analisis dan implementasi wifi seamless pada jaringan

25
Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan Hotspot Sekolah Menggunakan CAPSMAN (Controlled Access Point System Manager) (Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan) Artikel Ilmiah Peneliti: Rony Setyawan (672015155) Dr. Indrastanti R. Widiasari, MT. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2018

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan Hotspot

Sekolah Menggunakan CAPSMAN (Controlled Access Point

System Manager)

(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Rony Setyawan (672015155)

Dr. Indrastanti R. Widiasari, MT.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2018

Page 2: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan Hotspot

Sekolah Menggunakan CAPSMAN (Controlled Access Point

System Manager)

(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Rony Setyawan (672015155)

Dr. Indrastanti R. Widiasari, MT.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga 2018

Page 3: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan
Page 4: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan
Page 5: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan
Page 6: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan
Page 7: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan
Page 8: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan
Page 9: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

PERNYATAAN

Artikel Ilmiah berikut ini:

Judul : Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Hotspot Sekolah Menggunakan CAPSMAN (Controlled

Access Point System Manager)

(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan

Pembimbing : Dr. Indrastanti Ratna Widiasari, MT.

adalah benar hasil karya saya:

Nama : Rony Setyawan

NIM : 672015155

Saya menyatakan tidak mengambil sebagian atau seluruhnya dari hasil karya

orang lain kecuali sebagaimana yang tertulis pada daftar pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dalam penulisan karya ilmiah.

Salatiga, 24 Agustus 2019

Rony Setyawan

Page 10: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan Hotspot Sekolah

Menggunakan CAPSMAN (Controlled Access Point System Manager)

(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

1)Rony Setyawan , 2)Indrastanti R. Widiasari

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Dr. O. Notohamidjojo, Salatiga 50714, Indonesia

E-mail : 1) [email protected], 2) [email protected]

Abstract

This study aims to make Seamless Wifi on the Hotspot network at SMK Telekomunikasi Tunas

Harapan to meet the needs of the internet network in Vocational Schools. Unlimited use of wifi is

the main choice because at SMK Telekomunikasi Tunas Harapan applies the moving class method

in teaching and learning activities. With unlimited wifi, network administrators create an SSID

from each of the same access points and use one SSID to configure when a user is connected to a hotspot network. In order for users to only do one login, unlimited wifi is the right choice so that

the administrator can make changes to the SSID name and password at one point. With that, the

user does not need to enter again when the user moves from one of the access points or moves and

if one of the access points dies because with a smooth wifi the user will be connected to the nearest

access point without having to connect back to the hotspot and connect to the Internet network.

Keywords : Wifi Seamless, DD-WRT, DHCP forwarder.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membuat Wifi Seamless pada jaringan Hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan untuk memenuhi kebutuhan jaringan internet di SMK.

Penggunaan wifi seamless adalah pilihan utama karena di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan

menerapkan metode moving kelas dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya wifi seamless

maka administrator jaringan membuat SSID dari setiap access point sama dan menggunakan satu

SSID untuk melakukan konfigurasi ketika pengguna akan terkoneksi dengan jaringan hotspot.

Agar pengguna hanya melakukan satu kali login maka wifi seamless adalah pilihan yang tepat agar

administrator dapat melakukan perubahan nama SSID dan password pada satu titik. Dengan itu

pengguna tidak harus melakukan login ulang ketika pengguna menjauhi salah satu access point

atau berpindah tempat dan apabila salah satu access point mati, dengan wifi seamless pengguna akan terkoneksi dengan access point terdekat secara otomatis tanpa harus login ulang agar

terkoneksi dengan hotspot dan terhubung ke jaringan internet.

Kata Kunci : Wifi Seamless, DD-WRT, DHCP forwarder.

Page 11: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

1. Pendahuluan

Maraknya perkembangan teknologi membuat masyarakat tidak bisa lepas dari

internet, itulah sebabnya di tempat-tempat seperti kampus, perkantoran atau

sekolah disediakan fasilitas hotspot. Hotspot sendiri adalah lokasi dimana user

dapat mengakses internet melalui mobile computer (seperti laptop atau smart

phone) tanpa menggunakan koneksi kabel. Jaringan hotspot menggunakan

jaringan wireless yang menggunakan radio frekuensi untuk melakukan

komunikasi antara perangkat komputer dengan access point (AP). Pada umumnya

peralatan wifi hotspot menggunakan standardisasi IEEE 802.11b atau IEEE

802.11g dengan menggunakan beberapa tingkat keamanan seperti WEP dan atau

WPA[1].

Wifi Seamless adalah layanan jaringan internet untuk publik berbasis wireless

atau hotspot yang disediakan oleh Telkom. Dengan wifi Seamless, pengguna dapat

mengakses wifi secara seamless (otomatis) yang masih menggunakan topologi

Basic Service Set (BSS). Ketika pengguna berjalan menjauhi salah satu access

point atau salah satu AP mati, kemudian mulai kehilangan sinyal, mobile station

(MS) secara otomatis terkoneksi dengan AP yang lain tanpa harus melakukan

konfigurasi ulang. Perangkat yang mendukung adalah AP TP-Link TLWR740N

dan cAP lite RBcAP-2nd dengan menggunakan firmware DD-WRT yang

mendukung DHCP forwarder. Wifi Seamless memberikan kemudahan bagi

pengguna jika terdapat lebih dari satu AP dalam suatu area.

Berdasarkan latar belakang yang ada, penelitian ini menerapkan wifi seamless

pada jarngan hotspot di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan untuk memenuhi

kebutuhan jaringan internet di SMK. Penggunaan wifi seamless adalah pilihan

utama karena di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan menerapkan metode

moving kelas dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penggunaanya hotspot

sendiri memiliki kekurangan yaitu jumlah pengguna yang dapat di layani. Oleh

karena itu apabila terdapat banyak pengguna maka di butuhkan banyak access

point sebagai penyedia layanan hotspot. Ketika ada banyak access point maka ada

banyak SSID yang tampil ketika pengguna terhubung.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Falah Husni, dkk (2018) tentang implementasi

wireless roaming menggunakan Mikrotik Wireless Distribution System (WDS)

pada STMIK Lombok Roaming yang berjalan antar access point pada jaringan

hotspot yang dibangun bisa berjalan tapi membutuhkan lebih banyak waktu dalam

proses perpindahan dari satu access point ke access point lainnya[2].

Berasarkan penelitian yang telah dilakukan Kusuma Sejati A, F, dkk (2012)

didapat kesimpulan bahwa dengan menerapkan topologi ESS (Extended Service

Set) yang memakai internal wireless roaming, jaringan hotspot yang dibangun

memiliki mobilitas serta reliability yang lebih baik dibandingkan dengan jaringan

hotspot yang menggunakan topologi BSS (Basic Service Set). Ketika client

berjalan menjauhi salah satu AP dan client mendekati AP lainnya maka client

berpindah koneksi ke AP terdekat tanpa harus konfigurasi ulang. Salah satu

topologi ESS adalah penggunaan WDS, tetapi dalam implementasinya

penggunaan WDS menurunkan throughtput[3].

Page 12: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Jenis dan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Pengembangan Sistem

Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan Elnizar Afdal (2014)

dijelaskan bahwa kapasitas throughput yang tinggi dan tingkat latency yang

rendah merupakan pertimbangan utama dalam setiap pengembangan teknologi

jaringan komputer. Munculnya IEEE 802.11ac-2013 sebagai standar yang

pertama sekali ditetapkan untuk gigabit WLAN memungkinkan pengguna

teknologi ini untuk memperoleh throughput yang sangat tinggi pada lingkungan

multi-user[4].

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad Jalaluddin Al Fuadi

(2015) didapat kesimpulan bahwa kinerja jaringan dari model koneksi langsung

lebih baik dibandingkan dengan model koneksi bridging/relay. Perbedaan kinerja

jaringan disebabkan perbedaan kecepatan media transmisi yang digunakan

sebagai penghubung antar AP. Model koneksi langsung memiliki kecepatan

maksimum 100 Mbps. Sementara itu, model koneksi bridging/relay memiliki

kecepatan maksimum 15 Mbps[5].

Antonius Windy Purwanto (2014) dalam penelitian nya di jelaskan bahwa

dengan menerapkan topologi ESS (Extended Service Set) yang memakai internal

wireless roaming, jaringan hotspot yang dibangun memiliki mobilitas serta

reliability yang lebih baik dibandingkan dengan jaringan hotspot yang

menggunakan topologi BSS (Basic Service Set). Ketika client berjalan menjauhi

salah satu AP dan client mendekati AP lainnya maka client akan berpindah

koneksi ke AP terdekat tanpa harus konfigurasi ulang. Salah satu topologi ESS

adalah penggunaan WDS, akan tetapi dalam implementasi nya penggunaan WDS

akan menurunkan throughtput[6].

3. Metode Penelitian

Tahapan penelitian yang digunakan dalam Implementasi Wifi Seamless di

SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdiri dalam beberapa tahapan antara lain

sebagai berikut ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Tahap-tahap dalam tahapan penelitian pada Gambar 1, dijelaskan sebagai

berikut. Pada tahap ini Data yang peneliti ambil berdasarkan keberhasilan

konfigurasi CAPsMAN dan pengaksesan Hotspot oleh pengguna.

Metode pengumpulan data dibagi menjadi tiga ,Studi pustaka merupakan

pengumpulan bahan – bahan yang berkaitan dengan judul skripsi dengan mncari

Page 13: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

di perpustakaan atau ebook. Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung

ke SMK Telekomunikasi Tunas Harapan untuk dapat menentukan topologi yang

dibangun. Studi Literatur Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap

peneltian sebelumnya yang memiliki kesamaan agar dapat mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari sistem yang dibangun.

Metode Pengembangan Sistem Dalam metode pengembangan sistem peneliti

menggunakan metode NDLC (Network Development Life Cycle). Menurut Mateus

Dhias Adhi Nugraha (2015), NDLC adalah suatu pendekatan proses dalam

komunkasi data yang menggambarkan siklus yang tiada awal dan tiada akhir

dalam sebuah jaringan komputer.

Gambar 2. Tahapan Pengembangan Sistem

Berdasarkan Gambar 2 merupakan tahapan pengembangan sistem antara lain

sebagai berikut. Analisis Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data berupa

topologi jaringan hotspot yang ada di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan.

Pengumpulan data meliputi letak dan area yang dapat dicakup oleh masing –

masing hotspot. Analisis dilakukan selama 2 minggu di awal bulan September

2018. Desain Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dibuat sebuah desain

topologi baru yang sesuai dengan keadaan di SMK Telekomunikasi Tunas

Harapan. Desain topologi jaringan baru yang dibuat diharapkan dapat

mempermudah manajemen jaringan hotspot. Proses desain dilakukan 2 minggu

akhir bulan September 2018 setelah analisis selesai dilaksanakan. Simulasi

Sebelum dilakukan implementasi berdasarkan desain yang telah dibuat. Maka

sebelumnya dilakukan simulasi sehingga di ketahui keberhasilan dari desain yang

dibuat sebelumnya. Simulasi dilakukan selama 1 minggu di awal bulan Oktober

2018 untuk menguji keberhasilan dari sistem. Implementasi Hasil dari simulasi

yang telah dilakukan maka di implementasikan langsung pada jaringan hotspot

SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Implementasi dikerjakan selaman 3

minggu dimulai dari minggu ke 2 bulan Oktober 2018. Pada minggu ke 3

bersamaan dengan proses monitoring jaringan yang telah terpasang. Monitoring

Proses monitoring dilakukan setelah jaringan baru terpasang. Monitoring

dilakukan selama 4 minggu mulai dari minggu ke 3 bulan Oktober sampai minggu

ke 3 bulan November 2018 untuk mengumpulkan data – data dari sistem yang

telah berjalan. Manajemen Manajemen dilakukan pada akhir masa penelitian.

Pada tahapan manajemen ini dilakukan perubahan – perubahan pada sistem baru

yang berjalan apabila ada permasalahan. Manajemen dilakukan berdasarkan hasil

monitoring yang didapat pada tahapan sebelumnya. Sedangkan untuk alur proses

pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 3.

Analisis Desain Simulasi Implementasi Monitoring Manajemen

Page 14: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Gambar 3. Alur Implementasi Sistem

Gambar 3 menunjukkan alur implementasi sistem yaitu konfigurasi yang

dilakukan pada Router CAPsMAN Server dan CAP sebagai berikut. Konfigurasi

CAPsMAN Server dilakukan pada router mikrotik RB1100 yang berada di

gedung A dimana IP Publik yang dimiliki SMK Telekomunikasi Tunas Harapan

berada. Konfigurasi pada CAP dilakukan terutama pada pemberian alamat IP pada

interface ether 1 dan pengaturan CAP Client agar mengarah ke CAPsMAN

Server. Provisisoning dilakukan pada CAPsMAN Server agar semua CAP yang

sudah terhubung ke CAPsMAN Server dapat menerima pengaturan SSID yang

dibuat. Manajemen CAP agar menggunakan local link internet. Local link internet

yang dimaksud adalah CAP menggunakan internet yang dimiliki di jaringan nya

sendiri, sehingga tidak menggunakan bandwidth yang ada pada Router IP Publik.

Ini dilakukan karena besar bandwidth pada IP Publik 20 Mbps sedangkan

bandwidth internet yang dimiliki di CAP 50 Mbps ditunjukan pada Gambar 3

Alur Implementasi Sistem.

4. Pembahasan dan Hasil Pengujian

CAPsMAN (Controlled Access Point System Manager) adalah fitur baru dari

MikroTik yang dapat memanager perangkat Access Point di produk MikroTik

dalam jumlah banyak dengan satu perangkat terpusat sehingga tidak perlu

mengatur Acces Point satu per satu. Dalam CAPsMAN terdapat beberapa istilah

penyebutan perangkat. CAP (Controlles Access Point), yaitu perangkat wireless

access point yang akan dikonfigurasi terpusat. System Manager (CAPsMAN),

yaitu perangkat yang di gunakan untuk mengatur CAP, Konfigurasi, SSID,

Frekuensi, Channel, Autentikasi dan sebagainya dapat disetting dari CAPsMAN.

Page 15: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

CAPsMAN dapat berfungsi, perangkat yang menjadi CAP harus membentuk

koneksi manajemen dengan perangkat CAPsMAN. Komunikasi antara

CAPsMAN dan CAP dapat di bentuk dengan 2 metode. MAC layer connection,

yaitu komunikasi yang terbentuk apabila CAP dan CAPsMAN berada pada

segment layer 2 yang sama dalam bentuk fisik maupun layer 2 tunnel. IP

(protocol UDP), yaitu komunikasi yang terbentuk jika CAPsMAN dan CAP

menggunakan IP Address (layer 3). Sehingga antara CAPsMAN dan CAP dapat

terhubung walaupun dengan network yang berbeda, dengan cara ini CAPsMAN

bias terhubung walaupun berbeda lokasi secara geografis.

Dari hasil analisi yang diperoleh maka dilakukan perubahan topologi yang

sebelumnya telah ada. Perubahan topologi yang dilakukan berdasarkan coverage

area dari masing – masing access point. Jumlah access point mikrotik yang

dipasang pada topologi baru sebanyak 20 access point dan untuk access point tp-

link dilepas karena sinyal yang dipancarkan terlalu jauh akan tetapi tidak dapat

dilakukan koneksi, ditunjukkan pada Gambar 4 Topologi Jaringan yang

Direncanakan.

Gambar 4. Topologi Jaringan yang Direncanakan.

Monitoring pengguna aktif dilakukan untuk mengetahui lokasi – lokasi yang

paling banyak digunakan untuk terhubung ke internet. Dari hasil monitoring

pengguna aktif juga dapat diambil informasi sinyal yang diperoleh pengguna pada

lokasi – lokasi tertentu. Banyak nya jumlah pengguna yang terhubung ke CAP

akan mempengaruhi area yang di kover oleh CAP.

Untuk mengatur sinyal yang dapat terhubung ke CAP maka dibuatlah

pengaturan access list. Gambar 5 menunjukan konfigurasi acess list yang

mengatur besar sinyal yang dapat terhubung ke CAP.

Gambar 5. Hasil konfigurasi Access List

Page 16: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Dari Gambar 5 dapat diambil informasi bahwa sinyal dibawah atau sama

dengan -75 dapat terhubung ke CAP dan sinyal yang berada di atas -75 tidak akan

dapat terhubung ke CAP. Dengan pengaturan access list maka pengguna harus

mendekat ke lokasi yang di kover oleh masing – masing CAP. Penambahan

konfigurasi ini dilakaukan agar pengguna yang jarak nya terlalu jauh dari CAP

tidak dapat terhubung karena apabila ada pengguna yang berjarak terlalu jauh

maka dapat mengganggu koneksi seluruh pengguna yang terhubng ke CAP.

Pengguna yang sinyal nya terlalu rendah dapat mengganggu pengguna lain.

Pada saat ada pengguna yang sinyal nya rendah maka membutuhkan resource

yang lebih untuk melayani pengguna tersebut.

Gambar 6. List Pengguna Aktif Setelah Access List

Access list diterapkan sinyal yang berada di bawah – 75 tidak diijinkan untuk

terhubung ke jaringan hotspot yang telah dibangun. Ini dilakukan untuk

memelihara koneksi agar stabil dan seluruh pengguna dilayani dengan baik.

Dari hasil monitoring yang dilakukan diperoleh informasi bahwa konfigurasi

CAPsMAN dan CAP telah berjalan dengan baik. Pemasangan konfigurasi

CAPsMAN tidak mempengaruhi coverage dari masing – masing access point.

Dengan demikian tidak dibutuhkan penambahan konfigurasi dikarenakan sudah

berjalan dengan baik konfigurasi baru yang diterapkan.

Pengujian dilakukan untuk mencari konfigurasi terbaik dalam menentukan

jarak antar access point dan besaran sinyal yang dapat di kover oleh masing –

masing access point sebelum dilakukan implementasi. Hasil simulasi yang telah

dilakukan diperoleh hasil yang ditunjukan pada Tabel 1.

Page 17: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Table 1 Hasil Pengujian Jaringan Baru

No Jarak pengujian Terhalang Tembok Signal Diperoleh

1. 5 meter Tidak -39

2. 10 meter Tidak -59

3. 15 meter Tidak -70

4. 5 meter Ya -45

5. 10 meter Ya -70

6. 15 meter Ya -89

Berdasarkan hasil pengujian jaringan pada Tabel 1 diambil keputusan bahwa

jarak aman yang digunakan dalam pemasangan access point adalah 20 meter.

Dengan pengaturan jarak 20 meter pengguna yang berada di antara access point

memiliki backup access point ketika menjauh dari access point yang pertama,

ditunjukan pada Gambar 7 Hasil Pengujian Penempatan Access Ponit Jaringan

Baru.

Gambar 7. Hasil Pengujian Penempatan Access Point Jaringan Baru

Dalam proses pengambilan data penelitian ini, peneliti menggunakan simulasi

pengujian sebagai berikut. Peneliti melakukan pengujian dengan 2 skenario di 9

titik sesuai dengan analisis awal. Pengujian menggunakan aplikasi inSSIDer untuk

menguji kekuatan sinyal

Gambar 8. Pengujian Area

Pengujian dilakukan di area AP 1 dengan menghubungkan ke SSID dan

menjalankan aplikasi inSSIDer untuk mengetahui kekuatan sinyal yang didapat.

Selama pengujian client tidak berpindah tempat selama 5 menit untuk mengetahui

apakah ada perubahan sinyal selama berada di area AP 1. Data yang telah

Page 18: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

diperoleh dikumpulkan dalam sebuah tabel pengujian. Tabel pengujian data sinyal

yang diperoleh ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2 Tabel Pengujian Area

No Menit ke Sinyal (dBm)

1 1 -50 dBm

2 2 -50 dBm

3 3 -50 dBm

4 4 -50 dBm

5 5 -50 dBm

Hasil pengujian yang diperoleh menjadi tolak ukur keberhasilan sistem yang

dibangun. Hasil pengujian dibandingkan dengan analisis awal sebelum sistem

baru yang dibangun

Gambar 9. Pengujian Area Roaming

Pengujian dilakukan di area antara AP 1 dan area AP 2 dengan

menghubungkan ke SSID dan menjalankan aplikasi inSSIDer untuk mengetahui

kekuatan sinyal yang didapat. Selama pengujian client tidak berpindah tempat

selama 5 menit untuk mengetahui apakah terdapat perubahan sinyal selama berada

di area antara AP 1 dan AP 2. Data yang telah diperoleh dikumpulkan dalam

sebuah tabel pengujian. Tabel pengujian data sinyal yang diperoleh ditunjukan

pada Table 3.

Table 3 Tabel Pengujian Area Roaming

No Menit ke Sinyal (dBm)

1 1 -54 dBm

2 2 -54 dBm

3 3 -54 dBm

4 4 -54 dBm

5 5 -54 dBm

Dari hasil pengujian yang kedua didapatkan bahwa jika client berada di antara

2 AP yg berbeda maka sinyal cenderung lebih kecil daripada sinyal pada area AP

1. Dengan pengaturan jarak 20 meter pengguna yang berada di antara access point

Page 19: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

memiliki backup access point ketika menjauh dari access point yang pertama,

ditunjukan pada Gambar 7.

Pengujian dilakukan dengan melakukan scanning pada titik sesuai dengan

saat analisis awal jaringan dilakukan. Pengujian dilakukan dua kali yaitu

pengujian pada area yang di kover dan pengujian pada area roaming.

Tabel 4 Pengujian di Area Lantai 1

No Menit Ke Sinyal (dBm)

1 1 -44 dBm

2 2 -44 dBm

3 3 -42 dBm

4 4 -43 dBm

5 5 -44 dBm

Tabel 4 menunjukkan hasil pengujian pada area lantai 1. Sinyal yang

diperoleh berada diantara -42 dBm sampai -44 dBm.

Tabel 5 Pengujian di Area Roaming Lantai 1

No Menit Ke Sinyal (dBm)

1 1 -44 dBm

2 2 -44 dBm

3 3 -45 dBm

4 4 -46 dBm

5 5 -47 dBm

Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian di area roaming lantai 1. Hasil

pengujian menunjukan bahwa sinyal yang diperoleh cenderung lebih besar

daripada sinyal pada area lantai 1. Dengan adanya access list ketika client

berpindah lantai 2 client secara otomatis tersambung dengan AP lantai 2.

Tabel 6 Pengujian di Area Lantai 2

No Menit Ke Sinyal (dBm)

1 1 -51 dBm

2 2 -53 dBm

3 3 -52 dBm

4 4 -52 dBm

5 5 -52 dBm

Hasil pengujian pada Tabel 6 menunjukkan hasil sinyal yang diperoleh di

lantai 2. Sinyal yang diperoleh berkisar antara -51 dBm sampai -53 dBm.

Page 20: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Tabel 7 Pengujian di Area Roaming Lantai 2

No Menit Ke Sinyal (dBm)

1 1 -50 dBm

2 2 -52 dBm

3 3 -52 dBm

4 4 -51 dBm

5 5 -49 dBm

Hasil pengujian pada Tabel 7 menunjukkan hasil sinyal yang diperoleh di

area roaming lantai 2. Sinyal yang diperoleh berkisar antara -49 dBm sampai -52

dBm. Dengan pengaturan jarak 20 meter dan pengaturan access list ketika client

berpindah menuju lantai 3 client secara otomatis tersambung dangan AP lantai 3

Tabel 8 Pengujian di Area Lantai 3

No Menit Ke Sinyal (dBm)

1 1 -48 dBm

2 2 -47 dBm

3 3 -47 dBm

4 4 -45 dBm

5 5 -46 dBm

Hasil pengujian pada Tabel 8 menunjukkan hasil sinyal yang diperoleh di

area lantai 3. Sinyal yang diperoleh berkisar antara -45 dBm sampai -48 dBm.

Tabel 9 Pengujian di Area Roaming Lantai 3

No Menit Ke Sinyal (dBm)

1 1 -46 dBm

2 2 -45 dBm

3 3 -48 dBm

4 4 -45 dBm

5 5 -46 dBm

Hasil pengujian pada Tabel 9 menunjukkan hasil sinyal yang diperoleh di

area roaming lantai 3. Sinyal yang diperoleh antara -45 dBm sampai -48 dBm.

Tahapan setelah pengujian sinyal selesai, kemudian melakukan pengujian

terhadap captive portal yang telah dihubungkan dengan CAPSMAN.

Keberhasilan captive portal ditunjukan dengan muncul nya halaman login

sebelum koneksi ke internet dapat berjalan. Gambar 10 menunjukan halaman

login captive portal yang telah terhubung dengan jaringan CAPSMAN. Dari

Gambar 10 dapat dibuktikan bahwa pengguna menggunakan SSID

Seamless_SMKTTH dan muncul halaman login dengan halaman smktth.seamless.

Page 21: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Tabel 10 Perbandingan Jumlah SSID Lantai 1

No SSID Sebelum

Konfigurasi

SIGNA

L (dBm)

SSID Setelah

Konfigurasi

SSIGNAL

(dBm)

1. Headmaster_room -88 Ap Server -79

2. [email protected] -49 Kasek -95

3. Kasek -70 Plongoh -86

4. Kesiswaan -88 Lab MM -82

5. Kurikulum -84 MM Lab 1 -78

6. LAB MM 1 -95 Seamless

SMKTTH

-42

7. LAB MM 2 -81

8. LAB MM 3 -77

9. LAB_MM -82

10. Lantai 1 – 1 -49

11. Lantai 1 – 2 -95

12. Lantai 1 – 3 -84

13. Lantai 1 – 4 -95

14. Lantai 1 – 5 -63

15. Lantai 2 – 2 -86

16. Lantai 2 – 3 -83

17. Lantai 2 – 4 -80

18. Lantai 2 – 5 -82

19. Lantai 2 – 6 -77

20. Lantai 3 – 1 -83

21. Lantai 3 – 2 -84

22. Lantai 3 – 3 -81

23. Lantai 3 – 5 -95

24. Lantai 3 – 6 -95

25. Link Lantai 1 -79

26. Plongoh -78

Jumlah

SSID

26 6

Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat diambil informasi bahwa SSID

sebelum konfigurasi baru diimplementasikan berjumlah 26 setelah di

implementasikan berjumlah 6. Sinyal yang diperoleh dari implementasi jaringan

baru sebesar -42, dapat disimpulkan bahwa jaringan baru lebih baik daripada

jaringan lama karena adanya access list dan pengujian berdasarkan dari AP

dengan sinyal terbaik.

Page 22: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Tabel 11 Perbandingan Jumlah SSID Lantai 2

No SSID Sebelum

Konfigurasi

SIGNAL

(dBm)

SSID Setelah

Konfigurasi

SIGNAL

(dBm)

1. AP SERVER -81 Ap Server -86

2. @wifi.id -36 Kasek -56

3. [email protected]

d

-36 Cyber Perpus 2 -85

4. Cyber perpus 2 -85 Lab MM -85

5. Flashzone-seamless -95 MM Lab 1 -86

6. Headmaster_room -68 Seamless

SMKTTH

-51

7. [email protected] -35

8. Kasek -54

9. Lantai 1 – 1 -83

10. Lantai 1 – 2 -84

11. Lantai 1 – 4 -86

12. Lantai 1 – 5 -85

13. Lantai 2 – 2 -95

14. Lantai 2 – 3 -56

15. Lantai 2 – 4 -53

16. Lantai 2 – 5 -87

17. Lantai 2 – 6 -73

18. Lantai 3 – 1 -86

19. Lantai 3 – 4 -68

20. Lantai 3 – 5 -86

21. Lantai 3 – 6 -75

22. Link Lantai 1 -92

23. Ruang Guru

Multimedia

-90

24. [email protected] -34

25. Smktth-seamless -83

26. SSID2 -69

Jumlah

SSID

26 6

Berdasarkan data pada Tabel 11 dapat diambil informasi bahwa SSID

sebelum konfigurasi baru diimplementasikan berjumlah 26 setelah di

implementasikan berjumlah 6. Sinyal yang diperoleh dari implementasi jaringan

baru sebesar -51, karena jaringan baru SSID dibuat hanya satu SSID. Pengujian

berdasarkan AP dengan sinyal terbaik, maka dapat disimpulkan bahwa jaringan

baru lebih baik daripada jaringan lama.

Page 23: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Tabel 12 Perbandingan Jumlah SSID Lantai 3

No SSID Sebelum

Konfigurasi

SIGNA

L (dBm)

SSID Setelah

Konfigurasi

SIGNA

L (dBm)

1. AP Server -95 Kasek -75

2. @wifi.id -68 Plongoh -79

3. [email protected] -68 Lab MM -86

4. Asrama-seamless -95 Seamless SMKTTH -48

5. Cyber Perpus 2 -86

6. Flashzone-seamless -69

7. Headmaster room -91

8. [email protected] -69

9. Kasek -80

10. Lantai 2 – 3 -89

11. Lantai 2 – 4 -87

12. Lantai 2 – 6 -91

13. Lantai 3 – 1 -68

14. Lantai 3 – 2 -81

15. Lantai 3 – 3 -85

16. Lantai 3 – 4 -39

17. Lantai 3 – 5 -71

18. Lantai 3 – 6 -59

19. Link lantai 1 -93

20. Not free man ! -87

21. Plongoh -83

22. [email protected] -68

23. SSID 4 -90

24.

25.

26.

Jumlah

SSID

23 4

Berdasarkan data pada Tabel 12 dapat diambil informasi bahwa SSID

sebelum konfigurasi baru diimplementasikan berjumlah 23 setelah di

implementasikan berjumlah 4. Sinyal yang diperoleh dari implementasi jaringan

baru sebesar -44, karena dengan jaringan baru menerapkan access list dan hasil

yang di peroleh berdasarkan AP dengan sinyal terbaik, maka dapat disimpulkan

bahwa jaringan baru lebih baik daripada jaringan lama.

Page 24: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Gambar 10. Tampilan Halaman Login Captive Portal.

Dengan munculnya halaman login menandakan proses penghubungan

CAPSMAN dan captive portal dapat berjalan dengan baik. Perbandingan

dilakukan dengan membandingkan jumlah SSID yang muncul saat dilakukan

scanning sebelum dan sesudah konfigurasi baru. Hasil perbandingan yang

diperoleh dari pengujian yang dilakukan ditunjukan pada Tabel 10.

5. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan hasil implementasi

Wifi Seamless di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa dalam implementasi jaringan baru yang menggunakan

CAPSMAN sebagai manajemen jaringan, hotspot dapat berjalan dengan baik

dibuktikan dengan perbandingan data yang telah dilakukan. Perbandingan

jaringan lama dengan jaringan baru menunjukan bahwa konfigurasi jaringan baru

lebih baik dibandingkan dengan jaringan lama. Pembuktian tersebut berdasarkan

analisis data sinyal yang diperoleh selama pengujian. Jaringan CAPsMAN yang

dibangun dapat berjalan melalui jaringan internet yang berbeda sumber dan

CAPsMAN dapat di konfigurasi pada router yang memiliki IP Publik sehingga

dapat diakses dari manapun oleh administrator jaringan.

Pemasangan CAPSMAN pada IP Publik membuat CAPSMAN rentan

mendapat serangan oleh hacker. Untuk menanggulangi hal tersebut penulis

menyarankan untuk membatasi port – port yang dapat diakses dari internet dan

hak akses user yang dapat mengakses ke dalam jaringan CAPSMAN. Sealain itu

penulis juga menyarankan untuk melakukan monitoring secara berkala untuk

mengetahui performas jaringan baru yang telah di implementasikan.

6. Daftar Pustaka [1] G. D. Hantoro, "WiFi (Wireless LAN) Jaringan Komputer Tanpa Kabel," 2009.

[2] Husni, Falah. dkk. 2018. Implementasi Wireless Roaming Menggunakan

Mikrotik Wireless Distribution System (WDS) Pada STMIK Lombok. Vol

1. No 1. STMIK LOMBOK. Lombok. page 42.

[3] Sejati, Kusuma, A, F. dkk 2012. Perancangan dan Analisis External

Wireless Roaming Pada Jaringan Hotspot Menggunakan Dua Jaringan

Mobile Broadband. ISBN 979-26-0255-0.

[4] Afdhal. Elnizar. 2014. IEEE 802.11ac sebagai Standar Pertama untuk

Page 25: Analisis dan Implementasi Wifi Seamless Pada Jaringan

Gigabit Wireless LAN. Vol 11. No 1. Page 36-44.

[5] Jalaluddin, Ahmad Al Fuadi. 2015. Analisis dan Evaluasi Infrasturktur

Jaringan Nirkabel Berbasiskan Standart IEEE 802.11 (Studi Kasus di

Institut Pertanian Bogot). Skipsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

[6] Windy, Antonius Purwanto. 2014. Analisis Wireless Roaming Pada

Jaringan Hotspot. Skipsi. Yogyakarta: Teknik Informatika Universitas

Santa Dharma.

[7] Purbo, Onno W. 2018. Internet-TCP/IP: Konsep dan Implementasi.

Yogyakarta: Andi Publisher.

[8] Perdana, Farras. 2017. CAPSMAN Mikrotik Wireless Controller. IDN.

[9] Towidjojo, Rendra, 2016. Konsep dan Impementasi Routing Dengan

Router Mikrotik. Jasakom.

[10] Zam, Elvy Zamidra. 2014. Cara Mudah Membuat Jaringan Wireless.PT.

Elex Media Komputindo.