analisa fundamental sektoral -...
TRANSCRIPT
Analisa Fundamental Sektoral
By Rivan Kurniawan
Istilah dalam Coal Sector yang Perlu Diketahui
BankSector
BOPO
CKPN CAR / KPMM
DPK
BUKU
NPLGross / Net
NIM
LDR CASA
Istilah Dalam Perbankan yang Perlu Diketahui
Bank berdasarkan modal inti
Bank dengan modal inti < Rp 1 Triliun*
Bank dengan modal inti Rp 1 - 5 Triliun
Bank dengan modal inti Rp 5 - 30 Triliun
Bank dengan modal inti di > Rp 30 Triliun
BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha)
1
2
4
3
Kegiatan yang dapat dilakukan :
BUKU 11. Menghimpun dan menyalurkan dana2. Pembiayaan Perdangangan terbatas3. Perdagangan valas terbatas4. e-banking dengan cakupan terbatas
BUKU 21-4 dengan cakupan yang lebih luas5. Kegiatan Tresury Terbatas ; Spot danderivative
BUKU 31-5 dengan cakupan lebih luas6. kegiatan luar negeri; Terbatas KawasanAsia
BUKU 41-6 dengan cakupan sangat luas7. Kegiatan luar negeri tak terbataskanwilayah
*OJK akan merubah modal inti bank buku 1 menjadi minimal 3T
BUKU 4
AGRS (Bank Agris)BBYB (Bank Yudha Bakti)BBHI (Bank Harda Internasional)BEKS (Bank Pembangunan Daerah Banten)
1
AGRO (Bank BRI Agro Niaga)BABP (Bank MNC Internasional)BACA (Bank Capital Indonesia)BBNP (Bank Nusantara Parahyangan)
2
BBTN (Bank Tabungan Negara)BDMN (Bank Danamon)BNII (Bank Maybank Indonesia)BTPN (Bank Tabungan Pensiun Nasional)
3
4
Total Bank Buku 1 = 13 Bank
Total Bank Buku 2 = 52 Bank
Total Bank Buku 4 = 6 Bank
Total Bank Buku 3 = 25 Bank
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Pembangunan Daerah?
Fokus untuk pembangunan
nasional
Fokus untuk pembangunan
daerah
Komparasi Bank Konvensional Vs Bank Pembangunan Daerah
Beberapa BPD memiliki
cabang diluar daerah namun
tidak banyak
Memiliki banyak cabang di
berbagai daerah
Bank Konvensional Bank Pembangunan Daerah
Kepemilikan mayoritas adalah
pemerintah pusat
Kepemilikan mayoritas adalah
pemerintah daerah (provinsi)
Nasabah kebanyakan adalah
masyarakat umum
Nasabah kebanyakan adalah
Aparatur Sipil Negara
Note : Bank Konvensional dan Bank Pembangunan Daerah termasuk ke dalam kategori Bank Umum
TIER 1 CAPITAL = (paid up capital + statutory reserves + disclosed free reserves) - (equity investments in subsidiary + intangible assets + current & brought-forward losses)
TIER 2 CAPITAL = A) Undisclosed Reserves + B) General Loss reserves + C) hybrid debt capital instruments and subordinated debts
Rule of Thumb : CAR > 14%
• CAR adalah rasio kecukupan modal yang dimiliki perbankan.
• Semakin besar nilai CAR mencerminkan kemampuan perbankan yang semakin baik dalammenghadapi kemungkinan risiko kerugian
Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR =Tier 1 capital + Tier 2 capital
Risk Weighted Assets (ATMR)X 100%
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Study Case : BBCA
CAR =Rp 170.7 triliun + Rp 7.1 triliun
Rp 721.9 triliunX 100%
23,8%=
Rule of Thumb : NIM > 5%
Net Interest Margin (NIM)
• NIM adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan assetproduktifnya atau asset yang mampu menghasilkan pendapatan bunga (asset yang disalurkan dalam bentukkredit)
• Semakin besar NIM maka semakin baik pengelolaan atas aset produktif Bank
NIM =Pendapatan Bunga Bersih
Aktiva ProduktifX 100%
Study Case : BBCA
Net Interest Margin (NIM)
Rule of Thumb : NPL Net < 2%, NPL Gross < 5%
• NPL adalah tingkat kredit bermasalah yang dimiliki oleh suatu
bank relatif terhadap total kredit yang disalurkan
• Tingginya tingkat NPL akan mengurangi jumlah modal yang
dimiliki oleh bank
Non Performing Loan (NPL)
NPL =Kredit Macet
Total Penyaluran KreditX 100%
Lama Tunggakan Kategori Kredit0 Hari Lancar
1-90 Hari Dalam Perhatian Khusus
91-120 Hari Kurang Lancar
121-180 Hari Diragukan
> 180 Hari Macet
Study Case : BBCA
Non Performing Loan (NPL)
In Rp miliar
2.764
3.806
0.5%
0.6%
0.2%1.307
Rule of Thumb : LDR > 80%
• LDR mengukur kemampuan bank dalam memenuhi likuiditas saat nasabah mengambil dananya.
• Jika nilai LDR terlalu tinggi, artinya perbankan tidak memiliki likuiditas yang cukup memadai untuk menutup kewajibannya
terhadap nasabah (DPK).
• jika nilai LDR terlalu rendah, artinya perbankan memiliki likuiditas yang cukup memadai tetapi mungkin pendapatannya
lebih rendah
Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR =Total Penyaluran Kredit
Total Dana Pihak KetigaX 100%
Study Case : BBCA
Loan to Deposit Ratio (LDR)
: =
Rule of Thumb : CASA > 50%
• CASA adalah besarnya rasio dana murah (Tabungan + Giro) terhadap total Dana Pihak Ketiga (Tabungan + Giro +
Deposito)
• Semakin besar CASA, maka semakin besar pula potensial laba yang dapat diperoleh dari penyaluran kredit
Current Account to Saving Account (CASA)
CASA =Tabungan + Giro
Tabungan + Giro + DepositoX 100%
Study Case : BBCA
Current Account to Saving Account (CASA)
CASA =Tabungan + Giro
Dana Pihak KetigaX 100%
Tabungan : Rp 345.6 triliun
Dana Murah
Dana Mahal=
Rp 345.6 triliun + Rp 184.9 triliun
Rp 698.9 triliunX 100%
= 75,9%
Giro : Rp 184.9 triliun
Deposito : Rp 168.4 triliun Total DPK : Rp 698.9 triliun
Rule of Thumb : BOPO < 80%
• BOPO menggambarkan efisiensi perbankan dalam melakukan kegiatannya. Semakin
kecil, semakin efisien
• Belanja Operasional adalah biaya bunga yang diberikan pada nasabah
• Pendapatan Operasional adalah bunga yang didapatkan dari nasabah.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO =Beban Operasional
Pendapatan OperasionalX 100%
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO =Beban Operasional
Pendapatan OperasionalX 100%
=Rp 30.7 triliun
Rp 71,6 triliunX 100%
= 59.1%
Leading Indicator Comparison – Bank Konvensional(CAR, NIM, CASA, LDR, BOPO)
Source : Data diolah; Annual report 2019
Min 14%
Min 80%
Max 80%Min 50%
Min 5%
Source : Data diolah; Annual Report 2019
Leading Indicator Comparison – Bank Konvensional(NPL Gross & NPL Net)
Max 2%
Max 5%
Leading Indicator Comparison – Bank Daerah(CAR, NIM, CASA, LDR, BOPO)
Min 14%
Min 80%
Max 80%Min 50%
Source : Data diolah; Annual report 2019
Min 5%
Leading Indicator Comparison – Bank Daerah(NPL Gross & NPL Net)
Max 2%
Max 5%
Istilah dalam Coal Sector yang Perlu Diketahui
Coal Mining Sector
Istilah dalam Coal Sector yang Perlu Diketahui
Top Soil Sub Soil
Inter Burden
Over Burden
Loading Hauling
Stockpiling Disposal Stripping Ratio
Jenis Batubara Berdasarkan Kualitas
Bituminous Coal
Sub bituminous Coal
Low Rank Coal (Envirocoal)
Anthracite
Lignite
Paling Umum dipakaioleh Perusahaan
China (3.411)
India (692,4)
Amerika Serikat (660,6)
Australia (492,8)
Indonesia (434)
NEGARA PRODUSEN BATU
BARA TERBESAR DI DUNIA
*Dalam juta ton
BIGGEST COAL IMPORT BY COUNTRY
http://www.worldstopexports.com/coal-imports-by-country/
1.Japan: US$25.4 billion (16.7% of total coal imports)
2.India: $24.6 billion (16.2%)
3.China: $19.6 billion (12.9%)
4.South Korea: $16.5 billion (10.9%)
5.Taiwan: $8.1 billion (5.3%)
6.Netherlands: $5.9 billion (3.9%)
7.Germany: $5.7 billion (3.7%)
8.Turkey: $4.4 billion (2.9%)
9.Brazil: $3.4 billion (2.2%)
10.Malaysia: $3.2 billion (2.1%)
BIGGEST COAL EXPORT BY COUNTRY
http://www.worldstopexports.com/coal-imports-by-country/
1. Australia: US$47 billion (37.8% of total coal exports)
2. Indonesia: $20.6 billion (16.6%)
3. Russia: $17 billion (13.7%)
4. United States: $12.2 billion (9.8%)
5. Colombia: $6.6 billion (5.3%)
6. South Africa: $6.2 billion (5%)
7. Canada: $5.8 billion (4.7%)
8. Mongolia: $2.8 billion (2.2%)
9. China: $786.8 million (0.6%)
10. Mozambique: $761.6 million (0.6%)
Jenis Batubara Berdasarkan Kualitas
Perbandingan Cost per KWH
Perbandingan Kinerja Emiten Batubara
Istilah dalam Coal Sector yang Perlu Diketahui
ConstructionSector
Kontrak Baru (New Contract)
Kontrak Carry Over
Kontrak Dihadapi (Order Book)
Usia Kontrak
Istilah dalam Kontruksi
Konstruksi BUMN Konstruksi Swasta
Diketahui:
▪ Kontrak Carry Over = Rp 10 Triliun▪ Kontrak Baru = Rp 5 Triliun▪ Penjualan = Rp 3 Triliun
Kontrak Dihadapi = Rp 10 Triliun + Rp 5 Triliun – Rp 3 Triliun = Rp 12 Triliun
Perhitungan Kontrak Dihadapi
KONTRAK DIHADAPI = KONTRAK CARRY OVER + KONTRAK BARU – PENJUALAN
Jika Kontrak Baru Turun → Kontrak Dihadapi Akan Turun
Diketahui:
▪ Kontrak Dihadapi = Rp 12 Triliun▪ Penjualan = Rp 3 Triliun
Usia Kontrak = 4 Tahun
Usia Kontrak
USIA KONTRAK = KONTRAK DIHADAPI / PENJUALAN
Hati-Hati jika Usia Kontrak < 3 Tahun
Kontrak Dihadapi 2018 = Rp 106.6 T + Rp 42.4 T – Rp 26.2 T= Rp 122.8 T
Kontrak Dihadapi 2019 = Rp 123.5 T + Rp 50.5 T – Rp 31.2 T= Rp 142.8 T
41.190
2.621
27.212
Kontrak Dihadapi 2020 = Rp 145.1 T + Rp 41.2 T – Rp 27.2 T= Rp 159.1 T
Usia Kontrak : 159.1 T / 27.2 T = 5.8 Tahun
1. Customer Profile
2. New Contract
3. Usia Kontrak
4. Repeat Customers
5. Collection Period
Indikator Yang Perlu Diperhatikan
6. Jumlah Hutang
Customer Profile
Annual Report WSKT 2018 – Page 56 Annual Report WIKA 2018 – Page 207
Annual Report WEGE 2017 – Page 4Annual Report TOTL 2018 – Page 23
WSKT WIKA TOTL WEGE
Government 95% 56% 0% 46%
Private 5% 44% 100% 54%
New Contract
Usia Kontrak
Repeat Customers WSKT WIKA TOTL WEGE
Recurring 0 % 0 % 76% 47%
New 100% 100% 24% 53%
TOTL : 82% Repeat Customers WEGE : 47% Repeat Customers
Collection Days
Annual Report WIKA 2019 – Page 26 Annual Report WEGE 2019 – Page 17
69 days60 days
WSKT WIKA TOTL WEGE
Collect Days N/A 60 days N/A 69 days
Jumlah Hutang
No Emiten Liabilitas Ekuitas DER
1 WSKT 93,5 T 17.9 T 5.23x
2 WIKA 42.9 T 16.5 T 2.60x
3 ADHI 29.7 T 6.8 T 4.36x
4 PTPP 41.8 T 13.4 T 3.11x
5 WEGE 3.7 T 2.4 T 1.54x
6 TOTL 1.9 T 1.1 T 1.75x
Sector Rotation Model – Full Recession
Coal Mining
PTBA ADRO ITMG HRUM
Mineral(Nickel, Timah)
INCO ANTM
Oil
TINS
MEDC
ZINC
ELSA AKRA
Sector Rotation Model – Early Recovery
Animal Feed
CPIN JPFA MAIN
Cement
SMGR INTP
Pulp & Paper
SMBR SMCB
INKP TKIM
Contractor / Heavy
Equipment UNTR HEXA MYOH PTRO MBSS
Sector Rotation Model – Full Recovery
Consumer Goods
UNVR MYOR ICBP
Automotive
ASII IMAS
Retail
RANC ACESRALS
Sector Rotation Model – Early Recession
Energy
AUTO GJTL
POWR
Finance
BBNI BBRI BNGA BJTM
PGAS AGII
Automotive Components
SMSM
Healthcare
MIKA SILO PRDA KLBF KAEF
RIVAN KURNIAWANWWW.RIVANKURNIAWAN.COM
0896-3045-2810 (FARHAN)
@rivan.kurniawan Rivan.kurniawan
ValueInvestingIndonesia rivankurniawan