analisis faktor penentu fdi otomotif di asean-5

21
ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Dary Mulia Ananda 2012110040 UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017

Upload: others

Post on 19-Feb-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh: Dary Mulia Ananda

2012110040

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG 2017

AN ANALYSIS OF THE DETERMINING FACTORS

OF AUTOMOTIVE FDI IN ASEAN-5

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements for Bachelor’s Degree in Economics

By Dary Mulia Ananda

2012110040

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG 2017

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penentu FDI otomotif di 5 negara

ASEAN, yaitu; Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Variabel bebas

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jumlah tenaga kerja (LABOR), penjualan

otomotif (SALES), research & development (RND), produktivitas tenaga kerja

(PRODUCTIVITY), tingkat keterbukaan (OPENNESS), interest rate (IR), exchange rate

(ER), serta dummy krisis ekonomi global tahun 2008 (DK). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode Ordinary Least Squares (OLS). Hasil estimasi

menunjukkan bahwa FDI industri otomotif di ASEAN-5 secara signifikan dipengaruhi

oleh variabel LABOR, SALES, PRODUCTIVITY, OPENNESS, dan ER. Sedangkan

RND, IR dan DK tidak terbukti signifikan.

Kata kunci : FDI, Otomotif, ASEAN-5

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze the determinants of automotive FDI in 5 ASEAN

countries, namely; Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam and the Philippines. The

independent variables that were being used in this study consisted of the number of labor

(LABOR), automotive sales (SALES), research & development (RND), labor productivity

(OPENNESS), interest rate (IR), exchange rate (ER), as well as the 2008 global crisis

dummy (DK). This research was conducted using Ordinary Least Squares (OLS)

method. The estimation result shows that the automotive FDI in ASEAN-5 was

significantly influenced by LABOR, SALES, PRODUCTIVITY, OPENNESS, and ER.

Whereas RND, IR and DK were not proven to be significant.

Key words : FDI, Automotive, ASEAN-5

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat

dan penyerataan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul

skripsi ini adalah “Analisis Faktor Penentu FDI Otomotif di ASEAN-5”. Industri otomotif

merupakan industri yang saat ini sedang berkembang pesat, karena itu, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan topik ini. Disamping itu, skripsi ini juga merupakan

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dari karya ilmiah ini. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik guna

memperbaiki dan melengkapi karya ilmiah ini kedepannya. Harapan penulis adalah

semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca

pada umumnya. Selama pembuatan karya ilmiah ini penulis telah banyak mendapatkan

bantuan berupa doa, bimbingan, dorongan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Maka,

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Miryam B.L. Wijaya selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Katolik Parahyangan dan juga sebagai dosen wali pengganti yang

tanpa lelah selalu mendorong dan memberikan arahan kepada penulis sehingga

kewajiban akademik penulis dapat diselesaikan.

2. Ibu Anna Farina Poerbonegoro, Dra., M.A. sebagai dosen wali penulis yang

memberikan nasihat serta dorongan, sehingga penulis dapat melewati masa sulit

di semester awal perkuliahan.

3. Ibu Januarita Hendrani, Ph.D., sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar

membimbing, mendukung, dan memberikan masukkan hingga karya ilmiah ini

dapat diselesaikan.

4. Bapak Ahmad Aswin Masudi, SE., M.S.E. sebagai co-dosen pembimbing yang

selalu dengan sabar membimbing, memberi masukkan dan membantu penulis

hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan ibu dosen, Pak Eko, serta seluruh staff Tata Usaha Ekonomi

Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan khususnya yang banyak

membantu penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

6. Ayah dari penulis yaitu Nandar Koes serta Ibu dari penulis yaitu Djuwita Pingkan

kemudian Kakak dari penulis yaitu Andrew Oktorizal, Sandy Olivia, Agung

Wicaksono, serta keponakan dari penulis yaitu Alice atas kasih sayang, doa dan

dorongan motivasi yang sangat besar bagi penulis.

viii

7. Cechillia Revie Krisna yang telah menemani penulis, memberi motivasi, dan

memberi doa hingga akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan.

8. Anak-anak DF yaitu Aulia, Singgih, Ilham, Lintang, Saffina, Tommy, Florency, dan

Eko yang senantiasa mendukung dan memotivasi penulis

9. Anak-anak CEES yaitu Gama, Ayu, Oscar, Prialaksana, Rangga, dan Jako untuk

segala motivasi, doa serta dukungan kepada penulis.

10. Anak-anak HIMAGI yaitu Adhitya, Alvie, Artanto, Azis, Satrio, Kevin, Swenanda,

Sisca dan Mei yang memotivasi, memberi masukkan serta mendukung penulis

hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

11. Anak-anak SB MANIA yaitu Rendhy, Brian, Ilham, Hazmi, Eric, Gede, Carlos,

Marlina, Nawinda, Arini, Indry, Dibah, Ratih, Mawar, serta anak SB Mania

Lainnya.

12. Terima kasih kepada Olan, Wisnu dan Icha, Sarkoji, Andrew, Enrika, Monica,

Getha, Mariska, Tari, Shafiah, dan Martine yang sudah mendukung penulis

hingga akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

13. Seluruh angkatan EP 2012 yaitu Ari, Alif, Nicholas, Michael, Jaya, Vincent, Vito,

Benny, Abe, Herman, Ardi, Paul, Vhil, Ajoy, Irfan, Rendra, Gema, Vicky, Atyasa,

Rawafi, Ijul, Thessa, Monica, Karin, Jesicca, andhara, adew, Vania, Nurul, Widy,

Karina serta anak-anak EP 2012 lainnya. Terima kasih untuk dukungan, bantuan,

masukkan selama proses penyusunan skripsi ini.

14. Seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu, terima kasih

atas segala doa, bantuan, dan dukungannya.

Akhir kata, penulis berharap agar Tuhan yang Maha Esa dapat berkenan membalas

seluruh kebaikan pihak-pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberikan

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bandung, Juli 2017

Dary Mulia Ananda

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi

1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 13

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 13

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................ 18

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 18

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 18

1.5 Ruang Lingkup .................................................................................................. 19

1.6 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 19

2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 22

2.1 Foreign Direct Investment ................................................................................. 22

2.2 Tujuan Foreign Direct Investment ...................................................................... 23

2.3 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 25

3. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 29

3.1 Metode penelitian .............................................................................................. 29

3.2 Model Penelitian ................................................................................................ 32

3.3 Objek Penelitian ................................................................................................ 33

3.3.1 Foreign Direct Investment (FDI) .................................................................. 33

3.3.2 Tenaga Kerja .............................................................................................. 34

3.3.3 Jumlah Penjualan Otomotif Dalam Negeri .................................................. 35

3.3.4 Produktivitas Tenaga Kerja ......................................................................... 36

3.3.5 Pengeluaran Negara Terhadap Biaya Penelitian ........................................ 37

3.3.6 Keterbukaan Pasar ..................................................................................... 38

3.3.7 Nilai Tukar Mata Uang ................................................................................ 39

3.3.8 Tingkat Suku Bunga .................................................................................... 40

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 41

4.1 Hasil pengolahan data ....................................................................................... 41

4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................... 43

4.2.1 Uji Multikolienearitas ................................................................................... 43

4.2.2 Uji Autokorelasi ........................................................................................... 44

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 44

4.2.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial ........................................ 45

4.2.5 Koefisien Determinasi ................................................................................. 47

4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 47

x

5. PENUTUP .............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 54

LAMPIRAN ............................................................................................................... A-1

RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................................... A-2

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN .. 15

Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN ................... 16

Gambar 3. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN .......................... 17

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 21

Gambar 5. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN ........................... 33

Gambar 6. Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri di 5 Negara ASEAN ............... 34

Gambar 7. Jumlah Penjualan Otomotif Dalam Negeri di 5 Negara ASEAN................. 35

Gambar 8. Produktivitas Tenaga Kerja di 5 Negara ASEAN ...................................... 36

Gambar 9. Persentase Pengeluaran Pemerintah untuk R&D di 5 Negara ASEAN ..... 37

Gambar 10. Indeks Keterbukaan Pasar di 5 Negara ASEAN ...................................... 38

Gambar 11. Nilai Tukar Mata Uang Domestik Terhadap USD di 5 Negara ASEAN .... 39

Gambar 12. Tingkat Suku Bunga di 5 Negara ASEAN ................................................ 40

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi FDI ........................ 28

Tabel 2. Rincian Data Variabel Penelitian .................................................................. 29

Tabel 3. Hasil Estimasi Persamaan dengan Dependen FDI ....................................... 41

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas (Variance Inflation Factors) ................................... 43

Tabel 5. Hasil Uji Durbin-Watson ................................................................................ 44

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas White ............................................................... 45

13

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan

kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan

analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan

menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya

akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh

masyarakat. Terciptanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi.

Menurut Simon Kuznet (1955), pertumbuhan ekonomi menjelaskan kenaikan

output per kapita dalam jangka panjang yang mencerminkan kemampuan suatu

negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang ataupun jasa agar dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan

teknologi, penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan. Definisi ini

memiliki 3 (tiga) komponen: (1) pertumbuhan ekonomi suatu negara terlihat dari

meningkatnya persediaan barang secara terus-menerus; (2) kemajuan teknologi

merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat

pertumbuhan dan kemampuan dalam menyediakan aneka macam barang kepada

masyarakat; (3) penggunaan teknologi secara luas dan efisien sehingga memerlukan

penyesuaian di bidang kelembagaan atau idiologi inovasi yang dihasilkan oleh ilmu

pengetahuan umat manusia serta dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000).

Terciptanya persediaan barang, teknologi serta diversifikasi sangat mudah

dilakukan bagi negara-negara maju. Sedangkan bagi negara berkembang ketiga

komponen tersebut cukup sulit untuk dilakukan. Rendahnya tingkat produktivitas,

modal, pendidikan serta ketergantungan impor adalah beberapa faktor yang

menghambat negara berkembang untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut.

Integrasi ekonomi merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk meningkatkan

ketiga komponen tersebut, sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi pada

negara-negara berkembang.

14

Integrasi ekonomi secara umum adalah penghapusan hambatan-hambatan

ekonomi antara dua negara atau lebih. Hambatan-hambatan tersebut antara lain

adalah penghapusan diskriminasi perdagangan atau penyatuan politik seperti norma,

peraturan, dan prosedur. Menurut Kementerian Keuangan (2014), terciptanya

integrasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara akan berdampak pada

pertumbuhan pangsa pasar, kemudahan akses barang, perpindahan sumber daya

manusia serta transfer teknologi antar negara menjadi lebih cepat. Asia Tenggara

sendiri merupakan kawasan yang beranggotakan negara-negara yang sedang

berkembang. Karakteristik negara berkembang yang cenderung bergantung pada

barang impor juga tercermin di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, wilayah Asia

Tenggara mempunyai peranan penting dalam perdagangan internasional bagi negara

Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Taiwan serta Australia (Kawawura, 1999).

Sekitar tahun 1993-1997, Asia Tenggara merupakan tujuan ekspor utama

Amerika Serikat, Cina dan jepang untuk kawasan Pasifik (ASEAN, 2007). Akan tetapi

krisis ekonomi pada tahun 1998 sangat mempengaruhi perekonomian Asia

Tenggara. Setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara,

para kepala negara anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun

2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam

bidang keamanan politik (ASEAN Political-Security Community), ekonomi (ASEAN

Economic Community), dan sosial budaya (ASEAN Socio-Culture Community), yang

kemudian dikenal dengan Bali Concord II.

Terbentuknya Integrasi Ekonomi ASEAN bertujuan untuk memulihkan kondisi

ekonomi Asia Tenggara setelah dilanda krisis 1998 serta memperkuat perekonomian

Asia Tenggara. Selain itu, Integrasi Ekonomi ASEAN terdiri dari 4 pilar utama yaitu:

(1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang didukung dengan elemen

aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik serta aliran modal yang

lebih bebas; (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan

elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual,

pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce; (3) ASEAN sebagai

kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen

pengembangan usaha kecil dan menengah, serta prakarsa integrasi ASEAN untuk

negara-negara CMLV (Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan (4) ASEAN

sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global

dengan elemen pendekatan yang terkait dalam hubungan ekonomi di luar kawasan,

dan meningkatkan peran serta dalam jaringan produksi global (ASEAN, 2007 dan

ASEAN, 2013).

15

Dalam cetak biru ASEAN juga ditetapkan 12 sektor prioritas yang akan

diintegrasikan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Asia

Tenggara. Dari 12 sektor prioritas tersebut salah satu sektor yang dianggap mampu

menjadi jembatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor otomotif.

Hal ini disebabkan oleh tingginya keterkaitan sektor otomotif dengan sektor industri

lainnya. Dalam Atikah (2007), disebutkan jika nilai rata-rata integrasi vertikal antara

industri mobil dengan industri komponen pendukungnya selama kurun waktu 1974-

2005 sebesar 0.74. Hal ini menunjukkan bahwa industri mobil termasuk dalam

dominant vertical sehingga keterkaitan vertikal antara industri hulu dengan industri

hilir tergolong sangat kuat.

Semenjak krisis ekonomi tahun 2008, industri otomotif di Asia Tenggara

berkembang sangat pesat. Berdasarkan data ASEAN Automotive Federation (AAF)

pada tahun 2007, penjualan otomotif di Asia Tenggara mencapai 1,886,537 unit,

sedangkan pada tahun 2012 mencapai 3,473,288 unit. Pertumbuhan penjualan

tersebut juga didukung oleh pertumbuhan produksi kendaraan bermotor yang cukup

tinggi. Pada tahun 2007, produksi kendaraan bermotor roda empat mencapai

2,215,944 unit sedangkan pada tahun 2012 telah mencapai 4,237,980 unit.

Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara

ASEAN

Sumber: ASEAN Automotive Federation

16

Dari sepuluh negara anggota ASEAN, hanya terdapat 5 negara yang tercatat sebagai

basis produksi industri otomotif, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan

Filipina. Berdasarkan gambar 1, Produsen terbesar kendaraan bermotor roda empat

adalah Thailand dengan penguasaan pasar pada tahun 2012 mencapai 58%, disusul

Indonesia sebesar 25.1%, Malaysia sebesar 13.4%, Vietnam sebesar 2.5% dan

Filipina 1%. Akan tetapi selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2015, industri

otomotif di Asia Tenggara sendiri pernah mengalami penurunan produksi. Penurunan

tersebut salah satunya disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi global pada tahun

2008. Krisis ekonomi global juga menyebabkan produksi Indonesia mengalami

penurunan dari kisaran 28.6% pada tahun 2007 menjadi 25.1% pada tahun 2012.

Sedangkan pada periode yang sama Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengalami

penurunan masing-masing dari 19.9% menjadi 13.4%, 3.4% menjadi 1.7%, serta

5.2% menjadi 3.9%. Hanya Thailand yang mengalami peningkatan produksi.

Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN

Sumber: ASEAN Automotive Federation

Perkembangan sektor otomotif di kawasan ASEAN juga berdampak pada

peningkatan investasi asing langsung (FDI) di bidang ini. Harus disadari bahwa

sebagian besar negara di kawasan ASEAN merupakan negara berkembang dan

membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut Sihombing (2008), pemerintah harus mengupayakan sumber pembiayaan

pembangunan dari alternatif-alternatif yang tersedia, baik yang bersumber dari dalam

maupun yang bersumber dari luar negeri. Apabila ternyata persediaan tabungan di

dalam negeri tidak mencukupi, maka salah satu cara untuk mendapatkan suntikan

modal adalah melalui FDI.

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Un

it

Thailand

Indonesia

Malaysia

Vietnam

Filipina

17

Gambar 3. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN

Sumber: Thailand (Bank of Thailand), Indonesia (Badan Koordinasi Penanaman Modal),

Malaysia (Malaysian Investment Development Authority), Vietnam (Trading Economics) &

Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas)

Berdasarkan gambar 3, pada tahun 2012 FDI industri otomotif mengalami

peningkatan yang signifikan. Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan FDI. Menurut Dunning dalam paradigma OLI (ownership, location,

internalization) terdapat 3 faktor yang menentukan Multinational Corporation (MNC)

untuk melakukan FDI, yaitu keuntungan ownership, location, dan internalization.

Dunning kemudian mengkategorikan jenis FDI berdasarkan motivasi MNCs untuk

melakukan FDI, yaitu market seeking, resource seeking, dan efficiency seeking.

Market seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs dengan tujuan untuk

mencari ukuran pasar yang lebih besar di negara penerima FDI. Oleh karena itu,

semakin besar ukuran pasar maka semakin besar pula FDI yang masuk. Market size

biasanya diukur melalui GDP atau GDP per kapita. Resource Seeking FDI

merupakan FDI yang dilakukan MNCs dengan melihat ketersediaan sumber daya

tersebut seperti bahan baku, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja tidak terampil

dan tenaga kerja terampil, infrastruktur fisik (pelabuhan, jalan, listrik, dan

telekomunikasi), serta tingkat teknologi. Semakin besar ketersediaan sumber daya

tersebut maka semakin besar FDI yang masuk. Efficiency seeking FDI merupakan

FDI yang dilakukan MNCs untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi antara lain adalah tingkat

produktivitas, daya saing serta biaya produksi yang lebih rendah. Semakin tinggi

tingkat efisiensi maka semakin banyak FDI yang masuk. (Faeth, 2009).

0

500,000,000

1,000,000,000

1,500,000,000

2,000,000,000

2,500,000,000

3,000,000,000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

USD

Thailand

Indonesia

Malaysia

Vietnam

Filipina

18

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Integrasi ekonomi ASEAN bertujuan untuk mendorong pertumbuhan

perekonomian melalui penciptaan pasar tunggal dan menjadi basis produksi,

pemerataan ekonomi, kemudahan akses antar anggota ASEAN, pengembangan

infrastruktur, tenaga kerja serta menarik aliran modal untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi kawasan ASEAN. Investasi asing langsung (FDI) merupakan faktor utama

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena sebagian besar negara-negara

anggota ASEAN merupakan negara berkembang yang masih bergantung pada aliran

modal asing. Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang dianggap

memiliki keterkaitan antar sektor yang sangat erat dengan sektor lainnya. Oleh

karena itu, pengembangan sektor otomotif diharapkan akan memberikan dampak

terhadap sektor lainnya. Walaupun sektor otomotif pernah mengalami penurunan

produksi pada saat krisis ekonomi global tahun 2008, namun ditahun-tahun

berikutnya tingkat produksi otomotif di 5 negara ASEAN mengalami peningkatan yang

signifikan. Berdasarkan pentingnya pengembangan industri otomotif di ASEAN maka

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya FDI ke dalam sektor

otomotif di 5 negara ASEAN?

b. Seberapa besar krisis ekonomi global tahun 2008 mempengaruhi sektor

otomotif di 5 negara ASEAN?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan pada subbab sebelumnya, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya FDI ke

dalam sektor otomotif di 5 negara ASEAN.

b. Menganalisis pengaruh krisis ekonomi global tahun 2008 terhadap sektor

otomotif di 5 negara ASEAN.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan disusunnya penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberi

manfaat:

a. Bagi penulis, merupakan sebuah sarana untuk menerapkan ilmu yang telah

diperoleh selama berada di perguruan tinggi.

19

b. Sebagai bahan kepustakaan bagi mahasiswa-mahasiswa yang akan datang

baik untuk memperkaya wawasan maupun dipergunakan sebagai referensi

dalam penulisan karya tulis.

1.5 Ruang Lingkup

Guna lebih menspesifikasikan pembahasan dalam penelitian ini, serta

sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainnya, maka ruang lingkup

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Industri otomotif yang dimaksud yakni kendaraan bermotor (motor vehicle)

dengan jumlah roda 4 atau lebih seperti kendaraan penumpang (passenger

car) serta kendaraan niaga seperti trailer dan semi-trailer.

b. Perusahaan-perusahaan internasional yang diproduksi dan diperjualkan di

kawasan ASEAN dapat dikatakan sebagai industri mobil ASEAN.

1.6 Kerangka Pemikiran

Industri otomotif merupakan salah satu industri yang dianggap memiliki

keterkaitan antar sektor yang sangat erat dengan sektor lainnya. Oleh karena itu,

pengembangan sektor otomotif diharapkan dapat memberikan dampak terhadap

sektor lainnya. Selain itu, integrasi ekonomi ASEAN dapat menciptakan kawasan

ASEAN sebagai basis produksi dan pasar tunggal. Melalui terbentuknya pasar

tunggal serta basis produksi, diharapkan dapat menarik investor asing untuk

menanamkan modal di negara-negara ASEAN. Investasi asing langsung (FDI)

merupakan faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena, sebagian

besar negara-negara anggota ASEAN merupakan negara berkembang di mana

masih bergantung terhadap aliran modal asing. Sementara itu, FDI juga dapat

dibedakan berdasarkan motivasi yang melatarbelakangi investor asing untuk

melakukan FDI, yaitu market seeking, resource seeking serta efficency seeking.

Untuk menunjukkan adanya market-seeking FDI, penelitian ini menggunakan

variabel penjualan kendaraan bermotor dalam negeri. Variabel tersebut dipilih karena

dapat memperlihatkan keadaan suatu pasar. Peningkatan penjualan kendaraan

bermotor dalam negeri akan mencerminkan kondisi pasar mengalami pertumbuhan.

Kondisi pasar yang atraktif akan memotivasi investor untuk meningkatkan investasi

pada pasar tersebut, sehingga akan mempengaruhi peningkatan FDI di suatu

20

wilayah. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel keterbukaan pasar

(openness index). Variabel openness index digunakan untuk mengukur seberapa

besar keterbukaan pasar suatu negara karena, semakin tinggi keterbukaan pasar hal

ini akan mempengaruhi masuknya FDI di suatu negara.

Untuk menunjukkan adanya resource-seeking FDI, penelitian ini menggunakan

variabel ketersediaan tenaga kerja. Variabel tersebut dipilih karena merupakan salah

satu sumber daya dalam faktor produksi. Tingginya ketersediaan jumlah tenaga kerja

pada suatu wilayah akan mempengaruhi penurunan tingkat upah sehingga dapat

mengurangi biaya produksi. Rendahnya biaya produksi pada wilayah tertentu

biasanya dijadikan salah satu pertimbangan investor untuk mengembangkan

perusahaan. Oleh karena itu, ketersediaan tenaga kerja pada suatu wilayah dapat

dijadikan salah satu faktor yang memotivasi masuknya FDI di suatu wilayah.

Untuk menunjukkan adanya efficiency-seeking FDI, penelitian ini menggunakan

variabel produktivitas tenaga kerja. Variabel tersebut dipilih karena dapat

mencerminkan bagaimana kinerja 1 tenaga kerja dalam memproduksi 1 unit barang

atau jasa yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan seorang tenaga kerja

dalam memproduksi barang selama 1 tahun, maka semakin tinggi produktivitas

tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja sendiri termasuk ke dalam salah satu aspek

pada faktor produksi. Oleh sebab itu, produktivitas tenaga kerja dijadikan sebagai

salah satu faktor penting bagi investor untuk mengembangkan perusahaan pada

suatu wilayah. Maka dari itu, tingginya produktivitas tenaga kerja dapat dijadikan

salah satu faktor penting dalam mempengaruhi masuknya FDI ke suatu wilayah.

Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel pengembangan teknologi. Variabel

tersebut dipilih karena dapat memperlihatkan pertumbuhan teknologi pada suatu

wilayah. Semakin tinggi pertumbuhan teknologi pada suatu wilayah, hal ini akan

meningkatkan tingkat efisiensi pada wilayah tersebut. Dalam faktor produksi teknologi

merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas. Oleh sebab itu,

pengembangan teknologi pada suatu wilayah termasuk ke dalam salah satu

pertimbangan investor untuk mengembangkan perusahaan.

Penelitian ini menggunakan variabel nilai tukar (exchange rate) untuk mengukur

tingkat kestabilan ekonomi. Variabel tersebut dipilih karena dapat mempengaruhi

tingkat investasi. Dalam jangka pendek, berkurangnya tingkat investasi disebabkan

oleh dampak negatif dari penurunan exchange rate atau dikenal dengan expenditure

reducing effect. Hal ini terjadi karena penurunan tingkat kurs akan menyebabkan nilai

rill masyarakat menurun karena kenaikan tingkat harga-harga secara umum.

Kenaikan tingkat harga akan mengakibatkan menurunnya permintaan masyarakat.

Gejala ini akan direspon oleh perusahaan dengan cara mengurangi biaya

21

pengeluaran atau mengurangi alokasi modal pada investasi. Selain itu, penelitian ini

menggunakan variabel interest rate untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi.

Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan bagian dari upaya investor untuk

meningkatkan pendapatan. Selain itu, diungkapkan bahwa peningkatan modal ke

negara berkembang adalah akibat dari rendahnya tingkat suku bunga negara maju

(Chow, 2008). Oleh karena itu, variabel interest rate dapat menjadi salah satu alasan

masuknya FDI ke suatu kawasan. Penelitian ini juga menggunakan variabel krisis

ekonomi global tahun 2008 untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Terjadinya

krisis global hal ini menyebabkan terjadinya likuiditas dana di negara-negara

penerima modal yang semakin menyusut. Penyusutan dana tersebut terjadi karena

negara-negara maju berupaya untuk mengurangi resiko dari dampak krisis dengan

menarik investasinya dari negara-negara berkembang. Oleh sebab itu, variabel krisis

ekonomi digunakan karena memiliki pengaruh terhadap tingkat FDI di suatu kawasan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

masuknya FDI otomotif di 5 negara ASEAN selama periode 2006-2015 dengan

menggunakan variabel-variabel antara lain jumlah penjualan kendaraan bermotor

dalam negeri, tingkat keterbukaan pasar, jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga

kerja teknologi, interest rate, exchange rate, serta krisis ekonomi tahun 2008.

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian

FDI

PENJUALAN

OPENNESS INDEX

TENAGA KERJA

PRODUKTIVITAS

TEKNOLOGI

INTEREST RATE

EXCHANGE RATE

DUMMY KRISIS

EKONOMI 2008