analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KEPERCAYAAN NASABAH PENGGUNA
INTERNET BANKING
(Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Semarang)
Skripsi
Disusun Guna Memenuhi Persaratan Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1)
Disusun Oleh:
NUR SHOFIANA
062411057
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
iv
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka tuliskanlah.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayah dan Ibunda di Pemalang serta Bapak dan Ibu di Jepara tercita,
yang senantiasa memberikan do’a dan mencurahkan kasih sayangnya
serta megajari kami untuk selalu tegar dalam mengarungi kehidupan.
merupakan budi tiada tara yang tak terbalas, kecuali oleh-Nya.
Terlebih kepada suami tercinta yang selalu mendampingi dan
mensuport kami dalam setiap waktu. Serta si adek kecil yang saat ini
sudah berusia tujuh bulan dalam kandungan, mohon maaf dan terima
kasih karena telah kami libatkan dalam proses pembuatan skripsi ini,
kami ajak ke sana ke mari mulai awal sampai ahkir penulisan skripsi.
Kakak dan adik serta orang-orang yang selalu memberikan motivasi di
hari-hariku.
Sahabat......., sahabat-sahabat senasib seperjuangan di kost yang selalu
memberikan inspirasi dan kenangan sehingga memudahkan penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Serta sahabat-sahabat
senasib seperjuangan Ekonomi Islam (EIB) Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang 2006 khususnya, sahabat angkatan 2006 fakultas
Syari’ah umumnya.
vi
ABSTRAK
Perkembangkan sistem perbankan syari’ah di Indonesia, dalam kurun
waktu 17 tahun total aset industri perbankan syari’ah telah meningkat sebesar 27
kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000, menjadi Rp 49,6 triliun pada akhir
tahun 2008. Laju pertumbuhan aset secara impresif tercatat 46,3% per tahun (
rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir).
Perbankan syari'ah membutuhkan peranan teknologi informasi untuk
mempercepat pertumbuhannya, dari berbagai bidang industri, perbankan
merupakan perusahaan pengadopsi terbesar teknologi informasi, penggunaannya
sangat meluas baik untuk efisiensi internal seperti ERP dan SAP, maupun untuk
kepentingan nasabah seperti jaringan cabang online, ATM, dan internet banking..
BSM dalam menyediakan infrastruktur e-banking berbasis in-house
development dirasa nasabah kurang memilikim quality of service yang baik
dimana pernah terjadi pembobolan rekening nasabah yang bernama Muhammad
Amin Masa 2009 lalu, kerugian yang dialami ditaksir sebesar 42 juta rupiah. Jika
masalah ini tidak diatasi, maka kepercayaan masyarakat akan amannya transaksi
internet banking menjadi luntur dan menyebabkan layanan ini dihindari. Maka
kepercayaan menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan pembeli yang
membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas terhadap hubungan tukar-
menukar dalam transaksi, ini dapat di lihat dari faktor yang mempengaruhinya
yaitu shared values, communication, dan opportunistic behavior control.
Kuantitatif dipilah sebagai metode yang digunakan untuk mengurai
masalah dengan teknik regrasi linier berganda. Subjek penelitian sebanyak 95
responden, melalui teknik convenience random sampling. Pengumpulan data
menggunakan instrumen koesioner tertutup untuk menjaring data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara X1 dengan Y sebesar 36,3%, sedangkan X2 terhadap Y sebesar
34,4%, dan variabel X3 terhadap Y berpengaruh sebesar 24,4%. Adapun hasil
regresi simultan menunjukkan nilai f sebesar 10,756 dengan signifikansi 0,000
atau 0%. Koefisien determinasi R2 = 0,468 Hal ini menunjukkan bahwa 46,8%
variasi skor kepercayaan pengguna internet banking ditentukan oleh shared
values, communication, dan opportunistic behavior control, persamaan
regresinya Y = 0,369 + 0,075X1 + 0,085X2 + 0,062X3.
Kata kunci : Shared values (nilai lebih), communication (komunikasi),
opportunistic behavior control (kontrol prilaku oportunitis) dan
trust (kepercayaan).
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala taufiq dan
hidayah-NYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TNGKAT KEPERCAYAAN NASABAH PENGGUNA INTERNET
BANKING (Studi Kasus di bank Syari’ah Mandiri Cabang Semarang”
dengan baik tanpa kendala yang berarti. shalawat serta salam semoga selalu
tercurah ke haribaan nabi besar akhir zaman beliau baginda rasulullah Muhammad
saw, beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, dari zaman jahiliyyah
menuju zaman yang penuh ilmu dan iman di dada.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar sarjana strata satu (S.1) dalam jurusan ekonomi islam fakultas syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk
apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih terutama penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Imam Yahya, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. DR. Ali Murtadho, M.Ag. selaku ketua jurusan Ekonomi Islam (EI).
4. Bapak Nur Fatoni,M. Ag. Selaku sekretaris jurusan Ekonomi Islam.
5. Bapak Rahman El Junusi S.E.,M.M, yang telah dengan sabar memberikan
pengarahan dalam proses proposal hingga menjadi skripsi.
6. Bapak Ratno Agriyanto, M.Si, yang telah dengan sabar memberikan
pengarahan dalam proses proposal hingga menjadi skripsi.
viii
7. Ibu Dra. Hj. Siti Mujibatun, M.Ag. selaku pembimbing 1 yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak H. Muchamad fauzi, SE, MM. selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat termotivasi untuk
sesegera mungkin menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak khoerul Anwar, M. Ag, selaku dosen wali yang telah banyak
mengarahkan dan membimbing penulis.
10. Segenap Bapak dan Ibu Dosen fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang
yang telah membekali penulis dengan banyak ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh keluarga besar penulis : Ayah, Bunda, kakak - Adik, Suami dan
semua keluargaku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kalian
semua adalah semangat hidup bagi penulis yang telah memberikan do’a agar
selalu melangkah dengan optimis.
12. Untuk teman-teman Ekonomi Islam kelas B dan Ekonomi Islam kelas A
angkatan 2006 khususnya Ekonomi Islam kelas B yang tak dapat penulis tulis
satu persatu, terimakasih karena kalian adalah teman-teman yang paling baik
dan jangan pernah putus tali persaudaraan kita.
Ibarat pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari dalam
penelitian tugas akhir tak luput dari kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakannya.
Akhir kata semoga Tugas Akhir yang penulis susun dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Desember 2011
Penulis
Nur Shofiyana
NIM.062411057
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
HALAMAN DEKLARASI .................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................. 8
1.3 Tujuan penelitian ............................................................... 8
1.4 Manfaat penelitian ............................................................. 9
1.5 Sistematika penelitian ........................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syari’ah .................................................................... 12
2.1.1 Pengertian Bank Syari’ah ....................................... 12
2.1.2 Prinsip Bank Syari’ah ............................................. 13
2.2 Internet Banking ................................................................ 15
2.3 Kepercayaan ..................................................................... 19
2.3.1 Faktor-fakor yang mempengaruhi Kepercayaan ..... 22
2.4 Penelitian Terdahulu .......................................................... 28
2.5 Kerangka Pikir ................................................................... 30
2.6 Hipotesis ........................................................................... 30
2.7 Definisi Operasional .......................................................... 31
x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ......................................................... 34
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................... 35
3.2.1 Jenis Data ............................................................... 35
3.2.2 Sumber Data ........................................................ 36
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ................................ 36
3.2.4 Uji Validitas dan reliabilitas Koesioner ................ 38
3.3 Teknik Analisis Data ...................................................... 40
3.3.1 Uji Asumsi Klasik ................................................ 41
3.3.1.1 Uji Normalitas ..................................... 41
3.3.1.2 Uji Autokorelasi .................................. 41
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ........................ 42
3.3.1.4 Uji Multikoleniaritas ............................ 42
3.3.2 Analisis Uji Hipotesis ........................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum (Profil) Bank Syari’ah Mandiri ........... 47
4.1.1 Sejarah Bank Syari’ah Mandiri ............................ 47
4.1.2 Visi ...................................................................... 51
4.1.3 Misi ..................................................................... 51
4.1.4 Prinsip Operasi Bank Syari’ah ............................ 52
4.1.5 Budaya Perusahaan .............................................. 53
4.1.6 Tujuan dan strategi Perusahaan ........................... 54
4.1.7 Struktur Organisasi Bank Syari’ah Mandiri ......... 54
4.1.8 Nilai-nilai Perusahaan ......................................... 55
4.1.9 Produk- produk BSM Berbasis Teknologi
Informatika .......................................................... 56
4.1.10 Karateristik Nasabah Internet Banking BSM ....... 57
4.2 Analisis Data .................................................................. 61
4.2.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .... 61
4.2.2 Analisis Faktor ..................................................... 66
xi
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ............................................... 68
4.2.3.1 Pengujian Normalitas ............................. 68
4.2.3.2 Pengujian Autokorelasi........................... 68
4.2.3.3 Pengujian Heteroskedastisitas ................. 69
4.2.3.4 Pengujian Multikoleniaritas .................... 70
4.2.4 Perhitungan Regresi Linier Berganda ................... 70
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................... 76
5.2 Saran ................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Bank Syari’ah tidak banyak berbeda dengan manajemen
bank pada umumnya (Bank Konvensional). Namun dengan adanya
landasan syari’ah serta sesuai dengan undang-undang yang menyangkut
Bank Syari’ah, tentu saja baik Organisasi maupun Sistim Operasional Bank
syari’ah terdapat perbedaan dengan bank konvensional, terutama adanya
Dewan Pengawas Syari’ah dalam struktur organisasi dan adanya system
bagi hasil.1
Perkembangkan sistem perbankan syari’ah di Indonesia, dalam kurun
waktu 17 tahun total aset industri perbankan syari’ah telah meningkat
sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79 triliun pada tahun 2000, menjadi Rp 49,6
triliun pada akhir tahun 2008. Laju pertumbuhan aset secara impresif
tercatat 46,3% per tahun ( rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir).
Untuk periode 2007 sampai dengan 2008, pertumbuhan bank syari’ah rata-
rata mencapai 36,2% pertahun bahkan lebih tinggi dari pada laju
pertumbuhan aset perbankan syari’ah regional (asia tenggara) yang hanya
berkisar 30% pertahun untuk periode yang sama.2
1 Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Perbankan Syari’ah, UII
Press,Yogyakarta, 2000, hlm. 3 2 Hasil kajian Bank Indonesia yang berjudul Kinerja Sektor Keuangan Domestik di Tengah
Krisis Global tahun 2009, hlm. 120
2
Angka-angka pertumbuhan yang impresif tersebut tidak hanya
berhenti di atas kertas sebagai perputaran uang di sektor finansial.
Perbankan syari’ah membuktikan dirinya sebagai sistem perbankan yang
mendorong sektor riil, seperti diindikasikan oleh rasio pembiayaan terhadap
penghimpunan dana (Financing to Deposit Ratio, FDR) yang rata-rata
mencapai diatas 100% pada dua tahun terakhir. Hingga akhir 2008,
pembiayaan yang disalurkan untuk modal kerja mencapai 20,55 %.3
Untuk mencapai prestasi yang semakin meningkat, perbankan
membutuhkan peranan teknologi informasi untuk mempercepat
pertumbuhannya, dari berbagai bidang industri, perbankan merupakan
perusahaan pengadopsi terbesar teknologi informasi, penggunaannya sangat
meluas baik untuk efisiensi internal seperti ERP dan SAP, maupun untuk
kepentingan nasabah seperti jaringan cabang online, ATM, dan internet
banking.
Internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang
memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan
komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet,
dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan
perbankan melalui internet.4
Dalam transaksi ekonomi terdapat interaksi antara penjual dengan
pembeli untuk memperkuat hubungan jangka panjang antara penjual dan
3 Ibid, hlm. 10
4 Nelson Tampubolon, Surat Edaran: Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas
Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking), (online). August 24, 2005.
http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/se-6-18-04-apnp.pdf.
3
pembeli begitu juga dalam transaksi internet banking, pihak bank berusaha
untuk membangun dan menjaga hubungan atau ikatan jangka panjang
dengan nasabahnya. Dalam internet banking, adanya pemisahan secara fisik
antara bank dengan konsumennya dan tidak adanya interaksi secara fisik
antara konsumen dengan karyawan bank dalam internet banking
menyebabkan situasi yang unik, sehingga kepercayaan dari konsumen
adalah yang terpenting bagi bank. Dalam al-Qur’an dijelaskan mengenai
tatacara transaksi yang dilakukan tidak tunai yaitu keterangan dalam surat
al–Baqarah ayat 282 :
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka
tuliskanlah.5
Internet banking menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam
melakukan transaksi perbankan. Keuntungan dari menyediakan layanan
internet banking bagi bank adalah internet banking bisa menjadi solusi
murah pengembangan infrastruktur dibanding membuka outlet ATM,
contohnya clikbca saat ini telah menggantikan fungsi 160 ATM dan
menghemat biaya pencetakan formulir yang harus diisi nasabah untuk
bertransaksi, brosur, katalog, dan menggantinya dengan data elektronik.
Tetapi internet banking juga membuka peluang timbulnya kejahatan.
Seperti halnya masalah keamanan dan kerahasiaan data-data pribadi
5 Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 282, Al-quran dan terjamahnya, CV Penerbit
Diponegoro, Bandung, 2005, hlm. 37
4
maupun keuangan dalam internet banking seringkali dipertanyakan oleh
nasabah sebelum mereka memutuskan untuk menggunakan internet
banking. Internet banking yang mampu meyakinkan nasabahnya akan
keamanan dan kerahasiaan data-data nasabah akan memperoleh
kepercayaan dari nasabah.
Tahun 2002 terjadi pembobolan rekening nasabah dengan
menggunakan internet, tepatnya terjadi di bank BCA dengan menggunakan
clikbca6 dan apa bila masalah ini tidak diatasi, maka kepercayaan
masyarakat akan amannya transaksi internet banking menjadi luntur dan
menyebabkan layanan ini dihindari.7 Secara umum dunia perbankan melalui
e-banking Indonesia dikejutkan oleh ulah seseorang bernama Steven
Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada majalah Master Web. Lelaki
asal Bandung ini dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan
internet banking Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli domain-
domain dengan nama mirip www.klikbca.com (situs asli Internet banking
BCA), yaitu domain wwwklik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com,
klickca.com, dan klikbac.com. Isi situs-situs plesetan ini nyaris sama. Jika
nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk
perangkap situs plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas
pengguna (user id) dan nomor identitas personal dapat diketahuinya.
Diperkirakan, 130 nasabah BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan
6 Kompas (2002, 19 Maret). Indonesia Tempati Posisi ke Enam Kejahatan Internet. Data
diunduh tanggal 5 Juni 2011. http://www.kompas.com/internet/news/0203/19 /104052.htm 7 B. Rahardjo, Arsitektur Internet Banking yang Terpercaya, Data diunduh tanggal 5 Juni
2011. http://www.ilmukomputer.com/populer/budir ahardjo-banking.php.
5
Steven pada situs bagi para webmaster di Indonesia, www.webmaster.or.id
tujuan membuat situs plesetan adalah agar publik berhati-hati dan tidak
ceroboh saat melakukan pengetikan alamat situs (typo site), bukan untuk
mengeruk keuntungan.8
Kepercayaan (trust) menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan
pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas
terhadap hubungan tukar-menukar dalam transaksi. Kepercayaan terhadap
electronic vendor akan menentukan putusan konsumen untuk melakukan
hubungan penyedia bisnis e-commerce dan apabila ada kekurangpercayaan
terhadap web vendor maka akan menghalangi konsumen menggunakan
produk web vendor yang disediakan perusahaan.
Untuk membangun hubungan jangka panjang dengan nasabahnya
maka bank harus selalu berkomunikasi dengan nasabahnya sehingga
nasabah merasa aman dan percaya terhadap bank tersebut karena nasabah
dapat dengan mudah memperoleh informasi yang mereka inginkan dari
bank tersebut. Pada tahap dimana suatu web site dapat mempertinggi
komunikasinya (communication) yang meliputi openness, speed of response
dan quality of information akan mempengaruhi kemampuan situs tersebut
untuk memenuhi kebutuhan pengguna internet.
Kepercayaan secara jelas sangat bermanfaat dan penting untuk
membangun relationship, walaupun menjadi pihak yang terpercaya
perbankan tidak mudah untuk meraihnya dan memerlukan usaha bersama,
8 Petrus Reinhard Golose, Perkembangan Cyber Crime dan Upaya Penanggulangannya di
Indonesia Oleh Polri, Jakarta: Buliten Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 4 Nomor
2, Agustus, 2006, hlm. 30-31
6
keyakinan satu pihak (konsumen) pada keamana data pribadi (security),
adanya ruang privasi (privacy), dan unsur etika (ethich) pada pihak bank
akan memberikan nilai lebih. Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu
produk merupakan hal mendasar untuk mengembangkan kepercayaan.
Pihak-pihak dalam relationship yang memiliki perilaku, tujuan dan
kebijakan yang sama akan mempengaruhi kemampuan mengembangkan
kepercayaan. Pihak-pihak yang terlibat sulit untuk saling percaya apabila
ide masing-masing pihak tidak konsisten. Maka dari itu untuk
menumbuhkan kepercayaan maka mutlak dibutuhkan shared value (nilai
lebih).
Sedangkan opportunistic behaviour control (pengendalian perilaku
oportunitis) dapat terjadi dalam transaksi internet banking dimana pihak
bank memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan nasabah sehingga
pihak bank bisa dengan mudah memberikan informasi yang tidak lengkap
maupun informasi yang tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Konsumen yang tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang
kualitas suatu produk, seringkali kehilangan kepercayaan untuk melakukan
transaksi online. karena itu harus ada opportunistic behaviour control.
Semakin banyaknya jumlah bank baik konvensional maupun syari’ah
yang menawarkan fasilitas internet banking menyebabkan terjadinya
persaingan yang kompetitif antar bank. Kondisi ini memicu bank terlebih
bank syari’ah untuk meningkatkan loyalitas nasabahnya dan salah satunya
yaitu kepecayaan nasabah terhadap penggunaan internet banking.
7
Salah satu bank syari’ah yang menyediakan layanan internet banking
adalah BSM, kebijakan yang dipilah BSM dalam menyediakan infrastruktur
e-banking berbasis in-house development yaitu sisten transaksi internet
banking yang dikelola sendiri oleh BSM dan tidak menggunakan teknologi
dari pihak luar bank (vendor). Kebijakan BSM ini dirasakan belum
memiliki quality of service yang baik dalam hal kecepatan memproses
tarnsaksi, tingkat ketersediaan layanan, bentuk fitur yang berbeda dengan
internet banking pada bank lain dan sistem keamanan internet banking.9
Seorang nasabah BSM yang bernama Muhammad Amin Masa telah
melaporkan kasus pembobolan uangnya lewat ATM kepada Kepolisian
Kota Palembang, Sumatra Selatan. Peristiwa hilangnya uang ditabungan
Amin terjadi saat ia sedang naik haji. Penarikan uangnya itu terjadi dari 11
Desember hingga 21 Desember 2009 dan etiap menarik uang, pelaku selalu
mengambil maksimal Rp 1.250.000,00 total kerugian yang dialami Amin
diperkirakan Rp 42.000.000,00.10
Kejadian ini menarik penulis untuk
mengkaji produk internet banking yang dimiliki BSM melalui variabel
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah pengguna
internet banking.
Untuk meningkatkan kepercayaan nasabah pengguna internet
banking maka sangat penting bagi bank untuk mengetahui faktor-faktor
9 Rulianto Ischak, Evaluasi atas Infrastruktur Internet Banking in-house dengan
Pendekatan Kantitatif: Studi Kasus: pada Bank Syariah Mandiri, Tesis, FASILKOM, Universitas
Indonesia, 2008, hlm. 2. data diunduh di http://lontar.ui.ac.id/ pada tanggal 30 Desember 2011 10 Ajmal Rokian, Rekening Nasabah Bank Syariah Mandiri Juga Dibobol, Berita
Liputan6.com, diterbitkan tanggal 22 Januari 2010, jam 14:23, pada web http://berita.liputan6.com
data diunduh tanggal 05 Januari 2010.
8
yang mempengaruhi nasabah pengguna internet banking. Pentingnya bagi
bank untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan
nasabah pengguna internet banking menimbulkan ketertarikan penulis
untuk mengangkat judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN NASABAH
PENGGUNA INTERNET BANKING”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar Shared Value (nilai lebih) berpengaruh pada tingkat
kepercayaaan pengguna Internet Banking di BSM ?
2. Seberapa besar Cummunication (komunikasi) berpengaruh terhadap
tingkat kepercayaaan pengguna Internet Banking di BSM ?
3. Seberapa besar Opportunistic Behavior Control (pengendalian
perilaku oportunitis) berpengaruh pada tingkat kepercayaaan
pengguna Internet Banking di BSM ?
1.3 Tujuan Penelitain
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Shared Value pada tingkat
kepercayaaan pengguna Internet Banking di BSM.
2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Cummunication terhadap
tingkat kepercayaaan pengguna Internet Banking di BSM.
3. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Opportunistic Bahavior pada
tingkat kepercayaaan pengguna Internet Banking di BSM.
9
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis
dan bagi pihak lain yang bersangkutan.
1. Bagi Penulis
1) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna internet banking pada
BSM.
2) Memberi motivasi pada diri penulis untuk dapat berusaha terus-
menerus menggali suatu keilmuan dalam kata lain untuk terus
belajar sepanjang hayat.
3) Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan
pada jurusan ekonomi Islam.
2. Bagi Lembaga
Memberikan kontribusi (kegunaan) teoritik / konsep bagi lembaga
sebagai penambah informasi dan acuan dalam melaksanakan
prosedur perbankan.
3. Bagi Pembaca
Dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka menyediakan
informasi tentang kondisi internet banking dan mensosialisasikan
kepada masyarakat.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Keseluruhan pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam tiga bagian
dengan sistematika sebagai berikut :
10
Bagian awal, merupakan tuntutan formalitas dalam sebuah laporan
penelitian yang terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing,
halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata
pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, dan halaman daftar
grafik.
Bagian isi yang terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi, Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan, Manfaat
Penelitian Skripsi, dan Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi pengertian Bank Syari’ah, prinsip Bank Syari’ah, Internet
Banking, dan Kepercayaan. Serta berisi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepercayaan, pengertian Shared Value (Nilai Lebih),
Cummunication (Komunikasi), serta Opportunistic Bahavior Control
(Pengendalian Perilaku Oportunitis), penelitian terdahulu, hipotesis,
dan operasional variabel.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini meliputi: pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengambilan data, populasi dan sampel penelitian, uji validitas dan
reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
11
Berisi tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum Bank
Syari’ah Mandiri Cabang Semarang, deskripsi responden, dan
analisis data penelitian.
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan, saran dan masukan untuk pihak terkait dalam
penelitian ini.
Bagian Akhir pada bagian ini meliputi,: daftar pustaka, lampiran,
daftar riwayat hidup penulis.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syari’ah
2.1.1 Pengertian Bank Syari’ah
Kata bank dari kata banque dalam bahasa prancis, dan dari kata banco
dalam bahsa italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata peti atau
lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda
berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya dalam al-
qur’an istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika yang
dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,
manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan
jelas, seperti zakat, shodaqoh, ghonimah, ba’i, maal dan sebagainya yang
memiliki fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan
ekonomi.
Menurut Undang-undang No. 21 tahun 2008 Bank Syari’ah adalah Bank
umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip
syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syari’ah.1
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah.
pasal 1. ayat 7. pasal 1. ayat 12.
13
2.1.2 Prinsip Bank Syari’ah
Prinsip yang dijalankan dalam melaksanakan operasional bank syari’ah
adalah:2
1. Prinsip Keadilan, tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi
hasil dan pengambilan margin keuntungan yang telah disepakati oleh
bank dan nasabah.
2. Prinsip Kesederajatan, bank syari’ah menempatkan nasabah
penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada
kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak,
kewajiban, resiko, dan keuntungan yang berimbang di antara
nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun pihak
bank.
3. Prinsip Ketenteraman, produk-produk bank syari’ah telah sesuai
dengan prinsip dan kaidah muamalah Islam, antara lain : tidak ada
unsur riba dan menerapkan zakat harta. Dengan demikian nasabah
merasakan ketenteraman lahir dan batin.
Adapun prinsip-prinsip dasar produk bank syari’ah yang diaplikasikan
dalam kegiatan menghimpun dana, antara lain :
1. Simpanan atau tabungan Mudharabah
Simpanan yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan
sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.3 Al-
Mudharabah (bagi hasil), terbagi menjadi:4
2Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Perbankan Syari’ah, UII
Press,Yogyakarta, 2000, hlm. 3-5
14
1). Al-Mudharabah Mutlaqah, yaitu berupa tabungan
mudharabah dan deposito mudharobah. Deposito
Mudharabah adalah simpanan dibank syari’ah yang
pengambilannya sesuai waktu yang telah oleh bank
syari’ah .
2). Al-Mudharabah Muqayyadah on balance sheet, yaitu
simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank
3). Al-Mudharabah Muqayyadah off balance sheet, yaitu
penyaluran dana langsung kepada peleksana usahanya,
dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang
mempertemukan pemilik dana dengan pelaku usaha.
2. Al-Wadi’ah (titipan)
Simpanan atau tabungan Wadi’ah adalah titipan dana yang tiap
waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan
semacam surat berharga pemindah bukuan atau tranfer dan perintah
membayar lainnya.5 Simpanan yang berakad wadi’ah ada dua:
6
3 Muhammad, Teknik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank Syari’ah, UII
Press,Yogyakarta, 2004, hlm. 6 4 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003,
hlm. 56-60 5 Muhammad, Op.Cit, hlm. 7 6 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Ekonosia,Yogyakarta, 2003,
hlm. 56-60
15
1). Wadi’ah yad dhamanah teknik perbankan yang diterapkan
pada rekening giro. Dimana harta yang dititipkan boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi.
2). Wadi’ah Amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak
boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Pemilik dana dapat
menetapkan sysrat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh
bank .
Dasar hukum transaksi wadi’ah terdapat dalam al-qur’an Surat
al-Baqarah ayat 283 :
...فإن أمه بعضكم بعضا فليؤد الذي اؤتمه أماوته وليتق الله ربه...
Artinya : “Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya
(hutang) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Baqarah : 283)7
2.2 Internet Banking
Internet Banking pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar
yaitu Internet dan Banking (bank). Interconnected Network (Internet)
adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-
komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Setiap komputer
dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung dengan ke
beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan dengan
menggunakan unique name yang biasa disebut dengan alamat IP 32 bit.
7 Al-quran surat Al- Baqarah ayat 283, Loc.Cit, hlm. 58
16
Menurut Bank Indonesia,8 Internet Banking merupakan salah satu
layanan jasa Bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh
informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan
melalui jaringan internet. Jenis kegiatan Internet Banking dibedakan
menjadi tiga (3) yaitu: (1) informational Internet Banking yaitu pelayanan
jasa bank kepada nasabah dalam bentuk informasi melalui jaringan internet
dan tidak melakukan eksekusi transaksi (execution of transaction). (2)
communicative Internet Banking yaitu pelayanan jasa Bank kepada nasabah
dalam bentuk komunikasi atau melakukan interaksi dengan Bank penyedia
layanan Internet Banking secara terbatas dan tidak melakukan eksekusi
transaksi. (3) Transactional Internet Banking yaitu pelayanan jasa bank
kepada nasabah untuk melakukan interaksi dengan bank penyedia layanan
Internet Banking dan melakukan eksekusi dan transaksi.
Menurut Efraim Turban menyatakan "online banking, termasuk dari
berbagai aktivitas perbankan yang bisa dilakukan dari rumah, saat bekerja,
atau sedang di jalan, tidak harus dilakukan di lokasi bank secara fisik" dari
pengertian itu dapat didefinisikan Internet Banking merupakan suatu bentuk
pemanfaatan media internet oleh bank untuk mempromosikan dan
sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari produk yang sifatnya
konvensional maupun baru. Sedangkan menurut Furs et al. mendefinisikan
Internet Banking sebagai saluran perpanjangan jarak jauh untuk
mengantarkan jasa-jasa perbankan. Jasa-jasa perbankan yang diberikan
8 Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005, hlm. 21
17
Internet Banking adalah jasa-jasa yang diberikan melalui perbankan
tradisional, seperti pembukaan rekening tabungan, melakukan transfer dana
antar rekening. Selain itu terdapat juga jenis layanan baru seperti tagihan
pembayaran elektronik yang memungkinkan nasabah untuk menerima dan
melakukan pembayaran melalui Internet Banking.
Menurut karen Frust. mengungkapkan bahwa perbankan melalui
Internet Banking dibedakan menjadi dua jenis. Bank yang memiliki
bangunan kantor cabang dapat membuat situs internet dan menawarkan
layanan perbankan yang diberikan melalui kantor cabangnya. Alternatif
kedua adalah bank yang hanya memberikan jasa layanan perbankan melalui
internet banking atau bank tanpa kantor cabang (branchless) biasa juga
disebut virtual bank dan internet only bank.
Menurut SE No 6/18 dpnp tanggal 20 April 2004 Bank Indonesia
perihal penerapan manajemen. Resiko pada aktivitas pelayanan jasa bank
melalui Internet Banking, jenis Internet Banking yang kedua (internet only
bank) tidak diperbolehkan di Indonesia. Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa Internet Banking adalah salah satu jasa layanan
bank melalui jaringan internet yang memungkinkan nasabah untuk
mendapatkan jasa dan layanan perbankan seperti memperoleh informasi dan
melakukan transaksi perbankan.
Proses transaksi dalam internet banking memiliki beberapa tahapan dan
proses, hal ini sebagaimana akan dijelaskan pada gambar di bawah ini:
18
Gambar 2.0
E-Commerce dan Proses Bisnis
Sumber: Kosiur, Understanding Electronic Commerce.
Sehubungan dengan pola transaski Internet Banking ini, ada sebuah pola
transasi dalam khazanah Islam klasik yang mirip dengan pola transaksi
Internet Banking yaitu Ba’i Salam sebagaimana yang dijelaskan oleh
19
Shofiyullah9. Pola transaksi Ba’i Salam terdapat tiga unsur utama yang
tidak boleh ditinggalkan yaitu pertama adanya sighat transaksi, pelaku
transaksi, dan objek transaksi yang jelas. Ditambah lagi dalam Internet
Banking melibatkan beberapa pihak yang lebih menguatkan transaksi yaitu
payment ghateway (saksi), acquire (institusi finansial yang dipercaya
nasabah untuk menerima dan memproses transaksi), serta issuer (lembaga
finansial yang dipercaya rekanan nasabah pengguna internet banking untuk
menerima transaksi) sehingga jelas disini mengenai unsur keislaman dari
transaksi melalui internet banking.
2.3 Kepercayaan
Beberapa literatur telah mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai
berikut kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan menemukan
apa yang diinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan
kesediaan seseorang untuk untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan
bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan
yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang
lain dapat dipercaya sebagaimana yang diutarakan Barnes.
Menurut Peppers and Rogers, kepercayaan adalah keyakinan satu pihak
pada reliabilitas, durabilitas, dan integritas pihak lain dalam relationship
dan keyakinan bahwa tindakannya merupakan kepentingan yang paling baik
dan akan menghasilkan hasil positif bagi pihak yang dipercaya.
Kepercayaan merupakan hal penting bagi kesuksesan relationship.
9 Shofiyullah dkk, E-Commerce dalam Hukum Islam, Jurnal Penelitian Agama, Vol. XVII,
2008, hlm. 579-580
20
Morgan dan Hunt10
mendefinisikan bahwa trust akan terjadi apabila
seseorang memiliki kepercayaan diri dalam sebuah pertukaran dengan mitra
yang memiliki integritas dan dapat dipercaya. Menurut Mukherjee dan
Nath11
kepercayaan dapat diukur melalui technology orientation,
reputation dan perceived risk. Sehingga indikator yang digunakan untuk
mengukur kepercayaan adalah technology orientation, reputation dan
perceived risk.
1. Technology Orientation
Besarnya kepercayaan konsumen terhadap sistem elektronik
berkaitan dengan besarnya kepercayaan mereka terhadap online
banking.12
Ketika konsumen memperkirakan faktor kepercayaan,
beberapa persoalan muncul dalam pikiran mereka dan salah satu
persoalan tersebut adalah kesesuaian kemampuan dari sistem
elektronik tersebut dengan harapan konsumen.13
Konsumen
menggunakan beberapa ukuran seperti kecepatan akses, apakah
jaringannya dapat dipercaya, sistem navigasi untuk mengevaluasi
transaksi-transaksi elektronik.14
Orientasi konsumen terhadap
teknologi dari komunikasi elektronik dan internet seringkali
10 Robert M. Morgan dan Shelby D. Hunt, The Commitment Trust Theory of Relationship
Marketing, Journal of Marketing, Vol. 58, No. 3, 1994, hlm. 20-38. 11 A. Mukherjee dan Nath P, A Model of Trust in Online Relationship Banking,
International Journal of Banking, 2003, hlm. 21 12 M.K.O. Lee, and Turban, E. A Trust Model for Consumer Internet Shopping, 2001. Data
diunduh tanggal 5 Juni. 2011, hlm. 5 http:// www.people.creighton.edu/ ~lch50201/ summer2004/
Week5responses.pdf. 13 A. Mukherjee dan Nath P, Op. Cit. hlm. 23 14 M.K.O. Lee, and Turban, E, Op. Cit. hlm. 6
21
mewakili kepercayaan mereka dalam internet banking15
sehingga
technology orientation merupakan indikator dari kepercayaan
2. Reputation
Reputasi merupakan keseluruhan kualitas atau karakter yang
dapat dilihat atau dinilai secara umum oleh masyarakat.16
Ketika
konsumen memproses informasi dalam online banking, mereka akan
mempertimbangkan reputasi bank tersebut17
dimana reputasi adalah
faktor yang sangat penting dari kepercayaan. Ba18
menyatakan
bahwa ketika konsumen merasa suatu online bank memiliki reputasi
yang jelek, mereka akan malas menggunakan website bank tersebut.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa reputation dapat
digunakan untuk mengukur kepercayaan.
3. Perceived Risk
Besarnya persepsi konsumen mengenai resiko mempengaruhi
besarnya kepercayaan mereka terhadap online bank dan sistem dari
online bank tersebut sehingga ketika memproses informasi online,
konsumen sering menganggap bahwa ada resiko yang tinggi
walaupun resiko tersebut sebenarnya rendah.19
Konsumen online
yang lebih berpengalaman mempunyai lebih banyak informasi
15 A. Mukherjee dan Nath P, Op. Cit. hlm. 23 16 R.A. Malaga, Web-Based Reputation Management Systems: Problems And Suggested
Solutions. Electronic Commerce Research, 1, 2001, http://proquest.umi.com/
pqdweb?did=528782111&sid=1&Fmt=2& clientld=46969&RQT=309& Vname= PQD database. 17 A. Mukherjee dan Nath P, Op. Cit. hlm. 22 18 S. Ba, Establishing Online Trust Through A community Responsibility System. Decision
Support System, 31, 2001, hlm. 323-336.http://www.cos.ufrj.br/∼jano/CSCW2004/onlinetrust.pdf. 19 A. Mukherjee dan Nath P, Op. Cit. hlm. 25
22
mengenai online banking sehingga mereka beranggapan resikonya
rendah dan karena itu mereka mempunyai kepercayaan yang lebih
dalam transaksi online.20
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan
bahwa perceived risk dapat digunakan untuk mengukur
kepercayaan.
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan
Morgan dan Hunt, Mukherjee dan Nath mengkonsepkan kepercayaan
dipengaruhi oleh shared value, communication dan opportunistic
behaviour.21
Shergill dan Li22
juga mengkonsepkan kepercayaan
dipengaruhi oleh shared value, communication dan opportunistic behaviour
control. Adanya dukungan teori dari Shergill dan Li, Morgan dan Hunt
serta Mukherjee dan Nath maka penelitian ini juga mengkonsepkan
kepercayaan dipengaruhi oleh shared value, communication dan
opportunistic behaviour control.
1. Shared Value (Nilai Lebih)
Suatu tahap dimana mitra bisnis memiliki keyakinan mengenai
tingkah laku, tujuan dan peraturan yang penting atau tidak penting,
tepat atau tidak tepat dan benar atau salah.23
Di dalam konteks
20 S. Ba, Loc. Cit. hlm. 336 21 Robert M. Morgan dan Shelby D. Hunt, Loc.Cit, hlm. 58 dan A. Mukherjee dan Nath P,
Op. Cit. hlm. 24 22
Shergill, G.S. and Li, B. Internet Banking-An Empirical Investigation Of Customer’s
Behaviour for online Banking in New Zealand, 2005. hlm. 21 diunduh di
http://www.Business.massey.ac.nz/commerce/research_outputs/2004/ 2004011.pdf. 23 Robert M. Morgan dan Shelby D. Hunt, Op. Cit, hlm. 58
23
online banking, shared value menyimbolkan keyakinan konsumen
dan bank terhadap nilai-nilai seperti ethics, security dan privacy.24
Menurut Mukherjee dan Nath serta Morgan dan Shelby,25
shared value dapat diukur dengan menggunakan indikator privacy,
security dan ethics. a) Privacy. Sudah banyak survei yang
menemukan adanya kekhawatiran yang tinggi dari konsumen
tentang kerahasiaan data-data pribadi mereka di dalam aktivitas
online.26
Dalam transaksi online, ada resiko hilangnya kerahasiaan,
yang merupakan faktor yang signifikan dalam membangun
kepercayaan sebagaimana disampaikan Culnan dan Armstrong.27
Novak et al.28
Mengungkapkan bahwa kekhawatiran yang utama
mengenai kerahasiaan data-data pribadi bagi pengguna online
banking adalah pelanggaran kebebasan pribadi dan kurangnya
kerahasiaan, dimana ada penyalahgunaan dan kurangnya
pengendalian terhadap kerahasiaan informasi dalam transaksi. Dari
adanya keyakinan pengguna dan bank terhadap nilai privacy maka
privacy adalah indikator untuk mengukur shared value, b) Security.
24 A. Mukherjee dan Nath P, Op. Cit. hlm. 24 25 A. Mukherjee dan Nath P, ibid. hlm. 24, dan Robert M. Morgan dan Shelby D. Hunt, Op.
Cit, hlm. 58 26 Swaminathan, V., Lepkowska-White, E. and Rao, B.P. Browsers or Buyers in
Cyberspace?An Investigation of Factors Influencing Electronic Exchange. 1999.
http://www.ascus.org/ecmc/vol5/issue2/swaminathan.htm. 27 Culnan, M.J. and Armstrong, P.K, Information Privacy Concerns, Procedural Fairness,
and Impersonal Trust: An Empirical Investigations, Organization Science, 1999, hlm 104-116.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=39524230&sid=3&Fmt=4&clientId=46969&RQT=309&V
Name=PQD. 28 Novak, T.P., Hoffman, D.L. and Peralta, M, Building Consumer Trust in Online
Environments: The Case for Information Privac, 1999,
http://www.orgsm.Vanderbilt.edu/Research/papers/BuildingConsumer Trust.
24
Menurut Jones dan Vijayasarathy, konsumen percaya bahwa saluran
pembayaran di internet tidak aman.29
Hal ini mengurangi
kepercayaan konsumen, sehingga mereka malas melakukan
transaksi online banking.
Di Indonesi adanya situs www.klikbca.com yang bukan milik
BCA akan tetapi dibuat menyerupai klikbca.com (typosquatter)
merupakan fakta yang menodai internet banking di Indonesia dan
jika masalah ini tidak diatasi, maka kepercayaan masyarakat akan
amannya transaksi internet banking menjadi luntur dan
menyebabkan layanan ini dihindari.30
dan c) Ethics. Nilai-nilai etika
menjelaskan kesempatan bank untuk memberikan informasi produk
yang tidak lengkap atau membocorkan informasi pribadi dari
konsumennya dan menjual informasi itu pada pihak lain.31
Dengan
tujuan untuk mengurangi timbulnya resiko terhadap kejujuran,
penyedia jasa internet banking harus mempertimbangkan nilai-nilai
etika secara serius.32
Menurut Benassi mekanisme seperti kode-kode etika perbankan
dan lembaga pemerintah yang mendirikan dan menjalankan hukum
dan peraturan perbankan dapat membangun kepercayaan mengenai
29 Jones, J.M. & Vijayasarathy, L.R. Internet consumer catalog shopping: findings from an
exploratory study and directions for future research. Internet Research, 1998, hlm. 322.
http://proquest.umi.com/pqdWeb?did=117541716&sid=1&Fmt=3&clientId=46969&RQT=309&
Vname=PQD. 30
Budi Rahardjo, Aspek Teknology dan Keamanan dalam Internet Banking, Jakarta: PT
Insan Indonesia. PT INDOCISC, 2001, hlm. 38 31 A. Mukherjee dan Nath P, Op. Cit. hlm. 25 32 Shergill, G.S. and Li, B, Op. Cit. hlm. 6
25
kemanan dan kerahasiaan informasi. Pengguna dan bank memiliki
keyakinan mengenai nilai-nilai etika yang baik dalam internet
banking sehingga ethics juga digunakan sebagi indikator untuk
mengukur shared value.33
2. Cummunication (Komunikasi)
Menurut Anderson dan Narus yang dikutip oleh Mukherjee dan
Nath,34
komunikasi dapat didefinisikan sebagai “pembagian
informasi yang berarti dan tepat waktu baik secara resmi maupun
tidak resmi. Morgan dan Hunt berpendapat persepsi mitra bisnis
bahwa komunikasi masa lalu dari pihak lain yang relevan, tepat
waktu dan dapat dipercaya akan semakin meningkatkan
kepercayaan.35
Penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan Straub tahun 2001
menemukan bahwa komunikasi manusia dengan mesin, atau
setidaknya kepercayaan bahwa sistem elektronik mempunyai
karakteristik sosial, sangat penting untuk membangun kepercayaan
konsumen online.36
Semakin tinggi tingkat komunikasi sosial yang
ditampilkan oleh suatu website bank, semakin besar pengaruhnya
pada kepercayaan konsumen dan meningkatkan kemungkinan
33 Benassi,P., TRUSTe: An Online Privacy Seal Program, Communications of The ACM,
42, 1999, hlm. 104.http://www. proquest. umi. com/ Pqdweb? did= 38634908 & sid = 2& Fmt=
4& clientId =46969&RQT=309&Vname=PQD. 34 A. Mukherjee dan Nath P, Loc. Cit. hlm. 21 35 Robert M. Morgan dan Shelby D. Hunt, Op. Cit, hlm. 332 36 Gefen, D and Straub, D. Managing User trust in B2C E-Service. 2001,
http://www.cis.gsu.edu/∼ghubona/info790/info790Trust 41305Eva ndro.pdf.
26
konsumen melakukan transaksi online.37
Pada tahap dimana suatu
website dapat mempertinggi komunikasi sosialnya yang meliputi
keterbukaan (openness), kecepatan dalam merespon (speed of
response) dan kualitas informasi (quality of information) akan
mempengaruhi kemampuan situs tersebut untuk memenuhi
kebutuhan pengguna internet.38
Sehingga communication dapat
diukur oleh indikator openness, speed of response dan quality of
information. 1) Openness. Kepercayaan didapatkan melalui
keterbukaan dalam komunikasi yang secara spesifik melibatkan
konsumen perseorangan dan hubungan mereka dengan bank,39
2)
Speed of Response. Menurut Shergill dan Li,40
tanpa menggunakan
cara berkomunikasi yang tepat, internet banking tidak dapat
membangun hubungan yang baik dengan penggunanya dan hasil
penelitian yang dilakukan mereka menunjukkan bahwa konsumen
mempertimbangkan speed of response dengan serius ketika
berkomunikasi dengan penyedia layanan internet banking dan 3)
Quality of Information. Industri internet banking juga harus terbuka
dan menyediakan informasi yang berkualitas tinggi untuk
konsumennya.41
3. Opportunistic Bahavior Control (Pengendalian Perilaku
Oportunitis)
37 A. Mukherjee dan Nath P, Loc. Cit. hlm. 26 38
A. Mukherjee dan Nath P, ibid. hlm. 26 39 A. Mukherjee dan Nath P, ibid. hlm. 26 40 Shergill, G.S. and Li, B, Op. Cit. hlm. 5 41 Shergill, G.S. and Li, B, ibid. hlm. 5
27
Menurut Williamson yang dikutip oleh Mukherjee dan Nath,42
Opportunistic Behaviour didefinisikan sebagai pencarian akan
kemungkinan seseorang termakan tipu muslihat ketika melakukan
suatu transaksi. Opportunistic Behaviour Control berperan sebagai
faktor penting yang mempengaruhi kepercayaan. Shergill dan Li
mengkonsepkan regulatory control dan asymmetry information
control sebagai indikator untuk mengukur opportunistic behaviour
control.43
1) Regulatory Control. Ketika konsumen menggunakan
online banking, mereka memperkirakan tingkat kepercayaan diri
mereka atas mekanisme regulatory control di dunia virtual. Ada
website yang palsu dan identitas online dapat dilupakan dengan
mudah.44
Karena perkembangan internet banking yang cepat
menyebabkan timbulnya resiko yang sama dengan keuntungan yang
didapatkan, regulatory control menampilkan fungsi identifikasi,
pengukuran, pengawasan dan pengendalian resiko-resiko dari
pengoperasian internet banking untuk memperkuat keamanan
lingkungan saat melakukan aktivitas keuangan melalui internet,45
2)
Asymmetry Information Control. Terdapat Information asymmetry
pada kelengkapan informasi suatu produk, yaitu informasi yang
lengkap tentang kualitas produk yang sulit didapatkan di dalam
lingkungan virtual. Konsumen yang tidak mendapatkan informasi
42
A. Mukherjee dan Nath P, Loc. Cit. hlm. 25 43 Shergill, G.S. and Li, B, Loc. Cit. hlm. 6 44 S. Ba, Op. Cit. hlm. 323 45 Shergill, G.S. and Li, B, Loc. Cit. hlm. 6
28
yang lengkap tentang kualitas suatu produk, seringkali kehilangan
kepercayaaan untuk melakukan transaksi online.46
2.4 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan acuan dari
beberapa penelitian terdahulu. Diantaranya adalah
Pertama, hasil penelitian skripsi dari Wisnu Triastomo yang berjudul
Pengaruh Shared Values, Communication dan Opportunistic Behavior
Control Terhadap Trust dan Dampaknya Pada Customer Loyalty Sistem E-
Commerce di Surabaya tahun 2010 menyimpulkan bahwa shared values,
communication dan opportunistic behavior control berpengaruh positif
signifikan terhadap trust dan trust berpengaruh positif dan signifikan
terhadap customer loyalty sistem e-commerce di Surabaya terbukti dan
dapat diterima kebenarannya.
Kedua, penulis juga mengacu pada penelitian yang telah di lakukan
oleh Morgan and Hunt yang berjudul The Commitment-Trust Theory of
Relationship Marketing tahun 1994. Pada penelitian ini kepercayaan dan
komitmen dimodelkan sebagai variabel antara yang menghubungkan
variabel prekusor dari kepercayaan dan komitmen dengan outcome dari
kepercayaan dan komitmen. Variabel prekusor terdiri dari relationship
termination cost, relationship benefits, shared value, communication, dan
opportunistic behavior dan variabel outcome terdiri dari acquiescence,
propensity to leave, cooperation, functional conflict, dan uncertainty. Hasil
46 S. Ba, Loc. Cit. hlm. 324
29
penelitian menyimpulkan terdapat hubungan positif antara shared value dan
trust, terdapat hubungan positp antara communication dan trust,dan terdapat
hubungan negatif antara opportunistic behavior dengan trust.
Ketiga, penelitian Sri Maharsi dan Fenny yang berjudul Analisa
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan dan Pengaruh
Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pengguna Internet Banking di Surabaya,
menyimpulkan 1) Shared value (SV) terbukti memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kepercayaan pengguna pada internet banking (TRU), 2)
Komunikasi antara pengguna dengan internet banking (COM) terbukti
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pengguna
pada internet banking (TRU), 3) Pengontrolan terhadap kemungkinan bank
melakukan penipuan terhadap pengguna internet banking (OBC) terbukti
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pengguna
pada internet banking (TRU).
Keempat, tesis dari Fery Syahridin yang berjudul Identifikasi Atas
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Adopsi dan Persepsi Konsumen
Terhadap Keamanan Internet Banking, menyimpulkan bahwa untuk
membangun persepsi konsumen akan keamanan internet banking, maka
diperlukan persepsi positif akan internet banking, yaitu mengenai persepsi
konsumen akan kehandalan teknoligi informasi pada bank, serta keamanan
yang baik pada bank tersebut.
Kelima, Sri Maharsi dan Yuliani Mulyadi dengan judul Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking
30
dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM)
menyimpulkan dari hasil penelitiannya faktor kemudahan menggunakan
internet banking (PEU) secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap
ketertarikan menggunakan internet banking (IB) melalui manfaat internet
banking (PU) dan kredibilitas internet banking (PC). Faktor kemampuan
menggunakan komputer (CSE) juga berpengaruh pada minat menggunakan
internet banking (BI).
2.5 Kerangka Pikir
2.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang
telah dikemukakan, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X1
(Shared Value) dengan variabel Y (Kepercayaan nasabah)
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X2
(Comunicatio) dengan variabel Y (Kepercayaan nasabah)
Sared Value
Comunication
Kepercayaan Nasabah
Opportuniti Bahavior
Control
31
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara X
(Opportunistic Behaviour Control) terhadap Y (Kepercayaan
nasabah).
2.7 Definisi Operasional
Tabel. 2.0
Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Nilai Lebih (Shared
Value)
Keyakinan konsumen
dan bank terhadap nilai-
nilai seperti ethics,
security dan privacy.
Etika (Ethics)
Keamanan
(Security)
Privasi
(Kerahasiaan data
pribadi)
Likert
Komunikasi
(Communication)
Pembagian informasi
yang berarti dan tepat
waktu baik secara resmi
maupun tidak resmi
antara bank dengan
pengguna internet
banking.
Keterbukaan
(Openness)
Kecepatan Respon
internet banking
(speed of response)
Kualitas Informasi
dalam internet
banking (Quality of
information)
Likert
Pengendalian
Perilaku Oportunitis
(Opportunistic
Behaviour Control)
Pengontrolan terhadap
kemungkinan bank
melakukan penipuan
terhadap pengguna
internet banking.
Konsistensi
menjalankan
peraturan
(Regulatory
control)
Sistem pengawasan
Likert
32
dari bank
(Information
asymmetri)
Kepercayaan (Trust) Konsumen yang
memiliki kepercayaan
diri dalam sebuah
pertukaran dengan mitra
yang memiliki integritas
dan dapat dipercaya
Orientasi
Teknologi
(Technology
orientation)
Reputasi
(Reputation)
Perceived risk
Likert
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan pembahasan konsep teoritik berbagai metoda,
kelebihan dan kekurangannya serta dilanjutkan dengan pemilihan motoda yang
akan dipilih untuk membedah masalah.1 Dalam penelitian terdapat dua
pendekatan untuk membedah suatu penelitian. Kita mengenalnya dengan istilah
kualitatif dan kuantitatif. Secara tradisional terdapat jurang antara kualitatif
dengan kuantitatif, dimana masing-masing memiliki paradigma yang berbeda.
Menurut layder dalam Julia Brannen, perbedaan itu terletak pada tingkat
pembentukan pengetahuan dan proses penelitian.2
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tingkat eksplanatif
yaitu menjelaskan hubungan sebab akibat dari sejumlah variabel yang diteliti.
Kelebihan dari kuantitatif adalah sebagai alat ukur untuk menguji dugaan atau
hepotesis dari kualitatif, serta memberikan justifikasi signifikan terhadap temuan
penelitian berdasarkan uji statistik.3 Sehingga penelitian ini bisa digunakan untuk
menjelaskan hubungan di antara variabel-variabel penelitian dengan menjelaskan
besaran pengaruh dari independent variabel terhadap dependent variabel yang
diuraikan antara beberapa indikator atau dimensi yang tercantum di dalam
variabel yang telah ditentukan.
1 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitain Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, ed. 4, cet.
2, 2002, hlm. 3 2 Julia Brannen, Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, alih bahasa oleh
Huktan Arfawie Kurde dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Antasari, cet. 3, 2002, hlm. 9 3 Ibid, hlm. 9
34
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey, yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.4
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit
analisa yang karakteristiknya akan diduga.5 Target populasi dari penelitian ini
adalah seluruh nasabah yang telah yang menggunakan internet banking pada
PT. BSM cabang Semarang yang berlokasi di Jl. Pemuda Semarang.
Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili
populasinya.6 Sehingga sempel memiliki karakteristik yang dianggap
mewakili populasi. Untuk menentukan berapa minimal sampel yang
dibutuhkan, jika ukuran populasi diketahui, maka dapat digunakan rumus
slovin , yaitu:7
n =
Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir.
4 Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman,
BPFE, Yogyakarta, cet.1, 2004, hlm. 115 5 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, ed.
Revisi, 1989, hlm. 152. 6 Sugiarto dkk, Teknik Sampling, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm. 2 7 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hlm. 141-
142
35
Data yang peneliti dapatkan dari kepala SDI&U (Sumber Daya Insani
dan Umum) Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang, peneliti memperoleh
jumlah nasabah yang telah menggunakan fasilitas internet banking pada
kantor cabang Semarang yang berlokasi di jalan pemuda sebanyak 120
nasabah.
Dari jumlah populasi yang telah diketahui dengan jelas, maka
penghitungan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut:
=N
1 + N e2
n = 92, 308 dibulatkan menjadi 92
N = 120
e = 5%2 setara dengan 0,0025
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang pengambilannya dilakukan secara langsung
dari sumber pertama atau responden oleh seorang peneliti.8 Dalam hal ini
data yang dikumpulkan benar-benar sesuai dengan kebutuah dalam
penelitian.
8 Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: CV. Andi Offset, Ed. 1, 2006, hlm. 131
2 1 + 120 (5%)
120
36
3.2.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data
primer yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada nasabah
PT. BSM cabang Semarang yang berlokasi di Jl. Pemuda Semarang.
Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan
metode angket, metode ini mendasarkan pada laporan tentang diri atau self
report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi. 9
Pelaksanaan metode angket dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
cara menyebarkan kuesioner pada responden secara langsung, responden
diminta memberikan pendapat atau jawaban berupa kuesioner tertutup.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang sifatnya tertutup, yaitu jawabannya telah tersedia
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan. (Koesioner
terlampir)
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
angket, metode ini mendasarkan pada laporan tentang diri atau self report,
atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. 10
Pelaksanaan metode angket dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
penyebaran kuesioner pada responden secara langsung, responden diminta
9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Andi, Offset, ed. 1, cet. 8, jilid 2, 2001,
hlm. 157 10 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi, Offset, Yogyakarta, ed. 1, cet. 8, jilid 2,
2001, hal. 157
37
memberikan pendapat atau jawaban berupa kuesioner terbuka dan tertutup.
Kuesioner terbuka adalah teknik pengumpulan data dimana responden
diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri.
Sedangkan kuesioner tertutup adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup, yaitu jawabannya
telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
diinginkan11
.
Pengukuran kuesioner digunakan skala Likert’s yaitu pengukuran
kuesioner berdasarkan tanggapan atau respon seseorang tantang obyek
sosial di mana tiap instrumen jawaban mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif.12
Teknik yang peneliti gunakan untuk mengambil data dari responden
menggunakan teknik convenience random sampling. Artinya adalah teknik
pengambilan sample dengan pendekatan responden yang mudah ditemui
dan mau menjadi narasumber, data itulah yang menjadi rujukan peneliti.
Hal ini dikarenakan jumlah responden sangat banyak dan tersebar di
berbagai penjuru wilayah. Pemilihan metode convenience random
sampling dikarenakan metode ini cocok untuk menguji atau mencari ide-
ide baru yang bersifat eksploratif.13
11
Made Wirarta, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Andi, Offset, Yogyakarta, 2006,
hlm. 226 12Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: CV. Andi Offset, Ed. 1, 2006, hlm.82-83 13 Ibid, hlm. 124
38
3.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Koesioner
Analisis data yang digunakan untuk penelitian yang bersifat deskriptif
dengan sumber data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner
kepada responden harus sudah benar-benar bisa dipergunakan untuk
menganalisa.
Maka sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu hasil koesioner
setelah ditabulasi diuji dulu kesahihan dan kehandalannya dengan
pendekatan sebagai berikut:
1) Uji Kesahihan (Test of Validity)
Analisis uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan korelasi Pearson. Teknik untuk menguji validitas
instrumen tiap-tiap variabel dilakukan dengan cara mengkorelasikan
tiap skor item instrumen dengan total skor dari jumlah item instrumen
tersebut. Indikatornya adalah apabila nilai p (probabilitas) korelasi
tersebut signifikan, maka instrumen tersebut valid, sebaliknya apabila
tidak signifikan maka item instrumen tersebut tidak valid dan harus di
drop.
Signifikansi tiap sektor item ditetapkan dengan korelasi product
moment melebihi 0,3 atau korelasi product moment lebih besar dari r-
tabel (; n-2) dimana n adalah jumlah sampel, dan terakhir nilai
signifikan lebih kecil dari .14
14 Ibid, hlm. 149
39
Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan bahwa butir-butir
pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti memiliki
validitas isi (content validity) yaitu butir-butir pengukuran tersebut
merupakan alat ukur yang mencukup dan representative yang telah
sesuai dengan konsep teoritis.15
2) Uji Kehandalan (Test of Reliability)
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis Cronbach Alpha sesuai dengan saran yang
diberikan oleh Sekaran.16
Menurut Nunnaly, untuk mengetahui apakah
item-item pertanyaan dalam suatu variabel reliabel (andal), maka
indikatornya adalah apabila nilai 0,60. Dengan hasil output
komputer langsung menunjukkan handal tidaknya variabel yang
dipakai dalam penelitian.
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran17
yang membagi
tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r
hitung:
1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
Setelah data yang didapat dianggap cukup memadai dari segi
validitas dan reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah mengolah
15 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, ed. 3,
cet. 2, 2000, hlm. 133 16 Uma Sekaran, Research Methods For Business, 4th Ed, terjem, Kwan Men Yon,
Metodologi Penelitian Untuk bisnis, Ed. 4, Buku. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm. 42 17 Ibid, hlm. 41
40
data. Seluruh data yang sudah terkumpul ditabulasikan dengan masing-
masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian baru
dianalisis.
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini.
Kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden diseleksi terlebih
dahulu mengenai kelengkapan pengisian kuesioner. Setelah dilakukan
proses seleksi (editing), apabila ada kuesioner yang tidak diisi dengan
lengkap ada dua cara alternatif yaitu: (1) jika butir yang tidak terjawab
bersifat acak, artinya tidak terpusat pada suatu nomor tertentu, maka
untuk mengisi butir yang tidak terisi dengan memberi nilai rata-rata
dari semua butir pernyataan yang telah diisi oleh responden; dan (2)
jika secara umum responden mengabaikan suatu nomor tertentu,
mungkin butir pernyataan tersebut tidak benar, sehingga yang baik
adalah membuang butir pernyataan tersebut.18
3.3 Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan, penulis
menggunalan bantuan program SPSS versi 11,5. adapun langkah-langkah
sebagai berikut:
18 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, ed. 3, cet. 13, 1994, hlm. 194
41
3.3.1 Uji Asusmsi Klasik
3.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam regresi linear disturbance error atau variabel gangguan (ei)
berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti
distribusi normal disekitar rata-rata. Pengujian dapat dilakukan melalui
dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan statistic dan grafik.
Dalam hal ini data diuji dengan pendekatan grafik. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data
menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau garis histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.19
3.3.1.2 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara data urut waktu (time
series) atau antara space untuk data cross section. Keberadaan
autokorelasi yang signifikan mengakibatkan parameter regresi menjadi
tidak konsisten, meskipun tidak biasa. Oleh karena itu, hasil regresi
tidak boleh mengandung gejala autokorelasi yang signifikan.
Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data yang
dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson Test.
19 Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2001,
hlm. 110-112
42
Jika nilai statistik Durbin-Watson (DW) mendekati 2, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi autkorelasi yang signifikan.20
3.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah fenomena di mana pada nilai variabel
independen tertentu, masing-masing kesalahan (ei) mempunyai nilai
varian (σ2
) yang tidak sama. Heteroskedastisitas ini mengakibatkan
nilai-nilai estimator (koefisien regresi) dari model tersebut tidak efisien
meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten. Pengujian
terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan Spearman's Rank Correlation Test.
3.3.1.4 Uji Multikoleniaritas
Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang
sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain.
Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya
multikolinearitas ini adalah kesalahan standar parameter menjadi
semakin besar. Hal ini boleh terjadi pada hasil analisis regresi.
Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor). Adapun
kriteria yang digunakan dalam pengujian metode VIF ini adalah
sebagai berikut:
Jika VIFj>10 terjadi multikolinearitas tinggi antara regresor
(variabel bebas) j dengan regresor (variabel bebas) yang lain.21
20 Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga, 1995, hlm. 422
43
3.3.2 Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini untuk menguji hipotesis yang diajukan, dengan
mengadakan perhitungan dengan rumus regresi berganda, yaitu
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila
dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Persamaannya sebagai berikut:22
Y = a + b1X1 + b2 X2+ b3 X3+e
Dimana
Y = Kepercayaan
a = konstansta
X1 = Shared Value
X2 = Communication
X3= Opportunistic Behaviour Control
B1,2,3 = koefisien regresi
e = error
Keterangan:
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b =Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan
angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang
didasrkan pada variabel independen. Bila b(+) maka naik,
bila b(-) maka terjadi penurunan.
Rumusnya adalah:
21 Ibid, hlm. 425
22 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2007, hal. 277
44
a = (∑Y) (∑X²)-(∑X∑) (∑XY)
n∑X²- (∑X)²
Kemudian untuk mencari ada tidaknya pengaruh dapat
diteruskan dengan rumus:23
rxy = N∑XY-(∑X)(∑Y)
√{N∑ X²-(∑X)²}{N∑Y²-(∑Y)²}
1. Uji T (Regresi Parsial)
Uji ini sering disebut dengan ketepatan parameter penduga
(estimate), Uji t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis
benar.24
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel penjelas (independen) secara individual dalam
menerangkan variabel terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis
alternatif);
2) Dengan melihat hasil print out komputer melalui program
SPSS versi 11.5 for Windows, diketahui nilai Thitung dengan
nilai signifikansi nilai t;
3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh
signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat;
4) Jika nilai Thitung > Ttabel maka ada pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat, artinya
maka Ho ditolak dan H1 diterima, jika Thitung < Ttabel, maka
23 Ibid, hal 250
24 Bambang Setiaji, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta: Program
Pasca Sarjana UMS, 2004, hlm. 13
45
Ho diterima dan H1 ditolak, pada tingkat signifikansi α =
5%. Namun bila nilai sig. t > 0,05 dan sig.t < 0,10 maka ada
pengaruh yang signifikan pada signifikansi α = 10%.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai uji T adalah:
2. Uji F ( Regresi Simultan)
Uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas
(independen) terhadap variabel tak bebas (dependen) secara bersama-
sama. Menurut Kuncoro25
uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Prosedurnya uji F sebagai berikut:
1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis
alternatif);
2) Menentukan level of signifikans (α= 5 % );
3) Kriteria uji F, dengan melihat hasil print out komputer, jika
nilai signifikansi < 1%, maka model dalam analisis sudah
tepat (fit), berarti signifikans pada α= 1%.
Formula untuk uji F sebagai berikut : 26
F = R2 ( K – 1 )
(1 – R2 ) / (N – K - 1)
25 Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi,
Yogyakarta: AMP YKPN, cet. 1, 2001, hlm. 98
26 Gujarati, Statistik Ekonometrika, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, hal. 20.
=-
=- 21
21
yys
YYt
46
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi/ Jumlah kuadrat regresi.
K = Banyaknya variabel bebas
N = Banyaknya Subyek
Untuk menghitung Ftabel digunakan rumus sebagai berikut : F tabel
= [ K; ( n – k ) ; α ]
3. Uji Determinasi (R Square)
Koefisien Determinasi Menurut Setiaji27
koefisien determinasi (R2)
pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen adalah:
Besarnya R2 dihitung dengan membagi jumlah Yestimasi dikurangi
rata-rata kwadrat (sum square) dengan jumlah Y terobsesi dikurangi Y
rata-rata kwadarat. Nilai R2 adalah antara 0 sampai dengan 1, bila R2
mendekati 1 maka model yang dipilih mendekati kebenaran.
27 Bambang Setiaji, loc. cit, hlm. 20
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum (Profil) Bank Syari’ah Mandiri
4.1.1 Sejarah Bank Syari’ah Mandiri
Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam
perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan
Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah
Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan
atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan
November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi
tumbuhnya bank-bank syari’ah di Indonesia. Undang-Undang tersebut
memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syari’ah atau
dengan membuka cabang khusus syari’ah.1
PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi
berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai
1 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10
tahun 1998), cet. 6, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007.
48
dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih
konversi menjadi bank syari’ah dengan suntikan modal dari pemilik. 2
Efek terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila
Bakti menjadi bank syari’ah (dengan nama Bank Syari’ah Sakinah
Mandiri) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).3
PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung
sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti
menjadi bank syari’ah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri
(Persero) untuk membentuk unit syari’ah. Langkah awal dengan
merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi
PT. Bank Syari’ah Sakinah Mandiri berdasarkan Akta Notaris : Ny.
Machrani Moertolo Soenarto. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999.
Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris :
Sutjipto, SH nama PT. Bank Syari’ah Sakinah Mandiri diubah menjadi
PT. Bank Syari’ah Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah
memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah kepada PT. Bank Susila
Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
2 Bank Syari’ah Mandiri, Laporan Tahunan BSM, Jakarta, 2008, hlm. 5. 3 Ibid, hlm. 6.
49
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank
Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti
menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri.4
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999
merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syari’ah Mandiri.
Kelahiran Bank Syari’ah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari
para perintis bank syari’ah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen
PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank
syari’ah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).
PT. Bank Syari’ah Mandiri berkantor pusat di Gedung Bank
Syari’ah Mandiri yang terletak di Jl. MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340;
Telp. (021) 2300509; Homepage:www.syari’ahmandiri.co.id. Bank
Syari’ah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dengan
dukungan sekitar 959 karyawan. Pada saat itu terkumpul modal dasar
sebesar Rp 1.000.000.000.000,00 serta modal yang disetor Rp
358.372.565.000,00.5
Bank Syari’ah Mandiri kini beroperasi dengan 313 buah kantor
pelayanan, sembilan kantor cabang diantaranya berada di Jakarta serta
50 kantor cabang tersebar di dua puluh empat provinsi, sisanya adalah
kantor cabang pembantu. Selain itu, terdapat pula kantor kas dan 37521
jaringan ATM yang bias diakses di seluruh Indonesia, sebagai hasil
4 Ibid, hlm. 5.
5 Fenty Rismayanti, “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah Mandiri Tbk
Cabang Bandung”, Skripsi, FE UNPAD, 2005, hlm. 66
50
kerjasama Bank Syari’ah Mandiri dengan Bank Mandiri (Persero) juga
menyediakan jaringan ATM dengan jumlah 118 uni ATM BSM dan
3746 unit ATM Bank Mandiri (Persero).
Bank Syari’ah Mandiri berdiri dan mulai beroperasi pada saat
kondisi perekonomian dan perbankan kurang kondusif. Meskipun
demikian, perusahaan tetap mampu bertahan dan melaksanakan
kegiatan operasionalnya termasuk menyalurkan modal bagi para
pengusaha dengan baik. Selain itu, kegiatan-kegiatan social pun kerap
dilakukannya dalam bentuk kegiatan donor darah, pemberian
sumbangan, sponsorship kegiatan ilmiah dan lainnya.Walaupun usianya
masih tergolong muda, Bank Syari’ah Mandiri telah mencapai prestasi
dan kinerja yang cukup membagakan. Peningkatan ini tercermin dari
keberhasilan perusahaan menjadi peringkat ke-49 dari 150 bank terbaik
di Indonesia berdasarkan rating majalah Infobank 2001.6
PT. Bank Syari’ah Mandiri hadir sebagai bank yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang
melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syari’ah
Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
6 Ibid, hlm. 66
51
4.1.2 Visi.7
Menjadi bank syari’ah terpercaya pilihan mitra usaha.
4.1.3 Misi
1). Menciptakan suasana pasar perbankan syari’ah agar dapat
berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang
terkoordinasi dengan baik.
2). Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syari’ah
terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para
pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat
luas.
3). Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya
mengerti operasional perbankan syari’ah.
4). Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional
perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta
memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.
5). Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat
menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk
skala menengah dan kecil, senta mendorong tenwujudnya
manajemen zakat, infaq dan sadaqah yang lebih efektif sebagai
cerminan kepedulian sosial.
7 Ibid, hlm. 67
52
6). Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan
lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing.
4.1.4 Prinsip Operasi Bank Syari’ah.8
Bank Syari’ah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1). Prinsip Keadilan. Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas
dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang
disepakati bersama antara Bank dan Investor.
2). Prinsip Kemitraan. Bank Syari’ah menempatkan investor
penyimpanan dana, investor pengguna dana, maupun Bank pada
kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini
tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang
berimbang di antara investor penyimpan dana, investor pengguna
dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang
dimilikinya.
3). Prinsip Keterbukaan. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka
secara berkesinambungan, investor dapat mengetahui tingkat
keamanan dana dan kualitas manajemen bank.
4). Univeralitas. Bank dalam mendukung operasionalnya tidak
membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam
masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'âlamîn.
8 Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Loc. Cit, hlm. 9.
53
4.1.5 Budaya Perusahaan
Bank Syari’ah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar
prinsip syari’ah Islam menetapkan budaya perusahaan yang
mengacu kepada sikap akhlaq al-karîmah (budi pekerti mulia),
yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :9
1). Siddiq (Integritas). Menjaga martabat dengan integritas. Awal
dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap
terpuji dan perilaku teladan.
2). Istiqâmah (Konsistensi). Konsisten adalah kunci menuju
sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang
menyerah, kesabaran dan percaya diri.
3). Fatânah (Profesionalisme). Profesional adalah gaya kerja kami.
Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan
adil.
4). Amânah (Tanggung Jawab). Terpercaya karena penuh
tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif,
akurat dan disiplin.
5). Tablig (Kepemimpinan). Kepemimpinan berlandaskan kasih-
sayang. Selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif
dan memberdayakan.
9 Ibid, hlm. 8
54
4.1.6 Tujuan dan Strategi Perusahaan.10
Sesuai misinya menjadi Bank Syari’ah Mandiri terpercaya pilihan
mitra usaha, BSM bertekad untuk memberikan kemaslahatan bagi
masyarakat luas dan turut serta meningkatkan kesejahteraan di atas
landasan ekonomi syari’ah. Tekad tersebut ditegakkan di atas empat
prinsip utama (keadilan, kemitraan, keterbukaan, dan universalitas).
Adapun maksud universalitas adalah tekad pelayanan pada seluruh
golongan masyarakat di Indonesia, tanpa membedakan latar belakang
suku, agama, dan ras. Hal itu, lanjutnya, selaras dengan keyakinan
bahwa ajaran Islam adalah pembawa rahmat kepada seluruh alam.
Strategi yang digunakan Bank Syari’ah Mandiri adalah Aggressive
Maintenance Strategy. Dalam peningkatan volume bisnis, hingga saat
ini, PT Bank Syari’ah Mandiri terus melakukan perburuan investor baru
melalui penyediaan beragam produk dan pelayanan, sosialisasi proaktif,
promosi terarah, kegiatan pemasaran serta pelayanan yang lebih prima.
4.1.7 Struktur Organisasi Bank Syari’ah Mandiri.11
Struktur organisasi Bank Syari’ah Mandiri (BSM) senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis dan sekaligus
mengantisipasi dinamika lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah maka
manajemen BSM melakukan restrukturisasi organisasi. Tujuannya
untuk menjadikan organisasi BSM lebih fokus dan efisien.
10 Ibid, hlm. 33 11 Hasil Observasi peneliti dengan Bapak Adhi Setiyo Nugroho (MSI&U BSM
Semarang) tanggal 5 Oktober 2011.
55
Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang
memiliki karakteristik yang sama dalam satu direktorat. Adapun
struktur organisasi BSM Semarang adalah sebagai berikut:
Gambar 4.0
Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Semarang
Sumber : Bank Syari’ah Mandiri Cabang Semarang
4.1.8 Nilai-Nilai Perusahaan.12
1) Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang
terpadu dan berkesinambungan.
2) Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3) Hummanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
12 Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Op. Cit, hlm. 4
KEPALA CABANG
MANAJER
MARKETIN
G
MANAJER
OPERASION
AL
Teller Custumer
Service
Admin D & Cliring SDI &
Umum
Funding
Officer
Account
Officer
PMS
56
4) Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
5) Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank Syari’ah Mandiri sebagai mitra terpercaya dan menguntungkan.
4.1.9 Produk-produk BSM berbasis teknologi informatika
Seiring perkembangan zaman yang menuntut kecepatan dan
kemudahan dalam bertransaksi, BSM juga secara kontinu
mengembangkan produk- produk berbasis teknologi guna memenuhi
kebutuhan nasabah. Produk-produk jasa berbasis teknologi yang
berhasil dikembangkan sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai
berikut:
1. BSM Mobile Banking Berbasis GPRS adalah layanan perbankan
yang berbasis teknologi GPRS telepon selular (ponsel) yang
memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan berbagai
transaksi perbankan di mana saja, kapan saja. Ini merupakan
fasilitas bagi nasabah untuk mengakses rekening yang dimilikinya
dan melakukan transaksi, melalui teknologi gprs (general package
radio services) dengan sarana telepon seluler (ponsel). ini adalah
layanan pertama yang ada di indonesia.
2. BSM Net Banking adalah layanan bagi nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan (ditentukan bank) melalui jaringan internet
dengan sarana komputer. Ini fasilitas yang dapat dimanfaatkan
57
nasabah untuk melakukan transaksi perbankan yang ditentukan
oleh bank melalui jaringan internet dengan sarana komputer yang
dimiliki nasabah.
3. BSM Pooling Fund merupakan Fasilitas yang memudahkan
Nasabah untuk mengatur atau mengelola dana di setiap rekening
yang dimiliki Nasabah secara otomatis sesuai keinginan Nasabah.
4. Layanan ATM PRIMA dan DEBIT BCA pengayaan fitur bsm card
dan perluasan jaringan ATM dan EDC yang menerima BSM card
sebagai alat transaksi. BSM card dapat digunakan untuk tarik
tunai, cek saldo, transfer antar bank anggota atm prima (termasuk
BCA) serta dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang
merchant-nya menggunakan EDC BCA.
4.1.10 Karakteristik Nasabah Internet banking BSM.
Dalam penelitian ini telah dilaksanakan penyebaran kuesioner
kepada 95 orang nasabah produk Internet Banking di Bank Syari’ah
Mandiri cabang Semarang. Jumlah populasi dari responden yang diteliti
sebanyak 120 nasabah pada saat peneliti lakukan. Prosentasi sampel
adalah 79,16 % dari populasi, hal ini sudah dirasa cukup untuk diteliti
karena minimum pengambilan sampel adalah 10% dari populasi.
Penyebaran kuesioner dilakukan pada nasabah di kantor Bank Syari’ah
Mandiri Cabang Semarang. Waktu penyebaran kuesioner berlangsung
pada bulan Oktober 2011.
58
Hasil penelitian diketahui karakteristik konsumen pengguna
produk internet banking pada Bank Syari’ah Mandiri Cabang Semarang,
sebesar 54,7% adalah kaum laki-laki sedangkan yang perempuan hanya
sebesar 45,3%. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 4.0
Tabel. 4.0
Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 52 54,7
Wanita 43 45,3
Total 95 100%
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel 2 memperlihatkan sebagian besar nasabah yang diteliti
berjenis kelamin pria dimana perbedaan diantara keduanya terpaut 9 %.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa baik pria maupun wanita
memiliki kebutuhan yang relative sama terhadap lembaga keuangan.
Adapun mayoritas persentase pria dikarenakan pengambilan sampel
dilakukan dengan convenience random sampling. Jadi kebanyakan yang
mau mengisi dan menjadi responden adalah kaum pria.
Tabel.4. 1
Pengelompokan nasabah Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 17-25 tahun 20 21,1 21,1 21,1
26-35 tahun 42 44,2 44,2 65,3
36-45 tahun 23 24,2 24,2 89,5
>45 tahun 10 10,5 10,5 100,0
Total 95 100,0 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
59
Tabel. 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden tergolong usia
produktif. Sebanyak 42 orang yang setara dengan 44,2% berusia 26-35
tahun, memasuki usia tersebut, seseorang dituntut untuk memikirkan
masa depan dan tujuan hidup dengan lebih terfokus sehingga mereka
akan lebih cermat dalam mengatur alokasi keuangan. Posisi di
bawahnya adalah usia 36-45 sebesar 24,2% atau 23 orang. Sisanya
sebanyak 20 orang berusia 17-25 tahun. Meskipun demikian kaum
lansia juga masih menggunakan teknologi maju
Tabel. 4.2
Pengelompokan responden Berdasarkan Pendidikan Formal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid sd/sederajat 1 1,1 1,1 1,1
smp/sederajat 5 5,3 5,3 6,3
sma/sederajat 25 26,3 26,3 32,6
diploma/sarjana 46 48,4 48,4 81,1
magister/s2 16 16,8 16,8 97,9
doktor/s3 2 2,1 2,1 100,0
Total 95 100,0 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Sebanyak 46 orang atau 48,4% nasabah yang diteliti berlatar
belakang pendidikan diploma atau Sarjana, hal ini menunjukkan lebih
dari setengah sampel yang diperoleh berpendidikan formal akhir
Diploma/Sarjana. Kondisi pendidikan ini berpengaruh terhadap pola
pikir dan perilaku serta pengetahuan nasabah. Pendidikan yang tinggi
membuka peluang bagi responden untuk menjadi nasabah berdasarkan
motivasi kesadaran akan urgensi perbankan syari’ah bagi kepentingan
duniawi dan akhirat mereka.
60
Tabel. 4.3
Klasifikasi nasabah Berdasarkan Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid pelajar/mahasiswa 3 3,2 3,2 3,2
Wiraswasta 33 34,7 34,7 37,9
pegawai negeri/swasta 34 35,8 35,8 73,7
Professional 9 9,5 9,5 83,2
Pensiunan 6 6,3 6,3 89,5
lain-lain 10 10,5 10,5 100,0
Total 95 100,0 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Sebesar 34,7 % nasabah berprofesi sebagai wiraswasta. Sedangkan
posisi selanjutnya adalah PNS maupun swasta yang berpenghasilan
tetap dan mayoritas sudah berkeluarga sehingga mendorong mereka
untuk merencanakan keuangan masa depan keluarganya.
Tabel. 4.4
Pengelompokan nasabah Berdasarkan Penghasilan/Bulan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <500.000 4 4,2 4,2 4,2
Rp. 500.000-Rp. 1.000.000 12 12,6 12,6 16,8
Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 26 27,4 27,4 44,2
Rp1.500.000-Rp2.000.000 29 30,5 30,5 74,7
Rp2.000.000-Rp.2.500.000 14 14,7 14,7 89,5
>2.500.000 10 10,5 10,5 100,0
Total 95 100,0 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Rata-rata pendapatan perbulan responden berkisar Rp 1.500.000,00
– Rp 2.000.000,00 sebanyak 29 orang atau 30,5%, dan Rp 1.000.000,00
– Rp 1.500.000 sebesar 27,4% atau 26 orang. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa kesadaran akan perencanaan keuangan
61
responden telah matang. Di mana nasabah internet banking tergolong
masyarakat menengah terlihat dari pendapatan mereka.
Tabel. 4.5
Lama nasabah menjadi mitra BSM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 16 16,8 16,8 16,8
1-3 tahun 29 30,5 30,5 47,4
3-5 tahun 32 33,7 33,7 81,1
> 5 tahun 18 18,9 18,9 100,0
Total 95 100,0 100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Tabel di atas menunjukkan 33,7 % responden telah menjalin rmitra
dengan BSM dalam produk internet banking selama 3 hingga 5 tahun,
selanjutnya nasabah yang tidak lebih menjadi nasabah BSM dibawah 1
tahun. Sedangkan nasabah yang telah menggunakan produk ini di atas 5
tahun hanya 18 orang atau 18,9%.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian akan
dijelaskan pada tabel 4.6
62
Tabel. 4.6
Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Shared Value)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Shared Value (X1)
1 0,474 Valid
2 0,528 Valid
3 0,629 Valid
4 0,538 Valid
5 0,500 Valid
6 0,520 Valid
7 0,497 Valid
8 0,642 Valid
9 0,650 Valid
10 0,517 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
Shared Value 0,697 Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan tentang
variabel X1 atau shared value dinyatakan valid. Hal ini terbukti pada
angka yang tertera pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
Validitas instrument penelitian dikatakan valid apabila nilai korelasi lebih
besar dari pada nilai r dalam tabel product-moment. Tabel kritis nilai r
product-moment untuk n = 95 atau banyaknya responden 41 orang adalah
0,202. Sementara nilai hasil korelasi item yang paling rendah adalah
0,474.
Untuk reliabiliti variabel shared value sebesar 0,697 menunjukkan
kehandalan instrument diterima. Hal ini senada dengan uma sekaran yang
menjelaskan jika alpha atau r hitung = 0,8-1,0 dinyatakan reliabilitas baik;
63
0,6-0,799 dikategorikan reliabilitas diterima; atau kurang dari 0,6 maka
reliabilitas kurang baik.
Tabel. 4.7
Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (komunikasi)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Komunikasi (X2)
1 0,514 Valid
2 0,684 Valid
3 0,626 Valid
4 0,637 Valid
5 0,368 Valid
6 0,428 Valid
7 0,752 Valid
8 0,557 Valid
9 0,657 Valid
10 0,536 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
Komunikasi 0,823 Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Hitungan korelasi product-moment dengan nilai tebel r kritis
sebesar 0,202 dengan tingkat signifikan 5% memperlihatkan uji validistas
variabel komunikasi dinyatakan valid dengan hasil hitungan terendah
adalah 0,368 dan tertinggi 0,753.
Reliabiliti variabel komunikasi dengan nilai alpha atau r hitung =
0,823 dinyatakan baik. Sehingga ketika diujikan lagi pada renponden
hasilnya juga reliabel.
64
Tabel. 4.8
Validitas dan Reliabilitas Variabel X3 (Opportunistic Behaviour Control)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Opportunistic Behaviour Control (X3)
1 0,531 Valid
2 0,642 Valid
3 0,557 Valid
4 0,347 Valid
5 0,403 Valid
6 0,259 Valid
7 0,741 Valid
8 0,638 Valid
9 0,394 Valid
10 0,489 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
OBC 0,648 Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Hitungan korelasi product-moment dengan nilai tebel r kritis
sebesar 0,202 dengan tingkat signifikan 5% memperlihatkan uji validistas
variabel komunikasi dinyatakan valid dengan hasil hitungan terendah
adalah 0,259 dan tertinggi 0,741.
Reliabiliti variabel Opportunistic Behaviour Control dengan nilai
alpha atau r hitung = 0,648 baik. Sehingga ketika diujikan lagi pada
renponden hasilnya juga reliabel.
65
Tabel. 4.9
Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Kepercayaan)
Item Koefisien Korelasi Validitas
Kepercayaan (Y)
1 0,706 Valid
2 0,456 Valid
3 0,517 Valid
4 0,391 Valid
5 0,510 Valid
6 0,559 Valid
7 0,421 Valid
8 0,499 Valid
9 0,735 Valid
10 0,618 Valid
Variabel Koefisien Reliabilitas Reliabilitas
Kepercayaan 0,783 Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Pengujian validitas instrumen penelitian dengan menggunakan
pendekatan analisis butir menyatakan pertanyaan Y1, Y2, Y3, Y4, Y5,
Y6, Y7, Y8, Y9 dan Y10 valid dengan nilai terendah 0,391. Angka ini
telah melewati batas minimum sebesar 0,202 dari korelasi product-
moment.
Sedangkan reliabilitinya variabel Y atau kepercayaan
memperlihatkan hasilnya sebesar 0,783 ini menjelaskan reliabelnya bisa
diterima. Dari hasil ketiga variabel yang di teliti. Menunjukkan kesemua
pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel, meskipun ada yang
reliabelnya dinyatakan diterima.
66
4.2.2 Analisis Faktor
Sebelum dilakukan Analisis Faktor terlebih dahulu dilaksanakan
pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau
pengujian seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut dengan diukur
menggunakan metode test yaitu ada dua pendekatan:
1. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KMO untuk variabel
Risiko Investasi akan di jelaskan tabel 4.10
Tabel. 4.10
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,773
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 75,253
Df 21
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Kaiser-Meyer-Olkin untuk variabel Shared Value menunjukkan
hasil sebesar 0,773. hasil dapat dinyatakan analisis faktor layak
untuk dilanjutkan karena hasilnya labih besar dari ambang batas
yaitu 0,50. adapun KMO untuk variabel komunikasi akan dijelaskan
pada tabel 4.11
Tabel. 4.11
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,754
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 112,977
Df 21
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
67
KMO variabel Komunikasi menghasilkan nilai 0,754 dan
dinyatakan dapat dilanjutkan analisis faktornya dengan nilai
signifikan sebesar 0,000.
Tabel. 4.12
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,638
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 100,395
Df 21
Sig. ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Meskipun nilai KMO lebih kecil dibandingkan sebelumnya,
namun untuk variabel Opportunistic Behaviour Control masih bisa
dinyatakan bahwa analisis faktor layak diteruskan dengan besaran
nilainya 0,638 dan signifikansinya 0,000. Jadi dari ketiga variabel
yang diteliti dinyatakan layak untuk dianalisis faktor.
2. Measure of Sampling Adequancy (MSA).
Batas minimum MSA dalam analisis faktor menyatakan nilai
MSA > 0,5 maka variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut. Untuk mengetahui nilai MSA dapat dilihat juga pada
nilai KMO, maka hasilnya untuk variabel X1 adalah 0,773, variabel
X2 sebesar 0,754 dan variabel X3 dengan nilai 0,638. masing-
masing memiliki tingkat signifikan 0,000. sehingga variabel bisa
diprediksi.
68
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Pengujian Normalitas
Dalam regresi linear disturbance error atau variabel gangguan
(ei) berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi,
mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. Grafik 1 tersebut
menunjukkan bahwa data (titik-titik) menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat
disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Lihat
grafik dibawah ini.
Grafik 4.0
Regression Standardized Residual
2,252,00
1,751,50
1,251,00
,75,50
,250,00
-,25-,50
-,75-1,00
-1,25
-1,50
-1,75
-2,00
-2,25
Histogram
Dependent Variable:
Variabel Kepercayaan
Fre
qu
en
cy
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = ,98
Mean = 0,00
N = 95,00
4.2.3.2 Pengujian Autokorelasi
Hasil perhitungan dengan pendekatan statistik Durbin-Watson
Test sebesar 2,304. Jadi bisa dikatakan data tidak terjadi
69
autokorelasi, karena nilainya lebih besar dari dl (Batas Bawah) yaitu
1,39, tidak berada pada posisi diantara dl=1,39 dan du=1,60 dan
lebih besar dari du. sebagaimana pendapat dari Kuncoro (2001) yang
menyatakan bila nilai DW lebih besar dari batas atas (du) maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol. Tabel dapat dilihat pada
tabel koefisien determinasi.
4.2.3.3 Pengujian Heterokedastisitas
Dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 untuk
mendeteksi adanya heterokedastisitas digunakan grafik scatterplot
variabel dependen, grafik tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Berdasarkan keterangan grafik telihat titik-titik menyebar secara
acak, tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Grafik. 4.1
Scatterplot
Dependent Variable:
Variabel Kepercayaan
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
70
4.2.3.4 Pengujian Multikolinieritas
Cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas
salah satunya dengan melihat besarnya nilai toleransi value atau VIF.
Apabila nilai VIF lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10 maka
terjadi multikolinieritas, sebaliknya dinyatakan tidak terjadi
multikolinieritas antarvariabel independen apabila nilai VIF berada
pada kisaran 0,10 sampai 10. Hasil perhitungan menunjukkan angka
VIF dari ketiga variabel X bernilai 1,238 untuk variabel shared value
dan 1,375 untuk komunikasi, serta 1,126 untuk variabel
Opportunistic Behaviour Control yang berarti tidak terdapat
multikolinieritas. Angka VIF dapat dilihat pada grafik uji Ketepatan
Parameter Penduga (uji t).
Setelah asumsi klasik terpenuhi selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan dan pengujian regresi untuk mengukur pengaruh antara
variabel independen dengan dependent.
4.2.4 Perhitungan Regresi Linier Berganda
Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari 95 responden yang
merupakan nasabah pengguna internat banking pada Bank Syari’ah
Mandiri cabang semarang, dilakukan analisis dengan menggunakan
metode regresi linier berganda antara shared value, komunikasi dan
Opportunistic Behaviour Control dengan kepercayaan nasabah.
Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS for windows versi
71
11.5. Data yang digunakan dianalisis dan disajikan dalam bentuk
interpretasi sebagai berikut :
Tabel 4.13
Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .703(a) .494 .468 .521 2.304
a Predictors: (Constant), Variabel X1, variabel X2, variabel X3
b Dependent Variabel: Variabel Y
Sesuai dengan uraian hipotesis pada bab II, maka shared value,
komunikasi dan Opportunistic Behaviour Control serta pengaruhnya
terhadap kepercayaan nasabah dapat diketahui dengan menghitung nilai
koefisien regresi. Perhitungan ini menghasilkan koefisien korelasi antara
kedua variabel tersebut sebesar 0,703 atau 70,3 %. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa antara variabel shared value, komunikasi dan
Opportunistic Behaviour Control serta pengaruhnya terhadap
kepercayaan nasabah terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif
atau searah dengan keeratan hubungan 70,3%.
1) Uji R Square (Koefisien Determinasi)
Berdasarkan hasil analisis regresi linear (linear regression) yang
terdapat dalam lampiran, koefisien determinasi (R2) merupakan
koefisien yang dipergunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi
variabel independen terhadap perubahan variabel dependen.
72
Dengan menggunakan rumus Adjusted R Square didapatkan
koefisien determinasi yang telah disesuaikan antara kedua variabel
tersebut sebesar 0,494 atau 49,4%. Artinya variabel kepercayaan
nasabah dapat dijelaskan oleh variabel shared value, komunikasi dan
Opportunistic Behaviour Control sebesar 49,4% sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian.
2) Uji F (Pengujian Secara Simultan Antara Variabel X Dengan Y)
Nilai F digunakan untuk pengujian signifikansi koefisien
regresi secara keseluruhan. Dengan signifikansi nilai F yang
mendekati nol tersebut maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen yang terkait dengan koefisien regresi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kepercayaan nasabah
(Y) yang diteliti. Tabel Analysis of Variance tersebut diolah
dengan software SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14
ANOVA(b)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 12,288 3 56,796 10,756 ,000(a)
Residual 10,222 91 36,332
Total 22,510 94
a Predictors: (Constant), Variabel Pengendalian Perilaku Oportunitis, Variabel
Nilai Lebih (Shared Value), Variabel Komunikasi
b Dependent Variable: Variabel Kepercayaan
Atau dalam bahasa sederhana hipotesis Statistik uji simultan :
Ho : Tidak terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y
(Semua βi = 0)
H1 : Terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y
73
(Sekurang-kurangnya ada sebuah βi ≠ 0)
Berdasarkan tabel Analysis of Variance (ANOVA) diketahui
bahwa model yang terbentuk mempunyai nilai F = 10,756
dengan signifikansi 0,000. Pengujian dengan membandingkan
Ftabel = 3,24 dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui
bahwa Fhitung > Ftabel (10,576 > 3,240), serta nilai signifikansi
0,000 < dari 0,05 (5%) Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho
ditolak. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari uji ini bahwa secara
bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara variabel shared value, komunikasi dan
oportunistik behavior dengan kepercayaan nasabah.
3) Menentukan Variabel X (shared value, komunikasi dan
Opportunistic Behaviour Control) yang Paling Menentukan
Variabel Y (kepercayaan nasabah).
Koefisien regresi parsial atau uji T digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu untuk menguji
pengaruh shared value, komunikasi dan Opportunistic Behaviour
Control terhadap kepercayaan nasabah. Perhitungan koefisien
regresi parsial untuk mengetahui keberartian pengaruh dari setiap
variabel dengan α 5 % dilakukan melalui aplikasi SPSS for
windows versi 11.5
74
Tabel 4.15
Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) ,133 ,369 ,359
,720
Variabel Nilai Lebih (Shared Value)
,363 ,075 ,382 4,85
6 ,00
0 ,808
1,238
Variabel Komunikasi
,344 ,085 ,336 4,06
0 ,00
0 ,727
1,375
Variabel Pengendalian Perilaku Oportunitis
,244 ,062 ,294 3,92
0 ,00
0 ,888
1,126
a Dependent Variable: Variabel Kepercayaan
Ho : Tidak terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi = 0)
H1 : Terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi ≠ 0)
Dari hasil uji t terhadap koefisien parsial di atas dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 yaitu shared value lebih dominan
pengaruhnya serta positif terhadap kepercayaan nasabah dari
pada variabel komunikasi dan oportunistik behavior. Tingkat
signifikansinya sebesar 0,000.
Maka dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat
dirumuskan persamaan regresinya sebagai berikut.
Tabel 4.16
Rangkuman Koefisien Regresi Parsial
Variabel
Bebas
Koefisien T Sig. Interpretasi
Pengaruh
(Constant) 0,369 0,359 0,720
X1 0,075 4,856 0,000 Signifikan
X2 0,085 4,060 0,000 Signifikan
X3 0,062 3,920 0,000 Signifikan
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
75
Komponen persamaan akhir hasil analisis multi regresi yang
menyatakan hubungan antara variabel shared value, komunikasi dan
oportunistikk behavior terhadap variabel kepercayaan nasabah
dinyatakan sebagai berikut:
Y= 0,369 + 0,075X1 + 0,085X2 + 0,062X3
Untuk itu dari hasil perhitungan tersebut maka dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: berdasarkan persamaan regresi
terlihat bahwa paramater koefisien regresinya untuk variabel
independen adalah positif, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif antara variabel shared value, komunikasi dan
oportunistikk behavior terhadap variabel kepercayaan nasabah
pengguna internat banking, sehingga setiap terjadi peningkatan X
akan diikuti pula oleh peningkatan Y.
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan dari penelitian analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepercayaan nasabah dalam menggunakan internet banking
di BSM Semarang yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
shared value, komunikasi dan oportunistikk behavior terhadap variabel
kepercayaan nasabah pengguna internat banking, oleh karenanya BSM
sebagai penyedia layanan internet banking harus selalu mengawasi semua
transasi pada internet banking. Secara hasil uji statistik menunjukkan
sebagai berikut:
1) Hasil analisa mendapatkan nilai koefisien regresi, nilai ini
menggambarkan bahwa antara variabel X dan Y yaitu (shared
value, komunikasi dan oportunistikk behavior terhadap variabel
kepercayaan nasabah pengguna internat banking) dengan besar
0,703 atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara
variabel shared value, komunikasi dan oportunistikk behavior
terhadap variabel kepercayaan nasabah pengguna internat banking
terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah
dengan keeratan hubungan 70,3%. Nilai pada Adjusted R Square
didapatkan koefisien determinasi yang telah disesuaikan antara
77
variabel X dan Y sebesar 0,468 atau 46,8%. Artinya variabel
kepercayaan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel shared value,
komunikasi dan oportunistikk behavior sebesar 46,8% sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan kata
lain, kontribusi atau pengaruh variabel independen (shared value,
komunikasi dan oportunistikk behavior) terhadap variabel
dependen (variabel kepercayaan nasabah pengguna internat
banking) adalah sebesar 46,8% sedangkan 53,2 % dipengaruhi oleh
variabel lain di luar model yang diteliti.
2) Hasil perhitungan Analysis of Variance (ANOVA) diketahui
bahwa model yang terbentuk mempunyai nilai F = 10,756 dengan
signifikansi 0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel =
2,710 dan = 5 % (0,05) dengan demikian diketahui bahwa Fhitung
> Ftabel (10,756 > 2,710), serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05
(5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat
ditarik kesimpulan dari uji ini bahwa secara bersama-sama
(simultan) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
variabel shared value, komunikasi dan oportunistikk behavior
terhadap variabel kepercayaan nasabah pengguna internat banking.
3) Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690
dengan = 5 % (0,05) dengan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu
4,856 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%). Oleh
karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan bahwa
78
ada pengaruh positif dan signifikan antara shared value dengan
kepercayaan konsumen, tingkat pengaruhnya sebesar 36,3%.
Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel
= 1,690 dengan = 5 % (0,05) dan diketahui bahwa Thitung > Ttabel
yaitu 4,060 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%).
Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima
H1. Maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel komunikasi dengan kepercayaan
konsumen. Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 34,4%.
Sedangkan pengujian variabel X3 dengan membandingkan
Ttabel = 1,690 dengan = 5 % (0,05) dan diketahui bahwa Thitung >
Ttabel yaitu 3,920 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05
(5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan
menerima H1. Maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara variabel oportunistic behaviour dengan
kepercayaan konsumen. Dengan tingkat pengaruhnya sebesar
24,4%.
5.2 Saran
Mengacu pada hasil pengolahan data dan pembahasan, saran-saran
yang dapat penulis berikan :
1. Untuk saat ini memang benar bahwa perkembangan teknologi
informatika sangat berkembang pesat. Hal ini tidak terlepas dari
79
meningkatnya perekanomian Negara yang bergerak positif dan
cenderung naik. Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara di
kawasan Asia yang sanggup mempertahankan perekonomiannya dikala
terjadi krisis keuangan global akhir 2008 lalu. Maka diperlukan
pengembangan produk yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah dimana
tingkat mobilitas mereka sangat tinggi.
2. Seiring makin maraknya kejahatan cyber, para nasabah dituntut untuk
semakin waspada terhadap kejahatan pada wilayah ini karena begitu rapi
dan terorganisasi dengan baik oleh para pelaku kejahatan.
3. Bank Syari’ah Mandiri diharapkan meningkatkan profesionalismenya
dengan berlandaskan ketentuan syari’ah. Karena dua hal inilah yang
melatar belakangi nasabah semakin solid. Peningkatan kualitas teknologi
yang baik akan meningkatkan kinerja BSM yang semakin dipercaya oleh
konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Al-quran surat Al- Jumuah ayat10. Al-quran dan terjamahnya. CV Penerbit
Diponegoro. Bandung. 2005.
Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
ed. 3. cet. 2. 2000.
Bank Syari’ah Mandiri. Laporan Tahunan BSM. Jakarta. 2008.
Benassi, P. TRUSTe: An Online Privacy Seal Program. Communications of The
ACM. 42. 1999. hlm. 104.http://www. proquest. umi. com/ Pqdweb?
did= 38634908 & sid = 2& Fmt= 4& clientId
=46969&RQT=309&Vname=PQD.
Brannen, Julia. Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. alih
bahasa oleh Huktan Arfawie Kurde dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
dan IAIN Antasari. cet. 3. 2002.
Gefen, D and Straub. D. Managing User trust in B2C E-Service. 2001.
http://www.cis.gsu.edu/∼ghubona/info790/info790Trust 41305Eva
ndro.pdf.
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.
2001. hlm.
Golose, Petrus Reinhard. Perkembangan Cyber Crime dan Upaya
Penanggulangannya di Indonesia Oleh Polri. Jakarta: Buliten Hukum
Perbankan dan Kebanksentralan. Volume 4 Nomor 2. Agustus. 2006).
Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. 1995.
Gujarati, Statistik Ekonometrika. Bumi Aksara. Jakarta. 1997.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi. Offset. ed. 1. cet. 8. jilid
2. 2001.
Hasil kajian Bank Indonesia yang berjudul Kinerja Sektor Keuangan Domestik di
Tengah Krisis Global tahun 2009.
Hasil Observasi peneliti dengan Bapak Adhi Setiyo Nugroho (MSI&U BSM
Semarang) tanggal 5 Oktober 2011.
Hoffman, Novak. T.P. D.L. and Peralta. M. Building Consumer Trust in Online
Environments: The Case for Information Privac . 1999.
http://www.orgsm.Vanderbilt.edu/Research/papers/BuildingConsumer
Trust.
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-
Pengalaman. BPFE. Yogyakarta. cet.1. 2004.
Jones, J.M. & Vijayasarathy. L.R. Internet consumer catalog shopping: findings
from an exploratory study and directions for future research. Internet
Research. 1998. http:// proquest. umi. com/ pqdWeb? did=117541716
&sid =1 & Fmt=3&clientId=46969&RQT=309&Vname=PQD.
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. ed. 3. cet. 13. 1994.
Kompas (2002. 19 Maret). Indonesia Tempati Posisi ke Enam Kejahatan Internet.
Data diunduh tanggal 5 Juni 2011.
http://www.kompas.com/internet/news/0203/19 /104052.htm
Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta: AMP YKPN. cet. 1. 2001.
Lee, M.K.O. and Turban. E. A Trust Model for Consumer Internet Shopping.
2001. Data diunduh tanggal 5 Juni. http:// www. people. creighton. Edu
/~lch50201/ summer2004/Week5responses.pdf.
M.J, Culnan. and Armstrong. P.K. Information Privacy Concerns. Procedural
Fairness. and Impersonal Trust: An Empirical Investigations.
Organization Science. 1999. hlm 104-116.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=39524230&sid=3&Fmt=4&clientI
d=46969&RQT=309&VName=PQD.
Morgan, Robert M. dan Shelby D. Hunt. The Commitment Trust Theory of
Relationship Marketing. Journal of Marketing. Vol. 58. No. 3. 1994.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitain Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
ed. 4. cet. 2. 2002.
Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Perbankan Syari’ah. UII
Press.Yogyakarta. 2000.
Muhammad, Teknik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin Pada Bank
Syari’ah. UII Press.Yogyakarta. 2004.
Mukherjee, A. dan Nath P. A Model of Trust in Online Relationship Banking.
International Journal of Banking. 2003.
R.A. Malaga, Web-Based Reputation Management Systems: Problems And
Suggested Solutions. Electronic Commerce Research. 1. 2001.
http://proquest. umi. com/ pqd web ? did = 528782111 & sid = 1 & Fmt
= 2 & clientld = 46969 &RQT=309& Vname= PQD database.
Rahardjo, B. Arsitektur Internet Banking yang Terpercaya. Data diunduh tanggal
5 Juni 2011. http://www.ilmukomputer.com/populer/budir ahardjo-
banking.php.
Rahardjo, Budi. Aspek Teknology dan Keamanan dalam Internet Banking.
Jakarta: PT Insan Indonesia. PT INDOCISC. 2001.
Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor
10 tahun 1998). cet. 6. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2007.
Rismayanti, Fenty. Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank
Syariah Mandiri Tbk Cabang Bandung. Skripsi. FE UNPAD. 2005.
S, Ba. Establishing Online Trust Through A community Responsibility System.
Decision Support System. 31. 2001. 323-336. http:// www. Cos . ufrj . br
/∼jano /CSCW2004/onlinetrust.pdf.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 4th
Ed. terjem. Kwan Men Yon.
Metodologi Penelitian Untuk bisnis. Ed. 4. Buku. 2. Jakarta: Salemba
Empat. 2006.
Setiaji, Bambang. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta:
Program Pasca Sarjana UMS. 2004.
Shergill, G.S. and Li. B. Internet Banking-An Empirical Investigation Of
Customer’s Behaviour for online Banking in New Zealand.
2005.http://www.Business.massey.ac.nz/commerce/research_outputs/20
04/ 2004011.pdf.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metodologi Penelitian Survai. LP3ES.
Jakarta. ed. Revisi. 1989.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Ekonosia. Yogyakarta.
2003.
Sugiarto dkk. Teknik Sampling. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. 2007.
Suliyanto. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Ed. 1. 2006.
Swaminathan, V.. Lepkowska-White. E. and Rao. B.P. Browsers or Buyers in
Cyberspace?An Investigation of Factors Influencing Electronic
Exchange. 1999.
http://www.ascus.org/ecmc/vol5/issue2/swaminathan.htm.
Tampubolon, Nelson. Surat Edaran: Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas
Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking). (online).
August 24. 2005. http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/se-6-18-
04-apnp.pdf.
Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syari’ah. pasal 1. ayat 7. . pasal 1. ayat 12.
Wirarta, Made. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Andi. Offset. Yogyakarta.
2006.
www.bi.co.id. data diunduh pada tanggal 5 Juni 2011.
KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban pada masing-masing pertanyaan berikut ini dengan
melingkari atau memberi tanda silang pada setiap jawaban
2. Pilihan tersebut hendaknya seobjektif mungkin sesuai dengan hati nurani anda.
3. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila seluruh pertanyaan terjawab,
karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab
A. DATA RESPONDEN
1. Nama : …………………………………………
2. Jenis kelamin : …………………………………………
3. Umur : …………………………………………
4. Pendidikan : …………………………………………
5. Pekerjaan : …………………………………………
6. Penghasilan : …………………………………………
7. Lama menjadi nasabah BSM : …………………………………………
B. INDIKATOR PENELITIAN
Beri tanda X pada jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara
Keterangan : STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
NO. PERNYATAAN STS TS KS S SS
Variabel Nilai Lebih (Shared Value)
Etika (Ethich)
1. Internet banking BSM tidak melanggar
norma agama
2. Internet banking BSM sudah menjadi
kebiasaan masyarakat
3. Internet banking BSM tidak sulit
dilakukan
Keamanan
4. Internet banking BSM terjamin
keamanannya
5. Internet banking BSM tidak pernah
terjadi pembobolan
6. Akurasi / ketepatan dalam bertransaksi
dengan internet banking BSM
Privasi
7. Data pribadi saya terjaga
kerahasiannnya
8. Internet banking BSM bisa dilakukan
dimanapun
9. Internet banking BSM memahami
kebutuhan saya
10. Internet banking BSM sesuai yang saya
inginkan
Variabel Komunikasi
Keterbukaan (Openness)
1. Internet banking BSM selalu
memberikan info baru
2. Internet banking BSM menjelaskan
semua produknya
3. Internet banking BSM terbuka untuk
nasabahnya
Kecepatan Respon (speed of response)
4. Internet banking BSM memberikan
ruang untuk konsumen
5. Internet banking BSM menerima
masukan dan saran konsumen
6. Internet banking BSM cepat
menyelesaikan permasalahan
Kualitas Informasi (Quality of information)
7. Internet banking BSM sesuai dengan
janjinya
8. Apa yang disampaikan sangat berharga
9. Informasi yang disampaikan dapat
dihandalkan
10. Terdapat bukti yang meyakinkan pada
setiap infprmasi
Variabel Pengendalian Perilaku Oportunitis (Opportunistic Behaviour Control)
Aturan yang Jelas (Regulatory control)
1. Pengawasan yang ketat terhadap sistem
internet banking BSM
2. Aturan yang tegas terhadap prilaku
karyawan
3. BSM sering melakukan kontrol
4. Internet banking BSM tidak memiliki
celah kesalahan
5. Adanya sangsi yang tegas untuk prilaku
yang menyimpang
Information asymmetri
6. Saya berpengalaman dengan internet
banking BSM
7. Saya menilai baik terhadap internet
banking BSM
8. Saya merasakan kualitas yang baik pada
internet banking BSM
9. Konsumen dan BSM saling
menguntungkan dengan internet
banking
10. Memberikan informasi yang sesuai
dengan keadaan BSM
Variabel Kepercayaan
Orientasi Teknologi (Technology orientation)
1. Saya percaya dengan keamanan
tehnologi sistem online pada internet
banking BSM
2. Saya percaya tehnologi internet banking
BSM yang digunakan dapat
memeudahkan transasi
3. Saya percaya tehnologi internet banking
BSM dapat di pertanggungjawabkan
Reputasi (Reputation)
4. Saya percaya dengan reputasi internet
banking BSM
5. Saya percaya dengan kualitas internet
banking BSM
6. Saya percaya layanan internet banking
BSM sesuai dengan kebutuhan saya
Perceived risk
7. Kecil kemungkinan terjadi kecurangan
bertransaksi menggunakan internet
banking BSM
8. Saya percaya internet banking BSM
aman
9. Saya percaya tingkat akurasi internet
banking BSM
10. Bertransaksi dengan menggunakan
internet banking BSM tidak berisiko
kesalahan pencatatan
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
,773
75,25321
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1,000 ,5601,000 ,7381,000 ,700
indikator nilai ethicindikator keamananindikator privasi
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
1,999 66,625 66,625 1,999 66,625 66,625,615 20,502 87,127,386 12,873 100,000
Component123
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
,749,859,837
indikator nilai ethicindikator keamananindikator privasi
1
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.a.
Factor Analysis
Page 1
KMO and Bartlett's Test
,754
112,97721
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1,000 ,677
1,000 ,445
1,000 ,364
indikator keterbukaanindikator kecepatanresponindikator kuwalitasinformasi
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
1,486 49,527 49,527 1,486 49,527 49,527,921 30,714 80,240,593 19,760 100,000
Component123
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
,823
,667
,603
indikator keterbukaanindikator kecepatanresponindikator kuwalitasinformasi
1
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.a.
Factor Analysis
Page 2
KMO and Bartlett's Test
,638
100,39521
,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-SquaredfSig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1,000 ,763
1,000 ,763
indikator aturan yangtegas dan jelasindikator informasiasimetri
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
1,527 76,343 76,343 1,527 76,343 76,343,473 23,657 100,000
Component12
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
,874
,874
indikator aturan yangtegas dan jelasindikator informasiasimetri
1
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.1 components extracted.a.
Rotated Component Matrixa
Only one component was extracted. The solution cannot be rotated.a.
Page 3
Frequencies
Statistics
95 95 95 95 950 0 0 0 0
,500 ,908 ,891 1,3311 2 1 12 5 6 6
ValidMissing
N
Std. DeviationMinimumMaximum
NamaResponden
JenisKelamin
RespondenUsia
RespondenPendidikanResponden
PekerjaanResponden
Statistics
95 950 0
1,287 ,9871 16 4
ValidMissing
N
Std. DeviationMinimumMaximum
PenghasilanResponden
Lama MenjadiNasabah
Frequency Table
Nama Responden
1 1,1 1,1 1,11 1,1 1,1 2,11 1,1 1,1 3,21 1,1 1,1 4,21 1,1 1,1 5,31 1,1 1,1 6,31 1,1 1,1 7,41 1,1 1,1 8,41 1,1 1,1 9,51 1,1 1,1 10,51 1,1 1,1 11,62 2,1 2,1 13,71 1,1 1,1 14,71 1,1 1,1 15,81 1,1 1,1 16,81 1,1 1,1 17,91 1,1 1,1 18,91 1,1 1,1 20,01 1,1 1,1 21,11 1,1 1,1 22,11 1,1 1,1 23,21 1,1 1,1 24,2
Agus HartopoAgus LukmanAgustina UtamiAhmad SulthonAkibatul MunthohaAli GhufronAmalia HardhianAmong RanggaArif RiyantoAsriyatunBadawiBudi HartoBudi UtomoChamdan SusiloCholiatunDewi AfrikaDini LaraswatyDini RamadaniDwi MaharaniDwi YustantoEka aulia yulianaEko Rerlono
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Page 1
Nama Responden
1 1,1 1,1 25,31 1,1 1,1 26,31 1,1 1,1 27,41 1,1 1,1 28,41 1,1 1,1 29,51 1,1 1,1 30,51 1,1 1,1 31,61 1,1 1,1 32,61 1,1 1,1 33,71 1,1 1,1 34,71 1,1 1,1 35,81 1,1 1,1 36,81 1,1 1,1 37,91 1,1 1,1 38,91 1,1 1,1 40,01 1,1 1,1 41,11 1,1 1,1 42,11 1,1 1,1 43,21 1,1 1,1 44,21 1,1 1,1 45,31 1,1 1,1 46,31 1,1 1,1 47,41 1,1 1,1 48,41 1,1 1,1 49,51 1,1 1,1 50,51 1,1 1,1 51,61 1,1 1,1 52,61 1,1 1,1 53,71 1,1 1,1 54,71 1,1 1,1 55,81 1,1 1,1 56,81 1,1 1,1 57,91 1,1 1,1 58,91 1,1 1,1 60,01 1,1 1,1 61,11 1,1 1,1 62,11 1,1 1,1 63,21 1,1 1,1 64,21 1,1 1,1 65,32 2,1 2,1 67,41 1,1 1,1 68,41 1,1 1,1 69,51 1,1 1,1 70,51 1,1 1,1 71,61 1,1 1,1 72,61 1,1 1,1 73,71 1,1 1,1 74,71 1,1 1,1 75,81 1,1 1,1 76,81 1,1 1,1 77,91 1,1 1,1 78,91 1,1 1,1 80,0
Emy SusilowatiErnaEva rihandiniFarida UlyaniFatkurFebri AnnaGusal PermanaHambaliHenny AstutiIkaImam Syafi'iIntan Puspita Hugraheniismu indra prabowoJaka WiyanaKastonoKhalimatus Sa'diyahKusmantoLaili qodriyahLiaLina wijayantiLinatus SifaLinda WulandariLukman SholehM. Ashar HasanMa'rifatul UlyaMas'adunMuhamad DaeroziMuhammad ZaidiMuhlis EfendiMukti WibowoMunasriMuqorrobinMurya arif basukiMurya NingrumNgatirinNoor FadlanNor saiznormaNur RohmadNur SaidNurul HudaNurul richaNuzulun ni'mahPram WahyudiPuryadiRetno RahajengRienaRobertus LaksonoRochmahRohmat SumberRositaRoudhotun ni'mah
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Page 2
Nama Responden
1 1,1 1,1 81,11 1,1 1,1 82,11 1,1 1,1 83,21 1,1 1,1 84,21 1,1 1,1 85,31 1,1 1,1 86,31 1,1 1,1 87,41 1,1 1,1 88,41 1,1 1,1 89,51 1,1 1,1 90,51 1,1 1,1 91,61 1,1 1,1 92,61 1,1 1,1 93,71 1,1 1,1 94,71 1,1 1,1 95,81 1,1 1,1 96,81 1,1 1,1 97,91 1,1 1,1 98,91 1,1 1,1 100,0
95 100,0 100,0
Ruth RahapsariSaiful RahmanSholikhatunSholikul MakhyaSilvi AriyantiSiti KuswatiSri MurniSugiyantoSujadwatiSunotoSupriyantoSurantiSururiSuwartoTeguh BasukiWeni RevianaYuliana RahmahYuyun MurtianiZulaikhahTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis Kelamin Responden
52 54,7 54,7 54,743 45,3 45,3 100,095 100,0 100,0
priawanitaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Usia Responden
20 21,1 21,1 21,142 44,2 44,2 65,323 24,2 24,2 89,510 10,5 10,5 100,095 100,0 100,0
17-25 tahun26-35 tahun36-45 tahun>45 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan Responden
1 1,1 1,1 1,15 5,3 5,3 6,3
25 26,3 26,3 32,646 48,4 48,4 81,116 16,8 16,8 97,9
2 2,1 2,1 100,095 100,0 100,0
sd/sederajatsmp/sederajatsma/sederajatdiploma/sarjanamagister/s2doktor/s3Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Page 3
Pekerjaan Responden
3 3,2 3,2 3,233 34,7 34,7 37,934 35,8 35,8 73,7
9 9,5 9,5 83,26 6,3 6,3 89,5
10 10,5 10,5 100,095 100,0 100,0
pelajar/mahasiswawiraswastapegawai negeri/swastaprofesionalpensiunanlain-lainTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Penghasilan Responden
4 4,2 4,2 4,212 12,6 12,6 16,826 27,4 27,4 44,229 30,5 30,5 74,714 14,7 14,7 89,510 10,5 10,5 100,095 100,0 100,0
<500.000Rp. 500.000-Rp. 1.000.000Rp 1.000.000-Rp 1.500.000Rp1.500.000-Rp2.000.000Rp2.000.000-Rp.2.500.000>2.500.000Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Lama Menjadi Nasabah
16 16,8 16,8 16,829 30,5 30,5 47,432 33,7 33,7 81,118 18,9 18,9 100,095 100,0 100,0
< 1 tahun1-3 tahun3-5 tahun> 5 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Descriptives
Descriptive Statistics
95 1 2 1,45 ,500
95 2 5 3,24 ,90895 1 6 3,81 ,89195 1 6 3,13 1,33195 1 6 3,71 1,28795 1 4 2,55 ,98795
Jenis KelaminRespondenUsia RespondenPendidikan RespondenPekerjaan RespondenPenghasilan RespondenLama Menjadi NasabahValid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic StatisticN Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Page 4
Descriptive Statistics
,193 ,247 -2,005 ,490
,369 ,247 -,578 ,490-,261 ,247 ,593 ,490,953 ,247 ,067 ,490,021 ,247 -,459 ,490
-,067 ,247 -,996 ,490
Jenis KelaminRespondenUsia RespondenPendidikan RespondenPekerjaan RespondenPenghasilan RespondenLama Menjadi NasabahValid N (listwise)
Statistic Std. Error Statistic Std. ErrorSkewness Kurtosis
Page 5
Regression
Variables Entered/Removedb
VariabelPengendalian PerilakuOportunitis,VariabelNilai Lebih(SharedValue),VariabelKomunikasi
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Variabel Kepercayaanb.
Model Summaryb
,703a ,494 ,468 ,522Model1
R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
Model Summaryb
,546 10,756 3 91 ,000 2,304Model1
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-W
atson
Predictors: (Constant), Variabel Pengendalian Perilaku Oportunitis, Variabel Nilai Lebih (Shared Value), VariabelKomunikasi
a.
Dependent Variable: Variabel Kepercayaanb.
ANOVAb
12,288 3 56,796 10,756 ,000a
10,222 91 36,33222,510 94
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Variabel Pengendalian Perilaku Oportunitis, Variabel NilaiLebih (Shared Value), Variabel Komunikasi
a.
Dependent Variable: Variabel Kepercayaanb.
Page 1
Coefficientsa
,133 ,369 ,359 ,720
,363 ,075 ,382 4,856 ,000
,344 ,085 ,336 4,060 ,000
,244 ,062 ,294 3,920 ,000
(Constant)Variabel Nilai Lebih(Shared Value)Variabel KomunikasiVariabel PengendalianPerilaku Oportunitis
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Page 2
Coefficientsa
,808 1,238
,727 1,375
,888 1,126
(Constant)Variabel Nilai Lebih(Shared Value)Variabel KomunikasiVariabel PengendalianPerilaku Oportunitis
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Variabel Kepercayaana.
Collinearity Diagnosticsa
3,965 1,000,021 13,670,009 21,498,006 26,607
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index
Page 3
Collinearity Diagnosticsa
,00 ,00 ,00 ,00,02 ,09 ,02 ,88,21 ,11 ,95 ,02,77 ,81 ,03 ,10
Dimension1234
Model1
(Constant)
Variabel NilaiLebih (Shared
Value)Variabel
Komunikasi
VariabelPengendalian
PerilakuOportunitis
Variance Proportions
Dependent Variable: Variabel Kepercayaana.
Residuals Statisticsa
3,14 4,97 3,92 ,362 95-2,172 2,885 ,000 1,000 95
,038 ,123 ,066 ,020 95
3,05 4,96 3,92 ,362 95-,73 ,79 ,00 ,330 95
-2,189 2,346 ,000 ,984 95-2,223 2,434 ,001 1,007 95
-,76 ,87 ,00 ,345 95-2,273 2,503 ,002 1,017 95
,239 11,623 2,968 2,544 95,000 ,203 ,012 ,025 95,003 ,124 ,032 ,027 95
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Variabel Kepercayaana.
Charts
Regression Standardized Residual
2,25
2,00
1,75
1,50
1,25
1,00
,75,50,250,00
-,25-,50-,75-1,00
-1,25
-1,50
-1,75
-2,00
-2,25
Histogram
Dependent Variable:
Variabel Kepercayaan
Freq
uenc
y
14
12
10
8
6
4
20
Std. Dev = ,98 Mean = 0,00N = 95,00
Page 4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Variabel Kepercayaan
Observed Cum Prob
1,0,8,5,30,0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1,0
,8
,5
,3
0,0
Scatterplot
Dependent Variable:
Variabel Kepercayaan
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Page 5
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 1
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P1 8,0000 2,0638 ,4745 ,8217P2 8,3263 1,4562 ,5284 ,4359P3 8,1368 1,0768 ,6290 ,3985
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 3
Alpha = ,6926
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 2
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P4 8,3053 1,8314 ,6292 ,6704P5 8,4526 2,1866 ,5383 ,7852P6 8,4000 1,5617 ,5008 ,5917
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 3
Alpha = ,7723
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 3
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P7 12,9684 2,3926 ,5201 ,7804P8 12,6947 2,5122 ,4972 ,6113P9 12,6842 2,3247 ,6427 ,5566P10 12,4947 2,6143 ,6507 ,6313
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 4
Alpha = ,7076
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 4
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P11 7,6211 1,5783 ,5148 ,3979P12 8,2632 1,3024 ,6848 ,2858P13 8,1789 1,4676 ,6263 ,5518
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 3
Alpha = ,5168
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 5
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P14 7,2105 3,0190 ,6370 ,5978P15 7,2105 3,0190 ,3684 ,6964P16 7,5158 3,0822 ,4282 ,8343
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 3
Alpha = ,7863
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 6
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P17 10,2000 5,6511 ,1947 ,7310P18 10,6000 4,6468 ,4275 ,5813P19 10,6000 4,0298 ,6467 ,4168P20 10,5684 4,6309 ,4896 ,5387
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 4
Alpha = ,6486
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 7
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P21 13,0000 8,2766 ,7522 ,5750P22 12,8632 7,4385 ,5575 ,5080P23 12,5684 9,8011 ,6577 ,6743P24 13,6842 8,3886 ,5360 ,7110P25 13,3579 7,4663 ,6222 ,4982
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 5
Alpha = ,6524
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 8
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P26 14,3372 6,8181 ,4980 ,6756P27 14,3687 6,3729 ,4996 ,6823P28 13,7860 7,6665 ,7350 ,6208P29 13,7898 7,2360 ,6184 ,6318P30 13,5722 8,8849 ,2238 ,7667
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 5
Alpha = ,7253
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 9
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P31 7,8526 3,0844 ,5585 ,7431P32 7,7789 2,6421 ,6641 ,6247P33 7,6526 2,9312 ,5985 ,7006
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 3
Alpha = ,7717
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 10
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P34 7,5474 2,5270 ,4639 ,5006P35 7,7684 2,2649 ,3992 ,5978P36 7,6105 2,4318 ,4611 ,4997
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 3
Alpha = ,6292
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
Page 11
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
P37 12,0737 4,3881 ,3834 ,8265P38 12,4526 3,4419 ,7160 ,6762P39 12,2737 2,8817 ,7661 ,6362P40 12,0526 3,6249 ,5473 ,7601
Reliability Coefficients
N of Cases = 95,0 N of Items = 4
Alpha = ,7875
Page 12