analisa layout fasilitas produksi mebel dengan …/analisa... · analisa layout fasilitas produksi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL
DENGAN MENERAPKAN METODE LINE BALANCING
DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO
BOYOLALI
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Untuk Mencapai Derajat Sarjana Ahli Madya
Program Studi D3 Manajemen Industri
Disusun oleh :
Dicky Adhika Gastadeka
F3508066
PROGRAM DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN
MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO
MOJOSONGO
BOYOLALI
DICKY ADHIKA GASTADEKA
F3508066
CV. MUGIHARJO merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri mebel, perusahaan ini memproduksi meja, kursi, almari, mirror, candle holder. Untuk menjaga konsistensinya CV. MUGIHARJO dalam menyelesaikan produk pesanan sesuai dengan waktu, jumlah dan kualitas produk salah satu caranya yaitu dengan penataan tata letak (layout) fasilitas produksi dengan sebaik – baiknya agar tercapai tingkat efisiensi dan efektivitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layout fasilitas proses produksi yang digunakan pada CV. MUGIHARJO, mengetahui urutan proses produksi pada CV. Mugihargo, dan mengetahui tingkat efisiensi dari layout fasilitas proses produksi yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO.
Dari analisis yang telah dilakukan layout produksi yang digunakan oleh CV. MUGIHARJO yaitu layout garis / produk karena proses produksi pada CV. MUGIHARJO yang berurutan dan terus – menerus. Urutan proses produksi mebel yaitu : Sambung Papan (A), Pemahatan (B), Perakitan (C), QC Perakitan (D), Amplas (E), Pendempulan (F), Pelapisan Dasar (G), Finishing (H), Pemasangan Accessories (I), Packing (J). Dengan waktu siklus (cycle time) sebesar 10,6 menit, jumlah stasiun kerja 4 dan total waktu produksi yang dibutuhkan per unit yaitu 40.1 menit yaitu 94. 57 % dengan penundaan sebesar 5.42% sedangkan apabila menggunakan waktu siklus maksimal yaitu sebesar 10,8 menit efisiensi yang dapat dicapai 92. 82% dengan penundaan sebesar 7.17 %.
Kata kunci : layout proses produksi, tingkat efisiensi .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
- Tetap bersyukur lebih indah di dari pada terus meminta hal yang
tak pasti. Hidup dalam kenyataan lebih indah dari pada hidup
penuh dengan khayalan tanpa ada usaha.
- Pengalaman merupakan pembelajaran kita untuk masa yang akan
datang.
- Keinginan dan Keyakinan dapat tercapai jika ada usaha yang kuat
untuk meraihnya.
Penulis Persembahkan
Kepada :
1. Bapak dan Ibu
Tercinta
2. Adik dan kakak ku
yang aku sayangi.
3. Seluruh keluargaku
4. Bagi yang
membutuhkan dan
mengembangkan ilmu
5. Rekan – rekan MI
2008
6. Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Layout Fasilitas
Produksi Mebel Dengan Menerapkan Metode Line Balancing Di Cv.
Mugiharjo Mojosongo Boyolali”.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini, terutama
kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, MSI. Selaku Ketua Program Studi
Diploma III Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Adnan Effendi, SE selaku Pembimbing Tugas Akhir yang
telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.
4. Bapak Gurawan Permadi, SE selaku kepala bagian personalia
CV. MUGIHARJO yang telah memberikan kami kesempatan
untuk melaksanakan magang kerja dan penelitian.
5. Mama yang selalu memberika bimbingan dan dukungannya
serta selalu memberikan yang terbaik, entah apa yang harus
saya lakukan untuk membalasnya. Terima Kasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Kakak-kakakku yang tedak pernah bias berhenti memberikan
nasihat serta dukungannya.
7. Adik saya yang selalu support saya.
8. Ratrisari yang selalu membuatku untuk melangkah menjadi lebih
baik.
9. Sahabat-sahabatku : Arif,Andi,Adin,Yudi,Browi,Seno,Dwi,Tri, dan
sahabat-sahabat MI.B yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih karena sudah bersedia berbagai keceriaan
bersamaku.
Penulis menyadari bahwa dalam penyungkapan, pembahasan dan
pemilihan kata dalam penulisan Tugas Akhir jauh dari sempurna, Karena
keterbatasan pemikiran dan kemapuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Namun demikian semoga Tugas Akhir ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 20 Januari 2012
Dicky Adhika Gastadeka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
E. Metode Penelitian .......................................................... 5
1. Desain Penelitian...................................................... 5
2. Objek Penelitian ....................................................... 5
3. Sumber Data ............................................................ 6
4. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Teknik Analisis Data ................................................. 8
6. Alur Pemikiran .......................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses Produksi ............................................ 12
B. Layout Fasilitas Produksi ................................................ 12
1. Pengertian layout ...................................................... 12
2. Tujuan Perencanaan Layout ..................................... 13
3. Pentingnya Perencanaan Layout .............................. 15
C. Jenis Layout .................................................................... 20
D. Penyeimbangan Lini (Line Balancing) ............................ 26
E. Efisiensi Keseimbangan Lini .......................................... 29
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ........................................... 30
B. Laporan Magang Kerja................................................... 41
C. Pembahasan Masalah ................................................... 43
1. Layout yang Digunakan ............................................ 43
2. Identifikasi Kegiatan ................................................. 45
3. Keseimbangan Lini dan Efisiensi .............................. 49
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 54
B. Saran ............................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
3.1 Urutan Kegiatan Proses Produksi ............................................. 48
3.2 Keseimbangan Lini 4 stasiun kerja ............................................ 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 10
2.1 Layout Garis .............................................................................. 21
2.2 Layout Fungsional ..................................................................... 22
2.3 Layout Kelompok....................................................................... 23
2.4 Layout dengan Posisi Tetap ...................................................... 25
3.1 Struktur Organisasi.................................................................... 36
3.2 Layout CV. MUGIHARJO .......................................................... 44
3.3 Proses Produksi Mebel ............................................................. 45
3.4 Jaringan Kerja Proses Produksi ................................................ 49
3.5 Diagram Pengelompokan stasiun kerja ..................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Magang dari Perusahaan
Lampiran 2. Blangko Nilai Magang dari Perusahaan
Lampiran 3. Surat Keaslian Tugas Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN
MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO
MOJOSONGO
BOYOLALI
DICKY ADHIKA GASTADEKA
F3508066
CV. MUGIHARJO merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri mebel, perusahaan ini memproduksi meja, kursi, almari, mirror, candle holder. Untuk menjaga konsistensinya CV. MUGIHARJO dalam menyelesaikan produk pesanan sesuai dengan waktu, jumlah dan kualitas produk salah satu caranya yaitu dengan penataan tata letak (layout) fasilitas produksi dengan sebaik – baiknya agar tercapai tingkat efisiensi dan efektivitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui layout fasilitas proses produksi yang digunakan pada CV. MUGIHARJO, mengetahui urutan proses produksi pada CV. Mugihargo, dan mengetahui tingkat efisiensi dari layout fasilitas proses produksi yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO.
Dari analisis yang telah dilakukan layout produksi yang digunakan oleh CV. MUGIHARJO yaitu layout garis / produk karena proses produksi pada CV. MUGIHARJO yang berurutan dan terus – menerus. Urutan proses produksi mebel yaitu : Sambung Papan (A), Pemahatan (B), Perakitan (C), QC Perakitan (D), Amplas (E), Pendempulan (F), Pelapisan Dasar (G), Finishing (H), Pemasangan Accessories (I), Packing (J). Dengan waktu siklus (cycle time) sebesar 10,6 menit, jumlah stasiun kerja 4 dan total waktu produksi yang dibutuhkan per unit yaitu 40.1 menit yaitu 94. 57 % dengan penundaan sebesar 5.42% sedangkan apabila menggunakan waktu siklus maksimal yaitu sebesar 10,8 menit efisiensi yang dapat dicapai 92. 82% dengan penundaan sebesar 7.17 %.
Kata kunci : layout proses produksi, tingkat efisiensi .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISA LAYOUT FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN
MENERAPKAN METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO
MOJOSONGO
BOYOLALI
DICKY ADHIKA GASTADEKA
F3508066
CV. MUGIHARJO is a company engaged in the furniture industry, this company manufactures tables, chairs, wardrobes, mirrors, candle holders. To maintain consistency CV. MUGIHARJO in completing product orders in accordance with the time, the number and quality of the product one way is by structuring the layout (layout) with the best production facilities - in order to achieve good levels of efficiency and effectiveness.
The purpose of this study was to determine the layout of facilities used in the production process of CV. MUGIHARJO, knowing the sequence of the production process at CV. Mugihargo, and determine the level of efficiency of production process facility layouts that have been implemented on a CV. MUGIHARJO.
Of analysis has been done production layout used by the CV. MUGIHARJO the layout lines / products because the production process at CV. MUGIHARJO sequential and hold - again. The order of the furniture production process, namely: Link Board (A), gouge (B), Assembly (C), QC Assembly (D), Sand (E), Pendempulan (F), Basic Coatings (G), Finishing (H), Installation Accessories (I), Packing (J). With a cycle time (cycle time) of 10.6 minutes, the number of work stations 4 and the total time required per unit of production is 40.1 minutes which is 94. 57% with a delay of 5:42%, while when using the maximum cycle time of 10.8 minutes efficiencies can be achieved 92. 82% with a delay of 7:17%.
Keywords: layout production process, the level of efficiency.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem perdagangan bebas pada tahun 2025 yang akan
datang, mengakibatkan tingkat persaingan dalam perdagangan
internasional menjadi sangat ketat. Hal ini tersebut berdasarkan hasil
multilateral putaran Meksiko sebagai penerapan dari kesepakatan
yang tercantum dalam GATT ( General Agreement on Taraffs and
Trade) yang pada dasarnya ingin memperkuat yang lebih terbuka,
dimana hambatan yang sifatnya proteksionisme akan dihapuskan.
Sistem perdagangan bebas lebih luas dapat dimanfaatkan oleh
semua negara termasuk Indonesia.
Tidak semua negara secara otomatis dapat memanfaatkan
peluang pasar tersebut, tetapi harus diusahakan dan diraih dengan
persaingan yang tidak ringan. Negara-negara maju yang merupakan
pelaku utama perdagangan dunia pasti berupaya mengambil
kesempatan yang sebesar-besarnya, sedangkan negara
berkembang tidak mudah bersaing secara keseluruhan di dalam
merebut pasar. Oleh karena itu negara berkembang harus berusaha
lebih keras dalam meningkatkan daya saing mengenai hasil
produksinya sehingga dapat memanfaatkan peluang pasar yang
lebih terbuka. Dalam hal ini perusahaan atau eksportir sebagai
pelaku perdagangan ekspor di tuntut untuk dapat menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
keunggulan bersaing lebih dari masa-masa sebelumnya. Selain
memiliki kemampuan bersaing, perusahaan juga harus
mempertimbangkan fasilitas-fasilitas produksi lainnya yang dapat
mendukung peningkatan dari perusahaan.
Supaya proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan
efisien, sebiknya di beberapa bagian perusahaan perlu dilakukan
perencanaan-perencanaan yang baik, seperti perencanaan
bangunan pabrik, tenaga kerja dan fasilitas produksi. Perencanaan
fasilitas produksi yang baik sesuai dengan proses produksi yang
dijalankan, tentunya perusahaan dapat meningkatkan poduktifitas,
sebab dengan layout yang tepat dan sesuai dengan aliran produksi
dari bahan baku hingga menjadi produk akhir dapat berjalan dengan
lancar. Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan
penempatan fasilitas – fasilitas yang diperlukan di dalam proses
produksi. Fasilitas – fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan
kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi
dengan jumlah (Gitosudarmo, 2002 : 185).
Adapun penataan layout proses produksi bertujuan untuk
memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik, meminimumkan
kebutuhan tenaga kerja, mengusahakan agar aliran bahan dan
produk itu lancar, meminimumkan hambatan pada kesehatan,
meminimumkan usaha membawa bahan, memaksimumkan
pemanfaatan ruang yang tersedia, memaksimumkan keluwesan
menghindari hambatan operasi dan tempat yang telalu padat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
memaksimumkan hasil produksi, meminimumkan kebutuhan akan
pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong
dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi yang mudah dan
siap (Prasetya dan Lukiastuti, 2011:143-144). Untuk menghindari
keadaan yang dapat merugikan perusahaan, maka perusahaan perlu
mengadakan perencanaan kapasitas dalam penataan fasilitas
produksinya agar keseimbangan kapasitas masing-masing peralatan
produksi dapat terus dipertahankan, sehingga efisiensi dan efektifitas
produksi dapat terus ditingkatkan.
Seperti halnya yang dialami oleh perusahaan-perusahaan lain
pada umumnya, CV. Mugiharjo juga tidak terlepas dari himpitan
ketatnya kondisi persaingan pasar yang sedang melanda Indonesia.
Untuk tetap bertahan maka CV. Mugiharjo perlu melakukan
pembenahan-pembenahan dilingkungan internalnya, salah satu
usaha yang dilakukan adalah dengan meninjau ulang layout fasilitas
produksi yang telah dilaksanakan CV. Mugiharjo, sehingga pihak
pengelola dapat mengambil keputusan untuk melakukan relayout
atau tidak. Relayout disini merupakan perubahan-perubahan kecil
yang dapat mendukung peningkatan efisiensi dan efektifitas dari
perusahaan. Perubahan-perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan
usaha-usaha pengoptimalan masalah penggunaan tenaga kerja,
waktu produksi dan keseimbangan lini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasarkan latar belakang penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai layout fasilitas produksi yan dilaksanakan CV.
Mugiharjo Boyolali dengan mengambil judul “ANALISIS LAYOUT
FASILITAS PRODUKSI MEBEL DENGAN MENERAPKAN
METODE LINE BALANCING DI CV. MUGIHARJO MOJOSONGO
BOYOLALI”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut di atas penulis merumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana layout fasilitas proses produksi di CV. MUGIHARJO?
2. Bagaimana urutan proses produksi pada CV. MUGIHARJO?
3. Berapa besar tingkat efisiensi dari layout fasilitas produksi yang
sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui layout fasilitas proses produksi yang digunakan pada
CV. MUGIHARJO.
2. Mengetahui urutan proses produksi pada CV. MUGIHARJO.
3. Mengetahui tingkat efisiensi dari layout fasilitas proses produksi
yang sudah dilaksanakan pada CV. MUGIHARJO.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Menjadi salah saatu rujukan/masukan dalam pengambilan
keputusan, khususnya dalam hal layout fasilitas produksi.
2. Bagi Penulis
Merupakan wahana latihan praktik pendidikan dan sebagai
perbandingan serta penerapan antara teori-teori yang diperoleh
dari bangku kuliah.
3. Bagi Penulis Lain
Bisa menjadi bahan perbandingan dan referensi untuk kasus
sejenis.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
menggunakan metode studi kasus yang meneliti secara rinci
mengenai layout fasilitas produksi yang digunakan pada CV.
MUGIHARJO, kemudian melakukan analisis data menggunakan
metode line balancing untuk mengetahui efisiensi layout yang
digunakan oleh perusahaan.
2. Objek Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada CV. MUGIHARJO yang
terletak di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten
Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan
survei lapangan yang menggunakan semua metode
pengumpulan data original (Kuncoro, 2003:127). Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung yang bersumber
dari observasi langsung maupun pengamatan secara langsung.
Data yang diperoleh yaitu :
1) Layout proses produksi
2) Proses produksi yang dilakukan
3) Waktu yang dibutuhkan pada tiap proses produksi
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan
oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003:127). Data
sekunder biasanya telah tersedia di perusahaan dalam bentuk
dokumentasi. Data yang diperoleh yaitu :
1) Data mengenai sejarah perusahaan
2) Struktur organisasi pada perusahaan
3) Jumlah produksi harian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengambilan data dimana
peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali
informasi dari responden (Suliyanto, 2006:137). Wawancara
dilakukan dengan karyawan yang terlibat langsung dalam
proses produksi untuk mendapatkan informasi mengenai
proses produksi.
b. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan
menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan
pengamatan menggunakan mata. Mendengar, mencium,
mengecap, dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi.
Instrumen yang digunakan dari observasi adalah pengamatan
dan lembar observasi (Suliyanto, 2006:139). Observasi
dilakukan secara langsung mengenai proses produksi dan
kinerja karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan proses
produksi.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan kegiatan menggumpulkan data
dengan cara membaca atau mengambil dari literatur – literatur
yang berhubungan dengan masalah yang dilteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Pemeriksaan Data Arsip
Pemeriksaan Data Arsip merupakan kegiatan
pengumpilan data dengan melihat, mencatat, ataupun
memeriksa dokumen – dokumen dan arsip – arsip perusahaan
yang berhubungan dengan penelitian.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Merupakan analisis yang digunakan untuk
mendeskripsikan kondisi perusahaan melalui wawancara
ataupun dengan melihat data mengenai masalah layout fasilitas
produksi dan keseimbangan lini seperti kondisi layout
perusahaan saat ini, elemen-elemen pekerjaan, waktu proses
kerja, dll.
b. Analisis Kuantitatif
Merupakan analisis dengan menggunakan data yang
dikualifikasikan ke bentuk angka. Dengan hal ini penulis
menggunakan metode keseimbangan lini yaitu pengelompokan
elemen-elemen pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang
bertujuan untuk membuat seimbang jumlah pekerja yang
ditugaskan ke stasiun-stasiun kerja tersebut, sehingga dapat
diperoleh jumlah jam menganggur yang kecil atau tingkat
efisiensi yang tinggi. Hal-hal ini yang harus diperhatikan untuk
mendapatkan keseimbangan kapasitas yang baik antara lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengenai waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses
produksi, urutan teknis dari pekerjaan dan kapasitas output
yang diinginkan.
Menurut Render dan Heizer (2009:561-564) untuk
mengetahui besarnya tingkat keseimbangan lini dihitung
meliputi beberapa langkah yaitu:
1) Menentukan Waktu Siklus (cycle time)
Cycle time adalah waktu nyata untuk menyelesaikan
suatu tugas atau langkah proses. waktu siklus merupakan
maksimal di mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun
kerja jika tingkat produksi tercapai. Untuk menghitung besar
waktu siklus dapat diperoleh dengan rumus:
Waktu Siklus = 搀dekŖeg kŖt siŖl哦ŖlȬkŖe 啮l (t搀de孽detdg Ŗ碸ŖlȬ 夠engritŖi(r߀
2) Mentukan jumlah stasiun kerja minimal.
Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja
minimal menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah stasiun kerja minimal = ∑ 票Ǵ瓶迫粕漂坡迫粕瓶飘粕苹Ǵō㿨叁腮腔前 票Ǵ瓶迫粕㤨㿨瓶p粕ō
di mana n merupakan jumlah tugas perakitan.
Setelah menghitung waktu siklus dan jumlah stasiun kerja
minimal, selanjutnya menghitung efisiensi keseimbangan lini.
Efisiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan membagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan.
Untuk lebih mudah menghitung keseimbangan lini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Efisiensi = ∑ 票Ǵ瓶迫粕迫粕苹Ǵō﨨凭粕屏pǴ萍ō迫Ǵō㿨粕坡瓶乒破凭Ǵ仆Ǵ坡苹ō乒m乒坡Ǵ破坡仆Ǵ邹铺﨨票Ǵ瓶迫粕ō㿨瓶p粕ō迫乒破m乒ōǴ破邹
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Layout Fasilitas produksi
Proses produksi
Line Balancing (Keseimbangan lini)
Efisiensi layout produksi
Layout Optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam perusahaan terdapat layout produksi yang terdapat pada
saat ini. Pengaturan layout produksi sangat berpengaruh pada
keseimbangan kapasitas masing – masing peralatan proses
produksi. Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengetahui
inventaris kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, dan
menghitung waktu yang dibutuhkan pada tiap kegiatan proses
produksi. Selanjutnya melakukan evaluasi layout proses produksi
menggunakan metode Line Balancing. Setelah dilakukan evaluasi
dapat diketahui tingkat efisiensi layout fasilitas produksi. Dari tingkat
efisiensi layout produksi dapat diambil kesimpulan yang berisi
apakah layout yang ada sudah optimal atau belum, apabila belum
optimal perlu adanya relayout supaya layout fasilitas proses produksi
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses Produksi
Baroto (2002:13) mengartikan, produksi adalah suatu proses
mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan Heizer dan
Render (2004:4), produksi adalah menciptakan barang dan jasa.
Sehingga proses produksi adalah kegiatan untuk membuat barang dan
jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan
produksi adalah kegiatan pokok dalam suatu perusahaan dimana
kegiatan ini menyerap sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh
suatu perusahaan baik sumber daya tenaga kerja dan bahan baku.
B. Layout Fasilitas Produksi
1. Pengertian Layout
Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang.
Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan keluarga dalam hal kapasitas,
proses, fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja (Heizer
dan Render, 2001:272). Sedangkan menurut Subagyo (2000:79)
Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara
penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan di dalam pabrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut Kokasih (2009:186) layout adalah peraturan dan
penentuan alat – alat, tenaga kerja, dan tahapan kegiatan didalam
proses produksi baik barang maupun jasa.
Menurut Gitosudarmo (2002:185) layout fasilitas proses
produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas –
fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Fasilitas –
fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses
produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah
dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya
dan dengan biaya yang minim.
2. Tujuan Perencanaan Layout
Dalam melakukan perencanaan layout dapat dilakukan dengan
beberapa langkah (Gitosudarmo, 2002:191-192) Langkah pertama
yang perlu dilakukan di dalam perencanaan layout adalah melihat
pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan
fungsi – fungsi yang dimiliki produk tersebut. Langkah kedua adalah
menetapkan perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin –
mesinnya. Jumlah masing – masing komponen yang dibutuhkan
harus dijabarkan ke dalam jumlah mesin yang dibutuhkan. Langkah
selanjutnya yaitu berupa analisa keseimbangan urutan pengerjaan,
pemetaan, aliran (flow charting) dan penyusunan diagram blok
layout.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tujuan perencanaan layout secara umum adalah
mengoptimalkan susunan letak mesin – mesin dan peralatan
produksi yang ada di dalam perusahaan sehingga dengan adanya
susunan tata letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksaan
proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan
dengan lancar dan karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang
dibebankan kepada mereka dengan baik pula.
Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik adalah
(Gitosudarmo, 2002:185-186) :
a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.
b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.
c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar.
d. Meminimumkan hambatan pada kesehatan.
e. Meminimumkan usaha pembawa bahan.
f. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia.
g. Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi
dan tempat yang terlalu padat.
h. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan
dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.
i. Memaksimumkan hasil produksi.
j. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan
pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong/gang,
dan fasilitas penunjang agar diperoleh komunikasi mudah
dan siap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2009:532) tujuan
strategi tata letak adalah membangun tata letak yang ekonomis yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan
3. Pentingnya perencanaan Layout
Menurut Heizer dan Render (2001:272) tata letak memiliki
berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing
perusahaan keluarga dalam hal kapasitas, proses, flesibilitas dan
biaya, serta mutu kehidupan kerja. Tata letak yang efektif dapat
membantu perusahaan mencapai hal – hal sebagai berikut :
a. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan
manusia.
b. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik.
c. Lebih memudahkan konsumen.
d. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih
aman.
Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk mengembangkan
tata letak yang ekonomis yang dapat membantu pencapaian ke
empat hal di atas sementara tetap memenuhi kebutuhan perusahaan
untuk bersaing.
Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara
optimum penempatan mesin – mesin, peralatan – peralatan pabrik,
tempat kerja, tempat penyimpanan, dan fasilitas servis, bersama –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sama dengan penentuan bentuk gudang pabriknya (Gitosudarmo,
2002:185)
Sedangkan Menurut Tomskin (2004:21) Perencanaan layout
merupakan hal yang strategis bagi perusahaan, karena memiliki
dampak jangka panjang bagi perusahaan. Perencanaan strategis ini
meliputi hal berikut :
a. Penyimpanan dan pengisian kembali meliputi semua fungsi
pergudangan.
b. Penggunaan suatu material pada suatu tempat, meliputi
tujuan, asal dan proses manufaktur.
c. Distribusi fisik, meliputi asal perpindahan, tujuan
perpindahan, dan perpindahan antar tempat.
d. kontrol peralatan dan material.
e. Layout tempat dan modul bangunan.
f. Persyaratan fasilitas yang mendukung.
4. Klasifikasi perencanaan layout
Perencanaan layout disini adalah melihat pada perencanaan
produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi - fungsi yang
dimiliki produk tersebut. Perencanaan produk tergantung pada material
yang digunakan, proses yang diperlukan dan perlengkapan-
perlengkapan lainnya, sehinga memerlukan layout yang berbeda
(Gitosudarmo, 2002:191).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Subagyo (2000:88) faktor – faktor yang dipertimbangkan
dalam menyusun layout untuk perusahaan manufakturing sebagai
berikut:
a. Sifat produk yang dibuat
Sifat produk yang dibuat sangat menentukan layout yang akan
dibuat. Misal jika produknya berupa benda padat, layoutnya akan
berbeda jika produknya benda cair atau gas pengangkutan barang
dapat dilakukan dengan pipa, berarti menghemat tempat. Bila
produknya besar dan sulit dipindahkan maka digunakan layout
dengan posisi tetap.
b. Jenis proses produksi yang digunakan
Jenis proes produksi biasanya juga sangat mempengaruhi jenis
layout yang digunakan pada pabrik yang memiliki poses produksi
continous atau yang memiliki line flow, sedangkan layout fungsional
biasanya digunakan pada proses produksi intermittent.
c. Jenis barang serta volume produksi brang yang dihasilkan
Perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam barang
produk yang jumlah setiap jenis hanya sedikit, biasanya
menggunakn layout fungional. Akan tetapi, jika produknya selalu
sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya menggunakan
layout garis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Jumlah modal yang tersedia
Meskipun suatu perusahaan memerlukan layout garis,
perusahaan tidak dapat mnggunakannya jika modal yang tersedia
kurang. Hal ini disebabkan layout garis memrlukan investasi yang
sangat mahal.
e. Keluwesan atau fleksibilitas
Biasanya layout diusahakan agar fleksibel. Maksud dari
fleksibel adalah jika terjadi prubahan macam barang yang
dihasilakan atau terjadi penambahan kapasitas pabrik/penambahan
mesin, maka letak mesin dan fasilitas - fasilitas pabrik mudah
disesuaikan.
f. Pengangkutan barang
Pengangkutan barang dilakukan seefisien mungkin agar dapat
diusahakan dengan menggunakan conveyor, karena jalan yang
dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutannya murah.
Dalam layout fungsional selalu diusahakan mendapatkan tempat-
tempat yang sering berhubungan atau yang banyak dilakukan
pengangkutan barang.
g. Aliran barang
Mesin - mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga yang dikerjakan tidak saling mengganggu.
h. Efektivitas penggunaan ruangan
Penempatan mesin - mesin harus sedemikian rupa sehingga
ruangan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan pemborosan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ruangan dapat dihindari. Jangan ada ruang yang menganggur,
jangan pula meletakkan mesin terlalu jauh supaya menghemat
ruangan dan mengurangi pengangkutan, dan peletakan mesin juga
jagan terlalu rapat.
i. Lingkungan dan keselaman kerja
Dalam merencanakan layout sebaiknya dipertimbangkan
pengaruh layout yang disusun terhadap keselamatan kerja serta
lingkungan kerja, jangan sampai penempatan mesin membahayakan
keselamatan karyawan.mesin - mesin yang membahayakan
sebaiknya diletakkan di tempat yang jarang dilewati karyawan atau
diberi pengaman yang cukup.
j. Pemeliharaan
Peralatan mesin harus memungkinkan pelaksanaan
pemeliharaan mesin dengan mudah. Selain untuk tempat mesin,
juga disediakan ruang untuk pemeliharan
k. Letak kamar kecil
Letak kamar kecil jangan terlalu jauh dari ruangan kerja sebab
kalu terlalu jauh akan terlalu banyak waktu terbuang oleh karyawan
dalam perjalanan ke kamar kecil.
l. Pengawasan
Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Jenis Layout
Layout yang disusun oleh beberapa perusahaan biasanya
berbeda – beda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
keadaan atau faktor – faktor yang mempengaruhinya. Faktor – faktor
yang mempengaruhi penetuan jenis layout yang akan digunakan
yaitu (Gitosudarmo, 2002:187) :
1. Jenis produk. Apakah produk tersebut barang atau jasa,
desain dan kualitasnya bagaimana, dan apakah produk
tersebut dibuat untuk persediaan atau pesanan.
2. Jenis proses produksi ini berhubungan dengan jenis
teknologi yan dipakai, jenis bahan yang diangkut/ dibawa,
dan atau / alat penyedia layanan.
3. Volume produksi. Volume mempengaruhi desain fasilitas
sekarang dan pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan
kemungkinan eks-pansi dan perubahan.
Menurut Subagyo (2000:80-88) layout dibagi menjadi 4 macam yaitu:
1. Layout Garis.
Layout garis sering disebut sebagai layout produk. Artinya,
pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi dalam
suatu pabrik yang berdasarkan atas urut – urutan proses produksi
dalam membuat suatu barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.1 Layout garis
Layout garis memiliki beberapa kebaikan – kebaikan antara lain :
a. Biaya produksi lebih mudah.
b. Pengawasan lebih mudah.
c. Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih mudah.
Adapun kelemahan dari layout produk antara lain:
a. Apabila terjadi kemacetan pada salah satu mesin, akan
menyebabkan kemacetan seluruh kegiatan pabrik.
b. Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak sekali
serta biasanya menggunakan mesin khusus.
c. Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu
macam barang saja dalam jangka panjang tidak terganti.
d. Karyawan akan mengalami kesulitan dalam melaksanakn
tugasnya.
2. Layout Fungsional
Layout fungsional sering disebut sebagai layout proses.
Artinya, pengaturan tata letak fasilitas produksi di dalam pabrik
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3
Mesin 4 Mesin 5 Mesin 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas
produksi yang ada. Berikut contoh gambar layout fungsional :
Gambar 2.2
Layout Fungsional
Layout fungsional memiliki beberapa kebaikan yaitu :
a. Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai
macam barang.
b. Investasi pada mesin – mesin dan fasilitas produksi yang lain
lebih murah daripada layout garis sebab menggunakan mesin
serba guna. Mesin serba guna biasanya oleh produsen mesin
dibuat dalam macam bentuk standar sehingga harga mesin itu
di pasar lebih murah.
Adapun kelemahan dari layout ini antara lain :
a. Biaya produksi setiap barang mahal karena macam barang yang
dikerjakan selalu berganti - ganti.
Bubut gerinda bor
Cor Poles
Vercroom Potong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering
dilakukan karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti
dan urutan prosesnya berubah - ubah.
c. Pengangkutan barang di dalam pabrik sulit dan simpang - siur
karena arus pekerjaan selalu berubah.
d. Tidak terjadi keseimbangan.
3. Layout Kelompok
Layout kelompok atau grouped layout adalah suatu
pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok
barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan
layout kelompok memiliki produk yang bermacam – macam, tetapi
garis besar urutan prosesnya dapat dibagi dalam beberapa
kelompok yang sama. Contoh layout kelompok yaitu perusahaan
pemroses kulit.
Gambar 2.3 Layout Kelompok
Sol Bagian atas Assembling Finishing
Bungkus Finishing Jahit Potong
Jahit Pasang perlengkapan
Finishing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Kebaikan – kebaikan yang dimiliki layout kelompok yaitu :
a. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa
macam barang.
b. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam, arus
barang tidak terlalu simpang – siur.
c. Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk,
biaya produksi dapat lebih murah dibandingkan dengan layout
fungsional.
Adapun kelemahan dari layout ini ialah sebagai berikut :
a. Untuk menggunakan layout kelompok, maka kelompok
produk yang memili kesamaan urutan proses harus jelas.
b. Instruksi kerja harus jelas.
c. memerlukan pengawasan yang cermat.
4. Layout dengan posisi tetap
Layout dengan posisi tetap sering disebut dengan layout by
fixed materials position atau fixed layout. Pengertian layout
semacam ini adalah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat
barang dengan letak barang yang tetap atau tidak dipindah –
pindah. Contoh layout posisi tetap yaitu layout pembuatan
jembatan, layout pembangunan gedung, layout pembuatan jalan,
dan layout penghijuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 2.4
Layout dengan posisi tetap
Sifat – sifat yang dimiliki layout dengan posisi tetap yaitu :
a. Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak
mungkin dipindah – pindah.
b. Volume pekerjaan biasanya besar. Setiap kegiatan
biasanya memerlukan urutan dan hubungan kerja yang
kompleks.
c. Biasanya pekerjaan berupa proyek, yang harus selesai
pada waktu yang telah direncanakan.
Masukan
Barang Jadi
Produk
Proses A
Proses B Proses D
Proses C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah
dipindah – pindah.
e. Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin
dikerjakan di lokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik
atau di tempat lain.
Sedangkan kebaikan – kebaikan yang dimiliki oleh layout
dengan posisi tetap yaitu :
a. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang
berbeda – beda.
b. Dapat diletakkan di mana saja sesuai dengan kebutuhan.
c. Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada
bangunan biasanya hanya untuk penyimpanan, kantor,
atau kegiatan – kegiatan pambantu.
Kelemahan dari layout ini adalah :
a. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan
layoutnya.
b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relative sulit.
c. Bisanya keamanan barang-barang di sekitar tempat pembuatan
barang harus dijaga dengan baik karena rawan penurunan
D. Penyeimbangan lini (Line Balancing)
Menurut Subagyo (2000:96) line balancing adalah proses
pembagian pekerjaan kepada work stations sedemikian rupa sehingga
diperoleh keseimbangan setiap work stations. Work stations atau pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kerja/ bagian adalah kumpulan beberapa elemen kerja yang merupakan
satu kesatuan.
Tujuan diadakannya keseimbangan lini menurut Nasution
(2003:149) adalah meminimalisasi waktu menganggur disetiap stasiun
kerja, sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi pada setiap stasiun
kerja. Adapun tujuan lain keseimbangan lini tersebut adalah membuat
keseimbangan jumlah pekerjaan yang ditugaskan ke stasiun – stasiun
tersebut. Tujuan tersebut dicapai melalui dua alternative cara, yaitu :
1. Menentukan waktu putaran (cycle time) yang dikehendaki,
menyamakan beban kerja dengan cara tertentu yang mana
jumlah stasiun kerja dapat diminimumkan.
2. Menentukan jumlah stasiun kerja yang diinginkan,
menyamakan bahan kerja dengan cara tertentu yang mana
putaran waktu dapat diminimumkan.
Suatu proses produksi sudah mencapai keseimbangan lini apabila :
1. Tingkat kapasitas output yang dihasilkan sudah memadai atau
melebihi tingkat kapasitas output yang diinginkan.
2. Urutan pekerjaan yang ada dalam proses produksi merupakan
urutan pekerjaan yang mungkin untuk dapat dilaksanakan.
3. Lini produksi efisien, yang dapat dilihat dari adanya penurunan
waktu menganggur pada proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2009:558)
penyeimbangan lini biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan
ketidakseimbangan antara mesin atau pekerja dan memenuhi
kewajiban output dari lini perakitan. Untuk mengetahui besar
keseimbangan lini dapat diketahui dengan beberapa langkah berikut
yaitu :
1. Menentukan Waktu Siklus (cycle time)
Cycle time adalah waktu nyata untuk menyelesaikan suatu
tugas atau langkah proses. waktu siklus merupakan maksimal di
mana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat
produksi tercapai. Untuk menhitung besar waktu siklus dapat
diperoleh dengan rumus:
Waktu Siklus = 搀dekŖeg kŖt siŖl哦ŖlȬkŖe 啮l (t搀de孽detdg Ŗ碸ŖlȬ 夠engritŖi(r߀
2. Mentukan jumlah stasiun kerja minimal.
Secara teoritis untuk menghitung jumlah stasiun kerja minimal
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah stasiun kerja minimal = ∑ 票Ǵ瓶迫粕漂坡迫粕瓶飘粕苹Ǵō㿨叁腮腔前 票Ǵ瓶迫粕㤨㿨瓶p粕ō
di mana n merupakan jumlah tugas perakitan.
3. Pemberian tugas perakitan khusus pada setiap stasiun kerja.
Keseimbangan yang efisien adalah keseimbangan yang
menyelesaikan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang
telah dispesifikasi, dan menjaga agar waktu yang kosong di setiap
stasiun kerja berada pada tingkat minimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
E. Efisiensi Keseimbangan Lini
Menurut Kokasih (2009:28) Efisiensi adalah konsep dinamis yang
bisa ditinjau dari segi teknik maupun dari sisi ekonomis.
Sedangkan menurut Render dan Heizer (2009:564) Efisiensi
keseimbangan lini dilakukan perusahaan untuk dapat menetukan
sensitivitas lini produksi terhadap perubahan dalam tingkat produksi
dan penugasan stasiun kerja. Efisiensi keseimbangan lini dapat
dihitung dengan membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun
kerja yang dibutuhkan, lalu dikalikan dengan waktu siklus terpanjang
yang ditentukan. Efisiensi keseimbangan lini dirumuskan sebagai
berikut ;
Efisiensi = ∑ 票Ǵ瓶迫粕迫粕苹Ǵō﨨凭粕屏pǴ萍ō迫Ǵō㿨粕坡瓶乒破凭Ǵ仆Ǵ坡苹ō乒m乒坡Ǵ破坡仆Ǵ邹铺﨨票Ǵ瓶迫粕ō㿨瓶p粕ō迫乒破m乒ōǴ破邹
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
CV. MUGIHARJO adalah suatu perusahaan yang terletak di
kawasan boyolali, tepatnya di Dukuh Kanthongan, Desa Kragilan,
Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali yang berdiri pada
tanggal 17 Mei 1998. CV. MUGIHARJO bergerak dalam usaha
meubel yang didirikan oleh bapak Mugianto. Selain sebagai pemilik,
bapak Mugianto juga merangkap sebagai pimpinan perusahaan.
Perusahaan ini pada mulanya adalah industri kecil yang kegiatannya
hanya membuat produk meubel mentah. Kemudian pada awal tahun
1999 bapak Mugianto mulai merintis dan mengembangkan usahanya
dari industry kecil yang membuat produk meubel jadi dan melakukan
ekspor sendiri ke luar negeri. CV. MUGIHARJO mempunyai Ijin
Usaha No. 44/KDPP.11.32/2.2/1X/2002, Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) No. 1335602806, dan Nomor Wajib Pajak (NPWP)
No.07.125.253.0.526.000.
2. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan usahanya agar efektif dan efisien setiap
organisasi membutuhkan individu-individu untuk mengerjakannya.
Untuk itu diperlukan suatu struktur organisasi yang direncanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dengan seksama dan didasarkan pada penentuan tugas dan
tanggung jawab yang jelas.
Tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pimpinan Perusahaan
1) Memiliki wewenang secara menyeluruh terhadap jalannya
perusahaan.
2) Melakukan pengawasan dan pengendalian investasi
perusahaan.
3) Membuat keputusan terhadap semua kegiatan yang bisa
berakibat terhadap terjadinya perubahan modal perusahaan
b. Kepala Bagian Gudang dan Pengadaan
1) Bertanggung jawab langsung kepada perusahaan
2) Bertanggung jawab terhadap tersedianya kebuthan produksi
secara keseluruhan (bahan dan perlengkapan)
3) Bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku maupun
barang jadi di perusahaan
4) Membuat daftar barang jadi dan bahan baku yang ada dalam
perusahaan
c. Departemen Logistik dan Pembelian
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang dan
Pengadaan.
2) Membuat laporan daftar stok bahan mentah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Melakukan pengawasan terhadap stok persediaan dalam
perusahaan.
d. Departemen Material Pengeringan Kayu.
Melakukan kegiatan pengeringan/pegovenan kayu sebelum
digunakan produksi.
e. Departemen Gudang Material
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang dan
Pengadaan.
2) Membuat laporan daftar stok bahan mentah.
3) Melakukan pengawasan terhadap seluruh persediaan dalam
perusahaan.
f. Departemen Gudang Produk
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Gudang dan
Pengadaan
2) Membuat laporan stok barang jadi
g. Kepala Bagian Produksi
1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
2) Melaksankan dan melakukan pengawasan umum seluruh
kegiatan produksi.
3) Melaksanakan pengawasan umum terhadap segala peralatan
dan alat produksi perusahaan.
4) Membuat laporan produksi tiap departemen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
h. Departemen Komponen
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.
2) Mengadakan Pengawasan mutu bahan.
3) Mengadakan perakitan umum terhadap perakitan.
i. Departemen Finishing Amplas Dasar
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.
2) Bertanggung jawab dalam proses finishing barang.
3) Membuat proses produksi (pengamplasan)
j. Departemen Finishing Cat, Accessories, Packing
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi
2) Bertanggung jawab terhadap pengepakan sebelum siap kirim
3) Melakukan kontrol mutu terhadap barang yang siap dikirim
4) Menyiapkan barang yang siap dikirim
5) Melakukan pemasangan accessories terhadap barang
k. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
2) Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan
keuangan secara menyeluruh.
3) Menandatangani dan mengirim cek (bersama pimpinan
perusahaan)
4) Menyelenggarakan buku besar dan menyusun laporan
keuangan.
5) Melakukan urusan perusahaan yang berhubungan dengan
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
l. Departemen Akuntansi
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Akuntansi dan
Keuangan.
2) Membuat jurnal dan buku besar.
3) Melakukan registrasi penjualan dan penagihan.
4) Menyiapkan berbagai laporan yang dibutuhkan.
5) Membuat daftar gaji.
m. Departemen keuangan
1) Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Akuntansi dan
Keuangan
2) Melakukan pengeluaran kas untuk pembelian
3) Melakukan penagihan
4) Menyelenggarakan laporan kas harian.
n. Kepala Bagian Personalia dan Umum
1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
2) Mengurus dan mengendalikan hukum dan segala perizinan
perusahaan.
3) Membuat perencanaan umum.
4) Membuat dan menyelenggarakan laporan produktivitas
karyawan.
5) Membuat persetujuan penggajian dan kesejahteraan karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
o. Departemen Keamanan
1) Bertanggung jawab kepada bagian personalia umum.
2) Melakukan absen kepada karyawan dan melayani keperluan
,memberikan informasi kepada tamu yang berkunjung ke
perusahaan.
3) Menjaga keamanan perusahaan
4) Memberikan pertolongan pertama pada karyawan apabila
terjadi kecelakaan dalam bekerja.
p. Kepala Bagian Penjualan
1) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
2) Melaksanakan seluruh kegiatan penjualan.
3) Membuat persetujuan pesanan penjualan.
4) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengiriman barang.
5) Membuat laporan penagihan.
6) Membuat perencanaan dan pengembangan pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Adapun struktur organisasi CV. MUGIHARJO Furniture dapat dilihat
dari gambar berikut :
Gambar 3.1
Struktur Organisasi di CV. MUGIHARJO Furniture Boyolali
3. Proses Produksi
Dalam memproduksi furniture, bahan baku yang dipergunakan
adalah kayu mahoni. Adapun bahan baku sebagian besar diperoleh
dari kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kayu mahoni yang digunakan
Pimpinan Perusahaan
Bagian Gudang dan Pengadaan
Bagian Produksi
Bagian Keuangan
dan Akuntansi
Bagian Personalia dan Umum
Bagian Penjualan
Umum
· Dept. Logistik dan Pembelian
· Dept. Pengeringan Material Kayu
· Dept. Gudang produk
· Dept. komponen
· Dept. perakitan
· Dept. Amplas
· Dept. Finishing, Cat, Accessories, Packing
· Dept. Keuangan
· Dept Akuntansi
· Dept. Administrasi
· Dept. Keamanan
· Dept. Perencanaan
Sumber : CV. MUGIHARJO Furniture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dengan ukuran papan tertentu, kayu tersebut masih dalam kondisi
basah, sehingga kayu perlu melalui proses oven (pengeringan).
Pada pembuatan mebel, proses produksi dibagi menjadi 2 tahap,
yaitu:
a. Tahap perakitan
Pada tahap awal, papan mahoni dikeringkan selama kurang
lebih 10 hari dengan tingkat kekeringan 8% sampai dengan 12%.
Kemudian papan yang sudah kering tersebut dibelah dibagian
persiapan komponen yang sesuai dengan ukuran produk yang
akan dibuat. Setelah selesai semua komponen-komponen
tersebut dikerjakan dibagian perakitan, dimana didalam tahap
perakitan terdapat proses peralatan, sambung papan (laminating),
pemahatan, pluk/pori/panel dan perakitan produk tersebut.
Setelah selesai proses perakitan produk maka produk tersebut
diberi nama produk setengah jadi. Sebelum produk setengah jadi
masuk ke finishing, produk diteliti dulu apakah bentuknya sudah
sempurna maka akan diproses ulang. Tetapi apabila sudah
diperiksa dan produk sudah baik maka langsung dibawa ke bagian
finishing. Tempat untuk penelitian produk setengah jadi disebut
dengan Meja Balance.
b. Tahap Finishing
Tahap finishing dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian amplas
dasar, bagian warna, bagian packing. Dibagian amplas dasar,
produk setengah jadi diamplas atau dihaluskan dengan nomor/grit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
120 dan 180. Kemudian dibagian warna dilakukan pendempulan,
warna dasar, finishing warna atau warna akhir. Didalam proses
packing dilakukan pemasangan accessories (kunci, sapit udang,
logo, handle, kaca) dan pembungkus atau packing produk. Bahan
yang digunakan dalam pembungkusan adalah kardus, single face,
fomsit, tali rafia, lakban, lem, dan streples. Peralatan yang dipakai
adalah pisau kater dan palu. Setelah proses packing selesai, produk
tersebut dengan produk jadi dan siap dikirim.
Sedangkan bahan pembentuk yang digunakan dalam produksi
mebel pada CV. Mugiharjo yaitu :
a. Paku
Paku digunakan untuk menyatukan elemen-elemen sehingga
membentuk bodi atau bentuk meubel yang dibuat. Rata-rata paku
yang dipakai adalah yang terbuat dari kayu.
b. Lem kayu
Lem kayu digunakan untuk melekatkan komponen kayu agar lebih
kuat.
c. Amplas
Amplas digunakan untuk meratakan dan menghaluskan
permukaan kayu dan serat kayu menjadi rata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
d. Woodfiller / dempul
Woodfiller digunakan untuk menutupi pori-pori kayu dan kayu lapis
agar legih kelihatan lebih rapi bila dilihat dari luar dan dalam.
e. Melamic / NC (antigores)
Melamic digunakan pada proses finishing agar meubel terlihat
bagus dan tahan lama.
f. Tinner
Tinner digunakan sebagai pengencer dari melamic.
Dalam kegiatan proses produksi mebel diperlukan alat – alat
untuk membentuk bahan baku menjadi produk jadi. Alat – alat yang
digunakan dalam proses produksi mebel yaitu :
a. Mesin Oven
Digunakan sebagai alat pengering kayu yang akan digunakan
sebagai bahan baku produksi.
b. Mesin Spindel
Mesin spindel atau mal bengkok adalah mesin yang digunakan
untuk membuat komponen-komponen kayu yang berbentuk
tidak lurus / bengkok.
c. Mesin Tenon
Mesin tenon adalah mesin yang digunakan untuk membentuk
kayu menjadi komponen purus untuk lanangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
d. Mesin Laminating (Tanggem)
Mesin laminating atau tanggem adalah mesin yang digunakan
untuk membuat komponen dudukan.
e. Mesin Morstis (Mesin Bobok)
Mesin Morstis adalah mesin yang digunakan untuk membentuk
kayu menjadi komponen purus untuk wedokan.
f. Mesin Amplas (Hand Shander)
Mesin amplas adalah mesin untuk manghaluskan permukaan
kayu agar lebih halus dan rata.
g. Mesin Chisel
Adalah mesin yang digunakan untuk membuat lubang purus.
4. Hasil Produksi dan Pemasaran
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah mebel yang
berbentuk antara lain : meja, kursi, almari, mirror, candle holder.
Produk yang dihasilkan terdiri dari bermacam-macam bentuk,
ukuran, dan warna. Produk dipromosikan melalui internet dan
dengan mengikuti pameran dagang yang diadakan di wilayah
Yogyakarta, Jakarta, dan juga ke tingkat internasional. Negara
tempat pemasaran produk antara lain : Swedia, Norwegia, Finlandia,
Spanyol, Gothenburg, Miami, Stockholm, dan Valencia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian
Magang kerja adalah praktek kerja nyata yang dilaksanakan
mahasiswa sebagai penunjang perkuliahan. Dengan magang kerja
mahasiswa dapat menerapkan dan membandingkan ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah dan mahasiswa dapat menerapkan
beberapa alternatife solusi permasalahan objek magang kerja untuk
dilaksanakan.
2. Tujuan Magang
Pelaksanaan magang kerja dilakukan karena memiliki tujuan.
Tujuan dari magang kerja yang ingin dicapai yaitu :
a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan
pengetahuan tentang berbagai aktivitas didalam dunia kerja.
b. Dapat melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah
dan mampu memberikan solusi bagi perusahaan.
c. Untuk melatih mahasiswa untuk bekerja sebelum masuk dalam
dunia kerja yang sebenarnya.
3. Manfaat Magang Kerja
Magang kerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
a. Bagi Mahasiswa
1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
sudah didapat selama menempuh pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Agar mahasiswa setelah lulus dapat menghadapi masalah yang
timbul dalam dunia kerja.
b. Bagi Perusahaan
1) Perusahaan akan mendapat sumber daya manusia yang
berkualitas di masa yang akan datang.
2) Hasil penelitian mahasiswa selama magang kerja dapat
dijadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan
perusahaan.
4. Waktu pelaksanaan Magang Kerja
Tempat : Kegiatan magang dilakukan di CV.MUGIHARJO yang
beralamatkan didaerah Dukuh Kanthongan, Desa
Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah.
Waktu : Pelaksanaan magang dilakukan selama tanggal 1
Februari – 28 Februari 2011.
5. Kegiatan Magang Kerja
Pada pelaksanaan Magang Kerja, peserta magang diharuskan
memakai kemeja rapi dan sopan. Setiap harinya peserta magang
kerja harus mengisi daftar hadir pada saat masuk dan pulang
magang di pos satpam. Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai
dari pukul 08.00-16.00 untuk hari senin-jum’at. Kegiatan magang
kerja ditempatkan pada bagian produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Rincian kegiatan magang tersebut adalah :
a. Pada bagian produksi
1) Mengamati pengeringan kayu yang berasal dari supplyer
dengan tingkat kekeringan 8%-12%.
2) Mengamati proses pembuatan komponen-komponen seperti
penggergajian,pengukuran,dll.
3) Mengamati proses perakitan komponen sehingga menjadi
sebuah produk dan membantu proses pengecekan (Quality
Control).
4) Mengamati proses pengamplasan.
b. Pada bagian finishing
1) Mengamati proses pengecatan produk
2) Membantu proses packing
3) Membantu penataan pada truck pengiriman
C. Pembahasan Masalah
1. Layout yang digunakan CV. Mugiharjo
Layout fasilitas produksi yang digunakan oleh CV. Mugiharjo
yaitu layout garis atau layout produk. Hal tersebut dapat dilihat dari
proses produksi yang berurutan. Pada layout fasilitas produksi
dengan menggunakan layout garis dapat diketahui pada cara
produksi, kegiatan pada proses produksi yang dilakukan pada proses
sebelumnya akan mempengaruhi proses selanjutnya. Sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kegiatan proses produksi pada tahap selanjutnya dapat dilakukan
setelah kegiatan proses produksi sebelumnya telah selesai. Layout
pada CV. MUGIHARJO dapat dilihat pada gambar 3.2.
GAMBAR 3. 2 Layout CV. MUGIHARJO
QC bag. perakitan
Perakitan
Pemahatan
Tempat sambung papan
Kantor
Pintu masuk
Meja kursi untuk menerima tamu
Showroom
Meja,kursi
Pendempulan
Pengamplasan
Pengecatan warna dasar/ poxsi
Finising warna
Pemasangan assesories
packing
Stok Barang Jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Identifikasi kegiatan dalam proses produksi.
Dalam proses produksi mebel terdapat kegiatan – kegiatan
yang saling berkaitan. Sehingga diperlukan pengetahuan tentang
kegiatan – kegiatan agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan
identifikasi kegiatan. Urutan proses produksi mebel yaitu :
Gambar 3. 3 Proses produksi mebel
Sambung papan
Pemahatan
QC Perakitan
Amplas
Pendempulan n
Pelapisan dasar
Finishing warna
Pemasangan acceessories
Packing
perakitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Jenis – jenis kegiatan yang harus dilaksanakan pada proses
produksi mebel CV. Mugiharjo yaitu :
a. Sambung papan
Sambung papan merupakan proses penyambungan
beberapa papan untuk sebulumnya masuk dalam proses
perakitan.
b. Pemahatan
Proses pemahatan merupakan proses pemberian desain
bentuk pada permuakaan produk agar terlihat lebih menarik.
c. Perakitan
Perakitan merupakan kegiatan penyambungan komponen –
komponen kayu yang telah dibentuk sehingga menjadi suatu
produk (meja, kursi,dll). Pada proses perakitan menggunakan
bahan pendamping yang berupa paku dan lem.
d. QC perakitan
Setelah komponen – komponen kayu mengalami proses
perakitan tahan selanjutnya yaitu QC perakitan. Apabila produk
sesuai dengan standar maka akan masuk ke proses selanjutnya.
Sedangkan produk yang tidak sesuai standar akan dikembalikan
pada bagian produksi.
e. Amplas
Proses selanjutnya yang dilakukan yaitu proses amplas
dasar. Proses amplas dilakukan untuk menghaluskan permukaan
kayu dengan menggunakan amplas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
f. Pendempulan
Pendempulan dilakukan setelah selesai dilakukan proses
pengamplasan. Pendempulan dilakukan untuk menutup
permukaan kayu yang berlubang/cacat.
g. Lapisan dasar (Spray shanding seller)
Pemberian lapisan dasar merupakan proses yang dilakukan
sebelum pemberian warna sesuai dengan pesanan konsumen.
Pemberian lapisan dasar dilakukan agar produk terlihat
mengkilap. Lapisan dasar yang digunakan yaitu melamic / NC
h. Finishing warna
Proses selanjutnya yaitu pemberian warna sesuai dengan
pesanan. Rata – rata pembeli memiliki pilihan warna yang
berbeda – beda.
i. Pemasangan accessories
Pemasangan accessories yaitu proses pemasangan bahan
tambahan pada prosuk – produk tertentu. Biasanya yaitu kaca,
engsel, sekrup dan accessories lainnya.
j. Packing
Pada tahap ini produk yang telah jadi selanjutnya akan di
lakukan proses pengemasan ( packing ). Pada proses ini
bertujuan agar produk tidak mengalami kerusakan / cacat akibat
gesekan dengan produk lain.
Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi semua proses
yang dilakukan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3. 1 Urutan Kegiatan Dan Waktu Yang Dibutuhkan Dalam
Proses Produksi Mebel Pada CV.Mugiharjo
No Pekerjaan Simbol Pekerjaan yang
mendahului
Waktu
(mnt)
1 Sambung papan A - 3.5
2 Pemahatan B A 5.6
3 Perakitan C A 5
4 QC perakitan D B,C 2
5 Amplas E D 3
6 Pendempulan F E 4.5
7 Pemberian lapisan
dasar
G F 5.9
8 Finishing warna H G 5.8
9 Pemasangan
accessories
I H 3
10 Packing
J I 2
TOTAL
40.3
Sumber : data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan data proses produksi diatas data disusun jaringan
kerja proses produksi yang digunakan pada CV.Mugiharjo
Gambar 3. 4 Jaringan Kerja Proses Produksi
3. Penerapan Line Balancing untuk mengetahui Efisiensi layout
proses produksi.
Untuk mengetahui besar efisiensi layout proses produksi pada
CV. Mugiharjo yaitu dengan menggunakan metode keseimbangan
lini (Line Balancing). Untuk mengetahui keseimbangan lini menurut
Heizer dan Render (2009 : 561- 564) dilakukan dengan langkah :
a. Menentukan Waktu Siklus (cycle time)
Cycle time merupakan waktu siklus maksimal di mana
produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja tingkat prosuksi
tercapai. Waktu siklus diperoleh dari waktu produksi yang tersedia
A
B
C
D E F G
H
I
J
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
perhari yaitu selama 9 jam = 540 menit dibagi dengan units yang
dihasilkan perhari yaitu 50 unit. Maka dapat diketahui :
Waktu siklus = 哀痸难弄dl (哀难rl (
= 10,8 menit/ unit
Jadi dalam setiap produksi sebanyak 50 unit perhari
menggunakan waktu siklus 10,8 menit / unit.
b. Menghitung stasiun kerja minimal.
Setelah waktu siklus (cycle time) diketahui maka langkah
selanjutnya adalah menghitung stasiun kerja terkecil (work
station) Stasiun kerja adalah jumlah waktu pengerjaan tugas
total. Untuk mengetahui jumlah stasiun kerja minimal dapat
diperoleh dari hasil bagi antara jumlah waktu untuk membuat
suatu produk yaitu 40.3 menit dibagi dengan waktu siklus 10, 8
menit / unit.
Jumlah stasiun kerja minimal = 痸难.脑囊难.馁
= 3,73 (dibulatkan 4 stasiun)
Jadi jumlah stasiun kerja yang diperoleh adalah sebesar 4
stasiun kerja (work station).
Berikut merupakan gambar stasiun kerja yang dibuat
berdasarkan waktu siklus (cycle time) sebesar 10.8 menit/unit dan
stasiun kerja (Work station) sebanyak 4 stasiun kerja :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 3.5
Diagram pengelompokan stasiun kerja
Perhitungan efisiensi dan waktu menganggur apabila
menggunakan waktu elemen pekerjaan terlama dan siklus waktu
maksimum, dapat dilihat pada tabel 3. 2 berikut :
Tabel 3.2 keseimbangan lini dengan 4 stasiun kerja
Siklus waktu : 10.6 menit Total
waktu
Efisiensi
Stasiun kerja
I II III IV 40.1 40.142.4 贯100%
= 94.57% Waktu pekerjaan
9.1 10 10.4 10.6
Siklus waktu 10.6 10.6 10.6 10.6 42.4 2.342.4 贯100%
=5.42% Penundaan 1.5 0.6 0.2 0 2.3
A
B
C
D E F G
H
I
J
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Siklus waktu : 10.8 menit Total
waktu
Efisiensi
Stasiun kerja
I II III IV 40.1 40.143.2 贯100%
= 92.82% Waktu pekerjaan
9.1 10 10.4 10.6
Siklus waktu 10.8 10.8 10.8 10.8 43.2 3.143.2 贯100%
=7.17% Penundaan 1.7 0.8 0.4 0.2 3.1
c. Besar Efisiensi dalam keseimbangan Lini
Besar efisiensi keseimbangan lini dapat dihitung dengan
membagi waktu tugas total dengan jumlah stasiun kerja yang
dibutuhkan dikalikan dengan siklus waktu. Berdasarkan
perhitungan diatas dapat diketahui besar efisiensi menggunakan
waktu pekerjaan terlama yaitu 10.6 menit dengan total waktu
pekerjaan 40.1 menit dan jumlah stasiun kerja 4 yaitu :
Efisiensi = 痸难.囊痸诺囊难.淖 x 100%
= 94. 57 %
Dengan penundaan sebesar 5.42%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sedangkan menggunakan waktu siklus maksimum 10.8
menit dengan total waktu pekerjaan 40.1 menit dan jumlah stasiun
kerja 4 yaitu :
Efisiensi = 痸难.囊痸诺囊难.馁 x 100%
= 92. 82 %
Dengan penundaan sebesar 7. 17%
Jadi efisiensi dapat tercapai pada saat perusahaan menggunakan
4 stasiun kerja dengan tingkat efisiensi yang dihasilkan 94,57 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data diatas maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Layout fasilitas produksi yang digunakan oleh CV. Mugiharjo demi
kelancaran proses produksi adalah layout garis/ produk, hal tersebut
dapat diketahui dari proses produksi pada CV. Mugiharjo yang
berurutan dan terus menerus. CV. MUGIHARJO sebaiknya tetap
mempertahankan layout fasilitas produksi yang telah diterapkan dan
tidak perlu melakukan relayout karena sudah efisien dan efektif.
2. Urutan proses produksi pada CV. Mugiharjo : Sambung Papan (A),
Pemahatan (B), Perakitan (C), QC Perakitan (D), Amplas (E),
Pendempulan(F), Pelapisan Dasar (G), Finishing (H), Pemasangan
Accessories (I), Packing (J).
3. Tingkat efisiensi layout yang sudah dilaksanakan pada CV.
Mugiharjo dengan waktu siklus (cycle time) sebesar 10,6 menit
berdasarkan waktu pekerjaan terlama , jumlah stasiun kerja 4 dan
total waktu produksi yang dibutuhkan per unit yaitu 40.1 menit yaitu
94. 57 % dengan penundaan sebesar 5.42% sedangkan apabila
menggunakan waktu siklus maksimal yaitu sebesar 10,8 menit
efisiensi yang dapat dicapai 92. 82% dengan penundaan sebesar
7.17 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. SARAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis mencoba
memberikan saran yang terkait dengan hasil perhitungan yang
diperoleh. Saran – saran terseebut antara lain :
1. Untuk mendapatkan efisiensi layout yang tinggi sebaiknya
perusahaan menggunakan siklus kerja 10,6 menit per unit.
2. Karena layout yang digunakan pada CV. Mugiharjo merupakan
layout garis maka perusahaan perlu melakukan pengawasan
kinerja pada setiap stasiun kerja agar proses produksi dapat
berjalan lancar dan perusahaan perlu melakukan perawatan
mesin secara berkala agar tidak terjadi kerusakan pada saat
kegiatan produksi berlangsung karena kegiatan yang dilakukan
berurutan dan terus menerus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
DAFTAR PUSTAKA
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Kokasih, Sobarsa. 2009. Manajmemen Operasi. Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Surabaya : Guna Widya.
Prasetya dan Lukiastuti. 2011. Manajemen Operasi. Yogyakarta : CAPS.
Render, Barry dan Heizer, Jay. 2001. Prinsip – Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
. 2004. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : Andi.
Tomskins, James A. 2001. Facilities Planning. New York : John Wiley and Sons.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60