analisis buku sekolah elektronik depdiknas ips kelas viii...

13
1 ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII SMP/MTs OLEH SUTARTO KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK Muhammad Luthfi Arrohman Universitas Negeri Malang E-mail:[email protected] ABSTRACT : the increasing on the Textbook price causes the government in providing the quality textbooks called Electronic School Book (BSE). In fact and however, there are still many errors in the book’s content. Therefore, this study analyzes a descriptive approach by using content analysis technique aimed to describe the content quality on the electronic text book towards the basic competence from Ministry of Education by Sutarto Et al. The result shows the content is much different from the curriculum. The truth of failrly well-defined concept is good enough and the concrete concept is less than expected. Furthermore, the use of language is less precise and the media is only used as an illustration. Keywords: analysis, Electronic School Book (BSE), the material suitability, truth concept, the language use, the function of media Buku teks memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Bagi siswa buku teks bermanfaat untuk menyiapkan diri menghadapi evaluasi dan aktif belajar mandiri menghadapi pembelajaran keesokan harinya. Keberadaan buku teks yang sangat erat dengan pembelajaran mengharuskan tiap siswa untuk memilikinya. Namun, tidak semua siswa dapat memiliki buku teks karena harga yang mahal. Pengadaan BSE sebagai buku teks murah berkualitas merupakan program pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Buku yang berkualitas dapat diukur dari kesesuaian materi yang disajikan dengan kurikulum, kebenaran konsep, kebenaran bahasa dan fungsi media. Pada kenyataannya dalam BSE yang diteliti terdapat ketidaksesuaian materi dengan kurikulum, kesalahan konsep, kesalahan bahasa dan fungsi media. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis guna mengetahui kualitas BSE oleh Sutarto, dkk.

Upload: lamtram

Post on 06-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

1

ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

KELAS VIII SMP/MTs OLEH SUTARTO KOMPETENSI

DASAR MENDESKRIPSIKAN KONDISI FISIK WILAYAH

DAN PENDUDUK

Muhammad Luthfi Arrohman

Universitas Negeri Malang

E-mail:[email protected]

ABSTRACT : the increasing on the Textbook price causes the government in

providing the quality textbooks called Electronic School Book (BSE). In fact

and however, there are still many errors in the book’s content. Therefore, this

study analyzes a descriptive approach by using content analysis technique

aimed to describe the content quality on the electronic text book towards the

basic competence from Ministry of Education by Sutarto Et al. The result

shows the content is much different from the curriculum. The truth of failrly

well-defined concept is good enough and the concrete concept is less than

expected. Furthermore, the use of language is less precise and the media is

only used as an illustration.

Keywords: analysis, Electronic School Book (BSE), the material

suitability, truth concept, the language use, the function of media

Buku teks memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Bagi siswa buku

teks bermanfaat untuk menyiapkan diri menghadapi evaluasi dan aktif belajar

mandiri menghadapi pembelajaran keesokan harinya. Keberadaan buku teks yang

sangat erat dengan pembelajaran mengharuskan tiap siswa untuk memilikinya.

Namun, tidak semua siswa dapat memiliki buku teks karena harga yang mahal.

Pengadaan BSE sebagai buku teks murah berkualitas merupakan program

pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Buku yang berkualitas dapat

diukur dari kesesuaian materi yang disajikan dengan kurikulum, kebenaran

konsep, kebenaran bahasa dan fungsi media. Pada kenyataannya dalam BSE yang

diteliti terdapat ketidaksesuaian materi dengan kurikulum, kesalahan konsep,

kesalahan bahasa dan fungsi media. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis guna

mengetahui kualitas BSE oleh Sutarto, dkk.

Page 2: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

2

Permasalahan yang akan diteliti yaitu: (1) kesesuaian materi dengan

kurikulum, (2) kebenaran konsep, (3) kebenaran bahasa, dan (4) fungsi media.

Pengukuran Kesesuaian materi dengan kurikulum dengan cara membandingkan

indikator pembelajaran materi BSE pada peta pikiran di awal materi yang

disajikan dengan indikator yang dirumuskan bersama dengan ahli kurikulum.

Pengukuran kebenaran konsep dilakukan dengan cara membandingkan konsep-

konsep yang disajikan dalam BSE yang diteliti dengan konsep-konsep yang benar.

Pengukuran kebenaran bahasa dilakukan dengan cara membandingkan

penggunaan bahasa (tanda baca, kosa kata, kalimat, dan paragraf) dengan Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD) dan buku-buku terkait analisis bahasa yang relevan.

Pengukuran fungsi media berdasarkan tingkatannya yaitu: peningkatan

pemahaman, informasi tambahan, ilustrasi, dan tidak berfungsi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian materi

dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, dan fungsi media. Manfaat

penelitian terdapat dua sudut padang yakni bagi guru akan membantu guru bidang

studi IPS tingkat SMP karena di beberapa sekolah, mata pelajaran IPS diajarkan

oleh seorang guru yang mungkin hanya menguasai satu disiplin ilmu cabang ilmu

sosial, misal: Geografi, Ekonomi, dan Sejarah. Selain itu, penelitian ini akan

mampu membantu guru menyampaikan ilmu sesuai dengan konsep yang benar

dan lebih berhati-hati dalam memilih bahan ajar. Bagi peneliti lain hasil penelitian

ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan penelitian yang sama dengan

materi, jenjang kelas, buku teks IPS, pengarang, dan penerbit yang berbeda.

Buku teks harus disusun berdasarkan kurikulum. Pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat standar isi yang didalamnya memuat

Kompetensi dasar. Mulyasa (2006:139) menyatakan bahwa, ”Kompetensi Dasar

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata

pelajaran tertentu…”. KTSP memberikan keleluasaan pada tiap satuan pendidikan

untuk mengembangkan materi. Dalam pengembangannya, guru harus mampu

menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam indikator kompetensi. Agar dapat

secara tepat menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator, guru harus benar-

benar memahami materi-materi yang dimaksudkan Kompetensi Dasar sehingga

materi tepat sasaran. Materi yang tepat sasaran dapat berupa kecukupan dan

Page 3: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

3

urutan yang baik. Oleh karena itu penyusunan buku teks harus berpedoman pada

kurikulum.

Materi dalam buku teks juga harus menyajikan konsep-konsep. Dahar

(1989:79) menyatakan pentingnya belajar konsep yaitu untuk membantu siswa

mengetahui aturan-aturan relevan yang didasarkan pada konsep-konsep yang telah

dipelajarinya dalam pemecahan sebuah masalah. Pendapat tersebut menjelaskan

bahwa belajar konsep sangat dibutuhkan oleh siswa karena dalam kehidupan

sehari-hari siswa pasti menghadapi banyak permasalahan. Belajar konsep juga

dibutuhkan dalam pembelajaran geografi karena selain memberikan pengetahuan-

pengetahuan dalam pembelajaran geografi juga disajikan permasalahan-

permasalahan lingkungan yang harus dicari solusinya.

Pada kenyataannya terdapat beberapa kesalahan konsep pada buku teks.

Purwanto (2002:102) berpendapat bahwa, ”Setiap konsep yang salah akan

menganggu pembaca memahami isi teks, menimbulkan kerancuan berfikir dan

menyulitkan memahami atau menyusun sendiri generalisasi”. Penyajian konsep-

konsep dalam buku teks hendaknya tepat dalam pendefinisiannya. Karena

kesalahan konsep yang terjadi akan menganggu efektivitas belajar dan

menimbulkan pengetahuan yang salah. Apabila terjadi kesalahan konsep pada

siswa, maka akan sulit untuk meluruskannya kembali.

Gambaran kualitas buku teks selanjutnya yakni terkait penggunaan bahasa.

Setyawati (2010:19) berpendapat bahwa, ”Analisis kesalahan berbahasa pada

buku teks sangat berguna untuk mengatasi tingkat keruwetan bidang bahasa yang

dihadapkan pada siswa”. Pendapat tersebut sudah tepat karena penggunaan bahasa

dalam penyajian materi perlu memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Oleh

karena itu, analisis kebenaran bahasa dalam buku teks perlu dilakukan. Hal

tersebut bertujuan untuk mengukur apakah penggunaan bahasa dalam buku teks

dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi yang disajikan. Jika

penggunaan bahasa mudah dipahami, maka akan memudahkan pencapaian tujuan

pembelajaran.

Hal keempat yang dapat dijadikan pengukur kualitas buku adalah media

yang disajikan. Arsyad (2009:15), ”Fungsi utama media yaitu sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang

Page 4: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

4

ditata dan diciptakan oleh guru”. Media mutlak diperlukan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Media berfungsi sebagai pendukung uraian materi yang

disampaikan saat pembelajaran berlangsung. Media juga dapat menumbuhkan

motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang

memiliki semangat belajar tinggi tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

METODE

Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumen berupa buku teks (BSE)

IPS untuk SMP/MTs kelas VIII karangan Sutarto, dkk. yang diterbitkan oleh

pusat perbukuan Depdiknas pada tahun 2008. Materi BSE yang akan dianalisis

yakni Kompetensi Dasar ”Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk”

yang selanjutnya disebut BSE yang diteliti.

Pengumpulan data dan Analisis dilakukan dengan instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan permasalahan: (1)

Kesesuaian materi dengan kurikulum, pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengamati peta konsep dan materi pada sub bab apakah mendukung Kompetensi

Dasar, (2) Kebenaran konsep, pengumpulan data dilakukan dengan cara

menghitung jumlah konsep, baik konsep terdefinisi maupun konkret yang ada

pada materi Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan

penduduk”. (3) Kebenaran bahasa, pengumpulan data dilakukan dengan cara

mengamati berapa banyak kesalahan penggunaan bahasa, baik terkait penggunaan

tanda baca, kosa kata, penyusunan kalimat, dan paragraf. (4) Fungsi media,

pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung banyak

media yang disajikan apakah sudah tepat penggunaannya dan mendukung uraian

materi dan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif yakni menjelaskan

suatu permasalahan, gejala atau keadaan sebagaimana adanya dan bukan menguji

hipotesis. Data merupakan kebenaran konsep, kebenaran bahasa yang digunakan,

dan fungsi media yang digunakan. Langkah analisis data antara lain sebagai

berikut: (1) Mendeskripsikan kesesuaian materi BSE dengan kurikulum pada

Page 5: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

5

Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk”, (2)

Mendeskripsikan kebenaran konsep pada Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan

kondisi fisik wilayah dan penduduk” terbagi menjadi dua yakni konsep konkret

dan konsep terdefinisi. (3) Mendeskripsikan penggunaan bahasa pada Kompetensi

Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk”, (4)

Mendeskripsikan fungsi media pada Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan

kondisi fisik wilayah dan penduduk” dengan cara mengukur sejauh mana media

yang disajikan mendukung uraian materi dan meningkatkan pemahaman siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi dalam kompetensi dasar BSE

yang dipilih untuk diteliti terdapat ketidaksesuaian dengan kurikulum, kesalahan

konsep, bahasa dan fungsi media. Materi tidak sesuai dengan kurikulum karena

tidak mencantumkan materi terkait penduduk. Kesalahan konsep terdefinisi

sebanyak 1 dan kesalahan konsep konkret sebanyak 12 yang didominasi oleh

pendefinisian. Tingkat kebenaran konsep terdefinisi cukup dan kebenaran konsep

konkret kurang. Kesalahan bahasa meliputi penggunaan tanda baca, kosa kata,

penyusunan kalimat, dan paragraf. Jumlah kesalahan tanda baca yakni 73,

kesalahan kosa kata sebanyak 15, kesalahan kalimat sebanyak 89, dan keslahan

paragraf sebanyak 5. Dari jumlah kesalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat kebenaran bahasa pada BSE yang diteliti kurang. Hasil analisis

terkait fungsi media, dari jumlah keseluruhan 3 media berfungsi meningkatkan

pemahan, 2 media berfungsi sebagai tambahan informasi, 6 media berfungsi

sebgai ilustrasi, dan 1 media tidak berfungsi. Dari paparan tersebut dapat

disimpulkan bahwa media dalam BSE yang diteliti sebagian besar berfungsi

sebagai ilustrasi dan bermanfaat.

Pembahasan

Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa materi BSE yang diteliti

tidak sesuai dengan kurikulum. Materi yang tidak mengacu pada kurikulum tidak

Page 6: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

6

akan tepat sasaran. Materi yang tidak tepat sasaran dapat bersifat terlalu luas

maupun urutan penyajian yang tidak runtut. Materi terlalu luas akan menghambat

pencapaian kompetensi lain yang harus dicapai, sedangkan materi yang tidak

runtut akan menyulitkan siswa dalam membangun pengetahuan.

Materi BSE yang diteliti menunjukkan beberapa penyimpangan. Materi

dianggap menyimpang karena tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar.

Penyimpangan-penyimpangannya yakni penyajian peta konsep yang seharusnya

menjadi gambaran awal materi yang akan dipelajari siswa justru tidak ada

hubungannya dengan Kompetensi Dasar. Penyimpangan yang kedua yakni materi

tentang peduduk. Materi tentang penduduk sama sekali tidak dibahas pada bab

satu yang merupakan bagian utuh dari Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan

kondisi fisik wilayah dan penduduk”. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut,

materi penduduk yang disajikan seharusnya terkait kondisi fisik wilayah yang

memengaruhi peduduk. Penyimpangan selanjutnya yakni terkait penyajian materi

Jenis-jenis dan Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia. Materi tersebut tidak

mendukung Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan

penduduk.

Selain itu, materi yang disajikan dalam BSE yang diteliti juga masih

berupa geografi lama dan ilmu bantu geografi. Materi pada BSE yang diteliti

hanya memaparkan kondisi fisik saja, padahal geografi menekankan pada

hubungan manusia dengan lingkungan (Rijanta, 2010:2). Selain itu materi yang

disajikan juga masih berupa ilmu bantu geografi, sebagai contoh materi perubahan

musim dan jenis-jenis angin (meteorologi) dan jenis-jenis tanah (ilmu tanah).

(1) Konsep Terdefinisi

BSE karangan Sutarto, dkk. Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi

fisik wilayah dan penduduk” menyajikan 12 konsep terdefinisi dengan satu

kesalahan, berikut contohnya.

• … garis ekuator (0˚) atau disebut dengan garis khatulistiwa yang terletak di

antara 0˚LU - 23�

�˚LU dan 0˚LS - 23

�˚LS.

Kalimat di atas menjelaskan konsep garis ekuator/khatulistiwa. Konsep

garis ekuator menurut kalimat tersebut dinilai kurang tepat karena menunjuk garis

0˚ sebagai garis ekuator. Permukaan bumi memiliki dua garis 0˚, yakni garis

Page 7: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

7

lintang dan bujur. Garis bujur 0˚ bukanlah garis ekuator. Selain itu, letak

khatulistiwa yang dijelaskan pada kalimat tersebut lebih menunjukkan pada

kawasan permukaan bumi yang beriklim tropis. Jadi, konsep yang benar

seharusnya, ”...garis ekuator (lintang 0˚) atau yang disebut dengan garis

khatulistiwa”.

(2) Konsep Konkret

BSE karangan Sutarto mengandung kesalahan konsep konkret yang berupa

pendefinisian. Konsep konkret benar jika diwakili oleh gambar, berikut beberapa

contoh konsep konkret yang didefinisikan.

• Angin darat yaitu angin yang berasal dari darat menuju ke laut, berhembus

pada malam hari.

• Angin laut yaitu angin yang berasal dari laut ke daratan. Angin laut

berhembus pada siang hari.

Poin pertama dan kedua menunjukkan kesalahan konsep konkret terkait angin

darat dan angin laut. Sutarto mendefinisikan angin darat dan angin laut berupa

asal, arah tiupan, dan waktu terjadinya. Seharusnya konsep angin darat tersebut

disajikan berupa gambar. Oleh karena itu, konsep angin darat dan angin laut

seharusnya Gambar 1.1 berikut.

Berdasarkan deskripsi terkait kesalahan berbahasa, BSE yang diteliti

terdapat banyak kesalahan terkait penggunaan Bahasa Indonesia ragam bahasa

tulis. Kesalahan-kesalahan dapat berupa tanda baca, kosa kata, kalimat, dan

paragraph. Kesalahan tanda baca diakibatkan ketidaktepatan penggunaan dan

penghilangan yang seharusnya digunakan. Kesalahan kosa kata diakibatkan oleh

Gambar 4.1 Angin Darat dan Angin Laut

Sumber: http://www.google.co.id/geografi2j.jpg

Page 8: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

8

penggunaan kosa kata yang tidak sesuai dengan logika bahasa dan tidak sesuai

dengan konsep yang benar. Kesalahan kalimat diakibatkan oleh ketidakefektifan,

struktur, logika, dan diksi. Kesalahan paragraf dapat berupa lebih dari satu ide

pokok maupun terdiri dari satu kalimat.

Penggunaan tanda baca pada BSE yang diteliti bervariasi, namun tidak

semuanya menunjukkan kesalahan. Kesalahan tanda baca terbanyak pada

penggunaan tanda koma dan tanda titik. Analisis kebenaran tanda baca

berpedoman pada Ejaan Yang Disempurnakan. Dari semua kesalahan bahasa yang

dideskripsikan akan dijelaskan lebih detail dalam Tabel 1.1 berikut.

Kesalahan tanda baca dapat berupa penggunaan maupun penghilangan

tanda baca yang seharusnya digunakan, salah satu contohnya yakni, ” Jika

dijadikan dalam satuan kilometer, maka panjang kepulauan Indonesia menjadi 46˚

x 111km/˚ = 5106 km.” Kalimat tersebut menunjukkan kesalahan berupa

penghilangan tanda titik. Kesalahan kalimat pertama terdapat pada penulisan

bilangan ribuan. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya. Oleh karena itu, angka ribuan pada kalimat tersebut seharusnya

dipisahkan oleh tanda titik.

BSE karangan Sutarto, dkk. juga terdapat kesalahan tanda baca koma (,).

Kesalahan tersebut berupa penghilangan tanda koma yang seharusnya digunakan.

Jenis kesalahan bahasa Bentuk kesalahan

Tanda baca Tanda baca titik (.) Tanda baca koma (,) Tanda pisah (-) Tanda garis miring (/) Tanda kurung ((…))

Kosa kata Tidak sesuai dengan logika bahasa Tidak sesuai dengan konsep yang benar

Kalimat Logika kalimat Struktur kalimat Diksi

Paragraf Terdiri dari satu kalimat Terdapat lebih dari satu ide pokok

Tabel 1.1 Jenis Kesalahan Bahasa

Page 9: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

9

Salah satu contohnya yakni, ”Maka angin pasat dari Samudera Pasifik yang

seharusnya arahnya ke barat, membelok ke selatan di sebelah barat wilayah

Indonesia, kemudian tersedot ke arah timur menjadi angin muson barat”. Kalimat

tersebut menunjukkan penghilangan tanda koma. Tanda koma seharusnya

diletakkan setelah kata maka dan selanjutnya. Setyawati (2010:185) berpendapat,

”Tanda koma (,) digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat di awal kalimat, misal: maka, selanjutnya, jadi, dll.”

Dalam BSE karangan Sutarto, dkk. juga ditemukan kesalahan bahasa

berupa kosa kata. Kesalahan kosa kata meliputi penggunaan kata yang tidak

sesuai logika bahasa dan konsep yang benar. Kesalahan kosa kata yang tidak

sesuai dengan konsep yang benar lebih banyak daripada kesalahan kosa kata yang

menyalahi kaidah logika bahasa. Salah satu contoh kesalahan kosa kata yang

menyalahi kaidah logika bahasa yakni, ”Tanah merupakan lapisan bagian atas

bumi tempat tumbuhnya tanaman”. Kesalahan kosa kata pada kalimat tersebut

yakni bagian atas bumi. Penggunaan frase kata tersebut dalam pendefinisian

tanah akan merancukan siswa karena bagian atas bumi yang sebenarnya adalah

atmosfer atau lapisan udara. Jadi, kata bagian atas bumi seharusnya diganti

dengan lapisan terluar bumi.

Dalam BSE yang diteliti juga ditemukan berupa ketidaksesuaian kata

dengan konsep yang benar. Salah satu contohnya yakni, ” Sedangkan daerah di

antara Dataran Sunda dan Dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah

Wallace atau derah peralihan”. Kata yang dicetak tebal seharusnya biogeografi.

Selain itu, kesalahan kalimat dalam BSE karangan Sutarto, dkk. yakni dari

segi struktur. Contoh kesalahan struktur yakni, ”Ada di Jawa bagian Timur,

Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku”. Kalimat tersebut tidak memiliki subjek

sehingga tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebuah kalimat. Oleh karena itu,

pada kalimat pertama harus diberikan subjek atau diikutsertakan pada kalimat

sebelumnya.

Kesalahan kalimat selanjutnya yakni terkait penalaran kalimat (logika),

salah satu contohnya yakni, ”Letak geografis adalah letak suatu wilayah sesuai

dengan kondisi wilayah yang sebenarnya dimuka bumi.” Kalimat tersebut tidak

Page 10: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

10

mendifinisikan/menjelaskan apapun. Agar memenuhi kaidah logika bahasa, kata

letak setelah kata adalah diganti dengan kata posisi/kedudukan.

Kesalahan kalimat selanjutnya terkait ciri-ciri kalimat efektif yakni

kehematan, Salah satu contohnya yakni, ”Pada waktu bulan September hingga

Desember matahari bergerak ke bagian selatan,…”. Kalimat tersebut

menunjukkan pemborosan kata dalam pengulangan makna. Kata September

sudah mengandung makna bulan, jadi kata bulan seharusnya dihilangkan.

Kesalahan bahasa dalam BSE yang diteliti selanjutnya yakni terkait

penyusunan paragraf. Sebuah kalimat dapat dianggap sebagai paragraf apabila

letak awal kalimat menjorok ke dalam. Terdapat dua jenis kesalahan penyusunan

paragraf dalam BSE yang diteliti, yakni paragraf yang memiliki lebih dari satu ide

dan terdiri dari satu kalimat. Kesalahan berbahasa dalam penyusunan paragraf

berupa lebih dari ide 1 ide pokok ditemukan dalam BSE yang diteliti.

Selanjutnya terkait fungsi media sebagaimana dijelaskan pada deskrispsi

dan analisis data, fungsi media terbagi menjadi empat bagian yang meliputi:

pemantapan pemahaman, informasi tambahan, ilustrasi, dan tidak berfungsi,

berikut beberapa contohnya.

Gambar 1.2 merupakan salah satu contoh media yang berfungsi sebagai

pemantapan pemahaman. Gambar tersebut disajikan pada sub bab perubahan

musim di Indonesia. Dengan penyajian gambar di atas, siswa akan mengerti

bahwa perubahan musim di

Indonesia dipengaruhi oleh

Gambar 1.2 Penyinaran Matahari terhadap Bumi

Sumber: Sutarto (2008:6)

Page 11: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

11

intensitas penyinaran matahari pada bumi yang mengalami gerakan pada bulan-

bulan tertentu.

Gambar 1.3 merupakan contoh media yang berfungsi sebagai tambahan

informasi. Gambar tersebut menjelaskan pembagian iklim di dunia berdasarkan

garis astronomis. Penyajian gambar diharapkan mampu menambah wawasan

siswa tentang pembagian iklim di dunia.

Gambar 1.4 merupakan contoh media yang berfungsi sebagai ilustrasi.

Media dikatakan berfungsi sebagai ilustrasi jika hanya sekadar memberikan

gambaran secara umum tentang materi yang dibahas.

Gambar 1.3 Pembagian Iklim di Dunia

Sumber: Sutarto (2008:5)

Gambar 1.4 Fauna Asiatis

Sumber: Sutarto (2008:12)

Page 12: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

12

Gambar 1.5 merupakan contoh media yang tidak berfungsi. Gambar

tersebut dicantumkan pada sub bab perubahan musim Indonesia. Gambar

dianggap tidak berfungsi karena tidak ada kaitan dengan materi yang dibahas.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian, analisis, dan pembahasan dapt ditarik beberapa

kesimpulan, antara lain sebagai berikut. (1) Materi BSE karangan Sutarto, dkk.

Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk” tidak

sesuai dengan kurikulum.

(2) Kesalahan konsep pada Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik

wilayah dan penduduk” BSE karangan Sutarto, dkk. didominasi oleh konsep

konkret yang didefinisikan.

(3) Kesalahan bahasa pada Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi fisik

wilayah dan penduduk” BSE karangan Sutarto , dkk. sangat banyak. (4)

Kesalahan terbanyak berupa kesalahan tanda baca dan kalimat.Media gambar

pada BSE karangan Sutarto, dkk. Kompetensi Dasar: ”Mendeskripsikan kondisi

fisik wilayah dan penduduk” sebagian besar berfungsi sebagai ilustrasi.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas d\maka saran yang diajukan sebagai

berikut. Bagi penulis, sebaiknya BSE untuk SMP/MTs direvisi karena masih

Gambar 1.5 Sirkulasi Angin di Bumi

Sumber: Sutarto (2008:7)

Page 13: ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS KELAS VIII ...jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelAAD1A5CB848B005413016F5... · ANALISIS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK DEPDIKNAS IPS

13

banyak kesalahan terkait kesesuaian materi dengan kurikulum, kebenaran konsep,

bahasa, dan fungsi media. Penulis sebaiknya juga harus teliti dalam menyajikan

konsep-konsep dalam buku teks. Sebelum disajikan hendaknya dipastikan terlebih

dahulu kebenarannya.

Bagi Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya lebih

teliti dan profesional dalam menyaring buku teks untuk siswa dan tidak serta

merta menyetujui penerbitan buku teks tanpa diketahui kebenaran isinya. Bagi

guru hendaknya dapat memilih buku teks yang materinya sesuai dengan

kurikulum dan sesuai dengan konsep yang benar. Selain itu, akan lebih baik jika

guru mampu membuat bahan ajar sendiri yang berpedoman pada kurikulum.

DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosda Karya. Rijanta, R. 2010. Kemanfaatan Pendidikan dan Riset Geografi dalam

Pembangunan Nasional. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Arah Pendidikan dan Riset Geografi di Indonesia di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 16 Oktober.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Purwanto, Edy. 2002. Validasi Bahan Ajar Geografi SMU Berdasarkan Kurikulum 1994 di Kota Malang. Malang: Lemlit Universitas Negeri Malang.

Sutarto, dkk. 2008. IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional.