anakova 1 jalur
TRANSCRIPT
Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay
Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Singosari.
SKRIPSI
Oleh
Wahyu Kurniasari
Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Statistika Inferensial
yang dibina oleh Prof. Dr. A.D. Corebima, M.Pd.
Oleh:
Endik Deni Nugroho
120341540933/Kelas C
UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIOktober 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan yang tinggi merupakan hal yang penting untuk
menciptakan sumber daya manusia yang tinggi sebagai subyek pembangunan.
Sebab, pada dasarnya pendidikan merupakan kunci penting dalam proses
pembangunan. Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan manusia yang
cerdas, damai, terbuka dan demokratis sehingga tujuan dari pembangunan
nasional dapat tercapai.
Dalam kenyataanya, kualitas pendidikan bangsa Indonesia saat ini
sangat rendah. Berdasarkan Human Development Index (HDI) dalam Nurhadi dkk
(2004) di abad ke-21, kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di urutan
ke-112. data tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional yaitu dengan
menyempurnakan kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (BSNP, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut kurikulum disusun
sebagai acuan bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
di kelas. Ini menunjukkan bahwa kurikulum memang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran.
Meskipun kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali
perubahan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, akan
tetapi pada pelaksanaannya pembelajaran masih banyak yang dilakukan secara
konvensional yang tentunya kurang mampu mengakomodasi peningkatan kualitas
pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman
tenaga pendidik tentang penyusunan dan pelaksanaan kurikulum yang baru
(KTSP) baik secara konten maupun konteksnya (Susanti, 2009).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dijelaskan bahwa mata
pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif,
dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar. Dalam kurikulum tersebut juga dinyatakan bahwa mata pelajaran biologi
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan khusus di
antaranya yaitu memupuk sikap ilmiah yang jujur, objekif, terbuka, ulet, kritis dan
dapat bekerjasama dengan orang lain (BSNP, 2006).
Untuk dapat memupuk sikap ilmiah para peserta didik tersebut, maka
perlu diterapkan suatu pembelajaran Biologi yang mampu memfasilitasi adanya
kegiatan yang bersifat kelompok. Pembelajaran yang bersifat kelompok mampu
menjembatani adanya suatu komunikasi antar sesama anggota kelompok sehingga
pada akhirnya siswa mampu bersikap jujur, objektif, terbuka, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain dalam hal ini adalah teman anggota kelompoknya.
Dalam KTSP juga disebutkan bahwa pembelajaran biologi diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif. Dengan kata
lain, pembelajaran Biologi menuntut peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran
yang dalam pelaksanaannya dapat merealisasikan tuntutan-tuntutan yang
tercantum dalam KTSP tersebut.
Salah satu sekolah yang belum menghadirkan pembelajaran yang ideal di
sekolah adalah SMA Negeri 1 Singosari. Berdasarkan hasil observasi dengan cara
wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Singosari,
didapatkan keterangan bahwa pengajaran biologi di sekolah tersebut masih
menggunakan strategi yang bertipe teacher centered. Kondisi siswa dalam kelas
memang sudah heterogen yakni terdapat siswa berkemampuan akademik rendah
maupun tinggi, namun dengan tipe pembelajaran teacher centered perbedaan ini
akan terabaikan sehingga besar kemungkinan siswa berkemampuan akademik
rendah tidak mampu mengembangkan dirinya untuk mencapai prestasi belajar
yang setara dengan siswa berkemampuan akademik tinggi.
Model kooperatif ini sangat beragam jenisnya, salah satunya adalah model
TSTS (Two Stay Two Stray). Model TSTS merupakan model yang dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992) dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala
Bernomor (Numbered Heads). Model pembelajaran ini dilakukan dengan
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang, 2 orang
bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi di kelompok lain secara terpisah
sedangkan 2 orang anggota yang lain tetap di kelompoknya dan bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi kepada 2 siswa yang bertamu ke kelompok
tersebut (Lie, 2004 dalam Susanti, 2009). Kelebihan dari model Two Stay Two
Stray (TSTS) ini adalah dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan,
kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, lebih berorientasi pada
keaktifan siswa, dan membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Salah satu usaha meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah
pembelajaran dengan menggunakan pola PBMP. PBMP merupakan pola
pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang
berlangsung secara informatif, seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau
jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam ”Lembar-lembar
PBMP” (Zubaidah, 2007 dalam Suyanik 2010). Karena pembelajaran berlangsung
melalui jalinan pertanyaan dan perintah, disinilah letak kunci pendorong keaktifan
siswa. Keaktifan siswa diwujudkan dalam bentuk proses berpikir, yaitu adanya
aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat atau berbagi informasi, tanggungjawab
individu dan tanggung jawab sosial. Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada
akhirnya dapat memicu meningkatnya kemampuan berpikir dan pemahaman
konsep siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : Apakah ada
pengaruh penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP)
dalam pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap kemampuan
berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Mengetahui pengaruh
penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam
pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray terhadap kemampuan berpikir
biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama (Eggen and Keuchak dalam Trianto, 2007). Nurhadi (2004) mengatakan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh
antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
Menurut Barba (dalam Purwitaningrum, 2010) pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran kemlompok kecil yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan akademik melalui kolaborasi kelompok, memperbaiki
hubungan antar siswa yang berbeda latar belakang dan kemampuan,
mengenbangkan ketrampilan untuk memecahkan masalah melalui kelompok, dan
mendorong proses demokrasi di kelas. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:47)
pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar.
2. kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi,
sedang, dan rendah.
3. bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang beragam.
4. penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Jadi dalam pembelajaran kooperatif dituntut adanya kerjasama antar siswa
dalam kelompoknya, dengan keberagaman latar belakang suku, agama, ras, strata
sosial dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas guna mencapai tujuan bersama.
Dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam
kelompoknya yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang
disampaikan oleh guru (Slavin, 2008).
B. Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS)
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Dua Tinggal Dua
Tamu (Two Stay Two Stray). Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer
Kagan pada tahun 1992 dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala
Bernomor (numbered Head). Model pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two
Stay Two Stray) memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar
mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri
dan tidak diperbolehkan melihat perkerjaan siswa yang lain. Padahal dalam
kenyataan di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu
sama lainnya (Susanti, 2009).
Model belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)
biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik (Lie, 2002 dalam Susanti, 2009). Penerapan model pembelajaran Dua
Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dimana dalam satu kelompok terdiri dari
siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda (heterogen) baik tingkat
kemampuan akademik, gender, dan suku. Siswa secara bergotong royong
menyelesaikan lembar kegiatan untuk mencapai tujuan individu maupun
kelompok (Nurita, 2007).
Menurut Suyatno (2008) pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa
berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintak pembelajaran
model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) adalah kerja kelompok, dua
siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya
untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke
kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
(Lie, 2002 dalam Susanti, 2009) adalah sebagai berikut.
1. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa.
2. Setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggallkan
kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain.
3. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka
C. Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP)
Menurut Corebima (2000a dalam Wijayanti 2010), PBMP atau TEQ
merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses
pembelajaran yang berlangsung secara informatif; seluruhnya dilakukan melalui
rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam
‘lembar-lembar PBMP.
Penciptaan pertanyaan dapat dilakukan dengan bersama-sama siswa dan
guru. Hal tersebut tidak dapat terjadi secara otomatis. Guru harus
mempersiapkannya, baik dirinya sendiri maupun untuk siswanya. Guru harus
menjadi katalisator dalam penciptaan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat terbuka dan divergen akan menimbulkan respon dari
siswa dan dapat menunjang perkembangan berpikir kritis (Zubaidah, 2001 dalam
Suyanik, 2009).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam
membangun pemahaman dan pengetahuannya. Seperti diketahui bahwa
pengetahuan konseptual merupakan akibat dari suatu konstruktif. Dengan adanya
pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa diminta untuk mencari jawabannya.
Jawaban dari pertanyaan tersebut nantinya akan membentuk suatu konsep yang
akan dimiliki oleh siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik lembar
PBMP yag harus selalu diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP.
D. Sintaks Gabungan Pola PBMP dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay
Two Stray (TSTS)
Untuk mengetahui gambaran dari sintaks gabungan pola PBMP dalam
Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray, disajikan sebuah skema yang dapat
dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.3 Sintaks Gabungan Pola PBMP dalam Pembelajaran kooperatif Two Stay Two
Stray (TSTS) (Modifikasi dari Susanti, 2009)
E. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional yang biasa
dilakukan oleh guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal.
Metode konvensional adalah cara menyampaikan pembelajaran dari seorang guru
kepada siswa didalam kelas dengan cara berbicara diawal pembelajaran,
menerangkan materi dan contoh soal (Suyitno, 2004).
Metode konvensional hampir sama dengan metode ceramah dalam hal
terputusnya kegiatan pada guru sebagai informasi (bahan pelajaran). Seorang guru
Pembagian lembar PBMP, pemberian tugas menuliskan 5 pertanyaan sulit dan pemberian informasi kerjasama dalam kelompok.
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab sehingga siswa dapat melakukan perenungan individu terhadap hasil
pengamatan (pencatatan data)
Diskusi kelompok bertamu dan menerima tamu untuk berbagi informasi dan memfasilitasi siswa dalam menarik suatu kesimpulan
dari hasil perenungan individu
Salah satu kelompok awal memepresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan diskusi kelas bertujuan untuk merangsang siswa menganalisis
lebih lanjut konsep-konsep yang telah siswa diskusikan pada tahap kegiatan kelompok. Guru memberikan arahan untuk menjawab semua
pertanyaan pada lembar PBMP lalu dilakukan evaluasi pada siswa berupa tes tulis.
dalam menerapkan metode konvensional telah menyusun bahan pelajaran secara
hierarkis dan sistematis, sehingga dalam pembelajaran yang terjadi adalah guru
menerangkan dan siswa menerima.
Perbedaan antara konvensional dan metode ceramah adalah berkurangnya
dominasi guru karena tidak terus-menerus bicara. Guru berbicara pada awal
pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu yang
diperlukan saja. Guru dapat memerikasa pekerjaan siswa secara individual,
menerangkan lagi pada siswa apabila dirasakan banyak siswa yang belum paham
mengenai materi. Kegiatan siswa ini tidak hanya mendengar dan mencatat. Siswa
dalam metode konvensional menyelesaikan soal latihan dan bertanya bila belum
mengerti. Selain itu dalam pembelajaran guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.
F. Kemampuan Berpikir
Ada beberapa macam definisi mengenai berpikir. Menurut Purwanto
(1990, dalam Yulianto 2009) berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Seseorang
berpikir untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang dikehendaki. Ciri-
ciri yang utama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Abstraksi dalam hal ini
berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda, kejadian-kejadian
dan situasi-situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Menurut
Nurhadi,dkk beberapa definisi mengenai berpikir antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi,
deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
2. Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa) objek
nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik itu untuk
menemukan prinsip-prinsip esensial tentang objek dan kejadian itu,
pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi
mental yang didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
3. Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasarkan pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
G. Pemahaman Konsep
Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya
dalam bidang biologi adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
konsep-komsep biologi dan saling ketrekaitanya serta mampu menggunakan
metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dan mampu menumbuhkan kembangkan sikap dan keterampilan
berpikir (Susanto, 1999 dalam Prasetyawati 2009). Jadi hasil belajar yang akan
dicapai oleh siswa adalah berupa pemahaman terhadap konsep yang telah
dipelajari.
Pemahaman merupakan suatu proses mental berupa akomodasi dan
transformasi pengetahuan. Artinya bahwa pemahaman adalah rekonstruksi makna
dan hubungan-hubungan, bukan hanya sekedar proses asimilasi dari pengetahuan
yang sudah dimiliki sebelumnya. Pemahaman menduduki posisi yang sangat
strategis dalam aktivitas belajar. Pemahaman merupakan prasyarat untuk
mencapai pengetahuan atau ketrampilan pada tingkatan yang lebih tinggi, baik
pada konteks yang sama maupun yang berberda. Oleh sebab itu pengemasan
pembelajaran seharusnya diorientaskan pada aktivitas-aktivitas yang mendukung
terjadinya pemahaman terhadap konten materi pelajaran dan keterkaitannya
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari di luar sekolah (Andayani, 2008).
Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan
untuk menangkap konsep (konten) materi pelajaran yang dapat diaplikasikan pada
lingkungan (konteks) sehari-hari siswa.
H. Hubungan antara Pembelajaran Pola Pemberdayaan Berpikir Dalam Pertanyaan (PBMP) dengan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS)
PBMP merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan
rangkaian pertanyaan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang sudah
dirancang secara tertulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdapat dalam lembr
kerja siswa. PBMP dikenalkan oleh Corebima pada tahun 1999 dimana beliau
menemukan cara yang terbukti sangat membantu mengembangkan penalaran
siswa. Beberapa peneliti juga membuktikan demikian, antara lain hasil penelitian
Sutikno (2000), selanjutnya Zubaidah (2001) menyatakan bahwa pola
pembelajaran ini membantu mengembangkan penalaran siswa dan mahasiswa
(Suyanik, 2010).
Thoe (1998) dalam Corebima (2004) menjelaskan bahwa pertanyaan
merupakan alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif
siswa dan dapat dicapai melalui rangsangan berbagai pertanyaan. Siswa yang
memiliki kemampuan kognitif tinggi akan menjawab pertanyaan dengan
menggunakan penalaran siswa. Corebima (1999) mengemukakan bahwa siswa
yang memiliki kemampuan berpikir berdampak positif terhadap penguasaan
pengetahuan IPA-nya. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran berpola
PBMP dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.
Penerapan pembelajaran berpola PBMP yang digunakan dalam penelitian
ini digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray
(TSTS) karena pada pembelajaran kooperatif terdapat keunggulan-keunggulan
dibandingkan dengan pembelajaran individual atau kompetitif. Keunggulan-
keunggulan tersebut antara lain meningkatkan hasil belajar siswa, tugas-tugas
belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
pembelajaran konseptual meningkat secara nyata serta siswa lebih memiliki
kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah
diskusi dalam kelompok kooperatif sehingga materi yang dipelajari siswa akan
melekat dalam periode waktu yang lama.
Pembelajaran berpola PBMP ini dalam penerapannya dengan model
pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas untuk mendapatkan suatu konsep.
Aktivitas-aktivitas tersebut berupa aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat,
atau berbagi informasi, tanggung jawab individu dan tanggung jawab sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berpola PBMP melalui
pembelajaran kooperatif TSTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dan
hasil belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam
pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir biologi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian eksperimen
semu (quasy experiment). Pada penelitian ini digunakan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah control group
pre-test post-test. Bentuk desain penelitian ini adalah seperti dalam Tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelompok Pre Tes Perlakuan Post tes
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
(sumber: Moehnilabib, 2003 dalam Yulianto, 2009)
Keterangan:
O1 : pelaksanaan tes awal pada kelas eksperimen
O2 : pelaksanaan tes akhir pada kelas eksperimen
O3 : pelaksanaan tes awal pada kelas kontrol
O4 : pelaksanaan tes akhir pada kelas kontrol
X : perlakuan eksperimen (Pola PBMP melalui TSTS)
- : tanpa perlakuan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1
Singosari Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas
XI IPA 1 merupakan kelas yang dipakai sebagai kelas kontrol sementara kelas XI
IPA 2 dipakai sebagai kelas eksperimen. Penentuan kelas yang dipakai untuk
diteliti dilakukan secara acak yaitu pada kelas-kelas yang memiliki siswa dengan
kemampuan akademik yang heterogen.
3. Variabel penelitian
a. Variabel bebas: pola PBMP melalui TSTS
b. Variabel terikat: kemampuan berpikir dan pemahaman konsep
Pengumpulan Data
Pada penelitian ini dibutuhkan dua macam data. Data-data tersebut adalah
data mengenai kemampuan berpikir dan data pemahaman konsep. Data diperoleh
dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disiapkan. Berikut ini
adalah cara pengumpulan data dan pengelompokannya.
1. Pada kelas eksperimen dan kontrol keduanya diberikan pre tes diawal
pembelajaran.
2. Pada kelas eksperimen kemudian diberi perlakuan berupa pola pembelajaran
PBMP dalam TSTS sementara pada kelas kontrol tidak.
3. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberikan post tes. Hasil dari kedua tes
ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir dan pemahaman konsep
siswa. Untuk menilai kemampuan berpikir siswa digunakan rumus X = 2Y1-
Y2. Dengan Y1 adalah penilaian rubrik, Y2 adalah penilaian tanpa rubrik, dan X
adalah kemampuan berpikir.
E. Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif untuk
menggambarkan hasil penelitian secara umum dan statistik parametrik untuk
menguji hipotesis. Analisis statistik parametrik untuk menguji hipotesis. Uji
hipotesis untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap kemampuan
berpikir dan pemahaman konsep siswa. Semua data yang telah diperoleh, baik
data kemampuan berpikir maupun pemahaman konsep yang meliputi hasil
penilaian awal maupun akhir sebelum dilakukan analisis maka dilakukan dulu uji
prasyarat. Uji ini dilakukan untuk melihat distribusi dari data yang telah diperoleh
yakni terdistribusi secara normal dan homogen atau tidak.
Setelah dilakukan uji homogenitas dan normalitas data maka dilakukan
analisis data dengan teknik analisis Anakova. Teknik analisis Anakova dilakukan
pada data kemampuan berpikir dan pemahaman konsep dengan hasil tes awal
sebagai kovariat. Dengan demikian pada tahap analisis data, hasil pre tes yang
berlaku sebagai kovariat dimasukkan pada lajur X pada tabel data analisis dan
hasil post tes dimasukkan pada lajur Y.
Hubungan antara kemampuan berpikir terhadap pemahaman konsep siswa
dapat diketahui dengan melakukan analisis membuat persamaan regresi. Untuk
mengetahui apakah pelaksanaan penelitian berlangsung secara konsisten dari awal
hingga akhir dapat digunakan uji konsistensi.
Signifikansi data yang dianalisis didasarkan pada hal-hal berikut ini.
1. jika nilai probabilitas > 0,05 maka hipotesis nol diterima, dan hipotesis
penelitian ditolak
2. jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis
penelitian diterima.
BAB IV
HASIL ANALISIS
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pada penelitian ini digunakan dua kelas penelitian yaitu kelas XI IPA 1
dan kelas XI IPA 2. Kelas eksperimen adalah kelas XI IPA 2, yaitu kelas yang
belajar dengan menggunakan pola PBMP dalam pembelajaran kooperatif TSTS.
Sementara kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1, yaitu kelas yang belajar dengan
menggunakan metode konvensional. Hasil penelitian ini berupa data kemampuan
berpikir dan pemahaman konsep.
Data yang didapatkan yaitu data hasil tes berupa hasil pre tes dan post tes.
Data pre tes maupun post tes didapatkan melalui soal-soal tes yang sama. Kedua
macam data ini kemudian dipakai untuk menentukan kemampuan berpikir dan
pemahaman konsep siswa. Tes yang digunakan telah memenuhi validitas dan
reliabilitas yang tinggi dengan nilai 0,74. Uji validitas isi dilakukan dengan
mensejajarkan antara isi butir soal dengan materi yang diajarkan.
Tabel. 4.1 Data Kemampuan Berpikir Kelas Eksperimen
No NamaKemampuan berpikirpretes postes
1. ALDI NAZAR BASUKI 62.94 89.762. ANDINA AMELIA 37.60 81.883. ANGGA YOGI LAKSMANA 40.78 86.664. ANGGESTY DESSY LINTANG SARI 28.10 81.105. ASRI RAMASARI 36.02 77.926. BAGUS YANE DEWATA 36.02 83.507. CHOIRIYATUL LATIFAH 31.24 88.268. CITRA SOLIKHATUN NISA 36.04 70.829. DONY PRASETYA 37.62 90.68
10. DWI KARTIKA AYU CAHYONO 31.30 78.8211. DYAH SARTIKA 34.46 80.3612. HANNA ALDIATRI 33.66 85.9013. HUUDA SATRIO UTOMO 28.08 72.4214. INNA LUK LUK IZZUROIDAH 33.58 86.6415. KUKUH NOFYAN ALAMSYAHFRIAN 28.10 83.5016. MAULINDA EKA AYU FARADIBA 37.64 73.2017. MAYA PURWANINGTYAS 33.60 95.4018. MEIRICA RACHMAWATI 19.44 83.4819. MOCHAMAD ARIF MAHARDIKA 34.44 90.60
20. MOCHAMAD FA'IZ HERYOTO 34.46 76.3821. MOHAMAD SHOLEH MAULANA 30.50 78.0222. NING ANDRIANI 34.42 90.6423. NUR AFIDAH RISKI AMALIA 23.46 90.6024. NUR CAHYATI 37.58 81.9425. PUTRI MEGA PRASWATI 37.56 91.3626. RAHMA AINUL FADHILA 20.96 83.4827. RESITA ALIA 43.18 81.1828. ROBBY CAHAYADI 32.84 77.2029. SHERLY ANNISA APRILIA 32.04 89.0430. SHINTA SURYANING DEWI 47.06 79.5031. TEDDY WAHYUDI 32.06 79.5632. WAHYU TRIANDIARI 36.78 81.14
Tabel. 4.2 Data Kemampuan Berpikir Kelas Kontrol
No NamaKemampuan berpikirpretes postes
1. AFRIDA RAHMANAZILA 30.50 85.842. ALDIS NURUDIN ISLAMI 14.70 57.383. ANDY PRASETYO 25.70 80.284. ARIZZA PRATAMA PUTRA 20.96 77.125. BRYAN FATKHURROZY 26.50 89.006. DINI AYU NURISTIA 44.72 77.927. DION SOHIBUL FAHMI 43.94 76.348. EKA ATA PEBRIANAWATI 43.18 85.029. ERNITA DESI PRATIWI 24.92 76.32
10. ERVINDA MEGA SILVIA 27.32 87.4211. FIFI INDAH ISLAMIATI 41.56 79.5012. IFA NURMALA SAFITRI 44.74 73.9813. KHOIRUNNISAK SRI W 28.88 79.5214. KIKI KURNIA DEWI 43.10 88.2015. LESTARI RANI BAKTI 37.58 73.9616. LORENSA IKA FATMALA 31.24 68.4417. MAULIDINA ISNAINI 29.66 81.1218. MEIDHITA CATUR REKARDHIA 44.78 75.5419. MUHAMMAD IDRIS FANANI 31.28 77.9220. NOVITA ARDIANA 47.12 74.7621. NUR FITRIATUL MAGHFIROH 36.78 73.1822. NUR INDAH SARASWATI 29.70 73.9823. POPY PUTERI KUSUMANING AYU 35.18 77.1424. RANTI NURBAYANTI 35.22 82.6625. RIKHO KARTIKA WIRATAMA 29.66 86.6226. RISKA DWI AMELIA 24.12 68.4427. ROYAN FELICH IMANI 35.98 80.3028. SETIAWAN PUJI RAHARJO 36.80 68.4429. SURYA FIRMANSYAH 26.50 84.2830. WAHYU NUR SYARIFUDIN 60.56 86.6231. WENNY AYU MARINDA 20.20 70.0432. WISNU YULISTIA 36.80 85.08
Keterangan:X = nilai pretes (kovariat)Y = nilai postes
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji
homogenitas dan uji normalitas. Uji homogenitas menggunakan rumus uji Barlett,
disajikan sebagai berikut.
Mencari varians
Si = √ ∑ ( X2 ) - (∑X
2
n )n-1
(Sulisetijono, 2006)
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes Hasil Kemampuan Berfikir
Perlakuan Si Si2 (ni-1) log Si2 (ni-1)Si2(ni-
1)logSi2
kontrol 9,569245 91,57045 31 1,961755 2838,684 60,81442eksperimen 7,7267102 59,70205 31 1,775989 1850,764 55,05567
Σ 62 3,737745 4689,448 115,8701Keterangan :Si = varians
ni = jumlah ulangan
Perhitungan Uji homogenitas Barlett menggunakan rumus yang dikutip dari
Sulisetijono (2006), yaitu.
Sp2 =
∑ (n i -1) Si2
∑ ( n i-1 )
B= ( logSp2 ) [∑ ( n i -1) ]
χ2hit = ln 10 [B- ∑ (n i -1) logSi
2 ]
Sp2 =
7,72671026 2
= 75,63625
B=( log 75,63625 )(6 2 )
= (1,87873 ) (62 )
= 116,48126
χ2hit = ln 10 [B- ∑ (n i -1) logSi
2 ]=(2,302585) [1 16,48126 - (115,8701 )]
=1,4072869
dk = ( jumlah perlakuan-1 )
= 2-1
= 1
Kesimpulan:
χ2hit (1,40728689) < χ2
tab(0,05;1) (3,841459)
maka, Ho diterima dan H1 ditolak, artinya data pretes kemampuan berfikir berasal
dari populasi yang sama/ homogen
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Postes kemampuan berfikir
Perlakuan Si Si2 (ni-1) log Si2 (ni-1)Si2(ni-
1)logSi2
kontrol 7,1078928 50,5221403 31 1,703482 1566,186 52,80793
eksperimen 6,0835775 37,0099157 31 1,568318 1147,307 48,61786
Σ 62 3,2718 2713,494 101,4258Keterangan :Si = variansni = jumlah ulangan
Sp2 =
2713,4946 2
= 43,766028
B=( log 43,73766028)(6 2)
= (1,6411371) (62 )
= 101,7505
χ2hit = ln 10 [B- ∑ (n i -1) logSi
2 ]=(2,302585) [10 1 ,7505 - ( 101,4258 ) ]
= 0,7476663
dk = ( jumlah perlakuan-1 )
= 2-1
= 1
Kesimpulan:
χ2hit (0,7476663) < χ2
tab(0,05;1) (3,841459)
maka, Ho diterima dan H1 ditolak, artinya data postes hasil belajar kognitif berasal
dari populasi yang sama/homogen
Pada pengujian Normalitas untuk data Pretes, didapatkan χ2hit sebesar
61,7290182, sehingga didapatkan kesimpulan χ2hit > χ2
tab(0,05;33) (44,9853432),
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, maka data pretes hasil kemampuan berfikir
terdistribusi secara tidak normal. Untuk data Postes, didapatkan χ2hit sebesar
15,357224, sehingga didapatkan kesimpulan χ2hit < χ2
tab(0,05;33) (44,985432),
sehingga Ho diterima dan H1 ditolak, maka data prostes kemampuan berfikir
terdistribusi secara normal. Perhitungan uji normalitas disajikan dalam lampiran.
Setelah data dinyatakan terdistribusi normal dan homogen, maka langkah
selanjutnya, data penelitian dianalisis menggunakan uji analisis kovarian satu jalur
dengan nilai pretes (X) sebagai kovariat, dengan rumus dan langkah-langkah
analisis yang bersumber dari Sastrosupadi (1995), yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.4 Uji Anakova Data kemampuan berfikir
noeksperimen kontrol ∑ X ∑Y (∑ X)(∑Y)
K EX Y X Y XY XY
1 62,94 89,76 30,5 85,84 93,44 175,6 16408,064 5649,494 2618,12
2 37,6 81,88 14,7 57,38 52,3 139,26 7283,298 3078,688 843,486
3 40,78 86,66 25,7 80,28 66,48 166,94 11098,1712 3533,995 2063,196
4 28,1 81,1 20,96 77,12 49,06 158,22 7762,2732 2278,91 1616,4352
5 36,02 77,92 26,5 89 62,52 166,92 10435,8384 2806,678 2358,5
6 36,02 83,5 44,72 77,92 80,74 161,42 13033,0508 3007,67 3484,5824
7 31,24 88,26 43,94 76,34 75,18 164,6 12374,628 2757,242 3354,3796
8 36,04 70,82 43,18 85,02 79,22 155,84 12345,6448 2552,353 3671,1636
9 37,62 90,68 24,92 76,32 62,54 167 10444,18 3411,382 1901,8944
10 31,3 78,82 27,32 87,42 58,62 166,24 9744,9888 2467,066 2388,3144
11 34,46 80,36 41,56 79,5 76,02 159,86 12152,5572 2769,206 3304,02
12 33,66 85,9 44,74 73,98 78,4 159,88 12534,592 2891,394 3309,8652
13 28,08 72,42 28,88 79,52 56,96 151,94 8654,5024 2033,554 2296,5376
14 33,58 86,64 43,1 88,2 76,68 174,84 13406,7312 2909,371 3801,42
15 28,1 83,5 37,58 73,96 65,68 157,46 10341,9728 2346,35 2779,4168
16 37,64 73,2 31,24 68,44 68,88 141,64 9756,1632 2755,248 2138,0656
17 33,6 95,4 29,66 81,12 63,26 176,52 11166,6552 3205,44 2406,0192
18 19,44 83,48 44,78 75,54 64,22 159,02 10212,2644 1622,851 3382,6812
19 34,44 90,6 31,28 77,92 65,72 168,52 11075,1344 3120,264 2437,3376
20 34,46 76,38 47,12 74,76 81,58 151,14 12330,0012 2632,055 3522,6912
21 30,5 78,02 36,78 73,18 67,28 151,2 10172,736 2379,61 2691,5604
22 34,42 90,64 29,7 73,98 64,12 164,62 10555,4344 3119,829 2197,206
23 23,46 90,6 35,18 77,14 58,64 167,74 9836,2736 2125,476 2713,7852
24 37,58 81,94 35,22 82,66 72,8 164,6 11982,88 3079,305 2911,2852
25 37,56 91,36 29,66 86,62 67,22 177,98 11963,8156 3431,482 2569,1492
26 20,96 83,48 24,12 68,44 45,08 151,92 6848,5536 1749,741 1650,7728
27 43,18 81,18 35,98 80,3 79,16 161,48 12782,7568 3505,352 2889,194
28 32,84 77,2 36,8 68,44 69,64 145,64 10142,3696 2535,248 2518,592
29 32,04 89,04 26,5 84,28 58,54 173,32 10146,1528 2852,842 2233,42
30 47,06 79,5 60,56 86,62 107,62 166,12 17877,8344 3741,27 5245,7072
31 32,06 79,56 20,2 70,04 52,26 149,6 7818,096 2550,694 1414,808
32 36,78 81,14 36,8 85,08 73,58 166,22 12230,4676 2984,329 3130,944jumlah 1103,56 2660,94 1089,88 2502,36 2193,44 5163,3 354918,0816 91884,39 85844,55
1. Mencari Faktor Koreksi dan Jumlah Hasil Kali (JHK)
FK= ∑ X ×∑ Y
N
FK= (2193,44 × 5163,3 )❑
6 4
¿176959,2
J H Ktotal =∑1
6 4
(XY )- FK
=∑1
6 4
(91884,39+85844,55 )- 176959,2
= 769,7387
JHKperlakuan = ∑ ( (1103,56 ×2660,94 )❑+ (1089,88 ×2502,36 )2 )32
- 176959,2
= 33,8965
JHKgalat = JHKtotal – JHK perlakuan
= 769,739 – 33,8965 = 735,842
2. Analisis Anova Satu Jalur untuk Data Pretes (X)
FK = 75174,67
JK total = 4692,372
JK perlakuan = 2,9241
JK galat = 4689,448
Tabel 4.5 Tabel Ringkasan Anova untuk Pretes (X)SK db JK KT Fhit Ftab5%ulangan perlakuan 1 2,9241 2,9241 0,03866 4,149097galat 62 4689,4475 75,63625total 63 4692,3716
(tabel data postes terlampir)
Kesimpulan Anova : Fhit (0,03866) > Ftab5% (4,149097), maka hasil analisis untuk
data pretes signifikan
3. Analisis Anova Satu Jalur untuk Data Postes (Y)
FK = 416557,3
JK total = 3106,4252
JK perlakuan = 392,932
JK galat = 2713,4937
Tabel 4.6 Ringkasan Anova untuk Postes (Y)
SKdb JK KT Fhit Ftab5%
ulangan perlakuan 1 392,93151 392,9315 8,978002 4,149097
galat62 2713,4937 43,76603
total63 3106,4252
(tabel data postes terlampir)
Kesimpulan Anova : Fhit < Ftab5%, maka hasil analisis untuk data postes Tidak
signifikan
4. Analisis Kovarian Satu Jalur
Menghitung nilai regresi galat
Regresi galat= (JHK galat )2
JKX galat
= (735,842 )2
4689,45
=115,464
Menghitung nilai regresi perlakuan+galat
Regresi perlakuan+galat= (JHKper+JHKgal )2
(JKXper+JKXgal )
= (33,8965 +735,842 )2
(2,9241 +4689,45 )
= 126,268
Menghitung JK Galat Regresi Terkoreksi
JKG regresi terkoreksi galat=JKYgalat-regresi galat
= 2713,494 -115,4643
= 2598,02942
JKG regresi terkoreksi per+galat = (JKYper+gal ) - (regresi per+gal)
= 3106,425 – 126,2683
= 2980,156953
Menguji Perlakuan Terkoreksi
menguji perlakuan terkoreksi = JKG reg terkoreksi per+gal - JKG reg terkoreksi galat
= 2980,156953 – 2598,02942
= 382,1275323
Menghitung nilai KT galat murni
KTGmurni= JKG regresi terkoreksidb
= 2598,029426 2
= 41,9037
Tabel Anakova
SKdb JKX JHK JKY Regresi
db JKG regresi terkoreksi
db KTG murni
total 63
4692,372 769,7387 3106,425
perlakuan 1 2,9241 33,89647 392,9315
galat62
4689,448 735,8423 2713,494 115,4643 1 2598,0294262
41,9037003
per+galat63
4692,372 769,7387 3106,425 126,2683 1 2980,15695363
menguji perlakuan terkoreksi 382,1275323 1 382,1275325. Mencari Koefisien Regresi
Kriterium uji:
Fhit ≤ F0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti pengamatan awal (X) tidak
berpengaruh, sehingga menyimpulkan hasil analisis dari angka Y atau dari hasil
analisis varian untuk nilai Y
Fhit > F0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti pengamatan awal (X)
berpengaruh terhadap Y, kita membandingkan perlakuan Y yang harus dikoreksi
terhadap X
Fhit= KT regresiKT Galat
= 115,464341,9037
= 2,755468
Ftab5%(1;62) = 3,995887
Kesimpulan:
Fhit < Ftab5%
Maka, kesimpulan hasil analisis varian Y signifikan, maka Ho ditolak, dan H1
diterima, maka ada pengaruh Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir
Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two
Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Singosari.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
metode pembelajaran pola PBMP dalam TSTS berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir siswa dengan Fhit (2,755468) < Ftab5% (3,995887). Hasil uji lanjut
menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran pola PBMP dalam TSTS memiliki kemampuan berpikir yang lebih
tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional.
Kemampuan berpikir siswa memiliki peran besar terhadap peningkatan
hasil belajar siswa, karena menurut Suryabrata dalam Nugroho (tanpa tahun),
berpikir merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.
Dengan tingkat kemampuan berpikir siswa yang tinggi maka siswa akan mampu
membentuk pengertian, pendapat, serta mampu menarik kesimpulan dengan baik.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam penelitiannya masing-masing, Yuanita (2005)
dan Indrawati (2005) menemukan adanya korelasi antara kemampuan berpikir
dengan hasil belajar siswa. Oleh karena itu secara umum hasil belajar siswa akan
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan berpikir siswa.
Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Habibah (2006) dan
Widyawati (2006) dalam Habibah (2006) juga menemukan bahwa ada pengaruh
pembelajaran pola PBMP yang diterapkannya terhadap kemampuan berpikir
siswa. Dari pernyataan tersebut diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran
dengan pola PBMP memiliki peranan penting dalam peningkatan dan
pemberdayaan kemampuan berpikir siswa. Hal ini tidak lepas dari karakteristik
pembelajaran pola PBMP yang terdiri dari jalinan pertanyaan yang tersusun
secara logis dan sistematis. Selain itu, Corebima (2004), dalam pengembangan
lembar siswa harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) gramatikal bahasa
Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar, (2) pertanyaan dapat
diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil, (3) jalinan antara
pertanyaan disusun secara logis, (4) pertanyaan tentang hal yang sama dapat
diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda, (5) Satu konsep dan
subkonsep dikaji sebanyak-banyaknya sesuai tingkat perkembangan, (6)
pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait dengan
pengalaman dan kehidupan sehari-hari, (7) Pertanyaan bagian awal tidak perlu
harus langsung dijawab, maksudnya yaitu jika siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan nomer 1, maka dilanjutkan menjawab pertanyaan berikutnya, jika
pertanyaan berikutnya dapat terjawab maka sebenarnya pertanyaan sebelumnya
dapat terjawab dengan sendirinya.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Penerapan pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam
pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. Metode
pembelajaran PBMP+TSTS mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa
sebesar 10,8% lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional.
2. Bahwa metode pembelajaran pola PBMP dalam TSTS berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir siswa dengan Fhit (2,755468) < Ftab5% (3,995887).
DAFTAR RUJUKAN
Kurniasari, Wahyu. 2011. Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) Dalam Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Berpikir dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singosari. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang.
Riduwan, Sunarto. 2011. Pengantar Statistik untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sastrosupadi, Adji. 1995. Rancangan Percobaan Praktis untuk Bidang Pertanian. Malang: Penerbit Kanisius.
Sulisetijono. 2006. Statistika untuk Bidang Biologi. Malang: Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang.
Lampiran 1
Data Perhitungan Normalitas Pretes
Fo Fe Fo-Fe(Fo-Fe)2
(Fo-Fe)2/Fe
Kontrol
30,546,4286
2-
15,9286253,720
95,4647515
8
14,725,9869
1-
11,2869127,394
3 4,9022491
25,733,0326
9-
7,3326953,7683
31,6277310
7
20,9624,3770
1-
3,4170111,6759
70,4789746
1
26,531,0650
4-
4,5650420,8395
70,6708369
2
44,7240,1182
24,60177
921,1763
70,5278491
2
43,9437,3555
66,58444
143,3548
61,1605998
5
43,1839,3629
63,81703
914,5697
90,3701394
6
24,9231,0749
8-
6,1549837,8837
31,2191072
6
27,32 29,1272 -1,80723,26597
2 0,1121279
41,5637,7729
4 3,7870614,3418
20,3796851
2
44,7438,9555
25,78448
233,4602
30,8589342
5
28,8828,3023
80,57762
30,33364
90,0117887
2
43,138,1008
84,99911
824,9911
80,6559213
5
37,5832,6351
84,94481
6 24,4512 0,7492283
31,2434,2252
1-
2,985218,91145
10,2603768
4
29,6631,4327
3-
1,772733,14257
40,0999777
6
44,7831,9097
412,8702
6165,643
75,1910070
2
31,2832,6550
6-
1,375061,89078
80,0579018
5
47,12 40,53566,58439
8 43,35431,0695363
5
36,78 33,4301 3,34980 11,2212 0,3356604
9 5 8
29,731,8600
5-
2,160054,66581
10,1464470
8
35,1829,1371
46,04286
236,5161
91,2532523
2
35,2236,1729
8-
0,952980,90817
3 0,0251064
29,6633,4003
8-
3,7403813,9904
60,4188711
5
24,1222,3994
21,72057
72,96038
50,1321634
6
35,9839,3331
5-
3,35315 11,24360,2858556
7
36,834,6028
42,19716
54,82753
20,1395126
3
26,529,0874
5-
2,587456,69489
50,2301643
8
60,56 53,47447,08560
150,2057
40,9388743
7
20,225,9670
3-
5,7670333,2586
7 1,2808036
36,836,5605
50,23945
10,05733
70,0015682
7
Eksperimen
62,9447,0113
815,9286
2253,720
95,3970091
8
37,626,3130
911,2869
1127,394
34,8414796
2
40,7833,4473
17,33268
953,7683
31,6075533
2
28,124,6829
93,41701
211,6759
70,4730371
2
36,0231,4549
64,56503
820,8395
70,6625210
6
36,0240,6217
8-
4,6017821,1763
70,5213057
7
31,2437,8244
4-
6,5844443,3548
61,1462127
7
36,0439,8570
4-
3,8170414,5697
90,3655511
2
37,6231,4650
26,15497
637,8837
31,2039949
1
31,3 29,4928 1,80723,26597
20,1107379
4
34,4638,2470
6-
3,7870614,3418
20,3749784
5
33,6639,4444
8-
5,7844833,4602
30,8482866
9
28,0828,6576
2-
0,577620,33364
90,0116425
9
33,5838,5791
2-
4,9991224,9911
80,6477903
828,1 33,0448 - 24,4512 0,7399406
2 4,94482 8
37,6434,6547
92,98520
58,91145
10,2571491
5
33,631,8272
71,77273
13,14257
40,0987384
1
19,4432,3102
6-
12,8703165,643
75,1266580
2
34,4433,0649
41,37505
91,89078
80,0571840
9
34,46 41,0444 -6,5844 43,35431,0562781
2
30,533,8498
1-
3,34981 11,22120,3314995
5
34,4232,2599
52,16004
94,66581
10,1446316
9
23,4629,5028
6-
6,0428636,5161
9 1,2377167
37,5836,6270
20,95298
10,90817
30,0247951
7
37,5633,8196
23,74038
213,9904
60,4136787
2
20,9622,6805
8-
1,720582,96038
50,1305251
3
43,1839,8268
53,35314
8 11,24360,2823121
3
32,8435,0371
6-
2,197164,82753
20,1377831
9
32,0429,4525
52,58744
96,69489
50,2273112
1
47,06 54,1456 -7,085650,2057
40,9272358
5
32,0626,2929
75,76703
333,2586
71,2649264
4
36,7837,0194
5-
0,239450,05733
70,0015488
3
F HIT61,729018
2
F TAB44,985343
2
Lampiran 2. Data perhitungan Normalitas Postes
Fo Fe Fo-Fe(Fo-Fe)2
(Fo-Fe)2/Fe
Kontrol
85,8485,1034
10,73659
40,54257
10,0063754
3
57,3867,4914
6-
10,1115102,241
61,5148822
8
80,2880,9063
9-
0,626390,39236
80,0048496
5
77,12 76,68030,43969
90,19333
50,0025213
1
89 80,8967 8,103365,6634
70,8116952
9
77,9278,2311
6-
0,311160,09682
10,0012376
3
76,3479,7723
3-
3,4323311,7808
70,1476811
5
85,0275,5268
5 9,4931590,1199
11,1932167
9
76,3280,9354
7-
4,6154721,3025
80,2632044
6
87,4280,5671
46,85285
846,9616
60,5828884
6
79,577,4751
22,02488
34,10015
30,0529221
9
73,9877,4848
1-
3,5048112,2836
90,1585302
9
79,5273,6367
4 5,8832634,6127
5 0,4700473
88,284,7350
83,46492
312,0056
90,1416850
3
73,9676,3119
7-
2,351975,53177
30,0724889
2
68,4468,6449
1-
0,204910,04198
90,0006116
8
81,1285,5492
8-
4,42928 19,61850,2293240
1
75,5477,0680
2-
1,528022,33483
30,0302957
5
77,9281,6721
3-
3,7521314,0784
80,1723779
9
74,7673,2490
21,51097
52,28304
60,0311682
7
73,18 73,2781 -0,09810,00962
40,0001313
4
73,9879,7820
2-
5,8020233,6634
30,4219426
2
77,14 81,2941 - 17,2566 0,2122738
1 4,15411 1 2
82,6679,7723
32,88767
38,33865
50,1045306
8
86,6286,2568
60,36314
20,13187
20,0015288
3
68,4473,6270
5-
5,1870526,9054
60,3654289
6
80,378,2602
42,03976
14,16062
40,0531639
6
68,4470,5834
9-
2,14349 4,594530,0650935
5
84,2883,9984
20,28158
10,07928
80,0009439
2
86,6280,5089
96,11101
5 37,34450,4638550
8
70,0472,5026
7-
2,462676,06476
30,0836488
1
85,0880,5574
5 4,5225520,4534
60,2538990
8
Eksperimen
89,7690,4965
9-
0,736590,54257
10,0059954
8
81,8871,7685
410,1114
6102,241
61,4246021
4
86,6686,0336
10,62639
30,39236
80,0045606
4
81,1 81,5397 -0,43970,19333
50,0023710
5
77,92 86,0233 -8,103365,6634
70,7633219
2
83,583,1888
40,31116
10,09682
10,0011638
7
88,2684,8276
73,43232
711,7808
70,1388800
2
70,8280,3131
5-
9,4931590,1199
11,1221064
6
90,6886,0645
34,61547
221,3025
80,2475186
6
78,8285,6728
6-
6,8528646,9616
60,5481509
4
80,3682,3848
8-
2,024884,10015
30,0497682
7
85,982,3951
93,50480
912,2836
9 0,1490826
72,4278,3032
6-
5,8832634,6127
50,4420346
1
86,6490,1049
2-
3,4649212,0056
90,1332412
5
83,581,1480
32,35197
25,53177
30,0681689
1
73,272,9950
90,20491
10,04198
90,0005752
395,4 90,9707 4,42927 19,6185 0,2156573
2 8 4
83,4881,9519
81,52801
62,33483
30,0284902
6
90,686,8478
7 3,7521314,0784
80,1621050
4
76,3877,8909
8-
1,510982,28304
60,0293107
9
78,02 77,92190,09810
40,00962
40,0001235
1
90,6484,8379
8 5,8020233,6634
30,3967967
5
90,686,4458
94,15410
817,2566
10,1996232
6
81,9484,8276
7-
2,887678,33865
50,0983011
2
91,3691,7231
4-
0,363140,13187
20,0014377
2
83,4878,2929
55,18704
726,9054
60,3436510
5
81,1883,2197
6-
2,039764,16062
40,0499956
3
77,275,0565
12,14348
5 4,594530,0612142
7
89,0489,3215
8-
0,281580,07928
80,0008876
7
79,585,6110
1-
6,11101 37,34450,4362114
2
79,5677,0973
32,46267
46,06476
30,0786637
2
81,1485,6625
5-
4,5225520,4534
60,2387678
5
X HIT 15,357224
X TAB44,985343
2
Lampiran 3. Tabel data Pretes
Absen
KontrolEksperime
nΣ (ΣX)2
130,5 62,94
93,448731,03
42 14,7 37,6 52,3 2735,293 25,7 40,78 66,48 4419,59
420,96 28,1
49,062406,88
45 26,5 36,02 62,52 3908,75
644,72 36,02
80,746518,94
8
743,94 31,24
75,185652,03
2
843,18 36,04
79,226275,80
8
924,92 37,62
62,543911,25
2
1027,32 31,3
58,623436,30
411 41,56 34,46 76,02 5779,0412 44,74 33,66 78,4 6146,56
1328,88 28,08
56,963244,44
2
1443,1 33,58
76,685879,82
2
1537,58 28,1
65,684313,86
2
1631,24 37,64
68,884744,45
4
1729,66 33,6
63,264001,82
8
1844,78 19,44
64,224124,20
8
1931,28 34,44
65,724319,11
8
2047,12 34,46
81,586655,29
6
2136,78 30,5
67,284526,59
8
2229,7 34,42
64,124111,37
423 35,18 23,46 58,64 3438,6524 35,22 37,58 72,8 5299,84
2529,66 37,56
67,224518,52
8
2624,12 20,96
45,082032,20
6
2735,98 43,18
79,166266,30
628 36,8 32,84 69,64 4849,73
2926,5 32,04
58,543426,93
2
3060,56 47,06
107,6211582,0
6
3120,2 32,06
52,262731,10
8
3236,8 36,78
73,585414,01
6
∑ 1089,88 1103,562193,4
4155401,
9
Lampiran 4. Tabel kuadrat pretes
Absen KontrolEksperime
nΣ
1 930,25 3961,44364891,69
42 216,09 1413,76 1629,85
3 660,49 1663,00842323,49
8
4 439,3216 789,611228,93
25 702,25 1297,4404 1999,69
61999,878
41297,4404
3297,319
71930,723
6975,9376
2906,661
81864,512
41298,8816
3163,394
9 621,0064 1415,26442036,27
1
10 746,3824 979,691726,07
2
111727,233
61187,4916
2914,725
122001,667
61132,9956
3134,663
13 834,0544 788,48641622,54
114 1857,61 1127,6164 2985,22
6
151412,256
4789,61
2201,866
16 975,9376 1416,76962392,70
7
17 879,7156 1128,962008,67
6
182005,248
4377,9136
2383,162
19 978,4384 1186,11362164,55
2
202220,294
41187,4916
3407,786
211352,768
4930,25
2283,018
22 882,09 1184,73642066,82
6
231237,632
4550,3716
1788,004
241240,448
41412,2564
2652,705
25 879,7156 1410,75362290,46
9
26 581,7744 439,32161021,09
6
271294,560
41864,5124
3159,073
28 1354,24 1078,46562432,70
6
29 702,25 1026,56161728,81
2
303667,513
62214,6436
5882,157
31 408,04 1027,84361435,88
4
32 1354,24 1352,76842707,00
8
∑39958,63
439908,409
679867,04
4
Lampiran 5. Tabel data Postes
AbsenKontrol
Eksperimen
Σ(ΣX)2
185,84 89,76
175,630835,3
6
257,38 81,88
139,2619393,3
5
380,28 86,66
166,9427868,9
6
477,12 81,1
158,2225033,5
7
589 77,92
166,9227862,2
9
677,92 83,5
161,4226056,4
2
776,34 88,26
164,627093,1
6
885,02 70,82
155,8424286,1
19 76,32 90,68 167 27889
1087,42 78,82
166,2427635,7
4
1179,5 80,36
159,8625555,2
2
1273,98 85,9
159,8825561,6
1
1379,52 72,42
151,9423085,7
6
1488,2 86,64
174,8430569,0
3
1573,96 83,5
157,4624793,6
5
1668,44 73,2
141,6420061,8
9
1781,12 95,4
176,5231159,3
1
1875,54 83,48
159,0225287,3
6
1977,92 90,6
168,5228398,9
920 74,76 76,38 151,14 22843,3
2173,18 78,02
151,222861,4
4
2273,98 90,64
164,6227099,7
4
2377,14 90,6
167,7428136,7
1
2482,66 81,94
164,627093,1
6
2586,62 91,36
177,9831676,8
826 68,44 83,48 151,92 23079,6
9
2780,3 81,18
161,4826075,7
9
2868,44 77,2
145,6421211,0
1
2984,28 89,04
173,3230039,8
2
3086,62 79,5
166,1227595,8
5
3170,04 79,56
149,622380,1
6
3285,08 81,14
166,2227629,0
9
∑ 2502,36 2660,94 5163,3836149,
4
Lampiran 6. Tabel kuadrat data postes
Absen KontrolEksperime
nΣ
1 7368,5056 8056,857615425,36
3
2 3292,4644 6704,33449996,798
8
3 6444,8784 7509,955613954,83
4
4 5947,4944 6577,2112524,70
4
5 7921 6071,526413992,52
6
6 6071,5264 6972,2513043,77
6
7 5827,7956 7789,827613617,62
3
8 7228,4004 5015,472412243,87
3
9 5824,7424 8222,862414047,60
5
10 7642,2564 6212,592413854,84
911 6320,25 6457,7296 12777,9812 5473,0404 7378,81 12851,85
13 6323,4304 5244,656411568,08
714 7779,24 7506,4896 15285,73
15 5470,0816 6972,2512442,33
2
16 4684,0336 5358,2410042,27
4
17 6580,4544 9101,1615681,61
4
18 5706,2916 6968,910412675,20
2
19 6071,5264 8208,3614279,88
6
20 5589,0576 5833,904411422,96
2
21 5355,3124 6087,120411442,43
322 5473,0404 8215,6096 13688,6523 5950,5796 8208,36 14158,94
24 6832,6756 6714,163613546,83
9
25 7503,0244 8346,649615849,67
4
26 4684,0336 6968,910411652,94
4
27 6448,09 6590,192413038,28
2
28 4684,0336 5959,8410643,87
429 7103,1184 7928,1216 15031,24
30 7503,0244 6320,2513823,27
4
31 4905,6016 6329,793611235,39
5
32 7238,6064 6583,699613822,30
6
∑197247,61
04222416,11
419663,72