teknologi jasa produksi busana_kecubung
Post on 15-Oct-2015
57 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
i
SUMBER IDE BUNGA KECUBUNG TERWUJUD DALAM BUSANA PANGGUNG BERNUANSA NATURAL DENGAN
TEKNIK AIR BRUSH
TUGAS AKHIR
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma Tiga (D3) Untuk Memperoleh gelar Ahli Madya
Disusun Oleh:
Nama : Nensi Sulastri
NIM : 5450302019
Program Studi : D3Teknologi Jasa dan Produksi Busana
Jurusan : Teknologi Jasa dan Produksi
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
2006
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Panitian Ujian
Proyek Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 4 Februari 2006
Pembimbing
Dra Uchiah Achmad, M.Pd NIP. 130 604 209
Penguji 11 Penguji 1
Dra. Marwiyah, M.Pd Dra Uchiah Achmad, M.Pd NIP NIP. 130 604 209 Ketua Jurusan, Ketua Program Studi
Dra. Dyah Nurani S,M.Kes Dra. Sri Endah W, M.Pd NIP.131 764 485 NIP.132 058 079
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Prof. Dr. Soesanto NIP. 130 875 753
-
iii
ABSTRAK
Nensi Sulastri, Tugas Akhir, SUMBER IDE BUNGA KECUBUNG TERWUJUD DALAM BUSANA PANGGUNG BERNUANSA NATURAL DENGAN TEKNIK AIR BRUSH D3 Teknologi Jasa dan Produksi Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, pembimbing Dra Uchiah Achmad, M. Pd.Kata kuncu : Sumber Ide, Busana Panggung, Air Brush.
Latar belakang pembuatan busana panggung yaitu busana panggung merupakan peran yang sangat penting dalam pertunjukkan karena merupakan center of interest/pusat perhatian. Tujuan pembuatan laporan tugas akhir ini yaitu meningkatkan kreatifitas, mengetahui, melakukan percobaan dan memahami pembuatan busana panggung dengan proses teknik pewarnaan air brush. Manfaat tugas akhir yaitu mengembangkan wawasan dan ketrampilan membuat busana panggung, memberi informasi tentang proses pewarnaan dengan teknik air brush.
Proses pembuatan busana panggung, desain:desain sketsa, desain sajian, desain produksi, desain ilustrasi yang terdiri dari blus tanpa kerah dan lengan dan modifikasi rok pias.mengambil ukuran, membuat pola dengan sistem mayneke, merancang bahan. Memotong. Proses pewarnaan:penghilangan kanji, persiapan alat dan bahan pewarnaan, proses pewarnaan teknik air brush dengan teknik air brush, passen 1, menjahit, tertib kerja menjahit blus dan rok: memasang kain gula, menjahit koupnat, memasang ritsliting, menyambung bahu dan sisi,menyatukan pias, membuat selongsong kawat, memasang kawat, menyambung rok, memasang furing,memasang payet, penyelesaian.
Kesulitan yang dihadapi adalah psoses pewarnaan karena resiko sangat tinggi yaitu bahan yang sudah diberi warna tidak bisa di ubah jadi bahan hanya bersifat sekali pewarnaan.dan pemasangan kawat pada bagian rok karena bagian kawat harus saling berhubungan dan harus sesuai bentuk , jumlah keseluruhan biaya untuk membuat busana panggung Rp 614 050,-dengan waktu 1 bulan.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik penulis memberi saran kepada pembaca dan mahasiswa jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Busana pada khususnya yaitu latihan penyemperotan agar tangan lebih terampil dan dalam pembuatan pola hendaknya setelah pola dikonstriksi kemudian dipassen pada paspop atau pragawati agar mengetahui jatuhnya pola pada paspop atau pragawati, sehingga pola dapat diperbaiki sesui dengan apa yang diinginkan.
-
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Sopo temen tinemu , kinanti sabar lan nrimo (Ayah).
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan ibu yang senantiasa
memberikan sinar kehidupanku.
2. Kakak dan adik-adikku tercinta.
3. Rekan-rekan D3 Teknologi Jasa dan
Produksi Busana angkatan 2002.
4. Keluarga besar UKM Lekmapala
Fakultas Teknik.
5. Rekan-rekan kursus bahasa Korea
Universitas Negeri Semarang.
6. Almamater.
-
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang
berjudul Sumber Ide Bunga Kecubung Terwujud dalam Busana Panggung
Bernuansa Natural dengan Teknik Air brush dengan tidak ada halangan yang
berarti. Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dilaksanakan sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan program studi Diploma Tiga Jurusan Teknologi Jasa
dan Produksi Busana
Berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka selesailah
penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penyusunan
Tugas Akhir ini.
2. Dra. Dyah Nurani S. Kes, Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin
penulis untuk melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Dra. Sri Endah W, M.Pd, Ketua prodi Teknologi Jasa Produksi Busana D3
yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penyusunan
Tugas Akhir ini.
4. Dra. Uchiyah A, Dosen pembimbing yang telah memberikan dan
pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
-
vi
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan baik secara moril maupun material dalam
pernyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan.
Diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga
penulisan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan.
Semarang, 4 Februari 2006
Nensi Sulastri 5450302019
-
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ..ii
HALAMAN ABSTRAKiii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHANiv
KATA PENGANTAR..v
DAFTAR ISI.vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR
TABEL..viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN.1
D. Latar Belakang1
E. Tujuan dan Manfaat2
BAB II SUMBER IDE BUNGA KECUBUNG TERWUJUD DALAM
BUSANA PANGGUNG BERNUANSA NATURAL DENGAN
TEKNIK AIR
BRUSH.4
A. Dasar Teoritis/ Landasan Teori...4
B. Proses Pembuatan , Konstruksi, dan cara kerja...9
C. Hasil dan Pembahasan41
BAB III PENUTUP44
-
viii
A. Simpulan44
B. Saran ..45
DAFTAR PUSTAKA46
LAMPIRAN47
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ukuran yang Diperlukan untuk Membuat Busana Panggung esuai mod17
Tabel 2. Rancangan Harga Belanja25
Tabel 3. Penentuan Harga Pokok Pennjualan (HPP)26
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Sumber ide bunga kecubung5
Gambar 2.Kompresor dan pen... ...8
Gambar 3. Diagram proses pembuatan busana panggung.9
Gambar 4. Desain produksi busana panggung11
Gambar 5. Desain ilustrasi busana panggung 12
Gambar 6. Cara mengambil ukuran ..16
Gambar 7. Pola dasar badan dan rok..19
Gambar 8. Pecah pola badan bagian depan21
Gambar 9. Pecah pola badan bagian belakang22
Gambar 10. Pecah pola rok ..23
Gambar 11. Menjahit koupnat badan.35
Gambar 12. Memasang ritsliting.36
Gamb ar 13. Menyambung bahu..36
Gambar 14. Memasang furing37
Gambar 15. Penyelesaian ritsliting..37
Gambar 16. Menjahit koupnat rok...37
Gambar 17. Menyatukanrok bagian bawah rok...38
Gambar 18 Membuat selongsong kawat..38.
Gambar 19. Menyambung rok..38
-
xi
Gambar20. Kelim bawah dengan bordir39
Gambar 21. Payet yang digunakan39
Gambar 22. Memasang ban pinggang40
Gambar 23. Sepatu dan aksesories yang digunakan .49
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bunga kecubung adalah bunga yang berbentuk corong dan terpancang
pada dasar bunganya. Corong mempunyai 5 benang sari. Daun kelopaknya
mempunyai bentuk seperti selendang dan sangat menonjol. Mahkota bunganya
sangat panjang. Daun bunga ini berbentuk bundar telur agak memanjang seperti
mata tombak. Bunga ini memiliki keunikan dan keindahan yang dapat dilihat dari
bentuk dan warnanya sehingga dapat diambil sebagai sumber ide atau gagasan
untuk menciptakan desain busana.
Berbusana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan
(makan) dan papan (tempat tinggal). Fungsi busana sangat penting sekali bagi
manusia selain untuk melindungi tubuh/kebutuhan kesehatan juga untuk
memenuhi kebutuhan etika atau sopan santun dan nilai estetika atau keindahan.
Dewasa ini perkembangan dunia kesenian sangat berkembang pesat
terutama perkembangan dunia panggung, dari seorang penyanyi , bintang film,
ataupun lakon drama. Suksesnya dunia panggung menjadi inspirasi untuk
menciptakan busana panggung yang mempunyai nilai artistik/seni. Busana ini
juga harus mampu memperjelas karakter yang diperankan. Bahkan menjadi daya
tarik dari pementasan itu sendiri. Pementasan ini bertujuan untuk menghibur
penonton untuk menampilkan aktris/aktor yang diperlukan rias dan kostum,
panggung/pentas serta ilustrasi (teknik suara dan sound effec).
-
2
Keindahan bunga kecubung dan semarak dunia panggung
melatarbelakangi pembuatan busana panggung ini yang dibuat dengan teknik
pewarnaan air brush.
Air brush adalah teknik pewarnaan dengan menggunakan media udara
sebagai kuas. Air brush baru berkembang pada akhir abad ke 19 tepatnya tahun
1879. Dewasa ini air brush banyak digunakan dalam dunia otomotif dan fotografi.
Dalam pewarnaan dengan teknik air brush ini menggunakan zat warna yang
mempunyai komposisi air lebih banyak. Kali ini penulis ingin melakukan
percobaan pewarnaan dengan teknik air brush menggunakan zat warna procion.
Zat warna procion termasuk golongan zat reaktif yaitu suatu golongan zat baru
yang mengadakan gabungan dengan bahan yang diwarnai secara direct chemical
linkage atau efek langsung kimia yang biasanya dipakai untuk proses pencelupan.
Pemakaian zat warna ini karena zat warna yang telah siap pakai menggunakan
pencampuran dengan air yang lebih banyak. Penulis mencoba menerapkan teknik
air brush dan zat warna procion dalam pembuatan busana panggung pada bahan
mori primisima. Mori adalah kain putih yang dijadikan batik yang berasal dari
serat alam baik kapas maupun sutra. Mori primisima merupakan golongan yang
paling halus dari kain mori serat kapas.
B Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga kecubung
bernuansa natural dengan teknik air brush adalah
a. Mengetahui proses pewarnaan dengan teknik air brush.
-
3
b. Mengetahui proses pewarnaan kain mori primisima dengan zat warna
procion.
c. Menghasilkan sebuah busana yang menarik dan indah dengan sumber ide
bunga kecubung.
d. Menganalisa pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga
kecubung dengan teknik air brush yang menggunakan zat warna procion.
Adapun manfaatnya adalah:
a. Membentuk pola pikir yang kreatif dalam memaksimalkan daya bahan
pewarnan dengan teknik celup dicoba dengan teknik lain dan kain mori
sebagai media menjadi sebuah karya yang bernilai estetika tinggi,
menarik serta memiliki daya jual tinggi.
b. Memberi tambahan informasi kepada masyarakat akan teknik pewarnaan
lain dari zat warna procion yang biasanya untuk proses pencelupan.
c. Memberi wawasan dan referensi yang secara tidak langsung mendorong
pembaca untuk lebih kreatif dalam memproduksi busana yang
mempunyai nilai jual tinggi.
-
4
BAB II
SUMBER IDE BUNGA KECUBUNG
TERWUJUD DALAM BUSANA PANGGUNG BERNUANSA NATURAL
DENGAN TEKNIK AIR BRUSH
A. Dasar Teoritis/ Landasan Teori
Pengertian yang utuh tentang sumber ide bunga kecubung terwujud
dalam busana panggung bernuansa natural dengan teknik air brush adalah :
1. Sumber ide bunga kecubung.
Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide
seseorang untuk menciptakan desain baru (Sri Widarti, Dkk 1996 : 59).
Seseorang dalam mengambil dan menciptakan desain busana dapat melihat
dan mengambil berbagai obyek untuk dijadikan sebagai sumber ide. Apapun
yang terdapat disekitar kita sadari/tidak mampu menimbulkan sebuah ide baru
(Chodiyah dan wisri Amamdy. 1982 : 172). Sumber ide dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Sumber ide pakaian penduduk dunia.
b. Sumber ide dari benda- benda alam, dapat seperti : bentuk dan warna
tumbuhan, gelombang laut, bentuk awan dan bentuk geometris.
c. Sumber ide dari pakaian nasional dan internasional.
Berdasarkan klasifikasi diatas busana panggung yang dibuat disini
termasuk dalam kelompok yang kedua, karena pohon bunga kecubung
-
5
termasuk tumbuh-tumbuhan, bagian pohon yang diambil sebagai sumber ide
adalah bunga
Bunga adalah alat yang menghasilkan, mendukung alat-alat
perkawinan atau penyerbukan lazim memiliki bagian-bagian seperti daun
tetapi warnanya terdapat bermacam-macam dan menarik perhatian (R
Suprapto, 1996 : 8).
Bunga yang berbentuk corong dan terpancang pada dasar bunganya.
Corong mempunyai 5 benang sari. Daun kelopaknya mempunyai bentuk
seperti selendang dan sangat menonjol. Permukaannya penuh tertutup oleh
bulu-bulu halus. Mahkota bunganya sangat panjang. Daun bunga ini
berbentuk bundar telur agak memanjang seperti mata tombak. Bagian pangkal
daun berbentuk seperti corobong.. Bunga kecubung hidup dipegunungan pada
ketinggian 700-2100 m. Pada umumnya dipelihara pada pagar hidup atau
sebagai penutup tanah yang miring (Setijati Sastrapradja dan Rohadi Bimitoro,
1983 : 46-47 ).
Gambar1. Sumber Ide Bunga Kecubung.
-
6
2. Busana Panggung Bernuansa Natural.
Busana adalah segala sesuatu yang menutupi badan manusia dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Panggung adalah lantai yang terbuat dari papan atau bambu yang
diberi tiang atau tempat yang agak tinggi tempat bermain sandiwara, berpidato
dan sebagainya (Kamus Bahasa Indonesia, 2001 : 822).
Nuansa yaitu variasi atau perbedaan yang sangat halus atau sangat
kecil atau kemampuan menyatakan adanya pergeseran yang sangat kecil
(Kamus Bahasa Indonesia, 2001 : 788).
Natural adalah bersifat alam atau bebas dari pengaruh bukan buatan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 : 776).
Jadi busana panggung bernuansa natural adalah pakaian dengan bentuk
dan warna yang hampir sama dengan sumber ide yang diciptakan digunakan
pada kesempatan khusus untuk mengekpresikan gaya permainan diatas lantai
yang tinggi atau panggung.
Menurut Herman J Waluyo pemberian tata pakaian bertujuan :
a. Membantu mengidentifikasikan periode saat lakon itu dilaksanakan.
b. Membantu mengindividualisasikan pemain.
c. Menunjukkan asal-usul dan status sosial seseorang.
d. Menunjukkan waktu peristiwa terjadi.
e. Mengekspresikan usia seseorang.
f. Mengekspresikan gaya permainan.
-
7
g. Membantu gerak-gerik aktor dipentas dan membantu mengekspresikan
wataknya.
3. Teknik air brush.
Air brush adalah teknik pewarnaan dengan menggunakan media udara
sebagai kuas. Air brush baru berkembang pada akhir abad ke 19 tepatnya
tahun 1879. Secara harfiah air brush merupakan hasil penggabungan 2 kata
dalam bahasa inggris yaitu air yang bearti udara/angin dan brush berarti sikat.
Teknik ini dengan menggunakan alat kompressor yang terdiri dari pompa,
tangki udara, dan pen/sprayer. Pompa menghasilkan udara yang ditampung
dalam sebuah tangki udara. Udara yang terkumpul dalam tangki semakin lama
semakin tinggi tekanannya sehingga keluar dari pen/sprayer dalam bentuk
dorongan angin. Dengan bantuan angin tersebut cat dapat keluar dalam bentuk
butiran-butiran yang sangat halus (Hands Ranjiwa, 2005: 2-8).
Dalam pembuatan busana panggung dengan teknik air brush ini
menggunakan zat warna procion yang merupakan zat warna untuk pewarnaan
kain dengan teknik pencelupan yang diterapkan pada bahan mori primisima.
Pewarna yang digunakan untuk membuat busana panggung ini adalah
zat warna procion. Cat procion termasuk golongan zat reaktif yaitu suatu
golongan zat baru yang mengadakan gabungan dengan bahan yang diwarnai
secara direct chemical linkage (S.K Sewan Susanto, 1973 : 94-95). Dalam
proses pencelupan procion dapat diproses secara panas dan dingin. namun
dalam hal air brush penulis mencoba dengan teknik dingin dengan proses yang
tidak jauh berbeda dengan pencelupan. Zat warna procion mudah diproses
-
8
dengan teknik air brush karena daya pekatnya rendah dan hasil
pencampurannya berbentuk encer seperti air biasa Teknik pewarnaan ini
diterapkan bahan mori primisima. Mori adalah kain putih yang dijadikan
batik yang berasal dari serat alam baik kapas maupun sutra. Mori primisima
merupakan golongan paling halus dari kain mori serat kapas yang biasanya
untuk pembuatan batik tulis (S.K Sewan Susanto, 1973 : 54-55).
Gambar 2. Kompresor dan Pen.
-
9
B. Proses Pembuatan , Konstruksi, dan Cara Kerja
1. Proses pembuatan busana adalah suatu proses yang dilalui dalam membuat
busana dari merencanakan sampai hasil jadi dan dapat di evaluasi. Secara
garis besar proses pembuatan busana panggung ini dapat dilihat pada gambar
bagan sebagai berikut :
Gambar 3. Diagram Proses Pembuatan Busana Panggung
Desain
Mengambil ukuran.
Membuat Pola Skala 1/6
Merancang Bahan
Membuat pola skala 1
Meletakkan pola dan memotong
Pemberian Tanda Pola
Proses Pewarnaan
Passen 1
Menjahit
Penyelesaian
Passen 11
a. Pola dasar b. Pecah pola sesuai model
a. Bordir b. Memasang payet
a. Penghilangan kanji b. Pembuatan larutan c. proses penyemprotan
a. Pola dasar b. Pecah pola sesuai model
-
10
2. Konstruksi dan Cara kerja
Berdasarkan Skema diatas Konstruksi Pembuatan busana panggung
terdiri atas :
a. Desain
Mendisain merupakan sebuah langkah awal dalam menciptakan busana.
Kata desain berasal dari bahasa inggris design yang berarti rencana. Desain
dapat diartikan sebagai suatu karya manusia dalam menciptakan suasana garis,
warna serta tekstur dengan maksud agar diperhatikan orang lain (Chodiyah .
Wisri A Mamdy, 1982 : 2). Pengertian lain dari desain adalah suatu kreatifitas
yamg diciptakan seseorang dengan pengetahuan dasar kesenian serta rasa
indah (Hartatiati S, 1994 : 1). Adapun langkah- langkah membuat desain
adalah:
1. Desain Sketsa adalah gambar/coretan-coretan ide yang nantinya akan
dikembangkan dengan menerapkan unsur-unsur desain seperti garis, warna,
bentuk dan tekstur dan juga menerapkan prinsip-prinsip desain seperti
keseimbangan, irama, keselarasan, maupun pusat perhatian yang terwujud
dalam gambaran yang utuh dari busana yang akan dibuat.
2. Desain sajian; merupakan cara untuk menyuguhkan desain busana dengan
memperlihatkan bagian-bagian yang rumit dan penyelesaian terutama dari
desain tersebut sehingga pembuat dan pemotong pakaian mengerti model
yang dimaksud.
-
11
3. Desain produksi; merupakan cara menyajikan busana yang berisi
keterangan mengenai desain tersebut baik bagian-bagian maupun
ukurannya.
Bagian muka Bagian Belakang
Gambar 4. Desain Produksi busana Panggung
4. Desain ilustrasi; merupakan penyajian desain yang bertujuan untuk
promosi dengan menggunakan proporsi ilustrasi 9-11 kali tinggi kepala.
Dapat diwarnai secara natural maupun inatural.
-
12
Bagian muka Bagian Belakang
Gambar 5. Desain Ilustrasi busana Panggung
b. Mengambil ukuran.
Mengambil ukuran adalah langkah yang paling menentukan dari
keseluruhan proses pembuatan busana. Ketepatan dalam mengambil ukuran
dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
1. Sikap orang yang akan diambil ukurannya harus dalam keadaan tegak,
atau dalam keadaan sempurna, dengan mengenakan pakaian yang pas pada
bahan.
2. Orang yang akan diambil ukurannya tidak boleh memberi bantuan pada
orang yang mengambil ukuran, karena bisa mengubah posisi subyek yang
-
13
akan diukur. Mengukur dimulai dengan mengikatkan feterban atau pita
pada bagian-bagian badan yang diperlukan seperti badan terbesar,
pinggang, panggul dan kerung lengan.
Cara mengambil ukuran menurut Porrie Muliawan (1996 : 2) adalah
a) Lingkar leher (LL).
Diukur sekeliling batas leher dengan leletakkan jari-jari telunjuk dilekuk
leher.
b) Lingkar badan (L.B).
Di ukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada,
ketiak,letak sentimeter pada badan.
c) Lingkar Pinggang (L.P).
Diukur sekeliling pinggang pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau
diselakan 1 jari.
d) Lingkar Panggul (L.Pa).
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar ditambah 2 cm sebelah atas
puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu kemudian
ditambah 4 cm.
e) Tinggi panggul (T.Pa).
Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai dibawah ban sentimeter
dipanggul.
-
14
f) Panjang Punggung (P.P).
Di ukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus kebawah
sampai dibawah feterban pinggang.
g) Lebar Punggung (L.P).
Di ukur 9 cm dibawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak
bahu terendah dan ketiak dari dbatas kiri.
h) Panjang Sisi (P.S).
Diukur dari batas ketiak kebawah feterban pada garis pinggang dikurangi
2 atau 3 cm
i) Lebar Muka (L.M)
Di ukur pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu
terendah ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan kiri.
j) Panjang Muka (P.M).
Diukur dari lekuk leher ditengah muka kebawah sampai dibawah feterban
pada garis pinggang.
k) Tinggi dada (T.D).
Di ukur dari bawah peterban pinggang tegak lurus keatas smpai puncak
buah dada.
l) Panjang Bahu (P.B).
Diukur dari jurusan belakang dan telinga dari batas leher kepuncak lengan,
atau bahu yang terendah.
m) Ukuran uji (U.U).
-
15
Diukur dari tengah muka dibawah ban petar serong melalui puncak buah
dada kepuncak lengan terus serong.
n) Panjang Rok.
Di ukur dari pinggang sampai panjang rok yang dikehendaki.
-
16
Gambar 6. Cara Mengambil Ukuran
Tabel 2. Ukuran Yang Diperlukan Untuk Membuat
Busana Panggung Sesuai Model
Pembuatan busana panggung ini menggunakan pola konstruksi dengan
sistem meyneke. Adapun ukuran yang dibutuhkan dalam pembuatan busana
panggung ini adalah sebagai berikut:
-
17
No Nama ukuran Hasil ukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Lingkar Leher
Lingkar Badan
Lingkar pinggang
Lingkar Panggul
Tinggi Panggul
Panjang Punggung
Lebar Punggung
Panjang sisi
Lebar Muka
Panjang Muka
Tinggi Dada
Panjang Bahu
Ukuiran uji I / II
Panjang Rok
36 cm
85 cm
67 cm
91 cm
18 cm
37 cm
33 cm
17 cm
29 cm
32 cm
17cm
12 cm
40/39 cm
80 cm
c. Membuat Pola.
Dalam pembuatan pola diperlukan alat untuk membuatnya. Alat-alat
tersebut antara lain :
1). Alat tulis, terdiri dariPensil hitam membuat pola besar,bolfoin atau boxy
untuk membuat garis pertolongan pada pola, pensil merah biru untuk
-
18
membedakan pola yaitu merah untuk bagian depan dan biru untuk bagian
belakang
2). Alat ukur
Alat ukur terdiri dari skala meter, penggaris panjang, penggaris kecil,
penggaris kerung dan penggaris panggul
3). Buku kostum
Buku kostum memiliki dua bagian yaitu bagian polos untuk menggambar pola
dan bagian bergaris untuk menulis keterangan
4). Kertas
Kertas yang digunakan untuk membuat pola yaitu kertas merah biri untuk
membuat pola kecil dan kertas paying untuk membuat pola besar
5). Gunting kertas
Gunting kertas digunakan menggunting pola pada saat pecah pola dan
merancang bahan
6). Lem
Lem kertas digunakan untuk menempelkan pola pada saat pecah pola dan
merancang bahan
Pola adalah gambaran yang dibuat berdasarkan ukuran badan
seseorang yang difungsikan sebagai pedoman dalam membuat pakaian, dapat
dibuat dari kertas atau kain. Pada pembuatan busana panggung ini
menggunakan pola sistem mayneke dengan skala 1/6 , yaitu:
-
19
Gambar 7. Pola dasar badan dan Rok Sistem Mayneke
Keterangan Membuat Pola Dasar.
Keterangan bagian depan. AB : panjang muka. BC : 1/6 lingkar leher +2,5 cm. CD : 1/6 lingkar leher +1,5 cm. AE : lingkar badan +2 cm. CF : AE. EG : panjang sisi. FH : 1/3 panjang bahu +1 cm. DI : panjang bahu. DK : panjang bahi-1 cm.
panjang bahu +1 cm. KK1 : cm. AM : 1/10 lingkar pinggang. DN : tinggi dada +2 cm. MP : 3 cm. PO : lingkar pinggang +3 cm-(AM). BQ : 4 cm. ST : lebar muka-(QR).
-
20
Keterangan bagian belakang. AB : panjang puggung. BC : 1,5 cm. CD : 1/6 lingkar leher+ 1,5 cm. AE : lingkar badan 2 cm. Cf : AE .
EG : panjang sisi. Fh : (FG) 1 cm. DI: panjang bahu. IJ : 1,5 cm. DK : panjang bahu 1 cm. JL : panjang bahu + 1 cm.
Keterangan bagian depan AB : 2 cm. BC : tinggi panggul.. AD : panjang rok. BE : lingkarpanggul+2 cm+3cm (koup). CF : lingkar panggul+2 cm. DG : CF. BH : 1/10 lingkar pinggang. Keterangan bagian belakang. AB : 2 cm. BC : tinggi panggul. AD : panjang rok. BE : lingkar panggul -2cm +3cm (koup). CF : lingkar panggul 2cm. DG : CF. BH : 1/10 lingkar pinggang.
-
21
PECAH POLA BADAN BAGIAN DEPAN
Gambar 8. Pecah pola badan bagian depan
-
22
PECAH POLA BADAN BAGIAN BELAKANG
Gambar 9. Pecah pola badan bagian belakang
-
23
.PECAH POLA ROK
-
24
Gambar 10. Pecah pola rok
-
xxv
d. Merancang bahan dan harga.
a) Merancang bahan.
Merancang bahan adalah cara untuk mengetahui seberapa banyak bahan
yang kita butuhkan untuk membuat sebuah busana. Cara ini ada dua macam
yaitu:
1. Merancang bahan secara global.
Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan semua pola dengan ukuran
yang sebenarnya pada bahan percobaan yang sesuai dengan lebar bahan yang
akan digunakan, seperti pada ubin atau kain.
2. Meancang bahan secara terperinci.
Merancang bahan ini dilakukan dengan menempelkan semua pola dengan ukuran
skala lengkap dengan tambahan jahitan pada kertas coklat sebagai bahan yang
sudah diukur lebarnya sesuai dengan lebar kain yang akan digunakan.
b) Merancang harga.
Merancang harga dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa
harga dari bahan yang kita perlukan dalam pembuatan sebuah busana.
-
xxvi
Tabel 2. Rancangan harga Belanja
No Uraian Banyaknya Harga satuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kain katun Kain furing Kain gula Benang Ritsleting 40 cm Ritsleting 25 cm Payet pasir Payet bulat Payet batang Sepatu Zat warna procion kuning Zat warna procion merah Zat warna procion biru Soda abu Garam dapur Kawat alpanis kecil Kawat alpanis besar Asesories
10 m 1 cm 2 m 3 buah 1 buah 1 buah 3 bungkus 3 bungkus 3 bungkus 1 pasang 1 ons ons 0ns 10 m 1 bungkus 10 m 2m 1 pasang
Rp 7500,- Rp 6000,- Rp 9000,- Rp 750,- Rp 2300,- Rp 1800,- Rp 3000,- Rp 5500,- Rp 1000,- Rp 75000,- Rp 8500,- Rp 7500,- Rp 6000,- Rp 8000,- Rp 1000,- Rp 500,- Rp 2000,- Rp 30000,-
Rp 75000,- Rp 9000,- Rp 18000,- Rp 2250,- Rp 2300,- Rp 1800,- Rp 9000,- Rp 16500,- Rp 3000,- Rp 50000,- Rp 12750, Rp 3750,- Rp 3000,- Rp 4000,- Rp 1000,- Rp 5000,- Rp 4000,- Rp 30000,-
Jumlah Rp 271 550,- c) Menentukan harga pokok penjualan.
Penentuan harga pokok penjualan dihitung dari besarnya beban
pengeluaran yang diperlukan dalam proses pembuatan busana panggung ini.
Caranya adalah:
Tabel 3. Penentuan harga Pokok Penjualan.
No Sumber Biaya Jumlah Biaya Harga Total 1 2 3
Biaya bahan utama. Biaya over head.
a. Transportasi. b. Listrik.
Biaya produksi. a. Ongkos jahit. b. Pemasangan payet. c. Proses air brush. d. Bordir
- Rp 80 000.- Rp 20 000.- Rp 100 000.- Rp 75 000.- Rp 37 500.- Rp 30 000,-
Rp 271 550,- Rp 100 000,- Rp 242 500,-
Jumlah HPP Rp 614 050,-
-
xxvii
e. Menyiapkan bahan.
Karena penulis adalah pemula dalam pembuatan busana panggung
dengan teknik pewarnaan air brush. Penulis memilih kain mori primisima
sebagai bahan utama dan zat warna procion sebagai bahan pewarna. Karena
kedua bahan tersebut sering digunakan pada proses pewarnaan dengan
pencelupan, jadi sangat mendukung dalam percobaan teknik pewarnaan dengan
air brush.
1. Mori primissima.
Kain putih yang dijadikan batik mempunyai beberapa istilah atau nama
khusus yaitu disebut mori atau muslim atau cambric. Kata mori mungkin
berasal dari : Bombyx mori yaitu suatu jenis ulat sutra yang menghasilkan sutra
putih dan halus. Kata muslim kemungkinan berasal dari muslin dan kata ini
perpendekkan dari moussuline yaitu nama semacam kain cita. Sedangkan kata
Batist mungkin berasal dari batist yaitu batas (India) ialah nama kain cita
putih/linen polos. Dan kemungkinan istilah-istilah tersebut ada hubungannnya
dengan Batist Cambray yaitu nama seorang penenun bangsa perancis.
Belakangan istilah-istilah mori dan cambric lebih banyak dipakai daripada
muslin. Dilihat dari bahan dasarnya, kain mori dapat berasal dari katun, sutra
asli atau sutra tiruan. Mori dari katun atau kapas lebih umum dipakai. Berdasar
kehalusannya mori dari katun dibedakan menjadi golongan yang paling halus
disebut primissima, golongan halus disebut prima, golongan sedang disebut biru
dan golongan paling kasar disebut blaco (S.K Sewan Susanto, 1973 : 53-54).
Dalam pembuatan busana panggung ini menggunakan kain mori primissima.
-
xxviii
Contoh kain mori primissima dan hasil pewaarnannya.
2. Zat warna procion
zat warna Reaktip adalah golongan zat warna yang mempunyai gugus
aktip. Sehingga dengan bahan katun akan terjadi hubungan Direct Chemical
Linkage. Yang tergolong zat warna reaktip antara lain procion dari ICI, Remazol
dari Hoechst, Drimarene dari Sandra, reactone dari Geigy, Cibracon dari ciba,
dan Levafix dari Bayer. (S.K Sewan Susanto, 1973 : 168)
Cat Procion (ICI), gugus reaktifnya berupa monochloro-triazynly-group
untuk Procion H (panas) dan Dichlorotriazinly-group untuk procion normal
(dingin) ( S.K Sewan Susanto, 1973 : 146)).
Hubungan mori dengan zat warna
Terjadinya pewarnaan bahan yang diwarna dengan bahan pewarna pada
proses pewarnaan umumnya terjadi secara pencelupan, coletan dan pencapan. Pada
pewarnaan dianggap selesai dan sempurna bila tercapai keadaan keseimbangan, yaitu
-
xxix
pada suatu zat warna yang masuk kedalam bahan yang diwarna mencapai titik
maksimum.
Terjadinya keseimbangan pada proses pewarnaan tergantung pada
beberapa factor, antara lain:
a. Suhu larutan
b. Pengadukan atau gerakan pada waktu pewarnaan
c. Konsentrasi larutan celup
d. Afinitas dari zat warna
e. Elektrolit dalam larutan dan pH larutan celup
Menurut hasil penyelidikan warna juga berpengaruh pada manusia. Pengaruh
tersebut antara lain:
a. Reaksi manusia terhadap warna ada dua macam
b. Warna merah popular dikalangan wanita, sedang biru dikalangan pria
c. Wanita mempunyai perasaan lebih baik dari pada pria
d. Warna-warna murni lebih banyak pipakai pada bidang kecil dibanding
dengan warna-warna muda atau tua
e. Untuk bidang yang luas pada umumnya dipakai warna tua atau warna muda
f. Kombinasi warna yang sering dipakai urutannya adalah kontras atau
komplementer, harmonis atau analogi, dan satu warna atau monochromatic
-
xxx
Contoh cat procion
Biru Kuning Merah
Sebelum pewarnaan dengan zat procion dalam pembuatan busana
panggung ini dibutuhkan persiapan bahan agar zat warna benar-benar dapat
meresap kedalam serat kain yaitu proses penghilangan kanji. Adapun langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Merebus air sampai mendidih.
2. Memasukkan kain mori kedalam air panas tersebut.
3. Merendam sampai beberapa saat agar air tidak terlalu panas dan kain dapat
dikucek kemudian dibilas sampai bersih.
4. Menjemur kain di tempat yang teduh kemudian diseterika.
Proses ini menghasilkan kain mori yang lebih lembut atau tidak kaku.
f. Meletakkan Pola dan Memotong.
Alat yang dibutuhkan dalam tahap ini antara lein meja potong, gunting
kertas, gunting kain, jarum pentul, karbon, rader, kapur jahit dan pemberat jika
dibutuhkan.
1. Cara meletakkan pola diatas kain.
a. Meletakkan kain diatas meja potong, pastikan bahan benar-benar rata.
-
xxxi
b. Meletakkan pola sesuai dengan rancangan bahan yang telah dibuat.
2. Memotong kain.
Pola yang telah diletakkan diatas kain sesuai dengan rancangan bahan, dan
telah diperiksa dengan teliti maka mulai dipotong dengan cara :
a. Tangan kiri menekan kain yang akan dipotong, jangan mengangkat kain
agar posisi pola tidak berubah.
b. Tangan kanan memegang gunting yang besar berada dibawah
c. Memotong kain mulai dari pola yang terbesar kemudian pola kecil, posisi
kain tetap sejajar dengan tepi meja.
g. Proses pewarnaan.
Dalam proses pembuatan busana panggung ini agar bernuansa natural
penulis mencoba membuat warna yang disesuaikan dengan benmtuk sumber ide
yang sebenarnya. Karena pada bahan hasil produksi pabrik belum tentu sesuai
dengan yang kita inginkan. Proses pewarnaan tersebut yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada proes pewarnaan adalah :
a. Ember; digunakan untuk tempat membuat laruran procion
b. Gelas plastic; untuk membuat larutan procion yang masih berupa
pasta.
c. Penumbuk; digunakan untuk menghaluskan garam dapur
d. Pengaduk; untuk mengaduk larutan agar tidak rek tangan tidak
terkena efek kimianya
e. Botol; sebagai tempat larutan yang siap pakai
-
xxxii
f. Kompressor; digunakan sebagai alat yang menghasilkan udara untuk
menekan zar warna pada saar proses pewarnaan air brush.
g. Papan triplek; digakan sebagai alas untuk membentangakn kain pada
saat proses.
h. Pin atau paku; digunakan untuk menyemat kain pada triplek pada saat
proses air brush.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah:
a. Kain mori primisima.
b. Procion warna kuning, merah dan biru.
2. Proses pembuatan larutan zat warna.
Sebelum proses pewarnaan hendaknya procion dibuat larutan dengan cara:
a. Membuat takaran untuk warna kuning 2 liter, merah 2 liter dan biru
liter dengan perbandingan:
1. Zat procion 4 5 gram/liter.
2. Garan dapur 5 10 gram/ liter.
3. Soda abu 30 60 gram/liter.
b. Cat dipasta dengan sedikit air, diberi air secukupnya untuk melarutkan
dan diaduk.
c. Air yang diperlukan disediakan dalam ember.
d. Garam dapur dihancurkan kemudian dimasukkan dalam air.
e. Memasukkan soda abu kedalam air.
f. Menuangkan larutan pewarna dalam larutan garam dapur dan soda abu,
kemudian diaduk sampai rata.
-
xxxiii
Buatlah kombinasi warna dengan mencampurkan warmna primer
secara langsung dengan membagi warna menjadi bebarapa bagian.
Campurkan bagian-bagian tersebut dengan warna lain sampai mendapat
beberapa tingkatan atau gradasi warna yang diinginkan seperti hijau, hijau
kekuking- kuningan, kuning, kuning kemerahan, merah jingga.
h. Teknik pewarnaan.
Teknik pewarnaan air brush sangat berbeda dengan teknik pencelupan.
Teknik air brush disisni bertujuan mebdapatkan gradasi warna bahan dari
beberapa potongan yang saling berkaitan secara berurutan. Proses tersebut
adalah:
a. Bentangkan setiap potongan bahan pada triplek yang agak miring. Beri pin
pada setiap ujungnya secara teratur dan berurutan.
b. Masukkan pewarna pada pen atau sprayer. Semprotkan warna dari tang
termuda sampai ke yang tertua secara bergantian.
c. Jemur dibawah sinar matahari agar warna cepat kering dan tidak berubah.
i. Pemberian tanda-tanda pola.
Pada pembuatan busana panggung ini memberi tanda- tanda pola setelah
pewarnaan. Agar tidak menghambat peresapan zat warna procion. Merader
adalah cara memindahkan tanda pola pada kain dengan bantuan rader dan karbon.
Cara meader adalah:
a. Letakkan karbon diantara kain yang telah dipotong.
-
xxxiv
b. Pastikan posisi karbon mengenai tanda pola.
c. Mulai jalankan rader kearah depan sesuai dengan tanda pola.
j. Passen 1.
Setelah bahan dipotong dan diberi tanda, selanjutnya adalah dijelujur kemudian di
pas oleh pragawati agar mengetahui letak kesalahan dari busana tersebut.
k. Menjahit.
Pada proses menjahit sebelumnya melakukan persiapan alat. Alat yang
dibutuhkan adalah:
a. Mesin jahit dengan perlengkapannya, agar mesin lebih enak dipakai
sebaiknya debersihkan terlebih dahulu pada bagian gigi kemudian diberi
minyak mesin agar menghasilkan jahitan yang baik dan menin enak dipakai
b. Gunting kain, yang terdiri dari gunting kain, gunting zig-zag, gunting benang,
dan gunting bordir
c. Jarum
Macam-macam jarunm antara lain:
1). Jarum jahit manual digunakan untuk menjahit dengan tangan.
2). Jarum pentul digunakan untuk menyemat pada waktu memotomg
ataupun menjahit
3). Jarum mesin jahit digunakan pada mesin jahit pada waktu mrnjahit
d. Bantalan jarum
Bantalan jarum digunakan untk menyimpan atau menempatkan jarum supaya
jarum tidak tercecer
-
xxxv
e. Bidal / tudung jari
Bidal digunakan untuk menutup jari agar tidak tetusuk jarum pada waktu
menjahit dengan jarum tangan manual
f. Penarik benang
Penarik benang digunakan untuk menarik benang yang melalui mata jarum
g. Seterika
Seterika digunakan untuk menyeterikan kain agar lebih rapi dan judga untuk
memasang pelapis pada kain
h. Pendedel
Pendedel digunakan untuk membika jahitan yang salah
i. Cermin
Cermin digunakan untuk melihat hasil jahitan pada waktu mengepas
Sebelum melakukan proses menjahit yaitu melekatkan kain gula pada
badan bagian atas dengan cara diseterika.
Tertib kerja menjahit busana panggung adalah:
1. Menjahit badan bagian atas dan vuring pada bagian koupnat.
Gambar 11. Menjahit koupnat badan.
-
xxxvi
2. Memasang ritsliting pada bagian sisi badan.
Gambar 12. Memasang ritsliting.
3. Menyambung bahu dan sisi pada bahan utama dan furing
Gambar 13. Menyambung bahu
4. Memasang furing dan lapisan pada bahan utama yaitu menyatukan bagian
garis leher, kerung lengan, dan bagian kelim.
-
xxxvii
Gambar 14. Memasang furing
5. Menyelesaikan furing pada bagian ritsliting sisi.
Gambar 15. Penyelesaian ritsliting.
6. Menjahit kaupnat rok pada bahan utama dan furing.
Gambar 16. Menjahit koupnat rok
-
xxxviii
7. Menyatukan rok bagian bawah.
Gambar 17. Menyatukan rok bagian bawah
8. Membuat selongsong kawat pada rok bagian dalam
Gambar 18. Membuat selongsong kawat
9. Menyambung rok bagian atas dan bawah.
Gambar 19. Menyambung rok.
-
xxxix
10. Menyatukan rok bagian luar dan dalam pada bagian kelim dengan di bordir
Gambar 20. Kelim bawah dengan bordir.
11. Memasang payet
Pada pembuatan busana panggung ini menggunakan payet sebagai aksen
untuk memperindah busana. Payet dengan bentuk oval, pasir dan batang.
Contoh payet yang digunakan
Gambar 21. Payet yang digunakan.
-
xl
12. Memasang ban pinggang
Gambar 22. Memasang ban pinggang
l. Passen 2.
Setelah selesai dijahit proses selanjutnya adalah passen kedua oleh pragawati
dengan disertai asesories pendukungnya agar pakaian benar-benar pas dan siap untuk
diselesaikan. Pada pasen yang terakhir ini juda menggunakan aksesoris yang
disesuaikan dengan pragawati dan bentuk busananya
Gambar 23. Sepatu dan aksesories yang digunakan.
-
xli
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Setelas selesai membuat busana panggung maka dapat memperoleh hasil
adalah
a. Desain terdiri blus tanpa lengan dan rok modifikasi span dan
pengembangan yang diambil dari sumber ide bunga kecubung yaitu blus
dari daun bunga dan bagian rok dari kelopak bunga kecubung.
b. Pola dasar yang digunakan penulis adalah pola system mayneke yang
dipecah sesuai model.
c. Kain mori primisima sebagai bahan utama dalam pembuatan busana
panggung karena pewarna procion mudah menyerap pada kain mori.
d. Pewarnaan bahan utama dengan menggunakan teknik air brush untuk
menghasilkan gradasi warna yang disesuaikan dengan sumber ide yang
diambil.
e. Zat warna procion sebagai pewarna dalam proses pewarnaan air brush
karena warnanya yang lebih cerah dan tidak luntur.
f. Teknik jahitan yaitu sistem tailoring/berfuring penuh untuk menghasilkan
jahitan yang rapi dan halus.
2. Pembahasan
a. Desain Busana
Model yang dibuat adalah blus tanpa lengan dan tanpa kerah yang
berbentuk asimetris, sedangkan bagian bawah adalah kreasi rok yang di
bentuk dengan bantuan kawat agar tampak seperti sumber ide yang dipakai.
-
xlii
b. Pola yang digunakan
Pola dasar yang dipakai untuk membuat busana panggung menggunakan
pola sistem mayneke setelah iti dipecah sesuai dengan model
c. Teknik pewarnaan
Teknik pewarnaan yang dipakai dalam pembuatan busana panggung ini
adalah teknik air brush dengan menggunakan zat warna procion karena
warnanya cerah dan tidak luntur, zat warna procion sangat sulit digunakan
dalam teknik pewarnaan ini karena berbentuk larutan encer sehingga sangat
cepat meresap dalam kain. Untuk menghasilkan gradasi yang baik harus
terampil dalam penyemprotannya dan juga menggunakan alas busa agar
warna tidak rusak (ngeblok). Sehingga triplek tidak cocok untuk teknik
pewarnaan dengan teknik air brush
d. Teknik jahitan
Teknik jahitan pada busana panggung ini adalah kampuh buka agar
jatuhnya bahan lebih bagus pada bagian dalan dipotong-potong.
e. Perawatan
Cara perawatan busana ini dengan dicuci kering (dray cleaning) yaitu
salah satu metode dalam pembersihan pakaiann yang sama sekali tidak
menggunakan air sebagai bahan pembasahnya., melainkan menggunakan
minyak/solvent yang khusus dibuat untuk cara pencucian ini. Hal ini
dilakukan untuk mempertahankan bentuk dari busana panggung ini yang
menggunakan alat bantu kawat.
-
xliii
f. Kelemahan
Pembuatan busana panggung ini mempunyai kesulitan yaitiu proses
menjahit, memasang kawat, dan proses pewarnaan.
Zat warna procion sangat beresiko tinggi dalam pewarnaan dengan teknik
air brush, karena zat warna ini berbentuk larutan encer sehingga daya
resapnya sangat cepa. Teknik air brush sangat baik dugunakan pada pewarna
yang agak kental yang mempunyai daya resap agak. Pewarnaan ini juga
sangat sulit untuk menghasailkan gradasi warna yang baik apabila kain
terbagi menjadi beberapa potongan, sehingga sangat sulit untuk menghasilkan
satuan warna dalam beberapa potongan kain untuk menjadi sama.
g. Kelebihan
Dalam pewarnaan dengan teknik air brush yang menggunakan zat warna
procion mempunyai kelebihan yaitu warna dapat disesuaikan dengan apa
yang kita inginkan. Pewarnaan ini juga dapat menghasilkan gradasi yang baik
apabila dalam satu lembar kain
-
xliv
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian seluruh proses pembuatan busana panggung dengan
teknik pewarnaan air brush adalah:
1. Bunga kecubung dipilih sebagai sumber ide karena bentuk dan warnanya
yang indah dan unik. Bagian daun bunga yang diterapkan pada blus dan
bagian kelopak yang dapat diterapkan pada bagian bawah/rok dan gradasi
warna yang indah dan alami.
2. Model busana panggung yang terdiri dari blus tanpa lengan dan kerah dengan
bentuk asimetris memberi kesan seperti daun bunga dan kreasi rok pias yang
berkesan seperti kelopak bunga kecubung yang berbentuk seperti corong.
3. Teknik pewarnaan air brush yang diterapkan dalam dunia tekstil untuk
menghasilkan gradasi warna yang alami pada bahan tekstil.
4. Zat warna procion dipilih dalam pewarnaan busana panggung ini karena
warna yang cerah dan mudah dipakai dalam pewarnaan dengan air brush.
Warna yang dipakai adalah warna analogus yaitu warna yang saling
berdekatan yaitu hijau, hujau kekuning-kuningan, kuning, kuning kemerahan
dan jingga.
5. Kain mori primisima sebagai bahan dasar pembuatan busana panggung
dengan teknik air brush karena kain mori primisima ini mudah menyerap zat
warna procion yang berbentuk cair.
-
xlv
6. Pola yang dipakai untuk membuat busana ini menggunakan pola sistem
mayneke, karena jatuh koupnat pada badan lebih bagus
7. Teknik penyelesaian busana panggung ini adalah dengan sistem tailoring atau
berfuring penuh dengan menggunakan kampuh terbuka dan kawat alpanis
sebagai bahan pembantu.
8. Harga pokok pembuatan busana panggung dengan teknik pewarnaan air
brush ini Rp 614 050,-.
B. Saran
Pembuatan busana pnggung dengan teknik pewarnaan air brush masik
kurang sempurna. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik penulis memberi
saran kepada pembaca dan mahasiswa jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
Busana pada khususnya :
1. Teknik pewarnaan dengan menggunakan teknik air brush pewarna procion
agak sulit karena harus dilakukan dibawah sinar terik matahari agar pewarna
cepat kering dan tidak merusak pewarna lain. Teknik penyemprotanya
dilakukan dengan hati-hati dan melakukan percobaan agar tangan terampil
dalam memberikan keseimbangan tegangan pada saat penyemprotan.
2. Passen pola pada paspop atau pragawati untuk mengetahui baik dan buruk
jatuhnya pola pada badan agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
-
xlvi
DAFTAR PUSTAKA
Chodiah dan wisri Amamdy. 1984. Pengetahuan Pakaian, Jakarta: Balai Pustaka
Elha Santoso. 2003. Kamus Praktis Modern Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka
Dua
Hands ranjiwa, 2005. Teknik Dasar Air Brush Untuk Pemula. Jakarta: PT. Kawan
Pustaka
Hartatiati S . 2004. Rancang Busana Terampil Membentuk Pribadi Mempesona .
Semarang: UPT UNNES PRESS
Herman J. Waluyo. 2003. Drama, Teori, dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita
Graha Widia
Lembaga Biologi Nasional-LIPI. 1983. Tanaman Pagar. Bogor
M. H Wancik. 2003. Bina Busana V. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Porrie Muliawan. 1997. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: PT Gunung Mulia
Richard Sihit. 2000. Laundry And Dry Cleaning. Surabaya: SIC
Rodia Syamwil, 2002. Pengetahuan Tektil 1. Semarang: UNNES
Sewan, Susento. S. K. 1973. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai
Penelitian Batik Dan Kerajinan Lembaga Penelitian Dan Pendidikan
Industri. Departemen perindustrian RI
Sri Widarti. 1996. Diktas Desain Busana 11, Yogyakarta: FPTK IKIP
W. J. S. Poerwodarminto. 2002. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
-
xlvii
Lampiran 1. Rancangan Bahan Skala 1/6
-
xlviii
Lampiran 2. Rancangan Furing
-
xlix
Lampiran 3. Foto Tampak Muka
-
l
Lampiran 4. Foto Tampak Belakang
-
li
Lampiran 5. Foto Tampak Samping Kanan
-
lii
Lampiran 6. Foto Tampak Samping Kiri
-
liii
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : NENSI SULASTRI
NIM : 5450302019
Program studi : TJP Busana D3
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya
yang berjudul :
SUMBER IDE BUNGA KECUBUNG TERWUJUD DALAM BUSANA
PANGGUNG BERNUANSA NATURAL DENGAN TEKNIK AIRBRUSH
dan tugas akhir tersebut untuk DIUJIKAN.
Semarang,..2006
Mengetahui, Pembimbing,
Ketua Program studi,
Dra Sri Endah W, M.Pd Dra Uchiyah Achmad, M.Pd NIP.132058079 NIP.130604209
LAP LENGKAP.pdf
top related