analisis break even point
TRANSCRIPT
Kelompok 4Yusuf, Khoer, Sugema, Syarifah, Nadia dan Izzah
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PendahuluanUntuk mencapai laba yang besar managemen dapat melakukan berbagai langkah:
1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada
2. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki
3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin
Analisa break even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun analisa break event dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan dengan data taksiran periode yang akan datang.• Break event dapat diartikan suatu keadaan di mana
dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan=total biaya)
Penentuan tingkat break even
Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat Break Even dapat dilakukan dengan rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau bagan break even.
• tingkat break even dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu:
Pendekatan matematisPendekatan Grafik
Pendekatan matematispendekatan matematis menggunakan rumus aijabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar unit dan (b) atas dasar nilai penjualan dalam rupiah.
Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus(1)
Dimana : P = harga jual per unitV = biaya variabel per unitFC = biaya tetapQ = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual. Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut: (2)dimana:FC = biaya tetapVC = biaya variabelP = harga jual per unit
Penerapan sederhana sebagai contoh: suatu bisnis untuk memproduksi suatu produk membutuhkan biaya tetap Rp. 300.000,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 40,- per unit serta produknya dijual dengan harga Rp. 100,- per unit. Dengan perhitungan matematis dapat kita hitung :
= 5000 unit = Rp. 500.000
Pendekatan GrafikPendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan hasil ke dalam sebuah gambar grafik.
Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis hasil penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y)
Contoh lain, berikut diberikan ilustrasi atau gambaran dari perusahaan Clom Giriwil yang memproduksi barang “X” yang memiliki kapasitas produk 240.000 satuan, data budget untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Budget penjualan (200.000 satuan @ 250,-)…………………………………………………..
Rp. 50.000.000
Budget Biaya Tetap Variabel
Bahan langsung Rp.9000.0000
Tenaga Langsung Rp.10.000.000
Overhead pabrik Rp.7000.000 Rp.3000.000
Biaya administrasi Rp.6000.000 Rp.1000.000
Biaya distribusi Rp.5000.000 Rp.3000.000
Jumlah Rp.18.000.000 Rp.26.000.000
=Rp.44.000.000
Laba yang dibudgetkan
Rp.6000.000
Dengan menggunakan data pada perusahaan Clom Giriwil di atas, mka jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai mencapai break even point adalah :
Rp 18.0000.000 = 150.000 satuanRp 250-Rp 130
Budget Laba-Rugi dari perusahaan “Clom Giriwil” tersebut di atas dapat disederhanakan sebagai berikut:
Penjualan (200.000 @Rp 250,-) = Rp 50.000.000 = 100%Jumlah biaya variabel Rp 26.000.000 = 52%Marginal Income Rp 24.000.000 = 48%Total Biaya Tetap Rp 18.000.000 = 36%Laba Rp 6000.000 = 12%
Dari data tersebut dapat diketahui bahwaa. Setiap penjualan sebesar Rp.100 maka Rp 52 merupakan biaya variabel (hasil penjualan yang diserap oleh biaya variabel), jika perusahaan tidak berproduksi (berhenti), maka biaya variabel ini tidak akan timbul, 52 % adalah ratio antara biaya variabel dengan hasil penjualan yang disebut juga “Variabel Cost Ratio”. b. Setiap penjualan sebesar Rp 100 maka yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap sebesar Rp 48 atau 48% biaya tetap ini akan selalu timbul dalam jumlah yang tetap baik perusahaan berproduksi maupun tidak. 48% merupakan ratio antara margin dengan hasil penjualan yang disebut marginal income ratio atau P/V ratio yang memberikan informasi bahwa 48% dari penjualannya tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba.
Dengan data pada perusahaan Clom Giriwil tersebut dapat ditentukan tingkat break evennya sebagai berikut:
Rp 18.000.000 atau Rp 18.000.000 = Rp 37.500.000 48% 1-52%
MARGIN OF SAFETYSelisih antara penjualan yang dibudgetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.Rumusnya adalah 1. Penjualan per Budget x 100% Penjualan per Break Even 2. Penjualan per Budget-Penjualan per Break Even x 100% Penjuala n per Budget
Dengan data Clom Giriwil maka kita dapat nyatakan sebagai berikut 1. Rp 50.000.000 x 100% = 133,33%
Rp 37.500.0002. Rp 50.000.000-Rp 37.500.000 x 100% = 25%
Rp 50.000.000
Hal ini menunjukan bahwa penjualan Clom Giriwil tidak boleh turun lebih dari 25% dari penjualan yang direncanakan, atau 33,33% dari tingkat penjualan break even yang telah ditentukan agar perusahaan tidak menderita rugi.
Margin of Safety penjualan tersebut kita nyatakan dalam hasip penjualan atau jumlah satuan penjualan untuk taun 2013 adalah :
1. 33,33% x Rp. 37.500.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan2. 25% x Rp 50.000.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan
KENAIKAN BIAYA VARIABELDiasumsikan perusahaan Clom Giriwil mengalami kenaikkan biaya variabel sebesar 10%, maka dapat dihitung break even yang baru adalah= biaya tetap . 1- biaya variabel x 110% Penjualan = Rp 18.000.000 . 1- Rp 26.000.000 x 110% Rp 50.000.000= Rp 42.056.075 atau 168.225 satuan
Dalam satuan barag dapat ditentukan dengan rumus
= Jumlah biaya tetap . Marginal Income per Satuan= Rp 18.000.000 Rp 250- (Rp 130 x 110%)= Rp 18.000.000 x 1 satuan
Rp 107= 168.225 satuan
ANALISIS BEP DAN KEPUTUSAN INVESTASI
Berikut adalah data perhitungan Laba-rugi Clom Giriwil Penjualan………………………………………………… Rp 1000.000Harga Pokok & biaya operasi:
Biaya Tetap………… Rp 306.000Biaya Variabel……… Rp 640.000
(Rp 946.000)Keuntungan Rp 54.000
Jika investasi tambahan ini dilaksanakan, maka biaya tetapnya akan berubah dari 306.000 menjadi 414.000 per tahun, sedangkan biaya variabelnya tetap seperti semula yaitu 64% dari penjualan Tingkat BEP sebelum investasi adalahTBE = Rp 306.000 = Rp. 850.000 1- Rp 640.000
Rp 1000.000
Tingkat BEP setelah investasi adalahTBE = Rp 414.000 = Rp 1.150.000
1- Rp 640.000Rp 1000.000
Dengan adanya investasi maka harus dapat menaikkan penjualan menjadi Rp.1.150.000 dari sebelumnya Rp. 1000.000 sebelum perusahaan memperoleh keuntungan.
Langkah kedua adalah menentukan tingka penjualan yang harus dicapai Clom Giriwil untuk memperoleh keuntungan tertentu atau minimal sama dengan keadaan sekarang yaitu Rp 54.000 TBE =Rp. 414.000+ Rp 54.000 =Rp 1.300.000
1- Rp. 640.000 Rp 1000.000
Jadi, untuk memperoleh laba yang diperoleh agar sama dengan yang saat ini, perusahaan harus mamu menjual produk sebesar Rp. 1.300.000
ANALISIS BREAK EVEN DAN KEPUTUSAN MENUTUP USAHA
Kegunaan brek even bagi manajemen adalah salah satunya untuk pengambilan keputusan menutup usaha atau tidak
Shut Down point = Biaya tetap tunai(dalam satuan penjualan) marginal income per satuan Jika diketahui dari data Clom Giriwil fixed Cost Rp 18.000.000 yang Rp. 12.000.000 merupakan biaya tunai, maka penjualan minimal yang harus dilakukan agar dapat menutupi biaya tunai (shut down point) adalah
Rp 12.000.000 x 1 satuan = 100.000 satuanRp 250- Rp 130
Untuk mengetahui jumlah rupiah penjualan dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah satuan tersebut dengan harga jual per satuan (100.000 x Rp. 250= 25.000.000) atau dengan rumus Shut down point= biaya tetap tunai(dalam rupiah penjualan) 1- biaya variabel
Hasil penjualanSehingga jumlah rupiah penjualan adalah
Rp 12.000.000 = Rp 25.000.0001- Rp 26.000.000 Rp 50.000.000
DO YOU HAVE ANY
QUESTIONS..?