analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
GENERASI MILENIAL JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
Novia Melati Harahap
NIM 11150850000008
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1441 H / 2020 M
-
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Novia Melati Harahap
NIM : 11150850000008
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT GENERASI MILENIAL
JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber
kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini
sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta,17 Maret 2020
Novia Melati Harahap
NIM 11150850000008
-
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN BANK SYARIAH PADA GENERASI MILLENIAL DI JABODETABEK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
Novia Melati Harahap
11150850000008
Dibawah Bimbingan
Umiyati, , SE.I, M.Si
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020 M
-
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Maret 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
Nama : Novia Melati Harahap
No. Induk Mahasiswa : 11150850000008
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Generasi Milenial JABODETABEK
Memilih Bank Syariah
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Maret 2020
1. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A (………………..………………) NIP. 197509032007012023 Ketua
2. Umiyati, SE.I, M.Si (………………..………………) NIDN. 2020047903 Sekretaris
3. Umiyati, SE.I, M.Si (..………………..………………) NIDN. 2020047903 Pembimbing
4. Aini Masruroh, SEI, MM (………………..……………..…) NIDN. 9920112690 Penguji Ahli
-
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Novia Melati Harahap
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Agustus 1997
3. Alamat : Jl. Aspi no.95, Ciputat Tangerang Selatan
4. No. Telp. : 083803844910
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 100950 Pintu Padang
2. MTS : Pondok Pesantren Moderen Baharuddin
Islamic Boarding School
3. MA : MAN Sipirok
4. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN
A. MTs & MAN :
1. Ketua bidang kesenian OSIS
2. Bendahara Kelas
3. Anggota Dokter Remaja
4. Anggota Marching Band
5. Juara satu KSM (kompetisi Sains Madrasah) tingkat Kabupaten
6. Juara dua KSM (kompetisi Sains Madrasah) tingkat provinsi Sumatera
Utara.
B. KAMPUS :
1. Anggota organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)
2. Panitia LK (Latihan Kepemimpinan) IMM
3. Anggota KMN (Kesatuan Mahasiswa Nusantara) dibawah naungan HI
(Human Illumination)
4. Anggota C.O.I.N.S (Centre for Islamic Economic Studies)
5. Peserta terbaik (Centre for Islamic Economic Studies)
6. Panitia GENBI (Gerakan Anak Baik Indonesia)
-
ii
7. Panitia LK KMSU (Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara)
8. Anggota KOMPAS (Komunitas Mahasiswa Padang Sidempuan)
9. Mengikuti PMMB (Program Mahasiswa Magang Bersertifikat) yang
diselenggarakan BUMN selama 6 bulan
10. Mengajar di PKBM Lestari (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Efendi Harahap
Tempat Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 5 November 1972
Alamat : Benteng Huraba, Kecamatan Batang Angkola,
Kabupaten Tapanuli Selatan
No. Telp : 081977444484
2. Ibu : Nursahmi Pane
Tempat Tanggal Lahir : Purba Tua PP, 4 Mei 1975
Alamat : Benteng Huraba, Kecamatan Batang Angkola,
Kabupaten Tapanuli Selatan
-
iii
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the choice of Islamic
banking in the millennial generation JABODETABEK. In this study a sample of
150 respondents was taken by distributing questionnaires through Google form.
To analyze this study the authors used an analysis tool that is factor analysis, and
data processing using SPSS Version 24. The results of this study indicate that
there are seven factors that influence the selection of Islamic banking in the
millennial generation JABODETABEK. The seven factors are: factor 1 Physical
evidence, factor 2 quality of service offered, factor 3 people, factor 4 influence of
others, factor 5 hospitality and competence of bank staff, factor 6 sharia, and
factor 7 facilities offered. The results of this study indicate that the most dominant
factor among the seven factors is the quality of service offered with value 0,784,
while the lowest value is the cost factor physical evidence with value 0,375.
Keywords: Interest, Millennial Generation, and Islamic Banking.
-
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-fakor yang mempengaruhi
pemilihahan perbankan syariah pada generasi millennial JABODETABEK.
Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 150 responden generasi Milenial
JABODETABEK dengan menyebarkan kuesioner melalui google form. Untuk
menganalisis penelitian ini penulis menggunakan sebuah alat analisis yaitu
analisis faktor, dan pengolahan data menggunakan SPSS Versi 24. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi
pemilihan perbankan syariah pada generasi millennial JABODETABEK. Ke tujuh
faktor tersebut adalah: faktor 1 bukti fisik, faktor 2 kualitas layanan yang
ditawarkan, faktor 3 Orang , faktor 4 pengaruh orang lain, faktor 5 keramahan dan
kompetensi staff bank, faktor 6 syariah, dan faktor 7 fasilitas yang ditawarkan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan diantara
ketujuh faktor tersebut adalah faktor kualitas layanan yang ditawarkan dengan
nilai 0,784, sedangkan faktor yang paling rendah nilainya adalah faktor biaya
0,375.
Kata Kunci : Minat, Generasi Milenial, dan Perbankan Syariah.
-
v
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmanirrahim”
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Generasi Milenial JABODETABEK
Memilih Bank Syariah”.
Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program
Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik bahasa yang digunakan maupun sistematika
penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga tulisan
ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari do’a,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan untaian terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Kepada Dosen Pembimbing Umiyati, SE.I, M.Si yang telah memberikan
arahan, bimbingan, motivasi dan semangat yang sangat berarti bagi penulis
selama menyusun skripsi ini. Terima kasih banyak.
2. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibu, terimakasih atas do’a serta
perjuangannya, sehingga menambah semangatku untuk terus optimis meraih
masa depan yang lebih baik, kepada Ayah yang tidak kenal lelah mencari
nafkah dan membiayai penulis hingga penulis dapat melanjutkan pendidikan
-
vi
sampai saat ini, terimakasih banyak, peran kalian sungguh sangat berarti bagi
penulis. Kepada ketiga adikku tersayang Ali Kahfi, Zaskia Aulia, dan Riskia
Ananda untuk kasih sayang kalian, semangat, dan motivasinya yang berharga
bagi penulis.
3. Kepada Dekan, Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP.,
CRMP beserta Ketua Jurusan Perbankan Syariah , Cut Erika Ananda
Fatimah, SE., MBA Saya ucapkan terimakasih.
4. Kepada seluruh Dosen yang telah mendidik penulis selama di bangku
perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan dan memacu penulis
untuk mencintai ilmu.
5. Kepada seluruh Staff baik di Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, maupun di tingkat Universitas yang telah banyak membantu
penulis selama masa akademik.
6. Kepada seluruh sahabat seperjuangan di kelas Perbankan Syariah A, untuk
Fadhilah Hidayah Razak teman mulai dari OPAK sekaligus teman satu kosan
terimakasih untuk segala motivasi, dukungan, serta bantuannya. Dan untuk
bunda (Intan Lilis Sugiarti) dan Bang Deo yang dengan ikhlas serta sabar
meluangkan waktunya untuk mengajarkan & tidak bosan menjawab
pertanyaan penulis, terima kasih banyak. Semoga kita semua sukses di masa
depan! Amin.
7. Kepada seseorang yang tak kenal lelah men-support mulai saya duduk di
bangku kuliah, mengingatkan, tempat berbagi dalam suka duka, Tulang saya
Ediansyah Pane dan istrinya, terimakasih semoga Allah selalu meridoi
langkah kita dan Allah mudahkan rezekinya, Amin.
8. Kepada seluruh teman yang menemaniku saat gundah dan ada masalah
Helmi, Ali, dan Jajang, Ira, Erli, Indri, terimakasih sudan menemani hari-
hariku, sukses selalu untuk kita semua.
9. Kepada seluruh responden generasi millennial JABODETABEK yang telah
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini, dan segenap
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak. Semoga bantuan dan
doanya dibalas oleh Allah dan dijadikan catatan amal kebaikan. Amin.
-
vii
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Semoga penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Amien.
Ciputat, April 2020
Novia Melati Harahap
-
viii
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................ i
Abstract ............................................................................................................... iii
Abstrak ................................................................................................................ iv
Kata Pengantar ...................................................................................................... v
Daftar Isi............................................................................................................. viii
Daftar Tabel .......................................................................................................... x
Daftar Gambar .................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Batasan Masalah........................................................................................ 6
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7
F. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 8
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 15
A. Perilaku Konsumen ................................................................................. 15
1. Definisi Perilaku Konsumen ............................................................ 15
2. Model Perilaku Konsumen ............................................................... 16
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ....................................................... 19
C. Perilaku Konsumen Generasi Milenial ................................................... 23
1. Generasi Milenial ............................................................................. 23
2. Perilaku Konsumen Generasi Milenial ............................................ 25
D. Perbankan Syariah ................................................................................... 28
1. Pengertian Perbankan Syariah .......................................................... 28
2. Perkembangan Perbankan Syariah ................................................... 30
3. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .............................. 31
-
ix
4. Prinsip dan Produk Perbakan Syariah .............................................. 32
5. Perbedaan Antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional ......... 38
6. Larangan Riba dalam al-Qur’an dan As-sunnah .............................. 41
E. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 44
F. Hipotesis .................................................................................................. 46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian…………………… ............. ………………..47
B. Populasi dan Sampel……………… .............. ………………………….47
1. Populasi…………………… ................ ……………………………47
2. Sampel…………………… ................................... ………………...47
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ .48
D. Sumber Data ............................................................................................ 49
E. Instrumen Penelitian....... ………………………………………….........49
F. Teknik Pengumpulan Data…… ... ………………………………….......50
G. Teknik Pengolahan Data ........................... ………………………….....51
1. Analisis Deskriptif Statistik…… ...... ………………………….......51
2. Uji Kualitas Data…………… ...... ……………………………........51
3. Analisis Faktor………………… .. …………………………….......52
4. Operasional Variabel Penelitian ... ……………………………........54
BAB. IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 58
A. Uji Validitas Dan Realibilitas ................................................................. 58
1. Validitas ........................................................................................... 58
2. Realibilitas ........................................................................................ 60
B. Analisis Deskriptif .................................................................................. 61
C. Hasil Analisis Faktor ............................................................................... 81
D. Interpretasi Analisis Faktor ................................................................... 116
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................. 121
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 121
B. SARAN ................................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123
-
x
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 8
2.1 Model Perilaku Konsumen ......................................................................... 17
2.2 Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional ..................... 41
3.1 Skala Likert ................................................................................................ 50
3.2 Operasional Penelitian ............................................................................... 54
4.1 Uji Validitas ............................................................................................... 59
4.2 Uji Realibilitas ........................................................................................... 60
4.3 Jenis Kelamin ............................................................................................. 61
4.4 Tahun Lahir ................................................................................................ 61
4.5 Usia ............................................................................................................ 62
4.6 Pendidikan Terakhir ................................................................................... 62
4.7 Pekerjaan .................................................................................................... 63
4.8 Tempat Tinggal .......................................................................................... 63
4.9 Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil
dan menentramkan ..................................................................................... 64
4.10 Bank Syariah Menggunakan Prinsip-Prinsip Syariah Islam
Dalam Setiap Praktek Transaksi Perbankan. ........................ .................... 64
4.11 Transaksi Perbankan Pada Bank Syariah Bebas Bunga (Riba) ................. 65
4.12 Investasi/Pembiayaan Bank Syariah Hanya Untuk Bisnis
Yang Halal Dan Baik ................................................................................. 66
4.13 Sikap Hormat Karyawan Bank Syariah Melayani Nasabahnya ................. 66
4.14 Pelayanan Yang Ramah Dari Pegawai Bank Syariah ................................ 67
4.15 Adanya Kesediaan Karyawan Bank Membantu
Nasabahnya Saat Ada Masalah Melakukan Transaksi Di
Bank Syariah .............................................................................................. 67
-
xi
4.16 Adanya kesabaran yang tinggi dari pegawai bank syariah
saat melayani nasabah................................................................................ 68
4.17 Kenyamanan Pada Jam Operasioal Bank Syariah ..................................... 69
4.18 Manager Komitmen Terhadap Profesinya ................................................. 69
4.19 Iklan Perbankan Syariah Di Media Massa Menarik Dan
Sesuai Dengan Kenyataan ......................................................................... 70
4.20 Ketersediaan Informasi Produk Dan Layanan Perbankan
Syariah Yang Jelas Dan Akurat ................................................................. 70
4.21 Kompetensi Dan Pengetahuan Staff Bank Syariah Sesuai
Dengan Kemampuannya ............................................................................ 71
4.22 Teller Bank Syariah Yang Ramah.............................................................. 72
4.23 Bank Syariah Memiliki Produk Yang Bervariasi Sesuai
Dengan Kebutuhan Nasabah...................................................................... 72
4.24 Bank Syariah Menyediakan Telephone Banking Untuk
Mempermudah Melakukan Transaksi Di Bank Syariah ........................... 73
4.25 Pelayanan Bank Syariah Yang Cepat Dan Efisien ..................................... 73
4.26 Customer Service Selalu Siap Memenuhi Kebutuhan
Nasabah...................................................................................................... 74
4.27 Terjaminnya Keakuratan Transaksi Perbankan Syariah ............................ 74
4.28 Perbankan Syariah Menyediakan Internet Banking
Untuk Mempermudah Mengakses Informasi Dan
Mempermudah Melakukan Transaksi ..................................................... 75
4.29 Reputasi Bank Syariah Baik....................................................................... 76
4.30 Ketersediaan Lahan Parkir ......................................................................... 76
4.31 Ketersediaan Kartu Kredit Dan Debit Syariah ........................................... 77
4.32 Tersedianya Sarana Pelayanan Transaksi Syariah ..................................... 77
4.33 Rekomendasi Saudara Atau Keluarga ........................................................ 78
4.34 Rekomendasi teman ................................................................................... 78
4.35 Rujukan Dari Perusahaan Atau Tempat Kerja ........................................... 79
-
xii
4.36 Lokasi ATM Bank Syariah Mudah Ditemukan ......................................... 79
4.37 Lokasi Bank dekat dari rumah/kantor ........................................................ 80
4.38 Biaya Administrasi Di Bank Syariah Lebih Murah
Dibandingkan Dengan Bank Konvensional............................................... 80
4.39 KMO and Bartlett’s Test ............................................................................ 81
4.40 Nilai MSA Variabel Penelitian .................................................................. 82
4.41 Communalities ........................................................................................... 84
4.42 Total Variance Explained .......................................................................... 84
4.43 Component Matrix(a) ................................................................................. 89
4.44 Rotated Component Matrix(a) ................................................................. 111
4.45 Nilai Masing-Masing Faktor Mulai Dari Yang Tertinggi ........................ 117
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Komposisi Penduduk Menurut Generasi (persen)… . …………………......3
1.2 Generasi Millenial Menurut Tempat Tinggal (persen)….… . ...……….......4
2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………… ... ……………....45
4.1 Scree Plot………………………………………… .. ………...…………..90
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 126
2. Jawaban Responden ................................................................................... 131
3. Anti-image Matreices ................................................................................. 135
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas perbankan mulai dikenal sekitar tahun 2000 SM di Kota Asyur dan
Sumeria, dimana terjadi kegiatan para pedagang yang memberikan pinjaman biji-
bijian kepada para petani dan pedagang yang membawa barang-barang antar-kota.
Aktivitas tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun hingga tiba di bumi
Indonesia yang saat itu masa dalam masa penjajahan Hindia Belanda.Dan saat ini,
perbankan sudah tersebar sampai pelosok pedesaaan.
Jasa perbankan sangat penting dalam suatu negara.Dimana perbankan
memiliki dua tujuan.Pertama sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran
yang efisien bagi nasabah.Dan yang kedua dengan menerima tabungan dari
nasabah meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan. Yang diartikan
bahwa bank dapat meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang
lebih produktif.
Bank syariah merupakan bank yang berlandaskan hukum-hukum Islam atau
berdasarkan dari Al-Quran dan Hadist.Sistem perbankan syariah juga diatur dalam
Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang bank syariah. Bermula didirikannya
Bank Muamalat pada tahun 1992, yang merupakan bank syariah pertama di
Indonesia, terbukti tahan krisis moneter pada tahun 1998. Melihat keadaan
tersebut, membuat bank konvensional termotivasi untuk mendirikan bank syariah.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi bank syariah untuk mendapatkan nasabah
terutama nasabah muslim.
Di era teknologi informasi saat ini, adaptasi digital economy sepertinya hampir
merasuk pada semua sektor, termasuk sektor keuangan dan perbankan.Bank harus
bekerja keras untuk memenuhi ekspektasi dari konsumen.Seiring perkembangan
teknologi, digital banking mulai mewarnai setiap aktivitas keuangan
nasabah.Kemudahan yang diberikan membuat nasabah merasa
diuntungkan.Namun sayangnya, layanan perbankan digital ini masih dinikmati
-
2
oleh sebagian masyarakat Indonesia.Berdasarkan data dari lembaga keuangan
dunia menyatakan hanya 54% dari masyarakat Indonesia yang tersentuh layanan
perbankan dan selebihnya belum (https://marketeers.com).
Masyarakat memang sudah lebih lama teredukasi oleh perbankan
konvensional bila dibandingkan perbankan syariah.Oleh karena itu, perbankan
syariah memiliki pekerjaan untuk melakukan perubahan. Antara perbankan
syariah dan konvensional memiliki perbedaan produk, tetapi perbedaan satu
produk dengan produk lainnya merupakan suatu alternatif pilihan karena
setiap produk mengandung konsekuensi tersendiri. Misalnya,
akad musyarakah berarti mengharuskan nasabah untuk sharing, sedangkan
akad mudharabah berarti bank bertindak sebagai pengelola
modal(https://www.wartaekonomi.co.id/).
Ditambah lagi dengan semakin banyaknya Generasi Milenial, khususnya di
Indonesia yang memasuki usia produktif semakin mendorong perkembangan
teknologi dan dunia digital. Banyak peneliti yang memberikan pendapatnya
tentang generasi milenial salah satunya adalah peneliti mancanegara dari peneliti
dalam negeri. Menurut Hasanuddin dan Lilik (2017) dalam buku yang berjudul
Milennial Nusantara menyebutkan bahwa Generasi milenial adalah mereka yang
lahir antara tahun 1981 sampai dengan tahun 2000. Sementara para peneliti sosial
dalam negeri lainnya menggunakan tahun lahir mulai 1980-an sampai dengan
tahun 2000-an untuk menentukan generasi milenial. Dalam penelitian ini konsep
generasi milenial Indonesia adalah Penduduk Indonesia yang lahir antara tahun
1980-2000 dijadikan acuan untuk pengolahan data (Budiarti,Susianti, dkk : 2018).
Sebagai entitas bisnis, perbankan syariah juga harus dapat merespons
kebutuhan para generasi baru milenial. Mau tidak mau, mereka adalah pasar
masa depan. Bank syariah sedang mengikuti zaman now yang di dalamnya
ada fintech.Digital banking adalah salah satu yang harus disasar oleh bank
syariah.Bank syariah berupaya melakukan banyak hal, misalnya memperbaiki
database, mengembangkan Internet Banking dan Laku Pandai agar sesuai
dengan kebutuhan anak muda (https://www.wartaekonomi.co.id/).
https://marketeers.com/https://www.wartaekonomi.co.id/https://www.wartaekonomi.co.id/
-
3
Bagi generasi milenial ATM, mobile banking, sms banking, dan lain-lainnya
merupakan hal yang sudah biasa.Sehingga masyarakat biasapun yang bukan
termasuk kedalam generasi milenial pun ikut termotivasi untuk ikut mencoba
digitalisasi perbankan tersebut. Salah satu contohnya adalah dimana nasabah
ingin menabung, membuka rekening, tarik tunai, dan kegiatan perbankan lainnya
tanpa harus datang langsung ke bank yang bersangkutan (Tesis Niken, 2018).
Hal tersebut bisa ditangkap sebagai potensi dan kesempatan oleh bank untuk
berivonasi supaya tidak ketinggalan dengan kemajuan teghnologi yang semakin
canggih, sehingga bank mampu memikat minat calon nasabah menjadi nasabah
pada bank tersebut, dan memberikan layanan yang mereka inginkan sehingga
nasabah loyal terhadap bank.
Menurut Susenas (2017), jumlah generasi milenial mencapai sekitar 88 juta
jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia. Proporsi tersebut lebih besar
dari proporsi generasi sebelumnya seperti generasi X yang (25,74 persen) maupun
generasi baby boom+veteran (11,27 persen). Demikian juga dengan jumlah
generasi Z baru mencapai sekitar 29,23 persen. Pada tahun 2020, tahun
dimulainya bonus demografi, generasi millennial berada pada rentang usia 20
tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi
tulang punggung perekonomian Indonesia (Budiarti, Susianti, dkk : 2018).
Gambar 1.1
Komposisi Penduduk Menurut Generasi (persen)
33,75
29,23
25,74
11,27
Pasca Milenial (X) Milenial (Y) Generasi Z Generasi
Baby boom +
veteran (tua)
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, 2017.
-
4
Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, persentasegenerasi milenial di
perkotaan lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan.Ada sekitar 55 persen
generasi milenial yang tinggal di daerah perkotaan.Jumlah ini mengikuti pola
penduduk Indonesia pada umumnya yang mulai bergeser dari masyarakat
perdesaan (rural) ke masyarakat perkotaan (urban).
Gambar 1.2.
Generasi Milenial Menurut Tempat Tinggal (persen)
55,01
44,99
Perkotaan Pedesaan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS, 2017.
Ciri dan karakter generasi milenial perkotaan juga sudahdipengaruhi pola
pikir penduduk perkotaan. Ada tiga ciri utama yang dimilki generasi milenial
perkotaan, yaitu confidence; mereka ini adalahorang yang sangat percaya diri,
berani mengemukakan pendapat, dantidak sungkan-sungkan berdebat di depan
publik. Kedua, creative;mereka adalah orang yang biasa berpikir out of the box,
kaya akanide dan gagasan, serta mampu mengomunikasikan ide dan gagasanitu
dengan cemerlang. Ketiga, connected; yaitu pribadi-pribadi yang pandai
bersosialisasi terutama dalam komunitas yang mereka ikuti, mereka juga aktif
berselancar di media sosial dan internet(Budiarti, Susianti, dkk : 2018).
Berbeda dengan generasi milenial perkotaan, bersosial mediabukan aktivitas
eksistensi bagi generasi milenial di pedesaan, hanya sekedar pengisi waktu
luang.Hal ini dimaklumi karena generasi milenial pedesaan tidak terlalu terobsesi
dengan ponselnya.Karena alasan ekonomi, merek gadgetpun tidak menjadi
prioritas.Dalam menanggapi isu-isu yang terdapat di media sosial juga lebih
-
5
terlihat pasif tidakseantusias generasi milenial perkotaan.Beberapa generasi
millenial disibukkan dengan membantu keluarga mendapatkan
penghasilan.Meskipun dipandang bukan lapangan pekerjaan yang menarik,
generasi milenial di pedesaan lebih cenderung menyibukkan diri dengan aktivitas
ekonomi konvensional yang berbau pertanian (Budiarti, Susianti, dkk : 2018).
Bedasarkan persebarannya, jumlah generasi milenial di DKI Jakarta
berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi (Susenas), BPS adalah sebesar
3.861.070 atau setara dengan 37,30% dari penduduk Indonesia Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa generasi milenial lahir dantumbuh besar dalam kuatnya arus
perkembangan teknologi. Sikapdan perilaku mereka banyak dipengaruhi oleh
gadget dan internet.Mereka cenderung lebih mementingkan penggunaan
teknologi, selera musik, dan gaya hidup. Pilihan-pilihan yang mereka ambil lebih
banyak didasarkan pada informasi dari internet, terutama media sosial. Maka tidak
heran jumlah penduduk milenialjuga terpusat di JABODETABEK(Budiarti,
Susianti, dkk : 2018).
Segmen milenial merupakan segmen yang potensial untuk menambah market
share perbankan syariah terhadap perbankan nasional saat ini yang baru mencapai
5,7 persen (Snapshot Perbankan Syariah OJK Juni 2018). Sesuai siaran pers
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2018 di informasikan bahwa industri
perbankan syariah saat ini terdiri dari 13 bank umum syariah, 21 bank unit
syariah, dan 168 BPR syariah, memiliki total aset Rp 444,43 triliun atau 5,7
persen dari total aset perbankan nasional (Tesis Niken : 2019).
Generasi ini akan mendominasi perekonomian di Indonesia sampai dengan
jangka waktu 30 tahun mendatang. Adapun perbedaan karaktertistik seperti pola
pikir, mobilitas yang tinggi, kecenderungan kurang penyabar, dan jiwa petualang
merupakan satu hal yang membedakan generasi milenial dengan generasi
sebelumnya. Hal ini pun turut dipengaruhi oleh penggunaan teknologi semenjak
usia dini dan juga efek globalisasi (https://m.kontan.co.id). Sehingga, berkaca dari
karakteristik generasi milenial tersebut maka dapat dikatakan bahwa generasi ini
memerlukan layanan perbankan yang cepat dan efisien untuk dapat menyesuaikan
kegiatan keseharian mereka. Dari latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik
-
6
untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MINAT GENERASI MILENIAL
JABODETABEK MEMILIH BANK SYARIAH ”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Perbankan Syariah belum mampu memikat minat generasi milenial memilih
bank syariah. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya generasi milenial
memilih bank konvensional.
2. Bank syariah belum seutuhnya mampu menyediakan layanan perbankan yang
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan generasi milenial.
3. Bank Syariah belum seutuhnya mampu melakukan inovasi produknya sesuai
dengan perkembangan tekhnologi.
C. Batasan Masalah
Dalam skripsi ini penulis akan membatasi tulisanfaktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan bank syariah pada generasi milenial di
JABODETABEK agar terjadinya keselarasan tujuan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 7 faktor yaitu :
1. Faktor Syariah
2. Faktor Keramahan Dan Kompetensi Staff Bank
3. Faktor Kualitas Layanan Yang Ditawarkan
4. Fasilitas Yang Ditawarkan
5. Faktor Pengaruh Orang Lain
6. Faktor Lokasi
7. Biaya
Sampel dari penelitian ini adalah generasi milenial yang tinggal di daerah
JABODETABEK, sebanyak 150 responden dengan menggunakan analisis faktor.
-
7
D. Perumusan Masalah
Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dalan penelitian
adalah:
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi minatgenerasi milenial
diJABODETABEK memilih bank syariah?
2. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi minatgenerasi milenial
di JABODETABEK memilih bank syariah?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalan yang telah penulis rumuskan diatas, maka ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi minat generasi
milenial JABODETABEK memilih bank syariah.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi
minatgenerasi milenial JABODETABEK memilih bank syariah.
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, dan pengalaman
penulis dalam meniliti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Bank
Syariah Pada Generasi Milenial Di daerah JABODETABEK.
2. Bagi Bank-Bank Syariah di Indonesia
Sebagai tinjauan yang dapat dijadikan informasi untuk lebih
memerhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bank syariah pada
generasi millennial khususnya daerah JABODETABEK, sehingga perbankan
syariah bisa membuat inovasi-inovasi untuk menarik minat generasi
millennial sebagai generasi pangsa pasar terbesar di Indonesia saat ini untuk
memilih bank syariah.
-
8
3. Bagi Akademisi
Sebagai tinjauan yang dapat dijadikan informasi untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan bank syariah oleh
generasi millennial. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai bahan referensi
untuk melanjutkan penelitian yang akan datang.
4. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan rujukan atau informasi kepada masyarakat umum
yang ingin mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi generasi
millennial memilih bank syariah khususnya di daerah JABODETABEK.
F. Penelitian Terdahulu
Pada pembahasan mengenai penelitian ini, disajikan secara ringkas beberapa
penelitian terdahulunya sebagai berikut :
Tabel.1.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul
penelitian Variabel Hasil Penelitian
1.
Anindia Indah
Permata,
Martinus
Rosadi
Nugroho, Elias
Sugita
Handoyo, dkk
(2017)
Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Pemilihan Bank
Pada Generasi
Milenial di
Jabodetabek”.
Jurnal Program
MM Sekolah
Bisnis dan
Ekonomi
Universitas
Prasetiya
Mulya.\
Persamaan:
Terletak pada
subjek
penelitian yaitu
generasi
milenial.
Perbedaan:
Terletak pada
keseluruhan
variabel X dan
variabel Y.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
lokasi ATM yang
mudah dijangkau
menjadi faktor utama
dalam pemilihan
Bank bagi generasi
milenial di
Jabodetabek dalam
melakukan transaksi
keuangan.
-
9
2.
Maya
Panorama
(2014)
Konsumen
Bank Islam di
Indonesia:
Siapa
Mereka?.
konsumen,
bank syariah,
indeks
permintaan
Permintaan/deman
d index terhadap
Islamic bank di
bagi menjadi 3
kategori, yaitu no
demand, floating
dan loyalist.
Masing-masing
demand index
memiliki segmen
konsumen
tersendiri. Islamic
Bank hendaknya
berupaya
mengenali lebih
dekat karakteristik
nasabah dan calon
nasabahnya
Tabel. 1.1
Peneltian Terdahulu
(Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Judul
penelitian Variabel Hasil Penelitian
3. Ali Mursid,
dan Entot
Suhartono(2
014)
Faktor
Determinan
Nasabah Dalam
Pemilihan Bank
Syariah
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
teknologi, motif religius,
dan kualitas layanan
berpengaruh signifikan
terhadap nasabah dalam
memilih bank syariah.
-
10
4. Muhammad
Zuhirsyan,
Dan
Nurlinda
(2018)
Pengaruh
Religiusitas
dan Persepsi
Nasabah
terhadap
Keputusan
Memilih Bank
Syariah
Hasil
penelitianmenunjukkan,
secara simultan
religiusitas dan persepsi
nasabah berpengaruh
secara signifikan
terhadap keputusan
memilih bank syariah.
Sementara secara parsial,
hanya variable
religiusitas yang
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusan
memilih bank syariah.
5. Rahmah
Yulianti
(2015)
Pengaruh
Minat
Masyarakat
Aceh terhadap
Keputusan
Memilih
Produk
Perbankan
Syariah di
Kota Banda
Aceh
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motif
keagamaan dan kualitas
pelayanan berpengaruh
positif terhadap keputusan
untuk memilih produk
Bank Syariah.
-
11
Tabel. 1.1
(Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Judul
penelitian Variabel Hasil Penelitian
6. Sadiq
Misbah,
Saif-Ur-
Rehman
Khan, dan
Muhammad
Abdur Rub
Khan(2014)
Bank
Selection
Criteria: A
Study In
Malaysia
The findings reveal the first
important factor in bank
selection criteria is "service
quality"followed by
convenient, cost, personnel,
easy process and variety
of product, communication
technology, and lastly – people influence.
7. Inayatillah
(2018)
Faktor
Determinasi
Nasabah
Dalam
Pemilihan
Bank Syariah
Di Aceh
Tengah
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel agama dan
rasionalitas ekonomi
berpengaruh signifikan
terhadap pilihan nasabah pada bank syariah di kabupaten
Aceh Tengah. Artinya
religiusitas dan rasionalitas
ekonomi menjadi faktor
determinan dalam memilih
bank syariah.
8. Wirapradny
ana, I Gede
Adi, Lulup
Endah
Tripalupi,
dan
Anjuman
Zukhri
(2014)
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaru
hi Keputusan
Konsumen
Menjadi
Nasabah PT.
Bank Syariah
Mandiri
Kantor
Cabang
Pembantu
Buleleng
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terdapat lima faktor yang
mempengaruhi
keputusan konsumen
menjadi nasabah PT Bank
Syariah Mandiri, kantor
Cabang Pembantu Buleleng,
yaitu faktor bukti fisik
(tangible), faktor empati
(emphaty), faktor keandalan
(reliability),.faktorketangga
pan (responsiveness), dan
-
12
faktor jaminan (assurance).
Faktor bukti fisik (tangible)
dan faktor empati (emphaty)
menjadi faktor paling
dominan yang memiliki
variance explained tertinggi
yaitu masing-masingsebesar
38,529% dan 21,662%.
Kedua faktor keseluruhan
mampu menjelaskan
keputusan konsumen
menjadi nasabah PT Bank
Syariah Mandiri.Kantor
Cabang Pembantu Buleleng.
Tabel. 1.1
(Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Judul
penelitian Variabel Hasil Penelitian
9. Syarif
Hidayatullah
, Abdul
Waris,
Riezky
Chris
Devianti,
dkk (2018)
Perilaku
Generasi
Milenial
Dalam
Menggunaka
n Aplikasi
Go-Food
The results of data analysis
show that: 1) the millennial
generation's decision to use
Go-food applications is
influenced by behavior of
millennial generation; and
2) millennial generation's
behavior which has a
dominant influence in
making decision to use Go-
food appications is
consumptive behavior.
-
13
Tabel 1.1
(Lanjutan)
No. Nama
Peneliti Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian
10. Mohamad
Sayuti Md.
Saleh,
Mohamad
Rahimi
Mohamad
Rosman,
and
Nur
Khashima
Nani (2013)
Bank
Selection
Criteria in a
Customers’ Perspective
The findingshows that the
Accessibility is a significant
choice criterion, which
includes ATM facility,
convenient ATM locations,
24 hours availability of ATM
services and speedy service.
Other factors, which have
also increased in
importance, are the
Reliability, Responsiveness,
Value added service,
Convenience and Assurance.
Besides that,
the five important criteria
bank have ATM facility,
convenient ATM locations,
24hours availability of ATM
services, internet banking
facility, and lastly the bank
have a several branches.
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman penulisan
karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2017, yang mana penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian
terdahulu, dan sistematika penulisan.
-
14
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori ynang berhubungan dengan pokok
pembahasan yang berisikan tentang teori pemilihan perbankan
syariah pada generasi millennial, kerangkan pemikiran, dan
hipotesis penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolalahan
data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian : sekilas gambaran
umum penelitian, analisis data dan pembahasan, dan interpretasi
penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta implikasi yang
dapat penulis sampaikan pada skripsi ini.
-
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen
1. Definisi Perilaku Konsumen
Merujuk pada pendapat Hawkins dkk (2007) perilaku konsumen merupakan
studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dan proses yang
dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan, dan menghentikan
produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan
dampaknya terhadap konsumen itu mencakup bidang yang lebih luas, karena
termasuk di dalamnya juga mempelajari dampak dari proses, dan aktivitas yang
dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat (Tatik, 2008).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) dalam
bukunya Tatik (2008) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji
bagaimana individu dan membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang
tersedia dan memiliki (waktu, uang, usaha) untuk mendapatkan barang dan jasa
yang nantinya akan dikonsumsi. Dalam studi ini juga dikaji tentang apa yang
mereka beli, mengapa mereka membeli, dimana mereka membeli dan bagaimana
(berapa sering membeli) dan bagaimana mereka menggunakannya.
Karena itu seoang menejer yang baik, tentu akan komprehensif dalam
memahami perilaku konsumennya. Kotler (2004) meyatakan bahwa manejer harus
perlu menjawab pertanyaan berikut ini (Tatik, 2008).
Who constitutes the market? Occupants
Whats does the marker buy? Objects
Why does the marker buy? Objectives
Who participates in the buying? Organizations
how does the arker buy? Opertaions
when does the market buy? Occasions
where does the market buy? Outles
-
16
Sedangkan Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumen
mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen
secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan
barang dan jasa. Jadi di dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya
menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan
saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yan
menyertai pembelian.
Merajuk pada beberapa pengertian tentang perilaku konsumen, maka terlihat
bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah
karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel tersebut
saling berinteraksi.
2. Model Perilaku Konsumen
Dalam perilaku konsumen, perlu adanya model yaitu abstraksi dari sistem
sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat
persentase yang berisfat menyeluruh, atau model pada beberapa sifat dari
kehidupan yang sebenarnya. Perilaku konsumen jasa tidak berbeda dengan
perilaku konsumen barang karena pembeli atau pengguna barang dan jasa hanya
merupakan suatu sasaran untuk memenuhi kebutuhan. Teori yang mempelajari
tentang berbagai fakor yang memengaruhi konsumen dalam membeli barang atau
jasa inilah yang disebut sebagai model perilaku konsumen (Effendi, 2016).
Sehubungan dengan model perilaku konsumen merupakan representasi atau
deskripsi yang dapat menjelaskan perilaku manusia sebagai objek yang sering
kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model perilaku konsumen sebagai
manusia merupakan representasi atau deskripsi dari perilaku yang ditiru oleh
manusia lainnya. Sejalan dengan hal diatas Zaltman dan Wallendorf(1983)
mendefiniskan sebagai berikut “A model is a represetation of something (in our
case, a process)”- sebuah model adalah suatu yang mewakili sesuatu dalam hal
ini dikatakan sebagai proses.
Mangkunegara menyebutkan bahwa model perilaku konsumen suatu skema
atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivtas-
-
17
aktivitas konsumen. Dengan singkat kata model perilaku konsumen merupakan
suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk memperoleh
gambaran mengenai aktivitas konsumen. Adanya model perilaku konsomen
diharapkan dapat bermanfaat untuk kepentingan mengembangkan teori yang
mengarahkan penelitian perilaku konsumen. Manfaat lain dapat digunakan
sebagai bahan dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang
mengenai perilaku konsumen. Kedua manfaat ini, dapat membantu untuk berpikir
secara logis dan sistematis dalam rangka mempelajari perilaku konsumen.
Kotler dan Amstrong (2006) dalam bukunya Tatik (2008) mengemukakan
model perilaku konsumen seperti ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Model Perilaku Konsumen
Marketing
Stimuli
Other
Stimulus
Buyer’s Blackbox
Buyer’s Decision
Product
Price
Place
Promotaion
Economic
Technologi
cal
Political
Cultural
Buyer’s Characteristic
Buyer’s Decision
Process
Product choice
Brand choice
Dealer choice
Purchase timing
Purchase amount
Sumber: kotler dan Amstrong (2006)
Model tersebut menunjukkan bahwa stimulasi dari luar akan masuk ke dalam kotak
hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen. Stimulasi dari luar
terdiri atas dua macam yaitu stimulasi pemasaran dan stimulasi lain-lain. Stimulasi
pemasaran meliputi empat unsur bauran pemsaran yaitu : produk, harga, distribusi, dan
promosi.
Sedangkan stimulasi lain terdiri atas keadaan ekonomi, tekhnologi, politik, dan
kebudayaan. Yang harus dipahami adalah apa yang terjadi didalam kotak hitam pembeli
yang merupakan mediator antara rangsangan dan respon. Kotak hitam pembeli ini terdiri
atas dua komponen, bagian perama adalah karakteristik pembeli yang meliputi faktor
budaya, sosial, personal, dan pshycologicalyang mempunyai pengaruh utama bagaimana
seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan tersebut, dan bagian kedua adalah proses
yang mempengaruhi hasil keputusan.
-
18
Proses pengambilan keputusan meliputi aktivitas pengenalan maalah, pencarian
informasi, evaluasi, pengambilan keputusan, dan perilaku setelah pembelian.
Berdasarkan model tersebut, pada akhirnya akan menentukan keputusan pembeli.
Keputusan ini dapat berupa pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penjual,
waktu dan jumlah pembelian.
Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sangat
dipengaruhi oleh faktor kebuadayaan, faktor sosial, dan faktor pribadi, dan
psikologi (Nugroho, 2010).
1. Faktor-faktor Kebudaayan
Kebudayaan. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar
dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya
bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
Subbudaya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya –subbudaya yang
lebih kecil yang memeberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih
spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi
empat jenis :kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras,
dan area geografis.
Kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah kelompok relative homogeny dan
bertahan lama dalam masyarakat, yang tersusun secara hirearki dan yang
keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor Sosial
Kelompok referensi. Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh
kelompok yang mempunya pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya kelompok
primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan,
seperti keluarga, teman, tetanggam dan teman sejawat. Kelompok
sekunder, cenderung resmi dan interkasi terjadi kurang berkesinambungan.
Kelompok diasosiasif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang
nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu.
Keluarga. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli,
yang pertama adalah keluarga orientasi (orang tua seseorang). Keluarga
-
19
prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan
organisasi pembeli konsumen yang paling tinggi.
Peran dan status. Peran seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasikan dalam peran dan status.
3. Faktor Pribadi
Umur dan tahapan dalam siklus hidup. Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Pekerjaan. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu.
Keadaan ekonomi. Maksudnya adalah tingkat pendapatan yang dapat
dibelanjakan, tabungan dan hartanya, dan lain-lain.
Gaya hidup. Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, miat, dan pendapat seseorang.
Kepribadian dan konsep diri. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah
karakteristik psikologis yang berbeda dan setiap orang yang memandang
responsnya terhadap lingkungan yang relative konsisten.
4. Faktor-faktor Psikologis
Motivasi.
Persepsi. Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
Proses belajar. Menjelaskan perubahan dalam peilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman.
Kepercayaan dan sikap. Kepercayaan merupakan suatu gagasan yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix adalah strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai
perusahaan dalam bidang pemasaran.Hampir semua perusahan melakukan
strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi dalam kondisi
-
20
persaingan yang demikian ketat saat ini. Kombinasi yang terdapat dalam
komponen markting mixharus dilakukan secara terpadu. Artinya pelaksanaan dan
penerapan komponen ini harus dilakukan dengan memerhatikan antara satu
komponen dengan komponen lainnya. Karena antara satu komponen dengan
komponen lainnya saling berkaitan erat guna mencapai tujuan perusahaan dan
tidak efektif jika ijalankan sendiri-sendiri (Kasmir, 2008).
Penggunaan konsep-konsep bauran pemasaran (marketing mix) dalam dunia
perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan
kebutuhan bank.Dalam praktiknya konsep bauran pemsaran terdiri dari bauran
pemasaran untuk produk yang berupa barang dan jasa.
Dalam buku Kasmir (2008) kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran
(marketing mix) terdiri dari empat P (4P), yaitu :product (produk), price (harga),
place (tempat), promotion (promosi).
Sedangkan Boom dan Bitner (Kasmir, 2008)menambah dalam bisnis jasa,
bauran pemasaran disamping 4P, ada tambahan dengan 3P yaitu:People (orang),
Physical evidence (bukti fisik), dan Process (proses).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secarakeseluruhan
penggunaan konsep bauran pemasaran (MarketingMix) untuk produk jasa jika
digabungkan menjadi 7P, yaitu: (Kasmir, 2008)
1. Product (produk):
Di dunia perbankan, dimana produk yang dihasilkan berbentuk jasa, maka
akan dijelaskan ciri ciri produk yang berbentuk jasa tersebut. Adapun ciri-ciri
karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa
tersebut dibeli atau dikonsumsi.
b. Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli dan penjual jasa saling berkaitan
satu sama lainnya, tidak dapat dititipkan melalui orang lain.
c. Beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjual belikan dalam berbagai bentuk
atau wahana seperti tempat, waktu, atau sifat.
-
21
d. Tidak tahan lama, jasa tidak dapat disimpan begitu jasa dibeli maka akan
segera dikonsumsi.
Agar produk yang dibuat laku di pasaran, maka pencipta produk haruslah
memerhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk
yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan
dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan
produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat manarik minat
calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada
sekarang ini.
2. Price (harga)
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran.Bagi perbankan, terutama bank yang berdasarkan prinsip
konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi, dan komisi,
biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan lain-lainnya.Sedangkan
harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil.Para
pengambil keputusan baik dalam perusahaan maupun bank sering menghadapi
persaingan harga dengan pesaingnya.
3. Place (tempat)
Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang
sangat penting. Bank yagterletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan
nasabah dalam berurusan dengan bank.Pada umumnya lokasikantor bank
cendrung mendekati konsumen seperti pasar, dan/atau pusat perekonomian yang
mudah dijangkau oleh nasabah. Disamping lokasi yang strategis,lay out gedung
dan lay out ruangan juga mendukung faktor lokasi tresebut.
4. Promotion (promosi)
Promosi atau komunikasi pemasaran (Promotion) adalah aktivitas yang
dilakukan untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mempengaruhi dan
atau mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima membeli sekaligus loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan.Dalam praktiknya paling tidak ada
empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bankdalam
-
22
mempromosikan baik produk maupun jasanya.Pertama, promosi melakukan
periklanan, kedua melalui promosi penjualan, ketiga publisitas, dan keempat
adalah promosi melalui penjualan pribadi.
5. People (orang)
Dalam bauran pemasaran jasa, yang dimaksud dengan people adalah semua
orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan mempengaruhi persepsi
pembeli,nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam
lingkungan pelayanan. People meliputi kegiatan untuk karyawan, seperti kegiatan
rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta
pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah.
People termasuk juga kualitas SDM (kualitas manajemen), serta keterampilan
para karyawan dalam melayani nasabah, seperti keramahan, kecepatan pelayanan,
sikap yang tanggap, dan kesabaran dalam melayani nasabah merupakan hal yang
sangat mempengaruhi kepuasan nasabah.
6. Physical evidence (bukti fisik)
Physical evidence terdiri dari adanya logo atau symbol perusahaan, moto,
fasilitas yang dimiliki,seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan
perusahaan. Kepercayaan nasabah dapat dipengaruhi juga oleh bukti fisik
dilapangan.
Dalam hal ini adalah kemudahan yang ditawarkan oleh pihak bank dalam
memanjakan nasabahnya sehingga nasabah semakin loyal dan semakin bertambah
kepercayaannya sehingga menimbulkan nilai kepuasan terhadap produk/ jasa yang
ditawarkan, seperti mudah menemukan ATM, banyaknya kantor cabang,
kemudahan dalam setiap transaksi dan masih banyak lagi.
7. Process (proses)
Process merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa, proses
aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas prosedur kerja
yang ada di bank yang bersangkutan. Proses yang cepat dan syarat-syarat yang
tidak berbelit-belit dapat dijadikan salah satu strategi pasar dalam menarik
perhatiannasabah.
-
23
C. Perilaku Konsumen Generasi Milenial
1. Generasi Millenial
Pengelompokan generasi dalam dunia kerja akan munculmengikuti
perkembangan manajemen sumber daya manusia. Penelitiantentang perbedaan
generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim (1952). Menurut Manheim
generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok
orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama.
Individu yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki
kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi
sosial dan dimensi sejarah yang sama. Definisi tersebut secara spesifik juga
dikembangkan oleh Ryder (1965) yang mengatakan bahwa generasi adalah
agregat dari sekelompok individu yang mengalami peristiwa-peristiwa yang sama
dalam kurun waktu yang sama pula (Budiati, dkk, 2018).
Teori tentang perbedaan generasi dipopulerkan oleh NeilHowe dan William
Strauss pada tahun 1991.Howe dan Strauss membagi generasi berdasarkan
kesamaan rentang waktu kelahiran dan kesamaan kejadian-kejadian historis.
Peneliti-peneliti lain juga melakukan pembagian generasi dengan label yang
berbeda-beda, namun secara umum memiliki makna yang sama. Selanjutnya
menurut menurut peneliti Kupperschmidt (2000) generasi adalah sekelompok
individu yang mengidentifikasi kelompoknya berdasarkan kesamaan tahun
kelahiran, umur, lokasi, dan kejadian-kejadian dalam kehidupan kelompok
individu tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan
mereka(Budiati, dkk, 2018).
Istilah milenial pertamakali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil dalam
bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).
Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987, yaitu pada saat anak-anak yang lahir
pada tahun 1982 masuk pra-sekolah.Saat itu media mulai menyebut sebagai
kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus SMA di tahun
2000(Budiati, dkk, 2018).
-
24
Pendapat lain menurut Elwood Carlson dalam bukunya yang berjudul The
Lucky Few: Between the Greatest Generationand the Baby Boom (2008), generasi
milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1983 sampai dengan 2001.
Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim
pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun
1980 sampai dengan 2000.Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y.
Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial Koran besar Amerika Serikat
pada Agustus 1993(Budiati, dkk, 2018).
Disamping peneliti mancanegara, ada beberapa pendapattentang generasi
milenial dari peneliti dalam negeri. MenurutHasanuddin dan Lilik (2017) dalam
bukunya Millennial Nusantara menyebutkan bahwa Generasi milenial adalah
mereka yang lahir antara tahun 1981 sampai dengan tahun 2000. Sementara para
peneliti sosial dalam negeri lainnya menggunakan tahun lahir mulai 1980-
ansampai dengan tahun 2000-an untuk menentukan generasi milenial (Budiati,
dkk, 2018).
Sebelum generasi milenial ada Generasi X yang menurut pendapatpara
peneliti lahir pada rentang tahun 1960-1980. Generasi ini cenderung suka akan
risiko dan pengambilan keputusan yang matang akibat dari pola asuh dari generasi
sebelumnya (Baby Boomers), sehingga nilai-nilai pengajaran dari generasi baby
boom masih melekat.
Berikutnya adalah generasi Baby Boom, yaitu generasi yang lahir pada
rentang tahun 1946- 1960.Generasi ini terlahir pada masa perang dunia kedua
telah berakhirsehingga perlu penataan ulang kehidupan.Disebut Generasi Baby
Boomkarena di era tersebut kelahiran bayi sangat tinggi.Terakhir generasitertua
adalah yang sering disebut generasi veteran yang lahir kurang dari tahun 1946.
Penyebut istilah generasi ini bermacam-macam oleh para peneliti, seperti silent
generation, traditionalist, generasi veteran, dan matures(Budiati, dkk, 2018).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas konsep generasimilenial adalah
Penduduk Indonesia yang lahir antara tahun 1980-2000 dijadikan acuan untuk
pengolahan data dalam skripsi ini.
-
25
2. Perilaku Konsumen Generasi Millenial
Gaya hidup online sepertinya sudah menjadi bagian dari jiwa seorang
milenial.Tidak heran berbagai iklan produk barang dan jasa tidak asing bagi
milenial melalui berbagai platform media.Ajakan untuk berbelanja menggema
sejak orang bangun tidur, beraktivitas, hingga saat kembali ke rumah.Tidak heran,
mereka menjadi konsumtif.Generasi milenial lebih konsumtif dalam arti lebih
senang menghabiskan uang untuk membeli suatu produk atau menggunakan jasa
yang telah disediakan.Milenial merupakan konsumen yang mendominsi pasar saat
ini. Tak heran ini merupakan peluang bisnis bagi pelaku bisnis khususnya bisnis
online (Hidayatullah,dkk, 2018).
Menurut Sumartono (1998) menyatakan bahwa konsep perilaku konsumtif
amatlah variatif, tetapi pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang atau
jasa tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan.
Studi tentang perilaku konsumen yang berfokus pada generasi milenial sudah
banyak dilakukan, terutama di Amerika, diantaranya studi pada tahun 2010 yang
dibuat oleh Pew Research Center dengan judul Millenials: A Portrait of
Generation Next dan riset yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG)
bersama University of Berkley tahun 2011 dengan tema American Millenials:
Deciphering the Enigma Generation. Berdasarkan penelitian-penelitian itu, inilah
karakteristik perilaku konsumen generasi milenial (Tesis Niken, 2018) :
1. Kepercayaan terhadap informasi interaktif
Saat ini kalangan milenial tidak percaya lagi kepada distribusi informasi yang
bersifat satu arah seperti iklan berbagai produk yang banyak ditayangkan di
televisi.Mereka lebih percaya kepada konten dan informasi yang dibuat oleh
perorangan atau saat ini yang lebih dikenal dengan word of mouth communication.
Mereka tidak terlalu percaya pada perusahaan besar dan iklan sebab lebih
mementingkan pengalaman pribadi daripada iklan dan review konvensional.
Dalam pola konsumsi, mayoritas dari mereka memutuskan untuk membeli produk
setelah melihat review atau testimoni yang dilakukan oleh orang lain di internet.
-
26
Mereka juga tak segan-segan membagikan pengalaman buruk mereka terhadap
suatu merek.
2. Millenial lebih memilih ponsel dibanding televisi
Munculnya teknologi (gadget dan internet), telah merubah fenomena sosial
generasi milenial.Karena generasi milenial lahir di era perkembangan teknologi,
internet berperan besar dalam keberlangsungan hidup mereka.Maka televisi
bukanlah prioritas generasi milenial untuk mendapatkan informasi atau melihat
iklan.Bagi kaum milenial, iklan pada televisi biasanya dihindari.Generasi milenial
lebih suka untuk mendapat informasi dari ponselnya, dengan mencarinya di mesin
pencari (search engine) seperti google atau perbincangan pada forum-forum yang
mereka ikuti, agar tetap up-to-date.
Sebagaimana dikutip Mashable dalam buku Ali dan Lilik (2016), generasi
milenial tidak tertarik dengan iklan ditelevisi dan media cetak yang hanya
dianggap cocok untuk generasi tua saja. Kelak iklan produk melalui content video
maupun digital marketing lainnya akan menjadi keharusan dalam dunia bisnis.
3. Kewajiban memiliki media sosial.
Komunikasi para generasi milenial sangatlah lancar. Namun, komunikasi
yang terjadi bukan dengan tatap muka, melainkan melalui text messaging atau
juga chatting di dunia maya, dengan membuat akun yang berisikan profil mereka,
seperti twitter, facebook, instagram, whatsapp hingga line. Akun media sosial
dapat dijadikan tempat untuk aktualisasi diri dan ekspresi, karena apa yang ditulis
tentang dirinya adalah apa yang akan semua orang baca.
Saat ini media sosial sudah seperti ciri atau identititas dari generasi milenial,
karena dengan media sosial para generasi milenial mudah dalam menyampaikan
informasi dan pengetahuan.Sosial media menjadi sarana komunikasi dengan
teman dan rekanan.Selain itu, sosial media juga menjadi sarana aktualisasi diri,
menunjukkan eksistensi seseorang, serta mengkomunikasikan setiap aktivitas
mereka.Saat ini sosial media dijadikan media unuk menumpahkan ekspresi,
perasaan, serta pemikiran (Ali & Purwandi, 2017).
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi khususnya di bidang sosial
media, konsumen kini dapat mempengaruhi konsumen lain melalui opini atau
-
27
pengalaman mereka yang dimuat di jejaring sosial media. Saat ini media sosial
juga mulai digunakan banyak perusahaan,tak terkecuali bank syariah, sebagai
sarana pemasaran, agar para konsumen mudah mencari informasi terkait hal-hal
yang ingin diketahui dari media sosial resmi perusahaan atau instansi yang sedang
mereka cari.
4. Kurang suka membaca secara konvensional
Generasi milenial bisa dikatakan lebih menyukai gambar, apalagi jika
menarik dan berwarna.Walaupun begitu milenial yang hobi membaca buku masih
tetap ada.Namun mereka sudah jarang untuk membeli buku di toko buku
lagi.Pilihan membaca buku online (e-book) adalah sebagai salah satu solusi yang
mempermudah generasi ini. Saat ini sudah banyak penerbit yang menjual buku
dengan menyediakan format e-book, agar pembaca dapat membaca dalam
gagdetnya dan tidak perlu repot lagi membawa buku.
5. Pemanfaatan teknologi dan informasi
Generasi milenial merupakan generasi yang melek teknologi.Hasil riset Pew
Research Center menjelaskan jika keunikan yang mencolok dari generasi milenial
dibadningkan dengan generasi lainnya adalah tentang penggunaan
teknologi.Semua hal yang berkaitan dengan teknologi seperti internet,
entertainment atau hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi
milenial. Hal ini senada dengan hasil survey Alvara Research Center (2016)
tentang penggunaan internet di indonesia, yang hasilnya menunjukkan bahwa
konsumsi internet generasi milenial jauh lebih tinggi dibandingkan generasi lain.
Artinya, saat ini internet sudah menjadi kebutuhan pokok bagi milenial untuk
komunikasi dan aktualisasi diri.
6. Mulai bertransaksi secara cashless
Generasi ini lebih suka tidak repot memawa uang, karena sekarang hanpir
semua pembelian bisa dibayar menggunakan kartu, sehingga lebih praktis, hanya
perlu gesek atau tapping. Mulai dari transportasi umum, berbelanja, dan kegiatan
jual beli lainnya. Kedepan alat pembayaran tradisional akan bergeser ke alat
pembayaran yang modern.
-
28
7. Financial planning and saving.
Generasi sebelum milenial menabung untuk jaga-jaga di masa depan. Dalam
arti sebagai cadangan keperluan yang tidak pasti atau tidak terduga.Sementara
generasi milenial menabung untuk keperluan yang sudah pasti. Menabungnya
lebih bersifat jangka pendek, istilah yang cocok untuk gaya hidup generasi ini
yaitu ”Easy come easy go”. Jadi lebih mudah membelanjakan uang tabungan dan
cenderung tidak siap untuk tabungan masa depan.
D. Perbankan Syariah
1. Pengertian Perbankan Syariah
Bank menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dalam operasionalnya dibagi
menjad dua bagian yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Dimana bank
konvensioanl adalah bank yang menjalankan kegiatan ussahanya secara
konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional
(BUK) dan Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).
Bank syriah menurut UU yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 2/8/ PBI/ 2000, Pasal I, Bank Syariah adalah “ bank umum sebagaimana
yang dimaksud dalam UU No.7 Tahun1992 tentang perbankan da telah diubah
dengan UU No.10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah”.
Menurut jenisnya Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).Dimana Bank Umum Syariah (BUS)
adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.Sedangkan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor
pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
-
29
atau unit yang melaksnakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit
kerja dari kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah/unit syariah (Akhmad, 2016).
Jadi yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank umum yang dalam
kegiatannya mengimpun dan menyalurkan dana dari/kepada masyarakat sesuai
dengan prinsip syariah.
Bank syariah memiliki sistem operasional berbeda dengan bank
konvensional.Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada nasabahnya.
Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga
dilarang dalam semua bentuk transaksi..bank syariah tidak mengenal sistem bunga
yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar
kepada penyimpanan dana di bank syariah (Ismail, 2015).
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam.
Imbalan yang dterima bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah
tergantng akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang
terdapatkan di perbankan syaria harus tunduk pada syarat dan rukun akad
sebagaimana diatur dalam syariah islam (Ismail, 2015).
Dalam ushul fiqh, ada kaidah yang menyatakan bahwa “maa laa yatimm al-
wajib illa bihi fa huwa wajib”, yakni sesuatu yang harus ada untuk
menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan. Mencari nafkah (yakni
melakukan kegiatan ekonomi) adalah wajib. Dan karena pada zaman modern ini
kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan,
lembaga perbankan inipun wajib diadakan (Ismail, 2015)..
Dengan demikian, maka kaitan antara Islam dengan perbankan menjadi jelas.
Disamping itu, kita mengetahui bahwa masalah ekonomi/perbankan ini termasuk
kedalam bab muamalah, maka nabi Muhammad Saw tentunya tidak memberikan
atura-aturan yang rinci mengenai masalah ini. Alqur’an dan sunnah hanya
memberika prinsip-prinsip dan filosofi dasar, dan menegaskan larangan-larangan
yang harus dijauhi. Dengan demikian, yang harus dilakukan hanyalah
-
30
mengidentifikasi hal-hal yang dilarang oleh islam. Selain itu, semuanya
diperbolehkan dan kita dapat melakukan inovasi dan kreativitas sebanyak
mungkin (Adiwarman, 2006).
2. Perkembangan Perbankan Syariah
Konsep teoritis tentang bank syariah telah muncul pada tahun 1940-an,
namun belum dapat diwujudkan karena selain kondisi pada waktu itu belum
memungkinkan, juga belum adanya pemikiran tentang bank syariah yang
meyakinkan (Sumitro, 1996) dalam bukunya Sjahdeini (2014).
Sekalipun baru tahun1980-an keuangan Islam mulai berkembang dengan
pesat, tetapi dalam sejarah keuangan Islam, proyek keuangan yang berlandaskan
syariah baru didirikan di kota Mit Ghamr di Mesir pada tahun 1963 (Schoon,
2009). Mit Ghamr adalah kota dimana Dr. Ahmed el-Najjar mendirikan bank
Islam pertama yang merupakan pionir sisitem perbankan Islam global (Sjahdeini,
2014).
Sekalipun Mit Ghamr Savings Bank merupakan bank islam modern pertama,
namun Malaysia yang dapat dikatakan merupakan pelopor pendirian bank Islam
modern karena sebelum Mit Ghamr Savings Bank tersebut di Malaysia pada
petengahan 1940-an telah dicoba untuk didirikan suatu bank yang bebas bunga.
Namun, tidak berhasil. Upaya lain di tahun 1950-an upaya yang srupa juga
dicoba di Pakistan dengan mendirikan bank Islam di daerah pedesaan. Pada tahun
1962, pemerintah Malaysia mendirikan Pilgrim’s Management Fund untuk
membantu para calon haji menabung dan memperoleh keuntungan (Sjahdeini,
2014).
Secara resmi IDB didirikan pada taggal 20 Oktober 1975 oleh 22 negara
anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Termasuk yang menjadi pendiri IDB
adalah Indonesia. Pembahasan secara resmi tentang gagasan didirikannya IDB,
untuk pertama kalinya di adakan di Karachi, pada bulan Desember 1970, yaitu
ketika para menteri luar negeri OKI mengdakan konferensi (Zuhri, 1996) dalam
bukunya (Sjahdeini, 2014).
-
31
Sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dan laporan International
Association Of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus
lemabaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di Negara-negara
berpenduduk muslim maupun Eropa, Australia, maupun Amerika (Khursid, 1999)
dalam bukunya Antonio (2001).
3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992.Bank syariah pertama di Indonesia
adalah Bank Muamalat Indonesia.Pada tahun 1992-1999, perkembangan Bank
Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis
moneter yang melanda Indonesia pada 1997 dan 1998, maka para banker melihat
bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu kena dampaknya. Para
banker berfikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia, tahan
terhadap krisis moneter.Pada 1999, berdirilah Bank Syariah Mandiri yang
merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank
konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian dikonversi
menjadi Bank Syariah Mandri, bank syariah kedua di Indonesia (Ismail,2015).
Pada tahun 1999, undang-undang mengenai bank sentral yang lama, yaitu UU
No. 13 Tahun 1968 diubah dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia.Dalam undang-undang tentang Bank Indonesia yang baru ini
dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah, Bank Indonesia mempunyai tiga pilar tugas pokok yang salah satu
diantaranya adalah mengatur dan mwengawasi bank (pasal 8), termasuk bank
umum dan BPR Syariah.Sedangkan dalam pasal 10 disebutkan bahwa Bank
Indonesia dapat melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip-prinsip
Syariah. Selanjutnya, Bank Indonesia pada tahun 2000 mengeluarkan ketentuan-
ketentuan yang mengatur kliring, pembukaan rekening giro pada Bank Indonesia
bagi UUS, Giro Wajib Minimum (GWM) bagi Bank Umum Syariah, Pasar Uang
Antarbank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS), dan Sertifikat Wadi‟ah Bank
Indonesia (SWBI) (Ismail, 2015).
-
32
Pada akhir tahun 2003, MUI mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank adalah
riba dan haram hukumnya.Perbaikan dan penyempurnaan terus dilakukan agar
perkembangan perbankan syariah selalu berada pada relnya yang benar sesuai
dengan blueprintnya. Untuk itu, pada tahun 2004 Bank Indonesia melakukan
penyempurnaan peraturan perbankan syariah dengan melakukan kajian dalam
rangka mempersiapkan beberapa peraturan pendukung, seperti standarisasi akad,
tingkat kesehatan, dan lembaga penjamin simpanan yang dijabarkan dalam UU
No. 24 Tahun 2004. Yang terakhir telah diberlakukannya Undang-Undang No.21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan
hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat
lagi (Ismail, 2015).
4. Prinsip dan Produk Perbankan Syariah
Secara umum terdapat dua kegiatan utama dalam perbankan syariah maupun
konvensional yaitu penghimpunan dan penyaluran dana. Dalam operasionalbank
syariah kegiatan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan prinsip-prinsip syariah
yang mendasarinya sebagai berikut:
a. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan
deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip wadia’ah dan mudhrabah.
1. Prinsip Wadi’ah
Al-wadhiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan
atau menitipakan kepada pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau
tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan.Titipan harus dijaga dan dipelihara
oleh pihak yang menerima titipan, dan titipan ini dapat diambil sewaktu-waktu.
Dalam aplikasi perbankan syariah, produk yang ditawarkan dengan
menggunakan akad al-wadi’ah yad al-amanaha adalah save deposit
box.savedeposit boxmerupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam bentuk
boxatau kotak pengaman yang dapat digunakan untuk menyimpan barang atau
-
33
surat-surat berharga milik nasabah. Nasabah memanfaatkan jasa tersebut untuk
menyimpan surat-surat berharga milik nasabah, dan bank wajib menyimpan save
deposit boxdi di dalam ruangan dan dalam lemari tahan besi. Atas pelayanan jasa
tersebut, maka bank akan mendapatkan fee. Besar kecilnya fee tergantung pada
besar kecilnya ukuran box dan umumnya feeatas sewa boxini diberikan setipa
tahun.dokumen yang dapat disimpan dalam save deposit box: sertifikat rumah,
saham/obligasi,perhiasan, ijazah/paspor/surat nikah/surat-surat lainnya
Dalam aplikasi perbankan, akad yadh al-dhamanah dapat diterapkan dalam
produk penghimunan dana pihak ketiga anatara lain giro dan tabungan. Bank
syariah akan memberikan bonus kepada nasabah atas dana yang dititipkan di bank
syariah. Besarnya bonus tidak boleh diperjanjikan sebelumnya, akan tetapi
tergantung pada kebijakan bank syariah. Bila bank syariah memperoleh
keuntungan, maka bank akan memberikan bonus kepada pi