analisis dana dekonsentrasi dan dana apbd sektor pendidikan di

39
ANALISIS DANA DEKONSENTRASI DAN DANA APBD SEKTOR PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2003-2011 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh : LEO HENDRA PERMANA NIM. C2B008086 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Upload: phamdang

Post on 24-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ANALISIS DANA DEKONSENTRASI DAN

DANA APBD SEKTOR PENDIDIKAN DI

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2003-2011

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

LEO HENDRA PERMANA

NIM. C2B008086

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Leo Hendra Permana

Nomor Induk Mahasiswa : C2B008086

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/IESP

Judul Skripsi : “ANALISIS DANA DEKONSENTRASI

DAN DANA APBD SEKTOR

PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA

TENGAH TAHUN 2003-2011”

Dosen Pembimbing : Evi Yulia Purwanti, S.E, M.Si

Semarang, 02 Juli 2013

Dosen Pembimbing,

(Evi Yulia Purwanti, S.E, M.Si)

NIP. 197107251997022001

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Leo Hendra Permana

Nomor Induk Mahasiswa : C2B008086

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / IESP

Judul Skripsi : “ANALISIS DANA DEKONSENTRASI

DAN DANA APBD SEKTOR

PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA

TENGAH TAHUN 2003-2011”

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal …………………..2013

Tim Penguji,

1. Evi Yulia Purwanti, S.E., M.Si ( )

2. Prof. Dr. Miyasto., SU ( )

3. Dr. Nugroho SBM., M.SP ( )

Mengetahui,

Pembantu Dekan I

( Anis Chariri, M.Com., Ph.D)

NIP. 196708091992031001

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Leo Hendra Permana menyatakan

bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS DANA DEKONSENTRASI DAN

DANA APBD SEKTOR PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2003-2011, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya

akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang

lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di

atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain

seolaholah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah

diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 02 Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

( Leo Hendra Permana)

NIM. C2B008086

v

ABSTRAK

Dana Dekonsentrasi merupakan dana bantuan dari pemerintah pusat kepada

daerah untuk membantu peningkatan program-program pemerintah daerah yang

masih menjadi perhatian pemerintah pusat yaitu pendidikan, kesehatan,

infrastruktur, dan lain-lain. Dana dekonsentrasi merupakan bagian dari

pengeluaran pemerintah pusat, dimana dana dekonsentrasi terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang, dan bantuan sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alokasi dana dekonsentrasi dan

membuktikan secara empiris perbedaan dengan adanya dana dekonsentrasi dan

dana APBD terhadap angka putus sekolah di Provinsi Jawa Tengah. Kajian dari

penelitian ini menggunakan data kuantitatif, dengan jenis time series data. Data

time series yang digunakan mulai periode 2003-2011. Alat analisis yang

digunakan adalah uji beda, untuk melihat perbedaan adanya dana dekonsentrasi

dan tidak adanya dana dekonsentrasi dengan dana APBD untuk pendidikan dan

perkembangan pendidikan dari tahun ke tahun.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dana dekonsentrasi dialokasikan ke

pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan usia dini. Alokasi yang

terbesar pada pendidikan dasar sekitar 90%, hasil uji beda menunjukkan bahwa

adanya dana dekonsentrasi atau tidak adanya dana dekonsentrasi tidak memiliki

perbedaan dengan dana APBD terhadap angka putus sekolah di Provinsi Jawa

Tengah.

Kata kunci : Dana Dekonsentrasi, APBD, Angka Putus Sekolah, Jawa Tengah

vi

ABSTRACT

Deconcentration a grant from central government to the regions to help increase

local government programs are still a central concern: education, health,

infrastructure, and others. Deconcentration fund is part of central government

expenditure, which consists deconcentration of personnel expenditure, spending

on goods, and social assistance.

This study aims to analyze the allocation of deconcentration and demonstrate

empirically difference deconcentration funds and funds from the budget of the

school dropout rate in the province of Central Java. Study of this research uses

quantitative data, the type of time series data. Time series data are used from the

period 2003-2011. Analysis tools used are different test, to see the difference in

the concentration funds and the absence of deconcentration funds with funds from

the budget for education and educational development from year to year.

Results of the study showed that the concentration funds allocated to primary

education, secondary education, early childhood education. The largest

allocations to basic education about 90%, different test results indicate that the

presence or absence of deconcentration deconcentration has no difference with

funds from the province expenditure of the school dropout rate in the province of

Central Java.

Keywords: Deconcentration, Province expenditure, Dropouts education, Central

java

vii

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,

perlindungan dan syukur sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ANALISIS DANA DEKONSENTRASI DAN DANA

APBD SEKTOR PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

2003-2011” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang Sarjana Strata

1 (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Semarang.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak dukungan dari

berbagai pihak, baik berupa dukungan doa, semangat, material, maupun spiritual.

Oleh karena itu, terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Muhamad Nasir, M.Si, Akt., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

2. Dr. Hadi Sasana, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Universitas Diponegoro Semarang.

3. Ibu Johanna Maria Kodoatie SE.,MEc.,PhD selaku dosen pembimbing I

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, serta arahan

kepada penulis.

4. Ibu Ibu Evi Yulia Purwanti, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu disela kesibukan, serta telah sabar

memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan kepada penulis selama

proses penelitian ini.

5. Ibu Dra. Tri Wahyu Rejekiningsih, M. Si selaku dosen wali mahasiswa

Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan angkatan 2008 Reg II.

viii

6. Keluargaku, papah, mamah, kakak, dan Margaretha Ega Rindu untuk

dorongan dan perhatian yang tidak pernah habis serta doa yang tidak

pernah putus.

7. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai

harganya selama belajar di Jurusan IESP Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro Semarang.

8. Bapak Jasman dan Bapak Kia Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

9. Teman-teman Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

angkatan 2008 Reg II : Muji, Ketut, Tito, Andi, Ocy, Isty, Wanti, Haniz,

Hera, Andika, Rekha, Iqbal, Bawang, Ryan, Gerhard, Berlian, Philip,

Adelino, Yanuar. Terimakasih sudah banyak membantu, meluangkan

waktu, memberikan masukan, kritik, dan saran yang sangat berarti bagi

penulis.

10. Teman-teman Team 1 KKN 2012 Desa Paren, terimakasih atas doa dan

semangatnya.

11. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

yang juga ikut serta memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis.

Akhirnya dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan

pihak yang membutuhkan.

Semarang, 02 Juli 2013

Penulis,

Leo Hendra Permana

ix

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan

menerimanya.

(Matius 21:22)

Berikan yang terbaik untuk diri sendiri, kedua orang tua dan orang lain.

Hidup adalah sebuah proses, hidup adalah belajar, tanpa mengenal batas umur dan

tanpa mengenal kata tua.

Jatuh dalam keadaan apapun berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi,

dalam sebuah proses pasti ada halangan.

Never Give Up

Buah karya ini kupersembahkan untuk:

• Kedua Orang Tua

• Kepada Sahabat-Sahabat

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ . iii

PERNYATAAN ORISINILITAS ....................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ . xv

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 13

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 15

1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 18

2.1 Landasan Teori ............................................................................ 18

2.1.1 Pengeluaran Pemerintah ....................................................... 18

2.1.2 Teori Pengeluaran Pemerintah ............................................. 21

2.1.2.1 Kebijakan Fiskal ..................................................... 23

2.1.2.2 Pengeluaran Pemerintah Secara Mikro .................. 25

xi

2.1.2.3 Pengeluaran Pemerintah Secara Makro................... 26

2.1.3 Gambaran Umum APBD ...................................................... 29

2.1.4 Gambaran Umum APBN ...................................................... 36

2.1.5 Anggaran Daerah ................................................................... 37

2.1.6 Pengertian Dana Dekonsentrasi ............................................ 39

2.1.7 Pendidikan Sebagai Investasi ............................................... 40

2.1.8 Putus Sekolah ....................................................................... 42

2.1.9 Penyebab Putus Sekolah ....................................................... 43

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 45

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 51

2.4 Hipotesis ...................................................................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 55

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................ 55

3.1.1 APBD .................................................................................... 55

3.1.2 Dekonsentrasi ........................................................................ 55

3.1.3 Angka Putus Sekolah ............................................................. 55

3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 56

3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 56

3.4 Metode Analisis ........................................................................... 56

3.4.1 Statistik Deskriptif ................................................................. 57

3.4.2 Uji Normalitas ....................................................................... 57

3.4.2 Uji Beda................................................................................. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 60

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................... 60

4.1.1 Provinsi Jawa Tengah ........................................................... 60

xii

4.2 Statistik Deskriptif ....................................................................... 64

4.3 Dana Dekonsentrasi Terhadap Pendidikan .................................. 65

4.4 Hasil Hipotesis Penelitian ........................................................... 91

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 94

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 94

5.2 Keterbatasan ................................................................................ 96

5.3 Saran ............................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 98

LAMPIRAN – LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Alokasi dana Dekonsentrasi pendidikan di Jawa Tengah ................ 8

Tabel 1.2 Jumlah Siswa Segala Tingkat Pendidikan di Provinsi Jawa Tengah

2007-2011.......................................................................................... 12

Tabel 1.3 Angka Putus Sekolah Dalam Segala Tingkat Pendidikan di Jawa

Tengah 2003-2011 ............................................................................ 12

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................................................... 64

Tabel 4.2 Jumlah Total Dana Dekonsentrasi..................................................... 66

Tabel 4.3 Dana Dekonsentrasi Mengenai Belanja Pegawai ............................. 80

Tabel 4.4 Dana Dekonsentrasi Mengenai Belanja Barang ................................ 83

Tabel 4.5 Dana Dekonsentrasi Mengenai Bantuan Sosial ............................... 86

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov test Antara

Dana Dekonsentrasi dan Dana APBD ........................................... ... 91

Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi antara Dana APBD dan Dana Dekonsentrasi .... . 92

Tabel 4.8 Hasil Uji Wilcoxon Antara Dana APBD dan Dana Dekonsentrasi .. 93

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner ................ 27

Gambar 2.2 Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah .............................. 28

Gambar 4.1 Peta Jawa Tengah ............................................................................ 60

xv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar ........................... 68

Diagram 4.2 Data Dekonsentrasi Program Pendukung Pendidikan Dasar ......... 69

Diagram 4.3 Dana Dekonsentrasi Pendidikan Menengah ................................... 71

Diagram 4.4 Dana Dekonsentrasi Pendidikan Usia Dini .................................... 73

Diagram 4.5 Dana Dekonsentrasi Belanja Pegawai Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah ..................................................................... 76

Diagram 4.6 Belanja Barang Pendidikan Dasar .................................................. 82

Diagram 4.7 Belanja Barang Pendidikan Menengah .......................................... 83

Diagram 4.8 Bantuan Sosial Pendidikan Dasar .................................................. 86

Diagram 4.9 Bantuan Sosial Pendidikan Menengah ........................................... 87

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Share Dana Dekonasentrasi ............................................................... 73

Grafik 4.2 Share Belanja Barang Dana Dekonsentrasi ....................................... 82

Grafik 4.3 Share Bantuan Sosial Dana Dekonasentrasi ...................................... 89

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di ASIA,

mempunyai keanekaragaman suku, budaya, agama, dan bahasa yang semua

dilandaskan pada asas bangsa Indonesia yaitu Pancasila. UUD 1945 merupakan

landasan pemerintah dalam mengatur kegiatan pemerintah dan untuk pengambilan

keputusan kebijakan. Sistem pemerintahan yang digunakan pada masa orde baru

merupakan sistem pemerintahan sentralistik. Pada saat itu pemerintah sedang

dilanda oleh konflik krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada saat itu diyakini

dengan sistem pemerintahan sentralistik akan dapat menangulangi keadaan dan

dengan dukungan pihak militer.

Sistem pemerintahan sentralistik adalah semua urusan pemerintah dikelola

oleh pemerintah pusat tanpa ada ikut campur dari daerah, walaupun pada saat itu

terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan. Sistem pemerintahan

sentralistik sebenarnya cukup menekan masyarakat. Masyarakat tidak diberikan

ruang untuk berkembang dalam kegiatan apapun dengan alasan untuk memelihara

stabilisasi.

Sistem pemerintahan sentralistik di Indonesia berjalan selama 32 Tahun.

Setelah runtuhnya orde baru muncul gagasan untuk mengubah pemerintahan

sentralistik menjadi desentralistik. Sistem ini mengacu pada pelimpahan

kewenangan ke daerah namun hanya beberapa bidang saja yang diserahkan

kepada daerah dan diatur melalui Undang-Undang.

2

Sejak ditetapkannya Otonomi Daerah atau pelimpahan kewenangan, Pada

tahun 1999 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999

yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagian

urusan pemerintahan telah diserahkan kepada pemerintah daerah dan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 untuk mendanai urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, daerah diberikan dana perimbangan dan/atau hibah dari APBN

dan kewenangan untuk memungut dan mengelola perpajakan daerah (local taxing

power) serta kewenangan untuk melakukan pinjaman. Undang-Undang Nomor 32

tahun 2004, sebagian urusan pemerintahan telah diserahkan kepada pemerintahan

daerah. Urusan utama pemerintahan yang terkait dengan perencanaan,

pembangunan, penyediaan dan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat

telah dilimpahkan kepada pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi untuk

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan karateristik daerah (otonomi daerah).

Sementara pemerintah pusat hanya melaksanakan 6 (enam) urusan pemerintahan

yang bersifat mutlak, yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan fiskal nasional, dan agama, serta beberapa urusan yang tidak

diserahkan kepada daerah. Pemerintah Pusat beranggapan dengan

penyelenggaraan Otonomi Daerah tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan

tanggung jawab daerah dalam pembangunan perekonomian daerah. Pemerintah

Pusat meyakini secara administratif akan mampu meningkatkan kemampuan

daerah dalam hal perencanaan dan mengambil keputusan tentang

3

pertanggungjawaban publik yang tercantum pada Undang-Undang 32 Tahun

2004.

Bidang-bidang yang tercantum pada Undang-Undang tersebut tidak mudah

untuk diatasi terutama bidang-bidang publik yang mungkin akan membutuhkan

biaya yang tinggi seperti halnya di bidang pendidikan, pekerjaan umum dan

kesehatan yang bidang-bidang tersebut selalu dibutuhkan masyarakat umum.

Bidang yang penting untuk membuat kemajuan setiap daerah adalah bidang

pendidikan, dikarenakan sangat penting untuk SDM yang baik dalam

melaksanakan kegiatan apapun sehingga dapat mengikuti perkembangan setiap

tahun.

Undang-Undang 33 Tahun 2004, Sistem pendanaan atas urusan

pemerintahan di daerah dilaksanakan berdasar prinsip (money follow functions),

pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung

jawab masing-masing tingkat pemerintahan. Pembagian keuangan antara

Pemerintah dan Pemerintahan Daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan

transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, karena

pemerintahan pada hakikatnya harus melaksanakan tiga fungsi utama yakni fungsi

distribusi, fungsi stabilisasi, dan fungsi alokasi.

Pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal

31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak untuk

mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara

optimal. Dalam upaya untuk melaksanakan amanat tersebut Pemerintah telah

mengeluarkan kebijakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

4

Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sistem

pendidikan di Indonesia .

Visi Pendidikan Nasional adalah mewujudkan system pendidikan yang kuat

dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar

berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

menjawab segala tantangan zaman yang selalu berubah. Adapun langkah-langkah

kebijakan yang diambil Pemerintah dalam mewujudkan visi tersebut antara lain

(KEMENDIKNAS):

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Meningkatkan mutu pendidikan yang mempunyai daya saing tingkat

nasional, regional maupun internasional.

3. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan

tantangan global.

4. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh

sejak usia dini, mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.

5. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas Lembaga Pendidikan.

6. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

5

Searah dengan tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah melakukan

langkah-langkah reformasi atau menyempurnakan sistem pendidikan yang

meliputi (KEMENDIKNAS):

1) Penyelenggaraan pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses pembudayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, dimana dalam proses

tersebut harus ada pendidikan yang memberikan keteladanan dan mampu

membangun kemauan serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta

didik, Sehingga terjadi pergeseran paradigma proses pendidikan dari

paradigma pengajaran ke-paradigma pembelajaran. Paradigma pengajaran

yang menitikberatkan peran pendidik dalam menstranformasi pengetahuan

bergeser keparadigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya.

2) Perubahan pandangan tentang peran manusia dari paradigma manusia

sebagai sumberdya pembangunan menjadi paradigma manusia sebagai

subyek pembangunan secara utuh. Dalam rangka mewujudkan cita-cita

pendidikan nasional, sampai saat ini Pemerintah masih dihadapakan dengan

berbagai permasalahan, baik permasalahan yang bersifat internal maupun

eksternal, seperti tingkat kualitas pendidik yang belum memenuhi standar

mutu, sarana dan prasarana sekolah yang masih kurang memadai serta

terbatasnya anggaran pendidikan yang disediakan oleh pemerintah, selain

factor internal tantangan yang paling berat bagi bangsa Indonesia pada era

globalisasi pada abat ke- 21 ini adalah bagaimana menyiapkan Sumber

Daya Manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing. Hanya dengan

6

bermodalkan manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing suatu bangsa

akan mampu bermitra dan berkompetisi pada tataran global. Pada hal kita

tahu bahwa gambaran umum mutu Sumber Daya Manusia Indonesia

sebagaimana dilaporkan oleh UNDP setiap tahun menunjukkan tingkat

pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia ternyata masih

memprihatinkan, demikian juga peringkat Indeks Pertumbuhan Daya saing

Indonesia masih sangat rendah belum sesuai yang kita harapkan, kondisi ini

adalah sebuah realitas yang menjadi isyarat bahwa pemerintah dan

masyarakat Indonesia harus bekerja keras secara terus menerus dan

konsisten meningkatkan mutu pendidikan manusia dengan menempatkan

pendidikan sebagai salah satu wahana dalam pembangunan manusia

Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya saing ( Abdul Kadir Karding,

2008).

Pada kenyataannya Pemerintah Daerah tidak dapat mengelola sendiri

bidang-bidang tersebut terutama pada bidang pendidikan. Pembenahan bidang

pendidikan memang perlu biaya yang cukup tinggi apalagi pada tingkat Provinsi,

yang memiliki beberapa kota/kabupaten dengan pendapatan daerah berbeda-beda.

Sehingga masih memerlukan bantuan pemerintah pusat untuk membantu dalam

dana pendidikan di setiap daerah yang masih kurang dalam menangani bidang

pendidikan.

Tujuan pemerintah pusat tentang sekolah wajib 9 tahun tersebut memang

sangat perlu untuk memberi pengarahan kepada masyarakat bahwa pendidikan

sangat penting dalam kehidupan dan pembangunan daerah. Sehingga pemerintah

7

pusat memberikan perhatian terhadap pendidikan walaupun pemerintah daerah

sudah diberi kewenangan Otonomi Daerah. Namun pemerintah pusat tetap

membantu dengan dana APBN yang dikeluarkan untuk membantu bidang-bidang

publik yang sekiranya pemerintah daerah tidak dapat melakukan pengembangan

dengan dana APBD. Dana yang dikeluarkan pemerintah pusat tersebut antara lain

dana dekonsentrasi terutama dibidang pendidikan.

Dana dekonsentrasi dikeluarkan oleh pemerintah pusat namun semua

kegiatan tidak dilakukan oleh pemerintah pusat kewenangan pengaturan dan

pengelolaan semuanya dilimpahkan kepada pemerintah daerah Provinsi Jawa

Tengah sepenuhnya melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang

menangani tentang bidang pendidikan. Namun untuk semua kegiatan tentang

pelaporan dana dekonsentrasi tetap dilaporkan pemerintah pusat untuk

mengetahui perkembangan apa yang sudah terjadi pada daerah.

Pada Provinsi Jawa Tengah dana dekonsentrasi dikelola dan disalurkan

melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah semua kegiatan, penyaluran dan

laporan semua dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Dana

dekonsentrasi pendidikan di provinsi Jawa Tengah untuk membantu non fisik

(beasiswa siswa kurang mampu, pelatihan pendidik) selain membantu non fisik

alokasi dana dekonsentrasi apakah tersalur dengan lancar dan untuk kegiatan

apasaja sebab tidak diketahui alokasi dana dekonsentrasi untuk apasaja dan ada

perbedaan atau tidak dengan sebelum adanya dana dekonsentrasi dengan sesudah

adanya dana dekonsentrasi. Dana dekonsentrasi untuk membantu perkembangan

8

mutu pada pendidikan di Jawa Tengah. Semua kegiatan dana dekonsentrasi dapat

dilihat pada tabel 1.1 Jumlah Total Dana Dekonsentrasi.

Dalam tabel dapat dilihat semua program yang dilakukan oleh Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan mutu pada pendidikan.

Dalam tabel dapat dilihat saluran dana dekonsentrasi dibagi menjadi 3 bagian

yaitu 1. Pendidikan Dasar; 2. Pendidikan Menengah; 3. Pendidikan Usia Dini,

setelah pembagian tersebut baru ada program ditentukan untuk meningkatkan

mutu pada masing-masing tingkat pendidikan tersebut.

9

Tabel 1.1

Alokasi Dana Dekonsentrasi Sektor Pendidikan di Jawa Tengah 2007-2011

2007 2008 Growth 2009 Growth 2010 Growth 2011 Growth

A Pendidikan Dasar 1.570.200.009.000 2.234.906.939.000 42% 2.198.043.867.000 -2% 2.056.254.853.000 -6% 1.127.190.370.000 -45%

beasiswa opersional sekolah 1.367.547.813.000 1.327.724.117.000 -3% 2.023.876.774.000 52% 2.000.188.214.000 -1% 1.058.570.667.000 -47%

perluasan dan peningkatan mutu SMP 86.597.507.000 32.626.788.000 -62% 21.108.180.000 -35% 19.441.832.000 -8% 52.036.155.000 168%

perluasan dan peningkatan mutu SD 104.395.800.000 119.614.438.000 15% 19.089.637.000 -84% 1.718.359.000 -91% 512.820.000 -70%

pembangunan SD-SMP satu atap - 13.600.000.000 - 9.904.823.000 -27% - - -

penyediaan beasiswa bagi siswa miskin jenjang SMP - 39.936.960.000 - 58.622.400.000 47% 21.132.100.000 -64% 4.127.000.000 -80%

B Pendidikan Menengah 113.810.397.000 39.261.894.000 -66% 225.053.556.000 473% 181.397.342.000 -19% 388.448.348.000 114%

Perluasan Mutu SMA 53.127.359.000 30.681.528.000 -42% 33.128.482.000 8% 21.848.055.000 -34% 19.490.969.000 -11%

Perencanan peningkatan mutu dan evaluasi SMK 60.683.038.000 1.212.528.000 -98% 10.645.688.000 778% 1.243.440.000 -88% 7.940.064.000 539%

beasiswa untuk siswa miskin jenjang dikmen - 84.078.540.000 - 67.861.140.000 -19% 62.907.780.000 -7% 76.406.995.000 21%

rehab. Ruang kelas jenjang pendidikan menengah - 1.012.500.000 - 1.750.000.000 73% - - -

bantuan operasional manajemen Mutu (BOMM) SMA - 3.750.000.000 - 24.652.710.000 557% 33.279.660.000 35% 37.858.865.000 14%

bantuan operasional manajemen Mutu (BOMM) SMK - 35.534.741.000 - 62.845.635.000 77% 62.118.407.000 -1% 28.655.130.000 -54%

C Pendidikan Usia Dini 14.824.772.000 8.513.939.000 -43% 577.197.000 -93% 257.925.000 -55% 141.308.714 -45%

TahunNo Program

Sumber : Dana Dekonsentrasi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah diolah

10

Tabel 1.1 menunjukkan pembagian dana dekonsentrasi diantara

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan usia dini serta program-

program yang disalurkan melalui dana dekonsentrasi. Dana dekonsentrasi untuk

Provinsi Jawa Tengah memang tidak selalu menanjak. Pada tahun 2007-2011

memang ada kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pemberian bantuan

tersebut.

Pada tahun 2007 Dana dekonsentrasi yang dikeluarkan sebesar Rp.

1.570.200.009.000,- untuk semua kegiatan pendidikan dasar, pendidikan

menengah, pendidikan usia dini, pada tahun 2008 terjadi kenaikan yang cukup

tinggi mencapai 42% ( Rp. 2.234.906.939.000,-) dari dana yang didapatkan pada

tahun 2007. Tahun 2009 terjadi penurunan dana dekonsentrasi sebesar Rp.

2.198.043.867.000,- (2%) dari tahun 2008, penurunan tersebut dapat terlihat ada

perubahan pada program yang dilaksanakan pada tahun 2009 memang adanya

penurunan yang cukup pada program perluasan mutu SD. Dengan adanya

penurunan dana dekonsentrasi pada tahun 2009 tidak merubah semua program

yang dilaksanakan memang ada pengurangan pada peningkatan mutu SD namun

pemerintah melihat bahwa lebih penting dialokasikan ke dalam dana BOS

(Beasiswa Operasional Sekolah).

Pada tahun 2010-2011 selalu terjadi penurunan terus menerus terhadap

dana dekonsentrasi Jawa Tengah yang dialokasikan ke sektor pendidikan. Dinas

Pendidikan provinsi Jawa Tengah tetap menjalankan program yang telah

direncanakan dengan lancar walaupun ada penurunan dana dekonsentrasi.

Program yang dilaksanakan pada tabel 1.1 tersebut sesuai dengan kebutuhan atau

11

keadaan yang perlu dikembangkan pada tahun tersebut menurut daerah-daerah

yang membutuhkannya.

Pemerintah sudah berusaha memperbaiki mutu pendidikan melalui dana

dekonsentrasi pada provinsi Jawa Tengah, namun angka putus sekolah masih

tinggi dengan rata-rata 5000 hingga 2000 anak putus sekolah. Dapat dilihat pada

tabel 1.2 walaupun pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan

memberikan bantuan untuk semua kegiatan pendidikan, tetap saja tiap tahun

masih muncul angka putus sekolah yang cukup tinggi.

12

Tabel 1.2

Jumlah Siswa Segala Tingkat Pendidikan di Jawa Tengah 2007-2011

Pendidikan Jumlah Siswa

2007 2008 Growth 2009 Growth 2010 growth 2011 growth

SD 3.024.252 3.110.358 3% 3.297.612 6% 3.250.196 -1% 3.287.127 1%

SMP 1.175.991 1.186.213 1% 1.233.311 4% 1.236.413 0% 1.263.311 2%

SMA 387.268 388.485 0% 389.602 0% 393.246 1% 381.158 -3%

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Tabel 1.3

Angka Putus Sekolah Segala Tingkat Pendidikan di Provinsi Jawa Tengah 2007-2011

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

No Pendidikan 2007 2008 Growth 2009 growth 2010 growth 2011 Growth

1 SD 7.603 7.506 -1% 7.446 -1% 4.658 -37% 5.142 10%

2 SMP 10.214 8.907 -13% 7.944 -11% 6.946 -13% 5.621 -19%

3 SMA 3.260 2.744 -16% 2.321 -15% 2.054 -12% 2.025 -1%

13

Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 menggambarkan bahwa masih banyak terdapat

angka putus sekolah. Pada tahun 2007 terdapat anak putus sekolah sebesar 7.603

anak dan jumlah siswa 3.024.252 anak pada tingkat SD, pada tingkat SMP 10.214

anak dan jumlah siswa 1.175.991 anak, pada tingkat SMA 3.260 anak dan jumlah

siswa 387.158 anak. Dengan melihat tabel tersebut memang sudah ada

perkembangan dengan adanya penurunan angka putus sekolah tiap tahun,

walaupun dengan skala yang tidak begitu besar.

Pada tahun 2008 terjadi penurunan angka putus sekolah, pada tingkat SD

7.506 anak (1%), pada tingkat SMP 8.907 anak (13%), pada tingkat SMA 2.744

(16%), dari jumlah siswa pada tingkat SD 3.110.358 anak, pada tingkat SMP

1.186.213 anak, dan pada tingkat SMA 388.485 anak. Penurunan tersebut juga

selalu terjadi pada tiap tahun yang cukup menggembirakan, sehingga bantuan

tersebut berjalan sesuai rencana apa yang diharapkan pemerintah daerah dan

pemerintah pusat.

Dengan kebijakan pemerintah pusat untuk membantu melalui dana

dekonsentrasi tersebut memang bagus pada bidang pendidikan, memang butuh

proses yang cukup lama untuk menuntaskan semua masalah yang ada pada bidang

pendidikan. Namun pemerintah daerah terutama Jawa Tengah akan tetap berusaha

membantu secara baik untuk meningkatkan mutu dan menuntaskan masalah

pendidikan seperti angka putus sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Pembangunan ekonomi pada suatu daerah dilihat bukan hanya pada

pendapatan pemerintah tetapi juga melihat beberapa aspek yang mempengaruhi

14

pembangunan sehingga bisa tercipta kondisi yang sejahtera pada masyarakat.

Salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan ekonomi dapat dilihat pada

pendidikan.

Pendidikan merupakan sektor penting dalam perkonomian suatu daerah,

dengan mutu pendidikan yang cukup bagus maka secara tidak langsung

pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan baik. Pelaksana kegiatan

perokonomian merupakan masayarakat yang ada pada Provinsi Jawa Tengah.

Karena itu pemerintah memberikan kebijakan dana dekonsentrasi,

sehingga dana dekonsentrasi dialokasikan ke beberapa sektor pada aspek

beasiswa, peningkatan fasilitas sekolah yang memadai dan lain-lain. Dengan

pengadaan tersebut pemerintah berharap untuk memperbaiki mutu dan

mengurangi angka putus sekolah yang selalu terjadi pada setiap tahun.

Studi yang pernah dilakukan bahwa dana dekonsentrasi dapat

meningkatkan sarana prasaranan, membantu dalam pembiayaan, meningkatkan

mutu sekolah terhadap pendidikan selama ini, namun masih saja ada masalah

muncul. Setiap tahun angka putus sekolah mengalami penurunn. Menurut Desi

Dwi Bastias (2010) dalam penelitiannya diungkapkan bahwa pengeluaran

pemerintah memiliki hubungan kuat dengan pertumbuhan ekonomi, terutama

jenis pengeluaran pemerintah yang pencapaian kesejahteraan masayarakat.

Pengeluaran tersebut adalah pengeluaran atas pendidikan, kesehatan dan

infrastruktur. Dalam penelitian yang terdahulu juga menghasilkan kesimpulan

pengaruh pengeluaran pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi tidak konsisten

bisa negatif dan positif.

15

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana alokasi dana dekonsentrasi pada Provinsi Jawa Tengah

pada tahun 2007-2011?

2. Apakah ada pengaruh dana dekonsentrasi dengan angka putus

sekolah pada Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007-2011?

3. Adakah perbedaan sebelum adanya dana dekonsentrasi dan sesudah

adanya dana dekonsentrasi?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian secara umum ingin melihat

perkembangan pendidikan yang terjadi pada Jawa Tengah, namun yang

secara khusus adalah untuk :

1. Menganalisis alokasi dana dekonsentrasi terhadap pendidikan di

Jawa Tengah 2007-2011.

2. Menganalisis pengaruh dana dekonsentrasi dengan angka putus

sekolah di Jawa Tengah pada tahun 2007-2011.

3. Menganalisis perbedaan dengan sebelum adanya dana dekonsentrasi

dengan sesudah adanya dana dekonsentrasi.

1.3.2. Kegunaan

1. Hasil penelitian ini sebagai sumber masukan bagi permerintah Jawa

Tengah dalam pengambilan keputusan peningkatan pendidikan yang

akan datang.

16

2. Dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti yang lain dengan tipe

penelitian sejenis.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa khusunya.

1.4 Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam

pemahaman skripsi ini, maka disusunlah sistematika penulisan dalam penelitian

ini sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang pengeluaran pemerintah dan

dana dekonsnetrasi yang mempengaruhi mutu pendidikan. Selanjutnya

dirumuskan masalah penelitian tentang bagaimana alokasi dan pengaruh dana

dekonsentrasi dan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dengan angka putus

sekolah di seluruh tingkatan pendidikan di Jawa Tengah. Berdasarkan perumusan

masalah tersebut maka dapat dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian. Pada

bagian akhir bab ini akan dijabarkan sistematika penulisan.

BAB II Telaah Pustaka

Bab ini menguraikan tentang teori-teori dan penelitian terdahulu yang

melandasi pengeluaran pemerintah, dana dekonsentrasi, dan putus sekolah.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka akan terbentuk suatu

kerangka pemikiran dan penentuan hipotesis awal yang akan diuji.

17

BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang variabel dan definisi variabel, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data, serta model analisi yang digunakan.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, deskriptif

biografi Jawa Tengah, realisasi dan pertumbuhan dana dekonsentrasi,

pertumbuhan angka putus sekolah dan dilanjutkan dengan analisis data dan

pembahasan.

BAB V Penutup

Bab ini terdiri atas tiga bagian: bagian pertama merupakan kesimpulan

yang diperoleh dari hasil analisis, dan bagian kedua adalah keterbatasan dan

bagian ketiga adalah saran.

55

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1 APBD Untuk Sektor Pendidikan

Anggaran daerah merupakan anggaran yang direncanakan pemerintah

untuk memenuhi kebutuhan anggaran pendidikan pengeluaran pemerintah

sektor pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam periode

tahunan dalam satuan rupiah.

3.1.2 Dekonsentrasi

Dekonsentrasi merupakan pengeluaran pemerintah pusat untuk

menumbuhkan perekonomian dan bidang-bidang lain, ada yang berpendapat

mereka menghubungkan antara perkembangan pengeluaran pemerintah

dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi dengan satuan Rupiah yang

dibedakan antara tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut.

3.1.3 Angka Putus sekolah

Angka Putus Sekolah merupakan petunjuk bahwa masih banyak orang

yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan

banyak faktor yang mempengaruhi. Angka Putus Sekolah juga sebagai

petunjuk bahwa SDM di Provinsi Jawa Tengah masih banyak yang kurang.

Dalam usaha ini pemerintah melakukan perbaikan dalam sektor pendidikan

terutama mengurangi angka putus sekolah yang masih tinggi.

56

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersumber dari Dinas Pendidikan provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat

Statistik, Kemenkeu, BPKP, BAPPENAS yaitu:

a. Dana dekonsentrasi Jawa Tengah tahun 2007-2011.

b. APBD Jawa Tengah sektor Pendidikan pada tahun 2003-2011.

c. Angka putus sekolah di semua sektor pendidikan mulai dari SD, SMP,

SMA yang terdapat di Jawa Tengah 2003-2011.

d. Undang-undang pengeluaran pemerintah yang mengatur dalam semua

kegiatan pemerintah daerah .

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui studi

pustaka. Studi pustaka merupakan tekhnik untuk mendapatkan informasi

melalui catatan, literatur, dokumentasi dan lain-lain yang relevan dengan

penelitian ini. Data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi dari Dinas

Pendidikan Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, dan Bappenas.

Data yang diperoleh dalam bentuk tahunan untuk masing-masing variabel.

3.4 Metode Analisis

Metode analisis data meliputi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

Analisis kualitatif, digunakan untuk menilai objek penelitian berdasarkan sifat

57

tertentu dimana dalam penilaian sifat dinyatakan tidak dalam angka-angka dan

digunakan untuk menjelaskan analisis data yang diolah.

Dalam analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji T dependen yang digunakan untuk melihat hubungan antara dana

dekonsentrasi dan dana APBD terhadap angka putus sekolah.

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk mengembangkan atau

menggambarkan profil data penelitian dan mengidentifikasi variabel-variabel

pada setiap hipotesis. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain rata-rata

(mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Variabel yang digunakan

adalah pajak daerah, retribusi daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi

khusus.

3.4.2 Uji Normalitas

Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji T mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji

normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik. Pengujian

normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

58

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titk terbesar di

sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Pada

prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram

dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali, 2006). Uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik

Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov

menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual

terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov

menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual

terdistribusi tidak normal (Ghozali,2006).

Statistik deskriptif bertujuan untuk mengembangkan atau

menggambarkan profil data penelitian dan mengidentifikasi variabel-variabel

pada setiap hipotesis. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain rata-rata

59

(mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Variabel yang digunakan

adalah pajak daerah, retribusi daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi

khusus.

3.4.3 Uji Beda

Untuk pengujian perbedaan mean antara dua kelompok data yang

dependen. Uji ini banyak digunakan untuk penelitian eksperimen.

Syarat/asumsi yang harus dipenuhi:

Data berdistribusi normal atau simetris

Kedua kelompok dependen

Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik untuk variabel

dependen dan dikategorikan dengan hanya dua kelompok untuk

variabel independen

Hipotesis dalam uji beda adalah bila kita menyatakan perbedaan

sebenarnya pada populasi dengan:

Hipotesis = sebelum adanya dana dekonsentrasi – sesudah adanya dana

dekonsentrasi . Maka hipotesis dapat ditulis:

H0 = tidak ada beda angka putus sekolah antara sebelum dan sesudah

adanya dana dekonsentrasi

H1 = ada beda angka putus sekolah antara sebelum dan sesudah

adanya dana dekonsentrasi. Jika probabilitas (p) > 0.05 H0 diterima, jika

probabilitas (p) < 0.05 maka H1 diterima.

60

Dapat dibuktikan dengan rumus uji T :

d

T = -------------------

Sd_d / n

Df = n - 1

D = rata-rata deviasi/selisih nilai sesudah dengan sebelum

SD_d = standar deviasi dari nilai d/selisih sampel 1 dan sampel 2