analisis ekonomi usahatani padi semi organik dan anorganik ... · npv dan gross b/c ratio yang...

114
ANALISIS EKONOMI USAHATANI PADI SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK PADA PETANI PENGGARAP (Studi Kasus Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor) INAYAH NURMALA SARI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: lytruc

Post on 02-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

ANALISIS EKONOMI USAHATANI PADI SEMI ORGANIK

DAN ANORGANIK PADA PETANI PENGGARAP (Studi Kasus Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

INAYAH NURMALA SARI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

RINGKASAN

INAYAH NURMALA SARI. Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa

Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor). Dibimbing Oleh RIZAL

BAHTIAR.

Sistem pertanian berkelanjutan sangat penting untuk direalisasikan agar

tidak terjadi penurunan tingkat produksi hasil pertanian pada masa mendatang.

Penurunan produksi tersebut bisa diakibatkan karena menurunnya tingkat

kesuburan lahan dari penggunaan bahan-bahan kimia secara terus menerus dan

tidak menyertai penambahan bahan organik pada lahan usahatani. Usahatani semi

organik menerapkan inovasi pengurangan pemakaian pupuk kimia dan

mensubtitusikannya dengan menggunakan pupuk organik, serta membebaskan

lahan usahataninya dari pemakaian pestisida kimia. Pada masa mendatang

diharapkan penggunaan pupuk kimia ini dapat dilepaskan seutuhnya. Penerapan

sistem pertanian semi organik akan ditelaah dengan studi kasus petani Desa

Ciburuy dan akan dibandingkan dengan petani anorganik yang beberapa

respondennya juga berasal dari Desa Cisalada. Penelitian ini dilakukan untuk

memberikan informasi perbedaan antara usahatani padi semi organik dan

anorganik. Tujuan penelitian secara khusus adalah: 1) Menganalisis kelayakan

sistem usahatani padi semi organik dan anorganik petani penggarap 2) Mengkaji

tingkat biaya dan pendapatan usahatani padi semi organik dan anorganik petani

penggarap 3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong petani untuk

mengurangi pemakaian pupuk kimia.

Hasil yang diperoleh dalam analisis kelayakan yaitu bahwa usahatani padi

semi organik lebih layak dijalankan dibandingkan anorganik karena menghasilkan

NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. Total biaya rata-rata per hektar dan per

kilogram output per musim tanam usahatani padi semi organik lebih tinggi

dibandingkan usahatani padi anorganik, biaya tertinggi untuk kedua usahatani yaitu

bagi hasil. Pendapatan rata-rata dan R/C ratio yang dihasilkan menyimpulkan

bahwa usahatani padi semi organik akan menghasilkan nilai yang lebih besar

dibandingkan usahatani padi anorganik, maka usahatani padi semi organik lebih

menguntungkan untuk dijalankan. Hasil uji nilai tengah dengan SPSS 16 pada

pendapatan usahatani padi semi organik dan anorganik menyatakan bahwa

pendapatan kedua usahatani berbeda nyata secara statistik. Analisis regresi logistik

mengenai faktor-faktor yang mendorong petani untuk mengurangi pemakaian

pupuk kimia diperoleh hasil bahwa yang secara nyata mempengaruhi keputusan

adalah informasi pada taraf nyata lima persen. Sedangkan, variabel yang tidak

signifikan yaitu pendidikan, luas lahan, umur, pendapatan dan biaya pupuk.

Usahatani semi organik dan sistem usahatani lainnya yang ramah lingkungan lebih

disarankan untuk dilakukan karena dapat mengkonservasi lahan pertanian dan akan

berdampak pada perbaikan produktivitas pertanian. Koordinasi antara pihak terkait

baik petani, pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan untuk mempermudah

pencapaian tujuan sistem pertanian yang berkelanjutan.

Kata Kunci: Kelayakan, Pendapatan Usahatani, Padi Semi Organik dan Anorganik.

Page 3: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

ANALISIS EKONOMI USAHATANI PADI SEMI ORGANIK

DAN ANORGANIK PADA PETANI PENGGARAP (Studi Kasus Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

INAYAH NURMALA SARI

H44070056

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

Judul Skripsi : Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

pada Petani Penggarap (Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa

Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor)

Nama : Inayah Nurmala Sari

NIM : H44070056

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Rizal Bahtiar S.Pi, M.Si

NIP. 19800603 200912 1 006

Mengetahui

Ketua Departemen,

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus:

Page 5: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi

Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap, Studi Kasus: Desa Ciburuy dan

Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor adalah karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2011

Inayah Nurmala Sari

H44070056

Page 6: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya dan Rasulullah Muhammad SAW

sebagai penuntun jejak dalam kehidupan ini.

2. Bapakku (Bpk. Djumilanto), Ibuku (Ibu Lailiah), kakakku (Mas Lutfi), adikku

(Tia), dan seluruh keluargaku, titipan terindah dari Allah, atas semua kasih

sayang, inspirasi hidup serta doa yang sangat tulus.

3. Bapak Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang selama

ini telah meluangkan begitu banyak waktunya dan kebaikannya untuk

memberikan bimbingan, ilmu yang bermanfaat, dan pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Ir. Ujang Sehabudin dan Bapak Novindra S.P, M.Si sebagai dosen

penguji dan Ibu Meti Ekayani S.Hut, M.Sc sebagai dosen pembimbing akademik

atas semua saran dan pengarahan kepada penulis.

5. Bapak H. Zakaria, Bapak Sukri, Keluarga Bapak Suherman dan Bapak Puji,

Bapak Bambang, dan Bapak Karsono dalam memberikan informasi, perizinan

penelitian dan motivasi kepada penulis selama penelitian.

6. Seluruh staf pengajar, karyawan/wati, mahasiswa/i di Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, FEM IPB.

7. Sahabat-sahabatku Nanda, Icha, Hani, Tia, Ashna, Eny, Tyen, Pupil, Puty,

Nurul, Hana, Ery, Emil, yang telah menjadi cahaya dalam kehidupan penulis.

Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT

memberikan pahala dan kebaikan yang berlipat. Amin.

Page 7: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta

hidayah-Nya. Salawat serta salam tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik pada Petani Penggarap

(Studi Kasus: Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten

Bogor)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh usahatani padi semi

organik dan anorganik terhadap kelayakan, struktur biaya dan pendapatan serta

mengetahui faktor-faktor yang mendorong petani untuk mengurangi pemakaian

pupuk kimia.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua

pihak yang membutuhkan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan yang

dihadapi, sehingga penulis mengharapkan saran serta kritik yang bersifat

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Bogor, November 2011

Penulis

Page 8: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 6

1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 9

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11

2.1. Pengertian Pertanian .......................................................................... 11

2.2. Usahatani .......................................................................................... 12

2.1.1. Usahatani Semi Organik............................................................. 13

2.1.2. Usahatani Anorganik................................................................... 14

2.3. Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik........................................... 15

2.4. Usahatani Padi Sawah ........................................................................ 16

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu..................................................................... 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 19

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................. 19

3.1.1. Analisis Kelayakan ................................................................... 19

3.1.2. Biaya dan Penerimaan Usahatani .............................................. 20

3.1.3. Inovasi Pengurangan Pemakaian Pupuk Kimia ......................... 20

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional........................................................ 22

IV. METODE PENELITIAN .......................................................................... 24

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 24

4.2. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 24

4.3. Metode Pengambilan Data .................................................................. 25

4.4. Metode Analisis Data ......................................................................... 26

4.4.1. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik ................................................................................ 26

4.4.2. Tingkat Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik .......................................................................... 27

4.4.3. Estimasi Faktor-Faktor yang Mendorong Petani untuk

Mengurangi Pemakaian Pupuk Kimia......................................... 31

V. GAMBARAN UMUM ............................................................................. 35

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 35

5.1.1. Gambaran Umum Desa Ciburuy ............................................... 35

5.1.2. Gambaran Umum Desa Cisalada .............................................. 37

Page 9: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

x

5.2. Gambaran Umum Budidaya Padi Semi Organik dan Anorganik.......... 40

5.3. Karakteristik Responden ..................................................................... 49

5.2.1. Jenis Kelamin dan Usia ............................................................ 50

5.2.2. Tingkat Pendidikan, Status Kepemilikan dan Luas Lahan ......... 51

5.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga .................................................. 52

5.2.4. Pengalaman Usahatani .............................................................. 53

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 54

6.1. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

Petani Penggarap.................................................................................... 54

6.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap ............................................................... 60

6.2.1. Analisis Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Semi

Organik dan Anorganik Petani Penggarap ................................ 61

6.2.2. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi

Organik dan Anorganik Petani Penggarap................................ 64

6.3. Estimasi Faktor-Faktor yang Mendorong Petani untuk Mengurangi

Pemakaian Pupuk Kimia........................................................................ 71

VII. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 77

7.1. Simpulan ............................................................................................ 77

7.2. Saran .................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN ...................................................................................................... 82

Page 10: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi Padi Sawah (Ton) di Pulau Jawa, Indonesia 2006-2010 ................ 2

2. Jumlah Produksi Padi Sawah Kecamatan Cigombong Tahun 2008 ............. 8

3. Perbedaan Sifat Pupuk Organik (Kompos) dan Pupuk Anorganik................. 16

4. Perbedaan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Organik dan Anorganik

dari Penelitian Terdahulu................................................................................ 18

5. Matrik Metode Analisis Data ...................................................................... 26

6. Struktur Biaya Usahatani Padi Sawah ......................................................... 28

7. Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Ciburuy Tahun 2010 .............. 36

8. Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Cisalada Tahun 2010 ............. 38

9. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Cisalada Tahun 2010 ............ 39

10. Penduduk Menurut Pekerjaan Desa Cisalada Tahun 2010 ........................... 40

11. Perbandingan Penggunaan Benih pada Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap........................................................................... 42

12. Perbandingan Penggunaan Rata-Rata Pupuk Kimia pada Usahatani Padi

Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap............................................ 47

13. Perbandingan Produksi, Produktivitas, dan Harga Jual Rata-Rata pada

Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap.................. 49

14. Responden Berdasarkan Tingkat Usia ........................................................ 50

15. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................................. 51

16. Luas Lahan yang Diusahakan Responden .................................................. 52

17. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden .................................................. 52

18. Responden Berdasarkan Pengalaman Melakukan Usahatani Padi ............... 53

19. Responden Berdasarkan Pengalaman Melakukan Usahatani Padi Semi

Organik ..................................................................................................... 53

20. Perbandingan PV dan B/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik per Hektar dengan Suku Bunga Pinjaman Rata-Rata ................ 56

21. Perbandingan PV dan B/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik per Hektar dengan Suku Bunga Deposito Rata-Rata ................. 57

22. Kriteria Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik per Hektar

dengan Suku Bunga Pinjaman Rata-Rata .................................................... 58

23. Kriteria Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik per Hektar

dengan Suku Bunga Deposito Rata-Rata .................................................... 59

Page 11: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

xii

24. Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani

Penggarap per Hektar per Musim Tanam ................................................... 61

25. Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani

Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam ................................... 63

26. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam ....................... 65

27. Hasil Uji Nilai Tengah Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap per Hektar per MusimTanam............................ 66

28. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam ....... 66

29. Hasil Uji Nilai Tengah Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam........ 67

30. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik per Hektar per Musim Tanam pada Tingkat Harga yang Sama.. 71

31. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani untuk Mengurangi

Pemakaian Pupuk Kimia ............................................................................ 72

Page 12: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................ 23

2. Peta Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Bogor .................................... 35

3. Lahan Persemaian Benih Padi........................................................................ 42

4. Tahapan Proses Pengolahan Tanah yaitu Mengatur Jarak Tanam (Kiri) dan

Perataan Permukaan Sawah atau Nyorongan (Kanan)................................... 44

5. Sistem Tanam Acak pada Usahatani Padi Anorganik (Kiri) dan Sistem

Tanam Legowo pada Usahatani Padi Semi Organik (Kanan)........................ 45

Page 13: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Cashflow Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap dengan Suku

Bunga Pinjaman Rata-Rata Sebesar 14 % ................................................... 83

2. Cashflow Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap dengan Suku Bunga

Pinjaman Rata-Rata Sebesar 14 % .............................................................. 85

3. Cashflow Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap dengan Suku

Bunga Deposito Rata-Rata Sebesar 6,75 % ................................................. 87

4. Cashflow Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap dengan Suku Bunga

Deposito Rata-Rata Sebesar 6,75 %.. .......................................................... 89

5. Rincian Biaya Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap per Hektar

per Musim Tanam ....................................................................................... 91

6. Rincian Biaya Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap per Hektar

per Musim Tanam............................................................................................ 92

7. Rincian Biaya Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap per Kilogram

Output per Musim Tanam .......................................................................... 93

8. Rincian Biaya Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap per Kilogram

Output per Musim Tanam .......................................................................... 94

9. Pendapatan Petani Penggarap Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

per Hektar Lahan serta per Kilogram Output .............................................. 95

10. Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani

Penggarap per Hektar Per Musim Tanam....................................................... 96

11. Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani

Penggarap per Kilogram Output Per Musim Tanam....................................... 97

12. Estimasi Hasil Output Regresi Logistik dengan Minitab Release 14 ........... 98

13. Dokumentasi Kegiatan Usahatani Padi Sawah Tahun 2011 ........................ 99

Page 14: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan pokok terpenting bagi manusia yang harus

dipenuhi agar bisa bertahan hidup. Perkembangan pertanian sangat dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan dan menunjang berbagai

aktivitas industri yang juga ditujukan untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari

manusia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat terutama pada negara

berkembang menjadikan penerapan berbagai teknologi dan inovasi pertanian

menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

tinggi. Peningkatan produktivitas pertanian menjadi target kegiatan pertanian pada

berbagai negara. Namun, penggunaan teknologi dan inovasi pada kegiatan

pertanian terkadang sering mengenyampingkan aspek lingkungan. Lingkungan

seharusnya menjadi kunci keberlanjutan pertanian agar peningkatan produktivitas

pertanian masih dapat dirasakan pada generasi mendatang.

Feder (1998) dalam Herry (2006), pertanian dunia abad 21 akan

berlangsung dalam tekanan tantangan yang terus meningkat. Salah satu penyebab

utamanya adalah pertumbuhan penduduk, yang pada tahun 2025 diperkirakan

akan mencapai 8,5 milyar. Sebagian besar dari jumlah tersebut berada di negara-

negara berkembang. Pertumbuhan penduduk yang besar memerlukan produksi

pangan dengan kenaikan yang sangat memadai.

Hubungan tekanan penduduk dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan

dibahas dalam teori Malthus, disebutkan bahwa pertumbuhan penduduk

menyerupai sebuah deret ukur sementara peningkatan produksi menyerupai deret

hitung artinya pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dibandingkan

Page 15: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

2

pertumbuhan produksi. Pada setiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia juga

mengalami peningkatan, hal ini sangat berpengaruh pada jumlah permintaan

pangan yang semakin tinggi, terutama padi atau beras yang merupakan makanan

pokok masyarakat.

Tabel 1. Produksi Padi Sawah (Ton) di Pulau Jawa, Indonesia 2006-2010 Provinsi Tahun

2006 2007 2008 2009 2010*

DKI Jakarta 6.197 8.002 8.352 11.013 11.760

Jawa Barat 9.103.490 9.562.990 9.757.168 10.924.508 11.192.812

Jawa Tengah 8.551.232 8.443.250 8.946.784 9.380.495 9.828.016

DI Yogyakarta 559.890 570.991 628.321 662.368 653.696

Jawa Timur 8.999.771 9.029.176 10.071.560 10.758.398 10.864.321

Banten 1.659.640 1.727.047 1.710.894 1.740.951 1.916.231

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2010

* : Angka Ramalan

Tabel di atas menunjukkan jumlah produksi padi sawah di Pulau Jawa.

DKI Jakarta memiliki angka produksi yang paling kecil, hal ini dikarenakan lahan

pertanian di Jakarta yang sempit. Jika dilihat pada tabel dari tahun 2006 hingga

2009 produksi padi sawah Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan, selisih

peningkatannya yaitu 4.816 ton (77,71 %) dan angka ramalan pada tahun 2010

juga menunjukkan peningkatan produksi padi yaitu 6,78 % dari produksi 2009.

Produksi terbesar dihasilkan Provinsi Jawa Barat, tabel tersebut menunjukkan

bahwa pada setiap tahunnya produksi padi sawah juga mengalami peningkatan,

jumlah peningkatan dari tahun 2006 hingga 2009 yaitu 1.821.018 ton (20 %),

sedangkan angka ramalan 2010 menunjukkan angka produksi 11.192.812 atau

meningkat 2,46 % dari produksi 2009.

Keseluruhan data produksi padi sawah di Pulau Jawa diatas mengalami

peningkatan kecuali pada Provinsi Jawa Tengah yang mengalami penurunan

produksi pada tahun 2007, Provinsi Banten di tahun 2008 dan angka ramalan

Page 16: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

3

2010 pada Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2010, keseluruhan produksi padi

sawah di Indonesia mengalami peningkatan yaitu mencapai angka 61.171.223 ton

pada tahun 2009 atau meningkat sekitar 18,44 % dari tahun 2006, dan angka

ramalan 2010 menunjukkan produksi sebesar 62.576.347 ton atau meningkat

sekitar 2,3 % dari tahun 2009. Namun, pertumbuhan produksi tersebut tentu saja

juga diiringi dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang berdasarkan data

Badan Pusat Statistik mencapai angka 237.641.326 jiwa (angka sementara) pada

tahun 2010 atau meningkat sekitar 15,21 % dari jumlah penduduk tahun 2000.

Dampak dari pertumbuhan penduduk tersebut adalah meningkatnya jumlah

peningkatan permintaan pangan pada masyarakat, terutama padi atau beras yang

masih menjadi makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia.

Berbagai tahapan kegiatan pertanian akan menentukan kualitas output

yang akan dihasilkan. Oleh karena itu seharusnya penerapan teknologi dan inovasi

diperhatikan agar setiap kegiatan yang dilakukan tidak akan menimbulkan

dampak negatif baik pada lingkungan maupun kesehatan manusia. Tahapan yang

tidak bisa ditinggalkan dari kegiatan pertanian yaitu proses pemupukan, kegiatan

ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman. Dewasa ini

pertanian organik menjadi wacana yang mulai dikembangkan pada pertanian di

Indonesia. Sumber bahan pembuatan pupuk pada pertanian organik yang terbuat

dari limbah pertanian atau peternakan menjadikan keunggulan bagi penggunaan

pupuk organik dibandingkan pupuk kimia karena dapat mengurangi dampak

pencemaran limbah-limbah terhadap lingkungan. Selain itu menurut Sutanto

(2002), tanah yang dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur yang baik

Page 17: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

4

dan tanah yang berkecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat

air yang lebih besar daripada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah.

Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu aktivitas

manusia atau proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, tetapi

justru memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang dimaksud adalah proses

pembuangan dan pembersihannya memerlukan biaya serta efeknya dapat

mencemari lingkungan. Pengomposan berarti mengubah bahan organik yang

kurang atau tidak bermanfaat menjadi lebih berguna. Salah satu keuntungannya

adalah kompos yaitu bisa dikomersilkan. Alasan inilah yang menarik perhatian

peternak, pengolah limbah, departemen teknis, dan ahli lingkungan dalam

memanfaatkan kompos (Djaja, 2008).

Output yang dihasikan dari kegiatan pertanian yang mengarah pada

pertanian organik dipercaya memiliki kualitas yang lebih baik dari sisi kesehatan

dibandingkan pertanian anorganik. Sedangkan pada tanaman, menurut Djuarnani,

dkk, (2005), pupuk organik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pupuk

anorganik diantaranya adalah mengandung unsur hara makro dan mikro yang

lengkap walaupun jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah, beberapa

tanaman yang menggunakan kompos lebih tahan terhadap serangan penyakit,

menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan.

Penerapan kegiatan pertanian organik memerlukan adaptasi, baik terhadap

perilaku petani yang telah terbiasa menggunakan pupuk atau bahan kimia lainnya

pada kegiatan pertanian, maupun adaptasi pada kondisi lahan pertanian. Petani

yang telah terbiasa menerapkan suatu sistem tertentu pada kegiatan pertanian

biasanya akan sulit untuk mengubah pola perilakunya mereka, termasuk jika harus

Page 18: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

5

mengubah kebiasaannya menggunakan bahan-bahan kimia untuk beralih

menggunakan bahan organik secara utuh. Kondisi lahan yang telah terbiasa

menggunakan pupuk kimia juga tidak secara langsung bisa beradaptasi

menggunakan pupuk organik secara utuh. Menurut Sutanto (2002), pada tahap

awal penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk kimia atau pupuk

mineral, terutama pada tanah yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat

diperlukan agar supaya takaran pupuk organik tidak terlalu banyak yang nantinya

akan menyulitkan pada pengelolaannya. Sejalan dengan proses pembangunan

kesuburan tanah menggunakan pupuk organik, secara berangsur kebutuhan pupuk

kimia yang berkadar tinggi dapat dikurangi.

Berdasarkan teori diatas maka dapat dilihat nilai positif dari pemanfaatan

pupuk organik dan bahan organik lainnya bagi kegiatan pertanian. Namun, harga

output yang cenderung lebih tinggi dibandingkan output pertanian anorganik

menjadikan output dari pertanian organik ini belum dapat diterima oleh seluruh

lapisan masyarakat, hingga saat ini hasil pertanian organik hanya masih menarik

minat sebagian masyarakat pada lapisan menengah ke atas. Pada beberapa daerah

penerapan pertanian organik belum bisa dilakukan secara utuh dengan alasan daya

adaptasi lahan yang masih harus disesuaikan jika harus menggunakan bahan

organik sepenuhnya dan secara umum mayoritas status petani di beberapa daerah

masih sebagai petani penggarap yang diharuskan untuk membagi hasil kepada

pemilik lahan sehingga belum mampu mengarahkan pertaniannya pada sistem

pertanian organik secara utuh karena takut mengalami kerugian akibat penurunan

produksi hasil pertanian. Hal tersebut menjadikan pertanian organik belum dapat

diterima secara menyeluruh oleh petani di Indonesia. Pada tahap awal banyak

Page 19: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

6

petani yang mulai mencari jalan tengah dari persoalan tersebut yaitu menerapkan

sistem pertanian yang mengurangi pemakaian pupuk kimia, kemudian

mensubtitusikannya dengan menggunakan pupuk organik dan membebaskan

lahan pertanian mereka dari pemakaian pestisida kimia. Harapannya bahwa di

masa mendatang pemakaian pupuk kimia dapat dilepaskan seutuhnya dan terjadi

peningkatan tingkat kesuburan tanah.

Pendapatan merupakan unsur yang terpenting untuk dipertimbangkan

dalam berbagai kegiatan termasuk pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini

mencoba menelaah kelayakan dan besarnya nilai perbedaan pendapatan antara

petani anorganik dengan petani semi organik atau petani yang telah mengurangi

pemakaian pupuk kimia dan mensubtitusikannya menggunakan pupuk organik.

Penelitian ini juga akan melihat faktor-faktor yang mendorong petani untuk

mengurangi pemakaian pupuk kimia dan menggunakan pupuk organik tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Pertumbuhan permintaan pertanian organik dunia mencapai 15 - 20 %

pertahun, namun pangsa pasar yang mampu dipenuhi hanya berkisar 0,5 - 2 %

dari keseluruhan produk pertanian. Meskipun di Eropa penambahan luas areal

pertanian organik terus meningkat dari rata-rata dibawah 1 % (dari total lahan

pertanian) pada tahun 1987 menjadi 2 - 7 % di tahun 1997, namun tetap saja

belum mampu memenuhi pesatnya permintaan. Inilah kemudian yang memacu

permintaan produk pertanian organik dari negara-negara berkembang (Suyono

dan Hermawan, 2006).

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik,

kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang

Page 20: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

7

menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk

pertanian organik dunia meningkat 20 % per tahun, oleh karena itu pengembangan

budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis

tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.1

Perkembangan pertanian organik sedang mendapat perhatian yang besar

dari masyarakat. Banyak masyarakat yang sengaja beralih untuk mengkonsumsi

pangan yang diproduksi menggunakan sistem pertanian organik. Perkembangan

informasi mengenai pertanian organik juga sedang ditingkatkan diantara para

petani di Indonesia, agar pertanian Indonesia bisa menerapkan sistem pertanian

yang berkelanjutan dan tetap menghasilkan produksi yang baik pada masa

mendatang. Kecamatan Cigombong merupakan daerah di Kabupaten Bogor yang

memiliki luas lahan pertanian cukup besar. Hasil komoditasnya berupa padi,

palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian yang mengarah kepada

pertanian berkelanjutan mulai diterapkan pada Desa Ciburuy, Kecamatan

Cigombong. Usahatani padi sawah pada desa ini masih ditunjang oleh pemakaian

pupuk kimia, namun kadar pemakaiannya dalam proses produksi dikurangi secara

bertahap dan memasukkan input pupuk organik pada usahatani tersebut untuk

memperbaiki unsur hara dalam tanah, diharapkan kedepannya ketergantungan

lahan pada pupuk kimia dapat dihilangkan sepenuhnya. Penggunaan berbagai

pestisida yang membahayakan dilarang pada usahatani ini dan digantikan dengan

penggunaan pestisida nabati. Komoditas padi di desa ini telah menghasilkan

produk dengan merk SAE (Sehat, Aman, Enak). Jumlah komoditas padi sawah

1 Litbang Pertanian. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/. Diakses 26 Mei 2011

Page 21: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

8

yang dihasilkan pada Kecamatan Cigombong selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2. Jumlah Produksi Padi Sawah Kecamatan Cigombong tahun 2008 No Desa Luas Panen (Ha) Hasil per Hektar (Ton/Ha) Produksi (Ton)

1. Tugu Jaya 190 5,20 1.244

2. Cigombong 27 5,10 183

3. Wates Jaya 13 5,00 92

4. Srogol 37 5,00 247

5. Ciburuy 88 4,90 555

6. Cisalada 197 5,10 1.256

7. Pasir Jaya 86 4,50 468

8. Ciburayut 146 4,50 798

9. Ciadeg 324 4,00 1.667

Jumlah 1.108 5,88 6.510

Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2009

Tabel diatas menggambarkan jumlah produksi padi sawah yang dihasilkan

Kecamatan Cigombong tahun 2008. Total kesuluruhan produksi dari seluruh desa

pada tahun tersebut yaitu 6.510 ton. Produksi terbesar dihasilkan oleh Desa

Ciadeg dengan total produksi 1.667 ton dengan luas panen 324 ha dan produksi

terendah yaitu 92 ton pada Desa Wates Jaya dengan luas panen 13 ha. Desa

Ciburuy dengan luas panen sebesar 88 ha mampu menghasilkan produksi padi

sawah sebesar 555 ton, sedangkan Desa Cisalada dengan luas panen sebesar 197

ha menghasilkan produksi padi sawah sebesar 1.256 ton.

Peralihan sistem pertanian yang digunakan petani dari sistem anorganik

menjadi semi organik juga mempengaruhi besaran pendapatan yang dihasilkan

oleh petani. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini mengkaji apakah

penerapan usahatani semi organik dapat meningkatkan keuntungan yang dilihat

dari indikator pendapatan yang dihasilkan para petani. Menurut Sutanto (2002),

sistem usahatani yang berkelanjutan dapat diukur berdasarkan keuntungan yang

diperoleh dan resiko yang mungkin terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.

Page 22: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

9

Dalam sistem usahatani, tanah dapat ditingkatkan produktivitasnya melalui

penggunaan bahan organik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan,

konservasi sumberdaya tanah dan air serta dihindarkan dari terjadinya

pencemaran. Sistem usahatani harus direncanakan dan disusun sesuai dengan

kebutuhan unsur hara dan selanjutnya akan membantu dalam mempertahankan

produktivitas tanah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan masalah dari penelitian

ini adalah:

1) Apakah sistem usahatani padi semi organik atau anorganik petani penggarap

yang lebih layak diusahakan petani?

2) Bagaimana tingkat biaya dan pendapatan usahatani padi semi organik dan

anorganik petani penggarap?

3) Apa faktor-faktor yang mendorong petani untuk mengurangi pemakaian

pupuk kimia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1) Menganalisis kelayakan sistem usahatani padi semi organik dan anorganik

petani penggarap.

2) Mengkaji tingkat biaya dan pendapatan usahatani padi semi organik dan

anorganik petani penggarap.

3) Mengestimasi faktor-faktor yang mendorong petani untuk mengurangi

pemakaian pupuk kimia.

Page 23: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

10

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

ilmu pengetahuan.

2. Bagi pembaca, sebagai informasi tambahan mengenai perbedaan sistem

pertanian semi organik dan anorganik untuk bahan pembanding penelitian

berikutnya.

3. Bagi petani dan pemerintah, sebagai informasi perbandingan antara sistem

usahatani semi organik dan anorganik.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

Cigombong, Kabupaten Bogor. Analisis usahatani pada petani semi organik dan

anorganik dengan komoditas padi sawah. Ruang lingkup penelitian yaitu:

1) Petani yang diwawancarai adalah petani yang lahan usahataninya

menggunakan sistem usahatani semi organik dan anorganik.

2) Komoditas yang dianalisis terbatas yaitu hanya padi sawah.

3) Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga pinjaman dan deposito rata-

rata.

4) Biaya yang diperhitungkan yaitu hanya biaya yang termasuk biaya tunai atau

biaya yang dikeluarkan oleh petani.

Page 24: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pertanian

Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian

rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya

perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan

(dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan

perikanan laut). Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian

memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini

dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor

pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian.

Kerisauan umat manusia mengenai ketersediaan bahan pangan dan ledakan

jumlah penduduk dunia serta ketersediaan sumberdaya alam yang terbatas

melahirkan ajaran Malthusianisme dan Neomalthusianisme serta tumbuhnya

kesadaran pada pelestarian fungsi lingkungan dan sumberdaya alam sehingga

melahirkan pemikiran baru pembangunan berwawasan lingkungan dan konsep

pembangunan berkelanjutan (Herry, 2006).

Menurut Nasution (1995) dalam Salikin (2003), pertanian berkelanjutan

merupakan kegiatan pertanian yang berupaya untuk memaksimalkan manfaat

sosial dari pengelolaan sumberdaya biologis dengan syarat memelihara

produktivitas dan efisiensi produksi komoditas pertanian, memelihara kualitas

lingkungan hidup dan produktivitas sumberdaya sepanjang masa. Menurut

Soekartawi (1995) dalam Salikin (2003), terdapat tiga alasan mengapa

pembangunan pertanian Indonesia harus berkelanjutan yaitu: sebagai negara

agraris, peranan sektor pertanian Indonesia dalam sistem perekonomian nasional

Page 25: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

12

masih dominan. Kontibusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto

adalah sekitar 20 % dan menyerap 50 % lebih tenaga kerja di pedesaan. Kedua,

agrobisnis dan agroindustri memiliki peranan yang sangat vital dalam mendukung

pembangunan sektor lainnya. Ketiga, pembangunan pertanian berkelanjutan

menjadi keharusan agar sumberdaya alam yang ada sekarang ini dapat terus

dimanfaatkan untuk waktu yang relatif lama. Sektor pertanian tetap menduduki

peran vital yang mendukung kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia.

2.2. Usahatani

Pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada suatu

lahan tertentu, dalam hubungannya antara manusia dengan lahan yang disertai

pertimbangan tertentu. Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan

dengan kegiatan manusia dalam melakukan pertanian disebut ilmu usahatani

(Suratiyah, 2006).

Menurut Mubyarto (1995), dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani

membandingkan antara hasil yang diharapkan diterima pada hasil panen

(penerimaan/revenue) dengan biaya (cost) yang harus dikeluarkannya. Hasil yang

diperoleh petani pada saat panen disebut produksi dan biaya yang dikeluarkan

disebut biaya produksi. Usahatani yang baik biasa disebut sebagai usahatani yang

produktif atau efisien. Usahatani yang produktif berarti memiliki produktivitas

tinggi. Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara

konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur

banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input.

Secara teknis produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi (usaha) dan

kapasitas (tanah). Jika dua usahatani mempunyai produktivitas fisik yang sama,

Page 26: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

13

maka usahatani yang lebih dekat dengan pasar mempunyai nilai lebih tinggi

karena produktivitas ekonominya lebih besar.

2.2.1. Usahatani Semi Organik

Von Uexkull (1984) dalam Sutanto (2002), memberikan istilah

membangun kesuburan tanah. Strategi pertanian organik adalah memindahkan

hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa

tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara

dalam larutan tanah. Unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan

bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda dengan

pertanian anorganik yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung

dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu

pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Akhir-akhir ini isu pertanian organik mencuat ke permukaan. Sebagian

orang mendukung gagasan pengembangan pertanian organik dan sebagian lainnya

tidak setuju, masing-masing dengan argumentasi yang sama-sama rasional.

Argumentasi kelompok pro pertanian organik bertitik tolak dari keprihatinannya

terhadap keamanan pangan, kondisi lingkungan pertanian dan kesejahteraan

petani secara mikro. Sementara kelompok yang kontra bertitik tolak dari

kekhawatirannya terhadap keberlanjutan ketahanan pangan nasional dan

kesejahteraan petani secara menyeluruh2.

Menurut Sutanto (2002), pada tahap awal penerapan pertanian organik

masih perlu dilengkapi pupuk kimia atau pupuk mineral, terutama pada tanah

yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat diperlukan agar supaya takaran

2 Litbang Pertanian. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr273052.pdf. Diakses 28 Mei 2011

Page 27: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

14

pupuk organik tidak terlalu banyak yang nantinya akan menyulitkan pada

pengelolaannya. Sejalan dengan proses pembangunan kesuburan tanah

menggunakan pupuk organik, secara berangsur kebutuhan pupuk kimia yang

berkadar tinggi dapat dikurangi.

Menurut Salikin (2003), sistem pertanian berkelanjutan dilakasanakan

dengan beberapa model sistem, salah satu diantaranya yaitu dengan menggunakan

sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), prinsipnya yaitu

bahwa hasil produksi yang keluar dari sistem harus diimbangi dengan tambahan

unsur hara yang dimasukkan kedalam sistem tersebut. Dengan model LEISA,

kekhawatiran penurunan produktivitas secara drastis dapat dihindari, sebab

penggunaan input luar masih diperkenankan dan masih menjaga toleransi

keseimbangan antara pemakaian input internal dan eksternal, misalnya

penggunaan pupuk organik diimbangi dengan pupuk TSP.

Pertanian organik meliputi dua definisi, yaitu pertanian organik dalam

definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

sempit, pertanian organik adalah pertanian yang tidak menggunakan pupuk kimia

ataupun pestisida kimia, yang digunakan adalah pupuk organik, mineral dan

material alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti luas adalah usahatani

yang menggunakan pupuk kimia pada tingkat minimum, dan dikombinasikan

dengan penggunaan pupuk organik dan bahan-bahan alami (Hong, 1994).

2.2.2. Usahatani Anorganik

Schaller (1993) dalam Winangun (2005), memberikan penjelasan

mengenai beberapa dampak negatif dari sistem pertanian anorganik yaitu sebagai

berikut:

Page 28: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

15

1. Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia sintesis dan

sedimen.

2. Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena pestisida

maupun bahan aditif pakan.

3. Pengaruh negatif aditif senyawa kimia sintetis tersebut pada mutu dan

kesehatan pangan.

4. Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan fauna

yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan.

5. Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu dan jasad berguna lainnya.

6. Peningkatan daya tahan organisme pengganggu terhadap pestisida.

7. Peningkatan daya produktivitas lahan erosi, pemadatan lahan dan

berkurangnya bahan organik.

8. Ketergantungan yang semakin kuat terhadap sumberdaya alam tidak terbaruhi.

9. Munculnya resiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pekerjaan

pertanian.

2.3. Perbedaan Pupuk Organik dan Anorganik

Nilai positif yang dapat diterima dari penggunaan pupuk organik sangat

banyak. Namun menurut Sutanto (2002), penggunaan pupuk organik mempunyai

kelemahan diantaranya adalah: diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak

untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman, bersifat ruah baik

dalam pengangkutan dan penggunaannya di lapangan dan kemungkinan akan

menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang digunakan belum

cukup matang. Apabila pemurnian dalam proses pembuatan pupuk organik tidak

cukup baik, limbah cair, dan komponen padat yang berasal dari limbah perkotaan

Page 29: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

16

dan bahan organik lainnya mempunyai potensi yang tinggi dalam meracuni

kesehatan manusia.

Pupuk organik atau kompos memiliki beberapa keunggulan dibandingkan

dengan pupuk anorganik. Berikut ini merupakan beberapa perbedaan antara pupuk

organik (kompos) dan pupuk anorganik (Djuarnani, dkk, 2005):

Tabel 3. Perbedaan Sifat Pupuk Organik (Kompos) dan Pupuk Anorganik

No. Sifat Pupuk Organik atau Kompos Sifat Pupuk Anorganik

1 Mengandung unsur hara makro

dan mikro yang lengkap walaupun

jumlahnya sedikit

Hanya mengandung satu atau

beberapa unsur hara tetapi dalam

jumlah banyak

2 Dapat memperbaiki struktur tanah Tidak dapat memperbaiki struktur

tanah tetapi justru penggunaan dalam

jangka waktu panjang dapat

membuat tanah menjadi keras

3 Beberapa tanaman yang

menggunakan kompos lebih tahan

terhadap serangan penyakit dan

menurunkan aktivitas

mikroorganisme tanah yang

merugikan

Sering membuat tanaman manja

sehingga rentan terhadap penyakit

2.4. Usahatani Padi Sawah

Irawan (2004), secara nasional, sekitar 55 % konsumsi kalori dan 45 %

konsumsi protein di tingkat rumah tangga berasal dari beras. Hal tesebut

menunjukkan peningkatan produksi beras berperan penting dalam pemenuhan

kecukupan konsumsi gizi rumah tangga dan ketahanan pangan nasional. Sekitar

90 % produksi beras nasional dihasilkan dari sawah terutama di Jawa.

Peningkatan produktivitas padi terutama disebabkan oleh peningkatan

produktivitas usahatani yang dilakukan melalui berbagai program intensifikasi.

Sebagian besar petani mengusahakan padi, maka program intensifikasi tersebut

tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi padi tetapi juga pendapatan petani.

Page 30: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

17

Akhir-akhir ini laju peningkatan produktivitas padi semakin lambat sehingga

pertumbuhan produksi padi juga menurun, kondisi ini menyebabkan kekurangan

beras di masa yang akan datang. Secara agronomis, peningkatan produktivitas

padi disebabkan oleh dua faktor yaitu meningkatnya penggunaan varietas padi

berdaya hasil hasil tinggi dan semakin membaiknya mutu usahatani yang

dilakukan petani seperti cara pengolahan tanah, penanaman dan pemupukan.

Menurut Prasetiyo (2002) bahwa proses pencapaian swasembada beras

tidak lepas dari penerapan dan inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah,

misalnya dalam penggunaan benih unggul, teknologi pemupukan, pengendalian

organisme pengganggu, pengolahan tanah, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini

proses produksi beras menghadapi berbagai kendala yang cukup serius, antara

lain:

1. Cuaca atau iklim makin sulit diramal dengan tepat, misalnya mundurnya musim

hujan, musim kemarau yang panjang, dan bencana kekeringan.

2. Eksplosi serangga hama akibat belum sepenuhnya diterapkan teknik budidaya

yang baik, seperti tanam serempak.

3. Semakin langkanya budidaya tenaga kerja dalam budidaya padi sawah,

misalnya tenaga pengolah lahan.

4. Sektor industri yang tumbuh pesat tampak lebih menarik untuk digeluti serta

memberikan harapan lebih baik daripada menjadi buruh mencangkul.

5. Tenaga kerja sektor pertanian berpindah ke sektor industri atau sektor lainnya,

sehingga ongkos tenaga kerja pengolah tanah semakin mahal dan biaya

produksi meningkat.

Page 31: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

18

6. Alternatif pengolahan tanah yang menggunakan traktor belum dapat dijangkau

seluruh petani.

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Herdiansyah (2005) menunjukkan bahwa kegiatan

usahatani padi organik memiliki perbedaan dengan usahatani padi anorganik.

Hasilnya perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Perbedaan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Organik dan

Anorganik per Musim Tanam per Hektar dari Penelitian

Terdahulu

Uraian Petani Pemilik

Penggarap

(Rp)

Petani

Penyakap

(Rp)

Petani

Penyewa

(Rp)

Usahatani Padi Organik

- Pendapatan atas biaya tunai 1.542.665,8 1.740.738,5 1.796.242,8

- Pendapatan atas biaya non tunai -1.982.334,2 695.738,5 -68.757,2

Usahatani Padi Anorganik

- Pendapatan atas biaya tunai 4.441.071,4 -12.441,2 1.131.261,4

- Pendapatan atas biaya non tunai -83.928,6 -1.857.441,2 -968.738,6

Pendapatan atas biaya tunai petani padi organik dengan petani pemilik

penggarap Rp 1.542.665,8 dan pendapatan non tunai yaitu Rp -1.982.334,2. Pada

petani padi anorganik pendapatan non tunai yang diperoleh Rp -83.928,6 dan

pendapatan tunai yaitu Rp 4.441.071,4. Pendapatan atas biaya non tunai petani

penyakap padi organik yaitu Rp 695.738,5, sedangkan pendapatan atas biaya tunai

yaitu Rp 1.740.738,5. Pada padi anorganik pendapatan tunai sebesar Rp -12.441,2

dan pendapatan bersih atau atas biaya non tunai yaitu Rp -1.857.441,2.

Pendapatan petani penyewa non tunai Rp -68.757,2 dan pendapatan tunai yaitu

sebesar Rp 1.796.242,8. Sedangkan pendapatan bersih padi anorganik atas biaya

non tunai yaitu Rp -968.738,6 dan pendapatan tunai yaitu sebesar Rp 1.131.261,4.

Page 32: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

19

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Analisis Kelayakan

Merret (1989) dalam Sutojo (2006), mengungkapkan bahwa NPV adalah

jumlah present value seluruh net cash flows tahunan selama masa tertentu dan

salvage value proyek, dikurangi jumlah investasi proyek. Dengan demikian, suatu

proyek dikatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika NPV proyek

tersebut sama atau lebih besar dari nol. NPV sama dengan nol, maka proyek akan

mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku.

Apabila NPV proyek tersebut lebih besar dari nol maka proyek dapat

dilaksanakan dengan memperoleh keuntungan sebesar nilai NPV, sedangkan

apabila NPV lebih kecil dari nol maka sebaiknya proyek tersebut tidak

dilaksanakan dan mencari alternatif proyek lain yang pasti menguntungkan.

Gray (1985), menyebutkan terdapat dua cara perhitungan yang digunakan

untuk menentukan B/C ratio yaitu net benefit cost ratio (Net B/C) yang dihitung

dengan membandingkan jumlah semua NPVB-C yang bernilai positif dengan

jumlah semua NPVB-C yang bernilai negatif dan gross benefit cost ratio (Gross

B/C ratio) dimana nilainya merupakan perbandingan NPV manfaat dan NPV

biaya sepanjang umur proyek. Kegiatan investasi layak jika mempunyai nilai B/C

ratio lebih besar atau sama dengan satu, sedangkan jika B/C ratio lebih kecil dari

satu maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

Page 33: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

20

3.1.2. Biaya dan Penerimaan Usahatani

Menurut Lipsey (1995), biaya produksi merupakan semua pengeluaran

yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan

bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang

yang diproduksinya. Apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan selalu

berubah-ubah, maka biaya produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya.

Namun, apabila jumlah suatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka

biaya produksi yang dikeluarkan untuk memperolehnya tidak berubah nilainya.

Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen

dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel (biaya

yang berubah-ubah).

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani merupakan perkalian

antara produksi dan harga jual. Macam penerimaan usahatani bisa lebih dari satu

tergantung tanaman yang diusahakan. Oleh karena itu, dalam menghitung total

penerimaan usahatani perlu dipisahkan antara analisis parsial usahatani dengan

analisis keseluruhan usahatani.

3.1.3. Inovasi Pengurangan Pemakaian Pupuk Kimia

Perkembangan sistem usahatani baik dalam bentuk teknologi maupun

inovasi sangat diperlukan untuk memajukan pertanian dalam hal peningkatan

produktivitas nasional dan pendapatan pada petani. Tidak semua perkembangan

pertanian dapat diterima dengan mudah oleh petani, mereka membutuhkan

adaptasi atas sistem usahatani yang baru mereka terima karena kebiasaan mereka

dalam menerapkan sistem pertanian yang telah terbiasa mereka lakukan.

Pengurangan pupuk kimia dan menambahkan input pupuk organik kedalam

Page 34: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

21

sistem usahatani sangat baik dilakukan untuk membangun tingkat kesuburan

tanah. Namun, tidak semua petani bersedia melakukan kegiatan tersebut,

meskipun dalam jangka panjang hal ini akan berdampak positif bagi lahan

pertanian mereka dan diharapkan pupuk kimia dapat dikurangi penggunaanya

secara bertahap hingga lahan bisa meninggalkan pemakaian pupuk kimia

seutuhya.

Pembuatan model dalam situasi adopsi dan difusi inovasi adalah beragam

sekali tergantung dari permasalahan yang diteliti, perlu dilakukan identifikasi

permasalahan yang ada dan tujuan akhir bagi petani dalam melakukan

pengambilan keputusan adopsi dan difusi inovasi (Soekartawi, 2005).

Jones (1975) dalam Soekartawi (2005), lima kategori aspek penting yang perlu

diperhatikan dalam identifikasi permasalahan yang ada yaitu aspek-aspek seperti

situasi lokal (luas usahatani), personal (umur, tingkat pendidikan, pendapatan),

psikologis (sikap, motivasi), sosiologis (norma, kepercayaan, status sosial), aspek

makro (kebijaksanaan pemerintah tentang pertanian, situasi ekonomi).

Y= Ln 𝑃𝑖

1−𝑃𝑖 = 𝛽0+𝛽1𝑋1+𝛽2𝑋2 + ⋯+ 𝛽𝑘𝑋𝑘

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh akan diregresikan menggunakan

regresi logit persamaan diatas merupakan persamaan logistik atau logit, dimana P

merupakan kemungkinan bahwa Y=1. X1, X2 serta Xk adalah variabel

independen dan β adalah koefisien regresi, metode estimasinya adalah Maximum

Likelihood Estimation (MLE) dan koefisien yang didapatkan konsisten.

Page 35: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

22

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Aktivitas pertanian pada petani sangat berpengaruh terhadap ketahanan

pangan masyarakat, maka pertanian berkelanjutan sangat perlu direalisasikan agar

produktivitas pertanian mampu dipertahankan atau ditingkatkan mengingat

semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun.

Penduduk yang meningkat akan menyebabkan permintaan pangan bertambah

besar. Pertanian anorganik yang diterapkan pada petani di Indonesia menimbulkan

keprihatinan karena dampak negatif jangka panjang yang ditimbulkan dari

pemakaian zat-zat kimia pada lahan pertanian. Atas dasar keprihatinan tersebut

pertanian organik mulai disosialisasikan pada petani di Indonesia, bahkan

Kementerian Pertanian telah membuat program “Go Organic 2010”. Proses

sosialisasi ini membutuhkan kesabaran mengingat sulitnya mengubah pola

perilaku petani dalam menjalani kegiatan pertaniannya.

Petani di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Bogor, telah mencoba

menerapkan sistem pertanian yang mengarah pada pertanian organik pada

komoditas padi sawahnya meskipun tidak secara penuh. Sistem usahatani padi

yang dijalankan yaitu dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia, menambahkan

input pupuk organik pada usahatani dan bebas pestisida kimia. Berdasarkan studi

kasus tersebut maka penelitian ini mencoba menelaah perbedaan usahatani semi

organik tersebut dengan anorganik, hasil kedua nilai pendapatan pada sistem

pertanian semi organik dan anorganik akan dibandingkan dan ditelaah, jenis

sistem pertanian apa yang bisa menghasilkan pendapatan lebih menguntungkan

dan layak dilaksanakan.

Page 36: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

23

Keputusan petani untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia dan

mengkonversinya dengan pemakaian pupuk organik akan dinalisis menggunakan

regresi logistik. Sistem usahatani yang telah diterapkan pada beberapa wilayah di

Indonesia ini dipercaya mampu mewujudkan pertanian yang sejalan dengan

prinsip-prinsip konservasi lingkungan dan diharapkan dalam jangka mendatang

pertanian organik bisa benar-benar diterapkan agar kondisi kesuburan lahan dapat

dikonservasi lebih baik lagi.

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

Usahatani Padi

Anorganik

Usahatani Padi Semi

Organik

Implikasi Kebijakan

Kecamatan

Cigombong yang

Memiliki Potensi

Pertanian

Usahatani Padi

Sawah Desa

Ciburuy

Kelayakan Usahatani

Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani

Penggarap

Usahatani Padi

Sawah Desa

Cisalada

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan

Pengurangan Penggunaan

Pupuk Kimia

Struktur Biaya dan

Pendapatan Usahatani

Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani

Penggarap

Page 37: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

24

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih

secara tertuju (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Ciburuy

merupakan daerah yang telah mencoba melakukan penerapan usahatani padi

sawah dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia, menggunakan pupuk organik

dan bebas pestisida kimia. Petani di desa ini telah menghasilkan produk padi

sawah dengan merk SAE (Sehat, Aman, Enak). Usahatani padi semi organik ini

akan dibandingkan dengan beberapa petani padi anorganik di Desa Cisalada. Desa

ini dipilih karena terdapat dalam satu wilayah serta memiliki karakteristik yang

hampir sama dengan Desa Ciburuy. Khusus untuk pengambilan data primer di

lapang dilaksanakan di bulan Juni - Juli 2011.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi data time series dan

cross section. Sumber data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer

dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama

seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasanya dilakukan

oleh peneliti (Umar, 2005). Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan

responden yang dilakukan pada petani, baik yang menerapkan sistem usahatani

semi organik maupun anorganik. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner

yang telah dipersiapkan meliputi berbagai pertanyaan mengenai pelaksanaan

kegiatan (input dan output) pertanian sesuai dengan tujuan penelitian. Data

Page 38: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

25

sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik

oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk

tabel-tabel atau diagram-diagram (Umar, 2005). Data sekunder diperoleh dari

instansi dan literatur yang terkait dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik,

Kementerian Pertanian, Kantor Desa dan literatur lain yang terkait dengan

penelitian.

4.3. Metode Pengambilan Data

Pengambilan responden dilakukan melalui teknik purposive sampling

(dilakukan secara tertuju). Banyaknya jumlah respoden atau petani yang akan

diwawancarai untuk analisis pendapatan dan logit yaitu 30 orang, terdiri dari 15

petani semi organik dan 15 petani padi anorganik. Penentuan pengambilan

responden berdasarkan jumlah standar minimal penelitian survei yaitu 30 orang

pada populasi menyebar normal. Pengambilan beberapa responden usahatani

anorganik diambil dari Desa Cisalada karena jumlah petani anorganik di Desa

Ciburuy sangat sedikit dan tidak mencukupi jumlah responden yang diinginkan.

Pengambilan responden untuk analisis kelayakan diwakili oleh satu orang petani

baik semi organik dan anorganik. Pemilihannya didasarkan bahwa petani tersebut

menanam varietas padi yang sama dan telah menjalani usahataninya dengan baik.

Responden dipilih berdasarkan keterangan awal dari ketua kelompok tani

mengenai jumlah petani yang terdapat dalam desa, selanjutnya dipilih secara

tertuju (purposive) petani yang akan diwawancarai untuk mendapatkan informasi

dalam penelitian.

Page 39: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

26

4.4. Metode Analisis Data

Pada tabel 5 akan diuraikan matrik analisis data yang digunakan untuk

menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dalam

penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan data

dilakukan secara manual dan komputer yaitu menggunakan software Microsoft

office Excel 2007, SPSS 16 dan Minitab Release 14.

Tabel 5. Matrik Metode Analisis Data

4.4.1. Analisis Kelayakan Usahatani Semi Organik dan Anorganik

Analisis NPV, Gross B/C ratio dapat dituliskan untuk menjelaskan kriteria

layak atau tidaknya suatu usahatani. Menurut Soeharto (2001), NPV didasarkan

atas konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang, dengan

mendiskontokan semua arus kas masuk dan keluar selama umur investasi ke nilai

sekarang kemudian menghitung angka bersihnya dan akan diketahui selisihnya

dengan memakai dasar yang sama. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan

yaitu faktor nilai waktu dari uang dan selisih besarnya arus kas masuk dan keluar.

Suatu proyek dinyatakan layak jika NPV > 0, yang artinya proyek tidak rugi.

Menurut Soekartawi (1995), secara matematis NPV dituliskan sebagai berikut:

No. Tujuan penelitian Sumber data Analisis data

1 Menganalisis kelayakan

sistem usahatani padi semi

organik dan anorganik

petani penggarap.

Data primer atau

wawancara

dengan petani

Analisis deskriptif dan

kuantitatif dengan

Microsoft Office Excel

2007

2 Mengkaji tingkat biaya dan

pendapatan usahatani padi

semi organik dan anorganik

petani penggarap

Data primer atau

wawancara

dengan petani

Analisis deskriptif dan

kuantitatif dengan

Microsoft Office Excel

2007 dan SPSS 16

3 Mengestimasi faktor-faktor

yang mendorong petani

untuk mengurangi

pemakaian pupuk kimia.

Data primer atau

wawancara

dengan petani

Metode regresi logistik

dan analisis deskriptif

dengan Minitab

Release 14

Page 40: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

27

n

i i

CBNPV

t

tt

1 )1(

)(

Analisis Gross Benefit-cost ratio (B/C) yaitu perbandingan (nisbah) antara

penerimaan dengan biaya. Gross B/C ratio dalam kegiatan investasi dikatakan

layak apabila bernilai ≥ 1 dan tidak layak jika bernilai < 1. Secara matematis

dapat dituliskan sebagai berikut:

n

i i

Cn

i i

BCGrossB

t

t

t

t

1 1/

1 1/

Keterangan :

B = manfaat usahatani pada tahun ke-t

C = biaya usahatani pada tahun ke-t

i = suku bunga (%)

t = tahun kegiatan usahatani (t= 0,1,2,…,n)

n = umur usahatani

4.4.2. Tingkat Biaya dan Pendapatan Usahatani Semi Organik dan

Anorganik

Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam

usahatani, diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap yang didefinisikan

sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun

produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, jadi besarnya biaya tetap ini tidak

tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya variabel yang

didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

diperoleh. Contohnya biaya produksi, jika menginginkan produksi yang tinggi

maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah, dan lain

sebagainya (Soekartawi, 1995).

Page 41: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

28

Tabel 6. Struktur Biaya Usahatani Padi Sawah

No. Biaya Rincian Biaya Biaya (Rp)

1 Biaya Tetap Iuran pengairan/irigasi, alat pertanian,

sewa traktor/kerbau.

2 Biaya Variabel Bibit/benih, pupuk, obat-obatan, biaya

panen, tenaga kerja, bagi hasil.

Total Biaya

Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel,

maka berdasarkan pernyataan tersebut rumus total cost dapat dituliskan sebagai

berikut:

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Total biaya (Rp)

TFC = Total biaya tetap (Rp)

TVC = Total biaya variabel (Rp)

Soekartawi (1995) mengatakan bahwa pendapatan usahatani adalah selisih

antara penerimaan dan semua biaya, perumusuannya adalah sebagai berikut:

Pd = TR – TC

Keterangan:

Pd = Pendapatan Usahatani (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total biaya (Rp)

Total penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga

jual. Rumus penerimaan kegiatan pertanian adalah sebagai berikut:

TR = P × Q

Page 42: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

29

Keterangan:

TR = Penerimaan usahatani (Rp)

Q = Hasil produksi (kg)

P = Harga jual produk per unit (Rp/kg)

Besarnya pendapatan yang diperoleh dalam perhitungan akan diuji

menggunakan statistika dengan menggunakan SPSS 16. Uji beda pendapatan

dilakukan dengan uji nilai tengah rata-rata pendapatan usahatani padi semi

organik dan anorganik per hektar per musim tanam dan pendapatan per kilogram

output per musim tanamnya. Asumsi yang digunakan pada pengujian ini adalah

sampel menyebar secara normal. Hipotesis H0 akan ditolak apabila P value < α,

sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan usahatani padi semi organik lebih

tinggi dibandingkan dengan pendapatan usahatani padi anorganik. Hipotesis yang

dirumuskan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

H0 : Pendapatan petani padi organik = Pendapatan petani padi anorganik

H1 : Pendapatan petani padi organik > Pendapatan petani padi anorganik

Menurut Lipsey (1995), biaya total rata-rata adalah biaya total untuk

menghasilkan sejumlah output tertentu dibagi dengan jumlah output tersebut.

Biaya total rata-rata dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap rata-rata dan biaya

variabel rata-rata. Biaya tetap rata-rata sama dengan biaya total per satuan produk

yang dapat diperoleh dengan cara membagi biaya tetap dengan kuantitas produksi,

sedangkan biaya variabel rata-rata menggambarkan besarnya biaya variabel per

satuan produk dan dapat diperoleh dengan membagi biaya variabel total dengan

kuantitas produksinya. Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan rumus:

ATC = AFC + AVC

Page 43: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

30

Keterangan:

ATC = Biaya total rata-rata (Rp/kg)

AFC = Biaya tetap rata-rata (Rp/kg)

AVC = Biaya variabel rata-rata (Rp/kg)

Biaya rata-rata menggambarkan besarnya biaya per satuan produk. Biaya

tetap rata-rata ini akan semakin menurun dengan semakin banyaknya output yang

dihasilkan. Besarnya biaya tetap rata-rata per satuan produk (AFC) dapat dihitung

dengan rumus:

AFC = TFC / Q

Keterangan:

AFC = Biaya tetap rata-rata (Rp/kg)

TFC = Biaya tetap total (Rp)

Q = Output yang dihasilkan (kg)

Biaya variabel rata-rata yang akan semakin menurun nilainya dengan

semakin banyaknya output yang dihasilkan. Biaya variabel rata-rata adalah

sebagai berikut:

AVC = TVC / Q

Keterangan:

AVC = Biaya variabel rata-rata (Rp/kg)

TVC = Biaya variabel total (Rp)

Q = Output yang dihasilkan (kg)

Page 44: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

31

4.4.3. Estimasi Faktor-Faktor yang Mendorong Petani untuk Mengurangi

Pemakaian Pupuk Kimia

Faktor-faktor yang mendorong penerapan sistem usahatani organik akan

ditentukan dalam penelitian ini. Tingkat pendidikan akan berpengaruh pada

keputusan inovasi pertanian pengurangan pupuk kimia ini, dimungkinkan bahwa

hubungannya berpengaruh positif artinya semakin tinggi pendidikan petani maka

respon penerimaan informasi oleh petani akan manfaat pengurangan pupuk kimia

juga semakin baik. Hal tersebut akan mendorong petani untuk mengurangi

pemakaian pupuk kimia. Luas usahatani dimungkinkan akan berpengaruh positif

terhadap keputusan petani untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia, semakin

besar luasan lahan yang dimiliki petani maka semakin mudah bagi petani untuk

menerima inovasi ini.

Semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk mencari

informasi apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka

berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi, maka diharapkan umur

memberikan pengaruh yang negatif. Pendapatan merupakan faktor yang penting

untuk penerimaan inovasi baru bagi petani. Nilai pendapatan yang tinggi akan

memudahkan petani untuk mengadopsi inovasi pertanian untuk mengurangi

pemakaian pupuk kimia karena ketersediaan modal yang mereka miliki, maka

diharapkan faktor ini akan berpengaruh positif.

Faktor berikutnya yaitu biaya pupuk, petani biasanya lebih mengarah pada

usahatani yang memberikan nilai pupuk lebih efisien dari segi biaya. Oleh karena

itu besaran biaya pupuk diduga akan mempengaruhi keputusan petani menerapkan

pengurangan pemakaian pupuk kimia. Keberadaan informasi diperlukan untuk

memberikan pengetahuan bagi petani akan manfaat pupuk organik dan

Page 45: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

32

pengurangan pemakaian pupuk kimia sehingga memberikan peluang kepada

mereka untuk mengadopsi sistem tersebut. Pemberian informasi diidentifikasi dari

pernah atau tidak petani mengikuti penyuluhan tentang manfaat pengurangan

bahan kimia termasuk pupuk kimia dan penambahan input pupuk organik dalam

lahan pertanian.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka model logit yang digunakan

adalah sebagai berikut (Juanda, 2009):

IFRMdBPKPDPTUMRLLHNPDDKNP

PZ

i

ii 1654321

1ln

Keterangan:

Pi = peluang kesediaan petani mengurangi pemakaian pupuk kimia

1-Pi = peluang ketidaksediaan petani mengurangi pemakaian pupuk kimia

Zi = keputusan petani

β1 = intersep

βi = parameter peubah Xi

PDDKN = lama pendidikan formal (tahun)

LLHN = luas lahan (ha)

UMR = umur petani (tahun)

PDPT = pendapatan petani (Rp/ha)

BPK = biaya pupuk (Rp/ha)

IFRM = variabel dummy yaitu ada informasi (1) dan tidak ada informasi (0)

ε = galat/error

Peubah p i

(1−p i ) dalam persamaan diatas disebut odds, yang sering

diistilahkan dengan resiko atau kemungkinan, yaitu rasio atau peluang terjadi

Page 46: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

33

pilihan-1 (mengurangi pemakaian pupuk kimia) dan pilihan-0 (tidak mengurangi

pemakaian pupuk kimia).

1. Uji Likelihood Ratio

Setelah dugaan model diperoleh, langkah selanjutnya adalah menguji

apakah model logit tersebut secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan

pilihan kualitatif (Juanda, 2009). Hipotesis statistik yang diuji dalam hal ini

adalah :

H0: k ...32 (model tidak dapat menjelaskan)

H1: minimal ada 0j , untuk j = 2, 3,…, k (model dapat menjelaskan)

Statistik uji yang digunakan adalah dengan likelihood ratio, yaitu rasio

fungsi kemungkinan modelUR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan modelR (H0

benar). Statistik uji-G dibawah ini menyebar menurut sebaran Khi-kuadrat dengan

derajat bebas (k-1).

G = −2 ln 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑_𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙𝑅𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑_𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙𝑈𝑅

= 2 ln 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑_𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙UR

𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑖ℎ𝑜𝑜𝑑_𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙𝑅 ≈ χ2

(k−1)

= 2 [ln(likelihood_ModelUR) – ln (likelihood_ModelR)]

Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H0 ditolak (model signifikan),

jika statistik G > χ2

α,k-1. Jika H0 ditolak maka dapat disimpulkan bahwa minimal

ada 0j .

2. Uji Wald

Untuk menguji faktor mana ( 0j ) yang berpengaruh nyata terhadap

pilihannya, perlu uji statistik lanjut. Dalam hal ini kita dapat menguji signifikansi

dari parameter koefisien secara parsial dengan statistik uji wald (Juanda, 2009).

Hipotesis statistik uji yang digunakan adalah:

Page 47: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

34

H0: 0j , untuk j = 2, 3,…, k (peubah Xj tidak berpengaruh nyata)

H1: 0j (peubah Xj berpengaruh nyata)

Statistik uji yang digunakan adalah : W =β j

𝑠𝑒 𝛽𝑗

Keterangan:

𝛽𝑗 = koefisien regresi

𝑠𝑒 𝛽𝑗 = standard error of β (galat kesalahan dari β)

3. Odds Ratio

Setelah diperoleh dugaan model logit yang dianggap cocok dan dugaan

koefisiennya (pengaruh peubahnya) signifikan secara statistik, maka kita dapat

menarik kesimpulan-kesimpulan praktis dari koefisien dalam model. Salah satu

ukuran asosiasi yang dapat diperoleh melalui analisis regresi logistik adalah odds

ratio (Juanda, 2009). Secara matematis dapat dilihat seperti di bawah ini:

𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑝𝑖

(1−𝑝𝑖 )

Keterangan:

Pi = peluang kejadian yang terjadi

1-Pi = peluang kejadian yang tidak terjadi

Page 48: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

35

V. GAMBARAN UMUM

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, kedua desa

tersebut merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cigombong, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Potensi pertanian kedua desa cukup besar, hal ini

dapat dilihat dari luas sawah yang mereka usahakan untuk usahatani padi dan

menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.

Gambar 2. Peta Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Bogor

Gambaran umum Desa Ciburuy dan Desa Cisalada akan dijelaskan

meliputi topografi, kependudukan, mata pencaharian masyarakat dan fasilitas-

fasilitas penunjang kegiatan masyarakat. Gambaran umum lokasi penelitian di dua

desa tersebut adalah sebagai berikut:

5.1.1. Gambaran Umum Desa Ciburuy

Desa Ciburuy merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah

Kecamatan Cigombong dengan luas wilayah sebesar 200,67 ha. Batas wilayah

Desa Ciburuy yaitu sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Desa

Ciadeg, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cigombong, sebelah timur

Page 49: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

36

berbatasan dengan Desa Srogol, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa

Cisalada. Desa Ciburuy merupakan wilayah yang termasuk dataran rendah,

berbukit-bukit dan terletak di daerah bantaran sungai. Tingkat kemiringan tanah di

desa Ciburuy yaitu 16 derajat. Tabel berikut menjelaskan luas wilayah menurut

penggunaannya:

Tabel 7. Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Ciburuy Tahun 2010

Peruntukan Lahan Luas wilayah (ha)

Luas permukiman 50

Luas persawahan 75

Luas kuburan 0,08

Luas taman 0,03

Perkantoran 0,06

Luas prasarana umum lainnya

Tanah kering

0,05

55,7

Tanah perkebunan negara 13

Tanah fasilitas umum 6,75

Total luas 200,67

Sumber: Monografi Desa Ciburuy, 2010

Jumlah penduduk Desa Ciburuy secara keseluruhan yaitu berjumlah

12.005 jiwa. Penduduk di desa ini didominasi oleh penduduk berjenis kelamin

laki-laki yaitu berjumlah 6.153 jiwa (51,25 %) sedangkan jumlah penduduk yang

berjenis kelamin perempuan yaitu 5.852 jiwa (48,75 %) dari total penduduk.

Jumlah kepala keluarga di Desa Ciburuy yaitu 2.480 kepala keluarga dengan

kepadatan penduduk 75,03 per km.

Penduduk di wilayah ini yang memiliki mata pencaharian pada sektor

pertanian berjumlah total 415 jiwa yang terdiri dari 135 jiwa petani dan 280 jiwa

sebagai buruh tani. Mayoritas mata pencaharian penduduk yaitu sebagai karyawan

perusahaan swasta sebanyak 550 jiwa. Karyawan perusahaan pemerintah

berjumlah berjumlah 48 jiwa, pegawai negeri sipil berjumlah 35 jiwa, peternak

Page 50: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

37

sebanyak 47 jiwa dan sisanya sebagai pengrajin, pedagang, pensiunan, TNI, Polri,

pertukangan, bidan dan dokter.

Fasilitas dibangun untuk menunjang kegiatan masyarakat desa. Adapun

salah satu fasilitas yang terdapat dalam desa ini yaitu ruang terbuka publik yang

terdiri dari taman bermain seluas 2.000 m2, taman desa seluas 1.000 m

2, taman

kas desa seluas 2.000 m2. Prasarana kesehatan terdiri dari puskesmas pembantu

sebanyak satu unit, poliklinik sebanyak empat unit, posyandu sebanyak 10 unit,

rumah bersalin sebanyak sebanyak dua unit dan balai kesehatan ibu dan anak

sebanyak satu unit. Prasarana terpenting di Desa Ciburuy yaitu sarana pendidikan

yang terdiri dari gedung SLTA sebanyak dua buah, gedung SLTP sebanyak empat

buah, gedung SD sebanyak delapan buah, gedung TK sebanyak tiga buah dengan

status lahan sewa dan jumlah lembaga pendidikan agama sebanyak tujuh buah,

dua buah sewa dan yang lainnya dalam status milik. Selain itu dalam desa ini juga

terdapat sarana dan prasarana wisata, olahraga serta kebersihan.

5.1.2. Gambaran Umum Desa Cisalada

Desa Cisalada merupakan desa yang terletak di Kecamatan Cigombong

dan memiliki luas wilayah sebesar 168,75 ha. Adapun batas wilayah desa ini yaitu

sebelah utara berbatasan dengan Desa Pasir Jaya, sebelah selatan berbatasan

dengan Desa Tugu Jaya, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasir Jaya, sebelah

timur berbatasan dengan Desa Ciburuy. Wilayah administratif Desa Cisalada

terdiri dari empat dusun, 10 rukun warga dan 26 rukun tetangga. Tabel luas

wilayah menurut penggunaan dapat dilihat di bawah ini:

Page 51: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

38

Tabel 8. Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Cisalada Tahun 2010

Peruntukan Lahan Luas wilayah (ha)

Luas permukiman 32,25

Luas persawahan 105

Luas kuburan 5

Luas perkarangan 2,5

Perkantoran 0,25

Luas prasarana umum lainnya 15,25

Tanah fasilitas umum 8,5

Total luas 168,75

Sumber: Monografi Desa Cisalada, 2010

Jumlah penduduk Desa Cisalada secara keseluruhan berjumlah 7.019 jiwa,

dengan penduduk terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 3.586 jiwa

atau sekitar 51,09 % dari total penduduk, sedangkan penduduk berjenis kelamin

perempuan berjumlah 3.433 jiwa atau sekitar 48,91 % dari total penduduk Desa

Cisalada. Mayoritas agama penduduk Desa Cisalada beragama islam, hanya dua

jiwa penduduk yang berkeyakinan lain yaitu menganut agama protestan. Terdapat

tiga jiwa yang berwarga negara asing, sedangkan sisanya yaitu 7.016 jiwa

penduduk berwarga negara Indonesia. Jumlah penduduk yang produktif yaitu

4.126 jiwa, rata-rata kepadatan penduduk yaitu 300 jiwa/km2

dan rata-rata

penyebaran penduduk yaitu 500 jiwa/km2.

Tingkat pendidikan penduduk Desa Cisalada bervariasi yaitu mulai dari

tingkat SD hingga S3, pada desa ini juga masih terdapat penduduk yang buta

huruf. Tingkat pendidikan akhir penduduk didominasi oleh tamatan sekolah dasar

yaitu berjumlah 3.168 jiwa atau sekitar 45,99 %. Pada Desa Cisalada terdapat

penduduk dengan lulusan sarjana, yaitu 98 jiwa (1,42 %) lulusan S1, tiga jiwa

(0,04 %) penduduk lulusan S2, dan satu jiwa (0,01 %) penduduk lulusan S3.

Penduduk yang berpendidikan akhir diploma berjumlah 389 jiwa yaitu lulusan D1

sebanyak 163 jiwa (2,37 %), lulusan D2 sebanyak 139 jiwa (2,02 %) dan lulusan

Page 52: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

39

D3 sebanyak 87 jiwa (1,26 %). Keterangan selengkapnya mengenai kategori

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Cisalada Tahun 2010

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Buta huruf 116 1,68

Belum sekolah 587 8,52

Tidak tamat SD 102 1,48

Tamat SD 3.168 45,99

Tamat SLTP 1.319 19,15

Tamat SMU 1.106 16,05

Tamat D1 163 2,37

Tamat D2 139 2,02

Tamat D3 87 1,26

Tamat S1 98 1,42

Tamat S2 3 0,04

Tamat S3 1 0,01

Jumlah 6889 100 Sumber: Monografi Desa Cisalada, 2010

Mata pencaharian penduduk Desa Cisalada didominasi pada sektor

pertanian, jumah penduduk yang bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 3.462 jiwa

(60,17 %) yang terdiri dari 2.150 jiwa petani pemilik, 285 jiwa petani penggarap,

dan 1.027 jiwa buruh tani. Mayoritas mata pencaharian penduduk berikutnya yaitu

buruh sejumlah 1.255 (21,81 %). Pekerjaan pada sektor tersebut sering menjadi

pemicu kelangkaan generasi penerus pertanian karena kebanyakan remaja lebih

memilih bekerja di pabrik-pabrik sebagai buruh daripada menjalani aktivitas

sebagai petani. Sektor pertanian akan semakin sulit untuk mencari tenaga kerja di

masa yang akan datang jika masalah ini tidak diperhatikan. Jenis mata

pencaharian penduduk lainnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 53: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

40

Tabel 10. Penduduk Menurut Pekerjaan Desa Cisalada Tahun 2010

Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase(%)

Petani 3.462 60,17

Pengusaha kecil menengah 47 0,82

Pengrajin 3 0,05

Buruh 1.255 21,81

Bengkel/pencucian mobil dan motor 7 0,12

Penjahit 8 0,14

Pedagang 161 2,79

Pengemudi 36 0,63

Tukang ojek 315 5,47

Pertukangan 284 4,94

Pegawai negeri 144 2,50

Dokter 2 0,03

Bidan 1 0,02

Dukun 6 0,10

TNI/POLRI 9 0,16

Pensiunan TNI/POLRI/PNS 13 0,23

Anggota DPRD Kabupaten 1 0,02

Jumlah 5.754 100 Sumber: Monografi Desa Cisalada, 2010

Fasilitas yang terdapat dalam Desa Cisalada terdiri dari beberapa sarana

dan dibangun untuk memudahkan penduduk menjalani aktivitas keseharian

mereka. Sarana terpenting dalam Desa Cisalada yaitu sarana pendidikan yang

merupakan tempat penduduk usia pelajar untuk menuntut ilmu. Pertanian di Desa

Cisalada ini didukung oleh keberadaan dua buah prasarana irigasi. Sarana lainnya

yang terdapat di Desa Cisalada yaitu sarana keagamaan, sarana wilayah, sarana

perekonomian, sarana perhubungan, sarana air bersih, sarana kesehatan dan sarana

aparatur desa.

5.2. Gambaran Umum Budidaya Padi Semi Organik dan Anorganik

Pada dasarnya budidaya tanaman padi dilakukan dengan beberapa tahapan

yaitu antara lain: persiapan benih dan persemaian, persiapan lahan, penanaman,

perawatan dan pemeliharaan, serta pemanenan. Budidaya padi semi organik

membutuhkan tambahan pupuk kompos untuk meningkatkan tingkat kesuburan

Page 54: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

41

lahan. Pengurangan dosis pemakaian pupuk kimia dilakukan secara bertahap, hal

itu dilakukan untuk menghilangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia

dalam melakukan kegiatan usahatani mereka. Pemakaian pestisida kimia pada

lahan pertanian padi semi organik sudah tidak diperkenankan lagi. Petani yang

tergabung dalam keanggotaan Gapoktan Silih Asih di Desa Ciburuy diharuskan

mematuhi aturan yang terdapat dalam SOP gapoktan seperti jenis varietas dan

jumlah benih yang akan ditanam, cara pembuatan dan pemakaian pupuk organik

serta pestisida nabati, aturan tanam, pemakaian pupuk kimia, serta penjualan dan

pembinaan petani oleh Lembaga Pertanian Sehat, Dinas Pertanian dan Gapoktan

itu sendiri. Adapun proses budidaya pada kedua usahatani baik semi organik

maupun anorganik akan diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan Benih dan Persemaian

Pemilihan jenis varietas yang akan digunakan pada kedua usahatani padi

sangat diperhatikan. Pertimbangannya yaitu memilih varietas atas dasar ketahanan

benih terhadap serangan hama dan penyakit tanaman padi. Varietas yang

digunakan biasanya telah diuji mutu dan produksinya dari pemerintah. Mayoritas

petani menggunakan benih berlabel biru yang tahan terahadap penyakit tungro,

contohnya yaitu Ciherang, Bondoyudo, Situbagendit dan Inpari. Benih yang

dipilih yang bersifat bernas, pemilihannya dengan menggunakan bahan

desinfektan (larutan garam atau abu dapur). Benih yang ada direndam dalam

larutan garam atau abu dan dilanjutkan proses pemeraman, dengan dosis setiap

satu liter air harus dicampur dengan satu sendok garam atau tiga sendok abu.

Benih yang dipilih adalah benih yang tenggelam. Setelah hal tersebut dilakukan

maka perendaman dilakukan lagi dengan menggunakan air bersih. Perlakuan

Page 55: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

42

tersebut bertujuan menekan penyakit dan merangsang pengecambahan benih

secara merata pada tanaman padi. Setelah benih yang bernas telah terpilih,

langkah selanjutnya yaitu membuat lahan persemaian.

Gambar 3. Lahan Persemaian Benih Padi

Beberapa petani juga menyediakan benih sendiri dengan cara memilih

benih yang bernas dari lahan pertanian mereka, hal ini dapat menghemat

pengeluaran biaya produksi pertanian. Lahan yang dipilih untuk persemaian

merupakan lahan yang aman dan mudah pemeliharaannya. Bibit yang akan

ditanam merupakan bibit yang telah berumur 12-20 hari dan telah siap ditanam

pada lahan yang telah melalui proses pengolahan lahan. Petani semi organik

menambahkan pupuk kompos untuk melengkapi proses pembibitan benih padi.

Tabel 11. Perbandingan Penggunaan Benih pada Usahatani Padi Semi

Organik dan Anorganik Petani Penggarap

No Usahatani Padi Jumlah Benih (kg/ha)

1. Semi Organik 40,86

2. Anorganik 49,79 Sumber : Data primer, 2011

Jumlah benih yang digunakan pada usahatani padi anorganik lebih besar

yaitu sejumlah 49,79 kg/ha dibandingkan usahatani padi semi organik yang hanya

berkisar 40,84 kg/ha, maka dalam usahatani padi semi organik terjadi

penghematan penggunaan benih.

Page 56: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

43

2. Pengolahan Lahan

Tujuan pengolahan lahan pada dasarnya agar gulma yang ada bisa mati

dan membusuk, menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi tanah, memudahkan

pengaturan air dan mengatur jarak tanam. Pengolahan lahan dibagi menjadi

beberapa tahapan, diantaranya yaitu:

- Mopokan (perbaikan pematang), yaitu melakukan pembongkaran pematang

sampai dasar lahan dengan menggunakan cangkul, kemudian dilakukan

penimbunan kembali dengan tanah yang sudah diolah sehingga pematang

kembali rapi. Hal tersebut mencegah kebocoran saluran air dan menutup

lubang hama yang ada.

- Ngongkolongan, yaitu mencangkul batas petakan yang berbatasan dengan

petakan sebelah atas, posisi mencangkul membujur dengan petakan tanah

dicangkul dan dipindahkan ke bagian tengah petakan. Hal tersebut dilakukan

agar kegiatan membajak lebih mudah dilakukan.

- Bajak, yaitu melakukan pembajakan sawah yang biasa dilakukan dengan

bantuan traktor atau kerbau. Hal ini tergantung dimana posisi lahan petani,

jika lahannya mudah dijangkau oleh traktor maka petani biasanya melakukan

proses pembajakan ini dengan bantuan alat tersebut. Jika sulit dijangkau

maka alternatif bantuannya yaitu menggunakan bantuan kerbau. Bajak akan

mempercepat proses pembusukan sisa tanaman.

- Nampingan dan mengaru, yaitu melakukan perapian pada pematang bagian

dalam petakan untuk memperluas areal tanam, serta melakukan penghalusan

tanah olahan agar sistem perakaran sempurna dan kedap air.

- Nguyab, yaitu melakukan pembersihan sisa tanaman dan dibenamkan.

Page 57: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

44

- Nyorongan, yaitu melakukan perataan permukaan sawah agar sistem

pengairan usahatani merata. Prosesnya dengan menggunakan bantuan alat

pertanian berupa sorongan.

- Pembuatan drainase, yaitu membuat parit pengaturan air dalam petakan agar

memudahkan proses pengaturan air.

Tahapan pengolahan tanah diatas diperoleh dari informasi standar

operasional prosedur budidaya padi sehat (semi organik) pada Gapoktan Desa

Ciburuy. Pada dasarnya pengolahan lahan pada budidaya padi anorganik hampir

sama dengan tahapan proses pengolahan lahan padi semi organik ini,

perbedaannya hanya terletak pada pemberian pupuk kompos yang diberikan

dengan dosis kurang lebih dua ton/ha, dan petani semi organik biasanya juga

melakukan penyebaran jerami sebelum pengolahan lahan yang nantinya akan

mengalami proses pembusukan dengan sendirinya di lahan.

Gambar 4. Tahapan Proses Pengolahan Tanah yaitu Mengatur Jarak Tanam

(Kiri) dan Perataan Permukaan Sawah atau Nyorongan (Kanan)

3. Penanaman

Bibit yang akan ditanam dalam proses ini berumur sekitar 12-20 hari.

Langkah awal yang dilakukan adalah menyaplak, dengan bantuan alat yang

disebut garokan. Jarak tanam pada usahatani semi organik umumnya berkisar

antara 12,5 cm setiap tanaman dalam barisan, 25 cm antar tanaman di lain barisan

Page 58: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

45

dan 50 cm pada setiap kelompok barisan. Sistem tanam seperti itu disebut legowo

yang manfaatnya antara lain yaitu memudahkan dan mengefisienkan penggunaan

pupuk pada lahan, serta mendapatkan jumlah anakan yang lebih banyak pada

tanaman padi. Penggunaan sistem tanam dengan teknik legowo mulai di adopsi

oleh petani anorganik, walaupun masih sangat sedikit petani anorganik yang

mengunakan cara tanam ini. Bibit yang telah disemai sebelumnya akan dipindah

tanamkan pada lahan yang telah melalui proses pengolahan lahan. Bibit padi

ditanam secara dangkal dan tunggal pada setiap titik temu garis caplak. Jumlah

bibit yang ditanam pada usahatani semi organik mayoritasnya berkisar antara dua

hingga tiga rumpun, sedangkan usahatani anorganik umumnya berkisar antara tiga

hingga lima rumpun padi.

Gambar 5. Sistem Tanam Acak Usahatani Padi Anorganik (Kiri) dan Sistem

Tanam Legowo Usahatani Padi Semi Organik (Kanan)

4. Perawatan dan Pemeliharaan

Proses perawatan dan pemeliharaan tanaman padi terdiri dari penyiangan

dan penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, babad

pematang dan pengaturan air atau irigasi.

- Penyiangan dan penyulaman, yaitu menyiangi rumput pengganggu disekitar

tanaman padi, kemudian rumput tersebut dibenamkan kedalam tanah yang

ada diantara barisan tanaman. Keadaan air pada saat penyiangan dalam

Page 59: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

46

keadaan macak-macak dan saluran air dalam petakan sawah juga ditutup. Hal

ini dilakukan untuk menekan pertumbuhan gulma, laju kompetisi

pemanfaatan unsur hara tanaman, penyinaran matahari yang merata pada

tanaman padi. Penyulaman merupakan penanaman kembali bibit dalam

barisan tanaman yang hilang agar populasi tanaman tetap optimal. Adapun

pada usahatani semi organik proses penyiangan dan penyulaman biasanya

dilakukan dua kali yaitu saat padi berumur 20-25 HST dan 35-40 HST.

- Pemupukan tanaman padi pada usahatani semi organik dilakukan sebanyak

tiga kali. Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk kompos,

dosisnya kurang lebih dua ton/ha. Petani menyediakan pupuk kompos dengan

cara membelinya dari toko pertanian atau koperasi, atau petani juga bisa

memproduksinya sendiri dengan menggunakan limbah peternakan dan

pertanian yang melimpah di daerah pertanian mereka. Pemupukan selanjutnya

yaitu dengan memberikan tunjangan unsur hara yang diperoleh dari

kombinasi pemakaian pupuk kimia seperti TSP, Urea, NPK, KCL dan

Ponska. Biasanya petani mengkombinasikan dua hingga tiga jenis pupuk

tersebut atau hanya menggunakan pupuk NPK saja, hal itu tergantung

kebutuhan dan kebiasaan petani dalam menjalani usahataninya. Pemupukan

susulan pertama dilakukan pada saat umur padi sekitar 20-25 HST.

Pemupukan susulan kedua dilakukan pada umur 45-50 HST atau pada waktu

yang disebut masa pramoria (umur varietas padi dikurangi 65 hari). Pada

usahatani anorganik pemupukan hanya dilakukan dua kali dengan

menggunakan pupuk kimia saja, dosisnya lebih banyak dibandingkan dengan

Page 60: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

47

usahatani semi organik. Adapun jumlah pemakaian pupuk kimia petani

penggarap pada kedua usahatani dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 12. Perbandingan Penggunaan Rata-Rata Pupuk Kimia pada

Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani

Penggarap No. Jenis Pupuk Usahatani Padi Semi Organik

(Kg/Ha)

Usahatani Padi Anorganik

(Kg/Ha)

1 TSP 75,79 194,13

2 Urea 99,64 253,57

3 Ponska 0 25

Sumber : Data primer, 2011

Berdasarkan tabel di atas maka dapat terlihat penggunaan pupuk kimia pada

usahatani padi semi organik lebih sedikit dibandingkan anorganik. Hal

tersebut dikarenakan usahatani padi semi organik telah melakukan

pengurangan penggunaan pupuk kimia pada usahataninya.

- Pengendalian hama dan penyakit pada usahatani semi organik meliputi empat

kultur yaitu: kultur teknis merupakan pengendalian hama dan penyakit

dengan cara perbaikan teknis dalam melakukan usahatani, seperti bertanam

dengan teknik legowo. Hal tersebut memiliki banyak manfaat diantaranya

mengefisienkan pemberian pupuk saat pemupukan, memudahkan petani

melakukan kontrol tanpa menginjak-injak tanaman padi mereka, pergerakan

hama seperti tikus dapat terlihat sehingga menciptakan lingkungan yang tidak

cocok untuk perkembangan OPT (Organisme Pengganggu tanaman). Kultur

yang kedua yaitu kultur mekanis, merupakan pengendalian hama dengan

menggunanakan agency hayati. Kultur selanjutnya adalah kultur biologis,

yaitu contohnya dengan menggunakan varietas padi yang tahan penyakit

tungro. Terakhir yaitu kultur kimia dengan pestisida nabati, baik yang dibeli

dari toko pertanian atau Koperasi, ataupun petani bisa membuatnya sendiri

Page 61: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

48

dengan bahan alami yang bisa didapat dari alam seperti daun picung, daun

mimba, kacang babi, daun tuba dan lain sebagainya. Hal ini berbeda dengan

cara pengendalian hama yang dilakukan petani anorganik. Mereka cenderung

memanfaatkan pestisida kimia seperti Decis, Furadan, Dusban, dan lainnya.

Pada dasarnya pengendalian hama dan penyakit secara alami lebih

diperkenankan karena tidak menimbulkan dampak negatif pada

penggunaannya.

- Babad pematang merupakan kegiatan pembersihan rumput yang terdapat di

pinggir petakan sawah. Biasanya dilakukan bersamaan pada setiap

penyiangan yaitu dua kali setiap satu musim tanam.

- Pada dasarnya pengairan yang dilakukan kedua usahatani adalah sama.

Tanaman padi membutuhkan pengaturan air pada saat tanam, penyiangan,

pemupukan dan panen. Pada saat tanam, air tergenang di saluran tengah dan

pinggir petakan. Kegiatan penyiangan dan pemupukan mengharuskan

pengeringan air atau kondisi air dalam keadaan macak-macak, saluran masuk

keluarnya air harus ditutup. Kapasitas air sebaiknya diperbanyak pada saat

tanaman padi sedang dalam masa bunting. Terakhir yaitu panen, air

diusahakan dalam keadaan kering terhitung dari masa 20 hari sebelum panen.

5. Pemanenan

Pemanenan padi pada kedua usahatani dapat dilakukan sebanyak lima kali

setiap dua tahun. Pemanenan dilakukan pada waktu yang tepat sesuai dengan

umur masing-masing varietas beras agar kualitas beras yang dihasilkan baik.

Panen dilakukan setelah padi menguning 90 persen. Biasanya menggunakan alat

perontok dengan alas yang lebar agar gabah tidak berserakan dan menggunakan

Page 62: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

49

karung yang baik agar tidak bocor saat memasukkan gabah hasil panen. Hal

tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian saat panen, diakibatkan dari

berat gabah yang berkurang karena terbuang saat proses ini dilakukan. Pada petani

semi organik, penjemuran gabah hingga prosesnya menjadi padi dilakukan oleh

Koperasi, bahkan proses packaging juga dilakukan dengan baik oleh Koperasi

yang dikelola di Desa Ciburuy ini. Adapun produksi, produktivitas dan harga jual

rata-rata yang dihasilkan kedua usahatani yaitu:

Tabel 13. Perbandingan Produksi, Produktivitas dan Harga Jual Rata-Rata

pada Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani

Penggarap

Usahatani Padi Produksi

(kg)

Produktivitas

(kg/ha)

Harga Output Rata-Rata

(Rp)

Semi Organik 2313,33 5960,84 2489,29

Anorganik 1876,67 5448,89 2220 Sumber : Data primer, 2011

Jumlah produksi atau produktivitas usahatani padi semi organik lebih

tinggi dari anorganik. Nilai harga jual output pada usahatani padi semi organik

juga sedikit lebih besar dari anorganik. Kedua hal tersebut nantinya akan

mempengaruhi tingkat penerimaan usahatani padi ini.

5.2. Karakteristik responden

Karakteristik responden akan dijelaskan menurut usahatani yang mereka

usahakan yaitu usahatani padi semi organik dan anorganik. Jumlah keseluruhan

responden yaitu 30 orang, yang terdiri dari 15 orang petani padi semi organik dan

15 orang petani anorganik. Karakteristik umum responden dijelaskan dari

beberapa karakteristik yaitu: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status

kepemilikan lahan yang digunakan untuk kegiatan usahataninya, luas lahan yang

diusahakan, jumlah tanggungan keluarga dan lama pengalaman usahatani.

Page 63: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

50

5.2.1. Jenis Kelamin dan Usia

Responden petani padi semi organik dalam penelitian ini berasal dari Desa

Ciburuy. Jumlah keseluruhan petani padi semi organik yaitu 15 responden.

Responden didominasi oleh petani berjenis kelamin laki-laki yaitu 14 responden

(93,33 %) dan perempuan sejumlah satu responden (6,67 %). Responden memiliki

tingkat usia bervariasi, usia termuda responden yaitu 30 tahun dan usia tertua

responden yaitu 64 tahun. Tingkat umur responden didominasi oleh petani yang

memiliki rentang umur antara 43 - 55 tahun yaitu sejumlah 9 responden (60 %).

Akibat keterbatasan jumlah petani padi anorganik di Desa tersebut maka

pengambilan responden petani padi anorganik dilakukan pada Desa Cisalada, desa

ini dipilih karena lokasi yang berdekatan dengan Desa Ciburuy sehingga memiliki

karakteristik yang hampir sama dan mayoritas petani yang masih menerapkan

sistem usahatani anorganik. Jumlah responden petani padi anorganik yaitu 15

orang, enam responden (40 %) dari Desa Ciburuy dan sembilan responden (60 %)

berasal dari Desa Cisalada. Keseluruhan responden petani padi anorganik berjenis

kelamin laki-laki. Usia termuda petani padi anorganik yaitu 40 tahun dan usia

tertua yaitu 80 tahun. Usia mayoritas responden petani padi anorganik yaitu

berkisar antara 56 - 68 tahun berjumlah delapan responden (53,33 %).

Tabel 14. Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Rentang Umur

(Tahun)

Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Anorganik

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

30-42 2 13,33 2 13,33

43-55 9 60 3 20,00

56-68 4 26,67 8 53,33

69-81 0 0 2 13,33

Jumlah 15 100 15 100 Sumber: Data Primer, 2011

Page 64: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

51

5.2.2. Tingkat Pendidikan, Status Kepemilikan dan Luas Lahan

Tingkat pendidikan responden dibedakan menjadi empat kategori. Tingkat

pendidikan responden petani padi semi organik cukup beragam, secara umum

responden petani semi organik lulusan sekolah dasar yaitu sebanyak 10 responden

(66,67 %). Mayoritas responden petani padi anorganik juga masih berpendidikan

rendah, jumlah petani yang memiliki tingkat pendidikan akhir sekolah dasar sama

seperti petani semi organik yaitu berjumlah 10 responden (66,67 %). Responden

berdasarkan tingkat pendidikan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Usahatani

Padi Semi Organik

Usahatani Padi

Anorganik

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

Tidak Sekolah 0 0 2 13,33

Tidak tamat SD 2 13,33 3 20

SD 10 66,67 10 66,67

SLTP 3 20 0 0

Jumlah 0 100 15 100 Sumber: Data Primer, 2011

Seluruh petani yang diambil sebagai responden adalah petani penggarap,

petani tersebut harus membagi hasil panen padi sawahnya kepada pemilik lahan,

besarnya jumlah bagi hasil tersebut mayoritasnya berkisar yaitu antara 50 - 50 %

atau 60 % petani dan 40 % pemilik lahan. Akibat pembagian hasil ini maka secara

umum pendapatan petani penggarap di kedua desa menjadi kecil pada setiap

musim tanamnya.

Luas lahan yang diusahakan responden pada umumnya masih dalam skala

yang kecil. Mayoritas luas lahan yang diusahakan kedua petani padi semi organik

yaitu sejumlah 7 responden (46,67 %) pada luas lahan < 0,3 hektar dan rentang

0,3 - 0,6 hektar. Mayoritas petani padi anorganik menjalani usahataninya pada

Page 65: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

52

rentang 0,3 - 0,6 hektar yaitu sejumlah 8 responden (53,33 %). Luas lahan yang

diusahakan petani selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 16. Luas Lahan yang Diusahakan Responden

Rentang

Luas Lahan

(ha)

Usahatani

Padi Semi Organik

Usahatani Padi

Anorganik

Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

< 0,3 7 46,67 5 33,33

0,3-0,6 7 46,67 8 53,33

> 0,6 1 6,67 2 13,33

Jumlah 15 100 15 100 Sumber: Data Primer, 2011

5.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Setiap responden menanggung penghidupan beberapa anggota

keluarganya. Mayoritas jumlah tanggungan keluarga dari responden petani padi

semi organik yaitu antara 5 - 7 jiwa yaitu tujuh responden (46,67 %). Anggota

keluarga yang menjadi tanggungan petani biasanya terdiri dari keluarga inti dan

tambahan yang menetap di rumah responden. Jumlah tanggungan yang dimiliki

responden petani padi anorganik mayoritas berada pada rentang jumlah 2-4 jiwa

tanggungan keluarga yaitu 10 responden (66,67 %). Jumlah tanggungan keluarga

responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 17. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Rentang

Tanggungan

Keluarga

(Jiwa)

Usahatani

Padi Semi Organik

Usahatani Padi

Anorganik

Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

2-4 6 40 10 66,67

5-7 7 46,67 4 26,67

7-9 1 6,67 1 6,67

10-12 1 6,67 0 0

Jumlah 15 100 15 100 Sumber: Data Primer, 2011

Page 66: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

53

5.2.4. Pengalaman Usahatani Padi

Petani padi semi organik pada dasarnya telah cukup lama menekuni

kegiatan pertaniannya. Namun, sebelumnya responden hanya menerapkan

kegiatan pertanian anorganik pada lahan yang mereka usahakan. Kerjasama

dengan Lembaga Pertanian Sehat membawa mereka kepada keputusan untuk

mulai menerapkan sistem pertanian semi organik ini. Adapun pengalaman

usahatani responden akan dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 18. Responden Berdasarkan Pengalaman Melakukan Usahatani Padi

Pengalaman

Usahatani (tahun)

Usahatani Padi

Semi Organik

Usahatani Padi

Anorganik

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

3-16 9 60 8 53,33

17-30 4 26,67 3 20

31-44 2 13,33 2 13,33

45-58 0 0 2 13,33

Jumlah 15 100 15 100 Sumber: Data Primer, 2011

Mayoritas pengalaman usahatani responden kedua usahatani petani

berkisar antara tiga hingga 16 tahun yaitu sejumlah sembilan responden (60 %)

pada usahatani padi semi organik, sedangkan usahatani padi anorganik yaitu

sebanyak delapan responden (53,33 %). Mayoritas petani Desa Ciburuy mulai

melakukan usahatani semi organik selama 7-8 tahun yaitu 12 responden (80 %).

Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 19. Responden Berdasarkan Pengalaman Melakukan Usahatani Padi

Semi Organik

Pengalaman Usahatani (tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

5-6 2 13,33

7-8 12 80

9-10 1 6,67

11-12 0 0

Jumlah 15 100 Sumber: Data Primer, 201

Page 67: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

54

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

Petani Penggarap

Salah satu aspek yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha

adalah menganalisis aspek finansialnya. Terdapat dua kriteria yang digunakan

dalam pembahasan ini yaitu net present value (NPV) dan gross benefit cost ratio

(gross B/C ratio). Dua arus kas yang diperhatikan dalam analisis yaitu

penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan merupakan arus kas masuk bagi suatu

usaha atau merupakan pendapatan dari suatu usaha. Komponen penerimaan yang

dimasukkan dalam analisis yaitu penjualan hasil usahatani padi sawah dalam

bentuk gabah basah yang dijual per tahunnya. Pengeluaran merupakan aliran kas

yang dikeluarkan untuk kegiatan suatu usaha saat dijalankan. Pengeluaran yang

dimaksud meliputi biaya tetap dan variabel.

Biaya tetap yaitu biaya yang jumlahnya tidak ditentukan oleh banyaknya

output, sedangkan biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan berdasarkan

banyaknya output, semakin banyak output maka akan semakin banyak biaya yang

dikeluarkan. Biaya tetap terdiri dari pembelian alat pertanian, iuran irigasi dan

sewa traktor. Pembelian alat pertanian akan mengalami reinvestasi sesuai dengan

daya tahan masing-masing alat. Biaya berikutnya yaitu biaya variabel yang terdiri

dari biaya benih, biaya panen, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja dan

biaya bagi hasil.

Varietas yang dipakai kedua usahatani adalah sama yaitu Ciherang. Petani

padi semi organik yang dianalisis ini membutuhkan jumlah benih yang lebih

sedikit yaitu sejumlah 33 kg/ha, sedangkan petani anorganik membutuhkan 60

Page 68: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

55

kg/ha benih padi. Hal tersebut dikarenakan keperluan rumpun padi usahatani semi

organik untuk satu lubang tanamnya lebih sedikit dibandingkan usahatani

anorganik. Biaya panen merupakan biaya yang harus dikeluarkan kedua petani

untuk melakukan proses pemanenan. Biaya yang dikeluarkan bukan berdasarkan

perhitungan banyaknya tenaga kerja yang dipakai, namun berdasarkan jumlah

output yang dihasilkan kemudian dikalikan dengan biaya panen yaitu Rp 250 per

kg output yang dihasilkan. Biaya tersebut sudah termasuk biaya pengangkutan

gabah ke jalan besar, yang nantinya akan diangkut oleh pembeli yaitu Koperasi

atau tengkulak.

Perbedaan komponen biaya kedua usahatani yaitu bahwa petani semi

organik harus mengeluarkan komponen biaya pemakaian pupuk organik yang

total pemakaiannya sejumlah dua ton/ha. Proporsi biaya pupuk kimia usahatani

anorganik lebih besar dibandingkan usahatani semi organik, karena petani semi

organik telah melakukan pengurangan penggunaan pupuk kimia pada

usahataninya. Petani anorganik juga memanfaatkan pestisida kimia yang dibeli

dari toko pertanian, sedangkan petani semi organik membuat pestisida dengan

meramunya dari bahan-bahan alami seperti daun picung, daun mimba, kacang

babi, daun tuba dan lain sebagainya yang bisa didapatkan secara gratis dari alam.

Biaya berikutnya yaitu biaya bagi hasil yang merupakan suatu kewajiban

bagi petani penggarap kepada pemilik lahan untuk membagi hasil output

usahatani mereka. Besarnya persentase bagi hasil masing-masing petani yaitu

60% untuk petani penggarap dan 40% untuk pemilik lahan. Adapun berdasarkan

perhitungan present value dan B/C ratio kedua usahatani per tahunnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 69: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

56

Tabel 20. Perbandingan PV dan B/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik per Hektar dengan Suku Bunga Pinjaman Rata-Rata

Tahun Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Konvesional

PV (Rp) B/C Ratio PV (Rp) B/C Ratio

1 1.345.439,31 1,049 -1.410.911,36 0,943

2 11.528.604,27 1,436 7.700.605,85 1,334

3 1.237.763,31 1,059 -883.159,02 0,953

4 8.870.886,63 1,436 5.925.366,15 1,334

5 952.418,68 1,059 -679.562,19 0,953

6 6.689.183,25 1,423 4.422.700,88 1,321

7 732.855,25 1,059 -522.901,04 0,953

8 5.252.277,02 1,436 3.508.292,44 1,334

9 563.908,31 1,059 -402.355,37 0,953

10 4.041.456,62 1,436 2.699.517,11 1,334

NPV/Gross B/C Ratio 41.214.792,64 1,242 20.357.593,45 1,135

Keterangan : Diskon Faktor 14 %

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 20 menggambarkan present value dan B/C ratio usahatani padi

pertahunnya dengan suku bunga pinjaman rata-rata. Nilai keduanya menunjukkan

bahwa pada tahun ganjil hasil NPV dan B/C ratio lebih kecil dari tahun genap, hal

ini dikarenakan usahatani padi pada keduanya hanya dapat memanen sebanyak

lima kali setiap dua tahun. Pada tahun ganjil, padi dapat dipanen dua kali dengan

perhitungan bahwa dalam tahun tersebut proses penanaman dilakukan tiga kali,

sedangkan pada tahun genap padi dapat dipanen tiga kali dengan proses

penanaman sebanyak dua kali. Selain itu perhitungan present value dan B/C ratio

juga dihitung dengan menggunakan diskon faktor suku bunga deposito rata-rata

yang hasilnya digambarkan pada tabel di bawah ini:

Page 70: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

57

Tabel 21. Perbandingan PV dan B/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik per Hektar dengan Suku Bunga Deposito Rata-Rata

Tahun

Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Konvesional

PV (Rp) B/C Ratio PV (Rp) B/C Ratio

1 1.436.815,75 1,049 -1.506.734,38 0,943

2 13.147.726,68 1,436 8.782.109,15 1,334

3 1.507.469,41 1,059 -1.075.597,57 0,953

4 11.537.584,63 1,436 7.706.604,34 1,334

5 1.322.856,52 1,059 -943.874,05 0,953

6 9.921.901,23 1,423 6.560.083,60 1,321

7 1.160.852,32 1,059 -828.282,11 0,953

8 8.884.712,21 1,436 5.934.601,04 1,334

9 1.018.688,04 1,059 -726.846,18 0,953

10 7.796.642,08 1,436 5.207.817,55 1,334

NPV/Gross B/C Ratio 57.735.248,86 1,248 29.109.881,39 1,141

Keterangan : Diskon Faktor 6,75 %

Sumber : Data Primer, 2011

Kesimpulan tabel 20 dan 21 yaitu bahwa present value dan B/C ratio yang

dihitung dengan menggunakan diskon faktor suku bunga pinjaman dan deposito

rata-rata, nilainya menunjukkan bahwa usahatani padi semi organik lebih

menguntungkan dari anorganik. Pada tahun ganjil akan dihasilkan Present value

dan B/C ratio yang lebih kecil dari tahun genap pada kedua usahatani karena

panen hanya dilakukan dua kali dengan tiga kali proses penanaman, sedangkan

pada tahun genap panen dilakukan tiga sebanyak kali dengan dua kali proses

penanaman. Setiap tahunnya present value usahatani padi semi organik

menghasilkan angka yang positif dan B/C ratio menghasilkan nilai yang lebih dari

satu, maka menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak dijalankan. Pada

usahatani padi anorganik di tahun ganjil, present value menghasilkan angka

negatif dan B/C ratio menunjukkan angka yang lebih kecil dari satu, hal tersebut

dikarenakan penghitungan didasarkan pada kegiatan yang dilakukan di tahun

ganjil yaitu penghitungan penerimaan dilakukan sebanyak dua kali dengan biaya

proses penanaman sebanyak tiga kali. Besarnya penerimaan yang dihasilkan di

Page 71: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

58

tahun tersebut lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan. Namun, di tahun genap

dihasilkan present value usahatani padi anorganik dengan angka yang positif dan

B/C ratio menghasilkan nilai yang lebih dari satu.

Present value pertahunnya menunjukkan nilai yang lebih besar pada

usahatani padi semi organik yang disebabkan dari besarnya penerimaan karena

total produksi dan harga penjualan output yang sedikit lebih tinggi dari usahatani

padi anorganik. Nilai B/C ratio pertahunnya juga menggambarkan hal yang sama

bahwa perbandingan penerimaan dengan biaya pada usahatani padi semi organik

menghasilkan rasio yang tinggi dibandingkan anorganik, hal ini menunjukkan

usahatani padi semi organik lebih banyak menerima penerimaan dibandingkan

anorganik dan artinya usahatani padi semi organik yang lebih layak untuk

dilaksanakan.

Tabel 22. Kriteria Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

per Hektar dengan Suku Bunga Pinjaman Rata-Rata Kriteria Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Konvesional

Nilai Nilai

Net Present Value (NPV) Rp 41.214.792,64 Rp 20.357.593,45

Benefit Cost Ratio (B/C rasio) 1,242 1,135

Keterangan : Diskon Faktor 14 %

Sumber : Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel tersebut, nilai NPV keduanya merupakan nilai positif

(NPV > 0) maka hal ini menunjukkan kedua usahatani baik semi organik dan

anorganik layak untuk dijalankan. NPV semi organik nominalnya yaitu sebesar

Rp 41.214.792,64, usahatani akan memberikan keuntungan sejumlah nominal

tersebut selama 10 tahun dengan tingkat diskonto yang berlaku. NPV usahatani

padi semi organik lebih besar dari anorganik yaitu hanya Rp 20.357.593,45, maka

usahatani padi semi organik lebih menguntungkan untuk dilakukan. Nilai NPV

tersebut diperoleh dengan menjumlahkan selisih total penerimaan dan total biaya

Page 72: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

59

usahatani padi yang telah didiskontokan dari tahun pertama hingga kesepuluh.

Gross B/C ratio yang dihasilkan usahatani padi semi organik ≥ 1 yaitu sebesar

1,242 artinya setiap pengeluaran Rp 1 dapat menghasilkan penerimaan yaitu

sebesar Rp 1,242 selama 10 tahun usahatani dijalankan dengan tingkat diskonto

yang berlaku. Nilai tersebut menunjukkan nominal yang lebih besar dibandingkan

usahatani padi anorganik yaitu 1,135, namun juga dikatakan layak karena nilainya

≥ 1, artinya untuk setiap pengeluaran modal Rp 1 pada usahatani maka akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,135.

Tabel 23. Kriteria Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

per Hektar dengan Suku Bunga Deposito Rata-Rata Kriteria Kelayakan

Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Konvesional

Nilai Nilai

Net Present Value (NPV) Rp 57.735.248,86 Rp 29.109.881,39

Benefit Cost Ratio (B/C rasio) 1,248 1,141

Keterangan : Diskon Faktor 6,75 %

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 23 merupakan hasil perhitungan analisis kelayakan dengan suku

bunga deposito rata-rata. Nilai NPV keduanya merupakan nilai positif (NPV > 0)

yaitu usahatani padi semi organik sebesar Rp 57.735.248,86 dan usahatani padi

anorganik Rp 29.109.881,39. Usahatani akan memberikan keuntungan sejumlah

nominal tersebut selama 10 tahun dengan tingkat diskonto yang berlaku, maka

usahatani semi organik lebih menguntungkan untuk dilakukan karena nominal

NPV nya menunjukkan angka yang lebih tinggi. Gross B/C ratio yang dihasilkan

kedua usahatani ≥ 1 yaitu sebesar 1,248 untuk usahatani padi semi organik dan

1,141 untuk usahatani padi anorganik, artinya jika selama 10 tahun usahatani

dijalankan dengan tingkat diskonto yang berlaku maka setiap pengeluaran Rp 1

dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,248 untuk usahatani padi semi

organik dan Rp 1,141 pada usahatani padi anorganik.

Page 73: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

60

Hasil analisis kelayakan pada tingkat suku bunga yang berbeda

menunjukkan bahwa besarnya NPV dan gross B/C ratio dipengaruhi oleh

tingginya diskon faktor yang dipakai, makin tinggi diskon faktor maka makin

kecil nominal NPV dan gross B/C ratio yang dihasilkan dan sebaliknya semakin

rendah diskon faktor yang digunakan maka menyebabkan NPV dan gross B/C

ratio yang semakin tinggi.

6.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan

Anorganik Petani Penggarap

Sistem pertanian yang dijalankan petani di Desa Ciburuy telah mengarah

pada sistem pertanian berkelanjutan, namun kebutuhan pupuk untuk lahan

pertanian belum bisa terlepas dari pemakaian pupuk kimia, petani masih

mengurangi pemakaiannya secara bertahap. Hal yang menjadi alasan petani tidak

dapat langsung menerapkan sistem pertanian organik secara penuh karena kondisi

lahan mereka belum mampu melepaskan pemakaian pupuk kimia seutuhnya. Hal

ini seperti apa yang diterangkan Sutanto (2002), bahwa pada tahap awal

penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk kimia atau pupuk

mineral, terutama pada tanah yang miskin hara. Pupuk kimia masih sangat

diperlukan agar supaya takaran pupuk organik tidak terlalu banyak yang nantinya

akan menyulitkan pada pengelolaannya. Sejalan dengan proses pembangunan

kesuburan tanah menggunakan pupuk organik, secara berangsur kebutuhan pupuk

kimia yang berkadar tinggi dapat dikurangi. Keadaan ini memungkinkan lahan

dapat beradaptasi lebih baik lagi terhadap perubahan input hara yang digunakan.

Page 74: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

61

6.2.1. Analisis Perbandingan Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani Penggarap

Total biaya merupakan penjumlahan secara keseluruhan biaya-biaya yang

digunakan selama proses usahatani dijalankan pada setiap periode musim tanam.

Biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang akan

dianalisis pada pembahasan ini yaitu irigasi, sewa traktor atau kerbau dan

pembelian alat pertanian, sedangkan biaya variabel yang akan dianalisis yaitu

biaya benih, kompos, pestisida nabati, pupuk kimia, pestisida kimia, biaya tenaga

kerja, biaya panen dan bagi hasil.

Tabel 24. Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam Komponen Biaya Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Anorganik

Nilai Persentase Nilai Persentase

1) biaya tetap

-irigasi 138.000 1,21 138.000 1,37

-sewa traktor/kerbau 600.000 5,28 600.000 5,97

-alat pertanian 137.000 1,20 137.000 1,36

sub total 875.000 7,70 875.000 8,70

2) biaya variabel

-benih 156.333,33 1,37 222.977,78 2,22

-kompos 568.737,37 5,00 0 0,00

-pestisida nabati 36.040,40 0,32 0 0,00

-pupuk kimia 388.749,16 3,42 1.054.960,32 10,49

-pestisida kimia 0 0,00 21.186,03 0,21

-tenaga kerja 983.989,23 8,65 1.130.028,57 11,23

-biaya panen 1.501.321,55 13,20 1.362.222,222 13,54

-bagi hasil 6.859.594,81 60,33 5.392.133,333 53,61

sub total 10.494.765,86 92,30 9.183.508,25 91,30

total biaya 11.369.765,86 100,00 10.058.508,25 100,00

Sumber : Data Primer, 2011

Berdasarkan perhitungan dari data yang di dapat di lapang, biaya dari

usahatani padi semi organik memiliki nominal yang lebih besar dibandingkan

usahatani padi anorganik yaitu Rp 11.369.765,86 dengan komponen biaya tetap

Rp 875.000 (7,70 %) dan biaya variabel sebesar Rp 10.494.765,86 (92,30 %) dari

total biaya usahatani semi organik. Biaya dari padi anorganik yaitu dengan

nominal Rp 10.058.508,25, komponen biayanya adalah biaya tetap Rp 875.000

Page 75: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

62

(8,70 %) dan biaya variabel sebesar Rp 9.183.508,25 (91,30 %) dari total biaya

padi anorganik. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa

dalam komponen biaya kedua usahatani, biaya variabel memiki nilai yang besar

dibandingkan biaya tetap.

Persentase biaya terbesar yang dihasilkan oleh kedua usahatani yaitu bagi

hasil sebesar 60,33 % untuk usahatani padi yang telah mengurangi pemakaian

pupuk kimianya atau semi organik dan 53,61 % untuk usahatani padi anorganik.

Bagi hasil merupakan kewajiban bagi para petani penggarap untuk menyerahkan

atau membagi hasil panen mereka kepada pemilik lahan yang mereka garap

sebanyak kesepakatan bersama kedua belah pihak atau antara petani penggarap

dan pemilik lahan, umumnya berkisar yaitu antara 50 % petani – 50 % pemilik

dan 60 % petani – 40 % pemilik. Komponen terbesar kedua yaitu biaya panen

dengan persentase 13,20 % bagi usahatani padi semi organik dan 13,54 % bagi

usahatani padi anorganik. Komponen biaya terbesar berikutnya adalah biaya

tenaga kerja. Usahatani padi semi organik mengeluarkan biaya 8,65 % dari total

biaya usahataninya, sedangkan persentase untuk usahatani padi anorganik yaitu

11,23 % dari total biaya usahataninya. Biaya panen merupakan biaya yang harus

dikeluarkan petani untuk menggebot padi yang telah dipanen hingga

pengangkutan ke jalan besar yang nantinya diangkut oleh Koperasi atau tengkulak

yang akan membeli padi dalam bentuk gabah basah dari petani-petani tersebut.

Rincian biaya pada tabel diatas menggambarkan bahwa terdapat perbedaan

dalam proporsi biaya pupuk kimia antara usahatani semi organik dan anorganik.

Dalam usahatani semi organik persentase biaya yang digunakan untuk

menyediakan input pupuk kimia yaitu sebesar Rp 388.749,16 (3,42 %), sedangkan

Page 76: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

63

pada usahatani padi anorganik besarnya biaya pupuk kimia yaitu Rp. 1.054.960,32

(10,49 %). Biaya pupuk kimia usahatani semi organik lebih kecil dibandingkan

anorganik. Pengurangan biaya pupuk kimia pada usahatani semi organik di

konversikan dengan penggunaan pupuk kompos yang memerlukan biaya sebesar

Rp 568.737,37 atau 5,00 % dari total biaya usahatani semi organik.

Analisis struktur biaya usahatani padi baik semi organik maupun organik

juga dapat dilihat dari besarnya biaya yang harus dikeluarkan per kilogram

outputnya. Berdasarkan hasil perhitungan, struktur biaya per kilogram output

usahatani padi semi organik dan anorganik adalah sebagai berikut:

Tabel 25. Struktur Biaya Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik

Petani Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam Komponen Biaya Padi Semi Organik Padi Anorganik

Nilai Persentase Nilai Persentase

1) biaya tetap

-irigasi 24,40 1,27 24,40 1,29

-sewa traktor/kerbau 106,10 5,51 106,10 5,61

-alat pertanian 24,23 1,26 24,23 1,28

sub total 154,73 8,04 154,73 8,18

2) biaya variabel

-benih 27,47 1,43 40,28 2,13

-kompos 98,71 5,13 0 0,00

-pestisida nabati 6,83 0,35 0 0,00

-pupuk kimia 66,67 3,46 192,30 10,16

-pestisida kimia 0 0,00 3,56 0,19

-tenaga kerja 175,57 9,12 215,83 11,40

-biaya panen 250 12,99 250 13,21

-bagi hasil 1.145,07 59,48 1.036 54,74

sub total 1.770,33 91,96 1.737,97 91,82

total biaya 1.925,07 100,00 1.892,70 100,00

Sumber : Data Primer, 2011

Biaya total per kilogram output pada usahatani semi organik yaitu sebesar

Rp 1.925,07, dengan komponen biaya tetap Rp 154,73 (8,04 %) dan biaya

variabel sebesar Rp 1.770,33 (91,96 %). Usahatani padi anorganik mengeluarkan

biaya sebesar Rp 1.892,70 per kilogram outputnya, dengan komponen biaya tetap

yaitu Rp 154,73 (8,18 %) dan biaya variabel yaitu sebesar Rp 1.737,97 (91,82 %).

Page 77: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

64

Hasil perhitungan tersebut menggambarkan bahwa biaya usahatani padi semi

organik per kilogram outputnya lebih besar dibandingkan biaya usahatani padi

anorganik.

Jika dilihat dari biaya per kilogram output, komponen biaya pupuk kimia

usahatani padi semi organik sebesar Rp 66,67 (3,46 %). Biaya tersebut lebih kecil

dibandingkan biaya pupuk kimia usahatani padi anorganik yaitu Rp 192,30

(10,16 %). Namun, usahatani padi semi organik harus mengeluarkan biaya

sebesar Rp. 98,71 (5,13 %) untuk menyediakan pupuk kompos sebagai input yang

memberikan unsur hara alami pada lahan pertaniannya, baik dengan cara

memproduksinya sendiri dan bisa juga dengan membelinya di koperasi atau toko

pertanian.

6.2.2. Analisis Perbandingan Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi

Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan yang didapatkan

dari penjualan output dan semua biaya yang dikeluarkan untuk menunjang

kegiatan usahatani. Pendapatan dikatakan mengalami keuntungan jika nominal

penerimaan lebih besar dari biaya usahatani. Pendapatan juga biasa dijadikan

sebagai indikator keberhasilan usahatani.

Tabel 26. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam No. Uraian Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Anorganik

1 Penerimaan Rp 14.838.263,76 Rp 12.096.533,33

2 Biaya

- Biaya tetap Rp 875.000,00 Rp 875.000,00

- Biaya variabel Rp 10.494.765,86 Rp 9.183.508,25

3 Biaya total Rp 11.369.765,86 Rp 10.058.508,25

4 Pendapatan Rp 3.468.497,91 Rp 2.038.025,08

5 R/C ratio 1,31 1,20

Sumber : Data Primer, 2011

Page 78: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

65

Tabel di atas menggambarkan jumlah penerimaan dan pendapatan

usahatani semi organik dan anorganik. Pendapatan biasanya dijadikan indikator

keberhasilan dari suatu usahatani. Usahatani semi organik menghasilkan

penerimaan sebesar Rp 14.838.263,76 dan usahatani padi anorganik yaitu sebesar

Rp 12.096.533,33. Penerimaan usahatani padi anorganik menghasilkan nilai yang

lebih kecil dibandingkan penerimaan pada usahatani padi semi organik.

Penerimaan dipengaruhi oleh total produksi dan harga output dari usahatani,

penerimaan semi organik lebih besar karena harga rata-rata produksi yang lebih

besar yaitu sebesar Rp 2.489,29 dibandingkan harga rata-rata output padi

anorganik yaitu sebesar Rp 2.220, rata-rata total produksi yang dihasilkan

usahatani semi organik yaitu 5960,84 kg/ha yang sedikit lebih besar dibandingkan

usahatani padi anorganik yaitu hanya 5448,89 kg/ha.

Penerimaan usahatani akan mempengaruhi besarnya pendapatan petani

semi organik dan anorganik. Besarnya pendapatan usahatani semi organik yaitu

sebesar Rp 3.468.497,91, sedangkan pada usahatani padi anorganik pendapatan

yang dihasilkan yaitu sebesar Rp 2.038.025,08. Hal ini menunjukkan bahwa

usahatani padi semi organik lebih menguntungkan dibandingkan anorganik.

Berdasarkan analisis R/C ratio maka terlihat kedua usahatani merupakan kegiatan

yang layak untuk dijalankan. Nilai R/C ratio atau perbandingan penerimaan

dengan biaya pada usahatani padi semi organik yaitu 1,31. Rasio tersebut lebih

besar dibandingkan usahatani padi anorganik yang hanya 1,20. Petani padi semi

organik akan mendapatkan penerimaan yaitu dengan nominal Rp 1.310.000 dan

petani padi anorganik akan mendapatkan Rp 1.200.000 untuk setiap biaya sebesar

Rp 1.000.000 yang dikeluarkan untuk permodalan usahatani mereka.

Page 79: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

66

Perbedaan pendapatan antara usahatani padi semi organik dan anorganik

akan diuji menggunakan uji nilai tengah untuk melihat signifikansi perbedaanya

secara statistik. Hipotesis yang digunakan H0 yaitu pendapatan usahatani padi

semi organik tidak berbeda nyata dengan usahatani padi anorganik, sedangkan H1

dengan hipotesis bahwa pendapatan usahatani padi semi organik lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan usahatani padi anorganik. Hasil uji nilai tengah

pendapatan usahatani padi semi organik dan anorganik per hektar per musim

tanam dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 27. Hasil Uji Nilai Tengah Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam Usahatani Padi Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sig. (2-tailed)

Semi Organik 3.468.497,9053 1.570.395,81669 405.474,45633 .024 Anorganik 2.038.025,0800 1.712.910,44680 442.271,57560 .024

Sumber : Data Primer, 2011

Nilai signifikansi (2-tailed) adalah sebesar 0,024 dan 0,024, nilai sig. (2-

tailed) tersebut lebih kecil dari taraf nyata (𝛼) sebesar sepuluh persen. Kesimpulan

yang dapat diambil yaitu tolak H0 atau terima H1, artinya bahwa terdapat

perbedaan nilai tengah antara pendapatan usahatani padi semi organik dan

anorganik. Dalam hal ini berarti pendapatan usahatani padi semi organik lebih

besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani padi anorganik.

Tabel 28. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani Penggarap per Kilogram Output per

Musim Tanam No. Uraian Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Anorganik

1 Penerimaan Rp 2.489,29 Rp 2.220

2 Biaya

- Biaya tetap Rp 154,73 Rp 154,73

- Biaya variabel Rp 1.770,33 Rp 1.737,97

3 Biaya total Rp 1.925,07 Rp 1.892,70

4 Pendapatan Rp 564,22 Rp 327,30

5 R/C ratio 1,29 1,17

Sumber : Data Primer, 2011

Page 80: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

67

Kesimpulan analisis pendapatan usahatani padi semi organik dan

anorganik per kilogram outputnya sama dengan analisis per hektar per musim

tanam bahwa usahatani padi semi organik akan menghasilkan pendapatan dan R/C

ratio yang lebih tinggi dibandingkan usahatani padi anorganik. Nilai pendapatan

yang didapatkan usahatani padi semi organik yaitu sebesar Rp 564,22, sedangkan

usahatani padi anorganik yaitu Rp 327,30. R/C ratio dari usahatani padi semi

organik yaitu 1,29 dan usahatani padi anorganik 1,17. Ratio tersebut mengartikan

bahwa berdasarkan hasil analisis usahatani padi per kilogram outputnya, petani

padi semi organik akan mendapatkan penerimaan yaitu sebesar Rp 1.290.000 dan

petani padi anorganik akan mendapatkan Rp 1.170.000 untuk setiap biaya yaitu

sebesar Rp 1.000.000 yang dikeluarkan untuk permodalan usahatani mereka.

Perbedaan pendapatan antara usahatani padi semi organik dan anorganik

per kilogram output juga akan diuji menggunakan uji nilai tengah untuk melihat

signifikansi perbedaanya secara statistik. Hipotesis yang digunakan sama yaitu H0

bahwa pendapatan usahatani padi semi organik tidak berbeda nyata dengan

usahatani padi anorganik per kilogram outputnya, sedangkan H1 dengan hipotesis

bahwa pendapatan per kilogram output usahatani padi semi organik lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan per kilogram output usahatani padi anorganik.

Hasil uji nilai tengah pendapatan per kilogram output usahatani padi semi organik

dan anorganik dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 29. Hasil Uji Nilai Tengah Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani penggarap per Kilogram per Musim Tanam Usahatani Padi Mean Std. Deviation Std. Error Mean Sig. (2-tailed)

Semi Organik 564,22467 130,35577 33,65771 .000

Anorganik 327,29867 147,78966 38,15913 .000

Sumber : Data Primer, 2011

Page 81: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

68

Dari hasil olahan data di atas terlihat bahwa nilai signifikansi (2-tailed)

adalah sebesar 0,000 dan 0,000. Nilai sig. (2-tailed) tersebut lebih kecil dari taraf

nyata (𝛼) yang digunakan yaitu lima persen. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu

tolak H0 atau terima H1, artinya bahwa terdapat perbedaan nilai tengah antara

pendapatan per kilogram output usahatani padi semi organik dan anorganik.

Pendapatan per kilogram output usahatani padi semi organik lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan per kilogram output usahatani padi anorganik.

Berdasarkan wawancara di lapang, beberapa petani yang masih

menggunakan sistem pertanian anorganik mengaku enggan untuk beralih menjadi

sistem pertanian yang mengarah pada organik karena kerumitan proses yang harus

dihadapi mereka nantinya, terutama saat proses pemupukan. Namun bagi petani

semi organik, hal itu sudah menjadi rutinitas yang sudah menjadi hal biasa yang

dilakukan mereka. Jika penyediaan pupuk organik diproduksi sendiri oleh petani,

secara umum pengurangan pupuk kimia tersebut dan penambahan pupuk organik

bisa menghemat proporsi biaya pupuk yang harus dikeluarkan petani untuk

usahataninya.

Berdasarkan teori, pada dasarnya penerapan sistem pertanian ke arah

organik akan membutuhkan pengorbanan yang besar terutama pada tenaga kerja

karena biasanya hal itu berpengaruh pada rentannya tumbuhan terhadap hama,

sehingga perlu perlakuan yang menyita tenaga kerja yang lebih besar dari

usahatani anorganik. Saat penggunaan sistem usahatani semi organik pada petani

di Desa Ciburuy, lahan usahatani mereka tidak pernah terserang wabah hama

dalam skala besar yang mungkin nantinya akan merugikan petani. Hama tikus

menyerang Desa Ciburuy pada tahun 1958, 1985 dan 1991, hama wereng di tahun

Page 82: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

69

1978 dan ulat garayak di tahun 1983. Namun, semenjak saat itu lahan usahatani di

desa ini sudah tidak diserang lagi oleh hama tersebut dalam skala besar. Oleh

karena itu penggunaan tenaga kerja tidak terlalu tinggi atas perubahan sistem

pertanian ini. Pengeluaran biaya usahatani sebenarnya sangat bisa untuk

diminimalkan jika petani bisa mengeluarkan biaya dengan efektif serta efisien,

dan keuntungan yang optimal pun bisa didapatkan.

Harga hasil output semi organik di Desa Ciburuy mendapatkan harga jual

yang sedikit lebih tinggi dari output anorganik. Hal itu sangat beralasan

mengingat padi semi organik ini sudah memiliki pemasaran yang cukup baik.

Beras semi organik akan dibeli dari para petani dan dikumpulkan oleh Koperasi

yang dikelola oleh desa, nantinya padi tersebut akan mengalami pengolahan pasca

panen hingga menjadi beras yang siap dikonsumsi. Koperasi juga akan melakukan

proses packaging hingga beras terlihat menarik untuk dijual nantinya. Pemasaran

beras semi organik ini sudah mencapai target beberapa daerah perumahan,

perkantoran bahkan rumah sakit. Oleh karena itu padi sawah semi organik ini

dihargai sedikit lebih tinggi karena sistem pemasaran yang sudah cukup baik.

Keunggulan yang didapat dari penerapan sistem pertanian semi organik

yaitu akan mendapatkan bahan pangan yang lebih baik dari sisi kesehatan karena

telah menghindari pemakaian pestisida berbahaya, bahkan beras produksi Desa

Ciburuy ini telah dinyatakan bebas residu pestisida kimia oleh Departeman

Kesehatan. Kondisi tanah perlahan juga mulai diperbaiki tingkat kesuburannya,

pada jangka panjang diharapkan kondisi tanah berada pada tingkat kesuburan

yang sudah tidak membutuhkan pemakaian pupuk kimia.

Page 83: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

70

Berdasarkan teori, produksi pertanian dengan menggunakan input organik

biasanya lebih rendah dibandingkan dengan pertanian anorganik. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan Departemen Agronomi di Filiphina tahun 2002,

output padi yang dihasilkan pada kawasan Infanta, Quezeon dengan menggunakan

sistem pertanian organik yaitu 1.253 kg/ha dan 1.489 kg/ha dengan anorganik.

Output padi yang dihasilkan pada kawasan Baco Oriental, Mindoro dengan

menggunakan sistem pertanian organik yaitu 1.175 kg/ha dan 1.706 kg/ha dengan

anorganik. Sedangkan, Output padi yang dihasilkan pada kawasan Infanta,

Quezeon dengan menggunakan sistem pertanian LEISA yaitu 1445 kg/ha dan

kawasan Baco Oriental, Mindoro sebesar 1378 kg/ha. Jadi dapat disimpulkan

output yang dihasilkan dari sistem pertanian organik lebih rendah dari anorganik

dan LEISA (Department of Agronomy, College of Agriculture, 2002).

Teori tersebut tidak terjadi pada sistem pertanian semi organik, perubahan

sistem pertanian ini tidak menyebabkan penurunan hasil produksi mereka karena

usahataninya masih tetap menggunakan tunjangan pupuk kimia, walaupun

kadarnya dikurangi namun sepertinya hal itu tetap menjaga daya produktivitas

lahan sehingga produksi tidak menurun. Penggunaan sistem pertanian semi

organik ini juga telah berlangsung sekitar tujuh tahun yang lalu, sehingga

kesuburan lahan secara perlahan mulai diperbaiki dengan penggunaan kompos

pada lahan pertanian dan berpengaruh terhadap daya produktivitasnya.

Page 84: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

71

Tabel 30. Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Padi Semi Organik

dan Anorganik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam

dengan Harga Output yang Sama No. Uraian Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Anorganik

1 Penerimaan Rp 13.233.068,69 Rp 12.096.533,33

2 Biaya

- Biaya tetap Rp 875.000,00 Rp 875.000,00

- Biaya variabel Rp 10.494.765,86 Rp 9.183.508,25

3 Biaya total Rp 11.369.765,86 Rp 10.058.508,25

4 Pendapatan Rp 1.863.302,83 Rp 2.038.025,08

5 R/C ratio 1,16 1,20

Sumber : Data Primer, 2011

Tidak semua produk dihasilkan usahatani yang mengarah pada sistem

organik dapat diterima dengan harga yang baik oleh pasar. Pemasaran pada output

produk beras semi organik Desa Ciburuy telah menerima harga yang sedikit lebih

tinggi dari output anorganik. Namun, jika perhitungan penerimaan menggunakan

harga output yang sama maka usahatani padi semi organik akan menghasilkan

pendapatan sebesar Rp 1.863.302,83 dan usahatani padi anorganik menghasilkan

pendapatan sebesar Rp 2.038.025,08. Nilai pendapatan usahatani padi semi

organik lebih kecil dari usahatani padi anorganik. Oleh karena itu pemasaran hasil

pertanian sangat perlu diperhatikan agar kesejahteraan petani bisa ditingkatkan

lagi dengan sistem penjualan output pertanian yang baik.

6.3. Estimasi Faktor-Faktor yang Mendorong Petani untuk Mengurangi

Pemakaian Pupuk Kimia

Model regresi logit akan diduga untuk menganalisis pengaruh variabel-

variabel penjelas terhadap peluang petani dalam mengurangi pemakaian pupuk

kimia. Variabel independen yang diduga mempengaruhi keputusan tersebut antara

lain: lama pendidikan formal (PDDKN), luas lahan (LLHN), umur petani (UMR),

pendapatan petani (PDPT), biaya pupuk (BPK), dan informasi (IFRM). Variabel

dependen dalam model ini merupakan output pilihan kualitatif yaitu keputusan

Page 85: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

72

petani dalam mengurangi pemakaian pupuk kimia pada usahataninya (satu) dan

keputusan petani untuk tidak mengurangi pemakaian pupuk kimia pada

usahataninya (nol). Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan

Minitab Release 14. Adapun hasil estimasi regresi logistik dapat dilihat pada tabel

30 berikut ini:

Tabel 31. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani untuk

Mengurangi Pemakaian Pupuk Kimia

Predictor Coef P Odss Ratio

Constant -2,84352 0,504

Lama Pendidikan 0,457851 0,060 1,58

Luas Lahan 1,87424 0,315 6,52

Umur -0,0507959 0,396 0,95

Pendapatan 0,0000002 0,408 1,00

Biaya Pupuk -0,0000011 0,221 1,00

Informasi 3,41488 *0,004 30,41

Log-Likelihood = -8,837

Test that all slopes are zero: G = 23,915, DF = 6, P-Value = 0,001

Goodness-of-fit test

Method Chi-Square DF P

Pearson 12,7640 23 0,957

Deviance 17,6738 23 0,775

Hosmer-Lemeshow 6,6654 8 0,573

Measures of Association

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 214 95,1 Somers’D 0,90

Discordant 11 4,9 Goodman-Kruskal Gamma 0,90

Ties 0 0,0 Kendall’s Tau-a 0,47

Total 225 100,0 Sumber : Data primer, 2011

Keterangan : * signifikan pada taraf nyata (𝛼) 5 persen

Dari hasil uji ternyata hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh nyata

terhadap kesediaan petani dalam mengurangi pemakaian pupuk kimia yaitu

keberadaan informasi, variabel ini berpengaruh nyata dengan arah positif. Hasil

pengolahan model regresi tersebut tertera dalam Lampiran 12, dengan taraf nyata

(𝛼) yang digunakan dalam pengujian ini yaitu lima persen. Model regresi logit

berdasarkan hasil pengolahan data yaitu:

Page 86: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

73

ln 𝑝𝑖

1−𝑝𝑖 = 𝑍𝑖 = -2,84352 + 3,41488 IFRM+ 𝜀𝑖

Pengujian keseluruhan model logit dilakukan dengan statistik uji G. Hasil

output diatas menunjukkan nilai Log-Likelihood yaitu -8,837 dengan nilai G yaitu

sebesar 23,915 dan P-Value yaitu 0,001. Nilai P berada dibawah taraf nyata 5

persen sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik secara

keseluruhan dapat memprediksi keputusan responden atau petani dalam dalam

mengurangi pemakaian pupuk kimia pada usahataninya (𝑍𝑖) atau minimal

terdapat 𝛽𝑗 ≠ 0. Uji kebaikan model pada regresi logit diatas dapat dilihat pada

nilai P dari Goodness of fit test. Pearson menunjukkan nilai 0,957, Deviance

menghasilkan nilai 0,775 dan nilai dari Hosmer-Lemeshow yaitu 0,573. Ketiganya

menunjukkan nilai p yang lebih besar dari taraf nyata 5 persen sehingga model

dapat dikatakan layak untuk digunakan.

Dalam output minitab diatas juga ditampilkan ukuran hubungan (asosiasi)

antara nilai aktual peubah respon (Y) dengan dugaan peluangnya P(X). Hal

tersebut dapat dilihat pada nilai Concordant, Discordant, dan Ties. Nilai

Concordant sebesar 95,1 persen artinya bahwa 95,1 persen pengamatan pada data

dengan kategori menerapkan pengurangan penggunaan pupuk kimia mempunyai

peluang lebih besar pada data dengan kategori menerapkan inovasi tersebut. Nilai

Discordant dan Ties yang kecil menandakan terjadinya hubungan yang kuat (daya

prediksi model yang baik). Daya prediksi model juga dapat dikatakan cukup baik

karena hasil regresi di atas menunjukkan nilai Somers’D sebesar 0,90, nilai

Goodman-Kruskal Gamma sebesar 0,90 dan nilai Kendall’s Tau-a yaitu 0,47. Jika

nilai tersebut semakin mendekati nilai satu maka akan semakin baik daya prediksi

dari model dugaan yang diperoleh.

Page 87: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

74

a. Variabel yang Signifikan

Uji untuk menentukan faktor (𝛽𝑗 ≠ 0) apa saja yang berpengaruh nyata

terhadap keputusan petani untuk menerapkan pengurangan pemakaian pupuk

kimia dapat menggunakan uji signifikansi dari parameter koefisien secara parsial,

dengan uji yang digunakan yaitu uji Wald. Hasil output olahan data menggunakan

Minitab diatas menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan petani

mengurangi pemakaian pupuk kimia yaitu keberadaan informasi.

Informasi merupakan variabel yang signifikan secara statistik, informasi

yang dimaksud dalam model ini yaitu pernah atau tidaknya petani dalam

mengikuti penyuluhan tentang manfaat pengurangan pemakaian pupuk kimia dan

penambahan input pupuk organik dalam pertanian yang diselenggarakan oleh

dinas atau LSM terkait. Input data yang dimasukkan berbentuk variabel dummy

yaitu satu untuk petani yang telah mengikuti penyuluhan dan nol untuk petani

yang belum pernah sama sekali mengikuti penyuluhan. Penyuluhan dari dinas

atau LSM dipilih sebagai syarat dari variabel informasi karena dari penyuluhan

tersebut petani akan mendapatkan keterangan secara pasti mengenai informasi dan

diduga akan memotivasi keputusan petani dalam mengurangi pemakaian pupuk

kimia pada lahan mereka.

Hasil output menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,004, nilai tersebut lebih

kecil dari taraf nyata 5 persen dan mengartikan bahwa variabel signifikan secara

statistik. Variabel informasi bertanda positif artinya keikutsertaan petani dalam

suatu penyuluhan untuk mendapatkan informasi akan memotivasi mereka dalam

mengadopsi pengurangan pemakaian pupuk kimia, sehingga peluang menerapkan

informasi tersebut menjadi besar. Nilai odds ratio variabel informasi yaitu 30,41

Page 88: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

75

berarti peluang petani yang pernah mengikuti penyuluhan atau mendapatkan

informasi 30,41 kali lebih besar untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia

dibandingkan petani yang belum pernah mengikuti penyuluhan atau mendapatkan

informasi. Hal tersebut didukung pada data wawancara responden atau petani

yang ada di lapang. Petani semi organik di Desa Ciburuy sudah sangat sering

mengikuti penyuluhan mengenai manfaat pengurangan pemakaian pupuk kimia

dan menambah input pupuk organik dalam pertanian, baik yang diselenggarakan

oleh LSM seperti Lembaga Pertanian Sehat (LPS), Dinas Pertanian atau Instansi

lainnya.

b. Variabel yang Tidak Signifikan

Variabel lain yang diduga berpengaruh pada output keputusan petani

diantaranya lama pendidikan, luas lahan, umur, pendapatan dan biaya pupuk.

Namun, hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel tersebut ternyata tidak

berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan petani untuk menerapkan

atau tidak menerapkan pengurangan pupuk kimia.

Variabel lama pendidikan formal memiliki nilai p sebesar 0,060, artinya

nilainya lebih besar dari taraf nyata 5 persen dan diabaikan secara statistik. Hal

tersebut beralasan karena data yang didapatkan dilapang menunjukkan bahwa

mayoritas tingkat pendidikan petani kedua sistem pertanian adalah tamatan

sekolah dasar atau menjalani pendidikan formal selama enam tahun. Variabel luas

lahan juga tidak signifikan secara statistik karena pada hasil output Minitab

tersebut menghasilkan nilai p yang menunjukkan angka 0,315 yang nilainya lebih

besar dari taraf nyata 5 persen. Pada keadaan di lapang, mayoritas luas lahan yang

diusahakan petani padi semi organik dan anorganik berada pada luasan yang

Page 89: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

76

relatif kecil yaitu hanya berkisar antara 0,3 hektar hingga 0,6 hektar. Hal ini

menunjukkan bahwa luas lahan bukan merupakan faktor yang menentukan

keputusan petani. Variabel umur juga tidak signifikan secara statistik dalam

mempengaruhi keputusan petani dalam untuk mengurangi pemakaian pupuk

kimia karena menghasilkan output dengan nilai p sebesar 0,396 dan menunjukkan

nilai yang lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Kenyataan yang ada di lapang

bahwa mayoritas umur petani pada kedua usahatani berada pada rentang umur

yang sama yaitu 40 hingga 60 tahun dan tidak ada kecendrungan umur petani

dalam mempengaruhi keputusan petani.

Variabel berikutnya yang tidak signifikan secara statistik yaitu pendapatan

karena pada output olahan data diatas nilai p lebih besar dari taraf nyata 5 persen

yaitu 0,408, sehingga diabaikan secara statistik. Nilai pendapatan kedua sistem

usahatani tidak mempunyai kecenderungan terhadap keputusan petani dalam

menerapkan pengurangan pupuk kimia. Nilai p pada biaya pupuk sebesar 0,221

dan menunjukkan nilai yang lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Biaya pupuk

tidak mempunyai kecenderungan pada penerapan inovasi pengurangan pupuk

kimia karena biaya pupuk pada usahatani semi organik umumnya juga besar pada

sebagian petani. Sebagian petani semi organik tersebut mendapatkan pupuk

organik yang mereka gunakan dengan cara membeli bukan dengan

mengkomposkannya sendiri, sehingga tidak terjadi penghematan biaya pupuk

untuk petani yang telah melakukan pengurangan penggunaan pupuk kimia.

Page 90: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

77

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian hasil dan

pembahasan antara lain:

1. Usahatani semi organik dan anorganik layak untuk dijalankan jika dilihat dari

kriteria NPV dan gross B/C ratio yaitu menghasilkan NPV > 0 dan gross B/C

ratio ≥ 1. Namun, usahatani padi semi organik lebih layak untuk dijalankan

karena menghasilkan nilai NPV dan gross B/C ratio yang lebih besar

dibandingkan usahatani padi anorganik, baik pada perhitungan yang

menggunakan suku bunga pinjaman atau deposito rata-rata.

2. Total biaya rata-rata per hektar dan per kilogram output per musim tanam

usahatani padi semi organik lebih tinggi dibandingkan usahatani padi

anorganik, biaya tertinggi untuk kedua usahatani yaitu bagi hasil. Tingginya

nilai penerimaan akan mempengaruhi besaran R/C ratio, R/C ratio yang

dihasilkan usahatani padi semi organik lebih besar dibandingkan usahatani

padi anorganik. Hal ini mengartikan bahwa usahatani padi semi organik akan

menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari anorganik pada setiap

pengeluaran biaya yang sama. Pendapatan rata-rata yang dihasilkan dari

perhitungan baik per hektar lahan atau per kilogram output menyimpulkan

bahwa usahatani padi semi organik akan menghasilkan nilai pendapatan yang

lebih besar dibandingkan usahatani padi anorganik.

3. Faktor yang signifikan mempengaruhi petani dalam mengurangi pemakaian

pupuk kimia adalah informasi. Petani yang mendapatkan informasi akan

semakin mempunyai peluang untuk menerapkan inovasi pengurangan pupuk

Page 91: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

78

kimia dibandingkan petani yang tidak mendapatkan informasi secara pasti

melalui lembaga pertanian. Faktor yang tidak signifikan mempengaruhi

keputusan petani menerapkan inovasi pengurangan pupuk kimia yaitu

pendidikan, luas lahan, umur, pendapatan dan biaya pupuk.

7.2. Saran

Saran yang dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengamatan selama di

lapang serta uraian hasil dan pembahasan yaitu meliputi:

1. Penerapan sistem pertanian berkelanjutan sebaiknya diterapkan pada petani,

baik dengan menggunakan sistem pertanian organik atau melalui proses

pengurangan pupuk kimia secara bertahap, menambahkan input pupuk

organik, dan tetap membebaskan lahan pertaniannya dari pestisida kimia.

Selain berdampak baik pada lingkungan, sistem pertanian ini juga dapat

meningkatkan pendapatan petani jika sistem pemasaran output pertaniannya

baik. Kerjasama dengan pihak swasta ataupun pemerintah mencari pangsa

pasar yang baik untuk penjualan output pertanian sangat dibutuhkan agar

tercipta harga yang menguntungkan petani. Kerjasama juga bisa dilakukan

untuk memberikan pengarahan mengenai sistem pertanian yang berkelanjutan

kepada petani melalui pembentukan lembaga pertanian di setiap desa.

2. Kadar pemakaian pupuk kimia perlu dikontrol setiap musim tanamnya, jika

produktivitas tanah sudah mulai pulih dengan pemakaian pupuk organik

maka pengurangan pupuk kimia harus dilakukan dengan bertahap dan

konsisten. Petani juga seharusnya dapat menyediakan kompos produksi

mereka sendiri walaupun prosesnya sedikit rumit, namun hal itu dapat

menghemat pengeluaran biaya pupuk.

Page 92: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

79

3. Kesejahteraan petani penggarap sebaiknya lebih diperhatikan oleh pemerintah

mengingat tingkat pendapatan yang rendah akibat pembagian hasil yang besar

dilakukan pada setiap musim tanamnya. Perlu adanya program pemberdayaan

tersendiri bagi petani penggarap agar tercipta usahatani yang lebih mandiri

diantara petani penggarap tersebut.

Page 93: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

80

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/. Diakses 26 Mei, 2011.

. 2010. Sudah Perlukah Padi Organik.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr273052.pdf. Diakses 28

Mei, 2011.

Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian. 2010. Statistik Pertanian.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2009. Kecamatan Cigombong dalam Angka. Badan Pusat

Statistik Kabupaten Bogor, Bogor.

Department of Agronomy, College of Agriculture. 2002. Comparative

Produktivity, Profitability and Energy Use in Organic, LEISA and

Conventional Rice Production in The Philippines, IFOAM Organic World

Congress Held at Victoria 21-24, Canada.

Djaja, W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan

Sampah. PT. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Djuarnani, N. , dkk. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agro Media

Pustaka, Jakarta.

Gray, C. , et al. 1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Herdiansyah, I. 2005. Analisis Aspek Ekonomi dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Adopsi Sistem Usahatani Padi Organik (Studi Kasus di

Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Barat). Skripsi. Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Herry, W. S. 2006. Swasembada Pangan dan Pertanian Berkelanjutan Tantangan

Abad Dua Satu : Pendekatan Ilmu Tanah Tanaman dan Pemanfaatan

IPTEK Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Tangerang.

Hong, C. W. 1994. Organic Farming and The Sustainability of Agriculture in

Korea. Papers Delivered at 12th Meeting of The Technical Advisory

Committee of The Food and Fertilizer Technology Center for The Asian

and Pacific Region, Taiwan.

Irawan, B. 2004. Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor.

Page 94: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

81

Lipsey, et al. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Pustaka LP3ES Indonesia,

Jakarta.

Prasetiyo, Y. T. 2002. Budi Daya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Kanisius Media,

Yogyakarta.

Salikin, K. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Soeharto, I. 2001. Studi Kelayakan Proyek Industri. Erlangga, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia

Press, Jakarta.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik : Pemasyarakatan dan

Pengembangannya. Kanisius Media, Yogyakarta.

Sutojo, S. 2006. Project Feasibility Study (Studi Kelayakan Proyek: Konsep,

Teknik dan Kasus). Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Suyono, A. dan Hermawan. 2006. Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem

Pertanian Organik di Kabupaten Bantul. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian.

Jurusan Penyuluhan Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

Magelang, Yogyakarta.

Umar, H. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Winangun, Y. W. 2005. Membangun Karakter Petani Organik dalam Era

Globalisasi. Kanisius Media, Yogyakarta.

Page 95: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

82

LAMPIRAN

Page 96: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

83

Lampiran 1. Cashflow Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap dengan Suku Bunga Pinjaman Rata-Rata Sebesar 14 %

No. penerimaan Harga

satuan Jumlah Frekuensi

Penerimaan

(Rp/ha)

TAHUN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penjualan gabah basah 2.489,29 6.610 kg 1 musim tanam 16.454.206,90 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70

TOTAL

PENERIMAAN 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70

Pengeluaran

Harga

satuan

Frekuensi

Pengeluaran

(Rp/ha)

Biaya Tetap

1 peralatan pertanian

cangkul 50.000 5 buah 2 tahun 250.000 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0

garokan 25.000 2 buah 2 tahun 50.000 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0

parang 25.000 5 buah 2 tahun 125.000 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0

garpu 35.000 1 buah 2 tahun 35.000 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0

semprotan 300.000 1 buah 5 tahun 300.000 300.000 0 0 0 0 300.000 0 0 0 0

sorongan 25.000 2 buah 1 tahun 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

2 iuran irigasi 138.000 1 kali 1 musim tanam 138.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000

3 sewa traktor 150.000 4 hari 1 musim tanam 600.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000

Biaya Variabel

1 biaya benih 7.000 33 kg 1 musim tanam 231.000 693.000 462.000 693.000 462.000 693.000 462.000 693.000 462.000 693.000 462.000

2 biaya panen 250 6.610 kg 1 musim tanam 1.652.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500

3 biaya pupuk

kompos 500 2.000 kg 1 musim tanam 1.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000

TSP 2500 75,7878 kg 1 musim tanam 189.469,70 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39

Urea 2000 99,6397 kg 1 musim tanam 199.279,46 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92

4 tenaga kerja

persiapan lahan 25.000 22 HOK 1 musim tanam 550.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000

persemaian+perataan

lahan 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

menyaplak+pengangkutan

bibit 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

pembuatan pestisida

alami dan penyemprotan 25.000 6 HOK 1 musim tanam 150.000 450.000 300.000 450.000 300.000 450.000 300.000 450.000 300.000 450.000 300.000

penanaman 17.000 33 HOK 1 musim tanam 561.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000

Page 97: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

84

pemupukan 25.000 8 HOK 1 musim tanam 200.000 600.000 400.000 600.000 400.000 600.000 400.000 600.000 400.000 600.000 400.000

penyiangan dan

penyulaman (2 kali) 17.000 28 HOK 1 musim tanam 476.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000

pemeliharaan 25.000 12 HOK 1 musim tanam 300.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000

5

bagi hasil

(40% penggarap - 60%

pemilik lahan)

2.489,29

2.644 kg

1 musim tanam

6.581.682,76

13.163.365,52

19.745.048,28

13.163.365,52

19.745.048,28

13.163.365,52

19.745.048,28

13.163.365,52

19.745.048,28

13.163.365,52

19.745.048,28

Total Pengeluaran 31.374.612,99 34.380.046,59 31.074.612,99 34.380.046,59 31.074.612,99 34.680.046,59 31.074.612,99 34.380.046,59 31.074.612,99 34.380.046,59

Total

Pendapatan 1.533.800,81 14.982.574,11 1.833.800,81 14.982.574,11 1.833.800,81 14.682.574,11 1.833.800,81 14.982.574,11 1.833.800,81 14.982.574,11

DF 14% 0,877 0,769 0,675 0,592 0,519 0,456 0,400 0,351 0,308 0,270

Total

Pendapatan

DF 14% 1.345.439,31 11.528.604,27 1.237.763,31 8.870.886,63 952.418,68 6.689.183,25 732.855,25 5.252.277,02 563.908,31 4.041.456,62

Total

Penerimaan

DF 14% 28.867.029,65 37.982.933,75 22.212.241,96 29.226.634,16 17.091.598,92 22.488.945,95 13.151.430,38 17.304.513,66 10.119.598,63 13.315.261,36

Total

Pengeluaran

DF 14% 27.521.590,34 26.454.329,48 20.974.478,65 20.355.747,52 16.139.180,24 15.799.762,70 12.418.575,13 12.052.236,64 9.555.690,32 9.273.804,74

B/C 1,049 1,436 1,059 1,436 1,059 1,423 1,059 1,436 1,059 1,436

NPV 41.214.792,64

Gross B/C 1,242

Page 98: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

85

Lampiran 2. Cashflow Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap dengan Suku Bunga Pinjaman Rata-Rata Sebesar 14 %

No. penerimaan Harga

satuan Jumlah Frekuensi

Penerimaan

(Rp/ha)

TAHUN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penjualan gabah basah 2.220 6.000 kg 1 musim tanam 13.320.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000

TOTAL

PENERIMAAN 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000

Pengeluaran

Harga

satuan

Daya Tahan Pengeluaran

(Rp/ha)

Biaya Tetap

1 peralatan pertanian

cangkul 50.000 5 buah 2 tahun 250.000 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0

garokan 25.000 2 buah 2 tahun 50.000 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0

parang 25.000 5 buah 2 tahun 125.000 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0

garpu 35.000 1 buah 2 tahun 35.000 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0

semprotan 300.000 1 buah 5 tahun 300.000 300.000 0 0 0 0 300.000 0 0 0 0

sorongan 25.000 2 buah 1 tahun 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

2 iuran irigasi 138.000 1 kali 1 musim tanam 138.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000

3 sewa traktor 150.000 4 hari 1 musim tanam 600.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000

Biaya Variabel

1 biaya benih 7.000 60 kg 1 musim tanam 420.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000

2 biaya panen 250 6.000 kg 1 musim tanam 1.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000

3 biaya pupuk

TSP 2.500 194,13 kg 1 musim tanam 485.317,46 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92

UREA 2.000 253,57 kg 1 musim tanam 507.142,86 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71

KCL 2.500 25 kg 1 musim tanam 62.500 187.500 125.000 187.500 125.000 187.500 125.000 187.500 125.000 187.500 125.000

4 biaya pestisida 20.000 1,0593 kg 1 musim tanam 21.186 63.558 42.372 63.558 42.372 63.558 42.372 63.558 42.372 63.558 42.372

5 tenaga kerja

persiapan lahan 25.000 30 HOK 1 musim tanam 750.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000

Page 99: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

86

persemaian+perataan

lahan 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

menyaplak+pengangkutan

bibit 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

penanaman 17.000 52 HOK 1 musim tanam 884.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000

pemupukan 25.000 2 HOK 1 musim tanam 50.000 150.000 100.000 150.000 100.000 150.000 100.000 150.000 100.000 150.000 100.000

penyiangan dan

penyulaman 17.000 16 HOK 1 musim tanam 272.000 816.000 544.000 816.000 544.000 816.000 544.000 816.000 544.000 816.000 544.000

pemeliharaan 25.000 12 HOK 1 musim tanam 300.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000

6

bagi hasil

(40% penggarap - 60%

pemilik lahan) 2.220 2.400 kg 1 musim tanam 5.328.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000

Total Pengeluaran 28.248.438,95 29.952.292,63 27.948.438,95 29.952.292,63 27.948.438,95 30.252.292,63 27.948.438,95 29.952.292,63 27.948.438,95 29.952.292,63

Total

Pendapatan -1.608.438,95 10.007.707,37 -1.308.438,95 10.007.707,37 -1.308.438,95 9.707.707,37 -1.308.438,95 10.007.707,37 -1.308.438,95 10.007.707,37

DF 0,877 0,769 0,675 0,592 0,519 0,456 0,400 0,351 0,308 0,270

Total

Pendapatan

DF 14% -1.410.911,36 7.700.605,85 -883.159,02 5.925.366,15 -679.562,19 4.422.700,88 -522.901,04 3.508.292,44 -402.355,37 2.699.517,11

Total

Penerimaan

DF 14% 23.368.421,05 30.747.922,44 17.981.241,19 23.659.527,88 13.835.981,22 18.205.238,45 10.646.338,27 14.008.339,83 8.192.011,60 10.778.962,63

Total

Pengeluaran

DF 14% 24.779.332,41 23.047.316,59 18.864.400,22 17.734.161,73 14.515.543,41 13.782.537,56 11.169.239,31 10.500.047,40 8.594.366,97 8.079.445,52

B/C 0,943 1,334 0,953 1,334 0,953 1,321 0,953 1,334 0,953 1,334

NPV 20.357.593,45

Gross B/C 1,135

Page 100: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

87

Lampiran 3. Cashflow Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap dengan Suku Bunga Deposito Rata-Rata Sebesar 6,75 %

No. penerimaan Harga

satuan Jumlah Frekuensi

Penerimaan

(Rp/ha)

TAHUN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penjualan gabah basah 2.489,29 6.610 kg 1 musim tanam 16.454.206,90 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70

TOTAL

PENERIMAAN 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70 32.908.413,80 49.362.620,70

Pengeluaran

Harga

satuan

Frekuensi

Pengeluaran

(Rp/ha)

Biaya Tetap

1 peralatan pertanian

cangkul 50.000 5 buah 2 tahun 250.000 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0

garokan 25.000 2 buah 2 tahun 50.000 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0

parang 25.000 5 buah 2 tahun 125.000 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0

garpu 35.000 1 buah 2 tahun 35.000 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0

semprotan 300.000 1 buah 5 tahun 300.000 300.000 0 0 0 0 300.000 0 0 0 0

sorongan 25.000 2 buah 1 tahun 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

2 iuran irigasi 138.000 1 kali 1 musim tanam 138.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000

3 sewa traktor 150.000 4 hari 1 musim tanam 600.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000

Biaya Variabel

1 biaya benih 7.000 33 kg 1 musim tanam 231.000 693.000 462.000 693.000 462.000 693.000 462.000 693.000 462.000 693.000 462.000

2 biaya panen 250 6.610 kg 1 musim tanam 1.652.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500 3.305.000 4.957.500

3 biaya pupuk

kompos 500 2.000 kg 1 musim tanam 1.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.000.000

TSP 2500 75,7878 kg 1 musim tanam 189.469,70 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39 568.409,09 378.939,39

Urea 2000 99,6397 kg 1 musim tanam 199.279,46 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92 597.838,38 398.558,92

4 tenaga kerja

persiapan lahan 25.000 22 HOK 1 musim tanam 550.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000 1.650.000 1.100.000

persemaian+perataan

lahan 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

menyaplak+pengangkutan

bibit 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

pembuatan pestisida

alami dan penyemprotan 25.000 6 HOK 1 musim tanam 150.000 450.000 300.000 450.000 300.000 450.000 300.000 450.000 300.000 450.000 300.000

penanaman 17.000 33 HOK 1 musim tanam 561.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000 1.683.000 1.122.000

Page 101: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

88

pemupukan 25.000 8 HOK 1 musim tanam 200.000 600.000 400.000 600.000 400.000 600.000 400.000 600.000 400.000 600.000 400.000

penyiangan dan

penyulaman (2 kali) 17.000 28 HOK 1 musim tanam 476.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000 1.428.000 952.000

pemeliharaan 25.000 12 HOK 1 musim tanam 300.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000

5

bagi hasil

(40% penggarap - 60%

pemilik lahan) 2.489,29 2.644 kg 1 musim tanam 6.581.682,76 13.163.365,52 19.745.048,28 13.163.365,52 19.745.048,28 13.163.365,52 19.745.048,28 13.163.365,52 19.745.048,28 13.163.365,52 19.745.048,28

Total Pengeluaran 31.374.612,99 34.380.046,59 31.074.612,99 34.380.046,59 31.074.612,99 34.680.046,59 31.074.612,99 34.380.046,59 31.074.612,99 34.380.046,59

Total

Pendapatan 1.533.800,81 14.982.574,11 1.833.800,81 14.982.574,11 1.833.800,81 14.682.574,11 1.833.800,81 14.982.574,11 1.833.800,81 14.982.574,11

DF 6,75% 0,937 0,878 0,822 0,770 0,721 0,676 0,633 0,593 0,556 0,520

Total

Pendapatan

DF 6,75% 1.436.815,75 13.147.726,68 1.507.469,41 11.537.584,63 1.322.856,52 9.921.901,23 1.160.852,32 8.884.712,21 1.018.688,04 7.796.642,08

Total

Penerimaan

DF 6,75% 30.827.553,91 43.317.405,96 27.052.244,16 38.012.521,07 23.739.279,36 33.357.301,20 20.832.038,22 29.272.184,86 18.280.833,63 25.687.354,05

Total

Pengeluaran

DF 6,75% 29.390.738,16 30.169.679,29 25.544.774,75 26.474.936,44 22.416.422,84 23.435.399,98 19.671.185,90 20.387.472,65 17.262.145,60 17.890.711,97

B/C 1,049 1,436 1,059 1,436 1,059 1,423 1,059 1,436 1,059 1,436

NPV 57.735.248,86

Gross B/C 1,248

Page 102: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

89

Lampiran 4. Cashflow Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap dengan Suku Bunga Deposito Rata-Rata Sebesar 6,75 %

No. penerimaan Harga

satuan Jumlah Frekuensi

Penerimaan

(Rp/ha)

TAHUN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 penjualan gabah basah 2.220 6.000 kg 1 musim tanam 13.320.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000

TOTAL

PENERIMAAN 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000 26.640.000 39.960.000

Pengeluaran

Harga

satuan

Daya Tahan Pengeluaran

(Rp/ha)

Biaya Tetap

1 peralatan pertanian

Cangkul 50.000 5 buah 2 tahun 250.000 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0 250.000 0

Garokan 25.000 2 buah 2 tahun 50.000 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0 50.000 0

Parang 25.000 5 buah 2 tahun 125.000 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0 125.000 0

Garpu 35.000 1 buah 2 tahun 35.000 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0 35.000 0

semprotan 300.000 1 buah 5 tahun 300.000 300.000 0 0 0 0 300.000 0 0 0 0

sorongan 25.000 2 buah 1 tahun 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

2 iuran irigasi 138.000 1 kali 1 musim tanam 138.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000 276.000 414.000

3 sewa traktor 150.000 4 hari 1 musim tanam 600.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000 1.200.000

Biaya Variabel

1 biaya benih 7.000 60 kg 1 musim tanam 420.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000 1.260.000 840.000

2 biaya panen 250 6.000 kg 1 musim tanam 1.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000 3.000.000 4.500.000

3 biaya pupuk

TSP 2.500 194,13 kg 1 musim tanam 485.317,46 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92 1.455.952,38 970.634,92

UREA 2.000 253,57 kg 1 musim tanam 507.142,86 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71 1.521.428,57 1.014.285,71

KCL 2.500 25 kg 1 musim tanam 62.500 187.500 125.000 187.500 125.000 187.500 125.000 187.500 125.000 187.500 125.000

4 biaya pestisida 20.000 1,0593 kg 1 musim tanam 21.186 63.558 42.372 63.558 42.372 63.558 42.372 63.558 42.372 63.558 42.372

5 tenaga kerja

persiapan lahan 25.000 30 HOK 1 musim tanam 750.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000 2.250.000 1.500.000

Page 103: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

90

persemaian+perataan

lahan 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

menyaplak+pengangkutan

bibit 25.000 3 HOK 1 musim tanam 75.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000 225.000 150.000

penanaman 17.000 52 HOK 1 musim tanam 884.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000 2.652.000 1.768.000

pemupukan 25.000 2 HOK 1 musim tanam 50.000 150.000 100.000 150.000 100.000 150.000 100.000 150.000 100.000 150.000 100.000

penyiangan dan

penyulaman 17.000 16 HOK 1 musim tanam 272.000 816.000 544.000 816.000 544.000 816.000 544.000 816.000 544.000 816.000 544.000

pemeliharaan 25.000 12 HOK 1 musim tanam 300.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000 900.000 600.000

6

bagi hasil

(40% penggarap - 60%

pemilik lahan) 2.220 2.400 kg 1 musim tanam 5.328.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000 10.656.000 15.984.000

Total Pengeluaran 28.248.438,95 29.952.292,63 27.948.438,95 29.952.292,63 27.948.438,95 30.252.292,63 27.948.438,95 29.952.292,63 27.948.438,95 29.952.292,63

Total

Pendapatan -1.608.438,95 10.007.707,37 -1.308.438,95 10.007.707,37 -1.308.438,95 9.707.707,37 -1.308.438,95 10.007.707,37 -1.308.438,95 10.007.707,37

DF 6,75% 0,937 0,878 0,822 0,770 0,721 0,676 0,633 0,593 0,556 0,520

Total

Pendapatan

DF 6,75% -1.506.734,38 8.782.109,15 -1.075.597,57 7.706.604,34 -943.874,05 6.560.083,60 -828.282,11 5.934.601,04 -726.846,18 5.207.817,55

Total

Penerimaan

DF 6,75% 24.955.503,51 35.066.281,28 21.899.316,96 30.771.873,95 19.217.407,62 27.003.383,07 16.863.939,47 23.696.402,06 14.798.689,81 20.794.411,91

Total

Pengeluaran

DF 6,75% 26.462.237,89 26.284.172,14 22.974.914,53 23.065.269,61 20.161.281,67 20.443.299,47 17.692.221,57 17.761.801,02 15.525.535,99 15.586.594,36

B/C 0,943 1,334 0,953 1,334 0,953 1,321 0,953 1,334 0,953 1,334

NPV 29.109.881,39

Gross B/C 1,141

Page 104: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

91

Lampiran 5. Rincian Biaya Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam

No. Irigasi sewa traktor/kerbau alat pertanian benih kompos pestisida nabati pupuk kimia tenaga kerja biaya panen bagi hasil Jumlah

1 138.000 600.000 137.000 0 225.000 0 512.500 635.000 2.125.000 8.463.586 12.836.086

2 138.000 600.000 137.000 280.000 600.000 60.000 425.000 354.000 1.400.000 6.970.012 10.964.012

3 138.000 600.000 137.000 280.000 1.272.727,27 27.272,73 368.181,82 832.727,27 1.704.545,45 8.486.216 13.846.671

4 138.000 600.000 137.000 0 283.333,33 75.000 541.666,67 578.333,33 1.666.666,67 8.297.633,33 12.317.633

5 138.000 600.000 137.000 0 180.000 60.000 310.000 1.248.000 1.300.000 6.472.154 10.445.154

6 138.000 600.000 137.000 350.000 1.500.000 75.000 387.500 1.305.000 1.416.666,67 4.978.580 10.887.746,67

7 138.000 600.000 137.000 350.000 1.500.000 0 383.333,33 1.040.000 1.416.666,67 5.642.390,67 11.207.390,67

8 138.000 600.000 137.000 175.000 1.000.000 0 400.000 657.000 1.650.000 8.214.657 12.971.657

9 138.000 600.000 137.000 0 100.000 33.333,33 88.888,89 751.111,11 1.277.777,78 6.361.518,89 9.487.630

10 138.000 600.000 137.000 0 180.000 60.000 360.000 1.698.000 1.200.000 4.779.436,80 9.152.436,80

11 138.000 600.000 137.000 175.000 225.000 75.000 450.000 1.175.000 1.125.000 4.480.722 8.580.722

12 138.000 600.000 137.000 175.000 225.000 0 275.000 925.000 1.875.000 9.334.837,50 13.684.837,50

13 138.000 600.000 137.000 0 150.000 0 366.666,67 1.626.666,67 1.500.000 7.467.870 11.986.203,33

14 138.000 600.000 137.000 350.000 1.000.000 75.000 612.500 1.180.000 1.312.500 5.227.509 10.632.509

15 138.000 600.000 137.000 210.000 90.000 0 350.000 754.000 1.550.000 7.716.799 11.545.799

rata-rata 138.000 600.000 137.000 156.333,33 568.737,37 36.040,40 388.749,16 983.989,23 1.501.321,55 6.859.594,81

11.369.765,86 Jumlah

875.000 10.494.765,86

11.369.765,86

Page 105: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

92

Lampiran 6. Rincian Biaya Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap per Hektar per Musim Tanam

No. irigasi sewa traktor/kerbau alat pertanian Benih pupuk kimia pestisida kimia tenaga kerja biaya panen bagi hasil Jumlah

1 138.000 600.000 137.000 0 1.016.666,67 0 396.666,67 1.166.666,67 3.108.000 6.563.000

2 138.000 600.000 137.000 175.000 800.000 40.000 1.487.000 1.375.000 6.105.000 10.857.000

3 138.000 600.000 137.000 168.000 650.000 0 908.000 1.100.000 4.884.000 8.585.000,00

4 138.000 600.000 137.000 140.000 1.100.000 21.600 644.000 1.500.000 6.660.000 10.940.600

5 138.000 600.000 137.000 163.333,33 750.000 13.333,33 846.666,67 833.333,33 3.700.000 7.181.666,67

6 138.000 600.000 137.000 583.333,33 1.083.333,33 0 733.333,33 1.000.000,00 4.440.000 8.715.000

7 138.000 600.000 137.000 0 900.000 66.666,67 2.920.000 1.166.666,67 4.144.000 10.072.333,33

8 138.000 600.000 137.000 400.000 1.928.571,43 142.857,14 971.428,57 2.500.000 8.880.000 15.697.857,14

9 138.000 600.000 137.000 210.000 487.500 0 510.000 1.250.000 5.550.000 8.882.500

10 138.000 600.000 137.000 466.666,67 2.333.333,33 0 1.813.333,33 1.666.666,67 5.920.000 13.075.000

11 138.000 600.000 137.000 560.000 1.100.000 0 1.190.000 1.750.000 6.216.000 11.691.000

12 138.000 600.000 137.000 0 558.333,33 33.333,33 793.333,33 833.333 3.700.000 6.793.333,33

13 138.000 600.000 137.000 245.000 600.000 0 425.000 1.250.000 5.550.000 8.945.000

14 138.000 600.000 137.000 233.333,33 1.291.666,67 0 1.916.666,67 1.666.666,67 5.920.000 11.903.333,33

15 138.000 600.000 137.000 0 1.225.000 0 1.395.000 1.375.000 6.105.000 10.975.000

rata-rata 138.000 600.000 137.000,00 222.977,78 1.054.960,32 21.186,03 1.130.028,57 1.362.222,22 5.392.133,33

10.058.508,25 jumlah

875.000,00 9.183.508,25

10.058.508,25

Page 106: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

93

Lampiran 7. Rincian Biaya Usahatani Padi Semi Organik Petani Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam

No. irigasi sewa traktor/kerbau alat pertanian benih Kompos pestisida nabati pupuk kimia tenaga kerja biaya panen bagi hasil Jumlah

1 24,40 106,10 24,23 0 26,47 0 60,29 74,71 250 995,72 1.561,92

2 24,40 106,10 24,23 50 107,14 10,71 75,89 63,21 250 1.244,64 1.956,34

3 24,40 106,10 24,23 41,067 186,67 4,00 54 122,13 250 1.244,64 2.057,25

4 24,40 106,10 24,23 0 42,50 11,25 81,25 86,75 250 1.244,64 1.871,13

5 24,40 106,10 24,23 0 34,62 11,54 59,62 240 250 1.244,64 1.995,15

6 24,40 106,10 24,23 70 300 15 77,50 261 250 995,72 2.123,95

7 24,40 106,10 24,23 61,765 264,71 0 67,65 183,53 250 995,72 1.978,10

8 24,40 106,10 24,23 26,515 151,52 0 60,61 99,55 250 1.244,64 1.987,56

9 24,40 106,10 24,23 0 19,57 6,52 17,39 146,96 250 1.244,64 1.839,81

10 24,40 106,10 24,23 0 37,50 12,50 75 353,75 250 995,72 1.879,20

11 24,40 106,10 24,23 38,889 50 16,67 100 261,11 250 995,72 1.867,12

12 24,40 106,10 24,23 23,333 30 0 36,67 123,33 250 1.244,64 1.862,71

13 24,40 106,10 24,23 0 25 0 61,11 271,11 250 1.244,64 2.006,60

14 24,40 106,10 24,23 66,667 190,48 14,29 116,67 224,76 250 995,72 2.013,31

15 24,40 106,10 24,23 33,871 14,52 0 56,45 121,61 250 1.244,64 1.875,83

rata-rata 24,40 106,10 24,23 27,47 98,71 6,83 66,67 175,57 250 1.145,07

1.925,07 jumlah

154,73 1.770,33

1.925,07

Page 107: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

94

Lampiran 8. Rincian Biaya Usahatani Padi Anorganik Petani Penggarap per Kilogram Output per Musim Tanam

No. irigasi sewa traktor/kerbau alat pertanian Benih pupuk kimia pestisida kimia tenaga kerja biaya panen bagi hasil jumlah

1 24,40 106,10 24,23 0 217,86 0 85 250 1.110 1.817,59

2 24,40 106,10 24,23 31,82 145,45 7,27 270,36 250 1.110 1.969,64

3 24,40 106,10 24,23 38,18 147,73 0 206,36 250 1.110 1.907,01

4 24,40 106,10 24,23 23,33 183,33 3,6 107,33 250 1.110 1.832,33

5 24,40 106,10 24,23 49 225 4 254 250 1.110 2.046,73

6 24,40 106,10 24,23 145,83 270,83 0 183,33 250 1.110 2.114,73

7 24,40 106,10 24,23 0 192,86 14,29 625,71 250 888 2.125,59

8 24,40 106,10 24,23 40 192,86 14,29 97,14 250 888 1.637,02

9 24,40 106,10 24,23 42 97,50 0 102 250 1.110 1.756,23

10 24,40 106,10 24,23 70 350 0 272 250 888 1.984,73

11 24,40 106,10 24,23 80 157,14 0 170 250 888 1.699,88

12 24,40 106,10 24,23 0 167,50 10 238 250 1.110 1.930,23

13 24,40 106,10 24,23 49 120 0 85 250 1.110 1.768,73

14 24,40 106,10 24,23 35 193,75 0 287,50 250 888 1.808,98

15 24,40 106,10 24,23 0 222,73 0 253,64 250 1.110 1.991,10

rata-rata 24,40 106,10 24,23 40,28 192,30 3,56 215,83 250 1.036 1.892,70

jumlah 154,73 1.737,97

1.892,70

Page 108: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

95

Lampiran 9. Pendapatan Petani Penggarap Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik per Hektar Lahan serta per Kilogram Output

No.

usahatani padi semi organik usahatani padi anorganik

per hektar lahan per kilogram output per hektar lahan per kilogram output

penerimaan pengeluaran pendapatan penerimaan pengeluaran Pendapatan penerimaan Pengeluaran pendapatan penerimaan pengeluaran pendapatan

1 21.158.965 12.836.086 8.322.879 2.489,29 1.561,92 927,37 10.360.000 6.563.000 3.797.000 2.220 1.817,59 402,41

2 13.940.024 10.964.012 2.976.012 2.489,29 1.956,34 532,95 12.210.000 10.857.000 1.353.000 2.220 1.969,64 250,36

3 16.972.431,82 13.846.670,55 3.125.761,27 2.489,29 2.057,25 432,04 9.768.000 8.585.000 1.183.000 2.220 1.907,01 312,99

4 16.595.266,67 12.317.633,33 4.277.633,33 2.489,29 1.871,13 618,16 13.320.000 10.940.600 2.379.400 2.220 1.832,33 387,67

5 12.944.308 10.445.154 2.499.154 2.489,29 1.995,15 494,14 7.400.000 7.181.666,67 218.333,33 2.220 2.046,73 173,27

6 12.446.450 10.887.747 1.558.703 2.489,29 2.123,95 365,34 8.880.000 8.715.000 165.000,00 2.220 2.114,73 105,27

7 14.105.976,67 11.207.390,67 2.898.586 2.489,29 1.978,10 511,19 10.360.000 10.072.333,33 287.666,67 2.220 2.125,59 94,41

8 16.429.314 12.971.657 3.457.657 2.489,29 1.987,56 501,73 22.200.000 15.697.857,14 6.502.142,86 2.220 1.637,02 582,98

9 12.723.037,78 9.487.630 3.235.407,78 2.489,29 1.839,81 649,48 11.100.000 8.882.500 2.217.500 2.220 1.756,23 463,77

10 11.948.592 9.152.436,80 2.796.155,20 2.489,29 1.879,20 610,09 14.800.000 13.075.000 1.725.000 2.220 1.984,73 235,27

11 11.201.805 8.580.722 2.621.083 2.489,29 1.867,12 622,17 15.540.000 11.691.000 3.849.000 2.220 1.699,88 520,12

12 18.669.675 13.684.837,50 4.984.837,50 2.489,29 1.862,71 626,58 7.400.000 6.793.333 606.667 2.220 1.930,23 289,77

13 14.935.740 11.986.203,33 2.949.536,67 2.489,29 2.006,60 482,69 11.100.000 8.945.000 2.155.000 2.220 1.768,73 451,27

14 13.068.772,50 10.632.509 2.436.263,50 2.489,29 2.013,31 475,98 14.800.000 11.903.333,33 2.896.666,67 2.220 1.808,98 411,02

15 15.433.598 11.545.799 3.887.799 2.489,29 1.875,83 613,46 12.210.000 10.975.000 1.235.000 2.220 1.991,10 228,90

rata-rata 14.838.263,76 11.369.765,86 3.468.497,91 2.489,29 1.925,07 564,22 12.096.533,33 10.058.508,25 2.038.025,08 2.220,00 1.892,70 327,30

Page 109: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

96

Lampiran 10. Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik per Hektar Per

Musim Tanam

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

90% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pendapatan Equal

variances

assumed

.387 .539 2.384 28 .024 1430472.82533 600011.40099 409774.87019 2451170.78048

Equal

variances

not

assumed

2.384 27.791 .024 1430472.82533 600011.40099 409512.70953 2451432.94114

Group Statistics

JenisPertanian N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendapatan semi organik 15 3468497.9053 1570395.81669 405474.45633

Anorganik 15 2038025.0800 1712910.44680 442271.57560

Page 110: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

97

Lampiran 11. Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik per Kilogram

Output Per Musim Tanam

Group Statistics

JenisPertanian N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendapatan semi organik 15 564.22467 130.35577 33.65771

Anorganik 15 327.29867 147.78966 38.15913

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pendapatan Equal

variances

assumed

.936 .342 4.656 28 .000 236.92600 50.88183 132.69930 341.15270

Equal

variances

not

assumed

4.656 27.570 .000 236.92600 50.88183 132.62603 341.22597

Page 111: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

98

Lampiran 12. Estimasi Hasil Output Regresi Logistik dengan Minitab Release 14

Binary Logistic Regression: Y versus PDDKN; LLHN; UMR; PDPT; BPK; IFRM

Link Function: Logit

Response Information

Variable Value Count

Y 1 15 (Event)

0 15

Total 30

Logistic Regression Table

Odds 95% CI

Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper

Constant -2,84352 4,25976 -0,67 0,504

PDDKN 0,457851 0,243392 1,88 0,060 1,58 0,98 2,55

LLHN 1,87424 1,86471 1,01 0,315 6,52 0,17 251,91

UMR -0,0507959 0,0598076 -0,85 0,396 0,95 0,85 1,07

PDPT 0,0000002 0,0000003 0,83 0,408 1,00 1,00 1,00

BPK -0,0000011 0,0000009 -1,22 0,221 1,00 1,00 1,00

IFRM 3,41488 1,18527 2,88 0,004 30,41 2,98 310,45

Log-Likelihood = -8,837

Test that all slopes are zero: G = 23,915, DF = 6, P-Value = 0,001

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P

Pearson 12,7640 23 0,957

Deviance 17,6738 23 0,775

Hosmer-Lemeshow 6,6654 8 0,573

Table of Observed and Expected Frequencies:

(See Hosmer-Lemeshow Test for the Pearson Chi-Square Statistic)

Group

Value 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1

Obs 0 0 0 0 3 1 2 3 3 3 15

Exp 0,0 0,1 0,4 0,9 1,7 1,9 2,1 2,5 2,7 2,8

0

Obs 3 3 3 3 0 2 1 0 0 0 15

Exp 3,0 2,9 2,6 2,1 1,3 1,1 0,9 0,5 0,3 0,2

Total 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

Measures of Association:

(Between the Response Variable and Predicted Probabilities)

Pairs Number Percent Summary Measures

Concordant 214 95,1 Somers' D 0,90

Discordant 11 4,9 Goodman-Kruskal Gamma 0,90

Ties 0 0,0 Kendall's Tau-a 0,47

Total 225 100,0

Page 112: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

99

Lampiran 13. Dokumentasi Kegiatan Usahatani Padi Sawah Tahun 2011

Gambar 1. Pembuatan Pupuk Kompos yang Dilakukan Petani

Gambar 2. Usaha Pembuatan Pupuk Kompos yang Dilakukan Desa Ciburuy

Gambar 3. Padi Siap Panen dan Proses Pengeringan Padi

Page 113: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

100

Gambar 4. Bahan Organik (Kanan) dan Bahan Kimia (Kiri) untuk Usahatani Padi

Gambar 5. Beras SAE dalam Kemasan dan Analisa Konsentrasi Residu

Gambar 6. Bagan Warna Daun (BWD) yang Digunakan Saat Pemupukan

Page 114: Analisis Ekonomi Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik ... · NPV dan gross B/C ratio yang lebih tinggi. ... Pengertian Pertanian ... Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 9 November 1989 dari pasangan

Bapak (Djumilanto) dan Ibu (Lailiah). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di

MI Darunnajah pada tahun 2001. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan

menengah pertama di SLTP Negeri 48 Jakarta sampai tahun 2004. Pada tahun

2007, lulus dari SLTA Negeri 47 Jakarta dan pada tahun tersebut juga diterima di

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI), dan mendapatkan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen

Ekonomi Sumberdaya Lingkungan sebagai program studi yang dijalankan.

Selama masa perkuliahan, penulis mencoba aktif pada beberapa organisasi

kemahasiswaan seperti menjadi anggota Perisai Diri, anggota BEM Muda FEM,

anggota BEM FEM divisi Soslingmas dan anggota Resources and Environmental

Economics Student Association (REESA) divisi CSR.