budiartiulfah.files.wordpress.com€¦ · web viewdi indonesia, yang termasuk penduduk usia kerja...
Post on 28-Sep-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
untuk Kelas XISMA dan Ma 2
EKONOMIFenomena di Sekitar Kita
Ulfah Budiarti A210140008
KATA PENGANTAR
Berkat Ridha Allah Yang Maha Kuasa, penyusun dapat menyusun dan mengemas Bahan Ajar Ekonomi. Bahan ini disusun untuk memacu dan memicu potensi akademik siswa.
Bahan ini disusun sebagai wujud dedikasi dalam menunjang program wajib belajar, khususnya melalui penyediaan media belajar alternative bagi para siswa SMA.
Bahan pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan.
1. Kemasannya sistematik, memuat kajian pokok sesuai program semester.
2. Sebagai media pembelajaran alternative yang praktis bagi siswa untuk mengembangkan potensi, kreativitas, dan gagasan cemerlang.
Penyusun menyadari bila bahan ajar ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik agar keberadaannya lebih baik. Akhirnya, penyusun mengharapkan semua pihak dapat memanfaatkan bahan ajar ini dengan optimal, proseedural, dan proporsional.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Konsep
Bab I Ketenagakerjaan…………………………………………………………..………5
Bab II Pembangunan Ekonomi………………………………………………………..10
Bab III Pertumbuhan Ekonomi…………………………………………………………12
PETA KONSEP
KETENAGAKERJAAN
BAB I
PENDUDUK SEBAGAI SUMBER DAYA DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI
Penduduk sebagai Sumber Daya dalam Pembangunan Ekonomi Peranan penduduk
sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan merupakan hal yang sangat mendasar untuk
kamu pahami. Jumlah penduduk yang terlalu besar tidak otomatis akan menjadi modal yang
besar juga bagi pembangunan di suatu negara, bahkan justru dapat menjadi beban atau
tanggungan bagi penduduk yang lainnya. Apakah kalian tahu berapa jumlah penduduk Indonesia
saat ini? Negara kita merupakan Negara keempat di dunia yang memiliki penduduk paling
banyak. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 221.496.000 jiwa. Jumlah
tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya. Penduduk Indonesia adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan, tetapi bertujuan untuk menetap. Dalam
ketenagakerjaan, penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya dikategorikan menjadi dua,
yaitu penduduk usia kerja dan penduduk di luar usia kerja.
Di Indonesia, yang termasuk penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15
hingga 65 tahun. Pada usia tersebut mereka dapat melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja untuk menghasilkan barang atau jasa dalam upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat. Berdasarkan batasan tersebut berarti kamu termasuk penduduk usia kerja.
Sebaliknya penduduk di luar usia kerja adalah penduduk yang usianya di luar batasan tersebut.
Angkatan kerja adalah penduduk berumur lima belas tahun ke atas yang selama seminggu
sebelum pencacahan bekerja atau mempunyai pekerjaan, sementara tidak bekerja, dan mereka
tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.
Dari keseluruhan angkatan kerja dalam suatu negara tidak semua mendapat kesempatan
untuk bekerja sehingga angkatan kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja yang bekerja dan
angkatan kerja yang menganggur (penganggur terbuka). Bekerja adalah kegiatan melakukan
suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu secara berturut-turut dan tidak
terputus. Angkatan kerja yang bekerja dikategorikan bekerja penuh apabila dalam seminggu
memiliki jam kerja selama 35 jam atau lebih. Pekerja bukan angkatan kerja adalah mereka yang
masih sekolah, mengurus rumah tangga, dan yang lainnya, seperti penyandang cacat mental
ataupun lainnya yang membuat seseorang tidak produktif.
1. KESEMPATAN KERJA
Keadaan kesempatan kerja pada suatu negara merupakan salah satu faktor yang terkait
dengan masalah pengangguran. Kesempatan kerja merupakan peluang bagi penduduk untuk
melaksanakan fungsinya sebagai sumber ekonomi dalam proses produksi untuk mencapai
kesejahteraan.
Kesempatan kerja adalah jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam pembangunan
dengan melakukan suatu pekerjaan dan menghasilkan pendapatan. Kesempatan kerja meliputi
kesempatan untuk bekerja, kesempatan untuk bekerja sesuai dengan pendidikan dan
keterampilan, dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Semakin banyak orang yang bekerja
berarti semakin luas kesempatan kerja. Kesempatan kerja dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:
a. kesempatan kerja permanen, artinya kesempatan kerja yang memungkinkan orang
bekerja secara terus-menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi untuk
bekerja;
b. kesempatan kerja temporer, artinya kesempatan kerja yang hanya memungkinkan
orang bekerja dalam waktu relatif singkat, kemudian menganggur untuk menunggu
kesempatan kerja baru. Dalam neraca ketenagakerjaan biasanya dilihat antara jumlah
angkatan kerja dan jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Jika angkatan kerja lebih
besar daripada kesempatan kerja, terjadi pengangguran.
2. PENGANGGURAN
Sejak lama pemerintah kita dihadapkan pada permasalahan yang sangat serius dalam
bidang ketenagakerjaan, yaitu masalah pengangguran. Bahkan, di kawasan Asia, Indonesia
merupakan salah satu negara dengan jumlah penganggur yang sangat besar. Apakah di
lingkungan sekitar tempat tinggalmu saat ini ada yang menganggur? Untuk dapat menjawabnya
maka terlebih dahulu kamu harus mengetahui pengertian dari penganggur itu sendiri.
Pengangguran ada dua macam, yaitu pengangguran terbuka dan pengganguran terselubung.
Apakah yang membedakan keduanya? Penganggur terbuka (open unemployment) meliputi
seluruh angkatan kerja yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan pertama kali
maupun yang pernah bekerja sebelumnya.
Pengangguran terbuka biasanya terjadi pada generasi muda yang baru menyelesaikan
pendidikan menengah dan tinggi. Ada kecenderungan mereka yang baru menyelesaikan
pendidikan berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Mereka biasanya bekerja
di sektor-sektor modern. Untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, mereka bersedia
menunggu beberapa waktu atau bahkan mencarinya di kota atau daerah lain yang sektor
modernnya telah berkembang. Inilah yang menyebabkan pada negara yang sedang berkembang
umumnya angka pengangguran terbuka di daerah perkotaan lebih besar daripada di daerah
pedesaan. Tingkat pengangguran terbuka di perkotaan tiga kali lebih tinggi dibandingkan di
pedesaan. Hal ini karena terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia di perkotaan sehingga
terjadi persaingan yang ketat dalam memperebutkan lapangan kerja.
Penganggur terselubung (underemployment) adalah pekerja yang bekerja dengan jam
kerja rendah (di bawah sepertiga jam kerja normal atau kurang dari 35 jam dalam seminggu),
namun masih mau menerima pekerjaan. BPS mengkategorikan penganggur terselubung menjadi
dua macam, yaitu pekerja yang memiliki jam kerja kurang dari 35 jam per minggu karena
sukarela (kemauan sendiri) dan ada juga yang terpaksa. Penganggur terselubung di Indonesia
jumlahnya cukup besar. Menurut data BPS, pada tahun 2005 jumlah penganggur terselubung
mencapai 36.567.740 orang. Dari jumlah tersebut 15.322.755 orang merupakan penganggur
terselubung sukarela, sedangkan 21.244.985 orang bekerja kurang dari 35 jam seminggu karena
terpaksa. Mereka yang memiliki jam kerja rendah ini biasanya bekerja pada jabatan yang lebih
rendah dari pada tingkat pendidikan, memperoleh upah yang rendah, yang mengakibatkan
produktivitas kerja mereka rendah.
3. JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran yang ada di suatu negara dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab
terjadinya, yaitu
a. pengangguran voluntair, yaitu pengangguran yang terjadi secara sukarela karena
mencari pekerjaan dengan pendapatan yang lebih baik;
b. pengangguran teknologi, yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh semakin
meningkatnya penggunaan alat-alat mesin, komputerisasi, bahkan robot dalam
proses produksi, yang merupakan produk teknologi, hal ini mengakibatkan
penggunaan tenaga kerja menjadi berkurang;
Contoh
Pabrik tekstil dahulu menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang
dioperasikan dengan manusia, dengan semakin canggihnya berbagai mesin
produksi, sekarang pabrik tekstil banyak yang menggunakan mesin
printing.
c. pengangguran deflatoir, yaitu pengangguran yang terjadi karena menurunnya
kegiatan perekonomian suatu negara sehingga permintaan masyarakat ikut
menurun, hal ini mengakibatkan perusahaan mengurangi kapasitas produksinya,
atau bahkan menghentikan produksinya, akibatnya terjadi pengurangan pekerja;
d. pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh adanya
perubahan pada struktur ekonomi dari suatu negara, misalnya10 Ekonomi SMA
Kelas XI dari struktur ekonomi pertanian ke struktur ekonomi industri, hal ini
menyebabkan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sesuai dengan
tenaga kerja yang tersedia, akibatnya terjadi pengangguran.
4. PENYEBAB PENGANGGURAN
Penyebab terjadinya pengangguran di suatu negara, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Tekanan demografis dengan jumlah dan komposisi angkatan kerja yang besar.
b. Pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan
kerja.
c. Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
d. Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
e. Terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan, antara lain
perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis
ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat
investasi, hambatan dalam proses ekspor-impor, dan sebagainya.
f. Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
g. Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi
pengembangan usaha.
h. Iklim investasi yang belum kondusif.
i. Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang masih lesu.
j. Kemiskinan.
k. Ketimpangan pendapatan.
l. Urbanisasi.
m. Stabilitas politik yang tidak stabil.
n. Perilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima ekspor dari negara-
negara berkembang, termasuk Indonesia.
o. Keberadaan pasar global.
BAB II
PEMBANGUNAN EKONOMI
Pengertian Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan kenaikan
pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh sistem
kelembagaan. Adapun pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk,
atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara
pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.
Menurut Prof. Meier pembangunan ekonomi adalah sebagai proses kenaikan pendapatan
riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus
melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya
peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.
Unsur-Unsur Pembangunan Ekonomi
1. Pembangunan sebagai suatu proses. artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap
yang harus dijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.
2. Pembangunan sebagai perubahan sosial. Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan
sosial dimana secara langsung atau tidak langsung perubahan sosial akan berdampak
pada kelancaran pembangunan atau bahkan menghambat pembanguna.
3. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Sebagai
suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
4. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Suatu
perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan
perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa
pendapatan perkapita harus mengalami kenaikan terus menerus.
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
1. Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih
lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
3. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung
bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
4. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian
dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan
ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
5. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini,
dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan
demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
1. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya
kerusakan lingkungan hidup.
2. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
BAB III
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan nilai pasar yang telah disesuaikan oleh tingkat
inflasi dari barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian selama waktu tertentu. Ia
secara konvensional diukur sebagai tingkat prosentase dari peningkatan dalam produk domestik
bruto riil, atau PDB riil. Yang lebih pentingnya lagi adalah pertumbuhan rasio PDB terhadap
populasi (PDB per kapita, yang juga disebut sebagai pendapatan per kapita). Suatu peningkatan
dalam pertumbuhan yang disebabkan oleh pemakaian input yang lebih efisien (seperti misalnya
modal fisik, populasi, atau teritori) adalah disebut juga sebagai pertumbuhan intensif.
Pertumbuhan PDB yang disebabkan hanya oleh peningkatan dalam jumlah dari input yang
tersedia untuk digunakan adalah disebut pertumbuhan ekstensif.
Dalam ilmu ekonomi, “pertumbuhan ekonomi” atau “teori pertumbuhan ekonomi” secara
tipikal tertuju kepada pertumbuhan dari output potensial, misalnya tingkat produksi pada tingkat
tenaga kerja maksimal. Sebagai suatu area studi, pertumbuhan ekonomi secara umum
terpisahkan dari ilmu ekonomi pembangunan. Yang pertama, utamanya adalah suatu studi
tentang bagaimana negara-negara bisa memajukan perekonomian mereka. Yang kedua adalah
suatu studi tentang proses pembangunan ekonomi khususnya pada negara-negara berpenghasilan
rendah.
Pertumbuhan secara umum dikalkulasi dalam nilai riil untuk mengeliminasi efek distorsi
dari inflasi terhadap harga barang yang diproduksi. Pengukuran pertumbuhan ekonomi
menggunakan catatan laporan pendapatan nasional. Karena pertumbuhan ekonomi diukur
sebagai prosentase perubahan tahunan dari Produk Domestik Bruto (PDB), ia memiliki semua
kelebihan dan kekurangannya dari pengukuran tersebut. Pertumbuhan ekonomi secara umum
dikalkulasikan dari data PDB dan populasi yang disediakan oleh lembaga statistik milik negara,
meskipun estimasi perhitungan yang berasal dari lembaga independen juga tersedia. Banyak
negara memiliki angka yang signifikan tentang bisnis-bisnis yang tidak terdaftar dan pekerja-
pekerja yang tidak terlaporkan yang mana tidak tercatat di dalam statistik resmi. Output per
kapita ditentukan dari: output per unit dari input tenaga kerja (produktivitas tenaga kerja), waktu
kerja (intensitas), persentase dari populasi usia kerja yang bekerja secara aktual (tingkat
partisipasi) dan proporsi dari populasi usia kerja terhadap populasi total (demografi).
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi :
a. laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita.
Pertumbuhan ekonomi modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju
sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju kenaikan produk per
kapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat. Laju
kenaikan yang luar biasa itu paling sedikit sebesar lima kali untuk penduduk dan paling
sedikit sepuluh kali untuk produksi.
Professor Kuznets menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di tiga belas negara
tidak termasuk Perancis, pada masa modern adalah lebih tinggi daripada masa pra-
modern. Kecuali Perancis yang pertumbuhan penduduknya sebesar 2,5 persen per
dasawarsa, laju pertumbuhan penduduk bergerak di sekitar 6 sampai 7 persen untuk
inggris, swedia, jerman barat, jepang dan Belanda, serta 19-24 persen untuk Kanada,
Amerika Serikat, dan Australia.
b. Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju produk per kapita
terutam sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau
produktivitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber
tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya.
Kenaikan efisiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.
Menurut Kuznets, laju kenaikan produktivitas ternyata dapat menjelaskan hampir
keseluruhan pertumbuhan produk per kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan
beberapa penyesuaian untuk menampung biaya dan input yang tersembunyi,
pertumbuhan produktivita tetap dapat menjelaskan lebih dari separuh pertumbuhan dalam
produk per kapita.
c. laju Perubahan Struktural yang Tinggi.
Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan dari
kegiatan pertanian ke non-pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-
unit produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan terhadap
hukum serta perubahan status kerja buruh. Pergeseran intersektoral ini dibarengi dengan
pertumbuhan ekonomi dalam skala perusahan, dan terjadinya perubahan bentuk
organisasi dalam sektor seperti manufakturing atau perdagangan yaitu dari perusahaan
kecil tidak berbadan hukum menjadi unit badan usaha yang besar dengan struktur industri
dan teknologi yang berubah cepat. Ada pula perubahan yang terjadi dengan cepat, yaitu
dalam alokasi produk yang terjadi di antara berbagai perusahaan produksi dalam segala
bentuk dan ukurannya. Akibatnya terjadi juga perubahan dalam alokasi tenaga kerja.
Dengan kata lain, ada mobilitas tenaga kerja yang tinggi, baik antar-industri, antarkerja
maupun antarjabatan, baik dari pekerjaan kasar ke pekerjaan halus, dari pekerjaan yang
kurang keahlian ke pekerjaan yang membutuhkan keahlian, maupun dari perusahaan
kecil ke perusahaan besar.
d. Urbanisasi
Pertumbuhan ekonomi modern ditandai pula dengan semakin banyaknya penduduk
negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Inilah yang
disebut urbanisasi. Urbanisasi pada umumnya merupakan produk industrialisasi. Skala
ekonomi yang timbul dalam usaha nonagraris sebagai hasil perubahan teknologi
menyebabkan perpindahan tenaga kerja dan penduduk secara besar-besaran dari pedesaan
ke daerah perkotaan. Karena sarana teknis transportasi, komunikasi dan organisasi
berkembang menjadi lebih efektif, maka terjadila penyebaran unit-unit skal optimum.
Semua proses ini memengaruhi pengelompokan penduduk berdasarkan status sosial dan
ekonomi serta mengubah pola dasar peri kehidupan. Urbanisasi pada pertumbuhan
ekonomi modern negara maju menyebabkan menurunnya angka kelahiran dan bergeser
ke arah kelaurga kecil. Urbanisasi mempersatukan orang-orang dari berbagai daerah
pedesaan. Mereka berusaha dan saling belajar dari mereka yang telah menetap di kota.
Hal ini mempermudah perkembangan hubungan impersonal kehidupan modern dan juga
mengajarkan kerja sama. Di atas segalanya, perkembangan itu menciptakan iklim yang
cocok bagi kegiatan intelektual yang berkaitan dengan peradaban modern, dan dengan
demikian menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi peningkatan ilmu pengetahuan.
e. Ekspansi Negara Maju
Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama. Pada beberapa bangsa, pertumbuhan
ekonomi modern terjadi lebih awal daripada bangsa yang lain. Hal ini sebagian besar
disebabkan perbedaan latar belakang sejarah dan masa lalu. Ketika ilmu dan pengetahuan
modern mulai berkembang. Ekspansi negara-negara maju yang bermula dari bangsa-
bangsa Eropa tidak lain adalah akibat revolusi teknologi di bidang transportasi dan
komunikasi. hal ini melahirkan dominasi politik langsung atas negara-negara jajahan,
pembukaan daerah yang semula tertutp seperti jepang dan pemecahan daerah seperti
Afrika sub-sahar. Ancaman kekuatan negra maju inilah yang menyebabkan pertumbuhan
Jepang dan Uni Soviet. PAda sisi lai, pemecahan Afrika dan dominasi politik yang kian
besar terhadap negara jajahan merupakan akibat dari bangkitnya imperialisme yang
menjadi penyebab ekspansi negara maju seperti Jerman dan Amerika Serikat kuartal
akhir abad ke-19. Jadi unsur politik atau kekuatan dalam hubungan internasional
merupakan faktor penting dalam penyebaran pertumbuhan ekonomi modern. Ini berarti
"Saling ketergantungan semakin meningkat antara bangsa, baik karena semakin kuatnya
potensi untuk saling berhubungan satu sama lain ataupun karena mereka secara bersama-
sama mempergunakan ilmu pengetahuan dan bersifat transnasional".
f. Arus Barang, Modal, dan Orang Antarbangsa
Arus barang, modal, dan orang antarbangsa kian meningkat sejak kuartal kedua abad ke-
19 sampai Perang Dunia I tetapi mulai mundur pada perang dunia I dan berlanjut sampai
akhir perang dunia II. Namun demikian sejak awal tahun lima puluhan terjadilah
peningkatan dalam arus barang, modal dan antarbangsa.
top related