spesifikasi teknik
Post on 15-Jan-2016
93 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SPESIFIKASI TEKNIS
METAMAGFIRUL DJADIRD 311 07 022
TEKNIK PERKAPALAN
TEKNIK PERKAPALAN JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
SPESIFIKASI TEKNIS
KAPAL GENERAL CARGO UKURAN 7615 DWT
1. TUJUAN
I.1. Tujuan
1. Spesifikasi ini bersama gambar Rencana Umum sebagai petunjuk bagi pelaksana
pembangunan (selanjutnya disebut kontrak) dalam merencanakan (desain),
membangun, melengkapi, dan menyerahkan 1 (satu) unit kapal barang ukurannya
7615 DWT (selanjutnya disebut kapal) yang dipesan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
2. Kapal direncanakan, dibangun dan dilengkapi agar laik untuk dioperasikan diperairan
Indonesia di daerah pelayaran pantai, konstruksi kuat dengan kemampuan olah gerak
yang baik dan dikelaskan kepada Biro Klasifikasi Indonesia (selanjutnya disebut
Klasifikasi)
Kapal dan semua perlengkapannya serta semua yang terpasang padanya dan mesin-
mesin di desain dan di konstruksikan dibawah pengawasan klasifikasi dan BKI akan
memberikan Notasi Klas :
+ A 100 I P “Kapal Barang” + SM
3. Kapal dibangun dari bahan baja sedang, konstruksi las penuh, berbaling-baling satu
yang digerakkan oleh sebuah mesin diesel, bentuk badannya dibuat sedemikian rupa
sehingga visualitas dari rumah kemudi baik, mudah untuk dikendalikan serta
mempunyai sudut trim yang baik.
a. Hull, Superstructure dan deckhouse terbuat dari bahan baja sedang (mild steel)
sesuai standar Biro Klasifikasi Indonesia.
b. Untuk Upper deck dipakai bahan baja berkekuatan sedang (mild steel).
c. Pada ruangan-ruangan dilapisi isolasi sesuai jenis dan peruntukannya.
d. Stabilitas kapal harus sesuai dengan persyaratan kapal barang
4. Kapal dilengkapi dengan sebuah cargo hold (ruang muat), rumah kemudi dan ruang
ABK. Pengendalian mesin utama dilakukan dari ruang kemudi.
5. Kontraktor bertanggung jawab penuh dalam membangun, melengkapi kesempurnaan
perencanaan dan menyerahkan kapal kepada pemilik, termasuk pula mendapatkan
persetujuan dari pihak yang berwenang.
6. Bahan, mesin-mesin dan perlengkapan kapal sebelum digunakan harus mendapatkan
persetujuan pemilik. Apabila dalam pengujian, percobaan dan pemakaian dalam
masa garansi dijumpai bagian yang tidak berfungsi dengan baik, maka Kontraktor
harus segara memperbaiki/mengganti bagian tersebut dan menanggung semua biaya
yang dikeluarkan.
7. Apabila ada yang tidak tercantum dalam spesifikasi dan dokumen-dokumen kontrak
lainnya tetapi diperlukan untuk kesempurnaan operasi kapal (sesuai peraturan klas),
maka Kontraktor harus melengkapinya atas biaya Kontraktor.
8. Gambar dan spesifikasi teknis satu sama lain saling melengkapi. Sesuatu yang tertulis
dalam spesifikasi teknis dan tidak ada didalam gambar atau sebaliknya, dianggap ada
kedua-duanya. Apabila ada pertentangan antara kontrak, Spesifikasi teknis dan
gambar-gambar, kecuali disepakati lain oleh Kontraktor dan pemilik maka urutan
kekuatan hukumnya adalah :
Kontrak
Spesifikasi Kapal
Gambar-gambar
Bila ada sesuatu yang tercantum lebih dari satu kali, maka harus diartikan hanya sekali.
9. Apabila Kontraktor menganggap perlu diadakannya perubahan spesifikasi, maka atas
persetujuan pemilik perubahan tersebut dapat dilakukan, tetapi percobaan kapal pada
tenaga kontinu maksimum (MCR) harus tetap tercapai dan semua peraturan dan
ketentuan yang berlaku tetap terpenuhi.
10. Dokumen-dokumen yang diajukan kepada pemilik sejauh mungkin harus
menggunakan bahasa Indonesia dan standar ukuran yang dipakai adalah matrik atau
standar lainnya yang umumnya dipakai, dan harus disetujui pemilik
Kondisi lingkungan yang dijadikan patokan adalah :
Suhu udara sekeliling 37o C
Kelembaban udara maksimum 95o C
Suhu udara kamar mesin maksimum 45o C
Tekanan barometik 76 mmHg
1.2 Ukuran Utama
Panjang Keseluruhan (LOA) : 109.65 m
Panjang antara garis tegak (LBP) : 99.35 m
Lebar (B) : 18.42 m
Tinggi (D) : 10.92 m
Sarat Air (T) : 7.32 m
Kecepatan Percobaan : 15 knot
Daya Mesin Utama : ± 2414 HP
Jarak jelajah kapal : 960 mile laut
Ukuran utama dan tenaga mesin penggerak defenitve yang akan dicantumkan dalam
kontrak harus ditentukan dari perhitungan kontraktor dengan berpedoman pada
kecepatan dinas 13 Knot. Kecepatan harus dijamin oleh kontraktor.
*) 1 mile laut = 1,8520 kilometer
**) 1 Knot = 1,8520 kilometer/jam
1.3 Kapasitas
Perwira dan ABK : 19 orang
Barang : 0.76 ton
Tangki air tawar (BJ = 1,000) : 57.66 ton
Tangki bahan bakar (BJ = 0,95) : 66.66 ton
Tangki minyak diesel (BJ = 0.85) : 13.33 ton
Tangki minyak pelumas (BJ = 0.9) : 0.23 ton
1.4 Awak Kapal
Jumlah awak kapal waktu operasi 19 orang. Jumlah awak kapal tersebut dapat berubah-
ubah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
1.5 Peraturan–peraturan dan Klasifikasi
Kapal dibangun sesuai dengan peraturan-peraturan Pemerintah (statutory) dan peraturan BKI:1. Peraturan keselamatan kapal dalam negeri (Peraturan Nasional)2. Peraturan garis muat kapal-kapal pelayaran dalam negeri Indonesia (PGMI 1986)3. Solas 19744. Peraturan pengukuran kapal TMS 19695. Peraturan MARPOL6. COLREG 1972 beserta amendemennya7. IMO Resolution A.468 (XII)1982 “Code of Noise Level on board Ship”8. Standard SNI, DIN, JIS9. STP 71/7310. STCW `9511. Peraturan BKI12. Peraturan–peraturan lain yang berlaku dan aturan baru yang diberlakukan pada
masa pembangunan kapal untuk jenis ini.
1.6 Pengawasan
Pengawasan pembangunan kapal dilakukan oleh pihak Konsultan dan pengawas sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh Owner. Owner, konsultan dan pengawas harus diberikan kebebasan memasuki galangan Kontraktor untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan.Kontraktor harus menyediakan tempat kerja berikut peralatannya untuk keperluan Owner, konsultan dan pengawas dilokasi pembangunan kapal. Untuk keperluan pengawasan, Owner, konsultan dan pengawas dapat memepergunakan fasilitas yang tersedia digalangan seperti telephone, telex, fax, dll. Kontraktor harus menunjuk petugas pengawas mutu (Quality Control) yang bersama-sama dengan konsultan dan pengawas melakukan pemeriksaan mutu pekerjaan.
1.7 Perencanaan Standard Khusus
1.7.1 Ketentuan Umum1. Perencanaan dilakukan dengan pertimbangan agar dapat dihasilkan kapal yang
dapat dioperasikan dengan aman, mudah pemeliharaannya dan tersedia atau mudah mendapat suku cadangnya.
2. Ukuran-ukuran konstruksi (scantling) harus memenuhi persyaratan BKI.3. Standard minimal untuk pelaksanaan konstruksi adalah standard galangan
kapal.
1.7.2 Stabilitas, Trim, dan Garis Muat1. Kapal harus memiliki stabilitas dan trim yang baik dan mampu dioperasikan
dalam semua kondisi normal.2. Perhitungan stabilitas dengan berbagai kondisi harus mampu mendapat
persetujuan/pengesahan dari Ditjen Perhubungan Laut.3. Penentuan/penempatan garis muat harus memenuhi Peraturan Garis Muat
kapal kapal pelayaran dalam Negeri (PGMI 1986).
1.7.3 Tingkat Kebisingan (Noise)Tingkat kebisingan yang diperkenankan adalah :Ruang Mesin Kemudi Max 85 db (A)Ruang Crew Max 65 db (A)Ruang Mesin Max 110 db (A)Ruang Muat Max 75 db (A)
1.7.4 Getaran (Vibration)Getaran harus diukur dan dievaluasi sesuai dengan standard ISO 6954 dan harus berada dalam daerah “No Complaint” atau “Average”.
1.7.5 Pengecekan BeratPerhitungan dan pengecekan berat harus dalam perencanaan dan pembangunan kapal. Penyimpangan daya muat untuk draft yang ditentukan harus dihindarkan.
1.8 Bahan dan Pengerjaan1. Bahan, mesin-mesin dan perlengkapan kapal harus baru, tidak cacat dan cocok
untuk dipakai dilaut (marine use). Komponen-komponen yang dibeli untuk keperluan kapal harus dibeli melalui agen resmi atau local supplier yang ditunjuk, khususnya untuk motor induk dan motor bantu. Komponen yang diutamakan adalah produksi atau assembling dalam negeri , dengan sertifikat BKI.
2. Setiap bahan, mesin dan perlengkapan kapal harus diidentifikasi dan disetujui
pemesan.
3. Setiap bahan, mesin dan perlengkapan kapal yang diatur dalam peraturan klasifikasi, harus memiliki sertifikat Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
4. Mesin-mesin dan perlengkapan kapal tertentu harus diberi label tetap yang berisi nomor seri, kapasitas dan data-data lainnya yang diperlukan untuk memudahkan pemeliharaannya.
5. Mesin-mesin dan perlengkapan kapal tertentu harus dilengkapi alat-alat dan suku cadang yang sesuai dengan peraturan BKI (range spart group 8).
6. Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas hari) setelah penandatanganan
kontrak. Pemborong harus ment\yampaikan daftar bahan, mesin-mesin dan
perlengkapan kapal lainnya lengkap denhan data-data teknik untuk mendaparkan
persetuuan pemesan.
7. Kontraktor harus menyampaikan daftar lengkap jadwal pengadaan barang, mesin-
mesin dan perlengkapan barang untuk mendapkan persetujuan pemesan.
8. Pembangunan kapal harus dilaksanakan dengan cara dan system yang baik, mempergunakan tenaga-tenaga ahli dan berpengalaman dibidangnya. System pembangunan harus disetujui Pemberi Tugas. Perlengkapan pelat untuk daerah radius bilga diusahakan dilakukan dengan mesin roll. Untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi mesin induk, mesin bantu, pengecetan dan lain-lain harus sesuai dengan petunjuk dan standard pabrik pembuat (manufacturer).
9. Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan pemilihan bahan mesin-mesin dan perlengkapan kapal harus dapat menghasilkan kapal yang sempurna dalam pengoperasiannya dan mudah dalam pemeliharaannya.
10. Jadwal pelaksanaan pembangunan kapal harus disampaikan kepada Owner selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Apabila dalam pelaksanaan pembangunan terjadi penyimpangan dari jadwal maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah seperlunya agar jadwal penyelesain dan penyerahan kapal tetap terpenuhi.
11. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menunjuk pimpinan pelaksana yang diberi wewenang penuh mengatur pelaksanaan pekerjaan. Surat penunjukan pimpinan pelaksanaan agar disampaikan kepada Owner sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
12. Apabila terjadi perubahan pekerjaan karena adanya perubahan kontrak (Addendum), kontraktor harus menyampaikan pengaruh perubahan tersebut terhadap :- Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan.- Bobot mati kapal (deed weight)- Ketahanan (endurance)- Kecepatan dan kapasitas kapal.
Perubahan pekerjaan hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh pemesan.
1.9 Percobaan dan Pengujian
1.9.1 Percobaan /pengujian galangan 1. Pengujian (Testing)
a. Prosedur dan jadwal pengujian harus mendapatkan persetujuan Owner. Pengujian untuk persyaratan klasifikasi harus pula mendapat persetujuan BKI.
b. Pengujian kekedapan harus dilaksanakan antara lain tangki-tangki, jendela, pintu-pintu, instalasi pipa serta pengujian kampuh las dengan radiography.
c. Mesin-mesin dan peralatan harus diperiksa kesempurnaan instalasinya dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan.
d. Test fungsi peralatan dan perlengkapan kapal.2. Percobaan Dok (Dock Trial)
a. Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial) percobaan dok harus dilaksanakan terlebih dahulu dan sesuai dengan persyaratan.
b. Percobaan dok meliputi :- Percobaan mesin induk dan mesin bantu
- Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya- Kemudi dan mesin kemudi- Test beban batang muat
1.9.2 Percobaan kemiringan (Inclining Test)Percobaan kemiringan/inclining test harus dilakukan untuk mengetahui berat dan letak titik berat kapal kosong. Perhitungan stabilitas kapal harus dilakukan berdasarkan hasil percobaan kemiringan tersebut. Percobaan ini dilakukan menurut prosedur yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Owner. Pelaksanaan percobaan inclining test harus dihadiri oleh Marine Inspector, konsultan pengawas dan Owner atau wakilnya yang ditunjuk.
1.9.3 Pelayaran PercobaanSebelum melaksanakan pelayaran percobaan, kompas harus ditimbal (Compasseren) yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Pelayaran percobaan harus dilakukan berdasarkan suatu program yang disetujui oleh Owner dan memenuhi persyaratan BKI. Pengukuran kecepatan percobaan dilakukan dengan kondisi sebagai berikut :
- Pada kondisi sarat air penuh- Perairan yang cukup dalam dan lebar- Permukaan air tenang- Kecepatan angin maksimum 3 skala Beaufort- Percobaan kecepatan dengan mile postApabila norma-norma tersebut tidak dapat dipenuhi, harus diadakan perhitungan koreksi kecepatan dan vibrasi serta dilaksanakannya langkah-langkah penanggulangan /perbaikan. Percobaan ini meliputi:
1. Percobaan kecepatan dengan beban mesin, 25%, 50%, 75%. Ekonomi rating, 100%, dan 110% MCR.
2. Hasil pengukuran kecepatan tersebut dibuat dalam kurva dan diserahkan kepada pemesan.
3. Percobaan cikar kiri/kanan4. Percobaan maju, mundur dan crash stop.5. Percobaan/pengujian pengoperasian jangkar, dan peralatan-peralatan lain.6. Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam disertai dengan pengukuran
pemakaian bahan bakar.7. Percobaan spiral test dan reserve spiral test.8. Maneuvering test.9. Low speed rudder effective test.
Setelah pelayaran percobaan selesai harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh dari mesin-mesin utama, mesin-mesin bantu dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang penting.Hasil pengujian dinyatakan dalam Berita Acara.
1.10 Sertifikat dan Surat-Surat Kapal.
Sertifikat-sertifikat berikut harus diserahkan oleh kontraktor kepada pemesan pada waktu penyerahan kapal :1. Sertifikat Pembangunan
2. Sertifikat kesempurnaan kapal
3. Sertifikat Klasifikasi Lambung
4. Sertifikat Klasifikasi Mesin
5. Sertifikat Kebangsaan
6. Sertifikat Radio
7. Sertifikat Garis Muat
8. Solas 1974 with all amendments
9. Internacional Tonage Certificate
10. Compass adjustment and calibration certificate
11. MARPOL 73/78
12. Letter of compliance of IMO resolution oleh klasifikasi
13. Navigation Aid Certificate
14. Deadweight Calculation sheet
15. Stability booklet disetujui Klasifikasi
16. Crane Certificate
17. Record of safety Equipment and construction
18. Sertifikat-sertifikat lain yang diperlukan untuk pengoperasian kapal
1.11 Gambar-Gambar Rancangan dan Dokumen Operasional
1.11.1.a. Gambar Rencana Umum yang terlampir dalam spesifikasi teknis ini dipakai sebagai acuan dasar oleh galangan pembangun. Galangan dapat mengajukan desain yang sejenis dengan desain tersebut dengan ketentuan-ketentuan perubahan tersebut merupakan nilai tambah. Penyimpangan desain tersebut
harus mendapat persetujuan Owner. Gambar-gambar lain serta dokumen-dokumen termasuk gambar kerja yang diperlukan untuk pembangunan kapal tersebut harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui Owner dan Klasifikasi antara lain :i. Hull (Lambung Kapal)
a. Rencana Umum (General Arrangement)b. Rencana Garis (Lines Plan)c. Potongan Melintang (Midship Section)d. Rencana Konstruksi (Construction Profile)e. Konstruksi Sekat (Transver & Longitudinal Bulkheads)f. Bukaan Kulit (Sheel Expansion)g. Linggi dan Ceruk Buritan (After Construction)h. Linggi dan Ceruk Haluan (Fore Peak Construction)i. Kemudi dan Poros Kemudi (Rudder and Rudder stock)j. Pondasi mesin induk (Main Engines Foundation)k. Alas Ganda (Double Bottom Construction)l. Bangunan atas geladak (Superstructure Arrangement)m. Konstruksi Ambang palka (Hatch Coaming)n. Mast and Derrick Boomo. Pondasi Mast dan Derrick Boom.
ii. Machinerya. Rancangan kamar mesin (Layout Engine room)b. Poros baling-baling Stern Tube dan baling-baling (Shafting
Arrangement)c. System pemadam kebakaran (Fire extinguishing System)d. Perhitungan Ballast Dayae. Diagram Pipa (Piping Diagram)
Bilga dan ballast Pemadam kebakaran Sanitary Air Tawar Sanitary Air Laut Pipa Duga, Isi dan Pipa Hawa Pengering Bahan Bakar Pendingin air laut Pipa gas buang mesin induk dan mesin bantu Diagram jaringan listrik
f. Diagram Jaringan Listrik Diagram Jaringan Penerangan Diagram Jaringan Navigasi Diagram Jaringan Komunikasi
iii. Performance1. Perhitungan Stabilitas dan Trim
Diagram Coefficient (coefficient curve) Diagram Panto Carena Diagram Hidrostatic (Hydrostatic curve) Diagram Kebocoran (Floodable Length)
2. Perhitungan Estimasi Kecepatan kapal dan tenaga mesin induk3. Perhitungan lambung timbul (load line calculation)4. Perhitungan kekuatan Mast dan Derrick Boom5. Safety Plan (peralatan keselamatan & pemadam kebakaran)
1.11.1.b. Dokumen-dokumen berikut harus diserahkan oleh kontraktor kepada Owner:- Spesifikasi untuk pembangunan (Building Spesification)- Spesifikasi mesin utama- Spesifikasi mesin bantu dan generator- Spesifikasi pompa-pompa dan motor penggeraknya - Buku petunjuk dan pemeliharaan mesin utama, mesin-mesin bantu dan
peralatan lainnya- Dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk konstruksi dan
pengoperasian kapal.
1.11.2. Pada waktu penyerahan kapal harus diserahkan pula kepada owner, gambar-gambar dan dokumen-dokumen kapal sesuai keadaan yang terpasang di kapal (finished plans) dalam rangkap 3 (tiga).Gambar-gambar dan dokumen yang harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada Owner sebagai berikut :
Semua gambar dan dokumen yang tersebut pada I.11.1a dan I.11.1b Diagram isi tangki-tangki Keterangan stabilitas untuk lima keadaan kapal yang dihitung
berdasarkan berat dan titik berat kapal yang sesungguhnya dari hasil percobaan kemiringan (lihat I.9.2), dengan memperhatikan factor-faktor pengaruh angin, penumpang berkumpul disatu sisi kapal dalam membuat keadaan turning circle dengan kondisi kapal sebagai berikut :
a. Kapal dalam keadaan kosongb. Kapal dalam keadaan penuh berangkatc. Kapal dalam keadaan tanpa muatan dan ballast 100% berangkatd. Kapal dalam muatan penuh tiba (bahan bakar dan air tawar)e. Kapal dalam keadaan ballast tanpa muatan tiba
Hasil pelayaran percobaan dan pengujian-pengujian Daftar suku cadang dan alat-alat / inventaris kapal sesuai Klass Buku petunjuk pengoperasian dan perawatan mesin-mesin induk dan
mesin bantu.
1.12 Asuransi dan JaminanKontraktor harus mengasuransikan kapal selama dibangun sampai penyerahan atas beban Kontraktor. Kapal harus diasuransikan atas nama Kontraktor dan semua rekaman surat-surat tanda pengasuransian harus diserahkan kepada Owner. Asuransi mulai berlaku pada saat pelatakan lunas selama 14 bulan.Kontraktor harus memberi jaminan bahwa kapal dan peralatannya bekerja dengan baik selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender.
1.13 Penyerahan Setelah kapal dibangun dan semua percobaan pengujian yang ditentukan telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan, maka kapal harus diserahkan kepada Owner dalam keadaan siap berlayar dilengkapi dengan :1. Berita Acara Serah Terima2. Sertifikat dan Surat-Surat 3. Gambar-gambar dan dokumen4. Suku cadang dan inventaris kapal sesuai peraturan BKI5. Daftar perlengkapan kapal sesuai persyaratan 6. Gambar-gambar yang diberi bingkai dan dipasang di kapal
- Gambar rencana umum- Gambar penempatan pemadam kebakaran dan alat keselamatan (safety
plan)- Sijil kebakaran dan sijil sekoci
7. Foto-foto, kapal berukuran 20 cm x 25 cm berwarna dan dicetak pada standard glass yang dilekatkan pada hardboard, diambil dari 2 (dua) arah masing-masing 1 (satu).
8. Sebuah maket kapal yang dibuat dengan skala 1 : 100
9. Sebuah kapal diserahkan, nahkoda dan 2 (dua) orang ahli mesin dan 1 (satu) orang ahli listrik diberikan latihan (training) pengoperasian kapal, mesin-mesin dan perlengkapannya.
2 SPESIFIKASI LAMBUNG ( HULL SPECIFICATION)
1. Umum
Lambung kapal dibuat dari baja bangunan kapal (marine use) dengan konstruksi las.
Ukuran bagian-bagian konstruksi dan pengerjaannya harus memenuhi peraturan
BKI. Untuk bagian-bagian konstruksi tertentu, poros kemudi dan poros baling-baling
harus sesuai pula dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pemilik. Bahan baja
terutama untuk bagian-bagian dibawah garis muat maksimum harus disandblasting.
Juru las (welder) harus bersertifikat sesuai klasifikasi yang diperlukan. Bagian-bagian
konstruksi yang bahan, ukuran, atau cara pengerjaannya tidak diatur dalam
ketentuan BKI harus disediakan, dirancang dan atau dibuat sesuai dengan standard
yang harus diakui dan atau praktek pembangunan kapal yang baik dan harus
disetujui oleh pemilik, konsultan dan pengawas. Konstruksi kapal harus memenuhi
peraturan konstruksi kapal penumpang untuk daerah pelayaran pantai. Pada sisi
geladak yang terbuka dipasang bulkwark dan railing sesuai dengan gambar rencana
umum dan harus memenuhi peraturan keselamatan. Pembagian ruangan-ruangan
dibawah geladak utama harus memenuhi persyaratan ketidak tenggelaman satu
ruangan bocor (one compartement damaged flooding)
Penggunaan ruangan-ruangan dibawah geladak utama adalah sebagai berikut :
Kompartement I : Ruang ceruk haluan yang dibagi atas chain locker dan tangki
ballast
Kompartement II : Tangki ballast dan ruang cargo
Kompartement III : Ruang cargo, Tangki air tawar, Tangki minyak diesel, Tangki
bahan bakar dan tangki minyak pelumas
Kompartement IV : Ruang mesin
Kompartement V : Ruang mesin kemudi, Tangki ballast dan Ruang ceruk buritan.
2. Haluan dan Buritan
Haluan dan buritan dibuat dengan bentuk dan konstruksi sesuai gambar rencana
umum. Pada haluan terdapat bullbous bow sebagai pemecah gelombang. Pada
buritan dunakan konstruksi transom stern, Penyangga baling-baling adalah
berbentuk streamline dan terbuat dari pelat baja dengan jumlah daun baling-baling
4 buah. Penyangga baling-baling harus menembus plat lambung yang dihubungkan
kepenguat bujur dan penguat lintang alas kapal. Konstruksi penyangga baling-baling
dan hubungannya ke lambung harus diperkuat atau diberi tambahan konstruksi
sehingga dapat dihindari adanya getaran yang berlebihan dan harus memenuhi
peraturan BKI. Antara pelat harus di buritan dengan ujung daun baling-baling harus
terdapat jarak yang cukup.
3. Kemudi dan Poros Kemudi
Dibelakang baling-baling dipasang sebuah kemudi dari plat ganda dengan system
kemudi gantung. Daun kemudi harus mempunyai luas yang cukup untuk menjamin
olah gerak kapal yang baik pada kecepatan operasi kapal. Poros kemudi dibuat dari
bahan dan diameternya sesuai peraturan BKI. Kemudi digerakkan dari rumah kemudi
dengan tenaga hand hydrolik dan dapat pula digerakkan ditempat dengan peralatan
kemudi darurat.
4. Konstruksi Alas
Kapal dibuat dengan konstruksi alas tunggal kecuali pada tempat-tempat tertentu
dibuat dengan konstruksi alas ganda, digunakan sebagai tangki bahan bakar, tangki
air tawar dan atau tangki ballast sesuai kebutuhan. Alas dibagian haluan dan buritan
kapal harus diperkuat secukupnya.
Pelat alas dalam ( inner bottom plate ) ; t = 9 mm
Pelat tepi ( margin plate ); t = 10 mm
Pelat lunas ( Flate plate keel )
# Lebar pelat lunas (b) = 1300 mm
# Tebal pelat lunas (t) = 15 mm
# Penumpu tengah ( Centre girder ) (h) = 1179 mm
# Tebal penumpu tengah (t) = 13 mm
Penumpu sisi ( Side girder ) (t) = 10 mm
Wrang pelat ( Plate floor )
# Tebal wrang (t) = 10 mm
Wrang terbuka ( bracket floor )
# Untuk gading alas
Profile = 120 x 80 x 14 mm
# Untuk gading balik
Profile = 120 x 80 x 12 mm
5. Gading-gading dan Balok Geladak
Gading-gading dan balok geladak dibuat dari baja siku dan dipasang dengan system
melintang dengan jarak dan ukuran yang memenuhi peraturan BKI. Pada jarak
tertentu di kamar mesin, dan tempat-tempat lain disisi dan geladak kapal dipasang
gading-gading besar/balok geladak besar. Dinding kapal diperkuat pada bagian sisi
lambung, sekat dengan senta bilamana diperlukan sesuai dengan peraturan
konstruksi BKI.
Gading-gading
# Gading Utama ( Main Frames )
Profil = 250 x 90 x 14 mm
Bracket = 350 x 350 x 9 mm
# Gading Besar ( Web Frames )
Profil = 460 x 81 x 32 mm
Bracket = 580 x 580 x 14.5 mm
Balok Geladak
# Balok Melintang geladak ( transverse deck beam )
Profil = 150 x 100 x 10 mm
Bracket = 270 x 270 x 7.5 mm
# Penumpu dan pelintang geladak ( Girder dan transverse deck )
Profil = 300 x 93 x 21 mm
Bracket = 500 x 500 x 12.5 mm
# Balok palka ( Hatchway beam )
Profil = 380 x 200 x 30 mm
6. Pelat Kulit
Ukuran tebal plat alas dan samping sesuai peraturan BKI, ditempat-tempat bukaan
seperti untuk kerangan air laut, hawse pipe, penyangga poros baling-baling dan pada
semua bukaan lainnya di kulit, harus diberi penguat secukupnya. Plat untuk kotak
karangan air laut sesuai peraturan BKI. Semua kampuh bujur dan melintang harus
dilas penuh.
Pelat lunas ( Flate plate keel )
# Lebar pelat lunas (b) = 1300 mm
# Tebal pelat lunas (t) = 15 mm
Pelat alas ( Bottom Plate ) (t) = 13 mm
Lajur bilga ( bilga strake )
# Lebar bilga strake (b) = 1300 mm
# Tebal bilga strake (t) = 10 mm
Pelat sisi ( side sheel plating ) (t) = 9 mm
Pelat lajur atas ( Sheer strake )
# Lebar sheer strake (b) = 1300 mm
# Tebal sheer strake (t) = 9 mm
7. Geladak
Geladak dibuat dari plat baja yang dilas. Geladak disekitar pondasi mesin jangkar
ditempat lain yang dianggap perlu harus diperkuat.
8. Sekat-Sekat dan Tangki-Tangki
Sekat-sekat melintang dan membujur dibuat dari plat baja, diberi penguat, penegar
tegak dan senta bilamana diperlukan sesuai peraturan BKI. Ujung-ujung penegar
sekat, dan senta harus dihubungkan ke suatu bagian konstruksi dengan
menggunakan plat lutut (bracket).
Sekat-Sekat
# Sekat Buritan ( Srern Tube Bulyhead )
Jadi jarak sekat buritan dari boss propeller adalah 2.7148 m,
Tebal pelat sekat buritan (t) adalah 8 mm
Terletak pada gading 7 dari AP
# Sekat Tubrukan ( Collisosn Bulkhead )
Jadi jarak sekat tubrukan dari garis tengah haluan adalah 4.968 m,
Tebal pelat sekat haluan (t) adalah 9 mm
Terletak pada gading 139 dari AP
# sekat kamar mesin
Panjang sekat kamar mesin tidak boleh kurang dari 15 % Lbp.
Jadi jarak sekat kamar mesin dari boss propeller adalah 14.903 m
Terletak pada gading nomor 28
# Pelat Sekat ( Bulkhead Plating )
tebal pelat sekat (t) adalah 9 mm
Tangki-Tangki
- Tangki bahan bakar
Ukurannya :
L = 1.137 m
B = mengikuti lambung kapal
T = 1.179 m
Tangki bahan bakar Terletak pada gading 35 sampai gading 37
- Tangki air tawar
Ukurannya :
L = 2.037 m
B = mengikuti lambung kapal
T = 1.179 m
Tangki air tawar Terletak pada gading 40 sampai gading 43
- Tangki ballast
Ukurannya :
L = 63.147 m
B = mengikuti lambung kapal
T = 1.179 m
Tangki ballast Terletak pada gading 46 sampai gading 139
- Tangki minyak diesel
Ukurannya :
L = 2.037 m
B = mengikuti lambung kapal
T = 1.179 m
Tangki minyak diesel Terletak pada gading 35 sampai gading 37
- Tangki pelumas
Ukurannya :
L = 0.679 m
B = mengikuti lambung kapal
T = 1.179 m
Tangki pelumas Terletak pada gading 38 sampai gading 39
Konstruksi tangki dilengkapi sesuai dengan persyaratan BKI. Tiap tangki harus
dilengkapi dengan pipa isi, pipa duga, pipa udara, pipa limbah dan lubang lalu orang
(man hole) untuk pemeriksaan.
9. Bangunan Atas dan Rumah Geladak
Bangunan atas dan rumah geladak dibuat dari konstruksi baja dan sepanjang sisi
kiri/kanan harus dipasang pelat penguat sebagai pondasi ILR dan dipasang railing
sesuai gambar Rencana Umum. Semua ruang akomodasi dan langit-langit dilapisi
glass woll dan plate steel 0.8 mm dicat yang rangkanya dilengkapi dengan joice
(bahan besi).
1. Poop Deck
# Gading Besar ( Web Frames )
Modulus Penampang (W) = 87,2 m3
Profil = 160 x 13 mm
Bracket = 150 x 7.5 mm
# Gading Utama ( Main Frames )
Modulus Penampang (W) = 23,62 KN/m2
Profil = 60 x 50.x 5 mm
Bracket = 100 x 6.5 mm
2. Boat Deck
# Gading Besar ( Web Frames )
Modulus Penampang (W) = 62,61 m3
Profil = 140 x 14 mm
Bracket = 120 x 7 mm
# Gading Utama ( Main Frames )
Modulus Penampang (W) = 16,96 m3
Profil = 60 x 40.x 6 mm
Bracket = 100 x 6.5 mm
3. Navigation Deck
# Gading Besar ( Web Frames )
Modulus Penampang (W) = 38,01 m3
Profil = 130 x 13 mm
Bracket = 110 x 7 mm
# Gading Utama ( Main Frames )
Modulus Penampang (W) = 10,29 m3
Profil = 60 x 40.x 5 mm
Bracket = 100 x 6.5 mm
4. Top Deck
# Gading Besar ( Web Frames )
Modulus Penampang (W) = 13,42 m3
Profil = 130 x 13. mm
Bracket = 110 x 6.5 mm
# Gading Utama ( Main Frames )
Modulus Penampang (W) = 10,29 m3
Profil = 60 x 40.x 5 mm
Bracket = 100 x 7 mm
5. Forecastle Deck
# Gading Besar ( Web Frames )
Modulus Penampang (W) = 76.23 m3
Profil = 160 x 13 mm
Bracket = 150 x 7,5 mm
# Gading Utama ( Main Frames )
Modulus Penampang (W) = 10.165 m3
Profil = 60 x 40.x 5 mm
Bracket = 100 x 6.5 mm
10. Kubu-Kubu (Bulkwark)/Railing
Untuk pengaman orang yang bekerja dan melindungi muatan dari hempasan air,
harus dipasang kubu-kubu atau pagar setinggi 1 (satu) meter. Kubu-kubu dibuat dari
plat baja yang diperkuat dengan penegar dan diberi lubang pembebasan dengan
konstruksi dan ukuran yang memenuhi peraturan BKI.
# Tebal pelat bulkwark (t) = 6 mm
# Penegar ( Stay )
Profil = 150 x 90 x 10 mm
# Luas Lubang pembebasan ( Freing port ) = 3,234 m
11. Tiang (Mast)
Tiang dipasang diatas anjungan lengkap dengan dudukan lampu-lampu navigasi,
antena dan lain-lain harus sesuai persyaratan Ditkapel.
Tinggi mast = 16.2 m
Diameter mast = 1.1 m
Tebal Mast = 0.012 m
* Ukuran derick
Germanischer Llyod 1968 Tabel 1, hal 15 diperoleh data-data derrick :
Pb = 5.16 Ton
d1 = 241 mm ( hal 36 )
d3 = 200 mm
s = 6.25 mm
L1 = 15254 mm
L2 = 900 mm
L3 = 350 mm
L4 = 1100 mm
Sketsa derrick :
d3 s d1 d3
l2 l3 l3 l4
l1
12. Tangga
(Menurut buku “Merchant Ship Design” Handbook 5 hal 73-74 tabel 50)
a. Tangga penghubung tiap deck
Rata-rata tinggi tiap deck adalah = 2,3 meter
Maka panjang tangga jika sudut kemiringan sebesar 50o
Ltd = 2,3 / sin 50o
= 3.002 meter
Lebar tangga direncanakan = 600 ~ 800 mm
b. Tangga vertikal
Untuk menuju ke top deck, lebar tanggal vertikal : 250 ~ 350 mm tanpa
handrail.
13. Cerobong Asap
Kapal dilengkapi dengan 1 (satu) buah cerobong asap. Ukuran konstruksi cerobong
asap sesuai persyaratan BKI dan harus lebih tinggi dari atap ruang penumpang.
14. Plat Nama dan Tanda-Tanda
Pelat nama dan tanda-tanda kapal serta tanda petunjuk ditulis dalam bahasa
Indonesia. Papan nama kapal terbuat dari kuningan dan dilekatkan pada papan kayu.
Pada bagian buritan (kiri dan kanan) dibuatkan nama kapal beserta nama pelabuhan
induknya. Besar huruf dan penempatannya di kapal ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Symbol (lambang) Pemberi Tugas dipasang di kapal ditempat yang ditentukan
Pemberi Tugas. Tanda sarat dipasang disebelah kiri dan kanan sumbu poros kemudi,
tengah-tengah dan dihaluan kapal dengan angka petunjuk yang terbuat dari pelat
baja.
III. RUMAH KEMUDI DAN AKOMODASI
111.1. Umum
Pengaturan rumah kemudi dan ruang penumpang / ABK adalah seperti yang terlihat
pada gambar rencana umum. Ruang penumpang / ABK dan rumah kemudi harus di
rancang sesuai dengan jenis daerah operasi kapal. Skema, dekorasi, ukuran, bahan
dan komposisi warna harus disetujui pemilik. Diupayakan sedemikian rupa sehingga
mudah dibersihkan serta mudah untuk embarkasi dan debarkasi. Pemasangan
penutup (paneling), lapis dinding (lining), langit-langit (ceiling) dan penutup dek (dek
covering system) diupayakan menutupi steel struktur, isolasi, pipa-pipa dan lain-lain
yang terpasang pada area tersebut. Kontraktor berkewajiban menyampaikan contoh
material-material spesifikasi, cara perawatan kepada pemilik untuk mendapatkan
persetuajuan.
Interior dek covering
Lantai dek harus dilapisi dek cevering, bahan dan material mendapat
persetujuan dari pemilik serta bagian atas dilapisi karpet paduan karet
(rubber vinyl).
Isolasi, Penutup dan pelapisan
Semua dinding berlapis isolasi untuk seluruh akomodasi, penutup yang
terpasang adalah bahan plat baja tebal ± 0,7s/d 0,8 mm dengan roll covered
dan material isolasi (rockwoll)atau bahan sejenis.
Dinding kamar ABK dan kamar penumpang harus kelas B-15
Dinding kamar dengan koridor harus kelas B-15
Dinding kamar dengan koridor dari bahan plywood dilapis alluminium.
Dinding antar kamar-kamar dari bahan terbuat dari plywood dilapis
alluminium. Semua meubel tetap dan lepas, perlengkapan tempat tidur dan
perlengkapan ruang penumpang, ruang awak kapal rumah kemudi serta
ruangan-ruangan lainnya dipasang dan disediakan oleh kontraktor.
111.2. Jendela, Pintu dan Ventilasi
Pintu keluar untuk kedap cuaca (wheater tight door) harus terbuat dari bahan baja
sesuai standard galangan Indonesia dan memenuhi ketentuan-ketentuan ILCC 1966.
Jendela dan pintu harus sesuai dengan persyaratan dan standard JIS. Engsel pintu dan
jendela dibuat dari kuningan atau alluminium. Jendela-jendela yang dapat
dibuka/ditutup dan yang tidak dapat dibuka dipasang sesuai dengan kebutuhan dan
rangkanya dan rangkanya dibuat dari alluminium tahan air laut. Pintu-pintu ruang
penumpang dan awak kapal yag tidak kedap air harus dilengkapi gaiansi (ram ventilasi)
dan system kunci master key serta dilengkapi peralatan penutup sendiri (self closing
device). Bahan daun pintu terbuat dari kayu kamper dan plywood, kusen dari bahan
kauy kamper, khusus untuk daun pintu kamar mandi/WC bahan dari fibre glass.
Sedangkan pintu ruang kemudi samping kiri kanan dari jenis pintu dorong alluminium.
Ruang kamar mesin diberi ventilasi mekanis. Kamar mandi dan WC dan dapur
dilengkapi system ventilasi mekanis.
- Pintu-pintu (Doors and door watertight)
(Menurut buku “Merchant Ship Design” Handbook VI hal 67 tabel 185 dan
“gagukesha tentang rencana umum”)
Pintu yang digunakan pada navigation deck, yaitu;
a. Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel Water tight Door)
Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca
bebas.
Tinggi : 1800 mm
Lebar : 800 mm
Tinggi ambang : 300 mm
b. Pintu Dalam
Digunakan sebagai pintu ruangan/kabin didalam kapal,
Tinggi : 1800 mm
Lebar : 700~800 mm
Tinggi ambang: 200 mm
- Gang/lorong
(Merchant Ship design Handbook VI, hal 68),
Gang pada navigation deck;
- Untuk 2 orang, lebarnya = 1000 mm
- Untuk 1 orang, lebarnya = 600 ~ 800 mm
Dilengkapi dengan handrail setinggi 400 ~ 500 mm
- Jendela (windows and side scuttles)
Untuk navigation deck (Wheel house) digunakan jendela kaca segi empat kedap
air dengan ukuran 600 x 600 mm untuk bagian samping dan 700 x 750 mm untuk
bagian depan. Tinggi jendela dipasang 1.2 meter dari deck yang diatasnya.
111.3. Rumah Kemudi
Rumah kemudi dibuat sesuai dengan gambar rencana umum dan harus dilengkapi
dengan peralatan navigasi, komunikasi, steering dan remote engine control. Jendela-
jendela harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pandangan ke
muka dan sekeliling dengan terang dan baik serta memberikan peranginan yang
cukup. Penempatan peralatan dalam rumah kemudi harus di setujui pemilik.
Peralatan-peralatan yang ditempatkan dalam rumah kemudi antara lain :
Meja kontrol untuk alarm kebakaran dan pengontrol air pemadam kebakaran.
Meja kontrol dilengkapi dengan alarm serta alat bantu
Duah buah kursi untuk mengamati radar
Dua buah radar
Kursi berlengan untuk pilot
Kotak bendera dan peralatan navigasi
lemari buku kecil dan whiteboard
Sistem pendingin
Lampu sesuai kebutuhan
Instalasi radio dengan perlengkapannya
Meja tempat mengamati peta
111.4. Ruang Awak Kapal
Ruang ABK ditempatkan pada main deck, poop deck, boat deck dan navigation deck
dengan pembagian sebagai berikut :
Main Deck
Pada main deck ditempatkan ruangan-ruangan :
Kamar koki
Kamar perwira rendah
Kantor
Ruang makan
Dapur
Loundry
Ruang provision
Ruang alat-alat keselamatan
Poop Deck
Ruang santai perwira deck & perwira masinis
Ruang rapat
Kamar perwira deck
Kamar perwira masinis
Kamar kipas & CO2
Boat Deck
kamar santai kapten & KKM
kantor muallim & masinis
Mushalla
Area skoci
Klinik
Cafetaria
Bridge Deck
Kamar tidur kapten
Kamar tidur KKM
Kantor kapten
Kantor KKM
Ruang genset
Navigation Deck
ruang navigasi
ruang peta
ruang radio
ruang baterai emergensi
Ruang Tidur (Bed Room)
Tinggi ruangan sesuai dengan ukuran yang disarankan yaitu 2.2 – 2.4 m dimana
tinggi ruangan untuk kapal rancangan 2,3 m
Disediakan ruang untuk tiap awak kapal dengan pengaturan ruang sesuai gambar
rencana umum.
1 (satu) ruang untuk 1 (satu) orang Kapten, dan 1 (satu) ruang untuk 1 (satu) orang
Kepala kamar mesin, dilengkapi antara lain dengan :
1 (satu) buah tempat tidur terbuat dari kayu
1 (satu) lemari kayu yang dilengkapi dengan rak-rak dan hanger, diatas lemari
disimpan 1 (satu) buah baju renang.
1 (satu) sofa.
1 (satu) TV
1 (satu) cermin
1 (satu) buah kursi dan meja kerja
Kamar mandi
1 (satu) ruang untuk, dilengkapi antara lain dengan :
1 (satu) buah tempat tidur terbuat dari kayu susun dengan laci dibawahnya
dan dilengkapi dengan lampu baca masing-masing untuk tempat tidur
1 (satu) buah lemari 2 (dua pintu) terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan
rak-rak dan hanger.
1 (satu) buah cermin
1 (satu) meja
Televisi
Pengaturan ruang awak kapal dan perlengkapannya disesuaikan untuk memenuhi
persyaratan jumlah awak kapal.
111.5. Radio Room
Disediakan radio room untuk awak kapal pada Navigation deck,dilengkapi 2 (dua)
buah meja kayu dan 2 (dua) kursi. sesuai dengan gambar rencana umum.
111.6. Ruang Makan
Disediakan Ruang Makan untuk awak kapal pada gelagak utama yang dilengkapi
denhan 20 buah kursi dan 4 buah meja kayu, sesuai dengan gambar rencana umum.
111.7. Dapur
Dapur dilengkapi antara lain sebagai berikut :
2 (dua) kompor gas LPG 2 (dua) mata dan tabung dan dilengkapi dengan
cerobong asap dan udara panas.
Sebuah tempat cuci piring baja putih dengan lemari dibagian bawah dengan
rak piring dibagian atas.
Mechanical ventilation yang ditempatkan diatas (diatap)
Meja panjang yang diletakkan didinding
Kapasitas dapur disesuaikan dengan kebutuhan awak kapal
111.8. Ruang Perbekalan
Disediakan Ruang Perbekalan dimana untuk menyimpan alat-alat dapur atau
perlengkapan lainnya untuk awak kapal pada gelagak utama yang dilengkapi dengan 1
(satu) buah meja panjang dan dua buah lemari pendingin, sesuai dengan gambar
rencana umum.
111.9. Kamar Mandi dan WC
Letak dan jumlah kamar mandi/WC sesuai dengan gambar rencana umum. Tiap
kamar mandi/WC dilengkapi dengan :
Shower
Kran air laut
Water Closet (WC) & bak air
Paper holder
Keranjang sampah
Washtafel dilengkapi dengan cermin
Lampu sesuai kebutuhan
111.10. Gudang Alat-Alat Deck
Disediakan 1 (satu) gudang alat-alat deck dibagian haluan yang terlihat pada rencana
umum.
IV. MESIN GELADAK DAN PERLENGKAPAN GELADAK
IV.1. Jangkar, Rantai, dan Tali Temali
Kapal dilengkapi dengan 4 buah jangkar; 2 jangkar haluan, 1 jangkar cadangan, dan 1
jangkar arus. Jangkar, rantai jangkar dan tali temali harus sesuai dengan peraturan BKI.
No register = 125
Jangkar = 3300 kg, (1100 kg untuk jangkar arus)
Rantai jangkar = Diameter d1 = 58 mm; d2 = 50 mm; d3 = 46 mm
Panjang rantai jangkar = 495 m
Tali tarik = 200 m (645 kN)
Jumlah tali tambat = 4 buah
Panjang tali tambat = 180 m (250 kN)
IV.2. Mesin Jangkar
Mesin jangkar digerakkan dengan tenaga hydraulic. Pompa hydraulic digerakkan oleh
motor listrik. Mesin jangkar depan beserta perlengkapan lainnya, ditempatkan di
haluan sesuai dengan gambar rencana umum.
IV.3. Peralatan Tambat
6 (enam) buah bollard ganda dari baja, dipasang di enam lokasi (depan, belakang, kiri
dan kanan) sesuai kebutuhan operations.
IV.4. Peralatan Kemudi
Mesin penggerak kemudi mempergunakan system hand hydraulic yang dilengkapi juga
dengan system penggerak manual untuk darurat.
V. PERLENGKAPAN KOMUNIKASI DAN NAVIGASI, KESELAMATAN, MARPOL, PEMADAM
KEBAKARAN DAN INVESTARIS.
V.1. Perlengkapan komunikai dan navigasi, keselamatan.
Kapal harus dilengkapi dengan peralatan komunikasi dan navigasi GMDSS area A3 sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Minimum Kebutuhan GMDSS Area Operasi A3
1. VHF Radio Equipment with DSC Watch Receiver
2. MF Radio Equipment/DSC Watch Receiver
3. MF/HF Radio Equipment/DSC Watch Receiver
4. INMARSAT- C MES
5. Satelit EPIRB
6. Radar Transporder (SART)
7. NAVTEX Receiver
8. EGC Receiver
9. Two-way VHF Radio
2 unit
Tidak
2 unit
Tidak
Ya
2 unit
Ya
Ya
3 unit
Serta dilengkapi antara lain :
Magnetic Compass transmitting type dan perlengkapannya 1 set (8”)
Steering wheel 1 set
Steering Indicator 1 set
Rudder Angle Indicator (ctt. Terpasang dengan Dimmer serta 1 set
satu di W/H) dan satu dikudran.
GPS Portable 1 set
Echosounder 1 set
Compass table type CARD 8 inchi 1 buah
Lampu navigasi dengan cadangan lampu DC dan lentera 1 set
Bendera Nasional 1 buah
Teropong jauh 1 buah
Electric Horn 1 buah
Bola tanda berlabuh 1 set
Busur derajat 1 buah
Lampu baterai 1 set
Baju tahan api dan perlengkapannya 1 set
Jangka dan pensil 1 set
Segi tiga dan paraller ruler 1 set
Bendera isyarat lengkap dan bendera 1 set
Semboyan internasional 1 set
Hand Lead 1 buah
Chronometer 1 buah
Kaca pembesar 1 buah
Search light 500 watt 1 buah
Rak bendera 1 buah
Clinometer 2 buah
Clear view screen 1 buah
Megaphone 1 set
Marine clock 1 buah
Bendera Pandu 1 buah
Buku pasang surut 1 buah
Perangkat baring 1 buah
Buku panduan bahari 1 buah
Public addressor & speaker untuk semua ruangan 1 set
Marine radar 24 NM range 1 set
Peta laut 1 set
Wind indicator 1 set
Weather chart recorder 1 set
V.2. Perlengkapan Keselamatan
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan keselamatan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku, antara lain :
1. Sekoci penolong (ILR)
Pada Boad deck dipasang 2 buah sekoci yaitu pada sisi kiri dan kanan pada deck
Ukuran sekoci ini ditentukan berdasarkan jumlah awak yang ada di atas kapal.
Digunakan tipe Davids.
Dua buah sekoci dengan kapasitas muatan 12
orang tiap sekoci diletakkan pada bagian kiri dan kanan boat deck.
Kecepatan = 6 mil/jam
Ukuran = 5.18 x 1.83 x 0.7 (m)
Berat = 508 Kg
Berat orang = 1050 kg
Berat perlengkapan = 152 kg
Total berat = 1710 kg
2. Baju penolong (Lifejacket)
Baju penolong yang digunakan adalah yang ditiup sebelum digunakan dengan
syarat memiliki ruang udara yang terpisah dan dapat menyangga besi seberat 15 kg
selama paling sedikit 24 jam. Diletakkan di setiap ruangan ABK dengan jumlah 20
buah dengan 10 cadangan.
3. Pelampung penolong (Lifebuoy)
Dalam buku sistem dan perlengkapan kapal hal. 68 minimum jumlah pelampung
penolong yang harus dimiliki oleh kapal adalah 12 buah. Untuk kapal dengan
panjang 60 – 122 m. Beban sekurang kurangnya 14,5 kg harus dapat terapung di
dalam air tawar selama 24 jam dilengkapi dengan lampu yang menyala sekurangnya
selama 45 menit.
4. Peralatan – peralatan lain yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan.
V.3. Perlengkapan Pemadam Kebakaran
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan alat deteksi dan system pemadam
kebakaran sesuai dengan persyaratan (SOLAS) antara lain terdiri dari :
1. Pada geladak utama 2 (dua) buah hydrant lengkap dengan selang dan nozzle
penyemprot yang dapat mencapai seluruh ruangan geladak utama dan 2 (dua)
buah fire extinguisher type ABC @ 9 liter dan sekop serta kampak.
2. Pada ruang mesin 1 (satu) sebuah hydrant lengkap dengan selang dan nozzle
penyemprot air dan 1 (satu) buah portable fire extinguisher type ABC @ 9 liter dan
1 (satu) buah portable extinguisher type ABC @ 45 liter.
3. Pada ruang akomodasi penumpang harus dilengkapi antara lain sprinkler, smoke
detector, hydrant lengkap dengan selang dan nozzle penyemprot air dan 3 (tiga)
buah portable fire extinguisher type ABC @ 9 liter.
4. 1 (satu) buah hydrant di geladak anjungan.
5. Dirumah kemudi 1 (satu) buah portable fire extinguisher type ABC @ 9 liter dan 1
(satu) buah @ 4 liter untuk pemadam kebakaran listrik.
6. Diruangan – ruangan (dapur, mess, mushola dan sebagainya) dipasang
perlengkapan pemadam kebakaran sesuai kebutuhan atau persyaratan yang
berlaku.
V.4. Inventaris
Kapal dilengkapi dengan inventaris dapur (peralatan masak dan makan untuk seluruh
pelayar), akomodasi penumpang serta peralatan serang dan peralatan komaiiwan.
Jumlah dan kualitas inventaris sesuai dengan point X dalam spesifikasi ini.
VI.PERLINDUNGAN TERHADAP KARAT
VI.1. Pengecatan
Skema pengecatan harus disetujui oleh Pemberi Tugas. Seluruh permukaan baja harus
dicat dengan marine paint berkualitas baik. Permukaan baja harus dibersihkan terlebih
dahulu sebelum pengecatan. Pelaksanaan pengecatan diatur sebagai berikut :
a. Lambung Bagian Luar
- Dibawah garis air Primer 1x
AC 2x
AF 2x
- Batas garis air max dan min Primer 1x
AC 2x
Bottop p 2x
- Atas garis air Primer 1x
AC 1x
FC 2x
b. Lambung Bagian Dalam Primer 1x
FC 2x
c. Kamar mandi danWC Primer 1x
Alkid. P 2x
d. Tangki-tangki
- Tangki bahan bakar tidak dicat
- Tangki air tawar cat epoxy 3x
- Tangki air kotor 3x
- Tangki kotoran cat epoxy 2x
e. Pipa gas buang diisolasi tahan panas
f. Semua bagian-bagian tersebut diatas serta bagian-bagian konstruksi lainnya
ketebalan pengecatan harus sesuai dengan standard galangan kapal nasional serta
sesuai petunjuk pabrik pembuat dan persyaratan BKI. Warna ditentukan oleh
Pemilik. Setiap tahapan pengecatan harus disaksikan oleh pengawas.
IV.2 Perlindungan katodik (Cathodic Protection)
Disekitar baling-baling daun kemudi dan karangan air laut serta lambung kapal
dibawah garis air harus dipasang Zinc Anodes dengan mutu yang memenuhi dan
jumlah yang dapat bekerja aktif sebagai pelindung katodik selama sekurang-kurangnya
24 bulan.
IV.3 Lapisan geladak atap
Ruang kemudi dilapisi komposisi dek covering yang ditutup dengan vinyl. Geladak
utama dilapisi komposisi dek covering dan vinyl. WC/kamar mandi diberi lapisan semen
dan keramik.
Atap rumah kemudi, akomodasi dan ruang awak kapal harus dilapisi dengan bahan
isolasi tahan panas.
VII. INSTALASI MESIN
VII.1. Peraturan dan persyaratan
Instalasi kamar mesin harus dirancang sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi
Indonesia dan persyaratan keselamatan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
dan Peraturan Pemerintah lainnya yang berlaku.
Susunan dan penempatan instalasi mesin, perlengkapan alat bantu lainnya harus
sedemikian rupa sehingga tersedia ruang gerak yang cukup untuk pengoperasian dan
perawatan dari bagian-bagian mesin dan system pipa.
Kapal digerakkan oleh 2 (dua) buah mesin diesel yang dihubungkan ke baling-baling
dengan perantaraan system reduction reversing gear dan dilengkapi dengan system
pengendalian dari jauh yang digerakkan secara otomatis dari rumah kemudi (wheel
house), 2 (dua) buah mesin diesel, masing-masing menggerakkan generator listrik
arus bolak-balik untuk keperluan pemakaian tenaga listrik didarat (shore connection).
Dipersiapkan pula 1 (satu) unit emergency generator dengan tenaga penggerak
berdiri sendiri.
Unit penerangan dalam keadaan darurat harus disediakan instalasi arus listrik system
DC-24 Volt.
Mesin-mesin induk dan mesin-mesin bantu harus menggunakan bahan bakar dan
minyak pelumas yang sama.
Alat-alat ukur, alat-alat penunjuk instrument-instrumen yang dipasang diatas kapal
harus menggunakan unit metric.
Disekitar bagian-bagian mesin yang berputar diberi perlengkapan pelindung untuk
menghindari kecelakaan bagi anak buah kapal.
Mesin induk, mesin bantu dan komponen-komponen instalasi mesin lainnya yang
dikenakan persyaratan klas harus dilengkapi dengan sertifikat klas dari BKI.
Seluruh gambar-gambar instalasi mesin harus mendapatkan pengesahan dari BKI
sebelum pengerjaan dimulai.
VII.2. Rancangan instalasi mesin
Instalasi mesin, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya harus dirancang untuk
memiliki daya kuda yang diisyaratkan dan dioperasikan pada kondisi kerja didaerah
tropis sebagai berikut :
- Suhu maksimun kamar mesin 45 C
- Suhu maksimum air laut 32 C
- Kelembaban relative 50 C
- Tekanan barometer 76 mm Hg
Data-data teknis untuk bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Jenis bahan bakar HSD
- Flash point 60 C keatas
- Viscositas minimum 60 sec
Redwood nol 380 C
- Pemakaian bahan bakar Sesuai perhitungan dari Engine
Maker
VII.3. Perincian instalasi mesin
VII.3.I. Instalasi penggerak
1. Mesin Induk
Instalasi penggerak terdiri dari 1 (satu) buah marine diesel yang dilengkapi dengan
reversing reduction gear, system poros baling-baling dan baling-baling. Mesin
induk yang digunakan agar dari jenis dan type yang banyak digunakan di kapal-
kapal aramada pemberi tuhas/operator yang telah menunjukkan performansi yang
baik. Dengan suku cadang yang mudah di dapat, dipasaran yang mudah didapat,
dipasarkan dan mudah perawatannya.
Mesin kanan dan kiri dengan arah putaran yang berlawanan keluar. Pada keadaan
kapal bergerak maju, baling kanan berputar keluar/outward (kekanan), baling-
baling kiri berputar keluar/outward (kekiri) dilihat dari arah buritan kapal.
Pengoperasian setempat dari mesin-mesin induk harus dapat dilaksanakan dalam
hal terjadinya kerusakan pada system pengendalian jarak jauh (remote control)
dari rumah kemudi tersebut.
2. Olah gerak kendali mesin-mesin induk
Olah gerak kendali mesin-mesin induk tersebut dilakukan melalui system
pengendalian system jarak jauh dari ruang kemudi. Seluruh pusat kendali olah
gerak untuk kedua mesin induk harus dipasang ditengah ruang kemudi.
Kedua mesin induk juga harus dapat dioperasikan setempat di kamar mesin dalam
keadaan darurat dan perintah-perintah untuk olah gerak diteruskan melalui
elektronik engine telegrap, tabung suara (voice tube). Mesin induk dan bantu
dikamar mesin harus dilengkapi dengan instrument pengontrol dan system alarm
termasuk alat penunjuk putaran (indicator Rpm).
Instrument-instrument pengontrol dan indicator-indikator dikamar mesin harus
dihubungkan dengan pusat kendali jarak jauh diruang kemudi.
3. Poros baling-baling
System poros baling-baling terdiri dari :
1 (satu) poros baling-baling (dan poros antara bila diperlukan) dari bahan
stainless steel (baja tahan karat) yang memenuhi peraturan BKI. Penempatan
poros baling-baling (dan poros antara bila diperlukan) agar disesuaikan dengan
desain propeller.
Diameter dari poros baling-baling (dan poros antara bila diperlukan) sesuai
dengan peraturan BKI.
Tabung poros baling-baling terbuat dari cast steel/black steel pipa dan poros
baling-baling berputar pada putaran cutless bearing dengan pelumasan air laut
dan memenuhi peraturan BKI.
Kopling poros baling-baling dari type kopling flens yang dilengkapi dengan spie
serta baut pengunci.
4. Baling-baling
Baling-baling dari type langkah tetap (fixed propeller) dengan bahan memenuhi
peraturan BKI.
Jumlah daun baling-baling sejauh mungkin agar tidak merupakan kelipatan dari
jumlah silinder mesin induk.
Clearance antara daun baling-baling dan pelat atas di buritan kapal harus cukup.
VII.3.2. Karakteristik mesin induk dan perlengkapan
- Merk : HIMSEN 9H21/32
- Daya kuda continue : 2414 HP
(cont. rating out put)
- Putaran mesin maksimum : 1000 rpm (low speed)
- System pendingin : Air tawar
- Type dan cara kerja (cycle) : Vertical in line 4 (empat) langkah
- System inection bahan bakar : Direct injection
- System start : Electric star
- Pemakaian bahan bakar : 218 gr/HP/jam (Maker Standard)
- System pengoperasian : pengendalian jarak jauh (remote
control) dari rumah kemudi.
Alat-alat bantu penting yang terpasang permanen pada tiap mesin induk adalah :
- Pompa minyak pelumas 1 unit
- Pompa pendingin 2 unit
- Alat pendingin minyak pelumas 1 unit
- Alat pendingin air tawar 1 unit
System roda gigi pembalik reduksi adalah hydraulic reversing reduction gear
dengan gear box ratio yang sesuai.
VII.3.3. Alarm untuk mesin induk
Peralatan alarm mesin induk harus dipasang dikamar mesin dan ruang kemudi
antara lain :
- Minyak lumas : Alarm untuk tekanan rendah
- Air tawar pendingin : Alarm untuk temperature tinggi
- Minyak pelumas system
Roda gigi pembalik reduksi : Alarm untuk tekanan rendah.
Dan alarm lainnya sesuai standard pabrik pembuat.
VII.3.4. Sistem pendingin mesin induk
Setiap mesin induk harus dilengkapi :
- Pompa sirkulasi air alut pendingin 1 unit
- Pompa sirkulasi air tawar pendingin 1 unit
- Alat pendingin (cooler) minyak pelumas 1 unit
- Alat pendingin (cooler) air tawar 1 unit
- Perlengkapan lainnya yang perlu sesuai standard pabrik pembuat.
Pipa system pendingin (air tawar dan air laut) harus terbuat dari pipa baja tanpa
kampuh memanjang (seamless pipa) yang galvanisir dan dilengkapi penyambung-
penyambung system pipa yang fleksibel dan perlengkapan-perlangkapan standard
dari pabrik pembuat. Harus dilengkapi juga dengan 2 (dua) kerangan air laut rendah
(low sea chest) dan 1 (satu) buah kerangan air laut tinggi sesuai peraturan BKI.
Semua kerangan air laut harus dilengkapi system penyemprotan dengan udara
tekan.
VII.3.5. Sistem bahan bakar
Terdiri dari :
- Pompa listrik pemindah bahan bakar dengan kapasitas yang cukup dan sesuai
dengan peraturan.
- Pompa tangan pemindah bahan bakar dari kapasitas yang memadai 1 unit.
- Tangki harian bahan bakar dari kapasitas yang cukup sesuai standard dan
rekomendasi pabrik pembuat mesin induk sebanyak I unit.
- Perlengkapan lainnya yang perlu sesuai standard pabrik pembuat mesin
induk.
- Pipa-pipa system bahan bakar harus dibuat dari pipa baja hitam, dilengkapi
perlengkapan pipa yang terbuat dari bahan harus sesuai dengan standard
nasional dan peraturan BKI.
Tangki harian bahan bakar dilengkapi dengan pipa-pipa sesuai dengan ketentuan
dan memenuhi persyaratan BKI. Kebutuhan operasional antara lain :
1. Automatic shut-off valve (katup tutup cepat dengan pengendali jarak jauh yang
dapat dioperasikan dari luar kamar mesin.
2. Drip tray (bak penampung) dan pipa pengering (drain pipa) harus terpasang
dibawah tangki harian
3. Pipa udara/hawa
4. Gelas duga dengan pelindung mekanis (protectors) dan katup atas bawah
VII.3.6. Sistem minyak lumas
- Pompa minyak pelumas cadangan digerakkan oleh motor listrik.
Pompa tangan untuk priming (terpasang pada mesin).
- Tangki penyimpanan dari minyak lumas dengan kapasitas yang cukup untuk
kedua mesin induk dan mesin bantu sesuai standard pabrik pembuat.
- Perlengkapan lainnya yang perlu dan sesuai standard pabrik pembuat.
VII.3.7. Sistem start mesin induk dan mesin bantu
Mesin-mesin induk dan mesin-mesin bantu dihidupkan dengan electric start.
VII.3.8. Sistem gas buang mesin induk dan mesin bantu.
Pipa-pipa gas buang yang berdiri sendiri-sendiri harus dipasang untuk mesin-mesin
induk dan bantu, tetapi pipa-pipa tersebut harus dipasang melalui peredam suara
yang ditempatkan didalam sebuah cerobong seperti tertera dalam gambar
rencana umum.
Semua pipa-pipa gas buang harus dilengkapi pipa-pipa penghubung yang fleksibel
dan cukup jumlahnya peredam suara, alat-alat penahan bunga api yang efektif,
yang mudah dibersihkan. Pipa tersebut harus terpasang kuat sehingga terhindar
dari fibrasi yang berlebihan dan dibungkus dengan bahan isolasi yang tebalnya
cukup serta dilapisi pelat-pelat tipis pelindung yang digalvanizir.
Pipa-pipa gas buang harus terpasang sedemikian rupa sehingga masuknya air
laut/air hujan ke mesin-mesin dapat dicegah.
VII.3.9. Sistem ventilasi kamar mesin
Agar mesin-mesin induk, mesin-mesin bantu diesel generator set, serta
komponen-komponen instalasi mesin lainnya dikamar mesin dapat berfungsi
dengan baik maka kamar mesin harus dilengkapi dengan system ventilasi mekanis
listrik dengan kapasitas memadai dan dilengkapi talang-talang penyaluran udara
segar dan pengisapan udara panas keluar dari kamar ventilator udara untuk kamar
mesin.
- Jumlah : 2 buah
- Tipe : Axial flow dan reversible
- Kapasitas : 300 M3/h x 30 mm
± 3,7 KW x 1500 Rpm
- Tenaga penggerak : Motor listrik
VII.3.10. Diesel generator set
1. Mesin bantu
- Jumlah : 2 (dua) unit
- Daya kuda continues (rating output) : ±100 HP x 1500 Rpm
- Merk : MAN Diesel Engine
- Jenis bahan bakar : HSD
- System start : Electric start
- System pendingin : Air tawar yang didinginkan dengan air
laut.
2. Alternator Listrik
- Kapasitas : 90 KVA, AC 380/220 V, 3 phase 50 Hz,
4 wire
- Merk : Harus disetujui Pemilik
- Tipe : Marine alternator, drip proof, self
ventilated, self exciting, constant
voltage, brushless
- Tegangan : AC 380/220 V, 3 phase 50 Hz 4 wire
3. Generator pelabuhan
- Kapasitas : 10 KVA, AC 380/220 V, 3 phase 50 HZ
- Merk : Harus disetujui Pemilik
4. Generator darurat
- Kapasitas : 10 KVA, AC 380/220 V, 3 phase 50 Hz
- Merk : Harus disetujui Pemilik
- Lokasi : Sesuai peraturan
VII.3.11. POMPA-POMPA
Terdiri dari :
- 2 ( satu) buah bilga/ballast
- 1 ( satu) buah pompa dinas umum/pemadam kebakaran
- 1 (satu) buah pompa saniter air tawar + 1 buah pompa tangan
- 1 (satu) buah pompa saniter air laut + 1buah pompa tangan
- 1(satu) buah pompa pemindah bahan bakar +1 buah pompa tangan
- 1 (satu) buah pompa kotoran(sewage pump)
- 2 (dua) unit pompa hidrolik dari kapasitas yang memadai untuk menggerakkan
mesin jangkar dan atau derrick boom
- 1 (satu) buah pompa hidrolik dari kapasitas yang memadai yang digerakkan dengan
motor listrik untuk menggerakkan system kemudi
- 1 (satu) unit oil water separator
VII.3.12. POMPA BILGA/BALLAST
- Jumlah : 2 (dua) buah
- Tipe : Centrifugal , self priming
- Kapasitas & tangki tekan : 30 m³/jam, 25 jam
- Penggerak : Motor listrik
Pompa ini harus dihubungkan dengan dengan got-got kamar mesin dan tangki-tangki
kosong (void space) di haluan dan buritan kapal serta semua tangki ballast. Kedua
pompa ini harus secara silang (cross connection) agar dapt berfungsi sebagia pompa
bilga atau pompa ballast, serta juga denga pompa-pompa dinas umum/ pemadam
kebakaran,agar dapat juga berfungsi sebagai pompa dinas umum/pemadam kebakaran
atau sebaliknya.
VII.3.13 POMPA DINAS UMUM/PEMADAM KEBAKARAN
- Jumlah : 1 (satu) buah
- Tipe : Centrifugal,self priming
- Kapasitas & tangki tekan : 30 m³/jam, 25 jam
- Penggerak : Motor listrik
Pompa ini harus dihubungkan secara silang cross ke pompa bilga/ballast, agar dapat
berfungsi sebagai pompa bilga/ballast atau sebaliknya
Pompa ini harus dihubungka ke pipa-pipa utama dan cabang dari system pemadam
kebakaran utama dan hidran-hidran kebakaran yang ditetapkan digeladak utama,
geladak Latih, geladak anjungan dan kamar mesin. Setiap hidran kebakaran harus
dilengkapi selang pemadam kebakaran yang ditempatkan dalam kotak-kotak pemadam
kebakaran (fire box).
VII.3.14. POMPA SANITARY AIR LAUT
- Jumlah : 1(satu) buah
- Tipe : Centrifugal, self priming
- Kapasitas & tangki tekan : ± 3 m³/jam, 20 m
- Penggerak : motor listrik
Pompa ini digunakan untuk mengisi tangki hidrophore air tawar dan dan dipasang pada
kamar mesin dan harus dapat bekerja secara otomatis. Sebuah pompa tangan dengan
kapasitas yang memadai disediakan sebagai pompa cadangan.
VII.3.15 POMPA SANITARY AIR TAWAR
- Jumlah : 1 (satu) buah
- Tipe : Centrifugal, self priming
- Kapasitas & tangki tekan : ± 3 m³/jam, 20 m
- Penggerak : Motor listrik
Pompa ini digunakan untuk mengisi tangki hidrophore air tawar dan dipasang di kamar
mesin dan harus dapat bekerja secara otomatis. Sebuah pompa tangan dengan
kapasitas memadai disediakan sebagai pompa cadangan.
VII.3.16. POMPA PEMINDAH BAHAN BAKAR
- Jumlah : 1 (satu) buah
- Tipe : Centrifugal, self priming
- Kapasitas & tangki tekan : ± 2 m³/jam, 20 m
- Penggerak : Motor listrik
Pompa pemindahan bahan bakar tersebut dilengkapi dengan pompa cadangan berupa
pompa tangan dengan kapasitas yang memadai.
VII.3.17. POMPA-POMPA HIDRAULIK/DERRICK BOOM
Pompa hidrolik untuk mesin jangkar dan derrick boom :
- Jumlah : 2 ( buah) buah
- Tipe : Plunger
- Kapasitas & tangki tekan : Dari kapasitas yang memadai dan harus disetujui
Pemesan
- Penggerak : Motor listrik
Pompa hidrolik ini digunakan untuk menggerakkan mesin jangkar haluan dan derrick
boom di cargo hold harus dilengkapi system pipa, perlengkapan dan fitting-fittingnya
sesuai dengan standard pabrik pembuat dan sesuai persyaratan kelas, sehiingga secara
operasional dapat berfungsi dengan baik.
VII.3.18. POMPA HIDROLIK MESIN KEMUDI
- Jumlah : 1(satu) buah- Tipe : plunger- Kapasitas & tangki tekan :- Penggerak :
Harus dilengkapi dengan system pipa, perlengkapan dan fitting-fittingnya sesuai
dengan standard pabrik pembuat dan sesuai dengan persyaratan, sehingga secara
operasional dapat berfungsi dengan baik.
System kemudi dilengkapi dengan kemudi darurat (lengkap dengan tangki minyak
hidrolik).
VII.3.19. POMPA KOTORAN (SEWAGE PUMP)
- Jumlah : 1(satu) buah
- Tipe : Centrifugal, self priming
- Kapasitas & tangki tekan : ± 1 m³/jam, 20 m
- Penggerak : Motor listrik
Pompa ini dihubungkan ketangki kotoran dengan system pipa, perlengkapan dan
fitting-fittingnya, untuk memompa kotoran keluar ke reception facilities di darat/
pelabuhan.
VIII. SISTEM PIPA
VIII.1. Umum
System instalasi pipa, perlengkapannya dan ukuran serta pemasangannya harus sesuai
persyaratan klas.
Konstruksi dan pemasangan pipa harus baik, kuat dan tadak bergetar.
Sambungan pipa dilakukan dengan memakai flens. Semua pipa-pipa yang menembus
sekat dan deck harus dipasang doubling plate. Pipa air laut yang melalui tangki yang
isinya berlainan harus sesuai peraturan klas dan kedap air laut dan air tawar dibuat dari
pipa galvanis, pipa-pipa untuk bahan bakar, minyak lumas dan hidrolik dari pipa-pipa
baja hitam, semua pipa-pipa harus diberi tanda arah aliran dan warna yang sesuai
dengan penggunaannya (air laut-hijau, air tawar/minum-biru, air bilga-hitam, bahan
bakar-merah, minyak lumas-kuning).
Kapasitas pompa-pompa bilga dan pemadam kebakaran (G3 pump) harus memenuhi
peraturan BKI.
Instalasi pipa terdiri dari :
- System pipa bilga/ballas
- System pipa pemadam kebakaran
- System pipa sanitary air laut
- System pipa air tawar
- System pipa kotoran
- System pipa-pipa duga, isi dan hawa.
- System pipa pengeringan
- System pipa bahan bakar
- System pipa pendingin air laut
- System pipa supply pendingin air tawar
- System pipa transfer bahan bakar
- System pipa gas buang mesin induk dan bantu
- System pipa ventilasi
- System pipa hidrolik
- System pipa oil water separator
VIII.2. Instalasi pipa bilga
Instalasi pipa bilga terdiri dari pipa induk dan pipa cabang dengan garis tengah pipa
memenuhi persyaratan BKI.
Pipa-pipa cabang dihubungkan dengan pipa induk dengan peralatan kotak pembagi,
dimana tiap-tiap pipa cabang pada kotak pembagi tersebut dilengkapi dengan katup dari
jenis “ Screw down non return valve”.
Kotak pembagi tersebut dihubungkan dengan pompa bilga oleh pipa induk dan pipa
pembuangan dan pompa bilga tersebut dihubungkan keluar laut.
Pipa pembuangan tersebut dilengkapi dengan sebuah katup dari jenis “Screw down non
return valve”.
Got bilga dikamar mesin harus dilengkapi satu pipa hisap langsung ke pompa bilga.
Pipa-pipa cabang tersebut diatas menghubungkan ruangan-ruangan yang perlu
dikeringkan dengan kotak pembagi.
Pipa-pipa dan katup-katup sesuai peraturan klas.
VIII.3. Instalasi pipa ballas
System instalasi pipa ballas tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga pompa ballas
dapat mengisi dan mengeringkan tangki ballas melali pipa yang sama.
Pompa bilga harus dapat berfungsi sebagai pompa ballas dan atau pompa pemadam
kebakaran.
Pompa ballas harus dihubungkan secara silang (cross connection) dengan pendingin air
laut mesin-mesin induk, sehinggan dapat berfungsi sebagai pompa pendingin cadangan
air laut (dalm keadaan darurat).
Pipa-pipa dan katup-katup sesuai peraturan klas.
VIII.4. Sistem pipa pemadam kebakaran
Pipa-pipa utama dan pipa-pipa cabang dan hidran untuk pemadam kebakaran serta
pencuci geladak dipasang sepanjang pinggiran geladak utama, geladak penumpang,
geladak navigasi dan kamar mesin pipa tersebut dihubungkan ke pompa-pompa dinas
umum/pemadam kebakaran.
Hidran, selang kebakaran dan nozel penyemprot (disimpan dalam fire box) yang terletak
antara lain :
- 1 (satu) buah dikamar mesin
- 2 (dua) buah digeladak utama
- 2 (dua) buah digeladak awak kapal
- 1 (satu) buah digeladak anjungan
Hidran-hidran dan kopling-kopling penghubung ke selang-selang kebakaran dipasang
ditiap sisi kapal.
Pipa-pipa dan katup-katup sesuai peraturan klas.
VIII.5. Instalasi pipa air laut
System instalasi pipa air laut tersebut menghubungkan pipa cross over (pipa yang
menghubungkan dua buah sea chest) dengan pompa saniter air laut.
Pompa saniter air laut tersebut kemudian dihubungkan dengan tangki hidophore air laut
dan didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan.
Pompa saniter air laut ini dilengkapi dengan pompa tangan sebagai pompa saniter air
laut darurat.
VIII.6. Instalasi pipa air tawar
System instalasi pipa-pipa air tawar tersebut menghubungkan tangki-tangki air tawar ke
pompa saniter air tawar. Pompa saniter air tawar tersebut dihubungkan dengan tangki
hidrophore air tawar dan kemudian dihubungkan ke tempat-tempat yamg memerlukan
air tawar. Pompa saniter air tawar ini dilengkapi dengan pompa listrik sebagai pompa
saniter air tawar darurat.
VIII.7. Pipa kotoran
System instalasi pipa-pipa kotoran dan urinoir pembuangannya disalurkan kedalam
tangki kotoran (sewage tank), sedangkan pembuangan dari kamar mandi disalurkan
melalui kulit lambung.
Tangki kotoran diatas tersebut dilengkapi dengan pipa limpah (overflow) pada kulit
lambung kapal.
Pipa-pipa pembuangan tersebut diatas pada kulit lambung dilengkapi dengan scupper
valve sesuai dengan persyaratan.
Tangki kotoran (sewage tank) tersebut harus dilengkapi dengan :
- Pompa kotoran
- Pipa flushing/pembersih
- Pipa udara.
Pipa-pipa dan katup-katup sesuai persyaratan klas.
VIII.8. Pipa-pipa hawa dan pipa-pipa isi
Semua tangki-tangki, ruang kosong, ruang kemudi, dan gudang harus dilengkapi pipa-
pipa hawa yang berakhir diatas geladak, terbuka dan dilengkapi dengan alat-alat
penutup yang memadai serta tinggi pipa diatas geladak lambung timbul harus sesuai
dengan peraturan lambung dalam negeri.
Pipa-pipa hawa untuk tangki-tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan alat-alat
penahan bunga api.
Pipa isi untuk tangki-tangki bahan bakar harus diperpanjang sampai dengan dasar
tangki.
Pipa hawa dan isi untuk tangki-tangki air tawar, tangki ballas, ruang kosong, ruang
kemudi, gudang terbuat dari baja. Pipa hawa dan pipa isi untuk tangki bahan bakar dari
pipa baja hitam.
VIII.9. Pipa duga
Semua tangki-tangki, harus dilengkapi dengan pipa duga dan berakhir rata diatas
geladak terbuka. Proop dari pipa duga harus dipasang yang standard. Dibawah tiap pipa
duga harus dipasang plat rangkap (Striking plate). Pipa-pipa duga harus dibuat sesuai
persyaratan klas.
VIII.10. Pipa pembuangan (drainage pipe)
Pipa-pipa pembuangan serta scupper pipa dipasang pada tiap-tiap geladak, tempat-
tempat tertutup, gudang-gudang dan lain-lain disalurkan keluar kapal melalui pipa
drainage. Saluran air untuk deck diatas ruang kemudi dan deck anjungan dilewatkan
pipa untuk dibuang kedeck bawahnya.
VIII.11. Sistem pipa udara tekan
Kamar mesin dilengkapi dengan 1 (satu) unit kompresor utama untuk kebutuhan kerja
yang digerakkan oleh motor listrik dengan kapasitas cukup. Udara yang dihasilkan
dipakai untuk membersihkan sea chest. Pipa-pipa, katup-katup serta peralatan lainnya
terbuat dari bahan pipa sesuai peraturan klasifiksi, harus tahan terhadap tekanan
udara dari botol angin dan tahan terhadap korosi air laut.
VIII.12. Instalasi pipa hydraulic
Pompa-pompa hydraulic dan instalasinya ini dirancang untuk kebutuhan operasional
kapal dan sesuai dengan peraturan BKI. Pompa-pompa hydraulic tersebut digerakkan
oleh motor-motor listrik dari jenis pemakaian dikapal dan terletak diruang store
haluan kapal berikut hydraulic (bersama power pack-nya) winch untuk menggerakkan
mesin jangkar dan derrick boom terletak diatas geladak dihaluan kapal.
Instalasi pipa hydraulic ini dilengkapi dengan : pipa tekanan tinggi, tangk expansi,
katup-katup, katup-katup pengaman dan perlengkapan lain sesuai standard pabrik
pembuat. Pemasangan seluruh instalasi pipa hydraulic juga harus sesuai petunjuk
pabrik pembuat.
VIII.13. Sistem kemudi
Kapal harus dilengkapi dengan system kemudi yang digerakkan dengan system electric
hydraulic (electro hydraulic steering).
System kemudi harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada waktu daun kemudi
sepenuhnya berada dalam air tenang dan kapal bergerak dengan kecepatan penuh,
daun kemudi dapat digerakkan dari posisi 350 kekiri ke posisi 350 kanan. Tanpa
mengurangi efesiensi kemudi pada putaran rendah, kemudi harus berfungsi dengan
baik. Selain system kemudi utama yang digerakkan dari rumah kemudi kapal harus
dilengkapi dengan system kemudi darurat yang memenuhi peraturan BKI.
VIII.14. Suku cadang
Suku cadang harus disediakan oleh kontraktor sesuai peraturan BKI antara lain :
- Mesin induk
- Mesin bantu
- Pompa-pompa
- Hydraulic system
IX. INSTALASI LISTRIK
IX.1. Ketentuan umum
Semua peralatan/komponen yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat keamanan
dan keselamatan diatas kapal dan memenuhi peraturan BKI. Peralatan/komponen listrik
yang dipakai tersebut harus mudah dalam pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikannya, serta suku cadangnya tersedia cukup dipasaran.
Distribusi system tenaga listrik dikelompokkan dalam system jaringan tenaga/daya utama
dan darurat, jaringan penerangan listrik utama dan darurat, jaringan lampu navigasi
utama dan darurat.
Setelah pemasangan selesai, semua jaringan listrik dicoba untuk menguji kebenaran
instalasinya.
Sumber tenaga listrik untuk kapal ini terdiri dari 2 (dua) buah generator utama dan 1
(satu) buah generator pelabuhan (bantu) dan generator darurat sesuai ketentuan.
IX.2. Generator listrik
Merk : Harus yang ada dalam maker list dan disetujui Pemilik
Type : Marine generator, drip proof, self ventilated, self exciting,
constant voltage, brushless.
Kapasitas : 2 x 80 KVA
Tegangan : AC 380 V/220 V, 3 phase, 4 wire
Frekwensi : 50 Hz
Rating : Continous
IX.3. Generator pelabuhan
Merk : Harus yang ada dalam maker list dan setujui Pemilik
Type : Marine generator, digerakkan oleh diesel sendiri
Kapasitas : 15 KVA
Tegangan : AC 380 V/220 V, 3 phase, 4 wire
Frekwensi: 50 Hz
IX.4. Batteries (store batteries)
2 (dua) set battery jenis pemakaian dikapal/laut, dengan system tegangan DC 24 Volt dan
kapasitas masing-masing 200 AH yang dapat secara otomatis berfungsi sebagai jaringan
listrik utama dan generator darurat tidak berfungsi. Untuk pengisian battery, disediakan
unit pengisian battery (battery charger) dengan kapasitas yang sesuai dan dilengkapi
dengan instrument pengukur, lampu-lampu indicator dan peralatan pengaman lainnya.
IX.5. Sistem distribusi tenaga listrik
System distribusi/jaringan listrik dikapal harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Arus bolak-balik (AC)
- 380 Volt, 3 phase, 50 Hz untuk jaringan daya (untuk supply daya ke motor-
motor listrik)
- 220 Volt, 1 phase, 50 Hz untuk jaringan lampu penerangan dan
perlengkapan/peralatan listrik lainnya.
2. Arus searah (DC)
Tegangan 24 Volt, untuk jarungan daya darurat (lampu penerangan, lampu navigasi,
komunikasi dan peralatan lainnya).
IX.6. Motor listrik dan starter
IX.6.1. Motor listrik
Motor listrik yang dipakai harus dari jenis pemakaian dikapal/laut dan memenuhi
peraturan BKI.
Semua motor listrik adalah 3 phase, 380 Volt, 50 Hz.
Pemakaian daya motor listrik adalah sebagai berikut :
a. Electromotor penggerak pompa
1. Pompa bilga/ballast
2. Pompa dinas umum/pemadam kebakaran
3. Pompa pemindah bahan bakar
4. Pompa saniter air laut (hydrophore)
5. Pompa saniter air tawar (hydrophore)
6. Pompa kotoran (sewage pump)
7. Pompa hydraulic mesin jangkar/derrick boom
8. Pompa hydraulic mesin kemudi.
b. Kipas ventilasi (ventilating fan) dan air condition
1. Kipas angin (reversible type ventilating fan) kamar mesin no. 1
2. Kipas angin pasangannya (reversible type ventilating fan) kamar mesin no.2
3. Kipas angin (reversible type ventilating fan) ruang penumpang klas ekonomi no.1
4. Kipas angin (reversible type ventilating fan) ruang penumpang klas ekonomi no.2
5. Kipas angin (reversible type ventilating fan) ruang penumpang klas ekonomi no.3
6. Exhaust fan ruang Ruang kamar mandi/WC
7. Air condition (AC) split untuk ruang kemudi.
c. Kulkas (freezer)
Stater motor harus memenuhi peraturan klas BKI. Spesifikasi lampu indicator :
-Stop : Lampu merah
-Standby : Lampu putih (amber)
-Running : Lampu hijau
IX.7. Panel hubung
System distribusi tenaga listrik disalurkan melalui panel-panel penghubung yang
dilengkapi dengan alat-alat ukur, lampu-lampu indicator dan peralatan pengaman
lainnya.
Semua komponen/peralatan yang dipakai pada panelhubung harus dari jenis pemakaian
dikapal/laut (marine use type) dan mudah dalam pengoperasian, pemeliharaan dan
pemakaiannya.
Semua alat pengaman (pemutus arus / daya) yang digunakan dari jenis dan kapasitas
yang sesuai.
IX.8. Lampu penerangan dan lampu navigasi
Jenis dan pemasangan/penempatan lampu-lampu navigasi harus sesuai dengan
peraturan Calreg `72 antara lain :
a. Untuk lampu-lampu penerangan utama dipakai lampu pijar dan lampu pendar dengan
system tegangan 220 Volt/AC
b. Untuk penerangan lampu darurat 24 Volt/DC dipasang dirumah kemudi, meja peta,
meja radio, gang-gang, tangga-tangga, kamar mesin dan lain-lain lokasi yang dianggap
penting.
c. Lampu-lampu penerangan untuk gudang harus dari jenis kedap ledak.
d. Lampu-lampu penerangan untuk kamar mesin, kamar mandi/WC, dapur,
geladak/ruang penumpang dan ruangan-ruangan terbuka harus dari jenis kadap air
(watertight).
e. Lampu navigasi, lampu jangkar dan lampu NUC disupply dengan tegangan 220 Volt/AC
dan untuk lampu darurat disupply dengan system tegangan 24 Volt/DC.
IX.8.1. Lampu penerangan
Lampu-lampu penerangan harus ditempatkan dilokasi-lokasi atau ruangan-ruangan
yang memerlukan penerangan termasuk lampu darurat antara lain sebagai berikut :
1. Geladak anjungan
- Rumah kemudi
- Kamar nakhoda
- Kamar KKM
- Mess
- Lampu gang tengah
- Lampu gang samping kiri kanan
- Lampu tangga
- KM/WC
2. Geladak Awak Kapal
- Ruang Awak Kapal
- KM/WC Awak Kapal
- Lampu tangga
- Mess
- Urinoir
- Mushola
3. Geladak utama
- Lampu gudang
- Kamar-kamar
- Lampu dapur
- Ruang kemudi
- Ruang perbekalan
- Ruang makan
- KM/WC
- Lampu tangga
- Lampu penerangan bongkar muat (flood light) 1 buah.
4. Kamar mesin dan kamar mesin kemudi
- Kamar mesin
- Kamar mesin kemudi
IX.8.2. Lampu navigasi
Kapal harus dilengkapi peralatan – peralatan lampu navigasi sesuai peraturan
pencegahan tabrakan di laut (Colreg `72) antara lain :
- Lampu tiang (mast head)
- Lampu morse/signal
- Lampu lambung kiri (port side light)
- lampu lambung kanan (starboard side light)
- lampu buritan (stern light) dan lampu haluan
- lampu NUC
- lampu malam (Search light)
IX.9. Kabel listrik dan peralatan listrik
Kabel listrik dan pemasangan serta perlengkapan listrik lainnya harus dari jenis
pemakaian dikapal/laut (marine use type) dan memenuhi persyaratan BKI.
Gambar-gambar instalasi listrik harus mendapatkan persetujuan Pemilik dan BKI.
Untuk keperluan radio, public addressor dan radar disediakan alat pengubah arus
(rectifier) dengan kapasitas yang cukup dan dilengkapi dengan instrument pengukur,
lampu-lampu indicator dan peralatan pengamannya.
IX.10. Suku cadang instalasi listrik
Suku cadang harus disediakan untuk instalasi listrik bagian-bagian dibawah ini antara
lain :
- lampu navigasi (bohlam)
- perkakas
X. INVENTARIS
A. Inventaris deck
- Kotak kesehatan (P3K)
- Perlengkapan makan minum untuk ABK/penumpang
- Alat kerja serang 1 (satu) set.
- Kuas roll dan kuas biasa
- Sikat kawat gergaji
- Gergaji
- Pahat
- Kikir
- Bor
B. Inventaris mesin
- Meja kerja lengkap dengan : cetak, gerenda mesin dan tangan, alat bor 1 (satu) set,
martil, kikir, gergaji besi, schuffmaat, micrometer, roll meter, pahat.
- 1 (satu) set perkakas dan kunci-kunci untuk perawatan dan perbaikan normal dari
seluruh instalasi mesin dan instalasi listrik.
- Kunci/spanner untuk bongkar pasang baling-baling
- Kotak kesehatan (P3K)
XI.SUKU CADANG dan PERKAKAS
1. Untuk keperluan mesin induk, mesin bantu dan perlengkapan tertentu harus disediakan
suku cadang dan perkakas sesuai dengan peraturan BKI.
2. Daftar suku cadang dan perkakas harus mendapat persetujuan BKI.
3. Suku cadang dan peralatan yang diperlukan selama masa pemeliharaan/garansi (365 hari
terhitung sejak kapal diserah terimakan) harus disediakan oleh kontraktor dan harus
dapat didatangkan ke lokasi pangkalan kapal secepat mungkin.
top related