statistik tanaman pangan padi · pdf filemakalah ini lebih lanjut akan penulis terima dengan...
Post on 03-Feb-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
0
MAKALAH
STATISTIK TANAMAN PANGAN PADI
DISUSUN OLEH :
RINO GALANG PRABOWO – 12611028
DIAN PRAVITASARI – 12611121
SRI SISKA WIRDANIYATI – 12611125
GALIH ALAM INDRAYANA – 12611131
WURI PERMADININGTYAS – 12611143
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi isi hingga penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
makalah ini lebih lanjut akan penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan yang disengaja atau tidak
disengaja dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan
bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Januari 2014
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Literatur Terdahulu .................................................................................. 3
2.2 Teori-Teori yang Ada ............................................................................... 4
2.3 Hipotesis .................................................................................................. 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Konsep dan Definisi ................................................................................. 6
3.2 Data dan Sumber Data .............................................................................. 7
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ..................................................................................... 8
4.2 Analisis dan Pembahasan ......................................................................... 8
4.3 Implikasi atau Dampak ........................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13
5.2 Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14
3
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi
Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010 ......................... 8
Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi
Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011 .......................... 9
Tabel 4.3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi
Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2012 .......................... 9
Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 ........................................ 10
Grafik 4.2 Produktivitas (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 ........................................ 11
Grafik 4.3 Produksi (Ton) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 ........................................ 11
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini pertanian merupakan suatu lapangan usaha/sektor utama di
indonesia yang perlu mendapat perhatian baik dari aspek perencanaan, pelaksanaan
maupun perkembangan atas hasil-hasilnya untuk merangkum semua aspek dari
kegiatan pertanian tersebut, dan sekaligus mengevaluasi tingkat keberhasilannya,
pemerintah sangat memerlukan ketersediaan data tentang sektor pertanian yang
akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan untuk periode yang berkesinambungan.
Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri Indonesia ini. Betapa
Makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh
tanaman padi. Sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi.
Yang mana awalnya nasi atau beras itu berasal suatu tumbuhan padi seperti rumput-
rumputan, yang banyak ditanam dan dibudidayakan di negara kita tercinta yaitu
negara Indonesia.
Sebelum manusia mengenal nasi, terutama di negara Indonesia ini, makanan
pokoknya adalah jagung, ketela, dan sagu. Untuk sagu itu yang paling banyak
dibudidayakan di Papua, karena sagu sebagai makanan pokok orang Papua sampai
pada saat ini.
Nasi adalah makanan pokok yang mudah dinikmati oleh siapapun, bukan hanya
nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat makanan yang dipelukan oleh tubuh,
yaitu karbohidrat,protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat
membuat tubuh atau badan menjadi sehat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dapat dijabarkan sebagai
berikut :
5
1. Bagaimana perkembangan tanaman padi di Provinsi di provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012?
2. Bagaimana perbandingan luas panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi di
di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-
2012?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012
2. Mengetahui perbandingan luas panen tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012
3. Mengetahui perbandingan produktivitas tanaman padi di di provinsi Jawa Barat,
D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012
4. Mengetahui perbandingan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012
1.4 Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis makalah ini dapat digunakan sebagai landasan untuk melihat
keberhasilan pemerintah dalam memberikan ketersediaan data tentang sektor
pertanian yang akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan untuk periode yang
berkesinambungan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diperoleh dari makalah ini antara lain sebagai bahan
pertimbangan, arah, dan tujuan dalam kebijakan pemerintah Indonesia mengenai
tanaman pangan padi.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Literatur Terdahulu
Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio
Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales
dengan famili Graminae serta genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza
sativa L.
Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar
yaitu : 1. akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah
dan bersifat sementara, 2. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari
buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal.
Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan
embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya
(Suharno, 2005).
Batang terdiri atas beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan)
tumbuh pada buku. Jumlah buku sama dengan jumlah daun ditambah dua yakni satu
buku untuk tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi buku terakhir yang menjadi dasar
malai. Ruas yang terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya berangsur
menurun sampai ke ruas yang terbawah dekat permukaan tanah (Tobing, dkk, 1995).
Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian. Anakan
primer tumbuh dari buku terbawah dan memunculkan anakan sekunder. Anakan
sekunder ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Suharno, 2005).
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling
terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : 1. Helaian daun yang
menempel pada buku melalui pelepah daun, 2. Pelepah daun yang membungkus ruas
di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya, 3.
Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, 4. Lidah daun (ligula) yaitu
7
struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, 5. Daun bendera adalah daun teratas di
bawah malai (Suharno, 2005).
Ada tiga stadium proses pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian
hingga pemanenan : 1. Stadia vegetatif ; dari perkecambahan sampai terbentuknya
bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55
hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85
hari. 2. Stadia reproduktif ; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas
berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar
35 hari juga. 3. Stadia pembentukan gabah atau biji ; dari pembungaan sampai
pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar
2.2 Teori-Teori yang Ada
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini
merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi
dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi
orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan
makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan
penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang
mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang
dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari
diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara
lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin.
Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium,
magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar
1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
8
Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah
yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan dari literatur dan teori yang ada dapat diambil hipotesis bahwa
terjadi perbandingan perkembangan tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012, dan terjadi perbandingan luas
panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012
.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Konsep Dan Definis
Konsep dan definisi hanya mencakup hal-hal yang sesuai dengan karakteristik
yang ditanyakan dalam SP IA (Laporan tanaman padi) dan SP IB (Laporan tanaman
palawija) yaitu :
a. Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Termasuk padi sawah ialah
padi rendengan, padi gadu, padi gogorancah, padi pasang surut, padi lebak, padi
rembesan dan lain-lain.
b. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya
ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status lahan
tersebut. Termasuk disini lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran
Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami
padi dan lahan-lahan bukan baru. Lahan sawah mencakup pengairan, tadah hujan,
sawah pasang surut, rembesan, lebah dan lain sebagainya.
c. Padi ladang adalah padi yang ditanam di tegal/kebun/ladang atau huma.
d. Palawija terdiri dari jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi
jalar.
e. Luas bersih adalah luas sawah secara keseluruhan (luas kotor) dikurangi dengan
luas pematang/galengan dan luas saluan air.
f. Luas panen berhasil (Luas panen) adalah tanaman yang dipungut hasilnya setelah
tanaman tersebut cukup umur. Dalam panen berhasil ini termasuk juga tanaman
yang hasilnya sebagian saja dapat dipungut (paling sedikit sampai dengan 11%)
yang mungkin disebabkan karena mendapat serangan organisme pengganggu
10
tumbuhan atau bencana alam. Mencabut bibit ini tidak termasuk sebagai
memungut hasil dan tidak boleh dimasukkan dalam laporan ini.
g. Luaspanenmudaadalahluastanaman yang dipunguthasilnyasebelumwaktunya
(belumcukuptua). Tanaman yang dipanenmudahanyatanamanjagungdankedelai.
h. Luas rusak (Tak Berhasil) adalah jika tanaman mengalami serangan organisme
pengganggu tumbuhan, bencana alam, sedemikian rupa sehingga hasilnya kurang
dari 11% keadaan normal.
i. Luas penanaman adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam (sebagai tanaman
baru) pada bulan laporan, baik penanaman yang bersifat normal maupun
penanaman yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang dibabat/dimusnahkan
karena terserang organisme pengganggu tumbuhan atau sebab-sebablain,
walaupun pada bulan tersebut tanaman baru tadi dibongkar kembali.
3.2 Data dan Sumber Data
Jenis penelitian adalah pengumpulan data dengan metodediskriptif analisis yang
didasarkan pada sumber dari internet yang berasal dari BPS Jawa Barat, Kep. Riau
dan D.I Yogyakarta, yang mana BPS dalam mengumpulkan data yang bersumber dari
koordinatorstatistik di tiap kecamatan di Indonesia serta data palawija dikumpulkan
melalui kuesioner SP_IA (padi) dan SP_IB (palawija) termasuk informasi luas atau
seluruh tanaman yang ditanam dan dipanen, luas kerusakan, hasil per hektar dan
produksi yang dikumpulkan setiap bulan. Untuk memonitor kesuksesan produktifitas,
survei tanaman pangan dilakukan pada lahan terpilih yang dipanen oleh petani yang di
lakukan oleh BPS melalui koordinator statistic kecamatan. Sumber ini dipilih
berisikan data yang diperlukan dan pahamakan keadaan yang dialami.
Sumber data ini berasal dari BPS Jawa Barat, Kep. Riau dan D.I Yogyakarta,
yang mana BPS dalam mengumpulkan data yang bersumber dari koordinator statistik
di tiap kecamatan di Indonesia.
11
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Pertanian merupakan suatu lapangan usaha atau sektor utama di Indonesia.
Aspek utama pertanaian di Indonesia adalah padi. Padi sebagai tanaman budidaya
yang merupakan sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, selalu menjadi
prioritas utama dalam budidaya dan pengembangan serta dalam
peningkatan produksinya, yang cenderung terus meningkat karena ledakan penduduk
dan perkembangan teknologi. Dalam hal ini pemerintah perlu memperhatikan baik
dari aspek prencanaan, pelaksanaan maupun perkembangan atas hasil hasilnya untuk
merangkum semua aspek dari kegiatan pertanian dan sekaligus mengevaluasi tingkat
keberhasilannya. Pada dasarnya pengumpulan data statistika tanaman padi hendak
memperoleh besaran produksi (dalam satuan ton). Produksi suatu komoditas padi
secara umum dapat dihitung dengan formula
Produksi = Luas Panen X Rata-rata Produksi per Hektar.
4.2 Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat,
D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010
Provinsi Luas Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jawa Barat 2037657 57,60 11737070
D.I. Yogyakarta 147058 56,02 823887
Kepulauan Riau 396 31,46 1246
Berdasarkan tabel 4.1 yaitu tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi
Tanaman Pada Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun
2010 dapat dilihat bahwa Luas Panen terbesar terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan
12
jumlah 2037657 Ha, sedangkan luas panen terkecil terjadi pada Kepuluan Riau yaitu
396 Ha. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada saat itu hampir 22,5 %
produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat sehingga luas panen terbesar terajadi
pada provinsi Jawa Barat. Dari tabel 1 juga dapat dilihat bahwa produtifitas terbesar
terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah 57,60 Ku/Ha dan terkecil juga terjadi
pada Kepuluan Riau dengan jumlah 31,46 Ku/Ha. Untuk produksi tananam padi
terbesar jelas terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah 11737070 Ton yang
diperoleh dari perhitungan Luas Panen X Produktifitas yaitu 2037657 Ha X 57,60
Ku/Ha. Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa produksi tanaman padi dipengaruhi oleh
luas panen dan produktifitas luas panen pada suatu daerah.
Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat,
D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011
Provinsi Luas Panen
(Ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
Jawa Barat 1964466 59,22 11633891
D.I. Yogyakarta 150827 55,89 842934
Kepulauan Riau 387 31,6 1223
Berdasarkan tabel 4.2 tentang tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi
Tanaman Padi Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun
2011 hampir sama bahwa luas panen, produktifitas, dan produksi terbesar terjadi pada
provinisi Jawa Barat dengan mengalami penurunan jumlah yaitu luas panen dengan
jumlah 1964466 Ha, produktifitas 59,22 Ka/Ha, dan produksi sebesar 11633891 Ton.
Tabel 4.3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat,
D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2012
Provinsi Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton)
Jawa Barat 1918799 58,74 11271861
DI Yogyakarta 152912 61,88 946224
13
Kepulauan Riau 382 34,63 1323
Berdasarkan tabel 3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi
Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun pada tahun
2013 terbesar terdapat pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah luas panen 1918799
Ha, produktivitas 58,74 Ku/Ha, dan jumlah produksi tergantung pada jumlah luas
panen dikali dengan produktivitas dengan jumlah 11271861 Ton.
Dari tiga tabel diatas dapat dilihat provinsi Jawa Barat merupakan penghasil
produksi terbesar dibandingkan dengan D.I Yogyakarta dan Kepulauan Riau karena
beberapa daerah diprovinsi Jawa Barat merupakan sentral padi terbesar di Indonesia.
Selama tahun 2010 sampai 2012 luas panen, produktivitas, dan produksi tiga daerah
mengalammi ketidakstabilan meskipun hanya bernilai kecil. Pada tahun 2012 luas
panen, produktifitas, dan produksi provinsi Jawa Barat mengalami penurunan karena
adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur sehingga
mengalami penurunan produksi yang berarti.
Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan
Kepulauan Riau Tahun 2010-2012
Grafik 4.1 diatas merupakan grafik Luas Panen Tanaman Padi Provinsi Jawa
Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. Pada grafik diatas tampak jelas
perbedaan luas panen diketiga daerah tersebut. Provinsi Jawa Barat merupakan daerah
dengan luas panen terbesar karena masih banyak daerah di Jawa Barat yang bercocok
14
tanam atau bertani sehingga luas lahan pertanian merukan jauh lebih besar daripada
luas panen D.I Yogyakarta yang notabinnya adalah kota pariwisata.
Grafik 4.2 Produktivitas (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012
Grafik diatas merupakan grafik produktifitas tanaman padi pada provinsi Jawa
Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepuluan Riau pada tahun 2010 sampai2012. Berdasarkan
grafik diatas tidak ada perbedaan yang menonjol dari ketiga daerah seperti grafik luas
panen. Pada tahun 2010 dan 2011 produktifitas terbesar terjadi pada Provinsi Jawa
Barat dengan jumlah yang meningkat setiap tahunnya yaitu 57,6 Ku/Ha dan 59,22
Ku/Ha. Sedangkan produktifitas pada tahun 2012 terbesar terjadi pada provinsi D.I
Yogyakarta.
Grafik 4.3 Produksi (Ton) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan
Kepulauan Riau Tahun 2010-2012
15
Grafik diatas merupakan grafik produksi tanaman panen pada provinsi Jawa
Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau pada tahun 2010 sampai 2012. Produksi
merupakan puncak dari berbagai proses yang terjadi dalam suatu siklus hidup tanaman
jadi tidak heran jika terjdai perbedaan yang menjol dari ketiga daerah tersebut karena
luas panen dari ketiga daerah tersebut juga ,engalami perbedaan yang menjol.
4.3 Impilkasi atau Dampak
Dari data tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa luas panen, produktifitas,
dan produksi pada provinisi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepuluan Riau relatif
tidak stabil. Jika sektor pertanian mengalami penurunan akibat ketitakstabilan tersebut
akan berdampak pada pemerintah yaitu jika luas panen dan produktifitas tanam padi
menurun maka produksi tanaman padi akan berkurang sehingga harga beras akan
mengalami kenaikan. Jika harga beras mengalami kenaikan maka akan berdampak
pada masyarakat yang mengalami krisis ekonomi. Untuk petani sendiri jika luas panen
dan produktifitas tanam padi mengalami penurunan sehingga produksi padi akan
semakin sedikit yang menyebabkan kerugian pada sektor pertanian.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Luas panen berhasil (luas panen) dan produksi tanaman padi di provinsi Jawa
Barat dan Kepulauan Riau mengalami sedikit penurunan, sedangkan luas panen
berhasil (luas panen) dan produksi tanaman padi di provinsi D.I. Yogyakarta
mengalami sedikit peningkatan.
b. Produktivitas tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta relatif tidak
stabil.
5.2 Saran
a. Ditingkatkan kembali sinergi antara pemerintah dengan petani yang pernah
terbangun untuk mengatasi agar tidak terjadi penurunan yang signifikan terhadap
tanaman padi pada luas panen berhasil (luas panen), produktivitas, dan produksi
sehingga tidak terjadi penurunan dan ketidakstabilan meskipun hanya bernilai
sedikit. Pemerintah terutama merujuk pada Kementrian Pertaniandan BMG untuk
lebih mengetahui kondisi cuaca atau musim yang dihadapi.
b. Perlunya teknologi baru terhadap pengembangan pertanian di daerah yang bukan
atau dengan lahan kecil pertanian agar tetap bisa menghasilkan hasil pertanian.
17
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2012. Tanaman Pangan 2010-2012. BPS DIY. Yogyakarta.
top related