analisis dan perancangan tata ruang kota bagian fasilitas ......lokasi [1]. data spasial tersebut...

22
Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web Artikel Ilmiah Peneliti: Indra Septy (682009072) Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga April 2013

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web

Artikel Ilmiah

Peneliti: Indra Septy (682009072)

Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng.

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

April 2013

Page 2: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan Sistem Informasi Geografi Berbasis Web

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti: Indra Septy (682009072)

Charitas Fibriani, S.Kom., M.Eng.

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

April 2013

Page 3: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,
Page 4: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,
Page 5: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,
Page 6: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,
Page 7: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,
Page 8: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga dengan Memanfaatkan

Sistem Informasi Geografi Berbasis Web

1) Indra Septy, 2) Charitas Fibriani Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1) [email protected] , 2) [email protected]

Abstract

Salatiga government has urban design masterplan Salatiga as a reference for the design layout of the city of Salatiga, including the design of healthcare facilities Salatiga and analyze of health facilities location based on indeks sentralitas marshall for health facilities that belong tobe. As for the analysis of the location of health facilities based on Marshal centralized index for positioning judging by the number of health facilities. This research serves as an alternative of urban design for health facilities by considering 2 factors, population and area by classifying both factors.

Keywords : Urban Design, Health Facielities

Abstrak

Pemerintah Kota Salatiga memiliki masterplan perancangan tata kota

Salatiga sebagai acuan dalam perancangan tata kota Salatiga, termasuk di dalamnya perancangan fasilitas kesehatan kota Salatiga adapun analisis mengenai lokasi fasilitas kesehatan didasarkan pada indeks sentralis Marshal untuk penentuan posisi dilihat dari jumlah fasilitas kesehatan. Penelitian kali ini sebagai alternatif pengambilan keputusan dalam perancangan tata kota bagian fasilitas kesehatan. Perencanaan fasilitas kesehatan ini memperhatikan faktor-faktor yakni jumlah penduduk dan luas wilayah dengan mengklasifikasi kedua faktor tersebut.

Kata Kunci : Tata Kota, Fasilitas Kesehatan

Page 9: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

1

1. Pendahuluan

Kota Salatiga merupakan kota yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Secara administratif Kota Salatiga memiliki 4(empat) Kecamatan dan 22 Kelurahan. Pada salah satu misi dari Kota Salatiga adalah “Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat”, pelayanan kepada masyarakat dapat berupa penyediaan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti pengadaan sarana umum, mengembangkan pusat kegiatan olahraga, mengembangkan kegiatan wisata budaya, dan lain-lain[1].

Salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelayanan pada sektor kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan bagi setiap warga negara untuk terus melangsungkan kehidupannya dan kesehatan merupakan kebutuhan bagi tiap manusia yang bersifat mutlak, untuk mengembangkan setiap potensi pada dirinya, manusia memerlukan kesehatan yang baik.

Lebih lanjut dikatakan dalam visi dan misi kota Salatiga mengenai departemen kesehatan yang salah satunya berbunyi meningkatkan derajat kesehatan, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani serta salah satu visinya berbunyi menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan maka kesehatan dianggap penting juga sarana kesehatan yang ada sebagai tempat bagi tiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Penelitian kali ini merupakan penelitian yang akan membahas mengenai perancangan tata kota bagian fasilitas kesehatan mengunakan faktor-faktor yang diambil adalah jumlah penduduk dan luas wilayah yang dimana faktor tersebut merupakan standar kebutuhan saran fasilitas kesehatan[2]. Sedangkan dalam master plan kota Salatiga, perancangan tata ruang fasilitas kesehatan didapatkan dari indeks sentralis marshal yang didapatkan dari jumlah fasilitas kesehatan tiap kecamatan[1].

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menganalisis dan merancang perencanaan tata kota pada fasilitas kesehatan kota Salatiga dengan memanfaatkan sistem informasi geografi berbasis web. 2. Kajian Pustaka

Penelitian mengenai Sistem Informasi Geografis telah banyak dilakukan dan pemetaan fasilitas kesehatan kota Salatiga juga telah dilakukan yakni “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga. Penelitian ini membahas mengenai pemetaan fasilitas kesehatan, jadi penelitian ini lebih kepada sistem yang memetakan fasilitas kesehatan secara kontekstual [3].

Penelitian lainnya ialah “Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Penyakit Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur” dimana penelitian ini juga membahas mengenai pemetaan secara kontekstual daerah-daerah lokasi malaria dengan bantuan sistem informasi geografi dalam program visual basic 6.0 dengan sistem ini para pengguna dapat mengetahui

Page 10: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

2

informasi mengenai penyebaran penyakit malaria di dinas kesehatan kabupaten sumba timur pada sebuah aplikasi desktop menggunakan visual basic tersebut [4].

Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait sistem informasi geografis, maka dilakukan penelitian mengenai analisis dan perancangan tata kota pada bagian fasilitas kesehatan dengan memanfaatkan sistem informasi geografi berbasis web. Penelitian ini memuat analisis mengenai potensi-potensi rencana pembangunan fasilitas kesehatan di kota Salatiga dengan memperhatikan faktor-faktor seperti luas wilayah, dan jumlah penduduk di tiap kelurahan sesuai dengan data dari masterplan kesehatan kota Salatiga. Penelitian ini membandingkan penentuan lokasi kesehatan berdasarkan masterplan kesehatan yang dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Salatiga dengan perancangan lokasi kesehatan menggunakan teknik overlay terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi seperti luas wilayah dan jumlah penduduk [1]. Sistem Infomasi Geografi

Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yakni sistem, informasi, geografis, dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi atau SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsure sistem informasi geografis. Klasifikasi dalam sistem informasi geografis pada dasarnya merupakan pemetaan suatu besaran yang memiliki interval-interval(domain) tertentu ke dalam interval-interval yang lain berdasarkan batas-batas atau kategori yang ditentukan, klasifikasi dalam sistem informasi geografis termasuk didalamnya adalah equal interval classification yang merupakan klasifikasi dari data yang terdistribusi secara rata[5]. Perancangan Lokasi Kesehatan Penentuan lokasi kesehatan menurut masterplan kesehatan kota Salatiga dengan menggunakan metode indeks marshall yang menekankan pada bobot yang berdasarkan pada jumlah fasilitas di masing-masing kecamatan. Setiap fasilitas kesehatan memiliki bobot yang berbeda, dimana kecamatan sidorejo terdapat 131 fasilitas, kecamatan Tingkir adalah 133, Argomulyo 102 dan Sidomukti 128 buah fasilitas yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persebaran Fasilitas Kesehatan Kota Salatiga[1] Fasilitas\Kecamatan Sidorejo Tingkir Argomulyo Sidomukti Balai pengobatan milik pemerintah

1 0 0 1

Balai Pengobatan milik Swasta 1 0 1 0 Puskesmas Induk 1 1 2 2 Rumah Bersalin 1 0 1 2 Puskesmas Pembantu 7 3 6 4 Posyandu 71 91 76 62 Praktek Dokter Umum 31 19 11 28 Praktek Dokter Gigi 12 0 4 8 Praktek Dokter Spesialis 0 9 1 10

Page 11: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

3

Apotik 6 9 0 10 Toko Obat 0 1 0 1

Untuk bobot IS yang telah dihitung dari masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Indeks Sentralitas Masing-masing Kecamatan Kota Salatiga[1]

Kecamatan Bobot IS Sidorejo 309.165 Tingkir 214.348 Argomulyo 197.693 Sidomukti 378.794

Setelah menentukan bobot fasilitas setiap kecamatan kemudian dihitung panjang interval, tetapi sebelum menghitung panjang interval terlebih dahulu dihitung banyaknya kelas interval dengan Rumus 1.

f= 1+3.3 log n (1) Keterangan :

f : banyaknya kelas interval n : jumlah kecamatan

Setelah mendapatkan banyaknya kelas interval kemudian dicari panjang interval dengan Rumus 2.

c : x2-x1/f (2) Keterangan :

c : panjang interval x1 : bobot IS terendah x2 : bobot IS tertinggi f : banyaknya kelas interval Penelitian kali ini berdasarkan faktor yang ada yakni luas wilayah dan

jumlah penduduk, berdasarkan standar kebutuhan sarana kesehatan kota Salatiga dimana pos kesehatan adalah tiap 1 (satu) pos kesehatan dapat melayani 3000 jiwa penduduk[1]. Berdasarkan konsep tersebut, pada setiap 3000 jiwa di suatu kelurahan memiliki 1 (satu) pos kesehatan[2]. Jumlah pos kesehatan ideal yang dianjurkan di suatu kelurahan didapat dari penduduk di suatu kelurahan dibagi oleh jumlah penduduk minimum yang dapat dilayani oleh 1 (satu) pos kesehatan yang dapat dilihat pada Rumus 3.

Fs=JPn/JPs (3) Keterangan

Fs : Kebutuhan Fasilitas Kesehatan JPn : Jumlah Penduduk dalam keadaan sebenarnya JPs : Jumlah Penduduk dalam standar fasilitas kesehatan = 3000

Rumus 3 merupakan rumus untuk mengetahui standar kebutuhan fasilitas kesehatan perkelurahan kemudian saat didapatkan standar kebutuhan fasilitas kesehatan kemudian dikurangi dengan fasilitas kesehatan yang ada yang dapat dilihat pada Rumus 4. SFs=Fs-Fsn (4) Keterangan

Page 12: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

4

SFs : Standar kebutuhan fasilitas kesehatan Fs : Kebutuhan fasilitas kesehatan Fsn : Fasilitas Kesehatan tiap kelurahan dalam keadaan sebenarnya.

Rumus 4 akan menghasilkan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dari tiap kelurahan, setelah itu hasil akan diklasifikasi menggunakan klasifikasi equal interval dengan Rumus 5. Eq=(Xmax-Xmin)/Nc (5) Keterangan

Eq : Equal Interval Xmax : nilai terbesar Xmin : nilai terendah Nc : jumlah kelas yang akan dibuat

Rumus 5 akan menghasilkan hasil klasifikasi dari data sesuai dengan kelas yang dibuat. 3. Metode dan Perancangan

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan dalam tujuh tahapan, sebagai berikut : 1) identifikasi masalah, 2) perumusan masalah, 3) penelusuran pustaka, 4) rancangan penelitian, 5) pengumpulan data, 6) pengolahan data, dan 7) penyimpulan hasil.

Gambar 1. Tahapan Penelitian [7]

Tahapan penelitian pada Gambar 1, dijelaskan sebagai berikut. Identifikasi Masalah, Perencanaan lokasi kesehatan pada penelitian ini menggunakan data kuantitatif, data diperoleh dari masterplan Kota Salatiga yaitu data luas wilayah dan jumlah penduduk kelurahan. Data tersebut diolah menggunakan konsep overlay untuk mendapatkan lokasi strategis penentuan lokasi kesehatan. Perumusan Masalah, Perumusan masalah pada penelitian kali ini adalah bagaimana menganalisis dan merancang tata ruang kota bagian fasilitas kesehatan dengan memanfaatkan sistem informasi geografis berbasis web di Kota Salatiga.

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Penelusuran Pustaka

Rancangan Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Penyimpulan Hasil

Page 13: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

5

Penelusuran Pustaka, Pustaka yang didapat untuk penelitian ini adalah yakni “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga. Penelitian yang dilakukan membahas mengenai pemetaan fasilitas kesehatan, jadi penelitian ini lebih kepada sistem yang memetakan fasilitas kesehatan secara kontekstual [3]. Penelitian lainnya adalah“Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Penyakit Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur” dimana penelitian ini juga membahas mengenai pemetaan secara kontekstual daerah-daerah lokasi malaria dengan bantuan sistem informasi geografi dalam program visual basic 6.0, dengan sistem ini para pengguna dapat mengetahui informasi mengenai penyebaran penyakit malaria di dinas kesehatan kabupaten Sumba Timur pada sebuah aplikasi desktop menggunakan visual basic tersebut [4]. Rancangan Penelitian, Penelitian ini menganalisis penentuan lokasi kesehatan Kota Salatiga berdasarkan masterplan kesehatan dan menganalisis penentuan lokasi kesehatan menggunakan faktor luas daerah dan jumlah penduduk [2]. Pengumpulan Data, Data-data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif mengenai jumlah penduduk dan luas wilayah kota Salatiga yang didapatkan dari masterplan kesehatan kota Salatiga[1]. Pengolahan Data, Data luas daerah dan jumlah penduduk diubah menjadi bentuk data spasial. Kemudian data tersebut diolah menggunakan standar penentuan lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil, Analisis penentuan lokasi kesehatan berdasarkan masterplan kesehatan dan Analisis penentuan lokasi kesehatan menggunakan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk [2].

Perancangan proses dalam penelitian ini, dilakukan menggunakan diagram-diagram Unified Modelling Language (UML). Gambar 2 menunjukkan Use case diagram dari sistem informasi analisis persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga, dimana terdapat 2 (dua) aktor yakni admin dan user, dimana hak akses yang diperbolehkan untuk admin, yang membedakannya dengan user adalah admin dapat mengelola data seperti data peta Salatiga, data peta persebaran fasilitas kesehatan dan data peta analisis persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga dimana mengelola data di sini adalah edit dan hapus data, admin tidak dapat menambah data karena data di sini akan sesuai dengan keberadaan geografis dari peta, sedangkan user hanya dapat melihat informasi Salatiga, melihat peta Salatiga, melihat peta persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga dan melihat peta hasil analisis persebaran kesehatan kota Salatiga.

Page 14: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

6

edit data peta salatigaedit data persebaran

mengelola data peta salatigamengelola data peta

persebaran kesehatan k...

<<extend>>

Admin

Melihat informasi salatiga

Melihat Peta Salatiga

Melihat Peta Persebaran kesehatan Kota Salatiga

Melihat peta hasil analis is persebaran kesehatan

User

<<extend>>

Gambar 2. Use Case Diagram

Gambar 3 menunjukkan class diagram dari sistem informasi analisis persebaran fakultas kesehatan dimana Peta Salatiga akan menghasilkan peta persebaran fasilitas kesehatan dan berelasi one to one karena satu peta akan menghasilkan satu peta, untuk satu peta Salatiga akan menghasilkan satu peta persebaran fasilitas kesehatan di kota Salatiga dan juga dari 1 (satu) peta persebaran fasilitas kesehatan tentu akan menghasilkan 1 (satu) peta analisis persebaran fasilitas kesehatan kota Salatiga dengan relasi one to one, sedangkan pada class diagram mengelola data peta salatiga dan mengelola data persebaran kesehatan kota Salatiga, masing-masing memiliki relasi one to one karena setiap admin mengelola data pasti akan mengelola data satu persatu.

Page 15: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

7

Melihat Peta Analisis

setCriteria()

edit data peta Salatiga

editData()

Melihat Peta Salatiga(B)

setCriteria()

Mengelola Data Peta Salatga

setKodeKecamatan()setKodeKelurahan()SetNamaKecamatan()setNamaKelurahan()setLuasWilayah()setJumlahPenduduk()

edit data persebaran

editDataPersebaran()

melihat peta Salatiga

getcriteria()11 11

control mengelola data peta salatiga

getCriteria()1 11 1

melihat peta analisis

GetDataPeta() 1 11 1

melihat peta Faskes

setCriteria()

Peta SalatigaKodeKecamatanKodeKelurahanNamaKecamatanNamaKelurahanLuasWilayahJumlahPenduduk

ViewPetaSalatiga()addDataPetaSalatiga()editDataPetaSalatiga()deleteDataPetaSalatiga()

1..*

0..1

1..*

0..1

1 11 1

peta analisiskodeKecamatanKodeKelurahanNamaFasilitasKesehatan

viewPetaAnalisis()addDataAnalisis()editDataAnalisis()DeleteDataAnalisis()

1..* 0..11..* 0..1

melihat peta f asKes Salatiga

getCriteria()

1

1

1

1

mengelola data persebaran

setKodeKecamatan()setKodeKelurahan()setNamaFasilitasKesehatan()setAlamat()setJumlah()setInformasiKesehatan()

peta f asKes SalatigaKodeKecamatanKodeKelurahanNamaFasilitasKesehatanAlamatJumlahInformasiKesehatan

viewPetaFasKes()addDataPetaFaskes()editDataPetaFasKes()deleteDataPetaFaskes()

1

1

1

1

11 110..*0..1 0..*0..1

control mengelola data persebaran

11 11

1

1

1

1

Gambar 3. Class Diagram

Perancangan Analisis Salatiga memiliki 4 (empat) kecamatan dengan 22 kelurahan dimana dari

22 kelurahan tersebut memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah masing-masing tiap kelurahan tersebut, dimana Sidorejo memiliki kelurahan Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, Kauman Kidul dan Pulutan, untuk kecamatan Tingkir memiliki kelurahan Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Tingkir Tengah, kecamatan Noborejo memiliki kelurahan Noborejo, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir dan Cebongan sedangkan untuk kecamatan Sidomukti memiliki kelurahan Kecandran, Dukuh, Mangunsari dan Kalicacing.

Pada masterplan kesehatan Kota Salatiga, jumlah fasilitas setiap kecamatan diberikan bobot IS, kemudian dihitung lebar interval dan panjang interval. Setelah didapat lebar dan panjang interval akan ditentukan orde interval.

Pada perencanaan lokasi kesehatan menggunakan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk [1]. Penelitian ini akan mengklasifikasikan luas wilayah dan jumlah penduduk untuk mendapatkan kelurahan yang membutuhkan fasilitas kesehatan menggunakan teknik overlay.

Faktor pertama, jumlah penduduk menghasilkan jumlah fasilitas ideal yang dibutuhkan di setiap kelurahan, hasil tersebut dikurangi dengan jumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki di setiap kelurahan tersebut, selanjutnya menggunakan equal interval untuk mengklasifikasikan hasil tersebut, yaitu fasilitas 0-1 adalah rendah, 2-3 sedang dan 4-5 tinggi.

Page 16: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

8

Faktor kedua, luas wilayah diklasifikasikan menggunakan equal interval dan menghasilkan 68.9 ha-255.6 ha adalah klasifikasi rendah, 255.7-442.3 adalah klasifikasi sedang, dan 442.4-629 ha adalah klasifikasi tinggi. Pada data spasial dari kedua faktor dilakukan teknik overlay. Hasil yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan tata ruang. Dimana jumlah penduduk memiliki bobot lebih besar daripada luas wilayah, sehingga prioritas utama bagi penentuan lokasi kesehatan adalah jumlah penduduk [2]. 4. Hasil dan Pembahasan

Implementasi halaman tata ruang fasilitas kesehatan akan menampilkan peta kelurahan kota Salatiga dengan rencana tata ruang fasilitas kesehatan milik BAPPEDA kota Salatiga, dimana perkembangan tata ruang fasilitas kesehatan kota Salatiga sesuai dengan BAPPEDA kota Salatiga terbagi dalam beberapa kecamatan yakni Mangunsari, Sidorejo Lor, Kutowinangun, Sidorejo Kidul, Cebongan. Gambar 4 menunjukkan implementasi halaman tata ruang fasilitas kesehatan, dimana terlihat dari faktor lokasi yakni 131 fasilitas kesehatan dari Sidorejo Lor, 133 Tingkir, 102 Argomulyo dan 128 Sidomukti lalu diberikan bobot masing-masing untuk tiap fasilitas yang ada pada fasilitas kesehatan, sehingga didapatkan Sidorejo memiliki bobot 309.165, Tingkir 214.348, Argomulyo 197.693, dan Sidomukti 378.794.

Untuk mengetahui banyaknya kelas interval digunakan Rumus 1, yang dijelaskan sebagai berikut, 1+3.3 log 4 (jumlah kecamatan) = 2.987 3, sehingga diketahui banyaknya kelas interval adalah 3.

Untuk mengetahui panjang interval digunakan Rumus 2, yang dijelaskan sebagai berikut, (378.794-197.693)/3 = 181.101/3 = 60.367.

Setelah mengetahui panjang interval kemudian dibagi menjadi 3 (tiga) orde dari orde yang tertinggi ke terendah dengan panjang 60.367 yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Hirarki Orde [1]

Orde Perhitungan Orde 1 318.427-378.794 Orde 2 258.06-318.427 Orde 3 197.693-258.06

Hasil orde tersebut dicocokkan dengan bobot IS pada tiap kecamatan

seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Pembagian Hirarki Kecamatan Berdasarkan Interval Orde di Kota Salatiga[1] Kecamatan Bobot IS Kelas Interval Hirarki Sidorejo 390.165 258.06-318.427 2 Tingkir 214.348 197.693-258.06 3 Argomulyo 197.693 197.693-258.06 3 Sidomukti 378.794 318.427-378.794 1

Page 17: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

9

Berdasarkan data pada Tabel 4 didapatkan bahwa kecamatan Sidomukti dan Sidorejo, masing-masing berada pada hirarki pusat pelayanan kesehatan 1 dan 2, untuk hasil penyebaran fasilitas kesehatan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Implementasi Halaman Tata Ruang Fasilitas Kesehatan

Implementasi Halaman Analisis Tata Ruang Fasilitas Kesehatan Tabel jumlah penduduk dan luas wilayah menunjukkan jumlah penduduk dan luas wilayah dari masing-masing kelurahan, yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah per Kelurahan Kota Salatiga Kelurahan Luas Wilayah(ha) Jumlah Penduduk Blotongan 423.80 10367 Sidorejo Lor 271.60 12622 Salatiga 202.00 16385 Bugel 294.37 2823 Kauman Kidul 195.85 3777 Pulutan 237.10 3709 Kutowinangun 293.75 20518 Gendongan 68.90 5373 Sidorejo Kidul 277.50 5239 Kalibening 99.60 1642 Tingkir Lor 177.30 4758 Tingkir Tengah 137.80 4422 Noborejo 332.20 5068 Ledok 187.33 10578 Tegalrejo 188.43 10351 Kumpulrejo 629.03 7238 Randuacir 377.60 4580 Cebongan 138.10 4001 Kecandran 399.20 4959 Dukuh 377.15 9786 Mangunsari 290.77 14968 Kalicacing 78.73 6860

Tabel 5 menunjukkan tabel luas wilayah dan jumlah penduduk dimana di dalam peta akan dilakukan overlay dari tabel jumlah penduduk dan tabel luas wilayah, dimana terlebih dahulu menghitung jumlah fasilitas kesehatan yang dibutuhkan oleh tiap kelurahan, jika 1 (satu) fasilitas kesehatan dapat menangani 3000 jiwa jadi tiap jumlah penduduk akan dibagi 3000 sehingga dihasilkan kebutuhan fasilitas tiap kelurahan yang ditunjukkan pada Tabel 6.

Page 18: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

10

Tabel 6. Tabel Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Berdasarkan Jumlah Penduduk Kelurahan Jumlah Penduduk Kebutuhan Fasilitas

Blotongan 10367 3 Sidorejo Lor 12622 4 Salatiga 16385 5 Bugel 2823 1 Kauman Kidul 3777 1 Pulutan 3709 1 Kutowinangun 20518 7 Gendongan 5373 2 Sidorejo Kidul 5239 1 Kalibening 1642 1 Tingkir Lor 4758 2 Tingkir Tengah 4422 1 Noborejo 5068 2 Ledok 10578 4 Tegalrejo 10351 3 Kumpulrejo 7238 2 Randuacir 4580 2 Cebongan 4001 1 Kecandran 4959 2 Dukuh 9786 3 Mangunsari 14968 5 Kalicacing 6860 2

Tabel 6 yang berisikan kebutuhan fasilitas yang didapat dari jumlah

penduduk dibagi dengan 3000, kemudian jumlah fasilitas yang ada akan dikurangi dengan jumlah fasilitas yang ada di tiap kelurahan seperti terlihat pada Tabel 8, dan juga dengan klasifikasi dengan equal interval.

Tabel 7. Hasil Klasifikasi Jumlah Penduduk

Kelas Klasifikasi 1 0-1 2 2-3 3 4-5

Berdasarkan data pada Tabel 7, hasil klasifikasi dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu hasil klasifikasi rendah, sedang dan tinggi, sesuai dengan kebutuhan fasilitas yang ditampilkan dengan rumus (5+0)/3, dimana 5 adalah nilai terbesar dari kebutuhan fasilitas, dan 0 adalah nilai terkecil dari kebutuhan fasilitas, sedangkan 3 adalah jumlah kelas klasifikasi yang akan dibuat yakni rendah, sedang, dan tinggi. Hasil klasifikasi berdasarkan kategori dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Klasifikasi Kebutuhan Fasilitas Kelurahan Jumlah

Penduduk Kebutuhan Fasilitas

Jumlah Fasilitas

Kebutuhan Fasilitas- Jumlah Fasilitas

Klasifikasi

Blotongan 10367 3 1 2 Sedang Sidorejo Lor 12622 4 4 0 Rendah Salatiga 16385 5 2 3 Sedang

Page 19: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

11

Bugel 2823 1 0 1 Rendah Kauman Kidul 3777 1 0 1 Rendah Pulutan 3709 1 0 1 Rendah Kutowinangun 20518 7 2 5 Tinggi Gendongan 5373 2 1 1 Rendah Sidorejo Kidul 5239 1 1 0 Rendah Kalibening 1642 1 0 1 Rendah Tingkir Lor 4758 2 0 2 Sedang Tingkir Tengah 4422 1 0 1 Rendah Noborejo 5068 2 1 1 Rendah Ledok 10578 4 3 1 Rendah Tegalrejo 10351 3 3 0 Rendah Kumpulrejo 7238 2 0 2 Sedang Randuacir 4580 2 1 1 Rendah Cebongan 4001 1 1 0 Rendah Kecandran 4959 2 0 2 Sedang Dukuh 9786 3 2 1 Rendah Mangunsari 14968 5 4 1 Rendah Kalicacing 6860 2 1 1 Rendah

Demikian pula dengan luas wilayah akan diklasifikasi sebanyak 3 kelas

yakni rendah, sedang dan tinggi dengan perhitungan (629.03-68.90)/3 yang akan dihasilkan nilai 186.71, hasil dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Klasifikasi Luas Wilayah

Kelurahan Luas Wilayah Klasifikasi Blotongan 423.80 Sedang Sidorejo Lor 271.60 Sedang Salatiga 202.00 Rendah Bugel 294.37 Sedang Kauman Kidul 195.85 Rendah Pulutan 237.10 Rendah Kutowinangun 293.75 Sedang Gendongan 68.90 Rendah Sidorejo Kidul 277.50 Sedang Kalibening 99.60 Rendah Tingkir Lor 177.30 Rendah Tingkir Tengah 137.80 Rendah Noborejo 332.20 Sedang Ledok 187.33 Rendah Tegalrejo 188.43 Rendah Kumpulrejo 629.03 Tinggi Randuacir 377.60 Sedang Cebongan 138.10 Rendah Kecandran 399.20 Sedang Dukuh 377.15 Sedang Mangunsari 290.77 Sedang Kalicacing 78.73 Rendah

Klasifikasi luas wilayah pada Tabel 9, menunjukkan klasifikasi wilayah

dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi, kemudian data pada Tabel 8 dn Tabel 9, antara jumlah penduduk dengan luas wilayah digabung (overlay), maka

Page 20: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

12

didapatkan klasifikasi sesungguhnya dari kebutuhan fasilitas kesehatan dengan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk, yang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Overlay Tabel Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah

Kelurahan Klasifikasi Jumlah Penduduk

Klasifikasi Luas Wilayah

Klasifikasi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Blotongan Sedang Sedang Membutuhkan Sidorejo Lor Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Salatiga Sedang Rendah Tidak Membutuhkan Bugel Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Kauman Kidul Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Pulutan Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Kutowinangun Tinggi Sedang Membutuhkan Gendongan Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Sidorejo Kidul Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Kalibening Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Tingkir Lor Sedang Rendah Tidak Membutuhkan Tingkir Tengah Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Noborejo Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Ledok Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Tegalrejo Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Kumpulrejo Sedang Sedang Membutuhkan Randuacir Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Cebongan Rendah Rendah Tidak Membutuhkan Kecandran Sedang Sedang Membutuhkan Dukuh Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Mangunsari Rendah Sedang Tidak Membutuhkan Kalicacing Rendah Rendah Tidak Membutuhkan

Berdasarkan data pada Tabel 10, ditentukan hasil klasifikasi yang

dibutuhkan atau tidak, dengan rumus sebagai berikut : If((kebutuhan_fasilitas=”tinggi”) and (luas=”tinggi”)) then “Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”tinggi”) and (luas=”sedang”)) then “Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”tinggi”) and (luas=”rendah”)) then “tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”sedang”) and (luas=”tinggi”)) then “Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”sedang”) and (luas=”sedang”)) then “Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”sedang”) and (luas=”rendah”)) then “Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”rendah”) and (luas=”tinggi”)) then “Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end

Page 21: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

13

Else If((kebutuhan_fasilitas=”rendah”) and (luas=”sedang”)) then “Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan” end Else If((kebutuhan_fasilitas=”rendah”) and (luas=”rendah”)) then “ Tidak Membutuhkan Fasilitas Kesehatan”

Berdasarkan penentuan klasifikasi tersebut disimpulkan bahwa 4 (empat) kelurahan membutuhkan fasilitas kesehatan yakni Blotongan (Sidorejo), Kumpulrejo (Argomulyo), Kecandran (Sidomukti), Kutowinangun (Tingkir), dan hasil tersebut ditunjukkan dalam bentuk peta pada Gambar 5. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa daerah yang berwarna coklat tua merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk tinggi dan luas wilayah sedang, karena dari kebutuhan fasilitas, kebutuhan dari kelurahan tersebut berkisar antara 4-5, dan setelah dibandingkan dengan perhitungan data kuantitatif yang ada, data pada tiap kelurahan tersebut membutuhkan 5 (lima) fasilitas, sedangkan daerah yang berwarna coklat muda adalah daerah dengan luas wilayah sedang dan jumlah penduduk sedang, dan dari kebutuhan fasilitas kesehatan yang didapatkan berkisar antara 2-3 yakni klasifikasi sedang, setelah dibandingkan dengan perhitungan data kuantitatif yang ada, kelurahan tersebut membutuhkan 2 (dua) fasilitas kesehatan.

Gambar 5. Implementasi Halaman Analisis Tata Ruang Fasilitas Kesehatan

Gambar 5 menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) kelurahan yang

membutuhkan fasilitas kesehatan dilihat dari faktor-faktor, yakni kelurahan Kutowinangun dengan jumlah penduduk yang tinggi dan luas wilayah yang sedang, serta Blotongan, Kecandran dan Kumpulrejo yang memiliki luas wilayah sedang dan jumlah penduduk sedang. Pada Gambar 5, untuk daerah Kutowinangun ditandai dengan warna coklat tua, dan daerah Blotongan, Kecandran dan kumpul Rejo ditandai dengan warna coklat muda.

Page 22: Analisis dan Perancangan Tata Ruang Kota Bagian Fasilitas ......lokasi [1]. Data spasial tersebut diolah menggunakan teknik overlay untuk selanjutnya dilakukan query. Penyimpulan Hasil,

14

5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, yang dilakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut, 1) Variabel-variabel yang digunakan untuk menentukan keberadaan fasilitas kesehatan antara lain jumlah penduduk, luas wilayah yang ada di kota Salatiga (masterplan kesehatan kota Salatiga); dan 2) Penelitian ini menjadi alternatif keputusan dalam pengambilan keputusan perancangan pembangunan fasilitas kesehatan kota Salatiga kedepannya dengan memperhatikan faktor luas wilayah dan jumlah penduduk dimana terdapat 4 (empat) kelurahan yang memerlukan fasilitas kesehatan ditandai dengan luas wilayah yang termasuk klasifikasi sedang dan jumlah penduduk tinggi serta luas wilayah sedang dan jumlah penduduk sedang. Saran untuk penelitian ke depan adalah analisis bisa dikembangkan dengan penyebaran rumah sakit, puskesmas dan fasilitas kesehatan lain secara khusus.

6. Daftar Pustaka [1]. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Salatiga.

2010. Masterplan Kesehatan Kota Salatiga 2010-2010. [2]. Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang Kota. Graha Ilmu : Yogyakarta [3]. Kurnianto. 2009. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk

Pemetaan Lokasi Sarana Kesehatan Berbasis Web di Kota Salatiga, Skripsi: Fakultas Teknologi Informasi, UKSW, Salatiga.

[4]. Tototana, Aldian Umbu. 2011. Perancangan Sistem Informasi Geografis Penyebaran Penyakit Malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Skripsi: Fakultas Teknologi Informasi, UKSW, Salatiga.

[5]. Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika : Bandung

[6]. Prahasta, Eddy. 2006. Sistem Informasi Geografis: Membangun Aplikasi Web-Based GIS dengan MapServer. Penerbit Informatika : Bandung

[7]. Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Infomasi: Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.