analisis aspek keperilakuan terhadap penerapan …
TRANSCRIPT
ANALISIS ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP PENERAPAN
SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PROYEK TOL
LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR
(Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk)
SKRIPSI
Oleh
HERISKIANTI SAMANT
105731119316
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
ANALISIS ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP PENERAPAN
SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PROYEK TOL
LAYANG A.P. PETTARANI MAKASSAR
(Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk)
SKRIPSI
OLEH:
HERISKIANTI SAMANT
105731119316
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Jurusan Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini dapat kupersembahkan pada orang-orang tersayang yaitu kedua orang tuaku tercinta Bapak Herman Sade dan Ibuku Hj. Kasturi Soe yang tidak pernah lelah membesarkanku dengan penuh rasa kasih sayang dan selalu memberikan dukungan, nasehat, mencukupi segala kebutuhanku mulai dari aku lahir kedunia sampai detik ini. Begitupun perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk anak-anaknya sampai pada titik yang dicita-citakan. Serta persembahan buat saudara-saudaraku dan teman-teman yang selalu mendukung dan membantuku hingga akhir studi ini. Karya ilmiah ini kupersembahkan juga untuk dosen-dosenku yang selalu menuangkan ilmunya, terutama dosen pembimbingku Bapak Amril Arifin, SE.,M.Si.Ak.CA dan Bapak Faidul Adziem, SE.,M.Si yang tidak kenal lelah untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi saya sampai karya ilmiah ini terselesaikan.
MOTTO HIDUP
“Jangan pernah menyerah dengan apa yang kamu semogakan, karena
Allah SWT Maha mengabulkan”
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
Heriskianti Samant, 2021. Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P.
Pettarani, Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton,Tbk), Skripsi Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Makassar, Dibimbing oleh Pembimbing I Amril Arifin dan Pembimbing II Faidul
Adziem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aspek keperilakuan
sikap, aspek keperilakuan persepsi, dan aspek keperilakuan emosi berpengaruh
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Proyek Tol Layang A.P.
Pettarani, Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton, Tbk). Populasi penelitian
ini adalah karyawan PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar. Sedangkan sampel
penelitian sebanyak 50 karyawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keperilakuan sikap dan aspek
keperilakuan persepsi berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan sistem
akuntansi persediaan. Sedangkan aspek keperilakuan emosi tidak berpengaruh
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan. Hal ini disebabkan karena
perusahaan memiliki culture atau budaya yang baik dimana culture ini menjadi
landasan bagi para karyawan untuk bekerja berdasarkan sistem dan SOP
perusahaan yang telah ditetapkan sehingga tidak terdapat peluang untuk
memunculkan perdebatan yang bisa menimbulkan emosi.
Kata Kunci : Sikap, Persepsi, Emosi, Sistem Akuntansi Persediaan.
viii
ABSTRACT
Heriskianti Samant, 2021. Analysis of Behavioral Aspects of the
Implementation of the Inventory Accounting System In the Fly Toll Road
Project A.P. Pettarani, Makassar (Office of PT. Wijaya Karya Beton, Tbk),
Thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business,
University of Muhammadiyah Makassar, Supervised of Advisor I Amril Arifin and
Supervisor II Faidul Adziem.
This study aims to determine whether the behavioral aspects, perceptual
behavioral aspects, and emotional behavior aspects affect the application of the
inventory accounting system in the A.P. Pettarani, Makassar (Office of PT.
Wijaya Karya Beton, Tbk). The population of this study were employees of PT.
Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar. While the research sample was 50
employees. The method used in this research is multiple linear regression
method.
The results showed that the behavioral aspects of attitudes and aspects
of perceptual behavior had a significant positive effect on the application of the
inventory accounting system. Meanwhile, emotional behavioral aspects have no
effect on the application of the inventory accounting system. This is because the
company has a culture or a good culture where this culture is the basis for
employees to work based on the company's systems and SOPs that have been
set so that there is no opportunity to raise debates that can cause emotions.
Keywords: Attitudes, Perceptions, Emotions, Inventory Accounting System.
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Aspek Keperilakuan
Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P.
Pettarani, Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis Bapak Herman Sade dan Ibu Hj. Kasturi Soe
yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa
tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung
dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Semoga apa yang telah
mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan
di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
x
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rosulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si,Ak.CA.CSP, Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Bapak Amril Arifin, SE., M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis , sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Faidul Adziem, SE., M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu Dosen da Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan hingga akhir.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi angkatan 2016, khususnya untuk kelas Akuntansi 16.E yang
selalu memberikan dukungan semangat dan belajar bersama, serta saling
membantu dalam aktivitas studi penulis.
9. Bapak/Ibu karyawan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar
yang telah memberikan ruang dalam penelitian ini, sehingga skripsi dapat
terselesaikan.
xi
10. Sahabat-sahabat saya Sinta Iriyani, Nurhalima, dan Dian Hajra yang selalu
memberikan semangat serta bantuan kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Serta, dan tak lupa kak Deswita Anggraeni S.Ak
yang selalu sabar menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tentang
skripsiku Via WhatsApp tanpa mengenal waktu.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fisabililhaq Fastabhikul Khaerat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 30 Januari 2021
Penulis
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. vi
ABSTRAK INDONESIA ..................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Landasan Teori ........................................................................... 7
1. Teori Human Information Processing (HIP) ........................ 7
2. Sikap.................................................................................... 11
xiii
3. Persepsi .............................................................................. 12
4. Emosi................................................................................... 12
5. Sistem Akuntansi Persediaan ............................................. 12
B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 14
C. Kerangka Konseptual ................................................................ 19
D. Hipotesis .................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 23
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran........................ 23
1. Definisi Operasional ............................................................ 24
2. Pengukuran Variabel .......................................................... 25
D. Populasi dan Sampel ............................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 27
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 33
A. Sejarah Singkat PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar....... 33
B. Penyebaran Kuesioner ............................................................ 56
C. Karakteristik Responden.......................................................... 56
D. Hasil Penelitian ........................................................................ 62
E. Pembahasan ............................................................................ 72
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 76
A. Kesimpulan ............................................................................. 76
B. Saran ........................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu .........................................................17
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel .........................................................26
Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner ................................................................56
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................57
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia .....................................................57
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan ..........................................58
Tabel 4.5 Tanggapan Responden ...............................................................59
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas .........................................................................62
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas......................................................................63
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ......................................................................64
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................65
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................66
Tabel 4.11 Hasil Model Regresi Berganda ....................................................68
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................69
Tabel 4.13 Hasil Uji T dalam Analisis Regresi ...............................................71
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...................................................................19
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Divisi Gudang...............................................35
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................67
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner .....................................................................................81
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian ..............................................................84
Lampiran 3 Hasil Uji Data Penelitian ..............................................................86
Lampiran 4 R Tabel ..................................................................................... 101
Lampiran 5 Kartu Administrasi Persediaan Gudang (APG) ........................ 102
Lampiran 6 Surat Pengiriman Barang.......................................................... 103
Lampiran 7 Stock Opname Secara Periodik ................................................ 104
Lampiran 8 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton Makassar .......... 105
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian .................................................................. 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi menjadi salah satu dampak dari
perkembangan zaman. Teknologi selalu mengalami perkembangan demi
memenuhi kebutuhan manusia yang berkembang dari waktu ke waktu.
Begitupun juga dengan akuntansi dimana perkembangannya sejak dari
zaman prasajarah sampai sekarang menunjukan bahwa manusia di zaman
ini telah mengenal adanya perhitungan. Seperti halnya kehidupan sehari-hari
baik secara sadar atau tidak sadar sesungguhnya kita telah menggunakan
ilmu akuntansi, mulai dari hal terkecil seperti mencatat pendapatan dan
pengeluaran.
Pendapatan merupakan seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun berupa barang sedangkan pengeluaran ialah sejumlah uang atau
barang yang kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan. Ilmu akuntansi
dapat dipandang sebagai proses atau kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian,
penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan (Lubis,
2017:3).
Penggunaan sistem akuntansi untuk mendapatkan informasi
keuangan yang baik dan berkualitas tidak lepas dari sumber daya manusia
yang dimana berperan untuk menjalankan sistem informasi. Hal tersebut
tentunya secara tidak langsung dapat meminimalisir terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pengelolaan serta pengoperasian sistem akuntansi.
2
Sumber daya manusia yang dapat dikatakan berkualitas tentunya
tidak hanya memiliki skill yang baik melainkan harus memiliki perilaku yang
baik juga. Perilaku yang baik dapat dipengaruhi oleh motivasi dan sikap
seseorang untuk mendorong dalam melakukan tindakan. Perilaku karyawan
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan
organisasi atau perusahaan. Perilaku karyawan secara tidak langsung akan
mempengaruhi hasil dari laporan keuangan yang menjadi tolak ukur
pengambilan keputusan pihak external dan penggunanya.
Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan dari aspek keperilakuan
dalam mendesain, menganalisis, serta mengelola sistem akuntansi.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang ilmu
akuntansi yang menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem
informasi yang lingkupnya mencangkup akuntansi keuangan dan akutansi
manajemen (Supriyono, 2018:4)
Akuntansi diimplementasikan dan dipraktikan tidak lepas dari
masalah manusia sebagai pelakunya, maka dari itu mempelajari dan
memahami aspek perilaku manusia dalam dunia akuntansi yang lebih
dikenal dengan istilah akuntansi keperilakuan (Behavioral accounting)
merupakan hal yang sangat penting. Seperti pada PT Bosowa Taksi
Makassar telah ditemukan tindak kecurangan yang dilakukan oleh salah satu
kasir hal ini ditemukan pada saat dilakukan audit bulanan oleh PT Bosowa
Taksi Makassar yaitu tidak sesuainya transaksi yang di input dengan bukti
bukti transaksi yang ada (Hasnianti 2019).
Karyawan yang tidak didasari dengan perilaku yang baik akan
berpengaruh buruk terhadap pekerjaan. Aspek keperilakuan yang terdiri dari
3
aspek psikologi, dan psikologi sosial khususnya sikap, persepsi, dan emosi
karyawan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memperhatikan hal-hal tersebut
dalam memilih karyawan khususnya untuk pengelolaan keuangan secara
tidak langsung akan berdampak buruk bagi laporan keuangan dan
perusahaan. Resiko yang akan terjadi setiap penyalagunaan dan
penyelewengan data dan informasi yang bisa merugikan perusahaan dari
segi keuangan dan citra perusahaan.
Adapun penelitian sebelumnya, Capricia (2018), Akay (2016), sari
(2020) Sikap, Motivasi, Persepsi, dan Emosi berpengaruh secara Simultan
terhadap penerapan sistem akuntansi. Sedangkan menurut Mogontha
(2017) Sikap, Motivasi, Emosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penerapan sistem akuntansi. Seluruh perusahaan yang ingin berkembang
harus memiliki unsur pengendalian yang baik. Setiap perusahaan pasti
memiliki persediaan yang sangat diperlukan dalam kegiatan operasional
perusahaan, dimana persediaan merupakan salah satu elemen terpenting
dalam neraca.
Bagi PT. Wijaya Karya Beton Tbk yang merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industry produsen beton pracetak, dan jasa konstruksi
terbesar di seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara, yang tentunya
memiliki persediaan yang banyak untuk konsumen. Persediaan merupakan
komponen utama karena disetiap aktivitas perusahaan pasti melibatkan
pergerakan persediaan.
4
Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan harus memiliki sistem
untuk mengatur dan mengontrol persediaan agar efektif dan efisien serta
memiliki unsur pengendalian yang memadai sehingga dapat menghindari
terjadinya kecurangan dalam sistem tersebut. Perilaku karyawan yang baik
dapat menjadi faktor pendukung keberhasilan sistem akuntansi persediaan
mengingat karyawan merupakan pihak yang menjalankan sistem yang
diterapkan perusahaan.
Terlepas dari sistem akuntansi yang dijalankan unsur perilaku yakni
pisikologi sosiologi dan psikologi social khususnya sikap, persepsi, dan
emosi karyawan yang ada pada perusahaan tersebut harus memang benar-
benar diperhatikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk
membahas mengenai “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan
Sistem Akuntansi Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani
Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk”).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
diangkat adalah sebagai berikut :
1. Apakah aspek keperilakuan sikap berpengaruh terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk,
Makassar?
2. Apakah aspek keperilakuan persepsi berpengaruh terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk,
Makassar?
5
3. Apakah aspek keperilakuan emosi berpengaruh terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk,
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh :
1. Untuk menguji pengaruh aspek keperilakuan sikap terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk,
Makassar.
2. Untuk menguji pengaruh aspek keperilakuan persepsi terhadap
penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya
Beton Tbk, Makassar.
3. Untuk menguji pengaruh aspek keperilakuan emosi terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton Tbk,
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu dan sebagai wawasan mengenai akuntansi
keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada
Proyek Tol Layang A.P. Pettarani Makassar (Kantor Pabrik Wijaya
Karya Beton Tbk).
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman,
pengenalan, mengenai aspek keperilakuan khususnya terhadap
penerapan sistem akuntansi persediaan.
b. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan pemikiran atau menjadi masukan dan
tambahan informasi bagi perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk
dan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam hubungannya
aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi
persediaan.
c. Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan wawasan kemampuan berfikir,
pengetahuan, sumber informasi mengenai aspek keperilakuan
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Human Information Processing (HIP).
Teori Human Information Processing (HIP) adalah salah satu
bidang penting ekonomi yang secara khusus mengkaji rangkaian proses
kerja mental yang kompleks yang dilakukan manusia ketika berinteraksi
dengan suatu sistem kerja. Dimana teori ini bertujuan untuk menjelaskan
dan memprediksi perilaku pada tingkatan individu/kelompok. Melalui
teori ini dapat dipahami kapasitas, keterbatasan, serta karakteristik kerja
mental manusia yang selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam merancang
interaksi yang optimal. Dalam teori ini mencakup tentang akuntansi
keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan yaitu suatu ilmu akuntansi yang
merupakan kombinasi dengan ilmu sosial. Akuntansi keperilakuan
adalah ilmu yang menjelaskan tentang efek dari perilaku manusia
sehingga dapat memengaruhi data-data akuntansi dan juga
pengambilan keputusan usaha/bisnis. Juga sebaliknya bagaimana
akuntansi dapat memengaruhi perilaku manusia dan juga pengambilan
keputusan bisnis.
Pengertian lain dari Akuntansi keperilakuan merupakan bagian
dari disiplin Ilmu Akuntansi yang mengkaji mengenai hubungan antara
perilaku manusia dan sistem akuntansi serta dimensi keperilakuan dari
organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui
8
keberadaannya. Dengan demikian definisi akuntansi keperilakuan
adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang
dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan
(Suartana,2010:1).
a. Manfaat Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan ini sangat dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan dalam sistem akuntansi. Manfaat akuntansi
keperilakuan ini dirasakan oleh seorang Manajer atau Tim
Manajemen. Yang mana emosi atau habit kepada data-data
akuntansi yang memberikan efek terhadap keputusan yang akan
diambil.
b. Aspek Penting Dalam Akuntansi Keperilakuan
Ada lima aspek penting dalam akuntansi keperilakuan
(Schiff dan Lewin), diantaranya yaitu :
1) Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajemen
Teori organisasi modern memiliki perhatian dalam
membahas perilaku komponen entitas perusahaan sebagai
dasar pemahaman tindakan dan motif-motif mereka. Teori
organisasi modern melihat interaksi antar elemen organisasi
guna mendukung tujuan organisasi.
2) Penganggaran dan Perencanaan
Fokus penganggaran dan perencanaan yakni formulasi
tujuan organisasi dan interaksi perilaku individu. Sebagian
dimensi penting dalam area ini merupakan proses partisipasi
9
penganggaran, level kesulitan mencapai tujuan, level aspirasi,
dan adanya konflik antara tujuan individu dengan tujuan
organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dan tujuan
organisasi menjadi kerangka manajerial dalam pengembangan
organisasi.
3) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan lebih berfokus pada teori dan
model tentang pengambilan keputusan. Terdapat teori normatif,
paradoks, dan model deksriptif dalam pengambilan keputusan.
Teori normatif merupakan bagaimana seharusnya orang
mengambil keputusan.
Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan
teori normatif, dan model deskriptif membahas apa yang terjadi
pada saat orang mengambil keputusan menurut fakta-fakta
empiris yang ada. Apa informasi yang dimanfaatkan dalam
mengambil keputusan. Informasi yang dipakai tetaplah
informasi akuntansi.
4) Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam suatu
organisasi. Semakin besar organisasi, membutuhkan tindakan
pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian sering
dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu
kepada lingkungan.
Dimensi penting dalam pengendalian yaitu struktur
organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi,
10
dan kaitan antara hirarki administrasi. Perkembangan terbaru
dalam pengendalian internal yaitu diakuinya lingkungan
pengendalian sebagai salah satu kunci dalam pengendalian
„‟operasional organisasi.
5) Pelaporan Keuangan
Aspek perilaku dalam pelaporan keuangan mencakup
perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntansi dan
relevansi informasi akuntansi untuk investor. Perataan laba
merupakan bagian dari manajemen laba yang dikarenakan oleh
pihak manajemen memilki informasi khusus untuk kepentingan
dirinya.
c. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Adapun ruang lingkup akuntansi keperilakuan yaitu sebagai
berikut:
1) Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap
konstruksi bangunan dan penggunaan sistem informasi yang
diterapkan dalam perusahaan dan organisasi yang berarti
bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen
mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
organisasi, apakah desain sistem pengendalian akuntansi bisa
diterapkan secara universal atau tidak.
2) Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi perilaku
manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi
mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama.
11
3) Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia
dan strategi untuk mengubahnya yang berarti bagaimana
sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk memengaruhi
perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul
istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan).
Contohnya perubahan sistem. Perubahan sistem bukanlah
sesuatu yang mudah tetapi perlu upaya untuk sampai pada
aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi terdapat resistensi di
situ.
Di dalam akuntansi keperilakuan meliputi :
2. Sikap
Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan
seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, yang
mencerminkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian
dalam lingkungannya (Wibowo 2014:50). Sikap pada umumnya sering
diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk
memberikan tanggapan pada suatu hal. Proses yang mengawali
terbentuknya sikap adalah adanya objek disekitar individu memberikan
stimulus yang kemudian mengenai alat indra individu, informasi yang
tangkap mengenai objek kemudian diproses di dalam otak dan
memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang muncul, positif atau negatif
dipengaruhi oleh informasi sebelumnya,atau pengalaman pribadi
individu.
12
3. Persepsi
Persepsi adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan
kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap
lingkungan sekitarnya (Wibowo 2014:60). Respon sebagai akibat dari
persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.
Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung
pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut,
perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman, yang dimiliki
individu tidak sama, maka dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil
persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.
4. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan
perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu (Lubis,
2010:14). Sejalan dengan usianya, emosi seorang individu pun akan
terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase
perkembangan, yang didukung oleh faktor internal maupun faktor
eksternal. faktor internal misalnya usia, dan lingkungan keluarga.
sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah
dan masyarakat.
5. Sistem Akuntansi Persediaan
Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi
yang menyediakan laporan keuangan untuk para pemangku
kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Sedangkan sistem akuntansi adalah kumpulan elemen yaitu
formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan keuangan
13
yang akan digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Persediaan merupakan barang-barang atau bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksi maupun digunakan untuk dijual dalam
suatu periode tertentu. Oleh karena itu, sistem akuntansi persediaan
bertujuan untuk mencatat setiap jenis persediaan yang ada digudang.
Sistem ini berhubungan erat dengan sistem penjualan, sistem retur
penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian dan sistem
akuntansi biaya produksi.
Menurut Mulyadi (2014:553), sistem akuntansi persediaan
bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan
digudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem
retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, sistem
akuntansi biaya produksi.
Maka, sistem akuntansi persediaan merupakan formulir-formulir,
catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk
mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan
tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan
yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi
pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham,
kreditur, dan lembaga-lembaga Pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Dalam sisitem akuntansi persediaan secara manual, diselenggarakan
dua catatan akuntansi yaitu di fungsi gudang dan di fungsi akuntansi.
Dibagian gudang diselenggarakan kartu gudang untuk mencatat
kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang disimpan di
14
gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis
barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang
disimpan di gudang. Kartu gudang ini disimpan dalam arsip di kantor
gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang.
Disamping kartu gudang, bagian gudang juga
menyelenggarakan kartu gudang yang ditempelkan pada tempat
penyimpanan barang. Kartu gudang ini berfungsi sebagai identitas
barang yang disimpan untuk memudahkan pencairan barang dan
sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang.
Dibagian kartu persediaan (fungsi akuntansi) diselenggarakan
kartu persediaan yang digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga
pokok barang yang disimpan di gudang. Kartu persediaan ini berfungsi
sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang diselenggarakan oleh
bagian gudang. Di samping itu, kartu gudang persediaan ini merupakan
rincian rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku
besar.
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diteliti dapat dijadikan
sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan analisis aspek keperilakuan
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan, antara lain:
1. Evaliana Marantika Akay, Agus T. Poputra, dan Meily Y.B Kalalo (2016)
Penelitian ini berjudul “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap
Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Surya Wenang Indah Manado”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aspek
15
keperilakuan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan PT.
Surya Wenang Indah sebagai perusahaan distributor barang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap
penerapan sistem akuntansi persediaan. Sedangkan motivasi, persepsi,
dan emosi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem
akuntansi persediaan pada PT. Surya Wenang Indah, Manado.
2. Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan Natalia Gerungai (2017)
Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Aspek Keperilakuan
Terhadap Sistem Akuntansi pada PT. Sinar Galesong Prima di
Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek
keperilakuan terhadap sistem akuntansi di PT. Sinar Galesong Prima,
Manado. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap tidak
berpengaruh signifikansi secara statistik terhadap sistem akuntansi baik
secara parsial dan simultan. Motivasi tidak berpengaruh signifikan
secara statistik terhadap sistem akuntansi baik secara parsial dan
simultan. Hal ini dikarenakan bahwa pemotivasian terhadap karyawan
yang sudah baik. Persepsi berpengaruh signifikan sistem akuntansi
yang ada di PT. Sinar Galesong Prima, hal ini dikarenakan cara berpikir
dan cara pandang karyawan yang masih belum baik. Emosi tidak
berpengaruh signifikan sistem akuntansi yang ada di PT. Sinar
Galesong Prima yang masih belum baik. Hal tersebut menggambarkan
bahwa dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, karyawan cenderung
tidak menunjukkan emosi yang baik itu perasaan ketika melakukan
pekerjaan
16
3. Deskarina Yuri Capricia (2018)
Penelitian ini berjudul “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Indofruit Surabaya”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aspek
keperilakuan yakni sikap, emosi, motivasi, persepsi karyawan terhadap
sistem akuntansi persediaan yang dijalankan oleh PT. Indofruit
Surabaya sebagai perusahaan importir buah-buahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aspek keperilakuan berpengaruh signifikan
terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan oleh perusahaan.
4. Muhammad Fahad (2017)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Aspek Perilaku Individu dan
Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Gresik”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dan mencari bukti empiris tentang
pengaruh aspek perilaku individu yang terdiri dari sikap, motivasi,
persepsi, emosi, serta dukungan manajemen puncak terhadap
penerapan sistem informasi akuntansi. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa variabel sikap, motivasi, persepsi memiliki
pengaruh signifikan terhadap sistem informasi akuntansi, sedangkan
emosi dan dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap
sistem informasi akuntansi.
5. Nismi Desriyani A. Talib (2018)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PT. Rocky Mitra
17
Sukses”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aspek
keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi penjualan tunai yang
dijalankan PT. Rocky Mitra Sukses agar sistem akuntansi penjualan
sesuai tujuan perusahaan.
6. Raden Ayu Novita Sari (2020)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi pada PT. Rajawali Nusindo Palembang”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
sikap, motivasi, emosi karyawan terhadap penerapan sistem akuntansi
yang ada pada PT. Rajawali Nusindo. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa sikap dan motivasi berpengaruh signifikan
terhadap penerapan sistem akuntansi, tetapi emosi tidak berpengaruh
terhadap sistem akuntansi.
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Evaliana
Marantika Akay,
Agus T. Poputra,
dan Meily Y. B.
Kalalo (2016)
Analisis Aspek
Keperilakuan
Terhadap
Penerapan Sistem
Akuntansi
Persediaan pada
PT. Surya Wenang
Indah Manado
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
aspek keperilakuan
berpengaruh secara
signifikan terhadap sistem
akuntansi persediaan
yang dijalankan
perusahaan.
2. Wulan Mogontha,
Grace B. Nangoi,
dan Natalia
Gerungai (2017)
Analisis Pengaruh
Aspek
Keperilakuan
Terhadap Sistem
Akuntansi (Studi
Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan
bahwa aspek perilaku
(Sikap, Motivasi, Emosi)
tidak berpengaruh
18
Kasus pada PT.
Sinar Galesong
Prima di Manado
signifikan, sedangkan
persepsi berpengaruh
signifikan terhadap sistem
akuntansi dijalankan oleh
perusahaan.
3. Deskarina Yuri
Capricia (2018)
Analisis Aspek
Keperilakuan
terhadap
Penerapan Sistem
Akuntansi
Persediaan pada
PT. Indofruit
Surabaya
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
aspek keperilakuan
berpengaruh signifikan
terhadap sistem akuntansi
persediaan yang
dijalankan oleh
perusahaan.
4. Muhammad
Fahad (2017)
Pengaruh Aspek
Perilaku Individu
dan Dukungan
Manajemen
Puncak Terhadap
Penerapan Sistem
Informasi
Akuntansi pada
Perusahaan
Manufaktur di
Gresik.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel sikap, motivasi,
persepsi, dan dukungan
manajemen puncak
memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap
penerapan sistem
informasi akuntansi.
5.
Nismi Desriyani
A. Talib (2018)
Pengaruh Aspek
Keperilakuan
Terhadap
Penerapan Sistem
Akuntansi
Penjualan Tunai
pada PT. Rocky
Mitra Sukses
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan
bahwa aspek keperilakuan
berpengaruh secara
signifikan terhadap sistem
akuntansi penjualan tunai
yang dijalankan
perusahaan.
6. Raden Ayu
Novita Sari
(2020)
Pengaruh Aspek
Keperilakuan
Terhadap
Penerapan Sistem
Akuntansi pada
PT. Rajawali
Nusindo
Palembang.
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan
bahwa sikap dan motivasi
berpengaruh signifikan
terhadap penerapan
sistem akuntansi,
sedangkan emosi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap penerapan
sistem akuntansi.
19
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti
berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan penelitian
disusun dalam bentuk pertanyaan. Dugaan sementara yang digunakan untuk
menjelaskan dugaan tersebut dengan menguji kebenaran lebih lanjut. Maka
penulis mengambil dugaan sementara (hipotesis) sebagai berikut:
1. Pengaruh Aspek Keperilakuan Sikap terhadap Penerapan Sistem
Akuntansi Persediaan.
Seorang individu sangat erat hubungannya dengan sikapnya
masing-masing sebagai ciri pribadinya. Sikap pada umumnya sering
diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk
memberikan tanggapan pada suatu hal. (Lubis, 2010) menyatakan
bahwa setiap orang memiliki karakteristik kepribadian, tetapi
Aspek
Keperilakuan
(X)
Penerapan
Sistem
Akuntansi
Persediaan (Y)
Persepsi (X2)
Emosi (X3)
Sikap (X1)
20
karakteristik kepribadian itu sering kita campur adukkan dengan sikap
emosi kita. Proses yang mengawali terbentuknya sikap adalah adanya
objek disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian mengenai
alat indra individu, informasi yang ditangkap mengenai objek kemudian
diproses di dalam otak dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang
muncul, positif atau negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya, atau
pengalaman pribadi individu.
Berdasarkan hasil penelitian dari Evaliana Marantika Akay, Agus
T. Poputra, dan Meily Y.B Kalalo (2016) membuktikan bahwa aspek
keperilakuan sikap berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem
akuntansi persediaan pada PT. Surya Wenang Indah Manado. Bukti
penelitian ini didukung dari hasil penelitian (Deskarina Yuri Capricia,
2018) yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh
signifikan terhadap sistem akuntansi persediaan yang dijalankan oleh
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis ke 1 sebagai
berikut:
H1 : Sikap berpengaruh positif terhadap sistem akuntansi persediaan.
2. Pengaruh Aspek Keperilakuan Persepsi terhadap Penerapan
Sistem Akuntansi Persediaan.
Persepsi merupakan suatu proses yang memungkinkan kita
mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap
lingkungan sekitarnya (Wibowo 2014:60). Respon sebagai akibat dari
persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.
Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung
pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut,
21
perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman, yang dimiliki
individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil
persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.
Hasil penelitian (Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan Natalia
Gerungai, 2017) membuktikan bahwa aspek keperilakuan persepsi
berpengaruh signifikan terhadap sistem informasi akuntansi. Bukti
penelitian ini didukung dari hasil penelitian (Muhammad Fahad, 2017)
yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan persepsi memilki
pengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan sistem informasi
akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ke 2 sebagai
berikut:
H2 : Persepsi berpengaruh terhadap sistem akuntansi persediaan.
3. Pengaruh Aspek Keperilakuan Emosi terhadap Penerapan Sistem
Akuntansi Persediaan.
Sejalan dengan usianya, emosi seorang individu pun akan terus
berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase perkembangan,
yang didukung oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor
internal misalnya usia, dan lingkungan keluarga. Sedangkan faktor
eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah dan masyarakat.
Emosi dapat mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan
perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu (Lubis,
2010:14).
Hasil penelitian (Nismi Desriyani A. Talib, 2018) membuktikan
bahwa aspek keperilakuan emosi berpengaruh secara signifikan
terhadap sistem akuntansi penjualan tunai yang dijalankan perusahaan.
22
Hasil ini didukung oleh penelitian (Deskarina Yuri Capricia, 2018) yang
menyatakan bahwa aspek keperilakuan emosi berpengaruh terhadap
penerapan sistem akuntansi persediaan. Hasil berbeda dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Wulan Mogontha, Grace B. Nangoi, dan
Natalia Gerungai, 2017) aspek keperilakuan emosi tidak berpengaruh
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan.
H3 : Emosi berpengaruh terhadap sistem akuntansi persediaan.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan metode
deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan data dengan menggunakan data
primer yang dikumpulkan dari sumber asli dengan pengisian kuesioner dan
diolah langsung oleh peneliti langsung dari subjek penelitian. Jenis penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang berbentuk angka dari pengisian
kuesioner yang telah diisi oleh responden.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA
BETON) yang bertempat di Jl. Urip Sumoharjo No.2, Pampang, Kecamatan
Panakukkang, Kota Makassar. Jangka waktu penelitian ini hingga
perampungannya diperkirakan kurang lebih 2 bulan.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Definisi operasional merupakan uraian dari teori yang sebelumnya
telah menjadi konsep dasar pemikiran peneliti. Definisi operasional variabel
yang akan dijadikan acuan terhadap penelitian ini yaitu penerapan sistem
akuntansi persediaan (y). Sedangkan variabel independen (x) yaitu sikap,
persepsi, emosi, serta cara mengukurnya untuk mendapatkan hasil olah
data.
24
1. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel dependen (Y) terikat adalah variabel yang menjadi acuan
utama dalam penelitian. Penerapan sistem akuntansi persediaan.
b. Variabel independen (X) bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1) Sikap
Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan
pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak
menyenangkan, yang mencerminkan bagaimana merasa
tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya
(Wibowo 2014:50). Seorang individu sangat erat hubungannya
dengan sikap masing-masing sebagai ciri pribadinya. Proses
yang mengawali terbentuknya sikap adalajh adanya objek
disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian
mengenai alat indra individu, informasi yang ditangkap
mengenai objek kemudian diproses di dalam otak dan
memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang muncul, positif atau
negatif dipengaruhi oleh informasi sebelumnya, atau
pengalaman pribadi individu.
2) Persepsi
Persepsi adalah merupakan suatu proses yang
memungkinkan kita mengorganisir informasi dan
menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitarnya
25
(Wibowo 2014:60). Setiap orang mempunyai kecenderungan
dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-
beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut
pandangannya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang
seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang
berbeda-beda dengan menggunakan alat indra yang dimiliki,
kemudian berusaha untuk menafsirkannya.
3) Emosi
Sejalan dengan usianya, emosi seorang indivudu pun
akan terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap
fase perkembangan, yang didukung oleh faktor internal dan
eksternal. faktor internal misalnya usia, dan lingkungan
keluarga. sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya,
lingkungan sekolah dan masyrakat. Pola emosi setiap orang
berbeda dan memiliki karakteristik masing-masing.. Emosi dapat
mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan perasaan
intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu (Lubis,
2010:14).
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel pada penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang
pernah digunakan pada penelitian Loli Efendi, Darwis, dan Syukriy
26
Abdullah (2017) yaitu persamaan linear berganda. Rumus persamaan
tersebut adalah sebagai berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ԑ
Keterangan:
Y = Sistem akuntansi persediaan
A = Konstanta
Β = Koefisien Regresi
X1 = Sikap
X2 = Persepsi
X3 = Emosi
Ԑ = Standar Eror
Nilai bobot atau skor tertinggi dalam skala pengukuran ini adalah
5 dan skor terendah adalah 1. Jawaban yang disediakan disesuaikan
dengan skala likert. Menurut (Sugiyono,2016) skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau fenomena sosial. Ilustrasi tentang
skala pengukuran tersebut sebagaimana dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Variabel
Skor 1 2 3 4 5
Keterangan
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
27
D. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Wijaya
Karya Beton Tbk, Makassar. Sampel dari penelitian ini adalah karyawan PT.
Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar sebanyak 50 responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan
jenis data yang dibutuhkan. Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis
menggunakan 3 cara yaitu:
1. Kuesioner
Yaitu responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian
setelah diisi dengan lengkap, mengembalikan kepada peneliti
(Sugiyono,2016,hlm:192). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner pada penelitian Descarina Yuri Capricia
(2018).
2. Observasi/Pengamatan
Menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah pengamatan
secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan baik
yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi
berbagai aktivitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan
menggunakan pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja
atau sadar dan sesuai urutan.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
28
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tujuan memberikan
gambaran aspek keperilakuan terhadap penerapan sistem akuntansi
persediaan pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk Makassar, gambaran tersebut
mengenai hubungan antara variabel independen (sikap, persepsi, dan
emosi) dengan variabel dependen (sistem akuntansi persediaan). Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini diolah menggunakan SPSS 22 dan
kemudian dianalisis dalam berbagai uji statistik sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu alat ukur untuk mengukur pada tingkat
kesahihan masing-masing item variabel. Suatu instrumen yang sah atau
validnya suatu kuesioner. Jika suatu item pertanyaan mempunyai
validitas yang tinggi maka alat ukur yang digunakan sudah tepat. Uji
validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-
masing item pertanyaan. Uji validitas menggunakan metode Pearson
Correlation. Jika koefisien korelasi antara masing-masing item
pertanyaan dengan total skor tersebut signifikan dengan nilai sebagai
berikut:
Apabila rhitung>rtabel, kesimpulannya item kuesioner tersebut valid.
Apabila rhitung<rtabel, kesimpulannya item kuesioner tersebut tidak valid.
29
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur
yang digunakan dalam penelitian mempunyai keandalan sebagai alat
ukur dalam memberikan hasil yang relative (Ghozali, 2011). Hasil dalam
pengujian reliabilitas diketahui nilai koefisien alpha untuk masing-masing
variabel berada diatas 0,60, sehingga dapat dikatakan reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji untuk memastikan bahwa dalam
penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
nilai yang memiliki distribusi normal. Jika dijumpai adanya
multikolinearitas dan heretoskedastisitas, maka asumsi klasik terpenuhi
(Ghozali, 2011).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui model regresi,
residual memiliki distribusi secara normal. Uji normalitas yang
digunakan untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu analisis grafik histogram dengan cara membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang normal yang akan
membentuk garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis lurus yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti garis diagonalnya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui
apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi seharusnya tidak terjadi korelasi
30
diantara variabel independen. Jika saling berkorelasi maka variabel
independen tidak ortogonal. Ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol. Cara mengetahui adanya multikolinearitas pada model regresi
adalah melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor),
sebagai berikut:
1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat problem multikolinearitas.
2) Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian statistik harus memiliki pedoman atau acuan
dalam mengambil keputusan atas hasil analisis. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji
gleser adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikan > dari 0,05 maka kesimpulannya tidak
terjadi problem heteroskedastisitas dalam model regresi.
2) Jika nilai signifikan < dari 0,0,5 maka kesimpulannya adalah
terjadi problem heteroskedastisitas dalam model regresi.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilihat pola tertentu pada
grafik. Jika terdapat titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur
maka terdapat heteroskedastisitas. Apabila tidak ada pola tertentu
pada grafik, maka tidak terdapat heteroskedastisitas.
31
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan
untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel dependen
(Y) dengan satu atau beberapa variabel independen (X) (Sofyan, 2014).
a. Model Regresi Linear
Model regresi linear adalah sesungguhnya mengasumsikan
bahwa terdapat hubungan linear antara variabel dependen dengan
setiap variabel independen (Sofyan, 2014). Rumus persamaan
regresi yaitu:
Y = α + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + Ԑ
Keterangan :
Y = Sistem akuntansi persediaan
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Sikap
X2 = Persepsi
X3 = Emosi
Ɛ = Standar Eror
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) adalah mengukur seberapa
besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinan atau R
Square (R2) berguna untuk memprediksi dan melihat seberapa
besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel bebas atau
32
independen terhadap variabel terikat atau dependen. Besarnya nilai
koefisien determinasi (R2) umumnya berkisar antara 0 dan 1. Jika
dalam sebuah penelitian terdapat nilai R Square bernilai negatif ( - ),
maka tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Serta, semakin kecil nilai koefisien determinasi
(R2), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen semakin lemah. Sebaliknya, jika nilai koefisien
determinasi (R2) semakin mendekati angka 1, maka pengaruh
tersebut akan semakin kuat.
c. Uji t dalam Analisis Regresi
Uji statistik t adalah pengujian yang menunjukkan seberapa
jauh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Tingkat
kepercayaan yang digunakan yaitu 95% atau taraf signifikan
dengan kriteria, apabila nilai signifikan (Sig). < probabilitas 0,05,
maka ada pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen atau H1 diterima dan H0 ditolak. Jika nilai signifikan (Sig).
> probabilitas 0,05, maka tidak ada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen atau H1 ditolak dan H0 diterima.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar.
PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu anak
perusahaan PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri
beton pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), WIKA yang
didirikan pada tahun 1960 memulai kegiatannya sebagai perusahaan
instalatir listrik. Pengembangan industri Beton Pracetak baru dimulai pada
tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang Listrik Beton
Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN.
PT. Wijaya Karya Beton resmi didirikan pada tanggal 11 Maret 1997
di Jakarta berdasarkan akta pendirian dari Notaris Imas Fatimah, SH Nomor
44 tanggal 11 Maret 1997. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri
Beton Pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton
pracetak untuk teras perumahan. Sejak saat itu, WIKA bertekad
mempertahankan pengembangan produk tersebut untuk mengantisipasi
adanya pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-proyek
infrastruktur lain.
Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil
seperti Tiang Beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton
pracetak serta produk lainnya seperti bantalan, bantalan Rel Kereta Api,
produk beton untuk jembatan, pipa, dinding penahan tanah dan bangunan
gedung dan perumahan yang diimplementasikan untuk berbagai macam
proyek. Produk-produk ini dihasilkan pada waktu yang tepat dan
diprediksikan akan menjadi produk pemimpin di pasaran.
34
1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
“Menjadi perusahaan terkemuka dalam bidang Engineering, Production,
Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”.
Misi
a. Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi
harapan Pelanggan.
b. Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan
persyaratan dan harapan pemangku kepentingan.
c. Menjalankan sistem manajemen dan teknologi yang tepat guna
untuk meningkatkan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.
d. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan
berkesinambungan.
e. Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan Pegawai.
35
2. Struktur Organisasi dan Job Description.
a. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Divisi Gudang
b. Job Description
1) Project Director
a) Memimpin dan bertanggung jawab menjalankan
perusahaan.
Project Direktor
Manajer Proyek
Kepala Gudang
Manajer KSDM
Deputi Manajer Proyek
Admin. Peralatan
Manajer Peralatan
SDM
Elektrikal mekanikal Koord. Gudang
Koordinator ME Umum
Staf Muda I Peralatan Humas
Welder
Gudang Gudang peralatan
36
b) Bertanggung jawab terhadap kerugian yang mungkin
dihadapi perusahaan,dan bertanggung jawab terhadap
keuntungan perusahaan.
c) Menentukan, merumuskan, dan memutuskan sebuah
kebijakan dalam perusahaan.
d) Merencanakan, mengembangkan dan mengolah berbagai
sumber pendapatan dan pembelajaran kekayaan milik
perusahaan.
e) Menyusun dan menetapkan berbagai strategi untuk
mencapai visi dan misi perusahaan.
f) Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan
perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian,
hingga pengadaan barang.
g) Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.
h) Menjadi perwakilan perusahaan dalam hubungannya
dengan dunia luar perusahaan.
2) Tim Desain
a) Menciptakan desain bangunan dan gambar yang sangat
rinci baik dengan tangan dan dengan menggunakan
Computer Aided Design (CAD) aplikasi spesialis.
b) Penghubung dengan profesional konstruksi tentang
kelayakan proyek potensial.
c) Perencanaan bangunan, dampak lingkungan dan anggaran
proyek.
37
d) Bekerja sama dengan tim profesional lain seperti insinyur
bangunan, manajer konstruksi, surveyor kwantitas dan
teknologi arsitektur.
e) Menulis dan penyajian laporan, proposal, aplikasi dan
kontrak.
f) Memilih material yang akan digunakan dan menetapkan
persyaratan untuk proyek.
g) Beradaptasi rencana sesuai dengan keadaan dan
menyelesaikan setiap masalah yang mungkin timbul
selama konstruksi.
h) Memastikan proyek ini berjalan sesuai jadwal dan
anggaran.
3) Manajer Proyek
a) Merekomendasikan sasaran, strategi, dan kebijakan terkait
kegiatan proyek kepada atasan.
b) Menyusun Rencana Kerja Proyek (RKP).
c) Menyusun, mereview dan mengembangkan prosedur di
lingkup tugasnya.
d) Mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan program
kerja di lingkup tugasnya.
e) Menyusun, mengembangkan dan mengevaluasi strategi
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas proyek.
f) Berkoordinasi dengan Wilayah Penjualan dan pabrik
produk beton dalam penyelenggaraan kegiatan proyek.
38
g) Memastikan sarana, prasarana, dan peralatan proyek agar
seluruh tahap pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
h) Mengelola aktivitas fungsi SDM, meliputi perencanaan
kebutuhan, administrasi pegawai, pengharkatan,
pengembangan serta hubungan industrial.
i) Mengelola aktivitas fungsi keuangan meliputi pengelolaan
piutang, cash flow, RKD, pajak dan akuntansi.
j) Mengelola kegiatan pengadaan meliputi pembinaan mitra
kerja, pemesanan, delivery dan pengembangan alternatif
pemasok.
k) Menyelenggarakan kegiatan perizinan, kontrak, serta
pemeliharaan dokumen hukum di Proyek.
l) Mengendalikan penerapan sistem manajemen perusahaan
di proyek.
m) Mengendalikan penerapan Sistem Manajemen Mutu
(SMM) & SMK3.
n) Menyusun dan mengendalikan aspek resiko sesuai dengan
lingkup tugasnya.
o) Merekomendasikan Program Pelatihan Bawahan.
p) Melaksanakan Pembinaan Bawahan.
q) Mengendalikan biaya proyek yang sesuai dengan lingkup
tugasnya.
4) Deputy Manajer Proyek
a) Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
39
b) Memberi pengarahan dalam pembuatan RAPP.
c) Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.
d) Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan proyek.
e) Melaksanakan proyek sesuai dengan falsafah biaya, mutu,
dan waktu dengan baik.
f) Memonitor seluruh jalannya proses berita acara klaim
penagihan proyek.
g) Melakukan surat menyurat dengan pihak luar.
h) Memberikan pengarahan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan proyek.
i) Melakukan negosiasi dengan Sub Kontraktor dan Supplier
Bersama UPP dan Kepala Divisi.
j) Mengembangkan dan memodifikasi pegawai yang dibawah
koordinasinya.
k) Membina hubungan baik dengan penguasa setempat dan
relasi.
l) Bekerja sama dengan P2K3 Perusahaan dalam
Pembudayaan & Pembinaan K3 di proyek.
m) Menyusun Safety Plan yang berkaitan dengan tenaga
kerja, alat, material, metode, dan sarana penunjang
lainnya.
n) Melaksanakan proyek dengan memperhatikan prinsip K3L.
o) Mengatur dan memonitor pembuangan limbah B3 di proyek
sesuai dengan prosedur.
40
5) Manajer SHE
a) Menyusun dan melaksanakan Program Kerja di lingkup
tugasnya.
b) Melakukan supervisi dan pengendalian kegiatan proyek
meliputi waktu, mutu, metode, dan biaya.
c) Memelihara sumber daya yang menjadi tanggung
jawabnya.
d) Menyusun jadwal terkait dengan rencana proyek.
e) Mengkoordinasikan pengelolaan tata persuratan dan
dokumen di Pelaksana Utama Sipil.
f) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai dengan
lingkup tugasnya.
g) Merekomendasikan Program Pelatihan Bawahan.
h) Melaksanakan Pembinaan Bawahan.
i) Mengendalikan Biaya Usaha terkait dengan lingkup
tugasnya.
j) Terlaksananya kegiatan pekerjaan yang aman terhadap
aspek K3.
(1) SHE Officer
(a) Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan
program K3.
(b) Memelihara berbagai dokumen yang berkaitan
langsung dengan K3, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
41
(2) Paramedic
(a) Pemeriksaan kesehatan, baik awal mulai bekerja,
berkala, maupun secara khusus.
(b) Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja.
(c) Pembinaan dan pengawasan penyesuaian
pekerjaan terhadap tenaga kerja.
(d) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan terhadap tenaga kerja.
(e) Pembinaan dan pengawasan tenaga kerja yang
mempunyai kelainan tertentu.
(f) Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan
penyakit akibat kerja.
(g) Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan
pelatihan P3K.
(h) Membantu rehabilitasi akibat kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.
(i) Laporan secara berkala.
(3) Coordinator Flagman
(a) Memastikan tidak ada kendaraan atau alat berat
yang bergerak mundur tanpa dibantu aba-aba dan
diarahkan oleh petugas.
(b) Memastikan bahwa setiap operator sepenuhnya
mematuhi dan mendengarkan peluit atau signal
yang akan dipergunakan selama berlangsungnya
operasi/pekerjaan tersebut.
42
(c) Memerintahkan kepada para operator kendaraan
atau alat berat untuk selalu mematuhi peraturan
proyek seperti memakai PPE bila berada di luar
kabin kendaraannya.
(d) Memastikan bahwa semua pekerja berada dalam
jarak yang aman dari area kerja peralatan atau
kendaraan berat.
(4) Scaffolding
(a) Mampu melakukan pemeriksaan dan pengujian
scaffolding aman digunakan (mengetahui
kebutuhan scaffolding, pengikatan, pengangkatan
dan penurunan barang).
6) Manajer Konstruksi
a) Menyusun dan melaksanakan Program Kerja di lingkup
tugasnya.
b) Menyusun Rencana Kerja Proyek (RKP).
c) Melakukan supervisi dan pengendalian kegiatan proyek
meliputi waktu, mutu, metode, dan biaya.
d) Memelihara sumber daya yang menjadi tanggung
jawabnya.
e) Menyusun jadwal terkait dengan rencana proyek.
f) Mengkoordinasikan pengelolaan tata persuratan dan
dokumen di Pelaksana Utama Sipil.
g) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai dengan
lingkup tugasnya.
43
h) Merekomendasikan Program Pelatihan bawahan.
i) Melaksanakan Pembinaan Bawahan.
j) Mengendalikan Biaya Usaha terkait dengan lingkup
tugasnya.
k) Terlaksananya kegiatan pekerjaan yang aman terhadap
aspek K3.
(1) Admin Pelaksana
(a) Membuat RFI (Inspeksi Kerja) untuk kegiatan
dilapangan.
(b) Menyusun dan melengkapi daily report setiap
harinya.
(c) Mengatur pengeluaran pekerjaan lapangan.
7) CES (Chief Estomator)
a) Membuat perhitungan/estimasi biaya proyek.
b) Membuat perhitungan rencana anggaran biaya proyek.
c) Melakukan jadwal proyek, menganalisis harga satuan dan
menghitung volume pekerjaan serta menghitung
perkembangan pekerjaan.
d) Membuat dokumen pendek.
e) Menguasai gambar dan spesifikasi.
f) Menyiapkan syarat-syarat teknis penawaran.
8) Manajer Engineering
a) Perencanaan
(1) Menyusun rencana metode kerja pelaksanaan.
44
(2) Menyusun syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan
dan terselenggaranya perumusan instruksi kerja dan
perencanaan mutu di lingkungan proyek sesuai
dengan Kebijakan Sistem Manajemen yang ditetapkan
perusahaan serta persyaratan-persyaratan mutu dari
pelanggan (Pengguna Jasa).
(3) Menyajikan Schedulling tahapan pekerjaan.
(4) Menyusun “Manual Operation” bersama Pelaksana
Utama dan mitra kerja.
(5) Menyusun kegiatan Sistem Manajemen (SM)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
(6) Menyusun kegiatan pengendalian mutu atau quality
control dari setiap tahapan.
(7) Menyusun rencana kegiatan Sistem Manajemen WIKA
yang meliputi : Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001 :
2008), Sistem Manajemen Mutu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan (SMK3L) (ISO 14001 :
2004, OHSAS 18001 : 2007 dan Sistem Manajemen
K3 Permenker No. 5 Tahun 1996), Sistem Manajemen
Pengamanan (SMP) dan Manajemen Resiko K3L, 5R,
dan Sistem Manajemen Mutu lainnya yang
dikembangkan perusahaan.
(8) Menyiapkan perhitungan-perhitungan teknik konstuksi
yang dibutuhkan.
45
(9) Menyusun sisi Engineering dari pengajuan metode
kerja atas pekerjaan yang akan dilaksanakan.
(10) Menyusun dan membuat gambar-gambar dan
perhitungan pelaksanaan (as build drawing) untuk
keperluan penyerahan pekerjaan.
(11) Mengadakan survey dan pengukuran sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan dalam pelaksanaan.
(12) Terumuskannya perencanaan dan pengujian :
(a) Menetapkan titik-titik kendali mutu dalam proses
pelaksanaan pekerjaan proyek.
(b) Merumuskan kriteria kendali mutu.
(c) Merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan pada titik-titik tersebut.
(d) Merumuskan sistem pendokumentasian dan
sistem informasinya.
(e) Melaksanakan dukungan dan pelayanan jasa
rekayasa dalam percepatan penyelesaian proses
proyek.
(f) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai
dengan lingkup tugasnya.
(g) Mengendalikan Biaya Proyek terkait dengan
lingkup tugasnya.
(h) Menyusun Quality Plan.
46
b) Pelaksana
(1) Melaksanakan kegiatan “Keteknikan” yang dapat
menunjang/memberi dukungan teknis pada
pelaksanaan kegiatan produksi sehingga dapat efektif
dan efisien.
(2) Melaksanakan kegiatan “Surveying” (menentukan titik-
titik koordinat) guna diperolehnya posisi perletakan as,
level, vertikal, sudut dan lain-lain secara tepat dan
presisi.
(3) Diperolehnya posisi perletakan as, level, vertikal, sudut
dan lain-lain secara tepat dan presisi.
(4) Melaksanakan kegiatan “Design Engineer” (gambar-
gambar kerja) tepat pada waktunya.
(5) Menyelenggarakan kegiatan “scheduling” disetiap
tahapan proses produksi sehingga setiap tahapan
pekerjaan dapat dimonitor dan diketahui
penyimpangannya bersama fungsi produksi.
(6) Menyelenggarakan arsip teknik (dokumen
pelaksanaan, gambar kerja, perhitungan-perhitungan
teknis dan dokumen-dokumen lain baik yang telah
disepakati dengan pihak ekstern maupun arsip yang
bersifat intern) secara tertib dan mengamankannya.
(7) Menyajikan data teknis/spesifikasi setiap jenis/tahapan
pekerjaan.
47
(8) Memberi masukan aspek teknis pada saat perolehan
subkontrator/suplier.
(9) Menyelenggarakan kegiatan Safety
Engineering/Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara tertib.
(10) Menyelenggarakan kegiatan Pengendalian Mutu atau
Quality Control dari setiap tahapan pekerjaan sehingga
tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
serta memuaskan pemberi kerja//owner.
(11) Melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
quality plan bersama fungsi/seksi yang terkait.
(12) Melaksanakan kegiatan Sistem Manajemen WIKA
yang meliputi : Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001 :
2008), Sistem Manajemen Mutu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan (SMK3L) (ISO 14001 :
2004, OHSAS 18001 : 2007 dan Sistem Manajemen
Pengamanan (SMP) dan Manajemen Resiko K3L, 5R,
dan sistem manajemen mutu lainnya yang
dikembangkan perusahaan.
(13) Pengukuran Kinerja
(a) Menyelenggarakan koordinasi dengan organ kerja di
proyek dalam rangka kegiatan “Technical, Surveying,
Design Engineering, Scheduling dan Value
Engineering”.
48
(b) Menyelenggarakan koordinasi dengan organ kerja di
proyek dalam rangka AMI, AME, dan program PMT.
(14) Tindak Lanjut
(a) Menyelenggarakan konsistensi monitoring status
pelaksanaan persetujuan material, shop drawing, dan
metode kerja secara berkala.
(b) Mengevaluasi metode kerja dan instruksi kerja yang
berpotensi in efektif dan in efisien.
(c) Evaluasi rutin/berkala atas kinerja mutu semua
fungsi/seksi dan mengupayakan peningkatan dan
penyederhanaan instruksi kerja agar tepat sasaran.
(d) Menjamin pelaksanaan mutu dan K3 disemua
fungsi/seksi termasuk penjabaran sanksi/dende.
(e) Pelaksanaan tertib monitoring Q Plan dan
peningkatan instruksi kerja sesuai spesifikasi dan
persyaratan kontrak ekstern.
9) Manajer QA/QC
a) Merumuskan sistem mutu dan penyelenggaraan sistem
manajemen mutu lingkup proyek.
b) Control dan monitor terhadap pelaksanaan sistem
manajemen mutu di lingkungan proyek.
(1) Admin QA/QC
(a) Menata & mengendalikan dokumen-dokumen
standar teknik & rekaman mutu.
(b) Memperlancar kegiatan AI & rakor QA-QC.
49
(c) Menyusun dan menyimpan rekaman-rekaman.
(d) Menyusun dan mengirim laporan-laporan QA-QC.
(2) Laboratorium
(a) Mengelola, merawat, dan melakukan pengujian
sampel beton.
(b) Melakukan pengujian material.
(c) Menyusun dan menyimpan rekaman-rekaman
mutu.
(d) Menyusun dan mengirim laporan-laporan QA-QC.
(e) Merawat peralatan laboratorium.
10) Manajer Komersial
a) Menyusun dan melaksanakan program kerja di lingkup
tugasnya.
b) Menetapkan klausul-klausul yang aman bagi perusahaan
untuk kontrak-kontrak kepada pihak ke III (subkontraktor
dan pemasok).
c) Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan RKP dan RAB
serta mengevaluasinya.
d) Monitoring dan evaluasi persediaan yang ada di proyek.
e) Melaksanakan dukungan dan pelayanan jasa rekayasa
dalam percepatan penyelesaian proses proyek.
f) Mengembangkan metode dan sistem proyek untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi peralatan.
g) Menyusun dan mengendalikan aspek resiko sesuai dengan
lingkup tugasnya.
50
h) Tercapainya target efisiensi proyek sesuai RKP.
i) Melaksanakan pembinaan bawahan.
j) Mengendalikan biaya proyek terkait dengan lingkup
tugasnya.
(1) Cost Control
(a) Memahami metode kerja dari setiap item
pekerjaan.
(b) Mengumpulkan informasi harga bahan, upah
borong, sewa alat, dll.
(c) Memonitor pengeluaran proyek.
(d) Mengumpulkan data pengeluaran akibat
kecelakaan di proyek (biasanya perbaikan
peralatan, biaya pengobatan, biaya rawat inap,
biaya kerusakan material, dll).
(2) Admin Komersial
(a) Menjaga dipenuhinya pasal-pasal kontrak oleh
kedua belah pihak penandatangan kontrak..
(b) Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
dalam penyelesaian administrasi kemajuan
proyek.
11) Manajer Peralatan
a) Menyusun dan melaksanakan program kerja di lingkup
tugasnya.
51
b) Melakukan supervise dan pengendalian kegiatan
pengoperasian alat, jasa, dan alat proyek meliputi waktu,
mutu, metode dan biaya.
c) Memelihara sumber daya yang menjadi tanggung
jawabnya.
d) Menyusun jadwal terkait dengan rencana pengadaan
proyek.
e) Mengkoordinasikan pengelolaan tata persuratan dan
dokumen terkait tugas-tugasnya.
f) Menyusun dan mengendalikan aspek risiko sesuai
dengan lingkup tugasnya.
g) Merekomendasikan program pelatihan bawahan.
h) Melaksanakan pembinaan bawahan.
i) Mengendalikan biaya usaha terkait dengan lingkup
tugasnya.
j) Terlaksananya kegiatan pekerjaan yang aman terhadap
aspek K3.
(1) Koordinator ME
(a) Menyusun jadwal pemeliharaan dan perbaikan
mesin, peralatan, dan fasilitas produksi agar
proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
(b) Mengawasi bekerjanya mesin-mesin, pompa air,
dan compressor, secara terus menerus dan
dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.
52
12) Manajer KSDM
a) Mengelola fungsi keuangan, akuntansi, pengelolaan
sumber daya manusia, manajemen perkantoran mutakhir,
pengelolaan fungsi umum.
b) Menyusun prosedur di lingkup tugasnya.
c) Menyusun dan melaksanakan program kerja di lingkup
tugasnya.
d) Mengelola keuangan proyek meliputi cash flow, kas/bank,
RKD, perpajakan, dan pembukuan untuk menjamin
kelancaran operasi proyek.
e) Menyelenggarakan aktivitas fungsi SDM.
f) Mengelola kegiatan persediaan di proyek untuk menjamin
kelancaran proyek.
g) Melaksanakan kegiatan stock opname persediaan secara
periodik.
h) Memelihara dan mendokumentasikan semua harta
kekayaan perusahaan yang ada di unit kerja.
i) Melaksanakan aktivitas kepersonalian.
j) Menyelenggarakan pengelolaan Rumah Tangga &
Kesekretariatan Proyek.
k) Bertanggung jawab atas pengelolaan ATK di proyek.
l) Mengkoordinasikan pengelolaan tata persuratan dan
dokumen di seksi keuangan dan personalia.
m) Menyusun dan mengendalikan aspek resiko sesuai
dengan lingkup tugasnya.
53
n) Mengendalikan biaya usaha terkait dengan lingkup
tugasnya.
(1) Staf SDM
(a) Membayar remunerasi pegawai dengan tepat
waktu dan benar.
(b) Memonitor pegawai keluar masuk.
(2) Humas
(a) Sosialisasi aktivitas proyek ke masyarakat dan
pemerintah.
(b) Membangun atau memelihara hubungan kerja
sama dengan perwakilan masyarakat, karyawan,
atau kelompok kepentingan publik.
(c) Melaksanakan kegiatan CSR.
(3) Umum
(a) Melakukan pengelolaan rumah tangga terlaksana
dengan baik.
(b) Melakukan pengendalian biaya pemakaian biaya
operasional kendaraan dinas.
(c) Memonitor perawatan berkala alat-alat rumah
tangga dan kendaraan dinas.
(4) Staff Gudang
(a) Mengawasi dan membantu berjalannya laporan
stock suku cadang, BBM dan material.
(b) Menyusun lokasi persediaan suku cadang, BBM,
dan material produksi di Gudang.
54
(5) Driver
(a) Mengantar kebutuhan tenaga kerja, alat dan
bahan dari dan menuju lokasi kerja dengan
aman.
(b) Mengoperasikan Kendaraan sesuai dengan
arahan kepala operasi dengan aman.
(c) Memahami perilaku kendaraannya.
(d) Mempelajari dan menguasai manual look dari
kendaraan yang digunakannya.
(e) Memelihara kebaikan kendaraan yang
dioperasikannya dengan teratur.
(f) Memastikan kendaraan layak pakai dari segi
mesin & keamanan sebelum digunakan.
(g) Menggunakan kendaraan sesuai kapasitas yang
disyaratkan.
(h) Mematuhi semua peraturan K3L yang berlaku di
perusahaan.
(6) Security
(a) Mengamankan area proyek.
(b) Mengamankan material dan peralatan yang ada
dalam proyek.
(c) Mengontrol surat jalan material yang masuk ke
lapangan.
(d) Melaksanakan patroli K3.
55
(7) Receptionist
(a) Menyapa, melayani, memberikan informasi
kepada pengunjung.
(b) Menjadi jembatan informasi antara pihak
manajemen perusahaan dengan tamu tersebut.
(8) Koordinator Keuangan
(a) Melakukan monitoring cash flow kas & bank
untuk menjamin kelancaran operasional proyek.
(b) Menyusun biaya tidak langsung dengan bagian
terkait.
(9) Staff Akuntansi
(a) Menginput data jurnal akuntansi ke dalam sistem
yang dimiliki perusahaan.
(b) Memastikan data jurnal akuntansi terinput ke
dalam sistem yang dimiliki perusahaan tanpa ada
yang terlewatkan.
(10) Kasir
(a) Menjalankan proses penjualan dan pembayaran.
(b) Melakukan pencatatan atas semua transaksi.
(c) Melakukan pencatatan kas fisik serta melakukan
pelaporan kepada atasan.
(11) Pajak
(a) Membuat laporan bulanan PPN.
(b) Membuat SPT Tahunan.
56
B. Penyebaran Kuesioner
Jumlah total kuesioner dalam penelitian ini yang disebar sebanyak 50
kuesioner, dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 50 kuesioner yang
dapat digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini terdapat tabel penyebaran
kuesioner pada PT. Wijaya Karya Beton Tbk, Makassar.
Tabel 4.1
Penyebaran Kuesioner
No. Divisi Responden Jumlah
1. Staff Akuntansi 3
2. Staff KSDM 2
3. Staff Umum 6
4. Humas 2
5. Staff Komersial 3
6. Staff Pengadaan 2
7. Staff QS (Quantity Surveyor) 2
8. Surveyor 2
9. Asisten Surveyor 2
10. Admin QA-QC 1
11. Harian QA-QC 1
12. Staff Teknik 8
13. Admin Peralatan 1
14. Admin Pelaksana 1
15. Harian Pelaksana 1
16. Staff Gudang 3
17. Harian Gudang 6
18. Staff Engineering 1
19. Schedules & Site Engineering 1
20. Elektician 1
21. Paramedis 1
Jumlah 50
C. Karakteristik Responden
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan sebanyak 50
responden yang diperoleh berdasarkan data jenis kelamin responden.
57
Adapun secara lengkap deskripsi responden berdasarkan jenis
kelamin pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent (%)
Laki-laki 30 60
Perempuan 20 40
Total 50 100%
Sumber: Hasil olah data , 2020
Berdasarkan pengumpulan kuesioner dari data responden laki-
laki sebanyak 30 atau 60% dan perempuan sebanyak 20 atau 40%,
maka dalam penelitian ini mayoritas responden adalah laki-laki.
2. Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 50 responden
diperoleh data tentang usia responden. Adapun deskripsi secara
lengkap tentang responden berdasarkan usia ditunjukkan pada Tabel
4.3.
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Usia
Usia Frequency Percent (%)
20 1 2,0
21 1 2,0
22 4 8,0
23 7 14,0
24 5 10,0
25 10 20,0
26 3 6,0
27 5 10,0
28 2 4,0
29 1 2,0
30 4 8,0
35 3 6,0
37 1 2,0
40 1 2,0
58
41 1 2,0
42 1 2,0
Total 50 100%
Sumber: hasil olah data, 2020
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden
dibedakan menjadi 16 kategori yaitu 20 tahun sebanyak 1 orang, 21
tahun sebanyak 1 orang 22 tahun sebanyak 4 orang, 23 tahun
sebanyak 7 orang, 24 tahun sebanyak 5 orang, 25 tahun sebanyak 10
orang, 26 tahun sebanyak 3 orang, 27 tahun sebanyak 5 orang, 28
tahun sebanyak 2 orang, 29 tahun sebanyak 1 orang, 30 tahun
sebanyak 4 orang, 35 tahun sebanyak 3 orang, 37 tahun sebanyak 1
orang, 40 tahun sebanyak 1 orang, 41 tahun sebanyak 1 orang, 42
tahun sebanyak 1 orang. Hal ini menjelaskan bahwa responden dalam
penelitian ini mayoritas adalah umur 25 tahun sebanyak 20,0%.
3. Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 50 responden
diperoleh data tentang pendidikan. Adapun deskripsi secara lengkap
berdasarkan pendidikan responden ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frequency Percent (%)
SMA 9 18,0
SMK 1 2,0
STM 2 4,0
D3 9 18,0
D4 3 6,0
S1 25 50,0
S2 1 2,0
Total 50 100 %
Sumber: Hasil olah data,2020
59
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden
dibebankan menjadi 7 kategori yaitu D3 sebanyak 9 orang, D4
sebanyak 3 orang, S1 sebanyak 25 orang, S2 sebanyak 1 orang, SMA
sebanyak 9 orang, SMK sebanyak 1 orang, STM sebanyak 2 orang.
Maka rata-rata responden adalah S1 sebanyak 50,0%.
4. Tanggapan Responden
Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 50 responden
diperoleh data tentang tanggapan responden. Adapun deskripsi secara
lengkap tentang tanggapan responden berdasarkan jawaban yang
diberikan ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Tanggapan Responden
Variabel Pernyataan Frequency Percent (%)
Aspek Keperilakuan Sikap
A1
3 3 6,0
4 22 44,0
5 25 50,0
A2
3 8 16,0
4 26 52,0
5 16 32,0
Aspek Keperilakuan Persepsi
B1
2 2 4,0
3 11 22,0
4 27 54,0
5 10 20,0
B2
1 8 16,0
2 21 42,0
3 13 26,0
4 6 12,0
5 2 4,0
B3
1 11 22,0
2 21 42,0
3 8 16,0
4 8 16,0
5 2 4,0
Aspek Keperilakuan Emosi
C1
3 7 14,0
4 24 48,0
5 19 38,0
60
C2
1 18 36,0
2 26 52,0
3 4 8,0
4 2 4,0
C3
1 21 42,0
2 22 44,0
3 5 10,0
4 2 4,0
C4
1 12 24,0
2 23 46,0
3 10 20,0
4 5 10,0
Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan
D1
3 3 6,0
4 23 46,0
5 24 48,0
D2
3 4 8,0
4 19 38,0
5 27 54,0
D3
3 3 6,0
4 25 50,0
5 22 44,0
D4
1 3 6,0
2 2 4,0
3 21 42,0
4 13 26,0
5 11 22,0
D5
2 3 6,0
3 11 22,0
4 16 32,0
5 20 40,0
D6
1 3 6,0
2 3 6,0
3 18 36,0
4 15 30,0
5 11 22,0
D7
1 4 8,0
2 6 12,0
3 15 30,0
4 18 36,0
5 7 14,0
D8
1 4 8,0
2 6 12,0
3 9 18,0
4 18 36,0
5 13 26,0 Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
61
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden
memberikan tanggapan pada aspek keperilakuan sikap di pernyataan
pertama bahwa rata-rata menjawab sangat setuju (5) sebesar 50,0%,
pernyataan kedua rata-rata menjawab setuju (4) sebesar 52,0%.
Tanggapan responden pada aspek keperilakuan persepsi di
pernyataan pertama rata-rata menjawab setuju (4) sebesar 54,0%,
pernyataan kedua rata-rata menjawab tidak setuju (2) sebesar 42,0%,
pernyataan ketiga rata-rata menjawab tidak setuju (2) sebesar 42,0%.
Tanggapan responden pada aspek keperilakuan emosi di
pernyataan pertama rata-rata menjawab setuju (4) sebesar 48,0%,
pernyataan kedua rata-rata menjawab tidak setuju (2) sebesar 52,0%,
pernyataan ketiga rata-rata menjawab tidak setuju (2) sebesar 44,0%,
pernyataan keempat rata-rata menjawab tidak setuju (2) sebesar
46,0%.
Tanggapan responden pada penerapan sistem akuntansi
persediaan di pernyataan pertama rata-rata menjawab sangat setuju
(5) sebesar 48,0%, pernyataan kedua rata-rata menjawab sangat
setuju (5) sebesar 54,0%, pernyataan ketiga rata-rata menjawab setuju
(4) sebesar 50,0%, pernyataan keempat rata-rata menjawab netral (3)
sebesar 42,0%, pernyataan kelima rata-rata menjawab sangat setuju
(5) sebesar 40,0%, pernyataan keenam rata-rata menjawab netral (3)
sebesar 36,0%, pernyataan ketujuh rata-rata menjawab setuju (4)
sebesar 36,0%, pernyataan kedelapan rata-rata menjawab setuju (4)
sebesar 36,0%.
62
D. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berdasarkan analisis item variabel
dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item variabel dari
hasil pertanyaan seluruh skor item pertanyaan. Uji validitas
menggunakan metode Pearson Correlation dengan menggunakan
program SPSS. Setiap pertanyaan dinyatakan valid apabila memiliki
rhitung > rtabel. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Variabel Butir R Hitung R Tabel Keterangan
Aspek Keperilakuan Sikap
A1 0,839 0,279 Valid
A2 0,872 0,279 Valid
Aspek Keperilakuan Persepsi
B1 0,578 0,279 Valid
B2 0,696 0,279 Valid
B3 0,808 0,279 Valid
Aspek Keperilakuan Emosi
C2 0,733 0,279 Valid
C3 0,784 0,279 Valid
C4 0,728 0,279 Valid
D1 0,592 0,279 Valid
Sistem Akuntansi Persediaan
D2 0,577 0,279 Valid
D3 0,490 0,279 Valid
D4 0,816 0,279 Valid
D5 0,693 0,279 Valid
D6 0,857 0,279 Valid
D7 0,830 0,279 Valid
D8 0,783 0,279 Valid Sumber: Hasil olah data,2020
Tabel 4.6 telah diperoleh nilai rhitung dari semua item pertanyaan
untuk responden. Hasil uji validitas rhitung>rtabel, maka penelitian tersebut
dinyatakan valid. Pertanyaan untuk responden yang berhubungan
dengan aspek keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, sistem
63
akuntansi persediaan dinyatakan valid sehingga dapat digunakan
dalam penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghitung besarnya nilai koefisien aplha untuk masing-masing
variabel. Apabila nilai koefisien aplha berada diatas 0,60, sehingga
dapat dikatakan reliabel. Jika koefisien aplha berada dibawah 0,60,
maka dinyatakan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Aspek Keperilakuan Sikap 0,632 > 0,60 Reliabel
Aspek Keperilakuan Persepsi 0,479 > 0,60 Reliabel
Aspek Keperilakuan Emosi 0,505 > 0,60 Reliabel
Sistem Akuntansi Persediaan 0,861 > 0,60 Reliabel
Sumber: Hasil olah data,2020
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji reliabilitas diperoleh nilai
koefisien aplha dari semua variabel yaitu aspek keperilakuan sikap,
aspek keperilakuan persepsi, aspek keperilakuan emosi, sistem
akuntansi persediaan menunjukkan lebih besar dari nilai 0,60.
Jawaban responden tersebut dikatakan reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah uji untuk memastikan bahwa dalam
penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
nilai yang memiliki distribusi normal.
64
a) Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel dependen dan variabel independen memiliki nilai distribusi
normal. Dalam model regresi, variabel dependen dan independen
dikatakan baik apabila memiliki nilai distribusi normal atau
mendekati normal yaitu 5% dengan menggunakan cara analisis
plot grafik histogram dan uji K-S (Uji Kolmogorov-Smirnov). Hasil
uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat ditunjukkan
pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .58420964
Most Extreme
Differences
Absolute .055
Positive .055
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .391
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil olah data,2020
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,998 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 atau (0,998 >
0,05). Maka sesuai dengan s=dasar pengambilan keputusan uji
65
normalitas Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal atau terpenuhi.
b) Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat besarnya
tolerance value dan besarnya VIF (Variance Inflation Factor)
(Ghozali, 2005). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10,00 maka
dapat diartikan bahwa tidak terdapat problem multikolinearitas.
Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10,00 maka terjadi gangguan
multikolinearitas. Pengujian ini bertujuan untuk ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen dalam regresi. Hasil uji
multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independent (X)
Collinearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
Aspek Keperilakuan Sikap
0,949 1,054 Tidak ada problem multikolinearitas
Aspek Keperilakuan Persepsi
0,714 1,402 Tidak ada problem multikolinearitas
Aspek Keperilakuan Emosi
0,682 1,466 Tidak ada problem multikolinearitas
Sumber: Hasil olah data,2020
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk aspek keperilakuan
sikap (X1) adalah 0,949 > 0,10. Nilai tolerance untuk aspek
keperilakuan persepsi (X2) adalah 0,714 > 0,10. Nilai tolerance
untuk aspek keperilakuan emosi (X3) adalah 0,682 > 0,10.
Sementara nilai VIF untuk variabel aspek keperilakuan sikap
(X1) adalah 1,054 < 10,00. Nilai VIF untuk aspek keperilakuan
persepsi (X2) adalah 1,402 < 10,00. Nilai VIF untuk aspek
66
keperilakuan emosi (X3) adalah 1,466 < 10,00. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi problem multikolinearitas dalam
model regresi.
c) Uji Heteroskedastisitas
Hasil analisis dalam uji heteroskedastisitas menggunakan uji
glejser. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka
kesimpulannya tidak terjadi gejala atau problem
heteroskedastisitas dalam model regresi. Sebaliknya, jika nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terjadi
gejala atau problem heteroskedastisitas dalam model regresi.
Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada Tabel 4.10 sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.122 .464 -.263 .794
Aspek
Keperilakuan Sikap .233 .082 .371 2.835 .007
Aspek
Keperilakuan
Persepsi
-.181 .076 -.358 -2.371 .022
Aspek
Keperilakuan
Emosi
.044 .107 .064 .412 .682
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
67
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser
diketahui nilai signifikan untuk variabel aspek keperilakuan sikap
adalah 0,007. Sementara nilai untuk aspek keperilakuan persepsi
adalah 0,022. Karena nilai signifikan kedua variabel tersebut lebih
kecil dari 0,05 maka hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji
glejser terjadi gejala atau problem heteroskedastisitas. Sedangkan
nilai variabel dari aspek keperilakuan emosi adalah 0,682 lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
problem heteroskedastisitas. Untuk mengatasi masalah gejala
heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini yaitu
melakukan alternative lain dengan menggunakan uji
heteroskedastisitas dengan gambar scatterplot untuk mendeteksi
ada tidaknya problem heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas dengan gambar scatterplot ditunjukkan pada
Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
68
Berdasarkan output scatterplot di atas diketahui bahwa titik-
titik data penyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 dan
titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, serta
penyebaran titik-titik data tidak berpola. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji gambar scatterplot dam model regresi.
4. Analisis Regresi Berganda
a) Model Regresi
Model regresi digunakan untuk mendefinisikan hubungan
variabel independen yang mencakup aspek keperilakuan sikap
(X1), aspek keperilakuan persepsi (X2), aspek keperilakuan emosi
(X3), terhadap variabel dependen yaitu sistem akuntansi
persediaan (Y). perhitungan model regresi menggunakan program
SPSS. Hasil perhitungan model regresi disajikan pada Tabel 4.11
sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Model Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.120 .902 1.242 .220
Aspek Keperilakuan Sikap
.327 .160 .269 2.043 .047
Aspek Keperilakuan Persepsi
.382 .148 .392 2.582 .013
Aspek Keperilakuan Emosi
.115 .208 .086 .552 .583
a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi Persediaan Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
69
Hasil perhitungan model regresi yang diperoleh nilai konstan
sebesar 1,120 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,327 X1, 0,382
X2, 0,115 X3. Sehingga persamaan regresinya adalah YSistem Akuntansi
Persediaan = 1,120 + 0,327 X1 + 0,382 X2 + 0,115 X3. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel aspek keperilakuan
sikap (X1), aspek keperilakuan persepsi (X2), dan aspek
keperilakuan emosi (X3) secara parsial terhadap variabel sistem
akuntansi persediaan (Y), maka dilakukan pengujian selanjutnya.
b) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa besar persen (%) atau konstribusi pengaruh yang
diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
hal ini mengacu pada nilai R Square tang terdapat dalam analisis
regresi linear berganda. Hasil uji koefisien determinasi (R2)
ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .495a .245 .196 .60296
a. Predictors: (Constant), Aspek Keperilakuan Emosi, Aspek Keperilakuan Sikap, Aspek Keperilakuan Persepsi
b. Dependent Variabel: Sistem Akuntansi Persediaan
Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai koefisien
determinasi atau R Square sebesar 0,245 menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel
70
dependen. Nilai R Square 0,245 berasal dari pengkuadratan nilai
R yaitu 0,495 × 0,495 = 0,245 atau 24,5%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi variabel independen (aspek
keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, aspek
keperilakuan emosi) untuk menjelaskan variabel dependen sistem
akuntansi persediaan adalah sebesar 24,5%. Sedangkan sisanya
(100% - 24,5% = 75,5%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar
persamaan regresi atau variabel yang tidak diteliti.
c) Uji t dalam Analisis Regresi
Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh satu atau
lebih variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian terhadap hipotesis
dapat dilihat tingkat kepercayaan yang digunakan dengan melihat
nilai signifikan (Sig), apabila nilai signifikan (Sig). < probabilitas
0,05, maka ada pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen atau H1 diterima. Jika nilai signifikan (Sig), > probabilitas
0,05, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen atau H1 ditolak. Hasil uji t ditunjukkan pada
Tabel 4.13.
71
Tabel 4.13
Hasil Uji t dalam Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T Sig. Ket.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.120 .902 1.242 .220
Aspek Keperilakuan Sikap
.327 .160 .269 2.043 .047 H1 diterima
Aspek Keperilakuan Persepsi
.382 .148 .392 2.582 .013 H2 diterima
Aspek Keperilakuan Emosi
.115 .208 .086 .552 .583 H3 ditolak
a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi Persediaan Sumber: Hasil olah data SPSS, 2020
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh aspek keperilakuan sikap terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan.
Hasil dari uji t pada Tabel 4.13 diketahui nilai
signifikan dari variabel aspek keperilakuan sikap (X1)
sebesar 0,047. Nilai signifikan lebih kecil dari tingkat
signifikan α = 0,05 (0,047 < 0,05), maka H1 diterima : aspek
keperilakuan sikap (X1) berpengaruh terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan (Y).
2. Pengaruh aspek keperilakuan persepsi terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan.
Hasil dari perhitungan pada Tabel 4.13 diketahui
signifikan hasil uji t dari variabel aspek keperilakuan
persepsi sebesar 0,013 berpengaruh. Nilai signifikan lebih
72
kecil dari tingkat signifikan α = 0,05 (0,013 < 0,05), maka
H2 diterima : aspek keperilakuan persepsi (X2) berpengaruh
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan (Y).
3. Pengaruh aspek keperilakuan emosi terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan.
Hasil dari uji t pada Tabel 4.13 diketahui nilai
signifikan dari variabel aspek keperilakuan emosi sebesar
0,583. Nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikan α =
0,05 (0,583 > 0,05), maka H3 ditolak : aspek keperilakuan
emosi (X3) tidak berpengaruh terhadap penerapan sistem
akuntansi persediaan (Y).
E. Pembahasan
1. Aspek Keperilakuan Sikap Sistem Akuntansi Persediaan.
Aspek keperilakuan sikap mampu memberikan kontribusi
yang baik dan sangat penting terhadap suatu instansi untuk
mencapai tujuan instansi secara optimal. Hasil pengujian hipotesis
secara uji t diketahui Nilai Signifikan (Sig) dari aspek keperilakuan
sikap (X1) sebesar 0,047. Nilai tersebut menunjukkan bahwa lebih
kecil dari tingkat signifikan alpha yang ditetapkan sebesar 0,05 (0,047
< 0,05). Maka peneliti menyatakan bahwa variabel aspek
keperilakuan sikap (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel penerapan sistem akuntansi persediaan (Y), hal tersebut
berarti semakin baik aspek keperilakuan sikap maka akan
meningkatkan penerapan sistem akuntansi persediaan di Kantor PT.
Wijaya Karya Beton, Makassar. Aspek keperilakuan sikap yang baik
73
dan memiliki kompetensi (keahlian) dengan latar belakang pendidikan
yang sesuai serta pengalaman dibidangnya dalam menerapkan
sistem akuntansi persediaan dalam perusahaan dan dapat
terwujudnya sistem akuntansi persediaan yang baik.
Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat pendidikan
karyawan PT. Wijaya Karya Beton, Makassar rata-rata memiliki
tingkat pendidikan S1 yaitu sebanyak 25 karyawan atau 50,0% dari
50 karyawan. Dengan tingkat pendidikan tersebut dapat memadai
untuk menjalankan tugas dalam pengelolaan sistem akuntansi
persediaan yang baik. Hasil penelitian ini yang diperoleh sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Evaliana Marantika Akay,
Agus T. Poputra, Meily Y.B. Kalalo (2016), menyatakan bahwa aspek
keperilakuan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penerapan sistem akuntansi persediaan.
2. Aspek Keperilakuan Persepsi Sistem Akuntansi Persediaan.
Adanya aspek keperilakuan persepsi merupakan faktor
penting dan mampu memberikan pengaruh terhadap penerapan
sistem akuntansi persediaan baik pusat maupun daerah sebagai
pertanggungjawaban keuangan perusahaan. Sejalan dengan hasil
penelitian yang diperoleh dari uji analisis hipotesis diketahui Nilai
Signifikan (Sig) dari aspek keperilakuan persepsi (X2) sebesar 0,013.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa lebih kecil dari tingkat signifikan
alpha yang ditetapkan sebesar 0,05 (0,013 < 0,05). Maka peneliti
menyatakan bahwa variabel aspek keperilakuan persepsi (X2)
74
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel penerapan sistem
akuntansi persediaan (Y).
Aspek keperilakuan persepsi mampu merencanakan formulasi
dari tujuan organisasi dalam sistem akuntansi persediaan. Aspek
keperilakuan persepsi memberikan cara pandang karyawan dalam
tugas atau pekerjaan dengan tujuan dari perusahaan sebagai alat
dasar melakukan suatu pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fahad (2017) yang
menyatakan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penerapan sistem informasi akuntansi.
3. Aspek Keperilakuan Emosi Sistem Akuntansi Persediaan.
Aspek keperilakuan emosi berdampak terhadap kinerja dalam
menjalankan tugasnya. Dimana ketika karyawan sedang mengalami
emosi terhadap sesuatu hal tentu saja akan mempengaruhi pekerjaan
yang sedang dikerjakan. Aspek keperilakuan emosi dengan hasil
analisis regresi, hipotesis diketahui Nilai Signifikan (Sig) dari aspek
keperilakuan emosi (X3) sebesar 0,583. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa lebih besar dari tingkat signifikan alpha yang ditetapkan
sebesar 0,05 (0,583 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa variabel
aspek keperilakuan emosi (X3) tidak berpengaruh terhadap variabel
penerapan sistem akuntansi persediaan (Y) di Kantor PT. Wijaya
Karya Beton, Makassar.
Aspek keperilakuan emosi tidak berpengaruh terhadap
penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT. Wijaya
Karya Beton, Makassar. Hal ini disebabkan karena perusahaan
75
memiliki culture atau budaya yang baik dimana culture ini menjadi
landasan bagi para karyawan untuk bekerja berdasarkan sistem dan
SOP perusahaan yang telah ditetapkan sehingga, tidak terdapat
peluang untuk memunculkan perdebatan yang bisa menimbulkan
emosi. Pola emosi setiap orang berbeda dan memiliki karakteristik
masing-masing.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Evaliana Marantika Akay, Agus T. Poputra, Meily Y.B.
Kalalo (2016), Wulan Magontha, Grace B. Nangoi, Natalia Gerungai
(2017) yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan emosi tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi
persediaan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nismi Desriyani A. Talib (2018) yang menyatakan aspek
keperilakuan emosi berpengaruh signifikan terhadap penerapan
sistem akuntansi penjualan tunai.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil hipotesis yang dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitian ini membuktikan bahwa aspek keperilakuan sikap
berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai sebesar 0,047
terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor PT.
Wijaya Karya Beton, Makassar.
2. Aspek keperilakuan persepsi berpengaruh positif dan signifikan
dengan nilai sebesar 0,013 terhadap penerapan sistem akuntansi
persediaan pada Kantor PT. Wijaya Karya Beton, Makassar.
3. Aspek keperilakuan emosi tidak berpengaruh dengan nilai sebesar
0,583 terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan pada Kantor
PT. Wijaya Karya Beton, Makassar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan memiliki culture atau budaya yang baik dimana culture ini
menjadi landasan bagi para karyawan untuk bekerja berdasarkan
sistem dan SOP perusahaan yang telah ditetapkan sehingga, tidak
terdapat peluang untuk memunculkan perdebatan yang bisa
menimbulkan emosi.
4. Nilai R Square sebesar 0,245 atau 24,5%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi variabel aspek keperilakuan sikap,
aspek keperilakuan persepsi, dan aspek keperilakuan emosi untuk
menjelaskan variabel penerapan sistem akuntansi persediaan.
77
B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perusahaan dapat lebih memperhatikan faktor
keperilakuan karyawan yaitu sikap, persepsi, dan emosi dalam
penerapan sistem akuntansi persediaan agar nantinya sistem
akuntansi persediaan yang diterapkan dapat berjalan efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan perusahaan. Perusahaan perlu menjaga
adanya penghargaan untuk prestasi atau kinerja karyawan sehingga
akan ada peningkatan dalam motivasi kerja karyawan.
2. Diharapkan para peneliti selanjutnya dapat memperluas pemilihan
variabel lain menyangkut akuntansi keperilakuan agar diperoleh
gambaran mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
penerapan sistem akuntansi persediaan guna meningkatkan
efektivitas sistem yang dijalankan perusahaan tersebut.
3. Penelitian selanjutnya selain pemberian kuesioner, peneliti juga
mempertimbangkan untuk melakukan wawancara langsung dengan
responden agar dapat menghindari kemungkinan responden tidak
objektif dalam mengisi kuesioner.
78
DAFTAR PUSTAKA
Akay, Agus T. Poputra dan Meily Y.B. Kalalo. 2016. “Analisis Aspek Keperilakuan
Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Surya
Wenang Indah Manado”. Jurnal EMBA, Vol.4. No.1.
Buku Panduan Penulisan Skripsi FEB Universitas Muhammadiyah Makassar,
2020.
Capricia, Deskarina Yuri. 2018. “Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan pada PT. Indofruit
Surabaya”. Wijaya Kusuma Surabaya University, 2018.
Fahad, Muhammad. 2017. “Pengaruh Aspek Perilaku Individu dan Dukungan
Manajemen Puncak terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
pada Perusahaan Manufaktur di Gresik”. Universitas Muhammadiyah
Gresik, 2017.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Universitas Diponogoro.
Hudayati, 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai
Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI Vol 6 No 2.
Lindawati, dan Irma Salamah. 2012. Pemanfaatan Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual
Karyawan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 14 No. 1
http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/view/18633/183
95. Diakses tanggal 05 September 2020. Hal. 57.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat, Jakarta.
Mogontha Wulan, Grace B. Nangoi dan Natalia Gerungai. 2017. “Analisis
Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Sistem Akuntansi (Studi
Kasus pada PT. Sinar Galesong Prima di Manado)”. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern, 12(2), 2017
Nahdiyan, Soffan. 2012. “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Peralatan Medis Dalam Menunjang Efektivitas Kerja Karyawan Unit
Donor Darah PMI (Studi Kasus pada Unit Donor Darah Palang Merah
Indonesia Kota Bandung)”. Universitas Widyatama, 2012.
Niswatin. 2012. Dimensi Keperilakuan dari Penganggaran Partisipatif. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi.
79
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Gava Media, Yogyakarta
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi. Andi,
Jakarta
Sugiyono. 2011. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung
Talib, Nismi A. Desriyani. 2018. “Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap
Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PT. Rocky Mitra
Sukses”.
Wibowo. 2014. Perilaku dalam Organisasi. Rajagrafindo Persada, Jakarta
80
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER
Dirancang untuk mendukung data penelitian yang berjudul: Analisis
Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan
pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani Makassar (Kantor PT. Wijaya Karya
Beton Tbk).
IDENTITAS RESPONDEN
Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi
Persediaan pada Proyek Tol Layang A.P. Pettarani Makassar (Kantor PT. Wijaya
Karya Beton Tbk).
Identitas Responden :
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur : (tahun)
5. Pendidikan :
6. No. Telepon/ Hp :
7. Jabatan di Perusahaan :
8. Lama Bekerja :
Makassar,……………….,2020
Responden
(……………………)
Saudara/i diharapkan memilih salah satu dari alternative jawaban pada
kolom yang tersedia. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang saudara/I pilih.
Keterangan :
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Netral (N), artinya tidak tahu/tidak dapat menentukan pilihan.
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Terima kasih atas bantuan saudara/I yang telah meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas kebaikan
hati saudara/i.
Tabel
Kuesioner
1. Aspek Keperilakuan (X)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
A Sikap SS S N TS STS
1 Saya menyelesaikan pekerjaan dengan
ketelitian tinggi
2 Saya selalu menyelesaikan tugas tepat
waktu
B Persepsi SS S N TS STS
1
Menemukan temuan baru dalam
menyelesaikan pekerjaan dan masalah
yang dihadapi
2 Saya selalu menafsirkan suatu objek
hanya dari sudut pandang saya
3
Saya sering mengerjakan tugas yang
tidak sesuai dengan kemampuan dan
bidang saya
C Emosi SS S N TS STS
1 Hubungan antar pegawai terjalin
dengan baik
2 Saya tidak dapat menerima saran dan
nasehat dari orang lain
3 Saya selalu menanggapi suatu
informasi dengan penuh emosi
4
Saya merasa bosan karena
mengerjakan pekerjaan yang sama
berulang-ulang
2. Sistem Akuntansi Persediaan (Y)
No. Pertanyaan SS S N TS STS
1
Perusahaan memiliki catatan akuntansi
seperti kartu gudang, kartu persediaan
dan jurnal umum
2 Semua dokumen persediaan memiliki
nomor urut
3 Ada kegiatan stock opname secara
periodic
4
Staff bagian akuntansi ikut
menyaksikan dan menghitung proses
stock opname bersama staff gudang
5
Hasil stock opname staff gudang
dicocokkan dengan data stock bagian
akuntansi
6 Barang yang susut karena rusak
didokumentasi dan diketahui pimpinan
7 Penyesuaian atas selisih diotorisasi
oleh pimpinan
8 Jika ada barang hilang akan
dikonfirmasi ke pimpinan
Lampiran 2: Tabulasi Data Penelitian
NO UMUR
L/P PENDIDIKAN
ASPEK KEPERILAKUAN
SIKAP
ASPEK KEPERILAKUAN
PERSEPSI
ASPEK KEPERILAKUAN
EMOSI SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN
A1 A2 B1 B2 B3 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8
1 23 P D4 4 5 3 2 2 5 1 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3
2 25 P S1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 25 P S1 4 4 5 1 4 5 2 2 2 4 5 5 5 5 4 4 2
4 25 L D4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4
5 28 L SMA 5 5 4 3 4 4 2 2 2 5 5 5 5 5 4 4 4
6 30 L SMA 5 4 4 4 3 5 4 3 2 5 5 5 5 5 4 4 5
7 22 L SMK 5 4 4 4 3 5 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5
8 26 L S1 4 4 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 29 L S1 5 5 5 2 4 5 2 2 2 5 5 5 3 5 5 3 5
10 42 L STM 5 5 4 3 2 5 2 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5
11 41 L STM 5 4 5 5 5 5 2 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5
12 23 L S1 5 4 4 5 2 5 2 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4
13 24 P SMA 4 3 4 4 3 4 3 2 2 5 4 4 4 5 4 4 5
14 26 P S1 3 3 4 2 4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3
15 27 L D3 5 5 5 1 4 3 1 1 1 5 5 5 5 5 5 4 4
16 23 P D3 5 4 4 3 3 4 2 1 3 4 5 5 4 4 4 4 4
17 25 L SMA 4 4 4 2 2 5 3 2 3 4 5 3 3 3 3 4 5
18 22 P S1 5 3 5 3 2 5 1 1 1 4 4 4 3 4 4 3 5
19 22 P S1 3 3 3 2 3 4 1 1 2 3 3 4 4 3 3 3 3
20 30 L S1 4 4 4 2 5 3 2 2 3 4 5 4 3 5 3 5 5
21 35 L S1 4 4 5 1 3 5 2 2 2 5 5 5 4 5 5 4 4
22 23 P S1 5 5 5 3 2 5 2 1 1 5 5 5 4 5 5 4 5
23 24 P D3 4 4 4 2 2 4 2 1 2 4 4 3 3 3 3 3 4
24 27 P S1 5 3 4 2 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
25 25 L S1 4 4 3 4 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4
26 25 L S1 5 5 4 2 1 5 2 2 3 5 5 5 5 5 5 3 4
27 28 L S1 5 4 5 3 2 4 1 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4
28 23 P D4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
29 23 P S1 4 4 3 1 1 4 2 1 2 4 4 4 3 4 3 3 4
30 25 L S1 5 4 4 1 1 4 1 1 1 5 5 5 1 5 1 1 2
31 22 L SMA 5 3 4 3 1 5 1 2 2 5 4 4 2 5 1 1 3
32 27 L D3 4 4 4 3 1 4 2 1 1 5 5 5 5 5 3 3 3
33 30 L SMA 5 4 3 4 2 4 1 1 1 4 5 5 3 4 2 1 2
34 26 L D3 5 5 4 1 1 4 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5
35 37 L S1 4 5 3 3 2 3 2 3 1 4 3 4 2 3 3 2 2
36 24 L S1 5 4 4 2 2 4 1 1 1 5 4 4 3 4 3 3 3
37 30 P S1 5 5 4 2 1 5 2 1 1 5 5 4 3 4 3 2 1
38 25 L S1 4 4 3 1 2 4 1 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3
39 40 P SMA 4 4 3 2 1 5 1 1 2 4 3 4 1 5 3 3 2
40 23 P D3 4 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3
41 20 L SMA 4 3 4 2 2 5 1 3 2 4 4 5 1 4 1 2 1
42 21 P S1 5 5 2 2 2 4 1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5
43 25 P S1 5 5 4 2 2 4 2 1 1 4 5 4 3 2 2 1 1
44 35 L SMA 5 5 4 3 2 4 3 2 2 4 5 4 3 2 3 2 2
45 24 L D3 4 4 3 2 2 4 1 1 2 5 5 4 3 3 3 3 4
46 35 L S2 5 5 4 2 1 5 1 1 2 4 4 5 3 3 2 2 1
47 24 L D3 4 4 3 1 1 4 1 1 2 5 5 5 4 4 4 4 4
48 27 P S1 5 5 4 2 1 4 2 2 1 5 4 5 3 2 4 2 3
49 25 L S1 4 4 5 2 2 3 2 2 4 5 5 5 3 4 3 4 5
50 27 P D3 4 5 4 2 2 5 1 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4
Lampiran 3: Hasil Uji Data Penelitian
A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
Aspek
Keperilakuan
Sikap1
Aspek
Keperilakuan
Sikap2
Aspek
Keperilakuan
Sikap
Aspek Keperilakuan
Sikap1
Pearson
Correlation 1 .465** .839**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Sikap2
Pearson
Correlation .465** 1 .872**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Sikap
Pearson
Correlation .839** .872** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 50 50 50
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.632 2
Correlations
Aspek
Keperilakuan
Persepsi1
Aspek
Keperilakuan
Persepsi2
Aspek
Keperilakuan
Persepsi3
Aspek
Keperilakuan
Persepsi
Aspek Keperilakuan
Persepsi1
Pearson
Correlation 1 .085 .307* .578**
Sig. (2-tailed) .556 .030 .000
N 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Persepsi2
Pearson
Correlation .085 1 .303* .696**
Sig. (2-tailed) .556 .032 .000
N 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Persepsi3
Pearson
Correlation .307* .303* 1 .808**
Sig. (2-tailed) .030 .032 .000
N 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Persepsi
Pearson
Correlation .578** .696** .808** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 50 50 50 50
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.479 3
Correlations
Aspek
Keperilakuan
Emosi1
Aspek
Keperilakuan
Emosi2
Aspek
Keperilakuan
Emosi3
Aspek
Keperilakuan
Emosi4
Aspek
Keperilakuan
Emosi
Aspek Keperilakuan
Emosi1
Pearson Correlation 1 -.024 -.116 -.095 .244
Sig. (2-tailed) .871 .421 .511 .088
N 50 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Emosi2
Pearson Correlation -.024 1 .562** .314* .733**
Sig. (2-tailed) .871 .000 .026 .000
N 50 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Emosi3
Pearson Correlation -.116 .562** 1 .475** .784**
Sig. (2-tailed) .421 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Emosi4
Pearson Correlation -.095 .314* .475** 1 .728**
Sig. (2-tailed) .511 .026 .000 .000
N 50 50 50 50 50
Aspek Keperilakuan
Emosi
Pearson Correlation .244 .733** .784** .728** 1
Sig. (2-tailed) .088 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.505 4
Correlations
Sistem
Akuntansi
Persediaan
1
Sistem
Akuntansi
Persediaan
2
Sistem
Akuntansi
Persediaan
3
Sistem
Akuntansi
Persediaan
4
Sistem
Akuntansi
Persediaan
5
Sistem
Akuntansi
Persediaan
6
Sistem
Akuntansi
Persediaan
7
Sistem
Akuntansi
Persediaan
8
Sistem
Akuntansi
Peresediaa
n
Sistem
Akuntansi
Persediaan1
Pearson
Correlation 1 .589** .557** .333* .564** .345* .193 .311* .592**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .018 .000 .014 .180 .028 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan2
Pearson
Correlation .589** 1 .486** .459** .359* .322* .274 .262 .577**
Sig. (2-
tailed) .000
.000 .001 .010 .022 .054 .066 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan3
Pearson
Correlation .557** .486** 1 .339* .502** .291* .126 .072 .490**
Sig. (2-
tailed) .000 .000
.016 .000 .041 .384 .621 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan4
Pearson
Correlation .333* .459** .339* 1 .394** .765** .684** .523** .816**
Sig. (2-
tailed) .018 .001 .016
.005 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan5
Pearson
Correlation .564** .359* .502** .394** 1 .407** .466** .430** .693**
Sig. (2-
tailed) .000 .010 .000 .005
.003 .001 .002 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan6
Pearson
Correlation .345* .322* .291* .765** .407** 1 .783** .688** .857**
Sig. (2-
tailed) .014 .022 .041 .000 .003
.000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan7
Pearson
Correlation .193 .274 .126 .684** .466** .783** 1 .774** .830**
Sig. (2-
tailed) .180 .054 .384 .000 .001 .000
.000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Persediaan8
Pearson
Correlation .311* .262 .072 .523** .430** .688** .774** 1 .783**
Sig. (2-
tailed) .028 .066 .621 .000 .002 .000 .000
.000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Sistem
Akuntansi
Peresediaan
Pearson
Correlation .592** .577** .490** .816** .693** .857** .830** .783** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
B. Hasil Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .58420964
Most Extreme Differences Absolute .055
Positive .055
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .391
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.120 .902 1.242 .220
Aspek
Keperilakuan
Sikap
.327 .160 .269 2.043 .047 .949 1.05
4
Aspek
Keperilakuan
Persepsi
.382 .148 .392 2.582 .013 .714 1.40
2
Aspek
Keperilakuan
Emosi
.115 .208 .086 .552 .583 .682 1.46
6
a. Dependent Variable: Sistem
Akuntansi Persediaan
Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.122 .464 -.263 .794
Aspek
Keperilakuan
Sikap
.233 .082 .371 2.835 .007
Aspek
Keperilakuan
Persepsi
-.181 .076 -.358 -2.371 .022
Aspek
Keperilakuan
Emosi
.044 .107 .064 .412 .682
a. Dependent Variable:
Abs_RES
C. Analisis Regresi Berganda
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Aspek Keperilakuan
Emosi, Aspek
Keperilakuan Persepsi,
Aspek Keperilakuan
Sikapa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Sistem Akuntansi
Persediaan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .495a .245 .196 .60296
a. Predictors: (Constant), Aspek Keperilakuan Emosi, Aspek
Keperilakuan Sikap, Aspek Keperilakuan Persepsi
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.429 3 1.810 4.978 .004a
Residual 16.724 46 .364
Total 22.153 49
a. Predictors: (Constant), Aspek Keperilakuan Emosi, Aspek Keperilakuan
Persepsi, Aspek Keperilakuan Sikap
b. Dependent Variable: Sistem Akuntansi Persediaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.120 .902 1.242 .220
Aspek Keperilakuan
Sikap .327 .160 .269 2.043 .047
Aspek Keperilakuan
Persepsi .382 .148 .392 2.582 .013
Aspek Keperilakuan
Emosi .115 .208 .086 .552 .583
a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi
Persediaan
Collinearity Diagnosticsa
Model
Di
me
nsi
on Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant)
Aspek
Keperilakuan
Sikap
Aspek
Keperilakuan
Persepsi
Aspek
Keperilakuan
Emosi
1 1 3.928 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .045 9.373 .02 .13 .28 .09
3 .021 13.545 .00 .02 .72 .67
4 .006 26.117 .97 .84 .00 .24
a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi
Persediaan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 3.2922 4.8145 3.9225 .33286 50
Std. Predicted Value -1.893 2.680 .000 1.000 50
Standard Error of Predicted
Value .098 .297 .164 .047 50
Adjusted Predicted Value 3.1771 4.7951 3.9170 .33854 50
Residual -1.25076 1.28250 .00000 .58421 50
Std. Residual -2.074 2.127 .000 .969 50
Stud. Residual -2.143 2.234 .004 1.008 50
Deleted Residual -1.33549 1.41458 .00550 .63293 50
Stud. Deleted Residual -2.235 2.340 .005 1.028 50
Mahal. Distance .317 10.912 2.940 2.360 50
Cook's Distance .000 .128 .021 .030 50
Centered Leverage Value .006 .223 .060 .048 50
a. Dependent Variable: Sistem Akuntansi Persediaan
Lampiran 4: R Tabel
PT WIJAYA KARYA BETON,
y Toi
Lampiran 5 : Kartu Administrasi Persediaan Gudang
KARTU ADMINISTRASI PERSEDIAAN GUDANG (APG)
7.40 / BTG
NAMA BARANG
Spek/Type Kode
S. Daya
: BESI ULIR
: (I) 10 MM X 12 MTR
TANGGAL
URAIAN MUTA51 5ALDO
PARAF
BAPB 5PPB DEB ET KR EDIT
25/06/2020
- -
5ALDO PINDAHAN
55.479
43.829
11.650
410.544,6
324.334,6
86.210
25/06/2020 - -
HASIL OPNAME
11.650
86.210
27/06/2020
02
PARAPET OUTERTIMUR P.40 - P.50
3.280
8.370
.~
02/07/2020
03
U/INNER TIMUR P.40 s/d P.50
4.400
3.970
02/07/2020
15
MASTER STEEL
6.211
10.181
03/07/2020
16
MASTER STEEL
6.211
16.392
03/07/2020
17
MASTER STEEL
6.211
22.603
06/07/2020
04
P JU INNER LINE Pl - P.50
123
22.480
14/07/2020
07
PARAPETINNER P.50 - P.60
3.260
19.220
~
17/07/2020
08
OUTERPARAPETP.50- P.60
3.260
15.960
19/07/2020
10
BOUGELENPATION JOIN PBF 1 - PBF 9
34
15.926
25/07/2020 - -
SALDO PINDAHAN
74.112
58.186
15.926
548.428,8
430,576,4
117.852,4
25/07/2020
- -
HASIL OPNAME
15.926
117.852,4
MENGETAHUI,
~i YAHYA SUKARDI
KEPALA GUDANG
MAKASSAR~2020'
ARIEF SUPANDI
GUDANG
PT WIJAYA KARYA BETON,
y Toi
Lampiran 5 : Kartu Administrasi Persediaan Gudang
PT WIJAYA KARYA BETON,
y Toi
Lampiran 5 : Kartu Administrasi Persediaan Gudang
PT WIJAYA KARYA BETON,
y Toi
Lampiran 5 : Kartu Administrasi Persediaan Gudang
PT WIJAYA KARYA BETON,
y Toi
Lampiran 5 : Kartu Administrasi Persediaan Gudang