nuridinblog.files.wordpress.com · web viewalhamdulillah, segala puji hanyalah milik allah...
Post on 24-Sep-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Di susun Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah “Pendidikan Matematika SD 1”
Dosen : Dr. Nuridin. M.Pd.
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :
1. Aprilia Sukma Indah
2. Desi Ratnasari
3. Yuliana Opie Eka P
Kelas: 2B
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah semata, Sang
Pencipta, Pengatur dan Pemelihara alam semesta. Rasa syukur saya panjatkan kepada-
Nya, karena berkat inayah-Nya buku “Perkembangan Peserta Didik “ yang merupakan
sebagai “MAKALAH TUGAS KELOMPOK” dapat tersusun. MAKALAH “
KELOMPOK” ini berisi tentang “Teori Pendidikan Matematika SD Menurut Teori Van
Hiele dan William Brownell” Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Nuridin, M.Pd selaku dosen pengampuh mata pelajaran Pendidikan
Matematika SD 1.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik materil maupun moril.
3. Serta teman-teman yang telah membantu penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat diterima sebagai tugas kelompok kami dan mohon
maaf apabila terdapat kekurangan dan salah kata didalam penulisan makalah tugas
kelompok ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
SEMARANG, 28 Februari 2017
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 2
C. TUJUAN ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PESERTA DIDIK........................................................... 3
B. TAHAP-TAHAP DAN CIRI PERKEMBANGAN ANAK ..................... 4
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK ........ 7
D. PERKEMBANGAN MASA HIDUP ANAK.............................................. 8
E. KEMATANGAN DAN PERKEMBANGAN PENGALAMAN PESERTA
DIDIK......................................................................................................... 10
F. IMPLIKASI PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN ATAU
KEMATANGAN PESERTA DIDIK TERHADAP PROSES
PEMBELAJARAN.............................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta
didik adalah pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan dan
perkembangan yang normal. Pada dasarnya perkembangan merujuk kepada
perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik
meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil
interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan.sedangkan
perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu,
seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara
continue, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang
menggunakan istilah “ pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian.
Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling
bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaanya.
Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan,
diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki
kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka kita
menguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas, baik dari segi teori sampai
kaitannya pdengan pengaruh yang ditimbulkan.
1
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa pengertian peserta didik?
3. Bagaimana tahap-tahap perkembangan anak?
4. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
5. Bagaimana perkembangan masa hidup anak?
6. Bagaimana kematangan dan perkembangan pengalaman peserta didik?
7. Bagaimana implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau
kematangan peserta didik terhadap proses pembelajaran?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian peserta didik.
2. Untuk mengetahui Bagaimana tahap-tahap perkembangan anak.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.
4. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan masa hidup anak.
5. Untuk mengetahui Bagaimana kematangan dan perkembangan
pengalaman peserta didik.
6. Untuk mengetahui Bagaimana implikasi pertumbuhan atau
perkembangan atau kematangan peserta didik terhadap proses
pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peserta Didik
Dalam arti luas peserta didik adalah setiap orang yang terkait dengan
proses pendidikan sepanjang hayat,sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa
yang belajar disekolah (Sinolungan, 1997). Departeman Pendidikan Nasional
(2003) menegaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui jalur jenjang dan jenis pendidikan.
Peserta didik merupakan subjek yang menjadi focus utama dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.Sinolungan (1997) juga
mengemukakan,manusia termasuk peserta didik adalah makhluk totalitas “homo
trieka” . Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan :
1. Makhluk religious yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya
2. Makhluk social yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia
3. Makhluk individual yang memiliki keunikan (cirri khas,kelebihan,kekeurangan,sifat dan kepribadian,dan lain-lain),yang membedakan dari individual lain.
Dalam proses pendidikan,peserta didik merupakan salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral. Sebagai salah satu komponen penting
dalam sistem pendidikan,peserta didik sering disebut sebagai “raw material” (bahan
dasar). Dalam perspektif pedagogis,peserta didik diartikan sebagai jenis makhluk
“homo educandum”, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam perspektif
psikologis,peserta didik adalah individual yang sedang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan,baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-
masing.
3
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20
2003 pasal 1 ayat 4,peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
Karakteristik peserta didik antaranya sebagai berikut :
1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,sehingga ia merupakan insane yang unik.
2. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang3. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan
perlakuan manusiawi.4. Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Peserta didik merupakan sebutan untuk anak didik pada jenjang
pendidikan dasar dan juga menegah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang
menerima apa saja yang diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Siswa digambarkan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang
lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu
pengetahuan ,siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan
pendidikan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa merupakan salah satu
anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk mengembangkan
dirinya.
Peserta didik yang pada umumnya merupakan individu yang memiliki
potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan,baik fisik dan
psikis,dari lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.Tentu saja hal
tersebut tidak melupakan peran pendidik sebagai sumber ilmu dan salah satu unsur
terpenting dari pendidikan. Peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik di depan Tuhan serta di depan Negara sebagai warga
Negara yang baik.
2.2 Tahap-tahap dan Ciri Perkembangan Anak
1. Tahap Perkembangan Biologis a. Masa Prental
Masa/periode ini terjadi,pada saat itu anak berada dalam kandungan dan sangat
penting sebagai pembentukan manusia yang biasa berdampak sepanjang hidup.
4
Memiliki tiga fase,yang pertama, yaitu pengaliahan gen dari orang tua bila terjadi
gangguan cirri fisik ataupun psikologisnya akan terganggu. Kedua, pembentukan
organ tubuh serta jenis kelamin,bila terjadi gangguan,akan mengakibatkan cacat
bawaaan. Ketiga,lingkungan dari kandungan dipengaruhi oleh kondisi psikologi dan
fisik sang ibu.
b. Masa Bayi Infancy (orok) : selama 2 minggu sejak lahir.
1. Fase partunatal,yaitu 30 menit setelah kelahiran bayi masih merasa bersatu dan tergantung seutuhnya kepada ibunya.
2. Fase neonatal,yaitu setelah plasenta/ari-ari dipotong,bayi mulai berdiri sendiri sebagai individu.
Babyhood (bayi) : 2 tahun setelah masa jabang bayiMasa ini pembentuk dasar kepribadian,mengalami pertumbuhan secara cepat,
sekaligus ketergantungan dengan ibu berkurang / individualis.
A. Masa Kanak-Kanak Awal (Eearly Childhood)Berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Ini masa sulit karena
anak menjadi susah control dan mulai sadar dia biasa melakukan apapun tanpa
bantuan dan merasa tidak harus tunduk pada lingkungan. Cirinya yaitu semakin baik
dalam penggunaan organ tubuh,termasuk penggunaan kata-kata/cerewet (chatterbox
age),bermain dengan teman sebaya (gang age) berjenis kelamin sama/dengan gaya
bahasa atau juga disebut umur konformitas,dan diakhir masa ini anak sudah biasa
diatur dan siap masuk sekolah. Perkembangan fisik mulai berjalan lamban,tetapi
banyak keterampilan,seperti disekolah,bermain,dan mengurus diri sendiri.
B. Masa Kanak-Kanak Akhir (Late Childhood)Berlangsung 6 tahun sampai organ seksualnya masak,pada umumnya 12-
13 tahun untuk wanita dan 14-15 tahun untuk pria. Anak-anak mulai belajar
mandiri,norma-norma absolute kini menjadi relatif,dan suka membanding-bandingin
dengan apa yang dia punya,serta dalam usia ini suka membantah.
C. Masa Purbertas (Akhil Baligh)Purbertas ditandai dengan masaknya organ reproduksi,secara fisik sudah
siap beranak-pinak,kemudian daya tarik terhadap lawan jenis lebih kuat.Hal ini
ditandai dengan menstruasi bagi wanita atau mimpi basah (wet dream) pada
pria.Cirinya yaitu mengalami pertumbuhan secara cepat ,sifat negativisme/sering
menyendiri,bertengkar baik dengan sesame jenis/lain jenis,bosan dengan aktivitas
yang sering dilakukan,tidak rapi,canggung,menentang orang yang dihormati,suasana
hati berubah dan melankolik menjadi pemarah,mudah tersinggung,kurang percaya
diri,takut pada kegagalan,dan takut diberi komentar(no comment). Hal ini sangat
berpengaruh terhadap kesiapan memasuki dunia dewasa dalam unsure remaja.
D. Masa Remaja (Adolescence)Masa ini adalah masa transisi,yang sangat sulit dari masa
sebelumnya/secara umum merupakan klimaks.Masa remaja dibagi menjadi 2
bagian,yaitu remaja awal sekitar usia 13-17 tahun dan remaja akhir usia sekitar 17-
18 tahun. Masalah-masalah yang seing timbul,seperti takut gemuk,ingin punya
kumis/jenggot dan banyak yang lainnya,tetapi akhirnya mereda. Cirinya terlihat pada
perilaku sosialnya. Teman sebaya memiliki arti yang sangat penting membentuk
komunitas (peer group),hal ini membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang
menggantikan pola-pola yang dipelajari di rumah.
Remaja adalah seorang yang idealis,memandang sesuai
keinginan,banyak segi sinsitif,selain itu juga ia sudah dianggap dewasa serta diberi
tanggung jawab,bahkan mulai mencari jati diri “siapa aku” yang dianggap oleh orang
lain dan pengalaman-pengalam pribadi akan menentukan pola perilakunya sebagai
orang dewasa. Banyak ahli berpikir ini sebagai masa strom and stess,atau up and
down.
E. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)Berkisar anatara 18-40 tahun. Ini adalah masa pemantapan diri terhadap
pola hidup baru/keluarga. Banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan dan lebih
memikirkan hal yang lebih penting. Sikap remaja yang ekstrem mulai menghilang
dan memutuskan masalah dengan sendiri,lebih tenang,dan menempatakan dirinya
sebagai orang dewasa seutuhnya.
5
F. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood/Middle Age)Berkisar antara 40-60 tahun,kehidupan umumnya sudah
mapan,berkeluarga,dan memiliki beberapa anak. Dalam masa ini pria dan wanita
karier merupakan masa puncak keberhasilan,tapi bermunculah berbagai penyakit
fisik.
G. Masa Usia Lanjut (Late Adulthood/Old Age)Pada umur 60 tahun keatas masa dimana mensyukuri yang sudah dicapai
dari masa sebelumnya. Keadaan fisik sudah jauh menurun,bahkan sudah pension.
Timbul berbagai macam masalah,baik ekonomi,status social,ditinggalkan
pasangan,serta perubahan nilai-nilai yang begitu cepat.
2.Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktif
Tahap-Tahap perkembangan didaktif adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : dari umur 0 sampai 2 tahun. Tahap ini disebut tahap asuhan Tahap 2 : dari umur 2 sampai 12 tahun. Tahap ini dinamakan tahap pendidikan
jasmani dan latihan –latihan panca indera. Tahap 3 : dari umur 12 sampai 15 tahun. Tahap ini disebut tahap pendidikan akal
pikiran. Tahap 4 : dari umur 15 sampai 20 tahun. Tahap ini disebut tahap pembe ntukan
watak (karakter) dan pendidikan agama.3.Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologi
Golongan yang menjadi pelopor dalam tahap perkembangan ini adalah
Oswald Kroh. Kroh ini berpendapat bahwa pengalaman psikologi umumnya
ditentukan oleh kegoncangan yang menandai tahap yang satu ke tahap yang lain.
Dengan demikian, Kroh membagi tahap-tahap perkembangan ini sebagai berikut :
6
Tahap 1 : mulai umur 0 sampai 3 tahun,yang biasanya disebut juga tahap masa kanak-kanak awal.
Tahap 2 : mulai dari 3-13 tahun,yang disebut juga masa keserasian sekolah.Tahap 3 : mulai umur 13 tahun sampai akhir masa remaja,yang biasanya disebut
masa kematangan. Untuk menentukan umur berapa berakhirnya masa remaja
itu,tidak dapat ditenrukan dengan pasti tetapi pada umumnya sebagai perkiraan pada
umur 21 tahun.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkemabangan Anak
Secara garis besar,faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan tiap-
tiap individu tidak sama antara satu dengan lainnya.Diantara faktor-faktor di dalam
diri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah seperti berikut :
a. Bakat atau pembawaan. Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu.b. Sifat-sifat keturunan. Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orang tua
atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental.c. Dorongan atau instink. Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia
melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan instink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik seperti berikut :
1. Faktor Internal a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk
pada faktor genetic yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Pada masa
pembentukan sel-sel tubuh,banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
janin,disamping keunukan yang telah ada pada kedua orang tuanya.
b. Kondisi PsikisKondisi Psikis individu sangat berkaitan. Rnah perkembangan individu
menyangkut aspek fisik,intelektual,yaitu kognitif dan bahasa,emosi dan social moral.
Kondisi fisik yang tidak semprna atau cacat juga berkaitan fdengan persepsi individu
terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual,dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf,kerusakan otak atau mengalami retardasi
mental.
7
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan FisikLingkungan ini mencakup kondisi keamanan,cuaca,keadaan
geografis,sanitasi atau kebersihan lingkungan,serta keadaan rumah,yang meliputi
ventilasi,cahaya dan kepadatan hunian.
b. Lingkungan NonfisikFaktor nonfisik meliputi berbagai macam komponen,yaitu keluarga,pendidikan dan
masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor nonfisik,seperti stimulus
motivasi dalam mempelajari sesuatu,pola asuh,serta kasih sayang dari orang tua.
2.4 Perkembangan Masa Hidup Anak
1. Perkembangan Anak dari Segi Psikologi
Masa hidup seseorang dapat dibagi dalam beberapa tahap perkembangan dengan
tingkat kematangan tertentu, meliputi:
• Masa bayi 0-2 tahun.
• Masa anak, balita, prasekolah 2-5 tahun.
• Masa anak sekolah6-12 tahun.
• Masa praremaja 10-12 tahun.
• Masa remaja.
• Masa dewasa: dewasa muda.
• Dewasa madya.
• Dewasa lanjut
Perkembangan pada masa anak-anak yang meliputi berikut ini:
a. Masa balita masa prasekolah (2-5)
Pada masa ini, pertumbuhan fisik berjalan terus. Pertumbuhan tidak
sama dengan bertambahnya besar tubuh secara beraturan melainkan suatu
penambahan yang serasi, sehingga anak merupakan suatu kesatuan yang
utuh.
Perkembangan gerakan berubah menjadi lebih luwes. Kemampuan
bicara bertambah maju dan perbendaharaan kata bertambah banyak. Anak
sudah dapat berjalan dan bicara, maka lingkungan sosial bertambah luas
karena ia bermain dengan teman-teman di luar lingkungan keluarganya.
8
Pada masa kanak kanak perkembangan yang paling mudah diamati
adalah perkembangan motorik (berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh).
Dalam perkembangan motorik unsur-unsur yang berkembang adalah otot,
saraf dan otak.
Motorik anak berbeda dengan orang dewasa, perbedaannya adalah
sebagai berikut:
Cara memegang, orang dewasa dipegang dengan cara khas
sedangkan anak-anak asal memegang saja.
Cara berjalan, orang dewasa berjalan menggunakan otot
seperlunya saja sedangkat anak-anak berjalan seolah-olah
tubuhnya ikut bergerak.
Cara menyepak, anak akan menyepak bola dengan kedua
tangannya mengaju kedepan dengan berlebih lebihan.
b. Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Pada masa ini, anak memasuki masa belajar di dalam dan di luar sekolah.
Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumah yang
mendukung hasil belajar di sekolah. Anak-anak pada masa ini harus
menjalani tugas-tugas perkembangan, yakni seperti berikut:
Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa.
Membentuk sikap sehat untuk dirinya sendiri.
Belajar bergau dengan teman-teman sebaya.
Membentuk keterampilan dasar (membaca, menulis dan
berhitung).
Membentuk konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial.
Memperoleh kebebasan pribadi.
Membentuk sikap sosial terhadap kelompok sosial dan lembaga.
9
Dalam perkembangan ini, anak tetap memerlukan penambahan
pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis di sekolah dan
mengembangkan sikap , kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh
perhatian dan pujian perilaku terhadap prestasinya baik di rumah maupun di
sekolah.
c. Masa Anak Tanggung atau Praremaja (10-12 tahun)
Masa praremaja ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis. Anak
tanggung selalu menanyakan sebab akibat dengan cara menyanggah
pendapat orang dewasa. Pada masa ini, mudah terjadi identifikasi yang
sifatnya emosional terhadap teman sebaya yang sejenis. Minat dan
aktivitasnya mulai mencerminkan jenisnya secara lebih jelas.
2.6 Kematangan dan Perkembangan Pengalaman Peserta Didik
Perkembangan yang dialami peserta didik membawa mereka kearah
kematangan. Kematangan ini akan tercapai jika sudah menemukan pegangan atau
nilai-nilai yang mereka cari yaitu menjelang berakhirnya masa remaja atau
mulainya masa dewasa.
Kematangan fisik atau jasmani terjadi dengan pesat ( laki-laki akan berjalan
dengan tegap karena dada dan bahunya semakin bidang serta perempuan berjalan
melenggang karena pinggulnya membesar. Kematangan sosial ditandai dengan
sikap sosial yang mantap, sebagai anggota masyarakat, dan anggota keluarga yang
mulai merasakan tanggung jawab baik sebagai pribadi atau anggota masyarakat.
Kematangan emosional ditandai dengan stabilnya emosi.
Kematangan Maturation adalah urutan perubahan yang dialami individu
secara teratur yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock dan Yussen,
1992:20). Kematangan dipandang sebagai suatu pembawaan nature yakni sebagi
warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
10
Para ahli yang mengutamakan unsur pengalaman atau lingkungan (nature)
menganggap pengalaman enviromental sebagai faktor yang paing penting dalam
perkembangan anak. Dimanapun seseorang hidup ia akan duduk berjalan dan
berbicara.kaum Maturasionis (gangguan proses perkembangan anak akibat
lingkungan ekstrim). Kaum Environmentalitas (menekankan pentingnya
pengalaman anak). Kaum Interaksionis (kualita fisik dan psikis merupakan
pengaruh dari lingkungan), misalnya:
Tinggi badan anak tergantung rancangan genetik yang diturunkan
dari orang tua.
Tinggi badan anak tergantung pada gizi dan latihan selama proses
perkembangan.
Perkembangan kognisi tergantung pada intelegensi yang dimiliki.
Perkembangan kognisi tergantung pada pengalaman belajar.
Anak secara biologis sudah terprogam untuk belajar bahasa.
Anak akan belajar bahasa yang didengarnya.
2.7 Implikasi Pertumbuhan atau Perkembangan atau Kematangan Peserta Didik
Terhadap Proses Pembelajaran
Istilah “Kematangan, yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan
maturation, sering dilawankan dengan imaturruation yang artinya tidak matang”.
Chaplim 2002 (mengartikan kemtangan Maturation sebagai perkembangan proses
mencapai kemasakan atau usia masak dan proses perkembangan yang dianggap
berasal dari keturunan atau merupakan tingkah laku khusus spesis (jenis rumpun).
Myres (1996) mendefinisikan kematangan (maturation) sebagai biological growth
process that enable orderly in behavior, relatively uninfluence by experience.
Menurut Zigar dan Stevenson ( 1993), kematangan adalah the orderly
physiological changes that occur in all species over time and that appear to
unfload according to a genetic blueprint.
11
Implikasi pertumbuhan atau perkembangan atau kematangan peserta didik
terhadap penyelenggaran pendidikan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam
lingkungan sosial.
2. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki
penyesuaian diri pada lingkungan.
3. Dalam interaksi sosial manusia sejak lahir telah menjadi anggota
kelompok sosial.
4. Orang tua senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan
sosial, serta lingkungan psikis yang baik bagi proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5. Setelah umur mencapai lingkungan tertentu anak telah mencapai berbagai
tingkat kematangan intlektual, sosial, emosional serta kemampuan jasmani
yang lain.
6. Kematangan sosial merupakan kematangan intelektual, karena
berhubungan dengan kecerdasan interkasi dalam lingkungan sosial
tersebut.
7. Kematangan emosional meiputi kemtanagn sosial dan intelektual karena
tingkah laku manusia ditentukan oleh kondisi perasaannya.
8. Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua kematangan.
9. Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak hendaknya
memperhatikan berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
10. Hasil belajar mendasari hidup masyarakat yang berupa sikap dan pola
tingkah laku terhadap diri sendiri dan orang lain.
11. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu.
12. Seorang dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal
kenyataan disekitarnya.
13. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami
pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat.
14. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat
bermanfaat dalam perencanaan program pendidikan.
12
15. Karakteristik umum perkembangan peserta didik ialah diikuti dengan
kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal
dan aktivitas berkelompok.
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Bagi anak usia dasar mengalami perkembangan sebagai berikut :
a. Perkembangan Intelektual (6-12 tahun)
Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan
tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau
kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung).
b. Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian
ini, tercakup cara semua berkomunikasi, dimana pikiran perasaan
dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan isyarat atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, kalimat, lambang, bunyi, gambar atau lukisan.dua
faktor penting yang mempengaruhi bahasa yaitu:
Proses jadi matang (organ bersuara atau berbunyi untuk kata-kata).
Proses belajar ( anak belajar bahasa yang lain dengan meniru atau
mndengarkan).
c. Perkembangan Sosial
Pada usia ini anak mulai menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada
sikap kooperatif (bejerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan
kepentingan orang lain). Dalam proses belajar di sekolah, kematangan
perkembangan sosial ini dimanfaatkan dengan dengan memberikan tugas-
tugas kelompok baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun pikiran.hal
ini dilakukan agar agar peserta didik belajar tentang sifat dan kebiasaan
dalam bekerja sama, menghormati dan bertanggung jawab.
d. Perkembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan
kebiasaan. Dalam proses peniruan kemampuan orang tua dalam
13
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak. Mengingat
hal tersebut seorang guru hendaknya menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan atau kondusif, upaya yang dilakukan antara lain:
Menghilangkan suasana kelas yang menegangkan.
Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai
harga diri
Memberikan nilai secara objektf
Menghargai hasil karya peserta didik
e. Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan
keluarga. Pada usia sekolah dasar anak mulai mengikuti peratura dari
orang tua atau lingkungan sosialnya.pada akkhir usia ini anak sudah
mulai memahami setiap bentuk perilaku dengan konsep benar atau salah.
f. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Pandangan dan paham diperoleh secara asional berdasarkan
kaidah logika.
Pengahayatan secara rohaniah diperoleh secara mendalam.
Masa Sekolah Dasar merupakan masa pembentukan nilai agama.
g. Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik (motorik) di kelas-kelas permulaan sangat tepat
diajarkan:
Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar.
Keterampilan dalam menggunakan alat-alat olahraga.
Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari dan berenang.
Baris berbaris berencana untuk menanamkan kebiasaan tertib dan
disiplin.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan perkembangan peserta didik
adalah pertumbuhan, kematangan, kedewasaan, perkembangan dan perkembangan yang
normal. Pada dasarnya perkembangan merujuk kepada perubahan sistematik tentang
fungsi-fungsi fisik dan psikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar
sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil interaksi proses biologis dan genetika dengan
lingkungan.sedangkan perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik
psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan “ dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi,artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak
bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri,akan
tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Kegiatan pendidikan,khususnya pendidikan formal,seperti pengembangan
kurikulum,proses belajar mengajar,sistem evaluasi dan layanan bimbingan dan
konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang didalamnya
membutuhkan psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya
melibatkan banyak orang, diantaranya peserta
didik,pendidik,administrator,masyarakat,dan orang tua peserta didik. Oleh karena
itu,agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien,amaka setiap orang
yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku
individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif
15
DAFTAR PUSAKA
DR. M. Hosnan, Dipl. Ed., M.Pd. 2016. Psiklogi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta
;GHALIA INDONESIA.
16
top related