tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi...
Post on 03-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG
IMUNISASI TAMBAHAN MMR, INFLUENZA DAN
TYFOID PADA BALITA DI KELURAHAN
SIDOHARJO, SIDOHARJO
SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
LINDA WAHYU
NIM B12027
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Imunisasi Tambahan
di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Megayana Yessy Maretta, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Titik Saptawati, S.Pd, M.Hum Selaku Kepala Kelurahan Sidoharjo,
Sidoharjo, Sragen yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
5. Seluruh ibu primipara di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen yang bersedia
menjadi responden dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas bantuan yang telah diberikan.
8. Orang tua dan keluarga yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Rendi NH selaku pacar yang selalu mendukung peneliti mengerjakan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Sahabat (Hana, Diana, Suci, Lina, dan Mita) beserta anak kos (Lasih, Atik dan
Titik) yang membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah
11. Semua teman-teman yang membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ......................................................................... 7
1. Pengetahuan ...................................................................... 7
2. Primipara .......................................................................... . 13
3. Imunisasi .......................................................................... 14
4. Imunisasi Tambahan .......................................................... 17
5. Balita ................................................................................. 23
B. Karangka Teori ........................................................................ 25
C. Kerangka Konsep .................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 28
D. Variabel Penelitian .................................................................. 29
E. Definisi Operasional ................................................................ 29
F. Instrumen Penelitian ................................................................ 30
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 34
I. Etika Penelitian ........................................................................ 37
J. Jadwal Penelitian ..................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................... 39
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 40
C. Pembahasan ............................................................................. 44
D. Keterbatasan ............................................................................ 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 47
B. Saran ........................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................... 30
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 31
Tabel 4.1 Distribui Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ....................... 40
Tabel 4.2 Distribui Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan .............. 40
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi ............... 41
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ............... 41
Tabel 4.5 Mean dan Standar Deviasi ............................................................. 42
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara tentang Imunisasi tambahan
MMR, INFLUENZA DAN TYFOID PADA BALITA ..................... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 25
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Keterangan
Lampiran 6. Tabel Pengambilan Sampel Menurut Ishaq Dan Mickael
Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Keterangan
Lampiran 9. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 10. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 11. Kuesioner Penelitian
Lampiran 12. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 13. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 15. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 16. Data Hasil Tabulasi Penelitian
Lampiran 17. Data Perhitungan Statistika Dengan Bantuan SPSS VERSI 17
Lampiran 18. Data Perhitungan Manula Statistika
Lampiran 19. Data Kategori Pengetahuan Dengan Bantuan SPSS VERSI 17
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 21. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam UUD 1945.
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
Millennium Development Goals (MDGs) khususnya dalam menurunkan angka
kematian pada anak (Permenkes RI, 2013).
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai
penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa
penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) yaitu difteri, tetanus, hepatitis B, radang selaput otak,
radang paru-paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan
terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya, yang dapat menimbulkan
kecacatan atau kematian tersebut (Kemenkes RI, 2013).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu
saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan (Permenkes RI, 2013). Program imunisasi merupakan salah satu
upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu yang diberikan
kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular. Sebagai
salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, bayi wajib
2
mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari imunisasi
BCG, DPT/HB/HIB (PENTAVALEN), polio, campak, hepatitis (Kemenkes
RI,2013). Selain Imunisasi wajib, di Indonesia juga terdapat beberapa
imunisasi tambahan yang belum banyak diketahui oleh ibu yaitu imunisasi
MMR, Varisella, Pcv, Tetanus, HIB, dan lain lain.
MMR, influenza dan tyfoid adalah beberapa imunisasi tambahan yang
tergolong penting di Indonesia. Imunisasi MMR dibutuhkan karena jika
terserang penyakit campak, gondongan, varicella, ataupun parotisepidemika
akan berdampak fatal dan sangat berbahaya bagi semua orang. Berbeda dengan
influenza, walau dampaknya tidak berbahaya tetapi penyakit ini sering diderita
oleh masyarakat di negara kita, tidak hanya anak-anak kecil tetapi orang
dewasapun banyak yang terserang penyakit ini. Selain itu negara Indonesia
merupakan salah satu negara endemik penyakit tifus. Oleh karena itu,
penanganan terhadap penyakit ini harus sangat serius dilakukan untuk
menghindari akibat fatal yang sewaktu-waktu bisa menimpa anak.
Imunisasi MMR (measles, mumps, dan rubella) adalah imunisasi yang
digunakan untuk memberi kekebalan sekaligus mencegah penyakit campak
(measles), gondong, parotisepidemika (mumps), dan campak rubella (jerman)
(Hidayat, 2008). Imunisasi MMR ini diberikan pada balita yang berusia 12
bulan ke atas setelah diberi imunisasi dasar lengkap. Imunisasi influenza
digunakan untuk mencegah penyakit influenza, diberikan pada anak yang
berusia di atas 6 bulan – 9 bulan, ataupun di atas 3 tahun. Imunisasi tyfoid
3
adalah vaksin yang diberikan untuk memberikan kekebalan terhadap anak dari
kemungkinan terinfeksi penyakit tifus, dan diberikan pada anak usia 2 tahun.
Menurut Meilisa (2011), di Indonesia tahun 2007 diperkirakan 30.000
anak meninggal setiap tahun karena komplikasi campak rubella (campak
jerman). Sedangkan pada tahun 2004 diperkirakan sekitar 20% anak-anak dan
5% orang dewasa di seluruh dunia mengalami infeksi influenza setiap tahun
(Pediatri, 2006). Profil pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
2006, melaporkan bahwa di Indonesia pada tahun 2006 angka kesakitan tyfoid
adalah 500 per 100.000 penduduk, dengan kematian 0,65% (Depkes, 2006).
Imunisasi tambahan sangat penting untuk melindungi anak anak dari
penyakit flu, demam tyfoid, dan campak rubella. Akan tetapi dikarenakan
kurangnya pengetahuan oleh ibu menjadikan imunisasi ini sering dianggap
tidak penting. Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
adalah faktor pengalaman yang dimiliki ibu. Pengalaman dari ibu multipara
lebih banyak dan lebih luas dibandingkan dengan pengalaman ibu multipara
terutama dalam halnya mengurus anak (Rosanda, 2010).
Menurut studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Sidoharjo,
Sidoharjo, Sragen tercatat ada 90 orang ibu primipara yang memiliki balita di
wilayah tersebut pada bulan Januari-November 2014. Dari 90 ibu primipara
tersebut dilakukan wawancara tidak terstruktur pada 15 orang ibu primipara
yang memiliki balita tentang imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid
pada balita. Hasilnya, ada 4 orang ibu primipara yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar dan 11 orang ibu primipara yang menjawab salah.
4
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk meneliti Tingkat Pengetahuan
Ibu Primipara Tentang Imunisasi MMR, Influenza, dan Tyfoid pada Balita di
Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumus san masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu primipara
tentang imunisasi tambahan MMR, influenza dan tyfoid pada balita di
Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
primipara tentang imunisasi tambahan MMR, influenza dan tyfoid pada
balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi
tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan
Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen pada tingkat pengetahuan baik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi
tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan
Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.
5
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi
tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan
Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen pada tingkat pengetahuan kurang.
d. Untuk mengetahui faktor pendukung pengetahuan ibu primipara
tentang imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita
di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
e. Untuk mengetahui faktor penghambat pengetahuan ibu primipara
tentang imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita
di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai tambahan wacana yang berkaitan dengan imunisasi MMR,
influenza, dan tyfoid pada balita.
2. Bagi peneliti
Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan tentang
metodologi penelitian dan KTI yang diperoleh dari institusi pendidikan.
3. Bagi Institusi
Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang
tingkat penegetahuan ibu primipara terhadap imunisasi tambahan MMR,
influenza, dan tyfoid pada balita sehingga kualitas pengetahuan dapat
meningkat
6
E. Keaslian
Peneliti tidak menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan yaitu “Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang
Imunisasi Tambahan MMR, Influenza, dan Tyfoid di Kelurahan Sidoharjo,
Sidoharjo, Sragen.”
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2014).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang
tersebut harus dapat mengintreorestasikan secara benar objek
yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (Applicasion)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
8
prinsip yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan seseorang
untuk merangkum meletakkan dalam satu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
(Notoatmodjo, 2014)
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan ada beberapa macam menurut
Notoatmodjo (2012) yaitu :
1) Cara Coba Salah (Trial and eror)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal
9
pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinana ketiga, dan apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba dengan kemungkinan keempat
dan seterusnya. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
trial (coba-coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba
salah (coba-coba).
2) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari
generasi ke generasi berikutnya.
4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah guru yang baik, demikian
bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman ini merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
5) Cara akal sehat (Common sence)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
10
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau
menuruti nasihat orang tuanya atau agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anak berbuat salah,
misalnya menjewer telinganya atau dicubit. Ternyata sampai
sekarang menghukum anak ini berkembang menjadi teori atau
kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode
(meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.
6) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang
bersangkutan.
7) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat sekali
melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara-cara yang rasional dan yang sistematis
8) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Di sini
manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
11
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
9) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus ke pernyataan yang
bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra.
10) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-
pertanyaan umum ke khusus. Silogisme yaitu sesuatu bentuk
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai
kesimpulan yang lebih baik.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Wawan dan Dewi (2011) menyatakan , faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan ada 2 yaitu :
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah
cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
12
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi misalnya, hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),
pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan.
c) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut
Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
13
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam
(2003), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat
dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
e. Cara Mengukur Pengetahuan
Riwidikdo (2013) menyatakan bahwa cara pengukuran
pengetahuan menggunakan rumus dengan bantuan program komputer
SPSS 17 for windows:
Baik : Bila nilai responden (x) >mean+ 1 SD.
Cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x≤ mean + 1 SD.
Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD.
2. Primipara
Primipara adalah perempuan yang telah pernah melahirkan
sebanyak satu kali (Manuaba, 2009). Menurut Varney (2006), perempuan
yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup
didunia luar disebut primipara.
14
3. Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Hidayat, 2011). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Mulyani
dan Mega, 2013).
b. Tujuan Imunisasi
Imunisasi mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah :
1) Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang.
Menghilangkan penyakit tertentu (Marimbi, 2010).
2) Menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) pada bayi dan balita (Mulyani dan Mega,
2013).
3) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit
menular (Proverawati dan citra, 2010).
c. Manfaat Imunisasi
Proverawati dan Citra (2010) berpendapat bahwa manfaat
imunisasi adalah:
1) Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit , dan kemungkinan cacat atau kematian.
15
2) Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit.
3) Untuk negara : Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara.
d. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi adalah sesorang yang berisiko untuk
terkena penyakit dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
(Mulyani dan Mega, 2013) yaitu :
1) Bayi dan anak balita, anak sekolah dan remaja.
2) Calon jemaah haji/umroh.
3) Orang tua, manula.
4) Orang yang berpergian ke luar negeri.
e. Syarat Imunisasi
Menurut Depkes RI (2005), dalam penelitian imunisasi ada
syarat yang harus diperhatikan yaitu sama dengan diberikan pada
bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan harus baik,
disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlakunya, pemberian
imunisasi dengan teknik yang tepat, mengetahui jadwal imunisasi
dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah diterima,
meneliti jenis vaksin yang diberikan, memberikan dosis yang akan
diberikan, mencatata nomer bacth pada buku anak atau kartu
imunisasi serta memberikan INFORMED CONSENT kepada orang
16
tua atau keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang
sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya tentang manfaat
dan efek samping atau kejadian paska imunisasi (KIPI) yang dapat
timbul setelah pemberian imunisasi (Lisnawati, 2011).
f. Jenis – Jenis Imunisasi
Menurut Mulyani dan Mega , 2013 jenis imunisasi ada 2
yaitu :
1) Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian bibit penyakit yang telah
dilemahakan (vaksin) agar system kekebalan atau imun tubuh
dapat merespon secara spesifik dan memeberikan suatu ingatan
terhadap antigen. Sehingga saat penyakit datang tubuh dapat
mengenali dan meresponnya. Contoh dari imunisasi aktif adalah
imunisasi campak dan polio.
2) Imunisasi Pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh
yang cara pemeberian zat imunoglobulin yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi zat yang dapat berasal
dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dan ibu
melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah bayi yang baru kahir
17
mendapatkan antibody dari ibu melalui darah plasenta selama
masa kandungan ,misalnya antibody terhadap campak.
g. Efek Samping Imunisasi
Hal berikut walaupun sangat jarang terjadi dapat
merupakan efek samping penyuntikan imunisasi (Lisnawati, 2011):
1) Demam
Atasi segera dengan memberikan kepada anak obat turun panas.
Bila demam tidak turun, segera bawa anak ke puskesmas atau
sarana pelayanan kesehatan terdekat.
2) Ruam kulit
Ruam disekitar tempat penyuntikan membengkak dan merah.
Biasanya efek ini akan menghilang setelah beberapa hari.
3) Hepatitis
Ini terjadi bila jarum yang digunakan tidak steril atau telah
digunakan berkali-kali. Karena itu jangan lupa untuk meminta
petugas kesehatan menggunakan jarum suntik yang baru dan
steril.
4. Imunisasi tambahan
a. Imunisasi MMR
1) Pengertian
Imunisasi MMR (measles, mumps, dan rubella) adalah
imunisasi yang untuk memberikan kekebalan sekaligus
mencegah penyakit campak (measles), gondong,
18
parotisepidemika (mump), dan campak jerman (rubella)
(Hidayat , 2008). Vaksin ini sangat diutamakan bagi anak
perempuan, karena sangat penting untuk mengantisipasi
terjadinya rubella pada saat hamil. Sementara pada anak laki-
laki, vaksin MMR bertujuan untuk mencegah agar tak terserang
runella dan menulari sang istri yang sedang hamil.
2) Fungsi
Kombinasi vaksin measles, mumps dan rubella pertama
dikenalkan di united kingdom pada tahun 1988, dilakukan pada
anak usia 15 bulan dan vaksin kedua diberikan sebelum
memasuki usia sekolah. Imunisasi MMR mencegah penyakit
campak (measles), gondong, parotisepidemika (mumps), dan
campak jerman (rubella) (Proverawati dan citra , 2010).
3) Efek samping
Reaksi terhadap vaksin MMR jauh kurang berarti
dibandingkan dengan komplikasi infeksi rubella selama
kehamilan. Reaksi paling umum adalah merasa tidak sehat,
demam tingkat rendah dan mungkin kulit kemerahan 6 minggu
hingga 11 hari sesudah imunisasi. Orang yang sudah di imunisasi
itu tidak menularkan penyakit kepada orang lain. Reaksi berat
terhadap vaksin, seperti pembengkakan otak adalah sangat
mungkin terjadi pada perbandingan 1 dari 1 juta dosis atau lebih
kecil (Mulyani dan Mega, 2013).
19
4) Indikasi
Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan,
minimal dengan interval 6 bulan antara imunisasi campak dan
MMR. Dosis satu kali 0,5 ml secara subcutan, MMR diberikan
minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi
lain.
5) Kontraindikasi
Menurut Mulyani dan Mega (2013) Imunisasi MMR
tidak boleh diberikan jika mengalami beberapa kondisi seperti :
a) Alergi terhadap antibiotic neomycin.
b) Wanita yang sedang hamil atau bertujuan hamil dalam waktu
1 bulan setelah imunisasi.
c) Individu yang menderita penyakit atau menerima pengobatan
yang menekan sistem kekebalan tubuh seperti cortisone atau
prednisolon.
d) Menderita infeksi yang akut.
b. Imunisasi Influenza
Influenza merupakan penyakit infeksi saluran nafas yang
disebabkan oleh virus. Sebenarnya, penyakit ini bukan penyakit yang
asing tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun sering mengalami
penyakit ini. Namun, penyakit ini juga perlu diwaspadai karena dapat
menular dengan mudah karena virusnya bisa menyebar lewat udara
20
yang bila terhirup dan masuk ke saluran pernafasan kita langsung
tertular.
Influenza tergolong penyakit ringan karena bisa sembuh
sendiri tanpa harus di obati. Penderita hanya perlu intirahat, banyak
minum air putih, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Akan tetapi, influenza
bisa beresiko pada anak-anak tertentu. Diantaranya penderita asma
dan penyakit paru paru krinis lainnya, penderita leokimia, talasemia,
dan jantung bawaan.
Selain itu penyakit influenza dapat beresiko bagi anak yang
mendapat terapi obat golongan potikostoroid dan penderita kanker.
Anak–anak yang beresiko tinggi ini jika sampai terkena influenza
makan daya tahan tubuh mereka akan sangat menurun sehingga
penyakit utamanya bertambah parah. Karena itulah anak-anak ini
perlu mendapat vaksinasi influenza (Mahayu, 2014).
1) Usia dan jumlah pemberian imunisasi influenza
Mahayu (2014) menyatakan bahwa vaksin influenza hanya
di berikan untuk bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan. Bagi bayi
berusia diatas 6 bulan – 9 bulan yang pertama kali mendapat
vaksin influenza makan diperlukan 2 dosis vaksin, yang
pemberiannya berinterfal 28 hari antara vaksin dosis pertama
dengan vaksin dosis kedua. Selanjutnya hanya diperlukan 1 dosis
saja setiap dosisnya.
21
Sementara itu saat bayi sudah berusia di atas 3 tahun maka
dosis vaksin influensa akan sama dengan dosis orang dewasa.
2) Dosis pemberian
a) Dosis bergantung umur anak yaitu : umur 6-35 bulan : 0,25
ml. Umur lebih dari ≥ 3 tahun : 0,5 ml, Umur ≤ 8 tahun yaitu
untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan
interval miniman 4-6 minggu pada tahun berikutnya hanya
diberikan 1 dosis (Mulyani dan Mega, 2013).
b) Cara Pemberian Vaksin influenza diberikan secara
intramuscular pada paha anterolateral atau delcoid (Mulyani
dan Mega, 2013).
3) Efek samping
Menurut Mahayu, 2014 ada beberapa efek samping yang
mungkin muncul setelah anak di imunisasi influenza diantaranya
adalah :
a) Muncul demam ringan antara 6-24 jam setelah suntikan.
b) Muncul reaksi lokal seperti kemerahan di lokasi bekas
suntikan.
4) Tingkat kekebalan
Sebagaimana imunisasi lainnya tingkat proteksi tak
sampai 100%. Terlebih pada penyakit influenza, ada
kemungkinan virus yang beredar pada masyarakat sudah
mengalami mutasi (perubahan sifat), atau jenis virus yang sedang
22
menginfeksi anak tak dapat dicegah oleh vaksin influenza yang
diberikan.
Adapun tingkat keefektifitas vaksin influenza terhadap
anak usia 6-24 bulan dapat mencapai 66%. Artinya, meskipun
telah diberikan vaksinasi influenza bukan berarti anak telah
dijamin bebas dari penyakit flu (Mahayu, 2014).
c. Imunisasi Tyfoid
Imunisasi tyfoid adalah vaksin yang diberikan untuk
memberikan kekebalan terhadap anak dari kemungkinan terinfeksi
penyakit tifus. Ada 2 jenis vaksin tyfoid yang bisa diberikan ke anak,
yakni vaksin oral (vivotif) dan vaksin suntikan (typhimvi) keduanya
efektif mencekal demam tyfoid alias penyakit tifus, yaitu infeksi akut
yang disebabkan bakteri salmonelatipi.
Biasanya anak yang terinfeksi tifus menunjukkan gejala khas
suhu tubuh yang berangsur-angsur meningkat setiap hari bahkan bisa
sampai 40ºC. Biasanya di pagi hari demam akan menurun tapi lalu
meningkat di waktu sore atau malam. Adapun gejala lainnya adalah
menceret, mual berat, lidah kotor, lemas, pusing, dan sakit perut,
terkesan acuh tak acuh, bahkan bengong dan tidur pasif (tak banyak
gerak).
Indonesia merupakan salah satu negara indemik penyakit
tifus. Oleh karena itu pencegahan dan penanganan penyakit ini harus
serius dilakukan untuk menghindari akibat fatal yang sewaktu-waktu
23
bisa menimpa anak. Salah satu cara yang paling tepat adalah
pemberian vaksin tyfoid (Mahayu, 2014).Terdapat 3 jenis vaksin
tyfoid abdominalis yaitu vaksin dari kuman yang dimatikan, kuman
yang dilemahkan (vivito, berna) dan antigen kapsularvipolisakarida
(tipimvi, pasteurmeriux). Untuk bayi usia 6-12 bulan diberikan vaksin
dari kuman yang telah dimatikan dengan dosis 0,1 ml, untuk usia 1-2
tahun sebanyak 0,2 ml, dan untuk usia 2-12 tahun sebanyak 0,5 ml.
Pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2x dengan interval 4
minggu, selanjutnya penguat dilakukan setelah 1 tahun. Pada vaksin
kuman yang telah dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk kapsul
enterikcoated sebelum makan pada hari 1, 2, 5, pada anak di atas usia
6 tahun dan pada antigen kapsular diberikan pada usia di atas 2 tahun
dana dapat diulang tiap 3 tahun (Mulyani dan Mega, 2013).
5. Balita
Balita adalah adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima
tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni
(2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan
anak prasekolah (3-5 tahun).
24
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka teori
Sumber : Notoatmodjo 2012, Wawan dan Dewi 2013, Riwidikdo 2013, Mahayu
2014, Proverawati dan Citra 2010, Mulyani dan Mega 2013, Marimbi 2010.
Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan
2. Tingkat
pengetahuan
3. Cara
memperoleh
pengatahuan
4. Faktor-
faktor yang
mem-
pengaruhi
pengetahuan
5. Cara
pengukuran
pengetahuan
Imunisasi
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Sasaran
5. Syarat
6. Jenis-jenis
7. Efek
samping
Imunisasi
Tambahan
1. Imunisasi
MMR
2. Imunisasi
Influenza
3. Imunisasi
Tyfoid
Balita
Pengertian
Primipara
Pengertian
25
C. KERANGKA KONSEP
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka konsep
Sumber : Wawan dan Dewi 2011, Riwidikdo 2011
Tingkat Pengetahuan Ibu
Primipara Tentang
Imunisasi Tambahan
MMR, Influenza, dan
Tyfoid, pada Balita di
Kelurahan Sidoharjo,
Sidoharjo, Sragen.
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Menurut Setiawan dan Saryono (2011), deskriptif kuantitatif itu
adalah suatu penelitian yang apabila dalam mendeskripsikan peneliti
menggunakan angka dalam analisis univarian berupa presentase dan ukuran
tendensi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini menggambarkan tentang
tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza, tyfoid pada balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukan penelitian dan sekaligus
membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini
dilaksanakan di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian (Notoatmojo, 2012). Penelitian ini dilakukan pada
bulan November 2014 – Juni 2015.
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah seluruh
ibu primipara yang mempunyai balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo,
Sragen dengan jumlah 90 orang ibu pada bulan Januari – November 2014.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2010). Sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan tabel Isaac dan
Michael, dimana jika populasi sebanyak 90 memerlukan sampel sebanyak
72 orang ibu primipara yang mempunyai balita di Kelurahan Sidoharjo,
Sidoharjo, Sragen (Sugiyono, 2009). Tabel Isaac dan Michael terlampir.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Hidayat (2014), teknik sampling adalah merupakan suatu
proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang
ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan
(Sugiyono, 2009). Pada penelitian ini peneliti menetapkan ciri-ciri
28
responden yang dapat diambil sebagai sampel yaitu bersedia menjadi
responden dan dapat membaca, sedangkan jika responden tidak memenuhi
ciri-ciri yang ditetapkan oleh peneliti maka responden tidak dapat dijadikan
sampel dalam penelitian ini.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Variabel dalam penelitian
ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu primipara tentang
imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan
Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2010).
29
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Skala Alat Ukur Kategori
Tingkat
pengetahuan
ibu primipara
tentang
imunisasi
tambahan
MMR,
influenza,
dan tyfoid
pada balita
Kemampuan dalam
menjawab
pernyataan tentang
imunisasi tambahan
MMR, influenza,
dan tyfoid pada
balita yang meliputi
Pengertian,
Tujuan,
Manfaat,
Efek samping,
Kontraindikasi,
Cara dan dosis
pemberian.
Ordinal Kuisioner 1. Baik bila nilai
reponden yang
diperoleh (x) ≥ mean + 1 SD
2. Cukup bila nilai
responden yang
diperoleh mean –
1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang bila nilai
responden yang
diperoleh (x) <
mean – 1 SD
(Riwidikdo,
2010).
Sumber : Riwidikdo, 2013.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), instrumen penelitian adalah alat-alat
yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009). Pada
penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
kuesioner.
Sugiyono (2009) menyatakan bahwa kuesioner merupakan
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup
(closed ended) atau terstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa
sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang
sudah ada (Hidayat, 2010). Cara pengisian kuesionar dengan cara memberikan
30
tanda (√) pada jawaban yang dianggap benar. Dengan pernyataan positif
(favourable) jika jawaban responden benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban
salah mendapatkan nilai 0 dan pertanyaan negatif (unfavourable) jika jawaban
salah mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban benar mendapatkan nilai 0
(Hidayat, 2010). Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka
diperlukan kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuisioner tentang Pengetahuan Ibu Primipara Terhadap
Imunisasi Tambahan pada balita
No
Indikator
Nomer pernyataan
Jumlah
Favorable unfavorable
1. Pengertian Imunisasi tambahan
MMR, influenza,dan tyfoid.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 6
2. Tujuan imunisasi tambahan
MMR, influenza, dan tyfoid.
7, 8, 9, 10, 11, 12, 6
3. Indikasi Imunisasi
MMR,Influenza dan tyfoid
13, 14, 15, 16, 17, 5
4. Efek samping imunisasi MMR,
influenza, dan tyfoid.
18, 19, 20, 21, 22, 5
5. Kontraindikasi imunisasi MMR,
influenza, dan tyfoid.
23, 24,25, 26, 4
6. Cara dan dosis pemberian
imunisasi MMR, influenza, dan
tyfoid.
Jadwal imunisasi MMR,
influenza, dan tyfoid.
27, 28,29 30, 4
Jumlah 30
31
Pada penyusunan kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik
adalah valid dan reliabel. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini
berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
karakteristik yang sejenis di luar lokasi penelitian (Riwidikdo, 2013). Uji
validitas dan reliabilitas minimal dilakukan terhadap 30 orang (Riwidikdo,
2013). Uji Coba dilakukan di Kelurahan Patian, Sidoharjo, Sragen dengan
jumlah responden 30 orang. Dilakukan pada bulan Februari 2015.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Suatu instrumen
dikatakan valid atau sahih jika mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat
digunakan rumus product moment yang dibantu dengan program komputer
SPSS 17 for windows. Instrumen dinyatakaan valid jika r hitung > r tabel (0,361)
dengan taraf signifikasi 5%.
Berdasarkan hasil uji validitas dari 30 soal pernyataan didapatkan
yang valid berjumlah 29 dan soal yang tidak valid berjumlah 1 soal
pernyataan yaitu nomer 15. Soal yang tidak valid tidak digunakan dalam
penelitian.
32
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Setiawan dan
Saryono, 2011). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer
SPSS 17 for windows yang dapat digunakan baik untuk instrument yang
jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban
yang benar dan salah). Dari 29 soal yang valid telah dilakukan uji reliabilitas
mengguanakan rumus Alpha Cronbach dan didapatkan nilai reliabilitas
sebesar 0,965 sehingga kuesioner penelitian tersebut reliabel, Instrumen
dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,750 (Riwidikdo, 2013).
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu
primipara yang mempunyai balita yang bersedia menjadi responden di
Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen. Kemudian menjelaskan cara
pengisian lembar kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu
juga oleh peneliti.
Data yang diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau perilaku yang dilakukan oleh
33
subyek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2013). Dalam penelitian, data
primer diperoleh dari kuesioner tentang pengetahuan ibu primipara yang
memiliki balita tentang imunisasi MMR, influenza dan tyfoid pada balita
di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen.
2. sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
grafis (tabel, catatan, notulen rapat, sms, dan lain-lain), foto-foto, film,
rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data
primer (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
data jumlah ibu primipara yang mempunyai balita di Kelurahan Sidoharjo,
Sidoharjo, Sragen pada bulan Januari-November 2014 yang berupa
identitas (nama, umur, pendidikan, pekerjaan).
H. Metode Pengolahan Dan Analisi Data
1. Pengolahan Data
Pada Penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan komputer. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan
data melalui tahap-tahap antara lain:
a. Penyuntingan (Editing)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing
adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi formulir
atau kuesioner tertentu:
34
1) Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.
2) Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas
atau terbaca.
3) Apakah jawaban revelan dengan pertanyaannya.
4) Apakah jawaban antar pertanyaan saling konsisten.
b. Pengkodean (coding)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entry)
Data adalah jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau “software” komputer. Dalam proses ini juga dituntut
ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini.
d. Pembersih Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi
35
frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17 for windows. Untuk
variabel pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza , tyfoid pada balita ditabulasi kemudian dikelompokkan dan diberi
skor. Dengan pernyataan positif (favorable) jika jawaban benar mendapat
nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0 dan pernyataan negatif
(unfavorable) jika jawaban salah mendapat nilai 1 dan jika jawaban benar
mendapat nilai 0.
Untuk mendapat tiga jawaban kategori yaitu baik cukup kurang
maka menggunakan parameter :
1) Baik, bila responden (x) > mean +1 SD.
2) Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x≤ +1 SD.
3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean -1 SD.
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan
rumus :
Rumus : X =
Keterangan :
X : Rata-rata (mean)
: Jumlah seluruh jawaban responden
N : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Riwidikdo (2013) menyatakan bahwa simpangan baku (standard deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-
nilai (data) terhadap rata-ratanya.
36
Rumus :
SD =
Keterangan:
SD : Simpangan baku (standard deviation).
X1 : Nilai responden.
n : Jumlah responden.
Skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval
dalam beberapa kategori (Riwidikdo, 2010).
Rumus :
Skor prosentase =
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2010), etika penelitian merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung
dengan masalah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
Masalah etika yang baru diperhatikan antara lain :
1. Informed Concent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar
37
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika
subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2. Anonymity (tanpa nama)
Merupakan jaminan dalam mengguanakan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Kegiatan
Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan ini dari mulai
menyusun proposal penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsung tiap
kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan penelitian terlampir.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen, yang
terdiri dari 13 desa. Setiap desa hanya memiliki 2 RT dan 1 RW. Pada
kelurahan tersebut terdapat 90 ibu primipara yang memiliki anak balita.
Kelurahan Sidoharjo memiliki 2 bidan yang terletak cukup jauh dari rumah
warga tersebut. Sehingga informasi tentang Kesehatan Ibu dan Anak yang
diperoleh ibu primipara yang mempunyai balita masih minim karena
terkendala letak geografis.
B. Hasil penelitian
Penelitian tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi
tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di kelurahan sidoharjo,
sidoharjo Sragen dengan jumlah responden sebanyak 72 orang ibu primipara
yang memiliki balita. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan
analisis data sebagai berikut.
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai
berikut :
39
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase (%)
< 20 tahun
20 – 35 tahun
> 35 tahun
16
51
5
22,3
70,8
6,9
Total 72 100
Sumber : Data primer, April 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas umur
responden adalah 20 – 35 tahun yaitu 51 orang (70,8%), sedangkan
yang paling sedikit adalah responden yang umurnya > 35 tahun yaitu 5
orang (6,9%).
b. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD
SMP
SMA
PT
7
25
37
3
9,7
34,7
51,4
4,2
Total 72 100
Sumber : Data primer, April 2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 37 orang (51,4%) dan hanya
sebanyak 3 orang (4,2%) responden yang berpendidikan perguruan
tinggi
40
c. Informasi
Karakteristik responden berdasarkan informasi diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Informasi
Informasi Jumlah Persentase (%)
Pernah
Tidak Pernah
48
24
66,7
33,3
Total 72 100
Sumber : Data primer, April 2015
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa ibu primipara yang
pernah mendapatkani informasi tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza dan tyfoid sebanyak 48 orang (66,7%), sisanya sebanyak 24
orang (33,3%) belum pernah mendapatkan informasi.
d. Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
Umur Jumlah Persentase (%)
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
IRT
6
28
38
8.3
38.9
52.8
Total 72 100
Sumber : Data primer, April 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang
tidak bekerja ada 38 orang (52.8%), sedangkan yang bekerja tercatat
sebanyak 34 orang (47,2%).
41
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Imunisasi Tambahan MMR,
Influenza Dan Tyfoid Pada Balita.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana
pengambilan data penelitian menggunakan angket tentang tingkat
pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR, influenza,
dan tyfoid pada balita. Setelah data terkumpul, maka langkah yang
dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Hasil dari pengolahan data
yang dilakukan dengan perhitungan manual (terlampir) dan yang dibantu
program SPSS versi 17 sebagai berikut:
Tabel 4.5.Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Simpangan Deviasi Tingkat pengetahuan ibu
primipara tentang imunisasi
tambahan MMR, influenza,
dan tyfoid pada balita
16.19 4.40
Berdasarkan tabel di atas tingkat pengetahuan ibu primipara tentang
imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita dapat
dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Baik
Bila nilai responden : (x) > mean + 1 SD
(x) > 16,19 + 1 (4,40)
(x) > 20,59
Jadi pengetahuan dalam kategori baik jika nilai responden > 20,59
42
2. Cukup
Bila nilai responden : mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
16,19 – 1 (4,40) ≤ x ≤ 16,19 + 1 (4.40)
11,79 ≤ x ≤ 20,59
Jadi pengetahuan dalam kategori cukup jika nilai responden 11,79 ≤ x ≤
20,59
3. Kurang
Bila nilai responden : (x) < mean – 1 SD
(x) < 16,19 – 1 (4,40)
(x) < 11,79
Jadi pengetahuan dalam kategori kurang jika nilai responden <11,79.
Dari data yang diperoleh, maka dapat disajikan tabel pengetahuan
responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup, dan kurang.
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Imunisasi Tambahan
MMR, Influenza, Dan Tyfoid Pada Balita
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1. Baik 11 15,3
2. Cukup 48 66,6
3. Kurang 13 18,1
Jumlah 72 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 72 responden, 11
responden (15,3%) memiliki pengetahuan baik dan 13 orang (18,1%)
berpengetahuan kurang.
43
C. Pembahasan
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza, dan tyfoid pada balita di Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen yang
termasuk pada kategori baik sebanyak 11 responden (15,3%), kategori
cukup sebanyak 48 orang (66,6%) dan kategori kurang sebanyak 13
responden (18,1%).
Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain adalah pendidikan, pekerjaan, umur,
minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 72 responden
dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak
7 orang (9,7%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 25 orang (34,7%),
tingkat pendidikan SMA sebanyak 37 orang (51,4%), dan PT sebanyak 3
orang (4,2%). Tingkat pendidikan SMA dan PT dapat digolongkan ke dalam
kategori tingkat pendidikan menengah ke atas sebanyak 40 orang (55,55%)
dan sisanya termasuk dalam tingkat pendidikan menengah ke bawah. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
44
tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan
(Notoatmodjo, 2007).
Lingkungan pekerjaan seseorang dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun
tidak langsung (Mubarak, 2007). Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada 72 responden dapat diketahui bahwa responden yang
bekerja ada 34 orang (47,2%), dan sisanya sebanyak 38 orang (52,8%) tidak
bekerja. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori Riani (2014), yang
menyatakan seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang
lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula.
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa responden dengan umur kurang dari 20
tahun sebanyak 16 orang (22,3%), responden dengan umur 20 – 35 tahun
sebanyak 51 orang (70,8%) dan responden yang berusia lebih dari 35 tahun
sebanyak 5 orang (6,9%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa
umur yang lebih cepat menerima pengetahuan adalah umur reproduksi
(Notoatmodjo, 2014).
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Berdasarkan penelitian yang
45
telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 48 orang (66,7%) ibu
primipara yang memiliki balita pernah mendapat informasi tentang
imunisasi tambahan MMR, influenza dan tyfoid, sedangkan sisanya atau
sebanyak 24 orang (3,33%) belum pernah mendapatkan informasi tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa
kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa Tingkat
Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Imunisasi Tambahan MMR,
Influenza, Dan Tyfoid Pada Balita Di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo,
Sragen mayoritas dalam kategori cukup (66,6%).
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala
dan keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
a. Ada beberapa responden yang kurang paham dengan pernyataan
dalam kuesioner.
b. Ada beberapa responden yang tergesa-gesa dalam pengisian
kuesioner sehingga tidak teliti dalam menjawab kuesioner.
c. Ada beberapa responden yang tidak antusias dalam pengisian
kuesioner.
46
2. Kelemahan Penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga
hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak serta
dari jawaban responden belum bisa diukur tingkat pengetahuan yang
lebih mendalam.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara
Tentang Imunisasi Tambahan MMR, Influenza, Dan Tyfoid Pada Balita Di
Kelurahan Sidohaarjo, Sidoharjo, Sragen” dengan responden sebanyak 72 ibu
primipara yang memiliki balita dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen
pada tingkat pengetahuan baik sebanyak 11 responden (15,3%).
2. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen
pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak 48 responden (66,6%).
3. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan MMR,
influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen
pada tingkat pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (18,1%).
4. Faktor pendukung pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan
MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo,
Sragen adalah umur yaitu responden yang berumur 20 – 35 tahun sebanyak
51 orang (70,8%), pendidikan yaitu responden yang berpendidikan
perguruan tinggi sebanyak 3 orang (4,2%), informasi yaitu responden yang
48
mendapatkan inofrmasi sebanyak 48 orang (66,7%), dan pekerjaan yaitu
responden yang bekerja sebanyak 34 orang (47,2%).
5. Faktor penghambat pengetahuan ibu primipara tentang imunisasi tambahan
MMR, influenza, dan tyfoid pada balita di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo,
Sragen yaitu umur yaitu responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 16
orang (22,3%), pendidikan yaitu responden yang berpendidikan SD
sebanyak 7 orang (9,7%), informasi yaitu responden yang tidak pernah
mendapatkan informasi sebanyak 24 orang (33,3%), dan pekerjaan yaitu
responden yang tidak bekerja sebanyak 38 orang (35,2%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat pengetahuan ibu
primipara tentang imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita
di Kelurahan Sidoharjo, Sidoharjo, Sragen maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah:
1. Bagi Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu primipara yang
memiliki anak balita lebih aktif mencari informasi lewat media cetak,
televisi, radio dan ikut serta dalam penyuluhan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan agar ibu primipara yang mempunyai anak balita
mengetahui tentang imunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada
balita.
49
2. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
bacaan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
tentangimunisasi tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang imunisasi
tambahan MMR, influenza, dan tyfoid pada balita dengan metode
penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan
sampel yang lebih banyak, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifianto. 2014. Pro Kontra Imunisasi. Jakarta Selatan: Noura Books.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Depkes RI. 2006. Jumlah Angka Kematian Ibu dan Angka kematian bayi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28269/chaptr%201.pdf.Di
akses tanggal 20 Desember 2014.
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data Contoh
Aplikasi Studi Kasus. Jakarta: Salemba Medika.
Lisnawati, L. 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media.
Mahayu, P. 2014. Imunisasi & Nutrisi. Jogjakarta: BukuBiru.
Manuaba, I.A.C. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.B.G 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mubarak, W. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Mulyani, N.S. Mega, R. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, A. Citra, S.D.A. 2010. Imunisai dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Pres.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Rosanda, I. 2010. Cara Benar Merawat Anak. Yogjakarta: Nuha Medika.
Setiawan, A. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan
S2. Yogyakarta: Nuha medika.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfa Beta.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012. (online). Angka Kematian Ibu.
Available : http://nasional.sindonews.com/read/787480/15/data-sdki-2012-
angka-kematian-ibu-melonjak. Diakses tanggal 15 Oktober 2014.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta: EGC.
Wawan, A. Dewi, M. 2011. Teori & Pengukuran. Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
top related