analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha

104
ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI SKRIPSI WAHDANIA NIM 105711113916 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG

KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI

WAHDANIA

NIM 105711113916

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 2: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

ii

ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG

KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI

WAHDANIA NIM 105711113916

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penyelesaian studi Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 3: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

iii

PERSEMBAHAN

Karya ilmia ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa, semangat dan kasih sayang, untuk keluarga

besarku yang senantiasa memberikan dukungan dan untuk Sahabatku yang selalu memberikan semangat .

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(QS. Ar ra’d:11)

Page 4: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

iv

Page 5: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

v

Page 6: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

vi

Page 7: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “analisis efesiensi

penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh di Desa Kompang

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ” dengan baik. Salawat beserta

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Penelitian

ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya masih

kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun

berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini.

Ucapan terima kasi tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pemabngunan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

viii

5. Abdul Muttalib, SE, MM, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Asdar SE., M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak/Ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama ngikuti kulaih.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Kantor Desa Kompang dan Masyarakat yang telah memberikan izin penelitian

dan mengambil data yang bersangkutan mengenai penelitian ini.

10. Kepada orang tua tercinta terima kasih atas segala doa, motivasi dan kasih

sayang baik secara materi dan non materi kepada penulis sehingga penulis

bisa menyelesaikan Skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ekonomi

Studi Pembangunan Angkatan 2016 yang tidak sedikit bantuan dan dorongan

dalam aktivitas studi penulis.

13. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungnnya

sehinngga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguhpenulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya

demi kesempurnaan Skripsi ini.

Page 9: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

ix

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fatabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, ……………….2020

Wahdania

Page 10: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

x

ABSTRAK

Wahdania, 2020. Analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha tani

cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh pembimbing I bapak Abdul Muttalib dan pembimbing II bapak Asdar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunan faktor produksi luas lahan, Modal,luas lahan, Usia tanam, Tenaga kerja, pupuk terhadap jumlah produksi cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dan untuk mengetahui tingkat efisiensi alokatif dalam kegiatan usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah kuantitatif yang berbentuk asosiatif, Data dalam penelitian ini menggunakan data primer (wawancara dan kuesioner). Hasil penelitian regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel modal, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang sedangkan, usia tanam dan tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan Hasil penelitian menggunakan analisis efisiensi alokatif (harga) menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja belum efisien sedangkan pupuk menunjukan tidak efisien. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan produksi cengkeh Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

Kata Kunci : Efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani cengkeh.

Page 11: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

xi

ABSTRACT

Wahdania 2020. Analysis of the efficiency of the use of production factors in

clove farming in Kompang Village, Sinjai Tengah District, Sinjai Regency, the

thesis of the Faculty of Economics and Business, majoring in development

economics, Muhammadiyah University of Makassar, was guided by Supervisor I,

Mr. Abdul Muttalib and Supervisor II, Mr. Asdar.

The purpose of this study was to determine the effect of the use of

production factors of land area, capital, land area, planting age, labor, fertilizer on

the amount of clove production in Kompang Village, Sinjai Tengah District, Sinjai

Regency and to determine the level of allocative efficiency in clove farming

activities in the village. Kompang, Central Sinjai District, Sinjai Regency. This

research is quantitative in an associative form. The data in this study use primary

data (interviews and questionnaires).The results of the multiple linear regression

research showed that the variables of capital, land area, and labor had a positive

and significant effect on the production of clove farming in Kompang village, while

planting age and labor had a negative and insignificant effect. Meanwhile, the

results of the study using allocative efficiency (price) analysis showed that the

labor variable was not efficient, while fertilizer showed inefficient. Thus the results

of this study are expected to be useful for increasing clove production in

Kompang Village, Central Sinjai District, Sinjai Regency.

Keywords: Efficient use of production factors in clove farming.

Page 12: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PERSEMBAHAN iii

HALAMAN PERSETUJUAN iv

HALAMAN PENGESAHAN v

HALAMAN PERNYATAAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK x

ABSTRACK xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR vxi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Tinjauan Teori 7

1. Teori Produksi 7

2. Pembagian Produksi, Tahap Produksi dan Produktivitas 9

3. Fungsi Produksi 11

4. Fungsi Produksi Cobb-Douglas 15

5. Usaha Tani 16

6. Efesiensi 19

B. Tinjauan Empiris 23

Page 13: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

xiii

C. Kerangka Konsep 26

D. Hipotesis 28

BAB III METODE PENELITIAN 29

A. Jenis Penelitian 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 30

D. Populasi dan Sampel 31

E. Teknik Pengumpulan Data 32

F. Teknik Analisis Data 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

A. Gambar Umum Objek Penelitian 38

B. Hasil penelitian 42

C. Hasil pengolaan Data 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian 58

BAB V PENUTUP 65

A. Kesimpulan 65

B. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 70

Page 14: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 2

Tabel 1.2 Luas Area, Produksi, dan Produktivitas Cengkeh

di Kabupaten Sinjai Tahun 2015-2019 3

Tabel 1.3 Tinjauan Empiris 23

Tabel 4.1 Letak dan Klasifasikan Kecamatan di Kabupaten

Sinjai 39

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani,

Tahun 2020 42

Tabel 43 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Petani Tahun 2020 43

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Modal, Tahun 2016 44

Tabel 4.5 Jumlah Petani Responden Menurut Strata Luas Lahan di

Desa Kompang 45

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tanaman

Cengkeh 46

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tenaga Kerja 50

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pupuk 51

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas 54

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi 53

Tabel 4.11 Model Summary 54

Page 15: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

xv

Tabel 4.12 Hasil Uji Simultn (Uji F) 55

Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (ji t) 56

Tabel 4.14 Analisis Efisiensi Alokatif (Harga) Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Cengkeh 62

Page 16: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep 27

Gambar 4.1 Grafik Histogram 52

Gambar 4.2 Grafik Normal P-lot 53

Gambar 4.3 Grafik heteroskedastisistas 56

Page 17: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi suatu negara sangat terkait dengan sektor

pertanian, khususnya Negara Indonesia yang merupakan negara agraris.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor inti di Negara Indonesia.

Peranan sektor pertanian tidak diragukan lagi baik terhadap perekonomian

maupun sebagai sumber terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,

dengan meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan

bahan pangan juga semakin meningkat (Srirande, 2012:2). Di Indonesia

keadaan iklim, suhu dan kelembapan sangat cocok untuk pertumbuhan

tanaman pangan, sehingga hampir seluruh tanaman bahan pangan tumbuh

dengan relatif baik misalnya cengkeh.

Cengkeh dikatakan masih menjadi bahan pangan yang sangat penting

di Indonesia, diindikasikan dari tingginya gejolak yang timbul akibat kenaikan

harga yang cukup tinggi, di sisi lain, kejadian kenaikan harga yang

mengguncangkan perekonomian nasional ternyata memberi hikmah kepada

kita untuk berpikir kembali bahwa aspek ketahanan yang bertumpu pada

kekuatan sendiri merupakan perihal yang memang harus digalakkan dan

diwujudkan dalam kehidupan penduduk, terutama bila kita tidak ingin selalu

bergantung pada negara lain (Adisarwanto dalam Nana Musfirah, 2019:1).

Beberapa faktor yang meyebabkan meningkatnya kebutuhan cengkeh

adalah permintaan komsusmsi yang terus meningkat baik perorangan

maupun perusahaan yang memanfaatkan cengkeh sebagai bahan industri.

Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan

Page 18: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

2

perkapital, dan berkembangnya berbagai industri yang menggunakan bahan

baku cengkeh (Dr. Andriko Noto Susanto, 2015:2).

Cengkeh atau nama latinnya Syzygium aromaticum atau Eugenia

aromaticum merupakan jenis tanaman perdu, yang memiliki batang pohon

besar dan berkayu keras, serta dapat hidup hingga puluhan sampai ratusan

tahun. Pada awalnya cengkeh di Indonesia merupakan komoditas ekspor, lalu

posisinya telah berubah menjadi komoditas yang harus di import karena

pesatnya perkembangan industri. (Wayan Chandra Adyatma, 2013:424).

Cengkeh merupakan kuntum bunga yang kering dari pohon atau

tanaman cengkeh yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia yang sudah

sejak dulu terkenal sebagai negara penghasil cengkeh. Sulawesi Selatan

merupakan salah satu provinsi sebagai sumber produksi cengkeh yang

berkontribusi terhadap peningkatan cengkeh di nasional.

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 – 2019

TAHUN

CENGKEH

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(ton)

Produktifitas

(Kg/Ha

2015 45.402 14.984 499

2016 49.242 17.466 564

2017 53.188 18.496 566

2018 56.075 18.940 564

2019 61.783 19.117 562

Sumber. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020

Jika di lihat, berdasarkan data publikasi oleh badan pusat statistik yang

disajikan dalam bentuk tabel 1.1 terlihat bahwa luas panen, produksi, maupun

produktifitas komoditas cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami

peningkatan luas areal dari 45.402 ha ditahun 2015 menjadi 61.783 ha pada

tahun 2019, sehingga produksi mengalami peningkatan dari 14.984 ton pada

Page 19: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

3

tahun 2015 menjadi 19.117 ton pada tahun 2018, yang mengakibatkan

produktivitas meningkat dari 499 kg menjadi 562 kg pada tahun 2019.

Untuk mendukung pengembangan bibit cengkeh di Sulawesi Selatan,

diperlukan berbagai cara, baik yang bersifat tehnis maupun kelembagaan

agar terbentuk suatu sistem penyediaan benih yang berwawasan agribisnis

dan system berkelanjutan. Dimana bibit yang bermutuh sangat mempengaruhi

pada produksi dan produktivitas mutu hasil dan nilai ekonomi produksi.

Hampir setiap kabupaten menghasilkan cengkeh yang cukup banyak karena

kontribusi yang diberikan oleh Sulawesi Selatan dalam produksi cengkeh

pertahun.

Salah satu kabupaten yang menyumbangkan produksi cengkeh yaitu,

kabupaten sinjai, yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam

menghasilkan cengkeh di Sulawesi Selatan. Kabupaten Sinjai memiliki luas

tanam komoditas cengkeh yang cukup luas sebagai lahan usaha tani yang

merupakan salah satu aset penentu peningkatan produksi.

Tabel 1.2 Luas Area, Produksi, dan Produktivitas Cengkeh di Kabupaten Sinjai Tahun 2015 - 2019

Tahun

Cengkeh

Luas

areal/panen

(Ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(kg/Ha)

2015 5.471 1.053 292

2016 5.483 1.695 470

2017 5.566 1.703 474

2018 5.187 1.703 474

2019 5.187 2.035 567

Sumber. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020

Jika dicermati, berdasarkan data publikasi pusat statistik yang

disajikan dalam bentuk tabel 1.2 terlihat bahwa produksi cengkeh di

Kabupaten Sinjai kecenderungan meningkat, meskipun luas areal menurun

Page 20: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

4

dari 5.471 di tahun 2015 menjadi 5.187 di tahun 2019, yang menghasilkan

produksi meningkat dari 1.053 ton di tahun 2014 menjadi 2.035 ton di tahun

2018, yang mengakibatkan hasil produktivitas meningkat dari 292 kg menjadi

567 kg di tahun 2019.

Menurut Sukirno (2005:192) fungsi produksi menunjukkan sifat

hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.

Faktor-faktor produksi dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi

disebut dengan output. Faktor produksi atau input merupakan hal yang mutlak

untuk menghasilkan produksi, dalam produksi ini seorang petani dituntut untuk

mampu mengkombinasikan beberapa faktor produksi sehingga dapat

menghasilkan produksi yang optimal. Peningkatan hasil produksi dapat

dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara mengoptimalkan

penggunaan faktor produksi untuk kemudian digunakan secara efektif dan

efisien. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah modal, luas lahan, usia

tanam, jumlah tenaga kerja, pupuk.

Faktor luas lahan dan tenaga kerja merupakan peranan yang penting

untuk menunjang keberhasilan produksi cengkeh. Luas lahan dan usia tanam

merupakan sarana produksi yang sangat penting. Penanaman dan perawatan

Pohohon cengkeh yang tepat dan efisien akan menghasilkan produksi yang

tinggi berapapun usianya. Disamping itu faktor produksi tenaga kerja

bersama-sama dengan faktor produksi yang lain, bila dimanfaatkan secara

optimal dan efisien akan dapat meningkatkan produksi secara optimal.

Setiap penggunaan tenaga kerja yang produktif dan proporsional

hamper selalu dapat meningkatkan produksi, namun kenyataannya masih

banyak petani belum memahami bagai mana faktor produksi digunakan

Page 21: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

5

secara efesien karena pentingnya komoditi cengkeh, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai ”Efesiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usaha

Tani Cengkeh di Desa Kompang Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai

Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap usaha tani cengkeh di

Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

2. Bagaimana tingkat efesiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi

usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah

Kabupaten Sinjai.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap

usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah

Kabupaten Sinjai.

2. Untuk mengetahui tingkat efesiensi alokatif terhadap penggunaan faktor-

faktor produksi terhadap usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan

Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

Page 22: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak

terkait diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan mengaplikasikan teori yang

telah diperoleh serta mampu memadukan dengan fakta yang ada di

lapangan.

2. Bagi petani, peneliti ini dapat digunakan sebagai sumber pemikiran dan

pertimbangan dalam menentukan pilihan usaha tani terutama dalam

mengelola pertaniannya agar lebih baik.

3. Bagi calon peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

salah satu referensi untuk melakukan penelitian sejenis lainnya.

Page 23: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a) Tinjauan Teori

1. Teori Produksi

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya

(masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi

atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.

Kegunaan suatau barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru

atau lebih dari bentuk semula (Putong, 2015:67). Secara umum fungsi

produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada

jumlah faktor produksi yang digunakan.

Suatu proses produksi dapat dikatakan tepat jika proses produksi

tersebut efisien. Artinya, dengan sejumlah input tertentu dapat

menghasilkan output yang maksimum atau, untuk menghasilkan output

tertentu digunakan input minimum. Proses produksi atau kadang-kadang

juga disebut sebagai proses pengubahan adalah suatu proses yang

mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk

tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi.

Menurut Pindyck Rubinfeid (2012) pengertian produksi adalah

perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi satu atau lebih

output (produk). Untuk memproduksi diperlukan sejumlah input, dimana

umumnya input yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya

capital tenaga kerja dan teknologi. Suatu proses produksi dapat dikatakan

tepat jika proses produksi tersebut efisien. Artinya, dengan sejumlah input

Page 24: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

8

tertentu dapat menghasilkan output yang maksimum, atau untuk

menghasilkan output tertentu digunakan input minimum.

Proses produksi atau kadang-kadang juga disebut sebagai proses

pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi

beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan teknologi. Teori produksi merupakan teori pemilihan atas

berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh

seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang

ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat

dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan

keuntungan yang maksimal.

Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk

menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga

lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya

guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan

produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda

dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Dalam

melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis

yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Di dalam menganalisis

teori produksi, kita mengenal 2 hal :

1) Produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya

tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap,

sedangkan tenaga kerja berubah).

2) Produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah

dan ditambah sesuai kebutuhan.

Page 25: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

9

Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses

produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam

keputusan :

1) Berapa output yang harus diproduksikan.

2) Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)

dipergunakan.

Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan

produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam

suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang

dihasilkan tidak berubah. Dalam Jangka Waktu Produksi terbagi 2 bagian

yaitu :

1) Jangka pendek : Jangka waktu dimana input variabel dapat berubah

namun terdapat input tetap yang tidak dapat disesuaikan.

2) Jangka panjang : Ketika semua input bersifat variabel dan dapat

disesuaikan.

2. Pembagian Produksi, Tahap Produksi dan Produktivitas

a. Pembagian Produksi

Produksi dapat dibagi menjadi lima kategori:

1) Bidang ekstraktif adalah semua usaha yang dilakukan dengan

cara mengambil hasil alam secara langsung. Contoh:

pertambangan, perikanan.

2) Bidang agraris adalah setiap usaha dengan mengolah alam agar

memperoleh hasil yang dibutuhkan. Contoh: pertanian,

perkebunan.

Page 26: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

10

3) Bidang industry adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara

mengolah bahan mentah sampai menjadi barang jadi. Contoh:

industri tekstil, industri makanan.

4) Bidang perdagangan adalah setiap usaha yang dilakukan dengan

cara membeli dan menjual kembali tanpa merubah bentuk barang

yang dijual tersebut. Contoh : industri ritel.

5) Bidang jasa adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara

memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat. Contoh:

asuransi, perbankan, pengangkutan.

b. Tahapan Produksi

Selain dapat dibagi menjadi beberapa bidang, produksi dapat

dibagi menjadi beberapa tahapan:

1) Sektor produksi primer : meliputi bidang ekstraktif dan bidang

agraris.

2) Sektor produksi sekunder : meliputi bidang industri dan bidang

perdagangan.

3) Sektor produksi tersier : meliputi bidang jasa.

c. Produktivitas

Dalam teori produksi, dikenal beberapa cara yang dapat

digunakan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:

1) Ekstensifikasi : peningkatan produktivitas dengan cara menambah

jumlah faktor produksi yang digunakan.

2) Intensifikasi : dilakukan dengan cara memaksimalkan kapasitas

faktor produksi yang telah ada.

Page 27: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

11

3) Rasionalisasi : peningkatan produktivitas dilakukan dengan

mengeluarkan kebijakan yang akan meningkatkan efesiensi

produksi, terdiri dari:

a) Mekanisasi : mengganti sifat padat karya menjadi padat modal

dengan menggunakan mesin-mesin modern.

b) Spesialisasi: melakukan pembagian kerja sehingga satu orang

bertanggung jawab pada satu jenis pekerjaan saja.

c) Standarisasi: membuat stadar tertentu terhadap bentuk,

ukuran, bobot, dan detail lainnya dari suatu produk.

3. Fungsi Produksi

Fungsi produksi menunjukkan sifat keterkaitan antara faktor-faktor

produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Dalam teori ekonomi untuk

menganalisis tentang produksi selalu dimisalkan bahwa faktor produksi

tanah dan modal adalah tetap jumlahnya. Didalam fungsi ekonomi dikenal

dengan adanya fungsi produksi yang menunjukkan adanya hubungan

antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input).

Faktor produksi adalah semua korban yang diberikan pada tanaman agar

tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik

(Soekartawi dalam Popy Satiti, 2013:9).

Fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan

masukan minimum yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah output

yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya

dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap

teknologi produksi. dalam fungsi produksi dan operasi memiliki 4 fungsi

terpenting adalah:

Page 28: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

12

1) Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan

untuk pengolahan masukan (input).

2) Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa

pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode

yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3) Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan

pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan

dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.

4) Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga

maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan

(inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .

Fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih

rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan

menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja,

mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat

memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk

membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka

diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan

program pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan

dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja

produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.

Page 29: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

13

Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari

himpunan input dicapai, ekonomi menggunakan fungsi produksi dalam

analisis yang abstrak dari masalah teknik dan manajerial inheren terkait

dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan

manajerial efesiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga

analisis yang dapat fokus pada masalah efesiensi alokatif . Perusahaan

diasumsikan membuat pilihan tentang alokasi berapa banyak masing-

masing faktor input untuk digunakan dan berapa banyak output untuk

menghasilkan, mengingat biaya (harga pembelian) dari setiap faktor, harga

jual output, dan penentu teknologi diwakili oleh fungsi produksi.

Sebuah membingkai keputusan di mana satu atau lebih input yang

dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal dapat

diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja

dan kemungkinan lainnya seperti variabel bahan baku, sementara

dalam jangka panjang, jumlah modal dan faktor-faktor lain yang dapat

dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang,

perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh

berbagai fungsi produksi mungkin.

Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu fungsi

produksi berkaitan input fisik untuk output fisik, dan harga dan biaya yang

tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi produksi tidak model lengkap

dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari proses

produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting,

termasuk kesalahan, entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak

biasanya model proses bisnis , baik, mengabaikan peran manajemen.

Page 30: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

14

(Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi ekonomi mikro,

melihat dasar-dasar teori produksi ).

Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi efesiensi

alokatif dalam penggunaan input faktor dalam produksi dan distribusi yang

dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor. Berdasarkan asumsi-asumsi

tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh

sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang berarti pembagian yang

ideal dari pendapatan yang dihasilkan dari output ke pendapatan karena

masing-masing faktor input produksi.

Menurut Joesron dan Fathorozi (2003:77), fungsi produksi adalah

hubungan teknis antara input dengan output. Hubungan antara jumlah

output (Y) dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi

(X1,X2,X3, ... Xn) maka dapat ditulis sebagai berikut:

Y = f (X1,X2,X3,……...Xn)

Dimana :

Y = Output

X1 = Input 1

X2 = Input 2

X3 = Input 3

Xn = Input ke-n

Fungsi produksi di atas, dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

Q = f (K,L)

Dimana :

Q = Keluaran selama periode tertentu

K = Penggunaan mesin (yaitu modal) selama periode tertentu

Page 31: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

15

L = Jam masukan tenaga kerja

Notasi-notasi tersebut kemungkinan menunjukkan variabel-variabel

lain yang mempengaruhi proses produksi. Sedangkan menurut fungsi

produksi sangat penting dalam teori produksi karena:

a. Fungsi produksi dapat menunjukkan hubungan antara faktor

produksi (output) secara langsung dan hubungan tersebut dapat

lebih mudah dimengerti.

b. Fungsi produksi dapat menunjukkan hubungan antara variabel yang

dijelaskan (dependent variabel) Y dan variabel yang menjelaskan

(independent variabel) X, serta sekaligus mengetahui hubungan

antara variabel.

4. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Menurut Rahim dan Diah (2012: 33) secara umum fungsi produksi

atau faktor-fakrtor yang mempengaruhi produksi pertanian adalah lahan,

tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida, bibit dan manajemen. Lahan

pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas

pertanian, karena secara umum dikatakan semakin luas lahan tersebut

(yang digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang

dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan

dengan hektar (ha) atau are.

Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan fungsi produksi yang

umum digunakan (Mankiw, 2005:68-70). Sebelum fungsi produksi Cobb-

Douglas diperkenalkan, fungsi produksi new klasik terlebih dahulu

diketahui yang artinya suatu fungsi atau persamaan yang

menggambarkan output sebagai fungsi dari dua input seperti modal dan

Page 32: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

16

tenaga kerja. Secara matematis fungsi produksi Cobb - Douglas dapat

dituliskan sebagai berikut:

Q = AKαLβ

Jika diubah ke dalam bentuk linear :

LnQ = LnA + αLnK + βLnL

Dimana Q adalah output, L dan K adalah tenaga kerja dan

barang modal, α (alpha) dan β (beta) adalah parameter-parameter positif

yang ditentukan oleh data K dipertahankan konstan. Jadi α dan β

masihng-masihng adalah elastisitas dari K dan L. Jika α+β = 1, terdapat

tambahan hasil yang konstan atas skala produksi, jika α+β >1 maka

terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika

α+β <1 terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi.

Untuk memudahkan pendugaan jika dinyatakan dalam hubungan Y dan

X maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear, yaitu:

LnY = Lnα + β1 LnX1 + β2 LnX2 +,…, + β1 LnX1 +,…, + βn LnXn +V

5. Usaha Tani

Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani

mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal,

teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan

kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan

usahataninya meningkat. Adapun pengertian usahatani lainnya dapat

dilihat dari masing-masing pendapat sebagai berikut.

Prasetya (2006) menyatakan usaha tani adalah ilmu yang

mempelajari norma-norma yang dapat dipergunakan untuk mengatur

usahatani sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pendapatan

Page 33: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

17

setinggi-tingginya. Sementara menurut Daniel (2002) usaha tani adalah

ilmu yang mempelajari cara-cara petani untuk mengkombinasikan dan

mengoperasikan berbagai faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja,

modal dan manajemen) serta bagaimana petani memilih jenis dan

besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang dapat

memberikan pendapatan yang sebesar-besarnya dan secara kontinu.

Definisi dan tujuan usaha tani pertanian merupakan suatu

kegiatan menghasilkan produk yang dihasilkan dari kegiatan budidaya

yang kegiatannya bergantung dengan alam. Kegiatan pertanian juga

dilakukan atas dasar ekonomi, yang dimana tujuannya adalah untuk

mencukupi kebutuhan para pelakunya. Suatu kegiatan yang dilakukan

dalam bidang pertanian guna memenuhi kebutuhan pelakunya biasa

disebut dengan usaha tani. Usaha tani adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana megalokasikan sumber daya yang dimiliki petani agar

berjalan secara efektif dan efesien dan memanfaatkan sumber daya

tersebut agar memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya

(Soekartawi, 2011). Kadarsan dalam Isaskar (2012) mengemukakan

bahwa usaha tani adalah suatu tempat dimana seseorang atau

sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti

alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi

untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Setiap kegiatan

yang dilakukan pastilah memiliki tujuan, termasuk kegiatan usaha tani.

Tujuan kegiatan usaha tani adalah untuk memperbesar

penghasilan pelaku usaha tani guna memenuhi kebutuhan hidup dirinya

dan keluarganya. Petani selalu memperhitungkan untung-ruginya dari

Page 34: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

18

setiap kegiatan usaha taninya meskipun tidak secara tertulis dan

diperoleh produksi setinggi mungkin dengan pengeluaran serendah-

rendahnya. Hal tersebut dilakukan guna mencapai tujuan dari usaha tani

yang dilakukannya. Usaha tani yang baik adalah usaha tani yang

produktif dan efisien. Usaha tani yang produktif adalah usaha tani yang

memiliki produktifitas tinggi, yang ditentukan oleh pemakaian faktor

produksi pertanian atau input seperti bibit, tenaga kerja, modal dan

faktor-faktor produksi lainnya.

Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan

antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen

(penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus

dikeluarkan. Kegiatan usaha tani terbagi berdasarkan pola dan tipenya.

Terdapat dua macam pola usaha tani, yaitu lahan basah dan lahan

kering. Sedangkan tipe usaha tani menunjukkan klasifikasi tanaman

yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang

diusahakan.

Salah satu ciri usaha tani adalah adanya ketergantungan kepada

keadaan alam dan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh

produksi yang maksimal, petani harus mampu memadu faktor-faktor

produksi tenaga kerja, pupuk dan bibit yang digunakan. Ketiga faktor

produksi ini saling 15 berkaitan satu sama lain dalam mempengaruhi

produksi untuk menghasilkan produktivitas yang baik dan optimal.

Kegiatan usaha tani memiliki struktur yang menunjukkan

bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara pengusahaan dapat

dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan

Page 35: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

19

atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas

tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut

dengan Mix Farming yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi

yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah. Pemilihan

khusus atau tidak khusus ditentukan oleh Kondisi lahan Musim/iklim

setempat Pengairan Kemiringan lahan Kedalaman lahan.

6. Efesiensi

a. Pengertian Efesiensi

Pengertian efesiensi adalah komponen produktivitas dan

mengacu pada perbandingan aktual dan jumlah optimal dari input dan

output (Lovell dalam Hertiana Ikasari, 2011), dimana produktivitas

merupakan hubungan antara output dan input dalam bentuk rasio.

Efesiensi merupakan kemampuan untuk mencapai suatu hasil yang

diharapkan (output) dengan mengorbankan (input) yang minimal.

Suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan

kegiatan telah mencapai sasaran (output) dengan pengorbanan

(input) terendah, sehingga efesiensi dapat diartikan sebagai tidak

adanya pemborosan (Nicholson, 2002:427).

Menurut Soekartawi dalam Avi Budi Setiawan (2011:72)

Pengertian efesiensi ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:

1) Efesiensi Teknis

Efesiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan

antara produksi sebenarnya dengan produksi maksimum.

Efesiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan

Page 36: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

20

faktor produksi sedemikian rupa sehingga hasil yang tinggi dapat

dicapai. (Daniel, 2002:123).

2) Efesiensi Alokatif (efesiensi harga)

Efisien harga atau alokatif menunjukkan hubungan biaya produksi

dan output. Efesiensi alokatif tercapai jika perusahaan tersebut

mampu memaksimalkan keuntungan yaitu menyamakan nilai

produk marjinal (NPM) setiap faktor produksi dengan harganya.

3) Efesiensi Ekonomi

Efesiensi ekonomi terjadi apabila petani meningkatkan hasilnya

dengan menekan harga faktor produksi dan menjual hasilnya

dengan harga yang tinggi. Dengan kata lain, petani melakukan

efesiensi ekonomi sekaligus juga melakukan efesiensi teknis dan

efesiensi harga.

b. Syarat Tercapainya Efesiensi

Manusia itu selalu berupaya untuk dapat melakukan

efesiensi dalam segala aspek bidang kehidupan. Supaya efesiensi

tersebut dapat dikatakan berhasil maka harus memenuhi beberapa

syarat berikut:

1) Berhasil guna, adalah suatu kemampuan sebuah unit kerja dalam

mendatangkan hasil serta manfaat. Contohnya seperti, barang

yang diproduksi bermanfaat bagi masyarakat. Ekonomis,

merupakan suatu tindakan untuk vusa mendapatkan input

(barang atau jasa) yang berkualitas dengan tingkat pengeluaran

sekecil mungkin.

2) Pelaksanaan kerja itu bisa dipertanggung jawabkan.

Page 37: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

21

3) Pembagian kerja yang nyata.

4) Rasionalitas wewenang serta tanggung jawab.

5) Prosedur kerja yang praktis.

b. Jenis dan Contoh Efesiensi

Setelah kita memahami pengertian efesiensi, kita juga perlu

untuk mengetahui contoh efesiensi yang sering dilakukan oleh manusia.

Dibawah ini merupakan beberapa contoh efesiensi adalah sebagai

berikut:

1) Efesiensi Optimal

Efesiensi optimal ini merupakan suatu perbandingan terbaik antara

pengorbanan yang dilakukan untuk bisa mendapatkan suatu hasil

yang diharapkan.

a) Ditinjau dari segi hasil. Contohnya ialah seperti seorang manajer

bisa mencapai suatu output/hasil (produktivitas, performance)

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan masukan-masukan

(tenaga kerja, uang, waktu, serta bahan) yang dipakai.

b) Ditinjau dari segi penghematan. Contohnya ialah seperti dengan

penggunaan peralatan yang modern maka proses kerja itu akan

lebih cepat dan akan menghemat waktu dan biaya.

2) Efesiensi Dengan Tolak Ukur

Efesiensi dengan tolak ukur merupakan suatu perbandingan antara

hasil minimum yang ditentukan dengan hasil riil yang dicapai, yang

mana dapat dikatakan efisien itu apabila hasil riil lebih besar dari

angka minimun yang ditentukan. Sebagai contoh :

Page 38: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

22

a) Buruh Indonesia bisa menyusun bata itu sekitar 100-125 bata

per hari (8 jam).

b) Buruh Thailand itu mampu menghasilkan 250 batu bata didalam

sehari (8 jam).

Dalam hal tersebut tolak ukurnya ialah kemampuan dari masing-

masing buruh bangunan tersebut dalam mencapai hasil minimum

yang sudah ditentukan didalam waktu tertentu.

3) Efesiensi dengan Titik Impas

Efesiensi dengan titik impas sering digunakan pada

bidang usaha yang mana titik impas (break even point) ialah titik

batas antara usaha yang efisien serta tidak efisien. Suatu usaha

atau juga bisnis bisa dikatakan efisien apabila titik impasnya

diketahui serta bisnis tersebut menghasilkan lebih dari titik impas

tersebut.

Page 39: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

23

A. Tinjauan Empiris

Tabel 1.3 Tinjauan Empiris

No Nama dan

Tahun Judul Penelitian

Analis Data

Hasil

1. Tety Suciaty

(2004)

Efesiensi Faktor-

Faktor Produksi dalam

Usaha Tani Bawang

di Kabupaten

Cirebon

Fungsi

Produksi

Cobb–

Douglas

Faktor lahan merupakan

faktor produksi yang paling

besar pengaruhnya dalam

menentukan tingkat produksi

dalam usaha tani bawang

merah. Dari semua variabel

yang diteliti faktor produksi

bibit dan tenaga kerja,

mempunyai nilai efesiensi

yang lebih kecil dari satu,

artinya penggunaan bibit

dan tenaga kerja melampaui

titik efesiensi.

2. Chandra

Adyatma (2013)

Analisis Efesiensi

Penggunaan Faktor

Produksi pada

Usaha Tani

Cengkeh di Desa

Manggisari di

Kecamatan

Sumowono.

Fungsi

Produksi

Cobb–

Douglas

Tingkat efesiensi enggunaan

faktor produksi dalam usaha

tani cengkeh Desa Manggisari

Kecamatan Pekutatan Kabupaten

Jembrana belum efisien secara

serentak, hanya dua variabel

yaitu bibit (X2) dan pupuk (X3)

yang sifatnya hampir efisien,

tetapi karena nilainya di atas 1,

maka sifatnya belum efisien

yang berarti perlu dilakukan

penambahan faktor produksi.

Sedangkan variabel lainnya

yaitu luas lahan (X1),

pembelian Modal (X4), dan

Page 40: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

24

total upah upah tenaga kerja

(X5) sifatnya tidak efisien

karena nilai efesiensinya

berada di bawah.

3. Dewi Sahara

(2005)

Efesiensi Produksi

Sistem Usaha Tani

Padi Pada Lahan

Sawah Irigasi Teknis

di Kecamatan

Uepai, Kabupaten

Konawe, Sulawesi

Tengga.

Fungsi

Produksi

Cobb–

Douglas

Luas panen, pestisida, dan

tenaga kerja berpengaruh positif

terhadap produksi padi sawah

dimana peningkatan produksi

masih bisa dicapai dengan

penambahan ketiga faktor

produksi tersebut, Hasil uji

efesiensi alokatif menunjukkan

bahwa untuk mendapatkan

pendapatan yang maksimal

petani perlu mengurangi

penggunaan pupuk.

4. Nurmala (2015) Efesiensi Penggunaan

Input Produksi Pada

Usaha Tani Cengkeh

di Kecamatan Dako

Pamean Kabupaten

Toli-Toli.

Fungsi

Produksi

Cobb–

Douglas

input produksi yang digunakan

dalam usaha tani cengkeh

yang terdiri jumlah pohon,

pupuk urea, pupuk Za, Pupuk

Phonska, Tenaga kerja secara

bersama-sama (simultan)

berpengaruh pada variabel Y.

tingkat efesiensi jumlah pohon

< 1, berarti input yang

digunakan dari sisi harga setiap

input tidak efisien dan perlu

dikurangi. Pada variabel pupuk

urea, pupuk ZA, pupuk

phonska, dan tenaga kerja > 1

berarti inpiut belum efisien

ditinjau dari harga maka harus

ditambah.

Page 41: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

25

5. Firdach Nopita

Sari dkk (2017)

Faktor-Faktor

Produksi yang

Berpengaruh Dalam

Usaha Tani Cengkeh

di Desa Puulemo

Kecamatan Limbo

Kabupaten Konawe

Utara.

Fungsi

Produksi

Cobb–

Douglas

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan mengenai

efesiensi penggunaan faktor-

faktor produksi terhadap jumlah

produksi usaha tani cengkeh di

Desa Puulemo Kecamatan

Lembo Kabupaten Konawe

Utara, maka dapat disimpulkan

bahwa, variabel tenaga kerja,

pupuk, dan luas lahan secara

bersama-sama berpengaruh

dan berkorelasi positif dengan

produksi usaha tani cengkeh.

Penggunaan faktor produksi

tenaga kerja 1% akan

meningkatkan produksi

sebesar 0,63%.

Page 42: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

26

B. Kerangka Konsep

Usaha tani adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan

pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan

penerimaan yang diperoleh. Penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha

tani cengkeh yaitu luas lahan, tenaga kerja, usia tanam dan modal akan

berpengaruh pada jumlah produksi yang dihasilkan dan akan mempengaruhi

keuntungan yang akan diperoleh petani. Dalam kerangka pemikiran pemikiran

perlu dijelaskan secara teoritis mengenai hubungan ke dua variabel yaitu

variabel dependent dengan variabel independent, dimana variabel yang

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh

terhadap produksi cengkeh yaitu dengan menggunakan analisis fungsi

produksi Cobb-Douglas.

Selanjutnya dilakukan analisis efesiensi penggunaan faktor-faktor

produksi yang berpengaruh terhadap produksi cengkeh untuk mengetahui

apakah usaha tani tersebut sudah efisien. Dengan melihat nilai produk

marginal (NPM) dapat diketahui sudah efisien atau tidak penggunaan faktor-

faktor produksinya. Apabila NPMx sama dengan Px, maka penggunaan faktor

produksi tersebut efisien.

Menurut Soekardono (2005), untuk menentukan tingkat produksi

optimum menurut konsep efesiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan

mengetahui fungsi produksi, tetapi ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu

rasio harga input output. Agar keuntungan mencapai maksimum maka

turunan pertama fungsi tersebut harus sama dengan nol, sehingga diperoleh

nilai produk marginal (NPM) dari faktor produksi yang digunakan harus sama

Page 43: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

27

dengan harga satuan faktor produksi itu (Px). Kerangka penelitian disajikan

pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konsep

Usaha Tani di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah

Kabupaten Sinjai

Input

(Variabel Bebas)

Permasalahan: Kurang Maksimalnya Penggunaan Faktor-

Faktor Produksi, Sehingga Penggunaannya Tidak Efisien Dan Berdampak Pada Produksi

Cengkeh

Produksi Usaha

Cengkeh Faktor - Faktor Produksi

1. Modal 2. Luas Lahan 3. Usia Tanam 4. Tenaga Kerja 5. Pupuk

Output (Variabel Terikat)

Analisis Efesiensi

Alokatif Analisis Produksi

Usaha Tani

Keterangan : Garis Analisis

Garis Karangka

Page 44: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

28

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka

hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga adanya pengaruh positif penggunaan faktor-faktor produksi

terhadap jumlah produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang

Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.

2. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani cengkeh di

Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai secara alokatif

tidak efesien atau belum efesien.

Page 45: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian atau analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah eksplanatori kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian, yang bertujuan

menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya, menurut

sugiyono (2006) penelitian eksplanatori adalah penelitian yang menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis.

Alasan utana pemilihan jenis penelitian eksplanatori ini agar dapat

menjelaskan dan mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Kabupaten Sinjai merupakan Kecamatan yang menjadi produsen

cengkeh. Dalam penelitian ini diambil lokasi yang menghasilkan Cengkeh

yaitu di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah sebagai daerah sampel

di Kabupaten Sinjai. Karena Desa Kompang merupakan salah satu daerah

penghasil cengkeh di Kecematan Sinjai tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di rencanakan selama 1-2 bulan, dari bulan Agustus-

September 2020.

Page 46: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

30

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (Y) dan lima

variabel independen (X). Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Jumlah Produksi (Y)

Jumlah produksi adalah jumlah total poduksi cengkeh yang dihasilkan

petani dalam satu kali masa Panen. Satuan yang dipakai adalah kilogram

(kg).

2) Modal (X1)

Modal adalah jumlah modal berupa (barang/uang) yang di keluakan untuk

membiayai berbagai pengeluaran untuk menghasilkan produksi cengkeh

yang baik.

3) Luas Lahan (X2)

Luas lahan adalah jumlah luas tanah garapan untuk menanam cengkeh

dalam satu kali masa tanam. Satuan yang digunakan untuk mengukur

luas lahan adalahmeter persegi (m2)/Ha.

4) Usia Tanam (X3)

Usia tanam cengkeh adalah lama tanaman cengkeh yang sudah

berproduksi diukur dalam satuan tahun.

5) tenaga Kerja (X4)

Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha tani

cengkeh dalam satu kali masa Tanam dan masa panen mulai dari

mengolah tanah, penanaman, pemeliharaan sampai panen baik dari

dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan

tidak dibedakan atas jenis kelamin. Satuan yang digunakan adalah orang

Page 47: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

31

atau hasil produksi dalam satuan per kg dengan anggapan dalam satuan

kg tiap harinya .

6) Pupuk (X5)

Pupuk adalah jumlah penggunaan pupuk dalam satu kali masa tanam

dengan satuan kilogram (kg).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu

yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti

(bahan penelitian). Objek atau nilai disebut unit analisis atau elemen

populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang menanam

Cengkeh yang berada di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah yaitu

1.802 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini besaran sampel ditentukan berdasarkan

persamaan slovin.

n =

( )

Dimana :

n : Sampel

N : Populasi

e : Nilai kritis (batas ketelitian

Page 48: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

32

n

( )

n =

( )( )

n =

( )

n =

n=

n = 95

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

wawancara dimana data penelitian diperoleh dengan cara melakukan

wawancara dengan petani Cengkeh dengan menggunakan alat panduan

kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan penelitian.

Dan selanjutnya melalui metode dokumentasi Selain menggunakan metode

wawancara data penelitian diperoleh dengan cara mengumpulkan dan

menganalisis data-data yang telah ada baik dari penelitian-penelitian

terdahulu, dokumen, buku dan data BPS (Padan Pusat Statistik).

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini ditulis dengan pendekatan kuantitatif yang berbentuk

asosiatif, artinya penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya

hubungan secara signifikan antara faktor input modal, luas lahan pertanian,

Usia tanam, Tenaga kerja, Pupuk, terhadap usaha tani cengkeh di Desa

Kompang Kecamatan Sinjai tengah Kabupaten Sinjai . Data dalam penelitian

berbentuk interval atau ratio dan untuk pengujian hipotesisnya menggunakan

regresi berganda yang dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut :

Page 49: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

33

Y = (X1, X2, X3, X4, X5)

Y = βo X1β1 X2β2 X3β3 X4β4 X5β5 eμ

Karena satuan setiap variabel majemuk maka harus dilogaritma

naturalkan sehingga linear maka membentuk persamaan sebagai berikut:

Ln Y = βo + β1lnX1 + β2lnX2 + β3X3 + β4lnX4 + β5lnX5 + μ

Dimana:

Y = Produksi usaha tani cengkeh (Kg)

X1 = Modal (Rupiah)

X2 = Luas lahan (Ha)

X3 = Usia tanam

X4 = Tenaga Kerja (Orang)

X5 = Pupuk

Β0 = Konstanta

B1-β3 = Parameter

μ = Error Term

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square

(OLS). Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi

ormal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui

normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik, baik

dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara

Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran

Page 50: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

34

data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal Probability Plot atau

dengan melihat histogram dari residualnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik

seharusnya tidak terjadinya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.

Torelance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tdak

dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menujukkan

adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff yang umum dipakai adalah

tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

c. Uji Heteroksedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi

ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Model regresi yang baik adalah homoksedastisitas atau tidak terjadi

heteroksedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastisitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi adanya

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam

penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian yang ada di bab 1

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini

Page 51: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

35

menggunakan hipotesis asosiatif untuk melihat pengaruh dari variabel. Uji

hipotesis terbagi menjadi tiga yaitu:

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F ini biasa digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika

nilai signifikan < 0,05 atau variabel independen secara bersama-sama

memiliki pengaruh terhadap variable dependen, artinya perubahan yang

terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan oleh perubahan variabel

bebas, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05%.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel

independen (Modal (X1), Luas lahan (X2), Usia tanam, tenaga kerja (X4)

terhadap variable dependen (Jumlah produksi (Y)) dan bahwa

enganggap variabel dependen yang lain konstan. Signifikansi tersebut

dapat diestimasi dengan melihat nilai signifikan, apabila nilai signifikan <

0,05 maka variabel independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen, sebaliknya jika nilai signifikan > 0.05 maka dapat

dikatakan bahwa variabel independen secara parsial tidak

mempengaruhi variable dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya

variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable

independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan

untuk mengukur seberapa jauh variable-variabel bebas dalam

enerangkan variabel terikatnya.

Page 52: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

36

3. Analisis Efisiensi Harga (Alokatif)

Usahatani Cengkeh dapat dikatakan efisien apabila nilai produk marginal

(NPM) suatu faktor produksi sama dengan harganya. Untuk mengetahui

tingkat efisiensi alokatif dari usah atani ditunjukkan dengan nilai rasio

NPMxi dengan Pxi dari masing-masing faktor produksi. Menurut

Soekartawi (2003) terdapat tiga efisiensi yang harus diukur antara lain

efisiensi teknis, alokatif dan efisiensi ekonomis, namun dalam rencana

penelitian ini hanya akan di lihat tingkat efisiensi harga (alokatif). Efisiensi

alokatif (harga) Analisis efisiensi digunakan untuk melihat apakah input

atau faktor produksi yang digunakan dalam usahatani cengkeh sudah

efisien atau belum. Efisiensi penggunaan faktor produksi dapat dihitung

dengan menggunakan efisiensi harga yaitu nilai produk marjinal input

(NPMx) sama dengan harga input.

Ep =

=

= ( )

( )

= TR-T

Max tercapai pada saat ’ = 0

=

= Px

MPP. Py = Px

NPMxi = px jadi

=1

Keterangan

NPMxi = nilai produk marginal (Rp)

Page 53: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

37

Py = harga produk persatuan (Rp)

Epi = elastisitas produk ke-i

Y = produksi (kg)

Xi = faktor produksi ke i

Kondisi efisiensi harga menghendaki NPMx sama dengan harga input

produksi X atau dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :

Px =

atau 1 =

Dimana :

NPM = Nilai Produk Marjina

b = Koefisien Regresi

Y = Jumlah Produksi Cengkeh di Desa Palangka (Y)

Py = Harga produksi cengkeh di Desa Palangka (Rp)

X = Jumlah masing-masing input produksi cengkeh (Kg)

Px = Harga masing- masing input produksi cengkeh (Rp)

Dengan ketentuan :

1. Jika NPM = 1 Maka penggunaan input produksi mencapai efisiensi

2. Jika NPM > 1 maka penggunaan input produksi belum (kurang) efisien

sehingga perlu ditambahkan jumlah penggunaan input porduksi.

3. Jika NPM < 1 maka penggunaan input produksi tidak efisien sehingga

Page 54: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

38

dibedakan atas jenis kelamin. Satuan yang digunakan adalah orang

atau hasil produksi dalam satuan per Kg dengan anggapan dalam

satuan Kg tiap harinya .

Page 55: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Sulawesi selatan yang memiliki luas wilayah mencapa 819,96 km2 (81.996

ha). Secara geografis, Wilayah Kabupaten Sinjai terletak di bagian timur

Provinsi Sulawesi Selatan, dengan potensi sumber daya alam yang cukup

menjanjikan untuk dikembangkan, disamping memiliki luas wilayah yang relatif

luas. Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak pada titik 5°2'56" - 5°21'16"

Lintang Selatan dan 119°56'30" - 120°25'33" Bujur Timur. yang berada di

Pantai Timur Bagian Selatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, Sebelah Timur

berbatasan dengan Teluk Bone, Sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Bulukumba dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Gowa.

Secara administrasi Kabupaten Sinjai terdiri dari 9 (sembilan)

kecamatan, dan sebanyak 80 (delapan puluh) desa/kelurahan. Kesembilan

kecematan yang terdapat di kabupaten Sinjai yaitu Kecamatan Sinjai Utara,

Kecamatan Sinjai Timur, Kecamatan Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai tengah,

Kecamatan Sinjai Selatan, Kecamatan Sinjai Borong, Kecamtan Bulupoddo,

Kecamatan Tellulimpoe,Kecamatan Pulau Sembilan . Kabupaten Sinjai

terletak arah timur dari Kota Makassar dengan jarak 233 Km dari Kota

Makassar, Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk lebih jelasnya, wilayah

administrasi Kabupaten Sinjai, dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Page 56: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

40

Tabel 4.1 Letak dan Klasifikasi Kecamatan di Kabupaten Sinjai

No Nama

Kecamatan

Ibu Kota

Kecamatan

Luas Wilaya Jumlah

Kelurahan /

Desa M2 %

1 Sinjai Utara Balangnipa 29,57 3,61 6

2 Sinjai Borong Pasir putih 66,97 8,17 8

3 Sinjai Tengah Lappadata 129,70 15,82 11

4 Sinjai Selatan Bikeru 131,99 16,10 11

5 Sinjai Barat Manipi 135,53 16,63 9

6 Sinjai Timur mangarabombang 71,88 8,77 13

7 Tellulimpoe Mananti 147.30 17,96 11

8 Bulupoddo Bulupoddo 99,47 12,13 7

9 P Sembilan Kambuno 7,55 0.92 4

Jumlah 819,96 100 80

Sumber : Kabupaten Sinjai Dalam Angka, Tahun 2020

Kabupaten Sinjai memiliki 3 (tiga) dimensi wilayah, yakni wilayah

laut/pantai, wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi. Secara

morfologi, kondisi topografi wilayah Kabupaten Sinjai sangat bervariasi, yaitu

dari area dataran hingga area yang bergunung. Sekitar 38,26 persen atau

seluas 31.370 Ha merupakan kawasan dataran hingga landai dengan

kemiringan 0 - 15 persen. Area perbukitan hingga bergunung dengan

kemiringan di atas 40 persen, diperkirakan seluas 25.625 Ha atau 31,25

persen.

Wilayah Kabupaten Sinjai di dominasi oleh bentuk wilayah perbukitan

dan pegunungan. Meskipun demikian di wilayah ini tidak terdapat gunung

berapi. Daerah pegunungan di Kabupaten Sinjai sebagian besar terletak di

Kecamatan Sinjai Barat, Kecamaan Sinjai Tengah, Kecamatan Sinjai Selatan,

Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Bulupoddo. Akibat kondisi topografi

tersebut maka pengembangan wilayah Kabupaten Sinjai menjadi terbatas.

Dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Sinjai, kecamatan yang

Page 57: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

41

memiliki wilayah datar yang cukup luas adalah Kecamatan Sinjai Timur,

Kecamatan Sinjai Utara dan Kecamatan Pulau Sembilan. Dataran yang

memiliki sumberdaya air yang cukup dimanfaatkan masyarakat sebagai areal

persawahan. Ketinggian dari permukaan laut wilayah Kabupaten Sinjai,

bervariasi dari 0 - 1.000 Meter Diatas permukaan Laut (MDPL). Sehingga

mata pencarian masyarakatnya pun sangat beragam mulai dari petani,

pegawai, nelayan dan lain-lain. Salah satu sektor andalan dalam

perekonomian di Kabupaten Sinjai adalah sektor Pertanian yang salah

satunya terdapat di Kecamatan Sinjai Tengah yang terdiri dari 11 desa yaitu

Baru, Bonto, Gantarang, Kanrung, Kompang, Mattunreng Tellue, Pattongko,

Saohiring, Saotanre, Saotengah dengan jumlah penduduk mencapai 28,795

jiwa.

1. Aspek Geografis

Kondisi geografis wilayah berada di daerah dataran tinggi dengan

ketinggian mencapai sekitar 700,00 m dari permukaan laut. Dengan kondisi

wilayah berhawa sejuk karena berada didataran tinggi, maka keadaan

topografi yaitu kebanyakan daerah berbukit-bukit yang mencapai 541,99

Ha , dan secara geologis wilayahnya memiliki jenis tanah berwarna abu-

abu yang berstektur lempungan. Disamping itu wilayah Desa Kompang

yang memiliki 2(dua) iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 250 C

serta memiliki dua tipe musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, di

mana musim hujan terjadi mulai pada bulan Desember sampai April

sementara musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan November

yang berputar setiap tahunnya. Disamping memiliki jumlah curah hujan

rata-rata setiap tahun yang mencapai 2.000.00 mm.

Page 58: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

42

2. Aspek Demografi

Dalam pelaksanaan suatu pembangunan, faktor yang sangat

berpengaruh yaitu penduduk karena pada dasarnya penduduk tidak hanya

menjadi sasaran tapi juga menjadi pelaksana dalam suatu pembangunan.

Jadi, demi menunjang keberhasilan suatu pembangunan, perkembangan

penduduk sangat dibutuhkan yang memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang

dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Jumlah penduduk

berdasarkan data di profil desa di Desa Kompang tahun 2020 berjumlah

2,005 jiwa, dengan jumlah penduduk.

Rasio jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak

dari penduduk yang berjenis kelamin laki-laki perdesa dengan

perbandingan 977 jiwa laki-laki dan 1.028 jiwa perempuan. Jumlah

penduduk yang besar tidak hanya menjadi modal pembangunan, akan

tetapi dapat juga menjadi beban, bahkan dapat menimbulkan berbagai

permasalahan seperti kebutuhan akan lapangan kerja, kebutuhan

perumahan, pendidikan dan sebagainya. Selain itu komposisi penduduk

yang tidak seimbang antara jumlah penduduk muda dengan usia produktif

dapat menyebabkan rendahnya produktifitas. Begitu pula dengan

persebaran penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai

permasalahan.

Page 59: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

43

B. Hasil Penelitian

A. Karateristik Responden

Karateristik responden adalah langkah pertama yang perlu

dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran umum data yang

dikumpulkan dari responden.

a) Kelompok Umur

Umur yaitu untuk melihat kemampuan fisik dan kesehatan mental

spiritual untuk melakukan kegiatan produksi. Umur yang produktif akan

lebih efektif dalam beraktifitas dibandingkan dengan belum atau tidak

produktif. Tingkat kemampuan kerja dari manusia sangat tergantung

pada tingkat umur. Umur yang lebih muda atau tua cenderung menuju

pada kondisi yang belum atau sudah tidak optimal untuk bekerja.

Adapun distribusi responden berdasarkan tingkat umur dapat dilihat

pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani

Tahun 2020

Umur Frekuensi (n) Presentase (%)

21-30 25 26,3%

31-40 37 30,9%

41-50 23 24,2%

51 ke atas 10 10,5%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Tabel 4.2, menunjukkan distribusi responden berdasarkan

kelompok umur dan paling banyak yaitu petani yang berumur 31 - 40

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini nelayan yang

menjadi responden kebanyakan yang berusia produktif, karena pada

Page 60: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

44

dasarnya jenis pekerjaan sebagai Petani adalah jenis pekerjaan yang

dilakukan berdasarkan keturunan. Usia produktif dalam melakukan

suatu pekerjaan akan mampu meningkatkan produktivitas.

b) Pendidikan Petani

Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses

produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena

memiliki kualitas yang baik, dengan demikian pendidikan diharapkan

pula dapat mengatasi keterbelakangan dan dapat memotivasi untuk

berprestasi. Responden yang lebih dinamis dan aktif dalam mencari

informasi yang berhubungan dengan teknologi maupun pasar. Untuk

lebih jelasnya tingkat pendidikan dari responden dapat dilihat pada tabel

4.3 berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Petani Tahun 2020

Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Presentase(%)

Tamat SD 43 45,2%

Tamat SMP 29 30,5%

Tamat SMA 15 15.7%

perguruan Tinggi S1, S2 8 8,4%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Tabel 4.3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan, hasilnya menunjukkan bahwa paling banyak responden

yang tamat SD sebanyak jiwa dengan presentase 45,2%. Hal ini

menandakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pendidikan sangat

rendah hal ini dibuktikan oleh masih rendahnya pendidikan Petani

disebabkan oleh kurangnya sarana sekolah yang tersedia dan rendanya

Page 61: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

45

minat masyarakat untuk menempuh pendidikan selain itu juga Petani

tidak tertarik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena

disebabkan oleh beberapa hal seperti minat sekolah rendah, kondisi

ekonomi yang terbatas dan keadaan sosial budaya yang menganggap

asal bias baca tulis sudah cukup, pemahaman ini masih berlangsung

sampai sekarang.

B. Deskripsi Variabel Penelitian

1) Modal (X1)

Modal adalah jumlah (barang/uang) yang dikeluarkan untuk membiayai

berbagai pengeluaran untuk menghasilkan produksi cengkeh yang baik.

Modal petani yang diluar tanah adalah alat-alat pertanian, pupuk hasil

panen yang belum dijual. Adapun modal yang diperlukan selama

pemeliharaan dan masa panen dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Modal, Tahun 2020

Modal

Biaya Pengeluaran Frekuensi Presentase(%)

100.000 – 1.000.000 11 jiwa 11,5%

1.000.000 – 10.000.000 72 jiwa 75,7%

10.000.000 – 20.000.000 7 jiwa 7,3%

20.000.000 – 30.000.000 1 jiwa 1%

30.000.000 – 40.000.000 4 jiwa 4.2%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Pada tabel 4.4, menunjukkan distribusi responden berdasarkan

modal secara keseluruhan mulai dari biaya pemeliharan hingga biaya

lainnya yang digunakan oleh petani dalam masa pemeliharaan sekali

panen, dengan jumlah tertinggi yaitu dengan jumlah modal Rp.

Page 62: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

46

1.000.000 - Rp. 20.000.00 juta sebanyak 72 jiwa dengan presentase

675,7% dan terendah yaitu dengan menggunakan modal lebih dari Rp.

100.000 - Rp. 1.000.000 sebanyak 11 jiwa dengan prensentase 11.5%.

Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar petani menggunakan modal

yang yang cukup tinggi untuk biaya pengeluaran produksi cengkeh

mulai dari biaya perawatan hingga biaya upah tenaga kerja.

Tingginya penggunaan modal dalam kegiatan produksi cengkeh

disebabkan oleh banyaknya petani yang belum memahami bagaimana

faktor produksi tersebut digunakan secara efisien karena pentingnya

komoditi cengkeh. Modal besar akan mengakibatkan Modal kerja

bertambah yang menyebabkan tingkat penghasilan tinggi, modal yang

digunakan petani cengkeh yaitu menggunakan modal sendiri.

2) Luas Lahan (X2)

Luas lahan yang diusahakan petani bervariasi, dan luas lahan

yang dikelola petani merupakan lahan milik sendiri. Adapun jumlah

petani menurut strata luas lahan seperti terlihat pada tabel 4.5 berikut

ini:

Tabel 4.5 Jumlah Petani Responden Menurut Strata Luas Lahan di Desa Kompang

Luas Lahan

Luas Lahan (m2) Frekuensi (n) Presentase (%)

100 – 500 60 63,1%

530 – 1000 31 32.6%

1300 – 2300 4 4.2%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Tabel 4.5 menunjukan bahwa luas lahan yang paling banyak

dikelola petani adalah 100 m2–500 m2 sebanyak 60 jiwa petani dengan

presentase sebesar 63,1 % sedangkan yang paling sedikit mengelola

Page 63: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

47

lahan dengan luas lahan sebesar 1300 m2–2300 m2 dengan jumlah

petani sebesar 4 jiwa dan presentase sebesar 4,2%.

3) Usia tanam (X3)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 95 responden, usia

tanam pada produksi cengkeh dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tanaman

Cengkeh

Usia Tanam

Tahun Frekuensi Presentase (%)

5 – 15 tahun 34 35,7%

18 – 29 tahun 61 66,3%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat mayoritas usia tanaman

cengkeh yang diusahakan petani cengkeh di Desa Kompang yang

berada pada interval usia tanaman 18-29 tahun sebanyak 61 jiwa

dimana presentasenya sebesar 66,3 %. Semakin tua usia pohon

cengkeh maka semakin banyak produksi cengkeh yang dihasilkan.

Selanjutnya yaitu berada pada interval usia tanaman 5-15 tahun

sebanyak 34 jiwa dan jumlah presentase sebesar 35,7 % .

4) Tenaga Kerja (X4)

Petani cengkeh di Desa Kompang masih menggunakan sistem

tradisional dan semua pekerjaan dilakukan oleh manusia sehingga

butuh tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada

95 responden, jumlah tenaga kerja pada produksi cengkeh dapat di lihat

pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Page 64: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

48

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Frekuensi (n) Presentase(%)

2 25 26.3%

3 46 46,4%

4 24 25.2%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Dari tabel di atas, di mana jumlah petani ada 25 orang yang

menggunakan 2 orang tenaga kerja dengan presentase sebesar 46,4%,

46 orang lainnya menggunakan 3 tenaga kerja dengan presentase

sebesar 37,9% dan selanjutnya ada 24 orang mrnggunakan 4 tenaga

kerja dengan presentase sebesar 25,2% yang merupakan penggunaan

tenaga kerja yang paling banya digunakan petani yaitu 4 orang

penggunaan banyak tenaga kerja akan mempercepat panen produksi

cengkeh semakin banyak tenaga kerja yang digunakan maka semakin

banyak biaya yang Harus dikeluarkan, dan penggunaan tenaga kerja

tergantung dari luasa lahan dan banyaknya pohon, yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah berada pada interval penggunaan

tenaga kerja 3 orang sebanyak 46 jiwa dimana presentasenya sebesar

37.9 %.

5) Jumlah Pupuk(X5)

Penggunaan jumlah pupuk tergantung dengan berapa banyak

jumlah pohon yang di miliki petani cengkeh di Desa Kompang, dapat

dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Page 65: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

49

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pupuk

Jumlah Pupuk

Jumlah Pupuk Frekuensi(n) Presentase%

2 20 21,7%

4 35 36,8%

6 40 42,1%

Jumlah 95 100

Sumber : Hasil Olahan Data Primer, Tahun 2020

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat 20 petani menggunakan pupuk

sebanyak 2 sak dengan frekuensi sebesar 21,7 %, selain itu ada 35

petani yang menggunakan 4 sak pupuk dengan frekuensi sebesar 36.8

%, dan yang selanjutnya ada 40 responden yang menggunakan pupuk

sebanyak 6 sak dengan frekuensi 342,1 % yang merupakan

penggunaan pupuk yang paling banya digunakan petani yaitu 6 sak,

karena penggunaan pupuk tergantung dengan berapa banyak jumlah

pohon yang diusahakan petani cengkeh di Desa Kompang yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah berada pada interval penggunaan

pupuk 6 sak sebanyak 40 jiwa dimana presentasenya sebesar 42.1 %.

C. Hasil Pengolahan Data

1. Uji Asumsi Klasik

Analisis uji prasyarat dalam penelitian ini yaitu mengunakan uji

asumsi klasik sebagai salah satu syarat dalam mengunakan analisis

regresi. Adapun pengujiannya dapat dibagi dalam beberapa tahap

pengujian yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dengan grafik normal P-Plot akan membentuk

satu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan

Page 66: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

50

dengan garis diagonal. Jika distribusi normal garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik

normal P-Plot sebagai mana dengan terlihat dalam gambar 4.1

sebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020

Gambar 4.1 Normal Probability Plot menunjukkan bahwa data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

dan menujukkan pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan

bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi dan layak dipakai untuk

memprediksi hasil produksi pada usaha tani cengkeh berdasarkan

variable bebasnya.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara

variabel bebas. Toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang

Page 67: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

51

terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Jadi

nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena 54 VIF =

1/Toleransi) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai

cotuff yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan

nilai VIF diatas 10. Uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.9

berikut ini :

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Modal .643 1.555

Luas Lahan .734 1.363

Usia Tanam .851 1.175

Tenaga Kerja .589 1.698

Pupuk .629 1.591

Sumber : Output SPSS 26 Primer, diolah 2020

Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan

tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang

dari 0,1 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinieritas. Sebaliknya

apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,1 maka

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Adapun hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.9 di atas. Berdasarkan

tabel 4.9 di atas, maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-masing

variabel penelitian sebagai berikut:

a) Nilai VIF untuk variabel modal sebesar 1,555 < 10 dan nilai

toleransi sebesar 0,643 > 0,1 sehingga variabel modal dinyatakan

tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Page 68: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

52

b) Nilai VIF untuk variabel luas lahan sebesar 1.363 < 10 dan nilai

toleransi sebesar 0,734 > 0,1 sehingga variabel tenaga kerja

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

c) Nilai VIF variabel usia tanam untuk sebesar 1,175 < 10 dan nilai

toleransi sebesar 0, 851 > 0,1 sehingga variabel luas lahan

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

d) Nilai VIF variabel Tenaga kerja untuk sebesar 1,698 < 10 dan nilai

toleransi sebesar 0,589 > 0,1 sehingga variabel luas lahan

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

e) Nilai VIF variabel usia tanam untuk sebesar 1,591 < 10 dan nilai

toleransi sebesar 0,629 > 0,1 sehingga variabel luas lahan

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroksedastisitas

Grafik scartterplot antara nilai prediksi variabel dependen

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah y

yang telah diprediksi dan sumbu x adalah residual (y prediksi – y

sesungguhnya) yang telah di-studentized. Deteksi ada tidaknya

heteroksedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi

heteroksedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas. Adapun hasil gambar uji heteroksedastisitas

Page 69: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

53

menggunakan SPSS versi 26, dapat dilihat pada gambar 4.2

berikut:

Gambar 4.2 Uji Heteroksedastisitas

Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020

Gambar 4.2 Scatterplot tersebut, terlihat titik-titik menyebar

secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas,

serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

jumlah produksi Usaha tani cengkeh berdasarkan masukan

variabel independentnya.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient dari

variabel modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja dan pupuk pada

produksi usaha tani cengkeh ditunjukkan pada tabel 4.10, di bawah ini :

Page 70: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

54

Tabel 4.10, Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Modal

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error

Beta

(Constant) Modal

Luas Lahan

.529

.331

.001

.714

.054

.000

.464 .254

.741 6.141 3.585

.461

.000

.001

Usiah Tanam

Tenagah Kerja

Pupuk

-.001

.162

.094

.007

.084

.038

-.014

.152

.186

-.208

1.930

2.437

.835

.057

.017

Sumber: Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat hasil koefisien regresi (β)

di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Ln Y = Lnβ0 + β1LnX1 + β2LnX2 + β3X3 + β4LnX4 + β5LnX5 + μ

Y = 0,529+ 0.331 X1 + 0. 001X2 - 0.001X3 + 0.162 X4 + 0.094 X5 + μ

Hasil dari persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

1) Nilai konstanta sebesar 0,529, jika variabel modal (X1), luas lahan

(X2), usia tanam (X3), tenaga kerja (X4) dan pupuk (X5) konstan atau

X = 0, maka produksi cengkeh pada usaha tani sebesar 0.529.

2) Nilai koefisien variabel modal sebesar 0,331, artinya terjadi hubungan

positif antara modal dan produksi karena semakin naik modal maka

produksi semakin meningkat.

3) Nilai koefisien variabel luas lahan sebesar 0,001, artinya terjadi

hubungan positif antara modal dan produksi karena semakin naik

modal maka produksi semakin meningkat.

Page 71: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

55

4) Nilai koefisien variabel usia tanam sebesar -0,001, artinya tidak

terjadi hubungan positif antara modal dan produksi yang

menyebabkan penurunan produksi usahatani cengkeh.

5) Nilai koefisien variabel tenaga kerja sebesar 0.162, artinya tidak

terjadi hubungan positif antara modal dan produksi yang

menyebabkan penurunan produksi usahatani cengkeh.

6) Nilai koefisien variabel pupuk sebesar 0.094, artinya terjadi hubungan

positif antara modal dan produksi karena semakin naik modal maka

produksi semakin meningkat.

3. Uji statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R square) pada intinya mengukur

berapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependennya. Nilai koefisien determinan yang mendekati satu

variabel–variabel independennya menjelaskan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen.

Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat terlihat

pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Model Summaryb

Modal R R square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .820a .673 .655 .45514

Sumber: Output SPSS 26 Data di Olah, Tahun 2020

Berdasarkan output SPSS tampak bahwa hasil dari

perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0,820 dengan kata lain

hubungan antara variabel X terhadap variabel Y sebesar 0,820 atau

Page 72: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

56

sebesar 82,0 %. Dan nilai koefisien determinasi ( R Square) sebesar

0,673 dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase

variasi produksi usahatani cengkeh yang bisa dijelaskan oleh variasi

dari variabel bebas yaitu modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja,

pupuk sebesar 67,3% sedangkan sisanya sebesar 32,7% dijelaskan

oleh variabel – variabel lainnya yang diluar penelitian.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan uji secara simultan untuk mengetahui

apakah variabel modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja, pupuk

secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada produksi

usahatani cengkeh. Dari hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

37.976

18.436

56.412

5

89

94

36.665 .000b

Sumber: Output SPSS 26 Data di Olah, Tahun 2020

Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.12, pengaruh

variabel modal (X1), luas lahan (X2), usia tanam (X3), tenaga kerja

(X4) dan pupuk (X5) terhadap produksi pada usahatani cengkeh (Y),

maka diperoleh nilai signifikan 0.000 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa kelima variable bebas secara simultan terpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

c. Uji Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (modal, tenaga kerja dan luas lahan) secara parsial

terhadap variabel dependen (produksi usaha tani cengkeh di Desa

Page 73: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

57

Kompang ) dan menganggap variabel lain konstan. Signifikansi

tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel

dengan thitung. Dapat di lihaat hasil pengujian pada tabel 4.13 dibawah :

Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) .529 .714 .741 .461

Modal .331 .054 .464 6.141 .000

Luas Lahan .001 .000 .254 3.585 .001

Usia Tanam -.001 .007 -.014 -.208 .835

Tenaga Kerja .162 .084 .152 1.930 .057

Pupuk .094 .038 .186 2.437 .017

Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020

Berdasarkan Tobel 4.13 perhitungan uji t dapat dilihat hasil

pengujian parsial terhadap masing-masing variabel independen

(modal, luas lahan,usia tanam, tenaga kerja dan pupuk) secara parsial

terhadap variabel dependennya Produksi usaha tani cengkeh di Desa

Kompang dapat dianalisa sebagai berikut:

1. Variabel modal (X1) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.331 dan

nilai signifikan sebesar 0.000, nilai ini menunjukkan bahwa nilai

signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.

2. Luas lahan (X2) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.001 dan nilai

signifikan sebesar 0.001, nilai ini menunjukkan bahwa nilai

signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat

Page 74: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

58

disimpulkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.

3. Usia tanam (X3) didapatkan nilai koefisien sebesar -0.001 dan nilai

signifikan sebesar 0.835, nilai ini menunjukkan bahwa nilai

signifikan lebih besar dari level of significance (α = 0,05). Jadi,

dapat disimpulkan bahwa usia tanam tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.

4. Tenaga kerja (X4) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.162 dan nilai

signifikan sebesar 0.057, nilai ini menunjukkan bahwa nilai

signifikan lebih besar dari level of significance (α = 0,05). Jadi,

dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.

5. pupuk (X5) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.094 dan nilai

signifikan sebesar 0.017, nilai ini menunjukkan bahwa nilai

signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa pupuk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.

Page 75: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

59

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Usaha Tani Cengkeh

A. Pengaruh Modal Terhadap Produksi Usahatani Cengkeh

Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa besarnya modal

berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi pada usaha tani

cengkeh di Desa Kompang. Ini terlihat dari hasil oleh data dimana

kofesien regresi sebesar 0,331 dengan nilai signifikan lebih kecil dari

0,05 ( 0.000 < 0.05 ). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika

variabel modal ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya

produksi pada usaha tani cengkeh sebaliknya, jika variabel modal

menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi pada usaha

tani cengkeh.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor modal

sangat mempengaruhi hasil produksi petani karena digunakan untuk

mengahasilkan suatu barang, pengertian barang disini meliputi, alat-alat

produksi dan sarana produksi pertanian lainnya seperti pupuk, bibit,

obat-obatan serta faktor produksi lainnya untuk menghasilkan hasil

produksi yang baik .

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Idayanti. F.

dan Dewi. P. M. (2015), yang menyatakan bahwa modal dan bahan

baku memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi yang

berarti setiap peningkatan tenaga kerja, modal dan bahan baku dapat

meningkatkan produksi kerajinan kayu di Kecamatan Ubud.

Page 76: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

60

B. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh

Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa besarnya luas lahan

berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi pada usaha tani

cengkeh di Desa Kompang. Ini terlihat dari hasil oleh data dimana

kofesien regresi sebesar 0,001 dengan nilai signifikan lebih kecil dari

0,05 ( 0.001 < 0.05 ). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika

variabel modal ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya

produksi pada usaha tani cengkeh. Sebaliknya, jika variabel modal

menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi pada usaha

tani cengkeh.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor luas

lahan mempengaruhi hasil produksi karena pohon cengkeh harus di

tanam berjarak agar tidak berdempetan maka dari itu petani

membutuhkan luas luas dan jika luas lahan bertambah maka jumlah

pohon cengkeh juga semakin banyak di tanam sehingga

mengakibatkan hasil produksi meningkat.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tamalonggehe D. dkk

(2014), yang menyatakan bahwa luas lahan mempengaruhi

berpengaruh positif signfikan terhadap produksi salak. pada hasil

produksi, hasil produksi dapat naik karena tanah yang digunakannya

sangat efisien.

C. Pengaruh Usia Tanam Terhadap Produksi Usahatani cengkeh

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa usia tanaman

berpengaruh negatif dan tidak bepengaruh secara signifikan terhadap

produksi Cengkeh di Desa Kompang, ini terlihat dari hasil oleh data

Page 77: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

61

dimana kofesien regresi sebesar -0,001 dengan nilai tidak signifikan

lebih besar dari 0,05 ( 0.835 > 0.05 ). Hal ini disebabkan karena

semakin tua umur tanaman cengkeh produksinya semakin berkurang.

Jika pemeliharaan dan penanganan kurang intensif produksinya akan

semakin berkurang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Indra (2011), yang

menyatakan bahwa semua nilai parameter masukan yang ada dalam

model bertanda positif kecuali umur tanaman, hal ini bukan merupakan

kesalahan spesifikasi karena dalam kenyataannya memang ada

hubungan negatif antara umur tanaman dengan besarnya tingkat

produksi usaha tani.

d. Pengaruh Tenaga kerja Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tenaga kerja

berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

produksi Cengkeh di Desa Kompang, ini terlihat dari hasil oleh data

dimana kofesien regresi sebesar -0,001 dengan nilai tidak signifikan

lebih besar dari 0,05 ( 0.835 > 0.05 ). Hal ini disebabkan karena jumlah

yang di produksi setiap tahun menurun, di akibatkan tenaga kerja juga

ikut berkurang.

e. Pengaruh Pupuk Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh

Pupuk berpengaruh positif terhadap produksi cengkeh, hal ini

terlihat dari hasil olah data dimana kofesien regresi sebesar 0,094

dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 ( 0.017 < 0.05 ). Dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel pupuk ditingkatkan maka

akan diikuti dengan meningkatnya produksi pada usaha tani cengkeh.

Page 78: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

62

Sebaliknya, jika variabel pupuk menurun maka akan diikuti dengan

menurunnya produksi pada usaha tani cengkeh.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor pupuk

mempengaruhi hasil produksi karena, penggunaan pupuk terhadap

tanaman cengkeh dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang

meningkat serta kualitas baik.

Menurut Suwalan et al (2004) dalam Sahara dan Idris (2010)

respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat apabila

pupuk yang digunakan tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.

2. Analisis Efisiensi Alokatif (Harga) Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Pada Usaha tani Cengkeh

Efisiensi faktor produksi pada usaha tani Cengkeh Didesa

kompang dapat diketahui dengan menghitung rasio NPM suatu faktor

produksi dengan harga masing-masing faktor produksi NPMx/Px.

perhitungan yang digunakan untuk analisis efisiensi alokatif faktor-faktor

produksi mencantumkan nilai koefisien regresi yang berasal dari fungsi

produksi Cobb- Douglas. Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi

Cobb-Douglas, diketahui bahwa tidak semua variabel bebas yang

dimasukkan ke dalam model berpengaruh secara nyata terhadap

produksi Cengkeh, hanya variabel yang berpengaruh nyata terhadap

produksi Cengkeh yaitu faktor tenaga kerja dan pupuk. Hasil

perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Page 79: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

63

Tabel 4.14 Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor

Produksi Usahatani Cengkeh

Variabel Bix Y PY X Px PMx NPMx

Modal

Luas lahan

Pupuk

0,331

0,001

0,94

1,637

1,637

1,637

40,400

40,400

40.400

13,3

7,6

4,3

849.000

2.000.000

220.000

40,74

215,3

357,8

1.645.896

8.698.120

14.455.120

1,938

4,34

65,7

Sumber : Diolah Dari Data Primer 2020

a. Efisiensi Alokatif Modal

Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan modal

sebesar 1.938 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga

penggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Nicholson,

2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabilah

perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-masing input

(NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1. Hal ini

menunjukkan bahwa modal yang digunakan sebesar 1,938 di daerah

penelitian yang belum efisien.

Penggunaan modal di daerah penelitian sangat

mempengaruhi hasil produksi cengkeh itu sendiri.seperti yang kita

ketahui modal yaitu Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang

atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan

tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini

hasil pertanian. nah sedangkan untuk menghasilkan produksi yang

maksimum dan efisien maka hasil dari produksi cengkeh iu sendiri

harus lebih besar dari pada modal yang digunakan Ditinjau dari

penggunaan modal yang tidak efisien, mengakibatkan penggunaan

modal terlalu besar maka perlu dilakukan pengurangan agar efisien.

Page 80: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

64

Agar penggunaan pupuk dapat optimal maka perludilakukan

pengurangan penggunaan modal. Dari pengurangan penggunaan

modal optimal mencapai Rp.25.784.003.

b. Efisiensi Alokatif Modal

Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan luas

lahan sebesar 4,34 dimana angka tersebut lebih besar dari 1,

sehingga penggunaan luas lahan di daerah penelitian belum efisien.

Nicholson, 2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai

apabilah perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-

masing input (NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan sebanyak 4,34

m2 dalam proses produksi usaha tani mulai dari pengolahan lahan

sampai panen dengan luasan lahan di daerah penelitian belum

efisien. Agar penggunaan luas lahan dapat optimal maka perlu

dilakukan penambahan pohon cengkeh, sehingga dapat

meningkatkan produksi dan pendapatan petani Cengkeh. Dari

penambahan luas lahan optimal mencapai 33,067 m2 .

c. Efisiensi Alokatif Pupuk

Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan pupuk

sebesar 65,7 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga

penggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Nicholson,

2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabilah

perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masingmasing input

(NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan pupuk sebesar 4,3 kg dalam 1

Page 81: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

65

hektar di daerah penelitian tidak efisien. Penggunaan pupuk di

daerah penelitian sangat intensif dan tidak sesuai takaran.

Petani berkeyakinan bahwa jika tidak dilakukan pemupukan

maka hasil produksi cengkeh tidak bagus,. Ditinjau dari penggunaan

pupuk yang intensif dan tidak sesuai dengan takaran, mengakibatkan

enggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Agar

penggunaan pupuk dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan

penggunaan pupuk, sehingga dapat meningkatkan produksi dan

pendapatan petani cengkeh. Dari penambahan penggunaan pupuk

optimal mencapai 282,5 kg/sak.

Page 82: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang

telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha

tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar 0.331

dengan nilai signifikan 0.000 (0.000 < 0.05) Jadi, untuk memproduksi lebih

banyak cengkeh maka diperlukan banyak modal.

2. Variabel luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi

usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar

0.001 dengan nilai signifikan 0.001 (0.001 < 0.05). Dengan penambahan

luas lahan maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dalam

kegiatan produksi.

3. Variabel usia tanam tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable

sebesar -0.001 dengan nilai signifikan 0.835 (0.835 > 0.05)

4. Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien

variable sebesar 0.162 dengan nilai signifikan 0.057 (0.057 > 0.05)

5. Variabel pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha

tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar 0.094

dengan nilai signifikan 0.017 (0.017 < 0.05). Dengan penambahan pupuk

maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dalam kegiatan

produksi.

Page 83: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

67

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan

berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan peroduksi petani cengkeh diharapkan kepada

pemerintah daerah memberikan bantuan dalam bentuk tambahan modal

dan bbit kepada petani karena sangat berperan penting dalam peningkatan

produksi petani .

2. Untuk meningkatkan produksi bagi petani pihak dines yang terkait ataupun

swasta agar kiranya mengarahkan petani dalam hal cara penggunaan

faktor produksi secara efisien., sehingga hasil produksi yang diperoleh

petani mengalami peningkatan.

3. Bagi peneliti berikutnya dapat mengkaji lebih dalam lagi efesiensi

penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh.

Page 84: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

68

DAFTAR PUSTAKA

Avi Budi Setiawan. 2011. Analisis efesiensi penggunaan faktor-faktor produksi

usaha tani jagung di kabupaten grobogan.

Besse Ani Kasturi. 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Wajo.

Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Sulawesi selatan tahun 2020 Buku Profil Desa Kompang, 2020

Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2020

Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2020

Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2019

Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai

2020

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai, Tahun 2019

Chandra Adyatma 2013. Analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh di desa Manggisari.

Daniel Moehar 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Dewi Sahara, 2005. Efesiensi Produksi Sistem Usaha Tani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Dr. Andriko Noto Susanto. 2015 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Nana Musfirah 2019. Analisis factor-faktor perbandingan pendapatan membudidayakan tanaman cengkeh dan merica di desa Palakae kecamatan Sinjai selatan kab. Sinjai.

Fathorozi 2003. Teori ekonomi mikro. Jakarta Salemba empat.

F. dan Dewi P.M 2015, Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Kurs Dollar

pada Ekspor Cengkeh di Indonesia Universitas Udayana Bali.

Firdach Nopita Sari, Azhar Bafadal, Wa Ode Yusria. 2017. Faktor-Faktor Produksi yang Berpengaruh dalam Usaha Tani Cengkeh di Desa Puulemo Kecamatan Limbo Kabupaten Konawe Utara.

Page 85: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

69

Joesron dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Beberapa Bentuk

Fungsi Produksi. Jakarta: Salemba Empat.

Hertiana Ikasari 2011. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.

https://sinjaikab.bps.go.id/

Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate. Jakarta : Binarupa Aksara.

Nurmala 2015. Efesiensi Penggunaan Inpu Produksi pada Usaha Tani Cengkeh di Kecamatan Dako Pamean Kabupaten Toli-toli.

Mankiw, 2005. Teorimakro Ekonomi. Edisi Keempat. Jakarta Terjemahan : imam nurmawan. Erlangga.

Putong, Iskandar. 2015. Ekonomi Makro: Pengantar Untuk Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Makro. t.p.

Pindyk, Robert s., dan Rubinfield, Daniel L. 2012. Econometric Models And Economic Forecasts, 4th Ed. Singapure : McGrawHIll.

Popy Satiti 2012. Analisis Efesiensi Penggunaan Faktor– Faktor Produksi Pada Usaha Tani Kopi di Kecamatan Sumowono.

puslitbang tanaman pangan, 2015

Prasetya. 2006. Penerapan Teknologi Sistem Usaha tani Tanaman-Ternak

Melalui Pendekatan Organisasi Kelompok Tani (Suatu Model

Pengelolaan Lingkungan Pertanian). Dalam Prosiding Seminar

Pengelolaan Lingkungan Pertanian, Surakarta, 1 Oktober 2003.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rahim dan diah . 2012. Model ekonomterika perikanan tangkap, Badan Penerbit

UNM, Makassar.

Srirande. 2012. Pertumbuhan provinsi . Kencana ,Jakarta

Sukartawi 2002, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : teori dan aplikasi edisi kedua, catatan keempat, penerbit PT raja grafindo perseda,Jakarta.

Sukartawi. 2011. Ilmu Usaha tani dan Penelitian Untuk Pengembangan PetaniKecil. Jakarta.UI Press,

Soekardono, dkk. 2005. Teori ekonomi makro pendekatan grafis dan matematis pondok edukasi, malang.

Sukirno,Sadono, 2005, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta, Raja Grafindo Persada:

Tety Suciaty 2004. Efesiensi Faktor-Faktor Produksidalam Usaha tani Bawang. Kabupaten Cirebo.

Page 86: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

70

Wayan Chandra Adyatma 2013. Jurnal Analisis Efesiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usaha tani Cengkeh Di Desa Manggisari

Page 87: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

71

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 88: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

72

KUISIONER UNTUK PETANI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI CENGKEH DI DESA KOMPANG KECAMATAN SINJAI TENGAH

Oleh : WAHDANIA

1. IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Alamat :

Umur :

Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan

Status : (1) Kawin (2) belum kawin

2. PERTANYAAN

No

Variabel

Lokasi Jarak Tanam

Total Lahan 1

Lahan 2

Lahan 3

Lahan 4

Lahan 5

1 Lahan

Luas lahan (Ha/m)

2 Benih

Jumlah

Harga (Rp/kg)

3 Pupuk Kandang

Jumlah Pupuk (kg)

Harga Pupuk (Rp/kg)

4 Pupuk Urea

Jumlah Pupuk

Harga Pupuk (RpKg)

5 Pupuk SP-36 / TSP

Jumlah Pupuk (kg)

Harga Pupuk

(Rp/kg)

6 Pupuk NPK

Jumlah Pupuk (kg)

Harga Pupuk(Rp/kg)

Page 89: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

73

7 Pupuk Daun

Jumlah Pupuk (ml)

HargaPupuk (Rp/btl)

8 ProduksiCengke (kg)

9 Harga Jual Cengkeh (Rp/kg)

3. Tenaga Kerja

No

Jenis kegiatan

Jumlah HOK

Upah/hari

1 panen

4. Pasca Panen Komoditas Cengkeh 1. Cara panen dan penjualan hasil produksi :

(1) Borongan

(2) dipanen dan dijual berkelompok

(3) dipanen dan dijual sendiri

2. Penjualan hasil panen dalam bentuk :

(1) biji kering (2) biji basah

Page 90: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

74

TABEL DATA HASIL

No Nama

HASIL

Jumlah Produksi

(kg)

Modal

(Rp)

Luas

Lahan (m2)

Usia Tanam

(tahun)

Tenaga

Kerja Pupuk

1 Rustan 735 660,000 420 27 3 6

2 Irwan khalik 630 4,220,000 450 25 3 4

3 Takbir 773 5,280,000 410 8 3 6

4 Hardiman 2125 13,410,000 450 22 4 6

5 Saimang bidung 500 3,220,000 150 15 2 2

6 Muh. Rusli saenong 2275 14,310,000 925 22 4 6

7 Sumarno 875 569,000 650 7 3 4

8 Idrus 250 1,720,000 500 5 2 2

9 Musnaeni 3,500 21,660,000 600 22 4 6

10 Rosma 225 1,570,000 150 5 2 2

11 Ramadhan endre 5000 30,660,000 2300 25 4 6

12 Ahmad sanusi 910 5,840,000 200 20 2 4

13 Darwis 1225 8,010,000 600 20 3 6

14 Mustakin 1400 9,060,000 800 20 4 6

15 Umar 270 184,000 350 5 3 2

16 Jabalia 500 3,220,000 500 5 2 2

17 Ade Yunaldi 712 470,000 300 10 3 4

18 Patmang 1480 9,540,000 800 22 4 6

19 Raman 980 6,320,000 500 10 3 4

20 Heryanto 1500 9,660,000 800 18 4 6

Page 91: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

75

21 M. Anas r 630 4,000,000 200 5 2 2

22 Samnur 1470 9,480,000 700 18 4 6

23 Mustamin t 1580 10,140,000 600 18 4 6

24 Atira 910 5,900,000 240 10 2 4

25 Usman 980 6,320,000 500 7 3 4

26 Cece 980 6,320,000 150 10 3 4

27 Hasan b 1610 19,980,000 700 22 4 6

28 Ambotang 700 464,000 750 28 2 4

29 baco tekko 1120 7,380,000 500 18 3 6

30 Sikir 675 4,490,000 200 25 2 4

31 Cangkani 980 6,320,000 150 10 2 4

32 cacce maelori 1086 7,170,000 350 22 3 6

33 hasia r 720 4,760,000 200 7 3 4

34 Sima 1470 9,260,000 160 20 3 6

35 Jurhan 1050 6,960,000 160 20 3 6

36 Sakka 825 539,000 1250 10 3 4

37 m. rusli 712 4,712,000 200 10 2 4

38 Baba 1400 9,060,000 800 18 3 6

39 minggu gahu 1085 7,160,000 400 15 4 6

40 husni haris 1400 9,060,000 600 22 4 6

41 amiruddin haris 910 5,900,000 350 15 2 4

42 arabe paddu 1400 9,060,000 500 20 3 6

43 Ariyandi 1260 8,220,000 700 15 3 6

44 Caeya 1450 9,360,000 160 20 3 6

45 Usdar 1044 7,170,000 200 28 3 2

Page 92: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

76

46 Anti 937 6,062,000 500 27 3 4

47 Muhlis 712 4,712,000 200 10 2 4

48 sagga kuna 1125 7,410,000 600 20 4 6

49 Saenal 1125 7,400,000 600 18 2 6

50 Adam 770 5,280,000 530 25 3 6

51 Ika 480 3,100,000 270 27 3 6

52 Onteng 350 2,320,000 180 25 3 2

53 Amrin 630 4,220,000 450 25 3 4

54 Rusdiadi 630 4,220,000 450 20 3 4

55 dandi nugraha 980 6,540,000 1300 27 3 6

56 Deni 5000 3,660,000 1000 22 4 6

57 Tahir 900 610,000 300 5 3 4

58 h. lamppe 150 1,120,000 280 7 2 2

59 Tamsil 1000 8,000,000 600 21 3 4

60 Rudi 937 6,020,000 400 25 3 4

61 Sabbang 150 1,120,000 200 27 3 4

62 Kabang 1122 7,410,000 500 18 3 6

63 Yunus 980 5,220,000 1300 27 3 6

64 Rustam 735 4,800,000 420 27 3 6

65 h. salama 1750 10,940,000 750 24 4 4

66 h. becce 805 5,270,000 300 18 2 4

67 abd hafid 6000 29,500,000 800 24 4 4

68 Jumaidi 345 2,320,000 250 5 2 2

69 Zulejuddin 937 6,020,000 500 7 3 4

70 Sahar 350 2,320,000 180 25 3 2

Page 93: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

77

71 Ahar 2125 13,190,000 450 20 4 4

72 Tare 500 322,000 400 29 2 2

73 Nasir 1275 10,510,000 700 14 3 6

74 Kasen 875 5,690,000 650 7 3 2

75 Sirajuddin 3,500 6,600,000 600 22 4 6

76 Ebbi 840 6,270,000 630 27 4 4

77 Darwis 280 480,000 300 6 2 2

78 Asdar 150 1,120,000 200 27 3 2

79 Ramli 212 1,492,000 200 28 3 2

80 Siradjuddin 770 8,010,000 530 25 3 6

81 Maemunah 900 5,840,000 500 7 2 6

82 m. yunus taha 937 6,020,000 500 27 3 4

83 Kahar 1125 7,410,000 600 20 4 6

84 Agus 930 5.900.000 200 24 4 4

85 Ilham 805 520,000 570 27 2 2

86 Ampe 350 2,320,000 250 5 4 2

87 Antong 505 3,450,000 150 20 2 2

88 Muchtar 223 1,280,000 500 8 3 4

89 Ampe 1120 7,380,000 500 20 4 6

90 Ismaing 5000 30,660,000 1000 22 4 6

91 ambo tabang 500 322,000 150 9 2 6

92 Muhammad 6000 30,660,000 800 24 4 4

93 h. ali 537 3,662,000 520 22 3 4

94 Lampe 525 3.112.000 150 15 2 2

95 Salama 150 1,120,000 300 12 2 4

Page 94: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

78

TABEL DATA HASIL LOGARITMA NATURAL

No Nama

Hasil

Jumlah Produksi

(kg) Modal (Rp)

Luas Lahat

(m2)

Usia Tanam

(tahun)

Tenaga

Kerja Pupuk

1 Rustan 6.60 13.40 420 27 3 6

2 Irwan khalik 6.45 15.26 450 25 3 4

3 Takbir 6.65 15.48 410 8 3 6

4 Hardiman 7.66 16.41 450 22 4 6

5 Saimang bidung 6.21 14.98 150 15 2 2

6 Muh. Rusli saenong 7.73 16.48 925 22 4 6

7 Sumarno 6.77 13.25 650 7 3 4

8 Idrus 5.52 14.36 500 5 2 2

9 Musnaeni 8.16 16.89 600 22 4 6

10 Rosma 5.42 14.27 150 5 2 2

11 Ramadhan endre 8.52 17.24 2300 25 4 6

12 Ahmad sanusi 6.81 15.58 200 20 2 4

13 Darwis 7.11 15.90 600 20 3 6

14 Mustakin 7.24 16.02 800 20 4 6

15 Umar 5.60 12.12 350 5 3 2

16 Jabalia 6.21 14.98 500 5 2 2

17 Ade yunaldi 6.57 13.06 300 10 3 4

18 Patmang 7.30 16.07 800 22 4 6

Page 95: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

79

19 Raman 6.89 15.66 500 10 3 4

20 Heryanto 7.31 16.08 800 18 4 6

21 M. Anas r 6.45 15.20 200 5 2 2

22 Samnur 7.29 16.06 700 18 4 6

23 Mustamin t 7.37 16.13 600 18 4 6

24 Atira 6.81 15.59 240 10 2 4

25 Usman 6.89 15.66 500 7 3 4

26 Cece 6.89 15.66 150 10 3 4

27 Hasan b 7.38 16.81 700 22 4 6

28 Ambotang 6.55 13.05 750 28 2 4

29 Baco tekko 7.02 15.81 500 18 3 6

30 Sikir 6.51 15.32 200 25 2 4

31 Cangkani 6.89 15.66 150 10 2 4

32 Cacce maelori 6.99 15.79 350 22 3 6

33 Hasia r 6.58 15.38 200 7 3 4

34 Sima 7.29 16.04 160 20 3 6

35 Jurhan 6.96 15.76 160 20 3 6

36 Sakka 6.72 13.20 1250 10 3 4

37 M. rusli 6.57 15.37 200 10 2 4

38 Baba 7.24 16.02 800 18 3 6

39 Minggu gahu 6.99 15.78 400 15 4 6

40 Husni haris 7.24 16.02 600 22 4 6

41 Amiruddin haris 6.81 15.59 350 15 2 4

42 Arabe paddu 7.24 16.02 500 20 3 6

Page 96: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

80

43 Ariyandi 7.14 15.92 700 15 3 6

44 Caeya 7.28 16.05 160 20 3 6

45 Usdar 6.95 15.79 200 28 3 2

46 Anti 6.84 15.62 500 27 3 4

47 Muhlis 6.57 15.37 200 10 2 4

48 Sagga kuna 7.03 15.82 600 20 4 6

49 Saenal 7.03 15.82 600 18 2 6

50 Adam 6.65 15.48 530 25 3 6

51 Ika 6.17 14.95 270 27 3 6

52 Onteng 5.86 14.66 180 25 3 2

53 Amrin 6.45 15.26 450 25 3 4

54 Rusdiadi 6.45 15.26 450 20 3 4

55 Dandi nugraha 6.89 15.69 1300 27 3 6

56 Deni 8.52 15.11 1000 22 4 6

57 Tahir 6.80 13.32 300 5 3 4

58 H. Lamppe 5.01 13.93 280 7 2 2

59 Tamsil 6.91 15.89 600 21 3 4

60 Rudi 6.84 15.61 400 25 3 4

61 Sabbang 5.01 13.93 200 27 3 4

62 Kabang 7.02 15.82 500 18 3 6

63 Yunus 6.89 15.47 1300 27 3 6

64 Rustam 6.60 15.38 420 27 3 6

65 H. Salama 7.47 16.21 750 24 4 4

66 H. Becce 6.69 15.48 300 18 2 4

Page 97: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

81

67 Abd Hafid 8.70 17.20 800 24 4 4

68 Jumaidi 5.84 14.66 250 5 2 2

69 Zulejuddin 6.84 15.61 500 7 3 4

70 Sahar 5.86 14.66 180 25 3 2

71 Ahar 7.66 16.39 450 20 4 4

72 Tare 6.21 12.68 400 29 2 2

73 Nasir 7.15 16.17 700 14 3 6

74 Kasen 6.77 15.55 650 7 3 2

75 Sirajuddin 8.16 15.70 600 22 4 6

76 Ebbi 6.73 15.65 630 27 4 4

77 Darwis 5.63 13.08 300 6 2 2

78 Asdar 5.01 13.93 200 27 3 2

79 Ramli 5.36 14.22 200 28 3 2

80 Siradjuddin 6.65 15.90 530 25 3 6

81 Maemunah 6.80 15.58 500 7 2 6

82 M. Yunus taha 6.84 15.61 500 27 3 4

83 Kahar 7.03 15.82 600 20 4 6

84 Agus 6.84 15.59 200 24 4 4

85 Ilham 6.69 13.16 570 27 2 2

86 Ampe 5.86 14.66 250 5 4 2

87 Antong 6.22 15.05 150 20 2 2

88 Muchtar 5.41 14.06 500 8 3 4

89 Ampe 7.02 15.81 500 20 4 6

90 Ismaing 8.52 17.24 1000 22 4 6

Page 98: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

82

91 Ambo tabang 6.21 12.68 150 9 2 6

92 Muhammad 8.70 17.24 800 24 4 4

93 H. Ali 6.29 15.11 520 22 3 4

94 Lampe 6.26 14.95 150 15 2 2

95 Salama 5.01 13.93 300 12 2 4

Page 99: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

83

REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5

/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).

Regression [DataSet0]

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

JUMLAH PRODUKSI 6.7658 .77468 95

MODAL 15.2752 1.08474 95

LUAS LAHAN 492.47 322.319 95

USIA TANAM 17.88 7.555 95

TENAGA KERJA 3.00 .729 95

PUPUK 4.42 1.541 95

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA KERJA

b

. Enter

a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .820a .673 .655 .45514 2.036

a. Predictors: (Constant), PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA

KERJA

b. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

Page 100: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

84

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA KERJA

b

. Enter

a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .820a

.673 .655 .45514 2.036

a. Predictors: (Constant), PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA

KERJA

b. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

Correlations

JUMLAH

PRODUKSI MODAL LUAS LAHAN

USIA TANAM

TENAGA KERJA PUPUK

Pearson Correlation

JUMLAH PRODUKSI

1.000 .719 .555 .282 .593 .602

MODAL .719 1.000 .337 .275 .512 .512

LUAS LAHAN .555 .337 1.000 .245 .458 .423

USIA TANAM .282 .275 .245 1.000 .355 .278

TENAGA KERJA

.593 .512 .458 .355 1.000 .492

PUPUK .602 .512 .423 .278 .492 1.000

Sig. (1-tailed) JUMLAH PRODUKSI

. .000 .000 .003 .000 .000

MODAL .000 . .000 .004 .000 .000

LUAS LAHAN .000 .000 . .008 .000 .000

USIA TANAM .003 .004 .008 . .000 .003

TENAGA KERJA

.000 .000 .000 .000 . .000

PUPUK .000 .000 .000 .003 .000 .

N JUMLAH PRODUKSI

95 95 95 95 95 95

MODAL 95 95 95 95 95 95

LUAS LAHAN 95 95 95 95 95 95

USIA TANAM 95 95 95 95 95 95

TENAGA KERJA

95 95 95 95 95 95

PUPUK 95 95 95 95 95 95

Page 101: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

85

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.976 5 7.595 36.665 .000

b

Residual 18.436 89 .207 Total 56.412 94

a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

b. Predictors: (Constant), PUPUK, USIA TANAM, LUAS LAHAN, MODAL, TENAGA KERJA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e VIF

1 (Constant) .529 .714 .741 .461 MODAL .331 .054 .464 6.141 .000 .643 1.555

LUAS LAHAN .001 .000 .254 3.585 .001 .734 1.363

USIA TANAM -.001 .007 -.014 -.208 .835 .851 1.175

TENAGA KERJA

.162 .084 .152 1.930 .057 .589 1.698

PUPUK .094 .038 .186 2.437 .017 .629 1.591

a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimension

Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) MODAL

LUAS LAHA

N

USIA TANA

M TENAGA KERJA PUPUK

1 1 5.584 1.000 .00 .00 .01 .00 .00 .00

2 .219 5.055 .00 .00 .81 .03 .00 .00

3 .106 7.242 .00 .00 .00 .94 .01 .04

4 .061 9.539 .01 .00 .10 .01 .00 .81

5 .027 14.296 .02 .01 .07 .02 .94 .06

6 .002 54.809 .97 .99 .00 .00 .05 .09

a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 5.4247 8.8184 6.7658 .63561 95

Std. Predicted Value -2.110 3.229 .000 1.000 95

Standard Error of Predicted

Value

.052 .283 .109 .034 95

Adjusted Predicted Value 5.3234 9.0059 6.7632 .64829 95

Residual -1.07953 1.19563 .00000 .44287 95

Std. Residual -2.372 2.627 .000 .973 95

Stud. Residual -2.455 2.709 .003 1.013 95

Deleted Residual -1.15625 1.27159 .00260 .48057 95

Stud. Deleted Residual -2.528 2.812 .004 1.028 95

Page 102: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

86

Mahal. Distance .231 35.290 4.947 4.458 95

Cook's Distance .000 .115 .015 .024 95

Centered Leverage Value .002 .375 .053 .047 95

a. Dependent Variable: JUMLAH PRODUKSI

Charts

Page 103: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

87

(gambar hasil produksi dan sebelum di panen )

(Dokumentasi wawancara dan pengisian kousiner)

Page 104: ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Wahdania atau biasa akrab di panggil

wahda. Penulis lahir disinjai Pada tanggal 18 Oktobert

1997 dan bersodiak libra. Penulis merupakan anak ke

empat dari lima bersaudara dari pasangan AKP M.

Yunus taha dan Dahniar S,SPd.SD. Penulis mulai

mengenal bangku sekolah saat berumur 5 tahun di TK. Pada tahun 2002

penulis memasuki bangku SD hingga 2010 SD Negeri 267 Kabupaten Bone,

dan melanjutkan ke tingkat SMP pada tahun 2013 di SMP Negeri 3

Kabupaten Sinjai. Setelah melewati pendidikan menengah atas pada tahun

2013 Di SMA Negeri 2 Kabupaten Sinjai, Pada awal September 2016 telah

tercatat sebagai mahasiswa disalah satu perguruan tinggi suasta di Makassar

yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar tepatnya di Sultan Alauddin

dengan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kini

dengan penuh perjuangan, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan pendidikan

strata 1 (satu) di Jurusan Ekonomi pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.