upaya peningkatan kebugaran jasmani …eprints.uns.ac.id/9788/1/193501011201110471.pdf · nilai...
Post on 06-Feb-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: SAMSI
NIM. 4709121
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PENJASKESREK)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: SAMSI
NIM. 4709121
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Penjaskesrek
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PENJASKESREK)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agustiyanta, M.Pd. ................................
Sekretaris : Dra. Ismaryati, M.Kes.. ................................
Anggota 1 : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ................................
Anggota 2 : Drs. Waluyo, M.Or. ................................
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Samsi. UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas maret Surakarta, Juni 2011
Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi
Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dan
meningkatkan hasil belajar siswa, bagi sekolah dapat memunculkan inovasi dalam
pembelajaran olahraga dan kesehatan sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Subjek penelitian adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh
Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, sebanyak 38 siswa, yang
dilaksanakan dalam 2 siklus,masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan
refleksi. Metodologi tujuan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan
siswa serta evaluasi belajar siswa.
Berdasarkan Hasil penelitian ini diperoleh simpulan, hasil belajar siswa
selama proses pembelajaran siklus I sampai Siklus II mengalami peningkatan.
nilai rata-rata ulangan harian siswa yang dicapai pada siklus I ini adalah 68.1,
sedangkan pada Siklus II ini adalah 81.1. Siswa yang mengalami ketuntasan
belajar mencapai 35 siswa atau 92,1% dari 38 siswa, sedangkan yang belum
tuntas mencapai 3 siswa atau 7.89% dari 38 siswa. Ketuntasan belajar mencapai
92.1% melebihi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar sampai 80%.
Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan
dari siklus I ke Siklus II. hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa
dalam Observasi terhadap siswa pada Siklus I dengan nilai yang cukup baik yaitu
2.5, sedangkan pada siklus II Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan
dengan kriteria nilai Baik dengan rata-rata penilaian 3.2. Kesimpulan dalam
penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Ø Orang yang tidak pernah jatuh itu biasa, tetapi orang yang setiap jatuh
sanggup bangun kembali itulah yang luar biasa. (Mirabeau) Ø Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rejeki melimpah (Khalil Gibran) Ø Kesakitan membuat anda berpikir. Pikiran membuat anda bijaksana.
Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan hidup (John Pettrick)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua Orang Tuaku
2. Sri Rahayu istriku tercinta
3. Anak-anakku: Satya Aj Pratama, Rozak Dwi Nur Arifin dan Farah Melani.
4. Rekan-rekan sejawat guru Penjaskes Kecamatan Bawang dan Rekan-rekan
Mahasiswa S1 PPKHB UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan
kelas dengan judul ”Upaya Peningkatan Kebugaran Jasmani Melalui Senam
Kebugaran Jasmani 2008 Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh
Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011” yang
merupakan salah satu syarat tugas akhir Program Penjaskesrek Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang
terkait. Peneliti mendapatkan bantuan, saran dan kritik yang sangat membangun
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, peneliti
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada :
1. Bapak Drs. WALUYO, M.Or., selaku Dosen Pembimbing I dalam
Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Bapak Drs. AGUS MUKHOLID, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II dalam
Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Bawang
4. Kepala SDN 1 Gemuruh yang telah memberikan tempat penelitian
5. Para Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh yang turut membantu dalam
penelitian ini.
Penulis hanya bisa mendoakan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga semua amal ibadahnya diterima
oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di SD Negeri 1
Gemuruh, juga kepada para pembaca sekalian.
Gemuruh, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PENGAJUAN .................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belaang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka....................................................................... 4
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 17
C. Kerangka Pikir .......................................................................... 17
D. Hipotesa Penelitian ................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian ....................................................................... 18
B. Subyek penelitian ..................................................................... 18
C. Instrumen Penelitian ................................................................. 18
D. Sumber Data ............................................................................. 19
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
F. Analisis Penelitian .................................................................... 21
G. Prosedur Penelitian ................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 33
B. Pembahasan .............................................................................. 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 46
B. Implikasi ................................................................................... 46
C. Saran ......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 48
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................................ 20
2. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I ...................... 36
3. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I ..................................................... 37
4. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II ..................... 42
5. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus II ................................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Baring Duduk ............................................................................................ 23
2. Gantung Siku............................................................................................. 25
3. Loncat Tegak............................................................................................. 26
4. Lari 30 m ................................................................................................... 28
5. Lari 600m .................................................................................................. 30
6. Senam Kebugaran Jasmani 2008 .............................................................. 31
7. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan Belajar dan Nilai Rata-rata
Ulangan harian Siklus I dan II .................................................................. 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ........................... 49
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................... 57
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1.......................... 63
4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2.......................... 68
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ........................... 76
6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ........................... 78
7. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus I ........................... 80
8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 .......................... 81
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ......................... 83
10.Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus II ......................... 85
11.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 86
12.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................................ 88
13.Perolehan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I .......................................... 90
14.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 91
15.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 93
16.Perolehan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ......................................... 95
17.Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................................. 96
18.Surat Ijin Penelitian ....................................................................................... 97
19.Surat Keterangan Penelitian .......................................................................... 98
20.Foto Kegiatan ................................................................................................ 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani
harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani
bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas
jasmani dan olah raga
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-spritual-dan-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang
seimbang.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengitensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat
mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-
lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani
diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan
kesan pribadi yang menyenangkan, kraetif, inovatif, terampil, meningkatkan dan
memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Senam Kebugaran Jasmani 2008 pada hakekatnya sama dengan senam-
senam sebelumnya baik dilihat dari sisi teknik, gaya serta cara di dalam
melakukan gerakan. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani siswa yang pada umumnya sangat berguna untuk kesehatan dan
kebugaran siswa sehingga akan dapat menerima berbagai macam pelajaran yang
diberikan oleh guru baik dalam pendidikan olahraga maupun pelajaran lainnya.
Senam Kesegaran Jasmani pada umumnya saat ini kurang disenangi oleh
siswa. Hal ini terlihat kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
senam. Kurangnya minat siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, peneliti
mengamati pada saat pembelajaran senam ini khususnya senam keegaran jasmani
2008 siswa kurang minat dalam mengikutinya, baik siswa putra maupun siswa
putri. Keadaan semacam ini tentu menjadi masalah, bagaimana caranya
pembelajaran senam dapat tercapai sesuai tujuan.
Peneliti mencoba pembelajaran peningkatan kegugaran jasmani melalui
senam kebugaran jasmani 2008. Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat berbentuk
macam-macam gerakan, ini dikarenakan teknik yang utama pada senam ini adalah
bermacam-macam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani siswa.. Dengan bermacam-macam variasi gerak senam ini menjadi daya
tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran senam yang bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran siswa, sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan
mudah tercapai.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat
terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sabagaimana yang ada
dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya
pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Peningkatan Kebugaran
Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.
B. Rumusan Masalah.
Apakah pemberian Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan
Aktivitas dan Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan
Bawang Kabupaten Banjarnegara?
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
1 Gemuruh melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.
2. Untuk menigkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi kebugaran jasmani
siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh melalui Senam Kebugaran
Jasmani 2008.
D. Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yaitu:
1. Guru.
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model
pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.
2. Siswa.
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi
dalam pembelajaran, Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain, dan
tingkat kebugaran siswa dapat diketahui.
3. Sekolah.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk
mengembangkan kebugaran jasmani dan bakat dari pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka.
1. Hakekat Pendidikan Jasmani.
Teori-teori tentang upaya meningkatkan kebugaran jasmani banyak
dikemukakan oleh para pakar, Tetapi pendidikan jasmani adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat, sikap spotrifitas dan kecerdasan emosi (KTSP 2006 :
1196) sedangkan menurut Alip Syarifudin dan Muhadi (1992 : 4), Pendidikan
Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan di
susun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan
pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Bandi Utama ( 2005 : 75 ) mengatakan bahwa pendidikan jasmani
mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan
melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani mengandung pengertian bahwa
jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan
aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung
pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan pendidikan dapat dicapai melalui
aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan
pada umumnya, yaitu : aspek fisik, psikis dan social atau psikomotor, kognitif
dan efektif.
Sukintoko ( 1995 : 130 ) menyatakan behwa pendidikan jasmani
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang
dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistimatik menuju pembentukan
manusia seutuhnya.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
jasmani yang dilakukan secara sistimatik untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, ketrampilan gerak, pengetahuan, kesehatan, perilaku hidup sehat dan
kecerdasan emosi. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dapat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan selurh ranah jasmani, kognitif
dan efektif setiap siswa.
2. Karakteristik Peserta Didik
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan
jasmani harus memahami karakteristik siswa. Dengan memahami karakteristik
perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara
efektif, selama di SD seluruh obyek perkembangan manusia psikomotor,
kognitif dan afektif mengalami perubahan luar biasa (KTSP 2006: 1200).
Berikut rincian perkembangan. Aspek psikomotor, kognitif dan afektif (KTSP
2006: 1200-1202)
a. Perkembangan Aspek Psikomotor
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006) menyatakan bahwa
perkembangan aspek psikomotor siswa SD ditandai dengan perubahan
jasmani dan sosiologis secara luar biasa, salah satu perubahan yang luar
biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan badan dan tinggi
badan, juga pertumbuhan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat
badan. Perubahan berat badan menggambarkan perubahan ukutan tulang,
otot dan organ tubuh dan juga lemak tubuh. Perubahan yang lain adalah
perkembangan ketrampilan motorik, kinerja motorik siswa mengalami
penghalusan.
b. Aspek Kognitif
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006) menyatakan bahwa
perkembangan yang terjadi pada anak SD meliputi peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dan bahasa dalam pemikiran konseptual
perkembangan kematangan intelaktual bervariasi, memori remaja
sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan
menyerap, memproses dan engungkap informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri
melalui kemampuan berbahasa lebih baik perbendaharaan kata lebih
banyak. Ketika remaja mencapai kematangan mereka akan memiliki
kemampuan untuk menyusun alasan rasional. Menerapkan informasi,
mengimplementasikan pengetahuan dan menganalisa situasi secara kritis,
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan
meningkat pada saat nanti di SMP.
c. Aspek Afektif
Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006) perkembangan
afektif siswa SD proses belajar perilaku yang layak pada budaya tertentu,
seperti cara berinteraksi dengan orang lain (bersosialisasi) berlangsung
lewat pemodalan dan meniru perilaku, terutama bagi yang terpengaruh
terhadap proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman-teman
sebayanya.
Siswa mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya
mementingkan pendapat sendiri dan megabaikan orang lain. Siswa SD
mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan
kemampuan dan keyakinan yang kuat.
Bandi Utama (2005: 75), mengatakan bahwa pendidikan jasmani
mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan
melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidian
dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini
adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu aspek fisik, psikis dan
social atau psikomotr, kognitif dan fektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Hakikat Belajar Gerak
a. Pengertian Belajar
Menurut Reber (Dalam Sugihartono, dkk 207: 74) mendefinisikan
belajar dalam dua hal, pertama, belajar sebagai proses memperoleh
pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi
yang relatif langgeng sebagai hasil latihan. Sejalan dengan pendapat
sebelunya Oemar Hamalik (200: 29) mengatakan bahwa belajar adalah
suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses
untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur
yang harus ditempuh.
Menurut Sugihartono, dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan
suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya
yang disesuaikan dengan lingkungannya.
Sri Rumini, dkk (1993: 59) mengemukakan, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat
diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjt Wasty
Soemanto (1998: 104) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan-
perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia,
dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalamn
hidupnya, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam
hidupnya, aktivitas dan prestasi dalamn hidup manusia merupakan hasil
dari belajar. Profesi seorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar
merupakan suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
secara aktif dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan.
b. Ciri-Ciri Perilaku Belajar
Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas
belajar. Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut
Sugihartono, dkk 207: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku
menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan
adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalnya menyadari
pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang
terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian
belajar.
2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan dan tidak serius. Suatu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan
berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan :
seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan
dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini
akan berlangsung terus sampai kecakapan membacanya menjadi cepat
dan lancar.
3) Perubahan bersifat permanen
Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat atau permanent.
Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain sepeda setelah
belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila
terus digunakan dan dilatih.
4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan
yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan
tingkah laku yang benarbenar disadari. Misalkan seorang belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai
dengan belajar mengetik.
5) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal
sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak
Menurut Rusli Lutan (1999: 57) bahwa belajar gerak meliputi tiga
tahap. Pertama tahap orientasi, yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap
pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh.
Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara
otomatis.
Menurut Schmidt (dalam Amung Mamun dan Yudha M. Saputra,
2000: 45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses
yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada
terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan
seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.
Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan bahwa
belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang
mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari
proses pertumbuhan. Lebih lanjut Weineck (dalam Arie Asnaldi, 2008)
mengatakan bahwa tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan
segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari,
kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan
suatu realisasi secara optimal.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar
gerak merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi penyampaian
informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan
relatif permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses
belajar gerak atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampai informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dalam belajar derak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh
gerakan.
Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan,
dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena
dalam belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat
latihan-latihan soal atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar
gerak prosesnya tidak jauh berbeda melainkan latihan-latihan yang
digunakan berupa praktik atau yang berhubungan dengan gerak. Proses
belajar gerak ini akan menuju pada ketrampilan gerak atau penampilan
gerakannya akan meningkat.
Proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan
kemampuan seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak
dalam berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemampuan
berlari akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh
kematangan. Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan
belajar gerak karena perubahan tersebut bukan hasil dari hasil latihan.
Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau
pengalamnan gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini
akan menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam
ini tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan
yang terjadi lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung.
Kemampuan akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak
sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan dapat digunakan.
4. Senam Kebugaran Jasmani Indonesia.
Senam yang di maksud di sini Senam pada umumnya yaitu latihan
tubuh yang dipilih dan dikontruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan
terencana, disusun scara sistematik dengan tujuan meningkatkan kesegaran
jasmani, mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan nili-nilai mental
spiritual. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti
kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh.
Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan
gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik
suatu cabang olehraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan
kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya. Senam
didefinisikan sebagai latihan fisik yang dipilih, disusun dan dirangkai secara
sistematis sehingga berguna untuk tubuh, sikap, kesehatan serta kebugaran
jasmani (Berty Tilarso, 2000:1).
5. Karakteristik Peserta Didik.
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan
jasmani harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik
perkembangan siswa, guru akan mampu membawa siswa belajar secara
efektif.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dilakukan
secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan ketrampilan motorik,
mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif,
Aktifitas jasmani yang dilakukan dalam berolahraga
6. Komponen Kebugaran Jasmani.
Kebugaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks maka baru
dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kebugaran
jasmani yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun masing-
masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada
kebugaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan kondisi
fisiknya atau kebugaran jasmaninya baik, maka status setiap komponennya
harus dalam kategori baik.
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas
kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang
berbeda-beda. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dikelompokan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Healt
Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan
ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).
Menurut Purnomo Ananto ( 2000 : 25 ), komponen kebugaran jasmani
yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya adalah :
a. Daya Tahan Jantung dan Paru-paru (Cardiorespiratory endurance).
Daya tahan jantung dan paru-paru dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk melanjutkan tugas-tugas berat yang melibatkan
kelompok-kelompok otot besar untuk jangka waktu yang lama.
Kemampuan system peredaran darah pernafasan bertugas menyesuaikan
dan memulihkan kesegaran fisik dari efek-efek latihan atau pekerjaan
keseluruhan tubuh. Tingginya kapasitas kerja fisik, yang merupakan
kemampuan untuk melepaskan jumlah energy yang relative tinggi dalam
suatu jangka waktu yang lama.
b. Komposisi Tubuh (body composition).
Adalah presentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 th dan
cenderung menurun setelah berumur 60 th.
Komposisi tubuh mengacu pada jumlah relative dari lemak tubuh
disbanding dengan jumlah jaringan aktif.
c. Kelenturan (flexibility).
Kapasitas fungsional yang menunjukan keleluasaan gerak dari
sendi-sendi dan otot untuk bergerak secara penuh.
d. Kekuatan Otot (muscular strength).
Kekuatan atau upaya maksimal yang dapat digunakan untuk
melawan beban.
e. Daya Tahan Otot (muscular endurance).
Kemampuan otot untuk digunakan secara berulang-ulang atau
mempertahankan kontraksi otot selama periode waktu tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut Casady, Mapes, dan Alley ( 1071 : 8 ) yang dikutip oleh
Sudarno, SP ( 1992 : 9 ). Komponen-komponen kebugaran jasmani yang
dimaksud :
a. Kesehatan yang baik
b. Kekuatan
c. Kelincahan
d. Ketahanan muscular
e. Kecepatan
f. Keseimbangan
g. Kelentukan
h. Koordinasi
i. Ketahanan Radiorespiratori
j. Berat badan yang sesuai
k. Kemampuan motorik umum
l. Ketangkasan Neuromuskular
Menurut Nurhasan (2001 ; 133 ) secara umum komponen jasmani atau
unsur-unsur yang terdapat pada kebugaran jasmani ada dua yaitu :
a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, meluputi :
1) Daya Tahan Jantung ( cardiovaskuler ).
Daya tahan kardiofaskuler adalah kesegaran system jantung,
paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secar optimal pada keadaan
istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan
kebagian yang aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses
metabolism tubuh.
2) Kekuatan Otot ( strength ).
Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan
daya. Serabut otot yang ada di dalam otot akan memberikan respon /
tanggapan apabila dikenakan beban atau tahanan dalam latihan.
Tanggapan atau respon ini membuat otot lebih efisien dan mampu
memberikan respon lebih baik kepada sistem urat syaraf pusat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3) Daya Tahan Otot (Ketahanan Muskular).
Daya tahan otot adalah kemampuan atau kapasitas sekelompok
otot untu melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang
terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu, jadi daya tahan
otot merupakan kemampuan mengatasi kelelahan otot.
4) Kelentukan ( flexibilitas ).
Kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui
jangkauan gerak yang luas.
5) Komposisi Tubuh.
Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak
dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas masa otot (40-
50 %), tulang (16-18 %) dan organ-organ tubuh (29-39 %). Berat
lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total.
Secara umum dapat dikatakan makin kecil persentase lemak makin
baik kenerja seseorang.
b. Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan Ketrampilan Gerak
(motorskill related fitness), meliputi :
1) Kelincahan ( agility ).
Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah
tubuh atau bagian tubuh tanpa ganguan pada keseimbangan.
2) Kecepatan ( Speed ).
Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan atau bergerak
dengan sangat cepat, seperti semua kemampuan biomotor kecepatan
dapat dirinci menjadi dua tipe yaitu kecepatan maximal dan kecepatan
terkontrol.
3) Keseimbangan.
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh
atau bagian tubuh tanpa ganguan pada keseimbangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4) Koordinasi.
Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan dengan efisien
dan penuh ketepatan.
5) Daya Ledak ( power ).
Daya ledak adalah kemampuan seseorang mempergunakan
kekuatan maximum yang dikerahkan pada waktu yang sependek-
pendeknya.
7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah sebagai
berikut :
a. Makanan dan Gizi.
Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses
pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahanan
kondisi tubuh. Unsur-unsur yang diperlukan tubuh antara lain protein
lemak, karbohidrat, garam-garam mineral, vitamin dan air.
b. Faktor tidur dan Istirahat.
Setelah melakukan aktivitas tubuh terasa lelah, hal ini disebabkan
oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk
mengembalikan tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat dan tidur
agar tubuh kan menyusun kembali tenaga yang hilang.
c. Faktor Lingkungan.
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu
lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta social ekonomi,
mulai dari pekerjaan, daerah tempt tinggal dan sebagainya.
d. Faktor Latihan dan Olahraga.
Faktor latihan dan olahraga juga bisa digunakan untuk peningkatan
kebugaran jasmani. Latihan fisik adalah suatu kegiatan yang menurut cara
dan aturan tertentu, yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi fa’al
tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
8. Bentuk-Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani.
Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang,
secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban. Tujuan pokok dari
latihan adalah prestasi maksimal disamping kesehatan serta kesegaran
jasmani. Ada 3 macam bentuk latihan kondisi fisik :
a. Fartlek.
Bentuk latihan yang dilakukan engan lari jarak jauh. Untuk latihan ini
dipilih medan yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintangan
dengan lintasan yang berbeda-beda. Pemandangan yang indah
menyebabkan lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan
latihan.
b. Internal Training.
Merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu
(intervasi). Merupakan penyempurnaan dari Fartlek
c. Latihan Peningkatan Kelincahan.
Adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat
dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan.
Kelincahan berkaitan dengan tingkat kelentukan. Tanpa kelentukan yang
baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu factor
keseimbangan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan
seseorang. Bentuk-bentuk latihan kelincahan antara lain : Lari bolak-balik
(shuttle-run), lari belak-belok (zig-zag) dan jongkok-berdiri (squat thrust).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Hadiono Putra. yang berjudul Upaya Peningkatan Kebugaran
Jasmani Melalui Pendekatan Permainan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Pekalongan.
C. Kerangka Berfikir
Tujuan dari senam jenis apapun adalah untuk mencapai kebugaran jasmani
yang maksimal. Oleh karena itu tata urutan senam dikemas sedemikian rupa
sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan kebugaran, hal ini dapat dilihat dari
gerakan atau latihan-latihan senam.
Senam Kebugaran Jasmani 2008 yang terdiri atas tiga bagian ialah
pemanasan, inti dan pendinginan dan masing-masing bagian mempunyai gerakan-
gerakan yang kalau dilakukan semua unsur otot digerakan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan banyak sekali hal-hal yang dapat
mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang, salah satunya yaitu melalui
aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat digunakan sebagai bentuk kegiatan
siswa dalam upaya menjaga dan sekaligus meningkatkan tingkat kesegaran
jasmani. Dengan mempertimbangkan karakter dan perkembangan siswa guru
harus dapat merencanakan dengan matang proses pembelajaran. Dalam membuat
perencanaan tersebut guru bisa menggunakan pendekatan, teknik, metode ataupun
model pembelajaran.
D. Hipotesis.
Melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa kelas VI SDN 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten
Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini peneliti
melakukan pengamatan awal untuk memahami dalam penjelasan tentang kondisi
atau situasi dan latar belakang subjek atau setting peneliti.
Adapun setting Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi; (1) tempat
penelitian, (2) waktu penelitian, (3) jenis penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VI
Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten
Banjarnegara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2010/2011 dari tanggal 28 Maret 2011 sampai dengan 28 April 2011 di Kelas
VI SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara
3. Jenis Penelitian
Dalam penelelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari dua pertemuan dan diberi tindakan menggunakan Senam
Kesegaran Jasmani 2008 untuk meningkatkan kebugaran siswa..
B. Subyek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh
Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011,
sebanyak 38 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 18 dan perempuan 20.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu cara untuk menumbuh
kembangkan pembaharuan yang dapat meningkatkan atau memperbaiki hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
belajar siswa. Agar dalam pelaksanaannya dapat brjalan dengan lancar, maka
peneliti berkolaborasi dengan observer atau teman sejawat dan supervisor. Namun
kenyataan menunjukkan bahwa birorasi dan formalitas yang ada di sekolah tidak
menunjang terjadinya itu semua. Seperti yang diungkapkan oleh Shumsky dan
Holly (dalam MC Togger 1991).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action
Rescarch (CAR), yairu suatu Action Reascarch yang dilakukan di kelas. Kunci
utama dalam PTK adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang
dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan. PTK berbeda dengan
Penelitian Kelas (Classroom Rescarch). Karena Penelitian Kelas mencakup tidak
hanya PTK, tetapi juga berbagai jenis penelitian yang dilakukan di dalam kelas.
Penelitian Kelas yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan cara Flanders, yang mengamati proporsi berbicara antara guru dan
siswa. Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,
yaitu terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan refleksi (planning), melakukan
(acting), mengamati (observing), dan melakukan refleksi (reflecting). Hasil
refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi
rencana pembelajaran. Jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil
memperbaiki praktik yang belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi
kerisauan guru.
Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan yang
diinginkan sudah tercapai. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan yang
direncanakan sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul kembali masalah atau
kerisauan baru dari guru.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kebugaran jasmani dengan penerapan
pembelajaran pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh
Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Guru, sebagai teman sejawat untuk mengamati atau melihat tingkat
kemampuan siswa dengan penerapan model pembelajaran melalui Senam
Kesegaran Jasmani 2008 pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1
Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes dan
observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam
melakukan Senam Kesegaran Jasmani 2008 yang dilakukan oleh siswa kelas
VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten
Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.
2. Pengamatan atau observasi dipergunakan sebagai tehnik untuk
mengumpulkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
pada saat menerapkan peningkatan kebugaran melalui senam kesegaran
jasmani 2008.
Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
No Sumber Jenis Data
Tehnik
Pengumpul
an Data
Instrumen
1 Siswa Kelas
VI
Hasil Ketrampilan
melakukan senam
kebugaran jasmani
2008
Tes dan
Peragaan
Praktik
Tes Ketrampilan
melakukan
senam kesegaran
jasmani 2008
2 Aktivitas Kejadian-kejadian Pengamatan Observasi
Tabel 3.1. Teknik dan alat pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
F. Analisis Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes
hasil belajar.
1. Analisis data lembar observasi
Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada
perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan
secara deeskripif pada hasil penelitian.
2. Analisa Hasil Tes Belajar
Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung
nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang
didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan
G. Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Menurut Pardjono, dkk ( 28:2007) penelitian tindakan kelas
mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan
atau Action Plan. Perncanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian,
kolabolator, metode dan strategi mengajar, instrumen monitoring dan yang lain-
lainnya. Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan
oleh guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap
siswa. Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar
mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti
ataupun kolabolator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang
melakuakn pembelajaran dan kolabolator yang memantau terjadinya perubahan
akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang tidak
berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan. Observasi atau
pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan
dan menyediakan informasi untu tahap refleksi. Pengamatan dilakukan oleh
penelii sendiri ataupun kolabolator. Dampak tindakan terhadap siswa, menjadi
fokus penelitian. Refleksia dalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tim penelii, kolabolator, dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi
dilakukan pada akhir siklus, dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada
Rencana Tindakan dan di buat kembali Rencana Tindakan yang baru, untuk
diimplementasikan pada siklus berikunya.
Keempat tahapan dalam penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap
siklus di mulai dari perncanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus
tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap
selesai bilamana permasalahan dalam lempar turbo sudah dipecahkan. Berikut
penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus penelitian tindakan ini.
1. Rancangan Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan
1) Penyusunan RPP
2) Konsultasi dengan teman (guru kelas)
3) Perencanaan tindakan kelas (senam dan materi)
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pendahuluan
a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa
b) Apersepsi
c) Memimpin pemanasan
2) Kegiatan Inti
Tes Kebugaran Jasmani antara lain :
a) Baring Duduk
(1) Tujuan.
Tes ini mempunyai tujuan untuk mengukur kekuatan dan
daya tahan otot perut.
(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya :
(a) Lantai / matras, lapangan rumput yang rata dan bersih.
(b) Stop watch.
(c) Nomer dada/ bila perlu
(d) Formulir isian dan alat tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
(3) Petugas tes (tester).
(a) Pengamat waktu
(b) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
(4) Pelaksanaan.
(a) Sikap Permulaan.
- Berbaring terlentang di lantai atau di rumput, ke dua
lutut di tekuk dengan sudut ± 90º ke dua tangan jari-
jarinya berselang selip diletakan dibelakang kepala.
- Tester atau pasangannya memegang atau menekan
kedua pergelangan kaki agar tidak bergerak. Lihat
Gambar 3.
Gambar 3.2 : Baring Duduk
Sumber: (TKJI Depdikbud 1995:1)
(b) Gerakan.
- Pada aba-aba “ya” testi bergerak mengambil sikap
duduk, sehingga ke dua sikunya menyentuh ke dua
paha kemudian kembali ke sikap permulaan.
- Gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan
capat tanpa istirahat, selama 30 detik.
Keterangan :
Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga
jari-jarinya tidak terjalin lagi, atau ke dua siku tidak
sampai menyentuh paha atau mempergunakan sikunya
untuk membantu menolak tubuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
(5) Pencatat hasil.
(a) Gerakan tes tidak dihitung apabila :
(b) Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak
terjalin lagi
(c) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha
(d) Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
Keterangan :
(a) Hasil yang dihitung dan di catat adalah jumlah gerakan
baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna
selama 30 detik.
(b) Testi yang tidak mampu melakukan item tes baring
duduk, berdiri nilai 0 (nol).
b) Gantung Siku
(1) Tujuan.
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan atot
lengan dan otot bahu.
(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya :
(a) Menggunakan palang tunggal
(b) Stop watch
(c) Formulir isian dan alat tulis
(d) Nomor dada
(e) Serbuk kapur atau ganesium karbonat.
(3) Tester.
Pengukuran waktu merangkap pencatat hasil.
(4) Pelaksanaan.
Palang tunggal dipegang dengan ketinggian sedikit di atas
kepala testi.
(a) Sikap permulaan.
Peserta berdiri di bawah palang tunggal dengan bantuan
tolakan ke dua kaki testi melompat ke atas dan memegang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
palang tunggal. Cara pegangan telapak tangan menghadap
kearah kepaala testi.
Gambar 3.3 : Gantung Siku
Sumber: (TKJI Depdikbud 1995 : 1)
(b) Gerakan.
Dari sikap menggantung (pada sikap permulaan) seperti
pada gambar, testi kemudian menarik menarik badannya
ke atas sambil menekuk ke dua sikunya, sampai dagu testi
berada di atas palang tunggal, sikap ini dipertahankan
selama mungkin.
(c) Pencatat Hasil.
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testi
untuk mempertahankan sikap tersebut di atas dalam satuan
waktu detik. Karena dalam bentuk tes ini testi sering gagal,
maka bagi testi yang tidak dapat melakukan diberi nilai 0
(nol).
c) Loncat Tegak
(1) Tujuan.
Tes ini mempunyai tujuan untuk mengukur daya ledak otot
(ekspolit).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya:
(a) Papan berskala sentimeter, warna gelap, berukuran 20x50
cm, dipasang pada dinding atau tiag. Jarak antara lantai
dengan angka nol ( 0 ) pada skala yaitu 150 cm.
(b) Serbuk kapur
(c) Alat penghapus
(d) No dada bila perlu
(e) Formulir isian dan alat tulis.
(3) Petugas (tester).
Pengmbil dan pencatat hasil.
(4) Pelaksanaan.
(a) Sikap Permulaan.
- Ujung jari tangan testi terlebih dahulu diolesi dengan
serbuk kapur atau magnesium karbonat.
- Testi berdiri tegak dekat papan skala dengan kedua
kaki rapat, papan skala berada disamping kiri atau
kanan testi. Kemudian tangan yang dekat papan skala
dengan lurus ke atas, ujung jari tangan yang diolesi
magnesium tadi ditempelkan pada papan skala,
sehingga meninggalkan bekas dan menunjuk suatu
angka. ( lihat gambar).
Gambar 3.4 : Loncat Tegak
Sumber: (TKJI Depdikbud 1995 : 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(b) Gerakan.
- Testi mengambil ancang-ancang dengan sikap
menekukan ke dua lutut, sedangkan kedua lengannya
di ayunkan ke belakang ( lihat gambar) kemudian testi
meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan
skala dengan jari-jari tangan yang terdekat sehingga
meninggalkan bekas dan menunjukan suatu angka.
- Ulangi loncatan ini sampai tiga kali berturut-turut.
(c) Pencatat hasil.
- Angka raih loncatan dikurangi angka raihan berdiri
tegak.
- Ketiga selisih raihan dicatat.
- Masukan hasil selisih yang paling besar.
d) Lari Cepat 30 meter
(1) Tujuan.
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.
(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya :
(a) Lintasan lari sejauh 40m, atau tanah yang datar, rata dan
tidak licin dan masih mempunyai lintasan lanjutan.
(b) Bendera
(c) Peluit
(d) Tiang pancang
(e) Stop watch
(f) Serbuk kapur
(g) Formulir isian / TKJI
(h) Alat tulis.
(3) Petugas.
(a) Juru keberangkatan
(b) Pengukur waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
(4) Pelaksanaan
(a) Sikap permulaan.
Testi berdiri dibelakang garis pemberangkatan
(b) Gerakan.
Pada aba-aba bersedia, siap. Pada aba-aba “Ya” testi lari
secepat mungkin menuju garis akhir, menempuh jarak 30m
(lihat gambar).
Gambar 3.5:Lari 30 m
Sumber: (TKJI Depdikbud 1995:1)
(c) Lari bisa diulang apabila :
- Testi mencuri star
- Testi tidak melewati garis akhir
- Testi terganggu oleh testi yang lain, seperti masuk ke
lintasan yang lain
(d) Pengukuran waktu.
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start
diangkat sampai testi melewati garis akhir.
(e) Pencatat hasil.
- Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai testi dan
menempuh jarak 30m dalam satuan waktu detik.
- Waktu dan alat catat.
Satu angka dibelakang koma (stop watch manual).
Dua angka dibelakang kola (stop watch digital).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
e) Lari 600 meter
(1) Tujuan.
Tes ini mempunyai tujuan untuk mengukur daya jantung paru,
dan peredaran darah.
(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya :
(a) Lintasan lari sejauh 600 meter
(b) Stop watch
(c) Bendera start
(d) Peluit
(e) Tiang pancang
(f) Nomor dada bila perlu
(g) Formulir isian dan alat tulis.
(3) Petugas tes (tester).
Tester terdiri dari :
(a) Juru keberangkatan
(b) Pengukur waktu (teamer)
(c) Pencatat hasil
(d) Pembantu umum
(4) Pelaksanaan.
(a) Sikap permulaan.
Testi berdiri di belakang garis start
(b) Gerakan
Pada aba-aba “siap” testi mengambil sikap start, berdiri di
belakang garis start, siap untuk lari. Pada aba-aba “ya”
testi lari secepat mungkin menuju garis akhir setelah
menempuh jarak 600 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 3.6 : lari 600 meter
Sumber: (TKJI depdikbud 1995 : 1)
Keterangan :
Lari diulang apabila ada pelari yang mencuri start atau tidak
melewati garis akhir perlu diulang.
(c) Pencatat hasil.
- Pengambilan waktu dilaksanakan dari start bendera
diangkat sampai pelari tepat melintasi garis akhir.
- Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari
dalam menempuh jarak 600 meter dalam menit, dan
detik sampai per seratur detik.
3) Pendinginan Siswa dibariskan
a) Mengevaluasi gerakan yang kurang sempurna
b) Siswa duduk untuk melakukan refleksi massase secara berurutan.
c) Melakukan do’a bersama
d) Siswa menyanyi potong bebek angsa sambil bertepuk tangan, lalu
dibubarkan.
2. Rancangan Siklus Kedua
a) Perencanaan
1) Penentuan waktu tindakan kelas
2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP)
5) Persiapan Bahan dan Alat
b) Tindakan
1) Pendahuluan
(a) Siswa dibariskan dan di pimpin do’a
(b) Apersepsi
(c) Melakukan pemanasan
2) Kegiatan Inti
Melakukan Senam Kebugaran Jasmani dua kali satu minggu.
Gambar 3.8 : Senam Kebugaran Jasmani 2008
Sumber: (TKJI depdikbud 1995 : 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Pendinginan.
a) Siswa dibariskan.
b) Mengevaluasi gerakan-gerakan yang kurang sempurna, tidak
sesuai dengan irama atau music.
c) Siswa dibubarkan dengan do’a bersama.
d) Bernyanyi gundul pacul sambil bertepuk tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua
pertemuan. Setiap pertemuan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran).
Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas terdiri 2 siklus menurut Kemmis dan MC
Taggart tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.
Diawali siklus I kemudian hasilnya direfleksikan agar diketahui tingkat
keberhasilannya. Jika siklus I belum menunjukkan hasil yang diinginkan,
maka dilanjutkan siklus II demikian seterusnya sampai dengan tercapainya
tujuan penelitian yaitu 80%.
a. Tahap Rancangan Persiapan
Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama antara pengembang dan
guru dalam menentukan langkah-langkah pengembangan yang meliputi:
1) Peneliti menetapkan metode pembelajaran Senam Kesegaran Jasmani
2008 untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam
meningkatkan Kebugaran Jasmani dalam mata pelajaran Olahraga dan
Kesehatan
2) Membuat perencanaan pengajaran
3) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran
4) Membuat lembar observasi
5) Mendesain alat evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret 2011 di halaman SD
Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru pada pertemuan pertama yaitu:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan
pembelajaran
b) Siswa dibariskan
c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa
d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan
inti
e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan disampaikan
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Peneliti menyajikan materi pelajaran
b) Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok
c) Peneliti memberikan penjelasan tentang senam kebugaran yang
akan dilakukan, yaitu melakukan senam kebugaran jasmani 2008
secara kelompok atau beregu
d) Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan senam
kebugaran secara bergantian
e) Peneliti memberi tugas kepada kelompok untuk melakukan senam
kebugaran jasmani 2008.
f) Regu yang tidak melakukan senam untuk menunggu giliran.
Setelah kelompok kesatu selesai bergantian dengan kelompok
lainnya
g) Guru mendemonstrasikan cara melakukan senam kebugaran
jasmani.
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran senam
kebugaran jasmani 2008
b) Mengakhiri pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Setelah pertemuan pertama dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 April 2011. pada
pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan
pembelajaran
b) Siswa dibariskan
c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa
d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan
inti
e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan diberikan
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Peneliti menyajikan materi pelajaran
b) Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok
c) Peneliti memberikan penjelasan tentang senam yang akan
disampaikan, yaitu melakukan senam kebugaran jasmani secara
kelompok atau beregu
d) Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan senam
kebugaran jasmani secara bergantian
e) Peneliti memberi tugas kepada kelompok untuk melakukan senam
secara beregu dengan bergantian.
f) Guru mendemonstrasikan cara melempar sasaran
2) Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran lempar turbo
b) Mengakhiri pembelajaran
c. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama
kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi
tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah
perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1. Observasi Aktivitas Siswa
Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan
berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas
belajar siswa pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang baik.
Banyak siswa yang tidak mempersiapkan materi sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung, selain itu di dalam kerja pembelajaran
banyak siswa yang kurang aktif dan hanya bermain sendiri sehingga
kurang menguasai materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru
mengajarkan contoh pembelajaran banyak siswa yang enggan
mengeluarkan pendapatnya, hanya satu, dua murid saja yang aktif
memberikan pertanyaan kepada guru. Pembagian kelompok pada
pertemuan pertama menyebabkan suasana belajar menjadi gaduh dan
kurang kondusif.
Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar Siklus I:
Tabel 4.1. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I
No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jml Rata-Rata Jml
Rata-Rata
1 Memperhatikan.penjelasan.guru 103 2.7 107 2.8
2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 102 2.7 105 2.8
3 Menanyakan yang kurang dimengerti 101 2.7 113 3.0
4 Merespon pertanyaan 108 2.8 110 2.9
5 Mengkomunikasikan gagasan
dengan sesama teman
96 2.5 107 2.8
6 Perilaku yang menyimpang dalam
KBM
109 2.9 113 3.0
Jumlah 619 16.3 655 17.2
Rata-rata Siklus I 2.5
Kriteria Cukup Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam
pembelajaran Siklus I diperoleh rata-rata akivitas siswa pada
pertemuan I adalah 16.3, sedangkan pada pertemuan II rata-rata
aktivitas siswanya sebesar 17.2. Hasil ini dirasa masih kurang
maksimal, karena masih banyak siswa yang sering ribut sendiri yang
dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran lempar turbo,
serta peran guru yang belum optimal dalam mengkondisikan siswa
selama proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus I
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Perolehan Nilai Pembelajaran Siklus I
No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase
1 Nilai ≤ 70 13 34,2%
2 Nilai ≥ 70 25 65.8%
3 Tuntas Belajar 25 65.8%
4 Tidak Tuntas Belajar 13 34,2%
5 Nilai Tertinggi : 80 1 2.56%
6 Nilai Terendah : 50 1 2.56%
7 Nilai Rata-rata 68.1
Nilai tertinggi pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008
berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik yang dicapai
siswa pada siklus I adalah 80 dan nilai terendah adalah 50. Nilai rata-
rata pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008 siswa yang dicapai
pada siklus I ini adalah 68.1. Siswa yang mengalami ketuntasan
belajar mencapai 25 siswa atau 65.8% dari 38 siswa, sedangkan yang
belum tuntas mencapai 13 siswa atau 34.2% dari 38 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi
selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Pada tahap ini, pengembang dan guru dapat
mengetahui besarnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Berdasarkan refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
digunakan untuk menentukan pelaksanaan tindakan pada siklus I
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman
dan mengajak siswa untuk berani mempraktikkan lempar turbo dengan
sebaik-baiknya.
2) Guru perlu mengubah variasi pembelajaran agar siswa lebih fokus
pada materi pembelajaran
2. Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada Siklus II, materi
pembelajaran yang disampaikan adalah Peningkatan Kebugaran melalui
Senam Kebugaran Jasmani 2008 yang dirancang dan tertuang dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Secara rinci, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada Siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama antara pengembang dan
guru dalam menentukan langkah-langkah pengembangan yang meliputi :
1) Peneliti menetapkan metode pembelajaran Peningkatan Kegugaran
Siswa melalui Senam Kegugaran jasmani 2008 untuk meningkatkan
aktifitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Olahraga dan
Kesehatan
2) Membuat perencanaan pengajaran
3) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4) Membuat lembar observasi
5) Mendesain alat evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali
perteman. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 April 2011 di halaman SD
Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru pada pertemuan pertama yaitu:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan
pembelajaran
b) Siswa dibariskan menjadi tiga bersaf
c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa
d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan
inti
e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan dipelajari/dilakukan
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Peneliti menyajikan materi pelajaran
b) Peneliti memberikan penjelasan tentang permainan yang akan
dilakukan, yaitu melempar sasaran berupa simpai yang digantung
secara beregu.
c) Siswa dibariskan menjadi 3 bersaf kira-kira 10 meter, masing-
masing siswa diberi bola berekor. Di depan barisan diberi simpai
yang digantung, setelah guru memberikan peluit siswa baris
pertama melempar bola mengarah ke simpai sampai melewati
lobang lingkaran. Setelah baris pertama melakukan disusul barisan
yang kedua dengan posisi lengan lurus ke belakang di atas kepala.
Hal ini dilakukan terus sebanyak 3 kali. Regu yang tidak
melempar berada di sisi belakang sasaran untuk memungut bola
yang telah dilempar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
d) Guru mendemonstrasikan cara melempar sasaran, siswa
melakukan gerakan melempar sasaran sesuai dengan petunjuk dan
contoh dari guru
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran lempar turbo
b) Mengakhiri pembelajaran
Setelah pertemuan pertama dilanjutkan pada pertemuan kedua.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 April 2011.
Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai
berikut :
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan
pembelajaran
b) Siswa dibariskan menjadi tiga bersaf
c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa
d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan
inti
e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan dipelajari/dilakukan
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Peneliti menyajikan materi pelajaran
b) Peneliti memberikan penjelasan tentang permainan yang akan
dilakukan, yaitu melempar sasaran berupa simpai yang digantung
secara beregu.
c) Siswa dibariskan menjadi 3 bersaf kira-kira 10 meter, masing-
masing siswa diberi bola berekor. Di depan barisan diberi simpai
yang digantung, setelah guru memberikan peluit siswa baris
pertama melempar bola mengarah ke simpai sampai melewati
lobang lingkaran. Setelah baris pertama melakukan disusul barisan
yang kedua dengan posisi lengan lurus ke belakang di atas kepala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hal ini dilakukan terus sebanyak 3 kali. Regu yang tidak
melempar berada di sisi belakang sasaran untuk memungut bola
yang telah dilempar
d) Guru mendemonstrasikan cara melempar sasaran, siswa
melakukan gerakan melempar sasaran sesuai dengan petunjuk dan
contoh dari guru
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran lempar turbo
b) Mengakhiri pembelajaran
c. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama
kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi
tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah
perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.
1. Aktivitas Siswa
Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan
berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas
belajar siswa pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang baik.
Banyak siswa yang sudah mempersiapkan materi sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung, selain itu di dalam kerja pembelajaran
banyak siswa yang sudah aktif dan mendengarkan penjelasan guru
mengenai materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru
mengajarkan contoh pembelajaran sudah banyak siswa yang
mengeluarkan pendapatnya, hanya satu, dua murid saja yang belum
aktif bertanya kepada guru. Pembagian kelompok pada pertemuan
kedua sudah berjalan baik hal ini dibuktikan dengan siswa yang sudah
tertib dan memperhatikan penjelasan guru.
Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar Siklus II:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 4.3. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II
No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jml Rata-Rata
Jml Rata-Rata
1 Memperhatikan.penjelasan.guru 114 3.0 130 3.4
2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 116 3.1 124 3.3
3 Menanyakan yang kurang dimengerti 119 3.1 129 3.4
4 Merespon pertanyaan 120 3.2 126 3.3
5 Mengkomunikasikan gagasan
dengan sesama teman
119 3.1 120 3.2
6 Perilaku yang menyimpang dalam
KBM
120 3.2 132 3.5
Jumlah 708 18.6 761 20.0
Rata-rata Siklus II 3.2
Kriteria Baik
Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam
pembelajaran Siklus II diperoleh rata-rata akivitas siswa pada
pertemuan I adalah 18.6, sedangkan pada pertemuan II rata-rata
aktivitas siswanya sebesar 20.0. Hasil ini sudah baik dan maksimal,
karena sudah banyak siswa yang memperhatikan pembelajaran
lempar turbo, serta peran guru yang optimal dalam mengkondisikan
siswa selama proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam
Kebugaran Jasmani berdasarkan nilai afektif, kognitif dan
psikomotorik pada Siklus II sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 4.4. Perolehan Nilai Pembelajaran Siklus II
No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase
1 Nilai ≤ 70 3 7.89%
2 Nilai ≥ 70 35 92.1%
3 Tuntas Belajar 35 92.1%
4 Tidak Tuntas Belajar 3 7.89%
5 Nilai Tertinggi : 90 3 7.89%
6 Nilai Terendah : 66.33 1 2.36%
7 Nilai Rata-rata 81.1
Nilai pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008
berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik yang dicapai
siswa pada siklus II nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah
66.3. Nilai rata-rata pembelajaran kebugaran jasmani melalui senam
kebugaran jasmani 2008 siswa yang dicapai pada siklus II ini adalah
81.1. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 35 siswa
atau 92.1% dari 38 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 3
siswa atau 7.89% dari 38 siswa.
Berikut ini disajikan perbandingan ketuntasan belajar dan nilai
rata-rata ulangan harian siswa pada Siklus I dan II
0
20
40
60
80
100
SIKLUS I SIKLUS II
Ketuntasan Belajar
Nilai Rata-Rata
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan belajar dan Nilai
Rata-Rata Pembelajaran Siswa Siklus I dan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat adanya peningkatan
baik pada ketuntasan belajar siswa maupun nilai pembelajaran yang
dilakukan pada akhir Siklus I dan II. Peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa pembelajaran Peningkatan Kebugaran Jasmani
melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan hasil
belajar siswa IV SD Negeri I Gemuruh Kecamatan Bawang
Kabupaten Banjarnegara.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran Siklus
II, aktivitas siswa maupun nilai pembelajaran siswa mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa maupun guru telah terbiasa
dengan model pembelajaran yang diterapkan. Aktivitas belajar siswa pada
Siklus II pertemuan kedua telah mencapai hasil baik dengan rata-rata
aktivitas 3.2 dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa sebesar 81.1
dengan ketuntasan belajar 35 siswa atau 92.1% dari 38 siswa. Dengan
hasil yang demikian, maka indikatir penelitian ini telah tercapai.
Setelah melihat hasil pembelajaran pada Siklus II dan pengamatan
aktivitas siswa terlihat baik, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
dihentikan sampai pada Siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi
target penelitian yaitu mengalami peningkatan baik dari aktivitas belajar
siswa maupun dari hasil ulangan harian yang dilakukan pada akhir setiap
siklus. Untuk itu, penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.
B. Pembahasan
Berdasarkan temuan dan refleksi selama siklus pertama dan siklus kedua,
Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008
ternyata sangat efektif dalam pembelajaran Olahraga dan Kesehatan.. Mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa, serta pemahaman terhadap materi
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kenaikan prestasi belajar siswa terhadap materi Peningkatan Kebugaran
melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 mencapai tingkat ketuntasan belajar
92,2% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 81.1. Ini memberikan bukti bahwa
Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008
dapat melatih siswa menghubungkan potensi yang dimilikinya.
Dari 38 siswa hanya ada 3 siswa yang belum tuntas dalam perbaikan
pembelajaran terhadap materi Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran
Jasmani 2008. Peneliti dapat mengungkap ketidakberhasilan perbaikan
pembelajaran itu dikarenakan siswa tersebut mengalami kekurangan gizi, sering
sakit-sakitan yang berdampak terhadap Perkembangan kecerdasan siswa. Menurut
Hera Lestari Mikarsa, (2004 : 5.15) faktor lingkungan yang berpengaruh besar
terhadap perkembangan intelektual anak nutrisi dan gizi dan rangsangan. Untuk
perbaikan pembelajaran Peningkatan Kebugarabn siswa (peningatan prestasi
belajar siswa) yang belum tuntas masih ada 3 siswa. Hal ini disebabkan oleh
faktor intelegensi siswa yang lambat dalam perkembangannya.
Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II hal
ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa
pada Siklus I dengan nilai yang kurang cukup yaitu 2.5 sedangkan pada siklus II
Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan
rata-rata penilaian 3.2.
Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran Peningkatan Kebugaran
Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani pada siswa kelas VI SD Negeri 1
Gemuruh mengalami keberhasilan hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai,
baik aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dari Siklus I Pertamuan 1 sampai
Siklus II Pertemuan II mengalami peningkatan dan melebihi KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran
Peningkatan Kebugaran Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat
meningkakan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil
belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I yaitu 68.1, siswa yang
mengalami ketuntasan belajar mencapai 65.8%, sedangkan yang belum tuntas
belajar 34.2% dari 38 siswa. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 81.1, siswa
yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 92.1%, sedangkan yang belum
tuntas belajar 7.89% dari 38 siswa. Ketuntasan belajar siswa 92.1% melebihi
indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-
sekolah pada umumnya dan khususnya di SDN 1 Gemuruh. Guru Pendidikan
Jasmani dapat menerapkan pembelajaran senam dengan materi Kebugaran
Jasmani siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.
C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti sebaiknya:
1. Bagi siswa hendaknya selalu melakukan latihan-latihan pembelajaran yang
diberikan guru untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Bagi guru-guru yang lain untuk melaksanakan Penelitian Tindakan kelas
untuk meningkatkan teknik proses belajar mengajar. Dengan Penelitian
Tindakan kelas hambatan untuk peningkatan prestasi belajar siswa secara dini
dapat terdeteksi.
3. Bagi sekolah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan
kinerja guru dalam Proses Belajar Mengajar.
top related