stc supervisi dalam perlindungan anak dan ......definisi supervisi b. tujuan, prinsip dan manfaat...
Post on 19-Dec-2020
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN SOSIALREPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIANPEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
Partner of
KEMENTERIAN SOSIALREPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIANPEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
Partner of
Supervisi dalam
Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul
KEMENTERIAN SOSIALREPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIANPEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
Partner of
Supervisi dalam
Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul
Our mission is to inspire breakhthroughs in the way the world treat children and to achieve immediate and lasting change their lives
Our values:
Accountability
Ambition
Collaboration
Creativity
Integrity
© Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children 2018
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Penulis:
Andri Yoga Utami
Berryl Permata
Rendiansyah Putra Dinata
Yanti Kusumawardhani
Zaldy Zulkifli
Ilustrator:
Firman Kartawijaya
Editor:
Ami Maryami
Tata Sudrajat
Dipublikasi oleh:
Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
rendiansyah.dinata@savethechildren.org
Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children
Jl. Bangka IX No. 40 A,B. RT 1/RW 10, Pela Mampang, Mampang Perapatan.
SAMBUTAN
SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Our mission is to inspire breakhthroughs in the way the world treat children and to achieve immediate and lasting change their lives
Our values:
Accountability
Ambition
Collaboration
Creativity
Integrity
© Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children 2018
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Penulis:
Andri Yoga Utami
Berryl Permata
Rendiansyah Putra Dinata
Yanti Kusumawardhani
Zaldy Zulkifli
Ilustrator:
Firman Kartawijaya
Editor:
Ami Maryami
Tata Sudrajat
Dipublikasi oleh:
Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
rendiansyah.dinata@savethechildren.org
Yayasan Sayangi Tunas Cilik Partner of Save the Children
Jl. Bangka IX No. 40 A,B. RT 1/RW 10, Pela Mampang, Mampang Perapatan.
SAMBUTAN
SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
SAMBUTAN
DIREKTUR REHABILITASI SOSIAL ANAK KEMENTERIAN SOSIAL R.I.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
SAMBUTAN
KETUA DEWAN PENGURUS YAYASAN SAYANGI TUNAS CILIK
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
SAMBUTAN
DIREKTUR REHABILITASI SOSIAL ANAK KEMENTERIAN SOSIAL R.I.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
SAMBUTAN
KETUA DEWAN PENGURUS YAYASAN SAYANGI TUNAS CILIK
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Halaman
1
11
29
DAFTAR ISI
Sambutan-sambutan
Ucapan terima kasih
Pengantar
Daftar isi
BAB I PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
BAB II RANCANG BANGUN PELATIHAN
BAB III BAHAN BACAAN
Daftar pustaka
Lampiran
i
i
i
i
74
BAB I
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Pengantar
Kompleksitas permasalahan perlindungan anak di Indonesia saat ini
perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang memberikan pelayanan langsung kepada anak. Supervisi
merupakan salah satu solusi dalam upaya peningkatan kualitas SDM
yang bekerja secara langsung dengan anak. Melalui supervisi,
Supervisor sebagai pihak yang mensupervisi maupun Supervisee
sebagai pihak yang disupervisi akan memperoleh pembelajaran
selama proses supervisi itu berlangsung. Hal ini dikarenakan
supervisi merupakan suatu interaksi terencana antara Supervisor
dan Supervisee dalam satu lingkungan yang mendukung sehingga
tercipta suatu proses reflektif dan analisa kritis terkait layanan yang
diberikan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Halaman
1
11
29
DAFTAR ISI
Sambutan-sambutan
Ucapan terima kasih
Pengantar
Daftar isi
BAB I PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
BAB II RANCANG BANGUN PELATIHAN
BAB III BAHAN BACAAN
Daftar pustaka
Lampiran
i
i
i
i
74
BAB I
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Pengantar
Kompleksitas permasalahan perlindungan anak di Indonesia saat ini
perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang memberikan pelayanan langsung kepada anak. Supervisi
merupakan salah satu solusi dalam upaya peningkatan kualitas SDM
yang bekerja secara langsung dengan anak. Melalui supervisi,
Supervisor sebagai pihak yang mensupervisi maupun Supervisee
sebagai pihak yang disupervisi akan memperoleh pembelajaran
selama proses supervisi itu berlangsung. Hal ini dikarenakan
supervisi merupakan suatu interaksi terencana antara Supervisor
dan Supervisee dalam satu lingkungan yang mendukung sehingga
tercipta suatu proses reflektif dan analisa kritis terkait layanan yang
diberikan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Fenomena di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menunjukkan
bagaimana anak-anak di Indonesia belum dapat terlindungi secara
maksimal. Data Survey Kekerasan Terhadap Anak (SKTA) yang
dilakukan oleh Kementerian Sosial R. I. bersama lembaga lainnya
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa, sebanyak 3 juta anak atau 1
dari 4 anak laki-laki berusia 13 s.d 17 tahun mengalami kekerasan fisik;
1.4 juta atau 1 dari 8 anak mengalami kekerasan emosional; dan
900.000 atau 1 dari 12 anak mengalami kekerasan seksual.
Sedangkan untuk anak perempuan yang juga berusia 13 s.d 17 tahun,
1.5 juta anak atau 1 dari 7 anak pernah mengalami kekerasan fisik; 1.2
juta atau 1 dari 9 anak mengalami kekerasan emosional; dan 600.000
atau 1 dari 19 anak mengalami kekerasan seksual. Kondisi ini
diperparah dengan sebanyak 78.7% anak laki-laki dan 85.1% anak
perempuan berusia 13 s.d 17 tahun tidak mengetahui kemana mereka
harus melapor apabila mereka menjadi korban kekerasan/ perlakuan
salah.
Pemerintah telah membuat berbagai program dalam merespon
permasalahan terkait perlindungan anak di Indonesia. Kementerian
Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA) merupakan leading sektor penanganan
masalah pengasuhan dan perlindungan anak baik pencegahan
maupun penanganan kasus. Kemensos memiliki program prioritas
Program Keluarga Harapan (PKH) melalui Direktor Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial (Dirjen Linjamsos) dan Program
Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) melalui Dirjen Rehabilitasi Sosial,
adapun KPPPA dibawah Deputi Tumbuh Kembang memiliki Program
PUSPAGA dan melalui Deputi Perlindungan Anak memiliki program
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P2TP2A) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Program tersebut
masih memerlukan upaya untuk peningkatan kualitas pelayanan
maupun peningkatan kualitas SDM – khususnya untuk Pendamping
dan Supervisor PKH; Sakti Peksos PKSA; Tenaga Kesejahteraan
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sosial; Pendamping P2TP2A dan UPTD PPA yang merupakan ujung
tombak bagi upaya penanganan kasus.
Untuk merespon hal diatas, Kemensos bersama dengan Yayasan
Sayangi Tunas Cilik mitra Save the Children sejak tahun 2010 di
Bandung-Jawa Barat, telah melakukan uji coba dan implementasi
program penguatan sistem perlindungan dan pengasuhan anak
dalam rangka mencegah kekerasan, penelantaran dan keterpisahan
anak dari keluarga melalui model PDAK (Pusat Dukungan Anak dan
Keluarga). Melalui PDAK, 'praktik baik' dalam melakukan supervisi
telah dihasilkan. Penjangkauan kasus rumit secara bersama,
memberikan dukungan kepada supervisee, supervisi berkala, hingga
pembahasan kasus merupakan beberapa contoh 'praktik baik'
supervisi yang dilakukan di PDAK.
Modul ini disusun berdasarkan perpaduan antara 'praktik baik'
supervisi yang dilakukan di PDAK dengan materi pelatihan supervisi
yang dilakukan oleh Susan Morwood, konsultan dari Australia pada
bulan Mei 2015. Modul ini melengkapi modul manajemen kasus yang
telah disusun sebelumnya baik dalam bentuk offline maupun dalam
bentuk online training, untuk memudahkan berbagai pihak yang
ingin mengikuti pelatihan mengenai supervisi.
Tujuan Pelatihan
Modul pelatihan ini secara khusus dikembangkan untuk memastikan
setelah latihan para peserta mampu untuk:
a. Menyebutkan definisi dan rumusan struktur dan proses dari
supervisi;
b. Menguraikan peranan dari semua pihak yang terlibat dalam
supervisi, ruang lingkup yang tercakup dalam supervisi, kriteria
untuk memilih para supervisor dan pentingnya sumber daya yang
memadai untuk supervisi;
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Fenomena di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menunjukkan
bagaimana anak-anak di Indonesia belum dapat terlindungi secara
maksimal. Data Survey Kekerasan Terhadap Anak (SKTA) yang
dilakukan oleh Kementerian Sosial R. I. bersama lembaga lainnya
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa, sebanyak 3 juta anak atau 1
dari 4 anak laki-laki berusia 13 s.d 17 tahun mengalami kekerasan fisik;
1.4 juta atau 1 dari 8 anak mengalami kekerasan emosional; dan
900.000 atau 1 dari 12 anak mengalami kekerasan seksual.
Sedangkan untuk anak perempuan yang juga berusia 13 s.d 17 tahun,
1.5 juta anak atau 1 dari 7 anak pernah mengalami kekerasan fisik; 1.2
juta atau 1 dari 9 anak mengalami kekerasan emosional; dan 600.000
atau 1 dari 19 anak mengalami kekerasan seksual. Kondisi ini
diperparah dengan sebanyak 78.7% anak laki-laki dan 85.1% anak
perempuan berusia 13 s.d 17 tahun tidak mengetahui kemana mereka
harus melapor apabila mereka menjadi korban kekerasan/ perlakuan
salah.
Pemerintah telah membuat berbagai program dalam merespon
permasalahan terkait perlindungan anak di Indonesia. Kementerian
Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA) merupakan leading sektor penanganan
masalah pengasuhan dan perlindungan anak baik pencegahan
maupun penanganan kasus. Kemensos memiliki program prioritas
Program Keluarga Harapan (PKH) melalui Direktor Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial (Dirjen Linjamsos) dan Program
Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) melalui Dirjen Rehabilitasi Sosial,
adapun KPPPA dibawah Deputi Tumbuh Kembang memiliki Program
PUSPAGA dan melalui Deputi Perlindungan Anak memiliki program
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P2TP2A) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). Program tersebut
masih memerlukan upaya untuk peningkatan kualitas pelayanan
maupun peningkatan kualitas SDM – khususnya untuk Pendamping
dan Supervisor PKH; Sakti Peksos PKSA; Tenaga Kesejahteraan
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sosial; Pendamping P2TP2A dan UPTD PPA yang merupakan ujung
tombak bagi upaya penanganan kasus.
Untuk merespon hal diatas, Kemensos bersama dengan Yayasan
Sayangi Tunas Cilik mitra Save the Children sejak tahun 2010 di
Bandung-Jawa Barat, telah melakukan uji coba dan implementasi
program penguatan sistem perlindungan dan pengasuhan anak
dalam rangka mencegah kekerasan, penelantaran dan keterpisahan
anak dari keluarga melalui model PDAK (Pusat Dukungan Anak dan
Keluarga). Melalui PDAK, 'praktik baik' dalam melakukan supervisi
telah dihasilkan. Penjangkauan kasus rumit secara bersama,
memberikan dukungan kepada supervisee, supervisi berkala, hingga
pembahasan kasus merupakan beberapa contoh 'praktik baik'
supervisi yang dilakukan di PDAK.
Modul ini disusun berdasarkan perpaduan antara 'praktik baik'
supervisi yang dilakukan di PDAK dengan materi pelatihan supervisi
yang dilakukan oleh Susan Morwood, konsultan dari Australia pada
bulan Mei 2015. Modul ini melengkapi modul manajemen kasus yang
telah disusun sebelumnya baik dalam bentuk offline maupun dalam
bentuk online training, untuk memudahkan berbagai pihak yang
ingin mengikuti pelatihan mengenai supervisi.
Tujuan Pelatihan
Modul pelatihan ini secara khusus dikembangkan untuk memastikan
setelah latihan para peserta mampu untuk:
a. Menyebutkan definisi dan rumusan struktur dan proses dari
supervisi;
b. Menguraikan peranan dari semua pihak yang terlibat dalam
supervisi, ruang lingkup yang tercakup dalam supervisi, kriteria
untuk memilih para supervisor dan pentingnya sumber daya yang
memadai untuk supervisi;
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. Menerangkan peranan supervisi dalam hubungannya dengan
kinerja dan pengembangan kapasitas staf dan penanganan
manajemen kasus; dan
d. Melakukan supervisi dengan keterampilan yang telah dimiliki
Materi Pelatihan
M a t e r i p a d a p e l a t i h a n i n i
berjumlah 131 jam dengan rincian:
15 jam/2 hari latihan dalam kelas,
100 jam/2 bulan praktik belajar
lapangan, dan 16 jam/2 hari diskusi
bersama pembelajaran praktik.
SESI MATA PELATIHANWAKTU
(Jam)
A LATIHAN DALAM KELAS (15 jam / 2 hari)
1 3.5Pengantar Supervisi a. Definisi supervisib. Tujuan, prinsip dan manfaat supervisi c. Kriteria supervisor yang efektifd. Perbedaan supervisi dan manajemen
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Pendahuluan a. Mengidentifikasi harapan peserta dan
menjelaskan agenda supervisi b. Kontrak belajar dan memulai menjalin
hubungan
0 0.5
3
B
C
7
100
16
Kualitas Supervisi dalam Praktik a. Tantangan dan dukungan b. Model-model dalam supervisi c. Hak dan tanggung jawab serta
kompetensi supervisor
Proses Supervisi a. Bentuk supervisib. Kontrak supervisi c. Matriks alokasi kasus d. Agenda dan dokumen supervisie. Umpan balik dan komunikasi tertulis yang
efektiff. Konflik dalam supervisi g. Simulasi proses supervisih. Evaluasi, ulasan dan audit dalam supervisi i. Menjadi supervisor yang baik
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (100 jam / 2 bulan )
Praktik pelaksanaan supervisi (di lembaga masing-masing) dalam kerangka waktu dua bulan
DISKUSI BERSAMA PEMBELAJARAN PRAKTIK (16 jam / 2 hari)
Diskusi bersama pembelajaran praktik setiap peserta: a. Masing-masing peserta mempresentasikan
hasil praktik belajar lapangan b. Pembahasan hasil praktik belajar lapangan c. Penekanan kembali materi-materi yang masih
belum dikuasai
SESI MATA PELATIHANWAKTU
(Jam)
2 4
JUMLAH 131
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. Menerangkan peranan supervisi dalam hubungannya dengan
kinerja dan pengembangan kapasitas staf dan penanganan
manajemen kasus; dan
d. Melakukan supervisi dengan keterampilan yang telah dimiliki
Materi Pelatihan
M a t e r i p a d a p e l a t i h a n i n i
berjumlah 131 jam dengan rincian:
15 jam/2 hari latihan dalam kelas,
100 jam/2 bulan praktik belajar
lapangan, dan 16 jam/2 hari diskusi
bersama pembelajaran praktik.
SESI MATA PELATIHANWAKTU
(Jam)
A LATIHAN DALAM KELAS (15 jam / 2 hari)
1 3.5Pengantar Supervisi a. Definisi supervisib. Tujuan, prinsip dan manfaat supervisi c. Kriteria supervisor yang efektifd. Perbedaan supervisi dan manajemen
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Pendahuluan a. Mengidentifikasi harapan peserta dan
menjelaskan agenda supervisi b. Kontrak belajar dan memulai menjalin
hubungan
0 0.5
3
B
C
7
100
16
Kualitas Supervisi dalam Praktik a. Tantangan dan dukungan b. Model-model dalam supervisi c. Hak dan tanggung jawab serta
kompetensi supervisor
Proses Supervisi a. Bentuk supervisib. Kontrak supervisi c. Matriks alokasi kasus d. Agenda dan dokumen supervisie. Umpan balik dan komunikasi tertulis yang
efektiff. Konflik dalam supervisi g. Simulasi proses supervisih. Evaluasi, ulasan dan audit dalam supervisi i. Menjadi supervisor yang baik
PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (100 jam / 2 bulan )
Praktik pelaksanaan supervisi (di lembaga masing-masing) dalam kerangka waktu dua bulan
DISKUSI BERSAMA PEMBELAJARAN PRAKTIK (16 jam / 2 hari)
Diskusi bersama pembelajaran praktik setiap peserta: a. Masing-masing peserta mempresentasikan
hasil praktik belajar lapangan b. Pembahasan hasil praktik belajar lapangan c. Penekanan kembali materi-materi yang masih
belum dikuasai
SESI MATA PELATIHANWAKTU
(Jam)
2 4
JUMLAH 131
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Peserta
1. Jumlah peserta:
a. Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal 20 orang
b. Mempertimbangkan komposisi laki-laki dan perempuan
2. Persyaratan:
a. Bekerja sebagai Supervisor di satu lembaga, seorang Dosen,
pimpinan sebuah unit pelayanan sosial, atau pimpinan Dinas
terkait dengan sosial dan perlindungan anak.
b. Berlatar belakang pendidikan pekerja sosial, psikologi dan
ilmu sosial lainnya.
c. Bersedia mengikuti pelatihan secara penuh termasuk
melakukan praktik belajar lapangan.
d. Menaati semua tata tertib dan peraturan yang berlaku
selama mengikuti pelatihan.
e. Bersedia menandatangani etika bekerja dengan anak.
f. Memenuhi kelengkapan administrasi yang ditetapkan (pas
foto, mengisi formulir biodata).
Total lamanya pelatihan adanya 131 jam. Pelatihan terbagi menjadi 2
hari (15 jam) untuk latihan dalam kelas, 2 hari (16 jam) untuk diskusi
bersama pembelajaran praktik setiap peserta setelah melakukan
praktik supervisi selama 100 jam dalam kurun waktu 2 bulan. Untuk
praktik supervisi dilakukan di lembaga masing-masing peserta.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Fasilitator Pelatihan
Fasilitator pelatihan supervisi ini meliputi:
1. Master of Trainer / Penyusun Modul
Supervisi
2. Pihak terkait yang ditunjuk yang
mempunyai pengalaman sebagai
supervisor
3. Te l a h m e n d a p a t k a n p e l a t i h a n
supervisi sebelumnya.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan pada pelatihan ini
menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogy)
yang menekankan pada partisipasi aktif dan pemanfaatan
pengalaman peserta. Proses pembelajaran menggunakan metode
yang bervariasi sehingga dapat saling melengkapi, antara lain :
1. Ceramah, untuk materi-materi yang isinya bersifat konseptual
2. Tanya Jawab, mengiringi ceramah baik sepanjang ceramah
maupun setelahnya
3. Diskusi kelompok, untuk materi-materi yang memerlukan
pendalaman dan menggali pengetahuan peserta lebih lanjut
terutama dari pengalaman supervisi yang telah mereka lakukan.
4. Studi kasus (bisa melalui menonton video pendek), untuk
mendalami bagaimana manajemen kasus diterapkan dalam
menangani kasus.
5. Simulasi, untuk memberikan gambaran tentang materi tertentu
kepada peserta melalui visualisasi secara gerak maupun
mengamati contoh praktik tertentu dalam melakukan supervisi.
6. Bermain peran, untuk menginternalisasikan materi-materi yang
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Peserta
1. Jumlah peserta:
a. Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal 20 orang
b. Mempertimbangkan komposisi laki-laki dan perempuan
2. Persyaratan:
a. Bekerja sebagai Supervisor di satu lembaga, seorang Dosen,
pimpinan sebuah unit pelayanan sosial, atau pimpinan Dinas
terkait dengan sosial dan perlindungan anak.
b. Berlatar belakang pendidikan pekerja sosial, psikologi dan
ilmu sosial lainnya.
c. Bersedia mengikuti pelatihan secara penuh termasuk
melakukan praktik belajar lapangan.
d. Menaati semua tata tertib dan peraturan yang berlaku
selama mengikuti pelatihan.
e. Bersedia menandatangani etika bekerja dengan anak.
f. Memenuhi kelengkapan administrasi yang ditetapkan (pas
foto, mengisi formulir biodata).
Total lamanya pelatihan adanya 131 jam. Pelatihan terbagi menjadi 2
hari (15 jam) untuk latihan dalam kelas, 2 hari (16 jam) untuk diskusi
bersama pembelajaran praktik setiap peserta setelah melakukan
praktik supervisi selama 100 jam dalam kurun waktu 2 bulan. Untuk
praktik supervisi dilakukan di lembaga masing-masing peserta.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Fasilitator Pelatihan
Fasilitator pelatihan supervisi ini meliputi:
1. Master of Trainer / Penyusun Modul
Supervisi
2. Pihak terkait yang ditunjuk yang
mempunyai pengalaman sebagai
supervisor
3. Te l a h m e n d a p a t k a n p e l a t i h a n
supervisi sebelumnya.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan pada pelatihan ini
menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogy)
yang menekankan pada partisipasi aktif dan pemanfaatan
pengalaman peserta. Proses pembelajaran menggunakan metode
yang bervariasi sehingga dapat saling melengkapi, antara lain :
1. Ceramah, untuk materi-materi yang isinya bersifat konseptual
2. Tanya Jawab, mengiringi ceramah baik sepanjang ceramah
maupun setelahnya
3. Diskusi kelompok, untuk materi-materi yang memerlukan
pendalaman dan menggali pengetahuan peserta lebih lanjut
terutama dari pengalaman supervisi yang telah mereka lakukan.
4. Studi kasus (bisa melalui menonton video pendek), untuk
mendalami bagaimana manajemen kasus diterapkan dalam
menangani kasus.
5. Simulasi, untuk memberikan gambaran tentang materi tertentu
kepada peserta melalui visualisasi secara gerak maupun
mengamati contoh praktik tertentu dalam melakukan supervisi.
6. Bermain peran, untuk menginternalisasikan materi-materi yang
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
bermuatan keterampilan sehingga peserta akan merasakan dan
mempelajari peran dan keterampilan yang harus dipraktikkan.
7. Praktik supervisi yang disupervisi oleh fasilitator dalam jangka
waktu yang telah ditentukan..
Media Pembelajaran
P r o s e s d a n p e n c a p a i a n t u j u a n
pembela jaran menggunakan media
pembelajaran sebagai berikut: Pengeras
Suara; Laptop/Komputer; LCD; Papan Tulis;
standing filpchart; Spidol; Kertas plano;
Kertas metaplan; Isolasi; Lembar Kerja;
Modul.
Tempat Pelatihan
Tempat untuk pelaksanaan latihan di kelas dan diskusi pembelajaran
praktik diharapkan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Nyaman dengan ruangan ber-AC. Jika tidak ada ruangan ber AC
memiliki ventilasi yang mencukupi;
2. Ruangan luas, cukup untuk duduk dan cukup untuk melakukan
simulasi atau permainan peran;
3. Posisi kursi 'Round Table'
4. Ruangan yang cukup untuk fasi l itator bergerak saat
menyampaikan materi;
5. Cukup pencahayaan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sedangkan tempat untuk pelaksanaan praktik supervisi diharapkan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Lembaga pelayanan kemanusiaan yang memberikan pelayanan
langsung
2. Diutamakan yang mempekerjakan Pekerja Sosial dan Psikolog
3. Sebagai tempat kerja peserta pelatihan
Pengendalian
Pelaksanaan pelatihan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan
dan tercapainya tujuan pelatihan yang efektif, efisien dan rasional,
maka pelatihan ini ditunjang oleh kegiatan-kegiatan pengendalian
yang berunsurkan:
1. Pemantauan
Pemantauan dilakukan untuk memperoleh data dan informasi
tentang kelangsungan aspek-aspek pelaksanaan pelatihan
apakah terdapat kesesuaian antara pelaksanaan dengan rencana
yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi
E v a l u a s i d i l a k u k a n u n t u k
memperoleh data dan informasi
tentang pelatihan yang berguna
bagi bahan masukan dalam
pengambilan keputusan tentang
perbaikan dan peningkatan
penyelenggaraan pelat ihan
tersebut.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
bermuatan keterampilan sehingga peserta akan merasakan dan
mempelajari peran dan keterampilan yang harus dipraktikkan.
7. Praktik supervisi yang disupervisi oleh fasilitator dalam jangka
waktu yang telah ditentukan..
Media Pembelajaran
P r o s e s d a n p e n c a p a i a n t u j u a n
pembela jaran menggunakan media
pembelajaran sebagai berikut: Pengeras
Suara; Laptop/Komputer; LCD; Papan Tulis;
standing filpchart; Spidol; Kertas plano;
Kertas metaplan; Isolasi; Lembar Kerja;
Modul.
Tempat Pelatihan
Tempat untuk pelaksanaan latihan di kelas dan diskusi pembelajaran
praktik diharapkan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Nyaman dengan ruangan ber-AC. Jika tidak ada ruangan ber AC
memiliki ventilasi yang mencukupi;
2. Ruangan luas, cukup untuk duduk dan cukup untuk melakukan
simulasi atau permainan peran;
3. Posisi kursi 'Round Table'
4. Ruangan yang cukup untuk fasi l itator bergerak saat
menyampaikan materi;
5. Cukup pencahayaan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sedangkan tempat untuk pelaksanaan praktik supervisi diharapkan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Lembaga pelayanan kemanusiaan yang memberikan pelayanan
langsung
2. Diutamakan yang mempekerjakan Pekerja Sosial dan Psikolog
3. Sebagai tempat kerja peserta pelatihan
Pengendalian
Pelaksanaan pelatihan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan
dan tercapainya tujuan pelatihan yang efektif, efisien dan rasional,
maka pelatihan ini ditunjang oleh kegiatan-kegiatan pengendalian
yang berunsurkan:
1. Pemantauan
Pemantauan dilakukan untuk memperoleh data dan informasi
tentang kelangsungan aspek-aspek pelaksanaan pelatihan
apakah terdapat kesesuaian antara pelaksanaan dengan rencana
yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi
E v a l u a s i d i l a k u k a n u n t u k
memperoleh data dan informasi
tentang pelatihan yang berguna
bagi bahan masukan dalam
pengambilan keputusan tentang
perbaikan dan peningkatan
penyelenggaraan pelat ihan
tersebut.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Selama penyelenggaraan pelatihan dilakukan evaluasi, sebagai
berikut :
a. Evaluasi untuk mengetahui kemampuan awal (pre test)
b. Evaluasi kepada fasilitator
c. Evaluasi terhadap penyelenggaraan Pelatihan.
d. Evaluasi untuk mengetahui kemampuan setelah Pelatihan
(post test).
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
BAB II
LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN
Sesi Pendahuluan
Sesi ini merupakan sesi awal dalam pelatihan supervisi. Melalui sesi
ini, fasilitator maupun peserta memulai membangun komunikasi dan
kepercayaan yang diperlukan agar pelaksanaan pelatihan dapat
ber ja lan dengan efekt if . Pada sesi in i fas i l i i tator akan
mengidentifikasi harapan dari seluruh peserta, menjelaskan agenda
pelatihan, melakukan kontrak belajar, dan memfasilitasi kegiatan
perkenalan
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan harapan dalam pelaksanaan pelatihan supervisi;
b. Mengetahui agenda pelatihan supervisi;
c. Menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
pelaksanaan pelatihan berlangsung;
d. Mengenal fasilitator maupun peserta lainnya
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Selama penyelenggaraan pelatihan dilakukan evaluasi, sebagai
berikut :
a. Evaluasi untuk mengetahui kemampuan awal (pre test)
b. Evaluasi kepada fasilitator
c. Evaluasi terhadap penyelenggaraan Pelatihan.
d. Evaluasi untuk mengetahui kemampuan setelah Pelatihan
(post test).
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
BAB II
LANGKAH-LANGKAH PELATIHAN
Sesi Pendahuluan
Sesi ini merupakan sesi awal dalam pelatihan supervisi. Melalui sesi
ini, fasilitator maupun peserta memulai membangun komunikasi dan
kepercayaan yang diperlukan agar pelaksanaan pelatihan dapat
ber ja lan dengan efekt if . Pada sesi in i fas i l i i tator akan
mengidentifikasi harapan dari seluruh peserta, menjelaskan agenda
pelatihan, melakukan kontrak belajar, dan memfasilitasi kegiatan
perkenalan
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan harapan dalam pelaksanaan pelatihan supervisi;
b. Mengetahui agenda pelatihan supervisi;
c. Menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
pelaksanaan pelatihan berlangsung;
d. Mengenal fasilitator maupun peserta lainnya
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sub Sesi
a. Mengidentifikasi harapan peserta dan menjelaskan agenda
supervisi
b. Kontrak belajar dan memulai membangun hubungan
Total Jam
30 menit
Media Pembelajaran
Fl ipchart , kertas plano, kertas
metaplan, isolasi, modul
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, curah pendapat.
Catatan untuk Fasilitator Pelatihan
Langkah 1: Mengidentifikasi Harapan Peserta dan Menjelaskan
Agenda Supervisi
1. Sampaikan salam pembuka kepada peserta.
2. Ajak peserta untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya masing-
masing.
3. Tanyakan harapan peserta mengenai pelatihan ini dengan cara:
a. Minta peserta menuliskan harapan peserta pada kertas yang
telah disediakan
b. Pastikan peserta menuliskan secara jelas dengan satu harapan
pada satu kertas
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. Minta peserta yang telah selesai menulis untuk menempelkan
pada lembar harapan yang telah disediakan
d. Ucapkan terima kasih kepada peserta atas partisipasinya
untuk menyampaikan harapan terkait pelatihan ini
4. Jelaskan hasil pembelajaran yang diharapkan dari pelatihan ini
5. Jelaskan agenda pelatihan yang akan dilaksanakan.
6. Ajak peserta untuk melakukan kegiatan Memulai Menjalin
Hubungan dengan menanyakan kepada peserta:
a. Siapa nama anda dan organisasi anda?
b. Berapa lama anda menjadi supervisor?
c. Berapa banyak orang yang sudah anda supervisi?
d. Satu hal terkait supervisi yang anda banggakan?
7. Sampaikan agenda training hari pertama kepada peserta
Langkah 2: Kontrak Belajar dan Memulai Menjalin Hubungan
1. Lakukan kontrak belajar dengan cara menanyakan kepada
peserta mengenai apa yang 'Boleh' dan 'Tidak Boleh' dilakukan
sepanjang pelatihan.
a. Minta seluruh peserta untuk menuliskan apa yang 'boleh' dan
'tidak boleh' dilakukan sepanjang pelatihan pada kertas
dengan warna yang berbeda yang telah disediakan oleh
panitia
b. Pastikan peserta menuliskan secara jelas dengan satu hal pada
satu kertas
c. Minta peserta yang telah selesai menulis untuk menempelkan
pada lembar kesepakatan yang telah disediakan
d. Ucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sub Sesi
a. Mengidentifikasi harapan peserta dan menjelaskan agenda
supervisi
b. Kontrak belajar dan memulai membangun hubungan
Total Jam
30 menit
Media Pembelajaran
Fl ipchart , kertas plano, kertas
metaplan, isolasi, modul
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, curah pendapat.
Catatan untuk Fasilitator Pelatihan
Langkah 1: Mengidentifikasi Harapan Peserta dan Menjelaskan
Agenda Supervisi
1. Sampaikan salam pembuka kepada peserta.
2. Ajak peserta untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya masing-
masing.
3. Tanyakan harapan peserta mengenai pelatihan ini dengan cara:
a. Minta peserta menuliskan harapan peserta pada kertas yang
telah disediakan
b. Pastikan peserta menuliskan secara jelas dengan satu harapan
pada satu kertas
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. Minta peserta yang telah selesai menulis untuk menempelkan
pada lembar harapan yang telah disediakan
d. Ucapkan terima kasih kepada peserta atas partisipasinya
untuk menyampaikan harapan terkait pelatihan ini
4. Jelaskan hasil pembelajaran yang diharapkan dari pelatihan ini
5. Jelaskan agenda pelatihan yang akan dilaksanakan.
6. Ajak peserta untuk melakukan kegiatan Memulai Menjalin
Hubungan dengan menanyakan kepada peserta:
a. Siapa nama anda dan organisasi anda?
b. Berapa lama anda menjadi supervisor?
c. Berapa banyak orang yang sudah anda supervisi?
d. Satu hal terkait supervisi yang anda banggakan?
7. Sampaikan agenda training hari pertama kepada peserta
Langkah 2: Kontrak Belajar dan Memulai Menjalin Hubungan
1. Lakukan kontrak belajar dengan cara menanyakan kepada
peserta mengenai apa yang 'Boleh' dan 'Tidak Boleh' dilakukan
sepanjang pelatihan.
a. Minta seluruh peserta untuk menuliskan apa yang 'boleh' dan
'tidak boleh' dilakukan sepanjang pelatihan pada kertas
dengan warna yang berbeda yang telah disediakan oleh
panitia
b. Pastikan peserta menuliskan secara jelas dengan satu hal pada
satu kertas
c. Minta peserta yang telah selesai menulis untuk menempelkan
pada lembar kesepakatan yang telah disediakan
d. Ucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
2. Ajak peserta untuk melakukan Kegiatan Memulai Menjalin
Hubungan dengan cara menanyakan kepada peserta:
a. Siapa nama anda dan dari lembaga apa?
b. Berapa lama anda menjadi supervisor?
c. Berapa jumlah orang yang sudah anda supervisi?
d. Hal terkait supervisi anda yang paling berkesan, baik
pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang
tidak menyenangkan?
3. Tulis jawaban peserta ke dalam dua kolom, satu kolom terkait pengalaman menyenangkan dan satu kolom lainnya terkait pengalaman tidak menyenangkan
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Satu: Pengantar Supervisi
Supervisi merupakan istilah yang sudah tidak asing di kalangan
profesional. Profesi apapun dipastikan pernah melakukan supervisi
ataupun disupervisi. Akan tetapi, masih banyak profesi yang belum
dapat mendefinisikan supervisi secara tepat. Hal tersebut
berimplikasi pada sikap, perilaku, ataupun aktivitas-aktivitas
supervisi yang dilakukan. Sesi ini akan menjelaskan apa itu supervisi,
komponen, tujuan, prinsip-prinsip dan manfaat supervisi, menjadi
supervisor yang efektif, hingga perbedaan antara supervisi dengan
manajemen
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta
mampu menjelaskan:
a. Pengertian supervisi
b. Tujuan, Prinsip, dan Manfaat Supervisi
c. Kriteria Supervisor yang Efektif
d. Perbedaan Supervisi dan Manajemen
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sub Sesi
a. Definisi Supervisi
b. Tujuan, Prinsip, Manfaat Supervisi
c. Kriteria Supervisor yang Efektif
d. Perbedaan Supervisor dan Manajer
Total Jam
180 menit / 3 jam
Media Pembelajaran
Fl ipchart , kertas plano, kertas
metaplan, isolasi, modul
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, curah pendapat dan diskusi kelompok
Panduan bagi Fasilitator Pelatihan
Langkah 1: Definisi Supervisi
1. Ajak peserta untuk melakukan refleksi praktik atau pengalaman
peserta dalam menerima supervisi dengan cara:
a. Minta peserta memikirkan tentang supervisor mereka
b. Tanyakan:
1) S ejauhmana Supervisor anda membantu anda?
2) Bagaimana tanggapan anda terhadap Supervisor anda?
3) Apa dampak pengalaman supervisi ini bagi anda? Dampak
baik maupun buruknya bila ada?
2. Ajak peserta untuk melakukan Kegiatan Memulai Menjalin
Hubungan dengan cara menanyakan kepada peserta:
a. Siapa nama anda dan dari lembaga apa?
b. Berapa lama anda menjadi supervisor?
c. Berapa jumlah orang yang sudah anda supervisi?
d. Hal terkait supervisi anda yang paling berkesan, baik
pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang
tidak menyenangkan?
3. Tulis jawaban peserta ke dalam dua kolom, satu kolom terkait pengalaman menyenangkan dan satu kolom lainnya terkait pengalaman tidak menyenangkan
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Satu: Pengantar Supervisi
Supervisi merupakan istilah yang sudah tidak asing di kalangan
profesional. Profesi apapun dipastikan pernah melakukan supervisi
ataupun disupervisi. Akan tetapi, masih banyak profesi yang belum
dapat mendefinisikan supervisi secara tepat. Hal tersebut
berimplikasi pada sikap, perilaku, ataupun aktivitas-aktivitas
supervisi yang dilakukan. Sesi ini akan menjelaskan apa itu supervisi,
komponen, tujuan, prinsip-prinsip dan manfaat supervisi, menjadi
supervisor yang efektif, hingga perbedaan antara supervisi dengan
manajemen
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta
mampu menjelaskan:
a. Pengertian supervisi
b. Tujuan, Prinsip, dan Manfaat Supervisi
c. Kriteria Supervisor yang Efektif
d. Perbedaan Supervisi dan Manajemen
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sub Sesi
a. Definisi Supervisi
b. Tujuan, Prinsip, Manfaat Supervisi
c. Kriteria Supervisor yang Efektif
d. Perbedaan Supervisor dan Manajer
Total Jam
180 menit / 3 jam
Media Pembelajaran
Fl ipchart , kertas plano, kertas
metaplan, isolasi, modul
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, curah pendapat dan diskusi kelompok
Panduan bagi Fasilitator Pelatihan
Langkah 1: Definisi Supervisi
1. Ajak peserta untuk melakukan refleksi praktik atau pengalaman
peserta dalam menerima supervisi dengan cara:
a. Minta peserta memikirkan tentang supervisor mereka
b. Tanyakan:
1) S ejauhmana Supervisor anda membantu anda?
2) Bagaimana tanggapan anda terhadap Supervisor anda?
3) Apa dampak pengalaman supervisi ini bagi anda? Dampak
baik maupun buruknya bila ada?
c. U capkan terima kasih dan sampaikan pelatihan ini pada
dasarnya dirancang untuk memutus rantai supervisi yang belum
baik dari supervisor kita sebelumnya dan meneruskan yang baik
yang ada dari supervisor kita sebelumnya.
2. Jelaskan pengertian supervisi menurut Australian Association of
Social Workers (AASW) Supervision Standards (2000) (Bab III,
Sesi 1, Hal. 17)
3. Jelaskan pula definisi supervisi dalam praktik pekerjaan sosial
(Bab III, Sesi 1, Hal. 17)
4. Jelaskan ketiga elemen dalam supervisi pekerjaan sosial
5. Sampaikan bahwa penjelasan lebih rinci mengenai ketiga elemen
tersebut akan dibahas di sesi berikutnya
6. Jelaskan mengenai supervisi formal dan non formal
7. Jelaskan mengenai (Bab III, Sesi 1, Hal. 18) komponen supervisi
Langkah 2: Tujuan, Prinsip dan Manfaat Supervisi
1. Ajak peserta untuk melakukan curah
pendapat mengenai tujuan supervisi
dengan cara:
a. Minta peserta menuliskan tujuan
supervisi berdasarkan pemahaman
dan pengalaman mereka pada kertas
post it yang telah disediakan
b. Pastikan peserta menuliskan secara jelas dan menuliskan satu
tujuan pada satu kertas post-it.
c. Minta setiap peserta untuk menempelkan jawaban yang telah
dituliskannya pada kertas plano yang sudah disediakan.
d. Minta 2 orang perwakilan peserta untuk membantu
mengelompokkan jawaban seluruh peserta tersebut
berdasarkan kesamaannya.
e. Lakukan klarifikasi kepada peserta bila ada jawaban yang tidak
jelas
f. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta
2. Jelaskan tujuan pokok supervisi menurut Jane Campbell dan
tujuan-tujuan supervisi (Bab III, Sesi 1, Hal. 18)
3. Ajak peserta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai
tujuan yang disebutkan.
4. Jelaskan mengenai Prinsip Dasar Supervisi (Bab III, Sesi 1, Hal.
19)
5. Ajak peserta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai
prinsip yang disebutkan.
6. Ajak peserta untuk melakukan curah pendapat mengenai
manfaat supervisi yang efektif dengan cara:
a. Tanyakan:
1) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk kerja lintas
lembaga?
2) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk klien?
3) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk program
perlindungan anak?
4) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk Case Manager,
Supervisor, dan Supervisee?
b. Minta seluruh peserta untuk menuliskan jawaban pada kertas
post-it yang telah disediakan.
c. Sampaikan bahwa peserta dapat menjawab lebih dari satu
jawaban untuk setiap pertanyaan yang diberikan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. U capkan terima kasih dan sampaikan pelatihan ini pada
dasarnya dirancang untuk memutus rantai supervisi yang belum
baik dari supervisor kita sebelumnya dan meneruskan yang baik
yang ada dari supervisor kita sebelumnya.
2. Jelaskan pengertian supervisi menurut Australian Association of
Social Workers (AASW) Supervision Standards (2000) (Bab III,
Sesi 1, Hal. 17)
3. Jelaskan pula definisi supervisi dalam praktik pekerjaan sosial
(Bab III, Sesi 1, Hal. 17)
4. Jelaskan ketiga elemen dalam supervisi pekerjaan sosial
5. Sampaikan bahwa penjelasan lebih rinci mengenai ketiga elemen
tersebut akan dibahas di sesi berikutnya
6. Jelaskan mengenai supervisi formal dan non formal
7. Jelaskan mengenai (Bab III, Sesi 1, Hal. 18) komponen supervisi
Langkah 2: Tujuan, Prinsip dan Manfaat Supervisi
1. Ajak peserta untuk melakukan curah
pendapat mengenai tujuan supervisi
dengan cara:
a. Minta peserta menuliskan tujuan
supervisi berdasarkan pemahaman
dan pengalaman mereka pada kertas
post it yang telah disediakan
b. Pastikan peserta menuliskan secara jelas dan menuliskan satu
tujuan pada satu kertas post-it.
c. Minta setiap peserta untuk menempelkan jawaban yang telah
dituliskannya pada kertas plano yang sudah disediakan.
d. Minta 2 orang perwakilan peserta untuk membantu
mengelompokkan jawaban seluruh peserta tersebut
berdasarkan kesamaannya.
e. Lakukan klarifikasi kepada peserta bila ada jawaban yang tidak
jelas
f. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta
2. Jelaskan tujuan pokok supervisi menurut Jane Campbell dan
tujuan-tujuan supervisi (Bab III, Sesi 1, Hal. 18)
3. Ajak peserta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai
tujuan yang disebutkan.
4. Jelaskan mengenai Prinsip Dasar Supervisi (Bab III, Sesi 1, Hal.
19)
5. Ajak peserta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai
prinsip yang disebutkan.
6. Ajak peserta untuk melakukan curah pendapat mengenai
manfaat supervisi yang efektif dengan cara:
a. Tanyakan:
1) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk kerja lintas
lembaga?
2) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk klien?
3) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk program
perlindungan anak?
4) Apa manfaat supervisi yang efektif untuk Case Manager,
Supervisor, dan Supervisee?
b. Minta seluruh peserta untuk menuliskan jawaban pada kertas
post-it yang telah disediakan.
c. Sampaikan bahwa peserta dapat menjawab lebih dari satu
jawaban untuk setiap pertanyaan yang diberikan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
d. Minta peserta untuk menempelkan jawaban berdasarkan
kategori manfaat yang dituliskan pada kertas plano berikut ini:
e. Lakukan diskusi singkat dari jawaban-jawaban yang muncul.
f. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta.
7. Jelaskan mengenai manfaat supervisi yang efektif dalam
perlindungan anak menurut Tony Morrison (Bab III Sesi 1 Hal. 20)
Langkah 3: Kriteria Supervisor yang Efektif
1. Ajak peserta untuk melakukan Refleksi Pengalaman Supervisi
yang Pernah Dilakukan dengan cara:
a. Minta masing-masing peserta untuk menuliskan pada kertas
post it yang disediakan mengenai:
1) Apa tugas dan tanggung jawab sebagai supervisor
2) Pengetahuan dan keterampilan apa yang digunakan dalam
supervisi
b. Pastikan para peserta menuliskan jawabannya dengan jelas
dan menuliskan satu jawaban pada satu kertas
c. M i n t a p e s e r t a u n t u k m e m b e n t u k k e l o m p o k y a n g
beranggotakan 4-5 orang untuk mencari kesamaan dari
jawaban dari setiap pertanyaan yang telah dituliskan oleh
masing-masing anggotanya
d. Minta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dengan menekankan
jawaban yang serupa diantara jawaban peserta pada masing-
masing kelompok.
e. Berikan kesempatan untuk kelompok lain memberikan
pertanyaan ataupun masukan.
f. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta.
2. Jelaskan mengenai lembar refleksi ciri-ciri supervisor yang efektif
(Bab III, Sesi 1, hal. 21)
3. Ajak peserta untuk melakukan refleksi menggunakan lembar
refleksi ciri-ciri supervisor yang efektif dengan cara:
a. Minta masing-masing peserta untuk melakukan refleksi
tentang dirinya dengan mengisi lembar ciri-ciri supervisor yang
efektif dalam waktu 5 menit.
b. Minta 3-4 orang perwakilan peserta untuk membacakan hasil
refleksinya.
4. Sampaikan pada peserta ciri-ciri supervisor yang baik menurut
Toni Morrrison & Virginia Satir (Bab III, Sesi 1, hal. 22)
5. Sampaikan kepada peserta bahwa ketika supervisor mendapatkan
arahan dari lembaganya, maka supervisor akan melakukan
beberapa model keterampilan supervisi yang dapat dilakukan
Manfaat untuk Kerja Lintas Lembaga
Manfaat untuk Program Perlinungan Anak
Manfaat untuk Klien
Manfaat untuk Manajer Kasus, Supervisor, dan Supervisee
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
d. Minta peserta untuk menempelkan jawaban berdasarkan
kategori manfaat yang dituliskan pada kertas plano berikut ini:
e. Lakukan diskusi singkat dari jawaban-jawaban yang muncul.
f. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta.
7. Jelaskan mengenai manfaat supervisi yang efektif dalam
perlindungan anak menurut Tony Morrison (Bab III Sesi 1 Hal. 20)
Langkah 3: Kriteria Supervisor yang Efektif
1. Ajak peserta untuk melakukan Refleksi Pengalaman Supervisi
yang Pernah Dilakukan dengan cara:
a. Minta masing-masing peserta untuk menuliskan pada kertas
post it yang disediakan mengenai:
1) Apa tugas dan tanggung jawab sebagai supervisor
2) Pengetahuan dan keterampilan apa yang digunakan dalam
supervisi
b. Pastikan para peserta menuliskan jawabannya dengan jelas
dan menuliskan satu jawaban pada satu kertas
c. M i n t a p e s e r t a u n t u k m e m b e n t u k k e l o m p o k y a n g
beranggotakan 4-5 orang untuk mencari kesamaan dari
jawaban dari setiap pertanyaan yang telah dituliskan oleh
masing-masing anggotanya
d. Minta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dengan menekankan
jawaban yang serupa diantara jawaban peserta pada masing-
masing kelompok.
e. Berikan kesempatan untuk kelompok lain memberikan
pertanyaan ataupun masukan.
f. Ucapkan terima kasih atas partisipasi peserta.
2. Jelaskan mengenai lembar refleksi ciri-ciri supervisor yang efektif
(Bab III, Sesi 1, hal. 21)
3. Ajak peserta untuk melakukan refleksi menggunakan lembar
refleksi ciri-ciri supervisor yang efektif dengan cara:
a. Minta masing-masing peserta untuk melakukan refleksi
tentang dirinya dengan mengisi lembar ciri-ciri supervisor yang
efektif dalam waktu 5 menit.
b. Minta 3-4 orang perwakilan peserta untuk membacakan hasil
refleksinya.
4. Sampaikan pada peserta ciri-ciri supervisor yang baik menurut
Toni Morrrison & Virginia Satir (Bab III, Sesi 1, hal. 22)
5. Sampaikan kepada peserta bahwa ketika supervisor mendapatkan
arahan dari lembaganya, maka supervisor akan melakukan
beberapa model keterampilan supervisi yang dapat dilakukan
Manfaat untuk Kerja Lintas Lembaga
Manfaat untuk Program Perlinungan Anak
Manfaat untuk Klien
Manfaat untuk Manajer Kasus, Supervisor, dan Supervisee
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
dalam kelompok supervisee antara lain: a) Memberikan panduan
kerja bagi supervisee; b) Mengatur pekerjaan; c) Mengembangkan
kapasitas supervisee; d) Memastikan efektifitas performa kerja
supevisee; e) Mengelola hubungan kerja
6. Sampaikan pula selain itu seorang supervisor harus dapat
melakukan beberapa keterampilan seperti: summarizing
(menyimpulkan informasi dari supervisee dengan hati-hati),
checking out (memastikan kondisi supervisee), tidak dominan dan
memberikan kesempatan supervisee bercerita lebih banyak, dan
memastikan bahwa dirinya sebagai supervisor telah menanyakan
hal-hal yang sesuai dan tepat dengan permasalahannya.
Langkah 4: Perbedaan Supervisi dan Manajemen
1. Tanyakan kepada peserta:
a. Apa perbedaan antara supervisi dengan manajemen?
b. Siapa diantara peserta yang lebih cenderung melakukan
supervisi, manajemen, dan/atau yang melakukan keduanya?
c. Apa tantangannya melakukan keduanya secara bersamaan?
2. Jelaskan kepada peserta mengenai perbedaan antara supervisi
dan manajemen dan mengapa keduanya sulit dipegang oleh satu
orang yang sama. (Bab III, Sesi 1, Hal. 22)
3. Sampaikan terima kasih bahwa peserta telah menyelesaikan sesi
tentang pengantar supervisi.
Sesi Dua: Kualitas Supervisi dalam Praktik
Dalam menangani kasus, supervisee sering kali menghadapi
tantangan yang beragam dan membutuhkan panduan dalam
mendampingi dan menyelesaikan kasusnya dengan baik. Seorang
supervisor diharapkan dapat mendampingi supervisee melalui
pemberian dukungan yang tepat agar supervisee terhindar dari
segala bentuk stress, burn out dan ketidakpedulian. Kualitas praktik
supervisi yang efektif juga dapat meningkatkan kualitas penanganan
kasus perlindungan anak. Pada sesi ini kita akan menganalisa dan
mempelajari beberapa hal yang mempengaruhi kualitas supervisi
dalam praktik seperti dukungan yang tepat dan efektif terhadap
tantangan dalam praktik penanganan kasus, memahami model-
model keterampilan supervisi, hak dan kewajiban supervisor dan
supervisee, dan memperhatikan beberapa aspek dalam supervisi
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta mampu menjelaskan:
a. Tantangan dan Dukungan dalam Supervisi
b. Model-model dalam Supervisi
c. Hak dan Tanggung Jawab Supervisor dan Supervisee
d. Peran dan Keterampilan Supervisor
e. Syarat menjadi seorang Supervisor
f. Mencapai Standar Organisasi dan Etika Personal dan
Profesional
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
dalam kelompok supervisee antara lain: a) Memberikan panduan
kerja bagi supervisee; b) Mengatur pekerjaan; c) Mengembangkan
kapasitas supervisee; d) Memastikan efektifitas performa kerja
supevisee; e) Mengelola hubungan kerja
6. Sampaikan pula selain itu seorang supervisor harus dapat
melakukan beberapa keterampilan seperti: summarizing
(menyimpulkan informasi dari supervisee dengan hati-hati),
checking out (memastikan kondisi supervisee), tidak dominan dan
memberikan kesempatan supervisee bercerita lebih banyak, dan
memastikan bahwa dirinya sebagai supervisor telah menanyakan
hal-hal yang sesuai dan tepat dengan permasalahannya.
Langkah 4: Perbedaan Supervisi dan Manajemen
1. Tanyakan kepada peserta:
a. Apa perbedaan antara supervisi dengan manajemen?
b. Siapa diantara peserta yang lebih cenderung melakukan
supervisi, manajemen, dan/atau yang melakukan keduanya?
c. Apa tantangannya melakukan keduanya secara bersamaan?
2. Jelaskan kepada peserta mengenai perbedaan antara supervisi
dan manajemen dan mengapa keduanya sulit dipegang oleh satu
orang yang sama. (Bab III, Sesi 1, Hal. 22)
3. Sampaikan terima kasih bahwa peserta telah menyelesaikan sesi
tentang pengantar supervisi.
Sesi Dua: Kualitas Supervisi dalam Praktik
Dalam menangani kasus, supervisee sering kali menghadapi
tantangan yang beragam dan membutuhkan panduan dalam
mendampingi dan menyelesaikan kasusnya dengan baik. Seorang
supervisor diharapkan dapat mendampingi supervisee melalui
pemberian dukungan yang tepat agar supervisee terhindar dari
segala bentuk stress, burn out dan ketidakpedulian. Kualitas praktik
supervisi yang efektif juga dapat meningkatkan kualitas penanganan
kasus perlindungan anak. Pada sesi ini kita akan menganalisa dan
mempelajari beberapa hal yang mempengaruhi kualitas supervisi
dalam praktik seperti dukungan yang tepat dan efektif terhadap
tantangan dalam praktik penanganan kasus, memahami model-
model keterampilan supervisi, hak dan kewajiban supervisor dan
supervisee, dan memperhatikan beberapa aspek dalam supervisi
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta mampu menjelaskan:
a. Tantangan dan Dukungan dalam Supervisi
b. Model-model dalam Supervisi
c. Hak dan Tanggung Jawab Supervisor dan Supervisee
d. Peran dan Keterampilan Supervisor
e. Syarat menjadi seorang Supervisor
f. Mencapai Standar Organisasi dan Etika Personal dan
Profesional
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sub Sesi
a. Tantangan dan Dukungan
b. Model-model dalam Supervisi
c. Hak, Tanggung Jawab dan Kompetensi Supervisor
Total Jam
240 menit / 4 jam
Media Pembelajaran
Flipchart; kertas plano; kertas metaplan; isolasi; modul; banner
matriks cassidy; kartu hak dan kewajiban Supervisor dan Supervisee;
karikatur supervisor dan supervisee; dan lembar checklist
pengetahuan, keterampilan, dan profesional dan personal
supervisor
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, simulasi, curah pendapat dan diskusi
kelompok.
Catatan untuk Fasilitator Pelatihan
Langkah 1 Tantangan dan Dukungan
1. Ajak peserta untuk mengidentifikasi tantangan dan dukungan
yang dihadapi di tempat kerja berdasarkan pengalaman masing-
masing dengan cara:
a. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5
orang.
b. Minta masing-masing kelompok untuk mengidentifikasi
bentuk-bentuk tantangan dan dukungan yang dihadapi di
tempat kerja berdasarkan pengalaman masing-masing.
c. Minta masing-masing kelompok untuk menuliskan pada kertas
plano yang telah disediakan dan mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergiliran.
d. Ajak kelompok lain memberikan tanggapan dan/atau
pertanyaan. Beri penekanan pada hal-hal yang serupa pada
presentasi masing-masing kelompok.
2. Jelaskan mengenai tantangan dan dukungan di tempat kerja
menurut Cassedy (2010) (Bab III Sesi 2 hal. 23)
3. Ajak peserta untuk menganalisa tantangan dan dukungan yang
mereka hadapi di tempat kerjanya menggunakan Matriks
Cassidy dengan cara:
a. Bagikan lembar Matriks Cassidy pada masing-masing peserta
dan minta peserta untuk menganalisa tantangan dan
dukungan yang mereka hadapi di tempat kerjanya secara
objektif. (Bab III Sesi 2 hal. 24)
b. Jelaskan kepada seluruh peserta tentang cara mengisi matriks
cassidy:
c. Minta seluruh peserta untuk menandai skala tantangan ketika
berada di lingkungan kerja
d. Minta seluruh peserta untuk menandai skala dukungan ketika
berada di lingkungan kerja
e. Sampaikan bahwa hal ini t idak dimaksudkan untuk
menempatkan Bapak/Ibu dalam posisi tidak nyaman, melainkan
untuk bersama-sama memperbaiki dan mengembangkan
kualitas supervisi kita.
f. Minta seluruh peserta untuk membentuk kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang untuk melakukan refleksi berikut:
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sub Sesi
a. Tantangan dan Dukungan
b. Model-model dalam Supervisi
c. Hak, Tanggung Jawab dan Kompetensi Supervisor
Total Jam
240 menit / 4 jam
Media Pembelajaran
Flipchart; kertas plano; kertas metaplan; isolasi; modul; banner
matriks cassidy; kartu hak dan kewajiban Supervisor dan Supervisee;
karikatur supervisor dan supervisee; dan lembar checklist
pengetahuan, keterampilan, dan profesional dan personal
supervisor
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, simulasi, curah pendapat dan diskusi
kelompok.
Catatan untuk Fasilitator Pelatihan
Langkah 1 Tantangan dan Dukungan
1. Ajak peserta untuk mengidentifikasi tantangan dan dukungan
yang dihadapi di tempat kerja berdasarkan pengalaman masing-
masing dengan cara:
a. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5
orang.
b. Minta masing-masing kelompok untuk mengidentifikasi
bentuk-bentuk tantangan dan dukungan yang dihadapi di
tempat kerja berdasarkan pengalaman masing-masing.
c. Minta masing-masing kelompok untuk menuliskan pada kertas
plano yang telah disediakan dan mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergiliran.
d. Ajak kelompok lain memberikan tanggapan dan/atau
pertanyaan. Beri penekanan pada hal-hal yang serupa pada
presentasi masing-masing kelompok.
2. Jelaskan mengenai tantangan dan dukungan di tempat kerja
menurut Cassedy (2010) (Bab III Sesi 2 hal. 23)
3. Ajak peserta untuk menganalisa tantangan dan dukungan yang
mereka hadapi di tempat kerjanya menggunakan Matriks
Cassidy dengan cara:
a. Bagikan lembar Matriks Cassidy pada masing-masing peserta
dan minta peserta untuk menganalisa tantangan dan
dukungan yang mereka hadapi di tempat kerjanya secara
objektif. (Bab III Sesi 2 hal. 24)
b. Jelaskan kepada seluruh peserta tentang cara mengisi matriks
cassidy:
c. Minta seluruh peserta untuk menandai skala tantangan ketika
berada di lingkungan kerja
d. Minta seluruh peserta untuk menandai skala dukungan ketika
berada di lingkungan kerja
e. Sampaikan bahwa hal ini t idak dimaksudkan untuk
menempatkan Bapak/Ibu dalam posisi tidak nyaman, melainkan
untuk bersama-sama memperbaiki dan mengembangkan
kualitas supervisi kita.
f. Minta seluruh peserta untuk membentuk kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang untuk melakukan refleksi berikut:
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
1) Apa makna matriks cassidy bagi kita sebagai supervisee?
2) Apa makna matriks cassidy bagi kita sebagai supervisor?
3) Apa makna matriks cassidy bagi praktek supervisi secara
umum?
g. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerjanya secara bergiliran. Ajak kelompok lain
memberikan tanggapan dan/atau pertanyaan. Beri penekanan
pada hal-hal yang serupa pada presentasi masing-masing
kelompok.
h. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa dalam praktek
supervisi hendaknya kita senantiasa mengimbangi dan
mengevaluasi tantangan dan dukungan yang kita berikan
kepada supervisee kita untuk menghindari hal-hal negatif
seperti stres, burn out, dan ketidak pedulian/apatis yang dapat
menyebabkan lemahnya kualitas penanganan kasus supervisee.
Langkah 2: Model-Model dalam Supervisi
1. Tanyakan pada peserta apakah Bapak/Ibu pernah atau sudah
mengetahui mengenai aspek apa saja yang ada dalam praktek
supervisi?
2. Jelaskan pada peserta bahwa sebagai bagian dari bentuk
dukungan pada supervisee (lihat matriks Cassidy), seorang
supervisor perlu menyediakan ketiga aspek supervisi menurut
model Proctor (1987) yaitu supervisi pendidikan/formative,
dukungan/restorative, dan supervisi administratif/normatif. (Bab
III, Sesi 2, hal. 24)
3. Sampaikan bahwa saya yakin Bapak / Ibu pernah melakukan ketiga
aspek model Proctor yang dijelaskan sebelumnya, untuk itu saya
ingin mengajak Bapak/Ibu untuk mempraktikan ketiga aspek
supervisi model Proctor tersebut.
4. Ajak peserta untuk lebih mempraktikan ketiga aspek supervisi
dalam model proctor dengan cara:
a. Bagi peserta menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
mendiskusikan dan mempraktikan supervisi pendidikan,
dukungan dan administratif.
b. Minta masing-masing kelompok untuk membuat skenario
simulasi, satu kelompok akan diberikan waktu untuk
mensimulasikan selama 15 menit.
c. Minta masing-masing kelompok untuk mensimulasikan
skenario yang telah didiskusikannya
d. Ajak kelompok lain memberikan tanggapan dan/atau
pertanyaan. Catat hal-hal penting yang disampaikan selama
proses ini.
e. Ucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh kelompok pada
kegiatan ini.
5. Jelaskan pada peserta keterampilan yang dibutuhkan oleh
supervisor untuk ketiga aspek dalam model Proctor (Bab III, Sesi
2, hal. 24-26)
6. Sampaikan bahwa selain model proctor ada model-model lain
dalam supervisi antara lain model supervisi 4x4x4 yang
menjelaskan proses berlapis yang perlu ada dalam proses supervisi
dan model mengenai 7 mata supervisor (Hawkins & Shohet, 1993)
yang menjelaskan tentang fokus seorang supervisor dalam
melakukan praktik supervisi.
7. Jelaskan model supervisi 4x4x4 (Bab III, sesi 3, hal. 31)
8. Jelaskan mengenai 7 mata supervisor (Hawkins & Shohet, 1993)
(Bab III, sesi 3, hal. 32)
9. Sampaikan bahwa dengan memahami Model Proctor, Model
Supervisi 4x4x4, dan 7 mata supervisor sangat diperlukan dalam
pelaksanaan supervisi.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
1) Apa makna matriks cassidy bagi kita sebagai supervisee?
2) Apa makna matriks cassidy bagi kita sebagai supervisor?
3) Apa makna matriks cassidy bagi praktek supervisi secara
umum?
g. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerjanya secara bergiliran. Ajak kelompok lain
memberikan tanggapan dan/atau pertanyaan. Beri penekanan
pada hal-hal yang serupa pada presentasi masing-masing
kelompok.
h. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa dalam praktek
supervisi hendaknya kita senantiasa mengimbangi dan
mengevaluasi tantangan dan dukungan yang kita berikan
kepada supervisee kita untuk menghindari hal-hal negatif
seperti stres, burn out, dan ketidak pedulian/apatis yang dapat
menyebabkan lemahnya kualitas penanganan kasus supervisee.
Langkah 2: Model-Model dalam Supervisi
1. Tanyakan pada peserta apakah Bapak/Ibu pernah atau sudah
mengetahui mengenai aspek apa saja yang ada dalam praktek
supervisi?
2. Jelaskan pada peserta bahwa sebagai bagian dari bentuk
dukungan pada supervisee (lihat matriks Cassidy), seorang
supervisor perlu menyediakan ketiga aspek supervisi menurut
model Proctor (1987) yaitu supervisi pendidikan/formative,
dukungan/restorative, dan supervisi administratif/normatif. (Bab
III, Sesi 2, hal. 24)
3. Sampaikan bahwa saya yakin Bapak / Ibu pernah melakukan ketiga
aspek model Proctor yang dijelaskan sebelumnya, untuk itu saya
ingin mengajak Bapak/Ibu untuk mempraktikan ketiga aspek
supervisi model Proctor tersebut.
4. Ajak peserta untuk lebih mempraktikan ketiga aspek supervisi
dalam model proctor dengan cara:
a. Bagi peserta menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
mendiskusikan dan mempraktikan supervisi pendidikan,
dukungan dan administratif.
b. Minta masing-masing kelompok untuk membuat skenario
simulasi, satu kelompok akan diberikan waktu untuk
mensimulasikan selama 15 menit.
c. Minta masing-masing kelompok untuk mensimulasikan
skenario yang telah didiskusikannya
d. Ajak kelompok lain memberikan tanggapan dan/atau
pertanyaan. Catat hal-hal penting yang disampaikan selama
proses ini.
e. Ucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh kelompok pada
kegiatan ini.
5. Jelaskan pada peserta keterampilan yang dibutuhkan oleh
supervisor untuk ketiga aspek dalam model Proctor (Bab III, Sesi
2, hal. 24-26)
6. Sampaikan bahwa selain model proctor ada model-model lain
dalam supervisi antara lain model supervisi 4x4x4 yang
menjelaskan proses berlapis yang perlu ada dalam proses supervisi
dan model mengenai 7 mata supervisor (Hawkins & Shohet, 1993)
yang menjelaskan tentang fokus seorang supervisor dalam
melakukan praktik supervisi.
7. Jelaskan model supervisi 4x4x4 (Bab III, sesi 3, hal. 31)
8. Jelaskan mengenai 7 mata supervisor (Hawkins & Shohet, 1993)
(Bab III, sesi 3, hal. 32)
9. Sampaikan bahwa dengan memahami Model Proctor, Model
Supervisi 4x4x4, dan 7 mata supervisor sangat diperlukan dalam
pelaksanaan supervisi.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Langkah 3: Hak dan Tanggung Jawab serta Kompetensi Supervisor
1. Ajak peserta untuk mengkategorikan antara hak dan tanggung
jawab supervisor dengan bermain kartu:
a. Minta setiap peserta masing-masing mengambil satu kartu
dari tumpukan kartu yang berisi hak dan tanggung jawab
Supervisor dan Supervisee untuk ditempelkan pada gambar
supervisor dan gambar supervisee yang telah disediakan oleh
fasilitator
b. Tanyakan alasan peserta menempelkan kartu pada gambar
yang mereka pilih
c. Setelah semua peserta menempelkan, minta perwakilan
peserta untuk memberikan tanggapan mengenai:
1) Apakah kartu yang ditempelkan peserta telah sesuai
dengan hak dan kewajiban seorang supervisor dan
supervisee?
2) Berikan alasannya.
2. Jelaskan pada peserta tentang hak dan tanggung jawab seorang
supervisee dan supervisor. (Bab III, Sesi 2, hal. 26-27)
3. Minta peserta untuk melakukan refleksi dengan mengukur
kompetensinya sebagai supervisor dengan menggunakan lembar
checklist pengetahuan, keterampilan, profesional dan personal
supervisor. (Bab III, Sesi 2, hal. 28)
4. Tanyakan kepada peserta:
a. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengisi lembar checklist
tersebut?
b. Kompetensi apa saja yang menurut Bapak/Ibu sudah baik?
c. Kompetensi apa saja yang menurut Bapak/Ibu perlu diperbaiki?
5. Minta 3-4 orang perwakilan peserta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
6. Sampaikan pada peserta bahwa tingkat kompetensi seorang
supervisor akan bertambah seiring waktu melalui evaluasi berkala
dengan komitmen untuk terus mengasah kemampuannya.
7. Jelaskan pada peserta tentang beberapa kemampuan supervisor
berdasarkan peranannya menurut Nada Miocevic 2007 (Bab III,
Sesi 2, hal. 28)
8. Sampaikan bahwa seorang supervisor diwajibkan untuk memiliki
keterampilan praktek, pengetahuan dan pelatihan yang lebih maju
dan terkini, baik di bidang keahlian mereka maupun dalam hal
melakukan supervisi.
9. Sampaikan pula bahwa hal penting lainnya yang harus dimiliki
seorang supervisor adalah memahami pengetahuan mengenai
hukum, peraturan dan penelitian terkini untuk melindungi serta
mempromosikan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak dan
keluarga mereka.
10. Jelaskan pada peserta beberapa syarat untuk menjadi seorang
supervisor. (Bab III, sesi 2, hal. 29)
11. Sampaikan terimakasih peserta telah menyelesaikan
pembelajaran di sesi kedua tentang Kualitas Supervisi dalam
Praktik
12. Tanyakan pada peserta beberapa pertanyaan reflektif berikut ini:
a. Bagaimana selama ini anda melakukan supervisi praktek
penanganan kasus supervisee anda di lapangan?
b. Apabila anda belum pernah, apa rencana anda terkait hal ini?
c. Apakah hal ini akan bermanfaat? Mengapa?
d. Perubahan apa yang akan anda coba lakukan pada praktek
supervisi anda untuk meningkatkan kualitas supervisi anda,
membantu supervisee dan klien yang didampingi?
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Langkah 3: Hak dan Tanggung Jawab serta Kompetensi Supervisor
1. Ajak peserta untuk mengkategorikan antara hak dan tanggung
jawab supervisor dengan bermain kartu:
a. Minta setiap peserta masing-masing mengambil satu kartu
dari tumpukan kartu yang berisi hak dan tanggung jawab
Supervisor dan Supervisee untuk ditempelkan pada gambar
supervisor dan gambar supervisee yang telah disediakan oleh
fasilitator
b. Tanyakan alasan peserta menempelkan kartu pada gambar
yang mereka pilih
c. Setelah semua peserta menempelkan, minta perwakilan
peserta untuk memberikan tanggapan mengenai:
1) Apakah kartu yang ditempelkan peserta telah sesuai
dengan hak dan kewajiban seorang supervisor dan
supervisee?
2) Berikan alasannya.
2. Jelaskan pada peserta tentang hak dan tanggung jawab seorang
supervisee dan supervisor. (Bab III, Sesi 2, hal. 26-27)
3. Minta peserta untuk melakukan refleksi dengan mengukur
kompetensinya sebagai supervisor dengan menggunakan lembar
checklist pengetahuan, keterampilan, profesional dan personal
supervisor. (Bab III, Sesi 2, hal. 28)
4. Tanyakan kepada peserta:
a. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengisi lembar checklist
tersebut?
b. Kompetensi apa saja yang menurut Bapak/Ibu sudah baik?
c. Kompetensi apa saja yang menurut Bapak/Ibu perlu diperbaiki?
5. Minta 3-4 orang perwakilan peserta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.
6. Sampaikan pada peserta bahwa tingkat kompetensi seorang
supervisor akan bertambah seiring waktu melalui evaluasi berkala
dengan komitmen untuk terus mengasah kemampuannya.
7. Jelaskan pada peserta tentang beberapa kemampuan supervisor
berdasarkan peranannya menurut Nada Miocevic 2007 (Bab III,
Sesi 2, hal. 28)
8. Sampaikan bahwa seorang supervisor diwajibkan untuk memiliki
keterampilan praktek, pengetahuan dan pelatihan yang lebih maju
dan terkini, baik di bidang keahlian mereka maupun dalam hal
melakukan supervisi.
9. Sampaikan pula bahwa hal penting lainnya yang harus dimiliki
seorang supervisor adalah memahami pengetahuan mengenai
hukum, peraturan dan penelitian terkini untuk melindungi serta
mempromosikan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak dan
keluarga mereka.
10. Jelaskan pada peserta beberapa syarat untuk menjadi seorang
supervisor. (Bab III, sesi 2, hal. 29)
11. Sampaikan terimakasih peserta telah menyelesaikan
pembelajaran di sesi kedua tentang Kualitas Supervisi dalam
Praktik
12. Tanyakan pada peserta beberapa pertanyaan reflektif berikut ini:
a. Bagaimana selama ini anda melakukan supervisi praktek
penanganan kasus supervisee anda di lapangan?
b. Apabila anda belum pernah, apa rencana anda terkait hal ini?
c. Apakah hal ini akan bermanfaat? Mengapa?
d. Perubahan apa yang akan anda coba lakukan pada praktek
supervisi anda untuk meningkatkan kualitas supervisi anda,
membantu supervisee dan klien yang didampingi?
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Tiga: Proses Supervisi
Hubungan yang terjadi dalam supervisi dibangun atas kepercayaan,
kerahasiaan, dukungan dan pengalaman yang dibangun atas dasar
empati. Kualitas yang baik dalam supervisi mencakup tersedianya
umpan balik yang konstruktif, memprioritaskan keselamatan,
penghargaan dan perawatan diri (self care). Standar supervisi
pekerjaan sosial perlu digunakan bersama dengan penilaian
profesional dan tidak mengambil keputusan secara ekslusif namun
inklusif atau mempertimbangkan berbagai faktor secara adil dan
setara. Supervis i memast ikan bahwa supervisee dapat
meningkatkan pengetahuan mereka sehingga kemampuan mereka
dapat diterapkan pada klien sesuai etika dan cara yang kompeten.
Supervisi memberikan panduan dan meningkatkan kualitas kerja
baik untuk supervisor maupun supervisee, yang pada akhirnya juga
mempertimbangkan kualitas layanan bagi klien. Sesi ini akan
memberikan penjelasan kepada para peserta mengenai proses
supervisi dimulai dari kontrak supervisi termasuk bagaimana
melakukan pendokumentasian di dalam supervisi.
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan bentuk-bentuk supervisi
b. Mendemonstrasikan kontrak supervisi
c. Menggunakan matriks alokasi kasus
d. Menjelaskan agenda dan dokumen dalam supervisi
e. Mendemonstrasikan umpan balik yang efektif pada
supervisee
f. Menjelaskan komunikasi tertulis yang efektif
g. Menjalaskan konflik dalam supervisi
h. Menjelaskan evaluasi, ulasan, dan audit dalam supervisi
i. Menjelaskan hal-hal yang diperlukan untuk menjadi supervisor
yang baik
j. Menjelaskan menjadi supervisor yang baik
g. Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya konflik di dalam
supervisi.
h. Tantangan dan dukungan di tempat kerja.
i. Model keterampilan supervisi.
Sub Sesi
a. Bentuk Supervisi
b. Kontrak Supervisi
c. Matriks Alokasi Kasus
d. Agenda dan Dokumen Supervisi
e. Umpan Balik dan Komunikasi Tertulis yang Efektif
f. Konflik dalam Supervisi
g. Simulasi Proses Supervisi
h. Evaluasi, Ulasan, dan Audit dalam Supervisi
i. Menjadi Supervisor yang Baik
Total Jam
420 menit / 7 jam
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Tiga: Proses Supervisi
Hubungan yang terjadi dalam supervisi dibangun atas kepercayaan,
kerahasiaan, dukungan dan pengalaman yang dibangun atas dasar
empati. Kualitas yang baik dalam supervisi mencakup tersedianya
umpan balik yang konstruktif, memprioritaskan keselamatan,
penghargaan dan perawatan diri (self care). Standar supervisi
pekerjaan sosial perlu digunakan bersama dengan penilaian
profesional dan tidak mengambil keputusan secara ekslusif namun
inklusif atau mempertimbangkan berbagai faktor secara adil dan
setara. Supervis i memast ikan bahwa supervisee dapat
meningkatkan pengetahuan mereka sehingga kemampuan mereka
dapat diterapkan pada klien sesuai etika dan cara yang kompeten.
Supervisi memberikan panduan dan meningkatkan kualitas kerja
baik untuk supervisor maupun supervisee, yang pada akhirnya juga
mempertimbangkan kualitas layanan bagi klien. Sesi ini akan
memberikan penjelasan kepada para peserta mengenai proses
supervisi dimulai dari kontrak supervisi termasuk bagaimana
melakukan pendokumentasian di dalam supervisi.
Hasil Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan bentuk-bentuk supervisi
b. Mendemonstrasikan kontrak supervisi
c. Menggunakan matriks alokasi kasus
d. Menjelaskan agenda dan dokumen dalam supervisi
e. Mendemonstrasikan umpan balik yang efektif pada
supervisee
f. Menjelaskan komunikasi tertulis yang efektif
g. Menjalaskan konflik dalam supervisi
h. Menjelaskan evaluasi, ulasan, dan audit dalam supervisi
i. Menjelaskan hal-hal yang diperlukan untuk menjadi supervisor
yang baik
j. Menjelaskan menjadi supervisor yang baik
g. Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya konflik di dalam
supervisi.
h. Tantangan dan dukungan di tempat kerja.
i. Model keterampilan supervisi.
Sub Sesi
a. Bentuk Supervisi
b. Kontrak Supervisi
c. Matriks Alokasi Kasus
d. Agenda dan Dokumen Supervisi
e. Umpan Balik dan Komunikasi Tertulis yang Efektif
f. Konflik dalam Supervisi
g. Simulasi Proses Supervisi
h. Evaluasi, Ulasan, dan Audit dalam Supervisi
i. Menjadi Supervisor yang Baik
Total Jam
420 menit / 7 jam
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Media Pembelajaran
Flipchart; kertas plano; kertas metaplan; isolasi; modul; kontrak
supervisi; matriks alokasi kasus; contoh dokumen dalam supervisi;
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, curah mendapat, diskusi kelompok, role play.
Panduan bagi Fasilitator Pelatihan
Langkah 1: Bentuk Supervisi
1. Tanyakan pada peserta beragam bentuk supervisi yang mereka
kenal/pernah/sedang lakukan.
2. Tanyakan pula kepada peserta mengenai hal-hal berikut:
a. Bagaimana dengan Supervisi individual? Apa maksudnya?
b. Bagaimana dengan Supervisi kelompok? Apa maksudnya?
c. Ada lagi?
3. Sampaikan pada peserta beragam bentuk supervisi. (Bab III, sesi
3, hal. 33)
Langkah 2: Kontrak Supervisi
1. Tanyakan pada 3-4 peserta:
a. Apa itu kontrak supervisi?
b. Siapa yang sudah menggunakannya dalam praktek supervisi?
c. Perlukah kontrak supervisi?
2. Jelaskan mengenai kontrak supervisi (Bab III, sesi 3, hal. 36)
3. Sampaikan hal-hal berikut:
a. Kualitas hubungan dalam supervisi menjadi dasar untuk
melakukan fungsi-fungsi dari supervisi.
b. Menciptakan hubungan supervisi yang didasari oleh saling
percaya dan saling menghargai diantara supervisor dengan
supervisee merupakan dasar untuk praktek supervisi yang
efektif.
c. Dengan tersedianya ruang refleksi yang aman dan terpercaya,
supervisee dapat mengeksplorasi tantangan-tantangan dari
refleksi diri yang kritis dan perkembangan profesional.
4. Jelaskan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum
membuat kontrak supervisi: menentukan waktu dan tempat
dalam melakukan supervisi dan merundingkan kontrak supervisi
(Bab III, Sesi 3, Hal. 37)
5. Minta peserta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5
orang untuk mengembangkan kontrak supervisi dan menjawab
beberapa pertanyaan berikut:
a. Apa saja bagian utama (key points) yang perlu ada dalam
catatan supervisi?
b. Siapa mencatat apa?
c. Siapa saja yang dapat mengakses catatan supervisi?
d. Bagaimana catatan tersebut digunakan?
6. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergiliran. Ajak kelompok lain memberikan
tanggapan dan/atau pertanyaan. Beri penekanan pada hal-hal
yang serupa pada presentasi masing-masing kelompok.
7. Tampilkan dan jelaskan contoh lembar kontrak supervisi (Bab III,
Sesi 3, Hal. 38)
8. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
kontrak supervisi di lembaga masing-masing pada Praktik Belajar
Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari training ini.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Media Pembelajaran
Flipchart; kertas plano; kertas metaplan; isolasi; modul; kontrak
supervisi; matriks alokasi kasus; contoh dokumen dalam supervisi;
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, curah mendapat, diskusi kelompok, role play.
Panduan bagi Fasilitator Pelatihan
Langkah 1: Bentuk Supervisi
1. Tanyakan pada peserta beragam bentuk supervisi yang mereka
kenal/pernah/sedang lakukan.
2. Tanyakan pula kepada peserta mengenai hal-hal berikut:
a. Bagaimana dengan Supervisi individual? Apa maksudnya?
b. Bagaimana dengan Supervisi kelompok? Apa maksudnya?
c. Ada lagi?
3. Sampaikan pada peserta beragam bentuk supervisi. (Bab III, sesi
3, hal. 33)
Langkah 2: Kontrak Supervisi
1. Tanyakan pada 3-4 peserta:
a. Apa itu kontrak supervisi?
b. Siapa yang sudah menggunakannya dalam praktek supervisi?
c. Perlukah kontrak supervisi?
2. Jelaskan mengenai kontrak supervisi (Bab III, sesi 3, hal. 36)
3. Sampaikan hal-hal berikut:
a. Kualitas hubungan dalam supervisi menjadi dasar untuk
melakukan fungsi-fungsi dari supervisi.
b. Menciptakan hubungan supervisi yang didasari oleh saling
percaya dan saling menghargai diantara supervisor dengan
supervisee merupakan dasar untuk praktek supervisi yang
efektif.
c. Dengan tersedianya ruang refleksi yang aman dan terpercaya,
supervisee dapat mengeksplorasi tantangan-tantangan dari
refleksi diri yang kritis dan perkembangan profesional.
4. Jelaskan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum
membuat kontrak supervisi: menentukan waktu dan tempat
dalam melakukan supervisi dan merundingkan kontrak supervisi
(Bab III, Sesi 3, Hal. 37)
5. Minta peserta untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5
orang untuk mengembangkan kontrak supervisi dan menjawab
beberapa pertanyaan berikut:
a. Apa saja bagian utama (key points) yang perlu ada dalam
catatan supervisi?
b. Siapa mencatat apa?
c. Siapa saja yang dapat mengakses catatan supervisi?
d. Bagaimana catatan tersebut digunakan?
6. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergiliran. Ajak kelompok lain memberikan
tanggapan dan/atau pertanyaan. Beri penekanan pada hal-hal
yang serupa pada presentasi masing-masing kelompok.
7. Tampilkan dan jelaskan contoh lembar kontrak supervisi (Bab III,
Sesi 3, Hal. 38)
8. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
kontrak supervisi di lembaga masing-masing pada Praktik Belajar
Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari training ini.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Langkah 3: Matriks Alokasi Kasus
1. Jelaskan mengenai matriks alokasi kasus (Bab III, Sesi 3, Hal. 40)
2. Tanyakan kepada peserta :
a. Bagaimana matriks alokasi kasus mereka atau supervisee-nya?
b. Bagaimana mengukur tingkat kesulitan suatu kasus?
3. Tanyakan pada peserta mengenai matriks alokasi kasus, faktor
apa saja yang perlu menjadi pertimbangan? Tuliskan pada kertas
meta plan, satu faktor per kertas.
4. Minta masing-masing kelompok untuk membuat gambar kolom
matriks/tabel seperti berikut ini (jumlah kolom dan baris bisa
berbeda) pada kertas plano di depan kelas.
5. Minta masing-masing anggota kelompok untuk untuk maju ke
depan untuk mendiskusikan dan menempelkan kertas
metaplannya pada kolom matriks baris kiri atau baris atas yang
telah disediakan. Sampaikan bahwa mereka bisa membuat lebih
dari satu matriks untuk mengukur alokasi kasusnya.
6. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergiliran. Ajak kelompok lain memberikan
tanggapan dan/atau pertanyaan. Beri penekanan pada hal-hal
yang serupa pada presentasi masing-masing kelompok.
7. Jelaskan pada peserta mengenai matriks alokasi kasus dan
sampaikan bahwa mereka dapat mengembangkan sendiri
matriks alokasi kasusnya berdasarkan kebutuhan di lapangan.
8. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
matriks alokasi kasus di lembaga masing-masing pada Praktik
Belajar Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari training ini
Langkah 4: Agenda dan Dokumen Supervisi
1. Sampaikan pada peserta mengenai agenda supervisi (Bab III, sesi
3, hal. 31)
2. Jelaskan mengenai dokumen supervisi (Bab III, Sesi 3, Hal. 38-40)
3. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
agenda dan dokumen supervisi di lembaga masing-masing pada
Praktik Belajar Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari
training ini
Langkah 5: Umpan Balik dan Komunikasi Tertulis yang Efektif
1. Sampaikan juga pada peserta bahwa dalam praktek supervisi,
seorang supervisor juga perlu memperhatikan mengenai
bagaimana memberikan umpan balik yang efektif pada supervisee.
2. Jelaskan cara memberikan umpan balik yang efektif (Bab III, sesi
3, hal. 33-34)
3. Sampaikan pula bahwa peserta akan mempelajari bagaimana
mendokumentasikan supervisi pada bagian berikutnya.
4. Jelaskan mengenai komunikasi tertulis yang efektif
Langkah 5: Konflik dalam Supervisi
1. Minta peserta menuliskan beberapa konflik yang pernah dialami
selama praktik supervisi dan minta peserta menempelkannya di
kertas plano di depan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Langkah 3: Matriks Alokasi Kasus
1. Jelaskan mengenai matriks alokasi kasus (Bab III, Sesi 3, Hal. 40)
2. Tanyakan kepada peserta :
a. Bagaimana matriks alokasi kasus mereka atau supervisee-nya?
b. Bagaimana mengukur tingkat kesulitan suatu kasus?
3. Tanyakan pada peserta mengenai matriks alokasi kasus, faktor
apa saja yang perlu menjadi pertimbangan? Tuliskan pada kertas
meta plan, satu faktor per kertas.
4. Minta masing-masing kelompok untuk membuat gambar kolom
matriks/tabel seperti berikut ini (jumlah kolom dan baris bisa
berbeda) pada kertas plano di depan kelas.
5. Minta masing-masing anggota kelompok untuk untuk maju ke
depan untuk mendiskusikan dan menempelkan kertas
metaplannya pada kolom matriks baris kiri atau baris atas yang
telah disediakan. Sampaikan bahwa mereka bisa membuat lebih
dari satu matriks untuk mengukur alokasi kasusnya.
6. Minta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya secara bergiliran. Ajak kelompok lain memberikan
tanggapan dan/atau pertanyaan. Beri penekanan pada hal-hal
yang serupa pada presentasi masing-masing kelompok.
7. Jelaskan pada peserta mengenai matriks alokasi kasus dan
sampaikan bahwa mereka dapat mengembangkan sendiri
matriks alokasi kasusnya berdasarkan kebutuhan di lapangan.
8. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
matriks alokasi kasus di lembaga masing-masing pada Praktik
Belajar Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari training ini
Langkah 4: Agenda dan Dokumen Supervisi
1. Sampaikan pada peserta mengenai agenda supervisi (Bab III, sesi
3, hal. 31)
2. Jelaskan mengenai dokumen supervisi (Bab III, Sesi 3, Hal. 38-40)
3. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
agenda dan dokumen supervisi di lembaga masing-masing pada
Praktik Belajar Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari
training ini
Langkah 5: Umpan Balik dan Komunikasi Tertulis yang Efektif
1. Sampaikan juga pada peserta bahwa dalam praktek supervisi,
seorang supervisor juga perlu memperhatikan mengenai
bagaimana memberikan umpan balik yang efektif pada supervisee.
2. Jelaskan cara memberikan umpan balik yang efektif (Bab III, sesi
3, hal. 33-34)
3. Sampaikan pula bahwa peserta akan mempelajari bagaimana
mendokumentasikan supervisi pada bagian berikutnya.
4. Jelaskan mengenai komunikasi tertulis yang efektif
Langkah 5: Konflik dalam Supervisi
1. Minta peserta menuliskan beberapa konflik yang pernah dialami
selama praktik supervisi dan minta peserta menempelkannya di
kertas plano di depan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
2. Jelaskan pada peserta bahwa konflik dalam praktik supervisi
sering ditemukan. Pada saat konflik terjadi kita perlu mengetahui
akar permasalahannya. Sampaikan mengenai konflik di dalam
supervisi
3. Minta bantuan peserta untuk mengelompokkan berbagai
pengalaman konflik yang ada di depan berdasarkan poin-poin
konflik supervisi yang dipresentasikan.
4. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa satu hal yang perlu
dilakukan supervisor adalah memilah permasalahan dan
merujuknya pada terapis apabila fokus masalahnya ada pada stress
supervisee, bukan pada substansi pekerjaannya.
Langkah 6: Simulasi Proses Supervisi
1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5
orang.
2. Minta masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Bagaimana anda melakukan supervisi?
b. Bagaimana anda mendokumentasikan proses supervisi?
c. Bagaimana anda memastikan kesehatan dan keselamatan kerja
supervisee?
d. Bagaimana anda memberikan umpan balik pada supervisee?
e. Bagaimana anda mengatasi konflik?
3. Minta masing-masing kelompok untuk melakukan praktik
supervisi dengan cara:
a. Minta masing-masing kelompok untuk mengembangkan
skenario bermain peran dengan mendemonstrasikan
beberapa hal hasil diskusinya (dari poin a sampai e).
b. M i n t a m a s i n g - m a s i n g k e l o m p o k u n t u k
m e n d e m o n s t r a s i k a n n y a s e l a m a 1 5 m e n i t b e r i k u t
penjelasannya.
c. Minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan/atau
p e r t a n y a a n m e n g e n a i p r a k t i k s u p e r v i s i y a n g
didemonstrasikan.
d. Di akhir praktik, minta perwakilan kelompok untuk
menjelaskan skenario yang dipraktikannya.
e. Ucapkan terima kasih dan berikan penekanan pada hal-hal
yang serupa pada presentasi masing-masing kelompok.
Langkah 7: Evaluasi, Ulasan dari Audit dalam Supervisi
1. Tanyakan pada peserta:
a. Bagaimana mereka mengevaluasi dan melaporkan hasil
supervisinya?
b. Kepada siapa?
c. Apa saya yang dievaluasi dan dilaporkan?
2. Sampaikan mengenai evaluasi dan ulasan supervisi, proses audit
supervisi dan apa yang dilakukan jika hasil audit supervisi tidak
memuaskan (Bab III, Sesi 3, Hal. 40)
3. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
evaluasi dan audit di lembaga masing-masing pada Praktik Belajar
Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari training ini
Langkah 8: Menjadi Supervisor yang Baik
1. Sampaikan pada peserta bahwa setelah kita mengetahui
kompetensi, keterampilan dan hal-hal teknis yang dibutuhkan
dalam praktik supervisi dan hal-hal lain dari sesi-sesi sebelumnya,
diharapkan semua peserta dapat menjadi seorang supervisor yang
baik.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
2. Jelaskan pada peserta bahwa konflik dalam praktik supervisi
sering ditemukan. Pada saat konflik terjadi kita perlu mengetahui
akar permasalahannya. Sampaikan mengenai konflik di dalam
supervisi
3. Minta bantuan peserta untuk mengelompokkan berbagai
pengalaman konflik yang ada di depan berdasarkan poin-poin
konflik supervisi yang dipresentasikan.
4. Ucapkan terima kasih dan sampaikan bahwa satu hal yang perlu
dilakukan supervisor adalah memilah permasalahan dan
merujuknya pada terapis apabila fokus masalahnya ada pada stress
supervisee, bukan pada substansi pekerjaannya.
Langkah 6: Simulasi Proses Supervisi
1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5
orang.
2. Minta masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Bagaimana anda melakukan supervisi?
b. Bagaimana anda mendokumentasikan proses supervisi?
c. Bagaimana anda memastikan kesehatan dan keselamatan kerja
supervisee?
d. Bagaimana anda memberikan umpan balik pada supervisee?
e. Bagaimana anda mengatasi konflik?
3. Minta masing-masing kelompok untuk melakukan praktik
supervisi dengan cara:
a. Minta masing-masing kelompok untuk mengembangkan
skenario bermain peran dengan mendemonstrasikan
beberapa hal hasil diskusinya (dari poin a sampai e).
b. M i n t a m a s i n g - m a s i n g k e l o m p o k u n t u k
m e n d e m o n s t r a s i k a n n y a s e l a m a 1 5 m e n i t b e r i k u t
penjelasannya.
c. Minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan dan/atau
p e r t a n y a a n m e n g e n a i p r a k t i k s u p e r v i s i y a n g
didemonstrasikan.
d. Di akhir praktik, minta perwakilan kelompok untuk
menjelaskan skenario yang dipraktikannya.
e. Ucapkan terima kasih dan berikan penekanan pada hal-hal
yang serupa pada presentasi masing-masing kelompok.
Langkah 7: Evaluasi, Ulasan dari Audit dalam Supervisi
1. Tanyakan pada peserta:
a. Bagaimana mereka mengevaluasi dan melaporkan hasil
supervisinya?
b. Kepada siapa?
c. Apa saya yang dievaluasi dan dilaporkan?
2. Sampaikan mengenai evaluasi dan ulasan supervisi, proses audit
supervisi dan apa yang dilakukan jika hasil audit supervisi tidak
memuaskan (Bab III, Sesi 3, Hal. 40)
3. Sampaikan bahwa Bapak / Ibu ditugaskan untuk mempraktikan
evaluasi dan audit di lembaga masing-masing pada Praktik Belajar
Lapangan yang merupakan tindak lanjut dari training ini
Langkah 8: Menjadi Supervisor yang Baik
1. Sampaikan pada peserta bahwa setelah kita mengetahui
kompetensi, keterampilan dan hal-hal teknis yang dibutuhkan
dalam praktik supervisi dan hal-hal lain dari sesi-sesi sebelumnya,
diharapkan semua peserta dapat menjadi seorang supervisor yang
baik.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
2. Jelaskan pada peserta mengenai dampak positif dari supervisor
yang baik.
3. Tanyakan pada peserta beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apa pelatihan terakhir yang anda ikuti terkait pengembangan
keterampilan supervisi dan spesialisasi anda?
b. Buku atau jurnal apa yang terakhir anda baca terkait supervisi?
c. Kapan terakhir anda mendapatkan atau melakukan supervisi?
4. Sampaikan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi menjadi supervisor yang baik.
5. Sampaikan mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi menjadi supervisor yang baik. Sesi Satu: Pengantar Supervisi
Materi yang dibahas pada sesi ini antara lain:
a. Pengertian supervisi
b. Tujuan, Prinsip, dan Manfaat Supervisi
c. Kriteria Supervisor yang Efektif
d. Perbedaan Supervisi dan Manajer
Pengertian Supervisi
Supervisi menurut AASW memerlukan mediasi antara organisasi
dan pekerja; dengan supervisor melakukan advokasy yang mewakili
organisasi, pekerja dan pekerja sosial profesional (AASW Supervision
Standards, 2000). Supervisi dalam pekerjaan sosial merupakan
interaksi terencana antara dua atau lebih supervisee dalam satu
lingkungan yang aman dan mendukung, sehingga tercipta satu
proses reflektif dan analisa kritis dari penyediaan layanan, untuk
menjamin kualitas asuhan serta layanan terhadap anak-anak,
keluarga dan masyarakat.
BAB III
BAHAN BACAAN
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
2. Jelaskan pada peserta mengenai dampak positif dari supervisor
yang baik.
3. Tanyakan pada peserta beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apa pelatihan terakhir yang anda ikuti terkait pengembangan
keterampilan supervisi dan spesialisasi anda?
b. Buku atau jurnal apa yang terakhir anda baca terkait supervisi?
c. Kapan terakhir anda mendapatkan atau melakukan supervisi?
4. Sampaikan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi menjadi supervisor yang baik.
5. Sampaikan mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi menjadi supervisor yang baik. Sesi Satu: Pengantar Supervisi
Materi yang dibahas pada sesi ini antara lain:
a. Pengertian supervisi
b. Tujuan, Prinsip, dan Manfaat Supervisi
c. Kriteria Supervisor yang Efektif
d. Perbedaan Supervisi dan Manajer
Pengertian Supervisi
Supervisi menurut AASW memerlukan mediasi antara organisasi
dan pekerja; dengan supervisor melakukan advokasy yang mewakili
organisasi, pekerja dan pekerja sosial profesional (AASW Supervision
Standards, 2000). Supervisi dalam pekerjaan sosial merupakan
interaksi terencana antara dua atau lebih supervisee dalam satu
lingkungan yang aman dan mendukung, sehingga tercipta satu
proses reflektif dan analisa kritis dari penyediaan layanan, untuk
menjamin kualitas asuhan serta layanan terhadap anak-anak,
keluarga dan masyarakat.
BAB III
BAHAN BACAAN
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Supervisi pekerjaan sosial menggabungkan ketiga elemen dari
pendidikan, dukungan serta administratif. Agar berhasil dalam
pekerjaannya, seorang supervisee perlu mengkombinasikan dan
meningkatkan kuantitas dari ketiga aspek supervisi tersebut.
Kombinasi dari masing-masing aspek tersebut bergantung kepada
tingkat keterampilan dari para supervisor, kondisi personal dan
profesional mereka, serta kompleksitas dari klien yang mereka
tangani.
Supervisi dapat berlangsung secara formal maupun non formal.
Supervisi formal dilakukan secara teratur, dalam kerangka waktu
yang spesifik dan memiliki agenda yang telah disepakati. Supervisi
non formal terjadi ketika merespon masalah dalam praktik maupun
pekerjaan profesional, yang secara alami menuntut pemikiran dan
perencanaan pada waktu hal itu terjadi atau dalam waktu dekat.
Komponen Supervisi
Kontrak SupervisiKetrampilan/PengetahuanE�k
Kompetensi personal dan
profesional
Organisasi/Lembaga
Klien/PenerimaManfaat
Supervisi Supervisor
Komunitas& Profesi
Supervisee
PanduanOrganisasi danKebijakanSumber Daya
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Supervisi merupakan praktik yang melibatkan empat hal yaitu
organisasi/lembaga, supervisor itu sendiri, supervisee dan klien.
Diluar itu, praktik supervisi juga melibatkan komunitas dan profesi
lain (selain pekerja sosial) yang relevan dan dibutuhkan oleh klien.
Dalam memberikan supervisinya, seorang supervisor perlu mengacu
pada panduan organisasi dan kebijakan sumber daya tempat dia
bekerja. Sementara itu pada superviseenya, supervisor juga perlu
membuat kontrak supervisi, mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan supervisee dengan mengacu pada panduan etika
supervisi.
Pada praktik supervisi, seorang supervisor perlu memperhatikan dan
meningkatkan kompetensi personal dan profesionnalnya agar selalu
dapat memberikan layanan yang tepat pada kliennya. Sementara itu
praktik supervisi pekerjaan sosial juga perlu mempertimbangkan
keterlibatan komunitas dan profesi lain sebagai aspek mezzo dan
makro demi keberlanjutan layanan bagi klien. Layanan yang
diberikan kepada klien / penerima manfaat tidak akan maksimal
apabila supervisi tidak berjalan dengan efektif dan organisasi tidak
menyediakan panduan ataupun pedoman dalam melakukan
supervisi. Keterlibatan komunitas dan professional juga penting
dalam rangka memberikan feedback dan memastikan akuntabilitas
layanan dan proses supervisi. Berbagai komponen diatas saling
mendukung dan mempengaruhi satu sama lain menghasilkan
supervisi yang efektif untuk klien dalam upaya peningkatan layanan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Supervisi pekerjaan sosial menggabungkan ketiga elemen dari
pendidikan, dukungan serta administratif. Agar berhasil dalam
pekerjaannya, seorang supervisee perlu mengkombinasikan dan
meningkatkan kuantitas dari ketiga aspek supervisi tersebut.
Kombinasi dari masing-masing aspek tersebut bergantung kepada
tingkat keterampilan dari para supervisor, kondisi personal dan
profesional mereka, serta kompleksitas dari klien yang mereka
tangani.
Supervisi dapat berlangsung secara formal maupun non formal.
Supervisi formal dilakukan secara teratur, dalam kerangka waktu
yang spesifik dan memiliki agenda yang telah disepakati. Supervisi
non formal terjadi ketika merespon masalah dalam praktik maupun
pekerjaan profesional, yang secara alami menuntut pemikiran dan
perencanaan pada waktu hal itu terjadi atau dalam waktu dekat.
Komponen Supervisi
Kontrak SupervisiKetrampilan/PengetahuanE�k
Kompetensi personal dan
profesional
Organisasi/Lembaga
Klien/PenerimaManfaat
Supervisi Supervisor
Komunitas& Profesi
Supervisee
PanduanOrganisasi danKebijakanSumber Daya
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Supervisi merupakan praktik yang melibatkan empat hal yaitu
organisasi/lembaga, supervisor itu sendiri, supervisee dan klien.
Diluar itu, praktik supervisi juga melibatkan komunitas dan profesi
lain (selain pekerja sosial) yang relevan dan dibutuhkan oleh klien.
Dalam memberikan supervisinya, seorang supervisor perlu mengacu
pada panduan organisasi dan kebijakan sumber daya tempat dia
bekerja. Sementara itu pada superviseenya, supervisor juga perlu
membuat kontrak supervisi, mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan supervisee dengan mengacu pada panduan etika
supervisi.
Pada praktik supervisi, seorang supervisor perlu memperhatikan dan
meningkatkan kompetensi personal dan profesionnalnya agar selalu
dapat memberikan layanan yang tepat pada kliennya. Sementara itu
praktik supervisi pekerjaan sosial juga perlu mempertimbangkan
keterlibatan komunitas dan profesi lain sebagai aspek mezzo dan
makro demi keberlanjutan layanan bagi klien. Layanan yang
diberikan kepada klien / penerima manfaat tidak akan maksimal
apabila supervisi tidak berjalan dengan efektif dan organisasi tidak
menyediakan panduan ataupun pedoman dalam melakukan
supervisi. Keterlibatan komunitas dan professional juga penting
dalam rangka memberikan feedback dan memastikan akuntabilitas
layanan dan proses supervisi. Berbagai komponen diatas saling
mendukung dan mempengaruhi satu sama lain menghasilkan
supervisi yang efektif untuk klien dalam upaya peningkatan layanan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Tujuan Supervisi
Menurut Jane Campbell (2000) tujuan pokok
supervisi adalah memastikan kualitas layanan
pada klien sementara para pekerja sosial dapat
belajar dan tumbuh secara professional.
Supervisi merupakan satu proses formal dari
pembelajaran dan dukungan profesional yang
memampukan masing-masing para pelaksana
program untuk:
a. M e n g e m b a n g k a n k o m p e t e n s i
pengetahuan dan keterampilan
b. Menangani serta mengalokasi beban
kerja
c. Merefleksikan serta menerima umpan balik mengenai isi dan
proses dari tugas mereka
d. Mengeksplorasi implikasi etika serta dilema etik dalam
pekerjaannya dalam praktik manajemen kasus
e. Mengidentifikasi indikator stress/burn out dalam menangani
pemicu stress di tempat kerja
f. Menerima tanggung-jawab yang lebih besar dalam praktik
mereka
g. Mengklarifikasi batasan-batasan antara klien, supervisee,
supervisor, organisasi, dan yang lainnya seperti pihak-pihak
yang menerima rujukan (setting booundaries)
h. Merencanakan dan menggunakan sumber daya pribadi dan
profesional mereka dengan lebih efektif
i. Meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak klien
j. Mengembangkan akuntabilitas untuk kualitas pekerjaan
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
mereka dan memberikan keyakinan kepada mereka yang
memonitor akuntabilitas tersebut.
Prinsip-Prinsip Supervisi
a. Supervisi dalam pekerjaan sosial merupakan proses formal
yang mencakup administrasi, pendidikan, dukungan dan
fungsi-fungsi reflektif.
b. Supervisi merupakan fungsi utama dari layanan lembaga –
semua staf dari layanan manajemen kasus suatu lembaga
mendapatkan supervisi yang tersedia, terencana, terkelola
dan terevaluasi secara eksplisit.
c. Supervisi perlu mempertimbangkan kesehatan mental para
staf lembaga, terhadap tuntutan peranan manajemen kasus,
dan deskripsi pekerjaan supervisee.
d. Supervisi merupakan salah satu aspek yang lebih luas dari
kerangka kerja pedoman kegiatan manajemen kasus yang di
rancang untuk mendukung para staf, menangani serta
memantau kualitas layanan terbaik yang diberikan, serta hasil
akhir yang efektif bagi anak-anak serta keluarga mereka.
e. Supervisi yang berkesinambungan untuk semua staf lembaga
yang terlibat dalam memberikan layanan manajemen kasus,
sangatlah penting untuk menjamin kualitas manajemen kasus,
terlepas dari pengalaman dan tingkat jabatan.
f. B e r b a g a i m o d e l
s u p e r v i s i d a p a t
diterapkan, dengan
mempertimbangkan
bukti-bukti penelitian,
p r a k t i k - p r a k t i k
terbaik, konteks serta
kebutuhan para staf.
SUPERVISI
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Tujuan Supervisi
Menurut Jane Campbell (2000) tujuan pokok
supervisi adalah memastikan kualitas layanan
pada klien sementara para pekerja sosial dapat
belajar dan tumbuh secara professional.
Supervisi merupakan satu proses formal dari
pembelajaran dan dukungan profesional yang
memampukan masing-masing para pelaksana
program untuk:
a. M e n g e m b a n g k a n k o m p e t e n s i
pengetahuan dan keterampilan
b. Menangani serta mengalokasi beban
kerja
c. Merefleksikan serta menerima umpan balik mengenai isi dan
proses dari tugas mereka
d. Mengeksplorasi implikasi etika serta dilema etik dalam
pekerjaannya dalam praktik manajemen kasus
e. Mengidentifikasi indikator stress/burn out dalam menangani
pemicu stress di tempat kerja
f. Menerima tanggung-jawab yang lebih besar dalam praktik
mereka
g. Mengklarifikasi batasan-batasan antara klien, supervisee,
supervisor, organisasi, dan yang lainnya seperti pihak-pihak
yang menerima rujukan (setting booundaries)
h. Merencanakan dan menggunakan sumber daya pribadi dan
profesional mereka dengan lebih efektif
i. Meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak klien
j. Mengembangkan akuntabilitas untuk kualitas pekerjaan
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
mereka dan memberikan keyakinan kepada mereka yang
memonitor akuntabilitas tersebut.
Prinsip-Prinsip Supervisi
a. Supervisi dalam pekerjaan sosial merupakan proses formal
yang mencakup administrasi, pendidikan, dukungan dan
fungsi-fungsi reflektif.
b. Supervisi merupakan fungsi utama dari layanan lembaga –
semua staf dari layanan manajemen kasus suatu lembaga
mendapatkan supervisi yang tersedia, terencana, terkelola
dan terevaluasi secara eksplisit.
c. Supervisi perlu mempertimbangkan kesehatan mental para
staf lembaga, terhadap tuntutan peranan manajemen kasus,
dan deskripsi pekerjaan supervisee.
d. Supervisi merupakan salah satu aspek yang lebih luas dari
kerangka kerja pedoman kegiatan manajemen kasus yang di
rancang untuk mendukung para staf, menangani serta
memantau kualitas layanan terbaik yang diberikan, serta hasil
akhir yang efektif bagi anak-anak serta keluarga mereka.
e. Supervisi yang berkesinambungan untuk semua staf lembaga
yang terlibat dalam memberikan layanan manajemen kasus,
sangatlah penting untuk menjamin kualitas manajemen kasus,
terlepas dari pengalaman dan tingkat jabatan.
f. B e r b a g a i m o d e l
s u p e r v i s i d a p a t
diterapkan, dengan
mempertimbangkan
bukti-bukti penelitian,
p r a k t i k - p r a k t i k
terbaik, konteks serta
kebutuhan para staf.
SUPERVISI
g. Supervisi yang efektif dan etis mengandung arti bahwa para
supervisor sudah terlatih, dapat mendemonstrasikan
pelatihan dan pengalaman terkini, dan berpartisipasi dalam
memberikan supervisi terhadap para superviseenya.
h. Akses terhadap supervisi dan pelatihan supervisi harus
didukung oleh berbagai metode dalam menyediakan dan
pengembangan pengetahuan serta keterampilan semua
peserta. Metode-metode tersebut perlu mempertimbangkan
tingkat kompetensi dari setiap peserta dan konteks dari
layanan manajemen kasus yang sedang diberikan.
i. Supervisi dikoordinasi di dalam suatu lembaga, dan
merupakan tanggung-jawab dari kota/kabupaten atau fasilitas
lainnya dalam mengatur serta memastikan efisiensi,
efektivitas dan ketersediaan supervisi klinis.
j. Supervisi akan di audit, di evaluasi dan didokumentasikan di
tingkat praktik individu, kabupaten/kota dan program.
k. Supervisi melibatkan manajemen informasi (sistem
pencatatan dan pelaporan) yang baik dan bersifat rahasia.
Manfaat Supervisi
Supervisi yang efektif bermanfaat dalam perlindungan anak.
Manfaat supervisi tersebut menurut Tony Morrison meliputi:
Akuntabilitas peran yang lebih jelas
Pekerjaannya diperhatikan berkala
Adanya umpan balik yang efektif
Adanya refleksi terhadap penilaian
Masalah/kejanggalan pada asesmen dibahas dan diklarifikasi
Adanya kesempatan peningkatan kapasitas profesional
Promosi daya tahan emosional
Adanya tantangan bagi praktek yang masih belum baik
Staf lebih dihargai bukan diisolasi
Kerja tim menjadi lebih baik
Manfaat untuk Kerja Lintas Lembaga
Manfaat untuk Program Perlindungan Anak
Membantu staf untuk menterjemahkan kebijakan dan pendekatan dari lembaga lain.
Mempromosikan pentingnya kolaborasi dengan lembaga lain
Mempersiapkan para praktisi untuk pertemuan lintas lembaga
Membantu mengklarifikasi peran para praktisi dengan lembaga lain
Komunikasi yang jelas antar semua jenjang
Memperbaiki konsultasi dengan anggota tim
Berkurangnya tingkat pergantian staff (turnover)
Kinerja yang profesional
Lebih dihargai oleh lembaga lain
Manfaat untuk Klien
Para praktisi berkomitmen pada tujuan intervensinya dengan keluarga
Assesment resiko menjadi lebih baik dalam penyusunan dan artikulasinya
Pengembangan rencana intervensi yang lebih jelas
Lebih mengidentifikasi dan memperhatikan kekuatan dan resikonya
Lebih kuat (resilien) secara emosional
Manfaat untuk Case Manager, Supervisor, dan Supervisee
Manfaat Supervisi
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
g. Supervisi yang efektif dan etis mengandung arti bahwa para
supervisor sudah terlatih, dapat mendemonstrasikan
pelatihan dan pengalaman terkini, dan berpartisipasi dalam
memberikan supervisi terhadap para superviseenya.
h. Akses terhadap supervisi dan pelatihan supervisi harus
didukung oleh berbagai metode dalam menyediakan dan
pengembangan pengetahuan serta keterampilan semua
peserta. Metode-metode tersebut perlu mempertimbangkan
tingkat kompetensi dari setiap peserta dan konteks dari
layanan manajemen kasus yang sedang diberikan.
i. Supervisi dikoordinasi di dalam suatu lembaga, dan
merupakan tanggung-jawab dari kota/kabupaten atau fasilitas
lainnya dalam mengatur serta memastikan efisiensi,
efektivitas dan ketersediaan supervisi klinis.
j. Supervisi akan di audit, di evaluasi dan didokumentasikan di
tingkat praktik individu, kabupaten/kota dan program.
k. Supervisi melibatkan manajemen informasi (sistem
pencatatan dan pelaporan) yang baik dan bersifat rahasia.
Manfaat Supervisi
Supervisi yang efektif bermanfaat dalam perlindungan anak.
Manfaat supervisi tersebut menurut Tony Morrison meliputi:
Akuntabilitas peran yang lebih jelas
Pekerjaannya diperhatikan berkala
Adanya umpan balik yang efektif
Adanya refleksi terhadap penilaian
Masalah/kejanggalan pada asesmen dibahas dan diklarifikasi
Adanya kesempatan peningkatan kapasitas profesional
Promosi daya tahan emosional
Adanya tantangan bagi praktek yang masih belum baik
Staf lebih dihargai bukan diisolasi
Kerja tim menjadi lebih baik
Manfaat untuk Kerja Lintas Lembaga
Manfaat untuk Program Perlindungan Anak
Membantu staf untuk menterjemahkan kebijakan dan pendekatan dari lembaga lain.
Mempromosikan pentingnya kolaborasi dengan lembaga lain
Mempersiapkan para praktisi untuk pertemuan lintas lembaga
Membantu mengklarifikasi peran para praktisi dengan lembaga lain
Komunikasi yang jelas antar semua jenjang
Memperbaiki konsultasi dengan anggota tim
Berkurangnya tingkat pergantian staff (turnover)
Kinerja yang profesional
Lebih dihargai oleh lembaga lain
Manfaat untuk Klien
Para praktisi berkomitmen pada tujuan intervensinya dengan keluarga
Assesment resiko menjadi lebih baik dalam penyusunan dan artikulasinya
Pengembangan rencana intervensi yang lebih jelas
Lebih mengidentifikasi dan memperhatikan kekuatan dan resikonya
Lebih kuat (resilien) secara emosional
Manfaat untuk Case Manager, Supervisor, dan Supervisee
Manfaat Supervisi
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Kriteria Supervisor yang Efektif
Lembar refleksi ciri-ciri supervisor yang efektif
Ciri-ciri Supervisor yang efektif menurut Virginia Satir dalam
Campbell, 2000 adalah yang memiliki:
a. Harga Diri (Self esteem)
b. Kemampuan komunikasi
c. Integritas Pribadi (Personal congruence)
d. Peran yang Fleksibel (Role flexibility)
Semakin besar hubungan dengan supervisor akan mendorong
eksplorasi, pembelajaran dan pengembangan
Kualitas Supervisor yang Baik
Seorang Supervisor yang “baik” menurut Tony Morrison (2001)
adalah:
a. Memahami kekuatan dan
keterbatasan
b. Perhatian terhadap orang yang
disupervisi
c. Perhatian terhadap hasil untuk
anak dan keluarga
d. Selalu mencari tahu bagaimana
anda meningkatkan cara dalam
melakukan supervisi
, • ≠ ¢° ≤ ≤• ¶• ´ ≥©Ỳ
Ciri-ciri Supervisor yang Efektif
Buatlah daftar ciri-ciri supervisor yang efektif dan tidak efektif.
1. Pilihlah beberapa ciri-ciri yang paling penting.
Susun daftarnya dibawah ini berdasarkan yang paling penting ke yang kurang penting,
lalu berikan contohnya bagaimana hal tersebut dapat digunakan dalam supervisi.
2. Pilihlah beberapa ciri-ciri yang anda rasa tidak terlalu penting. Sebutkan alasan dan
contohnya.
3. Dari pengalaman anda sebagai supervisor dan/atau, tuliskan pengalaman
supervisi/menjadi supervisee yang paling berkesan dan kurang berkesan (masing-
masing satu)
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Kriteria Supervisor yang Efektif
Lembar refleksi ciri-ciri supervisor yang efektif
Ciri-ciri Supervisor yang efektif menurut Virginia Satir dalam
Campbell, 2000 adalah yang memiliki:
a. Harga Diri (Self esteem)
b. Kemampuan komunikasi
c. Integritas Pribadi (Personal congruence)
d. Peran yang Fleksibel (Role flexibility)
Semakin besar hubungan dengan supervisor akan mendorong
eksplorasi, pembelajaran dan pengembangan
Kualitas Supervisor yang Baik
Seorang Supervisor yang “baik” menurut Tony Morrison (2001)
adalah:
a. Memahami kekuatan dan
keterbatasan
b. Perhatian terhadap orang yang
disupervisi
c. Perhatian terhadap hasil untuk
anak dan keluarga
d. Selalu mencari tahu bagaimana
anda meningkatkan cara dalam
melakukan supervisi
, • ≠ ¢° ≤ ≤• ¶• ´ ≥©Ỳ
Ciri-ciri Supervisor yang Efektif
Buatlah daftar ciri-ciri supervisor yang efektif dan tidak efektif.
1. Pilihlah beberapa ciri-ciri yang paling penting.
Susun daftarnya dibawah ini berdasarkan yang paling penting ke yang kurang penting,
lalu berikan contohnya bagaimana hal tersebut dapat digunakan dalam supervisi.
2. Pilihlah beberapa ciri-ciri yang anda rasa tidak terlalu penting. Sebutkan alasan dan
contohnya.
3. Dari pengalaman anda sebagai supervisor dan/atau, tuliskan pengalaman
supervisi/menjadi supervisee yang paling berkesan dan kurang berkesan (masing-
masing satu)
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Dua: Proses Supervisi
Materi yang dibahas pada sesi ini antara lain:
a. Tantangan dan Dukungan dalam Supervisi
b. Aspek-aspek dalam Supervisi
c. Hak, Tanggung Jawab dan Kompetensi Supervisor
Tantangan dan Dukungan di Tempat Kerja
Tabel Matriks Cassidy
Adapun ciri / karakteristik staf / pegawai yang berada pada kuadran 1,
2, 3, dan 4 antara lain:
1. Kuadran 1 (Dukungan Tinggi, Tantangan Tinggi)
a. Mewujudkan tempat kerja yang memotivasi dan menantang
b. Supervisi – mendukung supervisee untuk mencapai sukses dan
menggunakan energi ini dengan keterampilan dan
pengetahuan untuk kerja dengan tantangan yang lebih berat
lagi.
2. Kuadran 2 (Dukungan Tinggi, Tantangan Rendah)
a. Supervisee umumnya merupakan staf / pegawai yang baru di
suatu lembaga
b. Supervisee mulai mempraktekan dan memulai hubungan yang
baru dalam supervisi
Perbedaan Supervisi dengan Manajemen
Manajemen:
1. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari
kelompok orang sesuai dengan kebijakan tertentu untuk
mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan
2. Mengembangkan hubungan dan lingkungan yang memapukan
orang untuk bekerja bersama dan untuk merespon perubahan
Supervisi:
Supervisor memfasilitasi dengan refleksikan praktik untuk
mendukung supervisee:
1. Mengetahui kekuatan dan tantangan terkait keterampilan dan
pengetahuan
2. Merefleksikan mater i kasus untuk mengembangkan
pemahaman terkait isu, tujuan jangka panjang, strategi, sumber
yang dibutuhkan dan proses evaluasi
3. Mengelola tantangan dalam bekerja sehingga mereka tetap
bersemangat dan komitmen terhadap pekerjaannya
Supervisi
Suatu proses yang berlangsung
dengan cara mengatur waktu
untuk melakukan refleksi dan
praktik.
Manajemen
M e n g o r g a n i s a s i k a n d a n
mengkoordinasikan kegiatan
sesuai dengan kebi jakan
tertentu untuk pencapaian
tujuan yang sudah ditentukan
SUPERVISOR
MANAJEMEN
Supervisi Vs Manajemen
������� ������
�������� �����
������� ������
�������� ������
������� ������
�������� ������
������� ������
�������� ������
+µ° §≤° Æ Ề +µ° §≤° Æ ẽ
+µ° §≤° Æ Ế +µ° §≤° Æ ế
∂ �° Æß §©®° ≤° ∞ ° Æ
$ µ´ µÆß° Æ
4©Æßß© $ µ´ µÆß° Æ
2 • Ƨ° ®
4° Æ¥° Æß° Æ 4©Æßß©
4° Æ¥° Æß° Æ 2 • Ƨ° ®
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sesi Dua: Proses Supervisi
Materi yang dibahas pada sesi ini antara lain:
a. Tantangan dan Dukungan dalam Supervisi
b. Aspek-aspek dalam Supervisi
c. Hak, Tanggung Jawab dan Kompetensi Supervisor
Tantangan dan Dukungan di Tempat Kerja
Tabel Matriks Cassidy
Adapun ciri / karakteristik staf / pegawai yang berada pada kuadran 1,
2, 3, dan 4 antara lain:
1. Kuadran 1 (Dukungan Tinggi, Tantangan Tinggi)
a. Mewujudkan tempat kerja yang memotivasi dan menantang
b. Supervisi – mendukung supervisee untuk mencapai sukses dan
menggunakan energi ini dengan keterampilan dan
pengetahuan untuk kerja dengan tantangan yang lebih berat
lagi.
2. Kuadran 2 (Dukungan Tinggi, Tantangan Rendah)
a. Supervisee umumnya merupakan staf / pegawai yang baru di
suatu lembaga
b. Supervisee mulai mempraktekan dan memulai hubungan yang
baru dalam supervisi
Perbedaan Supervisi dengan Manajemen
Manajemen:
1. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari
kelompok orang sesuai dengan kebijakan tertentu untuk
mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan
2. Mengembangkan hubungan dan lingkungan yang memapukan
orang untuk bekerja bersama dan untuk merespon perubahan
Supervisi:
Supervisor memfasilitasi dengan refleksikan praktik untuk
mendukung supervisee:
1. Mengetahui kekuatan dan tantangan terkait keterampilan dan
pengetahuan
2. Merefleksikan mater i kasus untuk mengembangkan
pemahaman terkait isu, tujuan jangka panjang, strategi, sumber
yang dibutuhkan dan proses evaluasi
3. Mengelola tantangan dalam bekerja sehingga mereka tetap
bersemangat dan komitmen terhadap pekerjaannya
Supervisi
Suatu proses yang berlangsung
dengan cara mengatur waktu
untuk melakukan refleksi dan
praktik.
Manajemen
M e n g o r g a n i s a s i k a n d a n
mengkoordinasikan kegiatan
sesuai dengan kebi jakan
tertentu untuk pencapaian
tujuan yang sudah ditentukan
SUPERVISOR
MANAJEMEN
Supervisi Vs Manajemen
������� ������
�������� �����
������� ������
�������� ������
������� ������
�������� ������
������� ������
�������� ������
+µ° §≤° Æ Ề +µ° §≤° Æ ẽ
+µ° §≤° Æ Ế +µ° §≤° Æ ế
∂ �° Æß §©®° ≤° ∞ ° Æ
$ µ´ µÆß° Æ
4©Æßß© $ µ´ µÆß° Æ
2 • Ƨ° ®
4° Æ¥° Æß° Æ 4©Æßß©
4° Æ¥° Æß° Æ 2 • Ƨ° ®
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. Supervisor dapat menggunakan keterampilan melatih dan
mengajar
d. Melakukan advokasi untuk memperoleh training lanjutan dan
mengembangkan keterampilan untuk supervisee
3. Kuadran 3 (Dukungan Rendah, Tantangan Rendah)
a. Supervisee telah berpengalaman
b. Hubungan supervisi telah terbentuk
c. Supervisi adalah tentang kekuatan dan hambatan pada
lingkungan yang bebas dan terbuka
4. Kuadran 4 (Dukungan Rendah, Tantangan TinggI)
a. Supervisee telah berpengalaman
b. Pekerjaan yang menantang
c. Supervisi tidak tersedia atau tidak bermanfaat
d. Tanpa dukungan alternatif, beban berat, stress di tempat kerja
bisa berkembang
Lembar Matriks Cassidy
3 µ∞• ≤∂©≥© - ا•
Proctor
Formatif / Pendidikan Fokus pada
pengembangan pengetahuan dan
keterampilan
Restoratif / Suportif Membantu supervisee
meningkatkan motivasi, semangat
kerja, dan kemampuan
mengatasi tantangan termasuk kondisi stres dan distres.
Normatif / Administratif Fokus pada
panduan, monitoring dan evaluasi serta
mengontrol aspek kualitas dalam
praktik profesional
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Ċ����� ��������� �
�������Ą������ ����
A������ ����� ������
B��� ��
+µ° §≤° Æ Ễ +µ° §≤° Æ ề
+µ° §≤° Æ Ể +µ° §≤° Æ ể
∂ �° Æß §©®° ≤° ∞ ° Æ
$ µ´ µÆß° Æ
4©Æßß© $ µ´ µÆß° Æ
2 • Ƨ° ®
4° Æ¥° Æß° Æ 4©Æßß©
4° Æ¥° Æß° Æ 2 • Ƨ° ®
Adapun cara melakukan supervisi pada supervisee yang berada pada
kuadran 1, 2, 3, dan 4 akan dibahas pada pada pembahasan
berikutnya yakni Supervisi Model Proctor.
Model Keterampilan Supervisi
Supervisi Model Proctor
1. Supervisi Formatif / Pendidikan
Supervisor membantu supervisee untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman mengenai cara mereka bekerja
dan kebutuhan dari orang-orang yang mereka tangani.
a. Ruang yang cukup untuk refleksi terhadap proses dan isi dari
pekerjaan mereka
b. Menerima informasi serta pandangan orang lain mengenai
tugas, proses dan isi dari pekerjaan mereka
c. Mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam tugas
d. Mengatasi dilema etik yang dialami supervisee
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
c. Supervisor dapat menggunakan keterampilan melatih dan
mengajar
d. Melakukan advokasi untuk memperoleh training lanjutan dan
mengembangkan keterampilan untuk supervisee
3. Kuadran 3 (Dukungan Rendah, Tantangan Rendah)
a. Supervisee telah berpengalaman
b. Hubungan supervisi telah terbentuk
c. Supervisi adalah tentang kekuatan dan hambatan pada
lingkungan yang bebas dan terbuka
4. Kuadran 4 (Dukungan Rendah, Tantangan TinggI)
a. Supervisee telah berpengalaman
b. Pekerjaan yang menantang
c. Supervisi tidak tersedia atau tidak bermanfaat
d. Tanpa dukungan alternatif, beban berat, stress di tempat kerja
bisa berkembang
Lembar Matriks Cassidy
3 µ∞• ≤∂©≥© - ا•
Proctor
Formatif / Pendidikan Fokus pada
pengembangan pengetahuan dan
keterampilan
Restoratif / Suportif Membantu supervisee
meningkatkan motivasi, semangat
kerja, dan kemampuan
mengatasi tantangan termasuk kondisi stres dan distres.
Normatif / Administratif Fokus pada
panduan, monitoring dan evaluasi serta
mengontrol aspek kualitas dalam
praktik profesional
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Ċ����� ��������� �
�������Ą������ ����
A������ ����� ������
B��� ��
+µ° §≤° Æ Ễ +µ° §≤° Æ ề
+µ° §≤° Æ Ể +µ° §≤° Æ ể
∂ �° Æß §©®° ≤° ∞ ° Æ
$ µ´ µÆß° Æ
4©Æßß© $ µ´ µÆß° Æ
2 • Ƨ° ®
4° Æ¥° Æß° Æ 4©Æßß©
4° Æ¥° Æß° Æ 2 • Ƨ° ®
Adapun cara melakukan supervisi pada supervisee yang berada pada
kuadran 1, 2, 3, dan 4 akan dibahas pada pada pembahasan
berikutnya yakni Supervisi Model Proctor.
Model Keterampilan Supervisi
Supervisi Model Proctor
1. Supervisi Formatif / Pendidikan
Supervisor membantu supervisee untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman mengenai cara mereka bekerja
dan kebutuhan dari orang-orang yang mereka tangani.
a. Ruang yang cukup untuk refleksi terhadap proses dan isi dari
pekerjaan mereka
b. Menerima informasi serta pandangan orang lain mengenai
tugas, proses dan isi dari pekerjaan mereka
c. Mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam tugas
d. Mengatasi dilema etik yang dialami supervisee
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Adapun keterampilan yang diperlukan dalam supervisi formatif /
pendidikan antara lain:
a. Supervisor membantu supervisee dalam mengembangkan
keterampilan dan memahami tentang cara mereka bekerja
dan kebutuhan klien mereka.
b. Pada supervisi ini merupakan waktu yang tepat untuk
melakukan:
1) Refleks—apa yang sudah berhasil dilakukan, apa yang
perlu dilakukan lebih baik di kemudian hari
2) Umpan Balik -apa yang sudah berhasil dilakukan,
pengetahuan dan keterampilan apa yang masih perlu
ditingkatkan
c. Keterampilan mendengarkan, empati, menentukan tujuan
jangka panjang, membina, menjadi mentor, memonitor,
memfasilitasi. Selain itu supervisor pun harus mampu untuk
melakukan refleksi terhadap praktek, menggunakan teori ke
dalam praktek, dan mendorong dan menjadikan supervisee
lebih antusias
2. Supervisi Restoratif / Dukungan
Supervisor bekerjasama dengan supervisee mengidentifikasi dan
menyepakati cara-cara mereka menangani tuntutan dan stres dari
pekerjaan mereka. Menggali hal-hal yang mereka sukai dan
capaian para supervisee dalam tugasnya, dan juga tantangan di
dalam pekerjaan.
a. Memberikan validasi dan dukungan baik sebagai individu
maupun pegawai
b. Memastikan bahwa pegawai tersebut tidak dibiarkan
menanggung sendirian situasi-situasi yang sulit, orang-orang
dan masalah-masalah
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Adapun keterampilan yang diperlukan dalam supervisi restoratif
/ dukungan antara lain:
a. Supervisor bekerja bersama supervisee bagaimana mereka
mengelola tekanan dan permintaan saat bekerja. Supervisor
pun perlu memotivasi agar supervisee merasa senang dan
dapat berprestasi juga mengatasi tantangan supervisee di
dalam pekerjaan.
b. Menggali apa yang membuat supervisee menolak berbicara
dan mengapa dan menggali informasi tentang hal-hal yang
disukai saat bekerja dan proses belajar. Pada supervisi
dukungan / restoratif, supervisor tidak menghakimi
supervisee, memberi perhatian dan dukungan, tenang, murah
hati , mau berbagi keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman yang dipunyai, termasuk kesalahan
3. Normatif / Administratif
Supervisor menciptakan kesempatan bagi supervisee untuk
mengembangkan standar kerja yang baik, yang sesuai pada
kepentingan terbaik bagi anak dan keluarga yang mereka tangani,
sesuai dengan kebijakan organisasi, kerangka perilaku yang baik
dan kerangka hukum.
a. Menyediakan akses kepada informasi termasuk informasi
terkini mengenai kebijakan organisasi dan peraturan lain
terkait
b. Mengidentifikasi dan mengorganisir pelatihan yang
dibutuhkan dalam bidang ini, untuk memenuhi standar-
standar praktik
c. Mengatur beban kerja supaya supervisee sanggup melakukan
tugasnya, untuk mencapai praktik kasus dan tuntutan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Adapun keterampilan yang diperlukan dalam supervisi formatif /
pendidikan antara lain:
a. Supervisor membantu supervisee dalam mengembangkan
keterampilan dan memahami tentang cara mereka bekerja
dan kebutuhan klien mereka.
b. Pada supervisi ini merupakan waktu yang tepat untuk
melakukan:
1) Refleks—apa yang sudah berhasil dilakukan, apa yang
perlu dilakukan lebih baik di kemudian hari
2) Umpan Balik -apa yang sudah berhasil dilakukan,
pengetahuan dan keterampilan apa yang masih perlu
ditingkatkan
c. Keterampilan mendengarkan, empati, menentukan tujuan
jangka panjang, membina, menjadi mentor, memonitor,
memfasilitasi. Selain itu supervisor pun harus mampu untuk
melakukan refleksi terhadap praktek, menggunakan teori ke
dalam praktek, dan mendorong dan menjadikan supervisee
lebih antusias
2. Supervisi Restoratif / Dukungan
Supervisor bekerjasama dengan supervisee mengidentifikasi dan
menyepakati cara-cara mereka menangani tuntutan dan stres dari
pekerjaan mereka. Menggali hal-hal yang mereka sukai dan
capaian para supervisee dalam tugasnya, dan juga tantangan di
dalam pekerjaan.
a. Memberikan validasi dan dukungan baik sebagai individu
maupun pegawai
b. Memastikan bahwa pegawai tersebut tidak dibiarkan
menanggung sendirian situasi-situasi yang sulit, orang-orang
dan masalah-masalah
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Adapun keterampilan yang diperlukan dalam supervisi restoratif
/ dukungan antara lain:
a. Supervisor bekerja bersama supervisee bagaimana mereka
mengelola tekanan dan permintaan saat bekerja. Supervisor
pun perlu memotivasi agar supervisee merasa senang dan
dapat berprestasi juga mengatasi tantangan supervisee di
dalam pekerjaan.
b. Menggali apa yang membuat supervisee menolak berbicara
dan mengapa dan menggali informasi tentang hal-hal yang
disukai saat bekerja dan proses belajar. Pada supervisi
dukungan / restoratif, supervisor tidak menghakimi
supervisee, memberi perhatian dan dukungan, tenang, murah
hati , mau berbagi keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman yang dipunyai, termasuk kesalahan
3. Normatif / Administratif
Supervisor menciptakan kesempatan bagi supervisee untuk
mengembangkan standar kerja yang baik, yang sesuai pada
kepentingan terbaik bagi anak dan keluarga yang mereka tangani,
sesuai dengan kebijakan organisasi, kerangka perilaku yang baik
dan kerangka hukum.
a. Menyediakan akses kepada informasi termasuk informasi
terkini mengenai kebijakan organisasi dan peraturan lain
terkait
b. Mengidentifikasi dan mengorganisir pelatihan yang
dibutuhkan dalam bidang ini, untuk memenuhi standar-
standar praktik
c. Mengatur beban kerja supaya supervisee sanggup melakukan
tugasnya, untuk mencapai praktik kasus dan tuntutan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Adapun keterampilan yang diperlukan dalam supervisi normatif /
administratif antara lain:
a. Supervisor perlu membantu supervisee agar dapat berfikir
tentang pekerjaan mereka dan mengembangkan standar kerja
yang baik dan sesuai dengan kebijakan lembaga, sesuai
dengan kepentingan terbaik anak dan kode etik profesi serta
sesuai hukum yang berlaku.
b. Membangun kontak awal, mendengarkan, mengembangkan
kepercayaan, menetapkan tujuan, klarifikasi, advokasi,
mempraktikan, menjelaskan, dan menawarkan pilihan.
Supervisor pun harus menjadi model perilaku etis (sesuai kode
etik), melakukan tugas-tugas administratif, kompeten untuk
mensupervisi pada level ini, dan memahami adanya isu-isu
terkait lembaga/profesi/personal
Model Supervisi 4 x 4 x 4
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Model supervisi 4x4x4 ini melihat praktik supervisi dalam 3 lapisan yang berbeda, yaitu:
1. Lapisan pertama: Empat Fungsi Supervisi:
Supervisi merupakan proses dimana seorang supervisee
diberikan tanggung jawab oleh lembaganya untuk bekerja
dengan klien atau koleganya untuk mencapai tujuan profesional
dan personalnya demi mutu layanan bagi klien. Tujuan dan fungsi
ini adalah:
a. Kinerja yang kompeten dan akuntabel (fungsi manajerial)
b. Pengembangan profesi yang berkelanjutan (fungsi
pengembangan/formatif)
c. Dukungan personal (fungsi suportif/restoratif)
d. pelibatan individu dengan organisasinya (fungsi mediasi)
2. Lapisan kedua: Empat Stakeholder Supervisi
Yaitu adanya klien, pegawai/staf, lembaga, dan mitra
3. Lapisan ketiga: Empat langkah siklus supervisi
a. Pengalaman supervisee (terl ibat dan mengamati) :
memperhatikan apa kasusnya, apa yang terjadi?
b. Refleksi (melakukan investgasi terhadap pengalaman
supervisee): menanyakan apa yang dirasakan?
c. Analisis (mencoba memahami, menarik hipotesa menanyakan
kenapa, menyimpulkan apa artinya?)
d. Mengembangkan Rencana Aksi (mempersiapkan kegiatan
yang akan dilakukan, mencoba beberapa hal): apa yang akan
dilakukan kemudian?
Penguna Layanan Staf
Organisasi Mitra
0• Æß• ≠ ¢° Æß° Æ
- • §©° ≥© $ µ´ µÆß° Æ
- ° Æ° ™• ≠ • Æ
������� ��
Refleksi
Analisis
Rencana + Aksi
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Adapun keterampilan yang diperlukan dalam supervisi normatif /
administratif antara lain:
a. Supervisor perlu membantu supervisee agar dapat berfikir
tentang pekerjaan mereka dan mengembangkan standar kerja
yang baik dan sesuai dengan kebijakan lembaga, sesuai
dengan kepentingan terbaik anak dan kode etik profesi serta
sesuai hukum yang berlaku.
b. Membangun kontak awal, mendengarkan, mengembangkan
kepercayaan, menetapkan tujuan, klarifikasi, advokasi,
mempraktikan, menjelaskan, dan menawarkan pilihan.
Supervisor pun harus menjadi model perilaku etis (sesuai kode
etik), melakukan tugas-tugas administratif, kompeten untuk
mensupervisi pada level ini, dan memahami adanya isu-isu
terkait lembaga/profesi/personal
Model Supervisi 4 x 4 x 4
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Model supervisi 4x4x4 ini melihat praktik supervisi dalam 3 lapisan yang berbeda, yaitu:
1. Lapisan pertama: Empat Fungsi Supervisi:
Supervisi merupakan proses dimana seorang supervisee
diberikan tanggung jawab oleh lembaganya untuk bekerja
dengan klien atau koleganya untuk mencapai tujuan profesional
dan personalnya demi mutu layanan bagi klien. Tujuan dan fungsi
ini adalah:
a. Kinerja yang kompeten dan akuntabel (fungsi manajerial)
b. Pengembangan profesi yang berkelanjutan (fungsi
pengembangan/formatif)
c. Dukungan personal (fungsi suportif/restoratif)
d. pelibatan individu dengan organisasinya (fungsi mediasi)
2. Lapisan kedua: Empat Stakeholder Supervisi
Yaitu adanya klien, pegawai/staf, lembaga, dan mitra
3. Lapisan ketiga: Empat langkah siklus supervisi
a. Pengalaman supervisee (terl ibat dan mengamati) :
memperhatikan apa kasusnya, apa yang terjadi?
b. Refleksi (melakukan investgasi terhadap pengalaman
supervisee): menanyakan apa yang dirasakan?
c. Analisis (mencoba memahami, menarik hipotesa menanyakan
kenapa, menyimpulkan apa artinya?)
d. Mengembangkan Rencana Aksi (mempersiapkan kegiatan
yang akan dilakukan, mencoba beberapa hal): apa yang akan
dilakukan kemudian?
Penguna Layanan Staf
Organisasi Mitra
0• Æß• ≠ ¢° Æß° Æ
- • §©° ≥© $ µ´ µÆß° Æ
- ° Æ° ™• ≠ • Æ
������� ��
Refleksi
Analisis
Rencana + Aksi
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Tujuh Mata Supervisor
“Tujuh Mata Supervisor” meliputi:
a. Sistem klien (situasi/masalah)
b. Intervensi (apa saja yang sudah dicoba)
c. Hubungan antara yang disupervisi dan klien (dinamika antara
yang disupervisi dan klien)
d. Reaksi yang disupervisi terhadap klien (apa yang menjadi
kendala bekerja dengan klien)
e. Proses paralel (proses di dalam hubungan klien/yang
disupervisi dapat direplikasi dalam hubungan antara yang
disupervisi/supervisor)
f. Reaksi supervisor, refleksi diri
g. Sistem-sistem yang terlibat (aspek pekerjaan yang berkaitan
dengan kode etik, organisasi, perjanjian/kontrak, sosial dan
budaya)
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Hak dan tanggung jawab supervisor dan supervisee
Hak Supervisor
a. Dibekali dengan sumber daya (waktu, materi dan dana) untuk
melakukan supervisi yang berkualitas secara rutin
b. Memiliki akses terhadap pelatihan yang dibutuhkan dan
terkini, baik di bidang penyediaan layanan dan supervisi
c. Dibekali dengan sumber daya untuk melakukan supervisi
mereka sendiri
Tanggung-Jawab Supervisor
a. Menyediakan ruang yang aman untuk Supervisee, agar
mereka dapat berbicara mengenai tugas mereka dengan cara
mereka sendiri
b. Memberikan umpan balik yang berguna
c. Mendukung Supervisee untuk mengeksplorasi dan
menjelaskan alur pemikiran mereka
d. Berbagi informasi, pengetahuan dan keterampilan dengan
benar
e. Mempertanyakan praktik-praktik yang dianggap tidak etis,
tidak bijaksana, dan tidak kompeten
f. Mempertanyakan hal-hal yang terlewatkan baik secara pribadi
atau secara profesional
g. Menyadari adanya kewajiban profesional dan etis untuk
menyediakan layanan yang berkualitas kepada organisasi,
klien, kelompok profesional dan masyarakat
h. Menghadiri supervisi profesional, minimal satu jam setiap
bulan
i. Mempertahankan pelatihan dan keterampilan supervisi terkini
547. Dalam konteks yang lebih luas
Klien PelatihSupervisor
1. Sistem Klien
3. Hubungan
4. Proses Pembinaan
5. Hubungan
6. Proses Supervisi
enrve st inI .2
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Tujuh Mata Supervisor
“Tujuh Mata Supervisor” meliputi:
a. Sistem klien (situasi/masalah)
b. Intervensi (apa saja yang sudah dicoba)
c. Hubungan antara yang disupervisi dan klien (dinamika antara
yang disupervisi dan klien)
d. Reaksi yang disupervisi terhadap klien (apa yang menjadi
kendala bekerja dengan klien)
e. Proses paralel (proses di dalam hubungan klien/yang
disupervisi dapat direplikasi dalam hubungan antara yang
disupervisi/supervisor)
f. Reaksi supervisor, refleksi diri
g. Sistem-sistem yang terlibat (aspek pekerjaan yang berkaitan
dengan kode etik, organisasi, perjanjian/kontrak, sosial dan
budaya)
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Hak dan tanggung jawab supervisor dan supervisee
Hak Supervisor
a. Dibekali dengan sumber daya (waktu, materi dan dana) untuk
melakukan supervisi yang berkualitas secara rutin
b. Memiliki akses terhadap pelatihan yang dibutuhkan dan
terkini, baik di bidang penyediaan layanan dan supervisi
c. Dibekali dengan sumber daya untuk melakukan supervisi
mereka sendiri
Tanggung-Jawab Supervisor
a. Menyediakan ruang yang aman untuk Supervisee, agar
mereka dapat berbicara mengenai tugas mereka dengan cara
mereka sendiri
b. Memberikan umpan balik yang berguna
c. Mendukung Supervisee untuk mengeksplorasi dan
menjelaskan alur pemikiran mereka
d. Berbagi informasi, pengetahuan dan keterampilan dengan
benar
e. Mempertanyakan praktik-praktik yang dianggap tidak etis,
tidak bijaksana, dan tidak kompeten
f. Mempertanyakan hal-hal yang terlewatkan baik secara pribadi
atau secara profesional
g. Menyadari adanya kewajiban profesional dan etis untuk
menyediakan layanan yang berkualitas kepada organisasi,
klien, kelompok profesional dan masyarakat
h. Menghadiri supervisi profesional, minimal satu jam setiap
bulan
i. Mempertahankan pelatihan dan keterampilan supervisi terkini
547. Dalam konteks yang lebih luas
Klien PelatihSupervisor
1. Sistem Klien
3. Hubungan
4. Proses Pembinaan
5. Hubungan
6. Proses Supervisi
enrve st inI .2
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Hak Supervisee
a. Dibekali dengan sumber daya (waktu, materi dan dana) untuk
mengakses supervisi yang berkualitas secara rutin
b. Mendapatkan supervisi yang dapat mengidentifikasi kekuatan
dan juga hal-hal yang perlu dikembangkan dalam praktiknya
c. Memiliki akses kepada pelatihan yang dibutuhkan di bidang
penyediaan layanan dan pengembangan keterampilan
supervisi
d. Menyampaikan masalah-masalah yang rumit untuk
mendapatkan bantuan
e. Mendapatkan umpan balik dan arahan mengenai manajemen
kasus dan pekerjaan kasus
Tanggung-Jawab Supervisee
a. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam praktik yang
membutuhkan pertolongan
b. Menciptakan saling percaya di dalam supervisi agar dapat
membagikan isu-isu dalam pekerjaan mereka
c. Mengidentifikasi tipe-tipe respon yang berguna untuk mereka
d. Terbuka terhadap umpan balik
e. Meminta umpan balik yang lebih jelas jika kurang dimengerti
f. Meminta umpan balik yang belum diberikan, dan umpan balik
yang dapat membantu pengembangan keterampilan dan
pengetahuan
g. Memantau kecenderungan untuk pembenaran, penjelasan
dan pertahanan
h. Memilah umpan balik yang berguna
i. Menyadari adanya kewajiban profesional dan etis untuk
menyediakan layanan yang berkualitas kepada organisasi,
klien, kelompok profesional dan masyarakat
+ Ø≠ ∞• ¥• Æ≥© Kurang Rata-rata
Bawah
Rata-rata Rata-rata
Atas
Baik
Sekali
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan
tentang perkembangan
anak dan asesmen anak
yang memiliki resiko
Memiliki pengetahuan dan
sumber-sumber yang
tersedia dalam lembaganya,
pemerintah dan masyarakat.
Memiliki pengetahuan dan
isu-isu etik dan hukum saat
ini
Memahami program
pengembangan
keterampilan pengasuhan
(parenting skills)
Memiliki pengetahuan
tentang teori dan strategi
intervensi
Praktek
Mampu menciptakan
suasana yang nyaman
Menunjukkan keeterampilan
komunikasi yang memadai
Mampu
mengkonseptualisasikan
suatu masalah
Mampu
memformulasikan/menilai
tujuan-tujuan manajemen
kasus
Menunjukkan penguasaan
strategi intervensi
Tepat waktu dan teliti dalam
dokumentasi
Profesional/Pribadi
Menunjukkan perilaku etik
Menunjukkan penggunaan
keterampilan manajemen
kasus
Mampu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
sendiri
Mampu menerima dan
mempelajari umpan balik
Lembar checklist pengetahuan, keterampilan, profesional dan personal supervisor
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Hak Supervisee
a. Dibekali dengan sumber daya (waktu, materi dan dana) untuk
mengakses supervisi yang berkualitas secara rutin
b. Mendapatkan supervisi yang dapat mengidentifikasi kekuatan
dan juga hal-hal yang perlu dikembangkan dalam praktiknya
c. Memiliki akses kepada pelatihan yang dibutuhkan di bidang
penyediaan layanan dan pengembangan keterampilan
supervisi
d. Menyampaikan masalah-masalah yang rumit untuk
mendapatkan bantuan
e. Mendapatkan umpan balik dan arahan mengenai manajemen
kasus dan pekerjaan kasus
Tanggung-Jawab Supervisee
a. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam praktik yang
membutuhkan pertolongan
b. Menciptakan saling percaya di dalam supervisi agar dapat
membagikan isu-isu dalam pekerjaan mereka
c. Mengidentifikasi tipe-tipe respon yang berguna untuk mereka
d. Terbuka terhadap umpan balik
e. Meminta umpan balik yang lebih jelas jika kurang dimengerti
f. Meminta umpan balik yang belum diberikan, dan umpan balik
yang dapat membantu pengembangan keterampilan dan
pengetahuan
g. Memantau kecenderungan untuk pembenaran, penjelasan
dan pertahanan
h. Memilah umpan balik yang berguna
i. Menyadari adanya kewajiban profesional dan etis untuk
menyediakan layanan yang berkualitas kepada organisasi,
klien, kelompok profesional dan masyarakat
+ Ø≠ ∞• ¥• Æ≥© Kurang Rata-rata
Bawah
Rata-rata Rata-rata
Atas
Baik
Sekali
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan
tentang perkembangan
anak dan asesmen anak
yang memiliki resiko
Memiliki pengetahuan dan
sumber-sumber yang
tersedia dalam lembaganya,
pemerintah dan masyarakat.
Memiliki pengetahuan dan
isu-isu etik dan hukum saat
ini
Memahami program
pengembangan
keterampilan pengasuhan
(parenting skills)
Memiliki pengetahuan
tentang teori dan strategi
intervensi
Praktek
Mampu menciptakan
suasana yang nyaman
Menunjukkan keeterampilan
komunikasi yang memadai
Mampu
mengkonseptualisasikan
suatu masalah
Mampu
memformulasikan/menilai
tujuan-tujuan manajemen
kasus
Menunjukkan penguasaan
strategi intervensi
Tepat waktu dan teliti dalam
dokumentasi
Profesional/Pribadi
Menunjukkan perilaku etik
Menunjukkan penggunaan
keterampilan manajemen
kasus
Mampu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan
sendiri
Mampu menerima dan
mempelajari umpan balik
Lembar checklist pengetahuan, keterampilan, profesional dan personal supervisor
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Lembar checklist ini akan menjadi bahan refleksi diri dan masukan
bagi lembaga dimana anda bekerja. Isilah lembar checklist ini sesuai
dengan kondisi yang benar-benar anda rasakan.
Peran dan Keterampilan Supervisor menurut Nada Miocevec
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Seorang supervisor dapat menjalankan beberapa peran berbeda yaitu guru/pelatih, manajer, memberikan pengetahuan dalam tataran praktek, memastikan pendidikan diri yang berkelanjutan bagi supervisee, berperan sebagai agen perubahan dan pakar dalam membina hubungan. Seorang supervisor juga dapat berperan dalam mengembangkan jejaring dengan sistem sumber lain yang dibutuhkan oleh supervisee dan kliennya.
Syarat menjadi Seorang Supervisor
Efektivitas dari supervisi menuntut para supervisor untuk memiliki
tingkat kompetensi personal dan profesional dalam melaksanakan
supervisi yang efektif. Berikut merupakan kriteria untuk memilih
seorang Supervisor
a. Minimal lima tahun melakukan praktik manajemen kasus
(disesuaikan dengan kebijakan lembaga)
b. Memiliki kompetensi di bidang-bidang yang sesuai dengan
kebutuhan supervisee
c. Memiliki tingkat keterampilan praktik yang sama atau lebih
tinggi dari supervisee
d. Kompetensi dalam keterampilan supervisi
e. Mendapatkan pelatihan supervisi terkini
f. Mengikuti supervisi terhadap dirinya minimal satu kali
sebulan
g. Komitmen untuk memberikan layanan supervisi ke jenjang
yang lebih tinggi, sebagaimana yang diuraikan dalam
panduan supervisi ini
Dapat merespon kebutuhan individual Menterjemahkan praktek kepada orang lain Peran mentor ditentukan Sabar dan murah ha�
SUPERVISOR
MANAJER
Menjalin hubungan baikMerespon apapunMelihat in� masalahMampu bernegosiasiMampu berkonfrontasi
VisionerPenantangMempromosikan hidup& dapat meneruskannyaKuat pendirian mawas diri
PENDIDIKAN DIRIBERKELANJUTAN
Perawatan &control diri
GURU/PELATIH
AdministrasiMenjalin kualitasMengatur diri, waktu& lainnyaPengambilan keputusansesuai e�kPengetahuan & integritas profesional
AGEN PERUBAHAN
PENGETAHUANBIJAK PRAKTISI
AHLI HUBUNGAN
KebijaksanaanpraktekPengalamanBelas kasihanMenghargaiPengetahuantentang peraturan
Copyright Nada Miocevic 2007Last Updated 2007
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Lembar checklist ini akan menjadi bahan refleksi diri dan masukan
bagi lembaga dimana anda bekerja. Isilah lembar checklist ini sesuai
dengan kondisi yang benar-benar anda rasakan.
Peran dan Keterampilan Supervisor menurut Nada Miocevec
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Seorang supervisor dapat menjalankan beberapa peran berbeda yaitu guru/pelatih, manajer, memberikan pengetahuan dalam tataran praktek, memastikan pendidikan diri yang berkelanjutan bagi supervisee, berperan sebagai agen perubahan dan pakar dalam membina hubungan. Seorang supervisor juga dapat berperan dalam mengembangkan jejaring dengan sistem sumber lain yang dibutuhkan oleh supervisee dan kliennya.
Syarat menjadi Seorang Supervisor
Efektivitas dari supervisi menuntut para supervisor untuk memiliki
tingkat kompetensi personal dan profesional dalam melaksanakan
supervisi yang efektif. Berikut merupakan kriteria untuk memilih
seorang Supervisor
a. Minimal lima tahun melakukan praktik manajemen kasus
(disesuaikan dengan kebijakan lembaga)
b. Memiliki kompetensi di bidang-bidang yang sesuai dengan
kebutuhan supervisee
c. Memiliki tingkat keterampilan praktik yang sama atau lebih
tinggi dari supervisee
d. Kompetensi dalam keterampilan supervisi
e. Mendapatkan pelatihan supervisi terkini
f. Mengikuti supervisi terhadap dirinya minimal satu kali
sebulan
g. Komitmen untuk memberikan layanan supervisi ke jenjang
yang lebih tinggi, sebagaimana yang diuraikan dalam
panduan supervisi ini
Dapat merespon kebutuhan individual Menterjemahkan praktek kepada orang lain Peran mentor ditentukan Sabar dan murah ha�
SUPERVISOR
MANAJER
Menjalin hubungan baikMerespon apapunMelihat in� masalahMampu bernegosiasiMampu berkonfrontasi
VisionerPenantangMempromosikan hidup& dapat meneruskannyaKuat pendirian mawas diri
PENDIDIKAN DIRIBERKELANJUTAN
Perawatan &control diri
GURU/PELATIH
AdministrasiMenjalin kualitasMengatur diri, waktu& lainnyaPengambilan keputusansesuai e�kPengetahuan & integritas profesional
AGEN PERUBAHAN
PENGETAHUANBIJAK PRAKTISI
AHLI HUBUNGAN
KebijaksanaanpraktekPengalamanBelas kasihanMenghargaiPengetahuantentang peraturan
Copyright Nada Miocevic 2007Last Updated 2007
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Mencapai Standar Organisasi dan Etika Personal dan Profesional
dalam Supervisi
Supervisi perlu melakukan beberapa hal utama dan mengacu pada
etika profesi serta mampu mengatasi konflik yang mungkin timbul
dalam supervisi. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan yakni
terkait dengan pedoman administratif organisasi dengan cara:
a. Memantau beban kerja berdasarkan sebuah matrix yang
mempertimbangkan jumlah dan kompleksitas dari kasusnya
b. Mengulas kembali catatan-catatan, arsip kasus, laporan
tertulis, surat-surat dan surel untuk diulas secara berkala
hingga mencapai tingkat percaya diri dan kompetensi yang
disepakati
c. Capaian perkembangan klien dibahas secara berkala, tujuan
diidentifikasi dan dipantau
d. Diskusi mengenai hubungan caseworker di dalam sistem
layanan di tempat mereka bekerja, untuk mengidentifikasi
ketegangan diantara lembaga partner yang signifikan
e. Diskusi mengenai kompleksitas dari masalah-masalah dilema
etis yang teridentifikasi dan tertangani
f. Kebutuhan pengembangan profesional jangka panjang
supervisee teridentifikasi, tujuan ditentukan dan rencana
untuk pencapaian dikembangkan
Supervisi harus selalu berpedoman pada etika profesional dan
personal dalam supervisi. Adapun etika personal dan profesional
dalam supervisi serta korelasinya digambarkan melalui gambar
berikut:
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Bekerja dengan anak-anak dan keluarga yang rentan, menciptakan lapangan pekerjaan yang berharga namun penuh tantangan. Masalah-masalah rumit yang berhubungan dengan etika (dilema etik) dapat timbul dengan cepat dalam proses manajemen kasus, yang disebabkan oleh bercampurnya nilai-nilai dasar dari masing-masing pekerja kasus, situasi anak dan keluarga yang kompleks, sumber daya yang tersedia, respon dari profesional lainnya, tuntutan pekerjaan dan tantangan kehidupan pribadi.
Kerangka kerja etika mempertimbangkan identifikasi dari dilema etis
dan respon yang dibutuhkan adalah:
a. Nilai dan martabat manusia – setiap anak memiliki hak untuk
hidup aman dalam keluarganya
b. Keadilan sosial – distribusi sumber daya yang seimbang, akses
Nilai-nilai & Keyakinan
Keluarga
. ©° ©‾Æ©° © Ĩ
Keyakinan Spiritual
Nilai-nilai &
Keyakinan Sosial
Nilai-nilai &
Keyakinan Budaya
Pengalaman Hidup
Kerangka Kerja Legal
& Sosial
Intuisi Personal & Profesional Keyakinan
Etika Moralitas
Nilai dan martabat manusia, keadilan
sosial, layanan kemanusiaan,
integritas, kompetensi, memprioritaskan
kepentingan terbaik, dst.
Pedoman & Peraturan
Agensi
Organisasi Profesional & Standar
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Mencapai Standar Organisasi dan Etika Personal dan Profesional
dalam Supervisi
Supervisi perlu melakukan beberapa hal utama dan mengacu pada
etika profesi serta mampu mengatasi konflik yang mungkin timbul
dalam supervisi. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan yakni
terkait dengan pedoman administratif organisasi dengan cara:
a. Memantau beban kerja berdasarkan sebuah matrix yang
mempertimbangkan jumlah dan kompleksitas dari kasusnya
b. Mengulas kembali catatan-catatan, arsip kasus, laporan
tertulis, surat-surat dan surel untuk diulas secara berkala
hingga mencapai tingkat percaya diri dan kompetensi yang
disepakati
c. Capaian perkembangan klien dibahas secara berkala, tujuan
diidentifikasi dan dipantau
d. Diskusi mengenai hubungan caseworker di dalam sistem
layanan di tempat mereka bekerja, untuk mengidentifikasi
ketegangan diantara lembaga partner yang signifikan
e. Diskusi mengenai kompleksitas dari masalah-masalah dilema
etis yang teridentifikasi dan tertangani
f. Kebutuhan pengembangan profesional jangka panjang
supervisee teridentifikasi, tujuan ditentukan dan rencana
untuk pencapaian dikembangkan
Supervisi harus selalu berpedoman pada etika profesional dan
personal dalam supervisi. Adapun etika personal dan profesional
dalam supervisi serta korelasinya digambarkan melalui gambar
berikut:
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Bekerja dengan anak-anak dan keluarga yang rentan, menciptakan lapangan pekerjaan yang berharga namun penuh tantangan. Masalah-masalah rumit yang berhubungan dengan etika (dilema etik) dapat timbul dengan cepat dalam proses manajemen kasus, yang disebabkan oleh bercampurnya nilai-nilai dasar dari masing-masing pekerja kasus, situasi anak dan keluarga yang kompleks, sumber daya yang tersedia, respon dari profesional lainnya, tuntutan pekerjaan dan tantangan kehidupan pribadi.
Kerangka kerja etika mempertimbangkan identifikasi dari dilema etis
dan respon yang dibutuhkan adalah:
a. Nilai dan martabat manusia – setiap anak memiliki hak untuk
hidup aman dalam keluarganya
b. Keadilan sosial – distribusi sumber daya yang seimbang, akses
Nilai-nilai & Keyakinan
Keluarga
. ©° ©‾Æ©° © Ĩ
Keyakinan Spiritual
Nilai-nilai &
Keyakinan Sosial
Nilai-nilai &
Keyakinan Budaya
Pengalaman Hidup
Kerangka Kerja Legal
& Sosial
Intuisi Personal & Profesional Keyakinan
Etika Moralitas
Nilai dan martabat manusia, keadilan
sosial, layanan kemanusiaan,
integritas, kompetensi, memprioritaskan
kepentingan terbaik, dst.
Pedoman & Peraturan
Agensi
Organisasi Profesional & Standar
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
layanan publik yang adil untuk memenuhi kepentingan terbaik
dari anak
c. Layanan kepada kemanusiaan – bekerja untuk memberikan
kesempatan kepada anak untuk mencapai potensinya di dalam
keluarga, keluarga angkat atau pengasuhan di luar rumah
d. Integritas – manajer kasus menjunjung kualitas perilaku
profesional yang tinggi dan bertindak dengan martabat serta
bertanggung-jawab
e. Kompetensi – menghargai keahlian dan kompetensi dalam
praktek manajemen kasus
f. Memprioritaskan kepentingan terbaik klien – manajer kasus
akan bekerja demi kepentingan terbaik dari anak sebagai
prioritas, sekaligus mempertimbangkan kebutuhan dari
semua orang yang terlibat
g. Konflik kepentingan – akan diidentifikasi dan diinformasikan
kepada lembaga agar semua yang terlibat dapat membuat
solusinya
h. Self Determination – manajer kasus akan mengupayakan agar
anak-anak dan keluarga dapat membuat keputusan yang tepat
mengenai masa depan mereka, dan berupaya menyediakan
sumber daya bagi mereka untuk mengambil keputusan
tersebut
i. Pernyataan persetujuan/informed consent – manajer kasus
akan bekerja sama dengan anak-anak dan keluarga agar
mereka memahami keputusan yang mereka buat mengenai
masa depan mereka, dan mereka memiliki informasi untuk
dapat membantu membuat keputusan tersebut serta
memberikan pernyataan persetujuan mereka
j. Supervisi perlu memprioritaskan fokusnya pada pekerjaan
yang sedang dilakukan bukan pada kebutuhan emosional dan
psikologis para supervisee yang menangani pekerjaan
tersebut. Jika hal ini terjadi, maka dapat dilakukan rujukan
pada profesi lain dengan didiskusikan bersama supervisee.
k. Kerahasiaan – manajer kasus akan mengatur catatan yang
disimpan, yang berisikan informasi dan hanya digunakan demi
kepentingan klien. Catatan ini harus didokumentasikan
dengan cara yang menghargai anak dan keluarganya. Hanya
informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan anak dan
keluarga yang akan dibagikan kepada para profesional lainnya.
Jika memungkinkan, anak dan keluarga memberikan ijin
tertulis / verbal bahwa informasi ini dapat diungkapkan pada
pihak lain yang akan terlibat dalam memberikan layanan.
Secara umum, supervisi bersifat rahasia antara supervisor dengan
supervisee. Jika ada isu-isu yang timbul di dalam supervisi yang
memerlukan pelanggaran kerahasiaan dari supervisi (keselamatan
dan kesehatan kerja atau tuntutan tugas pengasuhan etc.), maka
supervisee akan diinformasikan mengenai kebutuhan untuk
pelanggaran kerahasiaan tersebut, sesegera mungkin hal itu dapat
dilakukan. Adapun proses membuka informasi dalam supervisi perlu
memperhatikan beberapa poin berikut:
a. Supervisor akan menginformasikan kepada supervisee alasan
mengapa informasi dalam supervisi tersebut perlu dibuka dan
keterangan mengenai kepada siapa, kapan, bagaimana dan
untuk tujuan apa.
b. Sesuai prosedur, hal ini perlu diinformasikan kepada yang
disupervisi dalam bentuk tertulis, seminggu sebelum informasi
tersebut akan dirilis.
c. Supervisee memiliki hak untuk memberikan respon baik secara
lisan dan / atau tertulis terhadap materi yang akan dirilis, dan
hal ini akan diikutsertakan dalam dokumen akhir.
Informasi dari supervisi harus tetap menjaga kerahasiaan, namun dapat digunakan untuk pengulasan performa manajemen secara utuh.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
layanan publik yang adil untuk memenuhi kepentingan terbaik
dari anak
c. Layanan kepada kemanusiaan – bekerja untuk memberikan
kesempatan kepada anak untuk mencapai potensinya di dalam
keluarga, keluarga angkat atau pengasuhan di luar rumah
d. Integritas – manajer kasus menjunjung kualitas perilaku
profesional yang tinggi dan bertindak dengan martabat serta
bertanggung-jawab
e. Kompetensi – menghargai keahlian dan kompetensi dalam
praktek manajemen kasus
f. Memprioritaskan kepentingan terbaik klien – manajer kasus
akan bekerja demi kepentingan terbaik dari anak sebagai
prioritas, sekaligus mempertimbangkan kebutuhan dari
semua orang yang terlibat
g. Konflik kepentingan – akan diidentifikasi dan diinformasikan
kepada lembaga agar semua yang terlibat dapat membuat
solusinya
h. Self Determination – manajer kasus akan mengupayakan agar
anak-anak dan keluarga dapat membuat keputusan yang tepat
mengenai masa depan mereka, dan berupaya menyediakan
sumber daya bagi mereka untuk mengambil keputusan
tersebut
i. Pernyataan persetujuan/informed consent – manajer kasus
akan bekerja sama dengan anak-anak dan keluarga agar
mereka memahami keputusan yang mereka buat mengenai
masa depan mereka, dan mereka memiliki informasi untuk
dapat membantu membuat keputusan tersebut serta
memberikan pernyataan persetujuan mereka
j. Supervisi perlu memprioritaskan fokusnya pada pekerjaan
yang sedang dilakukan bukan pada kebutuhan emosional dan
psikologis para supervisee yang menangani pekerjaan
tersebut. Jika hal ini terjadi, maka dapat dilakukan rujukan
pada profesi lain dengan didiskusikan bersama supervisee.
k. Kerahasiaan – manajer kasus akan mengatur catatan yang
disimpan, yang berisikan informasi dan hanya digunakan demi
kepentingan klien. Catatan ini harus didokumentasikan
dengan cara yang menghargai anak dan keluarganya. Hanya
informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan anak dan
keluarga yang akan dibagikan kepada para profesional lainnya.
Jika memungkinkan, anak dan keluarga memberikan ijin
tertulis / verbal bahwa informasi ini dapat diungkapkan pada
pihak lain yang akan terlibat dalam memberikan layanan.
Secara umum, supervisi bersifat rahasia antara supervisor dengan
supervisee. Jika ada isu-isu yang timbul di dalam supervisi yang
memerlukan pelanggaran kerahasiaan dari supervisi (keselamatan
dan kesehatan kerja atau tuntutan tugas pengasuhan etc.), maka
supervisee akan diinformasikan mengenai kebutuhan untuk
pelanggaran kerahasiaan tersebut, sesegera mungkin hal itu dapat
dilakukan. Adapun proses membuka informasi dalam supervisi perlu
memperhatikan beberapa poin berikut:
a. Supervisor akan menginformasikan kepada supervisee alasan
mengapa informasi dalam supervisi tersebut perlu dibuka dan
keterangan mengenai kepada siapa, kapan, bagaimana dan
untuk tujuan apa.
b. Sesuai prosedur, hal ini perlu diinformasikan kepada yang
disupervisi dalam bentuk tertulis, seminggu sebelum informasi
tersebut akan dirilis.
c. Supervisee memiliki hak untuk memberikan respon baik secara
lisan dan / atau tertulis terhadap materi yang akan dirilis, dan
hal ini akan diikutsertakan dalam dokumen akhir.
Informasi dari supervisi harus tetap menjaga kerahasiaan, namun dapat digunakan untuk pengulasan performa manajemen secara utuh.
Sesi Tiga: Proses Supervisi
Materi yang dibahas pada sesi ini antara lain:
a. Supervisi yang baik
b. Kontrak supervisi
c. Matriks alokasi kasus
d. Menjadi supervisor yang baik
Bentuk Supervisi
Supervisi pun dapat dilakukan secara individual, kelompok, dan tim.
a. Supervisi individual: Supervisi yang
dilakukan secara perorangan dalam
wilayah kerjanya
b. Supervisi kelompok: Supervisi yang
dilakukan secara berkelompok.
c. Supervisi tim: Supervisi yang
dilakukan secara tim yang terdiri
dari profesi dan pihak terkait
lainnya.
Supervisi dapat dilakukan langsung dan tidak langsung. Supervisi
langsung dilakukan dengan:
a. Bertemu secara langsung / tatap muka
b. Melakukan pengamatan bersama-sama secara langsung ke
lapangan
Supervisi tidak langsung dilakukan dengan:
a. Telpon, SMS, dan WA
b. Email
c. Rekaman suara
d. Rekaman video
e. Mempelajari catatan, dokumentasi, dan laporan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
CATATAN: Supervisi yang efektif membutuhkan beberapa observasi
langsung.
Kontrak Supervisi
Mengembangkan sebuah kontrak supervisi
merupakan elemen yang penting dari
sebuah hubungan supervisi. Kontrak
tersebut merupakan dokumentasi formal
dari harapan-harapan dan tujuan-tujuan
penting dari hubungan supervisi tersebut.
Kontrak supervisi perlu dikembangkan di
awal proses supervisi dan harus di kaji ulang
secara berkala, paling sedikit setiap dua
belas bulan sekali. Kontrak tersebut
mencakup pengadaan (waktu dan tempat)
dan bagian isi (apa yang akan dibahas).
Kontrak supervise harus dikembangkan pada awal proses supervise
dan untuk dibahas kembali secara teratur, minimal setiap 12 bulan.
Kontraknya meliputi pelaksanaan (waktu dan tempat) dan isi (apa
yang akan didiskusikan). Sebelum melakukan kontrak supervisi, kita
harus menentukan waktu dan tempat dalam melakukan supervisi
dan merundingkan kontrak supervisi.
1. Menentukan waktu dan tempat dalam melakukan supervisi.
a. Waktu untuk melakukan supervisi diantara jam kerja bagi
supervisor dan supervisee
b. Frekuensi dari supervisi untuk memenuhi standar praktek
terbaik dan di dalamnya ikut mempertimbangkan ketentuan
pengetahuan serta pengembangan keterampilan dari seorang
manajer kasus, masalah-masalah pribadi maupun profesional
dan juga kompleksitas dari klien yang didampingi.
1) Lulusan baru (kurang dari tiga tahun) mendapatkan
supervisi mingguan dengan minimal satu jam
Sesi Tiga: Proses Supervisi
Materi yang dibahas pada sesi ini antara lain:
a. Supervisi yang baik
b. Kontrak supervisi
c. Matriks alokasi kasus
d. Menjadi supervisor yang baik
Bentuk Supervisi
Supervisi pun dapat dilakukan secara individual, kelompok, dan tim.
a. Supervisi individual: Supervisi yang
dilakukan secara perorangan dalam
wilayah kerjanya
b. Supervisi kelompok: Supervisi yang
dilakukan secara berkelompok.
c. Supervisi tim: Supervisi yang
dilakukan secara tim yang terdiri
dari profesi dan pihak terkait
lainnya.
Supervisi dapat dilakukan langsung dan tidak langsung. Supervisi
langsung dilakukan dengan:
a. Bertemu secara langsung / tatap muka
b. Melakukan pengamatan bersama-sama secara langsung ke
lapangan
Supervisi tidak langsung dilakukan dengan:
a. Telpon, SMS, dan WA
b. Email
c. Rekaman suara
d. Rekaman video
e. Mempelajari catatan, dokumentasi, dan laporan.
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
CATATAN: Supervisi yang efektif membutuhkan beberapa observasi
langsung.
Kontrak Supervisi
Mengembangkan sebuah kontrak supervisi
merupakan elemen yang penting dari
sebuah hubungan supervisi. Kontrak
tersebut merupakan dokumentasi formal
dari harapan-harapan dan tujuan-tujuan
penting dari hubungan supervisi tersebut.
Kontrak supervisi perlu dikembangkan di
awal proses supervisi dan harus di kaji ulang
secara berkala, paling sedikit setiap dua
belas bulan sekali. Kontrak tersebut
mencakup pengadaan (waktu dan tempat)
dan bagian isi (apa yang akan dibahas).
Kontrak supervise harus dikembangkan pada awal proses supervise
dan untuk dibahas kembali secara teratur, minimal setiap 12 bulan.
Kontraknya meliputi pelaksanaan (waktu dan tempat) dan isi (apa
yang akan didiskusikan). Sebelum melakukan kontrak supervisi, kita
harus menentukan waktu dan tempat dalam melakukan supervisi
dan merundingkan kontrak supervisi.
1. Menentukan waktu dan tempat dalam melakukan supervisi.
a. Waktu untuk melakukan supervisi diantara jam kerja bagi
supervisor dan supervisee
b. Frekuensi dari supervisi untuk memenuhi standar praktek
terbaik dan di dalamnya ikut mempertimbangkan ketentuan
pengetahuan serta pengembangan keterampilan dari seorang
manajer kasus, masalah-masalah pribadi maupun profesional
dan juga kompleksitas dari klien yang didampingi.
1) Lulusan baru (kurang dari tiga tahun) mendapatkan
supervisi mingguan dengan minimal satu jam
2) Supervisee yang kompeten mendapatkan supervisi setiap
dua minggu sekali untuk 1.5 jam
3) Kehadiran dalam pertemuan staff dan mengikuti pelatihan
pengembangan profesional, tidak dapat diterima sebagai
pengganti supervisi
c. Apabila supervisee membutuhkan waktu supervisi lanjutan,
maka hal ini harus didiskusikan dengan supervisor pada waktu
supervisi
d. Supervisi harus dilaksanakan dalam lingkungan yang
memenuhi standar praktek ruang kerja:
1) Kerahasiaan dalam mendiskusikan masalah klien dan
masalah profesional yang sensitif
2) Standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja
2. Merundingkan terlebih dahulu kontrak supervisi dengan cara:
a. Pelajari riwayat supervisi
b. Gaya supervisi terdahulu yang berguna saat itu
c. Kesenjangan antara pelatihan dan pengetahuan
d. Komitmen supervisee terhadap proses
e. Nilai-nilai, gaya dan motivasi dari supervisee dan bagaimana
mereka mengembangkannya
f. Menyadari keterampilannya dan kontribusinya terhadap
praktik kasus
g. Menyadari perbedaan kekuatan dan bagaimana hal ini akan
memberikan dampak terhadap hubungan supervisi
h. Mengklarifikasi tuntutan organisasi untuk supervisi dan
tanggung-jawab untuk pelaporan
Matriks Alokasi Kasus
a. Matrix alokasi kasus Ini merupakan sebuah model yang
dikembangkan pada training sebelumnya oleh Susan
Morwood yang disarankan dalam mempertimbangkan tingkat
tantangan pada kasus-kasus dan kemampuan dari manajer
kasus.
b. Jumlah kasus yang dialokasikan kepada setiap manajer kasus
diperbincangkan dengan manajer kasus pada saat supervisi
dan tercatat dalam kontrak supervisi.
c. Para manajer kasus diharapkan untuk menangani lima kasus
berbeda sepanjang periode enam bulan dan dapat membawa
setiap kasus pada tahap evaluasi atau tahap terminasi.
. ° ≠ ° 3µ∞• ≤∂©≥Ø≤
Tanda tangan
Nama yang disupervisi
Tanda tangan
Tanggal
Kami menyepakati hal-hal di bawah ini:
Waktu/jam
(kontak/konsultasi antar sesi: satu jam, empat malam sekali,
dsb)
Tempat (lokasi dilakukannya supervisi)
Kontak darurat (nomor telpon untuk tanya jawab yang mendesak/konsultasi)
Media supervisi (langsung/tidak langsung, melalui….)
Beban Kasus (jumlah kasus yang sedang ditangani)
Tujuan supervisi (apa yang diharapkan oleh supervisor dan supervisee dari
proses supervisi: skill baru, pendekatan baru, gaya baru,
membahas profesionalitas seseorang, evaluasi/penelitian,
dukungan profesional/personal, dsb.)
Tanggung jawab
terhadap klien
(apa peran/tugas/tanggung jawab Supervisee terhadap klien)
Keluhan (Apabila anda memiliki keluhan mengenai praktik atau tingkah
laku orang lain, dapat dibawa ke sesi supervisi untuk
didiskusikan. Apabila belum terselesaikan dengan memuaskan,
temukan orang ketiga yang tidak berpihak pada kalian berdua.
Apabila tidak terjadi proses penyelesaian yang memuaskan,
maka keluhan resmi dalam tulisan akan disimpan sesuai
kebijakan lembaga)
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
2) Supervisee yang kompeten mendapatkan supervisi setiap
dua minggu sekali untuk 1.5 jam
3) Kehadiran dalam pertemuan staff dan mengikuti pelatihan
pengembangan profesional, tidak dapat diterima sebagai
pengganti supervisi
c. Apabila supervisee membutuhkan waktu supervisi lanjutan,
maka hal ini harus didiskusikan dengan supervisor pada waktu
supervisi
d. Supervisi harus dilaksanakan dalam lingkungan yang
memenuhi standar praktek ruang kerja:
1) Kerahasiaan dalam mendiskusikan masalah klien dan
masalah profesional yang sensitif
2) Standar-standar kesehatan dan keselamatan kerja
2. Merundingkan terlebih dahulu kontrak supervisi dengan cara:
a. Pelajari riwayat supervisi
b. Gaya supervisi terdahulu yang berguna saat itu
c. Kesenjangan antara pelatihan dan pengetahuan
d. Komitmen supervisee terhadap proses
e. Nilai-nilai, gaya dan motivasi dari supervisee dan bagaimana
mereka mengembangkannya
f. Menyadari keterampilannya dan kontribusinya terhadap
praktik kasus
g. Menyadari perbedaan kekuatan dan bagaimana hal ini akan
memberikan dampak terhadap hubungan supervisi
h. Mengklarifikasi tuntutan organisasi untuk supervisi dan
tanggung-jawab untuk pelaporan
Matriks Alokasi Kasus
a. Matrix alokasi kasus Ini merupakan sebuah model yang
dikembangkan pada training sebelumnya oleh Susan
Morwood yang disarankan dalam mempertimbangkan tingkat
tantangan pada kasus-kasus dan kemampuan dari manajer
kasus.
b. Jumlah kasus yang dialokasikan kepada setiap manajer kasus
diperbincangkan dengan manajer kasus pada saat supervisi
dan tercatat dalam kontrak supervisi.
c. Para manajer kasus diharapkan untuk menangani lima kasus
berbeda sepanjang periode enam bulan dan dapat membawa
setiap kasus pada tahap evaluasi atau tahap terminasi.
. ° ≠ ° 3µ∞• ≤∂©≥Ø≤
Tanda tangan
Nama yang disupervisi
Tanda tangan
Tanggal
Kami menyepakati hal-hal di bawah ini:
Waktu/jam
(kontak/konsultasi antar sesi: satu jam, empat malam sekali,
dsb)
Tempat (lokasi dilakukannya supervisi)
Kontak darurat (nomor telpon untuk tanya jawab yang mendesak/konsultasi)
Media supervisi (langsung/tidak langsung, melalui….)
Beban Kasus (jumlah kasus yang sedang ditangani)
Tujuan supervisi (apa yang diharapkan oleh supervisor dan supervisee dari
proses supervisi: skill baru, pendekatan baru, gaya baru,
membahas profesionalitas seseorang, evaluasi/penelitian,
dukungan profesional/personal, dsb.)
Tanggung jawab
terhadap klien
(apa peran/tugas/tanggung jawab Supervisee terhadap klien)
Keluhan (Apabila anda memiliki keluhan mengenai praktik atau tingkah
laku orang lain, dapat dibawa ke sesi supervisi untuk
didiskusikan. Apabila belum terselesaikan dengan memuaskan,
temukan orang ketiga yang tidak berpihak pada kalian berdua.
Apabila tidak terjadi proses penyelesaian yang memuaskan,
maka keluhan resmi dalam tulisan akan disimpan sesuai
kebijakan lembaga)
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Agenda dalam Supervisi
Kegiatan-kegiatan dalam supervisi dapat berupa:
a. Umpan balik pada sesi yang sebelumnya
b. Tugas penting / kasus / isu-isu yang perlu dibahas
c. Alokasi kasus
d. Rencana untuk isu-isu yang muncul / sumberdaya yang
diperlukan untuk menangani tugas-tugas
e. Ulasan hasil dari tugas yang telah teridentifikasi sebelumnya,
untuk supervisee dan kliennya
f. Diskusi kasus – pekerjaan dengan klien di presentasikan dan
mengidentifikasi kerangka kerja pengetahuan dan
keterampilan yang perlu dikembangkan
g. Tujuan-tujuan untuk pekerjaan klien teridentifikasi / di ulas
kembali
h. Mengidentifikasi kekuatan serta bidang-bidang yang perlu
dikembangkan di dalam pengetahuan / keterampilan
I. Menentukan tujuan untuk perkembangan pengetahuan /
keterampilan
j. Mengulas kerangka pengembangan keterampilan
k. Isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja
l. Waktu untuk tanya-jawab mengenai kondisi kerja saat ini
Tantangan Geografis (Jarak etc.)
Resiko &Keamanan
Kompleksitas
Kabupaten terdekat (6 jam perjalanan pergi & pulang, termasuk ak�fitasnya
Kabupaten yang lebih jauh (lebih dari 6 jam perjalanan pergi & pulang dan kemungkinan menginap
Resiko Minimum
Sedang
Berat
Isu Tunggal
Maksimum2 Isu yang ditangani
Lebih dari 2 Isu yang ditangani
Kota & Kabupaten terdekat
Level 1
Level 2
Level 3
Level 1
Level Kompetensi Pengalaman
Level 2
Level 3
Pemahaman dasar mengenai nilai-nilai,
Pengetahuan mengenai perkembangan anak & pekerjaan sosial
Pemahaman yang cukup mengenai nilai-nilai, pengetahuan mengenai pekerja sosial anak, perlindungan anak, manajemen kasus, jaringan, pengasuhan yang baik, CSP, kelekatan,
0 – kurang dari satu tahun
1 – 2 tahun dengan pengalaman menangani berbagai jenis kasus
Pemahaman yang baik mengenai nilai-nilai, pengetahuan mengenai pekerjaan sosial anak, perlindungan anak, manajemen kasus, jaringan, pengasuhan yang baik, CSP, kelekatan, resiliensi, permanency planning,
Lebih dari 2 tahun dengan pengalaman menangani berbagai jenis kasus
Tingkat Kompetensi Manajer Kasus
Skala Kerumitan Kasus
Level 2
Level 3
Level 1
Level Pihak yang disupervisi Tingkat Kerumitan Kasus
Level 1 Level 2 Level 3
4
2
1
1
2
1
0
1
3
Matrix alokasi kasus berdasarkan tingkat dari keterampilan manajer kasus dan tingkat kerumitan kasus
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Agenda dalam Supervisi
Kegiatan-kegiatan dalam supervisi dapat berupa:
a. Umpan balik pada sesi yang sebelumnya
b. Tugas penting / kasus / isu-isu yang perlu dibahas
c. Alokasi kasus
d. Rencana untuk isu-isu yang muncul / sumberdaya yang
diperlukan untuk menangani tugas-tugas
e. Ulasan hasil dari tugas yang telah teridentifikasi sebelumnya,
untuk supervisee dan kliennya
f. Diskusi kasus – pekerjaan dengan klien di presentasikan dan
mengidentifikasi kerangka kerja pengetahuan dan
keterampilan yang perlu dikembangkan
g. Tujuan-tujuan untuk pekerjaan klien teridentifikasi / di ulas
kembali
h. Mengidentifikasi kekuatan serta bidang-bidang yang perlu
dikembangkan di dalam pengetahuan / keterampilan
I. Menentukan tujuan untuk perkembangan pengetahuan /
keterampilan
j. Mengulas kerangka pengembangan keterampilan
k. Isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja
l. Waktu untuk tanya-jawab mengenai kondisi kerja saat ini
Tantangan Geografis (Jarak etc.)
Resiko &Keamanan
Kompleksitas
Kabupaten terdekat (6 jam perjalanan pergi & pulang, termasuk ak�fitasnya
Kabupaten yang lebih jauh (lebih dari 6 jam perjalanan pergi & pulang dan kemungkinan menginap
Resiko Minimum
Sedang
Berat
Isu Tunggal
Maksimum2 Isu yang ditangani
Lebih dari 2 Isu yang ditangani
Kota & Kabupaten terdekat
Level 1
Level 2
Level 3
Level 1
Level Kompetensi Pengalaman
Level 2
Level 3
Pemahaman dasar mengenai nilai-nilai,
Pengetahuan mengenai perkembangan anak & pekerjaan sosial
Pemahaman yang cukup mengenai nilai-nilai, pengetahuan mengenai pekerja sosial anak, perlindungan anak, manajemen kasus, jaringan, pengasuhan yang baik, CSP, kelekatan,
0 – kurang dari satu tahun
1 – 2 tahun dengan pengalaman menangani berbagai jenis kasus
Pemahaman yang baik mengenai nilai-nilai, pengetahuan mengenai pekerjaan sosial anak, perlindungan anak, manajemen kasus, jaringan, pengasuhan yang baik, CSP, kelekatan, resiliensi, permanency planning,
Lebih dari 2 tahun dengan pengalaman menangani berbagai jenis kasus
Tingkat Kompetensi Manajer Kasus
Skala Kerumitan Kasus
Level 2
Level 3
Level 1
Level Pihak yang disupervisi Tingkat Kerumitan Kasus
Level 1 Level 2 Level 3
4
2
1
1
2
1
0
1
3
Matrix alokasi kasus berdasarkan tingkat dari keterampilan manajer kasus dan tingkat kerumitan kasus
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Proses supervisi harus memperhatikan penatalaksanaan supervisi.
Penatalaksanaan supervisi meliputi:
a. Orientasi staf baru
b. Membahas kebijakan dan prosedur organisasi
c. Mendokumentasikan proses dan hasil
d. Mendokumentasikan hasil training
e. Melakukan ulasan kinerja dan/atau kontraktor
f. Melaporkan hak, kejadian, atau masalah etik klien
g. Mengakses sumber daya
Penatalaksanaan supervisi dilakukan dengan:
a. Check feeling: memeriksa bias dan masalah-masalah yang
berdampak pada pekerjaan
b. Review kasus: supervisor menanyakan kepada Supervisee
proses yang sudah dilakukan dalam menangani suatu kasus
c. Memastikan penggunaan instrumen / alat / formulir yang
digunakan
d. Pengembangan keterampilan/pengetahuan: menanyakan
teknik / keterampilan yang sudah digunakan, memberikan
masukan teknik / keterampilan sebaiknya digunakan,
menghubungkan kasus dengan pengetahuan / keterampilan
yang relevan.
e. Menggali dan konsultasi tentang masalah etika dan hukum
f. Memberikan umpan balik
g. Pembelajaran dengan tim / teman sebaya
h. Melakukan pencatatan proses
i. Merumuskan rencana tindak lanjut
Dokumentasi Supervisi
Informasi dalam catatan supervisee dapat digunakan untuk:
a. Bukti dari kinerja (catatan, laporan, database) supervisee
b. Manajemen beban kasus
c. Keselamatan dan kesehatan kerja
Baik supervisor maupun supervisee memiliki tanggung-jawab
masing-masing untuk mendokumentasikan sesi supervisi
Dokumen Supervisor:
a. Rincian dari supervisi, nama, tanggal dan waktu supervisi
b. Kehadiran atau ketidakhadiran supervisee dalam sesi supervisi
c. Praktik yang terobservasi – observasi langsung, catatan
kemajuan, video / audio
d. Kekuatan maupun tantangan dalam pengetahuan dan
keterampilan
e. Anak dan keluarga – asesmen, tujuan dan kemajuan
f. Jumlah dan kerumitan dari anak-anak dan keluarga yang
ditangani
g. Kebutuhan pelatihan, strategi dan evaluasi
h. Isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja
i. Arahan-arahan spesifik yang diberikan kepada supervisee
mengenai manajemen kasus
j. Kekuatan dan tantangan etis dan profesional
k. Tujuan dari catatan kasus / penulisan laporan dan bagaimana
hal ini dipantau
l. Diskusi mengenai isu-isu praktik sekunder (hubungan dalam
tim, respon terhadap tuntutan kerja)
m. Pengembangan pribadi dan karir
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Proses supervisi harus memperhatikan penatalaksanaan supervisi.
Penatalaksanaan supervisi meliputi:
a. Orientasi staf baru
b. Membahas kebijakan dan prosedur organisasi
c. Mendokumentasikan proses dan hasil
d. Mendokumentasikan hasil training
e. Melakukan ulasan kinerja dan/atau kontraktor
f. Melaporkan hak, kejadian, atau masalah etik klien
g. Mengakses sumber daya
Penatalaksanaan supervisi dilakukan dengan:
a. Check feeling: memeriksa bias dan masalah-masalah yang
berdampak pada pekerjaan
b. Review kasus: supervisor menanyakan kepada Supervisee
proses yang sudah dilakukan dalam menangani suatu kasus
c. Memastikan penggunaan instrumen / alat / formulir yang
digunakan
d. Pengembangan keterampilan/pengetahuan: menanyakan
teknik / keterampilan yang sudah digunakan, memberikan
masukan teknik / keterampilan sebaiknya digunakan,
menghubungkan kasus dengan pengetahuan / keterampilan
yang relevan.
e. Menggali dan konsultasi tentang masalah etika dan hukum
f. Memberikan umpan balik
g. Pembelajaran dengan tim / teman sebaya
h. Melakukan pencatatan proses
i. Merumuskan rencana tindak lanjut
Dokumentasi Supervisi
Informasi dalam catatan supervisee dapat digunakan untuk:
a. Bukti dari kinerja (catatan, laporan, database) supervisee
b. Manajemen beban kasus
c. Keselamatan dan kesehatan kerja
Baik supervisor maupun supervisee memiliki tanggung-jawab
masing-masing untuk mendokumentasikan sesi supervisi
Dokumen Supervisor:
a. Rincian dari supervisi, nama, tanggal dan waktu supervisi
b. Kehadiran atau ketidakhadiran supervisee dalam sesi supervisi
c. Praktik yang terobservasi – observasi langsung, catatan
kemajuan, video / audio
d. Kekuatan maupun tantangan dalam pengetahuan dan
keterampilan
e. Anak dan keluarga – asesmen, tujuan dan kemajuan
f. Jumlah dan kerumitan dari anak-anak dan keluarga yang
ditangani
g. Kebutuhan pelatihan, strategi dan evaluasi
h. Isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja
i. Arahan-arahan spesifik yang diberikan kepada supervisee
mengenai manajemen kasus
j. Kekuatan dan tantangan etis dan profesional
k. Tujuan dari catatan kasus / penulisan laporan dan bagaimana
hal ini dipantau
l. Diskusi mengenai isu-isu praktik sekunder (hubungan dalam
tim, respon terhadap tuntutan kerja)
m. Pengembangan pribadi dan karir
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Dokumen Supervisee:
Supervisee bertanggung-jawab untuk mendokumentasikan catatan
sesi supervisi mereka, mencakup:
a. Tujuan untuk pembelajaran yang berkelanjutan
b. Isu-isu untuk pengembangan selanjutnya dalam kerangka
manajemen pribadi atau profesional
c. Respon terhadap isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja
Supervisee Bertanggung-Jawab Untuk Mendokumentasikan Arsip
Klien: Materi kasus yang didiskusikan dan keputusan-keputusan
yang diambil di dalam sesi supervisi harus dimasukkan ke dalam arsip
kasus sebagai bukti dari tugas yang sudah ditentukan, akuntabilitas
dan jaminan kualitas – Siapa yang harus melakukan tindakan apa dan
kapan.
Gaya Umpan Balik yang Efektif pada Supervisee
Umpan balik dari seorang supervisor merupakan elemen yang
penting di dalam supervisi. Umpan balik biasanya tidak selalu mudah
untuk diterima, terutama bila umpan balik tersebut terkait dengan
bidang-bidang yang sulit dikerjakan oleh supervisee. Untuk dapat
meningkatkan manfaatnya, umpan balik harus:
a. Jelas – harus jelas mengenai umpan balik yang akan diberikan
b. Dimiliki – umpan balik adalah opini seseorang dan bukan
kebenaran yang seutuhnya
c. Berkala – umpan balik dilakukan secara berkala, membahas
keberhasilan dan juga tantangan-tantangan
d. Seimbang – umpan balik harus seimbang antara apa yang
berhasil dan juga apa yang seharusnya dapat dilakukan dengan
cara yang lain
e. Spesifik – umpan balik harus spesifik dan menggunakan
contoh dari materi yang dibahas, memfasilitasi pemahaman,
relevansi dan pembelajaran.
Komunikasi Tertulis yang Efektif
Komunikasi tertulis yang efektif perlu memperhatikan:
a. Situasi: Apa yang anda tulis
b. Kompleksitas: Apa yang membuat situasinya menjadi rumit
c. Resolusi: Apa yang anda ajukan untuk keputusannya
d. Aksi: Apa yang akan anda lakukan, apa yang anda ingin orang
lain lakukan
e. Kesopanan: selesai dengan catatan dengan ucapan terima
kasih
Konflik dalam supervisi
Konflik dalam supervisi dilatarbelakangi faktor-faktor berikut:
a. Kesalahan supervisor atau miskomunikasi
b. Kurangnya keterampilan yang dibutuhkan (supervisor dan
yang disupervisi)
c. Dinamika hubungan interpersonal
d. Harapan yang tidak jelas (supervisor dan yang disupervisi)
e. Kurangnya empati supervisor dan mengabaikan pikiran dan
perasaan
Evaluasi dan Ulasan dari Supervisi
Terjadi antara supervisor dengan supervisee dalam kerangka waktu
dan tempat yang sama secara rutin:
a. Hal apa yang bermanfaat atau dapat dilakukan dengan cara
yang berbeda oleh supervisor dan juga supervisee?
b. Mengulas tujuan pembelajaran untuk supervisee
c. Identifikasi kebutuhan akan pelatihan
d. Identifikasi praktek-praktek yang baik dan bagaimana cara
melakukannya lebih sering
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Dokumen Supervisee:
Supervisee bertanggung-jawab untuk mendokumentasikan catatan
sesi supervisi mereka, mencakup:
a. Tujuan untuk pembelajaran yang berkelanjutan
b. Isu-isu untuk pengembangan selanjutnya dalam kerangka
manajemen pribadi atau profesional
c. Respon terhadap isu-isu keselamatan dan kesehatan kerja
Supervisee Bertanggung-Jawab Untuk Mendokumentasikan Arsip
Klien: Materi kasus yang didiskusikan dan keputusan-keputusan
yang diambil di dalam sesi supervisi harus dimasukkan ke dalam arsip
kasus sebagai bukti dari tugas yang sudah ditentukan, akuntabilitas
dan jaminan kualitas – Siapa yang harus melakukan tindakan apa dan
kapan.
Gaya Umpan Balik yang Efektif pada Supervisee
Umpan balik dari seorang supervisor merupakan elemen yang
penting di dalam supervisi. Umpan balik biasanya tidak selalu mudah
untuk diterima, terutama bila umpan balik tersebut terkait dengan
bidang-bidang yang sulit dikerjakan oleh supervisee. Untuk dapat
meningkatkan manfaatnya, umpan balik harus:
a. Jelas – harus jelas mengenai umpan balik yang akan diberikan
b. Dimiliki – umpan balik adalah opini seseorang dan bukan
kebenaran yang seutuhnya
c. Berkala – umpan balik dilakukan secara berkala, membahas
keberhasilan dan juga tantangan-tantangan
d. Seimbang – umpan balik harus seimbang antara apa yang
berhasil dan juga apa yang seharusnya dapat dilakukan dengan
cara yang lain
e. Spesifik – umpan balik harus spesifik dan menggunakan
contoh dari materi yang dibahas, memfasilitasi pemahaman,
relevansi dan pembelajaran.
Komunikasi Tertulis yang Efektif
Komunikasi tertulis yang efektif perlu memperhatikan:
a. Situasi: Apa yang anda tulis
b. Kompleksitas: Apa yang membuat situasinya menjadi rumit
c. Resolusi: Apa yang anda ajukan untuk keputusannya
d. Aksi: Apa yang akan anda lakukan, apa yang anda ingin orang
lain lakukan
e. Kesopanan: selesai dengan catatan dengan ucapan terima
kasih
Konflik dalam supervisi
Konflik dalam supervisi dilatarbelakangi faktor-faktor berikut:
a. Kesalahan supervisor atau miskomunikasi
b. Kurangnya keterampilan yang dibutuhkan (supervisor dan
yang disupervisi)
c. Dinamika hubungan interpersonal
d. Harapan yang tidak jelas (supervisor dan yang disupervisi)
e. Kurangnya empati supervisor dan mengabaikan pikiran dan
perasaan
Evaluasi dan Ulasan dari Supervisi
Terjadi antara supervisor dengan supervisee dalam kerangka waktu
dan tempat yang sama secara rutin:
a. Hal apa yang bermanfaat atau dapat dilakukan dengan cara
yang berbeda oleh supervisor dan juga supervisee?
b. Mengulas tujuan pembelajaran untuk supervisee
c. Identifikasi kebutuhan akan pelatihan
d. Identifikasi praktek-praktek yang baik dan bagaimana cara
melakukannya lebih sering
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
e. Identifikasi hal-hal yang perlu dirubah dan tujuan-tujuan
untuk pengembangan dalam hal-hal tersebut, agar terjadi
pada periode pembahasan berikutnya.
Audit Untuk Supervisi Di Dalam Lembaga
Rata-rata audit untuk praktek supervisi dilakukan dua tahun sekali.
a. Di mana dan kapan supervisi akan berlangsung
b. Apa yang diintervensi dalam supervisi
c. Dampak supervisi terhadap praktek
d. Pelatihan terkini yang diikuti oleh supervisor
e. Contoh-contoh dari praktek-praktek terbaik
f. Audit mengenai isu-isu manajemen pekerja dan bagaimana
penyelesaiannya
Tindakan remedial jika panduan supervisi tidak tercapai
Perlu dikembangkan suatu sistem yang menjamin kualitas supervisi
jika panduan supervisi tidak tercapai baik oleh supervisor maupun
supervisee. Sistem seperti ini akan memenuhi kebijakan organisasi
dan panduan untuk manajemen kinerja. Supervisor dan / atau
supervisee mendapat keterangan mengenai:
a. Harapan dari peranan mereka di dalam supervisi, seperti
yang tertuang dalam panduan ini
b. Proses dari evaluasi dan audit terhadap supervisi
c. Proses untuk menangani konflik
d. Kebijakan manajemen kinerja dan prosesnya
Dampak supervisor yang baik
Supervisi yang baik berdampak pada
kualitas praktik, layanan, sehingga dapat
diperoleh hasil yang diharapkan. Supervisi
yang baik perlu memperhatikan 7 tautan
antara lain kejelasan peran, keamanan
peran, empati, asesmen, kemitraan,
perencanaan, dan pembinaan / intervensi.
Supervisor yang baik akan melakukan supervisi yang berkualitas.
Supervisi yang berkualitas berimplikasi pada kualitas praktik yang
dilakukan oleh supervisee . Dampak dari kualitas praktik yang
dilakukan oleh supervisee akan memberikan dampak positif
terhadap layanan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Hal yang Perlu dan Tidak Boleh Dilakukan untuk Meningkatkan
Kompetensi menjadi Supervisor yang Baik
Cara memperbaharui pengetahuan dan keterampilan supervisi yakni
dilakukan dengan:
a. Mengembangkan pendekatan yang mempertemukan dengan
kebutuhan yang disupervisi
b. Mengatur batasan- jadilah supervisor, rujuk ke terapis
c. Selalu tertarik dan memperbaharui keahliannya (keahlian
profesi masa kini/professional currency)
Untuk memperbaharui keahlian kita sebagai Supervisor, kita dapat
melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Apa pengembangan profesi yang terakhir anda ikuti untuk:
1) Pengembangan keterampilan supervise
2) Keahlian bidang kerja
b. Jurnal professional atau buku apa yang terakhir anda baca?
c. Kapan terakhir anda mendapatkan supervise?
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
e. Identifikasi hal-hal yang perlu dirubah dan tujuan-tujuan
untuk pengembangan dalam hal-hal tersebut, agar terjadi
pada periode pembahasan berikutnya.
Audit Untuk Supervisi Di Dalam Lembaga
Rata-rata audit untuk praktek supervisi dilakukan dua tahun sekali.
a. Di mana dan kapan supervisi akan berlangsung
b. Apa yang diintervensi dalam supervisi
c. Dampak supervisi terhadap praktek
d. Pelatihan terkini yang diikuti oleh supervisor
e. Contoh-contoh dari praktek-praktek terbaik
f. Audit mengenai isu-isu manajemen pekerja dan bagaimana
penyelesaiannya
Tindakan remedial jika panduan supervisi tidak tercapai
Perlu dikembangkan suatu sistem yang menjamin kualitas supervisi
jika panduan supervisi tidak tercapai baik oleh supervisor maupun
supervisee. Sistem seperti ini akan memenuhi kebijakan organisasi
dan panduan untuk manajemen kinerja. Supervisor dan / atau
supervisee mendapat keterangan mengenai:
a. Harapan dari peranan mereka di dalam supervisi, seperti
yang tertuang dalam panduan ini
b. Proses dari evaluasi dan audit terhadap supervisi
c. Proses untuk menangani konflik
d. Kebijakan manajemen kinerja dan prosesnya
Dampak supervisor yang baik
Supervisi yang baik berdampak pada
kualitas praktik, layanan, sehingga dapat
diperoleh hasil yang diharapkan. Supervisi
yang baik perlu memperhatikan 7 tautan
antara lain kejelasan peran, keamanan
peran, empati, asesmen, kemitraan,
perencanaan, dan pembinaan / intervensi.
Supervisor yang baik akan melakukan supervisi yang berkualitas.
Supervisi yang berkualitas berimplikasi pada kualitas praktik yang
dilakukan oleh supervisee . Dampak dari kualitas praktik yang
dilakukan oleh supervisee akan memberikan dampak positif
terhadap layanan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Hal yang Perlu dan Tidak Boleh Dilakukan untuk Meningkatkan
Kompetensi menjadi Supervisor yang Baik
Cara memperbaharui pengetahuan dan keterampilan supervisi yakni
dilakukan dengan:
a. Mengembangkan pendekatan yang mempertemukan dengan
kebutuhan yang disupervisi
b. Mengatur batasan- jadilah supervisor, rujuk ke terapis
c. Selalu tertarik dan memperbaharui keahliannya (keahlian
profesi masa kini/professional currency)
Untuk memperbaharui keahlian kita sebagai Supervisor, kita dapat
melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Apa pengembangan profesi yang terakhir anda ikuti untuk:
1) Pengembangan keterampilan supervise
2) Keahlian bidang kerja
b. Jurnal professional atau buku apa yang terakhir anda baca?
c. Kapan terakhir anda mendapatkan supervise?
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
Sedangkan berikut merupakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan
dalam proses supervisi:
a. Terlalu kaku dengan model supervisi yang anda digunakan
b. Tidak siap mengatur batasan (supervisi menjadi terapi)
c. Malas (tidak percaya pada pengembangan profesi)
d. Sikap tidak etis (tidak dapat diandalkan, tidak mampu, sibuk
sendiri)
e. Berperilaku tidak pantas (rasis, sexist dan -is lainnya)
f. Menghindari evaluasi efektif dari yang disupervisi dan
supervise itu sendiri
Modul Supervisi dalam Perlindungan Anak dan Keluarga
top related