analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit …digilib.unila.ac.id/32790/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT JUDGEMENT
(Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Lampung)
SKRIPSI
Oleh
ARIEF BUDIMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
ABSTRAK
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Judgementn (Studi kasus
pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi
Lampung)
Oleh
Arief Budiman
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di di Kantor Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesa Perwajilan Provinsi Lampung. Penelitian
ini memiliki tujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap
Audit Judgement, (2) pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement,
(3) pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgement, (4) pengaruh Keahlian
Audit terhadap Audit Judgement.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan bersifat deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner . Sampel yang
diambil sebanyak 58 orang Auditor baik senior maupun yunior di Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung. Data
diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukan hanya variabel Tekanan Ketaatan dan
Keahlian Audit yang berpengaruh terhadap Audit Judgement. sedangkan untuk
variabel Kompleksitas Tugas, dan pengalaman Audit tidak berpengaruh terhadap
Audit Judgement.
Kata kunci : Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Keahlian Audit,
Pengalaman Audit, Audit Judgement
ABSTRACT
Analysis of Factors Affecting Judgmental Audit (A case study at the Supreme
Audit Board of the Republic of Indonesia of Lampung Province
Representative)
By
Arief Budiman
This research is a research conducted at the Office of the Supreme Audit Agency
of the Republic of Indonesia Perwajilan Lampung Province. The purpose of this
research is to know: (1) influence of Compliance Pressure to Judgment Audit, (2)
influence of Task Complexity to Judgment Audit, (3) influence of Audit
Experience to Judgment Audit, (4) Effect of Audit Skill to Judgment Audit.
This research uses quantitative and descriptive method. The data were collected
by using questionnaires. Samples taken as many as 58 people both senior and
junior Auditors at the Supreme Audit Agency Republic of Indonesia Lampung
Province Representative. Data is processed and analyzed using SPSS for
Windows program.
The results of this study show only the variables of Obedience Pressure and Audit
Skills that have an effect on Judgment Audit. while for the Task Complexity
variable, and Audit experience does not affect Judgment Audit.
Keywords: Pressure of Compliance, Complexity of Duties, Audit Expertise, Audit
Experience, Judgment Audit
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT JUDGEMENT
(Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Lampung)
Oleh
ARIEF BUDIMAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 19 Oktober 1994, dan merupakan
anak pertama dari pasangan Bapak Saffuddin dan Ibu Esti Purwanti.
Pada tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di
TK Shandy Putra Telkom , Bandarlampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan oleh penulis pada tahun 2006 di
SDN 2 Teladan Bandarlampung. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh
penulis di SMPN 4 Bandarlampung dan berhasil diselesaikan di tahun 2009,
kemudian dilanjutkan menempuh pendidikan di SMAN 9 Bandarlampung hingga
tahun 2012.
Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012. Semasa menjadi mahasiswa,
penulis aktif sebagai anggota dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKTA)
FEB Unila periode 2013-2014 dan Economic & Business Enterpreneur Club (EBEC)
sebagai Dewan Pengawas Internal.
Tulisan ini kupersembahkan kepada..
Kedua orang tuaku
Keluarga dan orang – orang terdekat yang kusayangi
Serta Almamaterku tercinta
MOTO
People who like to say the truth will get three
things, trust, love, and respect.
( Ali Bin Abi Thalib )
I hated every minute of training, but I said,
“Don’t quit. Suffer now and live the rest of
your life as a champion”
( Muhammad Ali
)
Freedom is the right of all sentient beings.
( Optimus Prime )
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang selalu menyertai dan memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ANALISIS
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT JUDGEMENT (STUDI
PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG”
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan,
bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A.,Ph.D Akt.,C.A selaku Dosen Pembimbing
Utama, atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik yang
sangat membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Chara Pratami TT, S.E., M.Acc. Akt., selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang selalu bersedia untuk memberikan bimbingan, saran, dan semangat
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Penguji Utama yang
telah bersedia memberikan saran-saran yang baik dan bermanfaat.
7. Bapak A.Zubaidi Indra, S.E., M.M., CA., CPA.,selaku Pembimbing
Akademik, untuk nasihat dan bimbingannya selama ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama kuliah berlangsung.
9. Mas Feri untuk kesabarannya dalam membantu mengurus skripsi dan proses
birokrasinya. Mas Yana dan Mas Yono, Mbak Sri, Mpok, Mas Leman.
10. Seluruh Staff TU, Administrasi, Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Lampung, serta pegawai yang turut membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini.
11. Orang tuaku tercinta, Bapak Saffuddin dan Ibu Esti Purwanti , dua sosok
terhebat dalam hidupku yang tanpa lelah selalu mendoakan, mengajari,
menghibur, mendukung, memberikan nasihat, mendengarkan keluh kesah,
mengusap air mata, dan senantiasa menyayangiku. Terimakasih atas segala
yang telah Ayah Ibu berikan kepadaku selama ini, dan untuk setiap
kelancaran semua urusanku yang kuyakin berkat restu dan doa yang didengar
oleh Allah SWT. Semoga ayah dan ibu selalu diberikan kesehatan sehingga
dapat mendampingi anak kalian ini meraih sukses. Amin.
12. Adikku tersayang, Asti yang telah ikut mensupport dalam pengerjaan skripsi
ini. Semoga kesuksesan akan terus ikut bersamanya kelak.
13. Teman-temanku yang selalu mendampingi dan mensupport juga , Argi,
Huda, Raha, Galuh, Riyadhi, Petong, Gery, Ray , Kentung terimakasih untuk
semangat, bantuan, pengertian, kegembiraan, kebersamaan, serta nasihat-
nasihat yang telah diberikan. Tetaplah menjadi teman dan sahabat yang saling
mengingatkan di kala suka maupun duka. Sampai bertemu lagi dengan kisah
sukses kita masing – masing.
14. Teman Teman malamku Geri, Ray dan Kentung, terima kasih karena telah
ikut andil dalam pengerjaan skripsi ini secara moril.
15. Teman-teman KKN Desa Karang Rejo , Kec. Ulubelu , Tanggamus , yaitu
Vanny, Dita, Jefri, Farhan, Akbar, Imam terimakasih untuk kebersamaannya.
16. Last but not least, untuk seseorang yang telah memberikan banyak pelajaran,
terutama untuk selalu kuat, berjuang, sabar dan juga ikhlas dalam
menghadapi permasalahan. Terima kasih atas dukungan, semangat, waktu,
perhatian, segala bantuan dan juga doanya yang telah diberikan selama ini.
Terima kasih, Pranita Dewi Vanli . Allah bless you.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian
skripsi ini karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang membangun.
Akhir kata Penulis mengucapkan “Terima Kasih, Wassalam
Bandarlampung, Juli 2018
Penulis,
Arief Budiman
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
BAB II TELAAH PUSTAKA 8
2.1 Landasan Teori 8
2.1.1 Teori Resiko 8
2.1.2 Teori Motivasi 8
2.1.2.1 Teori X dan Y McGregor 9
2.1.2.2 Teori Penetapan Tujuan 9
2.1.3 Teori Kognitif 10
2.1.4 Audit Judgement 10
2.1.5 Pengalaman Audit 10
2.1.6 Keahlian Audit 11
2.1.7 Tekanan Ketaatan 11
2.1.8 Kompleksitas Tugas 12
2.2 Kerangka Pemikiran 14
2.3 Pengembangan Hipotesis 15
2.3.1 Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit Judgement 15
2.3.2 Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgement 16
2.3.3 Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgement 17
2.3.4 Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Audit Judgement 17
BAB III METODE PENELITIAN 19
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi operasional variabel 19
3.1.1 Variabel Dependen 21
3.1.2 Variabel Independen 21
3.1.2.1 Pengalaman Audit 22
3.1.2.2 Keahlian Audit 22
3,1,2,3 Tekanan Ketaatan 23
3.1.2.4 Kompleksitas Tugas 23
3.2 Populasi dan Sampel 23
3.3 Jenis dan Sumber Data 24
3.4 Metode Pengumpulan Data 24
3.5 Metode Analisis 25
3.5.1 Statistik Deskriptif 25
3.5.2 Uji Kualitas Data 26
3.5.2.1 Uji Reabilitas 26
3.5.2.2 Uji Validitas 26
3.5.3 Uji Asumsi Klasik 27
3.5.3.1 Uji Normalitas 27
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas 27
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas 28
3.5.4 Uji Hipotesis 28
3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi 29
3.5.4.2 Uji Pengaruh Simultan 29
3.5.4.3 Uji Parsial 30
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 32
4.1 Karakteristik Objek Penelitian 32
4.2 Analisis Deskriptif 35
4.2.1 Variabel Tekanan Ketaatan 35
4.2.2 Variabel Kompleksitas Tugas 38
4.2.3 Variabel Pengalaman Audit 40
4.2.4 Variabel Keahlian Audit 42
4.2.5 Variabel Audit Judgement 44
4.3 Analisis data 47
4.3.1 Uji Validitas 47
4.3.2 Uji Reabilitas 51
4.3.3 Uji Asumsi Klasik 52
4.3.4 Pengujian Godness of Fit 55
4.3.5 Pengujian Hipotesis 56
4.4 Pembahasan 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Keterbatasan 61
5.3 Saran 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian terdahulu 12
3.1 Definisi Operasional Variabel 19
4.1 Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner 33
4.2 Deskripsi Responden 34
4.3 Frekuensi Jawaban Vaiabel Tekanan Ketaatan 36
4.4 Frekuensi Jawaban Variabel Kompleksitas Tugas 39
4.5 Frekuensi Jawaban Variabel Pengalaman Audit 41
4.6 Frekuensi Jawaban Variabel Keahlian Audit 42
4.7 Frekuensi Jawaban Variabel Audit Judgement 44
4.8 Uji Validitas Tekanan Ketaatan 48
4.9 Uji Validitas Kompleksitas Tugas 49
4.10 Uji Validitas Pengalaman Audit 49
4.11 Uji Validitas Keahlian Audit 50
4.12 Uji Validitas Audit Judgement 50
4.13 Uji Reabilitas 51
4.14 Uji Normalitas 52
4.15 Uji Heteroskedastisitas 53
4.16 Uji Multikolinearitas 54
4.17 Uji Koefisiensi Determinasi Berganda 55
4.18 Uji Statistik F 56
4.19 Uji t 57
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 15
LAMPIRAN
Surat Tanda Penelitian Dari Instansi Terkait
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Rekap Data Penelitian
Lampiran 3 : Tabel Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 4: Syarat uji analisis data
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah
menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pengguna laporan keuangan pasti mengharapkan adanya
hasil laporan keuangan yang dapat dipercaya, lengkap dan benar sesuai fakta
sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Bentuk jawaban
pemerintah atas tuntutan akan pentingnya pengelolaan keuangan yang
akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kini
telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa
pemerintah daerah diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan sebagai
pertanggung jawaban telah berakhirnya tahun anggaran, yang disusun dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan wajib diaudit
oleh BPK. SAP menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun,
pengguna, dan auditor. Dengan adanya SAP maka laporan keuangan
2
pemerintah pusat atau daerah akan lebih berkualitas, dapat dipahami, relevan,
andal, dan dapat diperbandingkan (Prasinta, 2010).
Pemeriksaan laporan keuangan daerah oleh BPK bertujuan untuk menjamin
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan oleh
pemerintah daerah. Sebagai auditor pemerintah yang independen dan harus
mampu menjadi auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada
masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang
dibuat oleh entitas yang diperiksanya. Auditor juga harus mempunyai prinsip
tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang
berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya
dalam pemeriksaan (Indah, 2010).
Dalam melaksanakan audit terhadap laporan keuangan pemerintah daerah dan
memberikan opini atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha,
2006). Hogarth (1992) mengartikan judgment sebagai proses kognitif yang
merupakan perilaku pemilihan keputusan. Dalam membuat suatu judgment,
auditor akan mengumpulkan berbagai bukti relevan dalam waktu yang berbeda
dan kemudian mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut. Jamilah,
(2007) berpendapat bahwa suatu judgment didasarkan pada kejadian-kejadian
masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Jamilah juga menjelaskan bahwa
judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan
informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk
bertindak atau tidak bertindak, serta penerimaan informasi lebih lanjut oleh
auditor.
3
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang
auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti
serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu
entitas. Judgment juga sangat tergantung dari persepsi individu mengenai suatu
situasi yang ada. Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan
terhadap seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Kualitas dari judgment
ini akan menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan
tugasnya (Nadhiroh, 2010).
Badan penelitian audit ternama telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor
level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Jamilah,
2007) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktor-faktor ini berubah seiring
dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang harus dihadapi. Pengujian
terhadap pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment penting dilakukan
mengingat tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi
persoalan kompleks.
Tekanan ketaatan juga diduga mempunyai pengaruh dalam pembuatan audit
judgment. Dalam teori ketaatan disebutkan bahwa individu yang memiliki
kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang
lain dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan
kekuasaan yang merupakan bentuk dari legimate power. Paradigma ini
dikembangkan oleh (Jamilah, 2007) yang menyatakan bahwa bawahan yang
4
mengalami tekanan ketaatan dari atasan akan mengalami perubahan psikologis
dari seseorang yang berperilaku autonomis menjadi perilaku agen. Tinggi
rendahnya tekanan ketaatan yang dimiliki seorang auditor untuk memberikan
pendapat akan tingkat kewajaran laporan keuangan, akan mempengaruhi tinggi
rendahnya tingkat independensi terhadap entitas yang diperiksanya. Bisa
dikatakan tekanan ketaatan menghasilkan variasi pada judgment auditor dan
memperbesar kemungkinan pelanggaran standar etika dan professional auditor
(Jamilah, 2007)
Pengalaman seorang auditor diduga berpengaruh besar terhadap tugas auditor
dalam membuat audit judgment. Bonner (1994) mengatakan bahwa peningkatan
pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya dengan yang
didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu pengalaman kerja telah
dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan
publik.
Menurut Abdolmohammadi (1987), keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam
dua golongan yaitu: keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis
adalah kemampuan mendasar dari seorang auditor yang berupa pengetahuan
prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing
secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam
diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor personal dan
pengalaman. Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang
auditor independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Keahlian auditor
dalam melakukan audit menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang
5
dimiliki auditor. Semakin tinggi keahlian audit yang dimiliki auditor, maka
semakin dalam auditor tersebut memeriksa laporan keuangan atau semakin luas
lingkup audit yang akan diteliti. Lingkup audit yang diteliti akan mempengaruhi
kemungkinan penemuan penyimpangan dalam laporan keuangan, yang nantinya
akan mempengaruhi auditor dalam mengeluarkan audit judgment.
Pemilihan judul penelitian ini berdasarkan prestasi dari Provinsi Lampung yang
berhasil meraih predikat WTP selama 3(tiga) tahun berturut turut yang diberikan
oleh auditor eksternal pemerintah, tetapi dalam penelitian ini yang akan diteliti
adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi auditor dalam membuat audit
judgment. Penelitian ini akan meneliti perilaku auditor yang dilihat dari pengaruh
tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor, dan keahlian auditor
terhadap audit judgment.
Penelitian ini pada dasarnya mereplika penelitian Jamilah, (2007) dengan
menambah variabel penelitian yaitu pengalaman dan keahlian audit yang
dimiliki oleh auditor. Alasan peneliti mereplika penelitian Jamilah, (2007)
adalah untuk mengetahui apakah dengan sampel dan waktu yang berbeda akan
memberikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu. Dalam penelitian
Jamilah, (2007) menggunakan sampel akuntan publik yang bekerja pada KAP
se-Jawa Timur. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
auditor eksternal pemerintah, yaitu pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi
Lampung. Penentuan sampel ini dengan alasan bahwa penelitian mengenai
audit judgment telah banyak dilakukan pada akuntan publik, namun masih
6
sedikit penelitian yang menggunakan auditor pemerintah sebagai sampel
penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah pengalaman audit berpengaruh positif terhadap audit judgment
yang diambil oleh auditor?
2. Apakah keahlian audit berpengaruh positif terhadap audit judgment yang
diambil oleh auditor?
3. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap audit judgment
yang diambil oleh auditor?
4. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap audit judgment
yang diambil oleh auditor?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji bagaimana pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment
auditor
2. Menguji bagaimana pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment
auditor
3. Menguji bagaimana pengaruh pengalaman auditor terhadap audit judgment
auditor
7
4. Menguji bagaimana pengaruh keahlian audit terhadap audit judgment auditor
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini
diantara lain :
1. Manfaat akademik
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam
pengembangan ilmu akuntansi, khususnya yang berkenaan dengan ilmu bidang
audit. Melalui penelitian ini diharapkan dapat membuat pembaca mengetahui
alasan perbedaan audit judgment yang dikeluarkan setiap auditor.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan
memberikan sumbangan gagasan sebagai pertimbangan dalam melakukan audit
judgment bagi auditor ekternal.
BAB 2
TELAAH PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Resiko
Menurut kamus ekonomi, risiko adalah peluang dimana hasil yang sesungguhya
bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan atau kemungkinan nilai yang hilang
atau diperoleh yang dapat diukur. Risiko berbeda dengan ketidakpastian yang
tidak dapat diukur (Alfandi). Eddie cade (2002) menyatakan bahwa definisi risiko
berbedabeda, tergantung pada tujuannya. Definisi risiko yang tepat menurutnya
dilihat dari sudut pandang adalah, exposure terhadap ketidakpastian pendapatan
2.1.2 Teori Motivasi
Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang
manusia, yang dapat dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan dari luar Mutmainah (2006). Gibson (2011) juga menjelaskan
motivasi sebagai konsep yang menguraikan kekuatan yang ada dalam diri
seseorang yang akan memulai atau mengarahkan perilakunya. Motivasi dapat
mempengaruhi hasil kinerja seseorang baik secara positif atau negatif
tergantung pada keadaan yang dihadapi oleh orang yang bersangkutan.
Motivasi adalah konsep penting bagi auditor terutama dalam melakukan audit.
Auditor harus selalu mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan organisasi
9
dan tujuan audit dengan baik. Auditor yang memiliki motivasi yang kuat dalam
dirinya tidak akan dipengaruhi oleh perbedaan gender diantara mereka, tekanan
ketaatan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, dan kompleksitas tugas
audit.
2.1.2.1 Teori X dan Y McGregor
McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X
(negatif) dan teori Y (positif). Individu yang bertipe X memiliki locus of
control eksternal dimana mereka pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan,
berusaha menghindarinya dan menghindari tanggung jawab, sehingga mereka
harus dipaksa atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
Bertentangan dengan individu bertipe X, McGregor menyebutkan individu
yang bertipe Y memiliki locus of control internal dimana mereka menyukai
pekerjaan, mampu mengendalikan diri untuk mencapai tujuan, bertanggung
jawab, dan mampu membuat keputusan inovatif.
2.1.2.2 Teori Penetapan Tujuan
Teori ini dikemukakan oleh Edwin Locke pada tahun 1978. Teori ini
menjelaskan hubungan antara tujuan dengan perilaku. Seseorang yang
memahami tujuan maka akan terpengaruh kinerjanya (Irwanti, 2011). Locke
mengemukakan bahwa niat mencapai sebuah tujuan merupakan sumber
motivasi kerja yang utama. Tujuan akan memberi tahu seorang individu apa
yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
10
2.1.3 Teori Kognitif
Psikologi kognitif menjelaskan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada
dirinya sendiri. Faktor internal tersebut berupa kemampuan untuk mengenal
dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon
terhadap stimulus. Berdasarkan pada hal tersebut, teori kognitif memandang
belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran untuk
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
2.1.4 Audit judgment
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang
auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti
serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu
entitas. Menurut Jamilah (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam
menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada
pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek,
peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment tergantung pada
kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi
pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah dalam proses
incremental judgment, jika informasi terus menerus datang akan muncul
pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru.
2.1.5 Pengalaman Audit
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku (Asih, 2006). Pengalaman seseorang
11
dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat membawa seseorang kepada
suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Pengalaman dapat memberikan
peluang bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan
pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Puspaningsih, 2004).
2.1.6 Keahlian Audit
Sampai saat ini belum terdapat definisi operasional yang tepat untuk keahlian.
Asih (2006) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan
tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul
dari lingkungan tersebut dan ketrampilan untuk memecahkan masalah tersebut.
Menurut Mayangsari (2003), keahlian adalah mengerjakan pekerjaan secara
mudah, cepat, intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan.
2.1.7 Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan pada umumnya dihasilkan oleh individu yang memiliki
kekuasaan. Dalam hal ini tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang
diterima oleh auditor junior dari auditor senior atau atasan dan entitas yang
diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan
profesionalisme. Intruksi atasan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi
perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas (Grediani dan Slamet, 2007).
12
2.1.8 Kompleksitas Tugas
Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai fungsi dari tugas itu sendiri
(Sanusi, 2007). Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,
sulit untuk dipahami dan ambigu (Puspitasari, 2010). Kompleksitas dapat
muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama
maupun tugas-tugas yang lain (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000). Pada
tugas yang membingungkan, ambigu, dan tidak terstruktur, alternatif-alternatif
yang ada menjadi tidak dapat diidentifikasi sehingga tidak dapat memperoleh
data dan tidak bisa memprediksi output dari data tersebut.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
no Peneliti
(tahun)
Judul penelitian Hasil penelitian
1 Chung dan
Monroe (2001)
A Research Note on
The Effect of Gender
and Task Complexity
on Audit judgment
Gender dan kompleksitas
tugas
yang tinggi berpengaruh
secara
signifikan terhadap
judgment
yang diambil oleh auditor.
2 Hartanto (2001) Analisis Pengaruh
Tekanan Ketaatan
Terhadap Judgement
Auditor
Gender Tidak Berpengaruh
secara signifikan terhadap
audit judgement namun
tekanan
ketaatanberpengaruh secara
signifikan terhadap Audit
Judgement
3 Rahmawati dan
Setyaningtyas
(2004)
Pengaruh Tekanan,
Gender, Autoritarian dan
Pertimbangan Moral
Terhadap Judgement
Auditor
Tekanan kepatuhan
mempengaruhi
judgemen,auditor, auditor
pria dan auditor wanita
memberikan judgement
yang berbeda signifikan
saat berada dibawah
tekanan kepatuhan,
pertimbangan moral juga
13
berpengaruh secara
signifikan terhadap
judgement auditor.
Sedangkan autoritarian
tidak berpengaruh.
4 Herliansyah dan
Meifida (2006)
Pengaruh
Pengalaman Auditor
Terhadap
Penggunaan Bukti
Tidak Relevan
Dalam Auditor
Judgment
Pengalaman mengurangi
dampak inforamsi tidak
relevan
terhadap judgment auditor.
Auditor berpengalaman
tidak
terpengaruh oleh adanya
informasi tidak relevan
dalam
membuat going concern
judgment.
5 Zulaikha (2006) Pengaruh Interaksi
Gender,
Kompleksitas Tugas
Dan Pengalaman
Auditor Terhadap
Audit judgment
Dalam profesi sebagai
auditor,
peran ganda wanita tidak
berpengaruh secara
signifikan
terhadap akuratnya
informasi
yang diproses dalam
membuat
judgment.
Kompleksitas tugas tidak
berpengaruh terhadap
keakuratan judgment.
6 Jamilah, dkk
(2007)
Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan,
dan Kompleksitas
Tugas Terhadap
Audit judgment
Gender dan kompleksitas
tugas
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap audit
judgment, sedangkan
tekanan
ketaatan berpengaruh
signifikan
terhadap audit judgment.
7 Prasinta (2010)
Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan,
Dan Kompleksitas Tugas
terhadap Audit
Judgement
Gender, tekanan kerja, dan
kompleksitas tugas tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
judgement yang dibuat oleh
auditor BPK
8 Nadhiroh (2010) Pengaruh
Kompleksitas Tugas,
Orientasi Tujuan,
Dan Self Efficacy
Kompleksitas tugas,
orientasi
tujuan pembelajaran, dan
self-
14
Terhadap Kinerja
Auditor Dalam
Pembuatan Audit
Judgment
efficacy tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
kinerja auditor dalam
pembuatan
audit judgment, sedangkan
orientasi penghindaran-
kinerja
berpengaruh secara negatif
dan
signifikan terhadap kinerja
auditor dalam pembuatan
audit
judgment.
9 Wijayatri (2010) Pengaruh Tekanan
Ketaatan,
Kompleksitas Tugas,
Dan Keahlian Audit
Terhadap Audit
Judgment
tekanan ketaatan,
kompleksitas
tugas, dan keahlian audit
berpengaruh signifikan
terhadap
audit judgement.
kompleksitas tugas
berpengaruh
paling dominan terhadap
audit
judgement.
10 Fitria Ningsih
(2011)
Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan,
Kompleksitas Tugas
Terhadap Audit
Judgment
Gender, tekanan ketaatan
tidak
berpengaruh terhadap audit
judgment.
Kompleksitas tugas
berpengaruh
secara signifikan terhadap
audit
judgment.
2.2 Kerangka Pemikiran
Tingkat kepercayaan publik terhadap profesi auditor secara umum dipengaruhi
oleh aspek-aspek individual yang meliputi antara lain pengalaman audit,
keahlian audit, tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas. Aspek individual
tersebut memiliki peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi auditor
dalam membuat audit judgment. Hal ini terjadi karena aspek-aspek individual
15
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku individu. Berdasarkan
telaah teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka model rerangka
pemikiran penelitian ini dapat disampaikan dalam Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment yang dilakukan
auditor.
Dalam melaksanakan tugas audit, auditor secara terus menerus berhadapan
dengan dilemma etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang
bertentangan (Jamilah, dkk. 2007). Dari penelitian sebelumnya Hartanto (1999)
menyatakan bahwa auditor yang mendapat perintah tidak tepat, baik itu dari
atasan maupun klien cenderung akan berperilaku menyimpang dari standar
Tekanan
ketaatan
Pengalaman
audit
Keahlian audit
Kompleksitas
tugas
Audit Judgement
16
professional. Pada akhirnya banyak/sedikit tekanan ketaatan yang diterima auditor
saat menjalankan proses audit dapat menimbulkan perbedaan hasil audit judgment
yang dikeluarkan. Berdasar uraian diatas maka rumusan hipotesis sebagai berikut:
H1: Tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil auditor.
2.3.2 Pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment yang
dilakukan auditor.
Menurut Bonner (1994), proses pengolahan informasi terdiri dari tiga tahapan,
yaitu: input, proses, output. Pada tahap input dan proses, kompleksitas tugas
meningkat seiring bertambahnya faktor cues. Terdapat perbedaan antara
pengertian banyaknya cues yang diadakan (number of cues available) dengan
banyaknya cues yang terolah (number of cues processed) banyaknya cues yang
ada. Disini seorang decision maker diharuskan untuk melakukan pemilahan
terhadap cues-cues tersebut (meliputi upaya penyeleksian dan pertimbangan-
pertimbangan), kemudian mengintegrasikannya ke dalam suatu judgment
(pendapat). Teori penetapan tujuan oleh Edwin Locke juga menjelaskan bahwa
auditor yang tidak mengetahui tujuan dan maksud dari tugasnya juga akan
mengalami kesulitan ketika harus dihadapkan pada suatu tugas yang kompleks
(Locke dan Latham ,1990). Pada akhirnya tinggi/rendahnya tingkat kompleksitas
tugas yang didapat auditor saat menjalankan proses audit dapat menimbulkan
perbedaan hasil audit judgment yang dikeluarkan. Berdasar uraian diatas maka
rumusan hipotesis sebagai berikut:
H2: Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil
auditor.
17
2.3.3 Pengaruh pengalaman audit terhadap audit judgment yang dilakukan
auditor.
(Herliansyah dan Ilyas, 2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman
dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu
pekerjaan atau tugas (job). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi
bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk
belajar melakukannya dengan yang terbaik. Shelton (1999) menyatakan bahwa
pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam
pertimbangan (judgment) auditor. Pada akhirnya banyaknya tingkat pengalaman
audit yang didapat selama auditor bekerja dapat menimbulkan perbedaan hasil
audit judgment yang dikeluarkan. Berdasar uraian diatas maka rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil
auditor.
2.3.4 Pengaruh keahlian audit terhadap audit judgment yang dilakukan
auditor
Keahlian merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor
independen untuk bekerja sebagai tenaga profesional. Keahlian auditor dalam
melakukan audit menunjukkan tingkat kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki auditor. Keahlian auditor juga dapat bertambah seiring dengan
pengalaman kerja maupun praktek audit yang telah dilakukannya. Semakin tinggi
keahlian audit yang dimiliki auditor, maka semakin dalam auditor tersebut
memeriksa laporan keuangan atau semakin luas lingkup audit yang akan diteliti.
18
Lingkup audit yang diteliti akan mempengaruhi kemungkinan penemuan
penyimpangan dalam laporan keuangan, yang nantinya akan mempengaruhi
auditor dalam mengeluarkan audit judgment. Pada akhirnya tinggi rendahnya
tingkat keahlian audit yang dimiliki auditor dapat menimbulkan perbedaan hasil
audit judgment yang dikeluarkan Berdasar uraian diatas maka rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H4: Keahlian audit berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil auditor.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu
audit judgment dan variabel independen yaitu pengalaman audit, keahlian audit,
tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas. Definisi operasional variabel,
dimensi serta penyebaran indikator dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Jenis
Variabel
dimensi Indikator item
Tekanan
Ketaatan
(x1)
Tekanan yang
diterima oleh
auditor dalam
menghadapi atasan
dan klien untuk
melakukan
tindakan
menyimpang dari
standar audit (Siti
Jamilah dkk, 2007)
- Pemahaman
standar
profesional
auditor
- moralitas
1,2,3,4,5,6
7,8
Kompleksit
as tugas
(X2)
Seorang auditor
yang tidak
mengetahui tujuan
dan maksud dari
tugasnya juga akan
mengalami kesulitan
ketika harus
dihadapkan pada
suatu tugas yang
kompleks. (Siti
- pemahaman
standar tugas
utama auditor
1,2,3,4,5,6
20
Jamilah dkk, 2007)
Pengalaman
Audit (X3)
Pengalaman yang
dimiliki seorang
auditor dalam
melakukan
pemeriksaan dari
banyaknya tugas
berbeda dengan
yang pernah
dilakukan dan juga
lamanya auditor
menjalankan
profsinya serta
dapat menambah
pengetahuannya
mengenai
pendeteksian
kekeliruan
(Nadirsyah, dkk,
2011)
- lamanya bekerja
sebagai auditor.
1,2,3,4
Keahlian
Audit (X4)
Keahlian
didefinisikan
sebagai seseorang
yang memiliki
tingkat ketrampilan
tertentu atau
pengetahuan yang
tinggi dalam
subyek tertentu
yang diperoleh dari
pelatihan dan
pengalaman (Siti
Jamilah dkk, 2007)
- Pengulasan
keterampilan
audit dalam
proses audit
- Peningkatan
kualitas audit
1,2,3
4,5
Audit
Judgement
(Y)
Pertimbangan
pribadi atau cara
pandang auditor
dalam menanggapi
informasi yang
mempengaruhi
dokumenstasi bukti
serta pembuatan
keputusan pendapat
auditor atas laporan
keuangan suatu
entitas (Maria dan
Elisa, 2014:03).
- Sampel
pengujian
- Pengujian
- Keterbatasan
waktu
- Konfirmasi
ulang
- Penyampaian
salah saji
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
21
3.1.1 Variabel Dependen
Variabel dependen penelitian adalah audit judgment. Audit judgment dalam
penelitian ini adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai
hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau
perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain.
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh
Budi Susetyo (2009) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan
lingkungan audit pemerintahan. Audit judgment diukur dengan dua kasus
sederhana dengan tiga (3) item pertanyaan untuk setiap kasus. Kasus pertama
berkaitan dengan penentuan tingkat materialitas dan kasus kedua terkait dengan
kasus upaya perekayasaan transaksi oleh entitas yang diperiksa. Berdasarkan
masing-masing kasus tersebut, judgment yang diminta adalah mengikuti atau
tidak permintaan instansi yang diperika untuk tidak mempermasalahkan kasus
tersebut, seberapa besar keinginan auditor untuk memperluas pengujian atau
sampel bukti audit, dan seberapa besar keinginan auditor untuk
merekomendasikan kepada entitas yang diperiksa untuk membuat penyesuaian
atau koreksi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin,
yaitu 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral, 4 = tinggi, dan 5 = sangat tinggi.
3.1.2 Variabel Independen
Variabel independen penelitian ada 4 (empat) yaitu pengalaman audit, keahlian
audit, tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas.
22
3.1.2.1 Pengalaman Audit
Pengalaman audit dalam penelitian ini menunjukkan pengalaman yang dimiliki
oleh auditor dalam menjalankan profesinya sebagai auditor eksternal
pemerintah. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Budi Susetyo (2009). Indikator pengukuran variabel
pengalaman auditor adalah lamanya bekerja sebagai auditor di BPK dan jumlah
penugasan audit yang pernah ditangani. Lamanya bekerja sebagai auditor di
BPK diukur dalam satuan tahun. Jumlah penugasan audit diukur dengan berapa
kali penugasan yang pernah ditangani selama bekerja di BPK.
3.1.2.2 Keahlian Audit
Keahlian audit dalam penelitian ini mengacu pada keahlian dalam melakukan
audit yang dimiliki oleh seorang auditor yang dapat menunjang kinerja sebagai
auditor pemerintah, baik yang didapat dari pendidikan formal maupun
pelatihan dibidang yang digeluti. Variabel ini diukur dengan menggunakan
indikator yang dikembangkan oleh M. Taufiq Effendy (2010) dengan beberapa
modifikasi. Indikator pengukuran variabel keahlian auditor adalah pengetahuan
auditor, kemampuan melakukan audit, dan sertifikasi atau pengakuan keahlian.
Keahlian auditor diukur dengan instrumen yang terdiri dari enam (6) item
pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin
yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 =
sangat setuju.
23
3.1.2.3 Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan dalam penelitian ini mengacu pada situasi konflik dimana
auditor mendapat tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa untuk
melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari standar etika. Tekanan
ketaatan diukur dengan instrumen yang terdiri dari delapan (8) item pertanyaan
yang diadopsi dari penelitian Jamilah, dkk. (2007). Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
3.1.2.4 Kompleksitas Tugas
Kompleksitas tugas dalam penelitian ini adalah persepsi individu tentang
kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya informasi dan kejelasan
informasi tentang tugas tersebut, terbatasnya daya ingat serta kemampuan
untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh pembuat keputusan
(Jamilah,dkk., 2007). Kompleksitas tugas diukur dengan instrumen yang terdiri
dari enam (6) item pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Jamilah, dkk.
(2007). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1
= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat
setuju.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah auditor eksternal pemerintah daerah yaitu
pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi
Lampung. Saat ini dalam BPK tidak lagi mengenal istilah auditor, melainkan
24
pemeriksa. Namun dalam penelitian ini, penulis tetap menggunakan istilah
auditor untuk menyesuaikan dengan teori auditing.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu metode
pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah staf
pemeriksa yang bekerja di BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung dan sudah
pernah melakukan tugas pemeriksaan. Jumlah staf pemeriksa yang bekerja di
BPK RI Perwakilan Provinsi lampung adalah 70 orang.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang
diperoleh langsung dari responden. Data primer yang digunakan berupa data
subyek (self report data) yang berupa opini dan karakteristik dari responden.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data cross-section,
dimana peneliti menggunakan data dari auditor eksternal pemerintah (BPK)
dengan satu periode waktu yang sama. Sumber data penelitian ini diperoleh
langsung dari sumber yang berupa jawaban kuesioner dari responden.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
membagikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh
responden auditor BPK RI Perwakilan Provinsi lampung. Responden akan
menerima kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi
25
tentang, pengalaman auditor, keahlian auditor, tekanan ketaatan, kompleksitas
tugas, dan audit judgment. Kuesioner juga dilengkapi dengan petunjuk
pengisian yang sederhana dan jelas untuk membantu responden melakukan
pengisian dengan lengkap. Kuesioner dibagikan secara langsung kepada
masing-masing responden untuk dapat meningkatkan respon rate ditengah
jadwal kesibukan para auditor BPK. Kuesioner yang disediakan peneliti
berjumlah 70 buah. Kuesioner yang kembali akan diseleksi terlebih dahulu
untuk melihat lengkap atau tidaknya pengisian kuesioner sebagaimana yang
dikehendaki untuk kepentingan analisis.
3.5 Metode Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik
deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, dan sebagainya (Ghozali, 2011). Dalam
penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
gambaran variabel pengalaman audit, keahlian audit, tekanan ketaatan,
kompleksitas tugas, dan audit judgment.
26
3.5.2 Uji Kualitas Data
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen dalam
kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh
dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji reliabilitas dan validitas dilakukan
untuk mengetahui ketepatan alat ukur dalam mengukur objek yang diteliti.
3.5.2.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah bebas dari bias dan konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan
dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha (α) dari masing-masing
instrumen dalam satu variabel. Suatu variabel disebut reliable, apabila :
Hasil α ≥ 0,60 maka hasilnya adalah reliabel.
Hasil α ≤ 0,60 maka hasil yang didapat tidak reliabel.
3.5.2.2 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2011). Pengujian validitas menggunakan korelasi bivariat yang
dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor variabel. Data akan dinyatakan valid jika hasil
dari korelasi tersebut adalah signifikan. Data yang signifikan dapat dilihat dari
27
tanda bintang yang terdapat pada angka Pearson Correlation pada setiap
indikator, dimana angka tersebut signifikan pada level 0,01 atau 0,05.
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui, menguji serta
memastikan kelayakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini,
dimana variabel tersebut terdistribusi secara normal, bebas dari
multikolonieritas dan heterskodastisitas. Uji asumsi klasik yang digunakan
adalah Uji normalitas, Uji multikolonieritas, dan Uji heteroskedastisitas.
Pengujian ini dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.5.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Model
regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji one sample
Kolmogorov-Smirmov. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai
signifikansinya lebih dari 0,05 maka menunjukkan distribusi yang normal
sehingga bisa dilakukan regresi dengan model liner berganda.
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011). Model regresi
28
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Multikolonieritas diuji dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Suatu model regresi dikatakan tidak memiliki kecenderungan adanya
gejala Multikolonieritas adalah apabila memiliki nilai Tolerance ≥ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≤ 10.
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah nilai dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah yang
Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas. Adapun cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan
uji park, yaitu dengan menghitung logaritma dari kuadrat residual. Jika tidak
terdapat variabel yang signifikan maka disimpulkan bahwa model regresi bebas
dari gejala heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya
diatas tingkat kepercayaan 5%.
3.5.4 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti maka akan dilakukan analisis
regresi linear berganda yang meliputi uji koefisien determinasi (R2), uji
pengaruh simultan (uji statistik F), dan uji parsial (uji statistik t).
29
3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen (Ghozali, 2011).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model
(Ghozali, 2011). Oleh karena itu penelitian ini menggunakan adjusted R2
berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1 maka
semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
independen.
3.5.4.2 Uji Pengaruh Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Apabila pada derajat kepercayaan
5%, nilai F lebih besar daripada 4 atau nilai signifikan < 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen
30
3.5.4.3 Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen
(Ghozali, 2011). Secara matematis untuk menjawab hipotesis yang ada dapat
ditunjukkan dengan persamaan di bawah ini:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan : Y : Audit Judgment
a : Nilai
intersep (konstan)
b1..b4 : Koefisien
arah regresi
X1 : Pengalaman Audit
X2 : Keahlian Audit
X3 : Tekanan Ketaatan
X4 : Kompleksitas Tugas
e : error
Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel
dependen.
31
b. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima, artinya terdapat tidak ada
pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap
variabel dependen.
BAB 5
KESIMPULAN, KETERBATASAN, dan SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgement pada auditor yang
bekerja di BPK perwakilan Provinsi Lampung. Hal ini ditunjukan dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,048 < 0,05 yang berarti H1 diterima. Adapun
H1 yang berbunyi tekanan ketaatan tidak berpengaruh terhadap audit
judgment yang diambil auditor.
2. Kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement pada
auditor yang bekerja di BPK perwakilan Provinsi Lampung. Hal ini
ditunjukan dengan tingkat signifikasi sebesar 0,80>0,50. Adapun H2 yang
berbunyi kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement.
3. Pengalaman audit menunjukan tingkat signifikasi sebesar 0,608 > 0,05 yang
berarti variabel pengalaman audit tidak berpengaruh kepada auditor yang
bekerja di BPK perwakilan Provinsi lampung. Adapun H3 yang berbunyi
pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgement yang diambil
auditor.
4. Keahlian audit menunjukan tingkat signifikasi sebesar 0,041 < 0,050 yang
berarti variabel keahlian audit berpengaruh kepada para auditor BPK
61
perwakilan Provinsi Lampung. Adapun H4 yang berbunyi keahlian audit
berpengaruh terhadap audit judgement yang diambil oleh auditor.
5.2 Keterbatasan
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat memastikan
secara langsung objek (auditor) yang seharusnya dari penelitian ini mengisi
kuisioner. Hal ini disebabkan karena peneliti tidak dapat mengawasi secara
langsung pada saat penyebaran kuisioner dibagikan untuk diisi oleh auditor
yang berpengalaman di BPKyang menjadi responden.
2. Keterbatasan yang lain yaitu responden yang di dapat untuk kusioner
sebagian besar memiliki jabatan auditor junior dan auditor senior sehingga
tidak seimbang.
5.3 Saran
1. Dalam mengisi kuisioner sebaiknya jika responden benar-benar dapat
diawasi secara langsung tanpa pihak perantara. Sehingga memungkinkan
hasil penelitian yang lebih baik.
2. Pada saat akan menyebarkan kuisioner lebih baik jika memperhitungkan
jumlah tiap tingkatan responden, sehingga tidak menghasilkan ketimpangan
dalam penelitian
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan di Kantor BPK Perwakilan
provinsi lainnya atau dapat dilakukan di Kantor Akuntan Publik dan dengan
62
menambah faktor faktor lainnya seperti independensi audit dan juga resiko
audit.
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of Effect of
Experience and Task Complexcity on Audit Judgment. Journal of The
Accounting Review, LXII (1): 1-13.
Bedard, J. dan Chi, M. T. 1993. Expertise in auditing. Auditing:
Journal of Practice & Theory 12: 21-45.
Bonner, S. E. 1994. A Model of The Effects of Audit Task Complexity.
Accounting Organizations and Society, 19 (3): 213-234.
Chung, J. dan G. S. Monroe. 2001. A Reseach Note on The Effect of Gender and
Task Complexity on Audit Judgment. Journal of Behaviorial Research, 13:
111-125.
DeZoort, F. T. dan A. T. Lord. 1997. A Review and Synthesis of Presure Effects
Research in Accounting. Journal of Accounting Literature. Vol. 16. 28-85.
Elder, R. J., M. S. Beasley. dan A. A. Arens. 2010. Auditing and Assurance
Service. Edisi ke 13. Pearson Education, Inc. New Jersey.
Efendy, M. T. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah,
Tesis Magister Sains Akuntansi. Universitas Diponegoro Semarang.
Lastanti, S. dan Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi
Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005.
Locke, E. A. dan G. P. Latham. 1990. A Theory of Goal Setting and Task
Performance. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Macdonald, M., E. Sprenger. dan I. Dubel. 1997. Gender and organisational
change Bridging the gap between policy and practice. Amterdam : Royal
Tropical Institute.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6 Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap
Pendapat Audit (Studi Kuasieksperimen). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Vol. 6 No. 1. Januari.
Ruegger, D. dan E. W. King. 1992. A Study of The Effect of Age and Gender
Upon Student Business Ethics. Journal of Business Ethics, 11:179-186.
64
Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nadirsyah, dkk. (2011). “Pengaruh Anggaran Waktu Audit, Kompleksitas
Dokumen Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit
Sampling Pada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia
Perwakilan Provinsi Aceh”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 4, No.
2. Juni.
Nadirsyah & Rizqki Malahayati. (2007). “Pengaruh Perilaku Etis, Tekanan
Ketaatan dan Pengalaman Auditor Terhadap Pengambilan Keputusan Etis
Auditor”. Wafa. Vol. 2, No. 2. Desember.
Nur Indriantoro & Bambang Supomo. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Rahmawati Hanny Yustrianthe. (2012). “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Audit Judgment Auditor Pemerintah”. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 4,
No. 1: 72-82. September.
Reni Yendrawati & Dheane Kurnia Mukti. (2015). “Pengaruh Gender,
Pengalaman
Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja dan
Pengetahuan Auditor Terhadap Audit Judgment”. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan. Vol. 4, No. 1: 1-8. Januari.
Rida MM Siagian, dkk. (2014). “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit
Judgment”. JOM FEKON. Vol. 1, No. 2. Oktober.
Sadhily, Hasan, and John M. Echols. (1982). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Simanjuntak, Piter. (2008). “Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko
Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality)”. Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sukrisno Agoes. (2012). Auditing. Edisi 4. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sofyan Safri Harahap. (2007). Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.