tanda dan gejala klinis psikiatrik
Post on 20-Oct-2015
41 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LINGKUP PEMBAHASAN
1. Kesadaran dan Kognisi2. Perasaan/Emosi3. Perilaku motorik/Konasi4. Pikiran5. Persepsi/Penginderaan6. Kemampuan Bahasa7. Tilikan dan Nilai Sosial
DEFINISI KESADARAN
Suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri
TINGKAT KESADARAN
Gangguan kesadaran adalah tanda adanya kerusakan organik pada otak. Ada beberapa tingkatan kesadaran :1. Kompos Mentis : derajat optimal dari
kesigapan mental 2. Apatia : derajat penurunan kesadaran
yakni individu berespon lambat terhadap stimulus dari luar
3. Somnolensi : keadaan kesadaran menurun yang cendrung tidursekali
TINGKAT KESADARAN4. Sopor : derajat penurunan
kesadaran berat. Dalam keadaan ini, pasien hanya merespon minimal terhadap rangsang kuat, atau bahkan tidak sama sekali.
5. Koma : derajat penurunan kesadaran paling berat. Tidak memberi respon apapun walaupun dengan rangsangan yang kuat.
6. Kesadaran Berkabut : perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak dapat berpikir jernih
TINGKAT KESADARAN
7. Delirium : terjadi gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku berfluktuasi, yaitu bisa seketika gaduh gelisah dan apatis. Sering pula disertai gangguan persepsi berupa halusinasi atau ilusi.
8. Kesadaran Seperti Mimpi : terjadi pada serangan epilepsi vasomotor. Ia tidak menyadari yang dilakukannya dan tidak bereaksi terhadap perangsangan (tidak sama dengan sleep walking)
TINGKAT KESADARAN9. Twilight State : perubahan
kualitas kesadaran yang disertai halusinasi, biasa pada gangguan otak organik. Separuh sadar, respon terhadap lingkungan terbatas, perilaku impulsif, emosi labil dan tak terduga.
KOGNISI
Adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui benda, keadaan, situasi yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas seseorang. Termasuk memori, konsentrasi, orientasi, kemempuan bahasa, berhitung, visuospasial, fungsi eksekutif, abstraksi dan intelegensi.
PERHATIAN/KONSENTRASI
Terdapat beberapa gangguan konsentrasi:1. Distraktibilitas : ketidakmampuan
individu untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian. Sering ditemui pada keadaan cemas akut dan maniakal
2. In atensi Selektif : ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek atau situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan
PERHATIAN/KONSENTRASI3. Kewaspadaan Berlebih (Hyper-
vigilance) : pemusatan perhatian yang terlalu berlebih pada stimulus eksternal dan internal sehingga pasien tampak sangat tegang
ORIENTASI
Adalah kemampuan individu untuk mengenali objek atau situasi sebagaimana adanya. Terdiri dari orientasi personal, orientasi ruang/spasial, dan orientasi waktu. Gangguan pada orientasi dikaitkan dengan kerusakan organik pada otak
MEMORI/DAYA INGAT
Jenis gangguan memori :1. Amnesia
a. Amnesia anterograd : apabila hilangnya memori terhadap pengalaman setelah titik waktu kejadian.
b. Amnesia retrograd : hilangnya memori sebelum titik waktu kejadian
MEMORI/DAYA INGAT2. Paramnesia (Ingatan Palsu)
a. Konfabulasi: Ingatan palsu untuk mengisi kekosongan memori
b. déjà vu: ingatan palsu terhadap pengalaman baru
c. Jamais Vu: kebalikan déjà vu, yaitu pasien merasa asing terhadap situasi yang pernah dialaminya
MEMORI/DAYA INGATd. Hiperamnesia : ingatan yang
mendalam dan berlebihan terhadap suatu pengalaman
e. Screen memory : menutupi pengalaman traumatis dengan sesuatu yang dapat ditolerir
f. Letologika : ketidakmampuan menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya
MEMORI/DAYA INGATBerdasarkan waktu kehilangan daya
ingatnya:1. Memori segera : adalah kemampuan
mengingat peristiwa yang baru saja terjadi
2. Memori baru : ingatan terhadap pengalaman dalam beberapa hari terakhir
3. Memori jangka menengah : ingatan terhadap peristiwa beberapa bulan lalu
4. Memori jangka panjang : ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi (tahun)
EMOSI
Adalah suasana perasaan yang dihayati secara sadar, bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku individu. Secara deskriptif fenomatologis dibedakan antara mood dan afek.
EMOSI1. Mood eutimia : suasana perasaan
dalam rentang normal2. Mood hipotimia : suasana yang
diwarnai kesedihan dan kemurungan3. Mood disforia : suasana perasaan yang
tidak menyenangkan4. Mood hipertimia : suasana yang
memperlihatkan kegairahan yang berleihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan
5. Mood euforia : perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan
6. Mood ekstasia : perasaan dengan kegairahan yang meluap-luap
EMOSI7. Aleksitimia : ketidakmampuan
individu untuk menghayati perasaannya8. Anhedonia : suasana kehilangan minat
dan kesenangan terhadap aktivitas kehidupan
9. Mood kosong : kehidupan emosi yang sangat dangkal, dijumpai pada pasien skizofrenia kronis
10. Mood labil : suasana perasaan yang berubah dari waktu kewaktu
11. Mood iritabel : suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan sering kali bereaksi berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya
AFEK
Adalah respon emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan gerak gerik tubuhnya
AFEK1. Afek luas : adalah afek pada rentang
normal2. Afek menyempit : menggambarkan
nuansa ekspresi emosi yang terbatas3. Afek menumpul : penurunan serius
dari kemampuan ekspresi emosi (tatapan kosong, irama suara monoton, dll)
4. Afek mendatar : suatu gangguan afektif berat yang lebih parah dari afek menumpul
AFEK5. Afek serasi : menggambarkan
keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana hati yang dihayatinya
6. Afek tidak serasi : kondisi kebalikan antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya
7. Afek labil : menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba
PERILAKU MOTORIK
Adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi motif dan tujuan tertentu serta melibatkan seluruh aktifitas mental individu
PERILAKU MOTORIK1. Stupor katatonia : penurunan
aktifitas motorik secara ekstrim, gerakan lambat hingga tidak bergerak. dijumpai pada skizofrenia katatonik
2. Furor katatonia : terjadi agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal
PERILAKU MOTORIK3. Katelepsia : keadaan
mempertahankan posisi tertentu dalam waktu lama
4. Flexibilitas cerea : sikap tubuh yang sangat luwes
5. Akinesia : menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang sangat terbatas
6. Bradikinesia : perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada pasien parkinson
PROSES PIKIR
1. Pola pikir primer : terminologi yang umum untuk pikiran derealistic, tidak logis, magis; secara normal ditemukan pada mimpi, tidak normal pada psikosis
2. Gangguan bentuk pikir/arus pikira. Asosiasi longgarb. Inkoherensiac. Flight of Ideas
3. Sirkumstantial4. Tangensial
ISI PIKIR
1. Kemiskinan isi pikir2. Waham/delusi
a. Waham bizzare : keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh
b. Waham sistematik : keyakinan yang tergabung dengan suatu tema
c. Waham nihilistikd. Waham somatik : keyakinan yang
keliru yang melibatkan fungsi tubuh
ISI PIKIRe. Waham paranoid : termasuk
didalamnya waham kebesaran, waham kejaran, waham rujukan, dan waham dikendalikan
f. Waham cemburu : waham tentang pasangan yang tidak setia
g. Erotomania : keyakinan yang keliru biasanya pada wanita, merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya
3. Obsesi : ide kuat yang menetap,sering kali tidak rasional
4. Kompulsi : kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls
ISI PIKIR5. Fobia : ketakutan patologis yang
irrasional yang persisten, irrasional, berlebihan. Beberapa diantaranya adalah:a. Fobia spesifikb. Fobia sosialc. Akrofobiad. Agorafobiae. Klaustrofobiaf. Ailurofobiag. Zoofobiah. Xenofobiai. Fobia jarum
PERSEPSI
Sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat menerima secara sadar
PERSEPSI1. Depersonalisasi : merasakan diri
sendiri sebagai tidak nyata atau khayal2. Derealisasi : merasa lingkungannya
asing dan tidak nyata3. Ilusi : persepsi yang keliru atau
menyimpang dari stimulus eksternal yang nyata
4. Halusinasi : terdiri dari halusinasi hipnagogik, hipnapompik, audiotorik, visual, penciuman, pengecapan, taktil, somatik, liliput
REALITY TESTING OF ABILITY (RTA) Kemampuan seseorang untuk menilai
realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan
DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar, dan bertindak dalam sesuai dengan situasi tersebut
2. Uji daya nilai : kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan
TILIKAN
Jenis-jenis tilikan:1. Derajat 1 : penyangkalan total
terhadap penyakitnya2. Derajat 2 : ambivalensi terhadap
penyakitnya3. Derajat 3 : menyalahkan faktor lain
sebagai penyebab penyakitnya4. Derajat 4 : menyadari dirinya sakit
dan butuh bantuan namun tidak memahami penyakitnya
5. Derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya, disertai motivasi untuk mencapai perbaikan
top related