teruslah cintai negeri ini · perpajakan tulang punggung bangsa ... sosialisasi transfer ke daerah...
Post on 23-Jul-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
2 3
TERUSLAH CINTAI NEGERI INI
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan RISri Mulyani Indrawati
Periode 2017
4 5
Daftar Isi
Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan 08
10
36
54
62
APBN Sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan
Preparing Indonesia From The Absurdity of Global Economic
Simbolisasi Pengabadian Nilai-Nilai dari Mar’ie Muhammad
Menjadikan BUMN Menjadi Usaha Milik Negara Yang Bagus
Biro Komunikasi dan Layanan InformasiKementerian Keuangan Republik Indonesia
Konferensi Pers Tentang Pelaksanaan APBN (Sementara) 2016 03.01.2017
Peresmian Gedung Utama Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Gedung Mar’ie Muhammad 19.01.2017
Executive Leadership Program bagi Direksi BUMN 25.01.2017
Keynote Speech Menteri Keuangan pada Global Economic Quarterly 17.01.2017
86Mengelola Ekspektasi dan Kesempatan Penawaran
CIMB Niaga Economic Forum 2017 26.01.2017
6 7
Investasi Membangun Negeri Melalui Pengembangan Ekspor Nasional
130
140
154
176
192
214
240
264
Jangan Pernah Lelah Mencintai Republik Indonesia
Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017
Adil dan Sejahtera Bersama Menuju Indonesia Yang Setara
Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa Untuk Perbaikan Kemakmuran
Ekonomi Indonesia Dalam Kondisi Pemulihan Ekonomi Global
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Perkembangan Pendidikan Indonesia
Pengembangan Pemimpin Perpajakan Tulang Punggung Bangsa
116Membangun Industri Sawit Yang Berkelanjutan dan Komprehensif
Pertemuan Nasional Sawit Indonesia 2017 02.02.2017
106Pentingnya Unit-Unit Pendukung Bea dan Cukai Dalam Efektifitas Kinerja
Apel Peringatan Hari PabeanInternasional Ke-65 29.01.2017
Keynote Speech Pada Pembukaan Investor Gathering 2017 07.02.2017
Keynote Speech pada Seminar yang diselenggarakan Fraksi Partai Golkar di DPR RI 20.02.2017
Welcoming Alumni Lembaga Pengelola Dana Pendidikan 06.02.2017
Peluncuran Laporan Ketimpangan Menuju Indonesia yang Setara oleh OXFAM dan INFID 23.02.2017
Pembicara Pada ILUNI FEB UI Breakfast Forum Dengan Tema Outlook Ekonomi 2017 03.03.2017
Orasi Ilmiah Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Negeri Semarang Ke-52 30.03.2017
Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dan Knowledge Sharing Keberhasilan
Kepala Daerah 02.03.2017
Leadership Development Program Direktorat Jenderal Pajak 10.04.2017
8 9
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan,
Hadiyanto
Teruslah Cintai Negeri Ini
Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabaarokatuh
Kementerian Keuangan merupakan salah satu Kementerian vital dalam jajaran pemerintahan Republik Indonesia. Sebagai bendahara negara, tugas Menteri Keuangan (Menkeu) adalah menyampaikan perkembangan terkini tentang kebijakan fiskal dan kekayaan negara baik secara langsung maupun tidak langsung kepada para pemangku kepentingan. Menteri Keuangan mendapatkan kesempatan untuk hadir dan menyampaikan pidato dalam berbagai kegiatan baik yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan maupun menghadiri undangan. Sebagai wujud dokumentasi hal-hal yang disampaikan Menteri Keuangan, penyusunan buku kumpulan pidato ini penting untuk disusun. Pandangan, pikiran, dan kebijakan Menteri Keuangan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat penting untuk dicatat dan menjadi referensi. Buku ini juga sebagai catatan sejarah mengenai isi dan kapan pidato-pidato yang sarat makna dan informasi berharga ini disampaikan kepada khalayak. Antusiasme publik atas pidato-pidato Menteri Keuangan dapat terlihat dari banyaknya berita terkait Kementerian Keuangan yang merujuk pada pidato beliau. Dalam berbagai kesempatan yang dibuka secara umum, banyak khalayak yang ingin langsung
mendengarkan pidato beliau. Demikian pula dengan pidato yang disampaikan melalui live streaming media sosial, pidato Menkeu juga banyak mendapatkan apresiasi masyarakat.Pidato Menteri Keuangan merupakan salah satu media penyampaikan pesan ke khalayak dalam mengomunikasikan kebijakan Kementerian Keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa Menteri Keuangan ingin meningkatkan engagement dengan semua para pemangku kepentingan. Pidato Menteri keuangan ini dikumpulkan dari berbagai pertemuan baik yang bersifat formal maupun informal. Buku kumpulan Pidato Menteri Keuangan diharapkan akan menjadi bahan pembelajaran sekaligus standard penulisan pidato pimpinan Kementerian Keuangan di kemudian hari. Nilai-nilai universal yang terkandung dalam pidato Menteri Keuangan dapat menyesuaikan dengan berbagai jenis para pemangku kepentingan. Kami harap pesan yang disampaikan terkait nilai-nilai, semangat, integritas, dan transparansi kebijakan Kementerian Keuangan bisa menjadi sumber referensi dan penyemangat kita semua.
Wassalam’alaikum warrohmatullahi wabaarokatuh.
10 11
01
12 13Teruslah Cintai Negeri Ini
APBN Sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan
Konferensi Pers Tentang Pelaksanaan APBN (Sementara) 2016
Aula Mezzanine, 3 Januari 2017
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Bismillaahirrohmaanirrohiim.Assalaamu’alaikum Wr. Wb.Selamat pagi salam sejahtera untuk kita semua
Teman-teman wartawan, selamat tahun baru tahun 2017. Mudah-mudahan
tahun 2017 akan jauh lebih baik untuk kita semua termasuk juga untuk teman-
teman wartawan dan media yang diwakili.
Sudah berkali-kali dalam beberapa hari terakhir, wartawan setiap kali bertanya
sama saya, bertanya kepada masalah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara) 2016. Jadi hari ini sekaligus memberi jawaban pertanyaan-pertanyaan
dari teman-teman wartawan mengenai realisasi dari APBN.
Kami masih menuliskan sementara karena pada akhirnya yang sudah pasti
adalah nanti waktu sudah dalam bentuk laporan keuangan pemerintah pusat
dan sudah audited. Jadi ini kita tetap dengan data-data sementara karena
memang belum merupakan angka-angka audited.
Saya akan mulai beberapa sehingga kemudia bisa memberikan waktu juga
untuk media untuk bertanya.
Pertama tesisnya adalah bahwa APBN 2016 kita bisa kelola pada akhirnya
dengan pada fokus untuk bisa menjalankan instrumen yang sangat penting ini
secara kredibel, efektif dan efisien serta berkelanjutan. Ini tema yang akan terus
menerus yaitu bagaimana APBN sebagai instrumen kebijakan dia bisa kredibel,
efektif, efisien dan berkelanjutan.
Lingkungan yang kita hadapi dari perekonomian seperti yang sering sudah
disampaikan masih menyimpan banyak ketidakpastian. Kalau kita lihat dari
proyeksi tahun 2017 tapi juga melihat empat tahun ke belakang atau tiga tahun
ke belakang, selalu revisi dari pertumbuhan ekonomi dunia itu mengalami revisi
yang menurun secara cukup signifikan. Tahun 2014 misalnya, diperkirakan
14 15
pertumbuhannya ada di sekitar 3,7% pada akhirnya dia hanya di sekitar 3,4%.
Tahun 2015 bahkan waktu itu sudah mendekati hampir 4% pertumbuhan
ekonominya diperkirakan, realisasinya hanya 3,2%. 2016 sekali lagi perkiraan
pertumbuhan ekonomi di sekitar 3,8%, realisasinya diperkirakan untuk tahun
ini hanya sekitar 3,1%. Ini menggambarkan bahwa even pada lingkungan
global, proyeksi ekonomi yang mula-mula dilakukan selalu direvisi ke bawah
dan realisasinya memang betul-betul ke bawah. Tahun 2017 ini diperkirakan
pertumbuhan ekonomi tahun lalu pada saat Januari 2016 waktu IMF
(International Monetary Fund) melakukan reduced proyeksinya, diperkirakan
sekitar 3,7% dan pada bulan Oktober Annual Meeting yang lalu, IMF sudah
melakukan revisi tahun 2017 hanya sekitar 3,4%. Kita harap tentu tidak akan
lebih rendah dari ini namun ini menggambarkan icon sekitar 4 tahun terakhir
ini selalu proyeksi awal sangat optimistik dan kemudian dilakukan revisi ke
bawah.
Untuk Indoensia, karena lingkungan dari kondisi ekonomi dunia juga
merefleksikan sebagian dari perekonomian Indonesia terutama yang langsung
berhubungan dengan ekonomi dunia, kita lihat dari sisi agregate demand atau
permintaan, tahun 2015 kita mengalami pukulan yang cukup tajam dan muncul
terus berjalan sampai 2016 yaitu pada sektor eksternalnya yaitu ekspor dan
impor. Kalau anda perhatikan itu negatif dan negatifnya makin tajam pada
tahun 2016. Tahun 2016 kuartal keempat ini diperkirakan mungkin penurunan
dari ekspor mungkin sudah relatif agak ringan. Jadi dalam hal ini sudah di
dekat minus 2,9%. Kita berharap momentum ini akan makin membaik di 2017.
Namun ini adalah faktor yang purely eksternal dari sisi permintaan eksternal
yang berasal utamanya dari negara-negara yang mengimpor barang-barang
dari Indonesia yang cukup besar, apakah itu dari RRT maupun dari negara-
negara sesama ASEAN dan destinasi lain seperti Eropa dan Amerika.
Oleh karena itu kalau kita lihat dari aggregate demand, maka engine atau mesin
pertumbuhan ekonomi kita adalah bertumpu kepada tiga variabel di atas yaitu
konsumsi, pemerintah dan investasi. Untuk tahun 2016 ini, konsumsi lebih baik
dari tahun lalu, diperkirakan sekitar 5,0 konsumsi rumah tangga. Sedangkan
sektor pemerintah tahun ini relatif sangat flat. Ini disebabkan karena pada
Teruslah Cintai Negeri Ini
kuartal ketiga dan kuartal keempat, kita mengalami kontraksi dibandingkan
terutama kuartal ketiga dan keempat tahun 2015. Ini karena kami melakukan
beberapa penyesuaian APBN di 2016 seperti yang sudah diumumkan melalui
Inpres tahun 2016. Hal ini disebabkan karena APBN mengalami tekanan yang
cukup besar sehingga kredibilitas dan sustainability-nya agak goyang, ini yang
dilakukan di tahun 2016, kami melakukan beberapa adjustment sehingga seperti
yang saya sampaikan APBN akan terus menjadi instrumen yang efektif, efisien
namun juga kredibel dan sustainable. Kita tidak ingin efektif efisien hanya
untuk satu tahun dua tahun dan kemudian dia mengalami persoalan serius dari
sisi kredibilitas dan sustainability.
Inilah yang menyebabkan kenapa tahun 2016 sumbangan dari sisi pemerintah
mungkin relatif flat tapi nanti kalau saya breakdown ke beberapa cost belanja,
sebetulnya nilainya tidak akan seperti itu, ada beberapa hal yang menjadi
harapan baru. Sedangkan untuk investasi yaitu pembentukan modal total
bruto, itu masih 4,7%, yang kita sebetulnya mengharapkan lebih baik lagi.
Oleh karena itu tadi pagi pembukaan pasar modal dan kita terus berkoordinasi
dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Bank Indonesia untuk melihat credit
gross-nya dari perbankan, kemudian capital market dan juga dari PKPN (Pusat
Kebijakan Pendapatan Negara) dari sisi penanaman modal, baik itu domestic
bruto maupun yang dari PMA (Penanaman Modal Asing) agar terus dipacu
sehingga dia tidak memberikan tekanan terlalu besar hanya kepada variable
pemerintah untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Namun 2016 kita
perkirakan growth-nya masih akan 5,0% karena komposisi dari konsumsi semua
pemerintah maupun produk dari investasi akan relatif menjadi penyumbang
pertumbuhan ekonomi.
Kalau dilihat dari sisi supply side, production, maka kita lihat beberapa harapan
yang mungkin akan relatif positif dan kita harap akan menciptakan momentum
di tahun 2017 ini. Pertanian masih relatif sama atau flat di 2017, sama dengan
tahun 2015, sedangkan untuk pertambahan dan pengalian kalau kita lihat,
kuartal ketiga sudah menunjukkan positif growth walaupun masih sangat
mild 0,1%. Kalau kita lihat kuartal per kuartal dari tahun 2015 terus menerus
mengalami kontraksi. Kita berharap bahwa momentum dari sisi pembalikan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
16 17
” Pemerintah tetap melakukan, mencoba menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan menjamin bahwa sektor-sektor yang sangat dipengaruhi oleh belanja pemerintah tetap bisa tumbuh secara positif ”
Teruslah Cintai Negeri Ini
tren ini di kuartal lain akan terjadi baik dari sisi production maupun juga dari
sisi harga. Kalau kita lihat dari sisi production side atau supply side ini, tetap
message-nya sama. Sektor yang selama ini menjadi penyumbang dengan
pertumbuhan ekonomi double digit atau yang tinggi di atas average ekonomi
nasional 5,0%, adalah sektor-sektor jasa, transport dan pergudangan, informasi
dan jasa keuangan. Ini adalah sektor yang akan terus tumbuh berkembang dan
memiliki pertumbuhan yang di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan
untuk jasa keuangan mengalami pertumbuhan double digit.
Sedangkan konstruksi, kalau anda perhatikan sebetulnya pertumbuhannya
relatif sehat dan tetap sama dengan tahun 2015. Jadi pesannya di sini walaupun
pemerintah melakukan penyesuaian dari sisi APBN, dia tidak memukul
kepada sektor konstruksi karena banyak proyek-proyek yang harus dilakukan
tetap dilakukan meskipun sekarang diharapkan dari sisi pembiayaan melalui
multiyears. Ini artinya bahwa pemerintah tetap melakukan, mencoba menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi dengan menjamin bahwa sektor-sektor
yang sangat dipengaruhi oleh belanja pemerintah tetap bisa tumbuh secara
positif. Tentu yang cukup baik di sini adalah sektor dari sisi pengolahan yang
relatif agak baik sedikit dibandingkan tahun 2015 yaitu diperkirakan 4,6%
dibandingkan tahun lalu yang hanya 4,2%. Kita mengharapkan indikator sektor
manufaktur ini akan meningkat karena dia sangat penting sekali dari sisi
eksternal, ekspor impor, maupun dari sisi penciptaan kesempatan kerja.
Nah ini adalah kondisi sektor riil di perekonomian Indonesia, baik dari sisi
permintaan (demand side) maupun dari sisi produksi. Pemerintah terus
memantau kedua sisi ini karena ini akan menimbulkan dinamika pertumbuhan
ekonomi dan sekaligus juga untuk menjaga apa yang disebut kebijakan untuk
mencapai tujuan-tujuan selain pertumbuhan ekonomi yaitu penciptaan
kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan.
Nah mari kita lihat kalau kita bicara tentang kesenjangan dari sisi regional
karena ini juga salah satu yang sangat penting bagi kita untuk melihat agar
konsentrasi pertumbuhan tidak hanya ada di pulau Jawa. Tetap pulau Jawa
memberikan konsentrasi dari sisi kegiatan ekonomi sekarang ini adalah 58,4%.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
18 19
Dan pertumbuhan pulau Jawa masih sekitar pertumbuhan ekonomi nasional
5,6%. Ini cukup penting karena populasi juga terbesar di pulau Jawa sehingga
kalau pertumbuhan di pulau Jawa tetap cukup sehat berarti sebagian besar
mayoritas masyarakat Indonesia masih bisa menikmati. Namun kita lihat dari
pulau-pulau di luar pulau Jawa. Pulau Sumatera yang memberikan sumbangan
22% terhadap GDP (Gross Domestic Product) nasional, kuartal ketiga tumbuh
3,9%, lebih rendah dari pulau Jawa maupun nasional. Dan ini merupakan
suatu yang dipengaruhi oleh komoditas maupun sektor pertambangan.
Demikian juga kalau kita lihat Kalimantan yang menyumbang 7,7% dari
GDP nasional, pertumbuhannya adalah 2,1%. Kalau kita lihat tadi Sumatera
perkebunan, pertambangan, manufaktur sudah mulai, di Kalimantan juga
sama. Pertambangan, perkebunan dan manufaktur. Walaupun Kalimantan
nampaknya mengalami jauh lebih berat pukulan dari sektor komoditas dan
pertambangan. Sulawesi yang sudah saya sampaikan beberapa kali di beberapa
kesempatan adalah pulau yang cukup sangat sehat pada tahun 2016, meskipun
pulau-pulau lain mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup berat. 6,7%
pertumbuhannya terutama dari konstruksi, perdagangan dan perkebunan.
Sulawesi sumbangannya terhadap perekonomian nasional adalah 6,2%. Bali
dan Nusa Tenggara pertumbuhannya relatif sehat 5,0% ini juga karena adanya
sektor-sektor yang sangat tidak terpengaruh oleh komoditas, akomodasi,
makanan dan minuman dan perdagangan, semua berhubungan dengan
tourism dan juga some extent perkebunan. Dan Maluku serta Papua yang
mengkontribusikan sebesar 2,5% dari GDP, pada kuartal ketiga mengalami
rebound yang cukup impresif yaitu 13,7% terutama dari sektor perkebunan,
pemerintahan dan pertambangan.
Nah kalau kita lihat dari komposisi regional ini, maka Kalimantan dan Papua
paling tidak sudah menunjukkan adanya tren pembalikan karena sebelumnya
bahkan Kalimantan juga mengalami negative growth. Sementara untuk
Sumatera dan Sulawesi, Sulawesi masih relatif sangat sehat dan Sumatera
walaupun terpengaruh oleh perkebunan atau komoditas dan pertambangan
namun perekonomian Sumatera relatively lebih diverse dibandingkan atau
lebih beragam dibandingkan Kalimantan dan Papua sehingga mereka masih
memiliki mesin pertumbuhan alternatif apabila komoditas mengalami pukulan.
Teruslah Cintai Negeri Ini
Tentu kalau kita lihat Bali maupun pulau Jawa dan Sulawesi adalah tiga yang
tumbuh relatif sehat. Ini karena perekonomian sangat terdiversifikasi dan
tidak tergantung kepada komoditas. Ini memberikan pelajaran kepada seluruh
perekonomian Indonesia apabila kita bisa membuat seluruh pulau memiliki
aktivitas ekonomi yang lebih terdiversifikasi maka mereka akan jauh lebih
tahan dan tidak rentan terhadap pergerakan satu sektor atau satu komoditas.
Dari sisi kondisi ekonomi secara keseluruhan, stabilitas harga dan nilai tukar
terjaga dan ini sangat membantu sekali tidak hanya dari sisi pelaksanaan
APBN tapi juga dari sisi kegiatan ekonomi secara umum. Harga dari sisi inflasi
diukur pada tahun 2016 ini sangat terkendali. Saya tau bahwa BPS (Biro
Pusat Statistik) mungkin akan mengeluarkan indikator inflasinya pada tahun
2016 ini. Pasti akan meng-confirmed bahwa harga komiditas yang turun serta
beberapa langkah pemerintah untuk menjaga produksi dan memperbaiki arus
distribusi telah menyumbangkan secara positif terhadap stabilitas harga di
seluruh Indonesia. Namun kita juga melihat tetap dari sisi menjaga harga ini,
karena ini akan sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan daya
beli masyarakat akan sangat mempengaruhi tadi yang saya sebutkan demand
side yaitu consumption, maka faktor risiko seperti selalu munculnya seasonal
atau musiman, lebaran, hari natal, tahun baru, tahun ajaran baru sekolah, itu
biasanya perlu untuk diantisipasi. Dan kemudian juga faktor iklim yang sangat
mempengaruhi produksi terutama pangan di Indonesia maupun distribusi.
Untuk nilai tukar, Indonesia pada tahun ini mencatat apresiasi sedikit dan
kalau kita lihat di antara region maupun di antara negara-negara setara kita,
ini adalah sesuatu yang cukup positif. Ini disebabkan karena kinerja dari
kredibilitas seluruh macro policy kita cukup baik maupun foundamental kita
yang dianggap cukup bisa mencerminkan kekuatan dari nilai tukar kita. Kalau
kita lihat yang sebelah kiri yang punya apresiasi lebih tinggi itu karena mereka
mengalami koreksi dari depresiasi yang sangat dalam. Kita lihat Brazil, Rusia
maupun South Africa dalam dua tahun terakhir mereka betul-betul mengalami
depresiasi yang sangat dalam dari currency-nya. Jadi dari tahun 2016 ini adalah
melakukan kompensasi.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
20 21
Indonesia relatively dari sisi depresiasi sesudah terjadinya taper tantrum
tahun 2015, kita juga mengalami rebound yang cukup positif. Jadi ini adalah
menggambarkan keseluruhan positif perception dari seluruh masyarakat
termasuk juga dari sisi fundamental kebijakan ekonomi. Dan ini terkonfirmasi
dari sisi balance of payment atau neraca pembayaran kita. Neraca perdagangan
kita membukukan surplus terutama pada semester kedua tahun 2016. Kalau
kita lihat yang biru dengan yang kuning, yang biru lebih tinggi sehingga
overall balance kita dari sisi perdagangan, neraca perdagangan adalah positif.
Surplus kita 7,79% dari neraca perdagangan, dari kumulatif ekspor dan impor,
dimana ekspornya adalah 130,6 miliar dan impornya 122,85 miliar. Ini positif
momentum terutama semester kedua tadi terlihat dari penerimaan bea masuk
dari Bea Cukai kita yang harus terus melakukan tentu saja fungsi untuk menjaga
penerimaan negara terutama dari bea masuk dan bea keluar.`
Pasar modal di Indonesia mungkin saya tidak usah membicarakan. Tadi pagi
sudah dibuka perdagangan hari pertama di 2017, overall Indonesia sampai 2016
ini adalah positif kedua terbaik di Asia dan kelima terbaik di dunia. Persoalan
yang harus menjadi PR (pekerjaan rumah) tambahan untuk 2017 dari capital
market kita adalah menambah jumlah perusahaan-perusahaan yang bisa go
public atau listed karena tahun 2016 ini hanya 16 perusahaan baru yang masuk
dan ini adalah terendah dalam 5 tahun terakhir. Tentu kita berharap dan dari
sisi pemerintah, Menteri BUMN telah menyampaikan akan terus melakukan
terutama untuk beberapa anak perusahaan, cucu perusahaan dari BUMN.
Nanti kami akan sampaikan program-program PMN (Penyertaan Modal Negara)
pemerintah di BUMN dan kita harapkan akan meningkatkan kesehatan BUMN
sehingga mereka bisa mampu mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Selain itu untuk pasar modal karena kita juga melaksanakan tax amnesty
yang dilihat sebagai salah satu bentuk yang cukup sukses, dia memberikan
momentum yang cukup positif terhadap capital market dalam semester
kedua. Ini dalam situasi dimana banyak sekali isu secara global yag membuat
sentimen terhadap emerging dan developing country, sebetulnya relatif sangat
mendapatkan tekanan.
Teruslah Cintai Negeri Ini
Jadi secara umum tahun 2016, realisasi untuk indikator dari asumsi makro
yang digunakan, itu sangat mendekati dari APBN-P (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan) nya. Pertumbuhan ekonomi relatif lebih
rendah 5,2%, kita perkirakan realisasinya adalah 5,0%, inflasi dengan asumsi
4,0%, realisasinya cukup rendah yaitu 3,1%, tingkat suku bunga SPN (Surat
Perbendaharaan Negara) 5,5% realisasinya agak lebih tinggi 5,7%, nilai tukar
13,500 realisasinya adalah 13,307 lebih kuat dari APBN-P dan lebih kuat dari
realisasi 2015. Harga minyak mentah Indonesia hampir relatif sesuai dengan
asumsi yaitu USD40 per barrel, lifting minyak kita agak lebih positif yaitu dari
820 ribu barrel per hari, realisasinya adalah 829 ribu barrel per hari dan lifting
gas juga sedikit mengalami positif yaitu 1150 asumsi, realisasinya 1184. Realisasi
terutama untuk minyak, gas dan nilai tukar ini nanti akan mempengaruhi
terutama PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) kita yang memiliki cerita
positif pada tahun 2016.
Nah bagaimana overall APBN 2016 kita? Kalau kita lihat di dalam tabel ini,
mungkin yang harus dilihat adalah yang tiga kolom terakhir, meskipun kita
perlu untuk selalu membandingkan dengan APBN-Pnya karena kita tidak
merevisi APBN 2016. Kita hanya melancarkan apa yang disebut Inpres Nomor
8 tahun 2016 yang melakukan beberapa penyesuaian untuk belanja. Tapi kalau
anda perhatikan, ini untuk membandingkan 2015 dengan 2016 APBN-P yaitu
yang dalam hal ini original atau Undang-undang untuk APBN 2016 kemudian
kita membuat outlook yang sebetulnya ini adalah berdasarkan revisi estimasi
kita baik dari sisi penerimaan dan belanja yang sudah dipotong berdasarkan
Inpres Nomor 8 tahun 2016 yang melakukan pengurangan belanja di beberapa
Kementerian/Lembaga dan bahkan ke daerah.
Nah kalau kita lihat di 2016, defisit tahun 2016 APBN realisasi adalah 2,46%. Dan
kita masih memiliki SILPA sebesar 22,7 triliun. Ada cerita yang cukup mixed di
tahun 2016 ini yang saya ingin sampaikan kepada seluruh media.
Satu, penerimaan pajak secara umum adalah mengalami pertumbuhan
4,2%. Namun kalau dilihat penerimaan pajak yang tumbuh 4,2% ini, realisasi
terutama dari pajak adalah lebih rendah 33 triliun dari outlook yang telah
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
22 23
saya sampaikan dibeberapa kesempatan pada awal bulan waktu saya menjadi
Menteri Keuangan, yaitu waktu itu 218 triliun diperkirakan akan short,
realisasinya masih 33 triliun dibawah 218 triliun ini. Tax amnesty kita sebesar
107 triliun menyumbangkan keseluruhan penerimaan ini sehingga kita masih
membukukan positif 4,2%. Penerimaan dari Pabean dan Cukai juga 0,5%
turun dibandingkan APBN-P terutama adalah dari sisi cukainya. Realisasi
PNBP itu jauh lebih besar dari yang diperkirakan dari APBN-P sebesar 17,3
triliun. Sehingga dari sisi pos penerimaan ini kita mengalami sedikit set off
atau sebagian dari PNBP yang mengkompensasi dari penerimaan perpajakan
yang dibawa dari yang kita perkirakan awal. Namun defisit APBN masih bisa
kita jaga di 2,46% karena dari sisi belanja, kita tidak hanya mencapai apa yang
sudah ditargetkan dari sisi Inpres Nomor 8 tahun 2016 yaitu mengurangi atau
melakukan penundaan belanja baik di Kementerian/Lembaga dan Daerah,
namun di sisi lain yang positif di daerah kami telah mampu membayar
seluruh DAU (Dana Alokasi Umum). Jadi sebetulnya penundaan yang kemarin
diumumkan, sebetulnya tidak terjadi. Bulan Desember ini, kemarin ini, kami
membayarkan seluruh DAU yang waktu itu ditunda dan memang menimbulkan
beberapa reaksi di berbagai daerah. Jadi kami ingin menyampaikan kepada
seluruh daerah moga-moga setelah ini reaksinya cukup positif agar mereka juga
mampu untuk menjalankan tahun 2017 secara lebih pasti dengan pembayaran
kembali seluruh DAU kita.
Nah kalau saya lihat dari sisi belanja, penerimaan dan belanja secara lebih
detail, ini adalah halaman selanjutnya. Kalau kita lihat, penerimaan perpajakan
kita mencapai 1283,6 triliun yaitu 97,2% dari outlook, ini bukan dari APBN-P ya
tapi dari outlook yang waktu itu kami sudah menyampaikan bahwa memang
penerimaan pajak akan 218 lebih rendah dari yang di APBN-P. Dan ini masih
tumbuh 3,5% keseluruhan total perpajakan dibandingkan tahun 2015 baik dari
Pajak maupun dari Bea Cukai. Penerimaan pajak non migas, ini yang paling
penting karena dia sangat tidak tergantung dari komoditas, itu 5,7% tumbuh
dibandingkan tahun 2015. Apabila tidak memasukkan tax amnesty sebesar 100,7
triliun, maka penerimaan pajak non migas memang tumbuhnya negatif sebesar
4,9%. Ini menggambarkan tantangan yang kami harus tetap perhatikan dan
jaga untuk tahun 2017. Pertama denyut ekonomi tahun 2016 itu masih sangat
Teruslah Cintai Negeri Ini
” Tax amnesty kita sebesar 107 triliun menyumbangkan keseluruhan penerimaan ini sehingga kita masih membukukan positif 4,2% ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
24 25
lemah. Oleh karena itu indikator-indikator pada kuartal terakhir dan bulan
terakhir yang tadi saya sebutkan pertambangan sudah mulai positif, ekspornya
negatifnya sudah mulai sangat kecil, itu semuanya memberikan harapan untuk
tahun 2017 relatif lebih baik atau denyut ekonominya jauh lebih kuat atau lebih
baik dibandingkan tahun 2016.
Namun 2016 juga mengalami tekanan dari sisi penerimaan perpajakan karena
beberapa policy pemerintah sendiri seperti kebijakan untuk menaikkan PTKP
(Pendapatan Tidak Kena Pajak) yaitu masyarakat untuk tidak membayar pajak
sampai kepada Pendapatan Tidak Kena Pajak yang dinaikkan yang itu kemudian
mengurangi penerimaan kita I think sekitar 20 triliun sendiri, 18 sampai 20
triliun. Kemudian insentif-insentif yang kita berikan kepada beberapa sektor
itu tentu juga mengurangi potensi penerimaan perpajakan. Jadi memang
policy pemerintah untuk tidak memungut pajak atau memberikan insentif
kepada sektor, memang pasti mengurangi potensi penerimaan tapi tidak apa-
apa asal kondisi ekonominya juga positif muncul. Namun evaluasi sementara
yang sekarang ini dari penerimaan pajak ini memberikan kesan yang sangat
kuat bahwa reformasi perpajakan menjadi sangat sangat urgent. Oleh karena
itu tim reformasi yang telah saya umumkan menjadi sangat penting untuk
memperhatikan bahwa kita harus mampu untuk melihat atau menciptakan
kepastian yang lebih baik dari sisi proyeksi penerimaan perpajakan, baik dalam
membaca ekonomi, membaca pelaku ekonomi, melakukan pengumpulan data
dan informasi yang lebih kredibel, membuat database yang lebih baik termasuk
tax base dari tax amnesty, kemudian melakukan koordinasi di dalam bisnis
prosesnya secara lebih bagus dan kemudian melakukan enforcement secara
konsisten dan profesional. Enforcement yang konsisten profesional.
Kita tentu akan perlu untuk melakukan ini supaya seluruh sumber daya
manusia yang ada di dalam perpajakan, baik Pajak maupun Bea Cukai, menjadi
lebih siap untuk menjalankan tugas tahun 2017 yang tidak mudah dan tidak
ringan. Untuk Bea Cukai, secara nominal penerimaan juga sedikit menurun dari
APBN-P, kalau kita lihat 184 triliun, realisasinya 178,7 triliun. Inipun juga relatif
lebih sedikit lebih kecil dibandingkan LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat) tahun 2015 sebesar 179 triliun.
Teruslah Cintai Negeri Ini
Ada beberapa informasi yang penting dari Bea Cukai. Pertama kelihatan bahwa
production dari sisi rokok itu mengalami stagnasi atau bahkan mengalami
penurunan sedikit. Namun kita juga melakukan evaluasi cukup kritis bahwa
pemberantasan rokok-rokok illegal, semakin tinggi tarif cukainya semakin
ada insentif untuk melakukan produksi rokok namun secara illegal untuk
menghindari tarif cukai. Sehingga kami juga harus cepat menjaga yang legal
dan formal dan membayar cukai dan yang illegal. Oleh karena itu untuk Dirjen
Bea Cukai terus akan melakukan berbagai fungsi-fungsi penegakan hukum
terutama untuk penindakan pada terutama para produsen rokok illegal. Tentu
juga dari sisi enforcement di perbatasan untuk barang keluar ataupun masuk
secara illegal. Bahkan selama tahun baru ini saja Bea dan Cukai masih tetap
menangkap berbagai macam produk yang masuk secara illegal di Indonesia.
Kemarin bawang merah, kemudian ballpress juga masuk, jadi kita akan terus
melakukan penegakan hukum karena tidak hanya dari sisi penerimaan
negara yang penting namun juga untuk menjaga ekonomi Indonesia maupun
masyarakat Indonesia terutama juga dari bahan-bahan berbahaya seperti
narkoba.
PNBP seperti saya sampaikan tadi adalah cerita yang cukup positif di dalam
APBN 2016 ini. PNBP kita mendapatkan sekitar 17 triliun lebih atas lebih tinggi,
ini disebabkan karena realisasi lifting minyak dan gas yang diatas asumsi,
peningkatan deviden BUMN yang tentu saya menyambut positif karena nanti
kita lihat bahwa pemerintah akan melakukan PMN yang cukup besar dan
kinerja dari PNBP dari Kementerian dan Lembaga. Kita makin baik di dalam
melaksanakan disiplin Kementerian/Lembaga yang melakukan pemungutan
kepada masyarakat di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dan mereka
harus dibukukan dalam bentuk PNBP. Ini adalah satu indikasi perbaikan dari
sisi implementasi disiplin dari seluruh Kementerian/Lembaga. Dan kita juga
melihat perbaikan dan peningkatan pendapatan negara bukan pajak dari BLU-
BLU (Badan Layanan Umum). Ini sekali lagi adalah fungsi pemerintah yang
langsung berhubungan dengan masyarakat yang mereka juga memungut jasa
dari masyarakat untuk bisa memberikan juga jasa kepada masyarakat kembali.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
26 27
Meskipun demikian, dari sisi PNBP yang menjadi salah satu fokus untuk
tetap dijaga dari sisi resiko adalah cost recovery migas yang untuk tahun 2016
melampaui yang dianggarkan. Kita menganggarkan hanya 8 miliar namun
realisasinya adalah 11,9 miliar, peningkatan yang sangat signifikan dan ini
perlu untuk terus diwaspadai. Kalau kenaikan cost menaikkan juga jumlah
produksi barangkali masih ada balance dan kita mengharapkan Menteri ESDM
dan seluruh jajaran serta BUMN di bidang migas untuk tetap menjaga maupun
seluruh pelaku migas non BUMN.
Dari sisi belanja, ini beberapa cerita yang cukup positif namun juga perlu
untuk kami jelaskan secara lebih detail. Yang kami presentasikan di sini
adalah perbandingan penyerapan berdasarkan rencana belanja sesudah
terjadinya revisi sesuai dengan Inpres Nomor 8 tahun 2016 yang waktu itu
adalah melakukan pemotongan terhadap Kementerian/Lembaga sebesar 64,7
triliun dan juga transfer ke daerah yang waktu itu sedianya akan ditunda
seperti DAU dan DBH (Dana Bagi Hasil). Namun realisasi tahun 2016 jauh lebih
positif meskipun ada penundaan maupun pemotongan. Pertama, Kementerian/
Lembaga mampu membelanjakan 100% pagu sesudah pengetatan. Ini bahkan
di beberapa K/L seperti Polri memang mencapai lebih dari 100%. Beberapa
Menteri yang lain mencapai di atas 95%.
Daya serap atau eksekusi dari Kementerian/Lembaga mengalami perbaikan
terutama pada semester I seperti yang sudah disampaikan karena persiapan
pelaksanaan APBN di tahun 2016 ini nampaknya cukup dini dan cukup baik
sehingga realisasinya cukup positif. Subsidi dan bantuan sosial terabsorsi
seluruhnya dan lebih tepat sasaran. Mungkin dari belanja yang mendapatkan
perhatian adalah subsidi energi yang mengalami kenaikan sebesar 13,2% dari
rencana awal karena penundaan penyesuaian tarif listrik. Sedangkan dari sisi
belanja bunga, kita mengalami penghematan karena adanya perbaikan dari
sisi nilai tukar yang lebih positif atau lebih kuat dan juga dari kredibilitas dari
APBN yang menimbulkan confidence sehingga suku bunga hutang pemerintah
mengalami perbaikan, karena persepsi resikonya mengalami penurunan. Nah
kalau kita lihat kualitas belanja K/L, dilihat dari yang disebut tadi, pelaksanaan
anggaran dan berbagai program prioritas, maka tahun 2016 yang warnanya
Teruslah Cintai Negeri Ini
orange, itu polanya agak sedikit berbeda dibandingkan yang biru di 2015. Kita
lihat lebih rata, which is bagus, karena juga sekarang Dijen Perbendaharaan
juga melakukan pendisiplinan kepada Kementerian/Lembaga dan daerah,
bahwa mereka harus mendisburst secara lebih dini dan melaporkan sehingga
bisa ditarik tidak berkonsentrasi pada bulan Desember. Kalau kita lihat di
bulan Desember semuanya adalah melonjak terutama pada bulan Desember
kenaikann belanja mencapai lebih dari 88 triliun. Pola penyerapan ini dalam
hal ini memberikan indikasi bahwa adanya perbaikan dan kita akan mencoba
memperbaiki momentum ini. Saya sudah minta kepada Dirjen Perbendaharaan,
Anggaran maupun Pak Budiarso untuk perimbangan, untuk terus menerus
melakukan perbaikan sehingga eksekusi belanja bisa dilakukan secara lebih
merata pada setiap tahun, ataupun kalau ada seasonal dia tidak melakukan
sangat berbeda dari bulan-bulan yang lain meskipun mungkin untuk kuartal
pertama memang biasanya akan sangat sulit tapi kita masih bisa dengan adanya
beberapa program yang diluncurkan.
Kita juga melihat bahwa belanja masih mampu menjaga dan melindungi
prioritas pemerintah meskipun dalam situasi sulit dan kita melakukan
pemotongan, belanja-belanja prioritas masih sangat terproteksi yaitu
pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Kemudian kita
akan terus memberikan message kepada Kementerian/Lembaga bahwa
persiapan untuk pelaksanaan anggaran harus dilakukan secara sedini dan
seakurat mungkin. Ini terutama nanti sangat diperlukan pada saat kita mau
menyusun untuk anggaran tahun selanjutnya yaitu nanti tahun 2018. Dan tentu
pemerintah akan terus melakukan monitoring, evaluasi dari belanja termasuk
signifikasi dari proses. Ini adalah realisasi sementara belanja K/L menurut
jenisnya bila dibandingkan tahun 2015. Biasanya media melihat berdasarkan
kelompok belanja pegawai, barang, modal dan bansos namun kalau kita lihat
belanja modal mengalami penurunan untuk tahun 2016 yang cukup drop tetapi
tanpa mengurangi momentum tadi karena banyak yang kemudian dilakukan
peluncuran. Dan kita cukup melihat dari sisi belanja modal kalau dilihat dari
kurvanya yang hijau, sebetulnya setiap bulan relatif lebih positif kecuali dua
bulan terakhir waktu kami melakukan adjustment atau penyesuaian sehingga
banyak belanja-belanja modal yang multi years bisa terus diluncurkan. Saya
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
28 29
” jumlah transfer ke daerah untuk tahun 2016 ini sebetulnya melonjak cukup tajam dari LKPP. Yang tadinya hanya 602,4 triliun, di APBN-P itu dianggarkan lebih dari 120 lebih, 125 triliun di atas tahun 2015 ”
Teruslah Cintai Negeri Ini
rasa dari sisi yang lain, belanja barang dan belanja pegawai lebih tinggi dari
tahun 2015 dan kemudian untuk belanja bantuan sosial pada akhirnya bisa kita
eksekusikan keseluruhan yaitu 100% atau bahkan lebih sedikit dibandingkan
APBN-Pnya.
Subsidi, ada sedikit cerita yang lebih detail adalah pada halaman berikut
ini. Subsidi listrik lebih tinggi dari pagu seperti yang saya sebutkan karena
penundaan kenaikan tarif untuk golongan 900 watt rumah tangga. Ini
menyebabkan kenaikan dari sisi subsidi listrik dari 50,7 triliun, realisasinya
mencapai 63,1 triliun, jadi sekitar lebih dari hampir 13 triliun sendiri
kenaikannya atau 24% dari APBN-P atau 25% dari outlook kita. Sedangkan
subsidi LPG justru mengalami relatif sama dibandingkan dengan APBN-Pnya
karena tadi harganya relatively sama dengan asumsinya. Subsidi-subsidi ini yang
mungkin mengalami sedikit penurunan adalah dari sisi kredit program yang
dianggarkan 15,8 triliun, realisasinya hanya mencapai 5,4 triliun. Sedangkan
yang lain relatif bisa dieksekusi. Namun untuk subsidi benih juga hanya 40%
dari 1 triliun yang dianggarkan.
Untuk transfer ke daerah, ini menjadi belanja yang makin hari makin penting.
Kalau anda perhatikan, jumlah transfer ke daerah untuk tahun 2016 ini
sebetulnya melonjak cukup tajam dari LKPP. Yang tadinya hanya 602,4 triliun,
di APBN-P itu dianggarkan lebih dari 120 lebih, 125 triliun di atas tahun 2015.
Pelonjakan yang luat biasa besar untuk transfer karena terutama kalau anda
perhatikan dana desa melonjak lebih dari dua kali lipat dan juga transfer-
transfer yang lainnya. Dana perimbangan untuk transfer umum terutama yang
DAU yang tadi saya sampaikan 352 untuk APBN-P 385,4. Ini DAU ini sebetulnya
mengalami kenaikan yang tajam karena perhitungan pendapatan domestic
nettonya menggunakan asumsi APBN-P. Kalau kita betul-betul menghitung
harusnya DAU-nya lebih rendah. Jadi ini kita lihat tren ini harus kita baca secara
hati-hati. Seluruh DAU yang tadinya kita tunda 4 bulan itu yaitu September,
Oktober, November, Desember, kami telah bayarkan seluruhnya. Jadi dalam hal
ini seluruh DAU kita sekarang sudah terbayarkan, daerah betul-betul mengalami
atau mendapatkan positif transfer dari pusat.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
30 31
Kewajiban untuk Dana Bagi Hasil, memang dari tahun 2010 sampai tahun 2015
ini masih banyak yang pemerintah pusat belum melunasi seluruhnya namun
tahun 2016 ini kita menambahkan 11,5 triliun untuk dibayarkan dari sisa 25,3
triliun pembayaran kurang dari DBH. Jadi sekarang beberapa daerah yang
selama ini memiliki komoditas dan mendapatkan dana bagi hasil barangkali
pada akhir Desember yang lalu akan mendapatkan pembayaran yang cukup
signifikan. Kami masih ada 14,4 triliun untuk Dana Bagi Hasil yang tersisa yang
belum kami anggarkan di tahun 2017 meskipun kita sudah memasukkan 10,9
triliun di dalam APBN 2017.
Nah transfer ke daerah ini, kalau anda perhatikan di gambar selanjutnya, ini
menggambarkan upaya pemerintah untuk menjaga negara Republik Indonesia
secara kesatuan dan program Nawacita yang ingin membangun dari pinggiran
dan menjaga untuk daerah-daerah tertinggal. Kalau kita lihat pulau Jawa,
pulau Jawa itu menyumbangkan pendapatan negara baik dari Pajak, Bea Cukai
maupun PNBP sebesar 1.143,2 triliun. Ini adalah 80% dari total pendapatan
negara dari Pajak, Bea Cukai dan PNBP. Sedangkan belanja transfer ke seluruh
provinsi-provinsi dan kabupaten termasuk desa di pulau Jawa adalah hanya
sebesar 302,8. Itu propinsi, kabupaten maupun K/L yang membelanjakan
di daerah pulau Jawa yaitu dalam bentuk transfer ke daerah 201 triliun dan
dari sisi belanja K/L 101 triliun. Jadi pulau Jawa adalah nett negative sebesar
840 triliun artinya pendapatannya lebih besar tapi belanjanya lebih kecil dari
APBN. Karena memang pulau Jawa tadi seperti yang saya sebutkan ekonominya
sudah diversed, sudah lebih mature, sudah lebih memiliki potensi sehingga
ketergantungan dari mesin pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesempatan
kerja dari pemerintah saja itu menjadi lebih relatif lebih rendah dibandingkan
pulau-pulau lain di luar Jawa.
Nah kalau kita lihat Sumatera, Sumatera menyumbang pendapatan negara dari
perpajakan dan non penerimaan negara bukan pajak, itu 144,1 triliun. Namun
belanja pemerintah ke pulau Sumatera baik melalui Kementerian/Lembaga
maupun transfer ke daerah adalah sebanyak 232,8. Jadi Sumatera mendapatkan
nett incoming resources sebanyak 88,2 triliun. Pulau Kalimantan pendapatannya
86 triliun, ini Kalimantan ini terutama yang besar adalah dari sisi PNBP namun
Teruslah Cintai Negeri Ini
belanjanya adalah sebesar 93,9 triliun jadi nett incoming resources Kalimantan
adalah 7,9 triliun. Sulawesi, sumbangan terhadap pendapatan negara adalah
19,7 triliun atau 1,4% dan Sulawesi menikmati belanja baik melalui transfer ke
daerah maupun dalam bentuk belanja K/L sebesar 104,5 triliun. Jadi Sulawesi
mendapatkan nett transfer resources sebanyak 84,8 triliun. Di Maluku dan
Papua, juga mengalami nett transfer yang cukup signifikan yaitu 71,3 triliun
karena pendapatan dari perpajakan dan non pajak adalah 18,4 triliun sedangkan
belanja mencapai 89,6 triliun. Bali dan Nusa Tenggara yang mendapatkan 56,4
triliun dari pemerintah pusat dalam bentuk transfer maupun belanja juga
menyumbangkan pendapatan sebesar 15,5 triliun sehingga Bali mendapatkan
net transfer sebanyak 40,9 triliun.
Ini adalah menggambarkan balancing dan tentu ini akan terus kami kaji untuk
melihat bagaimana tujuan pemerintah untuk menciptakan ekualisasi antar
daerah yaitu horisontal dan juga untuk menjaga seluruh service delivery atau
jasa-jasa pemerintah, pelayanan pemerintah ke seluruh rakyat Indonesia
harusnya relatif lebih seragam dan merata di seluruh kawasan Republik
Indonesia. Dan tentu karena tingkat kemajuan ekonomi di masing-masing
pulau berbeda, maka formula untuk menciptakan pemerataan yang lebih
melalui transfer pemerintah juga harus merefleksikan perbedaan ini sehingga
akhirnya seluruh pulau-pulau di Indonesia mampu tumbuh secara positif dan
relatif lebih seimbang. Ini untuk menjaga kesenjangan tidak makin memburuk
antara pulau Jawa atau beberapa kota dengan non Jawa atau di kota di daerah
desa maupun di daerah pulau-pulau yang selama ini masih tertinggal.
Nah, bagian akhir dari APBN adalah pembiayaan. Dengan penerimaan negara
yang tadi saya sampaikan lebih rendah dari perpajakan namun positif dari
PNBP dan dari belanja dimana kita melakukan banyak sekali pemenuhan
belanja untuk daerah, subsisi maupun belanja modal meskipun kita melalukan
beberapa penyesuaian, maka pembiayaan defisit kita mencapai 2,46 atau 307,7
triliun, pembiayaannya adalah seperti yang ada di dalam halaman 19 ini. Di
APBN-P ditargetkan awal adalah defisit hanya 2,35%, bukan di luar defisit ya,
defisitnya tetap 2,46, saya minta supaya tidak confused dengan pembiayaan
ini ya, di sini ditulis 2,64 karena pembiayaan itu termasuk hal-hal yang diluar
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
32 33
pembiayaan defisit APBN termasuk penanaman modal negara kepada BUMN.
Jadi pembiayaan kita adalah sebesar 330,3 triliun, ini yang below the line
istilahnya. Terdiri dari pembiayaan dalam negeri sebesar 344,9 ya dalam hal
ini yaitu dari perbankan dalam negeri sebesar 25,9 dan non perbankan yaitu
penerbitan SUN (Surat Utang Negara) sebesar nettonya 407,3. Kalau pembiayaan
dari luar negeri adalah negatif 14,6 triliun.
Dari sisi alokasi di dalam pembiayaan ini termasuk adalah PMN tahun 2016
kepada seluruh BUMN yang telah mendapatkan alokasi PMN. Kalau kita lihat
grafik yang di bawah, mungkin nanti untuk pembiayaan saya minta untuk
diperbaiki dari persentasinya supaya tidak membingungkan karena yang
pembiayaan dengan PMN tidak ada di sini. PMN adalah below the line sebanyak
50,48 triliun untuk tahun 2016. Kita sudah memenuhi keseluruhan. Kalau kita
lihat PMN dua tahun terakhir, itu mencapai 116,4 triliun. Itu PMN yang ini dari
sisi shareholder melakukan injeksi modal kepada BUMN-BUMN milik negara,
namun BUMN juga melakukan pembayaran deviden kepada shareholders yaitu
pemerintah sebesar 37,6 tahun 2015 dan 37,1. Jadi kalau anda lihat dalam
dua tahun terakhir, jumlah PMN injeksi modal jauh lebih besar dibandingkan
jumlah deviden yang dibayarkan oleh BUMN kepada pemerintah. Memang
ini adalah suatu policy yang diharapkan dengan demikian mulai tahun 2017,
BUMN-BUMN yang telah menerima injeksi modal ini mampu menjadi motor
penggerak ekonomi. Sekali lagi, kalau tadi dilihat dari aggregate demandnya
seluruh perekonomian Indonesia, kita tetap menjaga consumption tumbuh
tinggi, pemerintah akan menjaga APBNnya kredibel dan berkelanjutan dan
kita berharap dari sisi investasi bisa positif dan investasi yang positif ini salah
satunya juga akan dikontribusikan oleh BUMN yang sudah mendapatkan injeksi
modal dari pemerintah dalam bentuk PMN.
Jadi secara, terakhir saya sampaikan bahwa APBN akan terus dijaga menjadi
instrumen kebijakan ekonomi dan pembangunan yang kredibel, efektif dan
efisien serta berkelanjutan. Proyeksi penerimaan optimis namun kita juga
telah melakukan koreksi agar tetap realistis sehingga dia tetap menjadi sumber
motor penggerak dan confidence. Reformasi perpajakan menjadi sangat penting
dan mendesak. Kalau kita lihat dari realisasi penerimaan perpajakan dalam
Teruslah Cintai Negeri Ini
” APBN akan terus dijaga menjadi instrumen kebijakan ekonomi dan pembangunan yang kredibel, efektif dan efisien serta berkelanjutan. Proyeksi penerimaan optimis namun kita juga telah melakukan koreksi agar tetap realistis ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
34 35
tiga tahun terakhir. Kita juga perlu untuk melihat kualitas belanja yang harus
terus diperbaiki, perencanaan anggaran yang akurat, efisiensi anggaran dan
kemampuan penyerapan serta pelaksanaan yang efektif. Kita melihat kalau kita
melakukan koreksi dan ternyata tidak terealisasi 100%, itu akan memberikan
efektifitas yang lebih positif terhadap keseluruhan manajemen APBN. Tentu
kita akan terus melakukan evaluasi efektifitas belanja negara terutama di dalam
rangka untuk mencapai tujuan pembangunan seperti pengentasan kemiskinan
dan pengurangan kesenjangan.
Transfer ke daerah yang telah saya sampaikan, konsisten dengan pendelegasian
wewenang dan juga di dalam rangka untuk memperbaiki pelayanan publik oleh
pemerintah di daerah kepada masyarakat dan terus akan dilakukan monitoring
dan evaluasi dari efektifitas perbaikan pelayanan publik tersebut. Pembiayaan
akan dilakukan secara lebih efisien dan optimal, tentu saja untuk menggunakan
peranan negara secara maksimal namun tetap hati-hati dan tidak mengganggu
confidence terhadap sustainability. Negara akan sangat penting untuk hadir di
dalam perekonomian dan di dalam menjaga pelayanan sosial agar masyarakat
bisa menikmati keadilan yang lebih merata di seluruh Indonesia.
Reformasi di sisi APBN ini baik ini menyangkut penerimaan yaitu pajak, bea cukai
maupun dari sisi belanja, tentu merupakan satu kesatuan dengan reformasi
ekonomi lainnya yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Ekonomi untuk
memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengurangi kesenjangan
dan kemiskinan sehingga kita bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi
secara baik.
Demikian teman-teman media yang bisa saya sampaikan terhadap situasi
pelaksanaan APBN tahun 2016. Mungkin saya stop di sini dan silahkan Pak
Sekjen untuk memandu.
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
36 37
02
38 39
Preparing Indonesia From The Absurdity of Global Economic
Keynote Speech Menteri Keuangan pada Global Economic Quarterly
Gedung Pakarti, 17 Januari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Bismillahirrahmanirrahim, assallammualaikum wr. wb. Selamat pagi, salam
sejahtera untuk semuanya. Good morning to all of you.
First I would like to thank CSIS for hosting this event, The Indonesian Economic
Quarterly. This is the product of the World Bank and the office in Jakarta.
Whereas in the past I always receive this report as a managing director, COO,
and I know that all my Country Director doesn’t have obligation to send all
the report because Rodrigo knows that I’m from Indonesia so he always sent
me this report. And I enjoy both the analytical and quality of this report. So,
thank you very much for having them. Today is actually quite interesting
because I have to participate in this launching of the report in a different
capacity as a Minister of Finance. So, it’s good to be on the other side of the
Bank.
Second one, I want to thank also Australian Government and of course all
my college in the bank whose doing a good job for trying in always continue
providing the good analytical work that will provide more and more insight
about what need to be done. It is bellow really—the bottom line—sometime we
really deep down, more dealing to the structural of what is really happening
within Indonesian economy and especially with the policy of the government.
So, I really appreciate the quality of work, and I do really enjoy reading it.
Although I really skimming last night in the morning when I was in the car.
But I think the combination—at least more I am progressive than Pak Jisman
who only look at daftar isi. I actually read very—and do quite quick skimming
in all the part which is particularly related to my job, I really looked at the
paragraph more carefully.
So, what is gonna be my message this morning? This morning—not really
this morning but really explaining where we are and maybe a little bit of
40 41Teruslah Cintai Negeri Ini
a message relating to this IEQ from the World Bank. There are 3 messages
here because I think relevant to us. First, our global environment. In the 3
years the country offering there is still uncertainty coming from ‘what is
the development growth from the economic, political, geopolitical side from
the global environment’. I think this is not new at all. Pak Rodrigo mention,
“kadang-kadang hidup rumit”, and I actually say “it’s not kadang-kadang, hidup
memang selalu rumit”. So we really have to change the ‘kadang-kadang’ to
become ‘life is continuously very complicated’. And I think this is something
that we really like—mentally have to prepare. From this particular chapter of
Global Economic Environment that will affect Indonesian Economy whether
you look it from the export, import, foregn investment—all capital flow in
general. As well as the psychology, perception, in term of risk, and how the
relative risk within the Indonesian and the rest of the world, in this case that
comparison across the emerging country or the developing country - vice
versa with what is happening in the advanced country. I think that’s well
recon, it’s also well understood although I must say every time I meet that all
college friend, academician, bankers, researcher, I think they all have their
own interpretation about how they understand what this complication means.
So, for Indonesia, I think we try choose to understand this complication based
what is it means for us in economy. Because if we try to interpret so many thing
is going to be like losing what is actually the focus, what we trying to manage.
The Global Environment affecting Indonesia from economic, social, political
side. From the economic side, definitely reflecting from the export-import,
from the capital flow, the balance of demand as well as the sentiment and the
appetite of risk which is going to affect the way we are going to operate as a
country, as an economy. And we understand that—and that’s why following
what is happening with the export-import, and the composition of export and
import. It is interesting to see this report, to see that the decline of export and
import has been a little bit more leveling now, but I actually look more detail
about what is the composition of export and import says in one of this report
telling that the export even though, the price of some commodity have been
improving, but volume wise Indonesia is still a little bit stagnant. That’s will
be the message for us, why is that? Because this is still the big demand side or
our ability to compete with others. And especially what kind of commodity or
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
merchandise which is going to be exported. Because this is linked to the issue
of the competitiveness and productivity of Indonesia. On the import side we
will look at the what is the composition of the import which is now contracting
very deeply but now also leveling. But it can be seen that the importing of
raw material and the capital good is still continuously negative. That is also
tell a lot what is gonna be the projection of growth in Indonesia. So we really
have to watch that it’s not only that we satisfied with that current account of
deficit now is being reduce, meaning that the risk gonna be less but we have
to be very careful, look at what those statistics tell us about The Indonesian
economic situation, as well as optimism or in this case projection of economy
in 2017. That is the global environment that we are all live in.
On the non-trade sector, that is the capital flow, there is a good news about the
FGI, the capital inflow in term of FGI. We definitely very much aware about
the perception of risk. Which is not driven by the fundamental of economy in
Indonesia. The Indonesia Economy try to be very transparent as well as clear
in explaining about where we are now but also in term of relative appetite
of risk, or even in this case the perceived risk because of the jittery of the
market. If you follow the reaction of the market of what is happening in the
United States, it is actually interesting to see that reaction. The first month
they are very optimistic, speculating about fiscal policy, monetary policy,
the growth, what happen anxiety about trade policy there, perfectionism,
and even accelerating of the monetary policy by the federal reserve. But, the
combination between optimism and anxiety, still the optimism a little bit
stronger, and that’s why you have a little bit worrisome first month. This week,
you look the index is actually correcting down, meaning they’re becoming
more and more anxious about what to happen closing to the inauguration of
the president elected, Trump. So, for the policy maker, of course the market
reaction and sentiment is one thing. But we should not and we could not driven
or affected by daily headline market reaction. We should look more on what is
the symptom telling us about what is the fundamental. So we are not going to
be just driven by the symptom but we really have to look at the fundamental,
and that is exactly what we trying to do here in Indonesia. So, given the global
environment especially in the United States, but the United States related to
42 43
” we have a lot of both homework and also a chance, an opportunity to strengthening our own economic fundamental. In order for us to withstand or in this case resist or insulate to some extent what from we call the absurdity coming from the global environment ”
the rest of the world, given that United States is the biggest country in the
world that it will definitely affect the whole political economy relationship,
and of course we really have to watch this as something that is very dynamic.
For Indonesia—and I’m going to go to the second part of this report which is
also linked to the priority of the government. The second part of my message
here is that what is then the option of Indonesia Economic Policy? And this is
related...no matter what happen in environment surrounding us, we have to
make sure, and because Indonesia is big enough market, big enough economy,
the size both of its population, economy—GDP in this case. Then we have a
lot of both homework and also a chance, an opportunity to strengthening our
own economic fundamental. In order for us to withstand or in this case resist
or insulate to some extent what from we call the absurdity coming from the
global environment. Doesn’t mean that they ignore, just saying that “the more
we invest on the stronger foundation of the Indonesian Economic domestic
side, that we have more chance to survive, or in this case to withstand
the volatility which is coming from outside”, and that is exactly what the
government priority. I’m glad in this case, Rodrigo, World Bank recognize is
not that because I’m back to Indonesia that the ease in doing business index is
improved but because I know that in my previous capacity in the bank, I know
exactly the relationship of many of the world bank client country closing or
approaching to the publication of ease of doing business. Many countries is
very sensitive to this ‘where the rank is’. Some country really investing even
a lot in really like doing it. Prime Minister Modi, I know they really trying to
create competition across the state provincial government. President Putin,
is even in this case announcing that, ‘I want to be in the best 40 or 20 in this
case, by asking each of the governor to be coach by the bank—which I actually
questioning the bank conflict of interest. In Bank we have a China Wall,
whatever you call it China Wall in this case. That there is a division whose
activity doing the indicator, which is try to help. And even I know that—
sorry I’m using my team—my previous team, Rodrigo and all the section is
not involved in actually ranking the government as well as policy. But, I’m
just telling you that the ease in doing business is a serious business of many
country, and they will investing it quite a lot. So for Indonesia to be improved
44 45
in term or rank it is not a trivial achievement, I mean the fact the we actually
improving in some of the area, we are not satisfied in the rank of 95, which
not really yet the best position of course. But it’s just like all the airport made,
especially by President Jokowi and as I said in some event or forum, I’ve never
actually seen any President going down into detail saying ‘why the dwelling
time can not be reduced?’ and he actively looked at what is the component
of this dwelling time, and asking each of the institution responsible for this
dwelling time, and forcing really make commitment then reporting what is
the daily improvement. Really part by part, institution by institution, day
and hour, and what who is responsible for making an improvement. It’s just
something that you won’t see. I see it some country have strong ambition to
be increasing, but usually the President is only telling the Prime Minister
‘you should compete, you should actually improve’, but never going into the
detail of that. But this is just one of a story about what is the domestic policy
option that the government of Indonesia try to build what we call it The Strong
Domestic Policy Framework. And economic policy, as well as the economic
dynamic, in order for us to build a stronger foundation for us to grow in a
more inclusive and equitable way. Ease of doing business, some of the...what
you call it reform, in many of the what you call it investment, as well as even
selected incentive that’s gonna be introduced for us to be able to stimulate the
economy.
We also investing quite a lot in the infrastructure in order for Indonesia to
be not to much focused and driven by Java Island. This is something which
is sometimes I do hope that World Bank, in their future report is not only
making the report as if Indonesia one homogeneous small country. I keep now
even asking my team in the minister of finance in each of presentation you
really have to present that Indonesia is not only Jakarta or Jawa. You really
have to show it what is happening in Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua,
Maluku, Bali, Nusa Tenggara, instead of Java. And you will surprise to see all
the figure that telling that this attention which is too much Jakarta-centric
or Jawa-centric, is not going to serve Indonesia well if we are talking about
the unity, the integrity, the diversity of this country. It’s also provide us with
a much more detail of how we as a policy maker have to think harder not
up to the level of general direction but to the detail of how we are going to
improve the equality across region. Rodrigo mention in this case about the
globalization and the entire of the sentiment again because what is perceived
as clearing inequality of so many part of the world feel they are not enjoying
the benefit of globalization, they are left behind. For country like Indonesia
we even don’t have to go globally. In Indonesia we have to make sure when
we talk about growth that no one left behind, that they are not enjoying every
(percentage) of growth that the economy is now achieving. And that is exactly
the whole work that we try to do through many of these policy package reform.
Now the third message related to Indonesian Economy Quarterly is related
to the fiscal policy which Pak Jisman mention is a big part of it. Let me give
you a little bit update of where we are now 0n the fiscal policy. 2016 we just
closed with deficit of 2.46, much lower than projection of World Bank 2.8. And
I will think World Bank know to explain how it come to 2.46. But also even
lower than what I’ve already mentioned in so many occasion that I expected
2016 is going to be 2.7% deficit. What is the message behind this, the deficit
2016? The revenue on the tax side which is I think the bank give the message
‘the raise of fiscal policy is now improving or at least getting better but still
there’. That is what Rodrigo in the very ‘sopan’ way because he is very—he
doesn’t want to offense you. So what is the word that I’m mentioning here?
I think the word is saying that: ‘the credibility of fiscal policy has improved
while race to the 2017 outlook remained’—that is a very polite way which is
I think...I got it. But 2017 and 16 we try to manage it like this. Based on 2016
there are so many lesson learned. Revenue side, which I think Rodrigo and
the team going to mention it repeatedly. This is—what you call it in English?
Achilles heels? The one that is constraining Indonesia to run faster. That is
more or less the translation in bahasa...in bahasa inggris. So the revenue is
become constrained, and we understand that. I mean, from the first that I join
the government again, we look at all this budget in the past at least 3 years
and look what is the track record of the revenue in the past 3 years. Just to get
the context as well as the understand what is exactly the institution which is
responsibility is very very important in collecting taxes. And we look at those,
and I think Pak Sua is going to be the panelist here is going to explain more
46 47
detail. In short they are telling that 3 years in row ‘14, ‘15, 1’6, we always had
the shot for which is quiet significant from the original. So the question is
how we estimated the revenue in the past? And what is the real capacity of the
General Director of Tax isn’t as well as accustomed in order to collect tax and
accustom in this case. And we look at it in a quiet detail and see what is exactly
the base for the tax in Indonesia.
At the same time, the government has to manage the tax amnesty
implementation which is a totally different game in this case. So we have
the baseline and the loathing that have to be managed and then we have the
tax amnesty. Of course in the context of government we want to make sure
that this is—the tax amnesty is going to strengthen, to add more our ability
to first identify about the potential of the tax revenue, second; to drive and
strengthen the compliance of the tax payer in Indonesia, and third; to try to
rebuild the credibility of the tax department and enforcing the law by saying
whatever happen in the past you can now declare it and you are going to be
granted by the amnesty, let’s move on, but it doesn’t mean you just have to pay
for the tax amnesty and you don’t have to pay tax anymore, that’s not the case.
So we try to improve and using all this in order for us to be able to strengthen
what we call it the tax revenue, but most importantly not only strengthen,
but also to increase the credibility of our ability to estimate the tax revenue
in Indonesia. There are quite a lot of study being provided and actually now,
because I’m launching the tax reform team—a lot of actually study has been
offered to my email, the IMF, World Bank, and some of the investment bank,
some of the consultant, they say that they have the experience to improve it
and I’m enjoying all these offer actually. And I’m looking at that in terms of
how we are going to implement and really using it in our reform program.
So we are now already had the team which is looking at four aspect of
the tax. There is the staff, the quality of the staff, competency of the staff,
reward and penalty, how we are going to create more incentive for them, the
competent. The second we are talking the business process which is linked to
the structure, how we organized the structure. In the past, 10 years ago we did
a reform by organizing the large tax payer office dedicated special office, and
” the tax amnesty is going to strengthen, to add more our ability to first identify about the potential of the tax revenue, second; to drive and strengthen the compliance of the tax payer in Indonesia. and third; to try to rebuild the credibility of the tax department and enforcing the law ”
48 49
then we have the medium and then small in order for us to be able to have a
risk base as well as pay attention if 2 Kanwil that is Kantor Wilayah taxation
that is responsible around 55 to 60 percent of the revenue that actually you
can really look at that. But then there is a downside that you are not creating
democratization of taxation. You only look at the just...those 1000 or 2000 tax
payers and look at that’s going to affect 50% of our tax revenue. It’s maybe good
in terms of effort, cost related, but it’s not really good if we are talking about
Indonesia to become an equatable as well as Indonesia which is supported by
all the people in Indonesia. So we...there is quiete a lot of thing we really have
to review for what we’ve done 10 years ago and how we are going to change it
now in term of business process as well as the structure.
The third element is the IT system and the database which is going to be very
important. How we know that the tax payer is actually having the activity
all over Indonesia or in this case all over the world. How do we know that we
are going to have a credible data that this tax payer owes us this much money
because of their activities. And that is not something as simple for us because
we—in this case—most of the company can operate all over Indonesia mostly
have quartered in Jakarta, making sure that they are actually have a good
reliable IT system and database system so that we are going to be more efficient
and credible with we all facing with tax payer. I instructed all my tax officer
that you should not come to the tax payer and then coming to them by picking
figure from the air and saying you have to pay this much tax without giving
the evidence what is your basic of your calculation. The more that you are not
trusting the way we calculate tax, the more the credibility, and it is going to
much harder for us to keep the trust as well as what you call it a credible tax
estimation. So this is all related to how much we manage ourselves.
The last one is about the regulation and the law. That is the income tax, value
added tax, general provision, as even if this is not tax revenue—Penerimaan
Negara Bukan Pajak, and all those related to the law which is now highlighted
and I are now going to be discussed by the parliament. So that is the reform
that we are going to do. I know that this is medium long term, but the World
Bank pointing very rightly saying ‘while you are doing all the reform, 2017
you have to manage. There is a risk because even when we trying to reduce
the target for 2017 if you look it in the context of the last 3 years that is being
considered still quiet ambitious’. We are very mindful of that, thank you for
reminding again. But we will=look at it and certainly we are going to manage.
The second part of the fiscal is on the expenditure site, which is I think is
also a very important message from this report. And the bank is relentlessly
reminding many of the client country including Indonesia. Collecting tax and
money is important, but how to spending it better smarter, effectively is also
equally important. And I think the message from the bank is actually...it’s
exactly what we are trying to do. There is an issue of allocative spending, there
is the composition of spending, whether you spend more on education, health,
or are we going to spend more on subsidi or to the military or the police, this
is the choice of allocation. And as minister of finance, I think all the media
especially the western media will say as a veteran minister of finance. I think
I know that there is quiete a lot of request of demand to spend. The message
coming from this study is telling that the allocative is important. So if you
have Rp. 2080 trillion to spend for this fiscal year, what is the composition
between national government, local government? Most of the function are
now delegated to the local government. So now the amount of spending is
almost equal, or even in this case slightly above of the local government
spending that is our budget which is spent through local government.
The risk of the quality of the spending is going to be shifted from national
government to the local government, and we all know that the capacity of
local government is so diverse. There are champion of some local government
which is really good, other local government that used, show...you read it on the
news that how come a local government has husband, wife, and vice husband,
vice wife all those thing, I mean the quality of Indonesia local government is
so diverse. That is a really very good champion reform. Which make every
rupiah spending is gonna be really resulting in a very better quality people,
and there is the local government, and national government we try to really
do our work in order to discipline based on performance, and we try to look at
all the option of the instrument. Rodrigo mentioned about the need to revise
the local government—national local government transfer. I think we are
50 51
” I’m talking about the HOW, because the government already spending and allocating this money, and I want this money to be effective”
working very closely even in the existing law. How we are going to use this
budget instrument in order to align with the incentive to perform, which is
the bank mentioning, should be linked to poverty and addressing the issues
of inequality. Part of the local government spending which is quite significant
increase in the past 3 years is the transfer to the village. I actually really have
a mixed feeling about hope that this spending is going to accelerate our ability
to reduce poverty if they are going to be as effective as well as efficient as the
PNPM. This is Rp. 60 trillion, PNPM in the pass is only Rp. 9 trillion. So we
actually multiplied by almost more than 6 time. So if now the poverty rate is
still stuck about 10 percent I do hope that this is going to reduce the poverty up
to the level which is going to be like a single digit. But we all know if we talk
about 70.000 villages in Indonesia, when we talk about kabupaten and kota we
have so diverse quality, the villages even more diverse. So we now racing with
time that to prevent this money is going wasted, and this is something which
is very urgent.
So for me, reading this report from the bank I understand and appreciate the
message, but I actually running to step ahead of this report. And that’s why
every time Rodrigo and his team coming to me as it like give 5minutes speech
about what they Intend and I say “okay I understand, but I look this even
more”. So they are actually...this is a very typical relationship in which we are
not talking about the WHAT, I know about the WHAT. I’m talking about the
HOW, because the government already spending and allocating this money,
and I want this money to be effective. And this is exactly the challenge that
I’m going to always ask the bank to come up with the idea, “do you have any
better idea of how I’m going to spend it better?”, “do you have any better idea
about how this money which is being allocated will be effectively reducing
the poverty?”. So I’m going to challenge the bank and other, in this case CSIS,
give me more! Give me more! Don’t stop by saying the WHAT. Because so
many other and definitely government, I think most of us know the WHAT.
Although I will not totally—in this case—confident that everybody knows the
WHAT. Okay the WHAT is still important, I’m not saying the WHAT is not
important. Some of the government is already knows about the WHAT but
we really want to look about the HOW, and that is exactly what we call the
52 53
government effort in order for us to be able to make sure that the spending
is better and effective in reducing the poverty and inequality and closing...
closer to our development goal.
The report also mentioning about budget cutting 2016 which is showing
that even though the government communicating that we try to cut the
unimportant and inefficient spending, but the statistic showing it is capital
spending which is being cut more. I think I’m going to give a little bit more
note on that statement. Yes, some of the minister had...ministries...have to cut,
but they are doing it in a multiple year rather than cutting. So it maybe more
slowing because we have to manage what we call budget in 2016. So little bit for
the bank to encourage to look at more detail, that especially for public work,
transportation, some of the big ministries they actually not cutting, but they
are actually lengthening the spending. So the question do we have the ability
to continue spend for especially infrastructure which is very important so
they are going to finalize by this fiscal year of 2017. I think that is maybe a
small note in order for me to make the position right about wellbeing.
And last part of the fiscal is of course if you don’t have enough revenue and we
spend more, we have a debt. I think we will manage the debt very carefully,
I think the bank strangely—I think different from any bank operation in the
world, In Indonesia they relentlessly always reminding that this maximum
3% deficit is becoming a constraint. In other country, in region of Rodrigo
where he’s belong in Latin America he is going to said “don’t spend to much,
reduce your deficit”, he have to say, “you can actually have deficit bigger”. We
choose, the Indonesian governor as of now to start to continue abide with the
law that is the maximum 3% deficit. Yes, I think it can be seen as a constraint,
but judging from the quality of spending I am actually more worried we are
going to widening deficit and they not going to be able to spend it right, so
that become a big dense wasting, creating debt but not really improving. So
we will choose within the limit of the 3% budget deficit, the Indonesia could
better plan, execute, and measure the spending so that we will make sure that
every rupiah spent by the government is going to make a lot of different in
come solving the poverty, inequality, and reaching the development goal that
the government already mentioned.
So that is more or less the message that I would like to share with you all.
Again thank you so much for Rodrigo and the team whose commissioning this
report, very good message, CSIS for hosting this event, and of course for the
Australian Government providing us, and for the World Bank to be able to
knowledge and analytical work.
Thank you so much and have a very productive meeting
54 55
03
56 57
Simbolisasi Pengabadian Nilai-Nilai dari Mar’ie Muhammad
Peresmian Gedung Utama Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Gedung Mar’ie Muhammad
Direktorat Jenderal Pajak, 19 Januari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini
Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua
Ibu Mar’ie Muhammad, Ibu Eti, dan putera-puteri yang saya kagumi, dan para
sababat Pak Mar’ie Muhammad yang kami tidak bisa sebutkan satu demi satu,
para pejabat Ditjen Pajak dan para mantan Dirjen Pajak yang hadir pada hari
ini, dan para hadirin sekalian.
Pada hari ini, kita berkumpul bersama di gedung ini. Sebetulnya lebih
merupakan suatu ekspresi bagi semua di Kementerian Keuangan untuk bisa
menyampaikan terima kasih kepada Ibu dan keluarga yang selama ini telah
saya yakin berkorban banyak untuk bisa memberikan Pak Mar’ie di dalam
menjalankan fungsinya beliau sebagai pertama pegawai di Kementerian
Keuangan kemudian menjadi pejabat Dirjen Pajak untuk waktu yang cukup
lama. Saya sangat paham bahwa untuk beliau bisa menjadi suatu figur yang
dihormati dan bisa memberikan teladan kepada seluruh bangsa Indonesia
bahkan ke dunia, itu bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi keluarga. Jadi
pada hari ini saya atas nama seluruh jajaran di Kementerian Keuangan, secara
khusus betul-betul ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu, kepada
putera-puteri beliau yang saya yakin mampu dan telah banyak mendukung dan
mengembangkan secara tidak langsung dari terciptanya seorang figur seperti
Mar’ie Muhammad. Terima kasih Ibu, terima kasih Mas Rifki dan semuanya.
Pada hari ini kami ingin juga mengabadikan nama Pak Mar’ie Muhammad
untuk secara simbolis kami berikan kepada Gedung Utama Direktorat Jenderal
Pajak karena kebetulan kalau kita lihat itu adalah suatu simbol yang betul-betul
mengenang, baik dari sisi nilai-nilai yang dibawa oleh Pak Mar’ie Muhammad,
keteladanan, kejujuran, integritas, komitmen, loyalitas terhadap tujuan
bernegara dan loyalitas untuk membangun Indonesia jadi institusi yang bersih,
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
58 59
konsistensi kepemimpinannya bahkan pada sampai kepada masalah keluarga,
itu adalah suatu hal yang sangat sangat langka di dunia ini, sangat langka.
Kami ingin mengabadikan nama Pak Mar’ie Muhammad di Gedung Direktorat
Jenderal Pajak karena nilai-nilai itu begitu sangat mengena bagi kami semua di
sini di Kementerian Keuangan dan utamanya di Direktorat Jenderal Pajak. Saya
tau betul Pak Mar’ie memiliki kepedulian yang luar biasa terhadap institusi
ini. Waktu kami menjadi Menteri Keuangan di periode sebelumnya, beliau
bersama Pak Marsillam Simanjuntak banyak sekali membantu, mendampingi,
membimbing saya sebagai seorang warga negara yang dipilih dan diberi amanat
untuk menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan.
Dalam situasi yang tidak mudah, masyarakat memiliki harapan yang tinggi,
institusi kita masih sedang dalam proses berubah, berevolusi di dalam situasi
demokrasi yang sangat terbuka dan seluruh jajaran birokrasi belum tentu
mampu untuk menangkap perubahan itu di dalam menyesuaikan cara bekerja
dalam lingkungan yang luar biasa dinamis. Saya membutuhkan banyak sekali
nasehat, bimbingan, tukar pikiran, tempat untuk menyampaikan apa saja yang
saya tahu saya bisa percaya dan pasti saya tidak akan terkhianati. Dan Pak
Mar’ie Muhammad selalu ada di sana menyampaikan pandangan, memberikan
semangat, memberikan pernyataan, bahkan menukarkan seluruh pengalaman
beliau, bagaimana menegakkan suatu institusi yang bisa berjalan sesuai dengan
tujuan dan misinya namun tetap memiliki komitmen terhadap kejujuran dan
integritas. Sungguh tidak mudah.
Saya menyampaikan ini terutama di dalam konteks bahwa waktu Pak Mar’ie
Muhammad menjadi pejabat di Direktorat Jenderal Pajak, tadi disebutkan dari
tahun 1988-1993 dan kemudian jadi Menteri Keuangan 1993 sampai dengan
1998. Kita semua yang mengikuti ekonomi Indonesia sangat tahu pada masa itu
bukan masa yang mudah. Ekonomi barangkali baik, tapi dari sisi governance,
dari sisi komitmen terhadap integrity pada masa-masa dimana ekonomi kita
tumbuh tinggi pada masa itu, justru prinsip-prinsip itu yang terkorbankan.
Sungguh sulit menemukan suatu figur dimana semua orang terkena arus dan
ada sedikit orang yang bisa berdiri tegar. Dia masuk ke sungai tapi dia tidak
Teruslah Cintai Negeri Ini
” Kami ingin mengabadikan nama Pak Mar’ie Muhammad di Gedung DirektoratJenderal Pajak karenanilai-nilai itu begitu sangat mengena bagi kami semuadi sini di Kementerian Keuangan dan utamanya di Direktorat Jenderal Pajak ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
60 61
ikut larut. Sungguh sulit menemukan karena arusnya begitu keras, karena
normanya bahkan sudah diterima untuk tidak usah menjaga integritas adalah
sesuatu yang biasa, sungguh mengagumkan bahwa pada saat semua orang
menganggap biasa, tidak perlu berintegritas, masih ada orang yang setia kepada
nilai itu bukan karena dia ingin ambisi politik, tapi karena kesetiaan terhadap
suatu nilai yang dia yakini.
Untuk saya pribadi, itu adalah suatu contoh nyata, itu adalah sesuatu teladan
yang sangat sangat nyata. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kalau kita
memang berkeinginan, bersungguh-sungguh dan betul-betul ingin menjaga
kejujuran. Dan itu adalah inspirasi yang betul-betul memberikan kepada saya
keyakinan bahwa kita mampu untuk membangun Indonesia seperti ini.
Buat saya pribadi, Pak Mar’ie memberikan makna yang sangat banyak. Sekali lagi
saya ingin berterima kasih kepada keluarga yang telah memberikan waktunya
dari Pak Mar’ie untuk ikut membantu pada saat beliau sebetulnya sudah pernah
merasakan dan puncak karirnya sudah lewat namun tetap memberikan suatu
komitmen yang luar biasa. Kehadirannya di sini, kehadiran diberbagai tempat,
adalah suatu kehadiran cerita tentang konsistensi, kehadiran suatu cerita
bahwa suatu nilai yang luar biasa sangat berarti bagi Republik ini, ternyata bisa
dibuktikan dan bisa dijalankan oleh seorang Mar’ie Muhammad. Kita semua
melihat itu sebagai suatu contoh nyata dan sebetulnya juga membuktikan
bahwa apapun alasannya, kalau kita mau pasti kita bisa menjadi seorang Mar’ie
Muhammad.
Saya ingin dalam hari ini di dalam mengabadikan nama Pak Mar’ie Muhammad
di Gedung Pajak juga tentu berharap bahwa seluruh jajaran di Kementerian
Keuangan, di Direktorat Jenderal Pajak, dengan melihat nama beliau ada di dalam
gedung ini, tetap bisa mengingatkan kita setiap hari untuk bisa menjalankan
tugas fungsi kita namun tanpa kita mengorbankan atau menjualbelikan
integrity dan kejujuran, komitmen, loyalitas terhadap tujuan negara kita. Itu
adalah suatu bentuk kesetiaan yang harganya tidak terhingga, tiada harganya.
Dan saya ingin inspirasi itu bisa kita pegang setiap hari.
Teruslah Cintai Negeri Ini
Pada seluruh keluarga, handai taulan, terhadap Pak Mar’ie, saya mohon maaf
kalau di dalam acara pada hari ini barangkali agak terlalu mendadak, tapi saya
tahu bahwa Pak Mar’ie Muhammad memiliki banyak sekali kawan. Banyak
sekali generasi muda yang barangkali tidak memiliki kemewahan untuk
mengenal beliau secara pribadi dan oleh karena itu kami semua yang memiliki
paling tidak keuntungan atau kemewahan untuk berkenal, bekerja bersama
beliau, memiliki kewajiban untuk bisa paling tidak menceritakan, lebih bagus
mengikuti dan memberikan contoh. Karena seperti ibarat menurut peribahasa
pada akhirnya manusia meninggalkan nama. Dan di dalam nama Mar’ie
Muhammad disitulah termaktub begitu banyak sekali nilai-nilai yang luar biasa
dan itu adalah abadi. Jasad kita bisa meninggal, nama kita abadi. Nama yang
baik, yang merupakan suatu aset bagi kami semua yang akan meneruskan,
merupakan suatu aset yang tidak terhingga harganya.
Demikian yang bisa saya sampaikan, terima kasih sekali lagi Ibu Eti, Mas Rifki,
dan juga puteri-puteri yang lain, saya mohon maaf tidak mengetahui namanya.
Terima kasih sekali lagi, kami atas nama Kementerian Keuangan, semoga
arwah Pak Mar’ie Muhammad mendapatkan tempat yang seindah-indahnya
di sisi Allah dan seluruh amal baiknya mendapatkan balasan yang jauh lebih
baik. Dan saya yakin Pak Mar’ie Muhammad melihat kita semua di sini dengan
penuh harapan bahwa Indonesia di tangan kita harus lebih baik.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
62 63
04
64 65
Menjadikan BUMN Menjadi Usaha Milik Negara Yang Bagus
Executive Leadership Program bagi Direksi BUMN
Istana Negara, 25 Januari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Hari ini saya diminta, saya diminta untuk membahas 4 hal, yaitu
perkembangan ekonomi dan tantangannya, kemudian kebijakan fiskal APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) di dalam mendukung ekonomi,
kemudian khusus ada permintaan untuk di dalam rangka sektor keuangan
dan juga reformasi. Kalau kita lihat dari sisi perkembangan ekonomi secara
umum, tadi disampaikan oleh Bapak Presiden, dari sisi pertumbuhan
ekonomi kita mungkin tidak terlalu kecewa. Dan ini mungkin tidak hanya
dilihat perspektif dari empat kuartal seperti tadi yang disajikan oleh Bapak
Presiden, tapi kita lihat dari perspektif katakanlah tiga dekade sehingga kita
juga bisa melihat bagaimana negara Republik Indonesia di dalam perjalanan
untuk mengelola perekonomian.
Selama tiga dekade ini kita lihat Indonesia pernah mengalami beberapa ujian
yang sangat tidak mudah. Kalau kita bicara tentang naik turunnya harga
minyak, dari mulai harga minyak hanya di bawah USD12, USD4 per barrel,
melonjak menjadi USD12, menjadi USD20, pernah mencapai USD100, kalau
anda semua suka membaca Goldman Sachs bahkan pernah memprediksikan
akan mencapai USD250 sampai USD300 itu sewaktu semua harga minyak
naik terus. Sekarang turun ke USD20, turun lagi menjadi USD30, hampir
mendekati di bawah USD30 naik lagi ke USD40 dan sekarang mendekati
USD45 atau USD50.
Jadi itu adalah episode bagi Indonesia karena kita adalah negara penghasil
minyak, tentu pasti mewarnai perekonomian Indonesia. Kita lihat boom
minyak atau yang disebut oil shock, oil boom tergantung dari apakah anda
adalah konsumen minyak atau produsen minyak dalam hal ini. Kita juga
66 67Teruslah Cintai Negeri Ini
pernah diuji dari sisi sektor keuangan dimana krisis ekonomi dan keuangan
terbesar di Republik Indonesia terjadi tahun 97-98, puluhan bank ditutup
dan biaya untuk mem-bailout sistem keuangan yang collapse, bahkan bank
terbesar seperti BCA pun juga mengalami rush sehingga harus di take-over
dan kemudian harus masuk ke dalam BPPN (Badan Penyehatan Perbankan
Nasional). Itu mengakibatkan Republik Indonesia harus mengeluarkan biaya
hampir sekitar 75% dari GDP (Gross Domestic Product) hanya untuk mem-
bailout sistem keuangan di Indonesia. Di dalam literatur ekonomi modern ini
termasuk the most expensive bailout in the world. Mungkin kita hanya compete
dengan Argentina dari sisi itu.
Jadi kalau kita lihat itu, itu adalah the most devastated financial crisis bagi
Indonesia dan itu tidak hanya dari sisi finansial tapi kita juga tahu banyak
sekali dimensi politik, ekonomi, sosial bahkan legal sampai sekarang karena
sampai hari ini saya masih mengelola banyak sekali legacy dari BPPN, barang-
barang yang di-bailout dari tahun 97-98. Kemudian kita juga lihat di dalam
episode perekonomian dunia yang mengalami mirip kondisi Indonesia. With
the different, bigger tapi kira-kira dengan jatuhnya Lehman Brothers dan
kemudian terjadi global financial crisis tahun 2008-2009. Itu juga merupakan
salah satu ujian kalau dari sisi dunia mendekati terjadinya depresi tahun
1930.
kalau kita lihat dari perspektif yang panjang ini, despite those events, Indonesia
relatively bisa tumbuh sebagai negara berkembang. Ada pondasi-pondasi dari
policy ekonomi kita yang menyebabkan kita mampu untuk tumbuh. Pertama
pada periode 70-80 adalah men-capture penerimaan negara yang berasal dari
sumber daya alam, kemudian dimasukkan di dalam banyak sekali program-
program pembangunan untuk menuntaskan kemiskinan. Itu adalah Repelita
(Rencana Pembangunan Lima Tahun) I sampai dengan Repelita ke-V. Itu
adalah suatu upaya yang sebetulnya di dalam pelajaran ekonomi antar negara
atau ekonomi pembangunan antar negara, Indonesia termasuk distinguished
di dalam kemampuan untuk mengelola penerimaan migas waktu terjadi
oil shock tahun 70-an. Tidak menjadi apa yang disebut that’s desease atau
mengalami penyakit dimana karena penerimaan dan begitu banyak devisa
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
dari satu komoditi, bisa mematikan seluruh komoditi yang disebut that’s
desease itu, dia mematikan semua apa yang disebut sektor-sektor di luar
sektor itu sendiri. Indonesia termasuk cukup mampu untuk menggunakan
uang itu secara bijaksana untuk membangun sektor pertanian sehingga
kemudian terjadi swasembada pangan dan juga mengurangi kemiskinan,
peralihan dari sisi yang disebut index dari quality human development index
di Indonesia. Kesehatan, pendidikan, ada SD Inpres, ada Puskesmas dan
berbagai kegiatan di bidang pembangunan baik di desa maupun di kota.
Pada saat yang sama Indonesia melakukan diversifikasi ekonomi dengan
melakukan pembukaan foreign direct investment atau penanaman modal
asing di bidang-bidang yang dulu adalah diproteksi. Kemudian masuklah apa
yang disebut legal intensive capital di Indonesia. Ini bisa menyeimbangkan
kalau kita berbicara tentang ekonomi Indonesia adalah harus imigrasi dari
desa ke kota karena anak generasi kedua dari petani tidak semuanya ingin
menjadi petani, kemudian mereka masuk ke kota, terjadilah apa yang disebut
proses urbanisasi. Semua negara di dunia yang maju atau yang dari mulai
low middle menjadi high income country biasanya melalui proses modernisasi
dan perubahan struktur ekonominya dari dominasi sektor primer menjadi
sekunder dan tersier. Itu yang disebut adalah perubahan struktural.
Indonesia mengalami hal itu dan antisipasi terhadap perubahan yaitu
terjadinya urbanisasi maupun perubahan dari primer menjadi sekunder,
primer itu artinya pertanian, pertambangan yang semuanya adalah berasal
dari natural resources langsung diambil menjadi sekunder yang lebih
olahan, manufacture, kemudian construction, kemudian ke tersier adalah
sektor-sektor yang lebih berbasiskan industri keuangan, communication,
telecommunication, itu adalah termasuk industri tersier.
Ini adalah background dari ekonomi Indonesia supaya Bapak dan Ibu sekalian
yang bergerak di bidang usaha sebagai milik negara, paling tidak memahami
konteksnya. Dari sisi inilah kemudian kita akan melihat bagaimana
opportunity maupun challenge bagi kita untuk mengelola Indonesia. Untuk
mengelola ekonomi, tentu dibutuhkan instrumen. Instrumen fiskal adalah
salah satu instrument policy yang sangat penting. Dia bisa digunakan pada
68 69Teruslah Cintai Negeri Ini
” mengelola APBN adalah tidak hanya sebagai suatu instrumen yang sifatnya one off, satu tahun selesai atau lima tahun satu pemerintahan selesai. Instrumen ini supaya tetap efektif, maka dia harus tetap credible dan dia harus sustainable”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
saat ekonomi lemah atau mengalami kelesuan, dia melakukan counter cyclical.
Kalau ekonominya boom, dia mulai mengurangi overheating atau booming agar
terjadi lebih kestabilan. Jadi adalah suatu alat untuk menciptakan stabilisasi
atau compensating for shift waktu ekonomi boom and bust. Karena ekonomi
itu tidak bisa berjalan secara linear. Dia selalu mengalami siklus. Kemudian
sebagai instrumen kebijakan, fiskal juga bisa melakukan redistribusi. Bapak
Presiden tadi mengatakan bahwa kita memiliki juga masalah kemiskinan,
kesenjangan dan instrumen fiskal melalui pajak maupun belanja bisa
menciptakan suatu redistribusi agar ekonomi selain tumbuh juga bisa makin
merata. Instrumen fiskal juga bisa digunakan untuk melakukan policy-policy
yang sifatnya automatic. Jadi kalau dalam hal ini kita mengatakan bahwa ada
sektor atau ada kelompok masyarakat untuk yang memang akan digunakan
maka dia bisa dilakukan. Memang namanya instrumen, bisa menstimulate,
bisa mendistort, bisa menjadi suatu faktor penunjang, bisa juga menjadi faktor
penetrasi. Tinggal bagaimana kadarnya dan bagaimana kita menggunakan
pada saat yang tepat. Itu adalah instrumen fiskal. Apabila instrumen fiskal
itu bisa melakukan secara sustainable, maka ekonomi juga relatively bisa
dikelola secara baik.
Oleh karena itu, mengelola APBN adalah tidak hanya sebagai suatu instrumen
yang sifatnya one off, satu tahun selesai atau lima tahun satu pemerintahan
selesai. Instrumen ini supaya tetap efektif, maka dia harus tetap credible
dan dia harus sustainable. Ini adalah suatu kunci yang sangat penting. Saya
rasa untuk anda semuanya yang mengelola perusahaan harusnya prinsip
kayak gini enggak sulit untuk dipahami. Sama seperti mengelola neraca dan
laporan keuangan, cashflow anda dan income statementnya. Maka neraca
dan income statement anda tidak bisa kelihatan bagus atau setahun saja dan
kemudian dia bust. Dia akan dikelola di dalam suatu lingkungan yang terus
menerus sehat. Saya sebetulnya termasuk Menteri yang disebut juga Menteri
yang constantly merindukan, yaitu constantly merindukan BUMN yang baik,
sehat dan kuat dan besar.
Saya akan mengatakan dari sisi ekonomi Indonesia, tentu menggunakan
instrumen fiskal yang efektif membutuhkan credibility dan sustainability.
70 71Teruslah Cintai Negeri Ini
Dan oleh karena itu kemarin di dalam tahun 2016, kita memang melakukan
beberapa step adjustment yang agak painfull tapi itu necessary di dalam rangka
kita untuk membuat APBN kita kembali credible dan kemudian kita bisa jaga
efektifitasnya. Salah satunya adalah kita melihat estimasi dari penerimaan
pajak kita memang tidak bisa tercapai sesuai dengan yang ada di dalam
Undang-Undang APBN. Ini PR yang luar biasa berat. Saya sebagai Menteri
Keuangan termasuk yang siang malam, sabtu minggu, weekday, weekend,
saya memikirkan terus menerus why Indonesia still have a very low tax to GDP
ratio. Kita pernah mengalami sekitar 14%, 13,3% tahun 2008 sewaktu kami
melakukan sunset policy, kami itu karena saya waktu itu Menteri Keuangan
juga, kemudian drop lagi pada saat boom komoditi yang seharusnya Indonesia
bisa collect tapi Indonesia flat. Itu berarti there must be something wrong in the
way we cannot collect when ekonominya membesar, tapi kemampuan untuk
collect tax-nya menurun. Ini refleksi untuk kami di Kementerian Keuangan
Direktorat Jenderal Pajak yang terus menerus sedang kita lakukan perbaikan
dengan reformasi perpajakan. Itu bisa institusinya, ini bisa manusianya,
makanya kita lihat dari aspek SDM nya, riilnya, rewardnya, governancenya,
institusinya, strukturnya, bagaimana kita memecah menjadi 34 atau 35
Kantor Wilayah, terus 348 Kantor Pelayanan Pajak di seluruh Indonesia,
bagaimana business process nya, bagaimana menggunakan data di antara
mereka.
Hal-hal seperti ini kita perlukan karena bukan karena saya hobi meng-collect
pajak dan berbicara pajak. There is no country in the world akan bisa menjadi
negara maju without strong taxation atau tax collation. Sebetulnya disebut
sekarang sekitar dua tahun yang lalu waktu saya masih di World Bank, kita
mencoba untuk meng-establish apa yang disebut international level of tax
to GDP ratio yang dianggap decent, cukup terhormat dan kita come up with
15%, itu adalah yang decent. Saya sebetulnya malu sebagai mantan Menteri
Keuangan Indonesia waktu itu, melakukan seperti itu dan tahu bahwa di
Indonesia kita not even mencapai 15%. Biasanya negara-negara yang low
income tapi ada di level 8%, 9%, 10%, 11% itu sudah nggak ada hebat. Tapi
middle income kami biasanya kami bisa collect antara 14% sampai bahkan
18%. So itu adalah salah satu pilar untuk penerimaan fiskal kita. Tapi
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
penerimaan negara tidak hanya dari pajak. Kita dari Perpajakan termasuk
Bea dan Cukai dan Penerimaan Negara Bukan Pajak, dimana banyak BUMN
yang duduk di sini termasuk yang kita sekarang datangi dan gunakan uang
ini adalah salah satu penyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak yaitu
dari sumber daya alam Indonesia.
Kalau kita lihat dari sisi belanja, Indonesia tentu perlu untuk menggunakan
belanja itu di dalam kerangka untuk meng-address isu dari pembangunan,
karena kita tidak belanja sekadar belanja. Tapi instrumen APBN di dalam
men-design belanja harus sedemikian sehingga dia adalah konsisten dengan
tujuan pembangunan, namun juga very mindful terhadap yang tadi saya
sebutkan, instrumen untuk melakukan counter cyclical. Kalau ekonominya
lagi maju sangat keras, dimana demand side nya tinggi, biasanya fiskal itu
agak ngerem. Tapi kalau ekonomi lagi stretch atau lagi agak lesu, dimana
diberikan stimulasi dari sisi demand, kita bisa melakukan stimulasi baik
melalui belanja maupun melalui pengurangan pajak. Itu adalah suatu design
policy. Untuk konteks Indonesia hari ini, Presiden telah menyampaikan
Nawacita, kita ingin mencapai negara yang adil dan makmur, kita ingin
meng-create job, kita juga sangat worry terhadap disparity, baik itu disparity
atau inequality antar region, horizontal, maupun disparity vertikal antar
kelompok pendapatan. Baik itu diukur dari aset, income maupun consumption,
Indonesia tetap dari tiga hal itu indikator disparitasnya memang mengalami
pemburukan dalam sepuluh tahun terakhir. Ini yang memberikan awalan
bagi kita untuk men-design kebijakan dari sisi belanja maupun revenue kita
agar kita bisa mengurangi disparitas itu.
Presiden tadi telah menyampaikan kepada anda semua di dalam men-design
APBN, kami sangat sadar terhadap tujuan itu. Tentunya BUMN sebagai
entitas, korporasi yang milik negara, harusnya juga memiliki alignment
atau konsistensi dengan tujuan yang dicapai oleh di dalam konteks negara
kita. Indonesia tentu sangat juga paham bahwa kondisi ekonomi tidak pasti.
Tidak ada ekonomi yang pasti, saya juga ditanya sama wartawan, “kenapa
Bu, kapan sih Indonesia, kapan sih kita berhenti ngomong ketidakpastian
gitu? Ya nggak ada, selalu tiap tahun memang ketidakpastian berbeda saja.
72 73
Kita tahu bahwa tahun ini kita punya beberapa dominating forces yang akan
membentuk dan mempengaruhi perekonomian global. Hari-hari ini saja
saya rasa media di negara-negara barat sangat tidak benar-benar memahami
bagaimana mereka harus membuat berita tentang Presiden Trump. Karena
arah kebijakannya itu sudah sedemikian sangat, buat mereka itu sangat jauh
dari apa yang mereka bisa bayangkan. Kalau anda lihat hampir semua media
massa either baca Economist, Financial Times atau Wall Street atau anda
baca apa saja, itu menunjukkan bahwa mereka sangat struggle untuk meng-
capture nya itu seperti apa. Dan ini sebetulnya tidak hanya masalah Amerika
karena like it or not, USD18 trillion GDP yaitu the largest in the world, ini pasti
akan memperngaruhi. Karena selama ini juga dunia like it or not, connected
yang disebut globalisasi apakah melalui capital, apakah melalui ekspor dan
impor, apakah melalui ide, yaitu informasi. Oleh karena itu ketidakpastian
di level global pasti akan terjadi entah itu di Amerika, hubungannya dengan
RRT, dengan kemudian TPP (Trans-Pacific Partnership) yang bahkan
Presiden Trump mengatakan akan dibatalkan dan itu di dalam hal ini berarti
Jepang, Australia akan sangat terpengaruh. Dua tahun yang lalu hitung-
hitungannya kalau TPP dilakukan, Malaysia dan Vietnam is going to enjoy
a benefit. Sekarang karena tidak ada lagi, berarti kita bisa catch up Malaysia
dan Vietnam.
Kemudian brexit, prosesnya bukannya keputusannya brexit atau tidak, proses
untuk exitnya itu sendiri akan meng-create banyak ketidakpastian. Dan tentu
hal ini akan mempengaruhi banyak sekali mixed signal mengenai dimana
arah ekonomi global, growth, bagaimana pengaruhnya terhadap komoditi
karena kita akan terpengaruh dan bagaimana pengaruhnya terhadap respond
kebijakan moneter terhadap arah kebijakan arah ekonomi itu sendiri yaitu
Federal Reserve, kenaikan suku bunga. Ini semuanya mempengaruhi karena
kalau Indonesia tentu ada yang pengaruhnya langsung kalau ada ekspornya
ke sana, kalau banyak dari BUMN di sini yang melakukan insurance dual
bonds, pasti rate anda akan terpengaruh. Saya yakin lebih banyak bonds-nya
dari BUMN kita yang sifatnya adalah flexible rate dan berarti apa yang terjadi
dia akan bergerak saja.
” Ada hal-hal yang harus kita waspadai dari sisi estimasi penerimaan ini, karena APBN itu, penerimaan, itu adalah estimate sedangkan belanja is a contract”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
74 75
Ini adalah reality yang harus kita manage dari sisi environment in this we
operate, ini konteksnya yang harus kita jaga untuk kemudian kita punya
fokus mengenai apa yang seharusnya yang harus kita lakukan di dalam
responds hal ini. Dari sisi ekonomi keuangan negara, maka penerimaan
negara yang tadi disampaikan Bapak Presiden tahun 2017 ini mencapai
Rp1.750 triliun. Kalau kita lihat dari penerimaan negara Rp1.750 triliun yang
dari pajak adalah sekitar Rp1.498 triliun, PNBP (Penerimaan Negara Bukan
Pajak) nya adalah Rp250 triliun, ini kenaikan yang cukup besar. Ada hal-hal
yang harus kita waspadai dari sisi estimasi penerimaan ini, karena APBN
itu, penerimaan, itu adalah estimate sedangkan belanja is a contract. Jadi
kalau anda semuanya merasakan sama seperti di dalam perusahaan, gaji
segala macam itu yang sudah harus dibayarkan oleh anda. Penerimaannya
itu estimate. Kalau manage di perusahaan aja sudah rumit apalagi negara.
Apalagi kalau saya udah membuat Rp1.750 triliun penerimaan, kemudian
datang ada BUMN bilang, “Bu, bisa enggak dapat fasilitas tidak bayar pajak?
Katanya di negara lain juga tidak kena pajak.” Kemudian ada lagi yang
mengatakan “Bu, kalau bisa tuh negara kita pajaknya sama kayak tetangga
kita”. Atau segala macam, “Bu, kalau barang ini kan untuk rakyat, jadi
bisa enggak tidak dipajakin?” Segala macam argumennya. Belum termasuk
kalau anda melakukan investment dan memang kita memberikan di dalam
undang-undang kita, investasi yang memang bisa diberikan tax allowance
atau tax holiday. Itu memang, memang tujuannya instrumen itu. Jadi Menteri
Keuangan juga dalam hal ini juga sangat tahu.
Saya hanya ingin share pada siang hari ini kepada seluruh BUMN di sini. Buat
keuangan negara, sebetulnya the question is the same tapi jawabannya adalah
tergantung kepada bagaimana strategi kita. Setiap rupiah, setiap rupiah di
republik ini, either we are going to collect melalui pajak atau saya akan ambil
dalam bentuk pajak, yang kemudian dari pajak itu berarti kan kalau saya
ambil dari Pertamina sebagai pembayar pajak terbesar di antara BUMN.
Setiap rupiah kalau saya ambil dari Pertamina atau BUMN, Telkom atau yang
lain, PLN, saya ambil, itu kita dari keuangan negara dan dari pengelolaan
ekonomi the question should be ask like this, is it better to put cukup satu rupiah
ini di kantongnya Pertamina? Atau di keuangan negara dari sisi APBN? Yang
kemudian kalau di Pertamina is supposed to be dipakai untuk ekspansi, kalau
cuma dipakai untuk kantin saya mending ambil, kalau saya pakai saya ambil,
saya bisa belanjakan setiap 1 triliun penerimaan pajak saya it can be spend
in so many way. Coba saya tunjukkan 1 triliun penerimaan pajak itu means
what. Saya rasanya sudah pernah menyampaikan di sini, ya kan? Bahwa
the dollar of the rupiah yang anda akan minta entah dalam bentuk fasilitas
pajak atau yang lain, itu means and loosing the opportunity to spend for this.
Entah untuk bangun jembatan, untuk kasih benih, pupuk, buka sawah, bayar
prajurit, bayar polisi, bayar guru, bangun sekolah, kasih ke keluarga miskin,
you name it.
Tadi saya menikmati banyak sekali filmnya BUMN waktu Ibu Menteri BUMN
menjelaskan itu is so cute ada brief CSR, ada brief rumah kreatif, ini lebih
cute lagi, ya kan? Jadi saya cuma mau minta anda semuanya untuk aware
1 rupiah, either anda bayarkan dalam bentuk pajak atau anda bayarkan
dalam bentuk deviden, itu kita spend kesitu, tapi, 1 rupiah yang saya terima
akan saya belanjakan dalam bentuk 1 rupiah is equal. Sebetulnya tidak ada
masalah kalau 1 rupiah itu tetap ada di neracanya BUMN dan saya biasanya
berhadap mendingan di situ kalau saya tahu bahwa 1 rupiah di BUMN itu you
can create more, leverage. Jadi kalau saya bilang 1 rupiah saya belanjakan
melalui Menteri PU (Pekerjaan Umum) dan jadilah 1 triliun itu 155 kilometer
jalan. Kalau saya berikan 1 triliun itu dalam bentuk PMN (Penyertaan Modal
Negara) ke Adhi Karya, Wijaya Karya dan karya-karya yang lain, caranya
dia biasa menghasilkan minimum minimal dua kali lipat. It just the nature
bahwa anda bisa melakukannya. Artinya kalau 1 rupiah I spend it melalui
Kementerian/Lembaga, dia adalah dibelanjakan 1 rupiah, tetapi kalau
kita belanjakan either melalui oke anda enggak bayar deviden and you use
it for yourself kemudian untuk kemudian di-leverage, harusnya anda bisa
accountable the same 1 rupiah, “Bu, saya bisa empat kali lebih efektif dari
APBN.”
Kalau kita lihat dari BUMN kita, untuk, jadi APBN kita akan gunakan
belanjanya Rp2.080 triliun yang disampaikan Bapak Presiden tadi. Majority
adalah dipakai untuk belanja dari mulai belanja ke daerah, transfer ke
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
76 77
” Presiden Jokowi adalah presiden yang melakukan koreksi dari subsidi yang sifatnya barang menjadi subsidi yang sifatnya direct kepada kelompok miskin dan belanja yang dianggap lebih merupakan belanja investasi untuk sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan”
daerah, sekarang mencapai Rp764,7 triliun kira-kira, itu hampir sama atau
2 triliun lebih tinggi dari belanja kita melalui Kementerian/Lembaga. So
this is the way we spend money. Melalui transfer ke daerah melalui Dana
Alokasi Umum (DAU) yaitu bayar para pegawai di daerah, melalui Dana
Alokasi Khusus (DAK) baik itu fisik maupun tidak fisik, itu termasuk untuk
mensubsidi guru, baik yang kita gunakan DAU yang sifatnya umum maupun
yang sifatnya otonomi khusus seperti Papua kemudian Aceh.
Ini adalah sesuatu instrumen yang kita gunakan. Jalur membelanjakan
melalui birokrasi, entah itu Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Derah, itu
adalah jalur how we spend the money, melalui program-program pemerintah,
itu untuk pengentasan kemiskinan, untuk membangun infrastruktur, untuk
membelanjakan barang. Namun juga pemerintah bisa membelanjakan
langsung kepada masyarakat. Tadi yang saya sampaikan 1 triliun itu kita
bisa memberikan kepada rumah tangga miskin, akses kesehatan. Kita
bisa memberikan kepada ibu-ibu hamil di desa yang tidak mampu untuk
mengakses jaminan untuk jasa persalinannya. Itu adalah bagaimana kita
membuat komposisi belanja seperti yang kita sampaikan. Presiden Jokowi
adalah presiden yang melakukan koreksi dari subsidi yang sifatnya barang
menjadi subsidi yang sifatnya direct kepada kelompok miskin dan belanja
yang dianggap lebih merupakan belanja investasi untuk sumber daya
manusia, pendidikan, kesehatan, pendidikan 20% dari APBN, kesehatan 5%,
infrastruktur dan subsidi langsung kepada masyarakat.
Ini yang kita lakukan melalui APBN kita dengan harapan tentunya kita
mengharapkan itu akan menciptakan ekonomi yang Presiden optimis bisa
mencapai 5 atau di atas 5, tentu kalau kita lihat proyeksi tadi 5,1 menurut
asumsi APBN. Menurut banyak asumsi tahun ini kita bisa mencapai 5,3.
Namun belanja Rp2.080 triliun itu dibandingkan penerimaan yang Rp1.750
triliun, itu berarti lebih banyak belanjanya. Sehingga kita APBNnya adalah
defisit. Defisit kita 2016 adalah 2,47% dari GDP atau sekitar 300 triliun. Banyak
yang menanyakan kalau kita bicara diantara BUMN tentu anda semuanya
tidak akan bingung atau dalam hal ini khawatir atau tidak khawatir,
mempertanyakan mengenai why we have to borrow? Kenapa kita harus pinjam
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
78 79
sih, Bu? Saya sebetulnya juga tidak ingin pinjam kalau penerimaannya bisa
sama dengan yang kita butuhkan di belanja tadi. Tapi even di dalam hal
kita harus melakukan belanja, kalau di dalam istilah APBN kita itu adalah
financing below the line, karena yang di atas line itu adalah revenue, spending,
selisihnya itu adalah below the line, termasuk PMN anda semua itu adalah
below the line. Anda dekat dengan hutang, memang sama klasifikasinya.
Karena itu adalah sebetulnya capital spending. Kita bisa borrow capital from
outside atau could be can spend for capital inside, yaitu pada BUMN.
Posisi hutang Indonesia dalam hal ini adalah kita memiliki defisit rata-
rata dalam 10 tahun atau dalam hal ini dibandingkan dengan performance
kinerja ekonomi kita dari sisi growth. Not very bad, kita defisitnya lebih kecil
dibandingkan dengan India dan growth kita relatif tidak terlalu jauh. India
tadi Presiden mengatakan yang tertinggi growth nya tapi defisitnya mereka
mencapai lebih dari minus 7. Jadi kalau kita defisitnya minus 7 itu ya, minus
7% dari GDP, kalau GDP kita sekitar Rp12.500 triliun ya, defisitnya di India
berarti sampai mendekati hampir Rp1.000 triliun kan. Kalau kita hutangnya
Rp300 triliun di sana Rp1.000 triliun untuk dapat growth nya sekitar 7%. Kita
growth nya 5% tapi kita defisitnya sekitar 2,5%, 2,45%. Jadi is not really bad in
terms of the performance. Dari sisi jumlah hutang absolute maupun per kapita
kita juga sebetulnya relatively managable. Jadi dari sisi ini sebetulnya kita
masih mengatakan bahwa APBN kita kelola secara prudent, tidak mengatakan
bahwa dengan seenaknya kita tiap tahun ingin membuat hutang. Namun ini
juga merupakan sesuatu yang tetap harus kita kelola secara hati-hati karena
bagaimana pun juga, ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang mampu
untuk men-generate penerimaan yang bisa digunakan untuk membelanjai
kebutuhannya. Kalau kita terlalu banyak hutang, baik ini hutang keluar
maupun hutang kepada generasi yang akan datang, karena sebetulnya when
you are making decision untuk to borrow, anda sebetulnya adalah pinjam
untuk generasi yang akan datang. Kalau sekarang umur cucunya 30 tahun
kan berarti hari ini Ibu Rini sama saya punya cucu perempuan, kira-kira
nanti cucu perempuannya kita yang akan bayar pada saat dia umurnya 30
tahun, spend money pada saat dia kerja. Actually memborrow atau meminjam
dari generasi yang akan datang. Sebetulnya tidak apa-apa karena generasi
yang akan datang kan be saving nanti suatu saat dia kerja, jadi dia juga bisa
membayar. Belum kalau kita memiliki ekonomi yang makin tumbuh dengan
baik. Jadi ini adalah sesuatu yang harus kita jaga terus menerus.
Below the line ini selain tadi adalah financing untuk defisit, kita juga untuk
punya PMN yang selama dua tahun terakhir ini kita lakukan cukup besar
untuk BUMN-BUMN di Indonesia. Kalau kita lihat dari peranan BUMN kepada
APBN kita dari sisi laba, deviden, PMN, BUMN yang rata-rata deviden ratio-
nya, ini yang digambar yang saya sampaikan di sini. Laba BUMN mengalami
kenaikan kecuali di 2013 yang agak drop, saya juga tidak tahu kenapa 2013
drop seperti ini. It could be karena commodities, tapi juga commodities itu jelek
terus sampai dua tahun sampai menjelang 2016.
Tapi kemudian kalau kita lihat dari deviden yang dibayarkan kepada negara
dan yang orange itu adalah PMN dua tahun ini kita cukup spektakuler kalau
dibandingkan di dalam histories. Jadi saya ingin menyampaikan kepada anda
semuanya bahwa you owe the country. Setiap 1 triliun the choice respectively
I spend it through the K/L (Kementerian/Lembaga) atau Pemerintah Daerah
or I put it in the BUMN dan BUMN melakukan leverage. Saya tentu berharap
bahwa di dalam performance kinerjanya di dalam 2-3 tahun ke depan, PMN
yang dilakukan di 2015 dan 2016 ini akan bisa membuat BUMN-BUMN
bisa meningkatkan kinerjanya. Sebelah kanan adalah 10 Top BUMN yang
membayar deviden tahun 2010-2015, jadi 5 tahun terakhir. Jadi bagi anda
yang belum ada di sini ya silahkan mungkin harus segera memikirkan
bagaimana bisa masuk kepada liga 10 besar pembayar deviden.
Dan kalau disebutkan di sini, PMN pada BUMN dalam hal ini mereka yang
membayar deviden is not necessarily mereka yang menerima PMN. Biasanya
yang bayar deviden juga perlu PMN dalam hal ini. Tentu ini adalah sesuatu
yang tadi Ibu Menteri menyampaikan kepada Presiden dan Presiden
memberikan clarity. Sebagai barang milik negara yang dipisahkan dan
dalam hal ini BUMN shareholder nya pemerintah. Saya merasa bahwa kalau
BUMN kinerjanya itu tidak baik, itu adalah sebagian dari responsibility nya
adalah shareholder nya barangkali juga tidak baik. Saya yakin perusahaan
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
80 81
yang baik itu biasanya shareholder nya baik. They are very clear on how they
give apa yang diinginkan. Saya punya perusahaan ini karena saya mau apa?
Dan oleh karena itu, kalau anda cuma tadi menyimak apa yang disampaikan
oleh Presiden, I think it’s very loud and clear. The ultimate shareholder on
behalf of this Republik adalah Presiden. Dan beliau tadi mengatakan, “Saya
tidak minta apa-apa, jadikanlah anda menjadi BUMN yang turut ekspansi di
investasi, optimistik, good governance”, there is something that you will not
expect from any others shareholder. Senang punya shareholder seperti itu.
Sekarang coba kalau anda membuat neraca waktu anda saja. Dalam waktu
sehari, dalam waktu seminggu, dalam waktu sebulan. Berapa waktu dalam
1x24 jam, 1x7 hari, anda betul-betul memikirkan usaha tadi, milik negara.
Memikirkan. Karena buat saya menjadi sangat, kalau lihat dari Indonesia
dari sekarang ini saya sedang memperingati selesainya tax amnesty, saya
ingatkan semuanya ya, kalau bayar belum itu tax amnesty, itu saya asumsikan
hanya satu bahwa anda memang sudah membayar-bayar pajak yang baik.
Kalau kita mengatakan bahwa di Indonesia shareholder nya sudah sangat
loud and clear, anda mungkinnya sekarang menggunakan neraca waktu
anda berapa porsi waktu anda betul-betul dedicated untuk berpikir. Kita
selalu mengatakan mengapa Pertamina tidak sehebat Petronas, kok kita
enggak bisa punya BUMN kayak karena saya punya atau GLC Goverment
Links Corporation yang ada di sana, I mean kita tidak perlu jauh-jauh pergi
ke mana-mana, tetangga kita kebetulan sudah liganya adalah liga yang bisa
menunjukkan, untung kita ada di kawasan yang tetangganya itu bagus-bagus
gitu. Kalau, soalnya saya sudah berkeliling ke seluruh dunia, kalau anda ada
di suatu negara yang sekitarnya itu perang saja. Saya pergi ke Jordan dan
beberapa kali ketemu dengan Raja Jordan. Kalau dia lagi diskusi dengan Bank
Dunia atau dengan Menteri Keuangannya atau Perdana Menterinya, mereka
selalu mengeluhkan, “Kita sudah mencoba mengelola ekonomi bagus but Sri
Mulyani can you see geographically? Sebelah saya ada Palestina, Israel, sebelah
sana Syria, di sananya, itu semuanya surrounded by semua perang aja. So, we
are here in South East Asia, surrounded by negara yang setiap hari maunya
lebih tinggi, dia meng-update EBITDAnya tinggi, sehingga kita merasa bahwa
” Your job is just to make this BUMN menjadi suatu Usaha Milik negara yang bagus. So what else? You could ask”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
82 83
kita komparasinya cukup bagus. Dan sekarang punya shareholder yang
shareholder nya memberikan guidance yang sangat loud and clear. Your job
is just to make this BUMN menjadi suatu Usaha Milik negara yang bagus. So
what else? You could ask. Saya selalu mengatakan jika di dalam Kementerian
Keuangan, kalau kita sebagai shareholder tidak bagus, ya jangan pernah
mimpi untuk punya BUMN yang bagus. Maka sepertinya performance dari
para komisaris itu harusnya dievaluasi. Are they really a good commissaries
on behalf of a government atau tidak? Dan apakah kemudian komisaris dan
direksi 24 jam sehari mayoritas pikirannya adalah untuk how to make this
BUMN sesuai dengan Undang-undang BUMN, memberi sumbangan bagi
ekonomi Indonesia, mengejar keuntungan, menyelenggarakan pemanfaatan
untuk umum, merintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
swasta, turut aktif mendukung UKM (Usaha Kecil Menengah). That’s your
Undang-undang. It’s so clear. Shareholdernya tidak minta yang lain kecuali
yang ini aja. Jangan-jangan banyak Komisaris dan Direksi tidak pernah
baca undang-undangnya juga, sehingga tidak tahu waktu saya itu menjadi
Komisaris jadi Direksi itu what should I do with this company. Itu yang saya
bilang hal yang sifatnya prinsip.
Kedua, so you know exactly what need to be done, karena tadi sudah clear dari
shareholder. Yang kedua selama ini adalah problemnya adalah leadership
tadi. Saya sudah bekerja di beberapa tempat dan saya lihat, tidak usah
mendefinisikan leadership itu terlalu complicated. Leadership itu adalah
kalau anda sangat clear up terhadap your company, ini kan jajaran direksi
dan komisaris, komisaris clear kepada direksinya. Anda principle di situ
agent nya. Clear, ini loh on behalf of shareholder nya maunya begini. Clarity
apa yang mau anda capai, itu menjadi suatu elemen dari leadership. Kalau
leadership itu mumbling, ngomong kiri tidak jelas, ke kanan tidak jelas, ke
depan tidak jelas, ke belakang tidak jelas, jadi ya tidak jelas saja, makanya
company nya menjadi tidak jelas. So clarity is so important.
Yang kedua what to talk. Kalau anda ingin bahwa fokus saya adalah efisiensi
kinerja merata yang sehat, etos kerja dari, dari anak buah, dari seluruh
jajaran ya jalankan, anda sebagai pemimpin juga sama, melakukan yang
sama. Kalau anda mau efisien, ya jadi yang efisien. Rapatnya efisien, jelas
agendanya, waktunya jelas, apa yang diomongin. The way to organize rapat
saja sudah menggambarkan how the way you organize your company. Coba
anda perhatikan kalau anda sering rapat, rapatnya tidak jelas, agendanya
tidak jelas, agendanya tidak jelas, kemudian 2 jam ngomongnya tidak jelas,
kalau keluar dari ruang rapat, mukanya tetap tidak jelas. Ya itu adalah suatu
tanda-tanda. So you have, I don’t have to send you to Harvard Business School,
udahlah itu aja. Clarity what to talk, konsisten.
Kemudian anda sebagai pemimpin-pemimpin BUMN, kan anda harus siap
menjadi tidak hanya role model tapi juga coach. Bicara dengan stakeholder
anda, karyawan, makanya saya mau tanya, apakah di dalam 24 jam, 7 hari
seminggu, 30 hari 1 bulan, do you really spent your time to talk with your team,
with your karyawan, comparing yourself with your competitor, kita mau menjadi
seperti apa? Kalau anda lihat di dalam neraca waktu anda itu kok hanya cuman
less than 25%, the rest anda mah berkeliaran tidak jelas, spending your time
untuk sesuatu yang tidak jelas, itu juga tanda-tanda. Menurut saya mengelola
BUMN, mengelola negara, ya kalau kita mau menjadi baik be consistent
untuk menjadi baik aja. Tidak usah ke mana-mana dan sebetulnya punya
luxury pada level company. Kalau negara kan lebih complicated. Di company
itu sebetulnya anda bisa control karena anda tahu jumlah karyawannya,
anda tahu berapa kantornya, anda tahu siapa yang membeli product anda,
anda tahu bagaimana cost payment nya. Semuanya bisa dikontrol. Dan oleh
karena itu menurut saya untuk menjadi company yang baik, anda semuanya
memiliki leadership dan komitmen yang sama. Bikinlah ikrar, kalau menurut
saya tidak hanya dari sisi integrity mengatakan kami memerlukan integrity
yang baik, tapi anda harus punya kontrak kinerja yang sangat jelas untuk
bisa, sebetulnya untuk mendisiplinkan karena manusia pada dasarnya tidak
suka disiplin, semuanya ya bangun suka-suka, masuk kerja ya tidak kerja,
kalau lagi senang ya senang, lagi enggak suka enggak suka. Dan oleh karena
itu perlu sedikit ada disiplin untuk hal seperti itu.
Saya cuma minta dalam hal ini, I just want to develop a benchmarking untuk
anda semuanya. Sehingga kalau sekarang ada BUMN ingin ketemu sama
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
84 85
saya is fine juga karena juga ketemu sama Bu Rini, mau ketemu sama saya
urusan pajak, saya sudah tahu sekarang neraca anda seperti apa, please don’t
come to me untuk minta sesuatu fasilitas pajak kalau anda tidak melakukan
your homework. Untuk nerima anda, tapi maaf dari pada kena semprot
saya. I am going to ask the lot of question. Karena saya akan care. Kalau anda
mengatakan, “Bu, di Malaysia kayak gini, di Singapura kayak gini, Thailand
begini, di negara lain begini”, Ok saya, tapi saya juga akan nanya how their
neraca, bagaimana governance nya. Karena saya tidak ingin bahwa setiap
satu rupiah uang negara easily untuk dilepas, kalau saya tidak tahu is it really
good untuk BUMN sendiri atau untuk Republik Indonesia.
Demikian yang mungkin saya bisa sampaikan kepada anda semua. Jadi saya
ingin menyampaikan kepada anda semua, selamat bekerja, congratulate
again bahwa anda punya shareholder yang mungkin anda jarang akan
mendapatkan shareholder yang seperti itu. Shareholder yang memiliki clear
telling you about what need to be done. Kalau tidak ada agenda lain selain kita
ingin melihat BUMN itu menjadi baik. Kalau ada yang jelek, I think it’s about
your performance.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
86 87
05
88 89
Mengelola Ekspektasi dan Kesempatan Penawaran
CIMB Niaga Economic Forum 2017
Hotel Ritz Carlton Jakarta, 26 Januari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Terima kasih, selamat siang. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk
kita semua.
Selamat tahun baru untuk seluruh para hadirin dan undangan yang diundang
pada acara CIMB Niaga dan Kadin. Tadi saya lihat judulnya Achoring The
Expectation dan Offering Opportunity. Saya rasa yang bagian pertama yang
paling penting karena expectation itu kalau tidak di anchor bisa agak liar. Jadi
kita akan coba untuk mengisinya. Saya diminta untuk membahas atau dalam
hal ini untuk menuntut dan saya harap ini tentu sesuai dengan pembahasan
dari para pembicara terdahulu.
Saya akan memulai dengan bagaimana meng-update kondisi ekonomi
Indonesia terutama tentu dikaitkan dengan beberapa policy dari pemerintah
yang berusaha untuk mendekatkan selangkah demi selangkah pengelolaan
ekonomi Indonesia mencapai tujuannya, yaitu tujuan masyarakat yang adil
dan makmur. Di dalam konteks kita hari ini saya selalu mengatakan Indonesia
sebagai negeri yang tadi disebutkan dengan penduduk besar bisa dilihat
sebagai market tapi bisa juga sebagai player di dalam ekonomi dunia tentu
akan makin menjadi player yang menentukan dan juga akan menciptakan
stability apabila masyarakatnya secara inklusif bisa ikut serta di dalam
menikmati setiap kemajuan dari pekonomiannya. Oleh karena itu, tema
mengenai keadilan dan kemakmuran itu selalu beriringan dan ini sebetulnya
kalau dilihat dalam konteks dunia hari ini, is not a unique Indonesia. Banyak
negara di dunia sekarang struggle untuk memahami, masalah inclusiveness
atau dalam hal ini keadilan di dalam konteks bagaimana tetap menjaga
momentum perekonomian. Saya mungkin tidak perlu harus membahas apa
yang dikatakan pembicara dari Amerika yang mengatakan tentang tema atau
sentimen masyarakat mengenai persepsi atau reality dari ketidakadilan, itu
equally important untuk selalu di-address oleh para policy maker.
90 91Teruslah Cintai Negeri Ini
Untuk Indonesia, mengenai hal ini tentu saja konteksnya adalah masih ada
lebih dari 10% masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan
sehingga mengentaskan kemiskinan is important. Tapi yang saya sebutkan
tadi adalah persepsi maupun reality tentang keadilan adalah mengenai
masalah relativitas posisi dari setiap kelompok masyarakat di Indonesia
di dalam melihat progres atau paling tidak memiliki harapan untuk
menikmati progres atau kemajuan di dalam hidupmya. Oleh karena itu kita
bicara tentang masalah ketimpangan dan masalah untuk meningkatkan
productivity maupun kemampuan dari sumber daya manusia Indonesia dan
perekonomian secara keseluruhan untuk menjadi berdaya saing menjadi
sangat penting.
Indonesia memang dari sisi pertumbuhan ekonomi tidak buruk seperti
tadi disampaikan oleh Pak Erlangga, Presiden di berbagai kesempatan
mengatakan pertumbuhan Indonesia ekonomi dalam satu decade rata-rata
satu dekade, atau kalau kita bandingkan dengan konteks G20 atau negara-
negara BRICS, kita masih dari sisi growth not only in one year but in a decade,
kita termasuk negara yang relatively bisa menjaga apa yang disebut level of
growth yang cukup respectable atau decent. Ini tentu merupakan sesuatu yang
cukup membanggakan di dalam konteks bahwa negara kita sizenya cukup
besar dan di dalam konteks bahwa dinamika ekonomi global selama satu
dekade ini tidak mudah, apakah kita bicara tentang global financial crisis 2009
atau bicara mengenai buruh dan komoditi dan kemudian emas, atau kalau
kita bicara mengenai masalah geopolitik maupun masalah security secara
dunia. Oleh karena itu, sebagai suatu negara yang mampu untuk tumbuh
secara baik, menurut saya itu adalah sesuatu achievement dan sekaligus juga
merupakan suatu hal yang harus terus dijaga. Kalau kita lihat dari sisi growth
demand side, memang Indonesia, sama seperti kebanyakan negara di dunia,
mungkin exceptionally adalah cuman di RRT (Republik Rakyat Tiongkok),
kita tetap didominasi oleh consumption. There is something wrong sebetulnya
kalau consumption itu menjadi engine of growth as long as dia itu di di-
sustained oleh income per kapita atau pendapatan yang terus juga masuk atau
kepentingan secara relatively dinikmati oleh seluruh kelompok pendapatan.
Nah tapi kalau consumption sebagai engine of growth menggambarkan adanya
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
dimensi ketidakadilan atau ketidakmerataan, maka dia menjadi sesuatu yang
tidak sustainable, apakah dari sisi politik maupun juga dari sisi ekonomi.
Suatu ekonomi akan tumbuh sehat apabila dia cukup menyeimbangkan
antara upaya meningkatkan aggregate demand dari sisi investment-nya
dengan kemampuan untuk melihat atau translation dari aggregate demansies
investment menjadi production di sisi supply-nya. Sehingga dua-duanya bisa
menciptakan apa yang disebut pertumbuhan dengan penciptaan kesempatan
kerja, pertumbuhan dengan penciptaan nilai tambah. Untuk saat ini
Indonesia perlu rata-rata ke pertumbuhan investasi selama satu dekade
sekitar 6,8%, tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah. Namun kalau anda
lihat laporan World Bank Januari ini menggambarkan di seluruh dunia terjadi
kelesuan dari appetite to invest. Itu tidak hanya terjadi di satu negara atau
region, hampir semua emerging dan developing country terjadi momentum
yang melemah dari sisi investment. Dan ini adalah sesuatu yang harus terus
kita waspadai dari sisi Indonesia ada beberapa faktor yang sifatnya spesifik
seperti komoditi yang meningkat secara pesat yang kemudian mengalami
penurunan secara drastis dari sisi volume maupun dari sisi harga dalam dua-
tiga tahun terakhir.
Saya mungkin tidak perlu berpanjang lebar membicarakan tentang external
environment dimana kita beroperasi sebagai suatu negara, global economic
growth specific dan local trade juga equally dan ini menjelaskan cukup
banyak kenapa ekspor dan impor di Indonesia mengalami pengaruh yang
cukup signifikan dan tentu akan diterjemahkan dalam bentuk penerimaan
pemerintah dari sisi perpajakan. Dari sisi production side, memang kita lihat
bahwa sektor yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi masih adalah
sektor-sektor di bidang fashion atau services sector. Tadi yang disebutkan
oleh Pak Erlangga manufacture, yang sebetulnya merupakan the biggest
contributor dari sisi penerimaan pajak di Indonesia, amazingly, adalah sektor
yang selama ini sangat sama sistemnya dengan sektor-sektor yang mengalami
pengaruh karena kelesuan ekonomi global. Ekspor, maupun kalau kita lihat
dari indikator impornya. Sedangkan sektor primer yang didominasi oleh
komoditas, juga mengalami perubahan atau pertumbuhan dalam hal ini yang
92 93
” dari sisi komposisi ekonomi antar pulau seperti yang terlihat di dalam gambar ini, mengatakan bahwa pulau-pulau lain terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua is growth very much depend on very narrow economic activity”
sangat terpengaruh oleh produktivitas dalam negeri, kalau itu adalah sektor
pertanian, namun juga dari sisi permintaan, dari sisi komoditas mining.
Kalau kita lihat isu ketimpangan di Indonesia, maka kita lihat bahwa
Indonesia is not only Jakarta atau Jawa, walaupun kalau kita lihat dari sisi
GDP (Gross Domestic Product) maupun dari sisi kontribusi terhadap tax,
penerimaan pajak atau perpajakan, like it or not, Jawa mendominasi ekonomi
Indonesia, 80% penerimaan negara dari pajak itu adalah berasal dari pulau
Jawa sendiri. Oleh karena itu kalau kita bicara tentang Indonesia sebagai
satu negara kesatuan, suatu entity ekonomi, entity politik, kita tidak bisa
terus menerus membuat pola pembangunan yang sangat Jawa sentris. Tentu
saja pemerintah akan melakukan koreksi terhadap distribusi ekonomi,
angka yang kita sebut horizontal, angka region melalui berbagai kebijakan.
Baik kebijakan yang sifatnya adalah fiskal, pola pinjaman transfer, maupun
memang secara pemihakan. Presiden melalui Nawacita, menggalakkan
bahwa kita harus melihat dari sisi pinggiran. Kita melihat beberapa
pembangunan betul-betul terlihat sangat nyata hanya dalam waktu 2 tahun
di beberapa daerah perbatasan di Indonesia.
Kalau kita lihat dari sisi komposisi ekonomi antar pulau seperti yang terlihat di
dalam gambar ini, mengatakan bahwa pulau-pulau lain terutama Sumatera,
Kalimantan dan Papua is growth very much depend on very narrow economic
activity. Apakah itu komoditi based, terutama pertanian dan pertambangan.
Makanya tidak heran bahwa pukulan yang cukup berat dalam tiga tahun
terakhir dirasakan oleh ketiga pulau ini. Terutama Kalimantan dan Papua
yang merasakan sekali growth negatif beberapa quarter terakhir yang
menggambarkan baik dari sisi sangat tidak terdiversifikasinya ekonomi
di pulau-pulau tersebut dan juga ketergantungan yang sangat besar hanya
kepada beberapa komoditas. Ini adalah PR (Pekerjaan Rumah) bahwa kita
tidak hanya sekedar melakukan transfer ke luar pulau Jawa tetapi kita
juga harus memikirkan bagaimana pulau-pulau tersebut mampu untuk
mengembangkan ekonomi yang lebih berdiversifikasi sehingga mereka
memiliki kemampuan untuk menjaga momentum pertumbuhan apabila ada
satu atau dua sektor mengalami pukulan tetap dari dalam maupun dari sisi
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
94 95
region maupun global. Kita lihat kalau Sulawesi, Bali dan pulau Jawa adalah
tiga region yang memiliki diversifikasi ekonomi yang cukup besar. Dan inilah
yang menyebabkan atau menjelaskan kenapa pertumbuhan di tiga region ini
relatively stabil dan lebih tinggi dibandingkan tiga pulau yang saya sebutkan
tadi.
Nah Indonesia secara umum stabilitas terjaga. Memang ini akan selalu relatif.
Inflasi pada tahun ini adalah the lowest in the decade 3,02%. Memang salah
satu faktornya adalah karena adminstered price memberikan kontribusi
terhadap inflasi yang sangat rendah. Orang kemudian akan secara logis
bertanya apakah tahun 2017 pemerintah Indonesia akan mampu menjaga
administered price pada relatively terus stabil. Dan ini adalah suatu tantangan
yang tidak mudah karena kebijakan fiskal 2017 yang sudah di-approved
dan di-agreed oleh Dewan (DPR) bersama pemerintah memberikan signal
bahwa ada beberapa policy di dalam kebijakan APBN (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara) ini yang berimplikasi kepada perubahan dari alokasi
subsidi dan cara membayarkan subsidi yang kemudian implikasinya adalah
kepada beberapa barang atau komoditas. Dan ini adalah tantangan untuk
tahun 2017 dengan demikian adalah merubah komposisi inflasi, dari yang
tadinya administered price relatively tidak contribute kalau dia harus berubah
maka harus dikompensikan oleh faktor inflasi lain for example, volatile food
maupun barang-barang core inflation. Itu adalah dua faktor inflasi lain di
luar administered price.
Indonesia dari sisi stabilitas itu juga terlihat dari kemampuan kita untuk
melakukan financing defisit kita yang relatively positif. Bahkan pada saat
terjadinya jittery, kita relatively memposisikan Indonesia sebagai salah satu
emerging country yang mampu untuk menyampaikan apa fundamental
dari ekonomi kita yang diharapkan bisa dipahami oleh para investor dan
memposisikan Indonesia sebagai emerging country yang relatively stable.
Apakah itu dilihat dari exposure utang, apakah dari sisi komposisi utang,
apakah dari sisi neraca eksternal, apakah dari sisi defisit fiskal maupun
dari sisi bottom line untuk menciptakan pertumbuhan dan tadi issue yaitu
mengenai pemerataan. Ini adalah hal-hal yang sifatnya fundamental yang
diharapkan, kalau kita mau bicara across the board, membandingkan
negara by negara, tentu kita bisa melihat dimana posisi negara Indonesia
di dalam konteks keseluruhan region maupun global. Oleh karena itu, tema
yang disampaikan oleh pemerintah selama ini adalah kalau perekonomian
dunia yang tidak pasti. sekarang coba anda tanya sepuluh ke 10 analistist,
mereka akan memiliki lebih dari sepuluh view yang berbeda mengenai what
is going to happen in 2017. Bahkan kalau ditanyakan Senin dengan hari Jumat
saya yakin angka-angkanya juga sudah mulai adjusted. Karena yang mem-
produce ketidakpastian itu mem-produce-nya sehari bisa tiga hari, melalui
twitter. Sehingga ini menyebabkan banyak sekali yang harus kita lihat dari
sisi kemampuan kita untuk mengatakan ketidakpastian itu apakah harus
menjadi sesuatu yang mencemaskan atau yang harus kita sikapi dengan
melihat policy option yang lebih cenderung terukur oleh kita sebagai suatu
negara.
Buat Indonesia tentu saja sebagai negara yang cukup besar dari sisi populasi,
daya beli, market-nya dan potensinya, kita memiliki choice. Choices-nya
adalah when the uncertainty surrounded us, itu escalade, kita akan melihat
sebagai apakah ada option dari uncertainty itu dan apakah ada suatu
anchoring standary di dalam negeri. Ini makanya tadi temanya mengenai
anchoring expectation is always resounded dengan kemampuan kita juga untuk
menganchor, untuk menjangkarkan cara kita bersikap di dalam menghadapi
dunia. Dan inilah yang dilakukan pemerintah untuk fokus pada domestik
tanpa kita menjadi inward looking. Fokus untuk memperkuat fundamental
ekonomi tanpa kita menjadi protectionist yang kemudian counterproductive
terhadap ekonomi kita sendiri. Ini suatu kombinasi yang tidak mudah,
namun bisa dilakukan. Fokus pada domestic needs dan kita mau memperbaiki
komposisi dari demografi Indonesia sehingga mereka menjadi masyarakat
yang productive, yang kompetitif, yang mampu memiliki daya beli sehingga
kita menciptakan market yang bisa kita secure. Namun pada saat yang sama
itu berarti kita perlu untuk mampu menciptakan kesempatan kerja. Investasi
menjadi sangat diuji. Oleh karena itu berbagai upaya pemerintah untuk
memperbaiki ease of doing bussiness, investment climate, infrastruktur,
diperbaiki dan komposisi dari belanja APBN untuk lebih mengivestasikan
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
96 97
kepada quality sumber daya manusia menjadi sangat penting. Kalau saya lihat
dari sisi komposisi belanja pemerintah, ini Indonesia bukan tipe negara yang
kekurangan uang, untuk itu saya tidak mengatakan banyak, is really relative.
Mau APBN-nya 2 triliun atau 200 triliun, ya enggak ada 200 triliun karena
ekonominya enggak sampai segitu, apalagi kalau US Dollar, kalau pakai
rupiah masih bisa 200 triliun. Kalau kita mau APBN 1.000 triliun 2.000 triliun
rupiah atau 10 ribu triliun rupiah, the question is more about how you are to get
the money, the source untuk spending yang memang matters bagi perbaikan
ekonomi Indonesia. Dan tema ini adalah tema yang terus menerus akan kami
angkat di dalam banyak sekali saya sekarang melakukan komunikasi kepada
publik, untuk menjelaskan mengenai what is Indonesian budget and why it
is matter to everybody, yang kita temui. Karena APBN itu mempengaruhi
keseluruhan banyak sekali kehidupan masyarakat Indonesia. Mau dilihat
dari sisi revenue side yaitu perpajakan apakah itu pajak, bea cukai maupun
penerimaan negara bukan pajak. Ketiga-tiganya sama pentingnya meskipun
komposisinya berbeda, memang paling besar adalah penerimaan dari pajak.
Apakah kita lihat APBN dari sisi belanjanya atau lebih collect money - how we
spend it? Apakah itu komposisi berdasarkan belanja pegawai, belanja modal,
belanja barang, atau bahkan dari sisi how we spend it across the country,
ke daerah mana and what kind of spending yang tadi disebutkan oleh Pak
Erlangga salah satunya adalah sekarang ini even transfer directly ke desa. Dan
transfer to the people terutama adalah poor people sehingga kita sebetulnya
memotong perantara cukup banyak. Itu adalah suatu pertanyaan policy yang
harus terus menerus kita diskusikan sebagai suatu negara. Is that the right
way to spend the money, tax or revenue government, di dalam rangka kita
untuk membangun pondasi dari ekonomi Indonesia lebih baik. Kalau kita
lihat dari belanja pemerintah, pemerintahan Presiden Jokowi melakukan
koreksi yang cukup signifikan dari belanja yang sifatnya less productive
menjadi belanja yang relatively menjadi lebih productive. Komposisi dari
yang tadinya lebih kepada subsidi energi menjadi infrastruktur dan direct
spending kepada education, health, maupun subsidi yang langsung kepada
masyarakat miskin. Ini adalah the same money you can spend it differently
and can achieve the different result. Itu cerita yang sangat nyata dan tema ini
” Dan transfer to the people terutama adalah poor people sehingga kita sebetulnya memotong perantara cukup banyak. Itu adalah suatu pertanyaan policy yang harus terus menerus kita diskusikan sebagai suatu negara”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
98 99
perlu terus menerus karena buat kami sebagai pengelola keuangan negara,
membelanjakan dengan baik, efektif dan efisien, it’s equally important as
kita collecting revenue untuk bisa membiayai belanja itu. Dan inilah yang
menjadi tema kita. Kalau menerima atau belanja pendidikan yang tadinya
hanya 140 sekarang diganti atau melewati 400 triliun rupiah, how we have
it, a quality which is three times as good as ten years ago? Belum tentu. Kalau
kita belanja kesehatan kita adalah double, is the quality of the health, especially
those poor, adalah improving, itu juga sesuatu yang harus terus menerus kita
perbaiki. Sehingga debat publik, kalau kita akan mengatakan debat publik,
akan menjadi lebih diisi oleh hal-hal yang sifatnya is not about what need to
be done. Apa sih yang harus didapat, how we get achieving and hownya ini
banyak sekali, membutuhkan banyak talent.
Di Amerika hari ini orang bicara tentang Obama Care Health Programme,
yang memang merupakan matters a lot untuk health country in the world dan
Indonesia masih di dalam posisi adalah the first commer atau yang disebut
the follower kalau bisa kita mengatakan, untuk menciptakan yang disebut
universal health coverage, untuk populasi di Indonesia. Ini adalah suatu
untuk mengatakan bahwa seluruh penduduk Indonesia penting, penduduk
yang sehat dan penduduk yang educated akan menjadi penting dan itu tidak
akan terjadi dengan sendirinya, you need to intervene tapi how to intervene
dan tercapai tujuan yang dikehendaki adalah tantangan yang harus kita
sekarang terus menerus hadapi.
Dan dari sisi komposisi belanja untuk infrastruktur barangkali sudah banyak
sekali mendominasi pembicaraan di berbagai media ataupun di berbagai
pertemuan. Belanja pemerintah untuk infrastructure tidak hanya directly,
langsung dari APBN tapi juga melalui BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan
bahkan kita terus menerus mem-promote public private partnership melalui
improvement dari policy-policy yang kita lakukan. Seluruh private sector enggan
masuk di bidang infrastruktur karena mereka menganggap resikonya terlalu
besar. Ada jaminan yang kita harus berikan. Ada juga persoalan mengenai
bagaimana memperoleh tanah. Pemerintah menghasilkan atau dalam hal ini
meng-create apa yang disebut land bank more than twenty trillion untuk tahun
ini saja di dalam rangka untuk mengakuisisi tanah dalam rangka untuk
membangun infrastruktur. Banyak juga yang mengatakan bahwa saya tidak
tertarik untuk masuk ke infrastruktur dari private sektor karena biasanya
revenuenya tidak bisa dijamin. Karena biasanya policy mengenai tarif itu
sangat kental aspek politiknya. Oleh karena itu kita bikin apa yang disebut
guarantee untuk payment atau revenue. Ada juga yang disebut viability get,
kalau infrastrukturnya secara ekonomi sangat-sangat tinggi nilainya tapi
secara financial masih sangat rendah, maka kita buatkan viability get fund.
Jadi pemerintah memang mengcreate banyak sekali instrumen dan policy
di dalam rangka untuk menginvite more and more private sector untuk bisa
ikut berpartisipasi di dalam membangun infrastruktur di Indonesia yang
masih sangat kurang. Kita bicara tentang infrastruktur gap di Republik
Indonesia atau Asia in general karena waktu saya di Bank Dunia saya tahu
ini adalah region yang sangat haus di dalam membangun infrastruktur. Satu
triliun per tahun, USD1 triliun per tahun di estimasi sebagai gap yang harus
dibangun di seluruh Asia. Nah dengan policy pemerintah seperti ini, sudah
tentu berharap bahwa Indonesia akan mampu untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkualitas. Saya memahami
bahwa selama ini banyak pertanyaan mengenai kredibilitas dari APBN.
Dan ini adalah merupakan salah satu assignment yang paling besar atau
paling urgent, kalau bisa dikatakan pada saat saya mengambil pekerjaan
ini kembali sebagai menteri keuangan. Tahun 2016 kita tutup dengan defisit
yang mencapai 2,47% dari GDP atau dalam hal ini mencapai sekitar 307
triliun dari defisit tahun 2016. Tahun depan kita melakukan planning untuk
defisit sebesar 330 triliun. Penerimaan negara tahun depan adalah 1.750
triliun dan belanja negara mencapai 2.080 triliun rupiah, dengan defisit
akan mencapai 330. Apakah Indonesia mengalami kronik defisit? Tentu saja
tidak. Kalau kita lihat komparasinya dengan negara-negara lain di dunia,
size atau level of defisit maupun nominal dari sisi hutang kita, relatif ke GDP
maupun nominal absolute kita relatively masih dalam situasi yang relatively
cukup baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju. Kita tentu akan terus menjaga agar financing dari
defisit ini bisa dijawab secara relatively well di dalam situasi dimana pada
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
100 101
” kalau ingin menciptakan compliance culture, maka kita harus bisa menjadi institusi yang bisa dipercaya, yang kita tidak meng-harass para wajib pajak dan kita bisa memberikan the easy to pay tax ”
saat global environment mengalami perubahan yang cukup tidak pasti pada
tahun 2017 dan tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu strategi dari
financing defisit pemerintah akan dilakukan secara terus menerus dengan
prinsip kehati-hatian dan melakukan kolaborasi dengan seluruh partner kita
agar mampu untuk mem-present the case of power country and our budget
in the most credible way tanpa kita compromising integrity maupun dari sisi
nationalism. Dan ini yang akan kita lakukan. Saya sadar untuk tahun 2017,
the focus of many of the people is going to be also care on the revenue side.
Tahun 2016, kita melakukan tax amnesty dan sampai hari ini kita mencapai
lebih dari Rp108 triliun penerimaan dan juga masih akan memiliki satu
setengah bulan lagi, dua bulan lebih satu minggu untuk tax amnesty tahap
terakhir. Saya pernah mengatakan bahwa penerimaan dari sisi tax amnesty
penting tapi yang paling penting adalah lebih kepada memunculkan dan
menumbuhkan a culture of compliance bagi masyarakat dan tax payer di
Indonesia. Ini adalah menggambarkan bahwa republik ini tidak akan bisa
menjadi negara yang besar, maju dan baik tanpa ada peningkatan kepatuhan
membayar pajak dari para wajib pajak di Indonesia. Kalau Indonesia tax ratio-
nya masih 11% dan payroll of compliance-nya adalah di 62% maka kita perlu
melakukan perbaikan, karena tanpa adanya perbaikan dari sisi compliance,
it is impossible untuk men-sustain republik ini hanya lebih segelintir atau
sekelompok kecil masyarakat Indonesia.
Penerimaan pajak tahun 2017 masih tentu akan challenging. Karena pertama
tadi kalau note-nya adalah pertumbuhan ekonomi masih belum akan fully
recovered, namun di sisi lain kita terus berasumsi bahwa pertumbuhan dari
penerimaan pajak akan terus ditingkatkan, itu berarti kita akan rely on
extra effort dan reform dari Direktorat Jenderal Pajak. Oleh karena itu saya
me-launch tim reformasi Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai sebagai dua institusi yang penting di Kementerian Keuangan
yang bertanggung jawab di sisi penerimaan negara. Dan kami akan terus
memperbaiki dari sisi institusi, entah itu dari sisi sumber daya manusia,
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
102 103
business process, IT system dan peraturan perundang-undangan. Karena ini
matters a lot, kalau ingin menciptakan compliance culture, maka kita harus
bisa menjadi institusi yang bisa dipercaya, yang kita tidak meng-harass para
wajib pajak dan kita bisa memberikan the easy to pay tax. Dan ini adalah
hal-hal yang akan terus kita investasikan di dalam rangka kita untuk
memperbaiki apa yang disebut penerimaan perpajakan di Indonesia.
Saya rasa yang terakhir saya ingin menyampaikan bahwa instrumen fiskal
adalah instrumen yang sedemikian penting. Kalau saya mengatakan bahwa
penerimaan perpajakan bisa meningkatkan Indonesia menuju masyarakat
adil dan makmur. Ini karena saya bisa menceritakan kepada anda, what
doest it mean to have Rp1 trilliun revenue dari sisi perpajakan. Satu rupiah
atau satu triliun rupiah penerimaan Pajak, itu means a lot bagi agenda-
agenda pembangunan di Indonesia. Apakah anda akan melihatnya dari sisi
membangun infrastruktur seperti jalan raya, irigasi, membuka atau mencetak
sawah, bahkan memberikan bibit dan pupuk yang bersubsidi kepada para
petani itu menjadi sangat penting. Satu triliun rupiah anda bisa lihat dari
dimensi keamanan, tadi kita bicara tentang Pilkada. Semakin hari masing-
masing polisi harus menangani berbagai macam dinamika masyarakat,
satu triliun adalah cukup untuk membayar gaji 10 ribu polisi Indonesia
selama setahun. Dan itu adalah salah satu bentuk apa yang kita sebutkan
perbaikan dari sisi kinerja dari Kepolisian, TNI atau aparatur yang lain akan
sangat matters of dari sisi stabilitas maupun dari kualitas dari institusi di
Indonesia. Satu triliun adalah sama dengan membangun lebih dari 11.900
rumah-rumah prajurit di Indonesia. Kalau prajurit enggak bisa punya rumah
sendiri, maka mereka pasti akan ada excess negatif kepada society. Kalau kita
lihat satu triliun rupiah untuk masyarakat miskin dan memberikan 3,6 juta
masyarakat miskin untuk bisa mendapatkan akses kesehatan secara gratis,
sampai kepada memberikan 355 ribu keluarga miskin dalam bentuk cash
transfer atau dalam hal ini membangun sekolah-sekolah, SD, SMP, SMA,
agar mereka mampu untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih baik.
Termasuk penerimaan pajak satu triliun sama dengan kita membayar gaji
guru sebanyak 23.585 guru senior atau kebutuhan hospital rumah sakit
sebanyak 50 rumah sakit di seluruh Indonesia.
Ini adalah berbagai contoh yang kelihatannya sepele tapi itu menggambarkan
kalau instrumen APBN begitu penting di dalam rangka untuk menciptakan
ekualisasi maupun perbaikan yang disebut kemampuan yang bisa dinikmati
secara inklusif oleh masyarakat. Namun APBN is not the only instrument. Kita
semua tahu bahwa di dalam mengelola ekonomi, kita tidak hanya rely on rich
man, riskan. Instrumen dari sisi policy structural is so important. Pemerintah
telah melaunch 14 Paket Kebijakan Ekonomi, tapi di dalamnya yang paling
penting adalah how to improve the real doing business di Indonesia. Meskipun
kita telah mencapai perbaikan di dalam ranking, menurut saya Indonesia bisa
lebih baik lagi dan oleh karena itu, untuk terus fokus memperbaiki quality of
birokrasi dan policy Indonesia akan menjadi matters di dalam rangka kita
untuk memperbaiki iklim bisnis.
Terakhir saya akan mengatakan, betul pada hari ini Indonesia mendapatkan
pengakuan dari berbagai institusi internasional mengenai the way we
manage our economy. Namun ini tidak meng-underestimate challenge yang
ada hari ini dan ke depan. Situasi yang dihadapi tidak akan lebih mudah.
tentu saja bukan hanya karena dari sisi global, faktor-faktor yang muncul,
yang ketidakpastian itu masih akan berpotensi menciptakan suprise dari
sisi positif maupun negatif. Dan ini harus terus menerus kita lihat di dalam
setiap hari kita tidak hanya membaca news tapi juga melihat trend. Yang
kedua, internally masih banyak masalah struktural di Indonesia yang tidak
bisa hanya selesai hanya dalam waktu sebulan atau bahkan setahun even if
dia so persistent. Karena banyak masalah struktural kalau anda mau bicara
tentang tenaga kerja di Indonesia yang berpendidikan dan punya skill, even
kita sudah meng-spend 400 triliun is not will be the next year immediately
tenaga kerja Indonesia menjadi semuanya educated dan skilled dan punya skill
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
104 105
dan kemudian dia menjadi productive. Banyak masalah yang memang very
deep structure takes time. Oleh karena itu saya akan menutup bahwa tema
hari ini untuk mengatakan anchoring the expectation is so important. Tidak
mengatakan bahwa kita give up atau kita terlalu generous, supaya pemerintah
punya space dan time untuk bisa bekerja, tapi sebagai suatu negara, we
know that many problem memang sangat struktural. Dan it takes sometime
to generation for this country to improve ourself. But, kalau kita mengatakan
progres suatu generasi tidak akan terjadi tanpa langkah pertama, kedua
dan ketiga. So we’re trying now sebagai government adalah you will try to
make that initial continue consistant steps, sehingga kita bisa pada akhirnya
memperbaiki pondasi masyarakat di Indonesia, ekonomi Indonesia, sosial
Indonesia, sehingga mereka benar-benar bisa menjadi suatu negara yang bisa
mencapai tujuannya yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
Terima kasih
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.z
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
106 107
06
108 109
Pentingnya Unit-Unit Pendukung Bea dan Cukai Dalam Efektifitas Kinerja
Apel Peringatan Hari PabeanInternasional Ke-65
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai26 Januari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama kita patut untuk memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena pada hari ini atas hidayahNya kita diberi kesempatan
untuk berkumpul bersama-sama melaksanakan apel peringatan Hari
Pabean Internasional yang ke-65. Peringatan Hari Pabean Internasional pada
hari ini atau pada tahun ini memiliki tema yang berbeda, yang sebetulnya
mencerminkan suasana secara internasional karena ini diperingati oleh
seluruh pabean internasional. Seperti kita semua ketahui Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai atau bea dan cukai di seluruh dunia memiliki
berbagai fungsi apakah dia sebagai revenue collector atau mengumpulkan
penerimaan negara, sebagai penjaga perbatasan dalam bentuk community
protectors memfasilitasi perdagangan antar negara atau trade facilitator dan
juga mendukung kegiatan industri di suatu negara atau disebut industrial
assistants. Namun berfungsinya dan bekerja efektifnya serta kinerja atau
prestasi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau customs di seluruh
dunia sangat tergantung kepada pentingnya yang disebut supporting unit.
Yaitu unit-unit yang mendukung dengan menyediakan data yang akurat,
detail, kredibel, serta analisa data yang bersifat sangat efektif. Untuk
mengidentifikasi masalah dan menemukan berbagai macam aspek risiko,
sehubungan dengan hal itu World Customs Organization atau WCO selaku
induk organisasi administrasi kepabeanan dunia mengambil tema pada
tahun ini data analysis dengan slogan “Data Analysis for Effective Border
Management”. Slogan ini sangat berarti dan sangat mengena sekali dengan
suasana negara kita yaitu bagaimana kita dapat mengelola perbatasan secara
efektif melalui penggunaan dan analisa data yang lebih baik.
Kita semua tahu bahwa manajemen resiko dari system intelligence bea dan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
110 111
” Seorang analyst memiliki nilai yang sangat tinggi apalagi di era informasi teknologi yang begitu sangat meluas digunakan oleh masyarakat”
Teruslah Cintai Negeri Ini
cukai, analisa data merupakan salah satu fungsi dan aktivitas yang luar biasa
penting di dalam menentukan keberhasilan eksekusi untuk menargetkan dan
memfokuskan seluruh resource yang ada di dalam mencapai tujuan atau fungsi
dari bea dan cukai. Analisa yang baik sangat ditentukan oleh dua hal. Kualitas
manusianya yang memiliki kemampuan intelligence dan intelektualitas yang
mampu mengolah informasi dan data. Dan yang kedua tentu saja adalah tools
atau alat termasuk information technology yang digunakan. Seorang analyst
memiliki nilai yang sangat tinggi apalagi di era informasi teknologi yang
begitu sangat meluas digunakan oleh masyarakat. Dia memiliki peranan yang
sangat penting untuk bisa membedakan informasi-informasi yang sifatnya
akurat kredibel strategis dan relevan bagi berfungsinya bea dan cukai secara
efisien, efektif dan memiliki kewibawaan yang tinggi karena dia mampu
menangkap trend, pola dan bahkan mengantisipasi risiko. Sebagai Menteri
Keuangan saya bangga kepada jajaran bea dan cukai karena sekarang ini saya
lihat di jajaran bea dan cukai Indonesia kita telah memulai memiliki analyst-
analyst yang mampu menghasilkan informasi yang akurat sehingga sangat
membantu di dalam pelaksanaan eksekusi target dari program kita. Akurasi
yang muncul adalah hasil dari kualitas sumber daya manusianya maupun
tools atau alat serta informasi teknologi yang kita miliki. Saya berharap bea
dan cukai Indonesia akan terus melakukan investasi di bidang sumber daya
manusia dalam bentuk pendidikan pengetahuan dan pengalaman sehingga
kita bisa memiliki banyak analyst yang sangat berguna untuk menjaga
Republik Indonesia dan mampu mendukung tugas bea dan cukai tidak hanya
dari sisi penerimaan negara namun mampu juga untuk mencegah risiko-
risiko yang dihadapi oleh masyarakat dan perekonomian.
Para pegawai bea cukai yang saya banggakan. Dalam hal pelayanan, bea
cukai juga telah menciptakan program Authorized Economic Operator atau
AEO. Dimana program ini merupakan program yang diakui oleh instansi
kepabeanan di seluruh dunia. Bea cukai telah melakukan sertifikasi terhadap
40 perusahaan yang memiliki reputasi yang baik meliputi importir, eksportir
dan perusahaan pengurusan jasa kepabeanan atau PPJK dari periode 2015
dan 2016. Saya senang bea cukai terus menerus mengidentifikasi pelaku-
pelaku baik importir eksportir maupun pelaku jasa kepabeanan yang
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
112 113
memiliki track record reputasi dan konsistensi yang tinggi sehingga mereka
dapat kita berikan pelayanan yang premium. Dan membedakan dari para
pelaku-pelaku yang sifatnya abu-abu atau yang memiliki resiko terhadap
negara yang lebih besar sehingga fokus dari tenaga kita pikiran kita sumber
daya kita adalah untuk menjaga resiko itu tapi tidak untuk merusuhi atau
dalam hal ini membebani para pelaku yang memang memiliki track record
yang baik. Saya ingin bea cukai untuk terus melakukan diferensiasi dan
diskriminasi yang memang kita lakukan dalam rangka untuk memberikan
sinyal maupun insentif bagi pelaku usaha agar mereaka menjadi pelaku
usaha yang baik.
Dari sisi pengawasan bea cukai menerapkan juga sistem hukuman atau
punishment terhadap perusahaan yang tidak patuh terhadap regulasi.
Sebagai bukti nyata bea cukai telah menjatuhkan sanksi kepada pengusaha
gudang berikat dan kawasan berikat yang tidak patuh. Tiga tahun terakhir
ini bea cukai menjatuhkan sanksi kepada 79 pengusaha gudang berikat, 260
pengusaha kawasan berikat. Saya tahu bahwa pengusaha yang buruk juga
bisa menularkan virus buruk kepada jajaran kita. Oleh karena itu saya ingin
hukuman kepada mereka adalah sekeras-kerasnya agar juga memberikan
sinyal kepada seluruh jajaran kita bahwa kita tidak mengkompromikan
prinsip-prinsip yang tidak baik.
Untuk bidang narkotika, psikotropika dan prekursor, pada tahun 2016 bea
cukai telah mampu melakukan penindakan sebanyak 14.890 kasus. Saya
sangat bangga dengan prestasi bea cukai di bidang pencegahan, penindakan
kasus narkotika, psikotropika dan prekursor. Kalau dilihat statistik dan
analisa datanya menunjukkan peningkatan yang luar biasa besar dari tahun
ke tahun.
Para pegawai bea cukai yang berbahagia dan saya banggakan. Dalam
kesempatan ini saya mengharapkan agar bea cukai terus meningkatkan
pelayanan dan pengawasan sesuai dengan semangat reformasi birokrasi
yang sedang kita jalankan. Saya tahu bahwa masih ada satu dua kasus dari
jajaran kita yang mengkhianati keseluruhan uniform maupun kesatuan bea
Teruslah Cintai Negeri Ini
” Dalam kesempatan ini saya mengharapkan agar bea cukai terus meningkatkan pelayanan dan pengawasan sesuai dengan semangat reformasi birokrasi yang sedang kita jalankan.sehingga dia tetap menjadi sumber motor penggerak dan confidence ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
114 115
dan cukai dengan melakukan tindakan pidana dan tidak terpuji. Mereka
tidak mencerminkan value atau nilai-nilai yang baik dari Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai. Anda semua yang berdiri di sini maupun di seluruh kantor-
kantor di seluruh Indonesia harus mampu memerangi dan mengingatkan
jajaran teman, atasan, bawahan, teman sekolega yang masih memiliki
kecenderungan melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji. Namun bea dan
cukai sebetulnya memiliki prestasi yang positif. Sebagian besar dari jajaran
bea cukai adalah mereka yang memiliki komitmen terhadap integritas serta
dedikasi yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah bea cukai di daerah
perbatasan Entikong yang kebetulan saya telah mengunjunginya. Di jajaran
staf bea cukai Entikong telah berhasil melakukan modernisasi pelayanan
cost lintas batas dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi melalui
aplikasi sistem informasi kartu identitas lintas batas atau disebut SISKA.
Keberadaan SISKA ini membantu proses bisnis logistik di perbatasan dengan
demikian layanan di pos perbatasan dapat dilakukan secara lebih cepat,
lebih akurat dan dapat memberikan data secara real time. Inovasi semacam
ini merupakan inovasi yang sangat mengagumkan dan saya sangat apresiasi
setinggi-tingginya. Saya senang tadi Dirjen Bea Cukai memberikan Certificate
of Merit kepada jajaran di Entikong yang saya tahu melakukan inovasi yang
sangat berarti tidak hanya untuk kantor bea cukai tapi juga untuk masyarakat
karena mereka merasa dimudahkan dengan inovasi tersebut.
Saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada banyak
jajaran di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang selama ini bekerja sangat
keras dan bahkan sebagian memasuki pekerjaan ini atau menjalankan
pekerjaan ini memahami bahwa mereka menghadapi risiko yang tidak kecil.
Saya ingin menyampaikan dukungan yang sekuat-kuatnya kepada jajaran
bea dan cukai yang harus menjalankan tugas dan fungsi dan bahkan harus
menghadapi risiko termasuk dalam hal ini risiko terhadap jiwa dan raga
mereka. Merekalah para pahlawan yang harus kita berikan penghargaan.
Mereka adalah pahlawan yang tidak perlu harus diperingati setiap tahun
sekali karena mereka pahlawan setiap hari bagi kita semua.
Saya ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada seluruh
Teruslah Cintai Negeri Ini
jajaran bea dan cukai yang telah melakukan tugas-tugas yang memiliki
resiko tinggi. Pada perayaan hari pabean internasional yang ke 65 ini mari
kita kembali membulatkan tekad kita untuk terus berbakti dan melakukan
dedikasi serta memberikan prestasi yang setinggi-tingginya kepada negara
yang kita cintai yaitu bumi pertiwi Indonesia. Dengan bekerja sepenuh
hati dengan integritas yang tidak dikompromikan dan dengan prestasi dan
inovasi yang bisa diberikan, saya ingin mendorong seluruh jajaran Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai untuk menjadi institusi kepabeanan yang terkemuka
dan terbaik di dunia.
Akhir kata saya ingin menekankan bahwa bea cukai harus makin baik.
Selamat hari pabean internasional yang ke-65. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa melindungi dan membimbing kita semua untuk menjalankan tugas bagi
negara dan bangsa Indonesia.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
116 117
0607
118 119
Membangun Industri Sawit Yang Berkelanjutan dan Komprehensif
Pertemuan Nasional SawitIndonesia 2017
Hotel Borobudur Jakarta, 2 Februari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan
salam sejahtera.
Yang saya hormati seluruh peserta di acara Pertemuan Nasional Sawit
Indonesia tahun 2017. Pertama-tama tentu kita patut untuk memanjatkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kita diberikan
nikmat sehat untuk berkumpul bersama-sama dalam menyelenggarakan
Pertemuan Nasional Sawit Indonesia tahun 2017.
Pada dasarnya pertemuan ini merupakan suatu wadah untuk bekerjasama,
berkoordinasi dan bersinergi dari berbagai macam stakeholders yang
berhubungan dengan kegiatan sawit Indonesia dan tentu sangat berguna
untuk kita semua saling melakukan refleksi, evaluasi, dengan tujuan untuk
membangun suatu masyarakat yang adil makmur di dalam rangka untuk
menciptakan keberlanjutan dari daya saing sawit di Indonesia.
Banyak sekali dimensi dari kegiatan sawit di Indonesia. Saya akan coba
untuk juga memberikan beberapa pandangan pada forum ini yang tentu saya
harapkan bisa digunakan untuk melakukan evaluasi, sinergi, koordinasi dan
pada ujungnya adalah kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pertama saya ingin memberikan juga penghargaan atas kinerja dari Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau dalam hal ini BPDPKS yang
saya tahu tepatnya sebagai BLU (Badan Layanan Umum) selama ini anda
dititipkan di Kementerian Keuangan. Jadi kalau artinya ada di Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) membicarakan tentang anggaran Kementerian
Keuangan, BPDP Kelapa Sawit ini tiba-tiba muncul di dalam anggarannya
120 121Teruslah Cintai Negeri Ini
Kementerian Keuangan, yang sering juga diinterpretasikan dengan berbagai
hal karena jumlahnya cukup besar kalau dibandingkan dengan anggaran
Kementerian Keuangan sendiri. Jadi seolah-olah Kementerian Keuangan
punya anggaran sangat besar, padahal duitnya adalah miliknya dana
perkebunan kelapa sawit. Saya mengapresiasi bahwa dengan adanya dana
tersebut dan keberadaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit,
telah mampu melakukan suatu stabilisasi dari harga sawit sehingga harga
rata-rata CPO (Crude Palm Oil) mampu meningkat dari USD535 per ton pada
bulan Juli tahun 2015 yang lalu dan sekarang telah meningkat USD789 per ton
di bulan Desember tahun 2016. Dalam hal ini tentu juga sangat baik di dalam
rangka untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan perencanaan
apabila harganya relatif stabil.
Saya juga menghargai BPDP Kelapa Sawit yang telah aktif di dalam mendorong
berkembangnya energi baru dan terbarukan atau di dalam hal ini EBT dalam
bentuk bio-diesel yang mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca
di Indonesia. Mari kita lihat apa yang merupakan kontribusi dari industri
kelapa sawit di Indonesia. Saya yakin karena telah dibuka oleh Bapak Menko
Perekonomian tentu beliau sudah menyampaikan. Mungkin ada sebagian
data maupun paparan akan overlap tapi saya ingin melihat industri dan
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kelapa sawit dari berbagai
macam dimensi.
Pertama tentu dari perkebunannya sendiri yaitu produktivitas sawit di
Indonesia. Yang kedua juga bahwa industri ini tidak bebas dari berbagai
macam persepsi, termasuk dalam hal ini kampanye negatif yang dilakukan di
lingkungan global. Juga dimensi sosial serta kesehatan serta sustainabilitas
mungkin perlu untuk dimasukkan di dalam pembahasan mengenai masa
depan dari kegiatan di bidang sawit. Dalam forum internasional, negara
Uni Eropa pada tahun 2020 merencanakan untuk menerapkan kewajiban
praktek pasokan berkelanjutan atau dalam hal ini 100% sustainability dari
supply chain untuk produk-produk yang berbasis minyak kelapa sawit. Hal
ini tentu merupakan suatu tantangan bahwa kita tidak lagi bisa mampu
menghasilkan suatu product yang sifatnya tidak sustainable atau bahkan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
merusak lingkungan yang kemudian diharapkan bisa kita paksakan di
negara-negara yang saya tahu akan semakin tinggi kesadaran untuk menjaga
lingkungan dan terutama di dalam mengelola efek rumah kaca karena
adanya perubahan iklim. Saya melihat terutama di pasar Eropa, komitmen
terhadap climate change itu luar biasa tinggi dan oleh karena itu penting
bagi para pelaku sawit di Indonesia untuk memiliki sertifikasi Indonesia
sustainable palm oil yang bisa diterima oleh pasar Eropa.
Ini tentu merupakan suatu tantangan dan sekaligus PR (pekerjaan rumah)
bagi industri maupun juga bagi pemerintah untuk bisa mengembangkan
suatu industri yang tidak hanya memiliki nilai positif dari sisi ekonomi dan
financial tetapi juga memiliki dimensi kelestarian sumber daya alam maupun
dari sisi kemampuan untuk menjaga daya beli dari para petani kecil dan
perkembangan kelapa sawit yang berkesinambungan. Mari kita coba lihat
peranan dari industri sawit di dalam perekonomian di Indonesia. Kalau kita
lihat beberapa angka yang sangat penting, ekspor komoditas sawit adalah
sekitar 12% dari nilai ekspor nasional. Pada tahun 2016 nilai ekspor sawit
mencapai USD17,8 miliar atau 231,4 triliun, dengan produksi mencapai 31
juta ton. Kontribusi dari kelapa sawit terhadap sektor pertanian mencapai
14,2% dan kontribusi dari minyak hewan dan nabati di dalam sektor industri
adalah sekitar 5%. Secara total kontribusi kelapa sawit di dalam program
turunannya terhadap seluruh GDP (gross domestic product) nasional bisa
mencapai 3%. Kalau kita lihat industri kelapa sawit dari dimensi penerimaan
pajak, adanya pungutan dana perkebunan atas ekspor kelapa sawit, CPO
dan product turunannya dan ini diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 133 Tahun 2015 tentang Tarif Pelayanan BLU BPDPKS yang dikelola
Kementerian Keuangan yang saya sampaikan tadi pagi, ini menyebabkan
kelapa sawit mesti mampu atau bisa mengurangkan seluruh pengeluaran itu
di dalam bentuk biaya operasional yang kemudian tentu saja berpengaruh
terhadap penerimaan pajak. Oleh karena itu, kita lihat kontribusi pajak dari
sektor perkebunan kelapa sawit menunjukkan tren justru menurun, yaitu
dari tahun 2012 turun dan baru pada tahun 2015 agak sedikit meningkat lagi
namun pada tahun 2016 kembali mengalami penurunan yaitu antara 2,23%
sekarang menjadi 1,23% dari total penerimaan pajak.
122 123
Penerimaan Negara Bukan Pajak, di sisi lain meningkat tetapi ini dikelola oleh
BPDPKS tadi yaitu mencapai 11 triliun pada tahun 2016. Kita semua paham
bahwa industri kelapa sawit dan perkebunan kelapa sawit memiliki peran
yang sangat besar di dalam penyerapan lapangan kerja. Pada tahun 2016 ini,
setidak-tidaknya 5,6 juta tenaga kerja yang berhubungan dengan industri dan
perkebunan kelapa sawit. Dan ini merupakan salah satu komoditas andalan
yang tentu sangat penting untuk kita jaga keberlanjutannya.
Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan juga beberapa hal.
Dari sisi pemerintah, dengan adanya BPDPKS yang merupakan agen atau
dalam hal ini BLU, meskipun kita mendiskusikan beberapa kali dan karena
saya baru menjadi Menteri Keuangan enam bulan ini, jadi ini adalah salah
satu badan baru, program yang dikelola di dalam BPDPKS ini tentu perlu
untuk terus menerus diperbaiki dari sisi sinerginya dengan Kementerian/
Lembaga yang terkait. Pembangunan industri kelapa sawit yang diatur
di dalam Perpres 61 Tahun 2015 dan kemudian diubah dalam Perpres 24
Tahun 2016, mencakup program peremajaan yang saya tahu sampai hari
ini barangkali masih sangat minimal, membangun sarana dan prasarana
sehingga bisa makin menciptakan suatu efisiensi termasuk di dalam tata
ruang, pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit
termasuk dalam hal ini penelitian dan research serta dalam rangka ketahanan
pangan. Industri sawit sebagai mitra dari BPDPKS, berperan penting untuk
mensinergikan berbagai kegiatan industri itu dengan program pembangunan
yang telah disampaikan di awal, yaitu membangun suatu industri sawit
yang berkelanjutan, yang komprehensif dan juga mampu secara konsisten
menerapkan Indonesia Sustainable Palm Oil atau ISPO. Baik itu di tingkat
masing-masing perusahaan maupun di tingkat petani. Yang tentu saya alami
karena saya ada di Bank Dunia selama enam tahun, setiap kali bicara kelapa
sawit, persepsi dari luar memang lebih mixed kepada dimensi yaitu ketidak-
sustainability-nya dan juga dimensi negatif terutama karena fenomena
kebakaran hutan.
” Perpres 24 Tahun 2016, mencakup program peremajaan yang saya tahu sampai hari ini barangkali masih sangat minimal, membangun sarana dan prasarana sehingga bisa makin menciptakan suatu efisiensi termasuk di dalam tata ruang, pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
124 125
Saya ingin menyampaikan studi yang dilakukan oleh Bank Dunia. Tahun
2015 lalu, sumber kebakaran hutan yang berasal dari prosesi kelapa sawit
adalah 10%. Perkiraan untuk kita pikirkan tadi dari sisi benefit positif, dari
sisi ekonominya. Namun kalau kita lihat fenomena kebakaran hutan, maka
kita melihat dan patut bertanya apakah manfaat dari sisi ekonomi dan
financial itu cukup tinggi untuk menjustifikasi destruction yang terjadi. Coba
kita lihat suatu estimasi di sini. Perkiraan kerugian akibat kebakaran hutan
dan kabut asap yang dilakukan oleh CIFOR (Center for International Foresty
Research), Kemenkes, Pemda dan World Bank adalah setara dengan 1,9% GDP
Indonesia tahun 2015. Dan menimbulkan kematian atas 19 jiwa serta lebih
dari 500 ribu kasus infeksi pernafasan dengan perkiraan biaya kesehatan
sekitar 2,1 triliun. Jadi kalau kerugian hutan 1,9% GDP yaitu USD16,1 billion,
dibandingkan even dengan penerimaan pajak saat itu, atau dari sisi total
penerimaan ekspor kita yang sebesar USD17,8 billion, maka sebetulnya
hampir dikatakan habis semua penerimaan ekspor itu dibandingkan dengan
kerugian yang sangat memukul masyarakat luas. Soalnya yang untung akibat
ekspor adalah beberapa perusahaan, ongkos dari kerugian USD16,1 billion
adalah ditanggung oleh ribuan manusia dan masyarakat. Belum kalau kita
hitung berapa waktu yang hilang, berapa banyaknya airport yang ditutup
dan kegiatan yang ditutup karena adanya kabut pada saat sesuatu yang
sangat buruk, yang diperkirakan bisa mencapai 54 triliun.
Situasi ini bukan masalah kalkulasi ekonomi dan financial. Situasi ini menjadi
sudah menjadi headline di seluruh dunia, yang pasti akan menyebabkan makin
sulitnya industri kelapa sawit untuk bisa melakukan penetrasi secara positif.
Akan makin sulit bagi kita untuk melakukan kampanye positif mengenai
sustainability maupun dari sisi kemampuan dari kegiatan kelapa sawit dan
industri sawit yang dipersepsikan memberikan keuntungan kepada seluruh
masyarakat dunia, tidak hanya Indonesia. Ini merupakan hal yang saya
berharap bahwa di dalam forum nasional ini, aspek-aspek negatif itu juga
dimasukkan tidak dengan kemudian kita meresponsnya secara defensif tapi
secara konstruktif apa-apa yang kita perlukan untuk memperbaiki tata kelola
dan pelaksanaan dan manajemen dari seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan sawit, baik dari hulu sampai dengan hilir, baik dari segi dimensi,
apakah itu dimensi manusianya yaitu para petani, pekerja, kepada dimensi-
dimensi sosial dan dimensi environment atau lingkungan hidup yang juga
perlu untuk terus menerus dijaga. Karena kita tidak ingin adalah Indonesia
memiliki suatu industri atau kegiatan yang hanya booming di dalam satu
generasi dan kemudian menimbulkan legacy atau warisan masalah kepada
generasi yang akan datang.
Oleh karena itu di dalam rangka ini tentu kami di Kementerian Keuangan
melalui tugas BPDPKS dan dalam koordinasi dengan Kementerian/Lembaga
yang lain yaitu sebagai Komite Pengarah, mengharapkan kalau kita mampu
untuk terus menerus merumuskan kebijakan yang baik dan mampu
kemudian tidak hanya meyakinkan dunia luar, sebetulnya yang paling
penting meyakinkan masyarakat Indonesia sendiri, apakah kegiatan yang
berhubungan dengan sawit ini acceptable dan memang memberikan benefit
yang tidak hanya dari sisi financial tapi juga dari sisi sosial dan lingkungan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah yang menurut saya konsisten
dengan tujuan negara kita untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur yang tentu tidak hanya membutuhkan satu kelompok usaha tapi at
the both of others.
Oleh karena itu pada pagi hari ini saya ingin mengingatkan agar untuk
BPDPKS yang berbentuk BLU, untuk tetap melakukan tugas-tugasnya yang
terkait dengan prinsip akuntabilitas pengelolaan dari keuangan yang sudah
dipungut dari industri, yang kemudian juga dilakukan untuk aktivitas-
aktivitas yang sesuai dengan tujuan untuk membangun industri yang
berkelanjutan. BPDPKS didesain dalam bentuk BLU yang berarti memiliki
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sesuai dengan prinsip korporasi
dan dengan demikian diharapkan bisa menjalankan tugas yang sesuai
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
126 127
” saya berharap bahwa pertemuan kali ini akan bisa meningkatkan kemampuan kita sebagai bangsa untuk mengelola kegiatan di bidang kelapa sawit dari mulai hulu ke hilir yang betul, betul, betul memberikan manfaat”
dengan mandatnya. Kami ingin menyampaikan bahwa tidak hanya urusan
mengumpulkan uang, tapi yang paling penting adalah dimensi untuk
mengelolanya dan menggunakan untuk seluruh masyarakat Indonesia
walaupun melalui industri maupun perkebunan kegiatan perkebunan
kelapa sawit. Dan tentu saya berharap bahwa dengan dana tersebut akan
bisa dilakukan juga sinergi dan koordinasi di antara Kementerian/Lembaga,
kalau saya lihat Kementerian/Lembaga yang terkumpul di dalam Dewan
Pengarahnya saja sudah berbagai Kementerian/Lembaga, ada delapan
Menteri kalau tidak salah, tadi malam saya bertemu, cukup banyak.
Ibu dan Bapak sekalian, tentu saya berharap bahwa dari pertemuan ini para
pelaku baik yang besar, menengah, kecil, semuanya memiliki awareness atau
kepedulian terhadap pentingnya untuk menjaga kegiatan di industri kelapa
sawit dan perkebunan kelapa sawit berdasarkan tata kelola yang baik. Tentu
menggunakan topi yang lain lagi yaitu sebagai pengelola keuangan negara,
saya berharap juga bahwa kegiatan di perkebunan dan industri kelapa sawit
bisa juga berkontribusi terhadap penerimaan pajak yang sesuai dan benar.
Saya masih perlu mengingatkan bahwa tax amnesty masih ada dua bulan dan
banyak perkebunan dan anda-anda yang memberikan kegiatan mungkin
perlu untuk melihat lagi laporan keuangannya apakah nanti ada aset yang
belum dilaporkan, nanti daripada kita akan melakukan enforcement segera
bulan Maret yang tentu sesuai dengan rate yang tidak lagi rendah.
Saya ingin mengingatkan ini karena kami memang perlu bertugas untuk
mengumpulkan penerimaan pajak. Bukan tugas yang menyenangkan, yang
paling enak adalah tugas membelanjakan uang. Cari uang itu bukan suatu
pekerjaan yang enak. Oleh karena itu saya ingin untuk BPDPKS seluruh
anggotanya juga melakukan ketaatan dari sisi pengelolaan keuangannya dan
pada akhirnya juga compliance atau kepatuhan untuk membayar kewajiban
kepada negara. Dan tentu saya minta maaf namun karena saya diminta
berdiri di sini untuk memberikan pandangan, pasti ada yang mengharapkan
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
128 129
saya ke sini untuk bicara tentang fasilitas, insentif, kita akan coba lakukan
tapi karena saya memiliki banyak topi, saya juga harus mengingatkan kalau
mengundang saya berarti siap-siap untuk saya mengingatkan membayar
pajak yang baik.
Akhirnya tentu saya berharap bahwa pertemuan kali ini akan bisa
meningkatkan kemampuan kita sebagai bangsa untuk mengelola kegiatan
di bidang kelapa sawit dari mulai hulu ke hilir yang betul, betul, betul
memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan betul, betul, betul bisa
meningkatkan harkat dan martabat Republik Indonesia. Saya tidak ingin
bahwa Indonesia identik sawit, identik dengan kerusakan dan identik dengan
kebakaran hutan. Saya ingin Indonesia identik dengan sawit, identik dengan
sustainability dan identik keadilan dan kemakmuran bersama.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
130 131
0908
132 133
Jangan Pernah Lelah Mencintai Republik Indonesia
Welcoming AlumniLembaga Pengelola Dana Pendidikan
Jakarta, 6 Februari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu’alaikum WarohmatullaahiWabarokaatuh. Selamat malam dan salam sejahtera.
Yang kami hormati, kami banggakan, kami cintai Bapak Prof. Dr. Bacharuddin
Jusuf Habibie, our President, the third President of Republic Indonesia. Bapak-
bapak dan Ibu dari daerah, Kepala Daerah maupun Bapak Gubernur, Bupati
atau yang mewakili, para jajaran dari Wakil Menteri dan jajaran Eselon I di
Kementerian Keuangan dan para Direksi Pengurus LPDP beserta jajaran dan
tentu yang saya banggakan, saya cintai dan yang betul-betul saya hormati
para Awardee LPDP.
Ini barangkali malam pertama kita bertemu dengan para Awardee secara
resmi, tadi disampaikan oleh Bapak Sekjen mengenai bagaimana perjalanan
dari upaya Negara Republik Indonesia untuk mencoba membangun sumber
daya manusia sebagai aset negara yang luar biasa penting. Republik Indonesia
adalah negara yang kaya namun kekayaan yang paling tinggi dan tidak
terhingga adalah pada manusianya. Dan oleh karena itu pada manusianyalah
kita perlu untuk terus menerus melakukan investasi dan upaya untuk
meningkatkan kualitasnya karena masa depan Republik Indonesia ada
di tangan manusia-manusia Indonesia hari ini dan ke depan. Saya sangat
senang mendengar bahwa pada malam hari ini kita bisa berkumpul lebih
dari separuh Awardee LPDP yang sudah menyelesaikan studinya, baik dari
luar negeri maupun yang dari dalam negeri. Dan tadi 2 (dua) contoh yang
disampaikan di sini, Adi yang dari Interior College dan pasti Pak Habibie akan
bangga karena dia mengambil jurusan studi Teknik Penerbangan. Jadi kalau
mendapatkan star itu adalah nilainya sempurna 5 (lima). Jadi ini satu dari
kalau tidak salah saya tadi dengar harusnya 10 (sepuluh) orang, jadi yang 8
(delapan) yang tidak ikut naik tidak usah iri, nanti pasti disampaikan juga.
Yang kedua yang perempuan dan saya ikut bangga, namanya Fajar dari UGM
(Universitas Gajah Mada) tadi lagi-lagi di bidang science, is it Bio Technology.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
134 135
Jadi kalau kita lihat dari profil LPDP, kita boleh bangga karena begitu banyak
ragam bidang studi yang diambil, yang memang bukan hanya pilihan
pribadi tetapi bidang-bidang studi ini adalah yang dianggap dibutuhkan
oleh Republik Indonesia hari ini dan yang akan datang. Oleh karena itu kita
tentu senang bahwa dengan anggaran yang disisihkan melalui mekanisme
APBN dan saya sudah menyampaikan beberapa hari yang lalu saat membuka
EduFair namun karena sekarang yang EduFair itu yang sedang akan melamar
untuk mendapatkan LPDP, yang duduk di sini semuanya adalah yang sudah
menikmati beasiswa LPDP. Uang LPDP anggarannya adalah berasal dari
murni APBN. Bukan dari hutang, bukan dari apa-apa dia adalah uang dari
keringat rakyat Republik Indonesia.
Anda dibiayai dari uang pajak yang dibayarkan oleh rakyat Indonesia
untuk membangun Republik Indonesia. Seperti yang saya sampaikan pada
pertemuan di EduFair, biasanya kalau di Amerika dia punya Presiden
Kennedy yang memiliki pernyataan yang sangat dikenal dan sering diquote
di berbagai tempat adalah “Jangan bertanya apa yang negara bisa lakukan
untuk saya tapi apa yang saya bisa lakukan untuk negara”. Itu adalah
pernyataan Presiden Kennedy. Kalau peserta LPDP itu tidak relevan karena
yang terjadi adalah anda belum pernah bertanya ke negara, negara sudah
berbuat sesuatu untuk anda.
Jadi kalau dikembalikan di dalam semangat pendiri bangsa Republik
Indonesia, it’s time for you to give it back, saatnya anda membayar kembali.
Tidak membayar dalam bentuk rupiah yang sudah diperoleh tapi suatu
kesempatan untuk bisa mengembangkan diri dan mengambil pendidikan di
level yang di atas rata-rata masyarakat Indonesia dan bahkan di universitas-
universitas terbaik di dunia, itu adalah suatu privilege, itu adalah sesuatu
kenikmatan yang sangat langka. Kalau sampai ada Awardee di sini yang
tadi disebutkan lebih dari 2 ribu atau masih ada sekitar lebih dari 10 ribu
yang masih sekolah dan ada 16.295 awardee yang masih berpikir bahwa
anda bukanlah warga negara yang istimewa, maka anda perlu untuk tidak
hanya merenungkan tapi saya minta LPDP untuk kembali memasukkan di
dalam training. Training mengenai kebangsaan. Karena anda is special, you
Teruslah Cintai Negeri Ini
are special, anda spesial. Anda itu spesial di Republik Indonesia, jangan
pernah merasa bahwa anda tidak spesial. Anda spesial karena anda hanya
16 ribu dari 250 juta rakyat Indonesia yang mendapatkan pemihakan untuk
mendapatkan kesempatan ini. Anda tidak pernah ditanya latar belakangnya
apa, sukunya apa, orangtuanya siapa, agamanya apa, anda hanya ditanya
mengenai apakah anda punya cita-cita dan diterima di universitas terbaik
dan ingin membangun republik ini, itu kan, betul? Anda hanya ditanya
mengenai motivasi apakah anda ingin menjadi manusia yang lebih baik dan
dengan demikian anda ingin membangun republik lebih baik.
Proses untuk bisa mendapatkan LPDP merupakan proses pembelajaran
tersendiri. Dia menggambarkan suatu ide cita-cita mengenai Republik
Indonesia ke depan berdasarkan cita-cita pendiri bangsa kita. Dia merupakan
suatu proses untuk ikut membangun republik dan mendekatkan setapak
demi setapak menuju dan mendekatkan diri pada cita-cita republik ini, yaitu
masyarakat adil, makmur, beradab dan bermartabat. Andalah pejuangnya
sekarang.
Kalau kita bicara tentang estafet perjuangan, kita bicara tentang masa
revolusi, orang berjuang ada yang dengan jiwa, raga, darah, keringat untuk
bisa menghantarkan Republik Indonesia di pintu gerbang kemerdekaan
Republik Indonesia di dalam rangka mencapai cita-cita Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pendiri bangsa kita telah
menyampaikan kontribusinya yang luar biasa tapi perjuangan membangun
Republik Indonesia harus terus menerus, menerus, menerus, menerus
diteruskan dan estafet itu harus berjalan secara terus menerus, menerus,
menerus. Salah satu estafet ini sekarang adalah diberikan kepada anda
semua. Oleh karena itu, karena anda memegang estafet untuk membangun
Republik Indonesia tentu kita menitipkan harapan. Apa sebetulnya harapan
Republik Indonesia kepada anda? Dia bukanlah suatu harapan kosong. Dia
merupakan suatu harapan untuk mendekatkan pada cita-cita. Indonesia akan
menjadi negara besar, bermartabat, apabila dia memiliki manusia-manusia
yang punya ide dan idenya tidak terbatas, there is no limit dari sisi idea, karena
dengan ide anda mencanangkan impian. Buktinya anda sekarang ini. Saya
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
136 137
” Wajah-wajah ini yang saya ingin anda semua abadikan dan jadikan sebagai terus menerus pelita di dalam menyinari anda di dalam menjalankan estafet perjuangan. Jangan pernah lelah mencintai Republik Indonesia. Jangan.”
Teruslah Cintai Negeri Ini
sering ketemu kalau saya sedang di airport, saya sedang di mana, saya ketemu
aja orang-orang yang pernah disekolahkan LPDP, diliat dari wajahnya, itu
adalah menggambarkan wajah-wajah Indonesia yang optimis. Ini adalah
wajah Indonesia yang punya kepercayaan diri, optimisme, punya semangat,
dia melihat bangsanya dengan kebanggaan dan dengan rasa kebangsaan.
Tapi seperti yang dinyanyikan dalam lagu Indonesia Raya. Wajah-wajah ini
yang saya ingin anda semua abadikan dan jadikan sebagai terus menerus
pelita di dalam menyinari anda di dalam menjalankan estafet perjuangan.
Jangan pernah lelah mencintai Republik Indonesia. Jangan. Perjalanan kita
bisa panjang. Perjalanan kita sering tidak mulus. Perjalanan kita sering
mengumpulkan atau meminta pengorbanan. Tapi jangan pernah hentikan
perasaan mencintai Republik Indonesia. Berikan yang terbaik. Jangan
pernah punya reservasi untuk memberikan yang terbaik untuk negara ini.
Jangan pernah hitung-hitungan. Jangan pernah hitung-hitungan, buktinya
republik tidak menghitung saat memberikan beasiswa ke anda, betul?
Jadi kalau anda punya refleksi kalau anda tidak pernah menghitung
untuk memberikan kembali Republik Indonesia. Indonesia membutuhkan
ide, Indonesia membutuhkan manusia yang punya ambisi, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang punya convidence, kepercayaan diri untuk
membangun republik menjadi lebih baik. Dan ini adalah saatnya bagi anda.
Saya ingin menyampaikan pada hari ini juga, titipan. Para Awardee alumni
yang sudah manjadi alumni, anda adalah sosok, contoh atau role model. Di
republik ini role model-nya bukan hanya Prof. DR. BJ. Habibie, bukan hanya
satu dua gelintir. Role model adalah pada diri anda semua. Anda itu adalah
contoh. Anda harus merasakan beban itu dan saya ingin menyampaikan
beban itu, ini beban. Jangan pernah merasa bahwa anda gak punya beban
tapi me-manage beban dengan fun, dengan confidence, itu adalah manusia
Indonesia masa depan yang maju. Beban menjadi contoh. Saya ingin
menitipkan beban ini di pundak anda, di tangan andalah Indonesia yang
sejahtera, yang adil, akan diwujudkan. Di tangan andalah anda bisa menjaga
keberagaman republik ini. Di tangan andalah kreativitas dan inovasi bisa
terus berjalan. Republik ini belum sempurna tapi di tangan andalah yang
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
138 139
harus ikut menyempurnakan republik ini. Jangan pernah meminta “Uh,
coba Indonesia begini”, “Ah, coba Indonesia begitu”. Tapi jadilah “Saya ingin
membuat Indonesia menjadi begini dan begitu”. Dan itu adalah hal yang
saya ingin titipkan kepada anda semua para penerima beasiswa yang sudah
menyelesaikan sekolahnya.
Terakhir saya tadi sampaikan bahwa saya meminta alumni untuk saling
terus menjaga network. Dan saya minta kepada LPDP untuk terus menjaga
dari sisi seluruh alumni. Karena kadang-kadang dalam hidup kita merasa
rendah, kita merasa tinggi, kita merasa semangat, kita kadang-kadang
merasa agak capek. Dengan networking anda selalu memiliki api untuk
terus bersemangat. Anda saling mengingatkan mengenai kesetiaan terhadap
cita-cita, cita-cita mengenai republik, cita-cita mengenai diri sendiri dan
anda terus menerus memompakan semangat itu satu sama lain. Dan saya
meminta dalam hal ini LPDP untuk melakukan tracking terhadap alumni ini,
apakah anda benar-benar telah memberikan yang terbaik kepada republik.
Memang tidak ada kontrak kan? beda dengan waktu saya dulu mendapatkan
beasiswa saya harus kontrak 2N+1 harus bekerja untuk republik. Anda
enak, dapat duit tidak pernah ditanyain tidak pernah dikontrakin, ya kan?
Jadi sebetulnya kontraknya terpatri di dalam sanubari anda. Ada di dalam
pikiran dan sanubari anda. Anda tidak tandatangan kontrak di atas materai
seperti saya dulu. Bayangkan berbagai macam achievement yang sudah anda
peroleh itu selalu berpikir bahwa ini adalah untuk Indonesia, ini adalah
untuk negara saya. Jadi saya ingin menyampaikan ini sebagai suatu titipan
akhir, alumni saling network, LPDP untuk melakukan dan kita akan terus
mencoba untuk memikirkan, saya ingin terus menampung ide dari para
LPDP Awardee, ide-ide apa mengenai bagaimana membangun Indonesia lebih
baik. Termasuk menggunakan dan memanfaatkan talenta anda. Anda-anda
harusnya menjadi pejuang yang militan membela Republik Indonesia. Anda
harus menjadi orang yang bisa stand up dan fight untuk Republik Indonesia.
Jangan pernah membiarkan republik ini dihina. Jangan pernah membiarkan
republik ini dikecilkan. Jangan merasa biasa-biasa saja kalau republik kita
diketawakan, it is not acceptable. Anda harus merasa tersinggung dan fight,
fight back. Fight back dengan segala upaya, tunjukkan bahwa Indonesia
Teruslah Cintai Negeri Ini
adalah negara besar yang punya martabat dan itu saya inginkan untuk
seluruh Awardee merupakan orang-orang yang terdepan di dalam membela
kepentingan republik.
Dan terakhir tentu dengan networking dan kita tracking terhadap alumni, kita
mengharapkan anda terus menerus memiliki motivasi untuk berprestasi.
Karena dengan demikian kita akan melihat siapa-siapa yang alumni bisa
memberi lebih banyak, lebih baik dan memberikan pengabdian ataupun apa
saja, ide di bidang-bidang yang anda semua sudah tekuni. Ada yang bidang
science, ada yang di bidang seni, ada yang di bidang ekonomi, ada yang di
bidang kebudayaan, ada yang bidang enginering, ada yang bidang kedokteran
bahkan tadi TNI/Polri. Republik ini menginginkan dan mengharapkan
banyak contoh-contoh dan cerita yang baik. Paling tidak kontribusikan cerita
yang baik itu. Bukankah senang kalau kita punya orang hebat seperti Pak
Habibie yang tidak hanya 1 tapi 16 ribu tadi. Misalkan, jadi ceritanya akan
banyak sekali. Bayangkan kalau kita punya lebih dari 16 ribu orang-orang
yang sehebat seperti Prof. DR. Habibie. Ini akan memberikan banyak sekali
ide kepada masyarakat dan pada generasi yang akan datang bahwa negara
ini adalah negara yang memang memiliki masa depan yang baik.
Sekali lagi saya ingin menyampaikan selamat kepada para alumni LPDP di
sini, selamat atas pencapaian anda, selamat atas perjuangan anda dan untuk
lebih dari 10 ribu yang sekarang sedang sekolah, tolong untuk menyelesaikan
sekolahnya dengan prestasi yang sebaik-baiknya, gunakan masa belajar anda
untuk mengambil ilmu dan segala macam pengalaman yang baik yang pasti
akan berguna, tidak hanya untuk anda sendiri tapi untuk republik dan pada
akhirnya saya berharap untuk mereka yang akan melamar LPDP, anda akan
mendapatkan suatu kesempatan untuk bisa sekolah sesuai dengan contoh
yang malam hari ini hadir di sini.
Terimakasih,
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
140 141
0609
142 143
Investasi Membangun Negeri Melalui Pengembangan Ekspor Nasional
Keynote Speech pada Pembukaan Investor Gathering 2017
The Ritz Carlton Hotel, 7 Februari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu’alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan
salam sejahtera untuk kita semua.
Ibu Bapak sekalian, LPEI tadi disampaikan sudah berusia 7 (tujuh) tahun,
didirikan tahun 2009, saya ingat walau mulai melanjutkan undang-
undangnya memang ini adalah suatu lembaga yang diharapkan bisa
memberikan berbagai macam fungsi dan berbagai macam support yang
selama ini sulit diperoleh melalui mekanisme paradoks biasa. Dan oleh
karena itu memang LPEI memiliki suatu fungsi yang sangat unik untuk bisa
masuk ke hal-hal yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh para pelaku
pembiayaan bidang ekspor. Saya tentu berharap pada usia yang ke tujuh
ini, LPEI bisa terus melakukan penetrasi di dalam inovasi pembiayaan
maupun mengidentifikasi pelaku-pelaku ekonomi terutama yang usaha kecil
menengah (UKM) yang selama ini sangat sulit untuk mendapatkan support
dari mulai pembiayaan hingga penetrasi pasar ekspor, yang kita harapkan
makin lama makin bisa terdiversifikasi. Ini penting mungkin untuk kita
bicara mengenai bagaimana menciptakan resilience atau daya tahan bagi
perekonomian Indonesia yang tidak boleh hanya tergantung kepada sedikit
komoditi, sedikit pelaku dan sedikit pasar. Ekonomi yang resilience adalah
ekonomi yang mempunyai kemampuan untuk memiliki world bases baik
komoditi maupun services yang memiliki juga kemampuan untuk penetrasi
ke market yang terdiverifikasi dan dilakukan oleh pelaku-pelaku yang juga
terdiversifikasi, sehingga dia selalu bisa mampu untuk menciptakan daya
tahan apabila satu sektor, satu komoditi, satu pelaku menghadapi pressure
baik dari eksternal apalagi yang berasal dari internal.
Yang kedua saya ingin sampaikan pada LPEI adalah sebagai lembaga yang
144 145Teruslah Cintai Negeri Ini
disebutnya sub generik, dia tidak di bawah undang-undang perbankan
maupun badan keuangan lainnya. Dan oleh karena itu, tuntutan untuk
memiliki governance yang baik di dalam LPEI menjadi lebih tinggi. Bukannya
karena dia khusus kemudian dia bisa semaunya sendiri. Dan ini adalah
suatu yang ingin saya sampaikan pesan ini kepada seluruh pengelola LPEI
di semua jajaran termasuk mereka yang mewakili pemerintah. Maka harus
bisa memberikan bahwa lembaga yang di-create untuk suatu misi khusus
dia memiliki goverance yang baik dan bisa ditiru. Jadi ini yang baik, kalau
meniru yang baik itu menyejukkan suasana. Ini luarnya susah, apalagi
memberi contoh. Jadi saya mengharapkan LPEI jadilah icon Indonesia yang
selama ini selalu haus akan contoh yang baik. Republik ini terus menerus,
dari mulai generasi tua, yang agak tua sampai yang muda, semuanya selalu
kalau ada yang disebut di dalam rancangan pembicaraan, mereka selalu
thirsty atau sangat haus kepada contoh-contoh yang baik. Jadilah figur
republik ini melalui karya nyata yang baik melalui pengelolaan yang baik
dan jadilah institusi yang baik. Itu yang saya harapkan dari LPEI.
Hari ini saya diminta untuk memberikan keynotes speech, sebetulnya mau
bicara tentang ekonomi Indonesia tapi waktunya mungkin hanya 10 menit.
Kalau kita lihat ekonomi Indonesia, performance, memang cukup memiliki
daya tahan. Tentu kalau kita bandingkan dari segi kurun waktu maupun
dibandingkan antar negara. Kita bicara dalam 10 tahun atau kita bicara 30
tahun, Beberapa bulan terakhir ini, bagaimana kalau kita berbicara tentang
ekonomi Indonesia rata-rata dari tahun 70 yaitu Repelita I Orde Baru yang
dimana kita sudah mulai memiliki statistik yang cukup reguler ke 2016
itu sudah berapa tahun, 46 tahun, ya kan? Jadi kalau kita bicara statistik
seharusnya 46 tahun dulu saya selalu iri kalau lihat ada yang berbicara
tentang Amerika itu, dia observasi dari 1.800 sampai 2.020 ini, beratus
tahun itu. Kita sekarang sudah mendekati hampir setengah abad kalau
kita berbicara tentang statistik. Jadi dalam hal melihat ekonomi Indonesia
kita sekarang juga memiliki perspektif agak panjang sehingga kita juga
bisa melihat apa-apa produksi yang sebetulnya bisa jalan dan tidak jalan,
bagaimana kita belajar dari sukses atau gagal dan bagaimana kita juga bisa
melihat dunia ini berubah. Nah dari sisi ini mungkin Indonesia baik dari
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
sisi antar waktu maupun antar negara, kita relatif memiliki ekonomi yang
resilience. Faktornya tentu saja adalah dari demand side, consumption cukup
merubah. Investasi mungkin tidak tergantung dari kita melihat pada periode
mana, namun saya akui tiga tahun terakhir ini faktor investasi merupakan
faktor yang mengalami pukulan paling berat, baik karena pesimism, baik
karena sektor keuangan mengalami konsolidasi maupun dari pelaku usaha
juga untuk melakukan juga perbaikan dari sisi kemampuan demand side-nya
karena adanya tekanan dari market maupun dari internal pemerintah. Dan
ekspor impor kita semuanya sudah tahu mengenai cerita ini dalam tiga tahun
terakhir di negatif. Oleh karena itu kalau kita lihat dari sisi pertumbuhan
ekonomi 2016 yang kemarin baru keluar, mungkin yang patut dilihat adalah
bahwa seluruh APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) government
spending negatif. Dan saya lihat dari sisi government spending kita bandingan
dengan 2015 memang defisit tahun 2014 dan 2016 lebih kecil 2,46 dan ini
sehat dari sisi APBN, berarti memang memberikan tekanan pada ekonomi.
Oleh karena itu di tahun 2017 kita berharap bahwa APBN tidak menjadi faktor
yang menciptakan hal seperti ini. Dan selalu saya sampaikan kredibilitas
dari sisi estimasi revenue menjadi penting dan dari kemampuan kita untuk
melakukan baik itu dari sisi spending dan quality of spending juga menjadi
sangat penting. Itu adalah tema dari APBN kita.
Tantangan yang utama dari sisi revenue seperti sudah disampaikan adalah
tax ratio yang relatif sangat terbatas. Baik kalau kita lihat dari sisi compliance
yaitu berapa jumlah pembayar pajak efektif di Indonesia, kalau kita lihat hanya
62% dari total WP (Wajib Pajak) yang memiliki SPT (Surat Pemberitahuan
Pajak) atau yang terdaftar benar-benar membayar pajak dengan SPT maupun
dari sisi jumlah pelakunya, WP Pajak yang betul-betul contribute dan dari
segi sektoralnya. Kalau kita lihat dari sektoral, sektor manufaktur termasuk
sektor yang men-contribute cukup banyak. Sehingga dengan itu kalau kita
berbicara LPEI, yang mau melakukan support kepada ekspor Indonesia dan
ekspor Indonesia mostly dominated adalah sektor manufaktur. Dan juga
adalah sektor komoditas yang belum terproses jadi kita berharap Indonesia
makin lama memiliki industri hilir untuk bisa memproses raw material
menjadi barang yang setengah jadi atau jadi kemudian kita ekspor. Namun
146 147
” Pemerintah juga melakukan berbagai macam penyederhanaan regulasi dan reform birokrasi agar masyarakat betul-betul merasakanease of doing business.”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
dari kontribusi pajak, kita harus akui bahwa manufacture sektor adalah
kontributor terbesar dan kalau kita lihat dari komposisi produksi yaitu
sektoral jenis supply, jenis supply di sisi produksi maka kita lihat belum
adanya suatu keseimbangan antar sektoral di dalam kontribusi penerimaan
negara. Ini adalah salah satu mungkin pelajaran yang penting bagi kami
untuk bisa membuat policy yang lebih bisa memunculkan, sebetulnya kita
menginginkan ekonomi tadi yang saya sampaikan harusnya yang besar tidak
tergantung pada sedikit sektor dan tidak tergantung pada sedikit pelaku.
Nyatanya ini yang terjadi. Dan inilah koreksi yang akan terus menerus kita
lakukan untuk men-design kita baik dari sisi perpajakan maupun dari sisi
belanja negara.
Salah satu manifestasi bahwa ekonomi kita makin terus untuk diperkuat
agar kita memiliki kebijakan yang makin luas adalah inequality,
ketidakseimbangan atau kesenjangan yang terjadi, baik itu antar daerah
maupun antara kelompok pendapatan. Dan oleh karena itu mungkin
saya ingin sampaikan secara cepat bahwa policy dari pemerintah adalah
kombinasi dari satu, memperbaiki seluruh iklim investasi agar sektor-sektor
itu yang memiliki potensi sangat baik, bisa cepat berkembang bahkan kalau
perlu diberikan beberapa kebijakan. Katakanlah seperti mengatakan sektor
pariwisata yang di dalam statistik tercapture nya dalam berbagai hal, apakah
itu dari sisi transportasi, dari sisi restoran, dari sisi services sector maka
akan diberikan support dalam bentuk pembangunan untuk akses kepada
sektor-sektor tourism atau destinasi tourism di Indonesia. Maka belanja
pemerintah di bidang public road atau transportasi agar diberikan untuk bisa
mendukung terbangunnya destinasi-destinasi dari pariwisata. Pemerintah
juga melakukan berbagai macam penyederhanaan regulasi dan reform
birokrasi agar masyarakat betul-betul merasakan ease of doing business.
Ini sesuatu yang akan terus menerus disampaikan oleh pemerintah, tidak
mudah menyelesaikannya tapi perlu untuk disampaikan terus dan perlu
untuk mendapatkan observasi dari pelaku usaha untuk menyampaikan hal-
hal apa yang menjadi halangan bagi pelaku bisnis di Indonesia, sehingga kita
tidak bisa terus menerus melakukan responds.
148 149Teruslah Cintai Negeri Ini
Yang ketiga kita akan melakukan pemihakan dari sisi policy fiscal kita.
Apakah dari sisi perpajakan, yaitu apakah tetap memberikan tax allowance,
tax holiday maupun kita melakukan enforcement di dalam perpajakan agar
jangan sampai ada satu sektor yang kontribusinya mungkin sedikit tetapi
dia memberikan cost yang besar bagi ekonomi dan dia tidak membayar
pajak. Namun ada sektor yang kontribusinya besar bagi ekonomi dan dia
membayar pajaknya atau bebannya. Ini adalah memberikan dia distorsi di
dalam bagaimana kita memberikan insentif antar sektor, antar pelaku, dan
antar lokasi. Dan tentu yang terakhir kita juga akan menggunakan belanja
pemerintah di dalam rangka kita terus mampu untuk memperbaiki masalah-
masalah fundamental di Republik Indonesia. Kemiskinan dalam hal ini, kita
terus menerus tidak hanya bicara tentang bagaimana kita membuat support
atau menginvestasikan kepada terutama kelompok-kelompok miskin namun
kita juga bicara bagaimana caranya (but how). Jadi kalau kita bicara cash
transfer menjadi non cash transfer, bagaimana mengidentifikasi kelompok
miskin, bentuk intervensi seperti apa. Kita juga ingin menyampaikan
kepada audience di sini bahwa pemerintah melakukan transfer ke daerah
sekarang ini cukup banyak. Dari mulai Dana Desa, transfer melalui Dana
Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum dan semuanya tujuannya adalah agar
pemerintah daerah memiliki kapasitas untuk melayani masyarakat lebih
baik. Ini memerlukan capacity building dari seluruh jajaran pemerintah.
Dengan tujuan ini tentu kita berharap bahwa semua daerah di Indonesia
mampu untuk merealisasikan potensi ekonominya. Kita juga berharap
bahwa makin banyak daerah yang bisa ter-connect atau terhubungkan
dengan market secara lebih mudah dan dengan kita melakukan deregulasi
kita berharap akan muncul pelaku-pelaku ekonomi lama, setengah lama,
baru, yang semuanya memiliki inovasi dan kreativitas untuk bisa melakukan
investasi di Indonesia dan membangun ekonomi secara berkelanjutan. Ini
adalah tujuan dalam rangka untuk mengelola ekonomi di tahun ini dan
tahun-tahun ke depan. Untuk tahun 2017 ini tentu APBN seperti sudah
disampaikan di berbagai kesempatan, penerimaan negara Rp1.750 triliun
yaitu dari Perpajakan maupun Penerimaaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan
belanja pemerintah adalah Rp2.080 triliun dengan defisit adalah 2,41%. Ini
adalah suatu postur APBN yang masih harus kita kelola secara hati-hati.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Seperti saya sampaikan juga bahwa penerimaan negara adalah suatu
proyeksi namun belanja adalah komitmen. Sehingga kalau proyeksi dalam
hal ini melihat performance tahun 2014, 2015, 2016, maka kita juga perlu
hati-hati untuk melihat risiko dari penerimaan negara tahun 2017 tanpa
kita harus merasa terlalu khawatir. Tapi kita harus melihat bahwa risiko
ini harus dikenali dan oleh karena itu harus dikelola. Sementara dari sisi
belanja pemerintah, belanja antara pusat dengan transfer ke daerah sudah
sama levelnya hanya beda 1 triliun dan seperti yang saya sampaikan, belanja
daerah akan menjadi penting dalam rangka untuk menciptakan pemerataan
di dalam kesempatan ekonomi di seluruh Republik Indonesia.
Inilah setting makronya dan tentu saya berharap dengan setting seperti ini
akan muncul berbagai kebijakan-kebijakan sektoral dan regional yang bisa
mendukung dan sinkron terhadap tujuan kita untuk membangun ekonomi
Indonesia yang lebih berdaya tahan. Saya mengatakan bahwa environment
global is still very uncertain, lebih dari sisi bahwa apakah dinamika politik
antar negara-negara besar ini akan memberikan confidence yang cukup
bagi ekonomi untuk recover. Ini adalah mungkin memang tahun 2017,
bukan pada faktor ekonominya tetapi faktor mengenai dinamika politik
atas negara. Kalau kita lihat antara Amerika dengan Eropa, di Eropa sendiri
antara disini dengan negara-negara Eropa, bahkan kita bicara dengan RRT,
dengan Amerika kemudian Rusia dan middle-east dalam hal ini, semuanya
memberikan suatu dinamika politik yang pasti akan mempengaruhi decision
making process dari para pelaku bisnis di level global.
Message global is environment and still uncertain dan oleh karena itu domestic
factor yang bisa kita bangun dan kita jaga harus terus menerus kita perkuat.
Dan ini tema yang tadi telah saya sampaikan yaitu kita akan melihat dari
sisi demand side, menggunakan instrumen pemerintah maupun dalam
instrumen pembuat environment agar investasi bisa tumbuh lebih tinggi
dari tahun ke tahun dan menjaga consumption supaya mereka tetap tidak
tergerus daya belinya. Itu adalah dari demand side. Dari supply side kita akan
bicara mengenai berbagai sektor yang bisa create job yang bisa mengurangi
150 151Teruslah Cintai Negeri Ini
kesenjangan dan bisa mengurangi kemiskinan melalui policy mengenai
regulasi atau deregulasi dan policy mengenai spending pemerintah agar bisa
memunculkan potensi-potensi ekonomi di sisi supply.
Dengan demikian saya tentu berharap pada tahun 2017, seperti yang ditulis
di dalam APBN, kita mulai ekonomi di 5,1%, dengan inflasi 4% plus minus 1
yang dikatakan oleh Bank Indonesia, tetapi kita berharap tetap bisa terjaga
pada level asumsi 4% dan tentu yang kita lihat adalah mungkin dinamika
dari sisi nilai tukar maupun harga minyak yang diperkirakan akan terus
menerus mengalami dinamika berdasarkan lingkungan global. Hal inilah
yang terus akan kita kelola agar ekonomi kita bisa menciptakan fondasi bagi
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas baik. Dan tentu dalam
hal ini dari sisi makro ekonomi tidak lagi menjadi sumber yang menciptakan
issue. Ini adalah salah satu syarat perlu tapi tidak mencukupi, necessary but
not sufficient, sufficiency-nya itu dasar bagi semuanya.
Untuk terakhir saya ingin sampaikan kepada para investor atau para
shareholder mereka yang membeli bondsnya LPEI karena ini adalah investor
bondsnya LPEI, saya rasa anda-anda yang invest, sebagian juga adalah anda
inginkan juga karena berhak ada yang mendapatkan anggaran dari APBN.
Jadi ini transaksi antara pelaku yang berdasarkan APBN. Itu adalah satu yang
mungkin tetap akan terus dijaga dari sisi government confidencenya, tapi juga
bagi investor lain yang menganggap bahwa LPEI merupakan lembaga yang
memiliki misi baik di dalam pengelolaan hal-hal baik dan memiliki prospek
dan juga kredibilitas yang baik, tentu saya berharap untuk bisa terus menjaga
confidencenya terhadap lembaga ini sehingga kita bisa mendukung ekspor
Indonesia di dunia internasional untuk bisa masuk ke pasar-pasar baru.
Mungkin kalau mau dikatakan nanti oleh para pembicara di sini, kalau kita
lihat destinasi dari ekspor kita, kemudian kita lihat Amerika, RRT dan Rusia,
” saya berharap untuk bisa terus menjaga confidence-nya terhadap lembaga ini sehingga kita bisa mendukung ekspor Indonesia di dunia internasional untuk bisa masuk ke pasar-pasar baru”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
152 153Teruslah Cintai Negeri Ini
itu kita juga melihat ada suatu ekstensifikasi dari destinasi kita. Eropa dalam
hal ini juga merupakan salah satu destinasi namun kita lihat bahwa Indonesia
masih memiliki potensi untuk membuka market yang begitu beragam dan
transaksi antara emerging country itu dan semakin cukup meningkat. Jadi ini
adalah salah satu yang mungkin harus kita pikirkan bagaimana melakukan
penetrasi market-market yang non tradisional atau market baru. Dan oleh
karena itu kemampuan dari LPEI untuk mampu memahami market-market
baru itu menjadi perlu, dia tidak hanya melihat di dalam, menjadi pemain
kandang, tetapi dia menjadi seorang yang mampu membaca peta global dan
pemahaman market secara baik.
Selamat melakukan seminar Investor Gathering pada hari ini, semoga
pertemuan hari ini memberikan manfaat yang besar tidak hanya untuk
LPEI, pada akhirnya adalah untuk ekonomi Indonesia dan kepada seluruh
pembicara yang akan diundang pada hari ini selamat menyampaikan
pandangan, terima kasih atas selalu pandangan-pandangan yang positif,
constructive terhadap apa yang terjadi di dalam perekonomian Indonesia
yang pasti akan berguna bagi pemerintah untuk terus menerus berkembang.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
154 155
1010
156 157
Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017
Keynote Speech pada Seminar yang diselenggarakan Fraksi Partai Golkar di DPR RI
Gedung DPR RI, 20 Februari2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Bismillahirrahmanirrahim.
Saya ingin menyampaikan terutama penghargaan setinggi-tingginya
kepada Partai Golkar yang memiliki perwakilan di komisi XI yang
mencoba mengangkat issue mengenai problem defisit anggaran dan strategi
optimalisasi. Kami akan coba untuk memberikan sinopsis, saya mungkin
lebih giat memberikan sedikit paparan. Dan hari ini kami didampingi oleh
3 Dirjen dan semuanya berfokus pada sisi penerimaan negara yaitu Dirjen
Pajak, Dirjen Bea Cukai, dan Dirjen Anggaran yang bertanggungjawab
terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak. Jadi ketiga Dirjen inilah yang
bertanggung jawab kepada keseluruhan postur penerimaan negara di
Republik Indonesia.
Saya akan memulai dengan sedikit memberikan background ekonomi karena
memang kalau kita bicara tentang APBN sebagai instrumen kebijakan
ekonomi dia tidak terlepas dari kondisi ekonominya sendiri. Jadi saya akan
memulai dengan kondisi ekonominya yang menyebabkan kenapa pada saat
ini APBN mengalami postur defisit, yang tadi disampaikan oleh Ketum,
cukup besar dalam 3 tahun terakhir.
Mulai dengan ekonomi dunia. Kalau kita lihat di dalam grafik sebelah kiri dan
kanan, pertumbuhan ekonomi dunia dari tahun 2010 yaitu setahun sesudah
dari terjadinya krisis global, itu mengalami perlambatan yang begitu sangat
konstan dan terus menerus. Dan kalau kita lihat 2016 itu adalah the lowest
point, jadi pertumbuhan ekonomi dunia turun dari 5,4 menjadi 4,2 sampai
terus menerus turun tiap tahun di 2016 adalah 3,1 . Tahun depan, tahun ini
158 159Teruslah Cintai Negeri Ini
2017 dan 2018 diperkirakan akan lebih sedikit membaik. Namun kalau kita
lihat bahwa dunia mengalami perlambatan yang begitu sangat konstan,
itu tidak berarti tidak ada pengaruhnya terhadap ekonomi dunia karena
pertumbuhan ekonomi dunia tentu dipengaruhi oleh semua perekonomian
di dunia ini termasuk Indonesia yang termasuk dalam perekonomian
terbesar ke- 20 di dunia. Dan juga kelihatan di dalam data tersebut adalah
gambar pertumbuhan volume perdagangan dunia. Kalau anda lihat di 2016
ada drop yang paling rendah. Jadi perkembangan itu terjadi secara konstan.
Apa dampaknya terhadap perekonomian Indonesia? Kita akan melihat bahwa
dampaknya adalah kepada growth di Indonesia yang terutama berasal dari
eksternal faktor yaitu ekspor dan impor. Mereka mengalami perlambatan
yang kalau dilihat adalah negatif terus menerus terutama dari semenjak
tahun 2014 akhir sampai dengan 2016 kuartal ke- 4 yang bahkan kalau kita
lihat masih negatif walaupun sudah mulai mengecil negatifnya.
Dunia masih akan dihadapi pada masalah yang tidak pasti. Kenaikan suku
bunga federal reserve, arah kebijakan ekonomi Amerika, kondisi Eropa
terutama dengan Brexit dan bahkan sekarang kembali lagi dibahas mengenai
kondisi dari perekonomian Yunani. Dalam 3 bulan ke depan mungkin tidak
akan mengabaikan kalau kita akan melihat perbedaan mengenai kondisi
perekonomian Yunani yang akan mengambil alih lagi perhatian seluruh
dunia. Dan ini dalam kondisi dimana tahun ini barangkali akan lebih
complicated karena banyak negara Eropa yang selama ini menjadi penentu
bagaimana menyelamatkan ekonomi Yunani yaitu Jerman, Belanda, dan
Perancis. Tiga-tiganya dalam situasi pemilihan umum sehingga mereka tidak
didalam posisi yang cukup bebas untuk bisa menyampaikan karena biasanya
beberapa pemilu itu banyak sekali sentimen-sentimen yang sangat meluas.
Kemudian akan menjadi ketidakpastian sampai dengan bulan Juni. Kita juga
akan terus melihat kondisi perekonomian RRT yang masih terus menerus
mengalami proses rebalancing termasuk dalam hal ini implikasinya terhadap
pertumbuhan ekonominya dan permintaan terhadap barang dan jasa dunia.
Secara singkat saya katakan bahwa harga komoditas relatif masih rendah
meskipun sudah ada pemulihan. Dan juga adanya iklim global, yang terus
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
menerus untuk Indonesia berarti terjadinya bencana perubahan iklim yang
menimbulkan banyak biaya atau belanja pemerintah untuk melakukan
kadang-kadang emergency dan rehabilitasi. Dalam situasi global yang seperti
itu sebetulnya ekonomi Indonesia tidak dalam posisi yang buruk. Kalau kita
lihat dalam 10 tahun terakhir atau bahkan sejak tahun 2010 sesudah krisis
global yang tadi ekonomi dunia mengalami perlemahan, Indonesia juga
mengalami perlemahan tapi masih pada level antara 6 dan 5. Yang paling
rendah adalah tahun 2015 yang lalu dan itu seiring dengan trend ekonomi
dunia yang mengalami penurunan. Tahun 2016 kita sudah mulai ada recover
dibandingkan tahun lalu. Hal inilah yang mungkin menjadi salah satu yang
bisa kita anggap sebagai bekal bagi kita untuk menyikapi bagaimana kondisi
environment di dunia ini dan pada saat yang sama juga harus menentukan
bagaimana instrumen pemerintah untuk bisa didesain atau direncanakan
untuk bisa mengurangi ketidakpastian global dan pada saat yang sama
memperkuat kondisi ekonomi di dalam negeri agar mereka lebih berdaya
tahan resilient terhadap goncangan maupun ketidakpastian global.
Tantangan domestik kita adalah kalau kita ingin memperkuat dalam negeri
maka kemiskinan, kesenjangan, dan tingkat pengangguran adalah 3 hal
yang akan menentukan apakah ekonomi Indonesia mampu memiliki dometic
forces atau kekuatan domestik yang bisa berdaya tahan. Oleh karena itu,
kalau kita bicara tentang bagaimana memfokuskan kebijakan ekonomi, tidak
hanya karena memang pemerintah ingin populer, namun ini merupakan
strategi nasional yang memang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia tidak
hanya untuk memenuhi apa yang disebut tujuan nasional sesuai dengan para
pendiri bangsa kita yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur. Namun
juga itu secara taktis strategis menciptakan Indonesia suatu perekonomian
yang mampu memiliki kekuatan untuk menyeimbangkan, apabila dunia
mengalami ketidakpastian. Inilah yang menjadi salah satu landasan
bagaimana kita mengelola dan mendesain kebijakan fiskal.
Coba kita lihat kebijakan fiskal kita tahun 2007 sampai dengan 2017, 10
tahun terakhir, tadi Ketua Umum sudah menyampaikan bahwa defisit kita
mengalami tendensi pelebaran dan ini terlihat di dalam grafik ini bahwa
160 161
” kalau masih ingat tadi grafiknya Indonesia pertumbuhannya paling lemah di tahun 2015, maka kita bisa mengatakan bahwa memang defisit trends didesain untuk me-minimize atau meminimalkan pengaruh eksternal global yang sangat negatif ”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
terjadi pelebaran terutama sejak tahun 2012 atau 2011 dan sampai dengan
berlangsung seperti sekarang. Bagian dari pelebaran defisit ini baik dia dari
garis kiri ataupun kanan, kalau yang kiri adalah perbedaan belanja dengan
penerimaan negara kalau bagian kanan adalah absorb defisitnya dalam
bentuk pesan terhadap GDP. Itu kalau makin turun berarti itu dia makin
lebar . Untuk tahun 2017 defisit didesain 2,41 , tahun 2016 kita realisasi
defisit adalah 2,46 dan yang paling dalam adalah defisit di tahun 2015 yaitu
2,59. Kalau masih ingat tadi grafiknya Indonesia pertumbuhannya paling
lemah di tahun 2015, maka kita bisa mengatakan bahwa memang defisit
trends didesain untuk me-minimize atau meminimalkan pengaruh eksternal
global yang sangat negatif yaitu ekspor maupun permintaan-permintaan
barang-barang dan komoditas dari perekonomian Indonesia yang selama ini
merupakan tidak hanya andalan bagi ekonomi tapi juga bisa menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Dan inilah yang menyebabkan defisit pemerintah
dari sisi APBN melonjak terutama pada 3 tahun. Kalau dari sisi makro policy
design, tujuannya adalah untuk men-counter cyclical. Jadi waktu siklusnya ke
bawah dia mencoba menahan supaya dia tidak terlalu besar ke dalam.
Tentu dengan defisit ada indikasinya yaitu terjadinya hutang Republik
Indonesia. Dan kalau kita lihat di dalam perkembangan memang terjadi
kenaikan dari sisi jumlah hutang. Namun banyak terutama biasanya audience
kalau partai politik kita membahasnya di dalam pembahasan APBN melalui
Komisi dan Badan Anggaran dan kita bisa selalu membahasnya dengan
berbagai macam sisi. Kalau kita lihat di sini secara absolut karena defisit yang
di atas 2% menyebabkan kenaikan jumlah hutang tiap tahun. Namun kalau
sebetulnya dilihat size ekonomi Indonesia terus tumbuh maju, saya ingin
mengajak terutama para mahasiswa untuk lihat kurva yang sebelah kiri atau
dari sebelah kanan. Yaitu yang menunjukkan defisit APBN dan rasio hutang
dari berbagai negara. Kalau kita lihat Indonesia yang paling bawah merah
untuk tahun 2017 sebesar 2,41, kita perkirakan pertumbuhan ekonomi kita
masih akan 5% dan rasio hutang Republik Indonesia terhadap GDP adalah di
28%.
162 163Teruslah Cintai Negeri Ini
Coba kita lihat kalau dibandingkan negara emerging market lain yang
biasanya diambil lebih dari sisi pertumbuhan ekonomi dibanding Indonesia
yaitu India. India bisa dianggap paling tinggi pertumbuhan ekonominya
diantara emerging market. Pertumbuhan ekonomi India sekitar 6,8% atau
7% tapi defisit APBNnya adalah mencapai 7,2%. Artinya India hanya dalam
waktu 3 tahun kenaikan hutangnya akan naik sekitar 25% total seluruh
hutang Republik Indonesia saat ini kira-kira. Jadi kita akan mengatakan
bahwa dengan defisit 2,41 Indonesia punya pertumbuhan ekonomi di atas
5%, itu mengatakan bahwa rasio hutang makin lama akan makin bukan
meningkat tapi makin mengecil. Kalau kita lihat negara-negara lain yang
dalam kondisi krisis hutang saat ini tadi saya sebutkan Yunani, rasio
hutangnya adalah mendekati 200% dan sekarang defisitnya adalah 4,2 ini
yang akan menjadi topik pembicaraan dalam 3–4 bulan ke depan mengenai
masa depan perekonomian di Yunani. Kalau kita sudah melihat Brexit selama
ini dulu pernah disebutkan Brexit karena dalam hal ini Yunani tidak akan
mungkin tetap berada di Eropa dengan defisit yang lebih dari 3% dan terus
menerus akan dengan posisi dimana dia bisa mengulangi expose ke depan.
Jadi sebagian hutang itu pasti pada suatu saat perlu dilakukan distracting.
Namun negara-negara yang kita anggap lebih kaya dari Indonesia, juga
tidak berarti bahwa mereka bebas dari hutang. Jepang contohnya yang
paling extreme. Jepang memiliki hutang sampai hampir lebih dari 245%
atau hampir mendekati 250% dari GDP-nya. Coba kalau dilihat bahwa posisi
penduduk Jepang yang mayoritas adalah usianya tua. Jadi sudah makin tua
masih punya hutang. Kalau Indonesia demografinya masih muda berarti dia
masih produktif dan masih bisa bekerja untuk bisa melakukan hal-hal yang
sifatnya produktif sehingga perekonomian akan tumbuh tinggi. Jepang itu
pertumbuhan ekonominya antara 1 -2% sehingga tidak mungkin mereka
mengurangi karena dengan growth. Ini adalah sesuatu yang paling pelik di
dalam kasus, kalau kita bicara masalah hutang negara di dunia ini. Namun
kalau kita lihat negara-negara lain seperti Amerika, Perancis, Jerman bahkan
selalu dianggap paling sehat di Eropa seluruhnya memiliki pertumbuhan
dan memiliki exposure hutang yang relatif cukup tinggi. Mungkin kalau
negara-negara yang saya pernah kunjungi yang relatif sehat itu adalah Peru,
Colombia yang barangkali kalau di Indonesia kurang dikenang. Tapi mereka
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
adalah negara-negara emerging latin Amerika yang relatif sehat dari segi
kondisi ekonominya dibandingkan negara tetangganya seperti Brazil atau
Argentina.
Kalau kita lihat dari Indonesia berarti pertanyaannya yang tadi disampaikan
dan ini dibahas dalam seminar ini adalah kenapa defisit muncul? Apakah
ini persoalan penerimaan negara ataukah ini adalah persoalan belanja
negara atau persoalan kedua-duanya? Karena kalau kita bicara tentang
APBN penerimaan negara itu adalah proyeksi yang dibahas dengan Komisi
XI dan dengan Badan Anggaran, kita membuat asumsi makro. Grossnya
sekian, inflasi sekian, nilai tukar sekian, harga minyak sekian, dan rencana
itu harganya sekian, volume produksi minyak sekian dan sekian. Maka
kita membuat hitung-hitungan mengenai proyeksi penerimaan negara.
Sementara belanja, Pak Aziz yang menjadi Ketua Badan Anggaran, tahu betul
bahwa setiap sen yang ada di belanja negara itu adalah komitmen. Jadi di
dalam mengelola APBN saja, DPR dan Pemerintah sama-sama tahu bahwa
APBN itu adalah suatu dokumen hukum yang dinamis karena penerimaan
bukanlah suatu harga mati. Dari Direktorat Jenderal Pajak, Bea Cukai, dan
PNBP dalam hal itu semuanya masih akan merupakan estimasi. Tentu dalam
hal ini kalau kita bicara tentang defisit adalah seberapa mampu kita membuat
proyeksi penerimaan negara yang paling akurat. Dan apa faktor-faktor yang
menjelaskan penerimaan negara sehingga kita memiliki nilai yang lebih
baik. Sehingga APBN tidak dalam posisi yang tidak pasti terlalu besar. Itu
adalah tantangan di sisi penerimaan dan nanti dari masing-masing dirjen
akan bahas lebih detail. Namun pada sisi yang lain kita juga tahu bahwa
sisi belanja merupakan salah satu faktor yang harus mendapat perhatian
yang sangat detail juga. Banyak penerima, belanja negara ini yang sudah
merupakan komitmen Undang-Undang. Sehingga kalau seperti mengelola
APBN, kita itu harus sudah ada komitmen sehingga kita tidak memiliki lagi
ruang untuk manuver. Pendidikan 20%, kemudian kesehatan 5%, transfer
ke daerah DAU sudah dihitung melalui presentase terhadap pendapatan
domestik netto kita. Jadi ibaratnya kalau dengan semuanya dan sekarang
trend-nya masing-masing pemberi ingin semua dipresentasekan karena
mau di-compare dengan negara lain. Katakanlah anggaran pertahanan
164 165Teruslah Cintai Negeri Ini
keamanan dibandingkan negara lain, Indoneisa harusnya sekian. Nanti-
nanti ada anggaran segala macam. Kalau semuanya dicapai dan ternyata
capaiannya lebih dari 100%, penerimaannya ya tidak menutup kalau orang
Jawa bilang. Sehingga ini adalah sesuatu yang sama-sama melalui baik proses
politik maupun proses teknokratik kita harus sama-sama menjaga bahwa
komitmen belanja negara harus diarahkan kepada belanja yang mampu
men-generate atau menghasilkan suatu investasi produktif bagi generasi
di Republik Indonesia ini yang akan menjadi generasi penerus. Terutama
kalau kekhawatirannya adalah pada hutang maka dia akan menunjukkan
bahwa investasi kita, baik perekonomian dan terutama di sumber daya
manusia melalui pendidikan, kesehatan, dan berbagai program pengentasan
kemiskinan dan kesenjangan memang diharapkan akan mampu lebih besar
dampaknya positif terhadap beban kewajiban yang berasal dari hutang-
hutang negara. Itu adalah sesuatu yang harus terus menerus dijaga dari sisi
makronya karena nanti kita dapat dari sisi penerimaan perpajakan.
Penerimaan perpajakan kita seiring dengan tadi ekonomi yang melemah
kelihatan sekali jika mengalami penerimaan yang mengalami penurunan
yang cukup besar. Saya akan menunjukkan grafik di halaman 19. Ini adalah
profil penerimaan negara kita dalam 5 tahun terakhir. Kalau kita lihat kurva
yang merah, merah muda atau merah cabe, Jadi yang merah muda itu adalah
untuk menandakan perpajakan kita. Jadi harusnya kalau ekonomi naik kan
sumber pajak harusnya tambah dan dengan Direktorat Jenderal Pajak dan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus mampu untuk menambah perbaikan
jumlah ekonomi yaitu penerimaan negara. Apa yang terjadi penerimaan
negara mengalami penurunan yang disebut drastis semenjak tahun 2011 dari
20,8 jiwa perpajakan ini berarti pajak dan bea cukai menurun terus ke 12
bahkan kita 2016 ini hanya sekitar 3,46 . Bandingkan dengan kondisi dimana
perekonomian kita secara nominal tumbuh pada kisaran 9% bahkan 7% yang
terakhir dan kalau kita lihat Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang warnanya
merah, itu juga bahkan mengalami kenaikan. Jadi kalau argumentasinya
adalah kalau komoditi, minyak, batubara merosot sehingga penerimaan
pajak kita dari situ merosot itu enggak ketemu, karena penerimaan kalau
ekonomi non minyak itu justru mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Dan
” sektor terbesar penerimaan pajak kita menunjukkan ketidakseimbangan beban pajak dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Ada sektor ekonomi yang menanggung beban pajak lebih tinggi yaitu sektor jasa keuangan dan asuransi. ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
166 167Teruslah Cintai Negeri Ini
kita tidak berhasil meng-capturenya. Ini salah satu yang mungkin menjadi
salah satu pekerjaan rumah kita di dalam reformasi perpajakan yang sedang
kami pikirkan. Coba kita lihat profil dari penerimaan negara dari sisi
perpajakan ini.
Dari sektoral, tax ratio dari 5 sektor terbesar penerimaan pajak kita
menunjukkan ketidakseimbangan beban pajak dari kegiatan ekonomi di
masyarakat. Ada sektor ekonomi yang menanggung beban pajak lebih tinggi
yaitu sektor jasa keuangan dan asuransi. Dia sumbangannya 33% atau 30%
ke atas dibandingkan dengan untuk rasionya dia dalam perekonomian.
Sementara sektor-sektor seperti industri pengolahan itu juga sudah relatif
tinggi atau hampir sama dengan rata-rata nasional. Sektor yang mengalami
pertumbuhan pesat non-migas namun tidak menyumbangkan pajak cukup
besar adalah sektor konstruksi. Karena dalam hal ini dianggap banyak yang
disebut pajak final . Dan Indonesia memiliki banyak sekali policy perpajakan
yang cukup kompleks. Hampir setiap sektor punya policy sendiri-sendiri.
Sehingga kalau istilahnya di dalam praktek internasional, Indonesia itu
dikenal memiliki the most complicated berizin pajak. Ada sektor properti
pajaknya lain, perdagangan final lain, pertambangan lain, agriculture
pertanian hampir tidak kita miliki karena dianggap sebagai barang strategis.
Ini merupakan sesuatu kesatuan hakikat kita bersama kalau Indonesia pada
hari ini dan ke depan membayangkan tenaga kerja di Indonesia anak-anak
muda ini, dia ini akan masuk di dalam strategi sumber daya manusia di
Indonesia seperti apa. Kalau mereka adalah dulunya pekerja di desa masuk
ke kota, dulu mereka jadi pekerja di sektor manufaktur sekarang mereka
lebih menjadi sektor perdagangan dan perdagangan pun yang formal
dibandingkan informal lebih banyak informalnya. Ini menandakan bahwa
mereka tidak mendapatkan jenis pekerjaan yang memberikan upah yang
baik, Quality of collect. Dan kalau sektor ini kemudian dibebani dengan pajak
yang makin besar maka dia akan makin orang akan menjadi cenderung
informal karena menghindari pajak. Karena dia makin informal dia enggak
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
akan mungkin memberikan tingkat upah yang baik. Karena biasanya yang
upahnya baik adalah sektor-sektor yang formal. Karena diatur oleh Undang-
Undang diawasi oleh pemerintah dan lain-lain.
Jadi di dalam mengelola perekonomian tidak hanya sekadar berapa setoran
pajak harus naik. Kita sebagai suatu negara harus bersama-sama memikirkan.
Dan saya senang bahwa dalam hal ini Partai Golkar sebagai partai penting di
dalam baik pemerintahan maupun di DPR memiliki concern dengan hal ini.
Dan saya berharap tentu tidak hanya bicara tentang size dari defisit tapi lebih
detail mengenai design dari fiscal policy sehingga ini merupakan suatu alat,
alat kebijakan yang memang digunakan oleh negara bersama-sama untuk
membentuk ekonomi kita dan memberikan insentif dan seimbang antara
berbagai sektor dari kegiatan ekonomi maupun investasi jangka panjang bagi
Republik Indonesia. Kita enggak hanya berpikir defisit tahun 2017, tahun
depan sekian, tapi kita harus memikirkan ini mahasiswa yang ada disini, 5
tahun dari sekarang kalau mereka lulus dia mau kerja apa? Dan ini enggak
cuma 1 atau 100 orang yang duduk di sini. Ada jutaan orang di luar sana yang
harus kita pikirkan untuk bagaimana bentuk kesempatan kerja dan insentif
ekonomi atau disinsentif ekonomi yang akan kita perlu lakukan di dalam
mengelola kebijakan fiskal kita untuk bisa membentuk sesuai dengan tujuan
nasional. Ini adalah yang merupakan hal yang paling penting di dalam
pengelolaan kita. Pajak, satu. Dua adalah Bea Cukai. Kalau kita melihat dari
sisi bea cukai, kan kalau profile penerimaan pajak dari sektoral di tahun
2011 dan 16 mungkin bisa ditampilkan sedikit bahwa beberapa industri
yang ada di garis biru itu adalah garis yang pangsanya terhadap ekonomi
dengan pangsanya penerimaan pajak itu seimbang. Jadi yang di garis biru
adalah yang bagus, yang di bawah garis biru dia adalah yang pangsanya
relatif tinggi tapi kontribusi pajaknya di bawah. Coba kita lihat di dalam
dua garis ini mengatakan bahwa sektor-sektor yang tumbuh tinggi seperti
perdagangan, hotel, komunikasi, dia pangsanya makin tinggi grossnya tinggi
tapi penerimaannya masih di bawah garis biru jadi ini merupakan sesuatu
168 169Teruslah Cintai Negeri Ini
yang harus kita perhatikan. Tapi nilai sektor keuangan dan asuransi sudah
ada di atas yang biru itu berarti dia pangsanya di ekonomi lebih rendah
dibandingkan kontribusinya di dalam perpajakan karena dia tadi tax
rationya sudah di atas 30% jauh di atas rata-rata nasional.
Kalau sekarang mulai beralih kepada masalah non pajak yaitu bea cukai.
Bea cukai juga menghadapi persoalan yang sama tadi. Bahwa mereka
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Terutama pada harga komoditas dan
kegiatan perdagangan internasional. Itu adalah salah satu yang menjelaskan
kenapa penerimaan kepabeanan kita turun. Karena untuk cukai kita sudah
lihat bahwa basis dari cukai kita masih sangat sedikit. Yaitu yang sekarang
ini yang paling menonjol dan sering diomongkan adalah mengenai barang-
barang produk tembakau yaitu rokok. Namun sebetulnya di negara-negara
lain cukai itu bisa digunakan untuk berbagai produk yang memang di-
design ingin adanya disinsentif untuk consumption. Jadi artinya kita mulai
memikirkan masyarakat kita kan sekarang konsumsinya bervariasi tidak
semuanya dalam konsumsi baik. Kalau memang Republik ini ingin mengurai
konsumsi yang tidak baik seperti limbah plastik yang kemarin concernnya
bahwa pariwisata di Indonesia mengalami ancaman dari sisi kita juga
membangun destinasi 10 tapi pantainya kotor. Nah ini hal-hal yang memang
kita harus pikirkan bagaimana kita mengurangi hal-hal aktivitas masyarakat
yang memang harus diberikan disinsentif. Dan ini merupakan hal yang
mungkin perlu untuk kita kaji secara bersama-sama bukan hanya masalah
beban untuk ekonomi atau tidak tapi apakah memang policy ini memang
sengaja di-introduce dikenalkan tidak hanya untuk mendorong ekonomi kita
menuju kearah yang kita inginkan. Jadi dari kepabeanan dan cukai tentu
reform adalah penting sesuai tata kelola sama dengan pajak tapi juga perlu
lihat berbagai potensi kepabeanan dan cukai yang masih perlu untuk kita
tingkatkan.
Terakhir adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak. Kalau kita lihat dari rasio
Penerimaan Negara Bukan Pajak kelihatan sekali ada soft trend yang sangat
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
penting untuk dilihat yaitu penerimaan negara yang berasal dari sumber
daya alam. Sebelum tahun 2014 Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berasal dari sumber daya alam yang berasal dari minyak bumi dan barang-
barang mineral kita mencakup lebih dari 50%. Harga komoditas yang turun
dan ekspor yang turun menyebabkan peranan dari sumber daya alam di
dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak kita hanya menjadi sekitar 30% dan
nilainya secara nominal juga dropnya lebih dari 100 triliun . Coba bayangkan
dalam hal ini sebetulnya ekonomi Indonesia itu mengalami guncangan yang
luar biasa dalam 3 tahun terakhir. Komposisi penerimaan negara itu bisa
dikatakan agak jungkir balik.
Dan ini pada saat yang sama penerimaan negara mengalami ketidakpastian
dan problem fundamental yang cukup besar dari sisi komposisi maupun
distribusinya, kita memiliki ambisi belanja negara yang cukup besar.
Karena memang Indonesia memiliki banyak sekali gap atau kekurangan.
Belanja untuk infrastruktur, belanja untuk sumber daya manusia. Kita
tidak bisa mengatakan “oh, kita kurangi saja dulu belanja pendidikan dan
kesehatan karena kita masih belum punya uang. Kita berdoa saja 5 tahun
lagi barangkali kita punya uang”. Ya anak-anaknya terlanjur sakit dan bodoh
sudah enggak bisa lagi nanti diubah. Kalau kita bicara bahkan bayi, bayi itu
semenjak ada di janin sampai 1000 hari pertama berarti 3 tahun pertama
dalam hidupnya itu investasi yang luar biasa. Sekali kita tidak memberikan
cukup makan pada bayi itu, bayi itu engak akan punya lagi kemampuan untuk
memperbesar otaknya. Artinya kita bahkan harus investasi kalau ingin
Indonesia punya sumber daya manusia yang hebat. Investasi itu sudah mulai
pada saat di janin. Makanya kan pendidikan usia dini, memberi makanan
bergizi, memberikan fasilitas persalinan, memberikan gizi pada ibu yang
hamil, itu adalah masalah investasi yang sangat luar biasa strategis. Bahkan
kalau sudah dia 3 tahun kemudian ibunya kasih makan banyak atau bayinya
dikasih full makin banyak susu dari 3 tahun enggak akan mengkompensasi
kekurangan dia pada 1.000 hari pertama.
170 171
” Indonesia bisa berharap bahwa penerimaan perpajakan kita di 2017 akan bertumpuk kepada reformasi perpajakan yang sekarang sedang dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Pesannya yang paling penting adalah bahwa kadang-kadang kultur negara
menghadapi kewajiban untuk membelanjakan dan memang kebutuhannya
strategis dan enggak bisa ditunda. Sementara penerimaan negara bisa
naik dan turun berdasarkan kondisi ekonomi. Maka di dalam pengelolaan
APBN kita mencoba supaya penerimaan negara tidak terlalu fluctuative
kalau basis pajaknya banyak. Kalau basisnya hanya beberapa komoditas
tertentu dan sektor tertentu yang tadi saya sampaikan begitu sektor itu
kena shock maka permintaan langsung turun tidak ada kompensasinya.
Dan kemudian belanja negara suka ada 2 pilihan, dipotong atau tetap tapi
hutangnya nambah. Ini yang merupakan salah satu tantangan kita di dalam
masa depan karena Golkar mengundang saya untuk memberikan Keynote
Speech untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Apakah trend ini akan
meningkat. Saya akan mengatakan trend-nya yang akan tergantung kepada
kemampuan kita untuk meningkatkan basis dari penerimaan negara. Pajak,
perpajakan, yaitu pajak bea cukai yaitu Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Kemudian belanja negara juga memiliki opsi sehingga kemudian defisitnya
bisa lebih dikendalikan. Apakah 3% itu merupakan suatu harga mati? Pada
saat ekonomi Indonesia mulai turun dibandingkan negara-negara di dunia,
ada belanja yang memang tidak bisa ditunda. Belanja itu harus apapun yang
terjadi kalau perlu kita ngutang kita harus belanjakan. Pendidikan itu enggak
bisa ditunda. Kesehatan itu enggak bisa ditunda. Infrastruktur dasar untuk
mengurangi kemiskinan itu juga tidak bisa ditunda. Hal-hal seperti ini bukan
masalah kita punya duit atau tidak, tapi bagaimana kita membelanjakan. Jadi
seperti belanja pendidikan yang dulu baru Rp200 triliun sekarang mencapai
Rp400 triliun. Pertanyaannya adalah apakah dengan belanja kita yang naik
dua kali lipat, kualitas pendidikan kita naik dua kali lipat? Ya kita tanya sama
BEM saja, apakah anda lebih membaik dari BEM 10 tahun yang lalu. Kira-
kira kayak gitu kan, dari sisi kualitas lho bukan masalah demonya. Kualitas
memikirkannya kan itu harus menjadi sesuatu kalau anggaran pendidikan
sudah naik 2 kali lipat. The questions is apakah kita membelanjakannya
dengan baik? Karena ini bukan masalah uang saja, ini adalah masalah
kemampuan membelanjakannya dengan baik. Anggaran kesehatan kita dari
172 173Teruslah Cintai Negeri Ini
Rp50 triliun sekarang naik menjadi Rp105 triliun. Apakah kualitas kesehatan
naik 2 kali lipat? Jadi banyak hal yang kita mengatakan bahwa pada sisi
belanja, meskipun kasusnya adalah urgent tidak berarti dia kemudian bisa
dibelanjakan secara baik kalau disediakan uang tidak berarti kemudian
menjadi baik juga, jadi ini tantangan yang berbeda dari sisi belanja.
Terakhir saya ingin menyampaikan tahun 2017 ini, defisit kita desain
dengan 2,41%, jadi kembali kepada pertanyaan 2,41% didesain dengan
asumsi bahwa perekonomian Indonesia akan tembus dari 5,1%. Dan inflasi
sekitar 4% dan dengan nilai tukar di Rp13.500. Kalau kita lihat di bawah
tendensi dari lingkungan global kita tapi tidak pasti tapi ada tren yang
sedikit membaik dan kita harap betul-betul membaik sebelum terjadinya
berbagai hal-hal ketidakpastian yang tadi saya sebutkan, maka Indonesia
bisa berharap bahwa penerimaan perpajakan kita di 2017 akan bertumpuk
kepada reformasi perpajakan yang sekarang sedang dilakukan di Direktorat
Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Format dari reformasi
perpajakan menyangkut organisasinya, ini tidak hanya sekedar mengejar
pajak dan wajib pajak tapi organisasinya dibenahi, sumber daya manusianya
dibenahi termasuk karirnya mereka dan insentifnya. Kita bicara tentang
business concept bagaimana mereka mendesign keputusan berhubungan
dengan wajib pajak menghimpun obligasi pajak jangan sampai ada persepsi
bahwa kita membuat kalkulasi secara semena-mena.
Dan yang terakhir adalah IT system atau database. Kalau kita memiliki
data mengenai tax amnesty sekarang bersama-sama dengan database di
perpajakan yang sekarang kita miliki, mereka akan merupakan bentuk
database yang harus kita gunakan secara jauh lebih cermat dan detail. Saya
sudah meminta Bea Cukai dan Pajak untuk sekarang berkooperasi bersama-
sama. Supaya kita tahu ada orang yang mengimpor, impornya sekian bayar
pajaknya cuma sekian, kok ya tidak pernah duduk bersama apa benar dia
bayar pajaknya sekian? Hal-hal yang sifatnya adalah internal bagaimana kita
berorganisasi secara lebih baik bisa dilakukan dan ini adalah merupakan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
tema reform yang sedang kita lakukan. Tentu kita mengharapkan dukungan
dari semua pihak termasuk dari DPR dan banyak juga yang membahasnya
bersama kami entah dari sisi visinya maupun dari sisi belanja karena kita
tentu membutuhkan banyak sekali support mengenai belanja sumber daya
manusia belanja mengenai IT system dan belanja untuk membuat business
process.
Dan terakhir untuk PNBP kita dengan sumber daya alam tentu adalah
merupakan salah satu faktor yang akan kita terus jaga. Tapi itu sangat
tergantung pada eksternal juga. Oleh karena itu PNBP yang berasal dari
amounts sumber daya alam harus dinaikkan. Dan mereka jangan main-main
setiap services pemerintah bisa menghasilkan penerimaan negara yang
cukup signifikan. Dan ini berarti pemerintah bisa berfungsi untuk melayani
masyarakat dengan harga yang bisa dibayar oleh masyarakat dan kualitas
yang baik. Itu adalah keinginan kita untuk membuat PNBP yang berasal
dari non sumber daya alam untuk dikelola. Memang akan menjadi banyak
sekali hal-hal masyarakat mungkin mulai mencoba, ini akan merupakan
salah satu tantangan yang besar. Oleh karena itu saya senang bahwa DPR
dan pemerintah sekarang sedang membahas Undang-Undang PNBP dan ini
merupakan salah satu basis yang luar biasa penting di dalam penerimaan
negara di Republik Indonesia yang selama ini ditulisnya aja Penerimaan
Negara Bukan Pajak. Padahal itu adalah source penerimaan yang luar biasa
besar, jumlahnya sekarang lebih dari 250 triliun di dalam APBN kita.
Dengan demikian saya ingin menutup dengan mengatakan bahwa defisit
anggaran merupakan salah satu bentuk manifestasi dari keseluruhan
kebijakan APBN yang merupakan susunan kecil di dalam mengelola negara
Republik Indonesia. Dia tidak berdiri sendiri, dia tidak muncul sebagai
suatu persoalan yang terpisah. Tapi dia merupakan suatu persoalan yang
merupakan wujud dari persoalan dibawahnya. Dan yang dibawahnya itu
adalah masalah fundamental dari Republik Indonesia yang merupakan
pekerjaan rumah bagi kita semua. Kami Kementerian Keuangan tentu akan
174 175
berupaya karena hari ini mungkin fokusnya adalah pada penerimaan negara
mungkin nanti POKSI XI bisa nambah untuk pertemuan yang selanjutnya
adalah mengenai sisi belanjanya. Namun tadi Pak Melky menyampaikan
bahwa seharusnya pemerintah tidak hanya terus menggunakan APBN
karena masih banyak sumber pembangunan, sumber daya pembangunan
ekonomi yang tidak hanya didasari APBN. Tapi APBN it’s not the only
instrument. Ada lembaga-lembaga keuangan apakah itu perbankan, capital
market, maupun masyarakat secara umum dan bahkan internasional yang
merupakan sumber-sumber yang bisa kita gunakan sebagai sumber daya
pembangunan. Oleh karena itu tentu saja kita berharap bahwa peranan
dari sektor keuangan di Indonesia, capital market, asuransi, dan dana
pensiun, perbankan, dan lembaga-lembaga keuangan non banknya untuk
bisa meningkatkan peranannya sehingga seluruh beban tidak hanya
terbebankan pada penyusunan APBN. Demikian yang dapat saya sampaikan,
selamat berseminar pada hari ini. Terima kasih atas undangannya dan tentu
kita sekarang tetap menjaga kebijakan Republik Indonesia.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
176 177
11
178 179
Adil dan Sejahtera Bersama Menuju Indonesia Yang Setara
Peluncuran Laporan Ketimpangan Menuju Indonesia yang Setara oleh OXFAM dan INFID
Hotel Aryaduta Jakarta, 23 Februari 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Selamat pagi dan salam
sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama saya ingin menyampaikan selamat dan berterima kasih
kepada Oxfam yang telah menunjukkan sebuah laporan yang begitu sangat
mengena di hati dan sangat penting bagi kita semua. Yaitu suatu laporan
judulnya menuju Indonesia yang setara. Saya rasa ini maknanya luar biasa
besar bagi kita semua. Untuk saya secara pribadi semenjak pulang dan
bergabung lagi dengan pemerintah ini adalah merupakan salah satu bagian
yang merupakan alasan kenapa saya ingin kembali ke Indonesia. Yaitu saya
melihat bahwa Indonesia memiliki banyak potensi tapi pada saat yang sama
juga kita memiliki banyak sekali homework atau PR untuk membuat Indonesia
menjadi lebih adil dan lebih sejahtera secara bersama. Mungkin saya akan
memberikan beberapa hal dari perspektif pemerintah dan apa yang kita
lakukan menyikapi concern atau issue mengenai masalah kesetaraan atau
ketidaksetaraan atau kesenjangan.
Pertama kalau dari sisi ekonomi kita semua tahu bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu bentuk cara untuk mengurangi kemiskinan.
Namun pertumbuhan ekonomi tidak secara otomatis selalu bisa menciptakan
kesetaraan. Oleh karena desain dari suatu pertumbuhan ekonomi akan sangat
menentukan banyak sekali mengenai kualitas dari manfaat pertumbuhan itu
terhadap seluruh rakyat di negara atau di perekonomian tersebut. Indonesia
sebagai negara emerging country dalam 10 tahun terakhir sebetulnya
memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang tidak buruk. Bahkan kita
mungkin termasuk salah satu negara yang memiliki pertumbuhan yang
tertinggi dalam satu dekade terakhir. Jangan lupa kalau saya bicara tentang
180 181Teruslah Cintai Negeri Ini
satu dekade terakhir, satu dekade terakhir ini diwarnai oleh krisis ekonomi
dunia tahun 2008 – 2009. Sehingga kalau kita mengatakan satu dekade
terakhir ada negara yang bisa tumbuh tinggi itu adalah sesuatu yang quite
an achievement. Tidak bisa juga dipungkiri juga bahwa krisis ekonomi dunia
tahun 2008 – 2009 bahkan hampir menyeret kepada satu titik depresi yang
terjadi di tahun 1930. Jadi kalau Indonesia bisa tumbuh dengan rata-rata
5,6% dalam satu digit dekade itu adalah suatu achievement yang sangat baik.
Namun pada saat yang sama kita juga perlu untuk mengkritisi, saya tahu di
sini adalah tempatnya teman-teman dari non government organization. Tapi
even within the government sebelumnya saya menjadi Menteri BAPPENAS
kemudian Menteri Keuangan dan kemudian saya bergabung dengan Bank
Dunia dan sekarang kembali lagi menjadi Menteri Keuangan, quality of
growth is something yang kita perlu untuk terus kita teliti.
Untuk Indonesia, dampak 1% dari pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan ternyata juga tidak selalu sama. Tahun 2011 – 2012, setiap 1%
pertumbuhan ekonomi, kemiskinan turun sebesar 0,106%, sedangkan untuk
periode 2013 – 2015 penurunan dari kemiskinan dari 1% growth itu merosot
yaitu setiap 1% pertumbuhan ekonomi hanya menurunkan kemiskinan
sebesar 0,033%. Bayangkan dengan periode 2011 – 2012 yang 0,1% setiap one
percentage growth, jadi merosotnya cukup tajam. Sebetulnya kalau influitively
saya tidak ada di Indonesia pada saat itu tapi kalau kita lihat tahun 2013 – 2015
itu adalah masa-masa waktu harga commodity boom dan kemudian bash. Dan
ini pasti ada hubungannya dengan Indonesia karena Indonesia like it or not
ekonominya memang masih sangat tergantung dan diwarnai oleh komoditas
ini. Kalau kita lihat dari sisi konservasi kemiskinan, kantong kemiskinan di
Indonesia terkonsentrasi terutama di daerah pedesaan dan di pulau Jawa.
Dan meskipun kalau kita lihat percentage kemiskinan terbesar tetap pada di
pulau-pulau di luar Jawa terutama Maluku dan Papua,dan dalam hal ini bisa
mencapai sampai 21,9%. Nah ini dari sisi pemerintah sesuatu yang sangat
dilematis.
Beberapa hari ini saya ada di DPR dan kita selalu bicara mengenai bagaimana
mendesain suatu anggaran policy keuangan negara. Setiap kali suatu policy
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
yang berhubungan dengan alokasi anggaran kalau dilakukan base on per
capita maka dia akan by default concentrated di Jawa karena penduduk
Indonesia berkonsentrasi di pulau Jawa sehingga banyak anggota DPR yang
mengatakan bagaimana pemihakan terhadap mereka yang tinggal di luar
Pulau Jawa. Dan terutama mereka yang tinggal di pulau yang sangat besar
dan penduduknya atau dan civic–nya very small. Ini adalah suatu policy
challenge bukan masalah apakah berpihak atau tidak berpihak, itu adalah
juga suatu tantangan kebijakan bagaimana kita menunaikan setiap rupiah
APBN kita dari sisi spending untuk diletakkan dimana, kepada siapa, dan
dalam bentuk apa karena itu matters a lot.
Ketimpangan yang terjadi di Indonesia pada periode 2008 – 2012 dalam hal ini
mengalami peningkatan. Dan kita mengalami kemudian stagnan pada GINI
Ratio sekitar 0,4 dan kemudian mengalami penurunan pada tahun terakhir
ini yaitu ke 0,394 . Paling tidak Presiden Jokowi dan seluruh kabinet mereka
kemari sangat mengenali bahwa masalah ketimpangan ini bukan sesuatu hal
yang bisa dikesampingkan. Dia merupakan suatu masalah utama yang harus
menjadi pusat perhatian dari kebijakan pemerintah.
Tentu saja dalam hal ini persoalan ketimpangan di Indonesia banyak studi-
studi yang melakukan, Bank Dunia, saya rasa sekarang, Oxfam melakukannya.
Dia menggambarkan mengenai apa yang menjadi sumber dari ketimpangan
ini. Salah satu yang di sebut adalah unequal opportunity atau dalam juga
disebut unequal job. Hal ini adalah sesuatu yang terus menerus menjadi
sesuatu yang harus menjadi pusat dari policy kita. Kalo kita bicara tentang
opportunity kita bicara tentang masyarakat miskin dimana kemiskinan itu
bisa diwariskan, yang terjadi adalah inter-generational kemiskinan. Karena
kalau yang orang miskin anaknya tidak bisa dikirim ke sekolah bahkan dari
mulai bayi di janinnya dia tidak mendapatkan gizi yang cukup sehingga
walaupun nanti dia mendapatkan sekolah gratis dia tidak bisa berpartisipasi
di sekolah. Jadi kalo kita bicara tentang intervensi harusnya intervensi itu is
a very from a very childs food, very dini sangat dini atau dari sisi up streamnya.
Oleh karena itu kalo kita bicara tentang something atau intervensi mengenai
ibu yang melahirkan atau ibu yang sedang hamil untuk mendapatkan akses
182 183
” Saya senang karena Oxfam atau INFID dalam hal ini merupakan NGO yang selalu scrutinizing the government policy. Tapi saya juga ingin mengajak bahwa you really have to scrutinize ”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
pemeriksaan kesehatan dan gizi dari ibu yang hamil itu bukannya karena
apa apa, it’s because we have to invest tidak hanya kepada ibunya tapi kepada
janin yang ada di dalam rahimnya. Itu adalah sesuatu yang disebutkan tadi
from the very beginning janin itu memiliki equal opportunity. Belum kalau dia
lahir, dia lahir dari seorang perempuan yang ada di Jakarta dengan tingkat
pendidikan sarjana akan berbeda sekali dengan kalau bayi yang lahir dari
seorang perempuan di Nusa Tenggara Timur yang tingkat pendidikannya
adalah SD. Padahal bayinya sama-sama innocent weak lahir dan before day
one bahkan sewaktu di perut mereka sudah tidak punya opportunity yang
sama untuk menjadi orang yang artinya adalah sejahtera atau memiliki
potensi. Ini adalah persoalan policy intervention from the very very level of
apa yang disebut the meaning dari masyarakat.
Oleh karena itu policy dari pemerintah untuk melakukan banyak sekali
intervensi kepemerintahan daerah karena sekarang ini dengan kebijakan
fiskal kita porsi dari belanja pemerintah Republik Indonesia antara yang
dibelanjakan melalui Kementerian Lembaga dengan yang di belanjakan
melalui Pemerintah Daerah sudah sama bahkan sebetulnya yang dibelanjakan
melalui transfer ke daerah Rp1 triliun lebih tinggi untuk tahun anggaran
2017 ini yaitu sekitar Rp745 triliun. Ini menggambarkan bahwa peranan dari
pemerintah daerah menjadi sangat penting. Saya senang karena Oxfam atau
INFID dalam hal ini merupakan NGO yang selalu scrutinizing the government
policy. Tapi saya juga ingin mengajak bahwa you really have to scrutinize
karena banyak sekali sekarang fungsi dari responsibility actually has
dedicated to below the government. Dan bagaimana local government mampu
untuk bisa menciptakan yang tadi di sebutkan the first reason of kesenjangan
adalah unequal opportunity. Bagaimana local the government bisa melakukan
tindakan-tindakan untuk mengurangi unequal opportunity itu melalui public
services yang baik kepada masyarakat terutama masyarakat yang miskin itu
menjadi sesuatu yang sangat kunci di dalam memerangi kemiskinan maupun
kesenjangan. Tapi juga ada hal lain yang bisa menciptakan ketidaksetaraan
yaitu resolution of sort atau vulnerability of short, orang miskin akan lebih
mudah dan akan sangat menderita lebih banyak apabila terjadi bencana
alam dari mulai banjir sampai kepada earthquake dalam hal ini.
184 185Teruslah Cintai Negeri Ini
Indonesia sebagai negara yang ada di dalam ring of fire dan dengan adanya
climate changes definitely frequency quality dari national disaster itu akan
menjadi lebih tinggi dan lebih sering. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
men-design baik dari mulai pembangunan infrastruktur hingga kepada tata
ruang agar kita bisa tidak hanya sekedar membangun tetapi menciptakan
residensi terutama memberikan proteksi kepada mereka yang miskin.
Alasan ketiga dari ketidaksetaraan adalah high wealths consentration.
Suatu konsentrasi kekayaan terutama kepada beberapa kelompok terkecil
1% paling kaya atau 5% paling tinggi di Indonesia. Dan karena kalau
kita bicara tentang GINI Ratio di Indonesia itu diukur melalui indikator
perfungsi sebetulnya indikator GINI Ratio tadi relatively under represent
ketidakseimbangan atau kesenjangan tersebut. Kalau ketidakseimbangan
atau ketimpangan itu dihitungnya melalui income atau bahkan dari wealth
maka ketidakseimbangan itu menjadi sangat besar. Ini menjadi salah satu
challenge untuk kita bagaimana melakukan koreksi terhadap high wealth
consentration.
Tentu ini ada hubungannya dengan perpajakan. Instrumen pajak merupakan
salah satu instrumen untuk bisa melakukan koreksi terhadap ketimpangan
atau ketidaksetaraan. Namun pertanyaannya tentu tidak hanya orang kaya
bayar pajak lebih dan orang miskin tidak bayar pajak atau bahkan diberi
subsidi atau diberikan support, itu adalah additional term. Di dalam realita yang
harus kita hadapi saat ini dan saya sekarang menjadi Menteri Keuangan yang
kedua kali saya merasakan betul kalau kita bicara tentang reform perpajakan
ini adalah suatu tantangan dan PR yang luar biasa sangat tidak mudah. Dan
saya senang datang kesini untuk membagi kepada keseluruhan NGO disini
masyarakat untuk membagi masalah itu karena saya tidak punya pretensi
bahwa kita bisa menyelesaikan masalah sendiri. Kalau NGO masyarakat ikut
mendukung, apakah itu dengan mengawasi entah memberikan pressure entah
melakukan kritik, memberikan studi saya rasa itu akan membuat pekerjaan
kita menjadi ringan. Apa yang sebetulnya diharapkan pajak itu untuk bisa
menjadi instrumen efektif untuk melakukan koreksi terhadap ketimpangan?
Tentu tidak hanya dari sisi yang disebut rate of tax. Jadi katakanlah kalau
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
anda incomenya tinggi maka anda membayar 35% atau 25%, kalau anda
incomenya menengah maka rate-nya anda menjadi lebih rendah 20% atau
15% , atau kalau anda bahkan incomenya dibawah mendapatkan tidak kena
pajak anda tidak usah bayar pajak. Rate yang progressive is one thing. Yang
paling sulit sebetulnya adalah mengenai the ability to collect. Apalagi pada
saat dunia itu orang bisa melakukan penyembunyian asset dan income
secara mudah. Dia bisa tinggal naik pesawat pergi ke Singapore buka account
disana atau bahkan pergi ke tax heaven yang sangat banyak, di ASEAN pun
cukup banyak, dan banyak orang Indonesia bahkan juga pergi sampai ke
Cayman Island atau ke Panama atau ke berbagai macam tempat. Hal yang
bagus pada hari ini adalah paling tidak secara dunia global telah terjadi
suatu kesepakatan karena kalau saya bandingkan 10 tahun lalu saya menjadi
Menteri Keuangan dan kalau saya datang di dalam pertemuan internasional
dan saya bicara “Hey, you know guys. I’m trying to fix the reform or tax reform
in my country”, tapi saya tahu bahwa banyak my tax payer itu sebetulnya lari
dan menyembunyikan uang di tempat kalian. Mereka biasanya cuma senyum
sambil lihat saya, ya bagus tapi kasihan deh kamu, cuma gitu saja tidak ada
sebenarnya yaa. Hari ini karena seluruh negara juga mengalami kesulitan
yang sama, yang mereka tahu even negara yang powerful pada mau bicara
tentang Inggris, United States, mereka tahu bahwa tax payernya bisa pindah
saja dan akhirnya mereka sadar bahwa you cannot without operation allowing
this to happen. Ini paling tidak secara internasional sekarang ada kemajuan
dibandingkan satu dekade yang lalu. Yaitu adanya kesepakatan bahwa we
have to work together untuk prevent yang disebut tax evasion. Tapi untuk bisa
mentranslate itu harus ada yang disebut sekarang yang disebut automatic
exchange of information. Basically mengatakan bahwa kalau ada tax payer
Indonesia membuka account di tempat lain, maka otomatis tanpa saya harus
melakukan penyelidikan atau penyidikan atau suspektif bahwa dia affaid
atau tidak, maka we have the ability to access that information. Ini adalah
sesuatu yang sangat tapi orang lain juga akan mengharapkan Indonesia
yang sama, kalau ada orang yang menyembunyikan asset nya di Republik
Indonesia. Oleh karena itu kita sekarang harus memperbaiki banyak sekali
peraturan-peraturan, undang-undang termasuk institutional arrangement
agar Direktorat Jenderal Pajak mampu memiliki akses itu tanpa terhalangi
186 187Teruslah Cintai Negeri Ini
dan juga memberikan akses kepada petugas pajak dari negara lain untuk
bisa men-track kalo ada orang lain yang melakukan penyembunyian asset
dan incomenya di Republik Indonesia. Kalau itu dilakukan saya mungkin
memiliki suatu optimimism, dunia ini akan menjadi lebih baik. Dan saya
tentu berharap bahwa temen-temen NGO akan mendukung transparansi
itu karena kalau enggak namanya bukan tadi transparansi internasional
INFID dan lain-lain. Saya juga ingin mengharapkan bahwa teman-teman
dari NGO dan LSM semua masyarakat untuk mendukung pemerintah untuk
terus melakukan apa yang disebut melaksanakan automatic exchange of
information secara konsisten. Kita harus mendeklarasikan bahwa tidak ada
lagi tempat untuk bersembunyi kepada para pengemplang pajak. Itu yang
menurut saya subtitlenya.
Subtitlenya dari INFID harusnya adalah kalau anda menanyakan kesetaraan
adalah tiada lagi tempat berlindung atau bersembunyi bagi mereka yang
mengemplang pajak. Kami akan melaksanakan tugas kami, tentu NGO juga
akan mengatakan “Ibu ,bagaimana kalau di tempat itu ada yang korupsi?” Ya
kita koreksi, kita harus ganti. I’m fine I open saya senang kalau discrutinized
karena itu adalah memang betul-betul institusi yang bersih, kredibel,
professional, dan punya integrity adalah merupakan syarat utama untuk
membuat Indonesia menjadi setara. Saya tidak percaya hanya dengan bagi-
bagi duit tanpa benarin institusi maka Indonesia akan menjadi negara yang
adil dan setara. Oleh karena itu reform birokrasi menjadi sangat penting.
Kami terus akan membuka diri dan akan terus meminta diawasi agar
seluruh institusi di pemerintahan terutama yang ada di dalam Kementerian
Keuangan menjadi institusi yang committed terhadap public services dan
punya integrity dan tentu saja tidak commit terhadap korupsi.
Saya mungkin menyampaikan ini merupakan satu bagian dari keseluruhan
program reformasi perpajakan yang kami sedang lakukan yaitu Pajak, Bea
dan Cukai, maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak. Kita mengubah dari
sisi peraturan perundang-undangannya sebagian sedang dibahas dengan
Dewan sebagian barangkali diharapkan bisa lebih cepat lagi, Undang-Undang
KUP, Undang-Undang PPH, Undang-Undang PPN. Kita juga berharap bahwa
” harusnya adalah kalau anda menanyakan kesetaraan adalah tiada lagi tempat berlindung atau bersembunyi bagi mereka yang mengemplang pajak.”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
188 189Teruslah Cintai Negeri Ini
Indonesia bisa membuka sekresi dari semua account lembaga-lembaga
keuangan dan itu perlu dilakukan karena kalau tidak Indonesia akan menjadi
negara yang terkucil di dunia. Sekarang ini udah 101 negara yang sudah signed
untuk comply dan kalau kita tidak mampu membuka itu maka Indonesia
akan menjadi out layer dan ini bukan out layer yang keren tapi out layer yang
sangat tidak keren, karena sering juga off layer. Kita sudah menjalankan
jadi peraturan perundang-undangan, perbaiki institusi, membersihkan
dari sumber daya manusianya, dan meningkatkan profesionalitas mereka.
Kita juga melaksanakan tax amnesty, mungkin saya laporkan di sini sampai
hari ini kita menerima Rp111 triliun penerimaan tebusan 4.371 asset yang
selama ini tidak pernah dilaporkan sekarang dilaporkan, its quite something
baik yang di luar maupun yang di dalam negeri dan yang ikut tax amnesty
sebanyak 659.593 orang. Masih sedikit, saya mengharapkannya sekitar 2
juta harusnya, karena mungkin yang 2 juta itu yang punya duit dan SPTnya
berlebih.
Saya sudah bicara paling tidak sedikit dari sisi revenue side, tapi kalau kita
bicara tentang setara atau dalam hal ini equality of opportunity dan memotong
garis kemiskinan atau meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, maka salah satu instrumen yang penting lainnya adalah belanja
negara. You cannot just collect money and you spend it when you poorly. Itu
akan menjadi sesuatu yang wasting. Saya senang saja membaca rekomendasi
dari Oxfam bahwa anggaran kesehatan harus dinaikkan beberapa puluh kali
lipat, anggaran pendidikan dinaikkan, but menaikkan anggaran is one thing,
I actually want to ask NGO itu untuk step up. You should not ask mengatakan
bahwa pemerintah menaiki anggarannya. Could you the discrutinized how
you spend it? Karena kalau dinaikkan anggaran dan ternyata pendidikan
kualitasnya makin menurun, you really have to be worry. Kalau kita naikkan
anggaran kesehatan ternyata korupsi alat kesehatan malah makin marak,
that’s really worry ask. So I really want the NGO untuk step up artinya all
ability investing di sumber daya manusia adalah penting. Indonesia sudah
diharuskan secara konstitusi untuk membelanjakan 20% dari APBN untuk
pendidikan. Kita sudah menaikkan sekarang 5% dari APBN untuk kesehatan.
Anggaran pendidikan waktu saya menjadi Menteri Keuangan tahun 2006 itu
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
baru sekitar Rp125 triliun, atau bahkan menjadi Rp175 triliun kalau ditambah
dengan transfer. Sekarang sudah mendekati lebih dari 400 triliun. Are you
enjoying the same quality? Atau worsting quality of education? I don’t know,
this it not set bahwa sekarang anggaran pendidikan naik menjadi Rp400
triliun tapi setiap kali lihat koran masih ada saja bangunan yang tidak ada
atapnya atau anak-anak kita yang sekolah yang sama sekali di tempat kelas
yang sama sekali tidak representative atau dalam hal ini kenaikan tunjangan
guru professional yang begitu banyak, are we really improving the quality of
teaching. Apakah kita juga memperbaiki dari quality of books? Tidak hanya
cetakannya tapi kontennya.
Jadi hal-hal seperti itu yang saya anggap adalah peranan dari masyarakat,
NGO, INFID, Oxfam yang punya confining power. You are very powerful to
confine people to mobilize, look at the very detail. Karena itu akan sangat
membantu kami semua. Buat saya adalah sangat sedih kalau setiap saat
di dalam menyusun APBN we have to allocate this much and then tidak
menjadi hasil yang kita harapkan. Karena itu berarti kita sangat berhutang
kepada generasi yang akan datang dan we are wasting those belanja. Jadi
quality of belanja is very important. It’s not only the proportion, I agree the
recommendation some of the spending need to be increased by several light
education yang harusnya lebih ke vokasional saya setuju dengan itu, Presiden
Jokowi sudah meng-announced. Saya bahkan menyampaikan kalau anggaran
pendidikan naik, mau saya ambil saja untuk saya cut menjadi anggaran
untuk vokasional. So the promised not about anda atau kalau overall excited,
sebetulnya semuanya mengatakan avokasional nanti tiba-tiba menjadi
kursus enggak jelas juga kan? Jadi kalau anda melihat pemerintah sudah
melakukan, anda jangan terlalu excited, anda harus di step up, ini jadi apa
nih? Nanti jadi kursus yang enggak jelas vokasionalnya tidak jelas dan you
have to step up in term of scrutinize the quality of expanding. Itu yang saya
mengharapkan dari teman-teman dari NGO.
Kita juga dalam hal ini mengharapkan bahwa karena tadi dan saya tahu
this cannot be done alone pemerintah pada saat yang sama melakukan
sekarang transfer ke langsung ke desa karena tadi disebutkan kemiskinan
190 191Teruslah Cintai Negeri Ini
berkonsentrasi di desa. Setiap desa sekarang mendapatkan cash money,
are you happy or worry? That’s the right worry. Mari bersama-sama worry
bersama saya. Soalnya Rp60 triliun from zero to twenty to fourty now sixty
triliun will be transferred directly ke desa. Tiga tahun yang lalu masih 0,
sekarang Rp60 triliun. So you really have to be worry and menanyakan.
Sekarang kita sedang berlomba dengan waktu. Menteri Desa mencoba untuk
membuat kriteria. Saya Menteri Keuangan akan membuat peraturan Menteri
Keuangan untuk paling tidak untuk mendisiplinkan how we’re dong to
disburst the money and how the money is going to be used. Tapi yang enggak
mungkin cuma dengan peraturan, at the end adalah implementasi. Saya ingin
mengundang anda semua untuk mobilizing energy, attention. How we are going
to able untuk mencegah agar Rp60 triliun ini betul-betul menjadi dana yang
bisa bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mengurangi kemiskinan, untuk
mengurangi kesenjangan, dan menciptakan kesejahteraan yang lebih adil.
Jadi ini adalah berbagai macam cost belanja. The quality of spending which the
government already the agree commited or even allocate money. Dan ini adalah
sesuatu PR bagi kita semua.
Saya rasa saya ingin menutup dengan mengatakan bahwa di luar hal itu pun
pemerintah melawan beberapa hal pemihakan kepada kelompok-kelompok.
Presiden memukakan supaya Kartu Indonesia Pintar kepada mereka anak
yatim anak yang miskin, Kartu Sehat sehingga walaupun anda miskin atau
bahkan tidak punya orang tua tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak bisa
sekolah dan mendapatkan akses kesehatan. Sehingga mereka tidak memiliki
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
hak untuk menjadi orang Indonesia yang memiliki masa depan
yang lebih baik. Berbagai macam policy pemihakan seperti itu it’s
not only the money it’s also about the system yang didesign dan juga
about monitoring. Sehingga kita semua bisa melihat APBN Republik
Indonesia 2.080 triliun itu betul-betul bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia. Sekali lagi saya ingin menyampaikan terima kasih kepada
Oxfam, INFID, dan seluruh NGO di sini, para hadirin yang akan
membahas tentu saya akan terus memperhatikan hal-hal yang kita
anggap memang sangat penting bagi pemerintah untuk bisa merepons
sehingga policy kita makin baik dan makin bisa menjawab tantangan
Indonesia hari ini dan ke depan.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
192 193
12
194 195
Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa Untuk Perbaikan Kemakmuran
Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dan Knowledge Sharing Keberhasilan Kepala Daerah
2 Maret 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Ini kayaknya pertemuan yang paling sepi, tidak ada tepuk tangan. Padahal
katanya ada 600 yang hadir disini, mungkin semuanya sedang merenungkan
banyak sekali pesan yang akan disampaikan pada hari ini.
Yang saya hormati para Gubernur yang hadir pada hari ini. Saya dengar ada
3 Kepala Gubernur, ada banyak sekali Kepala daerah disini yaitu para Bupati,
Walikota dan juga para kepala DPKAD, BPKAD, dan Kepala BPMD. Banyak
sekali singkatannya sekarang. Kemudian para eselon satu di Kementerian
Keuangan yang hari ini hadir, ini merupakan tiga kombinasi. Tadi Pak Ken
Dirjen Pajak mengatakan saya yang cari uang, uangnya diserahkan kepada
Dirjen Perbendaharaan, Pak Marwanto dan Pak Budiarso yang paling enak
bagi-bagi duit. Itu yang adalah tiga Dirjen yang hadir yang nanti akan menjadi
narasumber. Dan tentu yang saya hormati perwakilan dari Perguruan Tinggi,
Lembaga Donor atau hadirin sekalian.
Pertama tama dari Ketua Panitia sudah menyampaikan juga saya rasa kita
tetap teguh untuk mengulangi, kita patut untuk memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT karena pada hari ini kita diberikan nikmat sehat
dan waktu untuk bisa bertemu didalam menghadiri sosialisasi kebijakan
pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa untuk tahun anggaran
2017 dan juga yang paling penting adalah tema keduanya yaitu kita ingin
menggunakan produk ini untuk melakukan tukar pengalaman dan ilmu
atau yang disebut knowledge sharing untuk daerah-daerah yang selama ini
diakui telah mencapai suatu keberhasilan. Yang mengakui itu sebetulnya
bukan siapa-siapa, rakyatnya sendiri. Mereka biasanya senang, dia melihat
perubahan yang sangat nyata, entah itu dari sisi fasilitas umum, fasilitas
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
196 197
daerah dari mulai air bersih, jalan raya sampai hal yang mungkin sifatnya
tidak terlihat secara fisik tapi dirasakan yaitu pelayanan, pelayanan publik
yang luar biasa. Jadi saya menyampaikan kepada Pak Dirjen Perimbangan
Keuangan dalam berbagai kesempatan kita rapat internal Kementerian
Keuangan akan sangat baik kalau kita itu sebetulnya biasanya dan sangat
lebih mudah belajar dari yang sudah pernah berhasil karena itu tidak teori
lagi dengan porsi yang sama dari pusat dengan transfer yang sama dari pusat,
dengan tingkat kesulitan yang sama rumitnya tapi ada daerah-daerah yang
mampu melakukan suatu perubahan dan perbaikan yang luar biasa yang
dirasakan betul oleh masyarakatnya.
Kalaupun pemerintah dalam hal ini melakukan berbagai insentif seperti
dana insentif daerah, itu hanya merupakan konfirmasi saja, tapi yang paling
penting sebetulnya masyarakat dan rakyatnya sendiri. Pada hari ini saya
senang bahwa kita akan mengundang beberapa kepala daerah yang telah
menunjukan beberapa hal yang sangat impresif dalam memimpin daerahnya
masing-masing dan itu diharapkan bisa memberikan inspirasi, sebetulnya
tidak hanya inspirasi untuk daerah lain tapi juga inspirasi bagi kami di
Kementerian Keuangan untuk terus menerus memperbaiki pola transfer ke
daerah.
Saya mungkin mulai pada pagi hari ini karena ini adalah juga forum
sosialisasi untuk membagi sedikit mengenai kondisi ekonomi dan keuangan
negara yang tentu akan sangat mempengaruhi sumber dana yang akan
ditransfer ke daerah karena tadi Pak Rukijo sudah menyampaikan bahwa
mulai tahun 2017 ini DAU bersifat fleksibel. DAU fleksibel ini karena
sumbernya yaitu penerimaan negara itu juga tidak selalu tetap. Jadi saya
akan memulai sedikit dulu dengan kondisi ekonomi yang merupakan sumber
dari basis penerimaan negara kita dari pajak yaitu pajak dan bea cukai serta
penerimaan negara bukan pajak.
Mari kita mulai dengan pertumbuhan ekonomi yang biasanya juga diikuti
oleh semua. Indonesia selama satu dekade ini cukup memiliki pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Bahkan kalau dilihat dibandingkan dengan negara-
Teruslah Cintai Negeri Ini
negara lain di dunia. Itulah yang disampaikan oleh Bapak Presiden di
berbagai kesempatan . Kalau pertumbuhan ekonomi kita dalam sepuluh
tahun terakhir rata rata 5,6 itu adalah pertumbuhan yang relatif tinggi kalau
dilihat dari kacamata negara-negara di dunia. Kalau kita bandingkan dari
sisi permintaan dan penawaran, pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh
dua sisi baik permintaan maupun dari sisi produksi atau penawaran.
Sisi permintaan atau disini ditulisnya sisi pengeluaran, sisi permintaan adalah
yang berasal dari masyarakat dalam bentuk konsumsi, dari pihak korporasi
swasta yang melakukan investasi, dari pemerintah sendiri yang melakukan
belanja dan juga dari luar negeri dalam bentuk ekspor yang kemudian
kita kurangi dengan impor. Kalau kita lihat kondisi ekonomi hari-hari ini
permintaan kita masih didominasi oleh konsumsi yang itu sebenarnya tidak
salah, banyak negara yang maju memang konsumsi itu menjelaskan sekitar
55% sampai 60% bahkan 65 % dari GDP nya dan Indonesia juga sama. Jadi
selama masyarakat memiliki daya beli yang cukup baik dan itu berarti ada
kesempatan kerja, kenaikan dari sisi kesejahteraan maka ekomoni juga akan
tumbuh dengan baik. Namun dia tidak akan sustainable kalau tidak dibantu
oleh investasi. Oleh karena itu kalau pemerintah selama ini menggiatkan
berbagai kebijakan untuk mengundang investasi baik dari dalam negeri
maupun luar negeri karena dia merupakan suatu engine of growth atau mesin
pertumbuhan yang bisa memacu dari sisi permintaan dan juga pada saat
yang sama dia meningkatkan sektor produksi.
Pada tahun-tahun ini, ekonomi Indonesai sama dengan seluruh negara-
negara di dunia mengalami tekanan karena kondisi global yang tidak baik,
dan ini tercermin dari ekspor kita yang negative dan itu juga terlihat dari
harga komuditas yang menurun. Oleh karena itu dari sisi permintaan ekspor
itu nilainya negatif. Tahun ini barangkali adalah yang paling berat karena
negatif itu berjalan terus sudah selama hampir 3 tahun. Kita berharap
tahun 2017 momentum pemulihan mulai terlihat. Dan tentu pemerintah
menggunakan APBN-nya mencoba untuk melakukan perbaikan dari sisi
kenaikan pertumbuhan ekonomi.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
198 199
” Pesan dari sini adalah bahwa kita perlu menggunakan instrumen dan design pembangunan agar kesenjangan ini tidak makin melebar dan ini yang disampaikan oleh Bapak Presiden diberbagai kesempatan”
Teruslah Cintai Negeri Ini
Kalau dari sisi produksi kita lihat pengaruh dari kondisi global terlihat pada
sektor pertambangan yang mengalami pertumbuhan juga negatif karena kita
masih sangat tergantung oleh beberapa komoditas. Ini terlihat di beberapa
daerah yang sangat tergantung kepada sektor pertambangan dan pertanian.
Sektor yang selama ini tumbuh cukup sehat adalah sektor-sektor jasa. Jasa
keuangan, transportasi, komunikasi. Sektor yang disebut sekunder seperti
sektor konstruksi atau sektor manufaktur itu relatif hampir sama dengan
pertumbuhan ekonomi nasional dan biasanya mereka cukup baik didalam
menciptakan penciptaan kesempatan kerja.
Kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik menyebabkan
angka kemiskinan kita menurun, angka pengangguran juga menurun. Ada
hal yang merupakan dampak positif meskipun kita harus tetap bekerja keras
pertumbuhan ekonomi harus mampu untuk menurunkan kemiskinan lebih
besar lagi dan ini mulai terlihat bahwa kualitas pertumbuhan ekonomi kalau
tidak dijaga bisa kita growth nya tinggi tapi kemiskinan sangat kuat. Ini
yang harus kita hindari. Pengangguran juga mulai mengalami penurunan,
Ada indikasi yang mungkn harus kita waspadai yaitu dari sisi kesenjangan,
gini ratio kita mengalami kenaikan. Itu artinya dengan pertumbuhan
ekonomi terjadi kesenjangan. Kelompok yang kaya atau daerah yang kaya,
dia semakin kaya. Daerah yang miskin dia juga makin kaya tapi kecepatan
makin kayanya daerah yang miskin dan kelompok yang miskin jauh lebih
lambat dibandingkan kekayaan yang bisa ditambahkan lagi bagi kelompok-
kelompok yang kaya atau daerah-daerah yang kaya. Kesenjangan inilah kalau
saya sebutkan gini ratio tidak berarti yang miskin makin miskin yang kaya
makin kaya, semua makin kaya namun kecepatan dari akumulasi kekayaan
bagi kelompok yang miskin dibandingkan yang kelompok yang kaya atau
daerah yang miskin dengan daerah yang kaya itu jauh lebih cepat dari
daerah yang kaya atau kelompok yang kaya. Dan ini menyebabkan kemudian
kesenjangan.
Pesan dari sini adalah bahwa kita perlu menggunakan instrumen dan design
pembangunan agar kesenjangan ini tidak makin melebar dan ini yang
disampaikan oleh Bapak Presiden diberbagai kesempatan.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
200 201
Kemudian Indonesia juga ada berita baik yaitu usaha dari terutama daerah-
daerah dan seluruh pemimpin pimpinan Kementerian lembaga untuk
memperbaiki apa yang disebut ease of doing business, perbaikan dari
bagaimana Indonesia memperlakukan mereka yang ingin memulai bisnis.
Itu dari yang disebut Index kemudahan untuk berusaha atau ease of doing
business. Kita meningkat dari rangking 106 ke 91 dan Indonesia masuk ke
dalam negara yang the ten best top reformer di dunia. Jadi kita termasuk
negara yang reformer. Saya rasa ini akan sangat banyak sekali disumbangkan
oleh para pimpinan-pimpinan daerah yang memang berkomitmen untuk
meningkatkan kemudahan berusaha.
Kondisi ekonomi Indonesia tidak imun terhadap kondisi global. Saat ini
tantangan dunia adalah bahwa dunia masih belum sepenuhnya pulih jadi
pertumbuhan ekonomi dunia masih relatif lemah dan dengan pemulihan
ekonomi meskipun lemah, Amerika sudah mulai menaikan suku bunganya
dan ini akan mempengaruhi sekali terhadap suku bunga Internasional.
Kita melihat dinamika di Eropa seperti terjadinya pemilihan dari warga
negara Inggris untuk keluar dari Eropa atau disebut Brexit. Kita juga melihat
di kawasan Asia, negara terbesar kedua di dunia yaitu RRT mengalami
perlemahan dan harus melakukan restrukturisasi. Hal yang perlu kita
waspadai adalah di dunia ini sekarang sedang musim retorika untuk sangat
ultra nasionalis dan sangat import looking. Negara-negara maju yang selama
ini menjadi destinasi dari ekspor termasuk dari ekspor kita, mereka sekarang
relatif menjadi sangat proteksionis dan sangat nasionalis.
Hal lain yang mengancam pertumbuhan ekonomi adalah makin seringnya
terjadi bencana alam karena adanya perubahan iklim dan tentu juga dengan
perlemahan ekonomi dunia harga komoditas masih belum meningkat seperti
yang diharapkan.
Dari dalam negeri, tantangan ekonomi kita adalah bahwa antar pulau antar
daerah kesempatan untuk tumbuh itu tidak sama. Jawa yang merupakan 58
% dari GDP kita tumbuh relatif hampir sama dengan nasional 5,6% dengan
Teruslah Cintai Negeri Ini
tingkat kemiskinan maupun pengangguran yang relatif rendah dibandingkan
dari daerah-daerah lain. Sumatera tumbuh 4,3% dengan tingkat kemiskinan
11,1% dan 5,2%. Sulawesi tumbuh 7,4% termasuk daerah yang tumbuh paling
tingggi dengan tingkat kemiskinan maupun masih relatif tinggi namun
tingkat pengangguran menurun sangat tajam di 3,8%. Kalimantan dan
Papua yang sangat tergantung pada komoditas pertumbuhan ekonominya
untuk Kalimantan sangat rendah 2,0% dengan tingkat kemiskinan 6,5% dan
tingkat pengangguran relatif rendah 1,2%. Untuk Bali Nusa Tenggara dengan
pertumbuhan 5,9 dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi yaitu 14,7%
terutama ini adalah di daerah Nusa Tenggara dan tingkat pengangguran
yang juga relatif rendah dibandingkan rata-rata nasional 3%. Sedangkan
untuk Papua kita lihat walaupun pertumbuhannya relatif tinggi atau lebih
baik dari Kalimantan tapi tingkat kemiskinannya masih sangat tinggi yaitu
22% dengan tingkat pengangguran sebesar 5,5%.
Kalau kita bicara tentang konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti
yang kita nyanyikan tadi lagu Indonesia Raya, maka harusnya masyarakat
Indonesia dimanapun dia berada, dimanapun mereka lahir, dimanapun
meraka dibesarkan, mereka seharusnya berhak mendapatkan fasilitas yang
disebut fasilitas dasar dan pelayanan yang sama dan ini masih merupakan
tantangan. Kalau kita lihat fasilitas dasar seperti akses air bersih, maka
akses sanitasi atau akses terhadap kesehatan terhadap layanan kesehatan
kita melihat ketimpangan yang masih sangat tinggi. Ada kuota yang air
bersihnya aksesnya 100% seperti Banjarmasin, ada yang masih 4% seperti
Kabupaten Mamberamo. Akses sanitasi ada yang hampir mencapai 100%
seperti Pangkal Pinang tapi juga ada lagi-lagi Kabupaten Gorontalo yang
hanya 36% dan Kabupaten Asmat yang hanya 14%.
Tenaga kesehatan yang paling tinggi 15/100.000 di Banda Aceh sampai yang
terendah hanya 1,4 tenaga kesehatan per 100.000 orang. Ini menggambarkan
bahwa dimanapun mereka berada kita tidak merasakan Indonesia yang sama.
Ada Indonesia yang berbeda terutama dari sisi pelayanan dasar dan tentu
kalau dilihat partisipasi seperti tingkat pendidikan rata-rata masyarakatnya
mereka yang memiliki prestasi yang tinggi seperti Padang Sidempuan di
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
202 203
Sumatera Utara dengan 87% partisipasi sekolah di SMA kalau kita bandingkan
dengan yang paling kecil seperti di Kabupaten Terubungan Bintang di Papua
yang hanya 7%. Ini adalah tantangan realita dari Indonesia internal. Dan
oleh karena itu kita perlu untuk terus menggunakan dan memikirkan apa
instrumen untuk mengurangi kesenjangan antar daerah sehingga Indonesia
sebagai suatu negara kesatuan betul-betul terwujud di dalam kebersamaan
dalam menikmati kemakmuran dan kesempatan dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu kemiskinan kesenjangan merupakan tantangan kita dan kita
membutuhkan ekonomi yang lebih inklusif. Pertumbuhan tetap harus tinggi
namun harus lebih inklusif. Baik dilihat dari sektor produksi maupun dari
sisi sektor permintaan dan kita harus menggunakan instrumen dari mulai
instrumen fiskal, moneter maupun instrumen kebijakan-kebijakan yang
sifatnya struktural.
Saya ingin menekankan pada instrumen fiskal yaitu APBN. APBN anda
semua mungkin familiar karena kita memang banyak sekali yang tergantung
kepada APBN. Tahun 2017 ini jumlah belanja negara mencapai 2.080 triliyun
rupiah. 764 triliyun adalah transfer ke daerah dalam berbagai bentuk dari
mulai DAU, DAK, DBH hingga ke dana desa. APBN memiliki peranan yang
luar biasa penting sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat itu melalui fungsi alokasi, memperbaiki kesenjangan melalui fungsi
distribusi dan APBN bahkan menjadi instrumen yang sangat penting pada
saat ekonomi mengalami gejolak melalui fungsi stabilisasi.
Namun sama sepert alat, alat-alat apa saja yang kita miliki di dalam kehidupan
sehari-hari. APBN itu adalah alat, intrumen kebijakan. Instrumen ini
hanya akan bisa mampu berjalan efektif apabila dia kredibel dan memiliki
kekuatan yang penuh. Oleh karena itu, itu yang disebut sustainability. Oleh
karena itu APBN itu harus terus dijaga supaya dia terus menerus kredibel
dan memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kondisi ekonomi apapun
karena begitu instrumennya menjadi masalah maka solusi yang harusnya
disampaikan tidak akan terjadi atau bahkan APBN bisa menjadi menambah
masalah ekonomi, ini yang perlu kita lakukan dan saya bicara disini kepada
para pimpinan-pimpinan di daerah.
Teruslah Cintai Negeri Ini
” APBN itu adalah alat, intrumen kebijakan. Instrumen ini hanya akan bisa mampu berjalan efektif apabila dia kredibel dan memiliki kekuatan yang penuh. Oleh karena itu, itu yang disebut sustainability ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
204 205
Di daerah APBD juga sama, anda harus memperlakukan APBD sebagai
instrumen yang powerfull dan untuk dia bisa menjadi powerfull, menjadi
efektif, menjadi kuat, maka dia harus dapat kredibel dan sustainabel.
Kalau APBN nya sakit ya sama seperti kalau orang sakit. Baru menghadapi
tubuhnya sendiri saja dia tidak bisa apalagi dia akan menghadapi tantangan-
tantangan di luar. Inilah yang kenapa kami mencoba terus-menerus untuk
mengkomunikasikan dan menjelaskan kenapa mengembalikan kredibilitas
APBN itu menjadi penting karena APBN merupakan bagian dari solusi, dia
tidak seharusnya menjadi bagian dari masalah.
APBN kita telah kita kendalikan cukup baik untuk 2016, defisit kita di 2,46
dan dengan realisasi amnesty pajak untuk 2016 adalah 109 sampai hari ini
6-112 tapi pada penutupan APBN adalah 109,4. dan kita meskipun tahun 2016
saya akui merupakan tahun yang tidak mudah.
Kami bahkan sudah dari daerah-daerah telah bereaksi waktu mengatakan
bahwa penerimaan negara tidak akan mungkin tercapai sesuai dengan
undang-undang APBN. Waktu itu kita mengindikasikan 218 triliyun
kemungkinan penerimaan negara tidak tercapai dan oleh karena itu kami
mencoba mengurangi transfer ke daerah, DAU kita tunda dan tentu saja DBH
karena yang dibagihasilkan itu menurun mestinya juga menurun juga, dan
Alhamdulillah kita bisa menyelesaikan DAU yang ditunda itu kita bayar
kembali semua dengan tetap menjaga APBN kita kredibel dan ini adalah
sesuatu yang saya akan patut komunikasikan kepada seluruh pemerintah di
daerah bahwa kita memperlakukan APBN itu bukan sama seperti suatu hal
yang sifatnya tetap terutama pada sisi penerimaan, ini yang selalu menjadi
salah satu tantangan.
Mengelola APBN yang paling sulit adalah penerimaan itu adalah proyeksi
sementara belanja adalah komitmen, sehingga kalau proyeksinya tidak
tercapai maka defisit akan melebar. Di daerah saya rasa kemampuan untuk
melakukan manajemen APBN yang seperti itu dimana penerimaan ada
unsur ketidakpastian dan tadi Pak Rukijo menyampaikan tahun 2017 ini kita
Teruslah Cintai Negeri Ini
mulai memperkenalkan DAU adalah fleksibel. Karena bagaimana kalau kita
tadinya menganggarkan penerimaan negara sebesar 1500 tapi ternyata yang
betul-betul masuk ke kantong pemerintah hanya 1300. Berarti ada perbedaan
200 triliyun padahal kita membagi DAU tadinya berdasarkan hitungan
1500. Ini yang menyebabkan APBN mengalami tekanan dari berbagai floor,
penerimaan negara, transfer ke daerah dan ini yang menyebabkan sesuatu
yang harus kita jaga bersama-sama.
Meskipun kita tahun 2016 melakukan pengurangan belanja, atau bahkan
pemotongan atau penundaan dalam hal ini dan sebagian penundaan sudah
dibayar kembali, namun tahun 2016 kita telah mencapai beberapa capaian
pembangunan dari mulai pembangunan jalan, jembatan, pembangunan
bandara, berbagai kebijakan untuk mengakselerasi pembangunan
infrastruktur yang sangat penting untuk menciptakan Indonesia negara
kesatuan. Kita juga lihat dari realisasi DAK fisik juga cukup baik meskipun
dalam hal ini kita menghadapi situasi APBN yang tidak mudah tahun 2016.
Ada dari sisi target, pemantapan jalan, air minum, imigrasi bahkan output di
angka yang sifatnya non fisik juga mengalami pencapaian yang cukup baik
meskipun APBN nya seperti yang tadi saya sampaikan mengalami goncangan
yang tidak mudah dan saya sangat berterima kasih kepada daerah yang
terus menjaga agar realisasi dari belanja terutama yang berkaitan dengan
masyarakat miskin tetap dijaga secara baik seperti dana BOS sekolah untuk
mencapai 45 juta siswa kita atau bantuan untuk anak-anak usia dini dalam hal
ini 3,8 juta siswa termasuk tunjangan profesi guru yang tetap kita belanjakan
sesuai dengan apa yang telah dicapai oleh di daerah.
Kita juga lihat untuk tahun 2016 munculnya dana desa sebanyak 40 triliyun
yang tentu berkaitan dengan keinginan untuk memperbaiki insfrastructure
basic atau yang dasar di daerah atau di desa-desa baik ini dalam bentuk jalan
desa, jembatan, MCK. Indonesia itu termasuk yang masih sangat tertinggal di
dalam pembangunan MCK. Untuk orang-orang yang tinggal di kota rasanya
sudah dianggap ini kebutuhan yang biasa. Setiap rumah ada MCK nya yang
baik. Tapi tidak terjadi di semua desa, di semua rumah dari warga negara
Republik Indonesia dan kita masih perlu untuk membangun itu. Kalau tidak
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
206 207
ada MCK, tidak ada air bersih sangat muskil anak-anaknya akan sehat. Kalau
anaknya tidak sehat plus gizinya memburuk sangat muskil dia akan menjadi
tenaga kerja atau menjadi penduduk atau masyarakat yang produktif dan
kalau dia tidak produktif dia akan menjadi beban bagi tidak hanya keluarga
tapi juga pada akhirnya bagi negara.
Oleh karena itu investasi SDM dan fasilitas dasar itu merupakan suatu
keputusan yang sifatnya luar biasa strategis karena kita bicara tentang masa
depan Republik Indonesia. Saya juga lihat bahwa dana desa juga digunakan
untuk berbagai macam kegiatan ekonomi di desa dari mulai pelatihan usaha
kecil untuk pemuda, untuk melatih ibu rumah tangga, melakukan e-marketing
dengan memperbaiki industri rumah tangga dan juga memperkenalkan
korporatisasi di daerah-daerah maupun di desa. Saya rasa tujuannya bukan
masalah, dana desa ini bahkan dinaikkan tahun 2017 60 triliyun, sehingga
persoalannya bukan pada masalah uangnya sekarang. Indonesia dihadapkan
pada persoalan yang sebetulnya persoalan yang enak. Kalau dinegara yang
miskin yang saya pernah kunjungi di Afrika persoalannya tidak ada duit
dan oleh karena itu menjadi persoalan yang makin rumit untuk memerangi
kemiskinan.
Di Indonesia ada kemiskinan tapi ada uang. Jadi persoalan adalah kemampuan
kita menggunakan resource untuk memerangi kemiskinan. Namun ujian
seperti itu menggambarkan kualitas kita sebagai bangsa. Sudah punya uang,
ada masalah tidak bisa menyelesaikan itu berarti kualitas kita tidak baik.
Oleh karena itu kita semua baik di pusat maupun di daerah dimanapun
anda berada, kemampuan kita untuk memerangi persoalan-persoalan
kemiskinan kesenjangan bukan hanya pada masalah ada atau tidaknya uang
bahkan uang itu sekarang makin lama makin banyak. Namun tidak selalu
berhubungan dengan perbaikan index kualitas manusianya. Saya rasa ada
di dalam tabel yang menunjukan kolerasi antara jumlah transfer ke daerah
dengan kemiskinan dan Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM).
Ternyata sesudah 5 tahun kenaikannya luar biasa. Mungkin slide nomer
berapa ya, coba dicarikan pak, kalau tidak salah slide nomer 20. Coba Bapak
Teruslah Cintai Negeri Ini
dan Ibu sekalian lihat dari sini. Ini adalah dana transfer kita tahun 2010 dan
2015, naik dari 344 menjadi 623, 2 kali lipat dana transfer kita naik 2 kali lipat.
Index kualitas manusia kita naiknya sangat marginal bahkan kalau kita lihat
antara yang tinggi dengan yang rendah, perbaikannya sangat sedikit. Yang
kemiskinan juga defiasinya yang kaya sekali atau yang tertinggi dengan yang
terendah defiasinya tidak banyak berubah. Ini yang menggambarkan bahwa
ternyata kenaikan sumber daya selama ini kan selalu kalau apalagi kalau
yang datangnya Menteri Keuangan pasti mereka bilang kita selalu butuh
uang, tapi perjalanan negara ini sudah cukup lama.
Sepuluh tahun yang lalu saya Menteri Keuangan sekarang jadi Menteri
Keuangan juga. Jumlah uangnya itu naiknya sudah luar biasa besar.
Namun kualitas dari perbaikan dari sumber daya manusia kita diukur
dari pendidikan, kesehatan, tingkat kemiskinan kemudian index kualitas
hidupnya, itu tidak meningkat secara cukup besar. Maka ini adalah indikator
adanya krisis dari sisi manajemen dan kepemimpinan. Itu adalah krisis dari
sisi ide, krisis dari kemampuan untuk delivery dan kemunginan besar ini
juga krisis karena adanya faktor korupsi dan tata kelola yang tidak baik.
Jadi saya mohon untuk kita mencoba bersama-sama bertanggung jawab
kepada masyarakat bahwa dengan pajak yang kita akan giatkan untuk
memungut apalagi sebentar lagi Pak Ken sudah selesai Tax Amnesty dan akan
mulai melakukan pemungutan berdasarkan undang-undang. Kita hanya
akan bisa dipercaya oleh rakyat dengan mencoba memungut pajak apabila
mereka melihat hasilnya. Dan ini adalah tanggung jawab kita semua dari sisi
belanja. Memang kelihatannya gampang belanja ternyata belanja itu tidak
gampang. Belanja ngawur gampang, tapi belanja yang benar-benar baik itu
membutuhkan suatu kemampuan perencanaan yang baik, kemudian tata
kelola di dalam bidding proses pengadaan yang baik dan monitoring serta
evaluasi.
APBN akan terus digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan
juga untuk menciptakan yang tadi disebut pemerataan, transfer ke daerah
merupakan hal yang penting. Kalau kita lihat tadi tahun 2017 yang tadi sudah
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
208 209
” Karena memang tanggung jawab daerah makin besar. Mereka harus melayani langsung kepada masyarakat. Saya melihat ada trend yang bagus. Belanja pegawai relatif menurun dan belanja modal dan infrastruktur membaik”
Teruslah Cintai Negeri Ini
disampaikan oleh Pak Rukijo didalam pidatonya pada awal, DAU tidak final.
Kita sudah mengalihkan urusan pemerintahan. Ada yang dialihkan dari
daerah ke pusat lagi dan kemudian ada urusan procurement. Maka untuk
APBD tahun 2017 ini masih ada beberapa angka yang belum settle, yang
belum final. Ada urusan yang diubah tapi dananya masih di daerah. Ada yang
dananya sudah dipusatkan tapi urusannya masih di daerah. Jadi ada ketidak
sinkronan dan kita perlu untuk mempercepat penyelesaian dan dalam hal ini
kita terus mencoba melakukan perencanaan anggaran, sebagian yang tidak
tertampung harus kita masukan di dalam APBN perubahan. Kita juga masih
harus mengakui kurang membayar dari DBH. Tahun 2015 sudah sebagian
28,9 triliyun kita bayarkan tapi saya masih memiliki hutang kepada daerah
sebesar 25,3 triliyun lagi dari DBH yang belum dibayarkan.
Transfer ke daerah makin lama makin penting. Kalau Ibu dan Bapak
sekalian lihat dalam 5 tahun terakhir naik dari hanya 480 triliyun mencapai
sekarang 764,9. Ini 765 triliyun lah. Itu 1 triliyun lebih tinggi dari belanja
Kementerian lembaga. Artinya saya ingin menyampaikan kepada seluruh
daerah bahwa anda sekarang mendapatkan resource bahkan lebih besar dari
seluruh Kementerian lembaga yang melakukan belanja. Karena memang
tanggung jawab daerah makin besar. Mereka harus melayani langsung
kepada masyarakat. Saya melihat ada trend yang bagus. Belanja pegawai
relatif menurun dan belanja modal dan infrastruktur membaik.
Ini adalah sesuatu yang bagus namun saya juga melihat bahwa SILPA APBD
masih meningkat. Bayangkan kita punya SILPA 80 triliyun. Ini kira-kira
kalau apa sih masalah dari SILPA ini. Kalau pemerintah harus minta Pak
Ken mencari pajak, kira-kira sampai istilah bahasa jawanya itu “kedabikan”,
saya tidak tahu bahasa Indosesia “kedabikan” itu, apa ya jungkir balik kira-
kira kayak gitu, untuk dapat penerimaan pajak. Terus sudah dipakai transfer
ternyata dia idle. Itu adalah berarti kita sudah mengambil resource dari
masyarakat dan kemudian tidak dipakai, dia berhenti tidak menciptakan
tadi pertumbuhan ekonomi atau kalau penerimaan pajak sudah dipakai
seluruhnya dan kita masih defisit. Tahun ini kita defisitnya 2,41% lebih dari
300 triliyun. Kalau kita defisit itu berarti kita menerbitkan surat hutang.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
210 211
Republik menerbitkan surat hutang sampai 300 ternyata sudah menerbitkan
surat hutang pakai bunga 80 triliun-nya tidak dipakai. Karena dia ada di
dalam SILPA. Berarti kita membayar bunga untuk sesuatu yang tidak dipakai.
Jadi saya hanya ingin menyampaikan kepada Ibu Bapak sekalian bahwa
manajemen keuangan adalah sangat penting. Ini menggambarkan
kemampuan kita untuk mengurangi beban-beban yang tidak perlu. Kalau
kita over budgeting itu menyebabkan pajak harus secara eksesif diambil
atau bahkan kita overspending yang kemudian jadi idle yang kemudian kita
bahkan harus mengambil surat hutang.
Hal-hal seperti inilah yang harus kita coba untuk mengurangi sehingga
APBN kita menjadi lebih efisien. Ini hal yang saya ingin tekankan di dalam
komunikasi dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan dengan seluruh
daerah-daerah. Kalau kita lihat alokasi daerah tadi saya sampaikan dari
mulai dana transfer DAK fisik maupun dana desa. Dana desa mengalami
kenaikan yang cukup tajam dari sisi jumlah alokasinya. Oleh karena itu
masyarakat mengharapkan karena selama ini disebutkan bahwa kemiskinan
terkonsentrasi terutama di desa. Kalau sekarang setiap desa mendapatkan
resources maka masyarakat berharap dalam beberapa tahun kedepan angka
kemiskinan terutama di pedesaan harusnya menurun. Kalau dia tidak
menurun ini merupakan suatu kegagalan bersama.
Kami melihat bahwa memang kita perlu untuk meningkatkan berbagai hal.
Kalau dilihat dari berbagai alokasinya seluruh transfer ke daerah sebetulnya
tujuannya adalah untuk menggempur masalah kemiskinan apakah itu dari
sisi bantuan operasi sekolah, dana pendidikan, dana kesehatan kemudian
dari sisi perbaikan infrastruktur mendasar. Kita melihat tantangan kita
dengan transfer yang naik, kapasitas daerah masih ada yang perlu diperbaiki.
Penggunaan anggaran daerah belum optimal. Kapasitas dari perangkat desa
belum memadai. Kompentensi dari tenaga pendamping juga belum ada dan
ini merupakan salah satu PR karena anggarannya sudah di alokasikan, orang
yang akan menjaga dan melaksanakan dan membimbing belum tersedia dan
ini menjadi salah satu tantangan yang sifatnya luar biasa sangat pressing
Teruslah Cintai Negeri Ini
karena sudah terjadi di tahun 2017 dan tentu kita berharap ada pemantauan
evaluasi.
Saya benar-benar mengharapkan para pimpinan daerah untuk memberikan
perhatian penuh terhadap hal ini. Kementerian desa memang melakukan dan
kita coba dari Kementerian Keuangan untuk membantu sedapat mungkin
untuk capacity building. Saya rasa untuk yang lain adalah bagaimana kita
memberikan signal reward kepada daerah. Kita menggunakan yang disebut
dana insentif daerah. Pada tahun-tahun terakhir ini sebagian besar pulau
Jawa yang mendapatkan yaitu 34,6 kemudian pulau Sumartera. Dari sisi
dilihat dari kinerja keuangan, layanan publik, ekonomi dan kesejahteraan
dan ini berarti dari seluruh daerah belum merata. Kalau kita ingin tadi
daerah-daerah yang tertinggal terutama yang tingkat kemiskinannya
masih tinggi, saya mengharapkan bahwa dana insentif daerah mestinya
dimenangkan oleh kabupaten-kabupaten yang justru paling tinggi tingkat
kemiskinanya karena berarti mereka betul-betul menggunakan source-nya
secara baik.
Mohon kalau memang ada hal yang bisa kami lakukan kami bersedia untuk
mendukung untuk perbaikan kapasitas dan penggunaan anggaran itu. Tentu
dalam hal ini berbagai upaya untuk menaikan data base kita dan kemudian
dari sisi kemampuan untuk meningkatkan penerimaan negara akan terus
dilakukan. Kalau kita tadi akan menutup Tax Amnesty pada bulan Maret ini,
kita berharap bahwa basis pajak kita akan meningkat. Dan saya sekarang
sudah minta kepada seluruh tim reformasi pajak yang ada di sebelah sana,
Pak Awan, Ibu Ita, yang dibawah pimpinan juga Pak Ken untuk betul-betul
menggiatkan didalam pelaksanaan reformasi perpajakan terutama dalam
hal menghitung dan mengoleksi basis pajak di daerah yang selama ini
banyak yang masih belum kita capture. Kami akan membutuhkan kerjasama
bersama-sama dengan pemerintah daerah nanti. Dirjen Pajak akan bisa
menjelaskan lebih banyak.
Saya tidak akan mengulang lagi yang saya sampaikan dengan makin
banyaknya transfer seharusnya kita mengharapkan kenaikan kualitas
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
212 213
hidup dari masyarakat kita. Sehingga kalau kita bicara tentang Indonesia
membangun dari pinggiran atau dalam hal ini dimanapun mereka berada
kita berdiri di bumi Republik Indonesia maka rakyat kita bisa mengatakan
ya saya merupakan bagian dari Republik Indonesia dimana negara hadir
secara efektif. Dan ini perlu kita tingkatkan terus menerus. Kalau saya
akan meminta kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan agar
monitoring dari Indikator akan semakin ditingkatkan. Dan saya bahkan
akan meminta supaya tidak lagi dikumpulkan menjadi satu Indikator, tapi
saya ingin dipecah. Jadi kalau ada kepala daerah yang bagus dalam sanitasi
air bersih maka dia harusnya di-reward. Ada kepala daerah yang bagus
didalam memperbaiki kualitas pendidikan maka dia harus di-reward. Ada
daerah yang bisa mengurangi stunting atau mengurangi gizi, keburukan
gizi di masyarakat dia harusnya di-reward. Saya tidak ingin karena selama
ini kita kumpulkan menjadi satu Indikator kemudian jadi Triple A, Double A
dan yang lain-lain. Itu bisa mengurangi juga Insentif daerah yang memang
mungkin masing-masing melakukan sesuatu tapi mungkin Dana Insentif
Daerah (DID)-nya akan pecah. Dipecah menjadi lebih kecil-kecil lagi namun
mungkin lebih adil karena ada daerah yang memang prioritasnya saya ingin
mengurangi kekurangan gizi, maka mereka harus didukung dengan reward
yang baik. Kalau daerah-daerah lain yang memang tujuannya adalah lebih
kepada sisi air bersih maka dia adalah mendapatkan reward.
Jadi saya sudah meminta kepada Dirjen Perimbangan Keuangan agar DID
diubah design-nya sehingga kita bisa lebih detil, lebih tajam untuk bisa
mengenali prestasi daerah. Ini tujuannya untuk mengenali prestasi daerah
bukan mempermalukan daerah. Tujuannya adalah yang lag behind yang
ketinggalan bisa nyontoh. Tumben saya ditepuk tangani. Padahal yang tadi
ngomong 765 triliun tidak ditepuk tangani. Yang DID itu cuma kecil tapi tepuk
tangannya meriah banget. Berarti ya kita kasih dalam bentuk DID saja, DAU
nya dikurangi, dalam hal ini.
Ibu Bapak sekalian, saya mungkin tidak akan mengulangi lagi, saya hanya
ingin menyampaikan pesan terakhir. Ekonomi kita, sosial masyarakat
akan membaik kalau kita bekerjasama. Pusat dengan daerah. Tugas kami
Teruslah Cintai Negeri Ini
adalah mendukung peranan daerah yang makin penting. Dan oleh karena
itu daerah untuk bisa memperbaiki kondisi ekonomi daerahnya memang
perlu untuk terus menerus memperbaiki dari mulai kebijakannya, sampai
implementasi atau kualitas dari birokrasinya, penyederhanaan perizinan,
dari sisi kemampuan untuk memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan
dari sisi investasi diinfrastruktur yang memang sangat dibutuhkan
masyarakat membutuhkan kepemimpinan dari Bapak dan Ibu sekalian.
Komitmen untuk menjalankan apa yang disebut program dalam mencapai
tujuan negara kita yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Dan oleh karena itu kami disini Kementerian Keuangan akan terus mencoba
untuk berkomunikasi, berkoordinasi dan mendukung sepenuhnya berbagai
macam program-program daerah yang tujuannya adalah untuk memperbaiki
kemakmuran rakyat.
Saya senang dari sisi Knowledge Sharing hari ini akan dihadirkan Walikota,
Bupati yang memiliki banyak sekali ide prestasi dan sudah menjalankan tidak
hanya sekedar retorika dan hal itu bisa dijadikan dia suatu wahana untuk
belajar. Saya bahkan meminta kepada Dirjen Perimbangan Keuangan agar
dilakukan program mentoring jadi kalau ada daerah-daerah yang memang
sudah baik dia bisa melakukan mentoring untuk daerah-daerah lain dari mulai
menggunakan keuangannya sampai hal-hal yang sifatnya memang sampai
macro micro detail. Karena memang mengurus daerah bukan masalah makro
besar-besaran. Dia adalah langsung terjun ke masyarakat, langsung benar-
benar memperbaiki kondisi masyarakat. Dan Insya Allah dengan kerjasama
yang baik antara pusat dan daerah dan antara daerah sendiri maka kita akan
bisa memajukan kesejahteraan rakyat kita secara bersama-sama.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
214 215
13
216 217
Ekonomi Indonesia Dalam Kondisi Pemulihan Ekonomi Global
Pembicara Pada ILUNI FEB UI Break-fast Forum Dengan Tema Outlook Ekonomi 2017
Jakarta, 3 Maret 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Selamat pagi para Doktor yang saya cintai bersama senior dari pusat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UI. Saya diminta untuk bicara tentang ekonomi, judulnya ini
breakfast meeting atau breakfast forum without the actual breakfast.
Saya sedikit brief mengenai ekonomi dan tentu saja dalam bidang pekerjaan
saya sebagai Menteri Keuangan sebagai accountability pada pagi hari ini. Jadi
kita bicara tentang ekonomi dulu, kemudian nanti kita bicara tentang what is
the vision ke depan, dan saya senang karena mungkin kita tidak perlu harus
hanya bicara hal yang kekinian. Tapi kalau dipikir-pikir seperti saya merasa
pagi tadi bangun ‘oh saya sudah 30 tahun lulus dari FEUI. Jadi kalau we are
talking about 30 years it’s not something which is...too long. Jadi 30 tahun
kemudian juga bukan masa yang terlalu lama juga. Tapi kita sering tidak
pernah membahas mengenai masalah ini sehingga kita kadang-kadang habis
waktunya untuk hal-hal yang sifatnya keseharian dan kekinian.
Perlu kita lihat ekonomi Indonesia di dalam konteks ekonomi dunia. Kita
semua tahu bahwa sebagai ekonomi yang terbuka kita selalu dipengaruhi
oleh kondisi dunia. Environment di mana kita berada pada saat ini diwarnai
oleh global economic recovery yang belum fully recover. Kalau kita ngomong
recovery selalu orang mengatakan ‘recover from what?’. Sebetulnya tahun
‘97-’98 crisis, dan kalau financial crisis itu memang recovery-nya takes so
long, karena yang rusak itu adalah financial sector-nya. Jadi, kalau financial
sector rusak, walaupun kemudian dia balancing-nya cepet di clean up, tapi
untuk bisa membuat financial sector itu bergerak lagi menjadi degup dari
ekonominya itu biasanya take a longer time.
Salah satu buku yang bagus sekali adalah dari Kenneth Rogoff yaitu
adalah chief economist-nya IMF yang kemudian menjadi professor di MIT
218 219Teruslah Cintai Negeri Ini
(Massachusetts Institute of Technology) yang membuat satu buku mengenai
history dari financial crisis di seluruh dunia, dan pattern-nya selalu adalah
kalau krisis ekonomi itu berasal, bermula, atau bahkan disebabkan oleh
financial sistemnya entah bank, atau insurance, atau capital of market, atau
combination of the three. Maka biasanya tingkat kerusakannya cukup tinggi
dan penyembuhannya lama. Jadi dunia pada tahun ‘97-’98 yang sudah
menghadapi financial crisis global yang recovery-nya take so long untuk bisa
mengembalikan dunia kepada crisis level. Tapi meskipun demikian ekonomi
Amerika sudah recover, bahkan karena dia recover cukup robust, maka federal
reserve sudah berencana untuk menaikkan suku bunga. Ada perkembangan
di Eropa yang dari sisi penyembuhan krisis keuangan itu take longer time
karena ekonomi di Amerika itu satu negara. Tapi di Eropa itu 28 negara, jadi
decission making process-nya itu lebih lama dan lebih complicated sehingga
waktu terjadi krisis di negara-negara termasuk Greece mereka tidak bisa cepat
sekali membuat keputusan. Dan terakhir, British atau United Kingdom decided
untuk keluar dari European Union. Kalau kita lihat hari ini mungkin untuk
Indonesia kita juga harus melihat perkembangan dari ekonomi RRT (Republik
Rakyat Tiongkok) yang merupakan ekonomi terbesar di dunia dan lokasinya
ada di Asia yang merupakan salah satu engine of the growth yang juga sudah
mengalami perubahan dalam design pertumbuhan ekonominya. Dan di atas
masalah beberapa kelompok negara yang sangat prominent kontribusinya
di dalam ekonomi dunia, kita juga melihat ada dinamika security, politic,
geopolitical yang juga menciptakan berbagai macam ketegangan yang
kemudian mempengaruhi sentimen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hari selasa nanti saya akan memberikan kuliah golden lecture di Harvard.
Ini mengenai masalah bagaimana dunia sekarang itu is a very affected by
sentiment, protectionism, in world looking. Padahal selama 3-4 dekade dunia
itu dengan global trade dengan perdagangan internasional antarnegara itu
yang menyebabkan kenapa 50 persen kemiskinan dunia itu bisa dientaskan.
Kalau Anda bicara tentang RRT dia tidak mungkin menjadi negara semaju
sekarang tanpa global trade. Kalau Anda bicara tentang India sekarang, India
is high enough growth itu tidak akan muncul gara-gara their own economy, tapi
karena dia ada link dengan global economy. Jadi global trade itu sedemikian
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
banyak kontribusinya tapi sesudah 3 dekade, suport terhadap international
trade itu sangat deteriorating karena banyak politician dan policy maker itu
tidak bisa men-defense globalisasi bukan karena tidak lihat benefit-nya. Tapi
karena dia melihat bahwa mereka yang loser atau yang mengalami dampak
negatif dari global trade, itu merasakan ketidakikutan di dalam merasakan
kenaikan prosperity di seluruh dunia. Dan ini menimbulkan sentimen anti
asing di seluruh dunia. Bahkan saya sering menyampaikan di sini kalau
Amerika, negara terbesar di dunia, dan kita tiap hari sudah menganggap
bahwa ini negara kayak menguasai dunia you name it: Google, Amazon, you
talk about anything negara seperti ini saja bisa memilih seorang presiden
based on sentiment bahwa mereka sangat khawatir terhadap ancaman luar,
can you imagine? This is the biggest country, the strongest if you can call it that
way, itu dia merasa bahwa ‘we are threated by imigrasi, by produk dari cina,
by product dari mexico’. Ini negara besar sekali yang sangat kompetitif, yang
isinya orang yang inovatif, still bisa sentimen masyarakatnya merasa bahwa
they are so insecure di dalam openess ini. Ini adalah sesuatu yang harus
kita, sebagai negara Indonesia harus memikirkan, yang nanti saya ingin
sampaikan juga di depan.
Apa langkah-langkah yang kita harusnya sebagai bangsa, memikirkan
mengenai masalah tidak hanya sentimen kekinian tapi what we really need
to build as a country? Supaya kita tidak terhembus embur atau tidak mudah
sekali terombang-ambing oleh sentimen politik yang sifatnya seasonal. Itu
environment yang kita hadapi dengan growth yang belum fully recover maka
comodity price masih sangat depress, harganya tidak recover. Kalau kita
bicara comodity adalah mainly mining product, tapi juga beberapa komunitas
pangan. Jadi biasanya pangan dan mining turun. Jadi mulai batu bara, oil gas,
sampai kepada palm oil walaupun sekarang udah mulai recover.
Indonesia sebagai negara yang open economy pasti kita akan terpengaruh oleh
environment itu. Namun kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia
kita mungkin among the few country yang bisa survive dengan growth yang
relatif lebih baik. Pertumbuhan kita secara rata-rata adalah sekitar 5,6
persen satu dekade, kalau kita bandingkan diantara G20, greeks country, dan
220 221
” Inilah environment di mana kita beroperasi sebagai pemerintah policy maker. APBN sebagai instrumen fiskal pemerintah, mereka tentu juga akan dipengaruhi oleh environment ekonomi yang sedang terjadi. ”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Asean country, maka anda akan lihat Asean is the most vibrant. Makanya saya
selalu waktu kerja di IMF kemudian menjadi managing director dari world
bank, yang oversee the whole worldbank operation in the world, kalau kita
lihat di Asia itu bilang pertumbuhan ekonomi 5 persen itu rasanya sudah
agak terlalu rendah, 6 persen panteslah. Tapi if you flying to the latin America,
bilang 5 persen, itu tinggi banget. Mereka ngomong 2-3 persen itu something
yang fine kecuali mungkin Colombia, Peru, Chili to some extent. Tapi kalau
anda ngomong soal negara-negara besar seperti Mexico, Argentine, Brazil,
itu mereka 2-3 persen sudah seneng gitu. Itu sesuatu yang barangkali Asia
has a different, tapi kalau kita bicara tentang Eropa Timur yang sebetulnya
bukan Eropa Barat yang sudah mature, mereka juga very dependent of oil:
Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan. Hal-hal yang kemudian memang
sangat vulnerable dibandingkan dengan mungkin bright spot-nya seperti
polandia yang negaranya relatif lebih maju di dalam ekonominya. Dan
kemudian kita lihat Afrika yang mostly low income country. Kalau low income
country seperti Indonesia tahun 70-an, growth 8-10 persen itu harusnya biasa
karena they have to catch up. Jadi kalau kita bicara tentang Ethiopia, Senegal,
Tanzania, itu adalah negara-negara yang bisa tumbuh cukup tinggi, dan
Afrika diharapkan bisa catching up, lagi-lagi karena mereka bisa memanfaat
global international trade. Tidak akan mungkin Afrika bisa mengentaskan
kemiskinan kalau dia tidak diberikan kesempatan untuk memanfaatkan
global trade.
Dalam konteks inilah kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia,
memang 3 tahun terakhir mengalami tekanan karena global environment itu,
growth-nya melemah, dan saya bahkan melihat karena saya baru kembali 7
bulan yang lalu, baru mulai mendalami lagi statistiknya lebih detil mengenai
Indonesia. Memang banyak sektor mengalami kontraksi yang quite severe
selama 3 tahun berturut-turut dan mungkin yang paling dalam 2016. Itu
pertanyaan anak saya: “why you have to take the job” katanya. Mestinya take
the job pas lagi enak. Jadi memang itu adalah situasi di 2016 kalo kita lihat
hampir semua sektor mengalami pelemahan yang luar biasa dari export yang
negatif, import kalau kita lihat mempengaruhi manufaktur karena import
kita banyak adalah bahan baku dan barang modal, dan kemudian juga itu
222 223Teruslah Cintai Negeri Ini
mempengaruhi sektor-sektor lain: construction terpengaruh oleh comodity,
trade to some extend. Jelas kalau sektor pertambangan turun. Inilah
environment di mana kita beroperasi sebagai pemerintah policy maker. APBN
sebagai instrumen fiskal pemerintah, mereka tentu juga akan dipengaruhi
oleh environment ekonomi yang sedang terjadi.
Apa sebetulnya tantangan kita? Kalau kita lihat dari sisi both of them:
demand size, supply size, kita lihat bahwa kalau begitu kita harus mendesain
instrumen sebagai apa? APBN memiliki tiga tujuan atau tiga objektif yang
bisa digunakan di dalam mengelola ekonomi. Dia punya fungsi alokasi,
dia punya fungsi distribusi, dan dia punya fungsi stabilisasi. Alokasi itu
tujuannya kalau you alocate spending tujuannya apakah untuk meningkatkan
kesehjateraan rakyat, growth, Dan nanti saya sampaikan beberapa hasil dari
APBN. Jadi kalau tadi Pak Mirza mengatakan angkatan ‘81 membangun kelas,
kemudian kita mengumpulkan, saya dari Makara itu adalah issuer, saya
tidak boleh conflict of interest. Kemudian kalau nanti anda ingin mengatakan
memperbaiki kelas-kelas, APBN kita memperbaiki 200 ribu kelas di seluruh
Indonesia. Tapi saya akan sampaikan begini, APBN itu adalah sama seperti
tools dan saya yakin di ruangan ini pasti banyak CRO. Revenue, kalau anda di
perusahaan, is really up to the volume dari perusahaan ada, kalau ekonominya
bagus jual mobil, kayak indofood jual makanan, then you have the revenue.
Tapi spending-nya itu adalah sesuatu komitmen. Kalau mau ekspansi investasi
bisa di scare-down kalau ternyata revenue-nya tidak naik. Sama seperti APBN
Cuma lebih complicated, saya makanya mengatakan APBN itu 2000 kali lebih
complicated cuma gajinya 1/100000 dari CRO Indofood atau Astra. APBN itu
revenue-nya adalah dari taxation, taxation is really dependent on economy.
Our ability to collect itu tergantung dari direktorat jenderal pajak, dari sisi
perundang-undangan, dari sisi sistem yang kita bangun yaitu IT sistem kita
sehingga it’s all related to the institutional capacity untuk collecting. Itu adalah
masalah penerimaan, perpajakan yaitu pajak, bea cukai, dan penerimaan
negara bukan pajak. Kalo PNBP lebih lagi, penerimaan negara bukan pajak
itu sangat bergantung pada harga minyak, batu bara, karena dia sangat
tergantung pada royalty dan bagi hasil.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Sementara dari sisi belanja adalah komitmen. Kalau saya undi dari seluruh
dosen, guru, sampai pegawai negeri, di pusat dan di daerah, dokter, profesor.
Namun juga dari sisi belanja untuk infrastruktur, belanja untuk subsidi
kepada masyarakat miskin. Oleh karena itu kalau dalam mengelola APBN
kita harus make sure bahwa revenue estimation itu seakurat mungkin. Ini
yang kemudian kita mencoba membuat statement mengenai the credibility of
APBN is so important. Karena tadi, kalau dia tidak credible anda tidak bisa
melakukan fungsinya untuk alokasi tadi untuk melakukan, dia tidak bisa
melakukan fungsi untuk stabilisasi yaitu counter cyclical kalau ekonominya
boom, biasanya kita taking tax more supaya ekonominya rada adem, kalau
ekonominya lagi lemah kita deficit more supaya ekonominya counter. Moga-
moga masih inget textbook FEUI ya, Jangan-jangan pas hari itu semua pada
tidak masuk. Jadi ada fungsi alokasi, ada fungsi distribusi, kalo distribusi
saya mungkin kasih slide tentang Republik Indonesia.
Kalau kita berbicara distribusi akhir-akhir ini kan we are talking about
distribusi antar kelompok pendapatan kaya, miskin. Tapi sebagai negara
yang sangat besar, Indonesia itu distribusi across region juga merupakan
suatu tantangan. Kalau anda lihat antar jawa, pulau jawa, dan non jawa dari
sisi growth, dari sisi komposisi ekonominya, dari sisi kemiskinan, dari sisi
penciptaan kesempatan kerja. Saya sebetulnya ingin mengundang FEB UI
karena saya tahu bahwa anda semua sekolahnya sebagian ada di salemba,
sekarang di depok FEB UI. Terus kerjanya juga di sekitar sekitar itu Jalan
Diponegoro, Jalan Thamrin, Jalan Sudirman, sampe mentok ya di sini. Minum
caffe nya ya sekitar-sekitar sini, ada minum yang di Jalan Senopati itu. So
anda ini adalah elit. Anda tinggal di Jakarta. Kalau anda melahirkan anak,
sama seperti saya melahirkan anak saya. Seorang bayi yang dilahirkan oleh
orang tua yang educated seperti saya di Jakarta, kemungkinan dia untuk
tidak miskin itu hampir mendekati 1. Dia pasti bisa, dia pasti dapet sekolah
bagus, gizi bagus, apalagi orang tuanya coaching bagus belum lagi kalau
dapat KKN (korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Kerja di tempat yang bagus, dia
akan bagus terus. But Indonesia it’s not only about us, Indonesia is about 250
juta rakyat. Kalau kita bicara tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan ini satu-satunya meeting yang tidak dimulai dengan lagu Indonesia Raya,
224 225Teruslah Cintai Negeri Ini
saya agak mengkritik Pak Mirza. Biasanya kita mulai dengan lagu Indonesia
Raya, “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya!” ya
kan!? Saya harap kalau anda menyanyikan lagu itu dan saya yakin anda pasti
menyanyikan karena hampir semua event sekarang dibuka dengan Indonesia
Raya. You feel it that the responsibility is beyond only about us. Saya senang
FEB UI alumni care about universitasnya. Coba bayangkan 250 juta, kalau
bayi perempuan lahir dari seorang ibu di luar Jawa yang pendidikannya
hanya SMP atau SD, maka kemungkinan anak perempuan itu dibandingkan
anaknya Sri Mulyani yang Menteri Keuangan, dia untuk bisa mendapatkan
masa depan yang baik, itu sudah tidak level playing field. Anda semua sekolah
di Fakultas Ekonomi Bisnis UI, di mana salah satu semester pertama pasti
anda bicara tentang ekonomi mikro about level playing field, kompetisi. If,
sebagian besar, dari rakyat Indonesia from bahkan inception, masih janin,
masih janin saja sudah tidak level playing field. Begitu dia lahir, dia tidak level
playing field. Jadi, kalau kita bicara soal Republik Indonesia dan kita bicara
soal kepulauan ini, kita harus mulai membiasakan bermimpi beyond Jakarta,
beyond Jawa, dan saya ingin mengajak itu. Tapi sebelum mimpi ke situ, saya
ceritakan mengenai instrumen APBN dulu.
APBN kita, kalau kita lihat, memang tahun 2016 cukup exceptional. Saya
datang pada bulan Juli tanggal 26. Is it 26? Saya tanya sama Pak Tony soalnya
saya berangkat pake tiketnya world bank terus nggak pulang lagi. Jadi dalam
istilahnya World Bank Sri Mulyani is missing in action. Karena saya pergi
dalam hal mission and never come back. Saya datang 2016 bulan Juli, dan waktu
hari pertama adalah melihat APBN, dan melihat APBN 2016, we have to do
something very quick dan cukup drastis karena waktu kita lihat penerimaan
negara over estimated very significantly, kita turunkan 216 triliun. Kalau kita
omsetnya 1500 triliun dan overestimated-nya 218 triliun, saya tidak tahu set
it go yang mana. Untung sudah lihat bakalan akan turun segitu, sehingga
yang harus kita lakukan adalah scaling down spending. Jadi pemerintah
melakukan yang disebutkan smart cutting, self blocking. At the end, kalau kita
lihat 2016, they ended with fine, tidak jelek-jelek amat. Considering langkah
yang dilakukan, we end up dengan revenue yang 248 triliun short. Spending
yang kita cut, dan defisit-nya 2,46 dari GDP kita. Tapi coba kita lihat hasil dari
” Untung sudah lihat bakalan akan turun segitu, sehingga yang harus kita lakukan adalah scaling down spending. Jadi pemerintah melakukan yang disebutkan smart cutting, self blocking. At the end, kalau kita lihat 2016, they ended with fine ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
226 227Teruslah Cintai Negeri Ini
APBN itu. Apakah growth kita momentumnya decline? Tidak. Growth-nya
tetap 5,02. Slightly better dari 2015.
Program-program pembangunan ekonomi Indonesia juga kita lihat. Kalo saya
lihat dari sisi pencapaian, kita lihat realisasi ini. Anggaran infrastruktur
kita memang menurun ditahun 2016. Bukan di-cut tapi kita scaling down,
dari sisi tunda. Jumlah jalan yang dibangun yang harusnya 3.149 kilometer
realisasinya 2.528 kilometer, jembatan yang tadinya 12 ribu lebih jadinya
10.500, not bad. Itu masih menjaga momentum kita. Bandara, kalau sekarang
saya mungkin tahu karena saya sering diceritain sama pak tony angkatan ‘79
kerjaannya kumpul alumni, kuliner dari sini ke sini. Hari ini ke padang dress
code putih, besok cilegon, dresscode-nya batik. Besok lagi ke mana. Pokoknya
isinya kuliner destinasi dan dress code, which is fun. Untungnya masih sehat
masih bisa jaga kesehatan. Tapi itu artinya, your aspiration angkatan anda
yang semuanya sudah di atas 50 atau 45 itu sekarang anda ingin memakai
sedikit uangnya untuk kumpul dan mobility itu menjadi matters. Maka
demand more infrastructure menjadi sangat penting, airport, jalan, air bersih,
kereta api.
Indonesia lebih dari 10 tahun semenjak crisis tahun ‘97-‘98, pembangunan
infrastruktur relatively sangat-sangat pelan. Waktu saya join dengan
pemerintah sebelumnya, Republik Indonesia sudah lebih dari 60 tahun
merdeka, tapi listrik di seluruh republik hanya 25.000 megawatt. Maka waktu
itu dibuatlah 10.000 mega watt, sekarang bikin 35.000 mega watt. Waktu saya
di World Bank kalau saya pergi ke negera-negara low income country, atau
pergi ke Pakistan, Afghanistan, mereka untuk membuat 1.000 megawatt itu
lama banget, kita buat 35000 megawatt.
Memang presiden kita selalu tidak mau membandingkan dengan negara
seperti itu, dia bandinginnya dengan RRT, RRT itu membangun jalan kereta
api cepat aja setiap tahun 1500 kilometer. Kita baru 150 kilometer saja ribut.
Itu bahasanya pak Jokowi, saya mempelajari cara bicaranya.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Artinya memang like it or not, dengan income per kapita yang growing,
anda tidak usah lihat statistik, anda lihat diri anda sendiri saja. Dari anda
mulai graduated, sekarang kerja, sampai ke puncak karirnya, dan sekarang
sebagian sudah retire, menikmati retirement-nya. Dari sisi pola hidup sudah
menunjukkan bahwa ada hal-hal yang memang dibutuhkan dan tidak bisa
ditunggu. Tidak usah menunggu election, another election another leader gitu.
Kebutuhan jalan ada, sekolah ya harus ada, rumah sakit, tenaga kesehatan,
this is our country and we know it. 250 juta rakyat komposisi demografisnya
sebagian besar adalah generasi muda yang mereka masih produktif dan
masih melahirkan. Indonesia itu masih growing population-nya, positif
dibandingkan kalau anda lihat RRT tiap tahun kehilangan labour karena
dia jumlah bayi yang dilahirkan dibandingkan couple yang menghasilkan
bayi. Replacement ratio itu negatif kan berarti, Kalau dia one child policy for
theree decade, anda bayangkan, setiap couple cuma punya 1 itu populasinya
turun nanti, dan itu sudah terjadi. Sekarang mereka mau turn around dengan
mengatakan no longer one child policy. Boleh, boleh, punya anak lebih.
Sudah terlanjur di RRT orang tidak pengen punya anak lebih 1. Di singapore,
singapore boleh kaya sama sekali, tapi tiap hari dari dulu. Prime minister
Li Quan Yu dan Li Sin Dung, dia motivate orang-orang supaya, terutama
perempuan karena laki-laki kan tidak bisa hamil. Yang perempuan dia bilang
jangan terlalu senang bekerja jangan terlalu senang sekolah, please berumah
tangga, please hamilah. That’s serious, di Singapura itu ada sampe diberikan
ada yang disebut honeymoon insentive dari pemerintah, ada matchmaker,
suatu saat pernah perdana menteri Li Quan Yu sampai bilang “itu perempuan
perempuan singapura karena terlalu banyak sekolah dan bekerja jadinya
tidak sempat berumah tangga dan yang laki-lakipun juga tidak mau menikah
dengan yang seperti itu”. Itu sempat menjadi headline. Sebenernya untung
saya bukan warga singapura kalau saya bilang saya protes pak, saya juga
sekolah dan bekerja, saya punya 3 anak kok, itu saja masih bisa.
Kadang-kadang kita mengatakan mengelola ekonomi itu sesuatu yang
abstrak. Mengelola ekonomi adalah it’s about kita semua ini, ya kita semua
228 229Teruslah Cintai Negeri Ini
ini. Yang tidak hanya di jakarta tapi 250 juta di seluruh Indonesia. Jadi kalau
kita mau bicara tentang membuat conectivity it’s not because karena ada
apa-apa, tapi Indonesia sebagai negara kesatuan harus lebih connected. Dan
juga menolong bayi-bayi yang lahir, tidak di Jawa yang dia tidak dalam level
playing field, disadvantage only because distance, disadvantage because tidak
punya akses. Jadi kewajiban kita untuk membangun itu, makanya kalau
kita bicara sanitasi air bersih. 2016 despite kita harus melakukan adjusment
untuk membuat APBN kembali credible, momentum ekonominya masih
tumbuh cukup baik.
Kalau kita bicara sumber daya manusia atau dari sisi pangan, dari mulai,
padi, jagung, kedelai sampai kepada sapi. Kita merasa bahwa Indonesia
is still long way to go dari sisi dari sisi distribusi dari sisi trading, dari sisi
kemampuan untuk bisa menjaga. Dan tantangan ke depan bukan yang hanya
saya sebutkan mengenai ekonomi saja. Ada tantangan geopolitical ada juga
tantangan climate change. Kalau dunia ini tidak mampu untuk mengurangi
suhu, suhu dunia ini meningkat, dan sekarang kita prevent untuk tidak naik
1,5 derajat, kalau itu sampai 1,5 derajat atau bahkan 2 udah pasti ada sea level-
nya, sekarang ini kalau kita bicara karena kita ada di equator, kita biasanya
tidak terlalu peduli, tapi anda bicara tentang Kutub Utara dan Kutub Selatan,
it’s melting. Dan kalau anda bicara melting bukan salju segede gedung ini, 30
gedung ini melted, what does it mean? Maka air laut naik. Indonesia, negara
kepulauan, kalau anda bicara tentang air laut naik akan berapa tinggi? 6,5
meter naik. Jadi yang rumahnya di waterfront itu, it’s not in waterfront, it’s
gonna be in the middle of water. We are not talking about periode yang 100
tahun lagi, we are talking about 30 tahun ke depan, dan 30 tahun ke depan it’s
not long karena saya 30 tahun yang lalu saya baru lulus FEB UI. 30 tahun it’s
not long. It’s coming. Oleh karena itu kalau kita mau bicara tentang hal ini,
saya akan menyampaikan tantangan ke depannya.
Jadi ekonomi kita growth it’s something important. Tapi kita tidak hanya ingin
mencapai pertumbuhan yang tinggi, kita bicara tentang inclusive growth,
kita bicara tentang quality of growth. Kita bicara inclusive bukan karena kita
baik hati, tapi karena bagaimana anda bisa membuat suatu pertumbuhan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
di mana part of the people can not enjoy that. Itu pasti tidak sustainable, dari
sisi solutional condition, dari bicara tentang struktur ekonomi saja, tidak
akan bisa. Jadi kalau kita mau bicara tentang ekonomi Indonesia yang kuat
ke depan, kita menjadi negara emerging country, kita sudah masuk G20. Maka
kita sekarang akan bicara tentang negara ini dalam konteks dunia. Tapi di
dalam negara ini saja, konteks hari ini, kita bicara tentang masyarakat yang
harus diperluas. Bagaimana pemerintah akan menggunakan instrumen
APBN untuk menciptakan kekuatan fondasi itu.
Komposisi belanja, tadi saya sebutkan: penerimaan pajak is one thing
challenge, kita melakukan reform. Tapi kalau kita sudah mengumpulkan
1.750 triliun untuk penerimaan negara. How you spend it, matter or not?
Dan saya ini sekarang sering bicara di mana-mana mengenai bagaimana
Republik membelanjakan uang. Anda-anda semua di fakultas ekonomi bisnis
tahu betul company bisa punya revenue yang sama gedenya, tapi company
yang satu bisa bertahan 20 tahun yang satu 5 tahun jeblok. Why? Because satu
company begitu dia dapet revenue how they spend those revenue matters a lot.
Kalo dia hanya dipakai untuk belanja-belanja, buat bonus, tidak reinvesting,
tidak retraining, dia tidak meningkatkan teknologinya, tidak meningkatkan
kualitas produknya, terus company may survive 1-2 year than decline. I’m not
talking about manufacturing, services seperti bank dan lain-lain, you really
have to think equally hard mengenai how to spend your money. Kadang-kadang
kita terlalu lupa karena hanya mendapatkan revenue saja sudah achievement
dan kita capek gitu udahan. “Udahlah bu jangan dibebani, let me enjoy my
revenue gitu”. Tapi that’s exactly what matters. Republik juga sama, kalau
kita bisa mengumpulkan 1.750 triliun how you spend it? dan tahun ini
kita akan membelanjakan 2080 triliun, 2080 trilium itu kira-kira baginya
seperti apa? 750 triliun Kementerian Lembaga itu para menteri-menteri itu
membelanjakan sesuai tugas pokok fungsi mereka, kemudian 760 triliun
itu dibelanjakan melalui pemerintah daerah, transfer DAU (dana alokasi
umum), DAK (dana alokasi khusus), DBH (dana bagi hasil), dan dana desa,
Sekarang setiap desa mendapatkan ratusan juta, hampir miliar. 60 triliun
we spend directly to village. Jadi saya mau begini saja para alumni FE kalau
tiba-tiba ada yang tidak apa apa saya kasih 1 miliar setiap tahun, bingung
230 231
” Bersatulah semua, seperti dahulu, lihatlah kemuka...kayaknya pengen nyanyi ini. At least anda semua adalah simpatisan dari lagu-lagu seperti itu, where’s that idealism?Udah hilang?”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
kan? Apalagi kepala desa, iya kan? kira-kira kan seperti itu kan? So you can
imagine this republic now spending 60 triliun and maybe akan increase per year,
ke setiap desa. Good side about that, harusnya karena kemiskinan banyak
concentrated di desa, mestinya dalam waktu beberapa tahun kemudian we
will see jumlah kemiskinan turun, gitu kan. Sekarang di 10,7, kalau kita bisa
turun menjadi 9, turun menjadi 8, kita turun jadi 7, that will be very cool. Yang
kita tidak ingin lihat dalam 3-4 tahun ke depan udah 60 triliun tiap tahun
hilang atau tambah, bisa jadi 80, and then kemiskinan tetap stuck di 10,7, dan
inequality akan tetap melebar.
Jadi this republic, kalau saya ingin mengundang tadi diminta oleh Pak Mirza,
untuk message-nya pada anda semua. Saya hampir yakin di ruangan ini, saya
nggak pernah main, cuman kakak saya yang main, ada yang main candy crush
tidak? Ya kira-kira ada ya, saya tidak pernah main bener tidak pernah, saya
paling mainnya sudoku, itupun susah banget. Tapi sama seperti game kan
anda selalu ditanyain apakah anda beginner? Anda advance? Gitu kan. Nah this
republic saya ingin mengatakan kalau pakai bahasa milenial sekarang, “anda
itu udah naik, game-nya naik lebih advance. Your problem tidak hanya collecting
money tapi how to spend it better, dan ini sangat berpengaruh untuk FEB, saya
ingin tantangan yang relevan, it’s about managerial, it;s about governance, it’s
about tata kelola dan integrity, ya kan. Can how are you going to spend? Make
sure bahwa anggaran pendidikan yang 20 persen dari seluruh belanja kita.
Dulu belanja waktu saya menteri keuangan periode yang dulu 1.000 triliun,
sekarang 2.080 triliun, jadi anggaran pendidikan berapa? Menurut konstitusi
kita adalah 20 persen dari belanja kita, jadi anda tidak usah bikin proposal
pasti dikasih 20 persen. 20 persen out of 2000 triliun is 400 billion. Siapa yang
membelanjakan? Kementerian agama, Kementerian pendidikan, pemerintah
daerah karena SD, SMP dari kabupaten, SMA dari provinsi, pendidikan tinggi
pemerintah pusat, Madrasah, Tsanawiyah, Aliyah, dan apa yang satu lagi?
Ibtida’iyah, itu semuanya Kementerian Agama. Kementerian Agama harus
manage uang puluhan triliun untuk educate our younger generation. It is not
about lack of money. Kalau hari ini kita para korporasi ditanyain apa salah
satu kendala investment? “Saya tidak dapat orang yang skill-nya memenuhi”.
Sementara kita belanja tiap tahun 20 persen of our budget for education. Itu
232 233Teruslah Cintai Negeri Ini
yang salah siapa? Bukan Belanda, iya kan. Bukan penjajah Belanda, bukan
Jepang, bukan IMF World Bank, yang salah sopo? Ya kita. So it’s all about us,
it’s about how we manage, how we govern, how we arrange our own country.
Ini negara yang saya cintai betul yang sampai manggil-manggil saya pulang.
Saya ingin FEB UI sebagai lagi-lagi yang membawa nama Indonesia di dalam
nama universitasnya, saya ingin anda memenuhi tantangan itu. Kita sedang
ditantang, yang nantang siapa? Zaman. Yang nantang apa? It’s in environment.
Yang nantang apa? Generasi muda yang ingin tahu apakah generasi tua saya
ini yang dulu katanya ikut aktif berdemo gitu kan, kita kan ikut demo kan.
Kalaupun tidak demo paling tidak anda semuanya simpati sama pendemonya,
atau paling tidak anda simpati sama lagu: Chaseiro. “Bersatulah semua, seperti
dahulu, lihatlah kemuka...,” kayaknya pengen nyanyi ini. At least anda semua
adalah simpatisan dari lagu-lagu seperti itu, where’s that idealism? Udah
hilang? Udah kebanyakan kuliner kan? Idealisme itu harus tumbuh gitu lho.
Saya sedih kita tahu di Kementerian Keuangan mulai dari rapim sampai saya
bicara, saya ingin menyalakan militansi api, militan. That is exactly what i
called nationalism. Kalau anda mau bicara nasionalisme yang bener, that’s
nasionalisme yang bener. Saya ingin mengatakan anda itu setiap kali tidur
susah tidur gitu lho, you have anxiety yang bener, anxiety yang mikirin why
this republic can not one step closer to the goal? Ada perasaan kegelisahan
yang harus anda pelihara, dan kemudian dia memantikkan api, apinya itu
di perut, dan membuat anda menjadi orang yang militan terhadap tujuan
itu. Kalau kita sekarang masih belum bisa mengatakan ‘did i do something
worth untuk negara itu closer to the tujuan’. Kita tidak mengatakan kita akan
mencapai tujuan karena pendiri bangsa aja kita punya humility, pendiri
bangsa kita punya humility tinggi dengan mengatakan: “maka sampailah kita
di gerbang...”, so they just claim i bring this country ke gerbang, pintu gerbang
kemerdekaan. So who should? Siapa yang harus meneruskan itu estafet? It’s
us! Dulu kita masih bisa mengatakan: “Oh generasi angkatan 45, generasi
angkatannya Pak Broto, orde baru, generasi angkatannya Bu Miranda, ’70,
sekarang generasi saya ’80 udah di puncak pimpinan. Pak Mirza, Pak Mirza
bisa lebih tinggi dari yang sekarang? Bisa saja sih kalau running for gubernur
atau presiden. Anda semua sudah di puncak karirnya. Jadi tidak bisa lagi
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
mengatakan “oh nanti deh kalau saya sudah punya posisi yang lebih bagus”,
NO! The country can not wait.
Let’s look 2045, Presiden suatu saat telpon saya: “Bu Sri Mulyani, bisa tidak
dibayangkan tahun 2045 seperti apa ya?”, waduh!? Saya kayaknya tidak
masuk job description saya nih. Dan sekarang pak presiden pakai di berbagai
kesempatan, sampai saya harus tanya sama Pak Sua. Saya bilang Pak Sua ini
presiden membayangkan 2045, saya hitung-hitung sendiri coba kalo growth
kita tetep 6 persen dengan population growth seperti ini, kira-kira tahun
2045 seperti apa? We’re gonna be like that, kira-kira. Jumlah penduduk kita
akan sekitar 310 juta orang, sekarang kita di 250 juta, dan 85 persen bahkan I
suspect mungkin 90 persen is urbanized, sudah tinggal di kota. Pulau Jawa dari
Anyer sampai Panarukan itu adalah kota kota kota, it’s going to be connected
kota. Yang harus kita pikirkan, you no longer kalau jalan dari sini ke Cilebak
akan lihat atau masih akan lihat paling tidak sawah-sawah itu. You should
care about that. Kalau anda tidak care, kalau anda masih hidup tahun 2045
nanti ditanyain your cucu: “dulu ada sawah di sana”, terus ditanya, “sawah
itu apa sih nek?” karena nanti barangkali sawah itu adalah di high rise
building yang sekarang Sweden menggunakan farming adalah melalui yang
disebut tall building. Jadi sunrisenya diatur saja, building-nya muter aja terus,
keluar masuk, kalau malam tidur tanamannya, nanti begitu siang. Air itu
every tetes tidak ada seperti kita nyuci mobil gedubrukan buang air, buang-
buang. Di Australia kalau anda anaknya ada yang sekolah di sana, you know
very well ada penjatahan air. Setiap rumah, habis kita mandi air kotornya
itu ditampung di-recycle lagi untuk dipake. Republik Indonesia we never care
about that. Apakah alumni pernah ngomong tentang air bersih? I don’t think
so. Anda pikir bahwa air itu bisa datang. The next decade the world is going to
go to war because of air, air bersih. Jadi kalau kita berbicara tentang air kalau
teknologi yang paling advance itu adalah israel, Setiap tetes itu langsung
masuk ke akarnya langsung *cuk* gitu, tidak ada satupun yang menguap,
dia ini langsung mulutnya tanaman dimasukin saja, sedemikian advance-
nya, no single drop of waste water. Tekonologi seperti itu sama israel dijual
ke mana-mana. Waktu saya pergi ke Jordania, saya pergi ke Tunisia, mereka
234 235Teruslah Cintai Negeri Ini
punya tanaman jeruk yang luar biasa kalau anda suka minum orange juice.
Dan cara mereka bertanam memboroskan sekali banyak air. Hal-hal seperti
inilah yang saya ingin ajak alumni UI. Karena kalau lulusan Universitas
Indonesia terbaik, you never care about hal yang mungkin kelihatan nyata,
saya mau tanya: coklat, di dunia ini Indonesia is suppose to be the largest
supplier of chocolate. Waktu saya jadi Menteri Keuangan 10 tahun yang lalu
dikatakan bahwa banyak pohon coklat kita yang udah tua di-revitalized,
kita taro anggarannya, apakah 10 tahun kemudian ada? Saya hari ini jadi
menteri saya datengin dapet lagi kata: “bu pohon coklatnya udah tua-tua.”
Lho 10 tahun yang lalu ke mana? That is what i call it “it’s about execution,
it’s not about money”. Kalau republik ini diurusnya tadi sekedarnya, cuma
jualan proposal mau bikin revitalisasi, peremajaan coklat, peremajaan
kopra, peremajaan tebu. Kita dulu adalah negara produsen gula, sekarang
BUMN tebu kita adalah salah satu bagian dari persoalan. Ini yang saya ingin
sampaikan kepada anda semua karena Pak Mirza tadi pagi saya bangun
tidur dapat whatsapp-nya minta supaya saya memberikan wejangan. Saya
memberikan ini bukan wejangan tapi perspektif saja. Kalau Anda sebagai
Menteri Keuangan you see it, you feel it...you feel kalau anda nggak merasa
tadi keluar api anda, restless anxiety, kegelisahan karena melihat sebetulnya
Republik ini bisa dikelola lebih baik and you can not just complain just do it
kata Nike. Kita melakukan, kita melakukan disetiap anda punya posisi, setiap
anda punya waktu, setiap anda punya pengaruh. Kalau anda melakukan
dengan perspektif seperti itu, it will change the country significantly. Sangat
beda. Jadi ini adalah masa depan kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita, yang
kalau kita sampai di situ, we are going to be the third largest economic in the
world. Kalau anda sudah ada di dalam liga primer, iya kan. Ini yang sering
saya lihat, kita sudah di liga primer tapi mentalnya mental liga amatiran,
sedikit-sedikit menyalahkan orang lain. Kalau anda di liga primer anda
adalah lead the world, anda tidak hanya bicara: “aduh saya kurang ini, ini
Indonesia”, you are going to be asked sebagai leader of the world, dan untuk
bisa me-lead, anda harus bisa menunjukkan bahwa Indonesia itu adalah
better govern, negara yang bagus dikelolanya. Karena tidak akan bisa kita
memimpin lain sebelum kita memimpin diri sendiri, gitu kan?
” you are going to be asked sebagai leader of the world, dan untuk bisa me-lead, anda harus bisa menunjukkan bahwa Indonesia itu adalah better govern, negara yang bagus dikelolanya ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
236 237Teruslah Cintai Negeri Ini
Inilah yang saya sebutkan tadi hari-hari ini saya kembali kepada nasehat
almarhumah ibu saya. Ibu saya sebetulnya memberikan nasehat dalam
konteks mendidik anak karena beliau dari ilmu pendidikan. Jadi dia
mengatakan “nduk, yen kowe wes duwe anak”—nanti saya translate dalam
bahasa Indonesia, “yen kowe wes duwe anak saben dino iku seperti meletakkan
satu batu seperti kamu mau membangun Borobudur.” So you have to think
about what is exactly anak yang kamu bayangkan, borobudur yang seperti
apa? And everyday in your interaction with your children itu adalah anda
letakkan batu-batu itu. Kalau anda sebagai parent yang bertanggung jawab,
sudah beranak, terus tidak mikirin, “wah anak ku bagaimana? Ya nanti
terserah ajalah, kan Tuhan maha baik.” Not really by design you try to develop,
bata demi bata yang dipilih untuk diletakkan. Membangun negara itu sama
seperti nasihat ibu saya itu, kalau kita sekarang ada di dalam estafet hari
ini, kalau saya dulu Menteri Keuangan dan sekarang saya Menjadi Menteri
keuangan lagi saya ada obligasi untuk meletakkan batu-batu itu. Saya nggak
punya pretensi bahwa saya akan membangun seluruh borobudur karena itu
adalah bukan hasil karya satu orang, it’s not. Tapi at least, pada saat anda
setiap selesai memegang satu jabatan, anda akan merasa bahwa “i think i did
my best, whether the best is not good enough, it’s another thing”. Tapi anda baru
bisa nyenyak tidur saat itu mengatakan “I never waste that time”. Saya tidak
pernah menyia-nyiakan waktu yang saya punya dan kemudian menyesali “i
wish I could do better”. Ambisi seperti inilah yang saya ingin sekali tanamkan
kepada seluruh teman-teman saya di sini. Kalau anda mungkin sudah retired
tolong di-pass kepada putra putri. Kalau anda masih jadi CEO seperti Pak
Tiko tolong coba kalau seluruh Mandiri punya ambisi seperti itu, it’s gonna
be different. Kalau Pak Mirza sama Pak Agus itu bebannya berat banget,
dua-duanya UI. Coba kalau itu ditularkan di seluruh bank indonesia. I try
to do it with 70 ribu di Kementerian Keuangan, dan saya ingin menularkan
virus ini kepada anda. Be ambitious. Jangan pernah menganggap sepele aja
mengurus republik atau mengenai republik ini. Talking about the country is
about serious conversation tapi bukan berarti tidak bisa lucu, orang dari tadi
saya bikin anda ketawa terus kan. It’s a serious, it’s a damn serious, tetapi
kita bisa melakukannya dengan style, dengan cara anda, tapi it’s the essence,
it’s so importance. Batu demi batu, bata demi bata, fondasi demi fondasi, di
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
mana posisi anda? Di mana kontribusi batu anda? Kadang-kadang kita sudah
bangun kayak gitu, nanti besok ada angin ribut ada gempa bumi, it’s fine. Tapi
hidup itu it’s a journey, dan kita bisa merasakan itu.
Saya ingin Indonesia hari ini adalah negara yang disegani di dunia, we are
among G20. Kita tidak hanya bicara tentang kita, di semua forum internasional
dua minggu yang akan datang, pertemuan G20 Finance Minister, governor,
tahun ini yang jadi bosnya adalah Jerman. Kita akan disegani karena setiap
yang kita bicarakan mereka akan dengar, dan karena kita tahu kalau kita
cukup besar dan mereka dengar, we have moral responsibility to voicing not
only about us, it’s about the world. Bumi ini kecil, kita kebetulan menempati
di ekuatorial dengan 250 juta, tapi dunia ini berisi 7 miliar manusia. 7 miliar
manusia itu adalah kita semua adalah umat manusia, dan pendiri bangsa
kita mengatakan: “kita harus menjadi negara yang ikut menjaga kedamaian
dunia berdasarkan keadilan sosial”. Jadi bayangkan pendiri bangsa kita yang
waktu itu bahkan baju saja sulit, tidak ada internet, tidak ada gedung ber-AC
seperti ini, they have this big idea about country. Masa kita yang sudah punya
fasilitas segini banyak, kita memikirkan republik sekerdil ini. iya kan? Ini
yang ingin saya terus menerus menyampaikan karena mungkin sesudah
saya pergi 6 tahun, melihat seluruh dunia dengan posisi yang bisa memiliki
kesempatan melihat policy making process di banyak dunia, anda akan
tergugah. This country is great, saya tidak seperti Pak Trump “make America
great again”. This country is great! Negara ini negara yang besar. Negara yang
bagus banget, bagus banget! You really have to thankful. Percaya deh. Orang-
orangnya bagus, alamnya bagus, posisi kita bagus, negara ini tidak deserve
untuk menjadi negara yang biasa-biasa aja. Jadi kalau sama seperti kita lulus
FEB UI, negara ini bukan liga yang IP-nya hanya 2, yang IP-nya 2 mohon maaf,
kalo yang tidak tahu IP cukup skor index prestasi. Negara ini itu deserve index
prestasinya itu di atas 3,5. Ada yang nanya IP itu paling tinggi berapa bu? 4!
jadi kalau straight A itu 4, kita itu minimal di 3.5, lebih bagus lagi kalau kita
straight A.
Jadi saya ingin tutup hari ini dengan mengatakan terima kasih atas
undangannya. Terima kasih atas keramahtamahan, excitement, dan
238 239
silaturahminya yang baik. Saya betul-betul merasa it’s really painful for me,
karena setiap kali saya seperti ini saya menganggap saya diundang sebagai
UI, which is saya seneng. I feel like when you are in that position you belong
to Indonesia. Saya memang ’81, saya FEB UI, tapi saya Menteri Keuangan
Republik Indonesia, jadi kalaupun saya sama Pak Tony mau invest di situ itu
uang pribadi Pak Tony. Bukan uangnya Republik Indonesia. Jadi it’s a little
bit, kata Pak Tony juga stress makanya dia rambutnya putih. Dia mengatakan
bahwa harus diingat-ingat untuk tidak conflict of interest, untuk tetap
menjaga rambu-rambu etika karena itu matters a lot di dalam kita govern,
dan itu yang make me feel good dan itu membuat rakyat juga feel good if they
see that orang yang mengerjakan tugas itu memang menjaga tingkah lakunya.
Jadi saya mohon maaf pada UI barangkali saya kontribusinya ke alumni tidak
se-spektakular yang dibayangkan, tapi saya akan coba melakukan gunakan
apa yang tadi Pak Mirza sampaikan dengan uang pribadi. Tapi saya biasanya
tidak kepingin muncul karena akan banyak sekali menimbulkan story yang
lain. I belong to this negara pada saat dia membutuhkan saya, jadi itu selalu
adalah kalimat saya pada saat saya memegang posisi publik. Mungkin ini
yang ingin saya sampaikan, tapi tidak ingin menurunkan semangatnya Pak
Mirza. Saya lihat universitas-universitas yang maju itu karena alumninya
biasanya militan banget untuk memperbaiki. Dan untuk kita, anda semuanya
harus merasakan you carry the name of Indonesia. Jadi kita juga harus sedikit
merasa tergugah. Selamat kepada alumni. Terima kasih atas kesempatannya,
semoga lain kali Indonesia akan terus menerus menjadi makin baik.
Selamat pagi,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
240 241
14
242 243
Kualitas Sumber Daya Manusia dan Perkembangan Pendidikan Indonesia
Orasi Ilmiah Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Negeri Semarang Ke-52
Semarang, 30 Maret 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Senang, pada hari ini saya bisa hadir dalam acara Dies Natalis Universitas
Negeri Semarang (UNNES), kalau dilihat dari usia dari UNNES, hampir mirip
dengan usia saya, lebih muda dikit. Almarhum dan almarhumah Prof. Dr.
Satmoko, kedua orang tua kami, adalah termasuk yang turut membangun
perguruan tinggi ini sejak masih bernama IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan) Semarang hingga menjadi Universitas Semarang. Terimakasih
kepada para generasi penerus dari guru besar, dosen, para mahasiswa yang
telah membangun universitas ini menjadi begitu besar seperti sekarang.
Pada hari ini kami diminta untuk membahas suatu tema yang di dalamnya
ada unsur pendidikan, sumber daya manusia, integritas dan kompetisi. Ini
adalah semua tema yang begitu berat sehingga menurut saya merupakan
suatu unsur yang begitu penting untuk membangun negara Indonesia
menjadi negara yang adil dan makmur.
Di dalam pagi hari ini mari kita bersama-sama kita mencoba mencermati
sejauh mana peran sumber daya manusia dan pendidikan kita telah
berkembang dan sejauh mana integritas dan competitiveness dari sumber
daya manusia Indonesia yang telah berkembang.
Saya akan memulai dengan menyampaikan sedikit mengenai perkembangan
ekonomi dan gambaran aspek sumber daya manusia Indonesia.
Perkembangan ekonomi Indonesia tumbuh cukup sehat dalam 10 tahun
terakhir. Petumbuhan ekonomi dengan rata-rata 5.6% merupakan salah satu
pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara-negara di dunia. Sumber
244 245Teruslah Cintai Negeri Ini
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah pada konsumsi dan investasi yang
sangat bergantung kepada kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang
memiliki daya beli, produktif, inovatif dan kompetitif.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga, Indonesia mampu
meningkatkan pendapatan per kapita dari hanya USD170 per kapita pada
tahun 2000 menjadi USD3605 pada tahun 2016. Ini meningkatkan status
Indonesia dari low income country menjadi middle income country.
Untuk melanjutkan momentum pembangunan dan pertumbuhan serta
mewujudkan kemakmuran yang adil, maka kita harus dapat bersandar pada
sumber daya yang paling berharga yaitu manusia. Dan terutama kepada
generasi muda, anak-anak muda yang akan menjadi masa depan Indonesia
yang akan datang. Jumlah penduduk Indonesia pada saat ini adalah 255 juta
jiwa. Ini menjadikan Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk
terbesar ke 4 di dunia setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat. Dilihat
dari struktur usianya, populasi Indonesia didominasi oleh populasi muda
dengan karakterisasi Indonesia adalah sekitar 48,6%, dari total jumlah
penduduk. Penduduk Indonesia masih didominasi oleh penduduk usia
produktif atau secara demografi, Indonesia memiliki keuntungan yang
disebut bonus demografi.
Penduduk usia muda yang sekarang ini adalah modal untuk pembangunan
namun harus diiringi dengan kualitas yang terukur. Diukur dari human
development index, yang dikembangkan oleh UNDP (United Nation
Development Programme), yang mengukur kualitas sumber daya manusia
suatu negara berdasarkan tiga dimensi yaitu kesehatan, pendidikan dan
standar guru, Indonesia masih berada dalam kategori medium human
development. Di antara 188 negara, Indonesia berada di peringkat 113. Ini
merupakan suatu tantangan. Diukur dari score Programe for International
Student Assesment (PISA) yaitu indikator yang disusun untuk mengukur
sistem pendidikan, melalui tes yang diberikan kepada siswa di usia 15 di 72
negara, yang diukur dari kemampuan sains, membaca, dan matematika pada
tahun 2015 Indonesia negara di peringkat 62, skor PISA Indonesia berada
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
di bawah rata-rata negara OECD dan ini juga menunjukkan adanya gap
Indonesia dibandingkan rata-rata negara-negara OECD.
Hal ini berbeda dengan yang telah dicapai oleh beberapa negara tetangga
kita di ASEAN yang sudah mencapai tingkat yang lebih tinggi termasuk
Singapore dan Vietnam yang masing-masing berada pada peringkat pertama
dan delapan pada skor PISA. Lompatan yang didapat oleh Vietnam tersebut
didukung oleh alokasi anggaran pendidikan 20% atau sama dengan alokasi
anggaran pendidikan yang dilakukan oleh negara Indonesia.
Dengan demikian, tantangan bagi Indonesia adalah bagaimana menggunakan
dana dan sumber daya yang besar untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang bermutu yang akan saya sampaikan di bawah ini.
Pertama, bagi pemerintah adalah sangat penting dalam meningkatkan
sumber daya manusia. APBN tentu adalah salah satu instrumen yang sangat
kritikal. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 menerangkan,
mulai tahun 2009 pemerintah berkomitmen untuk mengalokasikan 20% dari
anggaran untuk pendidikan. Dan pemerintah sekarang dapat memenuhi
alokasi anggaran tersebut, di mana belanja untuk pendidikan terus
meningkat signifikan dari Rp280 triliun pada tahun 2009, dimana komitmen
anggaran pendidikan sebesar 20% dilakukan, saat ini mencapai Rp916 triliun
pada tahun 2017.
Hal ini adalah suatu komitmen yang luar biasa karena di banyak negara
bahkan termasuk negara yang berpendapatan tinggi, alokasi anggaran
pendidikan yang tinggi dan memadai selalu menjadi penghambat bagi
perkembangan sistem dan kualitas pendidikan. Jadi Indonesia memiliki
komitmen dari alokasi anggaran sebesar 20%. Seperti pada tahun 2016 di
mana pemerintah harus menjalankan konsolidasi fiskal dan melakukan
pengurangan belanja untuk efisiensi anggaran demi keberlanjutan fiskal,
program pendidikan tetap menjadi prioritas. Beberapa output prioritas di
sektor pendidikan masih bisa dihasilkan pada tahun 2016 di saat Indonesia
masih harus melakukan pemotongan anggaran adalah sebagai berikut:
246 247
” Khusus untuk Universitas Negeri Semarang, pemerintah mengalokasikan dana 423,6 miliar pada tahun 2017 ini. ”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Total penyerapan anggaran Rp370 triliun, yang mencapai Kartu Indonesia
Pintar (KIP) 20,7 juta siswa, Beasiswa Bidik Misi 324.000 siswa. Bantuan
operasional sekolah 8 juta siswa. Pembangunan dan rehabilitasi 28,4 ribu
ruang kelas dan tunjangan guru untuk 873 ribu guru, beasiswa S2 dan S3
untuk 11397 dosen dan bantuan operasional Perguruan Tinggi Negeri dan
bantuan penyelenggaraan Perguruan Tinggi Negeri untuk 118 PTN.
Untuk tahun 2017 dan ke depan komitmen 20% alokasi anggaran akan tetap
dijaga. Alokasi 20% ini adalah alokasi yang dibelanjakan oleh Kementerian/
Lembaga di tingkat pusat maupun melalui transfer ke daerah dan dana desa
atau TKDD sebanyak 64% alokasi anggaran pendidikan adalah disalurkan
melalui TKDD atau Transfer Ke Daerah dan Dana Desa, baik dalam bentuk
DAU, DAK Fisik, Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Tambahan Penghasilan,
Bantuan Operasional Sekolah, Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri
maupun untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Untuk belanja yang melalui Pemerintah Pusat, utamanya adalah dilakukan
oleh 3 Kementerian yaitu Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian
Ristek dan Kementerian Agama. Tahun ini Kementerian Pendidikan Nasional
mendapatkan alokasi 39,8 triliun, Kementerian Ristek sebesar 38,7 triliun
dan Kementerian Agama sebesar 50,4 triliun dan Kementerian lain yang
melaksanakan fungsi pendidikan sebesar 12,8 triliun.
Dari peruntukannya, anggaran tahun 2017 terbagi pada pagu anggaran untuk
siswa dan mahasiswa sebesar 15,4 triliun, anggaran untuk sekolah sebesar
62,5 triliun, termasuk di dalamnya adalah untuk BOS dan BOS Perguruan
Tinggi Negeri. Dan anggaran untuk guru serta pengajar sebesar 25,3 triliun.
Khusus untuk Universitas Negeri Semarang, pemerintah mengalokasikan
dana 423,6 miliar pada tahun 2017 ini.
Sebagai catatan, kalau dilihat pengeluaran pemerintah per kepala atau per
siswa dan mahasiswa, tahun 2011 mencapai 4,3 juta per siswa dan pada
tahun 2016 meningkat hampir lebih dari 50% sebanyak 6,3 juta pengeluaran
pemerintah baik pusat dan daerah per siswa dan mahasiswa.
248 249Teruslah Cintai Negeri Ini
Pemerintah juga menyediakan berbagai insentif fiskal terkait pendidikan
seperti perlakuan biaya pelatihan donasi untuk research atau tax deductable
dan bahkan beberapa aktivitas ilmiah dikecualikan dari objek pajak PPH
Impor dan PPN yang tidak dipungut. Tambahan fasilitas kompensasi kerugian
dalam tax allowance serta pemberian bea masuk termasuk untuk buku-buku
literatur dan alat-alat dari sisi pembangunan laboratorium.
Pemerintah juga mengembangkan dari sisi pembiayaan dengan mendirikan
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP yang begitu sangat populer.
Ini merupakan pengelolaan endoment fund yang telah mencapai 21 triliun
antara lain melalui pemberian beasiswa bagi anak-anak bangsa. LPDP mulai
efektif pada tahun 2011. Jumlah pendaftar LPDP mencapai 47.918 orang untuk
kurun waktu 2013-2016 dan sebanyak 16.293 orang menerima beasiswa LPDP.
Sebaran disiplin ilmu penerima LPDP cukup luas, dari mulai teknik, sains,
pendidikan, kedokteran, kesehatan, sosial, ekonomi, pertanian, hukum
juga seni budaya dan bahasa karena kita tahu bahwa bangsa Indonesia
membutuhkan hampir seluruh bidang ilmu yang perlu ditingkatkan
kualitasnya.
Dengan besarnya anggaran pendidikan kita, selalu memunculkan pertanyaan
mengapa efektifitasnya terhadap peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya
Manusia) belum terlalu baik. Memang benar bahwa tingkat partisipasi pada
pendidikan dasar dan menengah meningkat sangat signifikan. Saat ini
Indonesia dari sisi environment universal di tingkat SD adalah sebesar 95%
sedangkan di tingkat SMP meningkat dari 60% pada tahun 2000 menjadi
78% dan tingkat di SMA/Sederajat meningkat tajam dari 39% menjadi 60%.
Namun beberapa indikator lain masih merupakan tantangan. Sebagai contoh
Indonesia masih memiliki presentasi penduduk buta huruf yang cukup tinggi
di beberapa daerah seperti Bali, Nusa Tenggara dan Maluku serta Papua
yang mencapai 10%. Angka partisipasi kasar di tingkat perguruan tinggi
juga masih rendah. Studi dari Bank Dunia menunjukkan bahwa pendidikan
tinggi belum dinikmati secara luas oleh masyarakat, hanya sekitar 10%
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
mahasiswa dari kelompok penduduk yang berpendapatan 40% terbawah.
Kalau dibandingkan dengan 20% tertinggi, dimana anak-anak dari keluarga
20% tertinggi pendapatannya bisa mencapai 75% dari total mahasiswa di
Indonesia.
Demikian juga dari sisi infrastruktur. Alokasi anggaran yang begitu besar
dan meningkat terus-menerus masih mendapatkan banyak ribuan kelas
yang belum baik atau bahkan rusak. Data Kemendikbud menunjukkan
pada tahun 2014 terdapat 200 ribu ruang kelas SD yang rusak, 75 ribu ruang
kelas SMP dan 27 ribu untuk ruang kelas SMA. Untuk diketahui saja, saya
menjadi Menteri Keuangan 10 tahun yang lalu. 10 tahun yang lalu kami
sudah menghitung bersama dengan Menteri Pendidikan waktu itu berapa
dibutuhkan anggaran untuk menyelesaikan seluruh perbaikan ruang-ruang
kelas di Indonesia. Waktu itu angkanya hanya 37 triliun, sekarang anggaran
pendidikan telah mencapai 400 triliun, kenaikan hampir 2 kali lipat dan kita
masih mendapatkan banyak ribuan ruang kelas yang belum membaik.
Dilihat dari kompetensi guru dan ini begitu dekat di hati saya karena saya
tau orangtua saya hampir setiap hari kalau cerita ke anak-anaknya adalah
mengenai pekerjaan beliau berdua yaitu mendidik guru-guru melalui
IKIP. Untuk kompetensi guru, ujian kompetensi guru yang dilakukan
pada tahun 2015, hanya di pulau Jawa yang dapat mencapai nilai rata-rata
nasional. Selain itu dari 3 juta jumlah guru nasional, hanya 50% yang telah
tersertifikat. Studi dari Bank Dunia juga mengatakan bahwa kualitas guru
menunjukkan bahwa proses sertifikasi guru di Indonesia masih belum
mencapai tujuan yang dikehendaki. Tujuan yang dikehendaki adalah untuk
mencapai sistem belajar dan mengajar yang baik. Jadi bukan hanya guru
mendapatkan sertifikat. Sertifikat yang telah menjadi keharusan, sebetulnya
harus terus ditambah dengan proses pengembangan profesional secara
berkelanjutan serta harus adanya sistem penilaian dan pengembangan karir
bagi guru yang bersifat adil. Hal ini tentu sangat penting untuk menciptakan
suatu proses pengajaran yang berkualitas tinggi yang pada gilirannya akan
menciptakan murid yang berkualitas tinggi juga. Bicara mengenai kualitas
guru merupakan hal dimana kedua orangtua saya terus menerus pada saat
250 251Teruslah Cintai Negeri Ini
beliau masih aktif sering menyampaikan keprihatinannya. Bahkan pada
saat saya ingat masih SMP atau SMA, beliau mengatakan kalau kualitas
yang masuk IKIP Semarang adalah dari siswa yang bukan merupakan top
siswa, maka merekalah yang akan menjadi pengajar dari anak-anak kita.
Ini adalah sesuatu yang perlu untuk diperhatikan. Mungkin hari ini sudah
agak berbeda dibandingkan masa kedua orangtua saya masih sugeng atau
masih hidup karena sekarang dengan anggaran pendidikan yang meningkat
nampaknya profesi guru menjadi profesi yang cukup diminati. Namun saya
akan memberikan beberapa hal yang perlu untuk kita waspadai.
Seperti saya sampaikan bahwa lebih dari 65% anggaran pendidikan adalah
disalurkan melalui daerah. Oleh karena itu, kualitas dari pendidikan di
Indonesia sangat tergantung kepada kualitas pemerintah daerah di dalam
mengelola anggaran pendidikan. Dan ini perlu untuk menjadi perhatian
kita. Isu berikutnya dari kualitas guru adalah belum terlatih dan belum siap
untuk mengajar. Hal ini berkaitan dengan peningkatan gaji dan insentif guru
yang berhasil meningkatkan minat untuk menjadi guru. Di dalam anggaran
pendidikan porsi terbesar kita adalah untuk belanja barang dan belanja
pegawai. Lebih dari 60% pembayaran gaji dan tunjangan merupakan porsi
dari seluruh anggaran pendidikan kita.
Studi menunjukkan bahwa sebagian besar peningkatan alokasi anggaran
pendidikan dalam satu dekade terakhir digunakan untuk mempekerjakan
dan menambah jumlah guru dan menambah gaji guru. Hampir 2/3-nya
terkait dengan program sertifikasi yang dilakukan sejak tahun 2005.
Peningkatan gaji dan tunjangan inilah yang memberikan insentif untuk
menambah jumlah guru. Dengan bertambahnya guru, maka Indonesia
merupakan negara yang memiliki rasio murid terhadap jumlah guru atau
student teacher ratio di Indonesia adalah 16, termasuk yang paling kecil di
dunia. Jadi bagaimana kita menjelaskan bahwa jumlah rasio guru terhadap
murid kecil, yang seharusnya kualitas belajar mengajar baik namun hasil
tes maupun human development index Indonesia masih belum meningkat.
Ini adalah salah satu hal yang menjadi hal yang paling pelik untuk kita
pecahkan. Di negara-negara maju, rasio antara guru dengan murid adalah
” lebih dari 65% anggaran pendidikan adalah disalurkan melalui daerah. Oleh karena itu, kualitas dari pendidikan di Indonesia sangat tergantung kepada kualitas pemerintah daerah di dalam mengelola anggaran pendidikan”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
252 253Teruslah Cintai Negeri Ini
14, 1 guru 14 murid. Indonesia 16. Saya tahu bahwa dalam hal ini, ini adalah
rasio yang luar biasa nikmat untuk mengajar karena saya pernah mengajar
dan masih mengajar. Mengajar 14-16 orang itu luar biasa intensifnya apabila
gurunya bisa mengajar.
Nah, permasalahan tentu saja adalah apa yang terjadi dengan kualitas guru
di Indonesia. UNNES sebagai universitas yang mencetak guru-guru, ini
adalah suatu tantangan yang saya ingin sampaikan pada Dies Natalis di sini.
Ada isu yang sifatnya political economy yaitu pada sistem penerimaan guru.
Salah satu studi yang dilakukan oleh Bank Dunia, lucunya Bank Dunia yang
melakukan studi, bahwa pada saat pilkada, terjadi penambahan penerimaan
sekitar 800 guru baru per wilayah, selama masa pilkada. Dan pada saat
pilkada biasanya probabilitas guru mendapatkan sertifikat meningkat 3%.
Jadi saya tidak tau kalau hal ini kemudian menimbulkan korelasi antara
pilkada dengan recruitment dan sertifikasi tetapi tidak berkorelasi terhadap
kualitas murid-muridnya.
Permasalahan tersebut merupakan hal yang harus kita hadapi agar kita tidak
lagi berhutang kepada generasi yang akan datang, pada saat anak-anak muda,
anak-anak cucu kita akan bertanya bahwa Indonesia telah membelanjakan
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan
namun kenapa generasi kami tidak menjadi lebih baik dan lebih cerdas serta
lebih kompetitif. Peranan kita semua untuk meningkakan sistem pendidikan
dan SDM menjadi sangat nyata dan sangat besar.
Kami akan memberikan beberapa hal yang penting yang pemerintah juga telah
mulai melakukan. Pemerintah merancang sistem pendidikan komprehensif
yang dimulai sejak usia dini, early intervention. Early intervention tersebut
dibuktikan melalui dorongan terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
yang seiring dengan upaya kualitas sumber daya manusia di Indonesia serta
menghadapi pencegahan yang disebut stunting atau kontetan.
Pada saat ini, angka partisipasi untuk PAUD meningkat cukup drastis dari
17% menjadi 39%. Namun angka stunting yaitu anak yang kurang gizi itu
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
masih cukup tinggi meskipun telah menurun. Kalau anak-anak pada usia dini
mengalami kekurangan gizi, meskipun pada nanti SD, SMP, SMA diberikan
guru terbaik, sekolah terbaik, teknologi terbaik, namun otaknya dari awal
sudah tidak berkembang secara optimal dan itu tidak bisa dikejar pada masa-
masa hidupnya di belakang. Oleh karena itu memerangi adanya stunting atau
kekurangan gizi merupakan investasi yang strategis dan sifatnya jangka
panjang.
Untuk memperbaiki keseluruhan sistem pendidikan, tentu seluruh
pihak harus bekerja sama. Sekolah, guru, orangtua dan murid. Pertama
menciptakan sekolah yang siap atau school ready. Hal ini perlu dilakukan
melalui dua hal. Pertama memastikan bahwa sekolah memenuhi standar
kualitas minimum. Pemerintah telah menggunakan BOS untuk menyediakan
dukungan keuangan bagi biaya operasional dan manajemen sekolah. BOS telah
menunjukkan hasil yang positif namun alokasi BOS untuk pemerintah daerah
perlu untuk dikaitkan dengan kinerja. Jadi tidak bahwa semua sekolah berhak
mendapat biaya operasional, namun biaya operasional yang dialokasikan
harus dikaitkan dengan kinerja dari sekolah tersebut. Khususnya ini
adalah untuk memastikan agar perguruan termasuk perguruan tinggi, juga
memenuhi standar kualitas minimum khususnya dikaitkan dengan bantuan
operasional perguruan tinggi. Saya senang tadi mendengar laporan Bapak
Rektor bahwa banyak hal kemajuan yang dilakukan oleh UNNES di dalam
mencetak prestasi. Saya berharap UNNES akan terus menerus meningkatkan
kualitas sehingga dia menjadi universitas yang bisa dibanggakan oleh murid-
muridnya dan orangtua serta dunia industri.
Yang kedua adalah mengenai aspek guru, menciptakan guru yang siap atau
teacher ready. Beberapa hal perbaikan yang perlu kita lakukan, pertama
memperbaiki sistem sertifikasi yang betul-betul merupakan cerminan
dari perbaikan pengetahuan dan kinerja guru. Jadi tidak menjadi syarat
administrasi tapi dia menjadi sesuatu yang mencerminkan kualitas,
pengetahuan dan kinerja dari guru. Memperbaiki kompetensi guru di
kelas terkait dengan disediakannya pelatihan keahlian guru agar dapat
mengimplementasikan student center di kelas. Jangan sampai di kelas yang
254 255Teruslah Cintai Negeri Ini
menjadi center adalah gurunya bukan student-nya.
Yang ketiga adalah memperbaiki proses seleksi guru. Pada tahun 2015 lebih
dari 1 juta siswa yang mendaftar di pendidikan lanjutan untuk menjadi guru.
Dan ini menghasilkan 200 ribu guru tambahan setiap tahun. Saya tidak
bisa membayangkan kalau bapak ibu saya masih hidup, beliau melihat hal
seperti ini minatnya yang luar biasa besar sekali. Satu juta setiap tahun, 200
ribu lulusan untuk menjadi guru. Dulu beliau prihatin sekali bahwa minat
menjadi guru menurun sangat berat pada tahun-tahun 80an.
Aspek yang ketiga adalah aspek orangtua. Bagaimana menciptakan orangtua
yang siap atau parent ready. Peranan orangtua sangat sentral di dalam
meningkatkan performa murid-murid. Sering orangtua berpikir bahwa
pendidikan itu urusan sekolah dan guru. Sehingga mereka menyerahkan
sepenuhnya dan tidak ikut aktif bahkan 80% orangtua di Indonesia tidak
pernah memberikan masukan di dalam pengambilan keputusan di sekolah.
Dan sebanyak 30% tidak pernah berdiskusi dengan guru. Waktu saya masih
menjadi orangtua anak-anak saya masih di SD, SMP, meskipun saya jadi
menteri, setiap kali ambil rapor saya selalu hadir dan diskusi dengan ibu
bapak gurunya. Sampai waktu itu di sekolah Lab School Jakarta, Pak Arief
Rahman ingin memotret dan ingin menunjukkan pada orangtua lain wong
Ibu Menteri saja masih sempat mengambil rapor anaknya karena banyak
yang mengambil rapor didelegasikan kepada satpamnya. Dan dalam hal
ini untuk mendidik anaknya dia didelegasikan kepada pembantu dan
satpamnya. Ini menunjukkan cerminan bahwa banyak orangtua memiliki
konsep yang sangat berbeda mengenai mendidik anak. Seolah-olah itu bisa
didelegasikan dan dipercayakan saja pada sekolah dan tiba-tiba dengan
magic dia bisa menjadi anak yang baik. Pendidikan adalah suatu proses terus
menerus dari rumah, sekolah, ke masyarakat, kembali ke rumah, dia adalah
suatu proses belajar bagi seorang siswa yang nantinya dia akan menjadi
manusia Indonesia yang tangguh.
Dan yang terakhir tentu adalah siswanya sendiri. Bagaimana menciptakan
student ready atau siswa yang siap. Hal ini berkaitan dengan yang saya
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
sampaikan, investasi usia dini. Kalau anak dari kecil sudah memiliki gizi
yang cukup, maka dia mampu kesehatan paling tidak untuk bisa pada saat
mendapatkan akses pendidikan bisa menyiapkan diri menjadi anak-anak
yang bisa memperoleh proses belajar mengajar yang baik. Salah satu studi
juga menunjukkan suatu korelasi yang tinggi antara score PISA dengan
partisipasi anak pada pendidikan anak usia dini.
Bagaimana potensi Indonesia ke depan? Kalau kita lihat Indonesia 100
tahun merdeka yaitu pada tahun 2045, kita sedikit untuk masuk ke dalam
time tunnel. Apa yang akan terjadi dengan Indonesia tahun 2045? Penduduk
Indonesia pada tahun 2045 akan mencapai 309 juta jiwa. Dan 309 juta ini masih
didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu 52%. Dan 75% akan tinggal di
perkotaan dan 80% dari total masyarakat merupakan kelas menengah. Inilah
potret Indonesia pada saat merayakan 100 tahun kemerdekaan Republik
Indonesia.
Profil Indonesia dengan demografi yang sangat muda dan memiliki daya
beli merupakan suatu profile dari sisi kekuatan ekonomi dunia. Pada saat
itulah Indonesia masuk dalam 5 besar dunia dengan pendapatan per kapita
mencapai mendekati USD30.000 per kapita atau setara dengan United
Kingdom atau Inggris saat ini. Struktur Indonesia dari sisi perekonomian
akan bergeser dengan nilai tambah terutama berasal dari sektor jasa.
Namun impian atau profil Indonesia ke depan pada 2045 hanya akan
terjadi apabila index Indonesia terus menjaga dari sisi kebijakan yang baik
dan tentu saja dari kualitas sumber daya manusia agar mereka mencapai
kualitas sumber daya manusia yang unggul dan inovatif. Oleh karena itu,
menciptakan dan menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan
inovatif merupakan suatu kebutuhan bagi Indonesia untuk terus mencapai
cita-cita kemerdekaan yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur.
Tantangan ini harus kita jawab. Bagaimana tantangan yang harus kita jawab
ini? Pertama aspek teknologi. Saya melihat tadi Bapak Rektor mencapai
256 257
” Saya berharap Universitas Negeri Semarang memiliki visi ke depan, jangan menciptakan guru yang tidak akan relevan lagi. Namun menjadikan guru yang akan selalu relevan”
Teruslah Cintai Negeri Ini Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
bahwa satu jari untuk pendidikan aset informasi. Saya hanya ingin
menyampaikan bahwa teknologi akan merupakan suatu yang akan terus
berkembang, dia menjadi faktor yang memicu namun juga bisa menjadi
faktor yang menghancurkan. Perubahan teknologi terhadap pasar tenaga
kerja sudah dilihat dan sudah diprediksi bahkan di studi di banyak tempat.
Salah satu studi yang ingin saya kutip pada pagi hari ini adalah studi oleh
Pricewaterhouse Cooper yang mengatakan dengan peran teknologi yang
sekarang ini terjadi dengan algorithm, robotisasi, otomatisasi, maka sepertiga
dari pekerjaan, karena ini adalah risetnya di Inggris, sepertiga dari pekerjaan
yang sekarang ada di Inggris dalam tahun 2030 akan digantikan oleh robot.
Ini akan menyebabkan sekitar 10 juta orang yang tadinya bekerja diancam
akan menganggur karena digantikan oleh mesin. Jenis pekerjaan apa yang
akan diotomatisasi dalam hal ini akan menyebabkan banyak sekali terjadi
pengangguran seperti loan officer di perbankan, sopir, penjaga keamanan,
resepsionis, sales person, bartender, yang ini akan sangat mudah untuk
digantikan oleh komputer. Namun dalam hal ini akan terjadi dislokasi jenis
pekerjaan. Studi juga menunjukkan bahwa untuk negara-negara maju seperti
Amerika, dengan adanya robot dan otomatisasi diperkirakan 38% pekerjaan
atau kalau di Jerman 35% akan digantikan oleh robot dan mesin. Pekerjaan
apa yang masih akan tetap bertahan? Yaitu pekerjaan yang berhubungan
dengan human relation seperti dokter ahli bedah, make up artist, pemadam
kebakaran. Pekerjaan yang sulit untuk digantikan oleh robot dan komputer
karena dia membutuhkan kreatifitas, judgement dan berbagai ide seperti
seniman yang berhubungan dengan social perception seperti perawat dan
petugas-petugas yang berhubungan dengan kesehatan, mental maupun
trainer atau pelatih.
Ini merupakan suatu visi yang tidak lama lagi akan terjadi. Saya berharap
Universitas Negeri Semarang memiliki visi ke depan, jangan menciptakan
guru yang tidak akan relevan lagi. Namun menjadikan guru yang akan
selalu relevan. Justru kita bayangkannya adalah guru-guru yang relevan tadi
seperti anak-anak menari dan lain-lain itu adalah sesuatu yang masih akan
relevan. Meskipun itu akan ditransformasikan dan dikombinasikan dengan
teknologi.
258 259Teruslah Cintai Negeri Ini
Dengan adanya visi teknologi yang akan selalu hadir dan bahkan akan semakin
hadir di dalam kehidupan kita, maka di masa depan kita harus terus menerus
memikirkan bagaimana proses belajar mengajar yang bisa mempersiapkan
sumber daya manusia kita agar memiliki kemampuan di dalam penguasaan
teknologi dan mendorong produktifitas serta daya saing serta inovasi. Saat
ini Indonesia masih termasuk yang memiliki global competitiveness index
yang berada di tingkat 41. Faktor yang menjadi penghambat dari daya saing
Indonesia adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan ekonomi seperti
jumlah infrastruktur yang tersedia namun juga berhubungan dengan
sumber daya manusia yaitu kualitas ketenagakerjaan di Indonesia.
Indonesia dalam hal ini masih perlu untuk meningkatkan kemampuan untuk
meningkatkan kualitas SDM karena ironinya, di satu sisi jumlah sumber
daya manusia muda di Indonesia sangat banyak namun banyak perusahaan
mengeluh tidak bisa mendapatkan tenaga kerja yang terlatih dan memiliki
skill yang dibutuhkan. Jadi ada gap yang sangat besar antara kebutuhan
dengan jumlah yang ada.
Dengan adanya teknologi, para guru di Indonesia dan saya berharap UNNES
bisa menjadi salah satu universitas yang merintis, adalah untuk terus menerus
mengubah proses belajar. Tantangannya adalah sistem belajar mengajar
tidak lagi akan konvensional. Sekarang kita sudah mengenal apa yang disebut
long distance learning, ada yang disebut massive online untuk kurikulum
yang kita bisa belajar. Saya membayangkan kalau saya menjadi mahasiswa
hari ini, saya tidak perlu harus pergi ke Harvard atau ke university yang
terbaik di dunia karena sebagian besar dari kurikulum bahkan silabus dan
bahkan dalam hal ini textbooknya itu bisa diakses melalui internet sehingga
saya tidak perlu harus menjadi mahasiswa dari universitas yang baik untuk
bisa mendapatkan akses dari ilmu dan berbagai macam pengetahuan yang
diajarkan di universitas-universitas terbaik di dunia.
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Oleh karena itu peranan dari perguruan tinggi juga harus terus diupdate
dan disesuaikan. Bagaimana memberikan arahan agar mahasiswa mampu
mengakses berbagai sumber informasi, tidak hanya tergantung kapada
gurunya. Satu guru dia merupakan pintu gerbang, bukan mata air, dia pintu
gerbang bagi berbagai akses ilmu yang ada di dunia. Kalau dia menempatkan
diri sebagai satu-satunya mata air, seolah-olah ilmunya hanya berasal dari
guru itu sendiri. Padahal dunia ini ilmunya sudah sedemikian banyak dan
sudah sedemikian accessable.
Proses belajar mengajar inilah yang mungkin perlu untuk terus dikembangkan
dan sebagai universitas yang tadinya berasal dari Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, saya berharap UNNES akan menjadi salah satu universitas
garis depan di dalam berinovasi dalam proses belajar dan mengajar.
Mungkin bagian dari orasi saya adalah mengenai pembentukan skill yaitu
hard skill dan soft skill. Proses belajar di perguruan tinggi menyiapkan
generasi muda kita untuk memiliki hard skill yaitu suatu persiapan untuk
bisa masuk ke pasar tenaga kerja. Untuk ini pun Indonesia dari sisi perguruan
tinggi masih memiliki tantangan yang cukup berat. Banyak anak-anak
lulusan perguruan tinggi justru menganggur karena dia tidak mendapatkan
pekerjaan yang sesuai atau pekerjaan yang ada tidak sesuai atau tidak
meminta skill yang sudah diajarkan.
World Bank sekali lagi juga membuat penelitian yang cukup manarik bahwa
ekonomi yang didukung oleh inovasi memerlukan share yang signifikan dari
tenaga kerja dengan skill tinggi yang sumber utamanya adalah pendidikan
tinggi. Oleh karena itu kalau Indonesia ingin menjadi innovation driven
economy atau ekonomi yang berbasis pada inovasi dan kreatifitas, maka
peranan perguruan tinggi menjadi sangat penting untuk bisa menciptakan
tenaga kerja yang memiliki skill dan sumber inovasi.
260 261Teruslah Cintai Negeri Ini
Di dalam partisipasi tadi telah saya sampaikan bahwa institusi di Indonesia
yang memiliki tanggung jawab yang luar biasa penting, perlu untuk terus
menerus memperbaiki kualitas, tidak hanya kurikulumnya tapi proses
belajar mengajar. Pada saat ini peningkatan tenaga kerja yang merupakan
lulusan perguruan tinggi di Indonesia meningkat dari 5 juta menjadi 10 juta
dalam periode 2001 sampai 2010. Dua pertiga dari lulusan perguruan tinggi
bekerja di pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan dan pemerintah.
Tiga perempat dari jumlah tenaga yang berpendidikan tinggi adalah bekerja
di pelayanan publik dan itu adalah guru. Jadi dia merupakan profesi yang
paling besar di dalam menyerap sebagian besar lulusan perguruan tinggi
negeri di Indonesia.
Namun hard skill saja tidaklah membuat sumber daya manusia Indonesia
siap untuk menghadapi tantangan masa depan. Keahlian teknis perlu
ditambah dengan keahlian soft skill yaitu pembentukan karakter, integritas,
kemampuan komunikasi dan kemampuan untuk bekerjasama atau team
work. Berbeda dengan hard skill, sebagian besar yang pada saat ini bisa
digulung oleh jaman, soft skill adalah suatu skill yang akan terus menerus
tidak pernah ketinggalan jaman. Orang yang punya karakter, orang yang
punya integritas, orang yang mampu bekerjasama adalah orang-orang yang
akan terus menerus dibutuhkan sampai jaman kapanpun.
Oleh karena itu kita perlu untuk melihat dari sisi bagaimana pembentukan
karakter atau soft skill agar manusia Indonesia menjadi manusia yang
merupakan aset bagi bangsa ini. Pemerintah di bawah Presiden Jokowi telah
menyampaikan program seperti revolusi mental. Dari sisi konten masih perlu
banyak institusi untuk mengisinya dengan kreatifitas yang bisa disampaikan
oleh masing-masing institusi. Dari sisi integritas, Indonesia perlu untuk terus
memperbaiki diri. Transparansi internasional menempatkan Indonesia
sebagai negara dengan level korupsi yang masih tinggi. Indonesia menempati
117 dari 175 negara dengan skor 34 dari 100, dimana skor mendekati 0
adalah yang paling korup dan mendekati 100 adalah yang paling bersih.
” menjadi orang baik itu sangat sulit apalagi menjadi orang yang betul-betul putih. Bahkan pada jaman ini dianggap aneh namun tetaplah berusaha untuk menjadi orang baik. ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
262 263Teruslah Cintai Negeri Ini
Oleh karena itu, di dalam membetuk karakter, etos kerja, integritas dan
kemampuan bekerjasama diperlukan suatu komitmen bersama tidak
hanya dari pendidikan, dunia pendidikan, namun juga masyarakat dan
para pemimpin yang saat ini menjadi teladan bagi masyarakat. Di bawah
para pemimpin-pemimpin atau tokoh-tokoh masyarakat inilah, masyarakat
Indonesia akan melihat dan bahkan meniru, mereka bahkan kadang-kadang
salah membuat keputusan karena mereka melihat kalau sukses maka
diukur dengan ketokohan hari ini yang kadang-kadang membuat value kita
menjadi goyang karena banyak tokoh yang ternyata dia justru melakukan
hal-hal yang justru mengkhianati kepercayaan publik. Dan ini adalah hal
yang menjadi keprihatinan bagi kita semua. Bagaimana Indonesia sebagai
suatu bangsa bisa melakukan suatu konsistensi antara ide dari para pejuang
yang membangun negara ini dengan cita-cita semua pada generasi yang
selanjutnya yang memegang estafet kepemimpinan.
Untuk penutup saya ingin menyampaikan orasi pada pagi hari ini adalah
dengan mengutip kata-kata orangtua saya sendiri, Bapak Satmoko. Beliau
mengatakan, karena ini menyangkut banyak hal, dalam hal integritas,
menjadi orang baik itu sangat sulit apalagi menjadi orang yang betul-betul
putih. Bahkan pada jaman ini dianggap aneh namun tetaplah berusaha
untuk menjadi orang baik. Saya dalam hal ini dibesarkan oleh orangtua yang
setiap hari kita tidak hanya bicara mengenai berbagai hal tapi berisi berbagai
macam value yang ingin ditanamkan pada anak-anaknya. Kata-kata bahasa
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
Jawa yang sering “ngeli tapi tidak ngeli, jangan gumunan dan jadilah orang
yang menjadi teladan.” Yang tadi disampaikan menjadi orang yang baik
bukanlah sesuatu yang mudah. Kata-kata itu walaupun disampaikan pada
saat kami masih anak-anak, sampai hari ini masih sangat relevan. Kecintaan
kedua orangtua kami kepada negara ini dan terhadap universitas IKIP adalah
luar biasa. Saya ingin tentu saja menyampaikan kepada seluruh Guru Besar,
Rektor dan para mahasiswa, bahwa saya sangat bangga menjadi anaknya
Profesor Satmoko dan Retno Sriningsih Satmoko karena beliau berdua selalu
mengimpikan Indonesia yang memiliki martabat dan saya ingin menjadi
bagian dari impian yang disampaikan orangtua saya.
Untuk menutup tentu saya berharap bahwa UNNES dan seluruh murid-murid
yang ada di sini adalah para generasi muda yang memiliki impian dan tekad
yang sama, membangun Indonesia yang bermartabat, Indonesia yang adil
dan makmur.
Terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabaarokaatuh.
264 265
15
266 267
Pengembangan Pemimpin Perpajakan Tulang Punggung Bangsa
Leadership Development Program Direktorat Jenderal Pajak
Gedung Mar’ie Muhammad, 10 April 2017
Teruslah Cintai Negeri Ini
Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Selamat pagi, Salam Sejahtera, Om Swastiastu, Namo Buddhaya.
Pak Wakil Menteri Keuangan, Pak Sekretaris Jenderal, Pak Direktur
Jenderal Pajak yang saya hormati. Bapak Ibu sekalian, para jajaran eselon
I di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, penjabat eselon II di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak, dan untuk para peserta Leadership Development
Program yang saya hormati pula.
Sebelumnya, kita telah memulai pagi hari ini dengan berdoa untuk
menunjukkan rasa syukur kita bahwa kita masih dapat diberikan
nikmat dan sehat untuk dapat berkumpul bersama-sama di dalam acara
Leadership Development Program ini. Saya mungkin akan memberikan
beberapa pemikiran dan arahan untuk anda semua sebagai pimpinan di
seluruh unit kerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sebuah institusi yang
saya rasa tidak perlu untuk dijelaskan kembali dan tidak perlu diberikan
banyak sekali argumentasi mengenai betapa pentingnya peranan DJP bagi
keseluruhan kehidupan negara Republik Indonesia ini. Dengan demikian,
jika anda semua berada di jajaran eselon II dan eselon I institusi ini, itu
sudah dapat dipastikan bahwa anda semua adalah orang-orang yang sangat
berperan dalam menentukan maju dan mundurnya negara ini. Saya selalu
menekankan hal ini berulang kali agar anda semua memiliki kesadaran
betapa pentingnya tugas anda dimanapun anda berada, baik itu di jajaran
unit eselon II maupun unit eselon I. Anda semua mewakili suatu kepentingan
yang sangat besar, yaitu kepentingan bangsa dan negara ini. Oleh karena itu,
saya ingin memulainya dengan kembali mengingatkan kepada anda semua.
Maksud saya, anda tentu masih ingat di tahun 2017 ketika kita akan memulai
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
268 269
suatu pekerjaan pada satu triwulan tertentu dan kita juga masih harus
menyelesaikan tugas tax amnesty kita. Pada saat itu, anda semuanya sudah
mengetahui bahwa penerimaan atau hasil dari program tax amnesty sudah
dipuja-puji oleh berbagai pihak. Paling tidak, prestasi tersebut dianggap
sebagai yang terbaik di dunia. Jika diukur dari data yang dideklarasikan,
jumlah harta yang dideklarasikan tersebut termasuk capaian yang sangat
luar biasa baiknya. Jumlah tersebut bahkan melebihi 35% dari Gross
Domestic Product (GDP) kita. Di lain sisi, kondisi ini tentu mengejutkan bagi
kita bahwa jumlah tersebut merupakan suatu value yang selama ini ternyata
tidak disampaikan kepada institusi pajak yang seharusnya kita memiliki
data tersebut. Uang tebusan yang kita peroleh pada program amnesti pajak
pada waktu itu mencapai Rp134,8 triliun. Jumlah ini termasuk pembayaran
tunggakan sebesar Rp18,8 triliun yang jika dikuantitatifkan merupakan nilai
yang sangat besar. Demikian pula jika ditambahkan dengan dana repatriasi
yang diklaim sebagai repatriasi wajib pajak (WP), jumlah ini nilainya juga
cukup signifikan.
Dari program tersebut, kita dapat mengetahui bahwa program amnesti
pajak ini memang memberikan nilai tambah. Hanya saja, program ini juga
berimplikasi kepada bertambahnya beban kerja anda semuanya, karena
saya mengetahui beberapa kali ketika saya hadir dan bertanya di semua
booth. Dari sana, semua pegawai di unit kerja DJP ikut serta di dalam
membantu terlaksananya program ini, terutama pada hari-hari terakhir
menjelang penutupan program amnesti pajak. Oleh karena itu, saya ingin
menyampaikan terima kasih kepada anda semuanya yang sudah turut
berpartisipasi dan memobilisasi anak buah anda. Saya termasuk orang
yang sangat senang karena semangat anda di dalam mengerjakan tugas
ini. Masing-masing unit memang memiliki identitasnya sendiri-sendiri,
apakah itu dari Sekretaris Jenderal, apakah itu dari Kepatuhan Internal dan
Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA), atau apakah itu berasal dari
unit eselon I lainnya. Intinya, semua itu menggambarkan suatu partisipasi
yang luar biasa besarnya. Tolong sampaikan pada semua tim di jajaran anda
rasa terima kasih saya atas kerja keras anda semuanya dan semua fungsi
tugas yang dilakukan oleh anak buah anda, terutama pada hari-hari terakhir
Teruslah Cintai Negeri Ini
penutupan program tersebut.
Ada satu hal yang sudah saya sampaikan pada saat saya membuat keterangan
pers mengenai program amnesti pajak ini. Di dalam keterangan pers tersebut,
saya mengaku tidak cukup puas dengan hasil capain program amnesti pajak
di mana jumlah WP yang ikut hanya berjumlah 965.983 WP. Jumlah ini
termasuk angka yang menurut saya sangat kecil mengingat program amnesti
pajak merupakan program yang begitu sangat menariknya, khususnya
dilihat dari tarif yang diberikan kepada WP. Jika kita ukur dari jumlah Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT), WP yang seharusnya wajib SPT mendekati
jumlah 20 juta WP. Angka ini memang masih sangat kecil. Saya merasa
kecewa, karena dengan melihat data tersebut, level kepatuhan masyarakat
Indonesia masih belum cukup tinggi, terutama dari sisi pelaporan pajaknya.
Bahkan, meskipun mereka sudah menyerahkan SPT-nya, informasi yang
dilaporkan di dalam SPT mereka juga belum diaporkan secara lengkap. Lebih
parahnya lagi, ada yang sama sekali tidak menyampaikan SPT mereka. Jika
kita melihat potensi data 32 juta WP, kita sebenarnya memiliki potensi untuk
mendapatkan sumber penerimaan pajak yang baik untuk pembangunan
kepentingan bangsa ini. Namun, dari 32 juta WP tersebut, hanya 20 juta
WP yang wajib menyampaikan SPT mereka. Dan dari 20 juta WP yang
wajib menyampaikan SPT tersebut, hanya 12 juta WP yang benar-benar
menyampaikan SPT mereka.
Informasi tersebut setidaknya memperlihatkan kepada kita semua bahwa
level of awareness atau kesadaran, kemauan dan kepatuhan WP belum
muncul. Mereka belum merasa terpanggil atau belum memiliki rasa takut
akan enforcement. Ini barangkali yang menjadi tantangan bagi kita semua,
karena kita sebelumnya selalu memberikan klaim, “oh, kalau kita kasih tax
amnesty kita memulai lembar baru sama sekali.” Saya hanya berpikir bahwa
lembar barunya tersebut masih banyak lembar-lembar yang lama yang
masih melekat pada diri WP kita tersebut.
Yang kita butuhkan saat ini bagaimana DJP menyikapi hal ini. Ini tentu
menjadi suatu instruksi yang penuh dengan kehati-hatian, karena saya
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
270 271
” Instruksi yang saya berikan merupakan satu paket yang harus dikerjakan dengan penuh kehati-hatian. Di satu sisi, dilihat dari sisi makroekonominya saja, Presiden sangat menginginkan momentum pertumbuhan ekonomi kita dapat dijaga”
Teruslah Cintai Negeri Ini
merasa yakin dan saya mengetahui bahwa anda semuanya bernafsu
melakukan pengejaran pemenuhan target pajak saat ini. Itu terbaca jelas
dilihat dari angka capaian amnesti pajaknya. Saya melihat dari targetnya
dan saya memang memintanya agar tahun ini benar-benar dapat tercapai,
karena sudah tiga tahun berturut-turut DJP hanya feel to achieve. Seperti
itu kan? Anda hanya ingin membuktikan bahwa anda dapat mencapainya
di tahun ini dan semoga saya benar begitu. Jika ternyata itu tidak tercapai,
anda mungkin akan mengatakan, “enggak bu, ibu ge’er saja kayaknya, ibu
siap-siap kecewa saja terus.” Ya saya tetap memilih untuk merasa ge’er agar
merasa tidak kecewa pada akhirnya (selingan humor). Oleh karena itu, saya
merasa yakin bahwa anda semua sekarang sudah bersiap-siap untuk mulai
mengejar itu semuanya.
Saya juga ingin menyampaikan kepada anda semua bahwa instruksi yang
saya berikan merupakan satu paket yang harus dikerjakan dengan penuh
kehati-hatian. Di satu sisi, dilihat dari sisi makroekonominya saja, Presiden
sangat menginginkan momentum pertumbuhan ekonomi kita dapat
dijaga. Dari momentum pertumbuhan ekonomi tersebut, jika anda melihat
dari sumber pertumbuhan ekonominya saja, kita hanya rely on domestic
consumption, karena faktor eksternal itu is very uncertain. Ketergantungan
kepada domestik tersebut lebih ditujukan kepada ketergantungan kita kepada
konsumsi masyarakat, investasi dan government spending. Hanya tiga unsur
itu saja, yaitu konsumsi masyarakat, investasi, dan government spending,
yang menjadi andalan komposisi pertumbuhan ekonomi kita. Porsinya kira-
kira sebagai berikut, konsumsi masyarakat sekitar 56%, investasi sebanyak
20%, dan government spending kira-kira sekitar 20%. Dengan demikian, jika
anda mematikan konsumsi masyarakat atau membuat masyarakat takut
untuk mengeluarkan konsumsinya, growth-nya pasti melemah. Itu dapat
mungkin terjadi. Oleh sebab itu, tugas anda yang saat ini anda kerjakan,
yaitu mengumpulkan penerimaan pajak, menjadi titik utama di dalam
mengendalikan lemahnya pertumbuhan ekonomi tersebut. Pengumpulan
penerimaan pajak bukan merupakan suatu separate effort. Di sini, kita benar-
benar akan memikirkan apa yang ingin dicapai. Presiden bahkan telah
meletakan target yang sesuai agar growth kita dapat meningkat lebih tinggi
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017 02
272 273
lagi. Ini menjadi prioritas beliau. Artinya, kita harus menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi itu secara hati-hati. Dengan demikian, consumption
dan invesment yang merupakan 80% komponen pertumbuhan ekonomi
tersebut dapat kita jaga dengan baik.
Untuk menjaga komiten tersebut, kita tentu menghadapi banyak tantangan.
Dan yang menjadi tantangan kita semua saat ini adalah bagaimana kita dapat
mencapai target penerimaan negara tanpa membuat dua engine of growth
tersebut merasa terintimidasi ataupun terganggu. Persyaratan inilah yang
saya selalu sebutkan bahwa betapa saya sangat berhati-hati menginstruksikan
hal ini kepada anda semuanya. Saya yakin kita masih dapat memperoleh
target penerimaan tanpa membuat dua mesin pertumbuhan tersebut merasa
terganggu. Caranya bagaimana? Yang pasti, caranya adalah dengan berkerja
secara baik, berkerja dengan penuh kredibilitas, berkerja dengan bersih, dan
berkerja dengan penuh integritas. Selain itu, kita juga harus memberikan
data yang valid agar mesin pertumbuhan tersebut mendorong kepercayaan
masyarakat untuk dapat berkerja secara baik dan penuh dengan kepercayaan.
Jika kita memberikan data yang valid, masyarakat secara keseluruhan, baik
itu masyarakat biasa yang hendak melakukan konsumsi maupun masyarakat
yang berniat melakukan kegiatan produksi dan investasinya, akan mengakui
data tersebut sebagai pendorong kegiatan mereka. Paling tidak, jika mereka
ingin menyampaikan keluhan dan mengatakan, “Bu, ini kok undang-
undangnya kok jelek banget. Kok ratenya tinggi,” kita dapat memberikan
jawaban yang mendukung mereka untuk melakukan kegiatan di sini tanpa
harus merasa terintimidasi. Kita berharap tidak merusak iklim investasi
yang sedang kita bangun dan kita juga berharap mereka mengakui bahwa
ada undang-undang yang harus kita jalankan dengan data yang benar.
Inilah yang benar-benar saya ingin sampaikan kepada anda semua,
karena ini merupakan target yang ingin kita capai tanpa harus melakukan
intimidasi. Dengan kata lain, target kita tercapai tanpa harus membuat
masyarakat merasa terganggu, khawatir, ataupun ketakutan. Semua itu
hanya dapat dicapai tergantung pada leadership anda. Intinya, It is all about
leadership. Target ini tidak akan dapat tercapai dengan hanya berjalan sendiri
Teruslah Cintai Negeri Ini
di mana 39.000 seluruh karyawan yang ada di jajaran kita juga berjalan
sendiri tanpa adanya leadership atau tanpa adanya guidance. Bahkan, target
tersebut juga tidak akan tercapai tanpa adanya pengawasan, tanpa adanya
tuntunan, maupun tanpa adanya contoh. Oleh karena itu, saya ingin anda
semua menjadi contoh sebagai pejabat top di lingkungan DJP. Diantara anda,
meskipun saya kurang mengetahui berapa jumlah penjabat sekarang yang
mengikuti Leadership Program ini yang mungkin jika saya asumsikan sekitar
50, 60, atau 53 orang, is the top leadership dari DJP. Anda mungkin mengatakan
bahwa nasib anda itu sebenarnya antara satu sama lainnya hanya “beti”
atau beda-beda tipis. Namun, jika dapat saya katakan, anda itu sebenarnya
is the top of the leadership. Hanya karena mungkin menjadi suatu hal yang
tidak disengaja, ada yang menjadi Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) di sini
dan ada yang menjadi Kakanwil di sana. Atau mungkin, ada yang berada di
direktorat sana dan ada yang berada di direktorat sini. Bahkan, jika dapat
saya katakan, yang satu happened to be safari dan yang satunya lagi menjadi
Direktur Jenderal (Dirjen). Artinya, antara anda, Pak Ken, Pak Suryo, Pak
Awan, Bu Puspita, Pak Angin, Pak Veny, Pak Dadang, Pak Edi Selamet, Pak Estu,
you named it, anda semua itu sebenarnya bertanggung jawab secara kolektif.
Saya akan mengatakan dengan sangat confidence bahwa hal ini menjadi suatu
hal yang muskil, jika kita melakukannya secara sendiri-sendiri. Negara ini
membutuhkan keberadaan DJP yang tiak dapat berjalan tanpa your collective
leadership. Oleh sebab itu, collective is not individual.
Anda sekarang memiliki dua dimensi. Satu sebagai role model, yaitu contoh
bagi anak buah anda dan yang kedua menjadi pemimpin yang diandalkan
anak buahnya. Ketika anda menjadi seorang pemimpin, anda berfungsi
sebagai seorang manajer yang dapat mengelola manusia atau staf di bawah
anda serta mengelola resouce yang ada. Selain itu, anda juga harus dapat
mengelola misi dan tujuan organisasi yang harus dicapai. Itulah fungsi
dari leadership di dalam sebuah organisasi. Fungsi yang ketiga adalah anda
juga berfungsi sebagai pelindung bagi anak buah anda, karena anda yang
mengetahui anak buah anda secara tepat. Saya rasanya sangat patah hati jika
mendengar ada yang mengatakan, “oh, saya tidak tahu kalau anak buah saya
melakukan ini. Oh, saya tidak tahu bahwa dia ternyata memeras-meras wajib
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
274 275
pajak. Saya tidak menyuruh”. Intiya, jangan sampai kita menjadi seorang
pemimpin yang tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh anak buah kita.
Masing-masing dari anda memiliki scope tanggung jawab yang berbeda-
beda. Anda juga memiliki beragam permasalahan WP yang anda tangani.
Dan yang telah saya sampaikan sebelumnya, kerja kolektif itu menjadi
penting bagi kita semua, karena saya sudah menginstruksikan kepada Pak
Ken dan seluruh jajaran DJP bahwa data yang kita kelola harus valid dan
harus di-share. Dari sebab itu, jangan sampai ada yang mengatakan, “oh, ini
data punyanya Kanwil ini saja”. Itu artinya, jika WP yang kita kelola pindah
dari satu Kanwil ke Kanwil yang lain, maka anda akan merelakannya.
Yang terpenting di sini adalah saya tidak mempedulikan WP tersebut ingin
dikoleksi di Kanwil ini atau di Kanwil sana atau di kantor A atau di kantor B.
Bagi saya, yang terpenting adalah WP tersebut tetap masuk ke dalam wilayah
negara Republik Indonesia ini. Saya tidak mungkin bercanda pada masa
sekarang, terutama kepada para Menteri Keuangan di negara-negara ASEAN
atau negara-negara kelompok G20 di mana saya mengatakan, “di Indonesia
if you want to even test, you really don’t have to run away from Indonesia, you
actually can pindah-pindah aja dari kantor anda juga enggak akan dicari
kok.” Dari situlah kita mengetahui bahwa kita ternyata memiliki pekerjaan
rumah. Oleh sebab itu, saya meminta kepada anda untuk mengelola data
yang kita miliki secara lebih baik.
Saya akan terus-menerus mengatakan hal ini kepada Pak Ken dan seluruh
fungsinya, mulai dari fungsi intelijen, fungsi audit, dan bahkan fungsi
pemeriksaannya. Semua fungsi tersebut akan berkerja secara kolektif dan
bukannya bekerja secara individual. Anda maupun para Kakanwil yang
lain berhak untuk bertanya. Dalam hal ini, saya punya data apa? Saya harus
bagaimana? Di tempat anda memiliki data apa? Maksud dari pertanyaan
itu adalah bahwa data tersebut tentunya tidak anda simpan sendiri atau
disimpan untuk satu kelompok orang saja ataupun satu unit saja. Sekali lagi
saya tegaskan, data tersebut harus dapat di-share. Namun, data WP tetaplah
merupakan rahasia bagi orang luar. Dalam hal ini, kita harus melakukannya
bersama-sama, sehingga pada akhirnya kita juga menciptakan check and
balances. Seperti yang dilakukan oleh Pak Yan. Beliau membuat makronya
Teruslah Cintai Negeri Ini
” Dari situlah kita mengetahui bahwa kita ternyata memiliki pekerjaan rumah. Oleh sebab itu, saya meminta kepada anda untuk mengelola data yang kita miliki secara lebih baik”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
276 277
untuk menjelaskan hasil pekerjaannya by sectoral, by berlaku sampai
kepada data intelijen yang lebih mendalam, atau sampai kepada data yang
digunakan untuk pemeriksaan dan audit yang diberikan kepada masing-
masing unit. Dengan demikian, saya secara prinsip menginginkan semua
pimpinan eselon II mengetahui your own staff and mengetahui your own WP.
Ini adalah minimum requirement untuk anda yang menjadi penjabat eselon II
di lingkungan DJP di mana anda harus mengetahui staf anda dan anda juga
harus mengetahui siapa WP anda.
Di sini, saya juga ingin menyampaikan bahwa kita perlu melengkapi tugas ini
dengan cara reform, yaitu reform di dalam. Seperti yang telah saya sampaikan
sebelumnya bahwa kita saat ini sedang menarik sebuah strategi keluar agar
kita dapat mengumpulkan target penerimaan pajak sebesar Rp1.307 triliun.
Namun, untuk mencapai target tersebut, kita tentu harus memperbaiki diri
kita sendiri. Kita harus mulai memperbaiki information technology system
kita, memperbaiki database kita, memperbaiki cara kerja kita, memperbaiki
bisnis proses kita, dan memperbaiki moral staf kita. Kita pun terus berupaya
memberikan reward yang sesuai serta punishment jika mereka melakukan
pelanggaran. Selain itu, kita juga perlu memperbaiki etika kita, memperbaiki
entibilitas kita, dan memperbaiki cara kerja kita agar mereka memiliki
apa yang disebut dengan keseganan kepada DJP. Segan dalam arti bahwa
DJP merupakan institusi yang berisi orang-orang yang tidak main-main
dalam menjalankan tugas dan etikanya, profesional, memiliki data, serta
memperlakukan semua masyarakat dengan adil dan tetap sangat tegar di
dalam menjalankan tugasnya mengumpulkan penerimaan pajak ini. Semua
ini menjadi suatu image yang saya harapkan terus-menerus dimiliki DJP
atau apapun namanya yang nantinya diperkirakan akan menjadi sebuah
badan. Saya hanya ingin sekali jika orang bertanya, “what do you think about
institusi pajak?” Mereka pasti akan keluar dengan mengatakan, “saya segan
betul sama mereka Bu, karena ini orang-orang tidak pernah main-main, dia
punya data, dia profesional, dia tidak kompromi.” Pernyataan segan tersebut
mungkin akan diikuti dengan sikap WP yang terpaksa membayar pajaknya.
Namun, segan tersebut juga dapat diartikan sebagai bukti kecintaan mereka
kepada negara ini, sehingga mereka membayar pajaknya di mana mereka
Teruslah Cintai Negeri Ini
mengetahui bahwa Kementerian Keuangan atau DJP mengelola penerimaan
pajak kita secara benar. Namun, at least, saya ingin ada keseganan bukan
karena adanya rasa ketakutan adanya power yang anda milki, tetapi
keseganan itu timbul, karena mereka memang benar-benar menghormati
kita dan melakukan ini semuanya secara ikhlas. Itulah yang saya ingin
tekankan kepada anda semua sebagai bekal di dalam Leadership Development
Program pada tahun ini.
Sisi positif yang ingin saya share pada pagi hari ini adalah, pertama,
penerimaan pajak kita sampai dengan tanggal 6 April menurut catatan
yang ada sangat encouraging. Sampai dengan triwulan I, penerimaan pajak
kita telah mencapai Rp222,3 triliun. Jika kita melihat growth year to year
tahun lalu dengan tahun sekarang, kita mengalami kenaikan sebesar 19,7%.
Peningkatan ini melampaui expected dari target sebesar 18,23%. Jika saya
membayangkan kemarin dan saya juga melihat keseluruhan anggaran kita,
kita harus dapat menjaga momentum growth ini di atas 13% atau 15%. Untuk
pertumbuhan pajak non migas kita adalah 16%. 13% itu merupakan totalnya
dan kita mencapai target tersebut tahun ini. Paling tidak kuartal pertama
tahun ini kita telah mendapatkan hasil yang memuaskan. Momentum growth-
nya memang sudah di atas target, tetapi kita semua tentu tidak buta. Tiga
kuartal terakhir yang nantinya akan menjadi tantangan bagi kita semua di
mana ini akan menjadi tanjakan tinggi yang sangat terjal sekali.
Tahun lalu pada bulan September 2016, kita memiliki program amnesti pajak
yang telah menambah penerimaan pajak hampir Rp90 triliun. Program
ini tidak mungkin akan terulang kembali. Artinya, hasil dari program ini
tidak mungkin dimasukan kembali ke dalam penerimaan pajak tahun
yang akan datang. Skema perencanaan pajak yang saya buat year to year
atau peneriman pajak yang saya bandingkan antara April tahun ini dengan
April tahun depan akan menghilangkan komponen hasil program amnesti
pajak yang kita peroleh pada tahun ini, khususnya penerimaan program
amnesti pajak pada 3 bulan terakhir sejak Januari 2017. Setidaknya, tanpa
mengikutsertakan penerimaan pajak dari hasil program amnesti pajak,
penerimaan pajak tahun ini menunjukkan indikasi yang cukup baik. Hanya
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
278 279
” Pada intinya, ya wibawa itulah yang harus kita jaga. Setidaknya April to April atau kuartal to kuartal sejak tahun lalu sampai dengan sampai tahun ini, perbandingannya harus kita bersihkan sedikit demi sedikit. Tidak ada lagi yang namanya ijon”
Teruslah Cintai Negeri Ini
saja, pada kuartal pertama tahun 2016, kita memang benar-benar menderita
karena anda melakukan ijon. Itu sama saja dengan nihil untuk penerimaan
antara Januari sampai dengan April. Namun, kita sekarang tidak melakukan
ijon dan saya harap anda tidak melakukan itu karena hal ini masih sangat
banyak terjadi. Memang praktek ini masih ada sedikit-sedikit, karena pada
menit-menit terakhir saya memberikan pressure kepada anda sehingga anda
seperti dikejar compressor ke bawah. Namun demikian, saya menilai ijonnya
tidak terlalu pasif menurut saya.
Saya bahkan mendengar noise-nya itu luar biasa besar, karena ada beberapa
bank yang mengatakan, “Bu, Ibu mau minta duit kita enggak sih Bu? Ibu
mau minta duit?” Mendengar pertanyaan seperti itu, mereka sepertinya
rindu untuk dimintain uang mereka. Padahal, mereka sudah mengetahui
kebiasaan kita pada beberapa tahun terakhir di mana anda pada umumnya
memiliki penyakit seperti ini. Paling tidak, mereka tampaknya benar-
benar meminta untuk dipanggil. Padahal, saya tidak pernah memanggil
mereka. Saya sebagai menteri tentu harus menjaga wibawa saya di hadapan
mereka. Bayangkan jika kondisi ini benar-benar ada dihadapan kita saat ini.
Bayangkan juga jika saya sebagai seorang Kepala Seksi (Kasie) negara yang
kerjanya terus menerus meminta pinjaman uang dari mereka. Saya tentu
sudah tidak berwibawa lagi dihadapan mereka. Pada intinya, ya wibawa
itulah yang harus kita jaga. Setidaknya April to April atau kuartal to kuartal
sejak tahun lalu sampai dengan sampai tahun ini, perbandingannya harus
kita bersihkan sedikit demi sedikit. Tidak ada lagi yang namanya ijon, baik
itu ijon yang dulu maupun ijon yang sekarang.
Sementara itu, growth penerimaan pajak pada tahun ini berkisar 19%,
karena basis perhitungannya yang menggunakan tahun yang lalu itu sangat
pendek jangka waktunya. Itu karena anda memang melakukan ijon yang
menyebabkan kondisi menjadi mengering. Jika landasannya pendek dan
itu juga naik sedikit, capaian ini sepertinya sudah terlihat keren bagi saya.
Namun, kita juga tetap harus berhati-hati. Saya memang sempat melihat
angka pertumbuhannya itu berada di level 19,7%. Pada waktu, saya hanya
berpkir, “aduh, terima kasih alhamdulillah moga-moga begini terus.”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
280 281
Namun, otak saya mulai berjalan. Jika tahun lalu memang kering, itu artinya
nilai pertumbuhan 19% ini sebenarnya tidak terlalu keren menurut saya.
Akan tetapi, saya tetap menerimanya agar saya dapat tetap memberikan
semangat kepada anda semuanya. Paling tidak, setiap ada pujian, kita dapat
menerimannya dengan baik agar hal itu dapat menambah semangat bagi
kita. Begitu loh Pak. Pokoknya, kita tidak akan kering meskipun hidup kita
selalu dihina. Dan pokoknya juga, setiap kita mendapatkan pujian, kita ambil
saja pujian tersebut untuk memompa kita agar bekerja lebih baik lagi.
Dengan demikian, poin saya yang pertama adalah bahwa pada kuartal
pertama ini, hasil kerja kita it’s really good. No matter alasannya, itu tetaplah
bagus di mata saya dan kita semua. Poin yang kedua adalah jika kita melihat
momentum kondisi ekonominya, ada beberapa sektor yang memang sudah
tampak mulai menggeliat. Sektor konstruksi dan pertambangan pada tiga
tahun yang lalu memberikan pertumbuhan yang negatif. Namun, sektor ini
pada tahun ini sudah mulai pick up. Demikian pula dengan komoditas. Beberapa
harga komoditas sudah mulai bagus kelihatannya. Sebagai contoh, kelapa
sawit dan batu bara sudah mulai agak menggeliat. Bahkan, minyak bumi dan
gas bumi juga mulai menunjukkan kondisi yang serupa. Peningkatan harga
komoditas tersebut menjadi faktor yang kedua bagi perbaikan pertumbuhan
ekonomi kita. Namun, ada sesuatu hal yang mengganjal di dalam pemikiran
saya, terutama sejak saya kembali dari Amerika Serikat dan sampai sekarang
pun, saya tidak pernah dapat menjelaskannya.
Yaitu, ketika harga minyak dunia mencapai nilai US$100 per barel dan harga
batu bara yang begitu tinggi, serta harga kelapa sawit yang juga mendekati
US$900, kita justru tidak dapat mengumpulkan penerimaan pajak. Kenaikan
harga tersebut terjadi pada tahun-tahun yang kita sebut sebagai the golden
years, seperti tahun 2013, 2014 atau 2011. Saya melihat mungkin sekitar
tahun 2011 atau akhir tahun 2012 dan tahun 2013 yang menjadi the golden
years tersebut. Pada masa itu, DJP tampaknya terlena. Ada sektor yang begitu
booming, tetapi kita tidak dapat menangkap peluang tersebut. Saya hanya
merasa khawatir di saat kita saat ini sedang memperhatikan secara tajam
semua sektor dan pelaku yang ada, tetapi kita seperti kembali kepada masa-
Teruslah Cintai Negeri Ini
masa tersebut. Dalam hal ini, ada memang yang menjadi sisi positifnya, karena
ada beberapa sektor yang sudah mulai menggeliat. Oleh karena itu, saya
ingin agar hal ini terus dipantau dan dikoordinasikan diantara kita semua,
mulai dari perencanaan analisa makronya yang ditujukan untuk informasi
data intelijen sampai dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh semua
Kantor Wilayah (Kanwil) kita. Semuanya harus dapat berkerjasama agar kita
benar-benar memahami kondisi ekonomi yang tengah terjadi, sehingga kita
dapat menanyakan hal-hal yang dianggap perlu. Do we have datanya? Do we
have WP-nya? Jika diasumsikan WP yang kita kelola tersebut merupakan WP
institusi dan WP orang pribadi yang baik. Namun, hal ini tidak akan berlaku
jika WP yang kita kelola selalu mencari celah untuk menghindari pajaknya.
Sebagai contoh, ketika WP mengetahui bahwa harga akan naik, maka dia
mulai melakukan skema transfer pricing-nya. Mereka pasti melakukan hal
itu. Dari proses kecurangan tersebut, kita tentu perlu mempertajam, do we
have counter intelligence untuk dapat mendapatkan informasi tersebut?
Jawabannya tentu adalah anda harus dapat melakukan hal itu. Di sini, anda
barangkali bukanlah orang yang mudah terlena dan bukan juga orang yang
mudah dibodohi. Mungkin, mereka lebih pintar daripada kita dan kita tidak
mampu untuk melacaknya.
Dari kondisi seperti itulah, kita harus memulai usaha dari beberapa
momentum positif yang sudah kita rintis saat ini, seperti Automatic Exchange
of Information (AEoI) At least, rencana AEoI ini sudah diwacanakan untuk
mulai dilakukan oleh beberapa negara. Mereka menyatakan bahwa wacana
yang ingin mereka lakukan sekarang memiliki moral obligation. Salah satunya
adalah negara Singapura. Beberapa waktu yang lalu, saya berbicara dengan
Menteri Keuangan Singapura dan di sini, saya ingin membagi pembicaraan
tersebut dengan anda semuanya. Pada saat saya berbicara dengan Menteri
Keuangan Singapura, saya menyatakan bahwa saya tidak ada masalah untuk
ikut ke dalam program AEoI. Saya mengatakan kepada dia, “hey, kamu lihat
nih. Tax amnesty saya menunjukan deklarasi saya yang luar negeri yang
mencapai lebih dari 1.000 triliun itu hampir 60% adalah di Singapura. Berarti
anda adalah tempat memang penyimpanan pertama dari para wajib pajak
saya. Saya tidak menuduh apa-apa karena saya anggap juga kita di dalam negeri
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
282 283
kita juga masih punya banyak masalah. Tapi saya sekarang ingin mengatakan
pada wajib pajak saya bahwa dimanapun anda meletakkan harta anda, saya
akan dapat saja dan saya ingin itu juga didukung dari mereka.” Mendengar
penjelasan saya tersebut, pihak Singapura menanggapi dengan mengatakan
bahwa mereka juga tidak mempermasalahka hal ini. Mereka mengatakan
ingin bekerjasama dengan kita. Namun, mereka memberikan pengecualian
dan inilah yang harus kita ketahui semuanya. Ada beberapa pengusaha,
seperti pengusaha kelapa sawit dan pengusaha batu bara, yang memiliki
dua kaki. Mereka berdiri baik di Singapura maupun Hong Kong. Hanya saja,
Singapura mengatakan bahwa mereka hanya mengetahui satu kaki saja.
Walaupun demikian, ada satu pernyataan yang harus kita dengarkan baik-
baik, “Sri Mulyani, if you are going to do it with us you should do it also with
Hong Kong.” Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa mereka tidak ingin
dibedakan perlakuannya dengan Hong Kong. Jika kita memberlakukan itu
hanya di Singapura saja, dikhawatirkan para penghindar pajak di Singapura
akan lari ke Hong Kong. Hong Kong itu is a bit tricky dibandindkan Singapura,
karena Singapura merupakan negara sovereign yang berdiri sendiri. Tidak
demikian halnya dengan Hong Kong, karena jika kita berhubungan dengan
Hong Kong, maka kita harus berhubungan dengan Hong Kong itu sendiri dan
negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Saya juga ingin menyampaikan kepada anda semua bahwa hampir semua
komoditas yang menjadi dasar kita di dalam perdagangan internasinal dapat
diyakinkan secara pasti selalu melakukan praktik penghindaran pajak
seperti yang terjadi di negara Singapura dan Hong Kong ini. Namun, tidak
semua praktik perdagangan internasional selalu dituduhkan melakukan
penghindaran pajak. Saya hanya mengatakan hampir yakin, karena jika
praktik seperti ini tidak terjadi, mengapa anda tidak memungut pajaknya
selama ini? Itu kecuali jika anda bodoh sekali ya. Namun, saya yakin anda
bukan orang seperti itu. Anda semua sudah sampai eselon II bukan? Itu artinya
anda tidak mungkin bodoh ya. Atau dengan kata lain, anda pintar sekali, tetapi
anda yang lebih meminterin kita (selingan humor satir). Sekarang, saya lebih
ingin meminta kepada seluruh jajaran eselon II untuk kerjasamanya. Dengan
adanya kerjasama saja, kita masih sulit sekali untuk melakukan pelacakan.
Teruslah Cintai Negeri Ini
” Hampir semua komoditas yang menjadi dasar kita di dalam perdagangan internasinal dapat diyakinkan secara pasti selalu melakukan praktik penghindaran pajak seperti yang terjadi di negara Singapura dan Hong Kong ini ”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
284 285
Terlebih, jika kita bekerja secara individual. Oleh karena itu, saya meminta
tolong agar hal ini benar-benar dapat diwaspadai sehingga kita diharapkan
dapat memperoleh seluruh target yang kita rencanakan.
Anda semuanya tentu sudah mengetahui bahwa kita sudah mencanangkan
reformasi birokrasi, termasuk reformasi perpajakan. Tahun ini, kita
ingin mencapai tax ratio tetap dikisaran 11% dan pada tahun 2018, kita
ingin mencapai target tax ratio sebesar 12%. Bagi saya, angka tersebut
merupakan angka capaian yang ambisius jika kita menyadari di mana kita
memulainya pada waktu itu, yaitu dikisaran di 10,3%. Kenaikan target ini
merupakan imbas dari kenaikan GDP dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
pun sudah merekomendasikan bahwa GDP itu akan meningkat. Intinya, jika
penerimaan pajak tidak mengalami peningkatan, kita yang akan kerepotan
untuk menjelaskannya kepada publik. Jika GDP naik sebesar 5,1% atau 5,2%,
maka kita semua akan dihadapkan kepada persoalan bagaimana kita dapat
mengejar agar kenaikan GDP tersebut dapat tercapai. Saya benar-benar
meminta tolong kepada anda semua untuk memperhatikan hal ini. Tingkat
pertumbuhan sebesar 5,1% gross real ditambah dengan tingkat inflasi sebesar
4,5%, itu artinyai GDP per tahun kita akan mengalami kenaikan sebesar
9% sampai dengan 9,5%. Jika tingkat pertumbuhan tersebut dikisaran 9%
kurang setengah, itu berarti kita harus memiliki tingkat pertumbuhan 9,5%
ditangan. Demikian pula, jika kita menambahkan effort, maka itu berarti
kita harus menambahkan tingkat pertumbuhan sebesar 5% diatas. Seperti
itulah gambaran yang harus kita hadapi kedepannya.
Penjelasan berikutnya yang juga ingin saya sampakan adalah permintaan
saya untuk Pak Ken di dalam acara leadership Development Program ini agar
kita juga terus menggali apa-apa saja yang perlu kita investasikan di dalam
cara kerja kita. Saya melihat nilai restitusi kita masih tetap meningkat. Sejak
10 tahun yang lalu saya menjadi Menteri Keuangan sampai saat ini, kita
masih berurusan dengan resititusi. Atau, it’s all about restitusi. Yang menjadi
pertanyaan saya, mengapa kita tidak dapat memberikan sedikitpun progress
untuk mencegahnya? Kenaikannya memang luar biasa dalam dua tahun
terakhir ini. Saya menduga pertama karena sistem ijon yang anda lakukan,
Teruslah Cintai Negeri Ini
sehingga para WP melakukan restitusi di kemudian hari. Jika sistem seperti
ini dapat dibersihkan, saya masih tetap menduga kemungkinan praktik
seperti ini masih banyak dilakukan. Jika para top leaders di lingkungan DJP
memiliki komitmen untuk menjaga restitusi sekecil mungkin, di suatu saat
kita sudah seharusnya berpikir bahwa Value-Added Tax (VAT) rezim itu is the
best rezim yang dapat kita lakukan. Anda semua harus mulai memikirkan hal
ini. Banyak yang sudah mengatakan, seperti Goods and Service Tax (GST) dan
yang lain-lain sudah harus menjadi inovasi nilai tambah dari mekanisme
perpajakan yang perlu kita pikirkan mulai dari sekarang. Namun di lain sisi,
in the mean time while kita memiliki Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai,
anda juga harus dapat menjaganya agar restitusi pajak tidak menjadi momok
yang dapat mengurangi beban si penerimaan pajak. Saya sedang memikirkan
ketika saya mengajak Pak Ken ke Pacific Place yang pada waktu itu sedang
diselenggarkan program sosialisasi amnesti pajak, saya bertanya, mengapa
kita tidak membuatkan satu sistem perpajakan saja di mall-mall yang ada di
Indonesia ini? Pada saat itu, para owners-nya juga turut hadir bersama kita.
Untuk PPN, anda seharusnya sudah dapat saja dikenakan. Hal ini sama halnya
ketika saya mennyampaikan kepada para bendahara negara kita. Kita tidak
perlu effort yang terlalu berlebihan jika kita sudah membangun sistemnya. If
you have a system, anda seharusnya dapat melakukan hal itu. Can you make
any idea? Pada waktu saya pergi ke Manila kemarin, Menteri Keuangannya
menyampaikan sesuatu kepada saya, “Sri Mulyani terima kasih ya. Tim saya
sudah datang ke Indonesia dan dia lihat reform pajak kamu”. Dia sangat
berterima kasih dan kemudian berkomentar kembali, “oh, saya belum mau
tax amnesty dulu. Saya mau lihat reform dulu”. Dia hanya ingin melakukan
apa yang kita lakukan setelah satu atau dua tahun lagi. Selanjutnya, dia baru
memikirkan untuk mengeluarkan kebijakan amnesti pajak.
Namun, ada yang menarik di sini. Menteri Keuangan Filipina ternyata seorang
businessman. Dia memiliki banyak brand di beberapa mall. Kemudian, dia
mengatakan kepada saya bahwa sistem perpajakan baru dibangun di satu
mall saja. Istrinya juga seorang pebisnis. Mereka memiliki beberapa brand
sepatu di beberapa mall. Mereka juga memilki 50 store. Saya berbicara dengan
Menteri Keuangannya yang secara kebetulan juga seorang businessman. Dia
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
286 287
” Negara ini katanya memiliki top one percent. Jika jumlah penduduk kita saat ini sebanyak 260 juta penduduk, itu berarti top one percent adalah sebanyak 2,6 juta jiwa”
Teruslah Cintai Negeri Ini
mengatakan, “saya sudah pasti bisa dapat dari penjualan itu”. Apa yang dia
lakukan tentu membuat saya bertanya, mengapa kita tidak dapat melakukan
hal yang sama seperti itu? Kita pada dasarnya dapat melakukan itu. Kita
memiliki Pacific Place, Plaza Senayan, Plaza Senayan 1 dan 2, Senayan City,
Plaza Indonesia, dan Grand Indonesia. Semua mall tersebut termasuk mall
yang ukurannya sangat besar. Bahkan, kita juga memiliki Mall Anggrek
dan seluruh mall yang beroperasi di Kelapa Gading. Jika anda hanya duduk
dan terus mengatakan bahwa anda tidak peduli, karena seluruh tenant
memiliki bisnisnya masing-masing, maka kita tidak akan mendapatkan hasil
yang kita inginkan. Oleh sebab itu, we have to have a system di mana saya
dapat mencatatnya. Anda tidak perlu datang secara sendiri-sendiri, terlebih
kedatangan Account Representative (AR) anda layaknya seorang preman
yang ingin menagih hutang kepada WP kita.
Cara kerja seperti itulah yang memerlukan dukungan kita semua di mana hal
ini sesuai dengan acara leadership pada hari ini. Group di sini sudah harus
mulai memikirkan, “Bu, kalau yang kayak gini?” Anda harus membayangkan
bahwa ada beberapa hal yang dapat kita lakukan. Saya mengetahui jika anda
sudah meminta saya untuk berbicara dan saya pun sudah menyampaikan
banyak sekali kepada anda semua. Negara ini katanya memiliki top one
percent. Jika jumlah penduduk kita saat ini sebanyak 260 juta penduduk, itu
berarti top one percent adalah sebanyak 2,6 juta jiwa. Kira-kira seperti itu ya,
meskipun saya kurang yakin sebanyak 2,6 juta jiwa. Mungkin, hanya ada 1
juta jiwa saja yang termasuk ke dalam golongan orang terkaya di Indonesia.
Mereka itu memiliki hampir seluruh pangsa pasar di negara Indonesia ini.
Dengan kata lain, hampir 80% pangsa pasar di Indonesia dikuasai oleh orang-
orang terkaya tersebut. Perkiraan dari jumlah orang terkaya tersebut dilihat
dari koefisien gini ratio-nya dan berdasarkan kepemilikan harta, bukan
dari consumption yang dihitung selama ini dengan menggunakan koefesien
gini ratio sebesar 0,41. Based on asset ownership, 1% is actually owning
almost 80% dari keseluruhan ekonomi di Indonesia. So you actually dealing
with 1%. Jika demikian adanya, anda tentu dapat melihat fungsi pajak kita
yang sebenarnya dapat digunakan sebagai instrumen untuk pemerataan.
Yang perlu anda lakukan adalah you just kill them by a system. Anda jangan
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
288 289
mengejar mereka seperti preman pasar yang mengejar seseorang di jalanan.
Tidak seperti itu. It’s all about the system. Begitu loh. Dari 53 top eselonnya
DJP, saya tidak percaya anda tidak memiliki kemampuan membangun sistem
yang dapat menandingi 1% orang-orang tersebut. These are fifty three brains.
Kemampuan intelijen anda, organisasi anda, serta investasi anda untuk
bekerja sama merupakan kelebihan anda dalam bekerja untuk membangun
sistem secara bersama-sama. Dimanapun mereka beroperasi di negara ini,
anda dapat menangkap potensi penerimaan pajak dari mereka. Mereka
pun tidak menghadapi seorang Kakanwil Large Tax Office (LTO) seperti
Pak Mekar secara sendirian. Demikian pula dengan saya yang juga tidak
berhadapan hanya dengan dia saja. Di sini, saya akan berhadapan dengan
39.000 pegawai DJP. Artinya, dimanapun mereka berada dan dalam bentuk
nama company yang berbeda-beda, mereka akan mengetahui bahwa tidak
ada pintu yang terbuka begitu saja. Semuanya akan mendapatka perlakuan
yang sama. Bayangkan, jika mereka dapat berpkir seperti itu, maka mereka
akan dapat melakukan hal yang merugikan kita semua. Saya saja yang
berbicara mengenai mereka ikut merinding. Oleh sebab itu, jangan sampai
mereka berpikir dapat mempermainkan kita.
Bapak dan Ibu sekalian
Saya mengatakan semua ini bukan karena saya menyampaikan sebuah
pembicaraan yang kosong belaka. I really can feel it. Saya berbicara dengan
sesama Asean Finance Ministers dan G20 Finance Ministers secara precise
sesuai dengan data dan fakta yang valid. Saya tentu akan mengatakan bahwa
negara Republik Indonesia itu seperti ini, datanya seperti ini, saya memiliki
staf seperti ini, and I’m going to do it like this. Saya yakin mereka tentu tidak
akan main-main dengan kita. Mereka mungkin mengatakan, “oh, saya
mengerti Republik ini berarti ada yang ngurus bener nih.” Mereka bukan
orang yang playing around dan bukan orang berbicara secara tidak jelas
arah dan tujuannya. Mereka tentunya bukan orang yang berbicara bahwa
hari ini sedang musim durian, tetapi besoknya, mereka akan mengatakan
bahwa hari ini sedang musim mangga. Bukan seperti itu. Namun, we
have a system dan kewibawaan. Itulah immediately yang akan mengubah
pandangan mereka terhadap kita. Jika kita menyampaikan sesuatu secara
Teruslah Cintai Negeri Ini
benar, mereka tentu akan menghargai dan menghormati kita. Saya berbicara
ini bukan karena saya tidak berpengalaman, tetapi saya adalah orang yang
sudah berpengalaman. Oleh karena itu, saya sangat obsess bahwa jika kita
semua dapat bekerjasama sebagai satu tim yang solid untuk mencurahkan
pikiran kita agar dapat membangun sistem yang strategis. Ini artinya, kita
menghadapi siapapun dan ada prioritasnya yang strategis di mana prioritas
tersebut bukan berarti kita tidak hanya mengejar pedagang kelontong saja,
tetapi kita juga memperlakukan hal yang sama kepada para pengusaha besar.
Jangan sampai, para pengusaha besar tersebut kita diamkan dan tidak kita
pikirkan.
Jika kita mengejar pedagang di Tanah Abang, bagi saya it’s fine, karena itu
juga merupakan bagian dari demokratisasi sistem perpajakan kita. Namun,
kita juga harus memperlakukan hal yang sama kepada seseorang yang
memiliki usaha seperti di Pacific Place misalnya. Sebagai contoh, kita dapat
mengetahui seseorang yang ingin pergi berjalan-jalan di waktu weekend.
Dari perilaku orang tersebut, kita mengetahui apa yang dia belanjakan dari
setiap rupiahnya. Oleh sebab itu, dengan sistem yang kta bangun, kita dapat
menangkap berapa besaran pajaknya. I can not imagine jika 1 scarf batik biasa
yang dibeli orang tersebut harganya dapat berkisar Rp1 juta sampai dengan
Rp2 juta. Jika barang tersebut dibeli di lokasi yang mewah, harganya tentu
dapat mencapai puluhan juta rupiah. Bagaimana caranya agar kita dapat
menangkap pajak dari transaksi tersebut, itulah yang kita perlu cari caranya.
Pak Ken pada waktu itu sempat bertanya kepada saya. Beliau bertanya, “ada
itu yang beli?” Barang tersebut tentu ada yang beli, karena di Indonesia
itu, orang yang yang kaya dapatnya juga luar biasa kaya. Mereka juga tidak
membayar pajaknya, membeli sendiri di toko temannya sendiri, ataupun
makan di tempat restoran temannya. It’s only about them. It’s only you and us
bagaimana kita dapat mengungkapkan remahan-remahan kegiatan diantara
mereka ke bawah. Intinya, it’s only you. Jika anda tidak dapat tembus di
dalam kegiatan mereka, ya mereka hidup diantara mereka saja, tinggal
diantara apartemen yang memberikan ruang bagi mereka untuk berjualan,
membeli furniture yang high class di antara mereka sendiri, membeli mobil
mewah di antara importir mereka sendiri, atau bahkan makan di restoran
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
290 291
high class di antara mereka sendiri. If you allow this, negara ini tentu hanya
diciptakan untuk satu kelompok kecil seperti itu saja. Kita semua pastinya
akan berkontribusi untuk merusak negara ini, karena solidaritas sosial juga
telah rusak oleh ulah yang kita lakukan saat ini. Masyarakat akan merasa
bahwa hanya ada satu kelompok saja yang kebal dan dia secara keseluruhan
juga merupakan ordinary people.
Sekali lagi, saya ingin menyampaikan kepada anda semua mengenai
perasaan saya, pikiran saya, maupun instruksi saya bahwa, di satu sisi,
saya ingin anda bekerja lebih ambisius, tetapi anda harus lakukan itu
secara precise dan detail. Anda pun harus berkerjasama dalam tugas ini.
Sedangkan di sisi yang berbeda, anda juga tetap harus hati-hati, karena saya
tidak ingin kita merusak momentum ekonomi kita saat ini. So, this is the most
difficult job. Saya berkerja di Bank Dunia dengan gaji yang puluhan kali lebih
banyak dibandingkan dengan gaji yang saya terima sekarang juga memiliki
seperseratus kesulitannya yang saya harus hadapi. Demikian pula dengan
anda yang juga memiliki tunjangan kinerja yang lebih baik dibandingkan
yang lainnya sehingga menimbulkan keiirian bagi banyak orang juga
memiliki tingkat kesulitan pekerjaan yang cukup besar. Dengan kata lain,
pekerjaan anda adalah the real difficult job yang anda harus lakukan.
Saya menyampaikan ini agar supaya anda merasa percaya diri bahwa anda
itu memiliki privilege untuk masuk ke dalam club ini. Anda dihormati oleh
negara ini bukan karena uang anda yang besar ataupun power anda. It’s
because your job is so important. Rasa privilege inilah yang menyebabkan anda
semua masuk ke dalam club yang istimewa ini di mana anda menjadi suatu
kelompok yang harus melaksanakan tugas yang begitu sulitnya. Intinya,
that kind of feeling. Saya ingin masuk di dalam pikiran anda dan perasaan
anda. Kemudian, itu anda lakukan juga kepada anak buah anda dengan
menyampaikan kepada mereka, menceritakan kepada mereka, memberikan
contoh kepada mereka, menunjukkan leadership anda, menyayangi mereka,
membimbing mereka, mempercayai mereka, mengawasi mereka, serta
menjaga mereka juga. Semua itu menjadi tugas anda semua tentunya. Berikan
virus-virus yang baik maupun bagus. Virus itu dapat berupa rasa kecintaan
Teruslah Cintai Negeri Ini
” Saya menyampaikan ini agar supaya anda merasa percaya diri bahwa anda itu memiliki privilege untuk masuk ke dalam club ini. Anda dihormati oleh negara ini bukan karena uang anda yang besar ataupun power anda. It’s because your job is so important”
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
292 293
bahwa anda itu merupakan bagian kelompok yang elit. You are elite in a
different way. Anda bukan kelompol elit seperti top one percent dari orang-
orang yang kaya tersebut. Anda elit is because this country needs you. Itulah
yang saya inginkan dari anda semuanya.
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa tugas anda begitu
sulit. Selamat bertugas dan gunakan momentum positif ini. Namun, gunakan
dua hari ini untuk membangun kebersamaan yang makin erat diantara
anda semuanya. Tumbuhkan militansi kebersamaan sebagai institusi bukan
individual, karena tidak ada siapapun yang paling hebat di antara anda. You
can come and go menjadi leaders. Itu tidak akan dapat menggantikan seluruh
institusi ini jika kita berkerjasama. Gunakan team work untuk membangun
saling hormat, saling percaya, dan saling dukung. Jika di antara kita mampu
membangun rasa itu, kewibawaan itu akan dapat tercerminkan. WP pun
secara pasti akan melihat ini immediately. Saya pun hampir yakin jika anda
kemudian sudah mulai merasakan itu, maka seluruh pikiran kita akan
tercurahkan untuk bagaimana kita membangun sistem yang baik, sehingga
kita mulai secara strategis mencari penerimaan potensi pajak, baik itu
dari sektor pertanian, pertambangan, konstruksi, perdagangan, informasi
teknologi, keuangan, manufaktur, you name it. Saya juga ingin anda mulai
terbiasa untuk membaca data, mulai dari data makro sampai dengan data
mikro WP anda. Data makro dapat berupa data mengenai staf anda. Itulah
yang dinamakan leadership paripurna yang saya inginkan dari anda
semuanya.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi selamat bekerja dan
selamat bertugas. Sampaikan apa saja, termasuk aspirasi anda kepada saya.
Sebagai pimpinan, saya merasa sangat bertanggung jawab untuk membantu
anda memberikan semangat, memberikan resource, memberikan dukungan,
memberikan kepercayaan, dan memberikan rasa hormat saya pada anda
semuanya. Namun, saya juga akan menjadi seperti pimpinan yang saya
inginkan di mana anda memberikan contoh dan juga memberikan teguran
jika mereka melakukan suatu kesalahan. Sebagai pimpinan, anda juga
memberikan bimbingan jika mereka memang membutuhkan bimbingan.
Teruslah Cintai Negeri Ini
Itu adalah tugas pimpinan. Saya ingin anda melakukannya. Demikian pula
dengan saya yang juga akan melakukannya untuk anda. Jika saya memiliki
kesalahan, tolong sampaikan kepada saya apa yang dapat saya perbaiki.
Namun, saya tetap ada disini, karena tugas saya adalah untuk membantu
dan mendukung anda semua untuk dapat menjalankan tugas yang luar biasa
beratnya ini.
Terima kasih,
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2017
294
top related