analisis efisiensi sektoral provinsi jawa tengah dengan...
TRANSCRIPT
Analisis Efisiensi Sektoral Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan Data
Envelopment Analyisis (DEA)
( periode tahun 2000-2012 )
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
NURLAELA ADILA
(B300 100 069)
EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator yang digunakan daerah untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto suatu daerah sangat dipengaruhi peran dari tiap sektor dalam menunjang perekonomian daerahnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui perbandingan efisiensi tiap sektor dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerahnya dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Pengukuran efisiensi teknik yang menggunakan input dan output ini diharpakan dapat mengukur sektor mana saja di Jawa Tengah yang merupakan sektor yang paling efisien dalam kontribusinya.
Suatu sektor dikatakan memiliki kinerja yang efisien jika memiliki skor efisiensi 1 atau 100% dan dikatakan semakin tidak efisien jika mendekati 0. Objek penelitian ini adalah 9 sektor lapangan usaha dengan periode penelitian tahun 2000-2012. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja dan jumlah investasi per sektornya, sedangkan variabel outputnya adalah PDRB. Hasil analisis dengan menggunakan DEA menunjukkan bahwa hanya ada 1 sektor yang kinerjanya sudah efisien yaitu sektor Listrik Air dan Gas (LAG). Akhir dari penelitian ini adalah saran bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sektoral.
Kata Kunci : Sektoral, efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA)
A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan perekonomian suatu negara
dalam jangka panjang. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi mengukur
prestasi dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke
periode selanjutnya.Pertumbuhan ekonomi daerah dihitung dari
ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan PDRB suatu
daerah sangat dipengaruhi peran dari tiap sektor dalam menunjang
perekonomian daerahnya. Oleh sebab itu perlu dihitung seberapa efisien
kontribusi suatu sektor dalam pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Dengan
latar belakang diatas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan
menjelaskan secara spesifik efisiensi sektoral di Propinsi Jawa Tengah
dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA).
B. LANDASAN TEORI
1. Teori Efisiensi Ekonomi dan Produksi
a. Konsep Pengukuran Efisiensi
Dua konsep yang biasa digunakan untuk karakteristik suatu
kinerja pemanfaatan sumber daya adalah produktivitas dan efisiensi.
Keduanya merupakan ukuran dari suatu kinerja unit ekonomi, dimana
produktivitas adalah ukuran deskriptif sedangkan efisiensi adalah
ukuran yang bersifat normatif. Produktivitas didefinisikan sebagai
kemampuan/proses dalam menghasilkan sesuatu (output), sedangkan
efisiensi didefinisikan sebagai kemampuan/proses untuk
menghasilkan sesuatu (output) dengan baik, suatu proses dapat
dikatakan efisien jika dapat menghasilkan sesuatu dengan baik.
Secara umum ada dua komponen pengukuran efisiensi. Pertama,
Technical Efficiency atau efisiensi teknis. Efisiensi ini mencoba
mengukur tingkat penggunaan dari sarana ekonomi/sejumlah input
untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Kedua, Allocative
Efficiency atau efisiensi alokatif, yaitu mengukur sejauh mana
kombinasi optimal dari ragam input yang digunakan dalam proses
produksi pada tingkat harga relatif.
b. Efisiensi Produksi
Dalam suatu ekonomi, ada sejumlah barang yang siap
dialokasikan. Tujuan yang hendak dicapai adalah bagaimana
mengalokasikan barang-barang yang ada dengan cara yang paling
efisien. Kondisi-kondisi syarat pertama untuk suatu alokasi yang
efisien adalah bahwa barang-barang harus didistribusikan sedemikian
rupa sehingga tingkat pertukaran teknis (marginal rate of
subtitution=MRS) antara dua barang sama bagi semua orang.
Efisiensi produksi di gambarkan dalam kotak Edgeworth.
Penggunaan input yang efisien terjadi apabila isokuan untuk kedua
barang tersebut bersinggungan. Suatu rangkaian isokuan produksi
memperlihatkan tingkat output yang diproduksi dengan berbagai jenis
kombinasi input.
c. Menyelaraskan kegiatan ekonomi secara efisien
Perekonomian pasar yang ideal adalah sebuah perekonomian
yang di dalamnya semua barang dan jasa secara sukarela
dipertukarkan dengan uang pada harga-harga pasar. Di dalam pasar
yang ideal ini terdapat berbagai macam kegiatan ekonomi yang
memeras manfaat maksimum dari sumberdaya-sumberdaya yang
tersedia. Pemerintah mempunyai 3 fungsi ekonomi yang paling utama
dalam sebuah ekonomi pasar, yaitu efisiensi, keadilan, dan
perkembangan stabilitas dan pertumbuhan makoekonomi. Inti dari
ilmu ekonomi adalah mengakui realitas kelangkaan, lalu memikirkan
cara megorganisir masyarakat dalam suatu cara yang menghasilkan
pemanfaatan sumber daya yang paling efisien.
d. Teori Produksi Cobb-Douglas
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan prosuksi (input)
dan produksi (output). Dalam fungsi produksi, maka fungsi produksi
Cobb-Douglas adalah suatu fungsi produksi yang ingin
memperlihatkan pengaruh input yang digunakan dengan output yang
diinginkan. Asumsi dari fungsi produksi Cobb Douglas adalah
pengembalian skala konstan, artinya jika modaldan tenaga kerja
meningkat dalam proporsi yangsama, maka output meningkat pula
dengan proporsi yang sama.
C. METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berupa data time series periode tahun 2000-2011. Metode pengumpulan
data ini berupa dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh
dari berbagai media cetak maupun elektronik serta dari instansi terkait yaitu
Badan Pusat Statistik (BPS). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah DEA (Data Envelopment Analysis) dengan menggunakan
pendekatan output oriented, dan menggunakan pendekatan CRS ( Constant
Return to Scale). Data yang digunakan adalah variabel Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sebagai variabel output dan variabel Investasi
sektoral serta tenaga kerja sektoral sebagai variabel input.
Rumus Rasio antara input dan output sebagai berikut:
�� =∑ ��.�������
∑ ��.�������
(i)
Dimana:
Hs : efisiensi per sektor lapangan usaha
m : output sektoral yang diamati
n : input sektoral yang diamati
yis : jumlah ouputi yang digunakan per sektor lapangan usaha
xis : jumlah input j yang digunakan per sektor lapangan usaha
ui : bobot output i yang dihasilkan per sektor lapangan usaha
vj : bobot input j yang diberikan per sektor lapangan usaha
Rasio efisiensi (hs) diatas kemudian dimaksimalkan dengan kendala
sebagai berikut:
�� =∑ ��.�������
∑ ��.�������
< 1 (ii)
Suatu DMU atau suatu sektor lapangan usaha dikatakan efisien atau
tidak jika nilai TE pada tiap DMU berkisar antara 0 sampai dengan 1. Suatu
DMU memiliki kemampuan paling baik jika nilai efisiensi relatif sebesar 1
atau 100%, sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 100% dikatakan
kemampuannya masih dibawah DMU yang telah efisien (inefisien).
D. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi, tingkat efisiensi 9 sektor lapangan
usaha di Propinsi Jawa tengah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tahun Pertanian tambang Industri LAG Kontruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa
2000 0,148 0,424 0,436 1,000 0,245 0,270 0,238 1,000 0,179
2001 0,286 1,000 0,381 1,000 0,189 0,655 0,252 1,000 0,420
2002 0,298 1,000 0,407 1,000 0,566 0,478 0,688 1,000 0,194
2003 0.349 0,030 0,329 1,000 0,831 0,691 1,000 0,201 0,780
2004 0,333 0,260 0,467 1,000 0,257 0,527 1,000 1,000 0,700
2005 1,000 1,000 1,000 1,000 0,510 0,547 0,738 1,000 0,325
2006 0,169 0,391 0,555 1,000 0,245 0,291 0,427 1,000 0,263
2007 0,887 0,507 1,000 1,000 0,422 0,485 0,388 1,000 1,000
2008 0,170 0,202 0,568 1,000 0,278 0,292 0,392 1,000 0,268
2009 0,145 0,100 0,472 1,000 0,253 0,241 0,373 1,000 0,228
2010 0,814 0,332 0,439 1,000 0,731 0,538 1,000 1,000 1,000
2011 1,000 1,000 1,000 1,000 0,599 0,632 0,974 1,000 0,890
2012 0,291 0,894 0,777 1,000 0,391 0,463 0,851 1,000 0,387
Sumber: Hasil olah data DEA
Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa hanya 1 sektor saja yang
mempunyai skor efisien (TE=1) selama periode tahun 2000-2012. Suatu
DMU dikatakan efisien jika technical efficiency (TE) bernilai 1. Sektor yang
kinerjanya dikatakan efisien tersebut adalah sektor Listrik, Air, dan Gas.
Satu sektor dikatakan mendekati efisien yaitu sektor Keuangan.
Dikatakan mendekati efisien karena sektor tersebut mengalami inefisiensi
hanya 1 tahun saja yaitu pada tahun 2003 dengan nilai TE sebesar 0,201. Dan
7 sektor lainnya yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri, kontruksi,
perdagangan, komunikasi, dan sektor jasa belum bisa dikatakan efisien
maupun mendekati efisien. Hal tersebut dikarenakan ketujuh sektor tersebut
masih banyak yang nilai efisiensinya kurang dari 1.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil perhitungan DEA, dari kesembilan sektor yang menjadi
objek penelitian hanya ada 1 sektor yang masuk dalam kategori efisien.
Sektor tersebut adalah sektor Listrik, Air, dan Gas (LAG). Hal itu terlihat
dari nilai atau skor Technical Efficiency (TE) selama 12 tahun yang sudah
mencapai nilai 1 atau 100%. Delapan sektor lain yaitu sektor pertanian,
sektor pertambangan, industri, kontruksi, perdagangan, komunikasi,
keuangan dan jasa selama periode tahun 2000-2012 masih belum efisien.
Hal tersebut dikarenakan skor efisien yang belum mencapai 100%. Akan
tetapi ada 1 sektor yang bisa dikatakan mendekati efisien yaitu sektor
keuangan. Sektor tersebut dikatakan mendekati efisien karena dalam 12
tahun penelitian hanya 1 tahun saja yang mengalami inefisiensi, yaitu pada
tahun 2003.
2. Sektor yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah sektor kontruksi
dan sektor perdagangan, karena selama 12 tahun mengalami inefisiensi
yaitu pada periode penelitian tahun 2000-2012. Sedangkan sektor pertanian
dan sektor jasa menyusul dengan inefisiensi 10 tahun selama periode tahun
2000-2012. Kemudian disusul sektor industri dan komunikasi yang
mengalami inefisiensi 9 tahun selama periode tahun 2000-2012. Dan
kemudiaan baru disusul oleh sektor pertambangan yang mengalami
inefisiensi 8 tahun selama periode penelitian.
3. Pada sisi input, ketidakefisienan kedelapan sektor tersebut berasal dari
variabel tenaga kerja. Tetapi ketidakefisienan pada variabel tenaga kerja ini
hanya ditemui pada sektor pertambangan saja. Sedang yang lain disebabkan
oleh variabel outputnya yaitu variabel Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
4. Ketidakefisienan kedelapan sektor disebabkan variabel output yang tidak
efisien, yaitu pada variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Hampir semua sektor mengalami inefisiensi disebabkan oleh variabel
outputnya.
F. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Sektor yang mengalami inefisiensi dapat melakukan perbaikan kebijakan
makro. Kebijakan makro tersebut dilakukan untuk mencapai efisiensi
tekniknya. Adapun kebijakan yang dapat dilakukan antara lain kebijakan
yang berkaitan dengan ketidak efisienan masing-masing sektor, yaitu:
a. Pada sektor pertanian, kebijakan yang harus dilakukan adalah dengan
melakukan pembinaan kepada para petani yang diarahkan untuk
menjadi petani yang kreatif, inovatif, mandiri, dan mampu
memanfaatkan teknologi serta sumber daya lokal sehingga produk
pertanian yang dihasilkan lebih berdaya saing tinggi
b. Pada sektor pertambangan, potensi pertambangan di daerah Jawa
Tengah belum dapat digali dan dimanfaatkan secara optimal. Barang
tambang, di beberapa daerah hingga sekarang belum banyak yang
dieksplorasi karena berbagai kendala, misalnya dana dan kualitas SDM
yang ada. Selain dengan penanaman investasi yang tepat, perlu juga
memperbaiki kualitas SDM yang ada di sektor pertambangan ini.
c. Pada sektor industri dan sektor perdagangan, kebijakan yang harus
dilakukan agar sektor ini menjadi efisien adalah kebijakan yang
diarahkan pada pembenahan kualitas produk lokal agar tidak kalah
saing dengan produk-produk industri asing. Peningkatan kualitas kedua
sektor ini dengan pemanfatan teknologi, optimalisasi pendayagunaan
sumberdaya wilayah yang dimiliki Jawa Tengah, serta program
peningkatan dan pengembangan ekspor
d. Pada sektor kontruksi, guna mengimplementasikan investasi
infrastruktur yang dilakukan pada sektor kontruksi diperlukan berbagai
jenis sumber daya yang mendukung, di antaranya tenaga kerja
konstruksi yang kompeten dan profesional. Pelatihan terhadap tenaga
kerja di sektor kontruksi ini dapat mendorong output sektor
kontruksi/bangunan.
e. Pada sektor komunikasi, guna meningkatkan output sektor komunikasi
adalah dengan menguatkan daya saing sektor telekomunikasi melalui
peningkatan kapasitas dan pemerataan infrastruktur telekomunikasi.
Dengan kata lain harus ada pembenahan kualitas dan infrastruktur
sektor telekomunikasi sehingga dapat mendorong output sektor
telekomunikasi di Jawa Tengah.
f. Pada sektor keuangan, diperlukan upaya-upaya dari pemerintah melalui
kebijakan-kebijakan dalam rangka mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap sektor keuangan yaitu dengan dilakukannya
penyehatan sektor perbankan dengan memperkuat fungsi pengawasan
perbankan serta pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam upaya
perbaikan kondisi internal perbankan.
g. Pada sektor jasa, harus meningkatkan kualitas sehingga dapat memacu
peningkatan output sektor jasa.
G. DAFTAR PUSTAKA
Aliman & Budi,PA. 2001. “Kausalitas Antara Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.16, No. 2. Yogyakarta: BPFE UGM.
Andhika, Berry. 2012. http://berryandhika.blogspot.com/2012/03/pengertian-tenaga-kerja-dan-kategorinya.html. diakses tanggal 20 Oktober 2013
Arsyad, Loncolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Atmawardhana, Angga. 2006. Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional setelah Pemberlakuan UU NO.10 tahun 1998 tentang Perbankan dengan Pendekatan DEA. Yogyakarta: Univ Islam Indonesia
Bank Indonesia. 2010. Analisis Tingkat Efisiensi Sektoral dan Siklus Bisnis Kalmantan Tengah. Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Tengah Triwuln IV-2010.
Bank Indonesia. 2012. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.14 No. 3. Terakreditasi SK: 66b/DIKTI/Kep/2011. ISSN 1440-8046
Bayu, W dan Atmanti, H. 2006. Analisis Pengembangan Wilayahdan Sektor Potensial guna Mendorong Pembangunan diKota Salatiga. Jurnal Dinamika Pembangunan Vol.3 No.2 hal 101-118
Coelli, TJ. 1996. A Guide to DEAP Version 2.1 : A Data Envelopment Analysis (Computer) Program. Centre for Efficiency and Productivity Analysis (CEPA) Working Papers Vol.8 No.96.Australia: University of New England. ISBN 86389 4969
Dimas & Woyanti, N. 2009. Efisiensi Sektor Pertanian dan Analisisnya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE) Vol.16 No.1. ISSN: 1412-3126
Dimas, 2009. Penyerapan Tenaga Kerja diDKI Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vo. 16 NO.7. ISSN: 1412-3126
Dimas, Gadang. 2010. Analisis Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Jawa Tengah. Jurnal Imliah Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Drs. Abdul Karib, MS. 2012. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, September 2012 ISSN : 2086 – 5031
Ggufron, Muhammad. 2008. Analisis Pembangunan Wilayah Berbsis Sektor Unggulan kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Bogor Agricultural University.
Hadinata, I dan Mnurung, AH. 2000. Jurnal Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Reksa Dana Saham.
Irawan,Drs &Suparmoko, M. 2008. Ekonomi Pembangunan edisi keenam. Yogyakarta. BPFE Yogykarta
Junaidi, singgih. 2006. Efisiensi industri di kota Semarang.
Karib, Abdul. 2012. Analisis Pengaruh Produksi, Investasi, dan Unit Usaha terhadap Penyerapan TenagaKerjapadaSektorIndustridiSumateraBarat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vo.3 No. 3 ISSN. 2086-5031
, Abdul. 2012. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.3 No.3 September 2008.
Komaryatin, Nurul. 2006. Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks.Karisidenan Pati. Tesis S2 Pasca Sarjana Uniiversitas Diponegoro
Kuncoro, Mudrajad, 2006. Ekonomika Pembangunan:Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi keempat. Ygyakarta. UPP STIM YKPN
Kuncoro, Mudrajad. 2010. Dasar-Dasar Ekonomika Pembangunan edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mankiw, Gregory N. 2003. Teori makro ekonomi edisi keempat. Jakrta. Erlangga
Merini, Dian. 2013. Analisis Efisiensi Pengeluaran Pemerintah Sektor Publik di Kawasan Asia Tenggara: Aplikasi Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Ilmiah Univ Brwijaya.
Mila, S. A. 2006. AnalisisTenaga kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 12 No. 2, (page 243-263). Yogyakarta: BPFE UGM.
Miller,SM dan Noulas,AG. 1996. The Technica lEfficiency of Larga Bank Production. Journal of Banking and Finance
Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah, dan Kebijakan. Edisi kedua. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada. ISBN 979-421-85-3
Nugrahanil, TS & Tarioko, DH. 2011. Perbedan Pertumbuhan Ekonomi, Investasi Domestik, dn Ekspor antara Sebelum dan Sesudah Krisis. Jurnal Vol.8. Yogyakarta: Akmenika UPY
Pertiwi, Lala Dina. 2002. Efisiensi Sektor di Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.12 No.2 Hal 123-139.
Pindyck. 2009. Mikroekonomi Edisi 6 Jilid 2. Jakarta : PT.Indeks
Samuelson, 203. Ilmu Mikroekonomi Edisi 17. Jakarta : Media Global Edukasi
Sjafrizal, 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: PT.Raja Grafindo-Persada
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi modern. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Sunarto. 2010. Evaluasi Kinerja Kantor-Kantor Pelayanan Pajak Pratama diPulau Jawa: Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA). Tesis MPKP FE UI
Sunarto. 2010. Evalusi Kinerja, 2010. Universitas Indonesia
Suparmoko. 1992. Ekonomi Pembangunan edisi 6. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Sutanto, Himawan Arif. 2009. file:///H:/BI/dila/data-envelopment-analysis-dea.html. Diakses 20 September 2013
Syaukani et.al. 2002. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Jakarta: Pustaka Pelajar
Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid 1 edisi 9. Jakarta: Erlangga.
, Michael P. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jilid 1 edisi 9. Jakarta: Erlangga.
Wahyu, Tri R. 2006. Analisis Efisiensi Industri di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Dinamika Pembangunan vol.3 No.2/Desember 2006:132-144
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Solo_Raya. diakses 24 September 2013
Wulansari, Retno. 2010.Efisiensi Relatif Operasional Puskesmas dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Ekonomi Universitas Indonesia