analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

14
ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT Enggar Dwi Hartantyo 1 , Pitojo Tri Juwono 2 , Widandi Soetopo 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Permata Jingga Anggrek 2 No 30 Malang 65145 Indonesia [email protected] ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar. Namun karena penanganan dan kemanfaatan belum maksimal menyebabkan Indonesia sering dihadapkan pada masalah banjir dan kekeringan. Dengan adanya waduk diharapkan dapat dilakukan mekanisme yang optimal, pengaturan SDA dalam rangka mengupayakan keseimbangan antara kebutuhan air irigasi dan memenuhi kebutuhan air baku. Pada kajian ini lebih di titik beratkan pada penetapan penjualan harga jual air baku yang paling ekonomis. Pada skripsi ini lebih di perhatikan pada faktor Analisa Kelayakan Ekonominya dengan parameter- parameternya diantaranya yaitu nilai Benefit Cost Ratio (BCR), Net Benefit (B-C), Internal Rate of Return (IRR), Analisa Sensitivitas dan Payback Period. Dengan proses perhitungan analisa ekonomi sebagai berikut, yang pertama adalah analisa teknis dengan menghitung debit andalan, kemudian menghitung kebutuhan air baku. Setelah itu menghitung untuk analisa biaya, kemudian analisa manfaat serta menghitung analisa ekonominya. Setelah perhitungan diatas sudah dilakukan kemudian menghitung penetapan harga air. Dari hasil perhitungan penetapan harga air diatas, didapatkan nilai alokasi biaya untuk air baku sebesar Rp. 21.837.270.309. Manfaat dengan harga air B=C sebesar Rp. 3.223.213.089/tahun, sedangkan manfaat dengan harga air B/C > 1 sebesar Rp. 3.509.482.729/tahun. Harga air yang layak pada saat mulai beroperasi tahun 2022 dengan prosentase penduduk terlayani 40% dengan kondisi cost naik 10% adalah Rp. 2.020/m 3 , cost turun 10% adalah Rp. 1.653/m 3 , cost tetap adalah Rp. 1.836/m 3 , dan proyek mundur selama 2 tahun adalah Rp. 2.056/m 3 . Kata Kunci : analisa kelayakan ekonomi, harga air, prediksi. ABSTRACT Indonesia is a country that has the potential of water resources is very large. However, due to the handling and maximum benefit has not led to Indonesia are often faced with the problem of flooding and drought. With the reservoir is expected to be the optimal mechanism, the setting SDA in order to seek a balance between the needs of irrigation water and raw water needs. In this study is much more emphasized at fixing the sale price of the raw water is the most economical. In this thesis more note on factors Feasibility Analysis economy with parameters such that the value of Benefit Cost Ratio (BCR), Net Benefit (B-C), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period Sensitivity Analysis. With the process of economic analysis calculation as follows, the first is a technical analysis by counting debit mainstay, then calculate the raw water requirements. After that calculates to cost analysis, then analyze the benefits and calculate the economic analysis. After the above calculations have been done then calculate the pricing of water. From the calculation above water pricing, cost allocation value obtained for the raw water at Rp. 21,837,270,309. Benefits with the price of water B = C Rp. 3.223.213.089/tahun, while the benefits of the price of water B / C> 1 Rp. 3.509.482.729/tahun. Prices decent water at the time began operations in 2022 with the percentage of population served 40% with the condition rose 10% cost is Rp. 2.020 / m3, down 10% cost is Rp. 1,653 / m3, fixed cost is Rp. 1,836 / m3, and projects backwards for 2 years is Rp. 2.056 / m3. Keywords: economic feasibility analysis, the price of water, prediction.

Upload: hakhanh

Post on 14-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN

LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT Enggar Dwi Hartantyo1, Pitojo Tri Juwono2, Widandi Soetopo2

1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Permata Jingga Anggrek 2 No 30 Malang 65145 Indonesia

[email protected]

ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar. Namun

karena penanganan dan kemanfaatan belum maksimal menyebabkan Indonesia sering

dihadapkan pada masalah banjir dan kekeringan. Dengan adanya waduk diharapkan dapat

dilakukan mekanisme yang optimal, pengaturan SDA dalam rangka mengupayakan

keseimbangan antara kebutuhan air irigasi dan memenuhi kebutuhan air baku. Pada kajian ini

lebih di titik beratkan pada penetapan penjualan harga jual air baku yang paling ekonomis. Pada

skripsi ini lebih di perhatikan pada faktor Analisa Kelayakan Ekonominya dengan parameter-

parameternya diantaranya yaitu nilai Benefit Cost Ratio (BCR), Net Benefit (B-C), Internal Rate

of Return (IRR), Analisa Sensitivitas dan Payback Period. Dengan proses perhitungan analisa

ekonomi sebagai berikut, yang pertama adalah analisa teknis dengan menghitung debit andalan,

kemudian menghitung kebutuhan air baku. Setelah itu menghitung untuk analisa biaya,

kemudian analisa manfaat serta menghitung analisa ekonominya. Setelah perhitungan diatas

sudah dilakukan kemudian menghitung penetapan harga air. Dari hasil perhitungan penetapan

harga air diatas, didapatkan nilai alokasi biaya untuk air baku sebesar Rp. 21.837.270.309.

Manfaat dengan harga air B=C sebesar Rp. 3.223.213.089/tahun, sedangkan manfaat dengan

harga air B/C > 1 sebesar Rp. 3.509.482.729/tahun. Harga air yang layak pada saat mulai

beroperasi tahun 2022 dengan prosentase penduduk terlayani 40% dengan kondisi cost naik 10%

adalah Rp. 2.020/m3, cost turun 10% adalah Rp. 1.653/m3, cost tetap adalah Rp. 1.836/m3, dan

proyek mundur selama 2 tahun adalah Rp. 2.056/m3.

Kata Kunci : analisa kelayakan ekonomi, harga air, prediksi.

ABSTRACT

Indonesia is a country that has the potential of water resources is very large. However, due to

the handling and maximum benefit has not led to Indonesia are often faced with the problem of

flooding and drought. With the reservoir is expected to be the optimal mechanism, the setting

SDA in order to seek a balance between the needs of irrigation water and raw water needs. In

this study is much more emphasized at fixing the sale price of the raw water is the most

economical. In this thesis more note on factors Feasibility Analysis economy with parameters

such that the value of Benefit Cost Ratio (BCR), Net Benefit (B-C), Internal Rate of Return (IRR),

and Payback Period Sensitivity Analysis. With the process of economic analysis calculation as

follows, the first is a technical analysis by counting debit mainstay, then calculate the raw water

requirements. After that calculates to cost analysis, then analyze the benefits and calculate the

economic analysis. After the above calculations have been done then calculate the pricing of

water. From the calculation above water pricing, cost allocation value obtained for the raw

water at Rp. 21,837,270,309. Benefits with the price of water B = C Rp. 3.223.213.089/tahun,

while the benefits of the price of water B / C> 1 Rp. 3.509.482.729/tahun. Prices decent water at

the time began operations in 2022 with the percentage of population served 40% with the

condition rose 10% cost is Rp. 2.020 / m3, down 10% cost is Rp. 1,653 / m3, fixed cost is Rp.

1,836 / m3, and projects backwards for 2 years is Rp. 2.056 / m3.

Keywords: economic feasibility analysis, the price of water, prediction.

Page 2: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air sebagai sumber kehidupan mahluk

hidup terutama manusia yang berkembang

dengan berbagai macam kebutuhan dasar

manusia (basic human need). Air menjadi

kebutuhan primer yang diperlukan untuk

kebutuhan sehari-hari seperti minum, masak,

mandi sampai kebutuhan pengolahan

industri, sehingga fungsi air tidak hanya

terbatas untuk menjalankan fungsi ekonomi

saja, namun juga sebagai fungsi sosial.

Fungsi sosial ini erat berkaitan dengan

kondisi air yang sehat, jernih dan bersih

sehingga sangat penting dipahami oleh

semua pihak dalam rangka menjaga dan

meningkatkan kesehatan masyarakat.

Indonesia merupakan negara yang memiliki

potensi sumber daya air yang sangat besar.

Namun karena penanganan dan kemanfaatan

belum maksimal menyebabkan Indonesia

sering dihadapkan pada masalah banjir dan

kekeringan. Kekeringan merupakan bencana

yang patut diwaspadai mengingat Indonesia

juga merupakan negara agraris yang

penduduknya sebagian besar bekerja di setor

pertanian. Untuk menanggulangi masalah

banjir dan kekeringan tersebut, maka

pembangunan bendungan merupakan

alternatif pemanfaatan aliran sungai yang

memungkinkan untuk penampung air yang

di musim hujan untuk dimanfaatkan di

musim kemarau. Rencana Bendungan

Leuwikeris (Ciamis) terletak di dua

kabupaten yaitu Kapupaten Ciamis, Desa

Cigembor dan Desa Panaekan, Kecamatan

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, dengan

daerah tangkapan Sungai Citanduy hulu

yang mempunyai luas 485.40 km2. Selain

untuk pengendalian banjir bendungan ini

dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

areal irigasi seluas 15.000 ha,

pengembangan air baku di Kabupaten

Ciamis. Berdasarkan hasil studi ECI (1983),

Waduk Leuwikeris selain direncanakan

untuk memenuhi kebutuhan sistemnya

sendiri, juga direncanakan untuk mampu

mensuplesi Waduk Cikembang (yang akan

dibangun di Sungai Cikembang), melalui

sebuah terowongan interkoneksi. Melalui

terowongan tersebut, pada waktu musim

hujan akan dialihkan sebagian debit banjir

Sungai Citanduy ke Sungai Cikembang,

sehingga dapat mereduksi debit puncak

banjir Sungai Citanduy. Sebagai salah satu

alternatif penanganan, keberadaan kedua

waduk yang direncanakan tersebut

dipandang sesuai untuk mengatasi fenomena

alam yang terjadi di DAS Segara Anakan,

yaitu kekurangan air di musim kemarau dan

terjadi banjir di musim hujan. Dengan

adanya waduk diharapkan dapat dilakukan

mekanisme yang optimal pengaturan SDA

dalam rangka mengupayakan keseimbangan

antara kebutuhan air irigasi dan memenuhi

kebutuhan air baku. Selain itu, dengan

adanya waduk tersebut maka banjir yang

biasanya terjadi di DAS Segara Anakan

bagian hilir diharapkan dapat dikurangi.

Pembangunan proyek perencanaan

Bendungan Leuwikeris ini membutuhkan

investasi yang cukup besar, maka sebelum

dilaksanakan harus diperhatikan beberapa

faktor yang dapat membatalkan

pelaksanaannya. Salah satu faktor

diantaranya adalah kelayakan ekonomi

proyek. Hal ini disebabkan karena pada

setiap investasi akan ditemui permasalahan

antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat

yang dihasilkan. Perbandingan antara

keduanya merupakan salah satu faktor

penting yang sangat mempengaruhi

kelayakan ekonomi proyek tersebut. Untuk

itu pada kajian ini lebih di titik beratkan

pada penetapan harga jual air baku yang

paling ekonomis serta menganalisa dari hasil

optimasi yang masih layak untuk dibangun.

1.2 Identifikasi Masalah

Pembangunan Bendungan Leuwikeris

yang berada pada DAS Segara Anakan

merupakan bagian dari pengembangan

wilayah sungai Citanduy yang diharapkan

dapat dilakukan mekanisme yang optimal

untuk pengaturan SDA meningkatkan hasil

produksi irigasi pertanian dan memenuhi

kebutuhan air baku penduduk setempat.

Bendungan Leuwikeris juga diharapkan

mampu memberikan, potensi pengembangan

Page 3: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

areal irigasi seluas 15.000 Ha yang

direncanakan agar air bisa terpenuhi setiap

musimnya. Selain itu juga diharapkan

mampu memenuhi kebutuhan air baku

sesuai yang telah direncanakan. Proyek

pembangunan Bendungan Leuwikeris ini

membutuhkan investasi yang cukup besar,

maka harus diperhatikan faktor kelayakan

ekonomi proyek. Pada setiap investasi akan

ditemui permasalahan antara biaya yang

dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan.

Perbandingan biaya dan manfaat merupakan

salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

kelayakan ekonomi proyek. pengembalian

modal yang nantinya akan dibebankan pada

penjualan air baku. Untuk itu tujuan dari

studi ini adalah penetapan harga air yang

paling ekonomis yang nantinya juga akan

digunakan untuk biaya operasi dan

pemeliharaan Bendungan Leuwikeris.

1.3 Manfaat dan Tujuan

Manfaat dari studi ini adalah

memberikan sumbangan pemikiran untuk

penetapan dan analisa harga air yang sesuai

dengan ketentuan dan kebutuhan masyarakat

pengguna setelah berdirinya Bendungan

Leuwikeris tersebut. Adapun tujuan dari

studi ini adalah untuk mengetahui besarnya

manfaat yang didapat dari air baku dan air

irigasi, besarnya alokasi biaya untuk

masing-masing keperluan, besarnya Nilai

Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih Biaya

Manfaat (B-C), Internal Rate Of Return

(IRR), Analisis Sensitivitas, dan

pengembalian titik impas (payback period)

dari proyek perencannaan Bendungan

Leuwikeris Kabupaten Tasikmalaya

Provinsi Jawa Barat.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaporasi

Peristiwa berubahnya air menjadi uap

dan bergerak dari permukaan tanah dan

permukaan air ke udara disebut evaporasi

atau penguapan (Sosrodarsono, 1976). Air

akan menguap dari tanah, baik tanah gundul

atau yang tertutup oleh tanaman dan

pepohonan, permukaan tidak tembus air

seperti atap dan jalan raya, air bebas dan air

mengalir. Evaporasi merupakan faktor

penting dalam studi tentang pengembangan

sumber daya air. Proses evaporasi dapat

berjalan terus selama ada masukan panas.

Oleh karena itu bagian terbesar dari jumlah

evaporasi diperoleh pada siang hari, karena

evaporasi dipengaruhi oleh sinar matahari.

Evaporasi sangat mempengaruhi debit

sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya

kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan

konsumtif untuk tanaman dan lain lain

(Soemarto, 1987)

Faktor meteorologi yang

mempengaruhi besarnya evaporasi adalah

sebagai berikut:

1. Radiasi matahari

2. Angin

3. Kelembaban relative

4. Suhu (Temperatur)

2.2 Evapotranspirasi

Evaporasi merupakan gabungan dari

proses penguapan air bebas (evaporasi) dan

penguapan melalui tanaman (transpirasi).

Evaporasi potensial (Eto) adalah air yang

menguap melalui permukaan tanah dimana

besarnya adalah jumlah air yang akan

digunakan tanaman untuk perkembangan

(Suhardjono, 1994).

Data-data yang diperoleh dari stasiun

klimatologi adalah sebagai berikut

(Suhardjono, 1994):

1. Temperatur rata-rata (t).

2. Kelembaban relatif (Rh).

3. Kecepatan angin rata-rata.

4. Kecerahan matahari rata-rata.

Dalam studi ini untuk menghitung

besarnya evapotranspirasi digunakan metode

Penman Modifikasi yang telah disesuaikan

dengan keadaan daerah Indonesia.

Dengan rumus:

Eto = c x Eto*

Eto* = W (0.75.Rs – Rn1) + (1 – W). f(u).

(ea – ed)

2.3 Debit Andalan

Debit andalan adalah debit yang

tersedia untuk keperluan tertentu (air baku)

tahun dengan resiko kegagalan tertentu.

Terdapat beberapa metode untuk

menghitung debit andalan dengan keandalan

tertentu. Masing-masing memiliki kekhasan

sendiri. Pemilihan metode yang akan

digunakan bergantung pada ketersediaan

Page 4: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

data, jenis kepentingan dan pengalaman.

Metode-metode ini antara lain adalah

sebagai berikut (Montarcih, 1995;15):

1. Metode karakteristik aliran (flow

characteristic)

Data yang diperlukan dalam metode ini

adalah data karakteristik aliran. Metode ini

umumnya dipakai untuk:

Daerah pengaliran sungai dengan

fluktuasi debit maksimum dan

minimumnya relatif besar dari tahun ke

tahun.

Kebutuhan yang relatif berubah-ubah

sepanjang tahun.

2. Metode tahun dasar perencanaan

(basic year)

Dalam memperhitungkan debit andalan

digunakan salah satu tahun tertentu sebagai

dasar perencanaan. Tahun dasar

perencanaan ditentukan berdasarkan debit

harian atau volume total dalam setahun.

3. Metode bulan dasar perencanaan

(basic month)

Dalam memperhitungkan debit andalan

digunakan salah satu bulan tertentu sebagai

dasar perencanaan. Bulan dasar perencanaan

ditentukan berdasarkan debit harian atau

volume total dalam sebulan.

4. Metode Q rata-rata minimum

Debit andalan diperhitungkan dengan

mengambil nilai debit rata-rata bulanan yang

paling kecil dari tiap-tiap tahun yang

tersedia. Metode ini digunakan untuk:

Daerah pengaliran sungai dengan

fluktuasi debit maksimum dan

minimumnya relatif kecil dari tahun ke

tahun.

Kebutuhan yang relatif konstan sepanjang

tahun.

Ketersediaan air yang didefinisikan sebagai

debit andalan adalah debit yang selalu

tersedia dengan andalan sebesar 90 %

dimana probabalitas tersebut dihitung

dengan persamaan Weibull (Soemarto,

1987;239):

Pr = m / (n+1) * 100 %

Dimana:

Pr = probabilitas (%)

m = nomer data

n = jumlah data

2.4 Operasi Waduk Tunggal

Waduk tunggal adalah waduk yang

beroperasi secara terisolasi. Hal ini berarti

bahwa debit masukan (inflow) ke waduk

berasal dari satu atau lebih daerah tangkapan

(catchment area) yang belum diregulasi dan

waduk tersebut melayani tujuan.

Ada beberapa hal yang menjadi patokan-

patokan yang mendasari pengoperasian

waduk tunggal, yaitu (Soetopo, W. 2010;8):

1. Persamaan keseimbangan waduk

2. Sarana operasi waduk

3. Tampungan operasi waduk

Aturan operasi waduk

2.5 Metode Aritmatik

Metode aritmatik atau metode rata-rata

hilang biasanya digunakan apabila laju

pertumbuhan populasi penduduk relatif

konstan setiap tahun. Kondisi ini dapat

terjadi pada kota dengan luas wilayah yang

kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota

rendah, dan perkembangan kota tidak terlalu

pesat.

Pn = P0 (1 + r n)

2.6 Metode Geometrik

Metode geometrik digunakan apabila

data jumlah penduduk menunjukkan

peningkatan yang pesat dari waktu ke

waktu.

Pn = P0 (1 + r)n

2.7 Metode Eksponensial

Metode eksponensial menggunakan

asumsi pertumbuhan penduduk secara terus-

menerus setiap hari dengan angka

pertumbuhan konstan untuk menghasilkan

perkiraan yang mendekati kenyataan.

Pn = Po x er

2.8 Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih antara manfaat

dengan biaya yang telah di present value kan.

Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan

dipilih jika NPV > 0. Dengan demikian, jika

suatu proyek mempunyai nilai NPV < 0, maka

tidak akan dipilih atau tidak layak untuk

dijalankan. Nilai NPV dapat dicari dengan

menggunakan persamaan.

Selisih Biaya dan Manfaat = Nilai Sekarang

dari Manfaat – Nilai Sekarang dari Biaya.

2.9 Benefit Cost Ratio (BCR)

Page 5: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

Benefit cost ratio adalah salah satu

metode yang sering digunakan dalam tahap-

tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau

sebagai analisis tambahan dalam rangka

mengvalidasi hasil evaluasi yang telah

dilakukan dengan metode lainnya. Metode

BCR memberikan penekanan terhadap nilai

perbandingan antara aspek manfaat (benefit)

yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan

kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan

adanya investasi tersebut (Giatman, 2007).

Perbandingan manfaat dan biaya merupakan

parameter untuk analisis ekonomi, guna

mengetahui apakah proyek itu menguntungkan

atau tidak. Secara umum rumus perbandingan

antara manfaat dengan biaya adalah (Giatman,

2007):

𝑩𝑪𝑹 =𝑷𝑽 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕

𝑷𝑽 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂

Apabila harga B/C lebih dari 1, maka

proyek layak dikerjakan. Sebaliknya proyek

tidak layak apabila B/C kurang dari 1.

2.10 Internal Rate Of Return (IRR) Tingkat Pengembalian Bunga (internal

rate of return) merupakan tingkat suku bunga

yang membuat manfaat dan biaya mempunyai

nilai yang sama B-C= 0 atau tingkat suku

bunga yang membuat B/C= 1.

Apabila biaya dan manfaat tahunan

konstan perhitungan IRR dapat dilakukan

dengan dasar tahunan, tapi apabila tidak

konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai

coba-coba (trial and error). Perhitungan IRR

ini dilakukan dengan mencari nilai discount

rate sehingga nilai present value manfaat

sama dengan nilai present value biaya, atau

nilai NPV = 0. Apabila discount rate yang

berlaku lebih besar dari nilai IRR, maka

proyek tersebut menguntungkan, namun

apabila discount rate sama dengan nilai IRR

maka proyek tersebut dikatakan impas.

2.11 Analisa Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan untuk

melihat dan memperkirakan kondisi proyek

jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan

dalam dasar-dasar perhitungan biaya maupun

manfaat sehingga dapat mengurangi resiko

kerugian dengan menunjukkan beberapa

tindakan pencegahan yang harus dilakukan,

memperbaiki desain dari proyek yang akan

dapat meningkatkan NPV, dan memperbaiki

cara pelaksanaan proyek yang sedang berjalan.

Dalam analisis ini setiap kemungkinan harus

dicoba kembali, karena dalam analisis proyek

didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang

mengandung banyak ketidakpastian tentang

apa yang akan terjadi diwaktu yang akan

datang.

2.12 Payback Period ( PBP)

Payback period merupakan jangka

waktu periode yang diperlukan untuk

membayar kembali (mengembalikan) semua

biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam

investasi suatu proyek. Payback period ini

akan dipilih yang paling cepat dapat

mengembalikan biaya investasi, makin cepat

pengembaliannya makin baik dan

kemungkinan besar akan terpilih.

2.13 Break Even Point (BEP)

BEP adalah titik pulang pokok dimana

total benefit = total cost, dilihat dari jangka

waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya

titik pulang pokok atau TR = TC tergantung

pada lama arus penerimaan sebuah proyek

dapat menutupi segala biaya operasi dan

pemeliharaan beserta biaya modal lainnya.

Dalam hal ini, semakin lama sebuah

perusahaan mencapai titik pulang pokok,

maka semakin besar saldo rugi karena

keuntungan yang diterima masih menutupi

segala biaya yang telah dikeluarkan.

Rumus yang digunakan untuk

mengetahui kapan BEP terjadi yaitu:

BEP = Tahun sebelum BEP + (biaya usaha

pada saat BEP – pendapatan sebelum BEP)

dibagi (selisih pendapatan pada saat BEP

berada).

2.14 Harga Air

Harga air adalah keuntungan yang

dihasilkan dari perhitungan nilai air

(Kuiper,1971 : 184). nilai air yang

diperhitungkan adalah berbeda dengan biaya

air. Nilai air akan lebih tinggi penilaiannya

dibanding biaya air Perhitungan harga air

berdasarkan pada bunga yaitu perhitungan

akan besarnya harga air dilihat dari faktor

bunga komponen untuk mengetahui sejauh

mana harga air minimum yang dapat

diketahui. Perhitungan ini memasukkan

beberapa parameter yaitu biaya konstruksi,

biaya O&P, kebutuhan air, faktor konversi,

dan manfaat.

Page 6: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

3. METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan pengerjaan studi ini dapat

dilihat pada diagram alir berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alir Penyelesaian

Skripsi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis kebutuhan air

Pada dasarnya kebutuhan air per orang

per hari berbeda-beda disesuaikan dengan

standart yang biasa digunakan serta kriteria

pelayanan yang didasarkan pada kategori

kotanya. Sedangkan 3 Kecamatan di

Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar

termasuk dalam kategori kota sedang yang

rerata kebutuhan airnya sebesar 150

l/org/hari dengan tingkat pelayanan 40%

sampai dengan tahun 2046.

4.2 Analisis Biaya

Biaya keseluruhan pada proyek

Bendungan Leuwikeris meliputi:

1. Biaya konstruksi dan sarana

penunjangnya

2. Biaya operasional dan pemeliharaan

Metode alokasi biaya yang umum

dipergunakan dalam pengelolaan sumber

daya air yang bersifat multi guna antara lain

adalah ”separable cost – remaining benefit

method” yang memisahkan biaya kedalam

biaya gabungan dan biaya spesifik. Biaya

gabungan dialokasikan kepada masing-

masing kelompok pemanfaat berdasar nilai

manfaat yang diperolehnya.. Penentuan

alokasi biaya pada studi ini berdasarkan

penjatahan debit pada masing-masing

kelompok pemanfaat.

Debit outflow total yang harus

dikeluarkan oleh Bendungan Leuwikeris

dari Januari hingga Desember diantaranya

adalah (Januari 20,458 juta m3 , Februari

23,038 juta m3, Maret 18,483 juta m3, April

23,923 juta m3, Mei 23,639 juta m3, Juni

25,004 juta m3, Juli 23,182 juta m3, Agustus

20,519 juta m3, September 14,078 juta m3,

Oktober 24,248 juta m3, November 30,172

juta m3, Desember 24,098 juta m3). Total

rata-rata debit outflow yang harus

dikeluarkan oleh Bendungan Leuwikeris

yaitu sebesar 22,570 juta m3, suplai rata-rata

debit outflow untuk air baku sebesar 2,221

juta m3. Sehingga suplai debit air baku

sebesar 9,839% dari total outflow yang

dikeluarkan Bendungan Leuwikeris. Total

biaya pembangunan Bendungan Leuwikeris

sebesar Rp. 919.233.692.098,7.

Pengalokasian biaya untuk air baku ini

didapat dari besar persentase suplai debit air

baku dikalikan dengan total biaya

Bendungan Leuwikeris (9,839% x Rp.

919.233.692.098,7 = 90.442.641.423,23).

Alokasi biaya untuk air baku didapat sebesar

Rp 90.442.641.423,23 yang akan digunakan

untuk perhitungan biaya modal.

Page 7: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

4.2.1 Manfaat Langsung

Manfaat langsung dari proyek ini

dapat diperoleh dari perhitungan total

kebutuhan air baku dikali dengan harga air

ketika B=C. Berikut contoh perhitungan

manfaat dari hasil penjualan air baku pada

tahun 2022 dengan pelayanan penduduk

sebesar 40%:

1. Total keb. air baku rata-rata =

9.203.769,04 m3/tahun

2. Kehilangan air =

1.840.753,81 m3/tahun

3. Parameter B/C =

1 sehingga B = C

4. Biaya konstruksi =

Rp. 11.007.637.884,50

5. Biaya O&P =

Rp. 2.280.566.035,58

6. Biaya total tahunan =

Biaya konstruksi+Biaya OP =

Rp. 13.288.203.920,08

7. Harga air =

Biaya total tahunan / (Total kebutuhan air

– Kehilangan air) =

Rp. 1.804,72/m3

8. Manfaat total tahunan =

(Total kebutuhan air – Kehilangan air) x

Harga air =

Rp. 13.288.203.920,08

Tabel 1 Analisis Harga Air B=C

No

Penduduk

Terlayani

(%)

Biaya Konstruksi

(Rp) Biaya O&P (Rp) Biaya Total (Rp)

Kebutuhan

Air

(m3/tahun)

Kehilangan

Air

(m3/tahun)

Harga

Air (Rp) Manfaat (Rp) B/C

1 40 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 9.203.769,04 1.840.753,81 1.804,72 13.288.203.920,08 1,00

2 50 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 11.506.867,08 2.301.373,42 1.443,51 13.288.203.920,08 1,00

3 60 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 13.809.965,12 2.761.993,02 1.202,77 13.288.203.920,08 1,00

4 70 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 16.113.063,16 3.222.612,63 1.030,86 13.288.203.920,08 1,00

5 80 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 18.416.161,20 3.683.232,24 901,94 13.288.203.920,08 1,00

6 90 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 20.719.259,24 4.143.851,85 801,68 13.288.203.920,08 1,00

7 100 11.007.637.884,50 2.280.566.035,58 13.288.203.920,08 23.022.357,29 4.604.471,46 721,48 13.288.203.920,08 1,00

Sumber : Hasil Perhitungan

4.3 Benefit Cost Ratio (BCR)

Total Manfaat =

(9.203.769,04-1.840.753,81)

x 2.000 =

Rp. 14.726.030.462,66/tahun

B/C = 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡

𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡

= Rp.14.726.030.463

Rp.13.288.203.920 = 1,108

4.4 Net Present Value (NPV)

Annual Benefit = Rp. 14.726.030.463

Annual Cost = Rp. 13.288.203.920 -

B-C = Rp. 1.437.826.543

Tabel 2 Nilai B-C Pada Berbagai Tingkat

Suku Bunga

Suku bunga AV Benefit AV Cost B-C

% Rp Rp Rp

6 14.726.030.463 11.295.676.445 3.430.354.018

7 14.726.030.463 13.288.203.920 1.437.826.543

7,5 14.726.030.463 14.300.685.267 425.345.196

8 14.726.030.463 15.433.729.820 -707.699.358

9 14.726.030.463 17.782.988.737 -3.056.958.274

10 14.726.030.463 20.311.324.083 -5.585.293.620

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 8: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

4.5 Internal Rate of Return (IRR)

IRR= I’+ (𝐵−𝐶)′

(𝐵−𝐶)′−(𝐵−𝐶)"(I”- I’)

dimana:

I’ = suku bunga NPV positif = 7,5 %

I” = suku bunga NPV negativ = 8 %

(B-C)’ = (B-C) positif

(B-C)” = (B-C) negativ

IRR =7,5%+425.345.196

(425.345.196−707.699.358) x

(8% - 7,5%)

=6,75%

Tabel 3 Rekapitulasi Analisis Ekonomi

I C B B/C B-C IRR

6% 11.295.676.445 14.726.030.463 1,304 3.430.354.018

6,75%

7% 13.288.203.920 14.726.030.463 1,108 1.437.826.543

7,5% 14.300.685.267 14.726.030.463 1,030 425.345.196

8% 15.433.729.820 14.726.030.463 0,954 -707.699.358

9% 17.782.988.737 14.726.030.463 0,828 -3.056.958.274

10% 20.311.324.083 14.726.030.463 0,725 -5.585.293.620

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6 Analisa Sensitivitas

Analisa sensitivitas biasanya

dilakukan dengan mengubah salah satu

elemen proyek (misalnya harga, biaya) dan

menghitung nilai IRR nya dengan harga

tersebut. Analisa sensitivitas yang dihitung

pada studi ini adalah sebagai berikut:

1. Terjadi 10% kenaikan pada nilai cost

yang diperkirakan dan nilai benefit tetap.

2. Terjadi 10% penurunan pada nilai

cost yang diperkirakan dan nilai benefit

tetap.

3. Terjadi 10% kenaikan pada nilai

benefit yang diperkirakan dan nilai cost

tetap.

4. Terjadi 10% penurunan pada nilai

benefit yang diperkirakan dan nilai cost

tetap.

5. Terjadi 10% kenaikan pada nilai cost

yang diperkirakan dan 10% penurunan pada

nilai benefit.

6. Terjadi 10% penurunan pada nilai

cost yang diperkirakan dan 10% kenaikan

pada nilai benefit.

7. Tertundanya penyelesaian proyek

selama dua tahun.

Berikut contoh perhitungan analisa

sensitivitas pada saat terjadi kenaikan 10%

pada nilai cost dan nilai benefit tetap pada

suku bunga 7%.

diketahui:

- Cost = Rp. 13.288.203.920

- Benefit air baku = Rp. 14.726.030.463

- Cost naik 10% = Rp. 13.288.203.920 +

(10% x Rp. 13.288.203.920)

= Rp. 13.288.203.920 +

1.328.820.392

= Rp. 14.617.024.312

- B/C = 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡

𝐶𝑜𝑠𝑡 naik 10%

= Rp.14.726.030.463

Rp.14.617.024.312

= 1,007

- B-C = Benefit – Cost naik

10%

= Rp. 14.726.030.463 -

Rp. 14.617.024.312

= Rp. 109.006.151

- IRR

=I’+(𝐵−𝐶)′

(𝐵−𝐶)′−(𝐵−𝐶)"(I”- I’)

=7%+(𝑅𝑝.109.006.151)

(𝑅𝑝.109.006.151 −𝑅𝑝.1.004.723.331 )(7,5% -

7%)

= 7,049%

Untuk analisis sensitivitas jika

penyelesaian proyek tertunda hingga 2 tahun

contoh perhitungannya adalah sebagai

berikut:

Page 9: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

Total biaya konstruksi

= Rp. 111.922.768.761,25

Faktor konversi (F/P, 7%, 7)

= 1,606

Faktor konversi (A/P, 7%, 100)

= 0,070

Nilai tahunan biaya konstruksi

= Rp. 111.922.768.761,25 x 1,606 x 0,070

= Rp. 12.600.332.461

Total biaya O&P tahunan

= Rp. 2.280.566.035,58

Total biaya tahunan

= 14.880.898.496

Total manfaat

= 14.726.030.463/tahun

Sehingga :

BCR = 𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡

𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡

= 𝑅𝑝.14.726.030.463

𝑅𝑝.14.880.898.496

= 0,990

Tabel 4 Rekapitulasi Analisis Sensitivitas

Pada Suku Bunga 7%

No Kondisi B/C B-C IRR

1 cost naik 10% benefit tetap 1,007 109.006.151 7,049

2 cost turun 10% benefit tetap 1,231 2.766.646.935 8,395

3 benefit naik 10% cost tetap 1,219 2.910.429.589 8,326

4 benefit turun 10% cost tetap 0,997 -34.776.504 6,983

5 cost naik 10% benefit turun 10% 0,796 -2.983.460.247 5,639

6 cost turun 10% benefit naik 10% 1,354 4.239.249.981 9,085

7 Proyek mundur 2 tahun 0,990 -154.868.034 6,937

Sumber : Hasil Perhitungan

4.7 Penetapan Harga Air

Penetapan harga air pada studi ini

ditinjau dari berbagai kondisi sensitivitas

pada analisis ekonomi ketika B=C yaitu

pada saat cost naik 10%, cost turun 10%,

cost tetap, dan proyek mundur 2 tahun.

Berikut contoh perhitungan analisis harga

air pada bunga 7% dengan jumlah penduduk

terlayani sebesar 40%.

diketahui:

Cost = Rp.13.288.203.920

Kebutuhan air = 9.203.769,04 m3/tahun

Kehilangan air = 1.840.753,81 m3/tahun

Harga air pada saat:

Cost naik 10% = Rp. 13.288.203.920 + (10%

x Rp. 13.288.203.920)

= Rp. 14.617.024.312

Harga Air = 𝐶𝑜𝑠𝑡

(Kebutuhan Air−Kehilangan Air)

= Rp.14.617.024.312

(9.203.769,04−1.840.753,81)

= Rp. 1.985,20/m3

= Rp. 1.985/m3

Manfaat = (Kebutuhan air – Kehilangan air)

x Harga air

= (9.203.769,04 – 1.840.753,81) x

Rp. 1.985

= Rp. 14.617.024.312/tahun

Cost turun 10% = Rp. 13.288.203.920 -

(10% x Rp. 13.288.203.920)

= Rp. 11.959.383.528,07

Harga Air = 𝐶𝑜𝑠𝑡

(Kebutuhan Air−Kehilangan Air)

= Rp.11.959.383.528,07

(9.203.769,04−1.840.753,81)

= Rp. 1.624,25/m3

= Rp. 1.624/m3

Manfaat = (Kebutuhan air – Kehilangan

air) x Harga air

= (9.203.769,04 – 1.840.753,81)

x Rp. 1.624

= Rp. 11.959.383.528,07/tahun

Cost tetap = Rp. 13.288.203.920

Harga Air = 𝐶𝑜𝑠𝑡

(Kebutuhan Air−Kehilangan Air)

= Rp.13.288.203.920

(9.203.769,04−1.840.753,81)

Page 10: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

= Rp. 1.804,72/m3

= Rp. 1.805/m3

Manfaat = (Kebutuhan air –

Kehilangan air) x Harga air

= (9.203.769,04 –

1.840.753,81) x Rp. 1.805

= Rp. 13.288.203.920/tahun

Proyek mundur 2 tahun

= Rp. 14.880.898.496,38

Harga Air = 𝐶𝑜𝑠𝑡

(Kebutuhan Air−Kehilangan Air)

= Rp.14.880.898.496,38

(9.203.769,04−1.840.753,81)

= Rp. 2.021,03/m3

= Rp. 2.021/m3

Manfaat = (Kebutuhan air – Kehilangan air)

x Harga air

= (9.203.769,04 – 1.840.753,81) x

Rp. 2.021

= Rp. 14.880.898.496,38/tahun

4.8 Payback Period

Analisa payback period pada dasarnya

bertujuan untuk mengetahui seberapa lama

(periode) investasi akan dapat dikembalikan

saat terjadinya kondisi pulang pokok

(Giatman, 2007). Berikut contoh

perhitungan payback period pada saat

B/C>1.

diketahui:

Biaya Konstruksi=Rp. 111.922.768.761,25

Biaya OP = Rp. 2.280.566.035,58

Total Manfaat = Rp. 14.726.030.463

Pada proyek Bendungan Leuwikeris ini

komponen cash flow benefit dan costnya

bersifat annual, maka rumus yang

digunakan adalah:

K(PBP) = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡

Untuk mengetahui apakah rencana

suatu investasi tersebut layak ekonomis atau

tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria

tertentu. Dalam metode ini rencana investasi

dikatakan layak jika K ≤ usia guna proyek.

K(PBP) = 𝑅𝑝.111.922.768.761,25

𝑅𝑝.14.726.030.463 −𝑅𝑝.2.280.566.035,58

= 8,993≈9 Tahun

Berikut contoh perhitungan payback period

pada saat B/C=1 atau B=C.

diketahui:

Biaya Konstruksi= Rp. 111.922.768.761,25

Biaya OP = Rp. 2.280.566.035,58

Total Manfaat = Rp. 13.288.203.920

Pada proyek Bendungan Leuwikeris ini

komponen cash flow benefit dan costnya

bersifat annual, maka rumus yang

digunakan adalah:

K(PBP) = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡

Untuk mengetahui apakah rencana suatu

investasi tersebut layak ekonomis atau tidak,

diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu.

Dalam metode ini rencana investasi

dikatakan layak jika K ≤ usia guna proyek.

K(PBP) = 𝑅𝑝.111.922.768.761,25

𝑅𝑝.13.288.203.920 −𝑅𝑝.2.280.566.035,58

= 10,17≈10 Tahun

Dalam perhitungan didapat hasil K ≤ usia

guna proyek pada saat B/C>1 yaitu K = 9

tahun dan pada saat B=C yaitu K = 10

tahun. Dengan usia guna proyek 100 tahun,

maka proyek Bendungan Leuwikeris layak

secara ekonomis.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Besar alokasi biaya untuk air baku Rp.

90.442.641.423,23 dan Rp.

828.791.050.675,48 digunakan untuk

keperluan air irigasi, PLTA, dll.

2. Analisis manfaat air baku yang

diperoleh dari proyek Perencanaan

Bendungan Leuwikeris ini terdiri dari

manfaat nyata dan manfaat tidak nyata.

Manfaat nyata yang diperoleh dari

proyek perencanaan Bendungan

Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya

pada bunga 7% adalah:

- Manfaat dengan harga air B=C

= Rp. 13.288.203.920/tahun

- Manfaat dengan harga air B/C > 1

= Rp. 14.726.030.463/tahun

Manfaat tersebut diperoleh dari hasil

penjualan air. Sedangkan manfaat tidak

nyata yang diperoleh dapat terpenuhinya

Page 11: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

kebutuhan air baku yang bersih dan layak,

dan meningkatkan kualitas hidup warga di 3

Kecamatan di Kabupaten Ciamis yaitu

(Kecamatan Cimaragas, Kecamatan

Cijeunjing, Kecamatan Cisaga) dan di Kota

Banjar yaitu (Kecamatan Banjar, Kecamatan

Purwaharja, Kecamatan Pataruman,

Kecamatan Langensari).

Analisis ekonomi proyek

Perencanaan Bendungan Leuwikeris di

Kabupaten Tasikmalaya ditinjau terhadap

Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih

Biaya Manfaat (B-C), IRR, Analisis

Sensitivitas, dan Payback Periode. Analisis

sensivitas pada saat Cost naik 10%, Benefit

tetap nilai B/C adalah 1,007 dan nilai B-C

adalah Rp. 109.006.151. Pada saat Cost

turun 10%, Benefit tetap nilai B/C adalah

1,231 dan nilai B-C adalah Rp.

2.766.646.935. Pada saat Cost tetap, Benefit

naik 10% nilai B/C adalah 1,219 dan nilai

B-C adalah Rp. 2.910.429.589. Pada saat

Cost tetap, Benefit turun 10% nilai B/C

adalah 0,997 dan nilai B-C adalah Rp. -

34.776.504. Pada saat Cost naik 10%,

Benefit turun 10% nilai B/C adalah 0,796

dan nilai B-C adalah Rp. -2.983.460.247.

Pada saat Cost turun 10%, Benefit naik 10%

nilai B/C adalah 1,354 dan nilai B-C adalah

Rp. 4.239.249.981. Pada saat proyek

mundur 2 tahun nilai B/C adalah 0,990 dan

nilai B-C adalah Rp. -154.868.034.

Tabel 5.1. Rekapitulasi Analisis Ekonomi

Pada Saat B=C dan B/C>1.

Uraian B/C B-C IRR Payback Period

Harga Air B=C

Rp. 1.804 1,000 0 7,00% 10 tahun

Harga Air B/C > 1

Rp. 2.000 1,108 Rp. 1.437.826.543 6,75% 9 tahun

Sumber : Hasil Perhitungan

5.2 Saran

1. Untuk memenuhi kebutuhan air baku

yang selalu meningkat sebanding dengan

laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya,

perlu adanya peningkatan efisiensi dan

efektivitas penggunaan air baku dengan cara

penambahan supply air baku untuk

kebutuhan pokok serta perlu peninjauan

kembali pola operasional distribusi air baku

dari PDAM yang bertujuan penghematan

penggunaan air.

2. Karena proyek perencanaan

Bendungan Leuwikeris ini ditujukan untuk

kesejahteraan di 3 Kecamatan di Kabupaten

Ciamis yaitu (Kecamatan Cimaragas,

Kecamatan Cijeunjing, Kecamatan Cisaga)

dan di Kota Banjar yaitu (Kecamatan

Banjar, Kecamatan Purwaharja, Kecamatan

Pataruman, Kecamatan Langensari), maka

untuk penetapan harga air hendaknya tidak

melihat dari sisi keuntungan saja namun

juga harus dilihat dari segi kemampuan

ekonomi konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Panduan Penulisan Skripsi,

Malang: Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada.

Kodoatie, Robert J. 2002. Analisa Ekonomi

Teknik. Yogyakarta: Andi

Kuiper, Edward. 1973. Water Resources

Project Economic. Canada.

Limantara, Lily Montarcih, 2010. Hidrologi

Praktis. Bandung: Lubuk Agung

Linsley, R. K, Joseph, B.F. 1986. Teknik

Sumber Daya Air. Terjemahan Djoko

Sasongko, Bandung: Erlangga.

Sastraatmadja, Soedrajat. 1984. Analisa

Anggaran Biaya Pelaksanaan.

Bandung: Nova.

Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman.

Malang: ITN.

Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik.

Surabaya: Usaha Nasional.

Soetopo, Widandi. 2010. Operasi Waduk

Tunggal. Malang: CV. Asrori

Page 12: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris

Sosrodarsono, Suyono. 1976. Hidrologi

Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Suyanto, Adhi, Sunaryo, Trie M. dan

Sjarief, Roestam. 2001. Ekonomi

Teknik Proyek Sumberdaya Air.

Jakarta: HMI.

Triatmodjo, Bambang. Hidrologi Terapan.

Yogyakarta: Beta Offset

Page 13: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris
Page 14: analisa studi harga air pada perencanaan bendungan leuwikeris