupun buruk atau positif maupun negatif
dengan kata lain seseorang membutuhkan situasi yang menghormati dan
menghargai yang tidak disertai persyaratannya. 4
2.3.2 Tahap – Tahap Penerimaan Orang Tua
a. Terkejut
Awal menyadari kondisi anak dengan segala keberadaannya, dapat
terjadi dari hasil pengamatan, informasi dari bacaan orang tua yang peroleh,
informasi dari orang lain atau setelah benar-benar mendapatkan informasi
detail dengan diagnosis yang disampaikan para ahli. Reasksi pertama yang
muncul adalah terkejut dalam menerima kenyataan yang ada. Periode ini
relatif lama karena dapat tumpang tindih dengan reaksi kelanjutan yang
muncul yaitu penolakan akan apa yang didiagnosis.
4
b. Penolakan
Penolakan merupakan reaksi emosional. Dinamika yang terjadi
adalah ketika secara rasional sesungguhnya orang tua dapat melihat dan
menyadari realita keberadaan anak mereka dengan segala keterbatasannya,
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
38/84
19
namun secara emosional masih kuat pengharapan akan kondisi yang
disampaikan dalam diagnosa adalah salah, sehingga secara emosional
menolak hal tersebut. 4
c. Sedih dan Marah
Ketika orang tua mengedepankan kondisi ini dan setelah mengalami
proses pencarian informasi ataupun pendapat berbagai ahli, bersamaan pula
dengan proses internal orang tua dalam menanggapinya, sering kali muncul
perasaan sedih karena adanya perasaan bersalah pada anak dengan keadaan
tersebut. Reaksi ini juga dapat berupa kecemasan yang mendalam atau
sebaiknya reaksi marah karena masih menolak kondisi yang ada. 4
d. Keseimbangan
Tahap ini lebih merupakan tahap penerimaan awal mengenai
keberadaan anak. Orang tua mulai dapat memahami kebutuhan yang lebih
realistis, merasakan kondisi anak. Bila kondisi ini dapat dicapai oleh orang
tua maka akan lebih mudah dalam penatalaksanaanya karena proses
reorganisasi akan lebih optimal. 4
e. Reorganisasi
Dalam proses ini orang tua lebih terbuka dan kooperatif untuk
menerima dan menata pola pendekatan kepada anak sesuai dengan
kebutuhannya. Interaksi timbal balik antara orang tua, lingkungan, praktisi,
dan pihak lain yang terkait dalam memberikan dukungan pada anak akan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
39/84
20
lebih dapat tertata. Proses inilah yang dapat membantu secara rinci dan
optimal dilakukan.4
2.3.3 Bentuk Penerimaan Orang Tua
Bentuk penerimaan orang tua dalam penanganan individu autistik adalah 4
a. Memahami keadaan anak apa adanya
b. Memahami kebiasaan anak
c. Menyadari apa yang bisa dan belum bisa dilakukan anak
d. Memahami penyebab perilaku buruk atau baik anak-anak
e. Membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan
di masa depan.
f. Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak
2.4 Autisme
2.4.1 Pengertian Autisme
Autisme mengacu pada problem dengan interaksi sosial, komunikasi,
dan bermain imajinatif, yang mulai muncul sejak anak berusia di bawah 3 tahun.
Mereka mempunyai keterbatasan pada level aktivitas dan interest. Hampir
75% dari anak autis mengalami beberapa derajat Retardasi Mental. Autisme
biasanya muncul sejak tiga tahun pertama kehidupan seorang anak.10
Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan pada anak pada
anak yang ditandai munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang
kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya.
Autisme merupakan kelainan perilaku yang penderitanya hanya tertarik pada
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
40/84
21
aktivitas mentalnya sendiri. Autis dapat terjadi di semua kalangan masyarakat.
11
Autis adalah Suatu keadaan dimana seseorang anak berbuat semaunya
sendiri baik cara berpikir maupun berperilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak
usia masih muda, biasanya sekitar usia 2-3 tahun. Autisme bisa mengenai siapa
saja, baik yang sosio-ekonomi mapan maupun kurang, anak atau dewasa dan
semua etnis. 11
2.4.2 Klasifikasi Autisme
Ada beberapa klasifikasi autis, diantaranya: 11
1. Aloof . Anak dengan autisme dari tipe ini senantiasa berusaha menarik
diri dari kontak sosial, dan cenderung untuk menyendiri di pojok.
2. Passive. Anak dengan autisme tipe ini tidak berusaha mengadakan
kontak sosial melainkan hanya menerima saja.
3. Active but odd . Sedangkan pada tipe ini, anak melakukan pendekatan
namun hanya bersifat repetitif dan aneh.
2.4.3 Penyebab Autisme
Autis disebabkan multifaktor, yaitu:
11
1. Kerusakan jaringan otak
Korelasi antara autis dan cacat lahir yang disebabkan oleh
Thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi
paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Pada anak yang
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
41/84
22
terkena autis, bagian otak yang mengendalikan pusat memori dan emosi
menjadi lebih kecil daripada anak normal. 11
Gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga
saat kehamilan, atau pada saat kelahiran bayi. Karin Nelson, ahli
neurology Amerika mengadakan penyelidikan terhadap protein otak
dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi
yang normal mempunyai kadar protein tinggi, yang kemudian ditemukan
bahwa bayi dengan kadar protein tinggi ini berkembang menjadi autis
dan keterbelakangan mental. 11
2. Terlalu banyak vaksin Hepatitis B
Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin
Hepatitis B bisa mengakibatkan anak mengidap penyakit autisme.
Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung zat pengawet Thimerosal. 11
3. Kombinasi makanan atau lingkungan yang salah
Autis disebabkan kombinasi makanan yang salah atau lingkungan
yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan
pada usus besar, yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku
dan fisik termasuk autis. Beberapa teori yang didasarkan oleh beberapa
penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses
terjadinya autis. 11
Penyebab sebenarnya dari autisme tidak diketahui tetapi beberapa
teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetik berpengaruh berat
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
42/84
23
terhadap keadaan autis pada anak-anak. Bayi yang dilahirkan kembar
diketahui berkemungkinan mengalami gangguan autis. Selain itu
pengaruh rubella, toxo, herpes, atau pola makan, seperti pendarahan,
keracunan makanan, juga mempengaruhi pertumbuhan sel otak yang
dapat menyebabkan fungsi otak bayi dalam kandungan terganggu,
terutama dalam hal pemahaman, komunikasi, dan interaksi.12
Dugaan penyebab autisme adalah perilaku ibu pada masa hamil
yang sering mengkonsumsi seafood di mana jenis makanan itu
mengandung unsur kimia sangat berbahaya karena adanya pencemaran
air laut oleh logam berat. Ada hubungan yang jelas antara keracunan
logam berat dan berbagai gangguan syaraf. Logam berat seperti timbal
(Pb), merkuri (Hg), arsenik, aluminium, dan lainnya masuk ke dalam
tubuh secara tidak sengaja melalui udara, air, makanan, obat, kosmetik,
vaksinasi, dan sebagainya. Timbal dipakai misalnya dalam bensin,
minyak pelumas, cat tembok, batu baterai, dan aki mobil/motor.
Sedangkan merkuri (Hg) banyak dipakai dalam bidang kedokteran
sebagai tambal gigi, obat tetes mata, thermometer, tensimeter, kosmetik,
juga digunakan dalam mendulang emas, menyamak kulit, dan
mengawetkan gandum supaya tidak berjamur. Aluminium banyak
digunakan sebagai alat masak seperti wajan dan panci.12
Logam berat merupakan racun keras terhadap susunan saraf
pusat, terutama pada anak karena metabolismenya lebih cepat.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
43/84
24
Keracunan logam berat juga dapat menyebabkan masalah pada sistem
organ tubuh. Misalnya, keracunan merkuri dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan sel-sel imun dalam tubuh, mengganggu
respon imun terhadap makanan, dan dapat mengakibatkan kekurangan
seng dan selenium. Tes keracunan logam berat dapat dilakukan
melalui darah, rambut, dan urin/air seni. Bila ternyata menderita
keracunan logam berat, maka cara membuang logam beracun dari tubuh
antara lain dengan terapi chelasi.12
2.4.4 Perilaku Autistik
Autisme merupakan sindroma yang sangat kompleks. Ditandai dengan
ciri-ciri kurangnya kemampuan interaksi sosial dan emosional, sulit dalam
komunikasi timbale balik, minat terbatas, dan perilaku tidak disertai gerakan
berulang tanpa tujuan ( stereo-tipic).11
Ada 2 jenis perilaku autisme, yaitu: 11
1. Perilaku berlebihan (excessive) :
a. Perilaku melukai diri sendiri ( self-abuse), seperti memukul, menggigit,
dan mencakar diri sendiri.
b. Agresif , seperti perilaku menendang, memukul, menggigit, dan
mencubit.
c. Tantrum, seperti perilaku menjerit, menangis, dan melompat- lompat.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
44/84
25
2. Perilaku berkekurangan (deficit ) yang ditandai dengan gangguan bicara,
perilaku sosial kurang sesuai, deficit sensoris sehingga terkadang anak
dianggap tuli, bermain tidak benar dan emosi yang tidak tepat misalnya
tertawa tanpa sebab, menangis tanpa sebab, dan melamun. 11
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa autistime
memiliki perilaku yang berlebihan (excessive) atau perilaku yang
berkekurangan (deficit ) yang memungkinkan perilaku yang ditunjukkan
tersebut dapat menggangu orang-orang yang disekitarnya. 11
2.4.5 Gangguan Anak Autisme
Gangguan yang dialami anak autisme adalah:
1. Gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal
Gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal
meliputi kemampuan berbahasa dan keterlambatan, atau sama sekali
tidak dapat berbicara. Menggunakan kata-kata tanpa
menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi
dengan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu
singkat. Kata-katanya tidak dapat dimengerti orang lain (bahasa
planet ). Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam
konteks yang sesuai. Meniru atau membeo ( Ekolalia), menirukan
kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. 11
2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial
Gangguan dalam bidang interaksi sosial meliputi gangguan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
45/84
26
menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak menoleh bila
dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau
menolak bila dipeluk. Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan
orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu
untuknya. Ketika bermain, ia selalu menjauh bila didekati. 11
3. Gangguan dalam bermain
Gangguan dalam bermain di antaranya ialah bermain sangat
monoton dan aneh, misalnya mengamati terus menerus dalam jangka
waktu yang lama sebuah botol minyak. Ada kelekatan dengan benda
tertentu, seperti kertas, gambar, kartu, atau guling, terus dipegang
kemana saja ia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan
lainnya. Lebih menyukai benda-benda seperti botol, gelang karet,
baterai, atau benda lainnya. Tidak spontan, reflex, dan tidak dapat
berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya
dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering
memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, atau angin
yang bergerak. 11
4. Perilaku yang ritualistic
Perilaku yang ritualistic sering terjadi sulit mengubah rutinitas
sehari-hari, misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu,
bila berpergian harus melalui rute yang sama. Gangguan perilaku dapat
dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
46/84
27
kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. 11
5. Hiperaktif
Anak dapat terlihat hiperaktif, misalnya mengulang suatu gerakan
tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering
menyakiti diri sendiri, seperti memukul kepala atau membenturkan
kepala di dinding (walaupun tidak semua anak autis seperti itu). Namun
terkadang menjadi pasif (pendiam), duduk diam, bengong dengan
tatapan mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Sangat
menaruh perhatian pada suatu benda, ide, aktifitas, ataupun orang. 11
6. Gangguan perasaan dan emosi
Gangguan perasaan dan emosi dapat dilihat ketika ia tertawa-
tawa sendiri, menangis, atau marah tanpa sebab yang nyata. Sering
mengamuk tak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang
diinginkan. 11
7. Gangguan dalam persepsi sensoris
Gangguan dalam persepsi sensoris meliputi perasaan sensitive
terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah),
dari mulai ringan sampai berat, menggigit, menjilat, atau mencium
mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, ia akan
menutup telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Merasa tidak
nyaman bila diberi pakaian tertentu. Bila digendong sering merosot atau
melepaskan diri dari pelukan. 11
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
47/84
28
2.4.6 Penanganan Autisme
Gangguan otak pada anak autis umumnya tidak dapat disembuhkan (not
curable), tetapi dapat ditanggulangi (treatable) melalui terapi dini, terpadu, dan
intensif. Gejala autisme dapat dikurangi, bahkan dihilangkan sehingga anak
bisa bergaul dengan normal. Jika anak autis terlambat atau bahkan tidak
dilakukan intervensi dengan segera, maka gejala autis bisa menjadi semakin
parah, bahkan tidak tertanggulangi. Keberhasilan terapi tergantung beberapa
faktor berikut
ini : 11
1. Berat atau ringannya gejala, terganting pada berat-ringannya gangguan
di dalam sel otak. 11
2. Makin muda umur anak pada saat terapi dimulai, tingkat
keberhasilannya akan semakin besar. Umur ideal untuk dilakukan terapi
atau intervensi adalah 2-5 tahun, pada saat sel otak mampu dirangsang
untuk membentuk cabang-cabang neuron baru. 11
3. Kemampuan bicara dan berbahasa: 20% penyandang autism tidak
mampu bicara seumur hidup, sedangkan sisanya ada yang mampu bicara
tetapi sulit dan kaku. Namun, ada pula yang mampu bicara dengan
lancar. Anak autis yang tidak mampu bicara (non verbal) bisa diajarkan
ketrampilan komunikasi dengan cara lain, misalnya dengan bahasa
isyarat atau melalui gambar-gambar. 11
4. Terapi harus dilakukan dengan sangat intensif, yaitu antara 4-8 jam
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
48/84
29
sehari. Di samping itu, seluruh keluarga harus ikut terlibat dalam
melakukan komunikasi dengan anak. 11
Berbagai jenis terapi yang dilakukan untuk anak autis, antara lain : 13
1. Terapi biomedis
Terapi melalui makanan (diet therapy) diberikan untuk anak-anak
dengan masalah alergi makanan tertentu. Terapi ini bertujuan untuk
memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian suplemen.
Terapi ini dilakukan mengingat banyaknya gangguan pada fungsi tubuh
yang sering terjadi anak autis, seperti gangguan pencernaan, alergi,
daya tahan tubuh yang rentan, dan keracunan logam berat. Gangguan-
gangguan pada fungsi tubuh ini yang kemudian akan mempengaruhi
fungsi otak. 13
Diet yang sering dilakukan pada anak autis adalah GFCF
(Glutein Free Casein Free). Pada anak autis disarankan untuk tidak
mengkonsumsi produk makanan yang berbahan dasar gluten dan kasein
(gluten adalah campuran protein yang terkandung pada gandum,
sedangkan kasein adalah protein susu). Jenis bahan tersebut
mengandung protein tinggi dan tidak dapat dicerna oleh usus menjadi
asam amino tunggal sehingga pemecahan protein menjadi tidak
sempurna dan berakibat menjadi neurotoksin (racun bagi otak). Hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan sejumlah fungsi otak yang
berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan anak. 13
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
49/84
30
Anak dengan autisme memang tidak disarankan untuk mengasup
makanan dengan kadar gula tinggi. Hal ini berpengaruh pada sifat
hiperaktif sebagian besar dari mereka. 13
2. Terapi wicara
Umumnya hampir semua penyandang autisme mengalami
keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa. Kadang-kadang bicaranya
cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai
kemampuan bicaranya untuk berkomunikasi / berinteraksi dengan orang
lain. Oleh karena itu, terapi wicara ( speech therapy) pada penyandang
autisme merupakan suatu keharusan, tetapi pelaksanaannya harus sesuai
dengan metode ABA ( Applied Behavior Analysis). 13
3. Terapi perilaku
Terapi ini bertujuan agar anak autis dapat mengurangi perilaku
yang bersifat self-maladaption (tantrum atau melukai diri sendiri) dan
menggantinya dengan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat.
Terapi perilaku ini sangat penting untuk membantu anak ini agar lebih
bisa menyesuaikan diri didalam masyarakat.13
4. Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak autis yang mempunyai
perkembangan motorik kurang baik yang dilakukan melalui gerakan-
gerakan. Terapi okupasi ini dapat membantu menguatkan,
memperbaiki koordinasi dan ketrampilan ototnya. Otot jari tangan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
50/84
31
misalnya sangat penting dikuatkan dan dilatih supaya anak bisa menulis
dan melakukan semua hal yang membutuhkan ketrampilan otot jari
tangannya seperti menunjuk, bersalaman, memegang raket, memetik
gitar, main piano, dan sebagainya. 13
5. Terapi sensori integrasi
Integrasi sensoris berarti kemampuan untuk mengolah dan
mengartikan seluruh rangsang yang diterima dari tubuh maupun
lingkungan, dan kemudian menghasilkan respon yang terarah. Terapi ini
berguna untuk meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga
lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktifitas ini
merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian
dapat bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.13
6. Terapi obat (medikamentosa)
Terapi ini dilakukan dengan obat-obatan yang bertujuan untuk
memperbaiki komunikasi, memperbaiki respon terhadap lingkungan, dan
menghilangkan perilaku-perilaku aneh yang dilakukan secara berulang-
ulang. Pemberian obat pada anak autis harus didasarkan pada
diagnosis yang tepat, pemakaian obat yang tepat, pemantauan ketat
terhadap efek samping obat dan mengenali cara kerja obat. perlu diingat
bahwa setiap anak memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap
efek obat, dosis obat dan efek samping. Oleh karena itu perlu ada
kehati- hatian dari orang tua dalam pemberian obat yang umumnya
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
51/84
32
berlangsung jangka panjang.13
Saat ini pemakaian obat diarahkan untuk memperbaiki respon
anak sehingga diberikan obat-obat psikotropika jenis baru seperti
obat-obat anti depresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor )
yang bisa memberikan keseimbangan antara neurotransmitter serotonin
dan dopamine. Yang diinginkan dalam pemberian obat ini adalah dosis
yang paling minimal namun paling efektif dan tanpa efek samping.
Pemakaian obat ini akan sangat membantu untuk memperbaiki respon
anak terhadap lingkungan sehingga ia lebih mudah menerima tata
laksana terapi lainnya. Bila kemajuan yang dicapai cukup baik, maka
pemberian obat dapat dikurangi, bahkan dihentikan. 13
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
52/84
33
2.5 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan
untuk mengidentifikasi varibel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang
berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
mengembangkan kerangka konsep penelitian.14
Gambar 2.1.
Kerangka Teori
2.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan
visualisasi konsep-konsep serta variabel-variable yang akan diukur (diteliti).14
Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan-penjelasan pada bagian pustaka
sebelumnya,maka dapat dibuat kerngka konsep sebagai berikut:
Pengetahuan
1. Pengalaman2. Tingkat pendidikan
3. Keyakinan4. Fasilitas5. Penghasilan6. Sosial budaya7. Umur
Tahap penerimaan :
1. Terkejut
2. Penolakan
3. Sedih dan Marah
4. Keseimbangan
5. Reorganisasi
Sikap Penerimaan
Oraang Tua
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
53/84
34
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan
kebenarannya, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap
penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Sekolah Luar
Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap
penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Sekolah Luar
Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.
Pengetahuan
Orang Tua
Sikap Penerimaan
Orang Tua
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
54/84
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan mengetahui hubungan
pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap
anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi
Bandar Lampung.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan Sekolah Luar Biasa di Bandar Lampung pada bulan
April 2016.
3.3 Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan penelitian cross sectional , dimana kedua variabel
yang diuji pada objek penelitian ini diukur atau dikumpulkan dalam waktu suatu
saat.14
3.4 Subjek Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti. Nilai suatu hasil penelitian bukan ditentukan oleh besar kecilnya
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
55/84
36
populasi, melainkan ditentukan oleh bagaimana peneliti menggunakan dasar
pengambilan kesimpulan atau teknik sampling yang benar. Bila suatu penelitian
dilakukan terhadap sampel yang reprensentatif terhadap populasi dan diambil
teknik sampling yang tepat maka kesimpulan atau generalisasi yang diperoleh
dapat reprensentatif. 14
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak
autis di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung
pada periode tahun 2016 yang berjumlah 30 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan objek atau populasi.
Pengambilan sampel menggunakan teknik total populasi, yaitu pengambilan
sampel dari seluruh jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 30 orang.
Pengambilan total populasi, dikarenakan jumlah populasi kurang 100 orang.
3.5 Cara Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data menggunakan instrumen test (kuesioner) untuk
mengukur pengetahuan orangtua dan sikap penerimaan orang tua. Cara
pengumpulan data dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Meminta izin dari Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi
Bandar Lampung untuk melakukan penelitian
2. Memberikan informed consents pada responden terkait izin penelitian
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
56/84
37
3. Setelah responden menyetujui, peneliti melakukan observasi pada
responden
4. Mencatat hasil pengukuran
3.6 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapat atau satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian.
Variabel penelitian yaitu pengetahuan sebagai variabel bebas (independent ) dan
sikap penerimaan orang tua sebagai variabel terikat (dependent ).
3.7 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.14
Penyusunan definisi operasional variabel perlu dilakukan karena akan
menunjukkan alat pengambilan data mana yang cocok digunakan. 14
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
57/84
38
Tabel 3.1
Definisi Operasional
VariabelDefinisi
OperasionalAlat Ukur Cara ukur
Hasil
UkurSkala
Independen (X)
Pengetahuan Kemampuan
responden dalam
menjawab
pertanyaan yangdiajukan dalam
kuesioner
penelitian tentang
autisme pada anak
kuesioner Wawancara
dan
observasi
1. Kurang
baik, bila
skor ≤ 56%
dari jumlah pertanyaan
2. Baik,
bila skor >
56% dari
jumlah
pertanyaan
Ordinal
Dependen (Y)
SikapPenerimaan Dasar bagi setiaporang untuk dapat
menerima
kenyataan
hidupnya, semua
pengalaman-
pengalamannya,
baik maupun buruk
atau positif maupun
negatif dengan kata
lain seseorang
membutuhkansituasi yang
menghormati dan
menghargai yang
tidak disertai
persyaratannya.
kuesioner Wawancaradan
observasi 1. Negatif , bila skor
≤ 56%
dari
jumlah
pertanya
an
2. Positif, bila skor
> 56%dari
jumlah
pertanya
an
Ordinal
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
58/84
39
3.8 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dengan
langkah-langkah sebagai berikut: 14
3.8.1 Editing
Melakukan pengecekan formulir atau kuisioner seperti
kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban dari setiap lembar observasi
di dalam penelitian. 14
3.8.2 Scoring
Proses penilaian data dengan memberikan skor setiap item jawaban dari
responden. 14
3.8.3 Coding
Untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pengisian
dilakukan berdasarkan jawaban yang telah disediakan dalam daftar
pertanyaan. 14
3.8.4 Cleaning
Mengecek kembali data yang sudah di-entri, apakah ada kesalahan saat
meng-entri ke komputer. 14
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
59/84
40
3.9 Analisa Data
3.9.1 Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan persentase, hasil dari setiap variabel
ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk variabel independen dan
dependen. 14
3.9.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependen. Penelitian ini peneliti menggunakan uji
Chi-square (X2). pengujian ini dengan cara membandingkan frekuensi yang
diamati dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada perbedaan bermakna.
Dalam penghitungan uji Chi-square (X2) menggunakan program SPSS. Tingkat
Kepercayaan yang digunakan adalah 95%.14
Hasil uji hipotesis didapatkan p-value ≤ 0,05 yang berarti ada hubungan
yang bermakna antara kedua variabel. Jika p-value > 0,05 berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara kedua variabel. 14
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
60/84
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
A. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia didapatkan distribusi responden yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
25-34 tahun 11 36.7
35-44 tahun 12 40.0
45-54 tahun 6 20.0
55-64 tahun 1 3.3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pada orang
tua penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa usia 25-34 tahun
sebanyak 11 orang (36,7%), 35-44 tahun sebanyak 12 orang (40%), 45-54 tahun
sebanyak 6 orang (20%), dan 55-64 tahun sebanyak 1 orang (3,3%).
B. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan distribusi responden yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
61/84
42
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)Laki-laki 10 33.3
Perempuan 20 66.7
Jumlah 30 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pada orang
tua penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa laki-laki
sebanyak 10 orang (33,3%) dan perempuan sebanyak 20 orang (66,7%).
C. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Berdasarkan jenis pekerjaan didapatkan distribusi responden yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 4 13.3
Pegawai Negeri 19 63.3
Swasta 4 13.3
Wiraswasta 3 10.0
Jumlah 30 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pada orang
tua penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa ibu rumah
tangga sebanyak 4 orang (13,3%), pegawai negeri sebanyak 19 orang (63,3%),
swasta sebanyak 4 orang (13,3%), dan wiraswasta sebanyak 3 orang (10%).
D. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Pendidikan
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
62/84
43
Berdasarkan tingkatan pendidikan didapatkan distribusi responden yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkatan Pendidikan Frekuensi %
S3 1 3.3
S1 25 83.3
Diploma 3 10.0
SMA 1 3.3
Jumlah 30 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua
penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa S3 sebanyak 1 orang
(3,3%), S1 sebanyak 25 orang (83,3%), Diploma sebanyak 3 orang (10%) dan
SMA sebanyak 1 orang (3,3%).
E. Distribusi Responden Berdasarkan Media Pertama kali Mengetahui
Tentang Autisme
Berdasarkan media pertama kali mengetahui tentang autisme didapatkan
distribusi responden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
63/84
44
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Media Pertama kali Mengetahui
Tentang Autisme
Media Frekuensi Persentase (%)
Buku 2 6.7
Internet 5 16.7
Televisi 6 20.0
Teman 17 56.7
Jumlah 30 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua
penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa dari buku sebanyak
2 orang (6,7%), internet sebanyak 5 orang (16,7%), televisi sebanyak 6 orang
(20%) dan teman sebanyak 17 orang (56,7%).
F. Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang Autisme Dalam
Sehari
Berdasarkan informasi tentang autisme dalam sehari didapatkan
distribusi responden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang Autisme
Dalam Sehari
Informasi Frekuensi Persentase (%)
1-3 kali 27 90.0
4-5 kali 1 3.3
Tidak pasti 2 6.7
Jumlah 30 100.0
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
64/84
45
Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua
penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa informasi dalam
sehari antara lain 1-3 kali sebanyak 27 orang (90%), 4-5 kali sebanyak 1 orang
(3,3%) dan tidak pasti sebanyak 2 orang (6,7%).
4.2 Analisis Univariat
A. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan distribusi responden yang
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 28 93.3
Kurang baik2 6.7Jumlah 30 100.0
Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua
penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa baik sebanyak 28
orang (93,3%) dan kurang baik sebanyak 2 orang (6,7%).
B. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap
Berdasarkan tingkat sikap didapatkan distribusi responden yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
65/84
46
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap
Sikap Frekuensi Persentase (%) Negatif 4 13,3
Positif 26 86,7
Jumlah 30 100.0
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui dari 30 responden orang tua penyandang
autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa sikap negatif sebanyak 4 orang
(13,3%) dan positif sebanyak 26 orang (86,7%).
4.3 Analisis Bivariat
A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Tabel Hasil Analisis Chi square
Sikap P OR(CI
95%)Positif Negatif
n % n %
Pengetahuan Baik 26 100% 2 50% 0,008 0,071
Kurang baik 0 0% 2 50%
Total 26 100% 4 100%
Pada hasil penelitian didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,008, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
orang tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak
penyandang autistik di Bandar Lampung.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan klasifikasi usia, dari 30 sampel didapatkan usia 25-34 tahun
sebanyak 11 orang (36,7%), 35-44 tahun sebanyak 12 orang (40%), 45-54 tahun
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
66/84
47
sebanyak 6 orang (20%), dan 55-64 tahun sebanyak 1 orang (3,3%). Hal ini
terjadi karena rata-rata orang tua penyandang autistik di Bandar Lampung yang
menjadi sampel masih tergolong tidak terlalu tua artinya rentang usia 35-44
tahun.
Berdasarkan jenis kelamin, dari 30 sampel didapatkan laki-laki sebanyak
10 orang (33,3%) dan perempuan sebanyak 20 orang (66,7%). Hal ini terjadi
karena perempuan lebih sering mengurusi anaknya yang mengalami autisme
ketimbang laki-laki.
Berdasarkan jenis pekerjaan, dari 30 sampel didapatkan ibu rumah
tangga sebanyak 4 orang (13,3%), pegawai negeri sebanyak 19 orang (63,3%),
swasta sebanyak 4 orang (13,3%), dan wiraswasta sebanyak 3 orang (10%). Hal
ini terjadi karena banyak orang tua pada penelitian ini tidak dapat menemani
anaknya sekolah dikarenakan kesibukannya dalam bekerja.
Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 30 sampel didapatkan SMA
sebanyak 1 orang (3,3%), Diploma sebanyak 3 orang (10%), S1 sebanyak 25
orang (83,3%) dan S3 sebanyak 1 orang (3,3%).
Berdasarkan media pertama kali mengetahui tentang autisme, dari 30
sampel didapatkan buku sebanyak 2 orang (6,7%), internet sebanyak 5 orang
(16,7%), televisi sebanyak 6 orang (20%) dan teman sebanyak 17 orang
(56,7%). Hal ini terjadi karena teman merupakan media utama dan dapat
dipercaya dikarenakan pengalaman pribadi atau sesuatu yang ia lihat sendiri
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
67/84
48
sehingga informasi tersebut sangat dipercaya dan menjadi referensi mengenai
autisme.
Berdasarkan informasi tentang autisme dalam sehari, dari 30 sampel
didapatkan informasi dalam sehari antara lain 1-3 kali sebanyak 27 orang (90%),
4-5 kali sebanyak 1 orang (3,3%) dan tidak pasti sebanyak 2 orang (6,7%). Hal
ini terjadi karena informasi tentang autisme dalam sehari masih dapat di jangkau
dari televisi, teman, buku, maupun internet.
Berdasarkan tingkat pengetahuan, dari 30 sampel didapatkan bahwa baik
sebanyak 28 orang (93,3%) dan kurang baik sebanyak 2 orang (6,7%). Hal ini
terjadi karena pengetahuan mengenai autisme pada zaman ini sangat mudah
diakses dari buku, televisi, teman maupun internet.
Berdasarkan tingkat sikap, dari 30 sampel didapatkan bahwa sikap
negatif sebanyak 4 orang (13,3%) dan positif sebanyak 26 orang (86,7%). Hal
ini terjadi karena banyak orang tua banyak yang menerima keberadaan anak
penyandang autistik dengan baik. Sikap positif tersebut akan membuat anak
akan lebih baik dalam perkembangan anak autistik.
Berdasarkan hubungan pengetahuan dengan sikap, pada hasil penelitian
didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,008, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua tentang autisme
dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Bandar
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
68/84
49
Lampung. Dengan demikian bila pengetahuan orang tua baik maka orang tua
memiliki sikap penerimaan terhadap anak penyandang autistik.
Hal ini sejalan dengan penelitian Futuhiyat, menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua tentang autisme
dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik. 4
Hal ini terjadi karena autisme hanya satu dari begitu banyak kelainan
bawaan anak, baik yang diketahui saat anak dilahirkan atau di kemudian hari.
Sebagian besar orang tua pasti bisa mengatasinya, pulih dari perasaan bersalah,
mereka bisa melihat lebih jauh, bahkan ke dalam permasalahannya bahwa anak
autistik tetap seorang anak yang membutuhkan cinta kasih, perhatian dan
disiplin. Penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik dipengaruhi
oleh beberapa faktor dan diantaranya adalah pengetahuan orang tua tentang
autisme itu sendiri. Orang tua yang memahami tentang autisme cenderung akan
mudah membuka diri untuk menerima paradigma baru di bidang pendidikan dan
medis pada kasus autisme serta terus membuka cakrawala baru sehingga akan
memudahkan mereka dalam hal penanganan anak mereka. 4
Awal menyadari kondisi anak dengan segala keberadaannya, dapat
terjadi dari hasil pengamatan, informasi dari bacaan orang tua yang peroleh,
informasi dari orang lain atau setelah benar-benar mendapatkan informasi detail
dengan diagnosis yang disampaikan para ahli. Reasksi pertama yang muncul
adalah terkejut dalam menerima kenyataan yang ada. Periode ini relatif lama
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
69/84
50
karena dapat tumpang tindih dengan reaksi kelanjutan yang muncul yaitu
penolakan akan apa yang didiagnosis.4
Penolakan merupakan reaksi emosional. Dinamika yang terjadi adalah
ketika secara rasional sesungguhnya orang tua dapat melihat dan menyadari
realita keberadaan anak mereka dengan segala keterbatasannya, namun secara
emosional masih kuat pengharapan akan kondisi yang disampaikan dalam
diagnosa adalah salah, sehingga secara emosional menolak hal tersebut. 4
Ketika orang tua mengedepankan kondisi ini dan setelah mengalami
proses pencarian informasi ataupun pendapat berbagai ahli, bersamaan pula
dengan proses internal orang tua dalam menanggapinya, sering kali muncul
perasaan sedih karena adanya perasaan bersalah pada anak dengan keadaan
tersebut. Reaksi ini juga dapat berupa kecemasan yang mendalam atau
sebaiknya reaksi marah karena masih menolak kondisi yang ada. 4
Tahap ini lebih merupakan tahap penerimaan awal mengenai keberadaan
anak. Orang tua mulai dapat memahami kebutuhan yang lebih realistis,
merasakan kondisi anak. Bila kondisi ini dapat dicapai oleh orang tua maka akan
lebih mudah dalam penatalaksanaanya karena proses reorganisasi akan lebih
optimal. 4
Dalam proses ini orang tua lebih terbuka dan kooperatif untuk menerima
dan menata pola pendekatan kepada anak sesuai dengan kebutuhannya. Interaksi
timbal balik antara orang tua, lingkungan, praktisi, dan pihak lain yang terkait
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
70/84
51
dalam memberikan dukungan pada anak akan lebih dapat tertata. Proses inilah
yang dapat membantu secara rinci dan optimal dilakukan. Hal inilah yang
akhirnya orang tua dapat menerima keberadaan anak penyandang autistik di
kehidupannya dan lebih mengenal kebutuhan sang anak demi perkembangan
masa depannya. 4
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
71/84
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden tentang
hubungan pengetahuan tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua
terhadap anak penyandang autistik di Bandar Lampung dapat dibuat kesimpulan
bahwa:
1. Usia paling banyak pada responden adalah usia antara 35-44 tahun sebanyak
12 orang (40%).
2. Jenis Kelamin paling banyak pada responden adalah perempuan sebanyak
20 orang (66,7%).
3. Jenis pekerjaan paling banyak pada responden adalah pegawai negeri
sebanyak 19 orang (63,3%).
4. Tingkat pendidikan paling banyak pada responden adalah S1 sebanyak 25
orang (83,3%).
5. Media pertama kali mengenai autisme paling banyak pada responden adalah
Teman sebanyak 17 orang (56,7%).
6. Informasi tentang autisme dalam sehari paling banyak pada responden
adalah 1-3 kali sebanyak 27 orang (90%).
7. Tingkat Pengetahuan paling banyak pada responden adalah baik sebanyak
28 orang (93,3%)
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
72/84
53
8. Tingkat Sikap paling banyak pada responden adalah positif sebanyak 26
orang (86,7%).
9. Terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap. (p=0,008)
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka peneliti dapat menyarankan kepada
semua pihak yaitu:
1. Diharapkan bagi orang tua yang memiliki anak penyandang autistik agar
senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang penyakit autisme agar
mampu mengenali lebih dalam mengenai anak penyandang autistik.
2. Diharapkan bagi instansi terkait khususnya sekolah luar biasa yang berada
di bandar lampung agar mampu meningkatkan hal-hal yang dibutuhkan
anak penyandang autistik agar meningkatkan perkembangan dari sang anak.
3. Diharapkan bagi masyarakat umum untuk mengenal lebih dalam penyakit
autistik agar tidak ada perlakuan yang berbeda antara anak penyandang
autistik dengan anak normal lainnya.
4. Diharapkan bagi peneliti lain agar meneliti variabel lain yang belum diteliti
pada penelitian ini diantaranya faktor kasein glutein, faktor genetik, faktor
gangguan persalinan, dll.
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
73/84
DAFTAR PUSTAKA
1. Petters. Theo. Autisme Hubungan Pengetahuan teoritis dan Intervensi pendidikan bagi Penyandang Autis. Jakarta: PT Dian Rakyat. 2004
2. Safaria. Triantoro. Autisme : Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna BagiOrang Tua. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2005
3. Sintowati. Retno. Autisme. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. 2007
4. Futuhiyat. Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme denganSikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik. Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah. 2004
5. Notoatmodjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.2010
6. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.2006.
7. Notoatmodjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta.2010
8. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta. 2003
9. Azwar, A. Beberapa Sikap yang Terdapat pada Individu. Artikel Populer IlmuPsikologi. Jakarta. 2005
10. Smeltzer dan Bare. Current Diagnosis & Treatment Neurology. New York. EdisiTerjemahan oleh Adiwena. Pustaka Cendekia Press. Jogyakarta. 2007
11. Maramis A.. S. Darmono.. M. Maramis. Depresi. Dalam: Penanganan Depresidan Anxietas di Pelayanan Primer. Surabaya: Indopsy. 2003. Hal 20-2
-
8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513
74/84
xii
12. Jamila K.A. Muhammad, Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak denganKetunaan da
top related