analisa usaha tani kacang hijau

24
1 Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang hijau merupakan komoditas strategis di NTB karena sifat agronomisnya yang relatif tahan kekeringan dengan umur panen yang pendek. Namun demikian produktivitasnya di tingkat petani masih relatif rendah yaitu 350 - 475 kg/ha. Areal tanaman kacang hijau yang terluas di NTB adalah di Kabupaten Sumbawa dengan rata- rata setiap tahun seluas 26.987 ha (61,16% dari luas tanam kacang hijau NTB) (Dinas Pertanian NTB, 1999). Nilai strategis kacang hijau terletak pada kemampuannya sebagai tanaman penyelamat kegagalan panen dari tanaman sebelumnya seperti padi yang gagal panen akibat gangguan musim kering. Sifat kompetitif lainnya yang ditunjukkan adalah harganya relatif stabil dibanding kedelai yang di pasar bebas sering berfluktuasi harganya karena desakan kedelai asal impor. Hal tersebut didukung oleh pendapat Kasno (1990) yang menyatakan bahwa kelebihan kacang hijau ini terletak pada agronomis serta eknonomisnya. Kelebihan agronomi adalah ketahanannya terhadap kekeringan, berumur genjah (55 - 60 hari), cocok untuk daerah dengan curah hujan rendah, hama penyakit relatif Produksi Tanaman Pangan

Upload: fitri-kitting-kiboo

Post on 06-Aug-2015

1.773 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Produksi Tanaman Pangan

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

1

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang hijau merupakan komoditas strategis di NTB karena sifat

agronomisnya yang relatif tahan kekeringan dengan umur panen yang pendek.

Namun demikian produktivitasnya di tingkat petani masih relatif rendah yaitu 350

- 475 kg/ha. Areal tanaman kacang hijau yang terluas di NTB adalah di

Kabupaten Sumbawa dengan rata-rata setiap tahun seluas 26.987 ha (61,16% dari

luas tanam kacang hijau NTB) (Dinas Pertanian NTB, 1999).

Nilai strategis kacang hijau terletak pada kemampuannya sebagai tanaman

penyelamat kegagalan panen dari tanaman sebelumnya seperti padi yang gagal

panen akibat gangguan musim kering. Sifat kompetitif lainnya yang ditunjukkan

adalah harganya relatif stabil dibanding kedelai yang di pasar bebas sering

berfluktuasi harganya karena desakan kedelai asal impor. Hal tersebut didukung

oleh pendapat Kasno (1990) yang menyatakan bahwa kelebihan kacang hijau ini

terletak pada agronomis serta eknonomisnya. Kelebihan agronomi adalah

ketahanannya terhadap kekeringan, berumur genjah (55 - 60 hari), cocok untuk

daerah dengan curah hujan rendah, hama penyakit relatif sedikit, tumbuh baik di

tanah kurang subur, jenis tanah yang drainase kurang baik, cara budidaya mudah,

resiko kegagalan panen secara total kecil dan harga jual relatif lebih tinggi

dibanding kacang-kacangan lainnya.

Kacang hijau banyak dibudidayakan di lahan kering pada musim hujan

dan di lahan sawah setelah padi pada musim kemarau II. Potensi lahan untuk

pengembangan kacang hijau di NTB yaitu di lahan kering yang berupa ladang dan

tegalan seluas 211.635 ha (BPS, 2003), serta di lahan sawah seluas 225.026 ha

(BPS, 2003). Pada tahun 2003 tercatat luas panen kacang hijau di NTB mencapai

47.114 ha dengan produktivitas 0,751 t/ha. Produktivitas ini masih sangat rendah

dibanding potensi hasil kacang hijau dapat mencapai 2,0 t/ha (Santoso, 1996).

Tingkat produktivitas yang rendah dipengaruhi oleh cara pengelolaan tanaman

Page 2: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

2

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

yang kurang intensif diantaranya belum menggunakan varietas unggul yang

adaptif.

Berbagai teknologi telah diuji terutama yang berkaitan dengan adaptasi

varietas kacang hijau serta pola tanam di lahan kering. Di lahan kering kacang

hijau di tanam sebagai tanaman relay menjelang panen jagung. Kajian tahun 1997

menunjukkan bahwa produktivitas kacang hijau dengan pola tanam relay yang

menggunakan varietas lokal dapat mencapai 0,95 t/ha, sedang jagung Bisma

sebagai tanaman utama dapat menghasilkan 3,73 t/ha pipilan kering. Dengan

hasil panen tersebut, penerimaan petani dapat mencapai Rp.3.798.922,-/ha dengan

B/C 2,26. Hasil kajian MH. 1998/1999 peningkatan pendapatan petani dengan

menerapkan pola tanam relay dapat meningkat 30%. (Basuki. 2000).

Selama ini petani telah mengenal berbagai varietas yang sudah dilepas

oleh pemerintah diantaranya yang beredar di NTB seperti varietas Camar, Sriti,

Walet, Betet, Kenari, Merak, dan Sampiong. Tujuan kajian ini adalah

menganalisis keuntungan usahatani kacang hijau di tingkat petani dan peluang

pengembangannya di lahan kering.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana klasifikasi tanaman kacang hijau ?

1.2.2 Apa saja manfaat tanaman kacang hijau ?

1.2.3 Bagaimana teknik budidaya tanaman kacang hijau ?

1.2.4 Bagaimana analisa usaha tani kacang hijau dalam bentuk biji kering ?

1.2.5 Seperti apa pengkajian masalah tingkat keuntungan analisa usahatani

kacang hijau sebagai komoditas unggulan daerah NTB ?

1.2.6 Apa sajakah dinamika kinerja produksi ?

1.2.7 Bagaimana kentungan analisa usaha tani kacang hijau ?

1.3 Tujuan

Page 3: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

3

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Untuk mengetahui analisa usahatani tanaman kacang hijau pada umumnya

serta mengetahui peningkatan daya produktivitas petani agar lebih produktif lagi

dan mengetahui dinamika kerja produksi tanaman kacang hijau di kalangan

petani.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 4: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

4

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau

Devisio (divisi) : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Subdivisio (sub divisi) : Angeaspermae (biji berada di dalam buah )

Clas (kelas)                : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo (bangsa)           : leguminales

Familia (suku )        : leguminoceae (kacang-kacangan)

Subfamilia              : papillionoideae

Genus (marga)        : phaseolus

Spesies (jenis)          : Phaseolus arus atau Phaseolusradiatus L.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang

berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga

mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan.

Kemudian didalam tanaman kacang ada beberapa jenis tanaman yang ada

di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe yaitu :

a. Tipe tegak.

Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya

terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan

kemasakan buahnya serempak.

b. Tipe menjalar

Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran

panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan

umumnya berumur panjang.

2.2 Manfaat Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau sebagai bahan pangan sumber protein nabati sudah sangat

populer di dalam kehidupan manusia sehari-hari. Di Indonesia, kacang hijau

Page 5: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

5

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

merupakan komoditas kacang-kacang yang penting setelah kacang kedelai dan

kacang tanah.kajang hijau memiliki bermacam-macam manfaat d dalam

kehidupan manusia,antara lain sebagai bahan makanan manusia,untuk mengobati

(terapi), dan untuk bahan pakan ternak.sedangkan kegunaan kacang hijau adalah

dapat di olah menjadi bermacam-macam produk makanan yang lebih sempurna.

Penggunaan kacang hijau untuk bahan makanan manusia harus diolah

terlebih dahulu.pengolahan kacang hijau menjadi makanan, misalnya untuk

tauge,campuran pembuatan tahu,tepung kacang hijau,bubur,pembuatan mie dan

kue-kue.kacang hijau sebagai bahan makanan manusia cukup baik d konsumsi

untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan tubuh,karena di samping sudah

kaya protein,juga mengandung zat-zat gizi lainnya yang cukup lengkap.

2.3 Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau

2.3.1 Varietas

Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di

lahan sawah maupun lahan kering. Varietas terbaru tahan penyakit embun

tepung dan bercak daun seperti sriti, kenari, perkutut, murai dan kutilang

dapat dianjurkan untuk ditanam di daerah endemik penyakit tersebut.

Kebutuhan benih sekitar 25-30 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

2.3.2Penyiapan Lahan

Pada lahan sawah bekas tanaman padi, tidak perlu dilakukan

pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT). Tunggul padi perlu

dipotong pendek dan jerami padi dibersihkan. Apabila tanah becek, perlu

dibuat saluran drainase.

Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif

dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan

yang berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm) dibuat petakan 3-4

m.Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat menekan

Page 6: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

6

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan struktur

tanah.

2.3.3 Penanaman

1. Waktu Tanam pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada

musim kemarau setelah tanaman padi. Sedangkan di lahan

tegalandilakukan pada awal musim hujan.

2. Cara Tanam, Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x

15 cm untuk musim hujan, sehingga populasinya sekitar 300-400 ribu

tanaman per hektar. Sedangkan untuk musim kemarau digunakan

jarak tanam 40 cm x 10 cm, tiap lubang diisi 2 biji. Sehingga

populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman per hektar.

3. Penyulaman dapat dilakukan sebelum tanaman berumur 7 hari.

2.3.4 Pemupukan

1. Pada lahan sawah bekas tanaman padi yang subur, tanaman kacang

hijau pada umumnya tidak perlu dilakukan pemupukan.

2. Pada lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK.

3. Pada tanah yang kurang subur dilakukan pemupukan 45 kg Urea, 45 –

90 kg TSP dan 50 kg KCL/ha yang diberikan pada saat tanam secara

larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.

4. Penambahan pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang

dapat meningkat kapasitas menahan air di dalam tanah. Pupuk organik

diberikan dengan sebanyak 15-20 ton/ha

5. Abu dapur sangat baik digunakan sebagai penutup lobang tanam

2.3.5 Penggunaan Mulsa Jerami

Jerami padi dapat diaplikasikan sebagai mulsa, dengan takaran 5

ton jerami padi/ha. Penggunaan mulsa dapat menekan serangan lalat bibit,

pertumbuhan gulma dan penguapan air.

2.3.6Pengairan

Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap

memerlukan pengairan terutama pada periode kritis pada waktu

Page 7: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

7

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

perkecambahan, menjelang berbunga (umur 25 hari) dan pembentukan

polong (umur 45-50 hari).

2.3.7 Penyiangan

Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak

tahan bersaing dengan gulma. Penyiangan dilakukan 2 kali pada umur 2

dan 4 minggu.

2.4 Analisa Usaha Tani Kacang Hijau dalam Bentuk Biji Kering

No Uraian Volume Satuan Biaya (Rp)

Jumlah Biaya /Ha

(Rp)1 Tenaga Kerja

Penyiapan Lahan 15 HOK 40.000 600.000Penanaman 20 HOK 40.000 800.000Pemupukan 10 HOK 40.000 400.000Penyiangan 20 HOK 40.000 800.000Penyemprotan 4 HOK 40.000 160.000Pengairan 3 HOK 40.000 120.000P anen 20 HOK 40.000 800.000Pengangkutan / Penyimpanan

10 HOK 40.000 400.000

Jumlah 102 HOK 4.080.0002 Sarana Produksi

Benih 25 Kg 15.000 375.000Urea 25 Kg 1.600 40.000Sp-36 25 Kg 2.000 50.000KCL 50 Kg 2.300 115.000Pupuk KandangPestisida 1 LTR 100.000 100.000Jumlah 680.000

3 Lain – Lain Pengeluaran

Per MT

Sewa LahanPajakJumlah -Jumlah A+B+C 4.760.000

4 Total Biaya Produksi 4.760.000

Page 8: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

8

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Total Produksi 1.500 KgHarga Jual Produksi 1.500 Kg 11.000 16.500.000Pendapatan Bersih (3-1)

11.740.000

R/C (3/1) 3,47

2.5 Pengkajian MasalahTingkat Keuntungan Analisa Usahatani

Kacang Hijau Sebagai Komoditas Unggulan Daerah NTB

Pengkajian dilakukan di desa Bantu Lanteh Kecamatan Empang Sumbawa

selama dua tahun yaitu dimulai bulan Juni hingga Desember tahun 2003 dan

tahun 2004. Pengkajian menggunakan metoda survai dan desk study. Petani

sampel ditentukan berdasarkan lokasi sentra komoditas unggulan tersebut.

Penentuan petani responden dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan

jumlah responden 15 orang.

Data yang dikumpulkan meliputi input saprodi, tenaga kerja, harga

saprodi, upah tenaga kerja, harga jual, dan biaya lain. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara wawancara langsung pada petani menggunakan bantuan

kuesioner terstruktur. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif misalnya,

rataan, dan pertumbuhan/trend, sedang untuk mengetahui keuntungan usahatani

digunakan analisis B/C ratio.

2.6 DinamikaKinerjaProduksi

Produktivitas merupakan salah satu indikator yang menjadi ukuran

diadopsi atau tidaknya suatu varietas introduksi. Dari studi kajian adaptasi

bersama beberapa galur lainnya beberapa varietas menampilkan produktivitasnya.

Riyanti, dkk (2003) melaporkan di Narmada potensi hasil kajian uji adaptasi dari

tahun 2001 dan tahun 2002 beberapa varietas lokal dan varietas yang telah dilepas

oleh Balit kabi untuk kacang hijau Sampiong adalah 1.230 t/ha di Narmada

Lombok dan di P. Sumbawa mencapai 1,485 t/ha. Sedangkan Perkutut 1,760 t/ha

di Narmada dan produksi Walet di Sumbawa 2 t/ha.

Page 9: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

9

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Data perkembangan produksi kacang hijau per kabupaten menunjukkan

variasi yang tinggi. Di beberapa kabupaten terjadi kenaikan produksi yang relatif

tinggi sementara itu di kabupaten lain terjadi sebaliknya. Kenaikan produksi

kacang hijau sekitar 90 - 100 persen terjadi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok

Tengah dan Lombok Timur. Peningkatan produksi yang tinggi namun lebih

rendah dibandingkan peningkatan di tiga kabupaten sebelumnya juga terjadi di

Kabupaten Sumbawa (48,33%). Produksi kacang hijau di Kabupaten Dompu,

Bima dan Kota Mataram selama dua tahun menurun disebabkan berkurangnya

areal panen yang relatif besar.

Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi kacang hijau di

Provinsi NTB per kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1. Data pada tabel tersebut

menunjukkan peningkatan produksi kacang hijau yang relatif tinggi yaitu sebesar

47,59 persen. Peningkatan produksi ini disebabkan oleh adanya penambahan luas

areal panen dan produktivitas secara bersamaan. Namun peningkatan

produktivitas yang tinggi (37,55%) lebih dominan menentukan kenaikan produksi

kacang hijau di NTB dibandingkan peningkatan luas areal panen (7,28%).

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang

Hijau menurut Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat, 2002-2003

No

.

Kabu

paten/

Kota

Luas Panen (Ha)Produktivitas

(Kw/Ha)Produksi (Ton)

2002 2003r

(%)

200

2

200

3

r

(%)2002 2003 r (%)

1 Lobar 1333 1743

30.7

6 5.21 7.63

46.4

5 694 1331 91.79

2 Loteng 3444 5118

48.6

1 5.41 6.98

29.0

2 1863 3570 91.63

3 Lotim 1298 1920

47.9

2 5.48 7.59

38.5

0 712 1457

104.6

3

4 Sumbaw 3452 3686 6.78 5.46 7.58 38.8 1883 2793 48.33

Page 10: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

10

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

a 1 2 3 6 9

5 Dompu 925 533

-

42.3

8 5.03 6.99

38.9

7 466 373 -19.96

6 Bima 2338 902

-

61.4

2 5.93 7.86

32.5

5 1386 709 -48.85

7 Mataram 59 36

-

38.9

8 5.51 7.50

36.1

2 33 27 -18.18

Total NTB

4391

8

4711

4 7.28 5.46 7.51

37.5

5

2399

0

3540

6 47.59

Sumber : BPS Propinsi NTB, 2002-2003

2.7 Keuntungan Analisa Usahatani Kacang Hijau

2.7.1 Hasil Kajian Tahun 2003

Sebagai contoh produksi di tingkat usahatani, petani kacang hijau

dipilih dari petani di Desa Batu Lanteh, Kecamatan Empang, Kabupaten

Sumbawa. Rata-rata luas pengusahaan lahan kacang hijau 0,77 ha. Analisa

dilakukan selama dua musim tanam yaitu MK II 2002 dan MH 2002/2003.

Rataan produksi kacang hijau yang dapat dicapai petani sekitar

5,3 Kw per hektar per musim. Tingkat produksi ini tidak jauh

berbeda dengan dataBPS tahun 2002 di kabupaten yang sama yaitu 5,46

Kw per hektar. Dilihat keragaan produksi pada setiap musimnya terlihat

bahwa produksi kacang hijau yang ditanam pada musim hujan dua kali

lipat lebih tinggi daripada yang ditanam pada musim kemarau. Tingkat

produktivitas untuk produksi MK II 2002 dan MH 2002/2003 masing-

masing 3,26 Kw/Ha dan 7,34 Kw/Ha.

Page 11: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

11

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Bila produksi kacang hijau di Kabupaten Sumbawa dicapai paling

tinggi pada MH, maka sebaliknya yang terjadi pada keadaan harga jual

kacang hijau yang diterima petani. Harga jual tertinggi diperoleh pada

penjualan produksi musim kemarau yaitu mencapai Rp 3090/kg,

sedangkan pada musim hujan hanya mencapai Rp.2.964/kg. Dengan

demikian hukum ekonomi berlaku disini, yaitu disaat suplai tinggi, ceteris

paribus penawaran harga rendah dan sebaliknya. Meskipun demikian,

pendapatan petani kacang hijau masih meningkat karena peningkatan

produksi pada musim hujan relatif lebih tinggi dibandingkan penurunan

harganya. Secara finansial analisa pendapatan usahatani kacang hijau per

hektar selama dua musim di Kabupaten Sumbawa ditampilkan pada Tabel

2.

Tabel 2. Analisis Usahatani Kacang Hijau per Hektar di Batu Lanteh Kabupaten

Sumbawa, MK. II. 2002 dan MH. 2002/2003

Uraian MK. II. 2002 MH. 2002/2003

Fisik Persen

(%)

Fisik Persen

(%)

Produksi (kg) 326 734

Harga (Rp/kg) 3.090 2.965

Penerimaan (Rp) 1.007.340 100 2.176.310 100

Biaya produksi (Rp)

a. Sarana produksi

- Benih 73.290 7,2

8

72.290 3,32

- Pupuk 22.500 2,2

3

22.500 1,03

- Obat-obatan 35.290 3,5

0

111.050 5,10

b. Tenaga kerja 657.050 65, 712.060 32,7

Page 12: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

12

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

23 2

Total 788.130 78,

24

917.900 42,1

8

Keuntungan (Rp) 219.210 21,

76

1.258.410 57,8

2

R/C 1,28 2,37

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa struktur biaya dan penerimaan per

hektar bervariasi pada setiap musimnya, biaya usahatani sekitar 78,24 dan

42,18% dari total penerimaan usahatani masing-masing untuk MK dan MH.

Komponen biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja yang mencapai

65,23 dan 32,72% dari total penerimaan usahatani.

Petani belum menggunakan pupuk sesuai dengan rekomendasi, hanya

menggunakan pupuk cair yang diaplikasikan menjelang tanaman berbuah. Biaya

yang dikeluarkan untuk membeli pupuk tidak terlalu besar yaitu sekitar 2,23%

sampai 1,03% dari total penerimaan.

Tanaman kacang hijau rentan terhadap serangan hama penyakit tanaman.

Oleh karena itu petani harus mengeluarkan biaya yang besar untuk memberantas

hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau. Serangan hama

penyakit lebih banyak terjadi pada musim hujan dan konsekuensinya biaya untuk

obat-obatan lebih besar pada musim tersebut. Biaya untuk obat-obatan pada MH

mencapai 111 ribu rupiah per hektar (5,10%), sedangkan pada MK mencapai 35

ribu rupiah per hektar (3,50%).

Pendapatan bersih atau keuntungan usahatani kacang hijau per hektar pada

MK. 2002mencapai Rp. 210.290,-/ha dengan R/C 1,28, sementara pada MH.

2002/2003 mencapai Rp.1.258.410,-/ha dengan R/C 2,37Hal ini menunjukkan

bahwa usahatani kacang hijau dapat memberikan keuntungan bagi petani yang

ditunjukkan oleh R/C lebih besar dari satu.

2.7.2 HasilKajianTahun 2004

Page 13: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

13

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Pada umumnya sebagian besar petani menanam kacang hijau di

lahan sawah pada musim kemarau sehingga analisa usahatani dilakukan

hanya untuk satu musim yaitu MK I 2004. Teknologi yang diterapkan

masih sederhana seperti belum menggunakan pupuk tunggal, varietas lokal

(samsik) dengan cara tanam disebar. Produktivitas kacang hijau mencapai

0,4 t/ha, masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata produktivitas

di Kabupaten Sumbawa dan Propinsi NTB pada tahun 2003 0,75 t/ha. Hal

ini disebabkan karena pada fase pembungaan tanaman kekurangan air.

Rata-rata penerimaan petani sekitar Rp 1.022.000,-/ha dengan R/C

1,6. Total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani kacang hijau per

hektar mencapai 62,04% dari total penerimaan dengan keuntungan yang

diterima petani sebesar Rp. 384.000,/ha. Komponen terbesar dari biaya

usahatani kacang hijau adalah biaya tenaga kerja yaitu mencapai 37,63%

dari total penerimaan. Dilihat dari penggunaan saprodi, usahatani kacang

hijau kurang intensif bahkan sebagian besar petani belum melakukan

pemupukan. Komponen biaya saprodi yang relatif besar antara lain untuk

biaya pestisida dan herbisida.

Tabel 3. Analisis Usahatani Kacang Hijau per Hektar di Desa Batu Lanteh

Sumbawa, MK. 2004

No. Uraian Satuan Jumlah Nilai (Rp) Persen (%)

A. Saprodi :

1. Benih Kg 13,7 68.500 6,70

2. Pupuk :

Indofloor 1,5 33.750 3,30

3. Pestisida 33.981 3,32

4. Herbisida 52.588 5,15

Total saprodi 157.507 15,41

B. Tenaga kerja :  

1. Pengolahan lahan HOK 1,3 19.500 1,91

2. Penanaman HOK 1 15.000 1,47

Page 14: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

14

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

3. Pemeliharaan HOK 2,1 31.500 3,08

4. PHT HOK 1,7 25.500 2,50

5. Panen (borongan) HOK 6 182.523 17,86

6. Pasca panen (borongan) HOK 2,9 110.532 10,82

Total tenaga kerja 384.555 37,63

C. Biaya lain  

1. Pengairan 9.030 0,88

2. Pajak 4630 0,45

3. Zakat 81.970 8,02

Total biaya lain 95.630 9,36

D. Total biaya 637.692 62,40

II. Produksi Kg 408,8 1.022.00

0

100,00

III. Keuntungan 384.308 37,60

IV. R/C 1,60

Sumber : Data primer yang diolah

Page 15: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

15

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Produktivitas kacang hijau di tingkat petani masih sangat rendah berkisar

antara 0,4-0,734 t/ha per musim, sedangkan tingkat keuntungannya berkisar antara

Rp. 219.210,- hingga Rp.1.258.410,-/ha/musim.Usahatani kacang hijau yang

dilakukan pada musim hujan, dapat memberikan keuntungan yang cukup

memadai bagi petani. Sementara pada musim kemarau dilahan sawah,

keuntungan yang diperoleh masih belum cukup untuk menopang ekonomi

keluarga.

Kacang hijau merupakan komoditas strategis di NTB karena sifat

agronomisnya yang relatif tahan kekeringan dengan umur panen yang pendek.

Komoditas ini banyak dibudidayakan di lahan kering dan sebagian kecil di lahan

sawah. Hasil kajian tahun 1998/1999 peningkatan pendapatan petani dengan

relay meningkat 30%. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui keuntungan

usahatani kacang hijau di tingkat petani. Metode yang digunakan adalah survai

dan desk study data sekunder. Pengkajian dilakukan di Desa Bantu Lanteh

Kecamatan Empang Sumbawa selama dua tahun yaitu dimulai bulan Juni hingga

Desember tahun 2003 dan tahun 2004. Pengkajian menggunakan metoda survai

dan desk study. Petani sampel ditentukan berdasarkan lokasi sentra komoditas

unggulan tersebut di kabupaten. Penentuan petani responden dilakukan dengan

cara purposive sampling, dengan jumlah responden 15 orang.

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa :

a. tingkat produktivitas kacang hijau di timgkat usahatani masih

sangat rendah berkisar antara 0,4 – 0,53 t/ha per musim, masih

jauh lebih rendah dari produksi rataaan kabupaten dan propinsi

masing-masing 0,546 t/ha dan 0,75 t/ha.

Page 16: Analisa Usaha Tani Kacang Hijau

16

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

b. tingkat keuntungan usahatani kacang hijau di tingkat usahatani

tahun 2003-2004 adalah berkisar antara Rp. 341.058,- hingga Rp.

1.271.487,-/ha/musim. Dengan tingkat keuntungan tersebut,

usahatani kacang hijau belum dapat digunakan sebagai sumber

pendapatan utama keluarga.

c. pada tahun 2004 besarnya kenaikan produksi komoditas kacang

hijau (24,01%) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan

luas areal (3,89%).

d. pada tahun 2003 kenaikan produksi kacang hijau lebih dominan

disebabkan peningkatan produktivitas (37,55%) dibandingkan

peningkatan luas areal panen (7,28%).

e. produktivitas dan tingkat keuntungan yang lebih memadai akan

dicapai bila melakukan perbaikan teknologi budidaya dengan

mengintorduksi varietas berpotensi hasil tinggi.

3.2 Saran

Untuk meningkatkan produktivitas, upaya penerapan teknologi budidaya

mutlak diperlukan. Teknologi tersebut antara lain penggunaan varietas unggul

baru yang berdaya hasil tinggi dan sesuai dengan preferensi konsumen.